Anda di halaman 1dari 198

Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.

PENGANTAR ILMU
HUKUM TATA NEGARA
JILID I
Asshiddiqie, Jimly
Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MK RI
Cetakan Pertama, Juli 2006
!i " #$% hlm& %' 2% (m
PENGANTAR ILMU
HUKUM TATA NEGARA
JILID I
TIDAK DIPERJUALBELIKAN
Pener)it
Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi RI
Jakarta, 2006
iii
%* +ukum ,ata -e.ara 2* K/nstitusi
+ak (ipta dilindun.i /leh 0ndan.1undan.
All right reserved
+ak Cipta 2 Jimly Asshiddiqie
Cetakan Pertama, Juli 2006
K/reksi naskah:
Mu(hamad Ali Sa3a4at dan Pan M/hamad 5ai6
Ran(an. Sampul : A)iarsya
setting layout : 7ry SP, M* A6is +akim, Ir!an A*
Indeks : Su)han +ariri
Pener)it:
Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi RI
Jl* Medan Merdeka 8arat -/* 9 Jakarta Pusat %0%%0
,elp* :02%; #<20%9#, #<209$9 7t* 2%#
===*mahkamahk/nstitusi*./*id
iv
+ariri yan. telah mem)uat indeks )uku ini, dan semua
DARI PENERBIT
Pas(a peru)ahan 00> %?'<, Ilmu +ukum ,ata
-e.ara men.alami perkem)an.an yan. san.at pesat*
8er)a.ai peru)ahan ketatane.araan men.haruskan adanya
pen.ka@ian yan. le)ih luas dan mendalam* Apala.i
saat ini n/rma1n/rma terse)ut )erada dalam pr/ses
k/ns/lidasi untuk menyesuaikan sistem aturan dan sistem
kelem)a.aan yan. telah ada dan di)uat se)elum
peru)ahan 00> %?'<*
Pr/ses pelaksanaan n/rma1n/rma dasar dalam
00> %?'< dalam praktik mem)utuhkan =a=asan dan
medan pen.alaman* Aleh karena itu diperlukan perspekti3
keilmuan yan. merupakan su)limasi dari pen.alaman
)er)a.ai ne.ara se)a.ai keran.ka dan alternati3 pilihan
pelaksanaan n/rma1n/rma dasar dalam 00> %?'<*
8erdasarkan pemikiran terse)ut, Sekretariat
Jenderal dan Kepaniteraan MKRI mener)itkan )uku yan.
men@adi pintu masuk untuk mempela@ari Ilmu +ukum
,ata -e.ara ini* 8uku karya 8apak Pr/3* >r* Jimly
Asshiddiqie, S*+* ini terdiri dari Jilid I dan Jilid II yan.
sesun..uhnya merupakan satu kesatuan naskah* >en.an
pener)itan )uku ini diharapkan dapat ikut mendukun.
ter=u@udnya k/nstitusi/nalitas Ind/nesia dan )udaya
sadar )erk/nstitusi*
Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MKRI
men.u(apkan terima kasih kepada Sdr* Mu(hamad Ali
Sa3aBat dan Sdr* Pan M/hammad 5ai6 yan. telah den.an
tekun mem)a(a dan men.edit naskah )uku ini, Sdr* 7ry
Satria Pamun.kas, M* A6is +akim dan Ir!an Aprialdi
yan. telah mem)antu me1lay out )uku ini, Sdr* Su)han
v
pihak yan. turut mem)antu hin..a ter)itnya )uku ini*
Akhirnya, kami sampaikan selamat mem)a(a dan
sem/.a mem)a=a man3aat )a.i perkem)an.an ketata1
ne.araan di Ind/nesia*
Jakarta, Juli 2006
Sekretaris Jenderal
Mahkamah K/nstitusi RI
Janedjri M. Gaffar
vi
mempen.aruhi antara sistem k/nstitusi men@adi suatu
KATA PENGANTAR
Bismilahhirrahmanirrahim,
8uku ini saya persem)ahkan se)a.ai )ahan ka@i1
an )a.i para mahasis=a dan pemula, para d/sen, pemer1
hati hukum, serta para peminat pada umumnya yan. ter1
tarik untuk mempela@ari seluk1)eluk men.enai hukum tata
ne.ara se)a.ai ilmu pen.etahuan hukum* Se)enar1
nya, )anyak )uku yan. sudah ditulis /leh para ahli
men.enai hal ini se)elumnya* Akan tetapi, di sampin.
tidak dimaksudkan se)a.ai )uku teks yan. )ersi3at me1
nyeluruh, pada umumnya )uku1)uku terse)ut ditulis
pada kurun =aktu se)elum re3/rmasi* Aleh karena itu,
)uku1)uku teks yan. sampai sekaran. masih dipakai
se)a.ai pe.an.an dalam perkuliahan hukum tata ne.ara di
)er)a.ai 3akultas hukum di tanah air kita de=asa ini sudah
)anyak yan. ketin..alan 6aman*
8uku1)uku dimaksud dapat dikatakan ketin..al1
an 6aman, karena dua se)a) utama* Pertama, dunia pa1
da umumnya di a)ad ke12% sekaran. ini telah )eru)ah
se(ara san.at mendasar, sehin..a menye)a)kan struktur
dan 3un.si13un.si kekuasaan ne.ara @u.a men.alami per1
u)ahan yan. san.at significant apa)ila di)andin.kan
den.an masa1masa se)elumnya* Peru)ahan1peru)ahan
mendasar itu tidak hanya ter@adi di lapan.an perek/n/1
mian .l/)al, tetapi @u.a di )idan. ke)udayaan dan di
)idan. s/sial p/litik yan. mau tidak mau telah pula
mempen.aruhi 3/rmat dan 3un.si kekuasaan di hampir
semua ne.ara di dunia*
>ikarenakan peru)ahan1peru)ahan yan. )ersi3at
.l/)al atau m/ndial itu, hu)un.an salin. pen.aruh
vii
kenis(ayaan* >ik/t/mi antara nasi/nalisme versus inter1
nasi/nalisme sistem hukum dan k/nstitusi @u.a semakin
tipis )atasan1)atasannya* 8ahkan, karena perkem)an.an
0ni 7r/pa yan. semakin men.uat tin.kat k/hesi dan in1
te.rasinya, maka kedaulatan sistem hukum dan k/nsti1
tusi masin.1masin. ne.ara an../tanya @u.a semakin
(air* Apala.i, se)a.ai aki)at kuat dan luasnya pen.aruh
.el/m)an. li)eralisme di hampir semua ne.ara di dunia,
peran pemerintah dan ne.ara pada umumnya terus me1
nerus dituntut untuk dikuran.i melalui ke)i@akan dem/1
kratisasi, pri!atisasi, dere.ulasi, de)ir/kratisasi, dan pe1
ma@uan hak asasi manusia di semua sekt/r kehidupan*
Aki)atnya, 3/rmat /r.anisasi ne.ara dan 3un.si13un.si
kekuasaan ne.ara @u.a dipaksa /leh keadaan untuk )er1
u)ah se(ara mendasar*
Kedua, setelah era re3/rmasi, -e.ara Kesatuan
Repu)lik Ind/nesia :-KRI; @u.a telah men.alami per1
u)ahan yan. san.at mendasar di hampir semua aspek1
nya* 0ndan.10ndan. >asar -e.ara Repu)lik Ind/nesia
,ahun %?'< se)a.ai hukum dasar dan hukum tertin..i
dalam sistem hukum Ind/nesia telah men.alami per1
u)ahan se(ara )esar1)esaran* Jumlah ketentuan yan.
ter(akup dalam naskah 00> %?'< yan. asli men(akup 9%
)utir ketentuan* Sekaran., setelah men.alami empat kali
peru)ahan dalam satu ran.kaian pr/ses peru)ahan dari
tahun %??? sampai den.an tahun 2002, )utir ketentuan
yan. ter(akup di dalamnya men@adi %?? )utir* >ari ke1
%?? )utir ketentuan itu, hanya 2< )utir ketentuan yan.
)erasal dari naskah asli yan. disahkan /leh Panitia Persi1
apan Kemerdekaan Ind/nesia :PPKI; pada tan..al %$
A.ustus %?'<* Sele)ihnya, yaitu se)anyak %9' )utir
ketentuan, dapat dikatakan merupakan ketentuan yan. )aru
sama sekali*
8anyak pihak yan. merasa ke(e=a atau )ahkan
menentan. peru)ahan se(ara )esar1)esaran dan menda1
viii
sar terse)ut* 8ahkan di kalan.an .uru )esar hukum tata Aleh karena luasnya masalah yan. perlu di)ahas,
ne.ara sendiri )anyak @u.a yan. terli)at dalam .erakan saya sen.a@a mem)a.i dua )uku ini men@adi :i; Pen.an1
p/litik yan. )erusaha untuk men.u)ah atau )ahkan me1 tar Ilmu +ukum ,ata -e.ara, dan :ii; Pen.antar +ukum
n.em)alikan hasil peru)ahan yan. sudah ditetapkan itu ,ata -e.ara Ind/nesia* 8uku pertama adalah pen.antar
ke naskah 00> %?'< yan. asli se)a.aimana disahkan pa1 )a.i ka@ian hukum tata ne.ara pada umumnya se)a.ai
da tahun %?'<* -amun, terlepas dari per)edaan1per)eda1 satu (a)an. ilmu pen.etahuan hukum* Materi )uku per1
an pendapat yan. demikian, naskah 0ndan.10ndan. tama inilah yan. )iasa dise)ut se)a.ai +ukum ,ata -e1
>asar -e.ara Repu)lik Ind/nesia ,ahun %?'< sudah .ara 0mum* Sedan.kan )uku yan. kedua )erkenaan de1
)eru)ah dan peru)ahannya itu sudah disahkan se(ara n.an materi +ukum ,ata -e.ara P/siti3 yan. )erlaku di
k/nstitusi/nal* Aleh karena itu, sekaran. )ukan la.i sa1 Ind/nesia* Aleh karena )anyaknya materi yan. pentin.,
atnya untuk menyatakan setu@u atau tidak setu@u* Akan maka pada 8uku kedua ini @u.a di)eri @udul CPen.antar
tetapi, sekaran. adalah saatnya untuk melaksanakan +ukum ,ata -e.ara Ind/nesiaD, karena si3atnya hanya
se.ala ketentuan 00> %?'< pas(a peru)ahan itu se(ara se)a.ai pen.antar sa@a* Artinya, )a.i mereka yan. )er1
k/nsekuen* minat untuk men.ka@i materi tertentu se(ara le)ih men1
Jikapun per)edaan pendapat yan. ter@adi dapat dalam la.i, perlu mem)a(a )uku yan. tersendiri me1
dikem)an.kan dalam tataran ilmiah, maka tentunya per1 n.enai hal1hal dimaksud* Karena luasnya pem)ahasan
)edaan1per)edaan itu @ustru dapat memperkaya pers1 dalam )uku pertama, maka )uku pertama terse)ut
pekti3 )a.i perkem)an.an ilmu hukum tata ne.ara p/si1 di)a.i men@adi dua Jilid* 8uku ini adalah Jilid I yan.
ti3 di Ind/nesia* Akan tetapi, para jurist dan para (al/n khusus mem)ahas masalah )idan. Ilmu +ukum ,ata
jurist di )idan. hukum tata ne.ara harus pula mema1 -e.ara mulai dari sisi de3inisi, met/de, hin..a pada
hami )ah=a n/rma hukum dasar se)a.ai hukum yan. per.eseran dalam /rientasinya*
tertin..i se)a.aimana tertuan. dalam ketentuan 00> -amun se)enarnya, )uku men.enai apa sa@a yan.
-e.ara Repu)lik Ind/nesia ,ahun %?'< adalah sah dan )erkenaan den.an )uku +ukum ,ata -e.ara, )aik yan.
men.ikat se(ara k/nstitusi/nal se@ak ditetapkan* Aleh )ersi3at umum ataupun yan. )ersi3at p/siti3, san.at tera1
karena itu, sistem hukum dan ketatane.araan Ind/nesia sa masih san.at kuran. di Ind/nesia* ,erle)ih la.i, )uku1
pas(a Peru)ahan 00> %?'< harus pula )eru)ah se(ara )uku yan. sen.a@a dia)dikan untuk mem)ahas hukum
mendasar sesuai den.an tuntutan )aru 00> %?'<* 8er1 tata ne.ara se)a.ai ilmu pen.etahuan di antara sedikit
samaan den.an itu, )uku1)uku teks dan )uku1)uku )uku tentan. hukum tata ne.ara, pada umumnya hanya
pela@aran lainnya yan. )erkenaan den.an sistem hukum mem)ahas men.enai hukum tata ne.ara p/siti3 yan.
dan ketatane.araan Ind/nesia de=asa ini @u.a harus di1 )erlaku di Ind/nesia* San.at sedikit yan. se(ara khusus
u)ah dan disesuaikan se(ara )esar1)esaran pula* Aleh mem)ahas te/ri umum tentan. hukum tata ne.ara* Aleh
se)a) itulah, )uku ini dipersem)ahkan den.an harapan se)a) itu, saya )erusaha men.isi kek/s/n.an terse)ut
a.ar dapat mem)antu para mahasis=a, para d/sen, dan den.an mener)itkan )uku ini se)a.aimana mestinya*
para peminat pada umumnya yan. )erusaha untuk me1 Eahirnya )uku ini tentunya @u.a atas dukun.an
mahami se.ala seluk1)eluk hukum tata ne.ara se)a.ai dan keterli)atan dari )er)a.ai pihak* 0ntuk itu saya
satu (a)an. ilmu pen.etahuan hukum* u(apkan terima kasih kepada seluruh pihak yan. telah
ix x
ikut mem)idani dalam penyusunan )uku ini* 8esar ha1
rapan saya )ah=a kiranya )uku ini dapat di@adikan
se)a.ai salah satu )uku ped/man +ukum ,ata -e.ara
)a.i siapapun* Syukur1syukur )uku ini dapat pula di@a1
dikan se)a.ai )uku pe.an.an )a.i setiap mahasis=a
5akultas +ukum dalam mempela@ari seluk1)eluk ilmu
hukum tata ne.ara*
Sem/.a ,uhan Fan. Maha Kuasa mem)erkati kita
semua* Amiin*
Jakarta, Juli 2006
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.
xi xii
DAFTAR ISI
>ari Pener)it a !
Kata Pen.antar a !ii
>a3tar Isi a iii
BAB I
PENDAHULUAN
A* Eatar 8elakan. a %
8* Ruan. Ein.kup Pem)ahasan a 9
C* Pendekatan Pem)ahasan a $
BAB II
DISIPLIN ILMU
HUKUM TATA NEGARA
A* -e.ara se)a.ai A)@ek
Ilmu Pen.etahuan a %%
8* Ilmu +ukum ,ata -e.ara a %<
%* Peristilahan a %<
2* >e3inisi +ukum ,ata -e.ara a 2#
#* +ukum ,ata -e.ara 5/rmil dan Materiel a #9
'* +ukum ,ata -e.ara 0mum dan
+ukum ,ata -e.ara P/siti3 a #?
<* +ukum ,ata -e.ara Statis dan >inamis a '%
C* Keluar.a Ilmu +ukum Kene.araan a '2
%* Keluar.a Ilmu +ukum Kene.araan
Pada 0mumnya a '2
2* +ukum ,ata -e.ara dan Ilmu P/litik
serta Ilmu S/sial Eainnya a ''
xiii
#* +ukum ,ata -e.ara dan Ilmu -e.ara a '6
'* +ukum ,ata -e.ara dan +ukum
Administrasi -e.ara a <0
<* +ukum ,ata -e.ara dan +ukum
Internasi/nal Pu)lik a 6<
6* Ke(enderun.an +ukum ,ata -e.ara,
+ukum Administrasi -e.ara, dan
+ukum Internasi/nal Pu)lik a 66
>* A)@ek dan Ein.kup Ka@ian
+ukum ,ata -e.ara a 90
7* A)@ek >an Ein.kup Ka@ian
+ukum Administrasi -e.ara a $0
BAB III
KONSTITUSI SEBAGAI OBJEK KAJIAN
HUKUM TATA NEGARA
A* Se@arah K/nstitusi a $?
%* ,ermin/l/.i Klasik: Constitutio, Politeia,
dan Nomoi a $?
2* Garisan Funani Kun/
:Plat/ dan Arist/teles; a ?<
#* Garisan Ci(er/ :R/ma=i Kun/; a %02
'* Garisan Islam: K/nstitusi/nalisme dan
Pia.am a %06
<* Ha.asan M/dern: ,ermin/l/.i K/nstitusi a %%# 8*
8* Arti dan Pen.ertian K/nstitusi a %%?
C* -ilai dan Si3at K/nstitusi a %#<
%* -ilai K/nstitusi a %#<
2* K/nstitusi 5/rmil dan Materiil a %#9
#* Eu=es :Flexible; atau Kaku :Rigid; a %'2
'* K/nstitusi ,ertulis dan ,idak ,ertulis a %'$
>* ,u@uan dan +akikat K/nstitusi a %'?
xiv
BAB IV
SUMBER HUKUM TATA NEGARA
A* Sum)er +ukum ,ata -e.ara a %<%
%* Pen.ertian Sum)er +ukum a %<%
2* Sum)er +ukum ,ata -e.ara a %<$
#* C/nt/h Sum)er +ukum ,ata -e.ara
In..ris a %$2
'* Sum)er +ukum Primer, Sekunder, dan
,ertier a %?#
8* Sum)er +ukum ,ata -e.ara Ind/nesia a %?9
%* Sum)er Materiel dan 5/rmil a %?9
2* Peraturan >asar dan -/rma >asar a %??
#* Peraturan Perundan.1undan.an a 202
'* K/n!ensi Ketatane.araan a 22$
<* ,raktat :Per@an@ian; a 2#0
C* K/n!ensi Ketatane.araan a 2#6
%* +akikat K/n!ensi Ketatane.araan a 2#6
2* Pen.akuan +akim terhadap K/n!ensi
:Judicial Recognition; a 2'?
#* 5un.si K/n!ensi Ketatane.araan a 2<'
'* 8e)erapa C/nt/h K/n!ensi di Ind/nesia a 2<6
BAB V
PENAFSIRAN DALAM HUKUM TATA NEGARA
A* Pena3siran dan Anat/mi
Met/de ,a3sir a 29#
8* +ermeneutika +ukum a #0$
BAB VI
PRAKTIK HUKUM TATA NEGARA
A* Per.eseran Arientasi P/litis ke ,eknis a #%<
8* Eahan Praktik +ukum ,ata -e.ara a #2#
C* Praktik Peradilan ,ata -e.ara a ##2
xv
%* Peradilan ,ata -e.ara a ##2
2* Pen.u@ian K/nstituti/nalitas
0ndan.10ndan. a ##<
#* Sen.keta Ke=enan.an K/nstitusi/nal
Eem)a.a -e.ara a ##6
'* Pem)u)aran Partai P/litik a ##$
<* Perselisihan +asil Pemilu a ##?
6* Pemak6ulan Presiden danIatau
Gakil Presiden a #'%
9* Ke)utuhan akan Sar@ana
+ukum ,ata -e.ara a #'2
>a3tar Pustaka a #'?
>a3tar Indeks a #6?
,entan. Penulis a #99
xvi
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
BAB I hidup* Karena tidak ada /ran. yan. mampu hidup hanya
PENDAHULUAN den.an men.andalkan kemampuan menulis*
Aleh karena itu, )uku yan. )ermutu @u.a men@adi
san.at kuran. @umlahnya* Kata kun(inya tidak lain
adalah )ah=a k/nsumen dan k/nsumsi )uku di masya1
A. Latar Belakang rakat kita masih san.at tipis @umlahnya, sehin..a tidak
dapat men..erakkan r/da industri )uku untuk dapat
,erdapat ti.a hal yan. melatar)elakan.i penu1 tum)uh sehat* 0ntuk itu, se)a.ai se/ran. .uru dalam
lisan )uku ini* Pertama, dunia pustaka di tanah air sa1 pendidikan hukum yan. ke)etulan mendapat keper(a1
n.at miskin den.an )uku1)uku yan. )erisi in3/rmasi yaan men@adi Ketua Mahkamah K/nstitusi, di ten.ah ke1
yan. luas dan mendalam den.an perspekti3 yan. )ersi3at si)ukan ker@a sehari1hari, saya merasa )ertan..un.
alternati3* In3/rmasi dan hasil analisis kritis men.enai @a=a) se(ara m/ral untuk terus menulis )uku untuk
)er)a.ai s/al dalam )idan. ilmu hukum tata ne.ara kepentin.an mahasis=a dan masyarakat peminat lain1
dalam )uku ini merupakan alternati3 pilihan terhadap nya*
semua )uku dan karya yan. sudah ada selama ini* Ka1 Ketiga, perkem)an.an ketatane.araan Ind/nesia
dan.1kadan. )uku1)uku yan. tersedia hanyalah )uku sendiri sesudah ter@adinya re3/rmasi nasi/nal se@ak ta1
yan. )erisi kumpulan peraturan perundan.1undan.an di hun %??$ yan. kemudian diikuti /leh ter@adinya Peru)a1
)idan. p/litik dan ketatane.araan den.an tam)ahan han 00> %?'< se(ara san.at mendasar se)anyak empat
k/mentar dan (atatan yan. ser)a sumir, tanpa keda1 kali, yaitu pada tahun %???, 2000, 200%, dan 2002, telah
laman analisis den.an )er)asis te/ri1te/ri yan. telah men.u)ah se(ara mendasar pula (etak )iru :blue-print;
)erkem)an. pesat di lin.kun.an ne.ara1ne.ara ma@u* ketatane.araan Ind/nesia di masa yan. akan datan.*
Aleh karena itu, )uku den.an kedalaman pen.ertian ten1 Aleh karena itu, diperlukan )anyak )uku )aru yan.
tan. )er)a.ai aspek ilmiah tentan. hukum tata ne.ara dapat men..am)arkan perspekti31perspekti3 )aru itu,
sun..uh diperlukan* tidak sa@a di dunia te/ri, tetapi @u.a di )idan. hukum
Kedua, dari se.i @umlahnya, )uku1)uku yan. ter1 p/siti3 yan. sekaran. )erlaku*
sedia di perpustakaan dan di t/k/ )uku @u.a san.at ter1 Sampai sekaran., pemasyarakatan 00> %?'<
)atas* Aleh se)a) itu, di)utuhkan le)ih )anyak )uku pas(a Peru)ahan Keempat relati3 masih san.at ter)atas*
untuk mend/r/n. penin.katan pen.ka@ian1pen.ka@ian Padahal, isinya telah men.alami peru)ahan le)ih dari
yan. le)ih intensi3 /leh para mahasis=a dan peminat #00 persen* Se)a.ai .am)aran, se)elum diadakan Peru1
masalah ketatane.araan* )ahan, naskah 00> %?'< )erisi 9% )utir ketentuan ayat
8udaya )a(a di kalan.an masyarakat kita san.at1 atau pasal* Akan tetapi sekaran., setelah men.alami '
lah lemah, dan demikian pula )udaya menulis @u.a sa1 :empat; kali peru)ahan, ketentuan yan. terkandun. di
n.at ter)atas, apala.i untuk men@adi penulis )uku1)uku dalamnya men@adi %?? )utir* >ari rumusan ketentuan
yan. )ermutu* Men@adi penulis yan. )aik sa@a pun yan. asli, hanya tersisa 2< )utir sa@a yan. sama sekali
sekaran. ini )elumlah dapat di@adikan andalan untuk tidak )eru)ah* Sedan.kan sele)ihnya, yaitu %9' )utir,
sama sekali merupakan )utir1)utir ketentuan )aru dalam
% 2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
00> -e.ara Repu)lik Ind/nesia ,ahun %?'<* Artinya, serin. ter@e)ak dalam kein.inannya sendiri men.enai
meskipun namanya masih men..unakan nama lama de1 apa yan. semestinya diatur, )ukan apa yan. dikehendaki
n.an pene.asan kem)ali den.an nama resmi C0ndan.1 /leh peraturan itu sendiri* Para sar@ana hukum kita (en1
0ndan. >asar -e.ara Repu)lik Ind/nesia ,ahun %?'<D, derun. )ersikap se)a.ai p/litisi hukum daripada )er1
tetapi isinya sudah le)ih dari #00 persen )aru* 0ntun.1 sikap se)a.ai jurist* Perhatian para sar@ana hukum ke)a1
lah )ah=a pem)ukaannya tidak men.alami peru)ahan, nyakan tertu@u kepada p/litik hukum :legal policy; dari1
dan naskah standar yan. di@adikan pe.an.an dalam pada n/rma hukum itu sendiri* Para sar@ana hukum,
melakukan peru)ahan itu adalah naskah 00> %?'< se1 apala.i di kalan.an akti!is di lapan.an, para ad!/kat,
)a.aimana >ekrit Presiden < Juli %?<?* >en.an demi1 ataupun para d/sen yan. terli)at akti3 se)a.ai pen.amat,
kian, meskipun isinya sudah men.alami peru)ahan le)ih (enderun. )ertindak se)a.ai sar@ana patri/tis yan. in.in
dari #00 persen, tetapi @i=anya tetap @i=a pr/klamasi, memper@uan.kan nilai a.ar dapat turut memper)aiki
dan /risinalitas ide/l/.inya tetap terpelihara sesuai nas1 hukum*
kah aslinya yan. di=arisi dari tahun %?'<* Ke(enderun.an demikian )iasanya di)un.kus
-amun, se)a.ai aki)at dari peru)ahan yan. pula /leh alasan yan. )ersi3at pseud/1ilmiah, den.an
san.at mendasar dan )ersi3at )esar1)esaran itu, tidak mendasarkan diri pada te/ri1te/ri ilmiah yan. se(ara
ada @alan lain, harus ada upaya )ersen.a@a untuk salah kaprah diper.unakan* Misalnya, dikatakan )ah=a
menye)arluaskan pen.ertian1pen.ertian )aru dalam sar@ana hukum tidak )/leh )erpikir d/.matis1p/siti1
00> %?'<, terutama di kalan.an para (al/n ahli hukum !istik, atau sar@ana hukum sudah seharusnya men.u1
sendiri, yaitu para mahasis=a hukum di seluruh tanah tamakan perasaan keadilan yan. hidup dalam masya1
air* 0ntuk itu, penulisan )uku ini termasuk dalam rakat, sehin..a tidak perlu terpaku kepada )unyi teks*
ran.ka ke)utuhan yan. amat mendesak men.enai pe1 Padahal, ukuran perasaan keadilan itu san.at relati3 dan
masyarakatan kesadaran akan k/nstitusi C)aruD In1 (enderun. menye)a)kan penerapan hukum men@adi sa1
d/nesia, yaitu 00> -e.ara Repu)lik Ind/nesia ,ahun n.at dipen.aruhi /leh 3akt/r13akt/r kekuatan p/litik ma1
%?'< pas(a peru)ahan* 8anyak kalan.an d/sen dan @/ritarian*
)ahkan )anyak pula para .uru )esar hukum tata ne.ara Apa)ila dipandan. dari se.i ke)utuhan akan
sendiri serta para ahli hukum pada umumnya yan. pem)aruan hukum di ne.ara kita yan. de=asa ini sedan.
)elum sun..uh1sun..uh memahami pen.ertian1pen.er1 )eru)ah men@adi le)ih dem/kratis dan )erkeadilan, hal
tian )aru dalam su)stansi peru)ahan yan. ter@adi dalam itu tentu merupakan 3en/mena yan. )aik dan p/siti3*
0ndan.10ndan. >asar -e.ara Repu)lik Ind/nesia ,a1 0paya melakukan per/m)akan memerlukan sikap kritis
hun %?'<* dari )anyak kalan.an, terutama dari kalan.an para ahli
Ea.i pula, di kalan.an para sar@ana hukum Ind/1 hukum sendiri* -amun, ke)iasaan sema(am itu @ika
nesia se@ak dulu, terdapat pula ke)iasaan )uruk men.e1 tidak terkendali, @ustru dapat menye)a)kan ter@adinya
nai (ara )erpikir p/litis tentan. hukum* Para sar@ana hu1 desta)ilisasi dan disharm/ni dalam diskursus pu)lik
kum serin. )erpikir men.enai apa yan. ia in.inkan de1 :public discourse; yan. pada .ilirannya menye)a)kan
n.an suatu ketentuan hukum, )ukan apa yan. diin.in1 semakin ka(aunya terti) hukum nasi/nal kita*
kan /leh perumusan n/rma hukum itu sendiri* Aran.
# '
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
>emikian pula dalam memahami ketentuan un1 n.ertian1pen.ertian lama yan. sudah tidak (/(/k la.i
dan.1undan. dasar, sar@ana hukum )anyak yan. tidak untuk di@adikan pe.an.an ilmiah*
)erusaha memahami apa yan. terkandun. di dalam Misalnya sa@a, te/ri men.enai susunan /r.anisasi
00> %?'<, melainkan men.a@ukan pikirannya sendiri ne.ara yan. selama )era)ad1a)ad dipahami terdiri atas
yan. seharusnya ada dalam 00> %?'<* Pikiran dan ha1 ti.a kemun.kinan )entuk, yaitu ne.ara kesatuan :uni-
rapannya itulah yan. di@adikan )ahan dalam memahami tary state atau eenheidsstaat;, ne.ara serikat atau 3ede1
apa yan. diatur dalam pasal1pasal 00> %?'<* Aki)atnya, ral :bondstaat;, dan ne.ara k/n3ederasi :confederation;*
yan. )erkem)an. di antara para ahli hukum )ukanlah Sekaran. kita menyaksikan ter)entuknya =adah 0ni
pen.ertian1pen.ertian yan. terkandun. di dalam 7r/pa :European Union; di antara ne.ara1ne.ara 7r/pa
rumusan1rumusan naskah 00> %?'<, melainkan apa 8ersatu yan. dari =aktu ke =aktu terus men.uat dera@at
yan. mereka setu@u atau yan. mereka in.in untuk inte.rasinya men@adi suatu k/munitas kene.araan yan.
dirumuskan dalam naskah 00> %?'<* sama sekali tidak dapat dikate./rikan se)a.ai salah satu
+al inilah se)enarnya yan. mem)edakan se/ran. dari keti.a )entuk susunan /r.anisasi ne.ara terse)ut di
ilmu=an hukum dari se/ran. p/litisi hukum* -/rma hu1 atas*
kum )a.i jurist dan ilmu=an hukum adalah apa adanya Kelima, se)a.ai aki)at dari .el/m)an. .l/)alisasi
:das sein;, sedan.kan )a.i para p/litisi hukum me1 ek/n/mi dan ke)udayaan umat manusia, meluas pula
rupakan n/rma yan. seharusnya :das sollen;* Para jurist hu)un.an salin. pen.aruh mempen.aruhi men.enai
le)ih men.utamakan n/rma hukum yan. men.ikat atau p/la1p/la kehidupan )erne.ara dan aspek1aspek ketata1
ius constitutum, sedan.kan para p/litisi hukum le)ih ne.araan di )er)a.ai ne.ara, sehin..a hukum tata ne1
menekankan ius constituendum atau hukum yan. di(ita1 .ara se)a.ai )idan. ilmu pen.etahuan @u.a tidak la.i
(itakan* Ke)iasaan demikian itu pada .ilirannya dapat terkun.kun. dalam ruan.1ruan. nasi/nalisme n/rma
semakin mempersulit upaya kita untuk memasya1 k/nstitusi masin.1masin. ne.ara* Para mahasis=a hu1
rakatkan kesadaran dan menye)arluaskan pen.ertian1 kum harus menan.kap pula ke(enderun.an )aru dimana
pen.ertian )aru dalam 0ndan.10ndan. >asar %?'< pas1 hukum tata ne.ara se)a.ai )idan. hukum yan. )ersi3at
(a Peru)ahan Pertama, Kedua, Keti.a, dan Peru)ahan internal suatu ne.ara mulai menyatu atau setidaknya
Keempat* salin. pen.aruh mempen.aruhi den.an )idan. ka@ian
Keempat, keadaan dunia de=asa ini @u.a telah hukum internasi/nal pu)lik* +ukum tata ne.ara meluas
men.alami peru)ahan yan. san.at pesat dan mendasar, dari sempitnya /rientasi selama ini yan. hanya )ersi3at
apa)ila di)andin.kan den.an keadaan di masa1masa lalu internal ke arah /rientasi eksternal, sehin..a ilmu hu1
pada a)ad ke120* Kehidupan kene.araan di seluruh du1 kum tata ne.ara di sampin. harus dipela@ari se)a.ai )i1
nia de=asa ini @u.a )eru)ah den.an san.at 3undamental dan. ilmu hukum tata ne.ara p/siti3, @u.a harus
sehin..a te/ri1te/ri dan k/nsep1k/nsep hukum yan. dipela@ari se)a.ai )idan. ilmu hukum tata ne.ara umum*
)erlaku di masa lalu @u.a )anyak yan. men@adi tidak +ukum tata ne.ara p/siti3 hanya )erkisar kepada
rele!an la.i den.an ke)utuhan 6aman sekaran.* >emi1 n/rma1n/rma hukum dasar yan. )erlaku di satu ne.ara,
kian pula halnya den.an )idan. hukum tata ne.ara, sedan.kan hukum tata ne.ara umum mempela@ari @u.a
)anyak sekali k/nsep1k/nsep )aru yan. mun(ul dan pe1 3en/mena hukum tata ne.ara pada umumnya* +ukum
< 6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
,ata -e.ara P/siti3 hanya mempela@ari hukum yan. mendalam men.enai )er)a.ai aspek hukum tata ne.ara
)erlaku di Ind/nesia sa@a de=asa ini* ,etapi +ukum ,ata se)a.ai )idan. ilmu pen.etahuan hukum* >i dalamnya
-e.ara 0mum mempela@ari .e@ala1.e@ala ilmiah hukum dapat sa@a ter(akup pula aspek1aspek hukum tata ne.ara
tata ne.ara pada umumnya* Aleh karena itu, @udul yan. p/siti3 yan. )erlaku di Ind/nesia, tetapi hal itu )ukanlah
dipilih untuk )uku ini )ukanlah CPen.antar +ukum ,ata men@adi muatan utamanya*
-e.ara Ind/nesiaD, melainkan CPen.antar Ilmu +ukum Se)a.ai )uku Pen.antar, maka tentulah tidak se1
,ata -e.araD sa@a* mua aspek pen.antar itu akan diuraikan di sini* >alam
)uku ini, hanya diuraikan )e)erapa aspek pem)ahasan
B. Ruang Lingkup Pembahasan yan. )erkenaan den.an :i; disiplin ilmu hukum tata
ne.ara se)a.ai salah satu (a)an. ilmu pen.etahuan hu1
8uku ini dimaksudkan se)a.ai )a(aan )a.i maha1 kum kene.araan, :ii; .a.asan umum tentan. k/nstitusi,
sis=a Strata1% dan para pemula yan. in.in men.etahui :iii; sum)er1sum)er hukum tata ne.ara atau the laws of
men.enai .aris )esar ruan. lin.kup ilmu pen.etahuan the constitution, :i!; k/n!ensi ketatane.araan atau the
hukum yan. dinamakan ilmu +ukum ,ata -e.ara* Aleh conventions of the constitution, dan :!; met/de1met/de
karena itu )uku ini di)eri @udul CPen.antar Ilmu +ukum pena3siran yan. dikenal dalam hukum tata ne.ara& serta
,ata -e.araD* >ari @udul ini, pertama dapat diketahui :!i; )er)a.ai aspek men.enai praktik hukum tata ne.ara*
)ah=a )uku ini hanyalah merupakan )a.ian pen.antar >en.an demikian, dalam )uku ini, )elum
untuk pen.ka@ian yan. le)ih mendalam men.enai ilmu diuraikan men.enai pers/alan1pers/alan p/k/k yan.
hukum tata ne.ara* Artinya, yan. di)ahas dalam )uku ini )iasa di)ahas dalam ilmu hukum tata ne.ara, seperti
)arulah kulit atau hal1hal yan. )elum merupakan su)1 )entuk dan susunan /r.anisasi ne.ara, 3un.si13un.si
stansi p/k/k ilmu hukum tata ne.ara itu* Pada @ilid I ini kekuasaan le.islati3, eksekuti3, dan yudisial, sistem
)elum di)ahas men.enai prinsip1prinsip dasar dalam kepartaian dan pemilihan umum, ke=ar.ane.araan, dan
hukum tata ne.ara seperti k/nsep pem)atasan ke1 se)a.ainya* Pada saatnya, hal1hal yan. dimaksud itu
kuasaan dan implikasinya terhadap struktur kekuasaan akan di)ahas dalam Jilid II*
yan. )iasanya di)a.i dalam (a)an.1(a)an. le.islati3,
eksekuti3, dan yudisial, yan. akan di)ahas pada @ilid II* C. Pendekatan Pembahasan
8uku ini )enar1)enar )aru )ersi3at pen.antar ke arah
studi yan. le)ih mendalam men.enai materi ilmu hukum >alam menyusun )uku ini, penulis san.at me1
tata ne.ara itu* nyadari )ah=a )anyak )uku1)uku teks yan. )iasa
Kedua, dalam @udul ini, @u.a ter.am)ar )ah=a isi dipakai sehari1hari se)a.ai )uku =a@i) /leh mahasis=a
)uku ini merupakan pen.antar terhadap ka@ian ilmu dan d/sen hukum di tanah air kita, )anyak yan. sudah
hukum tata ne.ara yan. )ersi3at umum, yan. tidak ha1 ketin..alan atau obsolete* Akan tetapi, saya sendiri tidak
nya ter)atas kepada hukum tata ne.ara p/siti3, dalam ar1 )ermaksud meniadakan atau mena3ikan sum)an.an ya1
ti hukum tata ne.ara Ind/nesia yan. de=asa ini sedan. n. telah di)erikan /leh )uku1)uku terse)ut se)elumnya*
)erlaku* Aleh karena itu, lin.kup pem)ahasan dalam 8uku1)uku lama itu menurut saya masih tetap )er.una
)uku ini )ersi3at men.antarkan studi yan. le)ih luas dan
9 $
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
dan )a.i mereka yan. memilikinya masih tetap dapat
men..unakannya se)a.ai )ahan per)andin.an*
Misalnya sa@a, di lin.kun.an 5akultas +ukum
0ni!ersitas Ind/nesia, )uku karya M/hammad Kusnardi
dan +armaily I)rahim :keduanya sudah almarhum;
den.an @udul CPen.antar +ukum ,ata -e.ara Ind/nesiaD
masih terus dipakai se)a.ai )uku pe.an.an mahasis=a
sampai sekaran.* Isinya @elas sudah san.at )anyak ke1
tin..alan, tetapi tetap pentin. untuk di@adikan pe.an.an
)a.i d/sen dan mahasis=a* 8ahkan, /leh se)a) itu, )uku
ini @u.a ditulis den.an )erpat/kan pada apa yan. ditulis
/leh M/h* Kusnardi dan +armaily I)rahim terse)ut*
>en.an demikian, )uku teks yan. lama ini tidak perlu se1
luruhnya dihapuskan, karena )anyak )a.ian yan. masih
tetap dapat dipakai sampai sekaran.*
+anya sa@a, @ika )uku teks lama ini di)a(a tanpa
dilen.kapi den.an )uku )aru, pemahaman pem)a(anya
dapat ter.elin(ir kepada kesalahan 3atal* 8anyak sekali
pen.ertian1pen.ertian )aru yan. telah )eru)ah se(ara
3undamental )aik karena pen.aruh peru)ahan .l/)al,
nasi/nal, re.i/nal, maupun peru)ahan yan. )ersi3at l/1
kal* Semua itu memerlukan keteran.an1keteran.an dan
pen@elasan1pen@elasan )aru yan. hanya dapat di)a(a da1
lam )uku1)uku yan. )aru pula*
>i sampin. itu, pem)ahasan dalam )uku ini tidak
dilakukan semata1mata se(ara n/rmati3 ataupun menu1
rut peraturan hukum p/siti3, melainkan melalui des1
kripti31analitis* Pem)ahasan dilakukan melalui pendes1
kripsian pendapat ahli men.enai pers/alan yan. di)ahas
den.an (/nt/h1(/nt/h yan. dipraktikkan di )er)a.ai ne1
.ara* 8aru setelah itu, pem)ahasan dikaitkan pula de1
n.an pen.alaman praktik ketatane.araan di Ind/nesia*
? %0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
BAB II
DISIPLIN ILMU HUKUM TATA NEGARA
A. Negara Sebagai Objek Ilmu Pengetahuan
-e.ara merupakan .e@ala kehidupan umat ma1
nusia di sepan@an. se@arah umat manusia* K/nsep ne.ara
)erkem)an. mulai dari )entuknya yan. palin. sederhana
sampai ke yan. palin. k/mpleks di 6aman sekaran.*
Se)a.ai )entuk /r.anisasi kehidupan )ersama dalam
masyarakat, ne.ara selalu men@adi pusat perhatian dan
/)yek ka@ian )ersamaan den.an )erkem)an.nya ilmu
pen.etahuan umat manusia* 8anyak (a)an. ilmu pen.e1
tahuan yan. men@adikan ne.ara se)a.ai /)@ek ka@iannya*
Misalnya, ilmu p/litik, ilmu ne.ara, ilmu hukum ke1
ne.araan, ilmu +ukum ,ata -e.ara, +ukum Ad1
ministrasi -e.ara, dan ilmu Administrasi Pemerintahan
:Public Administration;, semuanya men@adikan ne.ara
se)a.ai pusat perhatiannya*
-amun demikian, apa se)enarnya yan. diartikan
/ran. se)a.ai ne.ara tentulah tidak mudah untuk di1
de3inisikan* Meskipun diakui merupakan istilah yan. su1
lit dide3inisikan, A* +//d Phillips, Paul Ja(ks/n, dan Pa1
tri(ia Ee/p/ld men.artikan ne.ara atau state se)a.ai:
CAn independent political society occupying a defined
territory, the members of which are united together for
the purpose of resisting external force and the preser-
vation of internal order.
%
>ikatakan pula /leh Phillips, Ja(ks/n, dan
Ee/p/ld:
1
O. Hood Phillips, Paul Jackson and Patricia Leopold, Constitutional and
Administrative Law, 8th edition, London! "weet and #axwell, $%%1&, hal. '.
%%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
CNo independent political society can be termed as state
unless it professes to exercise both these functions; but no
modern state of any importance contents itself with this
narrow range of activity. As civilisationm becomes more
complex, population increases and social conscience
arises, the needs of the governed call for incresed
attention; taxes have to be livied to meet these needs;
justice must be administered, commerce regulated,
educational facilities and many other social services
providedD*
2
Selan@utnya dikemukakan @u.a /leh keti.a
sar@ana In..ris terse)ut:
CA fully developed modern state is expected to deal with a
vast mass of social problems, either by direct activity or
by supervision, or regulation. In order to carry out these
functions, the state must have agents or organs through
which to operate. The appointment or establishment of
these agents or organs, the general nature of their
functions and powers, their relations inter and between them
and the private citizen, form a large part of the constitution
of a stateD*
#
Se(ara sederhana, /leh para sar@ana serin. diurai1
kan adanya ' :empat; unsur p/k/k dalam setiap ne.ara,
'
yaitu :i; a definite territory, :ii; population, :iii; a
Government, dan :i!; Sovereignity*

-amun demikian,
untuk men.uraikan pen.ertian ne.ara dalam tataran
yan. le)ih 3il/s/3is, dapat pula meru@uk kepada pendapat
+ans Kelsen dalam )ukunya CGeneral Theory of Law
and StateD*
<
yan. men.uraikan pandan.annya tentan.
$ ()id., hal. '*+.
, ()id., hal. +.
' A. Appadorai, -he "u)stance o. Politics, (ndia! Ox.ord /niversit0 Press,
$%%+&, hal. 11.
+ Hans 1elsen, 2eneral -heor0 o. Law and "tate, 3ew 4ork! 5ussel and
5ussel, 1671&, hal. 188*161.
%2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
ne.ara atau state a juristic entity dan state as a politi-
cally organized society atau state as power* 7lemen
ne.ara menurut Kelsen men(akup: :i; The Territory of
the State, seperti men.enai pem)entukan dan pem)u1
)aran ne.ara, serta men.enai pen.akuan atas ne.ara dan
pemerintahan&
6
:ii; Time Element of the State, yaitu =ak1
tu pem)entukan ne.ara yan. )ersan.kutan; :iii; The
People of the State, yaitu rakyat ne.ara yan. )ersan.1
kutan& :i!; The Competence of the State as the Material
Sphere of Validity of the National Legal Order, misalnya
yan. )erkaitan den.an pen.akuan internasi/nal& :!;
Conflict of Laws, pertentan.an antar tata hukum& :!i; The
so-called Fundamental Rights and Duties of the States,
s/al @aminan hak dan ke)e)asan asasi manusia& dan :!ii;
The Power of the State, aspek1aspek men.enai kekuasaan
ne.ara*
9
-e.ara se)enarnya merupakan k/nstruksi yan.
di(iptakan /leh umat manusia :human creation; tentan.
p/la hu)un.an antar manusia dalam kehidupan )erma1
syarakat yan. di/r.anisasikan sedemikian rupa untuk
maksud memenuhi kepentin.an dan men(apai tu@uan
)ersama* Apa)ila perkumpulan /ran. )ermasyarakat itu
di/r.anisasikan untuk men(apai tu@uan se)a.ai satu unit
pemerintahan tertentu, maka perkumpulan itu dapat
dikatakan di/r.anisasikan se(ara p/litik, dan dise)ut
body politic atau ne.ara :state; se)a.ai a society politi-
cally organized*
$
-e.ara se)a.ai body politic itu /leh ilmu ne.ara
dan ilmu p/litik sama1sama di@adikan se)a.ai /)@ek uta1
7
Pen8akuan atas suatu ne8ara meliputi persoalan reco8nition o. a communit0
as a state, pen8akuan de .acto atau de 9ure, pen8akuan den8an kekuatan
0an8 )ersi.at retroakti., pen8akuan melalui penerimaan oleh or8anisasi P::,
pen8akuan terhadap pemerintahan dan pen8akuan terhadap insur8ents se)a*
8ai a )elli8erent power. ()id. hal. $$1*$,1.
;
()id., hal. $%;*$7;.
8
Appadorai, Op. Cit., hal. ,.
%#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
ma ka@iannya* Sementara, ilmu +ukum ,ata -e.ara
men.ka@i aspek hukum yan. mem)entuk dan yan. di1
)entuk /leh /r.anisasi ne.ara itu* Ilmu p/litik melihat
ne.ara se)a.ai a political society den.an memusatkan
perhatian pada 2 :dua; )idan. ka@ian, yaitu te/ri p/litik
:political theory; dan /r.anisasi p/litik (political organi-
zation)* Ilmu P/litik se)a.ai )a.ian dari ilmu s/sial le)ih
memusatkan perhatian pada ne.ara se)a.ai realitas
p/litik* Seperti dikatakan /leh M*H* Clarke:
... politics can only be understood through the bahaviour
of its participants and that this behaviour is determined
by social forces: social, economic, racial factions, etcD*
?
Ilmu p/litik hanya dapat dimen.erti melalui peri1
laku para partisipannya yan. ditentukan /leh kekuatan1
kekuatan s/sial, ek/n/mi, kel/mp/k1kel/mp/k rasial,
dan se)a.ainya* Ee)ih lan@ut, Clarke menyatakan )ah=a
le.alisme itu )ersi3at redundant dalam studi ilmu p/litik,
tetapi )ah=a the rules of the constitution dan, le)ih pen1
tin. la.i, struktur1struktur instituti/nal pemerintahan
ne.ara, )ukanlah hal yan. rele!an untuk dipers/alkan
dalam ilmu p/litik* Struktur kelem)a.aan ne.ara itu,
menurut Clarke, tidak mempunyai pen.aruh yan. )erarti
perilakulah yan. men@adi su)@ek utama dalam ilmu p/1
litik* %0 Aran. )/leh menerima )e.itu sa@a pendapat
Clarke ini dalam keran.ka studi ilmu p/litik, tetapi di
lin.kun.an ne.ara1ne.ara yan. sedan. )erkem)an.,
)anyak studi ilmu s/sial lainnya yan. @ustru menun@uk1
kan .e@ala yan. se)aliknya, yaitu )ah=a peranan institusi
6 Pen8antar #.2. Clarke se)a8ai editor )uku C.<. "tron8, #odern Political
Constitutions! An (ntroduction to the Comparative "tud0 o. -heir Histor0
and =xistin8 <orms, London! "id8wick > Jackson, 16;,&, hal.xvi.
1%
()id. ?@hat the0 are sa0in8 is not 9ust that le8alism is redundant in the
stud0 o. politics, )ut that the rules o. the constitution and, more important,
the institutional structures o. 8overnment, are irrelevant )ecause the0 donAt
si8ni.icantl0 a..ect that )ehaviour which is the onl0 su)9ect worth0 o. stud0B.
%'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
kene.araan itu @ustru san.at si.ni3ikan pen.aruhnya
terhadap perilaku p/litik =ar.a masyarakat*
8a.i disiplin ilmu p/litik, pendapat Clarke itu
tidak aneh* 8ahkan, R/)ert >ahl dalam )ukunya CPre-
face to Democratic TheoryD :%?<6; @u.a menyatakan
)ah=a )a.i para ilmu=an s/sial yan. le)ih pentin.
adalah social not constitutional*
%%
Ilmu p/litik le)ih
men.utakan dinamika yan. ter@adi dalam masyarakat
daripada n/rma1n/rma yan. tertuan. dalam k/nstitusi
ne.ara* +al itu tentunya san.at )er)eda dari ke1
(enderun.an yan. terdapat dalam ilmu hukum, khu1
susnya ilmu hukum tata ne.ara :constitutional law;*
>alam studi ilmu hukum tata ne.ara :the study of the
constitution atau constitutional law;, yan. le)ih di1
utamakan @ustru adalah n/rma hukum k/nstitusi yan.
)iasanya tertuan. dalam naskah undan.1undan. dasar*
>i situlah letak per)edaan mendasar antara ilmu +ukum
,ata -e.ara dari ilmu p/litik*
B. Ilmu Hukum Tata Negara
1. Peristilahan
Ilmu +ukum ,ata -e.ara adalah salah satu
(a)an. ilmu hukum yan. se(ara khusus men.ka@i
pers/alan hukum dalam k/nteks kene.araan* Kita me1
masuki )idan. hukum tata ne.ara, menurut Gir@/n/
Pr/d@/dik/r/, apa)ila kita mem)ahas n/rma1n/rma hu1
kum yan. men.atur hu)un.an antara su)@ek hukum
/ran. atau )ukan /ran. den.an sekel/mp/k /ran. atau
)adan hukum yan. )er=u@ud ne.ara atau )a.ian dari
ne.ara*
%2
>alam )ahasa Peran(is, hukum tata ne.ara
dise)ut Droit Constitutionnel atau dalam )ahasa In..ris
11
5o)ert A. Cahl, Pre.ace to Cemocratic -heor0, Chica8o! /niversit0 o.
Chica8o Press, 16+7&, hal. 8,.
1$
@ir9ono Prod9odikoro, Asas*Asas Hukum -ata 3e8ara di (ndonesia, cet.
keenam, Jakarta! Cian 5ak0at, 1686&, hal. $.
%<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
dise)ut Constitutional Law* >alam )ahasa 8elanda dan
Jerman, hukum tata ne.ara dise)ut Staatsrecht, tetapi
dalam )ahasa Jerman serin. @u.a dipakai istilah verfas-
sungsrecht :hukum tata ne.ara; se)a.ai la=an perkataan
verwaltungsrecht :hukum administrasi ne.ara;*
>alam )ahasa 8elanda, untuk perkataan hukum
tata ne.ara @u.a )iasa diper.unakan istilah staatsrecht
atau hukum ne.ara :state law)* >alam istilah staatsrecht
itu terkandun. 2 :dua; pen.ertian, yaitu staatsrecht in
ruimere zin :dalam arti luas;, dan staatsrecht in engere
zin :dalam arti sempit;* Staatsrecht in engere zin atau
+ukum ,ata -e.ara dalam arti sempit itulah yan. )iasa1
nya dise)ut +ukum ,ata -e.ara atau Verfassungsrecht
yan. dapat di)edakan antara pen.ertian yan. luas dan
yan. sempit* +ukum ,ata -e.ara dalam arti luas :in
ruimere zin; men(akup +ukum ,ata -e.ara :verfas-
sungsrecht; dalam arti sempit dan +ukum Administrasi
-e.ara :verwaltungsrecht;*
%#
Pr/3* >r* >@/k/s/et/n/ le)ih menyukai pen.1
.unaan verfassungslehre daripada verfassungsrecht*
>alam )er)a.ai kuliahnya yan. dikumpulkan /leh salah
se/ran. mahasis=anya, yaitu +arun Alrasid, pada tahun
%?<?,
%'
dan diter)itkan pertama kali pada tahun %?$2,
>@/k/s/et/n/ )erusaha men.am)il @alan ten.ah antara
Carl S(hmitt yan. menulis )uku Verfassungslehre dan
+ermann +eller den.an )ukunya Staatslehre* Istilah
yan. tepat untuk +ukum ,ata -e.ara se)a.ai ilmu :con-
stitutional law; adalah Verfassungslehre atau te/ri k/ns1
titusi* Verfassungslehre inilah yan. nantinya akan men1
@adi dasar untuk mempela@ari verfassungsrecht, teru1
1,
#oh. 1usnardi dan Harmail0 ()rahim, Pen8antar Hukum -ata 3e8ara
(ndonesia, cet. kelima, Jakarta! Pusat "tudi Hukum -ata 3e8ara <akultas
Hukum /niversitas (ndonesia, 168,&, hal. $$.
1'
C9okosoetono, Hukum -ata 3e8ara, Himpunan oleh Harun Alrasid,
Jakarta! 2halia (ndonesia, 168$&.
%6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
tama men.enai hukum tata ne.ara dalam arti p/siti3,
yaitu hukum tata ne.ara Ind/nesia*
Istilah C+ukum ,ata -e.araD dapat dian..ap
identik den.an pen.ertian C+ukum K/nstitusiD yan.
merupakan ter@emahan lan.sun. dari perkataan Consti-
tutional Law :In..ris;, Droit Constitutionnel :Peran(is;,
Diritto Constitutionale :Italia;, atau Verfassungsrecht
:Jerman;* >ari se.i )ahasa, istilah Constitutional Law
dalam )ahasa In..ris meman. )iasa diter@emahkan se1
)a.ai C+ukum K/nstitusiD* -amun, istilah C+ukum ,ata
-e.araD itu sendiri @ika diter@emahkan ke dalam )ahasa
In..ris, nis(aya perkataan yan. dipakai adalah Con-
stitutional Law*
%<
Aleh karena itu, +ukum ,ata -e.ara
dapat dikatakan identik atau dise)ut se)a.ai istilah lain
)elaka dari C+ukum K/nstitusiD*
%6
>i antara para ahli hukum, ada pula yan. )er1
usaha mem)edakan kedua istilah ini den.an me1
n.an..ap )ah=a istilah +ukum ,ata -e.ara itu le)ih
luas (akupan pen.ertiannya dari pada istilah +ukum
K/nstitusi* +ukum K/nstitusi dian..ap le)ih sempit
karena hanya mem)ahas hukum dalam perspekti3 teks
undan.1undan. dasar, sedan.kan +ukum ,ata -e.ara
tidak hanya ter)atas pada undan.1undan. dasar*
Pem)edaan ini se)enarnya ter@adi karena kesalahan
dalam men.artikan perkataan k/nstitusi :verfassung; itu
sendiri yan. seakan1akan diidentikkan den.an undan.1
undan. dasar :gerundgesetz;* Karena kekeliruan ter1
1+
Lihat dan )andin8kan "ri "oemantri, "usunan 1etatane8araan #enurut
//C 16'+ dalam 1etatane8araan (ndonesia Calam 1ehidupan Politik
(ndonesia, Jakarta! "inar Harapan, 166,&, hal. $6. Lihat 9u8a dalam #iriam
:udiard9o, Casar*Casar (lmu Politik, Jakarta! 2ramedia Pustaka /tama,
166$&, hal. 6+
17
Lihat dan )andin8kan pula pendapat dari :a8ir #anan 0an8 mem)edakan
antara 1onstitusi //C& den8an Hukum 1onstitusi Hukum -ata 3e8ara&.
Lihat :a8ir #anan, Perkem)an8an //C 16'+, 4o80akarta! <H*/(( Press,
$%%'&, hal. +.
%9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
se)ut, +ukum K/nstitusi dipahami le)ih sempit daripada
+ukum ,ata -e.ara*
%9
Perkataan C+ukum ,ata -e.araD )erasal dari per1
kataan ChukumD, CtataD, dan Cne.araD, yan. di dalamnya
di)ahas men.enai urusan penataan ne.ara* ,ata yan.
terkait den.an kata Cterti)D adalah order yan. )iasa @u.a
diter@emahkan se)a.ai Ctata terti)D* ,ata ne.ara )erarti
sistem penataan ne.ara, yan. )erisi ketentuan men.enai
struktur kene.araan dan su)stansi n/rma kene.araan*
>en.an perkataan lain, ilmu +ukum ,ata -e.ara dapat
dikatakan merupakan (a)an. ilmu hukum yan.
mem)ahas men.enai tatanan struktur kene.araan,
mekanisme hu)un.an antar struktur1struktur /r.an atau
struktur kene.araan, serta mekanisme hu)un.an antara
struktur ne.ara den.an =ar.a ne.ara*
+anya sa@a, yan. di)ahas dalam +ukum ,ata
-e.ara atau +ukum K/nstitusi itu sendiri hanya ter)atas
pada hal1hal yan. )erkenaan den.an aspek hukumnya
sa@a* Aleh karena itu, lin.kup )ahasannya le)ih sempit
daripada ,e/ri K/nstitusi se)a.aimana yan. dian@urkan
untuk dipakai /leh Pr/3* >r* >@/k/s/et/n/, yaitu Verfas-
sungslehre atau Theorie der Verfassung*
%$
Istilah Verfas-
sungslehre itu, menurut >@/k/s/et/n/ le)ih luas dari1
pada Verfassungsrecht* Theorie der Verfassung le)ih
luas daripada Theorie der Verfassungsrecht* 0ntuk ke1
pentin.an ilmu pen.etahuan, >@/k/s/et/n/ men.an..ap
le)ih tepat untuk men..unakan istilah C,e/ri K/nstitusiD
daripada C+ukum K/nstitusiD ataupun C+ukum ,ata -e1
.araD* Se)a) yan. di)ahas di dalamnya adalah pers/alan
k/nstitusi dalam arti yan. luas dan tidak hanya ter)atas
kepada aspek hukumnya, maka yan. le)ih pentin. ada1
lah Theorie der Verfassung atau Verfassunglehre :,e/ri
K/nstitusi;, )ukan Theorie der Verfassungsrecht, The-
1;
()id., hal. $,.
18
C9okosoetono, Op. Cit., hal. '+.
%$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
orie der Constitutionnel Recht :,e/ri +ukum K/nstitusi
atau ,e/ri +ukum ,ata -e.ara;, ataupun Theorie der
Gerundgesetz :,e/ri 0ndan.10ndan. >asar;*
%?
Se@alan den.an pen..unaan kata theorie dan
lehre terse)ut, dapat di)andin.kan pula antara
staatsrecht den.an staatslehre* >alam staatslehre di1
)ahas men.enai pers/alan ne.ara dalam arti luas,
sedan.kan staatsrecht hanya men.ka@i aspek hukumnya
sa@a, yaitu hukum ne.ara :state law;* >apat dise)ut
)e)erapa sar@ana yan. memp/pulerkan istilah staats-
lehre ini, misalnya adalah +ans Kelsen dalam )uku
CAlgemeine StaatslehreD dan +erman +eller dalam
)ukunya CStaatslehreD* Cakupan pen.ertiannya @elas le1
)ih luas daripada staatsrecht, seperti halnya ver-
fassunglehre le)ih luas daripada verfassungsrecht*
K/nstitusi atau verfassung itu sendiri, menurut
,h/mas Paine di)uat /leh rakyat untuk mem)entuk pe1
merintahan, )ukan se)aliknya ditetapkan /leh peme1
rintah untuk rakyat* 8ahkan, le)ih lan@ut dikatakan /leh
Paine )ah=a CA constitution is a thing antecedent to a
government and a government is only the creature of a
constitutionD* K/nstitusi itu mendahului pemerintahan,
karena pemerintahan itu @ustru di)entuk )erdasarkan
k/nstitusi* Aleh karena itu, k/nstitusi le)ih dulu ada
daripada pemerintahan*20
Pen.ertian )ah=a k/nstitusi mendahului peme1
rintahan tetap )erlaku, meskipun dalam praktik )anyak
ne.ara sudah le)ih dulu dipr/klamasikan )aru undan.1
undan. dasarnya disahkan* Misalnya, the Federal Con-
16
()id.
$%
?A constitution is not the act o. a 8overnment, )ut o. a people constitutin8
a 8overnment, and a 8overnment without a constitution is power without
ri8htB. Lihat ?5i8hts o. #an in the Complete @orks o. -homas PaineB, p.
,%$*,%, dalam #ichael Allen and :rian -hompson, Cases and #aterials on
Constitutional and Administrative Law, ;
th
edition, London! Ox.ord /niver*
sit0 Press, $%%,&, hal. 1.
%?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
stitution of the United States of America )aru disahkan
pada tan..al %9 Septem)er %9$9, yaitu %% tahun setelah
deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat dari In..ris
pada tan..al ' Juli %996* 8ekas ne.ara 3ederasi 0ni
S/!iet men.esahkan undan.1undan. dasarnya :K/nsti1
tusi 5ederal; pada tahun %?2', setelah 2 tahun )er1
dirinya, yaitu pada #0 >esem)er %?22*
2%
Kera@aan 8elan1
da yan. sekaran. @u.a )aru men.esahkan Grondwet pada
tan..al 2 5e)ruari %$%', yaitu setelah 2 )ulan dan %% hari
se@ak pr/klamasi kemerdekaannya dari Peran(is pada
tan..al 2% -/!em)er %$%#* Repu)lik Ind/nesia sen1
diri yan. sudah dipr/klamasikan se)a.ai ne.ara
merdeka dan )erdaulat pada tan..al %9 A.ustus %?'<, )aru
men.esahkan 0ndan.10ndan. >asar %?'< pada tan..al %$
A.ustus %?'<*
>alam ilmu hukum tata ne.ara @u.a )erlaku
d/ktrin Cte/ri 3iktie hukumD :legal fiction theory; yan.
menyatakan )ah=a suatu ne.ara dian..ap telah memi1
liki k/nstitusi se@ak ne.ara itu ter)entuk* ,er)entuknya
ne.ara itu terletak pada tindakan yan. se(ara resmi
menyatakannya ter)entuk, yaitu melalui penyerahan
kedaulatan :transfer of authority; dari ne.ara induk
seperti pen@a@ah kepada ne.ara @a@ahannya, melalui
pernyataan deklarasi dan pr/klamasi, ataupun melalui
re!/lusi dan pere)utan kekuasaan melalui kudeta* Se(ara
@uridis 3/rmal, ne.ara yan. )ersan.kutan atau pemerin1
tahan terse)ut dapat dinyatakan legal se(ara 3/rmal
se@ak ter)entuknya* -amun, le.alitas terse)ut masih
)ersi3at 3/rmal dan sepihak* Aleh karena itu, dera@at le.i1
timasinya masih ter.antun. kepada pen.akuan pihak1
pihak lain*
$1
#enurut Andrei 4. D0shinsk0, /ndan8*/ndan8 Casar "oviet men88am*
)arkan perkem)an8an historis 0an8 di9alani oleh ne8ara "oviet. Lihat dalam
Andrei 4. D0shinsk0, -he Law o. "oviet "tate, diter9emahkan dari the
5ussian oleh 5u8h @. :a)), 3ew 4ork! -he #acmillan Compan0, 1671&.
20
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Istilah constitution
22
dalam )ahasa In..ris se1
padan den.an perkataan grondwet dalam )ahasa 8e1
landa dan gerundgesetz dalam )ahasa Jerman* Grond
dalam )ahasa 8elanda memiliki makna yan. sama
den.an Gerund dalam )ahasa Jerman yan. )erarti
CdasarD* Sedan.kan, wet atau gesetz )iasa diartikan
undan.1undan.* Aleh se)a) itu, dalam )ahasa
Ind/nesia, grondwet itu dise)ut den.an istilah undan.1
undan. dasar* -amun, para ahli pada umumnya sepakat
)ah=a pen.ertian kata k/nstitusi itu le)ih luas daripada
undan.1undan. dasar* Sar@ana 8elanda seperti E*J* !an
Apeld//rn @u.a menyatakan )ah=a constitutie itu le)ih
luas daripada grondwet* Menurut Apeld//rn, grondwet
itu hanya memuat )a.ian tertulis sa@a dari constitutie
yan. (akupannya meliputi @u.a prinsip1prinsip dan
n/rma1n/rma dasar yan. tidak tertulis* >emikian pula di
Jerman, verfassung dalam arti k/nstitusi dian..ap le)ih
luas pen.ertiannya daripada gerundgestz dalam arti
undan.1undan. dasar*
Aleh karena itu, sampai sekaran., dalam )ahasa
Jerman, di)edakan antara istilah gerundrecht :hak
dasar;, verfassung, dan gerundgezet* Kemudian dalam
)ahasa 8elanda @u.a di)edakan antara grond-recht :hak
dasar;, constitutie, dan grondwet* >emikian pula dalam
)ahasa Peran(is, di)edakan antara Droit Constitutionnel
dan Loi Constitutionnel* Istilah yan. pertama identik de1
n.an pen.ertian k/nstitusi, sedan. yan. kedua adalah
$$
"e)a8ai per)andin8an, di dalam :lackAs Law Cictionar0, =i8ht =dition,
Constitution diartikan se)a8ai ?-he .undamental and or8anic law o. a nation
or state that esta)lishes the institutions and apparatus o. 8overnment,
de.ines the scope o. 8overnmental soverei8n powers, and 8uarantees indiv*
idual civil ri8hts and civil li)ertiesB. "edan8kan, di dalam Ox.ord Cictionar0
o. Law, <i.th =dition, Constitution diartikan ?-he rules and practices that
determine the composition and .unctions o. the or8ans o. central and local
8overnment in as state and re8ulate the relationship )etween the individual
and the stateB.
2%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
undan.1undan. dasar dalam arti k/nstitusi yan. ter1
tuan. dalam naskah tertulis*
2#
0ntuk pen.ertian k/n1
stitusi dalam arti undan.1undan. dasar, se)elum di1
pakainya istilah grondwet, di 8elanda pernah dipakai @u.a
istilah staatsregeling* Atas prakarsa Hi@s)ert Karel !an
+/.end/rp pada tahun %$%#, istilah grondwet dipa1
kai untuk men..antikan istilah staatsregeling*
2'
Aleh se)a) itu, di ne.eri 8elanda, seperti di1
katakan /leh Sri S/emantri, istilah grondwet itu )aru
di.unakan pada tahun %$%#*
2<
Artinya, yan. dapat
diidentikkan den.an 0ndan.10ndan. >asar ne.ara
@a@ahan +india 8elanda adalah Indische Staatsregeling*
Aleh se)a) itu, den.an ter)entuknya ne.ara Repu)lik In1
d/nesia )erdasarkan 00> %?'< pada tahun %?'<, sudah
seharusnya undan.1undan. dasar 6aman +india 8elanda
ini dian..ap tidak la.i mempunyai kekuatan hukum me1
n.ikat* Kalaupun )er)a.ai peraturan perundan.1
undan.an yan. di=arisi dari 6aman +india 8elanda itu
masih di)erlakukan )erdasarkan Aturan Peralihan 00>
%?'<, maka daya ikatnya tidak la.i )erdasarkan ke1
tentuan Indische Staatsregeling, melainkan karena 00>
%?'< sendiri tetap mem)erlakukannya ke dalam =ilayah
ne.ara Repu)lik Ind/nesia yan. merdeka dan )erdaulat
)erdasarkan undan.1undan. dasar yan. )aru, semata1
mata untuk men.atasi kek/s/n.an hukum :rechts-
vacuum; yan. dapat tim)ul karena situasi peru)ahan
transisi/nal se)a.ai ne.ara yan. )aru merdeka*
Semua pr/duk hukum masa lalu, sepan@an. me1
man. masih diperlukan haruslah dilihat se)a.ai pr/duk
hukum Ind/nesia sendiri yan. meman. diperlukan un1
tuk ne.ara hukum Ind/nesia* Seperti halnya di 6aman
$,
Calam )ahasa (talia dise)ut Ciritto ConstitutionaleE sedan8kan dalam
)ahasa Ara) dise)ut #asturi0ah, Custuur, atau Fanun Asasi.
$' "ri "oemantri #artosoewi8n9o, Prosedur dan "istem Peru)ahan
1onstitusi, :andun8! Alumni, 168;&, hal. 1*$.
$+
()id.
22
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
kemerdekaan sekaran. ini, (ukup )anyak pr/duk pe1 dikan /)@ek penelitian /leh sar@ana hukum itu masin.1
raturan perundan.1undan.an yan. se)a.ian atau masin.* Misalnya, di ne.ara1ne.ara yan. men.anut
seluruh materinya )erasal dari (/nt/h1(/nt/h praktik tradisi common law tentu )er)eda dari apa yan. diprak1
hukum di ne.ara1ne.ara lain yan. dinilai patut untuk tikkan di lin.kun.an ne.ara1ne.ara yan. men.anut tra1
di(/nt/h*
26
Atas dasar alasan inilah, maka pem)erlakuan disi civil law.
pr/duk1pr/duk hukum penin..alan 6aman +india 8ahkan, dalam perkem)an.an praktik selama
8elanda dapat di)enarkan, meskipun hal itu tetap tidak )era)ad1a)ad, di antara ne.ara1ne.ara yan. men.anut
menutup keharusan untuk melakukan upaya pem)aruan tradisi hukum yan. sama pun dapat tim)ul per)edaan1
)esar1)esaran terhadap pr/duk1pr/duk hukum masa lalu per)edaan karena latar )elakan. se@arah antara satu
itu disesuaikan den.an kehendak peru)ahan 6aman* ne.ara den.an ne.ara lain yan. @u.a )er)eda1)eda*
Apala.i, Ind/nesia de=asa ini )erada dalam alam Misalnya, meskipun sama1sama men.anut tradisi com-
m/dern yan. san.at ditentukan /leh :i; perkem)an.an mon law, antara In..ris dan Amerika Serikat @elas mem1
ilmu pen.etahuan dan tekn/l/.i m/dern, :ii; sistem de1 punyai se@arah hukum yan. )er)eda, sehin..a k/nsep1
m/krasi yan. terus tum)uh, den.an :iii; tuntutan sistem k/nsep hukum dan k/nstitusi yan. dipraktikkan di kedua
ek/n/mi pasar yan. semakin kuat, serta :i!; diirin.i pula ne.ara ini @u.a )anyak sekali yan. tidak sama* Apala.i, di
/leh pen.aruh .l/)alisasi dan .e@/lak kedaerahan yan. In..ris sendiri tidak terdapat naskah k/nstitusi yan.
san.at kuat* Semua ini memerlukan resp/ns sistem )ersi3at tertulis dalam satu naskah 00>, sedan.kan
hukum dan k/nstitusi yan. dapat men@alankan 3un.si Amerika Serikat memiliki naskah 00> tertulis yan.
k/ntr/l dan sekali.us 3un.si pend/r/n. ke arah pem1 dapat dikatakan se)a.ai ne.ara m/dern pertama yan.
)aruan terus menerus menu@u kema@uan )an.sa yan. memilikinya*
semakin (erdas, damai, se@ahtera, dem/kratis, dan )er1 8er)a.ai pandan.an para sar@ana men.enai de1
keadilan* 3inisi hukum tata ne.ara itu dapat dikemukakan antara
lain se)a.ai )erikut:
2. Definisi Hukum Tata Negara
>i antara para ahli hukum, dapat dikatakan tidak a* Christian !an J/llenh/!en
terdapat rumusan yan. sama tentan. de3inisi hukum dan Menurut !an J/llenh/!en, hukum tata ne.ara
demikian pula den.an de3inisi hukum tata ne.ara se)a1 men.atur semua masyarakat hukum atasan dan masya1
.ai hukum dan se)a.ai (a)an. ilmu pen.etahuan hu1 rakat hukum )a=ahan menurut tin.katan1tin.katannya,
kum* Per)edaan1per)edaan itu se)a.ian dise)a)kan /leh yan. masin.1masin. menentukan =ilayah atau lin.ku1
3akt/r13akt/r per)edaan pandan.an di antara para ahli n.an rakyatnya sendiri1sendiri, dan menentukan )adan1
hukum itu sendiri, dan se)a.ian la.i dapat dise)a)kan )adan dalam lin.kun.an masyarakat hukum yan. )er1
/leh per)edaan sistem yan. dianut /leh ne.ara yan. di@a1 san.kutan )eserta 3un.sinya masin.1masin., serta me1
$7
"e)a8ian )esar dari hal terse)ut serin8kali kita temukan pada peraturan
perundan8*undan8an dalam ranah hukum perdata dan pidana )aik itu dalam
praktik maupun ilmu hukumn0a masin8*masin8.
2# 2'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
nentukan pula susunan dan ke=enan.an )adan1)adan yan. )erasal dari ne.ara*
2?
Jika yan. diatur adalah /r.a1
yan. dimaksud*
29
nisasi ne.ara, maka hukum yan. men.aturnya itulah
Se)a.ai murid Appenheim, !an J/llenh/!en @u.a yan. dise)ut se)a.ai hukum tata ne.ara :constitutional
me=arisi pandan.an .urunya itu yan. mem)edakan an1 law;* Men.enai hu)un.an antara /r.anisasi ne.ara de1
tara hukum tata ne.ara dan hukum administrasi ne.ara* n.an =ar.a ne.ara, seperti men.enai s/al hak asasi
Pem)edaan itu di.am)arkannya den.an perumpamaan manusia, )elum dipertim)an.kan /leh Paul S(h/lten*
dalam hukum tata ne.ara, melihat ne.ara dalam keadaan
diam (in rust;, sedan.kan dalam hukum administrasi (* !an der P/t
ne.ara, melihat ne.ara dalam keadaan )er.erak (in Menurut !an der P/t, hukum tata ne.ara adalah
beweging;*
2$
peraturan1peraturan yan. menentukan )adan1)adan
yan. diperlukan )eserta ke=enan.annya masin.1masin.,
)* Paul S(h/lten hu)un.annya satu sama lain, serta hu)un.annya den.an
Menurut Paul S(h/lten, hukum tata ne.ara itu indi!idu =ar.a ne.ara dalam ke.iatannya*
#0
Pandan.an
tidak lain adalah het recht dat regelt de staatsorgani- !an der P/t ini men(akup pen.ertian yan. luas, di sam1
satie, atau hukum yan. men.atur men.enai tata /r1 pin. men(akup s/al1s/al hak asasi manusia, @u.a men1
.anisasi ne.ara* >en.an rumusan demikian, S(h/lten @an.kau pula )er)a.ai aspek ke.iatan ne.ara dan =ar.a
hanya menekankan per)edaan antara /r.anisasi ne.ara ne.ara yan. dalam de3inisi se)elumnya dian..ap se)a.ai
dari /r.anisasi n/n1ne.ara, seperti .ere@a dan lain1lain* /)@ek ka@ian hukum administrasi ne.ara*
S(h/lten sen.a@a mem)edakan antara hukum tata ne.ara
dalam arti sempit se)a.ai hukum /r.anisasi ne.ara di d* J*+*A* E/.emann
satu pihak den.an hukum .ere@a dan hukum perkum1 Mirip den.an pendapat Paul S(h/lten, menurut
pulan perdata di pihak lain den.an kenyataan )ah=a J*+*A* E/.emann, hukum tata ne.ara adalah hukum
kedua @enis hukum yan. terakhir itu tidak meman(arkan yan. men.atur /r.anisasi ne.ara* -e.ara adalah /r.ani1
/t/ritas yan. )erdiri sendiri, melainkan suatu /t/ritas sasi @a)atan1@a)atan* #% Ja)atan merupakan pen.ertian
yuridis dari 3un.si, sedan.kan 3un.si merupakan pen.er1
$6
Lihat Asser*"cholten, ?Al8emeen CeelB, cetakan kedua, 16,', hal. '$
$;
Christian van Dollenhoven, "taatsrecht OverGee, Leiden! "ten.ert 1roese,
dalam J.H.A. Lo8emann, Over de -heorie van =een "telli8 "taatsrecht
16,'&, hal. ,%, ?Het staatsrecht hee.t vooreerst alle ho8ere en la8ere
16'8&, diter9emahkan men9adi -entan8 -eori "uatu Hukum -ata 3e8ara
rechts8emeenschappen met hun hierarchie te tekenen, dan van elke Positi., Jakarta! (chtiar :aru*Dan Hoeve, 16;+&, hal. 88.
dier8emeenshappen het 8rond en personen8e)ied te omschri9ven en ver*
,%
van der Pot, Hand)oek van het 3ederlands "taatsrecht, Hwolle! @.=.J.
vol8ens aan te 8even, over welke or8anen de verschillende overheids.uncties -9eenk @illink, 1678&, hal. +, ?Cie re8elen stellen de nodi8e or8anen in,
verdeeld Gi9n )i9 elke dier 8emeenshappen samenstellin8 en )evoe8dheid re8elen de )evoe8dheden dier or8anen, hun orderlin8e verhoudin8, hun ver*
dier or8anen ter re8elen&B. Lihat Pro.. #r. J. Oppenheim, ?3ederlandsch houdin8 tot de individuen en Gi9n werkGaarm hed&B. Lihat 9u8a dalam 1us*
Administratie.rechtB, 161$, dan ?Omtrek van het Administratie.rechtB dalam nardi dan ()rahim, Op.Cit., hal. $+.
Derhandelin8en voor 2edra8en in de 1oninkli9ke Academie van
,1
?Het staatsrecht als het recht dat )etrekkin8 hee.t op de staat *die 8eGa8s*
@etenshappen. or8anisatie* )li9kt dus .unctie, dat is staatsrechteli9k 8esproken het am)t, als
$8
C9okosoetono, Op. Cit., hal. ';*'8. kern)e8rip, als )ouwsteen te he))enB.

Lo8emann, Op. Cit., hal. 81.
2< 26
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
tian yan. )ersi3at s/si/l/.is* Karena ne.ara merupakan
/r.anisasi yan. terdiri atas 3un.si13un.si dalam hu)u1
n.annya satu den.an yan. lain maupun dalam keseluru1
hannya, maka dalam pen.ertian @uridis, ne.ara merupa1
kan /r.anisasi @a)atan* +ukum tata ne.ara meliputi )aik
persoonsleer maupun gebiedsleer, dan merupakan suatu
kate./ri hist/ris, )ukan kate./ri sistematis* Artinya, hu1
kum tata ne.ara itu hanya )ersan.kut1paut den.an .e@a1
la hist/ris ne.ara*
#2
e* !an Apeld//rn
+ukum tata ne.ara :verfassungsrecht; dise1
)utkan /leh !an Apeld//rn se)a.ai staatsrecht dalam arti
yan. sempit* Sedan.kan dalam arti yan. luas,
staatsrecht meliputi pula pen.ertian hukum administrasi
ne.ara :verwaltungsrecht atau administratiefsrecht)*
Se)enarnya, !an Apeld//rn sendiri dalam karya1
karyanya tidak )anyak mem)ahas s/al1s/al yan.
)erkenaan den.an hukum tata ne.ara :ver-
fassungsrecht;, ke(uali men.enai tu.as1tu.as dan ke1
=enan.an atau ke=a@i)an dan hak1hak alat1alat per1
len.kapan ne.ara* >alam )er)a.ai )ukunya, !an Apel1
d//rn malah tidak menyin..un. sama sekali men.enai
pentin.nya pers/alan ke=ar.ane.araan dan hak asasi
manusia*
##
3* Ma(1I!er
+ukum ,ata -e.ara :constitutional law; adalah
hukum yan. men.atur ne.ara, sedan.kan hukum yan.
/leh ne.ara diper.unakan untuk men.atur sesuatu selain
ne.ara dise)ut se)a.ai hukum )iasa :ordinary law;*
Menurut Ma( I!er:
,$
()id., hal. 88.
,,
Lihat ?(nleidin8 tot de "tudie van het 3ederlandsrechtB, diter9emahkan
men9adi Pen8antar (lmu Hukum, Jakarta! Pradn0a Paramita, 1678&, hal. $'%.
29
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
... within the sphere of the State, there are two kinds of
law. There is the law which governs the state and there is
the law by means of which the state governs. The former
is constitutional law, the latter we may for the sake of
distinction call ordinary lawD*
#'
8a.inya, hanya ada dua ./l/n.an hukum, yaitu
hukum tata ne.ara atau constitutional law dan hukum yan.
)ukan hukum tata ne.ara, yaitu yan. dise)utnya se)a.ai
ordinary law* +ukum ,ata -e.ara :Constitu-
tional Law; merupakan hukum yan. memerintah ne1
.ara, sedan.kan +ukum 8iasa :Ordinary Law; dipakai /leh
ne.ara untuk memerintah*
#<
.* Gade and Phillips
>alam )ukunya Constitutional Law yan. ter)it pada
tahun %?#?, Gade and Phillips merumuskan
CConstitutional law is ... body of rules which prescribes (a)
the structure, (b) the functions of the organs of
central and local governmentD* >alam )uku yan. sama
ter)itan tahun %?60, dinyatakan:
CIn the generally accepted of the term it means the rules
which regulate the structure of the principal organs of
government and their relationship to each other, and
determine their principal functionsD*
#6
>alam kedua rumusan terse)ut, Gade and
Phillips, yan. )ukunya terkenal se)a.ai )uku teks yan.
san.at luas dipakai di In..ris, menentukan )ah=a hu1
kum tata ne.ara men.atur alat1alat perlen.kapan ne1
,'
#ac(ver, 5.#., -he #odern "tate, <irst =dition, London! Ox.ord
/niversit0 Press, 16++&, hal. $+%.
,+
Lihat @ir9ono Prod9odikoro, AGas*AGas Hukum -ata 3e8ara di (ndonesia,
Jakarta! Cian 5ak0at, 1686&, hal. 6.
,7
:andin8kan @ade and Phillips, Constitutional Law, edisi tahun 16,6, hal. ',
dan edisi tahun 167% hal ,.
2$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
.ara, tu.as dan =e=enan.nya, serta mekanisme hu1
)un.an di antara alat1alat perlen.kapan ne.ara itu*
>en.an perkataan lain, Gade and Phillips @u.a tidak
men(antumkan pentin.nya pers/alan ke=ar.ane.araan
dan hak asasi manusia se)a.ai /)@ek ka@ian hukum tata
ne.ara*
h* Pat/n He/r.e Ghite(r/ss
>alam )ukunya yan. )er@udul CTextbook of Juris-
prudenceD, Pat/n He/r.e Ghite(r/ss merumuskan
)ah=a CConstitutional law deals with the ultimate ques-
tions of distribution of legal power and the functions of
the organs of the state*
#9
+ukum ,ata -e.ara itu )erhu1
)un.an den.an pers/alan distri)usi kekuasaan hukum
dan 3un.si /r.an1/r.an ne.ara* Ee)ih @auh, ia menyata1
kan:
CIn a wide sense, it includes admistrative law, but it is
convenient to consider as a unit for many purposes of
the rules which determine the organzation, power, and
duties of administrative authoritiesD*
#$
>alam arti luas, +ukum ,ata -e.ara itu meliputi
@u.a pen.ertian +ukum Administrasi -e.ara, tetapi
untuk le)ih mudahnya, +ukum ,ata -e.ara itu dapat
dian..ap se)a.ai suatu (a)an. ilmu yan. dapat dipakai
untuk )er)a.ai ma(am ke.unaan hukum yan. menen1
tukan /r.anisasi, kekuasaan, dan tu.as1tu.as /t/ritas
administrasi*
i* A*J* >i(ey
A*J* >i(ey dalam )ukunya CAn Introduction to
the Study of the Law of the ConstitutionD tahun %?6$,
,;
Paton 2eor8e @hitecross, -ext)ook o. Jurisprudence, Ox.ord! -he
Clarendon Press, 16+1&.
,8
()id.
2?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
menye)utkan )ah=a +ukum ,ata -e.ara men(akup
semua peraturan yan. se(ara lan.sun. atau tidak lan.1
sun. mempen.aruhi distri)usi atau pelaksanaan ke1
kuasaan yan. )erdaulat dalam ne.ara* >alam hal ini,
A*J* >i(ey menitik)eratkan men.enai pers/alan distri1
)usi atau pem)a.ian kekuasaan dan pelaksanaan kekua1
saan tertin..i dalam suatu ne.ara*
#?
Semua aturan
:rules; yan. men.atur hu)un.an1hu)un.an antar peme1
.an. kekuasaan ne.ara yan. tertin..i satu den.an yan.
lain dise)ut /lehnya se)a.ai hukum tata ne.ara atau con-
stitutional law*'0
@* Mauri(e >u!er.er
Menurut sar@ana Peran(is, Mauri(e >u!er.er,
hukum tata ne.ara adalah salah satu (a)an. hukum
pu)lik yan. men.atur /r.anisasi dan 3un.si13un.si p/1
litik suatu lem)a.a ne.ara* Seperti halnya para sar@ana
lainnya, Mauri(e >u!er.er @u.a hanya mem)erikan te1
kanan pada aspek ke/r.anisasian serta tu.as1tu.as dan
ke=enan.an lem)a.a1lem)a.a se)a.ai alat perlen.kapan
ne.ara* +al yan. le)ih diutamakan /leh Mauri(e >u1
!er.er dalam de3inisi yan. dikem)an.kannya terse)ut
adalah )ah=a hukum tata ne.ara itu :droit constitu-
tionnel; termasuk (a)an. hukum pu)lik*
k* Mi(hael ,* M/lan
>alam )ukunya CConstitutional Law: The Machi-
nery of GovernmentD, Mi(hael ,* M/lan )erpendapat
)ah=a ruan. lin.kup hukum tata ne.ara )iasanya
dirumuskan se(ara kuran. te.as )atasan1)atasannya
apa)ila di)andin.kan den.an )idan.1)idan. hukum
,6
1usnardi dan ()rahim, Op.Cit., hal. $;.
'%
?As the term is used in =n8land, appears to include all rules which
directl0 or indirectl0 a..ect the distri)ution or exercise o. the souverei8n
power in the stateB. A.D. Cice0, An (ntroduction to "tud0 o. the Law o. the
Constitution, London! #acmillan, 1678&, hal. $,.
#0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
yan. lain,
'%
seperti dalam hukum per@an@ian ataupun Cthe
law of tortsD, se)a.aimana diuraikan /lehnya se)a.ai
)erikut:
DThe scope of constitutional law as an academic discipline
is, therefore, somewhat less clearly defined than might be
the case with other areas of law such as the law of
contract or the law of torts*
Aleh karena itu, se(ara umum, ia )erpendapat
)ah=a:
The subject is concerned with the functions discharged
by the organs of government, the distribution of power
between the organs of government, the law-making
process, the relationship between individuals and the
state in terms of the power of the state to interfere with
the exercise of individual rights and freedoms, and the
protection that the state can afford to its citizensD*
l* A* +//d Phillips, Paul Ja(ks/n, dan Patri(ia Ee/p/ld
>alam )ukunya CConstitutional and Administra-
tive LawD, keti.a sar@ana ini menyatakan:
CThe constitutional law of a state is the law relating to its
constitution. Where the constitution is written, even
though it may have to be supplemented by other
materials, it is fairly easy to distinguish the constitutional
law of a state from the rest of its legal system; but where,
as in Britain, the constitution is unwritten, it is largely a
matter of convenience what topics one includes what in
constitutional law, and there is no strict scientific
distinction between that and the rest of the law. Thus the
United Kingdom constitution can well be said to be
marked by three striking features: it is indeterminate, in
'1
#ichael -. #olan, -ext)ook! Constitutional and Administrative Law! -he
#achiner0 o. 2overnment, '
th
edition, London! Old :aile0 Press, $%%,&,
hal. $.
#%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
distinct, and unentrenched.
'2
It follows from what has
been said that constitutional law deals, in general, with
the distribution and exercise of the functions of govern-
ment, and the relations of the government authorities to
each other and to the individual citizen. It includes the
rules -though the nature of these is difficult to define-
which identify the law-making authorities themselves, e.g. the
legislature and the courtsD*'#
m* A*G* 8radley dan K*>* 7=in.
Menurut kedua sar@ana ini, tidak ada @a=a)an
yan. dapat di)erikan den.an mudah dan se.era atas
pertanyaan men.enai apa de3inisi hukum tata ne.ara*
Pen.ertian hukum tata ne.ara yan. palin. luas men1
(akup )a.ian dari hukum nasi/nal yan. men.atur sistem
administrasi pu)lik :ne.ara; dan hu)un.an antara indi1
!idu den.an ne.ara* Aleh karena itu, hukum tata ne.ara
men.andaikan )ah=a adanya aturan yan. mendahului
ke)eradaan ne.ara, dan di dalamnya ter(akup pen.a1
turan men.enai struktur dan 3un.si13un.si /r.an1/r.an
utama dari ne.ara, dan hu)un.an di antara /r.an1/r.an
itu satu sama lain, serta hu)un.an antara /r.an1/r.an
ne.ara itu den.an =ar.a ne.ara* >i ne.ara yan. memi1
liki k/nstitusi tertulis, maka n/rma1n/rma yan. terkan1
dun. di dalamnya le)ih diutamakan ke)erlakuannya )e1
serta hal1hal yan. tim)ul dalam praktik se)a.ai hasil pe1
na3siran hakim tertin..i yan. men@alankan 3un.si pera1
dilan k/nstitusi*''
'$
Phillips, Jackson, and Leopold, Op Cit., hal. 8. Lihat 9u8a ".=. <iner,
Dernon :o8danor, dan :ernard 5udden, Comparin8 Constitutions, London!
Ox.ord /niversit0 Press, 166+&, hal. '%.
',
Lihat 9u8a H.L.A. Hart, -he Concept o. Law, -enth (mpression, Ox.ord!
Ox.ord /niversit0 Press, 16;6&.
''
?-here is no hard and .ast de.inition o. constitutional law. Accordin8 to
one wide de.inition, constitutional law is that part o. national law which
8overn the s0stems o. pu)lic administration and the relationships )etween
the individual and the state. Constitutional law presupposes the existence o.
#2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
n* Kusumadi Pud@/se=/@/
Kusumadi Pud@/se=/@/, dalam )ukunya CPed/1
man Pela@aran ,ata +ukum Ind/nesiaD merumuskan de1
3inisi yan. pan@an. tentan. +ukum ,ata -e.ara* Menu1
rutnya, +ukum ,ata -e.ara adalah hukum yan. me1
n.atur )entuk ne.ara dan )entuk pemerintahan, yan.
menun@ukkan masyarakat hukum yan. atasan maupun
yan. )a=ahan, )eserta tin.katan1tin.katannya yan. se1
lan@utnya mene.askan =ilayah dan lin.kun.an rakyat
dari masyarakat1masyarakat hukum itu dan akhirnya
menun@ukkan alat1alat perlen.kapan yan. meme.an.
kekuasaan pen.uasa dari masyarakat hukum itu, )eserta
susunan, =e=enan., tin.katan im)an.an dari dan antara
alat perlen.kapan itu*
'<
/* M/h* Kusnardi dan +armaily I)rahim
Menurut M/h* Kusnardi dan +armaily I)rahim,
dalam )uku CPen.antar +ukum ,ata -e.ara Ind/nesiaD,
dinyatakan )ah=a:
C+ukum ,ata -e.ara dapat dirumuskan se)a.ai se1
kumpulan peraturan hukum yan. men.atur /r.anisasi
dari pada ne.ara, hu)un.an antar alat perlen.kapan
ne.ara dalam .aris !ertikal dan h/ri6/ntal, serta
kedudukan =ar.a ne.ara dan hak a6asinyaD*
'6
the state and includes those laws which re8ulate the structure and .unctions
o. the principal or8ans o. 8overnment and their relationship to one another
and to the citiGen. @here there is a written constitution, emphasis is placed
on the rules which it contains and on the wa0 in which the0 have )een
interpreted )0 the hi8hest court with constitutional 9urisdictionB. A.@.
:radle0 and 1.C. =win8, Constitutional and Administrative Law, 1,
th
edition, Pearson =ducation Ltd., $%%,&, hal. 6.
'+
1usumadi Pud9osewo9o, Pedoman Pela9aran -ata Hukum (ndonesia, cet.
ke*1%, Jakarta! "inar 2ra.ika, $%%'&, hal. 87.
'7
1usnardi dan ()rahim, Op. Cit, hal. $6.
##
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
>alam de3inisi kedua sar@ana ini, )idan. ka@ian
hukum tata ne.ara men(akup pula s/al kedudukan =ar1
.a ne.ara dan hak1hak asasinya* Menurut M/h* Kusnardi
dan +armaily I)rahim, =ar.a ne.ara merupakan salah
satu unsur yan. pentin. )a.i )erdirinya suatu ne.ara*
Aleh karena itu, dalam +ukum ,ata -e.ara perlu di)a1
has tentan. asas1asas dan syarat1syarat ke=ar.ane.ara1
an serta perlindun.an yan. di)erikan kepadanya, yan.
la6im dise)ut se)a.ai perlindun.an terhadap hak1hak
asasi*
'9
>en.an demikian, +ukum ,ata -e.ara tidak
hanya men.atur =e=enan. dan ke=a@i)an alat1alat per1
len.kapan ne.aranya sa@a, tetapi @u.a men.atur me1
n.enai =ar.a ne.ara dan hak1hak asasi =ar.a ne.ara*
Setelah mempela@ari rumusan1rumusan de3inisi
tentan. +ukum ,ata -e.ara dari )er)a.ai sum)er ter1
se)ut di atas, dapat diketahui )ah=a di antara para ahli
tidak terdapat kesatuan pendapat men.enai hal ini* >ari
pendapat yan. )era.am itu kita dapat men.etahui )ah=a
se)enarnya:
:a; hukum tata ne.ara itu adalah ilmu yan. termasuk
salah satu (a)an. ilmu hukum, yaitu hukum ke1
ne.araan yan. )erada di ranah hukum pu)lik&
:); de3inisi hukum tata ne.ara telah dikem)an.kan /leh
para ahli sehin..a tidak hanya men(akup ka@ian me1
n.enai /r.an ne.ara, 3un.si dan mekanisme hu1
)un.an antar /r.an ne.ara itu, tetapi men(akup pula
pers/alan1pers/alan yan. terkait den.an mekanisme
hu)un.an antara /r.an1/r.an ne.ara itu den.an
=ar.a ne.ara&
:(; hukum tata ne.ara tidak hanya merupakan Recht
atau hukum dan apala.i hanya se)a.ai Wet atau
n/rma hukum tertulis, tetapi @u.a adalah lehre atau
te/ri, sehin..a pen.ertiannya men(akup apa yan.
';
()id., hal. ,%.
#'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
dise)ut se)a.ai verfassungsrecht :hukum k/nstitusi;
dan sekali.us verfassungslehre :te/ri k/nstitusi;&
dan
:d; hukum tata ne.ara dalam arti luas men(akup )aik
hukum yan. mempela@ari ne.ara dalam keadaan
diam :staat in rust; maupun yan. mempela@ari
ne.ara dalam keadaan )er.erak :staat in beweging;*
Aleh se)a) itu, saya sendiri )erpendapat ke
dalam pen.ertian hukum tata ne.ara itu harus di1
masukkan pula 3akt/r k/nstitusi se)a.ai /)@ek ka@ian
yan. p/k/k* K/nstitusi, )aik dalam arti materiel, 3/rmil,
administrati3, ataupun tekstual, dalam arti collective
minds ataupun dalam arti civic behavioral realities,
adalah pusat perhatian yan. san.at pentin. dari ilmu
hukum tata ne.ara atau the study of the constitutional
law* K/nstitusi yan. di@adikan /)@ek ka@ian itu dapat
men(akup ti.a pen.ertian, yaitu:
:a; Constitutie in materiele zin yan. dikuali3ikasikan
karena isinya, misalnya )erisi @aminan hak asasi,
)entuk ne.ara, dan 3un.si13un.si pemerintahan, dan
se)a.ainya&
:); Constitutie in formele zin yan. dikuali3ikasikan
karena pem)uatnya, misalnya /leh MPR& atau
:(; K/nstitusi dalam arti naskah Grondwet se)a.ai
geschreven document, misalnya harus diter)itkan
dalam Eem)aran -e.ara, supaya dapat men@adi alat
)ukti dan men@amin sta)ilitas satu kesatuan sistem
ru@ukan*
'$
>i sampin. itu, k/nstitusi yan. di@adikan /)@ek
ka@ian itu dapat )erupa nilai1nilai dan n/rma yan.
terkandun. dalam teks k/nstitusi itu sendiri, ataupun
nilai1nilai dan n/rma yan. hidup dalam kesadaran k/.1
'8
C9okosoetono, Op. Cit., hal. ';*'8.
#<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
niti3 atau collective minds dan perilaku se.enap =ar.a
ne.ara :civic behaviors;* Aleh karena itu, menurut pen1
dapat saya, hukum tata ne.ara itu haruslah diartikan
se)a.ai hukum dan kenyataan praktik yan. men.atur
tentan.:
%; nilai1nilai luhur dan (ita1(ita k/lekti3 rakyat suatu
ne.ara&
2; 3/rmat kelem)a.aan /r.anisasi ne.ara&
#; mekanisme hu)un.an antar lem)a.a ne.ara& dan
'; mekanisme hu)un.an antara lem)a.a ne.ara den.an
=ar.a ne.ara*
>en.an demikian, Ilmu +ukum ,ata -e.ara
dapat dirumuskan se)a.ai (a)an. ilmu hukum yan.
mempela@ari prinsip1prinsip dan n/rma1n/rma hukum
yan. tertuan. se(ara tertulis ataupun yan. hidup dalam
kenyataan praktik kene.araan )erkenaan den.an :i;
k/nstitusi yan. )erisi kesepakatan k/lekti3 suatu
k/munitas rakyat men.enai (ita1(ita untuk hidup )er1
sama dalam suatu ne.ara, :ii; institusi1institusi ke1
kuasaan ne.ara )eserta 3un.si13un.sinya, :iii; me1
kanisme hu)un.an antar institusi itu, serta :i!; prinsip1
prinsip hu)un.an antara institusi kekuasaan ne.ara
den.an =ar.a ne.ara* Keempat unsur dalam de3inisi
hukum tata ne.ara terse)ut di atas, pada p/k/knya
adalah hakikat k/nstitusi itu sendiri se)a.ai /)@ek utama
ka@ian hukum tata ne.ara :constitutional law;* Karena
pada dasarnya, k/nstitusi itu sendiri )erisi :i; k/nsensus
antar rakyat untuk hidup )ersama dalam suatu k/1
munitas )erne.ara dan k/munitas ke=ar.ane.araan, :ii;
k/nsensus k/lekti3 tentan. 3/rmat kelem)a.aan /r1
.anisasi ne.ara terse)ut, dan :iii; k/nsensus k/lekti3
tentan. p/la dan mekanisme hu)un.an antarinstitusi
atau kelem)a.aan ne.ara, serta :i!; k/nsensus k/lekti3
tentan. prinsip1prinsip dan mekanisme hu)un.an antara
lem)a.a1lem)a.a ne.ara terse)ut den.an =ar.a ne.ara*
#6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
tata ne.ara materiel dan 3/rmil @u.a mempunyai ti.a arti,
3. Hukum Tata Negara Formil dan Materiel yaitu dalam arti materiel, dalam arti 3/rmil, dan dalam
J*+*A* E/.emann, dalam )ukunya CStaatsrechtD, arti naskah yan. terd/kumentasi* Menurutnya, undan.1
mem)edakan antara formeele stelselmatigheid dan undan. dapat dilihat:
<2
materieele stelselmatigheid*
'?
Istilah yan. pertama ada1 a* dalam arti materiel, algemene verbindende voors-
lah hukum tata ne.ara, sedan.kan yan. kedua adalah chriften&
asas1asas hukum tata ne.ara* Per)edaan keduanya sea1 )* dalam arti 3/rmil, yaitu )ah=a undan.1undan. itu
kan1akan adalah per)edaan antara )entuk dan isi, antara telah mendapat persetu@uan :wilsovereen-stemming;
vorm en inhoud, atau antara stelsel en beginsel* Vorm )ersama antara Pemerintah dan >PR& dan
adalah )entuk, sedan.kan inhoud adalah isinya* Beginsel (* dalam arti naskah hukum yan. harus terd/kumentasi
adalah asas1asasnya, sedan.kan stelsel adalah pelem1 :gedocumenteerd; dalam Eem)aran -e.ara supaya
)a.aannya* Istilah vorm en inhoud dipakai /leh !an )ersi3at bewijsbaar atau dapat men@adi alat )ukti dan
J/llenh/!en seperti dalam Vorm en Inhoud van het sta)il se)a.ai satu kesatuan ru@ukan*
Internationale Recht*
<0
Sedan.kan ,er +aar 86n men.1
.unakan istilah beginsel en stelsel seperti dalam Beginsel >emikian pula k/nstitusi yan. men@adi /)@ek
en Stelsel van het Adatrecht*
<%
ka@ian hukum tata ne.ara @u.a mempunyai ti.a pe1
Aleh karena itu, )er)a.ai )uku hukum tata ne1 n.ertian, yaitu:
<#
.ara dan @u.a sila)us perkuliahan hukum tata ne.ara a* Constitutie in materiele zin dikuali3ikasikan karena
yan. men..unakan @udul CAsas1Asas +ukum ,ata -e1 isinya :gequalificerd naar de inhoud;, misalnya )eri1
.araD, CPen.antar +ukum ,ata -e.araD, ataupun CP/1 si @aminan hak asasi, )entuk ne.ara, dan 3un.si1
k/k1P/k/k +ukum ,ata -e.araD, mestinya tidak .e.a)ah 3un.si pemerintahan, dan se)a.ainya&
den.an istilah1istilah* Pen.ertian kata Casas1asasD hanya )* Constitutie in formele zin, dikuali3ikasikan karena
)erkaitan den.an inhoud atau materieele stelsel- pem)uatnya :gequalificerd naar de maker;, misal1
matigheid, yaitu aspek materiel )elaka dari hukum tata nya /leh MPR&
ne.ara* Aleh karena itu, perkataan CP/k/k1P/k/kD atau1 (* -askah Grondwet, se)a.ai geschreven document,
pun CPen.antarD dapat dipahami le)ih luas (akupan pe1 misalnya harus diter)itkan dalam Eem)aran -e.ara,
n.ertiannya, meskipun hanya )ersi3at .aris )esar atau1 voor de bewijsbaarheid en voor de stabiliteit se)a.ai
pun hanya )ersi3at pen.antar :introduction; sa@a* satu kesatuan ru@ukan, yaitu se)a.ai naskah kene.a1
Seperti halnya undan.1undan., menurut >@/k/1 raan yan. pentin. atau belangrijke staatkundige
s/et/n/, k/nstitusi yan. men@adi /)@ek ka@ian hukum stukken*
'6
#oh. 1usnardi dan :intan 5. "ara8ih, (lmu 3e8ara, edisi revisi, Jakarta!
2a0a #edia Pratama, $%%%&, hal. 1%.
+%
Christian van Dollenhoven, H.C. -9eenk @illink > Hoon, Haarlem! #ar*
tinus 30hoo. > 2ravenha8e, 16,'&.
+1
Lihat ter9emahan "oe)akti Poesponoto, Asas dan "usunan Hukum Adat,
+$
C9okosoetono, Op. Cit., hal. ';*'8.
Jakarta! Pradn0a Paramita, 166$&.
+,
()id.
#9 #$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
4. Hukum Tata Negara Umum dan Hukum Tata )* +ukum ,ata -e.ara yan. )erisi asas1asas yan. )er1
Negara Positif kem)an. dalam te/ri dan praktik di suatu ne.ara
+ukum ,ata -e.ara @u.a dapat di)edakan antara tertentu, seperti misalnya Ind/nesia*
+ukum ,ata -e.ara 0mum dan +ukum ,ata -e.ara (* +ukum ,ata -e.ara P/siti3 yan. )erlaku di Ind/1
P/siti3* +ukum ,ata -e.ara 0mum mem)ahas asas1 nesia yan. men.ka@i men.enai hukum p/siti3 di
asas, prinsip1prinsip yan. )erlaku umum, sedan.kan )idan. ketatane.araan di Ind/nesia*
+ukum ,ata -e.ara P/siti3 hanya mem)ahas hukum
tata ne.ara yan. )erlaku pada suatu tempat dan =aktu Pada umumnya, aspek hukum tata ne.ara yan.
tertentu, sesuai den.an pen.ertian hukum p/siti3* ke)anyakan me=arnai pemikiran para ahli hukum tata
Misalnya, hukum tata ne.ara Ind/nesia, +ukum ,ata ne.ara kita seperti yan. ter(ermin dalam )er)a.ai )uku
-e.ara In..ris, ataupun +ukum ,ata -e.ara Amerika yan. diter)itkan dan men@adi )ahan )a(aan di )er)a.ai
Serikat yan. de=asa ini )erlaku di masin.1masin. ne.ara per.uruan di Ind/nesia adalah yan. dise)utkan terakhir,
yan. )ersan.kutan, adalah merupakan hukum tata yaitu +ukum ,ata -e.ara P/siti3* Sudah tentu hal ini
ne.ara p/siti3* Sedan.kan prinsip1prinsip te/ritis yan. tidak ada salahnya, karena nyatanya pada aspek keti.a
)erlaku umum atau uni!ersal di seluruh ne.ara terse)ut ini, )uku1)uku yan. ditulis dan diter)itkan @u.a ter)ilan.
adalah merupakan materi ka@ian +ukum ,ata -e.ara masih san.at sedikit* -amun demikian, @ika semua ahli
0mum atau dise)ut se)a.ai +ukum ,ata -e.ara sa@a* hukum tata ne.ara dan semua sar@ana hukum tata ne1
Kadan.1kadan. dalam istilah +ukum ,ata -e.ara .ara di tanah air kita hanya terpaku kepada 3en/mena
Ind/nesia @u.a ter(akup 2 :dua; pen.ertian, yaitu :i; hukum tata ne.ara p/siti3 sa@a, maka kita se)a.ai )an.sa
hukum tata ne.ara p/siti3 yan. sedan. )erlaku di akan ketin..alan 6aman di )idan. ini*
Ind/nesia de=asa ini, dan :ii; )er)a.ai ka@ian men.enai Sekaran. dunia sudah san.at pesat )eru)ah* Ilmu
hukum tata ne.ara Ind/nesia di masa lalu dan yan. akan pen.etahuan dan tekn/l/.i di semua (a)an. dan rantin.1
datan., meskipun )elum ataupun sudah tidak )erlaku nya @u.a )er.erak (epat menyesuaikan diri den.an
la.i se)a.ai n/rma hukum p/siti3* Aleh karena itu, kita peru)ahan 6aman* >alam )idan. ilmu hukum tata
dapat mem)edakan pula antara +ukum ,ata -e.ara ne.ara, tidak terke(uali, @u.a telah men.alami peru)a1
se)a.ai Ilmu +ukum :the science of constitutional law; han yan. 3undamental di era .l/)alisasi sekaran. ini*
dan +ukum ,ata -e.ara se)a.ai +ukum P/siti3 :the Aleh karena itu, te/ri1te/ri umum tentan. hukum tata
positive constitutional law;* Jika hal ini ditam)ahkan ne.ara yan. )erkem)an. di dunia @u.a pentin. untuk
kepada kedua unsur )entuk :vorm; dan isi :inhoud; se1 diikuti den.an seksama /leh para sar@ana hukum, khu1
perti dikemukakan di atas, maka +ukum ,ata -e.ara ya1 susnya /leh para ahli hukum tata ne.ara kita* Aleh
n. kita )ahas di sini dapat di)edakan dalam ti.a aspek, karena itu, sudah saatnya, studi hukum tata ne.ara di
yaitu: )er)a.ai 3akultas hukum di tanah air hendaklah me1
a* +ukum ,ata -e.ara 0mum yan. )erisi asas1asas hu1 n.em)an.kan keti.a aspek hukum tata ne.ara terse)ut
kum yan. )ersi3at uni!ersal* se(ara )ersama1sama dan seim)an.*
Kita tidak )/leh mem)iarkan )idan. hukum tata
ne.ara hanya dikem)an.kan se)a.ai ilmu kata1kata dan
#? '0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
upaya pen.ka@ian terhadap k/nstitusi dipersempit hanya
se)a.ai studi tentan. perumusan kata1kata dalam pasal1
pasal k/nstitusi )elaka* +ukum ,ata -e.ara, pertama1
tama haruslah dikem)an.kan se)a.ai ilmu pen.etahuan
hukum yan. )ersi3at uni!ersal* Setelah itu, +ukum ,ata
-e.ara )aru dapat dipahami se)a.ai pers/alan hukum
dan k/nstitusi yan. tum)uh dalam praktik ketatane1
.araan Ind/nesia dari =aktu ke =aktu, sehin..a untuk
selan@utnya dapat pula dimen.erti se)a.ai pers/alan hu1
kum p/siti3 di ne.ara kita yan. )erdasarkan 0ndan.1
0ndan. >asar -e.ara Repu)lik Ind/nesia ,ahun %?'<*
5. Hukum Tata Negara Statis dan Dinamis
+ukum ,ata -e.ara @u.a dapat di)edakan antara
si3atnya yan. statis dan dinamis* Ilmu +ukum ,ata -e1
.ara itu dise)ut se)a.ai ilmu yan. statis apa)ila ne.ara
yan. di@adikan /)@ek ka@iannya )erada dalam keadaan
statis atau keadaan diam :staat in rust;* +ukum ,ata
-e.ara yan. )ersi3at statis inilah yan. )iasa dise)ut
se)a.ai +ukum ,ata -e.ara dalam arti sempit* Sedan.1
kan +ukum ,ata -e.ara dalam arti luas, men(akup +u1
kum ,ata -e.ara dalam arti dinamis, yaitu manakala
ne.ara se)a.ai /)@ek ka@iannya ditelaah dalam keadaan
)er.erak :staat in beweging;* Pen.ertian yan. terakhir
inilah yan. )iasa dise)ut se)a.ai )idan. Ilmu +ukum
Administrasi -e.ara :Administrative Law, Verwaltung-
srecht;*
Perhatian p/k/k ilmu +ukum ,ata -e.ara :Verfas-
sungsrecht, Constitutional Law, Droit Constitutionnel;
adalah menyan.kut struktur hukum dan kehidupan )er1
ne.ara, sedan.kan ilmu +ukum Administrasi -e.ara
memusatkan perhatian pada su)stansi sistem pen.am1
)ilan keputusan dalam ke.iatan )erpemerintahan*
<'
+'
()id.
'%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Materi yan. terkait den.an 3un.si13un.si adminis1
trasi ne.ara atau tata usaha ne.ara terse)ut san.atlah luas
(akupannya* Seperti dikatakan /leh Pr/3es/r Kusu1
madi Pud@/se=/@/, yaitu:
C+ukum tatausaha meliputi keseluruhan aturan hukum
yan. menentukan se(ara )a.aimana alat1alat perlen.1
kapan ne.ara yan. )ersan.kutan hendaknya )ertin.kah
laku dalam men.usahakan tu.as1tu.as pemerintahan,
perundan.1undan.an, pen.adilan, keuan.an, hu)un.an
luar ne.eri, dan pertahanan ne.ara )eserta keamanan
umumD*
<<
-/rma hukum yan. men.atur kesemua akti3itas
demikian itu dise)ut se)a.ai hukum administrasi ne.ara atau
)iasa dise)ut pula den.an istilah hukum tata usaha ne.ara,
dan ilmu yan. mem)ahasnya dise)ut ilmu +u1
kum Administrasi -e.ara atau ilmu +ukum ,ata 0saha
-e.ara :Verwaltungsrechtlehre;*
C. Keluarga Ilmu Hukum Kenegaraan
1. Keluarga Ilmu Hukum Kenegaraan pada
umumnya
Ilmu +ukum ,ata -e.ara termasuk keluar.a ilmu
hukum kene.araan :staatslehre;* Seperti dikemukakan
di atas, staatslehre atau theorie der staat dapat di)a.i 2
:dua;, yaitu staatslehre in ruimere zin atau te/ri ne.ara
dalam arti luas dan staatslehre in engere zin atau te/ri
ne.ara dalam arti sempit* Staatslehre dalam arti sempit
itulah yan. dapat diidentikkan den.an staatsrecht yan.
dapat la.i di)a.i dua, masin.1masin. dalam arti luas dan
sempit*
>alam )ukunya yan. terkenal )er@udul CAllgemeine
StaatslehreD, He/r. Jelline(k, ahli hukum kenamaan dari
++
Pud9osewo9o, Op. Cit., hal. 1;7.
'2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Austria men.uraikan p/h/n ilmu kene.araan atau staat-
swissenschaft dalam arti luas yan. men(akup (a)an.1
(a)an. dan rantin.1rantin. ilmu pen.etahuan se)a.ai
)erikut* Staatswissenschaft men(akup staatswissens-
chaft dalam arti sempit dan rechtswissenschaft. Staats-
wissenschaft dalam arti yan. sempit meliputi:
a. beschreidende staatswissenschaft, yaitu staatenkun-
de&
). theoritische staatswissenschaf atau staatsleer& dan
c. pratktische staatswissenschaft atau angewandte
staatswissenschaft&
Sementara itu, (a)an. ilmu pen.etahuan hukum
yan. )iasa dise)ut den.an istilah rechtswissenschaft me1
liputi:
a* verfassungsrecht&
)* verwaltungsrecht& dan
(* internationale recht*
Sedan.kan Teoritische Staatswissenschaft atau
Staatsleer di)a.i ke dalam:
a* allgemeine staatslehre atau ilmu ne.ara umum& dan
)* besondere staatslehre atau ilmu ne.ara khusus*
,ermasuk kate./ri algemeine staatslehre adalah
:a; allgemeine soziale staatslehre dan :); allgemeine
staatsrechtslehre* Sedan.kan yan. termasuk besondere
staatslehre adalah :a; individuele staatslehre dan :);
speziale staatslehre*
Apa)ila yan. di@adikan penekanan utamanya ada1
lah recht atau hukum, maka +ukum ,ata -e.ara :Con-
stitutional Law; yan. kita pahami de=asa ini dapat dili1
hat dalam pen.ertian verfassungsrecht* Akan tetapi,
apa)ila yan. diutamakan adalah aspek keilmuannya,
maka +ukum ,ata -e.ara :Constitutional Law; itu
dapat pula dipahami dalam pen.ertian allgemeine
'#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
staatsrechtslehre atau +ukum ,ata -e.ara 0mum* Aleh
karena itu, )uku ini kita )eri @udul CPen.antar Ilmu
+ukum ,ata -e.araD den.an maksud akan )erisi pe1
n.antar terhadap pen.ertian allgemeine staatsrecht-
slehre itu*
>alam k/nteks verfassungsrecht atau hukum k/n1
stitusi, dapat pula di)edakan antara te/ri hukum ilmiah
den.an hukum p/siti3 :positive law;* Misalnya, dalam
istilah +ukum ,ata -e.ara Ind/nesia dapat di)edakan
antara pen.ertiannya se)a.ai (a)an. ilmu hukum yan.
)er/rientasi pada te/ri ilmiah yan. )ersi3at umum, atau
dapat pula diartikan se)a.ai hukum p/siti3 di )idan.
ketatane.araan yan. )erlaku de=asa ini )erdasarkan
k/nstitusi tertulis :schreven constitutie, written constitu-
tion;*
2. Hukum Tata Negara dan Ilmu Politik serta
Ilmu Sosial Lainnya
>alam )uknya Wetenshap der Politiek, Pr/3* 8a1
rents se(ara khusus menyatakan:
Een van de meest actuele afbakenningsproblemen,
welke wij uit moeten als wij deze wetenshap een plaats
trachten te geven tussen de andere, is de grensbepaling
met de jurische vakken; het staats en administra-
tiefrecht, het volkens-recht en de rechtsfilosofie....
CDe scheiding tussen de juridische vakken en de
wetenshap der politiek is dan ook de belangrijkste
reden, waarom deze laatste beter niet algemeine
staatsleer og kortweg staatsleer kan heten.
Voor de samengang tussen de studie het jurische
geraamnte onderzocht, en de andere die helt vlees er
omheen bezietD*
<6
+7
:arents, Ce @etenshap der Politiek, een terreinverkennin8, derde durk,
2ravenha8e! A.A.#. "tolsAs, 16+$&, hal. ;8, 8$, dan 8,.
''
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
I)arat tu)uh manusia, maka ilmu hukum tata
ne.ara diumpamakan /leh 8arent se)a.ai keran.ka tu1
lan. )elulan.nya, sedan.kan ilmu p/litik i)arat da.in.1
da.in. yan. melekat di sekitarnya :het vlees er omheen
beziet;* Aleh se)a) itu, untuk mempela@ari hukum tata
ne.ara, terle)ih dulu kita memerlukan ilmu p/litik, se)a1
.ai pen.antar untuk men.etahui apa yan. ada di )alik
da.in.1da.in. di sekitar keran.ka tu)uh manusia yan.
hendak diteliti* >alam hal ini, ne.ara se)a.ai /)@ek studi
hukum tata ne.ara dan ilmu p/litik @u.a dapat dii)a1
ratkan se)a.ai tu)uh manusia yan. terdiri atas da.in.
dan tulan.*
8a.aimanapun @u.a, /r.anisasi ne.ara itu sendiri
merupakan hasil k/nstruksi s/sial tentan. peri kehi1
dupan )ersama dalam suatu k/munitas hidup )erma1
syarakat* Aleh karena itu, ilmu hukum yan. mempela@ari
dan men.atur ne.ara se)a.ai /r.anisasi tidak mun.kin
memisahkan diri se(ara te.as den.an peri kehidupan
)ermasyarakat* Aleh karena itu, menurut Pr/3es/r Gir1
@/n/ Pr/d@/dik/r/:
C*** se/ran. sar@ana hukum, untuk memperdalam
pen.etahuannya dalam )idan. +ukum ,ata -e.ara, ada
)aiknya mempela@ari @u.a ilmu s/si/l/.i se)a.ai ilmu
penun@an. :hulpwetenshap; )a.i ilmu +ukum ,ata
-e.ara*D
<9
8a.i sar@ana hukum tata ne.ara, di sampin.
s/si/l/.i, ilmu s/sial lainnya @u.a san.at pentin. se)a.ai
penun@an., seperti ilmu se@arah, ilmu p/litik, ilmu ek/1
n/mi, antr/p/l/.i, dan se)a.ainya*
>ikarenakan eratnya hu)un.an antara hukum dan
ne.ara di satu pihak den.an masyarakat pada umumnya,
maka studi tentan. .e@ala kemasyarakatan itu tum)uh
+;
@ir9ono Prod9odikoro, Op. Cit., hal. ,.
'<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
dan )erkem)an. sesuai den.an ke)utuhan, sehin..a me1
lahirkan ilmu s/sial pada umumnya* Ilmu yan. menye1
lidiki .e@ala1.e@ala kemasyarakatan pada umumnya di1
se)ut s/si/l/.i, dan yan. men.khususkan ka@iannya me1
n.enai .e@ala kekuasaan dise)ut ilmu p/litik, dan demi1
kian pula den.an (a)an.1(a)an. ilmu s/sial lainnya*
8ahkan, di )er)a.ai per.uruan tin..i, di)entuk pr/.ram1
pr/.ram studi ilmu s/sial dan p/litik yan. )erdiri sendiri
di pr/.ram studi ilmu hukum yan. sudah )erkem)an.
se@ak se)elumnya*
8ahkan, dalam se@arah perkem)an.an per.uruan
tin..i di Ind/nesia, 3akultas13akultas ilmu s/sial dan p/1
litik meman. dikem)an.kan dari (ikal )akal pr/.ram1
pr/.ram yan. terdapat di lin.kun.an 3akultas13akultas
hukum* 5akultas +ukum 0ni!ersitas Ind/nesia sendiri1
pun dulunya adalah 5akultas +ukum dan Pen.etahuan
Kemasyarakatan* 8aru kemudian 5akultas Ilmu S/sial
dan P/litik di)entuk tersendiri di luar 5akultas +ukum*
3. Hukum Tata Negara dan Ilmu Negara
Ilmu -e.ara atau Staatsleer :)ahasa 8elanda; atau
Staatslehre :)ahasa Jerman; adalah ilmu pen.etahuan
yan. menyelidiki asas1asas p/k/k dan pen.ertian1pe1
n.ertian p/k/k men.enai ne.ara dan hukum tata ne.a1
ra*
<$
Aleh karena itu, ilmu ne.ara merupakan ilmu pe1
n.antar untuk mempela@ari ilmu +ukum ,ata -e.ara,
ilmu +ukum Administrasi -e.ara, dan @u.a ilmu +ukum
Internasi/nal Pu)lik* Kedudukannya dapat di)andin.kan
den.an mata kuliah Pen.antar Ilmu +ukum yan. me1
n.antarkan mahasis=a untuk mempela@ari ilmu hukum
pu)lik dan hukum pri!at* Se)a), p/sisinya )ersi3at pre-
requisite* Mahasis=a 5akultas +ukum diharuskan me1
n.am)il mata kuliah Pen.antar Ilmu +ukum dan Ilmu
-e.ara le)ih dulu se)elum men.ikuti perkuliahan +u1
+8
1usnardi dan "ara8ih, Op. Cit., hal.8.
'6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
kum ,ata -e.ara dan +ukum Administrasi -e.ara* Se1
)a), dalam perkuliahan +ukum ,ata -e.ara, tidak akan
di)ahas la.i men.enai te/ri asal mula ter)entuknya
ne.ara, apa tu@uan /ran. )erne.ara, dan lain se)a.ainya,
yan. sudah di)ahas se(ara tuntas dalam Ilmu -e.ara*
>alam ilmu ne.ara yan. diutamakan adalah nilai
te/ritis1ilmiahnya, sedan.kan dalam ilmu +ukum ,ata
-e.ara dan ilmu +ukum Administrasi -e.ara terkait
pula den.an n/rma hukumnya dalam arti p/siti3* Aleh
karena itu, ilmu ne.ara dise)ut se)a.ai seinwissenschaft,
sedan.kan +ukum ,ata -e.ara dan @u.a +ukum Admi1
nistrasi -e.ara merupakan normwissenschaft* >emikian
pula den.an ilmu hukum pidana, ilmu hukum perdata,
ilmu hukum ek/n/mi, dan lain se)a.ainya, sudah dikait1
kan den.an pers/alan n/rma hukum yan. )erlaku di
)idan. masin.1masin.*
>alam kedudukannya se)a.ai ilmu pen.etahuan
pen.antar )a.i +ukum ,ata -e.ara dan +ukum Admi1
nistrasi -e.ara, Ilmu -e.ara tidak mempunyai nilai yan.
praktis seperti halnya den.an +ukum ,ata -e.ara dan
+ukum Administrasi -e.ara* Aran. yan. mempela@ari
Ilmu -e.ara tidak memper/leh hasil yan. dapat lan.1
sun. diper.unakan dalam praktik* Sedan.kan mempela1
@ari +ukum ,ata -e.ara dan +ukum Administrasi -e.a1
ra dapat lan.sun. men.hasilkan sesuatu pen.etahuan
yan. )ernilai praktis* Per)edaan ini dapat dilihat dari
pen..unaan istilah CilmuD yan. dikaitkan pada Ilmu -e1
.ara, sedan.kan pada +ukum ,ata -e.ara :verfassungs-
recht; dan +ukum Administrasi -e.ara :verwaltungs-
recht;, meskipun dapat sa@a dilakukan, tidak la6im /ran.
men..unakan istilah CIlmuD +ukum ,ata -e.ara atau
CIlmuD +ukum Administrasi -e.ara*
>ari se.i keman3aatannya, hu)un.an antara Ilmu
-e.ara dan +ukum ,ata -e.ara se)a.ai ilmu, @ika dipe1
'9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
la@ari, dapat dikaitkan den.an pendapat Ren.ers +/ra
Si((ama yan. mem)edakan antara ke)enaran hakikat
dari kenyataan se@arah*
<?
Menurut Ren.ers +/ra Si(1
(ama, tu.as ahli hukum dapat di./l/n.kan, di satu pihak
se)a.ai penyelidik yan. hendak mendapatkan ke)enaran
/)yekti3, dan untuk itu ia tidak melaksanakan hukum itu
sendiri* Sedan.kan, di lain pihak ada pula tu.as ahli hu1
kum se)a.ai pelaksana yan. akan memper.unakan hu1
kum itu dalam keputusan1keputusan k/nkrit* H/l/n.an
pertama dise)ut /leh Ren.ers +/ra Si((ama yaitu se1
/ran. ahli hukum se)a.ai pen/nt/n :de jurist als toes-
chouwer;, sedan.kan yan. kedua dise)utnya ahli hukum
se)a.ai pemain :de jurist als medespeler;* Se)a.ai pe1
n/nt/n, se/ran. ahli hukum le)ih men.etahui kekuran.1
an atau kesalahan1kesalahan yan. dilakukan /leh para
pemain dan men(/)a men(ari se)a) musa)a)nya de1
n.an men.adakan analisa1analisa tentan. sesuatu pe1
risti=a hukum untuk menentukan (ara yan. le)ih )aik
dan le)ih sempurna men.enai )a.aimana hukum dilak1
sanakan* Sedan.kan dalam ./l/n.an kedua, se/ran. ahli
hukum diandaikan se)a.ai pemain :de jurist als medes-
peler; yan. harus memutuskan, )aik yan. )ersi3at
pen.aturan :regeling;, penetapan administrati3 :beschik-
king;, ataupun putusan peradilan :vonnis;*
Aleh karena keputusan1keputusan dimaksud ter1
.antun. kepada para pelaksananya, maka tidak @aran.
ter@adi )ah=a keputusan yan. dian..ap )aik /leh pelak1
sana, tetapi se)aliknya dian..ap tidak )aik atau kuran.
+6
5en8ers Hora "iccama, 3aturli9ke waarheid en historische )epaaldheid,
Hwollw, 168+E ()id., ?Au CommencementB, de la theorie du droit, dalam 5e*
vue (nternationale de la theorie du droit, 16,8, hal. $$. Lihat 9u8a ?Het
5echt naar 8elan8 van het staanpunt van het welk men het Giet,B dalam
-hemis, 16,8, hal. 66.
'$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
memuaskan )a.i penerima keputusan itu, hal mana di1
se)a)kan karena adanya si3at su)yekti3isme dalam setiap
keputusan terse)ut* Sehu)un.an den.an pendapat Ren1
.ers +/ra Si((ama itu, kita dapat men.umpamakan yan.
pertama itu den.an tu.as Ilmu -e.ara yan. tidak me1
mentin.kan )a.aimana (aranya hukum di@alankan, kare1
na Ilmu -e.ara mementin.kan nilai te/ritisnya*
60
Se1
dan.kan se)aliknya, +ukum ,ata -e.ara dan +ukum
Administrasi -e.ara le)ih )erkaitan den.an tu.as ahli
hukum se)a.ai pemain :the player;* +al yan. le)ih di1
pentin.kan adalah nilai1nilai praktis dari kedua (a)an.
ilmu ini, karena hasil penelitian ilmiah dalam )idan.
hukum tata ne.ara dan hukum adaministrasi ne.ara itu
se(ara lan.sun. dapat diper.unakan dalam praktik /leh
para ahli hukum yan. duduk se)a.ai pe@a)at1pe@a)at
ne.ara dan pe@a)at pemerintahan menurut )idan. tu.as1
nya masin.1masin.*
>i sampin. itu, per)edaan antara Ilmu -e.ara
den.an +ukum ,ata -e.ara @u.a dapat dilihat dari se.i
/)yek penyelidikannya* Jika /)yek penyelidikan Ilmu
-e.ara adalah asas1asas p/k/k dan pen.ertian1pen.er1
tian p/k/k tentan. ne.ara dan hukum ne.ara pada
umumnya, maka /)yek +ukum ,ata -e.ara se)a.ai ilmu
adalah hukum p/siti3 yan. )erlaku pada suatu =aktu di
suatu tempat* Aleh karena itu la6im dise)ut +ukum ,ata
-e.ara p/siti3 se)a.ai +ukum ,ata -e.ara Ind/nesia
atau +ukum ,ata -e.ara In..ris, Amerika, Jepan., 8e1
7%
Calam (lmu 3e8ara pada umumn0a dipela9ari men8enai -eori*-eori
tentan8 Asal #ula 3e8ara, Hakekat 3e8ara, -u9uan 3e8ara, Pen8ertian
3e8ara, :entuk 3e8ara, dan lain se)a8ain0a. Lihat dan )andin8kan )uku*
)uku teks men8enai (lmu 3e8ara, seperti misaln0a Padmo @ah9ono, (lmu
3e8ara, (ndo Hill Co., Jakarta, 1666E C9okosoetono, (lmu 3e8ara, Himpu*
nan oleh Harun Alrasid, Jakarta! (nd Hill. Co., $%%7&E "oehino, (lmu
3e8ara, 4o80akarta! Li)ert0, 1668&E dan lain*lain.
'?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
landa dan se)a.ainya* Sehin..a, pada umumnya, di kala1
n.an ahli hukum tata ne.ara tim)ul ke(enderun.an sa1
n.at nasi/nalistis dan d/.matis karena san.at terpaku
kepada n/rma hukum dasar p/siti3 yan. )erpun(ak ke1
pada k/nstitusi* +ukum ,ata -e.ara (enderun. hanya
dilihat dalam k/nteks yan. p/siti!istik den.an a.ak me1
n.a)aikan pentin.nya penyelidikan ilmiah yan. )ersi3at
uni!ersal yan. )iasa di)ahas dalam k/nteks +ukum ,ata
-e.ara 0mum*
>ikarenakan Ilmu -e.ara san.at pentin. )a.i ilmu
+ukum ,ata -e.ara dan +ukum Administrasi -e.ara,
maka den.an )antuan Ilmu -e.ara, +ukum ,ata -e.ara
dan +ukum Administrasi -e.ara dapat memper/leh (iri
ilmiahnya yan. pentin.* Ilmu -e.ara san.at memen1
tin.kan nilai te/ritisnya sehin..a dise)ut se)a.ai suatu
Seinswissenschaft, sedan.kan +ukum ,ata -e.ara dan
+ukum Administrasi -e.ara merupakan suatu Normati-
ven Wissenschaft* 8a.i mereka yan. mempela@ari +u1
kum ,ata -e.ara atau +ukum Administrasi -e.ara su1
dah tidak perlu diteran.kan la.i se(ara mendalam me1
n.enai arti dan asas dari ne.ara dan hukum ne.ara,
karena semua hal itu sudah dian..ap diketahui ketika
mempela@ari llmu -e.ara* Aleh karena itulah /leh para
ahli dikatakan )ah=a Ilmu -e.ara merupakan ilmu pe1
n.etahuan pen.antar )a.i mereka yan. hendak mempe1
la@ari +ukum ,ata -e.ara dan +ukum Administrasi -e1
.ara*
4. Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi
Negara
>i )er)a.ai ne.ara, kedua (a)an. ilmu hukum ini
serin.kali dise)utkan se(ara )ersama1sama se(ara )e1
ran.kai* >i )er)a.ai uni!ersitas di ne.eri 8elanda, misal1
nya, (a)an. ilmu ini dise)ut den.an perkataan CStaats
<0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
en Administratief RechtD se)a.ai mata kuliah tersendiri CThe decisions about the State, its duties and
yan. dia@arkan /leh se/ran. .uru )esar* >i Amerika Seri1 competences and its relationship with its citizens as
kat dan In..ris, )anyak pula di@umpai )uku1)uku teks
expressed in the constitution must have an implication
hukum yan. di)eri @udul CConstitutional and Adminis-
in administration and administrative lawD*
6'
trative LawD, atau )ahkan CTextbook on Constitutional
and Administrative LawD* -amun, kedua )idan. ilmu
Jika tidak demikian, maka seperti dikatakan /leh
hukum ini )iasa @u.a di)edakan se)a.ai dua (a)an. ilmu
+* Maurer, ketentuan k/nstitusi tidak akan pernah men1
yan. tersendiri* Sedan.kan di Jerman, )iasa dikenal ada
@adi kenyataan :reality;*
6<
Aleh karena itu, administrasi
istilah Verfassungsrecht und Verwaltungs-recht*
dapat di.am)arkan se)a.ai tindakan pen.undan.an
-amun demikian, keduanya tetap dapat di)edakan
k/nstitusi :enacting the constitution; atau tatig werden-
antara satu sama lain* >alam arti luas, +ukum ,ata
de Verfassung*
-e.ara itu sendiri meman. men(akup @u.a pen.ertian
Selain itu, menurut Pr/3es/r Gir@/n/ Pr/d@/dik/r/,
hukum tata ne.ara dalam arti sempit dan hukum admi1
per)edaan antara +ukum ,ata -e.ara den.an +ukum
nistrasi ne.ara* 8a.i mereka yan. menyetu@ui pendapat
Perdata dan +ukum Pidana se)enarnya mudah terlihat*
Appenheim, per)edaan di antara keduanya dikaitkan de1
Se(ara ne.ati3, dapat dikatakan )ah=a +ukum ,ata -e1
n.an per)edaan antara /)@ek ne.ara yan. dika@i, yaitu
.ara itu tidak seperti +ukum Perdata yan. men.atur hu1
ne.ara dalam keadaan diam :staat in rust; atau dalam
)un.an1hu)un.an perdata antara pel)a.ai /knum atau
keadaan )er.erak :staat in beweging;* Akan tetapi, hu1
)adan, dan tidak seperti +ukum Pidana yan. )erisi atau
kum tata ne.ara di sampin. mempela@ari aspek statisnya,
men.atur penentuan men.enai hukuman1hukuman pi1
@u.a mempela@ari )er)a.ai aspek dinamis dari ne.ara*
dana untuk setiap pelan..aran hukum* Sedan.kan per1
>en.an istilah yan. )er)eda, 5rit6 Gerner menyatakan,
)edaan antara +ukum ,ata -e.ara dan +ukum Admi1
CVerwaltungsrecht als konkretisiertes Verfassungs-
nistrasi -e.ara tidak )e.itu nampak den.an @elas*
66
Aleh
rechtD,
6%
yaitu )ah=a hukum administrasi ne.ara itu ada1
karena itu, pem)edaan keduanya mem)utuhkan le)ih
lah hukum tata ne.ara yan. diletakkan dalam keadaan
dari sekedar pen@elasan )iasa*
69
yan. k/nkrit*
62
Mantan Ketua Mahkamah Administrasi
5ederal Jerman ini men.an..ap Cadministrative law as
constitutional law put into concrete termsD*
6#
Menurut
Meinhard S(hr/der:
7'
()id.
7+
H. #aurer, All8emeines Derwaltun8srecht, 1,
th
edition, #unich! :eck,
$%%%,& catatan 1 dan 1$.
77
Prod9odikoro, Op. Cit., hal. ;.
7;
Lihat dan pela9ari Phillipus #. Had9on, dkk, Pen8antar Hukum Adminis*
71
<ritG @erner, Ceutsches Derwaltun8s)latt, 16+6, hal. +$;. trasi (ndonesia (ntroduction to the (ndonesian Administrative Law&, cet. ke*
7$
#einhard "chroder, ?Administrative Law in 2erman0B, dalam 5ene "eer* 6, 4o80akarta! 2ad9ah #ada /niversit0 Press, $%%+&.
den dan <rits "troink eds.&, Administrative Law o. the =uropean /nion, (ts
#em)er "tates and the /nited "tates, 2ronin8en! (ntersentia /it8evers
Antwerpen, $%%$&, hal. 61*6$.
7,
()id. hal. 61.
<% <2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Menurut !an J/llenh/!en,
6$
+ukum ,ata -e.ara
adalah ran.kaian peraturan hukum yan. mendirikan
)adan1)adan se)a.ai alat :organ; suatu ne.ara den.an
mem)erikan =e=enan. kepada )adan1)adan itu, dan
mem)a.i1)a.i peker@aan pemerintah kepada )anyak
alat1alat ne.ara, )aik yan. tin..i maupun yan. rendah
kedudukannya* Sedan.kan, +ukum ,ata 0saha Peme1
rintahan di.am)arkan /leh !an J/llenh/!en se)a.ai se1
ran.kaian ketentuan yan. men.ikat alat1alat ne.ara,
)aik yan. tin..i maupun yan. rendah, pada =aktu alat1
alat ne.ara itu mulai men@alankan peker@aan dalam me1
nunaikan tu.asnya, seperti yan. ditetapkan dalam +u1
kum ,ata -e.ara* 0raian !an J/llenh/!en ini melan@ut1
kan sa@a pandan.an Appenheim selaku .urunya men.e1
nai 3en/mena ne.ara dalam keadaan diam dan ne.ara
dalam keadaan )er.erak seperti yan. telah diuraikan di
atas*
6?
J/hn Alder, dalam )ukunya CConstitutional and
Administrative LawD @u.a menyatakan:
CMany of the standard texts, and indeed many courses,
are called constitutional and administrative law. There
are also separate courses on administrative law. The
difference between the two subjects is really one of
practical convenience and thus a rough and ready one.
Administrative Law is an aspect of constitutional law.
It deals with the work of the executive branch of go-
vernment and how it is controlled. Administrative law
can be subdivided into particular branches of executive
activity, for example public health, immigration con-
78
van Dollenhoven men9elaskan pan9an8 le)ar pandan8ann0a men8enai
ruan8 lin8kup Hukum Administrasi 3e8ara Omtrek van het Administratie.
5echt& dalam satu uraian verhandelin8& di muka ?1oninkli9ke Academie
van @ettenschappenB di Amsterdam pada tahun 16$7. 1etika itu, ia men8*
8am)arkan kelahiran dan perkem)an8an mata pela9aran ?Hukum Adminis*
trasi 3e8araB di Perancis dan )er)a8ai ne8ara lain.
76
Prod9odikoro, Op. Cit., hal. 8.
<#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
trol, housing, education, each of which can be studied in
its own rightD*
90
>ua sar@ana In..ris, A*G* 8radley and K*>* 7=in.,
menyatakan:
CThere is no precise demarcation between constitutio-
nal law and administrative law in Britain. Adminis-
trative law may be defined as the law which determines
the organisation, powers and duties of administrative
authorities. Like constitutional law, administrative law
deals with the exercise and the control of governmental
power. A rough distinction is that constitutional law is
mainly concerned with the structure of the primary
organs of government, whereas administrative law is
concerned with the work of official agencies in provi-
ding services and in regulating the activities of citizens.
Within the vast field of government, questions often
arise as to the sources of administrative power, the
adjudication of disputes arising out of the public servi-
ces and, above all, the means of securing a system of
legal control over the activities of government which
takes account of both public needs and the private inte-
rests of the individualD*
9%
Jika kita menelaah per)edaan di kalan.an para ahli
men.enai lin.kup masin.1masin. kedua (a)an. ilmu
+ukum ,ata -e.ara dan Administrasi -e.ara itu, menu1
rut M/h* Kusnardi dan +armaily I)rahim, pendapat1
pendapat terse)ut di atas pada .aris )esarnya dapat
di)edakan dalam dua kel/mp/k* Kel/mp/k yan. perta1
ma mem)edakan ilmu +ukum ,ata -e.ara dan ilmu
+ukum Administrasi -e.ara se(ara prinsipil, karena
;%
John Alder, Constitutional and Administrative Law, London! #acmillan,
1686&, hal. 7.
;1
A.@. :radle0 and 1.C.=win8, Constitutional and Administrative Law, 1,
th
edition, Pearson =ducation Ltd., $%%,&, hal. 1%.
<'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
menurut mereka kedua ilmu pen.etahuan ini dapat
di)a.i se(ara ta@am )aik men.enai sistematikanya mau1
pun isinya* Sedan.kan, )anyak ahli hukum lain yan.
)eran..apan )ah=a antara +ukum ,ata -e.ara dan
+ukum Administrasi -e.ara tidak terdapat per)edaan
yan. )ersi3at asasi, melainkan hanya karena pertim1
)an.an man3aat praktisnya sa@a* +ukum Administrasi
-e.ara tidak lain merupakan +ukum ,ata -e.ara dalam
arti luas dikuran.i den.an +ukum ,ata -e.ara dalam
arti sempit* Inilah yan. dise)ut se)a.ai te/ri residu
dalam memahami dan mem)edakan de3inisi ilmu hukum
administrasi ne.ara dari ilmu hukum tata ne.ara*
92
Menurut M/h* Kusnardi dan +armaily I)rahim,
yan. termasuk ke dalam ./l/n.an yan. mem)edakan ke1
dua (a)an. ilmu hukum ini se(ara prinsipil antara lain
adalah Christian !an J/llenh/!en* ,ulisannya men.enai
hal terse)ut yan. pertama adalah Thorbecke en het Ad-
ministratiefrecht* >alam )uku ini, !an J/llenh/!en
mende3inisikan +ukum ,ata -e.ara se)a.ai sekumpulan
peraturan1peraturan hukum yan. menentukan )adan1
)adan kene.araan serta mem)eri =e=enan. kepadanya,
dan )ah=a ke.iatan suatu pemerintahan m/dern adalah
mem)a.i1)a.ikan =e=enan. itu kepada )adan1)adan
terse)ut dari yan. tertin..i sampai yan. terendah* Sesuai
den.an pandan.an Appenheim, +ukum ,ata -e.ara di1
i)aratkan se)a.ai k/ndisi ne.ara dalam keadaan tidak
)er.erak :staat in rust;* Sedan.kan, +ukum Adminis1
trasi -e.ara se)a.ai sekumpulan peraturan hukum yan.
men.ikat )adan1)adan ne.ara )aik yan. tin..i maupun
yan. rendah @ika )adan1)adan itu mulai men..unakan
=e=enan.nya yan. ditentukan dalam +ukum ,ata -e.a1
ra* Aleh Appenheim, k/ndisi demikian itu dii)aratkan1
;$
1usnardi dan ()rahim, Op. Cit., hal. ,+.
<<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
nya seperti -e.ara di dalam keadaan )er.erak :staat in
beweging;* Selan@utnya ia katakan: 9#
Ter eener zijde windt men, als staatsrecht dat complex
van rechtsvoorschriften toekent, dat de werkzaam-
heden van een moderne overheid distribueert over tal
van hoeger, en lagere organen, het houdt zich bezig
naar Oppenheims woord, meet de staat in rust. Ander-
zijds staat alles Administratiefrecht dat complex van
bepalingen, waaraan hogere en lagere organen gebon-
den zijn, zoodra ze van hun reeds vaststaande staats-
rechtelijke bevoegheid gebruik gaan maken; het betreft
naar Oppenheims verdere woord, de staat in beweg-
ing*
9'
>alam )ukunya yan. lain, !an J/llenh/!en mem1
)a.i +ukum ,ata -e.ara dan +ukum Administrasi -e1
.ara a.ak )er)eda dari )ukunya yan. terdahulu* Menu1
rut pendapatnya, semua peraturan yan. se@ak )era)ad1
a)ad lamanya tidak termasuk ke dalam lin.kup hukum
tata ne.ara materil, hukum perdata materil, ataupun hu1
kum pidana materil seharusnya dimasukkan dalam (a1
)an. hukum administrasi ne.ara* >en.an demikian, !an
J/llenh/!en men.artikan +ukum Administrasi -e.ara
meliputi seluruh ke.iatan ne.ara dalam arti luas, tidak
hanya ter)atas pada tu.as pemerintahan dalam arti
sempit sa@a* +ukum Administrasi -e.ara itu, menurut1
nya, @u.a meliputi tu.as peradilan, p/lisi, dan tu.as
;,
C. van Dollenhoven, ?-hor)ecke en het Administratie.rechtB dalam J.
Oppenheims )undel, 3ederlandsch Administratie.recht, 16$1, hal. $1.
;'
van Dollenhoven, Omtrek van het Administratie.recht, ver)andelin8en
voor8edra8en in de 1oninkli9ke Academie van @etenschappen, Ceel 7$, atau
dalam ?Derspreide 2eschri.tenB, 9ilid ( hal. 88, ?alle recht, dat niet sinds
eeuwen 8eli9kt is als materieel staatsrecht, materieel privaatrecht o. ma*
terieel staatrecht, kri98t op natuurli9ke wi9Ge een wel8evoed onderdak in het
administratie.rechtB.
<6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
mem)uat peraturan* Menurutnya, +ukum Administrasi
-e.ara dalam arti luas itu dapat di)a.i dalam ' :empat;
)idan., yaitu:
%; bestuursrecht :hukum pemerintahan; &
2; justitierecht :hukum peradilan;&
#; politierecht :hukum kep/lisian;& dan
'; regelaarsrecht :hukum perundan.1undan.an;*
Menurut para sar@ana, pandan.an !an J/llenh/!en
men.enai +ukum Administrasi -e.ara terse)ut se)enar1
nya dapat di)a.i dalam 2 :dua; pen.ertian yaitu:
%; +ukum Administrasi -e.ara dalam arti klasik& dan
2; +ukum Administrasi -e.ara dalam arti m/dern*
Pada perumusan pertama, yaitu +ukum Adminis1
trasi -e.ara dalam arti klasik, !an J/llenh/!en masih
diliputi /leh suasana kehidupan kene.araan yan. men.a1
nut paham li)eral :liberale rechtstaatsgedachte; yan. di1
pen.aruhi /leh 7mmanuel Kant di mana ne.ara tidak
)/leh men(ampuri kepentin.an1kepentin.an indi!idu,
melainkan tu.as ne.ara hanyalah se)a.ai pen@a.a malam
:nachtwachtersstaat atau letat Gendarm;* Sementara
itu, ketika !an J/llenh/!en men.em)an.kan pandan.an
kedua, praktik kene.araan ten.ah diliputi /leh suasana
)aru den.an )erkem)an.nya pemikiran men.enai ne.a1
ra kese@ahteraan atau welfare state :welvaartsstaat-ge-
dachter). >alam )ukunya yan. kedua, dinyatakan:
CStaatsorganen zonder staatsrecht is vleugellam, want
hun bevoegheid ontbreek of is onzeker Staatsorganen
zonder Administratiefrecht is vluegelvrij, want zij kun-
nen hun bevoegdheid niet zo toepassen als zii zelf it
lieftst willen*
9<
;+
()id.
<9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
8adan atau /r.an1/r.an ne.ara tanpa hukum tata
ne.ara akan lumpuh )a.aikan tanpa sayap, se)a) /r.an1
/r.an itu tidak mempunyai =e=enan. sehin..a keada1
annya tidak menentu* Se)aliknya, )adan1)adan ne.ara
tanpa +ukum Administrasi -e.ara men@adi )e)as tanpa
)atas, sehin..a mereka dapat )er)uat menurut apa yan.
mereka kehendaki*
96
>i sini dapat kita ketahui maksud !an J/llenh/!en
pada karan.annya yan. pertama itu )ah=a )adan +u1
kum Administrasi -e.ara diadakan untuk men.ekan.
pemerintah sesuai den.an prinsip li)eral yan. hidup pa1
da =aktu itu* Sedan.kan pada )ukunya yan. kedua, +u1
kum Administrasi -e.ara tidak )ermaksud hanya me1
n.ekan. pemerintah a.ar @an.an )ertindak se=enan.1
=enan. den.an kekuasaannya, melainkan mem)eri ke1
leluasaan kepada pemerintah untuk menyelen..arakan
kepentin.an rakyat, )ahkan @u.a menentukan ke=a1
@i)an1ke=a@i)an kepada rakyat sesuai den.an 3aham ke1
se@ahteraan yan. dianut /leh ne.ara :welvaartstaats-
gedachte;*
>alam menyelen..arakan kepentin.an umum, ada
kalanya -e.ara harus melan..ar hak rakyat, misalnya
menyita untuk kepentin.an umum :onteigening ten al-
gemene nutte;*
>ikarenakan ne.ara memerlukan pem)uatan @alan
a.ar hu)un.an antara dua tempat itu le)ih lan(ar, maka
;7
van Dollenhoven, "taatrecht Oversee. Lihat )uku*)uku, 1ont9oro Pur)o*
pranoto, :e)erapa Catatan Hukum -ata Pemerintahan dan Peradilan
Administrasi 3e8ara, :andun8! Alumni, 16;8&, hal. 1' dan 1+E Amrah
#uslimin, :e)erapa AGas*AGas Can Pen8ertian*Pen8ertian Pokok tentan8
Administrasi dan Hukum Administrasi, :andun8! Alumni, 168%&, hal. 8*1,E
dan C9enal Hoesen 1oesoemaatmad9a, Pokok*Pokok Hukum -ata /saha
3e8ara, :andun8! Alumni, 16;6&, hal. 1$*1'
<$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
-e.ara terpaksa men.am)il se)a.ian tanah rakyat untuk
kepentin.an terse)ut* Ea6imnya penyitaan ini dilakukan
den.an .anti ru.i kepada rakyat yan. )ersan.kutan* >a1
pat @u.a misalnya Pemerintah mem)eri i6in :k/nsesi; atas
nama perusahaan1perusahaan :nuts-bedrijven; untuk ke1
pentin.an umum*
Sementara itu, E/.emann dalam )ukunya COver de
theorie van en stellig staatsrechtD men.adakan per)eda1
an yan. ta@am antara +ukum ,ata -e.ara dan +ukum
Administrasi -e.ara* 0ntuk mem)edakannya, E/.e1
mann )ertitik t/lak dari sistematika hukum pada umum1
nya yan. meliputi ti.a hal, yaitu:
%; a@aran tentan. status :persoonsleer;&
2; a@aran tentan. lin.kun.an :gebiedsleer;&
#; a@aran tentan. hu)un.an hukum :leer de rechtsbet-
rekking;*
8erhu)un. +ukum ,ata -e.ara dan +ukum
Administrasi -e.ara merupakan suatu @enis hukum yan.
tersendiri :als byzonder soort van recht; yan. mem1
punyai /)yek penyelidikan hukum, maka sistematika hu1
kum pada umumnya dapat diterapkan pula terhadap +u1
kum ,ata -e.ara dan +ukum Administrasi -e.ara* Sis1
tematika yan. di)uat /leh E/.emann dalam )ukunya itu,
di)a.i se)a.ai )erikut:
%; +ukum ,ata -e.ara dalam arti sempit meliputi:
a* persoonsleer yaitu men.enai persoon dalam arti
hukum yan. meliputi hak dan ke=a@i)an manu1
sia, pers/ni3ikasi, pertan..un.@a=a)an, lahir
dan hilan.nya hak dan ke=a@i)an terse)ut, hak
/r.anisasi, )atasan1)atasan dan =e=enan.&
)* gebiedsleer, yan. menyan.kut =ilayah atau
lin.kun.an di mana hukum itu )erlaku dan yan.
<?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
termasuk dalam lin.kun.an dimaksud adalah
=aktu, tempat, manusia atau kel/mp/k, dan
)enda*
2; +ukum Administrasi -e.ara meliputi a@aran men.e1
nai hu)un.an1hu)un.an hukum :leer der rechtsbet-
rekkingen;*
>en.an demikian, menurut J*+*A* E/.emann,
99
dapat dikatakan )ah=a ilmu +ukum ,ata -e.ara itu
mempela@ari:
9$
a* susunan dari @a)atan1@a)atan&
)* penun@ukan men.enai pe@a)at1pe@a)at&
(* tu.as dan ke=a@i)an yan. melekat pada @a)atan itu&
d* kekuasaan dan =e=enan. yan. melekat pada @a)a1
tan&
e* )atas =e=enan. dan tu.as dari @a)atan terhadap dae1
rah dan /ran.1/ran. yan. dikuasainya&
3* hu)un.an antar @a)atan&
.* pen..antian @a)atan&
;;
Lihat 9u8a J.H.A. Lo8eman, -entan8 -eori "uatu Hukum -ata 3e8ara
Positi. ter9emahan, disertai pen8antar 2.J. 5esink&, Jakarta! (chtiar :aru *
Dan Hoeve, tanpa tahun&.
;8
Lo8emann, Over de theorie van een stellin8 "taatsrecht, Jakarta! "aksa*
ma, 16+'&, hal. +', ?-ot de persoonsleer )ehoren dan, om samen te vatten en
aan te vullen, niet het verwantschaps en huweli9ksrecht, maar wie de pro)*
lemen van de mens als plichten su)9ect toereken)aarheid, mondi8heid, han*
delin8)evoe8dheid&, de personi.ikatie, de verte8enwoordi8in8, onstaan en
teniet8aan van persoonli9keheid, het or8anisatie recht, de competentie*a.*
)akenin8BE hal. +6, ?Ce term I8e)ie8A word hier Goals )aven )leek, 8e)ruik
als aandudin8 van de s.eer waar)innen de norm 8eldt, in a)stracte Gin met
de vraa8, op welke wi9Ge ti9d, ruimte, persoonen 8roep, als 8edin8s)e8ren*
Gin8 van de a stelli8rechteli9ke norm kunnen optredenBE hal. 8+, ?mi9 sch0nt
at8ende wat aan de 9uridiche do8amatische po8in8en tot ondershceid voor
Gwee.t, met de sto. die naast de persoonsleer en de 8e)iedsleer )ehandelin8
vraa8t, dus met de leer der rechts)etrekin8en, nu als descritie van een duide*
li9k aan8ewesen pro)lemkrin8 te mo8en opeisenB.
60
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
h* hu)un.an antara @a)atan dan peme.an. @a)atan*
+ukum Administrasi -e.ara mempela@ari @enis,
)entuk, serta aki)at hukum yan. dilakukan /leh para pe1
@a)at dalam melakukan tu.asnya*
Selain !an J/llenh/!en dan E/.emann, sar@ana ke1
ti.a yan. )iasa di@adikan ru@ukan dalam pers/alan ini
adalah Stellin.a yan. mem)edakan +ukum ,ata -e.ara
dan +ukum Administrasi -e.ara se(ara te.as* >alam
pidat/nya yan. )er@udul Systematische Staatsrecht-
studie,
9?
dikemukakan )ah=a tidak hanya di dalam +u1
kum ,ata -e.ara sa@a diadakan sistematika, tapi @u.a
dalam +ukum Administrasi -e.ara*
>alam )ukunya yan. lain yaitu yan. )er@udul
CGrondtrekken van het Nederlandsch Administratief-
rechtD, Stellin.a )erusaha untuk menemukan per)edaan
prinsipil antara +ukum ,ata -e.ara dan +ukum Admi1
nistrasi -e.ara, seperti yan. sudah dilakukan /leh
.urunya yaitu !an J/llenh/!en* Stellin.a men.e1
mukakan )ah=a ke)anyakan penyelidikan tentan. +u1
kum Administrasi -e.ara tidak meliputi keseluruhan1
nya, melainkan hanya mem)i(arakan )e)erapa )a.ian
tertentu sa@a* 8a.ian1)a.ian itu di)i(arakan se(ara ter1
pisah yan. hanya se)a.ai m/n/.raphi* Ia )aru men@adi
sistematika, @ika )a.ian1)a.ian di dalamnya diletakkan
pada tempatnya yan. tepat* >en.an demikian, +ukum
;6
J.5. "tellin8a, "0stematische "taatrectstudie, hal. 1+ ?de s0stematische
studie schi9nt ook voor het administratie.recht aan8eweGenBE ()id. ?2rond*
trekken van het Administratie.rechtB, hal. 1, ?de eini8e )etekenis welke de
onderscheid tussen staatrecht en administratie.recht kan he)en is een
wetenschappeli9ke )eoe.8enin8 van het staatrecht en het administratie.recht
dien de 8rens tussen deGe )eide Go te )ehandelen kri98en welke door hun
overeemkonsti8e aard )i9een horenBE hal. ,, ?warner inGicht )estaat ten an*
nGien van de 9uiste plaats welke Gi9 in het kader van het 8eheel innemenB.
6%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Administrasi -e.ara tidak la.i merupakan suatu kum1
pulan m/n/.raphi1m/n/.raphi, melainkan merupakan
sistematika yan. men.hu)un.kan )a.ian satu den.an
)a.ian yan. lainnya, yan. masin.1masin. )a.ian itu di1
letakkan dalam tempatnya yan. tepat* Arti sistematika di
sini adalah waar de delen zijn juiste plaats vindt*
Se)enarnya, E/.emann @u.a mempunyai pendirian yan.
sama den.an Stellin.a men.enai s/al ini*
$0
>i sampin. itu, @u.a terdapat +ukum Adminis1
trasi -e.ara yan. )erlaku )a.i para indi!idu dalam ma1
syarakat yan. diperintah /leh -e.ara* Ee)ih @auh, Stel1
lin.a menyatakan:
dan zal er voorts moeten uitgaan dat het staats-
recht meer omvat dan de bevoegdheden en ver-
plichtingen van de Overheidsorganen. Ook de bur-
ger heeft zijn staatsrechtelijke bevoegdheden en
verplichtingen. De regels voor het uitoefenen, on-
derscheidenlijk het nakomen daarna, maken
eveneens een deel van het administratiefrecht uit.
Kita harus menyadari )ah=a masih )anyak hal
lain yan. diatur /leh +ukum ,ata -e.ara selain hanya
s/al tu.as dan =e=enan. dari alat1alat atau /r.an1
/r.an ne.ara* >alam +ukum ,ata -e.ara, )aik me1
nurut Stellin.a maupun menurut +ans Kelsen, se/ran.
=ar.a ne.ara pun mempunyai hak dan ke=a@i)an
)erdasarkan peraturan perundan.1undan.an* Pendek
kata, seperti dikemukakan /leh +ans Kelsen, kriteria
terpentin. adalah ada tidaknya :i; norm creating
function, dan :ii; norm applying function yan. terkait
8%
Lo8emann, Over de theorie van een stelli8 "taatsrecht, Op. Cit., hal. $,
?dat het op te delven s0steem inderdaad s0steem is, Gal nameli9k )eweGen
Gi9n, als elk pro)lem daarin Gi9n ei8en plaats vanGel. vindtB.
62
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
den.an su)@ek hukum tertentu*
$%
Jika kedua 3un.si itu
ada, maka menurut +ans Kelsen, su)@ek hukum yan.
menyandan.nya dapat dise)ut se)a.ai organ atau state
organ, dan menurut Stellin.a, n/rma1n/rma hukum
yan. men.atur (ara men@alankan hak dan ke=a@i)an itu
termasuk dalam )idan. +ukum Administrasi -e.ara*
$2
Sar@ana lain yan. tidak mem)edakan antara
+ukum ,ata -e.ara dan +ukum Administrasi -e.ara
se(ara ta@am di antaranya adalah Kranen)ur., !an der
P/t, dan Je.tin.* Kranen)ur. )erpendapat )ah=a pem1
)edaan antara kedua (a)an. ilmu pen.etahuan itu se(ara
ta@am, )aik karena isinya ataupun karena =ataknya yan.
)erlainan, merupakan sesuatu yan. tidak riil* Per)edaan
itu menurutnya dise)a)kan /leh pen.aruh a@aran /r.anis
men.enai ne.ara :organischestaats theorie; yan. tim)ul
dalam ilmu pen.etahuan medis yan. mem)edakan anta1
ra anat/mie dan psik/l/.i* Sistematika yan. diam)il de1
n.an anal/.i kedua ilmu pen.etahuan medis itu sama
sekali tidak tepat karena /)yek keduanya meman. tidak
sama*
Per)edaan antara +ukum ,ata -e.ara dan +ukum
Administrasi -e.ara itu tidaklah )ersi3at 3undamental
dan hu)un.an antara keduanya dapat disamakan den.an
hu)un.an antara +ukum Perdata dan +ukum >a.an.*
Jika keduanya dipisahkan, maka hal itu semata1mata
karena ke)utuhan akan pem)a.ian ker@a yan. se(ara
praktis diperlukan se)a.ai aki)at pesatnya perkem)a1
n.an hukum k/rp/rati3 dari masyarakat hukum teri1
t/rial* >i sampin. itu, materi yan. dia@arkan dalam pen1
didikan hukum meman. perlu di)a.i sehin..a mudah
81
Lihat dalam 1elsen, Op Cit.
8$
"tellin8a, 2rondtrekken van het 3ederlandsche Administratie.recht, Op.
Cit., hal. 1,.
6#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
untuk dipela@ari* +ukum ,ata -e.ara di)a.i meliputi su1
sunan, tu.as, =e=enan., dan (ara )adan1)adan itu men1
@alankan tu.asnya, sedan.kan )a.ian lain yan. le)ih ter1
perin(i itu dimasukkan dalam )idan. +ukum Adminis1
trasi -e.ara*
$#
>en.an demikian, pem)edaan antara +u1
kum ,ata -e.ara dan +ukum Administrasi -e.ara itu
dapat dikatakan )ukanlah dise)a)kan /leh karena alasan yan.
prinsipil, akan tetapi sekedar untuk kepentin.an
pem)a.ian ker@a yan. )ersi3at praktis )elaka*
Jan der P/t @u.a tidak mem)edakan se(ara ta@am
antara +ukum ,ata -e.ara dan +ukum Administrasi
-e.ara karena pem)edaan se(ara prinsipiil tidak menim1
)ulkan aki)at hukum apa1apa* Aleh karena itu, pem)e1
daan dimaksud menurutnya tidaklah terlalu perlu* Jika1
pun hendak diadakan pem)edaan yan. te.as di antara
keduanya, maka hal itu hanya pentin. untuk ilmu pen.e1
tahuan, )ukan untuk ke)utuhan praktik* >en.an pem1
)edaan itu, para ahli hukum dapat memper/leh .am1
)aran men.enai keseluruhan sistem hukum dan rin(ian
per)edaan di antara unsur1unsurnya yan. )erman3aat
untuk diketahui*
$'
8e.itu pula Je.tin. ketika menyampaikan pidat/
@a)atannya den.an @udul CPlaats en aard van het Admi-
8,
1ranen)ur8, Het 3ederlandsch "taatsrecht, eeerste deel Gesde durk,
Haarlem! H.C. -9eenk @illink > Hoon, 16';&. hal. 1', men0atakan! ?(k Gou ae
splitsin8 willen verklaren als een 8evol8 van de )ehoe.te aan ar*
)eidsverdelin8 )i9 de Geer snelle uit8roei van het corporatieve recht der
territoriale 8emeenschappen en de noodGakeli9kheid om Gich )i9 de
)ehandelin8 cler sto. te )eperken tot samenstellin8, de taak, de )evoe8dheid en
de .unctionerin8s*wi9Ge van de )elan8ri9kste or8anen die dan als
staatsrecht worden 8edoceerd, terwi9l de nadere en me er in )i9Gonderheden
a.dalende )ehandelin8 van )i9Gondere takken der staats rechtor8anisatie
onder het administratie.recht werd 8e)rachtBE selan9utn0a pada hal. 1+, ?Ce
onderscheidin8 "taatsrecht en Administratie.recht is dus niet principieel,
maar eenvoudi8 een van doelmati8e ar)eidsverdelin8B.
8'
van der Pot, Op Cit., hal. +1%
6'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
nistratiefsrechtD, seperti halnya Kranen)ur. dalam CHet
algemene Nederlandsch AdministratiefsrechtD, men@e1
laskan )ah=a +ukum ,ata -e.ara dan +ukum Adminis1
trasi -e.ara mempunyai lapan.an penyelidikan yan.
sama* Per)edaan keduanya hanya terletak pada (ara pen1
dekatan yan. diper.unakan /leh masin.1masin. ilmu
pen.etahuan itu men.adakan penyelidikan ilmiah* +ukum
,ata -e.ara )erusaha men.etahui seluk )eluk /r.anisasi
ne.ara dan )adan1)adan lainnya* Sedan.kan, +ukum
Administrasi -e.ara men.hendaki )a.aimana (aranya
ne.ara serta /r.an1/r.an ne.ara itu men@alankan
tu.asnya* Je.tin. tidak mem)edakan +ukum ,ata -e.ara
dan +ukum Administrasi -e.ara karena pem)atasan
=e=enan. :competentie afbakening; melainkan karena
(aranya ne.ara )ertindak itu sa@a pun sudah merupakan
pem)atasan =e=enan. @u.a* Artinya, )a.i Je.tin.,
+ukum ,ata -e.ara itu mempunyai /)yek penyelidikan
yan. )erkenaan den.an hal1hal yan. p/k/k men.enai
/r.anisasi -e.ara, sedan.kan /)@ek penyelidikan +ukum
Administrasi -e.ara adalah peraturan1peraturan yan.
)ersi3at teknis*
$<
5. Hukum Tata Negara dan Hukum
Internasional Publik
8aik h/kum tata ne.ara maupun hukum inter1
nasi/nal pu)lik, sama1sama merupakan (a)an. ilmu
hukum pu)lik* Akan tetapi, /)@ek perhatian hukum inter1
nasi/nal pu)lik san.at )er)eda dari /)@ek perhatian
hukum tata ne.ara* +ukum ,ata -e.ara hanya mem1
8+
@.2. De8tin8, Plaats en aard van het Administratie.recht, pidato
ina8urasi, Amsterdam, 16'7. Lihat 9u8a ?Het Al8emeen 3ederlandach
Administratie.rechtB, (, 16+', hal. 7*;, ?"taats en administratie.recht he))en
een 8emeenschappeli9k 8e)ied van te )estuderen re8elen, die echter, )i9 ene
studie anders )enaderd worden dan )i9 de andereB.
6<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
pela@ari ne.ara dari struktur internalnya, sedan.kan
+ukum Internasi/nal Pu)lik mempela@ari hu)un.an1
hu)un.an hukum antarne.ara itu se(ara eksternal* >i
sampin. itu, +ukum Internasi/nal itu sendiri, ada pula
yan. )ersi3at pri!at :perdata; di sampin. ada yan. )er1
si3at pu)lik* ,entunya yan. mempunyai hu)un.an erat
den.an ilmu +ukum ,ata -e.ara adalah (a)an. +ukum
Internasi/nal Pu)lik*
Keduanya sama1sama menelaah dan men.atur me1
n.enai /r.anisasi ne.ara* Akan tetapi, +ukum Interna1
si/nal mempela@ari dan men.atur men.enai hu)un.an1
hu)un.an eksternal dari ne.ara, sedan.kan +ukum ,ata
-e.ara )erurusan den.an aspek1aspek hu)un.an yan.
)ersi3at internal dalam ne.ara yan. dika@i* Misalnya,
k/nsep kedaulatan yan. dika@i /leh +ukum Internasi/nal
adalah k/nsep kedaulatan yan. )ersi3at eksternal dalam
hu)un.an antarne.ara, sedan.kan dalam +ukum ,ata
-e.ara yan. di)ahas adalah perspekti3 yan. )ersi3at
internal, misalnya te/ri tentan. kedaulatan rakyat, ke1
daulatan hukum, kedaulatan ra@a, ataupun te/ri kedau1
latan ,uhan*
6. Kecenderungan Hukum Tata Negara,
Hukum Administrasi Negara,
dan Hukum Internasional Publik
Pada a)ad ke12% de=asa ini, perkem)an.an dunia
sudah san.at )er)eda dari apa yan. ter@adi pada a)ad1
a)ad yan. lalu* A)@ek studi +ukum ,ata -e.ara dan +u1
kum Administrasi -e.ara tum)uh dan )erkem)an.
men@adi san.at spesi3ik dan rin(i, sehin..a keahlian yan.
diperlukan men@adi semakin terspesialisasi* 8er)a.ai )uku
hukum tata ne.ara dan hukum administrasi ne.ara di
Amerika Serikat dan 7r/pa mem)ahas )er)a.ai pers/alan
den.an san.at spesi3ik dan mendalam* Ke(en1
derun.an .e@ala ilmiah yan. demikian inilah yan. di1
se)ut se)a.ai .e@ala diferensiasi struktural yan. menye1
66
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
)a)kan tin.kat keahlian sese/ran. semakin dituntut
kekhususan dan spesialisasinya* 8ahkan, di )idan. hukum
administrasi ne.ara telah )ermun(ulan )anyak sekali
(a)an. ilmu hukum )aru seperti hukum perpa@akan, hukum
lin.kun.an, hukum kepe.a=aian, hukum )an.unan, dan
se)a.ainya*
8ersama den.an mun(ulnya ke(enderun.an
pertama terse)ut, tim)ul pula ke(enderun.an kedua, yaitu
.e@ala konvergensi fungsional, dimana antar (a)an. ilmu
yan. semula terpisah1pisah, tetapi dalam praktik
penyelesaian suatu masalah memerlukan pendekatan
yan. terpadu yan. meli)atkan (a)an.1(a)an. ilmu yan.
)er)eda itu dalam satu kesatuan k/nsepsi* >ari kenyataan
ini )erkem)an. ke)utuhan akan adanya pendekatan yan.
multi1disipliner dan pendekatan yan. h/listik1inte.ral dalam
penyelesaian masalah* >alam kaitan den.an per)edaan
antara (a)an. ilmu +ukum ,ata -e.ara :Constitutional
Law; dan +ukum Administrasi -e.ara :Administrative
Law;, ke(enderun.an k/n!er.ensi 3un.si/nal itu @u.a
ter@adi, sehin..a mun(ul ke)utuhan untuk men.inte.ra1
sikan kem)ali se(ara relati3 antara pendekatan1
pendekatan +ukum ,ata -e.ara dan +ukum Adminis1
trasi -e.ara dalam satu kesatuan disiplin )erpikir*
Aleh karena itu, di )e)erapa ne.ara, seperti misalnya
di Austria, kedua ke(enderun.an itu diatasi den.an (ara
.anda* >i satu se.i, spesialisasi dipa(u, tetapi upaya
k/n!er.ensi melalui k//rdinasi dan inte.rasi @u.a
dilakukan se(ara )ersen.a@a* Misalnya, di 0ni!ersitas Jienna
dan 0ni!ersitas Sal6)ur., mata kuliah hukum administrasi
ne.ara :verwaltungsrecht; dikem)an.kan san.at
terperin(i* Pr/3* >r* Jahnel Ilmar adalah .uru )esar
hukum )an.unan di 0ni!ersitas Sal6)ur. yan. san.at
men.uasai )idan.nya tetapi tidak )anyak tahu men.enai
aspek1aspek hukum administrasi ne.ara dan hukum tata
ne.ara pada umumnya* -amun, di sampin. se)a.ai .uru
)esar, dia @u.a diper(aya untuk menduduki direktur
69
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Instituut voor V erfassungsrecht und Verwaltungsrecht
:Eem)a.a Ka@ian +ukum ,ata -e.ara dan +ukum
Administrasi -e.ara; pada 5akultas +ukum 0ni!ersitas
Sal6)ur.* Institut yan. sama @u.a terdapat di 5akultas
+ukum 0ni!ersitas Jienna* >i dalamnya ter.a)un. para
ahli, )aik dari lapan.an +ukum ,ata -e.ara maupun
+ukum Administrasi -e.ara*
$6
>i sampin. kedua ke(enderun.an terse)ut di atas,
ada pula ke(enderun.an keti.a yan. relati3 masih san.at
)aru, yaitu menyatunya aspek1aspek ka@ian internal
ne.ara yan. )iasanya men@adi (iri ilmu hukum tata ne.ara
dan hukum administrasi ne.ara den.an aspek1aspek
eksternal yan. )iasanya men@adi d/main ilmu hukum
internasi/nal pu)lik* Kedua )idan. ilmu ini samasama
men@adikan ne.ara dan /r.anisasi ne.ara se)a.ai
/)@ek ka@iannya* Akan tetapi, +ukum ,ata -e.ara pada
umumnya hanya melihat aspek internal dalam ne.ara
yan. dika@inya, sedan.kan hukum Internasi/nal pu)lik
@ustru melihatnya dari se.i hu)un.an eksternal antar1
ne.ara* -amun, den.an ter@adi perkem)an.an 0ni 7r/1
pa :European Union; de=asa ini, tim)ul masalah men.e1
nai per)edaan antara +ukum ,ata -e.ara den.an +u1
kum Internasi/nal Pu)lik* Ketika /ran. mem)i(arakan
tentan. k/nstitusi 0ni 7r/pa, parlemen 7r/pa, Pen.a1
dilan 7r/pa, tidak la.i @elas apa per)edaan antara +u1
kum ,ata -e.ara den.an +ukum Internasi/nal*
Peraturan :Regeling;, Keputusan :Beschikking;, dan
Putusan +akim :Vonnis; yan. ditetapkan /leh Parlemen,
>e=an 7ksekuti3, atau Pen.adilan 7r/pa, di satu
se.i dapat dise)ut se)a.ai n/rma hukum internasi/nal,
87
Pada )ulan Juni $%%,, sa0a sendiri men8adakan kun9un8an ker9a dan
pertemuan den8an pimpinan (nstituut voor Der.assun8srecht und Derwal*
tun8srecht, )aik di /niversitas Dienna maupun /niversitas "alG)ur8. :ah*
kan, selama di /niversitas "alG)ur8, Pro.. Cr. Jahnel (lmar )ertindak se)a8ai
8uide 0an8 mendampin8i kemanapun sa0a per8i selama )erkun9un8 di
kampus /niversitas "alG)ur8.
6$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
tetapi di lain se.i sudah dian..ap men@adi )a.ian dari D. Objek dan Lingkup Kajian
pen.ertian hukum d/mestik setiap ne.ara an../ta 0ni Hukum Tata Negara
7r/pa* Aleh karena itu, di Jerman, para .uru )esar hu1 8uku J*+*A* E/.emann yan. diter)itkan pada ta1
kum tata ne.aranya )iasa dise)ut se)a.ai .uru )esar hun %?'$ di Eeiden yan. )er@udul COver de Theorie van
hukum pu)lik, )ukan la.i .uru )esar hukum tata ne.ara* Een Stellig StaatsrechtD )erisi ti.a )a.ian, yaitu :%; +u1
Pr/3* >r* +anns Jarrass, se/ran. .uru )esar di Muenster kum P/siti3, :2; +ukum ,ata -e.ara P/siti3, dan :#;
0ni!ersity, Jerman, ketika mem)erikan (eramah di 5a1 Sistem 5/rmil +ukum ,ata -e.ara P/siti3*
$$
Pada 8a.ian
kultas +ukum 0ni!ersitas Ind/nesia pada tahun 200# Kedua, /leh E/.emann di)ahas men.enai :i; +ukum
yan. lalu tentan. Perkem)an.an +ukum 7r/pa @u.a ,ata -e.ara, :ii; Kesistematisan +ukum ,ata -e.ara,
memperkenalkan dirinya se)a.ai .uru )esar hukum :iii; 8entuk Pen@elmaan S/sial -e.ara, :i!; -e.ara dalam
pu)lik, )ukan se)a.ai .uru )esar hukum tata ne.ara*
$9
+ukum P/siti3, :!; +ukum ,ata -e.ara dalam Arti Sem1
,entu sa@a, .e@ala yan. ter@adi di 7r/pa terse)ut pit, :!i; +ukum Administrasi, dan :!ii; ,ipe1,ipe -e.ara*
meman. )elum 3inal, karena k/nstitusi 0ni 7r/pa @u.a Sedan.kan pada 8a.ian Keti.a, di)ahas men.enai :i;
)elum )erlaku men.ikat se)a.ai k/nstitusi* Akan tetapi, Ja)atan Se)a.ai Pri)adi, :ii; 8atas18atas Ja)atan, :iii;
.e@ala re.i/nalisasi p/litik dan ek/n/mi di )er)a.ai )a.i1 Eahir dan Eenyapnya Ja)atan, :i!; Cara Menempati
an dunia terus )erkem)an.* >i satu se.i .el/m)an. .l/1 Ja)atan, :!; Ja)atan dan Peman.ku Ja)atan: Per=akilan
)alisasi yan. semakin meluas, tetapi di pihak lain )er1 :!i; Ja)atan dan Peman.ku Ja)atan: +u)un.an >inas
kem)an. pula tuntutan re.i/nalisasi =ilayah1=ilayah den.an -e.ara, :!ii; Ja)atan Ma@emuk, :!iii; Kel/mp/k
ek/n/mi dan p/litik di )er)a.ai )a.ian dunia dan )ah1 Ja)atan, :i; Ein.kun.an Ker@a, :; Ge=enan. +ukum,
kan l/kalisasi dalam arti tum)uhnya tuntutan /t/n/mi :i; Pe.an.an Gaktu, :; Pe.an.an Ruan. dan Pe.an.an
l/kal di mana1mana* Pada saatnya, perkem)an.an1per1 Pri)adi, dan :i; Per)andin.an Kekuasaan*
kem)an.an )aru sema(am itu akan mempen.aruhi p/la1 Sar@ana In..ris, Michael J. Allen dan 8rian ,h/m1
p/la hu)un.an hukum antara satu ne.ara den.an ne.ara ps/n dalam )ukunya CCases and Materials on Cons-
yan. lain, sehin..a k/nsep1k/nsep hukum Internasi/nal titutional and Administrative LawD :%??01200#;
$?
pu)lik akan semakin mendekat ke arah k/nsep1k/nsep men.el/mp/kkan materi )ahasannya ke dalam %% :se1
hukum tata ne.ara yan. se)elumnya hanya )eker@a di se1 )elas; )a.ian, yaitu :i; C/nstituti/nal Ea= in the 0nited
kitar aspek1aspek internal sa@a dari /r.anisasi ne.ara* Kin.d/m, :ii; ,he Ee.islati!e Suprema(y /3 Parliament,
88
:uku ini diter9emahkan oleh #akkatutu dan J.C. Pan8kere8o serta
dikoreksi oleh 2.H.#. 5iekerk serta di)eri kata pen8antar oleh 2.J. 5esink,
lalu diter)itkan oleh (chtiar :aru*van Hoeve, Jakarta, pada tahun 16;+.
8;
Pro.. Hanns Jarrass )erkun9un8 ke (ndonesia atas )ia0a Hanns "eidel "e)elumn0a )uku ini pernah diter)itkan dalam )entuk asli untuk ke)utuhan
"ti.tun8 dan men9adi tamu sa0a selaku 8uru )esar Hukum -ata 3e8ara. perkuliahan den8an 9udul ?Colle8e*aantekenin8en over het staatsrecht van
Calam salah satu pem)icaraan den8an sa0a dan 9u8a dalam kuliah umum 3ederlands*(ndieB.
0an8 ia )erikan di depan mahasiswa "1 <akultas Hukum /( pada tahun
86
#ichael Allen and :rian -hompson, Cases and #aterials on Consti*
$%%,, dia men9elaskan perkem)an8an hukum =ropa dan status )idan8 ilmu tutional and Admnistrative Law, ;
th
edition, London*3ew 4ork! Ox.ord
hukum tata ne8ara dewasa ini. /niversit0 Press, $%%,&.
6? 90
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
:iii; ,he 7ur/pean 0ni/n, :i!; ,he Rule /3 Ea=, :!; p/=er, :'; parliamentary suprema(y, :<; the 7ur/pean
C/nstituti/nal C/n!enti/ns, :!i; Parliamentary H/!ern1 (/mmunities& :II; Parliament, yan. men(akup :6; the
ment at G/rk, :!ii; Ci!il Ei)erties, :!iii; Judi(ial Re!ie=: (/nstituti/nal p/siti/n /3 parliament, :9; the +/use /3
,he Hr/unds, :i; ,he A!aila)ility /3 Judi(ial Re!ie=, :; E/rds, :$; the +/use /3 C/mm/ns, :?; parliamentary
Am)udsman, dan :i; Statut/ry ,ri)unals* suprema(y& :III; ,he 7e(uti!e, yan. meliputi :%0; the
Jersi textbook yan. ditulis /leh Mi(hael ,* M/lan Cr/=n, :%%; the p/=ers /3 the Cr/=n, :%2; Ministers and
den.an @udul CConstitutional Law: The Machinery of departments, :%#; the (i!il ser!i(e and the armed 3/r(es,
GovernmentD memuat p/k/k )ahasan yan. sedikit )er1 :%'; Ad h/( )/dies, :%<; l/(al ./!ernment, :%6; ,he
)eda*
?0
M/lan mem)a.i )ukunya dalam %# :ti.a )elas; p/li(e& :IJ; ,he Judi(ial 8ran(h /3 the State, men(akup
)a), yaitu :i; ,he -ature and S/ur(es /3 C/nstituti/nal :%9; the Judi(iary, :%$; ,ri)unals and Inquiries, :%?;
Ea=, :ii; ,he 7ur/pean 0ni/n, :iii; C/nstituti/nal Prin1 Judi(ial Re!ie= /3 the 7e(uti!e& dan :J; Ci!il Ei)erties,
(iples: ,he Separati/n /3 P/=ers, the Rule /3 Ea=, and yan. meliputi :20; Heneral prin(iples /3 (i!il li)erties,
the Independen(e /3 the Judi(iary, :i!; ,he S/!erei.nty :2%; 5reed/m /3 spee(h and assem)ly, :22; entry t/ and
/3 Parliament, :!; ,he 7le(t/ral System, :!i; ,he +/use e(lusi/n 3r/m the 0K, :2#; emer.en(y p/=ers, dan :2';
/3 C/mm/ns, :!ii; ,he 7e(uti!e, :!iii; Judi(ial Re!ie= /3 p/li(e p/=ers /3 arrest and sear(h in the in!esti.ati/n /3
7e(uti!e A(ti/n, :i; ,he 7ur/pean C/n!enti/n /n +u1 (rime*
man Ri.hts, :; ,he P/li(e P/=er, :i; ,he Ri.ht t/ Pri1 Sementara itu, A* +//d Phillips dan ka=an1ka=an
!a(y and 5amily Ei3e: Arti(le $ /3 the 7ur/pean C/n!en1 dalam )ukunya CConstitutional and Administrative
ti/n /n +uman Ri.hts, :ii; 5reed/m /3 7pressi/n: Ar1 LawD mem)a.i p/k/k )ahasannya @u.a dalam ' :empat;
ti(le %0 /3 the 7ur/pean C/n!enti/n /n +uman Ri.hts, )a.ian*
?2
8a.ian 0mum antara lain mem)ahas s/al the
and :iii; 5reed/m /3 Assem)ly and Ass/(iati/n: Arti(le nature of constitutional and administrative law, parlia-
%% /3 the 7ur/pean C/n!enti/n /n +uman Ri.hts* mentary supremacy, devolution and regionalism, the
Jersi lain la.i adalah dari J/hn Alder, 7r=in Che1 constitutional conventions, dan se)a.ainya* 8a.ian II
merinsky, A*G* 8radley and K*>* 7=in., A* +//d tentan. Parliament, 8a.ian III tentan. Central Govern-
Phillips, Paul Ja(ks/n, and Patri(ia Ee/p/ld, serta )a1 ment, 8a.ian IJ tentan. Justice and Police, 8a.ian J
nyak la.i )uku teks +ukum ,ata -e.ara lainnya* J/hn tentan. Rights and Duties of the Individual, 8a.ian JI
Alder, dalam )ukunya, Constitutional and Administra- khusus tentan. Administrative Law, dan 8a.ian JII
tive Law,
?%
mem)a.i )ukunya dalam < :lima; )a.ian, tentan. The Commonwealth* Masin.1masin. )a.ian itu
yaitu :I; Heneral C/nstituti/nal ,he/ry, yan. men(akup mem)ahas se(ara terperin(i se.ala aspek yan. terkait*
)ahasan men.enai :%; the nature /3 the 0nited Kin.d/m >emikian pula )uku Constitutional and Adminis-
C/nstituti/n, :2; the s/ur(es /3 the (/nstituti/n, :#; trative Law, A*G* 8radley dan K*>* 7=in. @u.a di)a.i
(/nstitu1ti/nalism: the rule /3 la= and the separati/n /3 dalam ' :empat; )a.ian*
?#
8a.ian I tentan. General
Principles of Constitutional Law, yan. men(akup )aha1
6%
#ichael -. #olan, Constitutional Law! -he #achiner0 o. 2overnment, '
th
edition, London! Old :aile0 Press, $%%,&.
6$
Phillips, Jackson, and Leopold, Op Cit.
61
Alder and =n8lish, Op Cit.
6,
:radle0 dan =win8, Op Cit.
9% 92
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
san tentan. :%; >e3initi/n and s(/pe /3 (/nstituti/nal .r/und and C/ntemp/rary ,hemes, :ii; ,he 5ederal
la=, :2; s/ur(es and nature /3 the (/nstituti/n, :#; the Judi(ial P/=er, :iii; ,he 5ederal Ee.islati!e P/=er, :i!;
stru(ture /3 the united kin.d/m, :'; parliamentary sup1 ,he 5ederal 7e(uti!e P/=er, :!; Eimits /n State Re.u1
rema(y, :<; the relati/nship )et=een le.islature, ee(u1 lat/ry and ,ain. P/=er, :!i; ,he Stru(ture /3 the C/nsti1
ti!e, and @udi(iary, :6; the rule /3 la=, :9; resp/nsi)le and tuti/n4s Pr/te(ti/n /3 Ci!il Ri.hts and Ci!il Ei)erties, :!ii;
a((/unta)le ./!ernment, :$; the 0nited Kin.d/m and Pr/(edural >ue Pr/(ess, :!iii; 7(/n/mi( Ei)erties, :i;
the 7ur/pean 0ni/n& 8a.ian II tentan. ,he Instituti/n /3 7qual Pr/te(ti/n, :; 5undamental Ri.hts 0nder 7qual
H/!ernment, meliputi :?; C/mp/siti/n and meetin. /3 Pr/te(ti/n and >ue Pr/(ess, :i; 7pressi/n, dan :ii;
parliament, :%0; 3un(ti/ns /3 parliament, :%%; pri!ile.es Reli.i/n*
/3 parliament, :%2; the Cr/=n and the r/yal prer/.ati!e, >i Ind/nesia, @u.a dikenal )e)erapa )uku yan. )ia1
:%#; the Ca)inet, ./!ernment departments and the (i!il sa di@adikan pe.an.an /leh mahasis=a dalam mempe1
ser!i(e, :%'; pu)li( )/dies and re.ulat/ry a.en(ies, :%<; la@ari ilmu hukum tata ne.ara* >i antaranya adalah )uku
3/rei.n a33airs and the (/mm/n=ealth, :%6; the armed karya M/h* Kusnardi dan +armaily I)rahim yan. )er1
3/r(es, :%9; the treasury, pu)li( ependiture and the @udul CPen.antar +ukum ,ata -e.ara Ind/nesiaD* 8uku
e(/n/my, :%$; the (/urts and the ma(hinery /3 @usti(e& ini dipakai se(ara luas se)a.ai salah satu )uku teks
8a.ian III tentan. ,he Citi6en and the State, yan. meli1 +ukum ,ata -e.ara di )er)a.ai per.uruan tin..i di
puti :%?; the nature and pr/te(ti/n /3 human ri.hts, :20; tanah air* >i dalamnya, di)ahas men.enai ? :sem)ilan;
(iti6enship, immi.rati/n, and etraditi/n, :2%; the p/li(e hal, yaitu :%; Pendahuluan, :2; Ilmu Pen.etahuan +u1
and pers/nal li)erty, :22; the pr/te(ti/n /3 pri!a(y, :2#; kum ,ata -e.ara, :#; Sum)er1Sum)er +ukum ,ata -e1
3reed/m /3 epressi/n, :2'; 3reed/m /3 ass/(iati/n and .ara, :'; K/nstitusi, :<; 8e)erapa A6as yan. dianut /leh
assem)ly, :2<; state se(urity and /33i(ial se(rets, dan :26; 00> %?'<, :6; 8entuk -e.ara dan Sistem Pemerintahan,
emer.en(y p/=ers and terr/rism& 8a.ian IJ khusus :9; Asas1Asas Ke=ar.a1ne.araan, :$; +ak1+ak Asasi
mem)ahas Administrati!e Ea=, meliputi pem)ahasan Manusia, dan :?; Sistem Pemilihan 0mum*
men.enai :29; the nature and de!el/pment /3 adminis1 >alam )uku Pr/3* Kusumadi Pud@/se=/@/, )er@udul
trati!e la=, :2$; dele.ated le.islati/n, :2?; administra1 CPed/man Pela@aran ,ata +ukum Ind/nesiaD,
?<
di)ahas
ti!e @usti(e, :#0; @udi(ial (/ntr/l /3 administrati!e a(ti/n, khusus men.enai tata hukum Ind/nesia* >alam 8a.ian
dan terakhir :#%; lia)ility /3 pu)li( auth/rities and the Kedua di)ahas empat )a), yaitu 8a) IJ tentan. Eapa1
Cr/=n* n.an1Eapan.an +ukum, 8a) J tentan. +ukum ,ata -e1
8anyak la.i )uku teks lainnya yan. mem)a.i .ara, 8a) JI tentan. +ukum ,atausaha 8a.ian 0mum,
materi )ahasan dalam )er)a.ai !ersi* Misalnya, )uku dan 8a) JII tentan. +ukum ,atausaha 8a.ian Khusus*
teks karya 7r=in Chemerinsky yan. )er@udul CConstitu- >alam 8a) +ukum ,ata -e.ara di)ahas men.enai :i;
tional Law: Principles and PoliciesD terdiri atas %2 :dua materi yan. diatur dalam hukum tata ne.ara, :ii; Rakyat
)elas; )a)*
?'
Ke1%2 )a) itu adalah :i; +ist/ri(al 8a(k1 -e.ara Repu)lik Ind/nesia, :iii; >aerah -e.ara Repu)lik
Ind/nesia, :i!; Pen.uasa ,ertin..i -e.ara Repu)lik In1
6'
=rwin Chemerinsk0, Constitutional Law! Principles and Policies, 3ew
4ork! Aspen Law > :usiness, 166;&.
6+
Pud9osewo9o, Op. Cit.
9# 9'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
d/nesia, :!; 8e)erapa asas1asas p/k/k hukum tata ne1
.ara Ind/nesia, dan :!i; Sum)er1sum)er hukum tata ne1
.ara Ind/nesia*
?6
+al yan. menarik dan dapat dian..ap palin. luas
(akupan pem)ahasannya adalah ilmu +ukum ,ata -e1
.ara di India* Se)a)nya ialah 0ndan.10ndan. >asar In1
dia ter./l/n. naskah undan.1undan. dasar yan. palin.
te)al di dunia, sehin..a men(akup keseluruhan aspek
yan. pentin. dalam akti3itas penyelen..araan ne.ara*
Aleh karena itu, dalam )uku >ur.a >as 8asu yan.
)er@udul CIntroduction to the Constitution of IndiaD ter1
.am)ar (akupan yan. san.at luas itu*
?9
8uku itu terdiri
atas ? :sem)ilan; )a.ian, yaitu Part I terdiri atas :%; ,he
+ist/ri(al 8a(k.r/und, :2; ,he Makin. /3 the C/nsti1
tuti/n, :#; ,he Phil/s/phy /3 the C/nstituti/n, :'; Aut1
standin. 5eatures /3 the C/nstituti/n, :<; -ature /3 5e1
deral System, :6; ,errit/ry /3 the 0ni/n, :9; Citi6enship,
:$; 5undamental Ri.hts dan 5undamantal >uties, :?; >i1
re(ti!e Prin(iples /3 State P/li(y, dan :%0; Pr/(edure /3
Amendment& Part II terdiri atas :%%; ,he 0ni/n 7e(u1
ti!e, and :%2; ,he 0ni/n Ee.islature& Part III men(akup
:%#; ,he State 7e(uti!e, :%'; ,he Ee.islature, :%<; ,he
State /3 Jammu and Kashmir& Part IJ )erisi :%6; Admi1
nistrati/n /3 0ni/n ,errit/ries and A(quired ,errit/ries&
Part J men(akup :%9; ,he -e= System /3 Pan(hayats
and Muni(ipalities, :%$; Pan(hayats, :%?; Muni(ipalities&
67
:andin8kan 9u8a den8an pendapat "oer9ono "oekanto dan Purnadi
Pur)acaraka 0an8 men8atakan inti permasalahan Hukum -ata 3e8ara adalah
a& "tatus atau kedudukan 0an8 men9adi su)0ekJpri)adi dalam Hukum
3e8ara 0aitu siapa pen8uasaJpe9a)at ne8ara dan apa lem)a8a*lem)a8a
ne8ara, serta siapa war8a ne8ara dan siapa )ukan war8a ne8araE )& 5ole atau
peranan 0an8 meliputi kewa9ia)an dan hak, serta peranan wantah 0an8 di
luar tetapi tidak )ertentan8an den8an hukum. "oer9ono "oekanto dan Purnadi
Pur)acaraka, "endi*"endi (lmu Hukum dan -ata Hukum, :andun8! Citra
Adit0a :akti, 166,&, hal. +7*+6.
6;
Cur8a Cas :asu, (ntroduction to the Constitution o. (ndia, 18
th
edition,
(ndia! @adhwa > Compan0, $%%%&.
9<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Part JI )erisi :20; Administrati/n /3 S(heduled and
,ri)al Areas& Part JII tentan. ,he Judi(ature yan. ter1
diri atas :2%; Ar.anisati/n /3 the Judi(iary in Heneral, :22;
,he Supreme C/urt, dan :2#; ,he +i.h C/urt& Part JIII
tentan. ,he 5ederal System yan. meliputi :2';
>istri)uti/n /3 Ee.islati!e and 7e(uti!e P/=ers, :2<;
>istri)uti/n /3 5inan(ial P/=ers, :26; Administrati!e
Relati/ns )et=een the 0ni/n and the States, :29; Inter1
State Relati/ns, :2$; 7mer.en(y Pr/!isi/ns& Part IK ten1
tan. lain1lain atau Cmis(ellane/usD yan. men(akup :2?;
Ri.hts and Eia)ilities /3 the H/!ernment and Pu)li( Ser1
!ants, :#0; ,he Ser!i(es and Pu)li( Ser!i(e C/mmis1
si/ns, :#%; 7le(ti/ns, :#2; Min/rities, S(heduled Castes and
,ri)es, :##; Ean.ua.es, dan :#'; +/= the C/nsti1
tuti/n +as G/rked*
Menurut J/hn Alder, CThe main function of a con-
stitution is to provide the ground rules through which the
organisation operatesD*
?$
0ntuk itu, menurutnya:
Cconstitutional law is different from other kinds of law
in that the other laws of a country obtain their validity
from its constitution. Constitutional law is as it were
the law behind the lawD*
??
Itu se)a)nya )anyak sar@ana yan. men.an..ap
)ah=a hukum tata ne.ara itu meliputi semua aspek
hukum yan. )erkenaan den.an ne.ara dan pemerin1
tahan, meskipun untuk alasan1alasan yan. )ersi3at prak1
tis, studi men.enai hal itu di)atasi hanya pada s/al1s/al
hukum dasar k/nstitusi sa@a :basic rules of the consti-
tution;* Sehu)un.an den.an itu, J/hn Alder merumus1
kan lin.kup hukum tata ne.ara itu den.an men.a@ukan
)e)erapa pertanyaan kun(i, yaitu:
68
John Alder, Op. Cit.
66
()id.
96
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
1& Siapa atau lem)a.a apakah yan. men@alankan )er1 study of the constitutional law;* -amun, @ika diperhati1
)a.ai 3un.si kekuasaan ne.araL 8iasanya kekuasaan kan, pandan.an J/hn Alder itu )ersi3at terlalu menye1
ne.ara se(ara h/ri6/ntal di)a.i ke dalam ti.a (a)an., derhanakan* Ein.kup materi pertanyaan yan. dia@u1
yaitu :i) the law making power; (ii) the executive kannya dapat dikatakan san.at ter)atas dan terlalu sem1
power, yaitu the power to implement and enforce the pit untuk men..am)arkan ruan. lin.kup ka@ian hukum
laws; and (iii) the judicial power, yakni the power to tata ne.ara pada umumnya* >alam studi hukum tata ne1
settle disputes by applying the law to particular ca- .ara atau constitutional law, di mana pun )erada, selalu
ses. >i sampin. itu, kekuasaan ne.ara @u.a di)a.i ke ditelaah men.enai :a; K/nstitusi se)a.ai hukum dasar
dalam struktur hierarkis antara central and local )eserta )er)a.ai aspek men.enai perkem)an.annya
government, dan menurut tu.as1tu.as yan. )ersi3at dalam se@arah kene.araan yan. )ersan.kutan, pr/ses
khusus, seperti p/lisi dan tentara& pem)entukan dan peru)ahannya, kekuatan men.ikatnya
$& Apa dan )a.aimanakah hu)un.an antara masin.1 dalam hierarki peraturan perundan.1undan.an, (akupan
masin. (a)an. kekuasaan itu satu sama lain, dan su)stansi, ataupun muatan isinya se)a.ai hukum dasar
se(ara khusus, siapa pula atau lem)a.a mana yan. yan. tertulis& :); P/la1p/la dasar ketatane.araan yan.
)ertindak se)a.ai peme.an. kata akhir dalam pe1 dianut dan di@adikan a(uan )a.i pen./r.anisasian insti1
n.am)ilan keputusan men.enai sesuatu urusan tusi, pem)entukan dan penyelen..araan /r.anisasi ne1
tertentuL .ara, serta mekanisme ker@a /r.anisasi1/r.anisasi ne.ara
,& 8a.aimanakah para an../ta dan pimpinan dari dalam men@alankan 3un.si13un.si pemerintahan dan
(a)an.1(a)an. kekuasaan ne.ara terse)ut ditetapkan pem)an.unan& :(; Struktur kelem)a.aan ne.ara dan
dan di)erhentikanL Apakah pen.isian @a)atan kean.1 mekanisme hu)un.an antar /r.an1/r.an kelem)a.aan
./taan dan pimpinan lem)a.a1lem)a.a ne.ara yan. ne.ara, )aik se(ara !ertikal maupun h/ri6/ntal dan dia1
men@alankan 3un.si13un.si kekuasaan ne.ara itu di1 ./nal& dan :d; Prinsip1prinsip ke=ar.ane.araan dan
pilih atau dian.kat, dan )a.aimanakah (aranyaL hu)un.an antara ne.ara den.an =ar.a ne.ara )eserta
'& 8a.aimanakah (aranya pemerintahan dan demikian hak1hak dan ke=a@i)an asasi manusia, )entuk1)entuk
pula semua @a)atan kene.araan yan. ada di)atasi dan pr/sedur pen.am)ilan keputusan hukum, serta
dan dik/ntr/lL Apakah semua peme.an. @a)atan ke1 mekanisme perla=anan terhadap keputusan hukum*
ne.araan itu )ertan..un. @a=a), dan kepada siapa
,entu sa@a, kita dapat merumuskan p/k/k )ahasan
mereka mempertan..un.@a=a)kan kiner@anya* Apa1 hukum tata ne.ara itu ke dalam rin(ian yan. le)ih
kah dan )a.aimanakah mekanisme pertan..un.@a1 terurai, tetapi dapat pula merumuskannya dalam .aris
=a)an itu kepada rakyatL )esar sa@a* Ein.kup materi yan. di)ahas, ter.antun.
+& 8a.aimana pula mekanisme dan pr/sedur untuk
kepada data yan. disa@ikan dalam )uku masin.1masin.*
mem)entuk dan men.adakan peru)ahan atau pen.1
-amun, se(ara umum, dalam )uku1)uku yan. dapat
.antian terhadap undan.1undan. dasarL di./l/n.kan se)a.ai )uku teks, keseluruhan materi ter1
se)ut di atas selalu ter(akup dalam pem)ahasan, meski1
Menurut J/hn Alder, kelima pertanyaan itulah
pun ada yan. mem)a.inya ke dalam # :ti.a; )a.ian dan
yan. merupakan pusat perhatian hukum tata ne.ara :the
ada pula yan. mem)a.inya ke dalam ' :empat; )a.ian*
99 9$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
Misalnya, A*G* 8radley dan K*>* 7=in.,
%00
menyederha1 lah s/al hu)un.an1hu)un.an hak dan ke=a@i)an se(ara
nakan p/k/k1p/k/k )ahasan hukum tata ne.ara itu tim)al1)alik antara ne.ara dan =ar.a ne.ara* >i dalam1
men@adi ti.a aspek, yaitu (i) general principles of con- nya, termasuk pula pers/alan hak dan tan..un. @a=a)
stitutional law; (ii) The Institutions of Government; and asasi manusia, seperti yan. dipr/m/sikan Inter A(ti/n
(iii) The Citizens and The State, meskipun keti.a aspek C/un(il den.an The Universal Declaration of Human
itu diuraikan se(ara san.at rin(i /leh kedua sar@ana ini, Responsibility tahun %??$*
sehin..a )ukunya sendiri men(apai $%2 halaman te)al1
nya* E. Objek dan Lingkup Kajian
Pem)ahasan yan. pertama, misalnya, terdiri atas Hukum Administrasi Negara
t/pik1t/pik :%; de3initi/n and s(/pe /3 (/nstituti/nal la=, 0ntuk men..am)arkan lin.kup ka@ian atau )aha1
:2; s/ur(es and nature /3 (/nstituti/nal la=, :#; the san men.enai +ukum Administrasi -e.ara, )erikut ini
stru(ture /3 the 0nited Kin.d/m, :'; Parliamentary sup1 dapat diam)ilkan )e)erapa (/nt/h men.enai tulisan
rema(y, :<; the relati/nship )et=een le.islature, ee(u1 yan. men..am)arkan lin.kup ka@ian hukum administra1
ti!e and @udi(iary, :6; the rule /3 la=, :9; Resp/nsi)le and si ne.ara di )er)a.ai ne.ara 7r/pa dan Amerika Serikat*
a((/unta)le ./!ernment, dan :$; the 0nited Kin.d/m ,entu sa@a, setiap sar@ana mempunyai ke(enderun.an
dan 0ni 7r/pa* S/al kedua tentan. ,he Instituti/ns /3 sendiri1sendiri dalam pers/alan luas sempitnya materi
H/!ernment terdiri atas :?; C/mp/siti/n and Meetin. /3 yan. akan di)ahas dalam )uku yan. disusun* Akan te1
Parliament, :%0; 5un(ti/ns /3 Parliament, :%%; Pri!ile.es tapi, hal ini dapat dipakai untuk sekedar mem)erikan
/3 Parliament, :%2; ,he Cr/=n and the r/yal prer/.ati!e, .am)aran men.enai apa sa@a yan. dipikirkan /leh para
:%#; ,he Ca)inet, ./!ernment departments, and the (i!il ahli, @ika di)eri kesempatan men@elaskan men.enai hu1
ser!i(e, :%'; Pu)li( )/dies and re.ulat/ry a.en(ies, :%<; kum administrasi ne.ara di ne.ara1ne.ara tertentu yan.
5/rei.n a33airs and the C/mm/n=ealth, :%6; the Armed diketahuinya*
5/r(es, :%9; ,he ,reasury, pu)li( ependiture and the Menurut Sa)ien Eust,
%0%
hukum administrasi ne.a1
e(/n/my, dan :%$; ,he (/urts and the ma(hinery /3 ra itu men(akup pem)ahasan men.enai Cde3initi/n /3
@usti(e* administrati!e la= and the use /3 administrati!e p/=ers,
Sementara itu, 8a.ian keti.a tentan. The Citizen serta Cthe pla(e /3 ee(uti!e in the (/nstituti/nal systemD,
and the State men(akup pem)ahasan men.enai :%?; Cthe Administrati!e P/=ersD, Cthe Instruments A!aila)le
,he nature and pr/te(ti/n /3 human ri.hts, :20; (iti6en1 t/ the Administrati/nD, Cthe -/rms the Administrati!e
ship, immi.rati/n and etraditi/ns, :2%; ,he p/li(e and Auth/rities +a!e t/ C/mplyD, dan CEe.al Pr/te(ti/n
pers/nal li)erty, :22; ,he pr/te(ti/n /3 pri!a(y, :2#; A.ainst Administrati!e A(ti/nD*
%02
Sementara itu, 8rian
5reed/m /3 epressi/n, :2'; 5reed/m /3 ass/(iati/n and
assem)ly, :2<; State se(urity and /33i(ial se(rets, :26;
1%1
5ene "eerden dan <rits "troink eds.&, Administrative Law o. the =uro*
7mer.en(y p/=ers and terr/rism* ,ermasuk di dalam pean /nion, (ts #em)er "tates and the /nited "tates, 2ronin8en!
pem)ahasan men.enai ne.ara dan =ar.a ne.ara ini ada1 (ntersentia /it8evers Antwerpen, $%%$&, hal. +*+8.
1%$
Lihat A. Alen, Hand)oek van het :el8isch "taatsrecht, Antwerpen!
1luwer 5echtswettenschappen, 166+&, hal. 886E H. :ocken and @. Ce :ondt
1%%
:radle0 dan =win8, Op Cit. eds&, (ntroduction to :el8ian Law, :russel! :ru0lant, $%%1&, hal. '7'E A.
9? $0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
J/nes and Katharine ,h/mps/n mem)ahas pers/alan
hukum administrasi ne.ara In..ris den.an )ahasan
men.enai :i; intr/du(ti/n yan. meliputi :a; =hat is
administrati!e la=, :); the (/nstituti/nal (/ntet /3 sup1
rema(y /3 parliament, human ri.hts, separati/n /3 p/1
=ers, the rule /3 la=, and the r/yal prer/.ati!e& :ii; the
distri)uti/n /3 administrati!e p/=ers, yan. men(akup
s/al the instituti/ns /3 the ./!ernment dalam arti luas&
:iii; administrati!e de(isi/n makin. yan. dikaitkan
den.an :a; s/ur(es /3 p/=ers, :); inquiries, :(; inspe(1
ti/ns, :d; pu)li( parti(ipati/n and /pen ./!ernment, :e;
the use /3 pri!ate la= )y the administrati/n& :i!; n/n1
@udi(ial redress /3 .rie!an(es yan. meliputi s/al /m1
)udsmen dan tri)unals& :!; @udi(ial re!ie=s yan. )erke1
naan den.an :a; .eneral !ie=s, :); 3ilin. a (laim 3/r
@udi(ial re!ie=, :(; standin., :d; pu)li( /r pri!ate di!ide,
:e; e(epti/ns t/ Mpr/(edural e(lusi!ity4, :3; matters
=hi(h are n/t re!ie=a)le, :.; le.itimate epe(tati/ns, :h;
.r/unds 3/r @udi(ial re!ie=, :i; ille.ality, :@; irrati/nality,
and :k; pr/(edural impr/priety*
Sedan.kan, dalam mem)ahas +ukum Administrasi
-e.ara di Amerika Serikat, Philip +arter men.uraikan
hal1hal )erikut :i; Ghat is administrati!e la= den.an
mem)ahas s/al :a; pen.ertian administrasi ne.ara, :);
the r/le /3 a.en(ies, dan :(; )rie3 hist/ry /3 administra1
ti!e la=& :ii; ,he C/nstituti/nal Stru(ture /3 C/n.ress,
,he President, the C/urts, and the issues /3 separati/n /3
p/=ers .enerally& :iii; the Ameri(an Administrati!e Pr/1
(ess, yaitu :a; A(quisiti/n /3 In3/rmati/n, :); Apen H/1
!ernment, :(; 5reed/m /3 In3/rmati/n, :d; Ad@udi(ati/n
!ersus Rulemakin., :e; Rulemakin., :3; -/n1Ee.islati!e
Rules, P/li(y Statements, and Huidelines, :.; Ad@udi(a1
#ast, J.C9uardin, #.van Camme and J. Dande Lanotte, OverGicht van het
:el8isch Administratie. recht, Antwerpen! 1luwer*5echtswetenschappen,
1666&, hal. 1%, 18, dan lain*lain.
$%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
ti/n 0nder the Adminitrati!e Pr/(edure A(t, :h; A.en(y
>is(reti/n in Rulemakin. and Ad@udi(ati/n, :i; Ch/i(es
/3 Pr/(ess, :@; Relati/nship /3 Rules t/ Ad@udi(ati/n, :k;
,he R/le /3 Pri!ate Parties, :l; Alternati!e >ispute Res/1
luti/n, :m; >ue Pr/(ess and In3/rmal Ad@udi(ati/n, :n;
,he R/le /3 Pri!ate Ea=& :i!; Judi(ial Re!ie= /3 Adminis1
trati!e A(ti/n yan. men(akup pem)ahasan tentan. :a;
A!aila)ility /3 Judi(ial Re!ie=, :); Standin., :(; ,imin.
/3 Judi(ial Re!ie=, :d; Ripeness, :e; 7hausti/n /3 Admi1
nistrati!e Remedies, :3; 5inality, :.; S(/pe /3 Re!ie=, :h;
Re!ie= /3 the 5a(ts, dan yan. terakhir :i; Re!ie= /3 Ea=
and P/li(y*
>en.an demikian, lin.kup ka@ian hukum ad1
ministrasi ne.ara itu san.at luas (akupannya* Aleh kare1
na itulah, /leh 8rian J/nes dan Katharine, k/nsepsi
administrative law itu dide3inisikan se)a.ai:
Cthe study of rules and procedures that on the one hand
serve to promote good administrative practice in Go-
vernmental agencies, and on the other hand provide
mechanisms of redress, judicial or otherwise, when
grievances have arisen as a result of decisions or ac-
tions of GovernmentD*
%0#
8ahkan, le)ih lan@ut, dikatakan /leh kedua sar@ana
terse)ut:
CIn very general terms, administrative law covers spe-
cialist subject areas as diverse as planning law,
immigration law and revenue law. The administrative
lawyer cannot hope to have a detailed knowledge of all
these areas of law, rather his or her concern is with the
administrative process, at the levels of central, local
and at European Union levels; and the means by which
grievances in respect of governmental actions may be
examined and, where appropriate redressed. In parti-
1%,
:rian Jones dan 1atharine -hompson, 2arnerKs Administrative Law, 8th =d,
:utterworths Law :indin8! Paper)ack =dition, 1667&.
$2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
cular, the procedure for what is technically known, as
judicial review must be understoodD*
Pendek kata, seperti dikatakan /leh +arl/= and
Ra=lin.s :%?$';, hukum administrasi ne.ara itu adalah
the law relating to public administration, yaitu hukum
yan. )erhu)un.an den.an administrasi pu)lik* +ukum
administrasi ne.ara )erhu)un.an den.an (ara
atau upaya den.an mana pemerintahan men@alankan tu1
.as yan. di)erikan kepadanya, termasuk men.enai haki1
kat kekuasaan itu dan tu.as1tu.as serta (ara )a.aimana
kekuasaan itu dikendalikan* 8ahkan )a.i sementara sar1
@ana, administrative law is also about the control of the
administration and the protection of individual liberty,
with the focus of attention being the case law of judicial
review of administrative action* +ukum Administrasi
-e.ara @u.a mem)erikan perhatian kepada upaya untuk
memun.kinkan atau mem)uat para administrat/r atau
penyelen..ara administrasi ne.ara mampu men@alankan
pemerintahan* Pandan.an sema(am inilah yan. )iasa di1
kenal se)a.ai a green-light theory*
%0'
Sementara itu, sar@ana In..ris lainnya, yaitu Peter
Eeyland dan ,erry G//ds, dalam )ukunya CTextbook on
Administrative LawD @u.a )erusaha men@a=a) pertanya1
an men.enai apa se)enarnya yan. dimaksud den.an
+ukum Administrasi -e.ara itu* Menurut kedua sar@ana
In..ris ini:
CWhat in fact is administrative law? Normally, it is
regarded as the area of law concerned with the control
of governmental powers, powers which originate in
primary legislation or in the prerogative. Or the sub-
ordinate powers exercised by individuals and bodies
acting under the power given by primary legislation
(or legislation of a binding nature emanating from the
1%'
C. Harlow and 5. 5awlin8s, Law and Administration, $nd edition,
London! :utterworths, 166;&, chapter 1 > $.
$#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
European Community). It may, then, operate in respect
of controlling the prerogative powers of ministers, but
it might equally well apply to the minutiate of adminis-
tration in central and local government. It embodies
general principles which can be applied to the exercise
of the powers and duties of authorities in order to ensu-
re that the myriad of rules and discretionary powers
available to the executive conform to basic standards of
legality and fairness. The ostensible purpose of these
principles is to ensure that, as well as observance of the
rule of law, there is accountability, transparency and
effectiveness in the exercise of power in the public
domainD*
%0<
>alam +ukum Administrasi, menarik @u.a untuk
dika@i adanya red and green-light theories yan. dikem1
)an.kan /leh +arl/= dan Ra=lin.s tahun %?$'* ,e/ri ini
)erkaitan den.an semakin k/mpleksnya peranan hukum
dalam kehidupan ne.ara m/dern* 0ntuk itu, +arl/= dan
Ra=lin.s men.em)an.kan dua m/del pendekatan yan.
salin. )ertentan.an yan. mereka namakan se)a.ai per1
spekti3 red light and green light perspectives* Red-light
perspective le)ih k/nser!ati3 dan )er/rientasi pada pe1
n.endalian :control;* Sedan.kan, Green-light perspec-
tive le)ih li)eral atau s/sialistis dalam /rientasinya dan
)ersi3at facilitative* Menurut Peter Eeyland dan ,erry
G//ds dalam )ukunya terse)ut di atas, keduanya telah
)erkem)an. se(ara )ersamaan :tandem; den.an tum1
)uhnya ne.ara m/dern*
CThey serve us here with both to describe what admi-
nistrative law is and toact as normative (i.e. moral and
political) suppositions about what its role in society
ought to be. However, we do say for our purposes; it
should not be supposed that Harlow and Rawlings use
these terms in exactly the same way, or that they would
1%+
Peter Le0land and -err0 @oods, -ext)ook on Administrative Law, '
th
edition, 3ew Celhi! Ox.ord /niversit0 Press, $%%,&, hal. 1*$.
$'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
necessarily share our purpose. We employ them not to
describe what happens in any givern set of circum-
stances where lawyers and judges make decisions;
rather, as models to describe what in the real world of
everyday legal activity is a continuum of assumptions,
from red light as one end of the spectrum to green light
at the otherD*
%06
>alam )er)a.ai )uku tentan. +ukum Administrasi
-e.ara atau +ukum ,ata 0saha -e.ara di Ind/nesia,
lin.kup ka@ian kuran. le)ih sama den.an uraian terse)ut
di atas* 8ahkan dalam )uku Pr/3* Kusumadi Pud@/se=/@/
yan. )er@udul CPed/man Pela@aran ,ata +ukum Ind/1
nesiaD,
%09
materi hukum tata usaha ne.ara di)edakan
antara 8a.ian 0mum dan 8a.ian Khusus* Pada 8a.ian
0mum 8a) JI tentan. +ukum ,atausaha di)ahas :i;
materi yan. diatur /leh hukum tatausaha, :ii; Alat Per1
len.kapan ,atausaha, :iii; Per)uatan +ukum ,atausaha,
:i!; Per)ekalan +ukum ,atausaha, :!; 8e)erapa Asas
P/k/k +ukum ,atausaha Ind/nesia, dan :!i; Sum)er1
sum)er +ukum ,atausaha Ind/nesia* Sedan.kan pada
8a.ian Khusus 8a) JII, di)ahas men.enai :i; 8a.ian1)a1
.ian Khusus dari +ukum ,atausaha, :ii; +ukum Pa@ak
atau +ukum 5iskal, :iii; 8e)erapa Asas P/k/k +ukum
Pa@ak Ind/nesia, :i!; Sum)er1sum)er +ukum Pa@ak
Ind/nesia* 8a.ian Khusus ini dimaksudkan /leh Kusu1
madi se)a.ai )a.ian yan. dinamis, ter.antun. p/k/k
pers/alan yan. hendak di)ahas*
>i dalam )ukunya, yan. di)ahas meman. hanya
pers/alan +ukum Pa@ak* Akan tetapi, di lapan.an yan.
lain seperti hukum lin.kun.an hidup, hukum adminis1
trasi kepe.a=aian, hukum an..aran ne.ara dan daerah,
hukum )an.unan, dan se)a.ainya, semuanya dapat di1
lihat se)a.ai /)@ek ka@ian hukum tata usaha ne.ara yan.
1%7
()id., hal. +.
1%;
Pud9osewo9o, Op. Cit.
$<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
)ersi3at khusus seperti halnya hukum pa@ak* Aleh karena itu,
lin.kup ka@ian hukum administrasi ne.ara atau hu1
kum tata usaha ne.ara dapat )erkem)an. san.at luas
(akupannya* >i ne.ara1ne.ara yan. sistem administra1
sinya :public administration) sudah san.at )erkem)an.,
)idan.1)idan. hukum yan. men@adi /)@ek ka@ian para
sar@ana hukum tata ne.ara :verfassungsrecht; dan hu1
kum tata usaha ne.ara :verwaltungsrecht; pada umum1
nya san.at luas (akupannya*
Aleh karena itu, ke)utuhan akan spesialisasi
keahlian men@adi sesuatu yan. nis(aya, sehin..a tidak
@aran. kita menemukan para ahli yan. tin.kat spesiali1
sasi keahlian1nya san.at mendalam di sesuatu )idan.
yan. tidak la6im di Ind/nesia* Misalnya, para Huru 8esar
di )e)erapa ne.ara 7r/pa yan. mendalami keahlian di
)idan. hukum )an.unan, )elum tentu memahami )er1
)a.ai aspek hukum administrasi kepe.a=aian, meskipun
sama1sama )erasal dari keahlian di lapan.an ilmu hu1
kum administrasi ne.ara :verwaltungsrecht; dan hukum
tata ne.ara pada umumnya :verfassungsrecht;*
>alam perkem)an.an de=asa ini, )er)a.ai )idan.
hukum yan. dapat dikate./rikan termasuk ke dalam
rumpun hukum administrasi atau hukum tata usaha ne1
.ara, men(akup )idan.1)idan., seperti :i; hukum admi1
nistrasi kepe.a=aian, :ii; hukum per)uruhan dan kete1
na.aker@aan, :iii; hukum administrasi kependudukan,
:i!; hukum keimi.rasian, :!; hukum perpa@akan, :!i;
hukum transp/rtasi udara, :!ii; hukum transp/rasi laut,
:!iii; hukum transp/rtasi darat, :i; hukum administrasi
perda.an.an, )ea dan (ukai, :; +ukum perindustrian,
:i; hukum administrasi kehutanan dan perke)unan,
:ii; hukum administrasi m/neter dan per)ankan, :iii;
hukum 3iskal dan an..aran :pusat dan daerah;, :i!;
hukum administrasi lin.kun.an, :!; hukum adminis1
trasi pendidikan, :!i; hukum administrasi ilmu pen.e1
tahuan dan tekn/l/.i, :!ii; hukum administrasi kese1
$6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
hatan, :!iii; hukum administrasi kese@ahteraan dan
pelayanan s/sial, :i; hukum administrasi in3/rmasi
dan telematika, :; hukum administrasi hukum, :i;
dan lain1lain se)a.ainya*
Semua aspek pen.aturan dan penetapan hukum
dalam ran.ka pelayanan umum :public services; /leh
para pe@a)at administrasi pu)lik atau pe@a)at adminis1
trasi ne.ara :public administration; dalam )idan.1
)idan. terse)ut merupakan pers/alan hukum adminis1
trasi ne.ara* Aleh karena itu, keputusan1keputusan yan.
ditetapkan /leh para pe@a)at di )idan.1)idan. terse)ut
dise)ut se)a.ai K1,0- atau keputusan tata usaha ne.ara
yan. )ersi3at penetapan administrati3 :beschikking;*
%0$
,erhadap keputusan1keputusan sema(am ini dapat
dia@ukan .u.atan ke pen.adilan tata usaha ne.ara
:P,0-;* Sedan.kan, terhadap semua re.ulasi :regula-
tion; atau pr/duk peraturan :regels; yan. ditetapkan
/leh lem)a.a1lem)a.a terse)ut se)a.ai subordinate le-
gislations dapat dia@ukan .u.atan judicial review lan.1
sun. ke Mahkamah A.un. sesuai den.an ketentuan Pa1
sal 2'A ayat :%; 00> %?'<*
%0?
1%8
:erdasarkan Pasal 1 an8ka , // 3o. + -ahun 1687 tentan8 Peradilan
-ata /saha 3e8ara, 0an8 dimaksud den8an 1eputusan -ata /saha 3e8ara
adalah suatu penetapan tertulis 0an8 dikeluarkan oleh :adan atau Pe9a)at
-ata /saha 3e8ara 0an8 )erisi tindakan hukum -ata /saha 3e8ara 0an8
)erdasarkan peraturan perundan8*undan8an 0an8 )erlaku, 0an8 )ersi.at
konkret, individual, dan .inal, 0an8 menim)ulkan aki)at hukum )a8i sese*
oran8 atau )adan hukum perdata.
1%6
Pasal $'A a0at 1& //C 16'+ )er)un0i! ?#ahkamah A8un8 )erwenan8
men8adili pada tin8kat kasasi, men8u9i peraturan perundan8*undan8an di
)awah undan8*undan8 terhadap undan8*undan8 dan mempun0ai wewenan8
lainn0a 0an8 di)erikan oleh undan8*undan8B.
$9 $$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
BAB III
KONSTITUSI SEBAGAI OBJEK KAJIAN
HUKUM TATA NEGARA
A. Sejarah Konstitusi
1. Terminologi Klasik: Constitutio, Politeia,
dan Nomoi
>ari (atatan se@arah klasik terdapat dua perkataan
yan. )erkaitan erat den.an pen.ertian kita sekaran. ten1
tan. k/nstitusi, yaitu dalam perkataan Funani Kun/ poli-
teia dan perkataan )ahasa Eatin constitutio yan. @u.a
)erkaitan den.an kata jus* >alam kedua perkataan poli-
teia dan constitutio itulah a=al mula .a.asan k/nstitu1
si/nalisme diekspresikan /leh umat manusia )eserta hu1
)un.an di antara kedua istilah dalam se@arah* >ari kedua
istilah itu, kata politeia dari ke)udayaan Funani dapat
dise)ut yan. palin. tua usianya* Pen.ertiannya se(ara
luas men(akup:
all the innumerable characteristics which determine
that states peculiar nature, and these include its whole
economic and social texture as well as matters govern-
mental in our narrower modern sense. It is a purely
descriptive term, and as inclusive in its meaning as our
own use of the word constitution when we speak gene-
rally of a mans constitution or of the constitution of
matterD*
%%0
11%
Charles Howard #c(lwain, Constitutionalism! Ancient and #odern,
(thaca, 3ew 4ork! Cornell /niversit0 Press, 1677&, hal. $7. "eperti dikata*
kan oleh "ir Paul Dino8rado.., ?-he 2reeks reco8niGed a close analo80
)etween the or8aniGation o. the "tate and the or8anism o. the individual
human )ein8. -he0 thou8ht that the two elements o. )od0 and mind, the
.ormer 8uided and 8overned )0 the later, had a parallel in two constitutive
elements o. the "tate, the rulers and the ruledB.
$?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
>alam )ahasa Funani Kun/ tidak dikenal adanya
istilah yan. men(erminkan pen.ertian kata jus ataupun
constitutio se)a.aimana dalam tradisi R/ma=i yan.
datan. kemudian*
%%%
>alam keseluruhan sistem )erpikir
para 3il/s/3 Funani Kun/, perkataan constitution adalah
seperti apa yan. kita maksudkan sekaran. ini* Menurut
Charles +/=ard M(Il=ain dalam )ukunya CConstitutio-
nalism: Ancient and ModernD :%?'9;, perkataan consti-
tution di 6aman Kekaisaran R/ma=i :Roman Empire;,
dalam )entuk )ahasa latinnya, mula1mula di.unakan se1
)a.ai istilah teknis untuk menye)ut the acts of legisla-
tion by the Emperor*
%%2
8ersamaan den.an )anyak aspek
dari hukum R/ma=i yan. dipin@am ke dalam sistem
pemikiran hukum di kalan.an .ere@a, maka istilah teknis
constitution @u.a dipin@am untuk menye)ut peraturan1
peraturan eklesiastik yan. )erlaku di seluruh .ere@a atau1
pun untuk )e)erapa peraturan eklesiastik yan. )erlaku
di .ere@a1.ere@a tertentu :ecclesiastical province;* Aleh
karena itu, kita)1kita) +ukum R/ma=i dan +ukum He1
re@a :Kan/nik; itulah yan. serin. dian..ap se)a.ai sum1
)er ru@ukan atau re3erensi palin. a=al men.enai pen..u1
naan perkataan constitution dalam se@arah*
>en.an perkataan lain, pen.ertian k/nstitusi itu di
6aman Funani Kun/ masih )ersi3at materiil, dalam arti
)elum )er)entuk seperti yan. dimen.erti di 6aman m/1
dern sekaran.* -amun, per)edaan antara k/nstitusi de1
n.an hukum )iasa sudah ter.am)ar dalam pem)edaan
yan. dilakukan /leh Arist/teles terhadap pen.ertian kata
politea dan nomoi* Pen.ertian politiea dapat disepa1
111
Analo8i di antara or8anisasi ne8ara state or8aniGation& dan or8anisme
manusia human or8anism& ini, seperti dikatakan oleh #.L. 3ewman dalam
-he Politics o. Aristotle, merupakan the central inLuir0 o. political science di
dalam se9arah 4unani 1uno.
11$
()id., hal. $,.
?0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
dankan den.an pen.ertian k/nstitusi, sedan.kan nomoi
adalah undan.1undan. )iasa*
%%#
Politea men.andun. kekuasaan yan. le)ih tin..i
dari pada nomoi, karena politea mempunyai kekuasaan
mem)entuk sedan.kan pada nomoi tidak ada, karena ia
hanya merupakan materi yan. harus di)entuk a.ar su1
paya tidak )er(erai1)erai* >alam ke)udayaan Funani
istilah k/nstitusi )erhu)un.an erat den.an u(apan Res-
publica Constituere yan. melahirkan sem)/yan, Prinsep
Legibus Solutus Est, Salus Publica Suprema Lex, yan.
artinya DRa@alah yan. )erhak menentukan struktur /r.a1
nisasi ne.ara, karena dialah satu1satunya pem)uat un1
dan.1undan.D*
%%'
>i In..ris, peraturan yan. pertama kali dikaitkan
den.an istilah k/nstitusi adalah CC/nstituti/ns /3 Cla1
rend/n %%6'D yan. dise)ut /leh +enry II se)a.ai consti-
tutions, avitae constitutions or leges, a recordatio vel
recognition,
%%<
menyan.kut hu)un.an antara .ere@a dan
pemerintahan -e.ara di masa pemerintahan kakeknya,
yaitu +enry I* Isi peraturan yan. dise)ut se)a.ai k/n1
stitusi terse)ut masih )ersi3at eklesiastik, meskipun
pemasyarakatannya dilakukan /leh pemerintahan seku1
ler* -amun, di masa1masa selan@utnya, istilah constitutio
itu serin. pula dipertukarkan satu sama lain den.an
istilah lex atau edictum untuk menye)ut )er)a.ai secular
administrative enactments. Hlan!ill serin. men..una1
kan kata constitution untuk a royal edict :titah ra@a atau
ratu;* Hlan!ill @u.a men.aitkan Henry IIs writ creating
11,
()id.
11'
:andin8kan antara 1usnardi dan ()rahim, Op. Cit., den8an A)u Caud
:usroh, (lmu 3e8ara, Jakarta! :umi Aksara, 166%&, hal. 88*86E dan )uku*
)uku se9enis lainn0a.
11+
Cokumen Constitutions o. Clarendon men0e)ut dirin0a sendiri se)a8ai
recordatio record& atau reco8nitio a .indin8&. Pen8aran8 )uku ?Le8es
Henrici PrimiB pada awal a)ad ke*1$, 9u8a men0e)ut ?the well*known writ
o. Henr0 ( .or the holdin8 o. the hundred and count0 courtsB se)a8ai record.
?%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
the remedy by grand assize as legalis is a constitutio,
%%6
dan
menye)ut the assize of novel disseisin se)a.ai a re-
cognitio sekali.us se)a.ai a constitutio*
%%9
8e)erapa tahun setelah di)erlakukannya 0ndan.1
0ndan. Mert/n pada tahun %2#6, 8ra(t/n menulis arti1
kel yan. menye)ut salah satu ketentuan dalam undan.1
undan. itu se)a.ai a new constitution, dan men.aitkan
satu )a.ian dari Ma.na Charta yan. dikeluarkan kem)ali
pada tahun %22< se)a.ai constitutio libertatis* >alam
=aktu yan. hampir )ersamaan :satu 6aman;, 8eauma1
n/ir di Peran(is )erpendapat )ah=a Cspeaks of the re-
medy in novel disseisin as une nouvele constitucion
made by the kings. Ketika itu dan selama )erada)1a)ad
sesudahnya, perkataan constitution selalu diartikan se1
)a.ai a particular administrative enactment much as it
had meant to the Roman lawyers* Perkataan consti-
tution ini dipakai untuk mem)edakan antara particular
enactment dari consuetudo atau ancient custom :ke)ia1
saan;*
Pierre Hre./ire ,h/l/san/ :/3 ,/ul/use;, dalam
)ukunya De Republica :%<9$; men..unakan kata con-
stitution dalam arti yan. hampir sama den.an pen.er1
tian sekaran.*
%%$
+anya sa@a kandun.an maknanya le)ih
luas dan le)ih umum, karena Hre./ire memakai 3rase
yan. le)ih tua, yaitu status reipublicae* >apat dikatakan
)ah=a di 6aman ini, arti perkataan constitution ter(er1
min dalam pernyataan Sir James Ghitel/(ke pada se1
kitar tahun yan. sama, yaitu Cthe natural frame and con-
stitution of the policy of this Kingdom, which is jus pub-
licum regniD* 8a.i James Ghitel/(ke, jus publicum regni
117
2eor8e =. @ood)ine ed.&, 2lanvill Ce Le8i)us et Consuetudini)us
An8iluae, 3ew Haven! 16,$&, hal. 7,.
11;
#c(lwain, Op. Cit., hal. $'.
118
Authore C. Petro 2re8orio -holosano, Ce 5epu)lica Li)ri "ex et Di8inti,
li).(, cap. (, 17, 16, Lu8duni, 17%6, hal. '*+.
?2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
itulah yan. merupakan keran.ka alami dan k/nstitusi
p/litik )a.i kera@aan*
>ari sini, kita dapat memahami pen.ertian k/nsti1
tusi dalam dua k/nsepsi* Pertama, k/nstitusi se)a.ai the
natural frame of the state yan. dapat ditarik ke )elakan.
den.an men.aitkannya den.an pen.ertian politeia da1
lam tradisi Funani Kun/* Kedua, k/nstitusi dalam arti jus
publicum regni, yaitu the public law of the realm* Ci1
(er/
%%?
dapat dise)ut se)a.ai sar@ana pertama yan.
men..unakan perkataan constitutio dalam pen.ertian
kedua ini, seperti ter.am)ar dalam )ukunya CDe Re Pub-
licaD* >i lin.kun.an Kera@aan R/ma=i :R/man 7mpire;,
perkataan constitutio ini dalam )entuk Eatinnya @u.a
dipakai se)a.ai istilah teknis untuk menye)ut the acts of
legislation by the Emperor* Menurut Ci(er/, CThis cons-
titution (haec constitution) has a great measure of equa-
bility without which men can hardly remain free for any
length of timeD* Selan@utnya dikatakan /leh Ci(er/:
CNow that opinion of Cato becomes more certain, that
the constitution of the republic (consitutionem rei
publicae) is the work of no single time or of no single
manD*
Pendapat Cat/ dapat dipahami se(ara le)ih pasti
)ah=a k/nstitusi repu)lik )ukanlah hasil ker@a satu =ak1
tu ataupun satu /ran., melainkan ker@a k/lekti3 dan aku1
mulati3* Aleh karena itu, dari sudut etim/l/.i, k/nsep
klasik men.enai k/nstitusi dan k/nstitusi/nalisme dapat
ditelusuri le)ih mendalam dalam perkem)an.an pen.er1
116
3ama len8kapn0a adalah #arcus -ullius Cicero 1%7*', :C&. #enurut
5.3. :erki, ?(n the extant writin8s o. the 8reat 5oman statesman and orator,
#arcus -ullius Cicero 1%7*', :C&, we .ind the most interestin8 .ormu*
lations o. 5oman "toicism as re8ards political thou8htB. Lihat 5.3. :erki,
-he Histor0 o. Political -hou8ht! A "hort (ntroduction, London! J.J.Cent
and "ons, =ver0manAs /niversit0 Li)rar0, 1688&, hal. ;'.
?#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
tian dan pen..unaan perkataan politeia dalam )ahasa
Funani dan perkataan constitutio dalam )ahasa Eatin, serta
hu)un.an di antara keduanya satu sama lain di se1
pan@an. se@arah pemikiran maupun pen.alaman praktik
kehidupan kene.araan dan hukum*
Perkem)an.an1perkem)an.an demikian itulah
yan. pada akhirnya men.antarkan umat manusia pada
pen.ertian kata constitution itu dalam )ahasa In..ris
m/dern* >alam Oxford Dictionary, perkataan consti-
tution dikaitkan den.an )e)erapa arti, yaitu: the act
of establishing or of ordaining, or the ordinance or re-
gulation so established* Selain itu, kata constitution
@u.a diartikan se)a.ai pem)uatan atau penyusunan yan.
menentukan hakikat sesuatu :the make or composition
which determines the nature of anything;* Aleh karena
itu, constitution dapat pula dipakai untuk menye)ut
the body or the mind of man as well as to external ob-
jectsD*
>alam pen.ertiannya yan. demikian itu, k/nstitusi
selalu dian..ap CmendahuluiD dan Cmen.atasiD pemerin1
tahan dan se.ala keputusan serta peraturan lainnya* A
Constitution, kata ,h/mas Paine, is not the act of a go-
vernment but of the people constituting a govern-
ment*
%20
K/nstitusi dise)ut mendahului, )ukan karena
urutan =aktunya, melainkan dalam si3atnya yan. supe-
rior dan ke=enan.annya untuk men.ikat* Aleh se)a) itu,
Charles +/=ard M(Il=ain men@elaskan:
In fact, the traditional notion of constitutionalism
before the late eighteenth century was of a set of prin-
ciples embodied in the institutions of a nation and
neither external to these nor in existence prior to
themD*
%2%
1$%
#c(lwain, Op. Cit., hal. $%.
1$1
()id., hal. 1$.
?'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Se(ara tradisi/nal, se)elum a)ad ke1%$, k/nstitu1
ti/nalisme meman. selalu dilihat se)a.ai seperan.kat
prinsip1prinsip yan. ter(ermin dalam kelem)a.aan suatu
)an.sa dan tidak ada yan. men.atasinya dari luar serta
tidak ada pula yan. mendahuluinya*
2. Warisan Yunani Kuno (Plato dan Aristoteles)
>alam )ukunya, COutlines o. Historical Jurispru*
denceB, Sir Paul Jin/.rad/33 )erpendapat:
CThe Greeks recognized a close analogy between the
organization of the State and the organism of the indi-
vidual human being. They thought that the two ele-
ments of body and mind, the former guided and
governed by the latter, had a parallel in two constitu-
tive elements of the State, the rulers and the ruledD*
%22
Pen.aitan yan. )ersi3at anal/.is antara /r.anisasi
ne.ara dan /r.anisme manusia terse)ut, menurut G*E*
-e=man, meman. merupakan pusat perhatian :center of
inquity; dalam pemikiran p/litik di kalan.an para 3il/s/3
Funani Kun/*
%2#
>alam )ukunya CThe Laws (Nomoi;,
Plat/ menye)utkan )ah=a Our whole state is an imita-
tion of the best and noblest lifeD*
%2'
Is/(rates dalam )uku1
nya CPanathenaicus ataupun dalam Areopagiticus
menye)ut )ah=a Cthe politeia is the soul of the polis
with power over it like that of the mind over the bo-
dyD*
%2<
Keduanya sama1sama menun@uk kepada pe1
n.ertian k/nstitusi* >emikian pula, Arist/teles dalam )u1
kunya CPoliticsD men.aitkan pen.ertian kita tentan.
1$$
"ir Paul Dino8rado.., Outlines o. Historical Jurisprudence, Dol. ((, -he
Jurisprudence o. the 2reek Cit0, hal. 1$.
1$,
#c(lwain, Op. Cit., hal. $;.
1$'
"ir Paul Dino8rado.., -he Laws, hal. 81;.
1$+
#c(lwain, Op. Cit.
?<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
k/nstitusi dalam 3rase in a sense the life of the city*
%26
>alam )ukunya, Politics, Arist/teles menyatakan:
CA constitution (or polity) may be defined as the orga-
nization of a polis, in respect of its offices generally, but
especially in respect of that particular office which is
sovereign in all issuesD*
CThe civic body (the politeuma,
127
or body of persons
established in power by the polity) is everywhere the
sovereign of the state; in fact the civic body is the polity
(or constitution) itselfD*
%2$
Menurut Arist/teles, klasi3ikasi k/nstitusi ter.an1
tun. pada :i; the ends pursued by states, dan :ii; the kind
of authority exercised by their government. ,u@uan ter1
tin..i dari ne.ara adalah a good life, dan hal ini merupa1
kan kepentin.an )ersama seluruh =ar.a masyarakat*
Aleh karena itu, Arist/teles mem)edakan antara
right constitution dan wrong constitution den.an uku1
ran kepentin.an )ersama itu* Jika k/nstitusi diarahkan
untuk tu@uan me=u@udkan kepentin.an )ersama, maka
k/nstitusi itu dise)utnya se)a.ai k/nstitusi yan. )enar,
tetapi @ika se)aliknya maka k/nstitusi itu adalah k/nsti1
tusi yan. salah* K/nstitusi yan. terakhir ini dapat di1
se)ut pula se)a.ai perverted constitution yan. diarah1
kan untuk memenuhi kepentin.an para pen.uasa yan.
tamak (the selfish interest of the ruling authority;* K/n1
stitusi yan. )aik adalah k/nstitusi yan. n/rmal, sedan.1
kan yan. tidak )aik dise)ut @u.a /leh Arist/teles se)a.ai
1$7
=rnest :arker ed and trans.&, Politics, 3ew 4ork*London! Ox.ord
/niversit0 Press, 16+8&, iv&, chapter xi.
1$;
(stilah ?politeumaB ini )erarti ?supreme civic authorit0B. Aristoteles
mem)uktikan )ahwa ?the constitution is especiall0 an orderin8 o. the
supreme authorit0 )0 showin8 that the supreme authorit0 is decisive o. the
character o. the constitution, .rom which it .ollows that the main )usiness o.
the constitution is to .ix the supreme authorit0B. Lihat .ootnote 3o. ,, #.L.
3ewman, -he Politics o. Aristotle, Op. Cit., hal. 11%.
1$8
()id.
?6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
k/nstitusi yan. tidak n/rmal* 0kuran )aik1)uruknya nyataan adanya keterkaitan antara pemikiran yan.
atau n/rmal1tidaknya k/nstitusi itu )a.inya terletak dikem)an.kannya se)a.ai intelektual den.an per.aulan
pada prinsip )ah=a political rule, by virtue of its speci- empirisnya den.an kekuasaan setelah ia dian.kat men1
fic nature, is essentially for the benefit of the ruledD*
%2?
@adi penasehat Raja Dyonisius II.
%#%
Inilah yan. menye1
>i antara karya1karya Plat/ seperti CRepublicD dan )a)kan adanya per)edaan yan. ta@am antara idealitas
CNomoiD, terdapat pula dial/.1dial/. Plat/ yan. di)eri ne.ara yan. ter.am)ar dalam CRepublicD dan apa yan.
@udul CPoliticusD atau CStatesmanD yan. memuat tema1 diuraikan Plat/ dalam CNomoi, dan se)elum menulis
tema yan. )erkaitan erat den.an .a.asan k/nstitusi/na1 Nomoi terle)ih dulu Plat/ menyelesaikan CPoliticusD*
%#2
lisme* 8uku terakhir ini, di sampin. )uku1)uku lainnya, -amun dari pendapat1pendapat para muridnya,
)anyak mempen.aruhi pemikiran Arist/teles di kemu1 seperti Arist/teles, meman. dapat di)ayan.kan pan1
dian hari tentan. .a.asan k/nstituti/nalisme seperti dan.an para 3il/s/3 di 6aman Funani Kun/ itu tentan.
yan. kita pahami sekaran.* Jika dalam RepublicD, Plat/ ne.ara dan hukum tentu tidak seperti sekaran.* Misal1
men.uraikan .a.asan the best possible state, maka da1 nya, Arist/teles men.atakan:
lam )uku CPoliticus (Statesman; se)elum ia menyelesai1 CA godlike ruler should rule like a god, and if a godlike
kan karya m/numental )er@udul NomoiD,
%#0
Plat/ me1
man should appear among men, godlike rule would
n.akui kenyataan1kenyataan yan. harus dihadapi /leh
and should be gladly conceded to him*
%##
ne.ara sehin..a ia menerima ne.ara dalam )entuknya
se)a.ai the second best den.an menekankan pentin.nya
Artinya, Arist/teles sendiri @u.a mem)ayan.kan ke1
hukum yan. )ersi3at mem)atasi* CPlatos Republic deals
)eradaan se/ran. pemimpin ne.ara ideal yan. )ersi3at
with an unattainable ideal; his Politicus treats of the
superman dan )er)udi luhur, karena se@arah kene.araan
attainable in its relation to this same idealD* Jika dalam
Funani pada 6amannya ter./l/n. san.at la)il* Pertama,
CRepublic ia men.idealkan peranan his philosopher-
di 6amannya, )elum ada mekanisme yan. tersedia untuk
king yan. mempunyai a strength of art which is superior
meresp/ns keadaan atau tindakan1tindakan re!/lusi/ner
to the law atau )ahkan dikatakan san. pemimpin itu
yan. dalam pen.ertian sekaran. dise)ut se)a.ai tinda1
sendirilah yan. mem)uat seni kepemimpinannya se)a.ai
kan yan. ink/nstitusi/nal* Kedua, re!/lusi1re!/lusi se1
hukum, Cnot by laying down rules, but by making his
ma(am itu @ika ter@adi tidak hanya men.u)ah (/rak
art a law*
public law, tetapi @u.a men@un.kir)alikkan se.ala insti1
Aleh karena itu, )anyak sar@ana yan. mempers/al1
tusi yan. ada se(ara )esar1)esaran, dan )ahkan )er1
kan apakah Plat/ itu se/ran. yan. )erpaham ser)a mut1
aki)at pada tuntutan peru)ahan keseluruhan way of life
lak atau se/ran. k/nstitusi/nalis :an absolutist or consti-
:masyarakat; polity yan. )ersan.kutan* >alam keadaan
tutionalist;* Jika kita )erusaha mena3sirkan se(ara kritis
perkem)an.an pemikiran Plat/ sendiri yan. ter(ermin
1,1
()id., hal. $1*$$.
dalam karya1karyanya, kita tidak dapat melepaskan ke1
1,$
2una mendalami le)ih lan9ut per)edaan dan per)andin8an antara
?5epu)licB dan ?-he LawsB serta kar0a*kar0a Plato 0an8 lain, kita dapat
mem)aca tulisan pen8antar oleh -revor J. "aunders terhadap naskah ?Plato!
1$6
()id., hal. 11,. -he LawsB, Op. Cit., hal. 1;*'1.
1,%
Plato, -he Laws, Pen8uin Classics, 1687&, hal. $7 dan ,;.
1,,
#c(lwain, Op. Cit., hal. ,,.
?9 ?$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
demikian, Arist/teles )erpendapat keseluruhan polity
dan k/nstitusi men.alami kehan(uran atau )u)ar* Ke-
tiga, re!/lusi demikian selalu ter@adi den.an disertai
kekerasan :violence), proscription, ostracism, dan )ah1
kan kematian, sehin..a /ran. Funani dihin..api /leh
penyakit fear of stasis*
Keadaan demikian itulah yan. menye)a)kan Aris1
t/teles )erada dalam p/sisi untuk mem)erikan nasehat
kepada san. tyrant men.enai )a.aimana memper1
pan@an. tipe kekuasaan (type of government) yan. di1
akuinya se)a.ai kekuasaan yan. palin. menindas di
dunia (the most oppressive in the world) serta palin.
sin.kat usianya* K/ndisi s/sial p/litik yan. tidak sta)il
itulah yan. menye)a)kan /ran. )erusaha memilih status
quo (to preserve the status quo;* Misalnya, dikatakan
/leh Arist/teles dalam )ukunya CPoliticsD )ah=a:
Polities generally are liable to dissolution not only
from within but from without, when there is a state
having an antagonistic polity near to them or distant
but possessed of considerable power*
%#'
>alam )a.ian lain dari tulisannya, Arist/teles @u.a
men.atakan:
CThe practice of cutting off prominent characters and
putting out of the way the high spirits in the state; the
prohibition of common meals, political clubs, high cul-
ture and everything else of the same kind; precautio-
nary measures against all that tends to produce two
results, viz., spirit and confidence.
%#<
Selan@utnya, /leh Arist/teles @u.a dinyatakan: CA
tyrant is fond of making wars, as a means of keeping his
subjects in employment and in continual need of a com-
1,'
-he Politics o. Aristotle, D(((, Op. Cit., hal. ,78.
1,+
()id., hal. ,6$*,8,.
??
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
manderD
%#6
:se/ran. tiran .emar )erperan. se)a.ai (ara
untuk memelihara a.ar anak )uahnya terus men.a)di
dan melayani ke)utuhannya se)a.ai se/ran. k/mandan;*
-amun demikian, harus @u.a dimen.erti )ah=a se)elum
mun(ulnya pen.aruh kaum Stoics,
%#9
/ran. Funani Kun/
meman. )elum mem)edakan sama sekali antara k/nsep
ne.ara :state; dan masyarakat :society;, maupun antara
civil dan social* Aleh karena itu, para 3il/s/3 Funani (en1
derun. melihat hukum se)a.ai )a.ian atau satu aspek
sa@a dalam pem)i(araan mereka tentan. polity, tentan.
ne.ara* +al ini ter.am)ar dalam )uku Arist/teles Rhe-
toricaD yan. menye)ut istilah common law dalam arti
the natural law yan. tidak le)ih daripada satu p/rsi pe1
n.ertian sa@a dari the states actual laws*
%#$
Pemikiran 3ilsa3at Funani Kun/ yan. dikem)an.1
kan /leh Arist/teles dan ka=an1ka=an tidak atau )elum
mem)ayan.kan hukum se)a.ai sesuatu yan. )erada di
luar pen.ertian polity :ne.ara; atau sesuatu yan. ter1
pisah dari ne.ara dimana ne.ara harus tunduk dan me1
nyesuaikan diri den.an aturan yan. ditentukan /lehnya*
Peru)ahan terhadap pandan.an yan. tidak melihat
hukum se)a.ai sesuatu yan. )erada di luar atau di atas
ne.ara, )aru tim)ul setelah Ci(er/ memperkenalkan pe1
mikirannya den.an men.artikan ne.ara se)a.ai suatu a
bond of law :vinculum juris;* >alam pen.ertian vincu-
lum juris itu, hukum tidak hanya dilihatnya se)a.ai ele1
men suatu ne.ara, tetapi an antecedent law* >alam
)ukunya CDe Re PublicaD, Ci(er/ men.atakan )ah=a hu1
kum dalam arti demikian sama tuanya den.an pemikiran
1,7
()id., D(((, hal. ,6'.
1,;
1aum ?"toicsB adalah kelompok 0an8 men8anut paham stoicism, tum)uh di
4unani, namun kemudian )erkem)an8 dan mendapatkan kema9uan pesat di
5oma. ?"toicismeB ini )ahkan, menurut se9arahwan a)ad ke*16, #om*
msen, meman8 san8at cocok den8an karakteristik ke)uda0aan 5omawi. Li*
hat :erki, Op Cit., hal. ;,.
1,8
#c(lwain, Op. Cit., hal. ,;.
%00
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
tentan. ke)eradaan ,uhan, @auh se)elum adanya ne.ara di
mana pun @u.a* -e.ara, )a.i Ci(er/, merupakan kreasi
hukum*
%#?
Se@ak masa Ci(er/, dapat dikatakan pemikiran
kene.araan dan hukum men.alami re!/lusi )esar1)esa1
ran*
%'0
>ikarenakan per)edaan di antara tradisi Funani
yan. dim/t/ri /leh Arist/teles den.an tradisi R/ma=i
yan. dim/t/ri /leh Ci(er/ (enderun. san.at ta@am, maka
Charles +/=ard M(Il=ain menyatakan:
CWe cannot hope to bridge the gap between the consti-
tutionalism of Aristotle and that of Cicero, but even the
most superficial comparison of the two will show that a
gap is there, and a very wide oneD*
%'%
Aleh karena le)arnya @uran. di antara keduanya,
kita tidak mun.kin )erharap akan dapat men@em)atani
per)edaan antara .a.asan k/nstituti/nalisme Arist/teles
dan k/nstituti/nalisme Ci(er/* 8ahkan, /leh >r* Carlyle
dikatakan:
CThere is no change in political theory so startling in its
completeness as the change from the theory of Aristotle
to the later philosophical view represented by Cicero
and Seneca We have ventured to suggest that the divi-
ding-line between the ancient and the modern political
theory must be sought, if anywhere, in the periode bet-
ween Aristotle and Cicero*
%'2
,idak ada peru)ahan yan. )e.itu mendasar dalam
perkem)an.an te/ri p/litik dalam se@arah seperti peru1
)ahan yan. )e.itu menak@u)kan dari pemikiran Arist/1
teles ke pemikiran Ci(er/ dan Sene(a* Jika kita )erusaha
1,6
:erki, Op. Cit., hal. ;+.
1'%
#enurut 5.3. :erki, ?Cicero, o. course, was .irst and .oremost a prac*
tical statesman who pla0ed a leadin8 role in the politics o. the 5oman
5epu)lic )e.ore the ascent o. CaesarB. ()id.
1'1
()id., hal. ',.
1'$
Carl0le, A Histor0 o. #edieval Political -heor0 in the @est, (, hal. 8*6.
:andin8kan 9u8a dalam 5.3. :erki, Op. Cit.
%0%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
menemukan .aris pemisah yan. )e.itu te.as dalam per1
@alanan se@arah pemikiran p/litik antara 6aman klasik dan
6aman m/dern, maka dapat dikatakan )ah=a era pe1
misah itu adalah peri/de di antara Arist/teles di Funani dan
Ci(er/ di R/ma=i*
3. Warisan Cicero (Romawi Kuno)
Salah satu sum)an.an pentin. 3il/s/3 R/ma=i,
terutama setelah Ci(er/ men.em)an.kan karyanya De Re
PublicaD dan CDe LegibusD, adalah pemikiran tentan. hukum
yan. )er)eda sama sekali dari tradisi yan. sudah
dikem)an.kan se)elumnya /leh para 3il/s/3 Funani* 8a.i para
3il/s/3 R/ma=i, terutama 0lpian, Ci(er/ men@elas1
kan se)a.ai )erikut:
Ca rulers will actually is law, a command of the em-
peror in due form is a lex. Any imperial constitution,
like a senatus consultum, should have the place of a lex
(legis vicem optineat), because the Emperor himself
receives his imperium by virtue of a lex (per legem)*
%'#
>en.an perkataan lain, di sini @elas dan te.as sekali
dipakainya istilah lex yan. kemudian men@adi kata kun(i
untuk memahami k/nsepsi p/litik dan hukum di 6aman
R/ma=i kun/* Se)a.aimana dikemukakan /leh Haius
pada a)ad ke12, Ca lex is what the people orders and has
establishedD* Setelah ' :empat; a)ad kemudian, a lex di1
de3inisikan se)a.ai Cwhat the Roman people was accus-
tomed to establish when initiated by a senatorial magis-
trate such as a consul*
%''
Pen..unaan perkataan lex itu
nampaknya le)ih luas (akupan maknanya daripada leges
yan. mempunyai arti yan. le)ih sempit* K/nstitusi mulai
dipahami se)a.ai sesuatu yan. )erada di luar dan )ah1
kan di atas ne.ara* ,idak seperti masa se)elumnya, k/n1
1',
Cicero, Ce Le8i)us, (((, hal.1$, dalam Charles Howard #c(lwain, Op.
Cit., hal. ''.
1''
()id.
%02
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
stitusi mulai dipahami se)a.ai lex yan. menentukan
)a.aimana )an.unan kene.araan harus dikem)an.kan
sesuai den.an prinsip the higher law* Prinsip hierarki
hukum @u.a makin dipahami se(ara te.as ke.unaannya
dalam praktik penyelen..araan kekuasaan*
>i sampin. itu, para 3il/s/3 R/ma=i @u.alah yan.
se(ara te.as mem)edakan dan memisahkan antara pe1
n.ertian hukum pu)lik :jus publicum; dan hukum pri1
!aat :jus privatum;,
%'<
sesuatu hal )aru yan. )elum di1
kem)an.kan se)elumnya /leh para 3il/s/3 Funani* 8ah1
kan, perkataan jus dalam )ahasa Eatin sendiripun tidak
dikenal padanannya dalam )ahasa Funani Kun/ seperti
yan. sudah di@elaskan di atas* 8iasanya keduanya di1
)edakan dari sudut kepentin.an yan. dipertahankan*
+ukum pu)lik mem)ela kepentin.an umum yan. ter1
(ermin dalam kepentin.an Cne.araD, the civitas, sedan.1
kan hukum pri!aat menyan.kut kepentin.an /ran. per1
/ran., that which pertains to the utility of individuals*
-amun demikian, )aik kepentin.an umum maupun pri1
!aat, se)enarnya tetap )erkaitan den.an kepentin.an
indi!idu setiap =ar.a ne.ara* Seperti dikatakan /leh Ru1
d/l3 !an Iherin., hak1hak pu)lik dan hak1hak pri!aat
tidak dapat di)edakan satu sama lain :not distingui-
shable;* Su)@ek keduanya selalu persis sama, yaitu me1
nyan.kut the natural person atau makhluk manusia*
Per)edaan hakiki keduanya hanya terletak pada kenyata1
an )ah=a Cprivate rights affect private individuals ex-
clusively, while all the individual citizens alike parti-
cipate in the publicD
%'6
*
Pemikiran p/litik Ci(er/ didasarkan atas penerima1
annya yan. kuat terhadap the Stoic universal law of na-
ture yan. meran.kul dan men.ikat seluruh umat manu1
1'+
()id., hal. ';.
1'7
()id.
%0#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
sia* ,erhadap pandan.an kaum St/i( men.enai hukum alam
yan. )ersi3at uni!ersal itu, Ci(er/ )erpendapat:
CThere is in fact a true law - namely, right reason -
which is in accordance with nature, applies to all men,
and is unchangeable and eternal. By its commands this
law summons men to the performance of their duties;
by its prohibitions it restrains them from doing wrong.
Its commands and prohibitions always influence good
men, but are without effect upon the bad*D
%'9
Ci(er/ @u.a mene.askan adanya Cone common
master and ruler of men, namely God, who is the author of this
law, its interpreter, and its sponsor* ,uhan, )a.i Ci(er/, tak
u)ahnya )a.aikan ,uan dan Pen.uasa semua manusia, serta
merupakan Pen.aran. atau Penulis, Pe1
na3sir, dan Sp/ns/r +ukum* Aleh karena itu, Ci(er/ sa1
n.at men.utamakan peranan hukum dalam pemaha1
mannya tentan. persamaan antar umat manusia* 8a.i1
nya, k/nsepsi tentan. manusia tidak )isa dipandan.
hanya se)a.ai political animal atau insan p/litik, me1
lainkan le)ih le)ih utama adalah kedudukannya se)a.ai legal
animal atau insan hukum*
%'$
Selain itu, )e)erapa kesimpulan yan. dapat ditarik
dari pen.alaman se@arah k/nstitusi/nalisme R/ma=i
Kun/ ini adalah Pertama, untuk memahami k/nsepsi
yan. se)enarnya tentan. the spirit of our constitutional
antecedents dalam se@arah, ilmu hukum haruslah di1
pandan. pentin. atau sekuran.1kuran.nya sama pen1
tin.nya di)andin.kan den.an sekedar per)in(an.an me1
n.enai materi hukum* Kedua, ilmu pen.etahuan hukum
yan. di)edakan dari hukum san.at )er(/rak R/ma=i
sesuai asal mula pertum)uhannya* Ketiga, pusat perha1
tian dan prinsip p/k/k yan. dikem)an.kan dalam ilmu
hukum R/ma=i )ukanlah the absolutism of a prince se1
1';
:erki, Op. Cit., hal.;'.
1'8
()id.
%0'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
)a.aimana serin. di)ayan.kan /leh )anyak ahli, tetapi
@ustru terletak pada d/ktrin kerakyatan, yaitu )ah=a rak1
yat merupakan sum)er dari semua le.itimasi ke1
=enan.an p/litik dalam satu ne.ara*
>en.an demikian, rakyatlah yan. dalam perkem1
)an.an pemikiran R/ma=i dian..ap se)a.ai sum)er
yan. hakiki dari hukum dan sistem kekuasaan* >i(erita1
kan dalam se@arah )ah=a ne.ara Funani Kun/ pernah
men@adi @a@ahan R/ma=i Kun/* Se)a.ai aki)at pen@a@a1
han itu )anyak dari ke)udayaan Funani ditiru /leh )an.1
sa R/ma=i, seperti a@aran tentan. P/lis dan a@aran ten1
tan. kedaulatan rakyat :Ecclesia;*
-amun, penerapannya kemudian ternyata tidak
sama den.an a@aran asli yan. di)a=a dari Funani, karena
3akt/r keadaan dan si3at1si3at )an.sa R/ma=i yan. me1
man. )erlainan den.an Funani* Melalui a@aran kedaula1
tan rakyat yan. ditiru dari Funani, /ran. R/ma=i me1
nyusun pemerintahan den.an se/ran. Ra@a yan. mem1
punyai kekuasaan yan. )ersi3at mutlak* Menurut /ran.
R/ma=i pada 6aman itu, pada suatu ketika rakyat me1
n.adakan per@an@ian den.an Caesar yan. kemudian
diletakkan dalam Rex Regia*
>en.an per@an@ian terse)ut, kekuasaan diakui telah
)erpindah se(ara mutlak dari tan.an rakyat kepada Cae1
sar :translatio empirii;* >ikarenakan adanya translatio
empirii itu, rakyat dian..ap tidak dapat meminta per1
tan..un.@a=a)an Caesar la.i* >ari situ, lahirlah a@aran
atau d/ktrin Caesarismus :per=akilan mutlak )erada di
tan.an Caesar; yan. memun(ulkan sem)/yan, Princep
Legibus Solutus Est, Salus Publica Suprema Lex seperti telah
dikemukakan di atas*
%0<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
4. Warisan Islam: Konstitusionalisme dan
Piagam
Pada masa1masa selan@utnya, ketika )an.sa 7r/pa
)erada dalam keadaan ke.elapan yan. )iasa dise)ut se1
)a.ai a)ad1a)ad perten.ahan, tidak )anyak hal yan.
dapat diuraikan se)a.ai in/!asi dan perkem)an.an yan.
pentin. dalam hal ini* -amun, )ersamaan den.an masa1
masa suram di 7r/pa selama a)ad1a)ad perten.ahan itu,
di ,imur ,en.ah tum)uh dan )erkem)an. pesat perada1
)an )aru di lin.kun.an pen.anut a@aran Islam* Atas pe1
n.aruh -a)i Muhammad SAG, )anyak sekali in/!asi1
in/!asi )aru dalam kehidupan umat manusia yan. di1
kem)an.kan men@adi pend/r/n. kema@uan perada)an*
Salah satunya ialah penyusunan dan penandatan.anan
persetu@uan atau per@an@ian )ersama di antara kel/m1
p/k1kel/mp/k penduduk k/ta Madinah untuk )ersama1
sama mem)an.un struktur kehidupan )ersama yan. di
kemudian hari )erkem)an. men@adi kehidupan kene1
.araan dalam pen.ertian m/dern sekaran.* -askah per1
setu@uan )ersama itulah yan. kemudian dikenal se)a.ai
Pia.am Madinah :Madinah Charter;*
Pia.am Madinah ini dapat dise)ut se)a.ai pia.am
tertulis pertama dalam se@arah umat manusia yan. dapat
di)andin.kan den.an pen.ertian k/nstitusi dalam arti
m/dern* Pia.am ini di)uat atas persetu@uan )ersama
antara -a)i Muhammad SAG den.an =akil1=akil pen1
duduk k/ta Madinah tak lama setelah )eliau hi@rah dari
Mekkah ke Fastri), nama k/ta Madinah se)elumnya, pa1
da tahun 622 M*

Para ahli menye)ut Pia.am Madinah
terse)ut den.an )er)a.ai ma(am istilah yan. )erlainan
satu sama lain*
%'?
1'6
:an0ak sar9ana 0an8 men88am)arkan Pia8am #adinah itu se)a8ai
1onstitusi seperti dipahami dewasa ini. :e)erapa diantaran0a lihat Ahmad
"ukard9a, Pia8am #adinah dan /ndan8*/ndan8 Casar 16'+! 1a9ian Per*
)andin8an tentan8 Casar Hidup :ersama dalam #as0arakat #a9emuk,
Jakarta! /(*Press, 166+&E Cahlan -hai) dkk., -eori 1onstitusi dan Hukum
%06
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
M/nt./mery Gatt menye)utnya The Constitution
of Medina,
%<0
-i(h/ls/n menye)utnya Charter,
%<%
Ma@id
Khadduri men..unakan perkataan Treaty,
%<2
Phillips K*
+itti menye)utnya Agreement,
%<#
dan Nainal A)idin Ah1
mad memakai perkataan Piagam se)a.ai ter@emahan
kata al-shahifah*
%<'
-ama al-shahifah tahun 622 M ini
merupakan nama yan. dise)ut dalam naskah pia.am itu
sendiri* Kata ini )ahkan dise)ut se)anyak delapan kali
dalam teks pia.am*
%<<
Perkataan charter sesun..uhnya
identik den.an pia.am dalam )ahasa Ind/nesia, sedan.1
kan perkataan treaty dan agreement le)ih )erkenaan
den.an isi pia.am atau charter itu* -amun 3un.sinya
se)a.ai d/kumen resmi yan. )erisi p/k/k1p/k/k ped/1
man kene.araan menye)a)kan pia.am itu dapat
dikatakan tepat @u.a untuk dise)ut se)a.ai k/nstitusi se1
perti yan. dilakukan /leh M/nt./mery Gatt ataupun
yan. dilakukan /leh Nainal A)idin Ahmad seperti ter1
se)ut di atas*
Para pihak yan. men.ikatkan diri atau terikat
dalam Pia.am Madinah yan. )erisi per@an@ian masya1
rakat Madinah :social contract; tahun 622 M ini ada ti.a
)elas kel/mp/k k/munitas yan. se(ara eksplisit dise)ut
1onstitusi, cet. kelima, Jakarta! P- 5a9a2ra.indo Persada, $%%+&. Lihat 9u8a
-ahir AGhar0, 3e8ara Hukum! "uatu "tudi tentan8 Prinsio*prinsipn0a Cili*
hat dari "e8i Hukum (slam, (mplementasin0a pada Periode 3e8ara #adinah
dan #asa 1ini, cet. kedua, Jakarta! 1encana, $%%'&.
1+%
#ont8omer0 @att, #uhammad! Prophet and "tatesman, 3ew 4ork!
Ox.ord /niversit0 Press, 167'&, hal. 6,.
1+1
5.A. 3icholson, A Literac0 Histor0 o. the Ara)s, 3ew 4ork! Cam)rid8e
/niversit0 Press, 1676&, hal. 1;,.
1+$
#a9id 1hadduri, @ar and Peace in the Law o. (slam, :altimore! -he
John Hopkins Press, 16++&, hal. '.
1+,
Phillips 1. Hitti, Capital Cities o. Ara) (slam, #ennesota! /niversit0 o.
#innesota Press, 16;,&, hal. ,+.
1+'
Hainal A)idin Ahmad, Pia8am 3a)i #uhammad "A@! 1onstitusi 3e8ara
-ertulis 0an8 Pertama di Cunia, Jakarta! :ulan :intan8, 16;,&.
1++
"ukard9a, Op. Cit., hal. $.
%09
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
dalam teks Pia.am* Keti.a )elas k/munitas itu adalah :i;
kaum Mukminin dan Muslimin Muha@irin dari suku
Ouraisy Mekkah, :ii; Kaum Mukminin dan Muslimin dari
Fatsri), :iii; Kaum Fahudi dari 8anu MA=3, :i!; Kaum
Fahudi dari 8anu Sa4idah, :!; Kaum Fahudi dari 8anu al1
+ars, :!i; 8anu Jusyam, :!ii; Kaum Fahudi dari 8anu Al1
-a@@ar, :!iii; Kaum Fahudi dari 8anu MAmr i)n MA=3, :i;
8anu al1-a)it, :; 8anu al1MA=s, :i; Kaum Fahudi dari
8anu Sa4la)ah, :ii; Suku Ja3nah dari 8anu Sa4la)ah, dan
:iii; 8anu Syuthay)ah*
Se(ara keseluruhan, Pia.am Madinah terse)ut
)erisi '9 pasal* Pasal %, misalnya, mene.askan prinsip
persatuan den.an menyatakan: CInnahum ummatan wa-
hidatan min duuni al-naasD :Sesun..uhnya mereka ada1
lah ummat yan. satu, lain dari :k/munitas; manusia
yan. lain;*
%<6
>alam Pasal '' dite.askan )ah=a CMereka
:para pendukun. pia.am; )ahu mem)ahu dalam men.1
hadapi penyeran. atas k/ta Fatsri) :Madinah;D* >alam
Pasal 2' dinyatakan CKaum Fahudi memikul )iaya )er1
sama kamu mukminin selama dalam peperan.anD* Pasal
2< mene.askan )ah=a CKaum Fahudi dari 8ani MA=3 ada1
lah satu umat den.an kaum mukminin* 8a.i kaum
Fahudi a.ama mereka, dan )a.i kamu mukminin a.ama
mereka* Ju.a :ke)e)asan ini )erlaku; )a.i sekutu1sekutu
dan diri mereka sendiri, ke(uali )a.i yan. 6alim dan yan.
@ahat* +al demikian akan merusak diri dan keluar.anya
sendiri*D Jaminan persamaan dan persatuan dalam kera1
.aman terse)ut demikian indah dirumuskan dalam Pia1
.am ini, sehin..a dalam men.hadapi musuh yan. mun.1
kin akan menyeran. k/ta Madinah, setiap =ar.a k/ta di1
tentukan harus salin. )ahu mem)ahu*
>alam hu)un.annya den.an per)edaan keimanan
dan amalan kea.amaan, @elas ditentukan adanya ke)e)a1
san )era.ama* 8a.i /ran. Fahudi sesuai den.an a.ama
1+7
()id., hal. ';.
%0$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
mereka, dan )a.i kaum mukminin sesuai den.an a.ama
mereka pula* Prinsip ke)ersamaan ini )ahkan le)ih te.as
dari rumusan al1Ouran men.enai prinsip lakum diinu-
kum walya diin :)a.imu a.amamu, dan )a.iku a.ama1
ku; yan. men..unakan perkataan CakuD atau CkamiD !er1
sus CkamuD* >alam pia.am di.unakan perkataan mereka,
)aik )a.i /ran. Fahudi maupun )a.i kalan.an mukminin
dalam @arak yan. sama den.an -a)i* Selan@utnya, pasal
terakhir, yaitu Pasal '9 )erisi ketentuan penutup yan.
dalam )ahasa Ind/nesianya adalah:
CSesun..uhnya pia.am ini tidak mem)ela /ran. 6alim
dan khianat* Aran. yan. keluar :)eper.ian; aman, dan
/ran. yan. )erada di Madinah aman, ke(uali /ran. yan.
6alim dan khianat* Allah adalah pen@amin /ran. yan.
)er)uat )aik dan taq=a* :tertanda Muhammad Rasulul1
lah SAG;*
*%<9
>apat dikatakan )ah=a lahirnya Pia.am Madinah
pada a)ad ke 9 M itu merupakan in/!asi yan. palin.
pentin. selama a)ad1a)ad perten.ahan yan. memulai
suatu tradisi )aru adanya per@an@ian )ersama di antara
kel/mp/k1kel/mp/k masyarakat untuk )erne.ara de1
n.an naskah per@an@ian yan. dituan.kan dalam )entuk
yan. tertulis* Pia.am Madinah ini dapat dise)ut se)a.ai
k/nstitusi tetulis pertama dalam se@arah umat manusia,
meskipun dalam pen.ertiannya se)a.ai k/nstitusi m/1
dern yan. dikenal de=asa ini, K/nstitusi Amerika Serikat
tahun %9$91lah yan. pada umumnya dian..ap se)a.ai
k/nstitusi tertulis pertama* Peristi=a penandatan.an
Pia.am Madinah itu di(atat /leh )anyak ahli se)a.ai per1
kem)an.an yan. palin. m/dern di 6amannya, sehin..a
mempen.aruhi )er)a.ai tradisi kene.araan yan. )er1
kem)an. di ka=asan yan. dipen.aruhi /leh perada)an
Islam di kemudian hari* 8ahkan pada masa setelah -a)i
1+;
()id., hal. +;.
%0?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Muhammad SAG =a3at, kepemimpinan dilan@utkan /leh
empat khali3ah pertama yan. )iasa dikenal den.an se)u1
tan Khali3atu al1Rasyidin, yaitu A)u)akar, 0mar i)n
Khatta), 0tsman i)n A33an, dan Ali i)n A)i ,hali)*
Pada masa Khali3atu al1Rasyidin itu, per.antian
kepemimpinan dilakukan melalui sistem pemilihan, )u1
kan den.an sistem keturunan se)a.aimana )erlaku di
seluruh dunia dan di sepan@an. se@arah umat manusia
se)elumnya* 8elum pernah ada preseden se)elumnya
dalam se@arah umat manusia, kepemimpinan suatu ne1
.ara ditentukan )erdasarkan pemilihan seperti yan. di1
praktikkan pada masa sepenin..al Muhammad SAG
se)a.ai pemimpin ne.ara* Sayan.nya, tradisi ini tidak
diteruskan /leh khali3ah seterusnya se)a.ai aki)at ku1
deta )erdarah atas Ali i)n A)i ,hali) dan kepemimpinan
diteruskan /leh dinasti 0mmaiyah yan. kem)ali ke
tradisi hu)un.an darah seperti yan. )erlaku se)elumnya
dan dimana1mana di seluruh dunia ketika itu*
-amun demikian, meskipun sistem p/litik dem/k1
rasi k/nstitusi/nal yan. di)an.un relati3 se)entar, tetapi
pen.aruhnya san.at pentin. )a.i perkem)an.an perada1
)an umat manusia selan@utnya* >unia Islam telah men1
(atatkan diri se@ak masa palin. a=al se)a.ai sum)er in1
spirasi )a.i perkem)an.an dem/krasi di kemudian hari*
Prakarsanya untuk men.em)an.kan sistem pemilihan
pemimpin se(ara dem/kratis dan penulisan pia.am )er1
sama se)a.ai dasar1dasar kesepakatan antar se.enap
=ar.a ne.ara yan. )eraneka ra.am untuk hidup )ersa1
ma dalam satu =adah ne.ara yan. kemudian dikenal
luas se)a.ai k/nstitusi, merupakan dua hal pentin. yan.
men@adi (iri p/k/k ne.ara dem/krasi k/nstitusi/nal di
6aman m/dern sekaran.*
Sementara pada saat itu, perada)an )an.sa 7r/pa
sendiri dihin..api /leh masa1masa ke.elapan* Meskipun
demikian, )an.sa 7r/pa di kemudian hari @u.a ter(atat
men.em)an.kan hal1hal )aru dalam kehidupan kene.a1
%%0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
raan* Misalnya, di 7r/pa pada masa itu @u.a )erkem)an.
suatu aliran yan. dise)ut monarchomachen, yaitu aliran
yan. mem)en(i kekuasaan ra@a yan. mutlak* 0ntuk
men(e.ah a.ar @an.an sampai ra@a tidak )er)uat se=e1
nan.1=enan., maka kaum monarchomachen ini men.1
hendaki diadakannya per@an@ian antara ra@a den.an rak1
yat dalam kedudukan yan. sama tin..i dan sama ren1
dah* H/l/n.an yan. terutama terdiri atas /ran.1/ran.
Cal!inis ini menuntut pertan..un.@a=a)an ra@a dan apa1
)ila perlu ra@a dapat sa@a dipe(at dan )ahkan di)unuh*
Menurut M/h* Kusnardi dan +armaily I)rahim, per1
@an@ian itulah yan. men.hasilkan suatu naskah yan. di1
se)ut Leges Fundamentalis*
%<$
>alam Leges Fundamentalis ini ditetapkan adanya
hak dan ke=a@i)an rakyat :Regnum; dan ra@a :Rex;*
%<?
>ari sini terus terlihat )ah=a lam)at laun dalam per1
kem)an.annya di kemudian hari, per@an@ian1per@an@ian
antara rakyat :Regnum; dan pihak yan. memerintah
:Rex; mulai dinaskahkan seperti yan. dilakukan den.an
Pia.am Madinah terse)ut di atas* Adapun tu@uannya
adalah untuk memudahkan para pihak dalam menuntut
haknya masin.1masin., serta men.in.atkan mereka ke1
pada ke=a@i)an yan. harus dilaksanakan* >i sampin.
itu, pentin. untuk di(atat )ah=a den.an dituliskan se1
(ara resmi dalam suatu naskah, /ran. tidak akan
melupakannya, karena semua /ran. dapat men.etahui1
nya den.an pasti dan ter)uka*
Se)a.ai (/nt/h adalah per@an@ian yan. dilakukan
antara ra@a den.an para )an.sa=an di In..ris* >alam
per@an@ian itu ditetapkan )ah=a ra@a dapat meminta )an1
tuan para )an.sa=an @ika ter@adi peran., dan se)aliknya
para )an.sa=an )erhak mendapat perlindun.an dari ra@a
@ika peran. dimenan.kan /leh ra@a* Ra@a @u.a dian..ap
1+8
1usnardi dan ()rahim, Op. Cit., hal. 7,*7'.
1+6
:usroh, Op Cit., hal. 88.
%%%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
dapat men.adakan per@an@ian den.an ./l/n.an rakyat
tertentu karena ra@a memerlukan uan. dalam @umlah
tertentu, dan se)a.ai im)alannya ./l/n.an rakyat ter1
tentu memper/leh hak kene.araan atau =e=enan. untuk
menyelen..arakan kepentin.annya sendiri dalam =ila1
yah kera@aan* Semua per@an@ian1per@an@ian terse)ut dile1
takkan dalam )entuk naskah yan. ditulis*
>emikian pula den.an per@an@ian yan. melatar1
)elakan.i ter)entuknya Amerika Serikat pada a)ad ke1
%$* Para k/l/nis yan. )erasal dari Kera@aan In..ris, yan.
karena perselisihan a.ama, men.un.si ke )enua Ame1
rika* Se)a.ian )esar kaum k/l/nis itu adalah ./l/n.an
Cal!inis yan. meyakini, menurut a@aran a.ama mereka,
)ah=a masyarakat Kristen di)entuk )erdasarkan per@an1
@ian* Atas dasar itu mereka mendirikan ne.ara dan
demikianlah ketika mereka masih )erada dalam kapal
Mayflower se)elum mendarat di )enua Amerika, mereka
telah men.adakan per@an@ian )ersama untuk mendirikan
ne.ara* Per@an@ian terse)ut meman. masih harus disah1
kan /leh Kera@aan In..ris, tetapi setelah per@an@ian ter1
se)ut disahkan /leh Kera@aan In..ris maka selan@utnya
kedudukannya le)ih tin..i dari pada undan.1undan.
)iasa*
%60
>i lin.kun.an dunia Islam sendiri, meskipun
Pia.am Madinah pada a)ad ke19 dise)ut se)a.ai k/nsti1
tusi tertulis pertama dalam se@arah umat manusia, kare1
na terhentinya perkem)an.an perada)an umat Islam, di1
lan@utkan /leh 3akt/r pen@a@ahan yan. lama /leh )an.sa1
)an.sa )arat, tradisi k/nstitusi/nalisme yan. telah tum1
)uh se)elumnya tidak mendapat kesempatan untuk )er1
kem)an. le)ih lan@ut* Menurut >r* Su)hi R* Mahmas1
sani, k/nstitusi tertulis pertama dalam )entuk naskah
17%
1usnardi dan ()rahim, Op. Cit., hal. 7'.
%%2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
undan.1undan. dasar )aru ter)entuk pada tahun %$#? di di daerah tertentu, serikat )uruh, /r.anisasi1/r.anisasi
,urki 0smani*
%6%
Pia.am k/nstitusi pertama itu di)eri kemasyarakatan, /r.anisasi p/litik, /r.anisasi )isnis,
nama Khat Goulkhanah Syarif, dilan@utkan den.an pia1 perkumpulan s/sial sampai ke /r.anisasi tin.kat dunia
.am k/nstitusi kedua pada tahun %$<6 den.an nama seperti misalnya Perkumpulan AS7A-, 7ur/pean C/m1
Khat Humayun* munities, G/rld ,rade Ar.ani6ati/n, Perserikatan 8an.1
Kemudian pada tahun %$96 lahirlah K/nstitusi sa18an.sa, dan se)a.ainya, semuanya mem)utuhkan d/1
0smani yan. di)eri nama al-Masyrutiyah al-Ula atau kumen dasar yan. dise)ut k/nstitusi* Ke)utuhan akan
0ndan.10ndan. >asar Pertama* Al-Masyrutiyah al-Ula naskah k/nstitusi tertulis itu merupakan sesuatu yan.
ini pernah di)ekukan pada tahun %$9$ dan kemudian di1 nis(aya, terutama dalam /r.anisasi yan. )er)entuk )a1
)erlakukan kem)ali pada tahun %?0$ den.an nama al- dan hukum :legal body, rechtspersoon;*
Masyrutiyah al-Saniyah atau 0ndan.10ndan. >asar Se)a.ai (/nt/h, akhir1akhir ini di ten.ah =a(ana
Kedua* K/nstitusi dari masa >inasti 0smani ini )erakhir men.enai /r.anisasi )adan hukum di Ind/nesia, mun(ul
masa )erlakunya den.an lenyapnya kekhali3ahan, yaitu )entuk )adan hukum )aru yan. dinamakan 8adan +u1
den.an ter)entuknya K/nstitusi ,urki yan. diprakarsai kum Milik -e.ara :8+M-; seperti misalnya yan. dikait1
/leh Kemal Ataturk pada tahun %?2'*
%62
>i sampin. kan den.an status hukum per.uruan tin..i ne.eri ter1
pen..unaan istilah al-Masyrutiyah itu, untuk pen.ertian tentu*
%6'
Se)a.ai )adan hukum, maka setiap per.uruan
undan.1undan. dasar itu di dunia Ara) de=asa ini di1 tin..i yan. )ersan.kutan memerlukan d/kumen An..a1
kenal pula adanya istilah al-Dustur dan istilah al-Qanun ran >asar tersendiri se)a.ai k/nstitusi seperti se)a.ai1
al-Asasi* Semua istilah ini dipakai untuk menun@uk mana halnya )adan1)adan hukum lainnya, seperti yaya1
kepada pen.ertian undan.1undan. dasar se)a.ai k/nsti1 san atau stichting :8elanda; atau stiftung :Jerman;, per1
tusi dalam arti tertulis* kumpulan :vereeniging;, /r.anisasi kemasyarakatan,
dan partai p/litik* >i dunia usaha @u.a dikenal adanya
5. Gagasan Modern: Terminologi Konstitusi )entuk )adan hukum yan. )erupa perusahaan, yaitu
Menurut 8rian ,h/mps/n, se(ara sederhana perta1 perser/an ter)atas, k/perasi atau 8adan 0saha Milik
nyaan what is a constitution dapat di@a=a) )ah=a Ca -e.ara :80M-; dan @u.a 8adan 0saha Milik >aerah
constitution is a document which contains the rules for :80M>;* Semua )entuk )adan hukum usaha terse)ut
the operation of an organizationD*
%6#
Ar.anisasi dimak1 selalu memerlukan An..aran >asar yan. )iasanya @u.a
sud )era.am )entuk dan k/mpleksitas strukturnya, mu1 dilen.kapi den.an An..aran Rumah ,an..a* An..aran
lai dari /r.anisasi mahasis=a, perkumpulan masyarakat >asar )adan hukum itulah yan. pada p/k/knya dapat
dikatakan )er3un.si se)a.ai k/nstitusinya*
171
"u)hi 5a9a) #ahmassani, 1onsep Casar Hak*Hak Asasi #anusia! "tudi
Per)andin8an dalam "0ariat (slam dan Perundan8*/ndan8an #odern,
ter9emahan Hasanuddin dari Arkan al*HuLuL al*(nsan, cetakan*1, Jakarta!
17'
Presiden 5epu)lik (ndonesia, 1eputusan Presiden -entan8 Penetapan
-intamas, 166,&, hal. $7*$;. /niversitas Pendidikan (ndonesia "e)a8ai :adan Hukum #ilik 3e8ara,
17$
()id., hal. $;. 1eputusan Presiden 5epu)lik (ndonesia 3omor 7 -ahun $%%' )ertan88al ,%
17,
:rian -hompson, -ext)ook on Constitutional and Administrative Law, Januari $%%' L3 3omor 1, -ahun $%%'&. Cermati 9u8a perkem)an8an dari
edisi ke*,, London! :lackstone Press Ltd., 166;&, hal. ,. 5// :adan Hukum Pendidikan 0an8 sedan8 di)ahas di parlemen.
%%# %%'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
>emikian pula -e.ara, pada umumnya, selalu me1
miliki naskah yan. dise)ut se)a.ai k/nstitusi atau 0n1
dan.10ndan. >asar* >alam pen.ertian m/dern, ne.ara
pertama yan. dapat dikatakan menyusun k/nstitusinya
dalam satu naskah 00> seperti sekaran. ini adalah
Amerika Serikat :United States of America; pada tahun
%9$9*
%6<
Se@ak itu, hampir semua ne.ara menyusun
naskah undan.1undan. dasarnya* 8e)erapa ne.ara yan.
dian..ap sampai sekaran. dikenal tidak memiliki satu
naskah tertulis yan. dise)ut 0ndan.10ndan. >asar yaitu
In..ris, Israel, dan Saudi Ara)ia*
%66
0ndan.10ndan. >a1
sar di keti.a ne.ara ini tidak pernah di)uat, tetapi
tum)uh men@adi k/nstitusi dalam pen.alaman praktik
ketatane.araan*
%69
-amun, para ahli tetap dapat menye)ut adanya
k/nstitusi dalam k/nteks hukum tata ne.ara In..ris,
yaitu se)a.aimana dikemukakan /leh Phillips +//d and
Ja(ks/n se)a.ai:
a body of laws, customs and conventions that define
the composition and powers of the organs of the State
and that regulate the relations of the various State
organs to one another and to the private citizen.
%6$
:Suatu )entuk aturan, adat istiadat, ke)iasaan1ke)iasaan
yan. menentukan susunan dan kekuasaan /r.an1/r.an
ne.ara dan yan. men.atur hu)un.an1hu)un.an di
antara )er)a.ai /r.an ne.ara itu satu sama lain, serta
17+
Hal terse)ut ter9adi kuran8 le)ih 11 tahun se9ak kemerdekaan Amerika
"erikat setelah dideklarasikann0a pada tan88al ' Juli 1;;7. Lihat 9u8a :a8ir
#anan, Pertum)uhan dan Perkem)an8an 1onstitusi "uatu 3e8ara, :an*
dun8! CD. #andar #a9u, 166+&, hal. $.
177
"ementara ini, )e)erapa sar9ana ada 9u8a 0an8 )erpendapat )ahwa Ara)
"audi telah memiliki satu 1onstitusi tertulis, 0aitu naskah 0an8 di)uat dan
disandarkan )erdasarkan Al FurAan dan Hadist.
17;
:andin8kan den8an kesimpulan 0an8 dikemukakan oleh :rian -hompson
tentan8 1onstitusi (n88ris, ?(n other words the :ritish constitution was not
made, rather it has 8rownB. Op. Cit., hal. +.
178
Phillips, Op. Cit., hal. +.
%%<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
hu)un.an /r.an1/r.an ne.ara itu den.an =ar.a ne1
.ara;.
>en.an demikian, ke dalam k/nsep k/nstitusi itu
ter(akup @u.a pen.ertian peraturan tertulis, ke)iasaan, dan
k/n!ensi1k/n!ensi kene.araan :ketatane.araan;
yan. menentukan susunan dan kedudukan /r.an1/r.an
ne.ara, men.atur hu)un.an antara /r.an1/r.an ne.ara itu,
dan men.atur hu)un.an /r.an1/r.an ne.ara ter1
se)ut den.an =ar.a ne.ara*
Semua k/nstitusi selalu men@adikan kekuasaan
se)a.ai pusat perhatian, karena kekuasaan itu sendiri
pada intinya meman. perlu diatur dan di)atasi se1
)a.aimana mestinya* Constitutions, menurut I!/ >*
>u(ha(ek, adalah Cidentify the sources, purposes, uses
and restraints of public powerD
%6?
:men.identi3ikasikan
sum)er1sum)er, tu@uan1tu@uan, pen..unaan1pen..una1
an, dan pem)atasan1pem)atasan kekuasaan umum;*
Aleh karena itu, pem)atasan kekuasaan pada umumnya
dian..ap merupakan (/rak umum materi k/nstitusi*
Aleh se)a) itu pula, k/nstituti/nalisme, seperti dike1
mukakan /leh 5riedri(h, dide3inisikan se)a.ai Can insti-
tutionalised system of effective, regularised restraints
upon governmental action.
%90
>alam pen.ertian demi1
kian, pers/alan yan. dian..ap terpentin. dalam setiap
k/nstitusi adalah pen.aturan men.enai pen.a=asan atau
pem)atasan terhadap kekuasaan pemerintahan*
%9%
176
(vo C. Cuchacek, ?Constitution and ConstitutionalismB dalam :o8danor,
Dernon ed&, :lackwellAs =nc0clopaedia o. Political "cience, Ox.ord!
:lackwell, 168;&, hal. 1'$.
1;%
<riedrich, C.J., #an and His 2overnment, 3ew 4ork! #c2raw*Hill,
167,&, hal. $1;.
1;1
Lihat dan )andin8kan 9u8a pendapat Padmo @ah9ono men8enai pem)a*
tasan kekuasaan dalam Padmo @ah9ono, #asalah 1etatane8araan (ndone*
sia Cewasa ini, Jakarta! 2halia (ndonesia, 168'&, hal. 1%.
%%6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
8erlakunya suatu k/nstitusi se)a.ai hukum dasar
yan. men.ikat didasarkan atas kekuasaan tertin..i atau
prinsip kedaulatan yan. dianut dalam suatu ne.ara* Jika
ne.ara itu men.anut paham kedaulatan rakyat, maka
sum)er le.itimasi k/nstitusi itu adalah rakyat* Jika yan.
)erlaku adalah paham kedaulatan ra@a, maka ra@a yan.
menentukan )erlaku tidaknya suatu k/nstitusi* +al ini1
lah yan. dise)ut /leh para ahli se)a.ai constituent power
yan. merupakan ke=enan.an yan. )erada di luar dan se1
kali.us di atas sistem yan. diaturnya*
%92
0ntuk itu, di
lin.kun.an ne.ara1ne.ara dem/krasi li)eral, rakyatlah
yan. menentukan )erlakunya suatu k/nstitusi*
+al ini dapat dilakukan se(ara lan.sun. /leh rakyat
misalnya melalui re3erendum, seperti yan. dilakukan di
Irlandia pada tahun %?#9, atau den.an (ara tidak lan.1
sun. melalui lem)a.a per=akilan rakyat* Cara tidak
lan.sun. ini misalnya dilakukan di Amerika Serikat de1
n.an (ara menam)ahkan naskah peru)ahan 0ndan.1
0ndan. >asar se(ara terpisah dari naskah aslinya* Mes1
kipun dalam pem)ukaan K/nstitusi Amerika Serikat
(preamble; terdapat perkataan We the people, tetapi
yan. diterapkan sesun..uhnya adalah sistem per=aki1
lan, yan. pertama kali diad/psi dalam k/n!ensi khusus
:special convention; dan kemudian disetu@ui /leh =akil1
=akil rakyat terpilih dalam 3/rum per=akilan ne.ara
yan. didirikan )ersama*
>alam hu)un.an den.an pen.ertian constituent
power terse)ut di atas, mun(ul pula pen.ertian consti-
tuent act* >alam hu)un.an ini, k/nstitusi dian..ap se1
)a.ai constituent act, )ukan pr/duk peraturan le.islati!e
yan. )iasa :ordinary legislative act;* Constituent power
mendahului k/nstitusi, dan k/nstitusi mendahului /r.an
pemerintahan yan. diatur dan di)entuk )erdasarkan
1;$
Lihat misaln0a -hompson, Op. Cit., hal. +.
%%9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
k/nstitusi itu* Seperti dikatakan /leh 8ry(e :%?0%;, k/n1
stitusi tertulis merupakan:
CThe instrument in which a constitution is embodied
proceeds from a source different from that whence
spring other laws, is regulated in a different way, and
exerts a sovereign force. It is enacted not by the ordi-
nary legislative authority but by some higher and spe-
cially empowered body. When any of its provisions con-
flict with the provisions of the ordinary law, it prevails
and the ordinary law must give wayD*
%9#
K/nstitusi )ukanlah undan.1undan. )iasa* Ia tidak
ditetapkan /leh lem)a.a le.islati3 yan. )iasa, tetapi /leh
)adan yan. le)ih khusus dan le)ih tin..i kedudukannya* Jika
n/rma hukum yan. terkandun. di dalamnya )erten1
tan.an den.an n/rma hukum yan. terdapat dalam un1
dan.1undan., maka ketentuan undan.1undan. dasar itu1
lah yan. )erlaku, sedan.kan undan.1undan. harus
mem)erikan @alan untuk itu :it prevails and the ordi-
nary law must give way;*
Aleh karena itu, dikem)an.kannya pen.ertian
constituent power )erkaitan den.an pen.ertian hierarki
hukum :hierarchy of law;* K/nstitusi merupakan hukum
yan. palin. tin..i serta palin. 3undamental si3atnya,
karena k/nstitusi merupakan sum)er le.itimasi atau lan1
dasan /t/risasi )entuk1)entuk hukum atau peraturan
perundan.1undan.an lainnya* Sesuai den.an prinsip hu1
kum yan. )erlaku uni!ersal, maka a.ar peraturan1pera1
turan yan. tin.katannya )erada di )a=ah undan.1un1
dan. dasar dapat )erlaku dan di)erlakukan, peraturan1
peraturan itu tidak )/leh )ertentan.an den.an hukum
yan. le)ih tin..i* Atas dasar l/.ika demikian, maka Mah1
kamah A.un. Amerika Serikat men.an..ap dirinya me1
miliki ke=enan.an untuk mena3sirkan dan men.u@i ma1
1;,
J. :r0ce, "tudies in Histor0 and Jurisprudence, Dol. 1, Ox.ord!
Clarendon Press, 16%1&, hal. 1+1.
%%$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
teri peraturan pr/duk le.islati3 :judicial review; ter1
hadap materi k/nstitusi, meskipun K/nstitusi Amerika
tidak se(ara eksplisit mem)erikan ke=enan.an demikian
kepada Mahkamah A.un. :The Supreme Court;*
%9'
B. Arti dan Pengertian Konstitusi
Seperti dikemukakan di atas, istilah k/nstitusi itu
sendiri pada mulanya )erasal dari perkataan )ahasa
Eatin, constitutio yan. )erkaitan den.an kata jus atau ius
yan. )erarti hukum atau prinsip*
%9<
>i 6aman m/dern,
)ahasa yan. )iasa di@adikan sum)er ru@ukan men.enai
istilah ini adalah In..ris, Jerman, Peran(is, Italia, dan
8elanda*
%96
0ntuk pen.ertian constitution dalam )ahasa
In..ris, )ahasa 8elanda mem)edakan antara constitutie
dan grondwet, sedan.kan )ahasa Jerman mem)edakan
antara verfassung dan gerundgesetz* Malah di)edakan
pula antara gerundrecht dan gerundgesetz seperti antara
grondrecht dan grondwet dalam )ahasa 8elanda*
>emikian pula dalam )ahasa Peran(is di)edakan
antara Droit Constitutionnel dan Loi Constitutionnel*
Istilah yan. pertama identik den.an pen.ertian k/nsti1
tusi, sedan. yan. kedua adalah undan.1undan. dasar
dalam arti yan. tertuan. dalam naskah tertulis* 0ntuk
pen.ertian k/nstitusi dalam arti undan.1undan. dasar,
se)elum dipakainya istilah grondwet, di 8elanda @u.a
1;'
Lihat kasus #ar)ur0 versus #adison 18%,& +*/", 1 Cranch, 1,;, dalam
-hompson, Op. Cit., hal. +.
1;+
Jiml0 AsshiddiLie, 1onstitusi dan 1onstitusionalisme (ndonesia, Jakarta!
1onpres, $%%+&, hal. 1.
1;7
:andin8kan den8an pendapat "oll0 Lu)is 0an8 men0atakan )ahwa istilah
konstitusi )erasal dari perkataan Perancis constituer. Lihat Asas*Asas Hukum
-ata 3e8ara, cet*$, :andun8! Alumni, 16;8&, hal. ''. "edan8kan "ri "oe*
mantri #artosoewi8n9o men0atakan )ahwa istilah konstitusi itu )erasal dari
perkataan (n88ris constitution, lihat Pen8antar Per)andin8an Antar Hukum
-ata 3e8ara, Jakarta! 5a9awali, 168'&, hal. 7$.
%%?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
pernah dipakai istilah staatsregeling* -amun, atas pra1
karsa Hi@s)ert Karel !an +/.end/rp pada tahun %$%#,
istilah grondwet dipakai untuk men..antikan istilah
staatsregeling*
%99
>alam kamus Oxford Dictionary of Law, perkataan
constitution diartikan se)a.ai:
Cthe rules and practices that determine the composition
and functions of the organs of the central and local go-
vernment in a state and regulate the relationship bet-
ween individual and the stateD*
%9$
Artinya, :i; yan. dinamakan k/nstitusi itu tidak
sa@a aturan yan. tertulis, tetapi @u.a apa yan. dipraktik1
kan dalam ke.iatan penyelen..araan ne.ara& dan :ii;
yan. diatur itu tidak sa@a )erkenaan den.an /r.an ne1
.ara )eserta k/mp/sisi dan 3un.sinya, )aik di tin.kat
pusat maupun di tin.kat pemerintahan daerah :local
government;, tetapi @u.a mekanisme hu)un.an antara
ne.ara atau /r.an ne.ara itu den.an =ar.a ne.ara*
-amun demikian, dalam )e)erapa literatur hukum
tata ne.ara, arti k/nstitusi itu kadan.1kadan. dirumus1
kan se)a.ai perspekti3 men.enai k/nsepsi k/nstitusi
yan. di)edakan dari arti perkataan k/nstitusi itu sendiri*
Arti perkataan k/nstitusi itu sendiri telah diuraikan da1
lam 8a) II 8uku ini, sehin..a tidak perlu diuraikan la.i
dalam )a) ini* Akan tetapi, yan. akan diuraikan di sini
adalah perspekti3 men.enai k/nsepsi tentan. k/nstitusi
yan. )iasa dise)ut se)a.ai k/nstitusi dalam arti1arti ter1
tentu* >alam hu)un.an ini, menurut Pr/3es/r >@/k/s/e1
t/n/ dalam kuliah1kuliah yan. di)erikannya pada tahun1
tahun %?<01an, se)a.aimana dihimpun /leh Pr/3es/r +a1
run Alrasid, ada ti.a arti yan. dapat di)erikan kepada
1;;
"ri "oemantri #atosoewi8n9o, Prosedur dan "istem Peru)ahan 1onsti*
tusi, :andun8! Alumni, 168;&, hal. 1*$ dan hal. 6*1%.
1;8
Ox.ord Cictionar0 o. Law, <i.th =dition, Ox.ord /niversit0 Press,
$%%,&, hal. 1%8.
%20
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
k/nsepsi k/nstitusi* Keti.anya yaitu :i; K/nstitusi dalam
arti materiel :Constitutite in Materiele Zin), :ii; K/n1
stitusi dalam arti 3/rmil :Constitutite in Formele Zin;,
dan :iii; K/nstitusi dalam arti yan. di d/kumentasikan
untuk kepentin.an pem)uktian dan kesatuan ru@ukan
:Constitutite in gedocumenteerd voor bewijsbaar en
stabiliteit).
%9?
Pandan.an )e)erapa sar@ana men.enai k/nstitusi
dapat dikatakan )erlainan satu sama lain* 8e)erapa (/n1
t/h di antaranya dapat dikemukakan di )a=ah ini*
1. Leon Duguit (Traite de Droit Constitutionnel)
Ee/n >u.uit adalah se/ran. sar@ana Peran(is yan.
terkenal luas karya1karyanya di )idan. s/si/l/.i hukum*
>alam )ukunya CTraite de Droit ConstitutionnelD, >u1
.uit memandan. ne.ara dari 3un.si s/sialnya :der leer
van de sociale functie;* Pemikiran yan. dikem)an.1
kannya dapat dikatakan san.at dipen.aruhi /leh aliran
s/si/l/.i yan. diprakarsai /leh Au.uste C/mte, sehin..a
perspekti3 yan. di)an.unnya dalam memahami hukum
tata ne.ara san.at s/si/l/.is si3atnya :rechts-sociolo-
gisch beschowing;* 8a.inya, hukum merupakan pen@el1
maan de facto dari ikatan s/lidaritas s/sial yan. nyata*
Seperti dikemukakan /leh +ans Kelsen, )a.i Ee/n
>u.uit dan pen.ikutnya, Cthe true, i.e. the objective law
(droit objectif) is implied by the social solidarityD*
%$0
Solidariteit atau solidarite sociale itu sendiri menurut1
nya, men(akup pen.ertian :i; onderling hulpbetoon atau
solidarismus yan. merupakan .e@ala ke./t/n.r/y/n.an
dalam )eker@a untuk kepentin.an umum tanpa men.1
harapkan im)al @asa, dan :ii; wederkerige hulpbetoon
1;6
C9okosoetono, Op. Cit.
18%
Leon Cu8uit, LA=tat, Le Croit O)9ecti. et la Loi Positive 16%1&, hal. 717,
dalam 1elsen, Op. Cit., hal. 1$;.
%2%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
atau mutualismus yan. merupakan .e@ala ke./t/n.r/1
y/n.an dalam )eker@a salin. t/l/n. men/l/n. antar
/ran. per/ran. den.an harapan di masa yan. akan da1
tan. akan mendapatkan )alasan yan. setimpal*
Ee/n >u.uit dikenal pula den.an pendapatnya
)ah=a yan. sesun..uhnya )erdaulat itu )ukanlah hu1
kum yan. ter(antum dalam )unyi teks undan.1undan.,
melainkan yan. ter@elma dalam sociale solidariteit :soli-
darite sociale;* >alam hu)un.an ini, +ans Kelsen me1
nyatakan:
CConsequently, any act or fact the result of which is
positive law - be it legislation or custom - is not true
creation of law but a declaratory statement (consta-
tation) or mere evidence of the rule of law previously
created by social solidarityD
%$%
*
>/ktrin inilah yan. kemudian mempen.aruhi
perumusan Pasal #$ Statuta Permanent Court of Inter-
national Justice yan. mem)erikan =e=enan. kepada pe1
n.adilan untuk menerapkan customary international
law* Pasal #$ itu antara lain menyatakan, CThe Court
shall apply .... international custom, as evidence of a ge-
neral practice accepted as lawD*
%$2
Pen.adilan mem1
)erlakukan ke)iasaan internasi/nal se)a.ai alat )ukti
hukum karena alasan sudah men@adi praktik yan. )er1
laku umum*
Aleh karena itu, menurut pendapatnya, yan. sun.1
.uh1sun..uh harus ditaati @ustru adalah droit sociale
atau sociale recht itu, )ukan undan.1undan. yan. hanya
men(erminkan sekel/mp/k /ran. yan. kuat dan )er1
kuasa, yan. (enderun. men.uasai dan )ahkan men@a@ah
/ran.1/ran. yan. lemah dan tidak )erkuasa* Aleh karena
itu, tu.as le.islat/r )ukanlah mem)entuk undan.1un1
181
()id.
18$
()id.
%22
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
dan. dalam arti yan. sesun..uhnya, melainkan hanya
menemukan dan menetapkan n/rma1n/rma hukum :le-
gal norms; yan. se)elumnya meman. sudah ada dan
hidup :living norms; dalam kehidupan masyarakat* >e1
n.an demikian, k/nstitusi )ukanlah sekedar memuat
n/rma1n/rma dasar tentan. struktur ne.ara, tetapi )ah1
=a struktur ne.ara yan. diatur dalam k/nstitusi itu me1
man. sun..uh1sun..uh terdapat dalam kenyataan hidup
masyarakat se)a.ai de reele machtsfactoren atau 3akt/r1
3akt/r kekuatan riel yan. hidup dalam masyarakat yan.
)ersan.kutan*
%$#
3. Ferdinand Lasalle (Uber Verfassungswessen)
5erdinand Easalle :%$2<1%$6';, dalam )ukunya
CUber VerfassungswessenD :%$62;, mem)a.i k/nstitusi
dalam dua pen.ertian, yaitu:
%$'
:i; Pen.ertian s/si/l/.is dan p/litis :sociologische atau
politische begrip;* K/nstitusi dilihat se)a.ai sin1
tesis antara 3akt/r13akt/r kekuatan p/litik yan.
nyata dalam masyarakat :de reele machtsfactoren;,
yaitu misalnya ra@a, parlemen, ka)inet, kel/mp/k1
kel/mp/k penekan :preassure groups;, partai p/li1
tik, dan se)a.ainya* >inamika hu)un.an di antara
kekuatan1kekuatan p/litik yan. nyata itulah se)e1
narnya apa yan. dipahami se)a.ai k/nstitusi&
:ii; Pen.ertian @uridis :juridische begrip;* K/nstitusi
dilihat se)a.ai satu naskah hukum yan. memuat
ketentuan dasar men.enai )an.unan ne.ara dan
sendi1sendi pemerintahan ne.ara*
5erdinand Easalle ini san.at dipen.aruhi /leh ali1
ran pikiran k/di3ikasi, sehin..a san.at menekankan pen1
18,
C9okosoetono, Op. Cit. Lihat 9u8a :usroh, Op Cit., hal. 67.
18'
Herman Heller, "taatlehre, heraus8e8e)en von 2erhart 3ieme0er,
Leiden! A.@! "i9tho..&
%2#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
tin.nya pen.ertian @uridis men.enai k/nstitusi* >i sam1
pin. se)a.ai (ermin hu)un.an antar aneka kekuatan
p/litik yan. nyata dalam masyarakat :de reele machts-
factoren;, k/nstitusi itu pada p/k/knya adalah apa yan.
tertulis di atas kertas undan.1undan. dasar men.enai
lem)a.a1lem)a.a ne.ara, prinsip1prinsip, dan sendi1sen1
di dasar pemerintahan ne.ara*
4. Pandangan Hermann Heller (Staatslehre)
>alam )ukunya CStaatsrechtD, Pr/3es/r +ermann
+eller dikenal men.em)an.kan met/de mendapatkan
pen.etahuan yan. dinamakan methode van kennis verk-
rijging* >i dalam )ukunya ini, +ermann +eller men.e1
mukakan ti.a pen.ertian k/nstitusi, yaitu:
:i; Die politische verfassung als gesellschaftlich wirk-
lichkeit* K/nstitusi dilihat dalam arti p/litis dan s/1
si/l/.is se)a.ai (ermin kehidupan s/sial1p/litik
yan. nyata dalam masyarakat&
:ii; Die verselbstandigte rechtsverfassung* K/nstitusi
dilihat dalam arti @uridis se)a.ai suatu kesatuan
kaedah hukum yan. hidup dalam masyarakat&
:iii; Die geschreiben verfassung* K/nstitusi yan. ter1
tulis dalam suatu naskah undan.1undan. dasar se1
)a.ai hukum yan. tertin..i yan. )erlaku dalam
suatu ne.ara*
Menurut +ermann +eller, undan.1undan. dasar
yan. tertulis dalam satu naskah yan. )ersi3at p/litis,
s/si/l/.is, dan )ahkan )ersi3at @uridis, hanyalah merupa1
kan salah satu )entuk atau se)a.ian sa@a dari pen.ertian
k/nstitusi yan. le)ih luas, yaitu k/nstitusi yan. hidup di
ten.ah1ten.ah masyarakat* Artinya, di sampin. k/nstitu1
si yan. tertulis itu, se.ala nilai1nilai n/rmati3 yan. hidup
dalam kesadaran masyarakat luas, @u.a termasuk ke da1
lam pen.ertian k/nstitusi yan. luas itu* Aleh karena itu
pula, dalam )ukunya CVerfassungslehreD, +ermann
%2'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
+eller mem)a.i k/nstitusi dalam # :ti.a; tin.katan,
yaitu:
%; K/nstitusi dalam pen.ertian S/sial1P/litik* Pada tin.1
kat pertama ini, k/nstitusi tum)uh dalam pen.ertian
s/sial1p/litik* Ide1ide k/nstitusi/nal dikem)an.kan
karena meman. men(erminkan keadaan s/sial p/li1
tik dalam masyarakat yan. )ersan.kutan pada saat
itu* K/nstitusi pada tahap ini dapat di.am)arkan se1
)a.ai kesepakatan1kesepakatan p/litik yan. )elum
dituan.kan dalam )entuk hukum tertentu, melainkan
ter(erminkan dalam perilaku nyata dalam kehidupan
k/lekti3 =ar.a masyarakat&
2; K/nstitusi dalam pen.ertian +ukum* Pada tahap ke1
dua ini, k/nstitusi sudah di)eri )entuk hukum ter1
tentu, sehin..a perumusan n/rmati3nya menuntut
pem)erlakuan yan. dapat dipaksakan* K/nstitusi da1
lam pen.ertian s/sial1p/litik yan. dilihat se)a.ai ke1
nyataan terse)ut di atas, dian..ap harus )erlaku da1
lam kenyataan* Aleh karena itu, setiap pelan..aran
terhadapnya haruslah dapat dikenai an(aman sanksi
yan. pasti&
#; K/nstitusi dalam pen.ertian Peraturan ,ertulis* Pe1
n.ertian yan. terakhir ini merupakan tahap terakhir
atau yan. tertin..i dalam perkem)an.an pen.ertian
rechtsverfassung yan. mun(ul se)a.ai aki)at pen.a1
ruh aliran k/di3ikasi yan. men.hendaki a.ar )er)a1
.ai n/rma hukum dapat dituliskan dalam naskah
yan. )ersi3at resmi* ,u@uannya adalah untuk maksud
men(apai kesatuan hukum atau uni3ikasi hukum
:rechtseineheid;, kesederhanaan hukum :rechtsve-
reenvoudiging;, dan kepastian hukum :rechtszeker-
heid;*
-amun, menurut +ermann +eller, k/nstitusi tidak
dapat dipersempit maknanya hanya se)a.ai undan.1un1
dan. dasar atau k/nstitusi dalam arti yan. tertulis se)a1
%2<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
.aimana yan. la6im dipahami karena pen.aruh aliran
k/di3ikasi* >i sampin. undan.1undan. dasar yan. tertu1
lis, ada pula k/nstitusi yan. tidak tertulis yan. hidup da1
lam kesadaran hukum masyarakat*
5. Pandangan Carl Schmitt (Verfassungslehre)
Menurut Carl S(hmitt, dalam )ukunya, CVerfas-
sungslehreD, k/nstitusi dapat dipahami dalam ' :empat;
kel/mp/k pen.ertian* Keempat kel/mp/k pen.ertian itu
adalah: :a; k/nstitusi dalam arti a)s/lut :absoluter ver-
fassungsbegriff;, :); k/nstitusi dalam arti relati3 :relati-
ver verfassungsbegriff;, :(; k/nstitusi dalam arti p/siti3 :der
positive verfassungsbegriff;, dan :d; k/nstitusi da1
lam arti ideal :idealbegriff der verfassung;*
%$<
Keempat kel/mp/k pen.ertian terse)ut dapat di1
rin(i la.i men@adi $ :delapan; pen.ertian, yaitu :%; K/n1
stitusi dalam arti a)s/lut :Absolute Verfassungsbegriff;*
>alam arti a)s/lute, arti k/nstitusi dapat di)edakan
dalam ' :empat; ma(am, yaitu: :i; k/nstitusi se)a.ai (er1
min dari de reaale machtsfactoren, :ii; K/nstitusi dalam arti
a)s/lut se)a.ai forma-formarum (vorm der vor-
men), :iii; k/nstitusi dalam arti a)s/lut se)a.ai factor
integratie, :i!; k/nstitusi dalam arti a)s/lut se)a.ai
norma-normarum (norm der normen)& :2; K/nstitusi dalam
arti relati3 :Relatieve Verfassungsbegriff; yan.
dapat di)a.i la.i men@adi 2 :dua;, yaitu :!; k/nstitusi
dalam arti materiel :Constitutite in Materiele Zin; dan
:!i; k/nstitusi dalam arti 3/rmil :Constitutite in Formele
Zin;& Sedan.kan dua arti yan. terakhir adalah :#; K/nsti1
18+
#en8enai hal ini )aca selen8kapn0a himpunan perkuliahan Pro.esor
C9okosoetono, Op Cit. Lihat 9u8a 1usnardi dan ()rahim, Op. Cit.E :usroh,
Op. Cit.E (smail "un0, Padmo @ah0ono, "ri "oemantri, dan penulis lainn0a
0an8 men8ikuti kuliah*kuliah Pro.esor C9okosoetono ataupun cucu*cucu
muridn0a.
%26
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
tusi dalam arti p/siti3 :Positieve Verfassungsbegriff;
se)a.ai k/nstitusi dalam arti yan. ke19, dan :!ii; k/n1
stitusi dalam arti ideal :Idealbegriff der verfassung) se1
)a.ai k/nstitusi dalam arti yan. ke1$ :!iii;*
Kedelapan arti k/nstitusi menurut Pr/3es/r Carl
S(hmitt terse)ut, dapat di@elaskan se)a.ai )erikut:
%; K/nstitusi dalam Arti A)s/lut :Absolute Verfas-
sungsbegriff; se)a.ai (ermin dari de reele machts-
factoren
K/nstitusi pada p/k/knya dapat dipahami se)a.ai
sekumpulan n/rma1n/rma hukum dasar yan. ter)entuk
dari pen.aruh1pen.aruh antar )er)a.ai 3akt/r kekuasaan
yan. nyata :de reele machtsfactoren; dalam suatu ne1
.ara* 8er)a.ai 3akt/r kekuasaan yan. nyata itu adalah
ra@a, pemerintahIka)inet, parlemen, partai1partai p/litik,
kel/mp/k penekan :pressure groups; atau kel/mp/k
kepentin.an, pers, lem)a.a peradilan, lem)a.a1lem)a.a
yan. men@alankan 3un.si13un.si kekuasaan ne.ara lain1
nya, dan semua /r.anisasi yan. ada dalam ne.ara yan.
)ersan.kutan*
>en.an perkataan lain, semua kekuatan p/litik
yan. ada dalam ne.ara itu se(ara nyata mempen.aruhi
ter)entuknya n/rma1n/rma dasar yan. kemudian ter1
susun men@adi apa yan. dise)ut se)a.ai k/nstitusi itu*
Aleh karena itu, seperti dalam pandan.an 5erdinand
Eassalle,
%$6
k/nstitusi itu men..am)arkan hu)un.an1
hu)un.an antar 3akt/r13akt/r kekuasaan yan. nyata :de
riele machts factoren; dalam dinamika kehidupan )er1
ne.ara* >i dalam pen.ertian pertama ini, k/nstitusi di1
an..ap se)a.ai kesatuan /r.anisasi yan. nyata yan.
187
Lihat dan )andin8kan le)ih lan9ut pandan8an dari <erdinand Lassalle
dalam A)u Caud :usroh dan A)u :akar :usroh, AGas*AGas Hukum -ata
3e8ara, Jakarta! 2halia (ndonesia, 1661&, hal. ;,.
%29
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
men(akup semua )an.unan hukum dan semua /r.ani1
sasi1/r.anisasi yan. ada di dalam ne.ara*
%$9
2; K/nstitusi dalam Arti A)s/lut (Absolute Verfas-
sungsbegriff; se)a.ai forma-formarum :vorm der
vormen;
K/nstitusi pada p/k/knya dapat dilihat se)a.ai
vorm atau )entuk dalam arti ia men.andun. ide tentan.
)entuk ne.ara, yaitu )entuk yan. melahirkan )entuk
lainnya atau vorm der vormen, forma-formarum* 8en1
tuk ne.ara yan. dimaksud di sini adalah ne.ara dalam
arti keseluruhannya :sein ganzheit;, yan. dapat )er)en1
tuk dem/krasi yan. )ersendikan identitas atau )er)en1
tuk m/narki yan. )ersendikan representasi* >alam kai1
tan ini, ada # :ti.a; asas (staatsprincipe; yan. dapat di1
tarik dari pen.ertian demikian, yaitu :i; principe van de
staatsvorm, asas dari )entuk ne.ara& :ii; principe van en
uit de staatsvorm, yaitu asas dari atau yan. tim)ul dari
)entuk ne.ara& dan :iii; regeringsprincipe atau asas
pemerintahan*
Asas )entuk ne.ara :principe van staatsvorm;
men(akup prinsip kesamaan atau identiteit dan repre-
sentatie* Identiteit merupakan asas1asas yan. )erhu1
)un.an den.an )entuk dem/krasi, di mana )a.i rakyat
yan. memerintah dan yan. diperintah )erlaku prinsip
persamaan identitas atau identik satu sama lain* Se1
18;
Carl "chmitt, Der.assun8slehre, :erlin unverandester neudruk! Cuncker
> Hum)olt, 16+;&, hal. '. Dervassun8 ist der konkrete 2esamtGustand poli*
tischer =inheit und soGialer Ordnun8 eines )estimmmten "taats. Hu 9edem
"taat 8ehoren politische =inheit und soGiale Ordnun8, ir8endwelche Prin*
Gipien der =inheit und Ordnun8, ir8endiene im kritischen <alle )ei interes*
se) und #achtkon.likten masG8e)ende =ntscheuidun8sintanG. Ciesen
2esamtGustand politischer =inheit und soGialer Ordnun8 kann man Der*
.assun8 nennen. Cer "taat wurde au.horen Gu existieren, wenn diese Der.as*
sun8, d.h. diese =inheit and Ordnun8 au.horte. Ciese Der.assun8 ist eine
?"eeleB, sein konkretes he)en und seine individuelle =xistenG. Lihat 9u8a
2eor8 Jellinek, All8emeine "taatslehre, hal. '61, men0e)utkan! ?die Der*
.assun8 Als eine Ordnun8, der 8emasG der staatliche @ille sich )ildetB.
%2$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
dan.kan, representatie atau per=akilan merupakan asas
yan. )erhu)un.an den.an prinsip )ah=a yan. me1
merintah dipandan. se)a.ai =akil dari rakyat :repre-
sentant van het volk;*
Men.apa dalam dem/krasi terdapat sendi identi1
tas dan dalam m/narki terdapat sendi representasiL
>em/krasi, )aik lan.sun. maupun tidak lan.sun., )er1
sendi pada rakyat yan. memerintah dirinya sendiri, se1
hin..a antara yan. memerintah dan yan. diperintah
)ersi3at identik yaitu sama1sama rakyat* >alam m/1
narki, asas yan. dipakai adalah representasi karena )aik
ra@a maupun kepala ne.ara dalam ne.ara yan. dem/k1
ratis hanya merupakan =akil atau mandataris dari rak1
yat, karena pada dasarnya kekuasaan itu ada pada rak1
yat dan )erasal dari rakyat*
%$$
Sementara itu, asas dari atau yan. tim)ul dari )en1
tuk ne.ara :principe van en uit de staatsvorm; men(a1
kup asas1asas dari )entuk ne.ara :principe van de
staatsvorm; dan asas atau sendi1sendi dasar terti) ne1
.ara :principe uit de staatsvorm;* Menurut Carl S(hmitt, para
sar@ana klasik dan m/dern seperti ter(ermin dalam
pandan.an Arsit/teles dan +ans Kelsen, sama1sama me1
mandan. pentin.nya prinsip ke)e)asan :vrijheid, free-
dom; dan persamaan :gelijkheid, equality; se)a.ai san1
daran )a.i sistem dem/krasi m/dern*
#; K/nstitusi dalam Arti A)s/lut :Absolute Verfas-
sungsbegriff; se)a.ai factor integratie
Menurut Rud/l3 Smend, k/nstitusi @u.a dapat dili1
hat se)a.ai 3akt/r inte.rasi* Se(ara te/ritis :integration
188
Carl "chmitt, Op. Cit, hal. '*+, MDervassun8 ist eine )esondere Art poli*
ticher und soGialer Ordnun8 Der.assun8 )edentet hier diekonkrete Art der
/)er und /nterordnun8, wiel cs in der soGialer @irklichkeit keine Ordnun8
ohne /)er und /nterordnun8 8i)t. Hier ist Der.assun8 die )esondere <orm
der Herrscha.t, die Gu 9edem "taat 8ehort und von seiner pilitschen =xNsl mG
nicht Gu trennen ist, H.:. #onarchie, Aristokratie oder Cemokratie, oder wie
man die "taat.ormen ein teilen willM Der.assun8 is hier ist "taats.orm.
%2?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
theory;, inte.rasi itu sendiri dapat di)edakan ke dalam ti.a
ma(am, yaitu :i; persoonlijke integratie, :ii; zake-
lijke integratie, dan :iii; functioneele integratie* Per-
soonlijke integratie men.andaikan @a)atan kepemim1
pinan se)a.ai 3akt/r inte.rasi, misalnya, presiden*
Sedan.kan dalam zakelijke integratie, yan. men@adi 3ak1
t/r penentu adalah hal1hal yan. /)@ekti3 dan zakelijk,
)ukan yan. )ersi3at su)@ekti3 atau persoonlijk* Misalnya,
dikatakan )ah=a )an.sa Ind/nesia dipersatukan di )a1
=ah satu kesatuan sistem k/nstitusi )erdasarkan 00>
%?'<, sesuai den.an prinsip the rule of law, and not of
man* 8an.sa Ind/nesia @u.a dipersatukan se)a.ai )an.1
sa /leh satu )ahasa persatuan atau )ahasa nasi/nal, yaitu
)ahasa Ind/nesia* Sementara itu, inte.rasi 3un.si/nal
:functioneele integratie; adalah 3akt/r inte.rasi yan.
)ersi3at 3un.si/nal, )aik dalam arti yan. k/nkrit atau
dalam arti yan. a)strak*
>alam arti 3un.si/nal yan. k/nkrit, misalnya, in1
te.rasi melalui pemilihan umum :pemilu; atau re3eren1
dum yan. mempersatukan perhatian se.enap =ar.a ne1
.ara ke arah satu tu@uan, yaitu menentukan pilihan p/1
litik men.enai siapa yan. akan ditetapkan duduk men1
@adi =akil rakyat atau pe@a)at pu)lik tertentu* Sedan.1
kan, inte.rasi yan. )ersi3at a)strak dan sim)/lis, misal1
nya, adalah )endera dan lam)an. .aruda Pan(asila yan.
dapat pula )er3un.si se)a.ai 3akt/r inte.rasi 3un.si/nal
:functioneele integratie;*
'; K/nstitusi dalam Arti A)s/lut :Absolute Verfas-
sungsbegriff; se)a.ai norma-normarum (norm der
normen;
>en.an mendasarkan diri pada te/ri stuffenbau
des rechts yan. dikem)an.kan /leh +ans Kelsen, Carl
S(hmitt menyatakan )ah=a n/rma dasar :gerund norm;
adalah n/rma yan. men@adi dasar )a.i ter)entuk dan
)erlakunya n/rma hukum lainnya* Suatu n/rma )erlaku
karena didasarkan atas n/rma yan. le)ih tin..i, dan
%#0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
demikian seterusnya sampai ke n/rma yan. palin. tin..i
yaitu gerund norm* Aleh karena itu, setiap n/rma di)en1
tuk /leh n/rma yan. le)ih tin..i, norma-normarum atau
norm der normen* 8erhu)un. den.an itu, n/rma dasar
yan. tertin..i )er3un.si se)a.ai ursprung atau tempat
asal mulanya n/rma diturunkan, sehin..a gerund norm
itu dise)ut @u.a den.an ursprungsnorm atau n/rma asal*
>i pihak lain, gerund norm itu sendiri pada p/k/knya
@u.a merupakan )entukan n/rmati3 yan. )ersi3at hip/1
tesis* 0ntuk itu, gerund norm )iasa dise)ut @u.a den.an
hypothetisch norm*
<; K/nstitusi dalam Arti Relati3 :Relatieve Verfassungs-
begriff; se)a.ai k/nstitusi dalam Arti Materiel (Con-
stitutite in Materiele Zin;
K/nstitusi dalam arti relati3 dimaksudkan se)a.ai
k/nstitusi yan. terkait den.an kepentin.an ./l/n.an1
./l/n.an tertentu dalam masyarakat :proces relative-
ring;*
%$?
H/l/n.an dimaksud terutama adalah ./l/n.an
)/r@uis li)eral yan. men.hendaki adanya @aminan su1
paya hak1haknya tidak dilan..ar /leh pen.uasa* Jami1
nan itu diletakkan dalam 0ndan.10ndan. >asar yan.
ditulis sehin..a /ran. tidak mudah melupakannya dan
@u.a tidak mudah hilan. serta dapat di@adikan alat )ukti
:bewijsbaar; apa)ila sese/ran. memerlukannya* >alam
arti yan. kedua ini, k/nstitusi dapat pula di)a.i la.i ke
dalam dua su) pen.ertian yakni :i; k/nstitusi se)a.ai
tuntutan dari ./l/n.an )/r@uis li)eral a.ar hak1haknya
di@amin tidak dilan..ar /leh pen.uasa, dan :ii; k/nstitusi
dalam arti 3/rmil atau k/nstitusi yan. tertulis*
186
()id., hal. 11. ?Cie 5elatieverun8 des Der.assun8s)e8rie..es )esteht
hochster und letGter 3ormen )edaulen Der.assun8 ist 3orm der 3ormen&.
darin, dasG statt der einheitlichen Der.assun8 in 2anGen nur das einGe.ne
Der.assun8s8estG, der :e8ri.. des Der.assun8s 8eselGes a)er nach ausG
=mlichen und ne)ensachlichen, so8 .ormalen 1enn*Heichen )estimmt wird.B
%#%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
6; K/nstitusi dalam Arti Relati3 :Relatieve Verfassungs-
begriff; se)a.ai k/nstitusi dalam Arti 5/rmil :Consti-
tutie in Formele Zin;
Men.in.at adanya k/nstitusi dalam arti 3/rmil
:constitutie in formele zin;, maka dapat dia@ukan per1
tanyaan apakah yan. dimaksud den.an k/nstitusi dalam arti
materiil :constitutie in materiele zin;L K/nstitusi
dalam arti materiil adalah k/nstitusi yan. dilihat dari
se.i isinya* Isi k/nstitusi itu menyan.kut hal1hal yan.
)ersi3at dasar atau p/k/k )a.i rakyat dan ne.ara* Karena
pentin.nya hal1hal yan. )ersi3at dasar atau p/k/k )a.i
rakyat dan ne.ara terse)ut, maka untuk mem)uat k/n1
stitusi itu diperlukan pr/sedur yan. khusus* Pr/sedur
khusus itu dapat dilakukan sepihak, dua pihak, atau
)anyak pihak* Pr/sedur itu dilakukan sepihak karena ia
merupakan kehendak dari satu /ran. yan. menamakan
dirinya eksp/nen dari rakyat atau se/ran. diktat/r* 8isa
@u.a dilakukan /leh dua pihak karena K/nstitusi me1
rupakan hasil persetu@uan dari dua ./l/n.an dalam
masyarakat yaitu misalnya antara rakyat di satu pihak
dan Ra@a di lain pihak pada 6aman a)ad perten.ahan*
Sedan.kan, )isa )anyak pihak dikarenakan K/nstitusi
itu merupakan hasil persetu@uan dari )anyak pihak yaitu
antara =akil1=akil rakyat yan. duduk dalam suatu
)adan yan. )ertu.as mem)uat K/nstitusi :)adan
K/nstitusi;*
+asil dari persetu@uan atau per@an@ian itu di1
letakkan dalam suatu naskah tertulis* >i sinilah mun(ul
pen.ertian yan. sama antara k/nstitusi dalam arti 3/rmil
:constitutite in formele zin; dan k/nstitusi dalam arti
tertulis :gedocumenteerd constitutie;* Padahal, ke1
duanya )er)eda satu den.an yan. lain, karena k/nstitusi
dalam arti 3/rmil :constitutie in materiele zin; itu pada
%#2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
p/k/knya tidak selalu dalam )entuk yan. tertulis* >alam
pen.ertian k/nstitusi dalam arti 3/rmil, yan. terpentin.
adalah pr/sedur pem)entukan k/nstitusi yan. harus
dilakukan se(ara khusus* Kekhususan k/nstitusi me1
rupakan kenis(ayaan, karena isi k/nstitusi itu sendiri
diakui san.atlah pentin. dan mendasar, yaitu )erkenaan
den.an perikehidupan )erne.ara yan. menyan.kut
nasi) seluruh rakyat* Aleh karena itu, (ara mem)entuk,
men.u)ah, dan men..anti k/nstitusi haruslah diten1
tukan se(ara istime=a pula*
9; K/nstitusi dalam Arti P/siti3 :Positieve Verfassungs-
begriff;
Selain yan. diuraikan di atas, Carl S(mitt @u.a me1
nye)ut adanya pen.ertian k/nstitusi dalam arti p/siti3
:positieve verfassungsbegriff;
%?0
yan. dihu)un.kannya
den.an a@aran men.enai dezisionismus atau te/ri ten1
tan. keputusan* >alam pandan.an Carl S(hmitt, K/nsti1
tusi dalam arti p/siti3 terse)ut men.andun. pen.ertian
se)a.ai pr/duk keputusan p/litik yan. tertin..i,
%?%
yan.
dihu)un.kannya den.an ter)entuknya 0ndan.10ndan.
>asar Geimar pada tahun %?%?* 0ndan.10ndan. >asar
Geimar itu san.at menentukan nasi) rakyat seluruh
Jerman, karena 0ndan.10ndan. >asar itu menim)ulkan
peru)ahan yan. san.at mendasar terhadap struktur pe1
merintahan yan. lama ke stelsel pemerintahan yan. )a1
ru* Sistem pemerintahan lama yan. didasarkan atas stel-
sel m/narki di mana Ra@a meme.an. kekuasaan yan.
san.at kuat dan sentral diu)ah /leh K/nstitusi Geimar
itu men@adi suatu pemerintahan den.an sistem parle1
16%
()id., hal. $%. ?Cie Der.assun8 als 2esamt*=ntscheidun8 u)er Art und
Dorm der politischen =inheitB.
161
:andin8kan den8an (smail "aleh, Cemokrasi, 1onstitusi, dan Hukum,
Jakarta! Cepartemen 1ehakiman 5(, 1688&.
%##
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
menter*
>alam hu)un.annya den.an K/nstitusi pada arti
p/siti3 atau the positive meaning of the constitution,
maka a@aran Pr/3es/r Carl S(hmitt ini dapat pula di1
terapkan kepada peristi=a1peristi=a yan. ter@adi di
Ind/nesia* Misalnya, kita dapat men.a@ukan pertanyaan
apakah pem)entukan 0ndan.10ndan. >asar %?'< itu
merupakan k/nstitusi dalam arti p/siti3 atau )ukanL
>ikarenakan pem)uatan 0ndan.10ndan. >asar %?'<
hanya merupakan salah satu di antara keputusan1kepu1
tusan p/litik yan. tin..i, maka ia )elum merupakan
K/nstitusi dalam arti p/siti3* Pr/klamasi Kemerdekaan
pada tan..al %9 A.ustus %?'< adalah suatu K/nstitusi
dalam arti p/siti3, karena ia merupakan satu1satunya
keputusan p/litik yan. tertin..i yan. dilakukan /leh
)an.sa Ind/nesia yan. meru)ah dari suatu )an.sa yan.
di@a@ah men@adi )an.sa yan. merdeka* 0ndan.10ndan.
>asar %?'< dilahirkan sesudah pr/klamasi kemerdekaan,
se)a.ai tindak lan@ut dari pr/klamasi kemerdekaan itu*
$; K/nstitusi dalam Arti Ideal :Idealbegriff der verfas-
sung;
K/nstitusi dalam arti yan. terakhir ini dise)ut /leh
Carl S(hmitt se)a.ai k/nstitusi dalam arti ideal :ideal-
begriff der verfassung; atau ideal meaning of the consti-
tution*
%?2
>ise)ut ideal karena k/nstitusi itu dilihat se1
)a.ai sesuatu yan. diimpikan atau diidamkan /leh kaum
)/r@uis li)eral seperti terse)ut di atas se)a.ai @aminan
16$
()id., hal. ,7 dst. ?(deal)e8ri.. der Der.assun8 in einem ausGeichnenden
"inne, we8en eines )estimmten (nhaltes so8enannte IDer.assun8A& (ns*
)esondere hal das Li)erale :ur8ertum in seinem 1ampl 8e8en die a)solute
#onarchie einem )estimmten ideal)e8ri.. von Der.assun8 an8s8estellt und
ihn mit dem :e8ri.. der Der.assun8 schiechin denti.iGirt. #an sprach also
nur dan non IDer.assun8A, wenn die <orderun8en )ur8erli))er <reiheit
er.ullt und dem :ur8ertum ein masG8e)ender pplitischer =in .lusG 8eilichert
wasB.
%#'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
)a.i rakyat a.ar hak1hak asasinya dilindun.i* Pandan.an
ideal tentan. k/nstitusi terse)ut dapat dikatakan lahir
sesudah ter@adinya Re!/lusi Peran(is, di mana ketika itu
yan. men@adi tuntutan ./l/n.an re!/lusi/ner Peran(is
adalah a.ar pihak pen.uasa tidak melakukan tindakan
yan. se=enan.1=enan. terhadap rakyat*
C. Nilai dan Sifat Konstitusi
1. Nilai Konstitusi
-ilai k/nstitusi yan. dimaksud di sini adalah nilai
:values; se)a.ai hasil penilaian atas pelaksanaan n/rma1
n/rma dalam suatu k/nstitusi dalam kenyataan praktik*
Sehu)un.an den.an hal itu, Karl E/e=enstein dalam
)ukunya CReflection on the Value of ConstitutionsD mem1
)edakan # :ti.a; ma(am nilai atau the values of the con-
stitution, yaitu :i; normative value& :ii; nominal value& dan
:iii; semantical value* Jika )er)i(ara men.enai nilai
k/nstitusi, para sar@ana hukum kita selalu men.utip pen1
dapat Karl E/e=enstein men.enai ti.a nilai n/rmati3,
n/minal, dan semantik ini*
%?#
Menurut pandan.an Karl E/e=enstein, dalam se1
tiap k/nstitusi selalu terdapat dua aspek pentin., yaitu
si3at idealnya se)a.ai te/ri dan si3at nyatanya se)a.ai
praktik* Artinya, se)a.ai hukum tertin..i di dalam k/n1
stitusi itu selalu terkandun. nilai1nilai ideal se)a.ai das
sollen yan. tidak selalu identik den.an das sein atau
keadaan nyatanya di lapan.an*
16,
Lihat misaln0a, 1usnardi dan ()rahim, Op. Cit., hal.'E #oh. 1usnardi dan
:intan 5. "ara8ih, (lmu 3e8ara, Jakarta! 2a0a #edia Pratama, 166'&, hal.
1+7*1+;E (. 30oman Cekker, Hukum -ata 3e8ara 5epu)lik (ndonesia, "uatu
Pen8antar, #alan8! (1(P #alan8, 166,&, hal. 1$E 5.2. 1artasapoetra,
"istematika Hukum -ata 3e8ara, Jakarta! :ina Aksara, 168;&, hal. $1*$$E
Cemikian pula hal ini dapat di)aca dalam tulisan*tulisan Pro.. (smaAil "un0,
Pro.. "ri "oemantri, Pro.. Padmo @ah0ono, Pro.. A)u Caud :usroh, Pro..
"oll0 Lu)is, dan se)a8ain0a.
%#<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Jika antara n/rma yan. terdapat dalam k/nsititusi
yan. )ersi3at men.ikat itu dipahami, diakui, diterima, dan
dipatuhi /leh su)@ek hukum yan. terikat padanya, maka
k/nstitusi itu dinamakan se)a.ai k/nstitusi yan.
mempunyai nilai n/rmati3* Kalaupun tidak seluruh isi
k/nstitusi itu demikian, akan tetapi setidak1tidaknya
n/rma1n/rma tertentu yan. terdapat di dalam k/nstitusi itu
apa)ila meman. sun..uh1sun..uh ditaati dan )er@a1
lan se)a.aimana mestinya dalam kenyataan, maka
n/rma1n/rma k/nstitusi dimaksud dapat dikatakan )er1
laku se)a.ai k/nstitusi dalam arti n/rmati3*
Akan tetapi, apa)ila suatu undan.1undan. dasar,
se)a.ian atau seluruh materi muatannya, dalam
kenyataannya tidak dipakai sama sekali se)a.ai re3erensi
atau ru@ukan dalam pen.am)ilan keputusan dalam pe1
nyelen..araan ke.iatan )erne.ara, maka k/nstitusi ter1
se)ut dapat dikatakan se)a.ai k/nstitusi yan. )ernilai
n/minal* Manakala dalam kenyataannya keseluruhan
)a.ian atau isi undan.1undan. dasar itu meman. tidak
dipakai dalam praktik, maka keseluruhan undan.1
undan. dasar itu dapat dise)ut )ernilai n/minal* Misal1
nya, n/rma dasar yan. terdapat dalam k/nstitusi yan.
tertulis :schreven constitutie; menentukan A, akan tetapi
k/nstitusi yan. dipraktikkan @ustru se)aliknya yaitu 8,
sehin..a apa yan. tertulis se(ara expressis verbis dalam
k/nstitusi sama sekali hanya )ernilai n/minal sa@a* >apat
pula ter@adi )ah=a yan. dipraktikkan itu hanya se)a.ian
sa@a dari ketentuan undan.1undan. dasar, sedan.kan
se)a.ian lainnya tidak dilaksanakan dalam praktik, se1
hin..a dapat dikatakan )ah=a yan. )erlaku n/rmati3
hanya se)a.ian, sedan.kan se)a.ian lainnya hanya )er1
nilai n/minal se)a.ai n/rma1n/rma hukum di atas kertas
CmatiD*
Sedan.kan k/nstitusi yan. )ernilai semantik
adalah k/nstitusi yan. n/rma1n/rma yan. terkandun. di
dalamnya hanya dihar.ai di atas kertas yan. indah dan
%#6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
di@adikan @ar./n, sem)/yan, ataupun C.in(u1.in(u keta1
tane.araanD yan. )er3un.si se)a.ai pemanis dan sekali1
.us se)a.ai alat pem)enaran )elaka* >alam setiap pi1
dat/, n/rma1n/rma k/nstitusi itu selalu dikutip dan di@a1
dikan dasar pem)enaran suatu ke)i@akan, tetapi isi ke1
)i@akan itu sama sekali tidak sun..uh1sun..uh melaksa1
nakan isi amanat n/rma yan. dikutip itu* Ke)iasaan se1
perti ini la6im ter@adi di )anyak ne.ara, terutama @ika di
ne.ara yan. )ersan.kutan terse)ut tidak tersedia meka1
nisme untuk menilai k/nstitusi/nalitas ke)i@akan1ke)i1
@akan kene.araan :states policies; yan. mun.kin me1
nyimpan. dari amanat undan.1undan. dasar* >en.an
demikian, dalam praktik ketatane.araan, )aik )a.ian1
)a.ian tertentu ataupun keseluruhan isi undan.1undan.
dasar itu, dapat )ernilai semantik sa@a*
Sementara itu, pen.ertian1pen.ertian men.enai
si3at k/nstitusi )iasanya dikaitkan den.an pem)ahasan
tentan. si3at1si3atnya yan. lentur :3leksi)el; atau kaku
:ri.id;, tertulis atau tidak tertulis, dan si3atnya yan. 3/r1
mil atau materiil* Men.enai si3at1si3at k/nstitusi ter1
se)ut, dapat diuraikan se)a.ai )erikut*
2. Konstitusi Formil dan Materiil
K/nstitusi, constitution :Amerika Serikat;, atau
verfassung :Jerman;, di)edakan dari undan.1undan.
dasar atau grundgesetz :Jerman; ataupun grondwet :8e1
landa;* >ikarenakan kesalahpahaman dalam (ara pan1
dan.an )anyak /ran. men.enai k/nstitusi, maka pen.er1
tian k/nstitusi itu serin. diidentikkan den.an pen.ertian
undan.1undan. dasar* Kesalahan ini dise)a)kan antara
lain /leh pen.aruh paham k/di3ikasi yan. men.hendaki
semua peraturan hukum di)uat dalam )entuk yan. ter1
tulis :written document; den.an maksud untuk men1
(apai kesatuan hukum :uni3ikasi hukum;, kesederhanaan
hukum, dan kepastian hukum :rechtszekerheid;* 8e.itu
)esar pen.aruh paham k/di3ikasi ini, maka di seluruh
%#9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
dunia )erkem)an. an..apan )ah=a setiap peraturan, di1
karenakan pentin.nya maka harus ditulis, dan demikian pula
den.an k/nstitusi* >i 6aman m/dern sekaran. ini, dapat
dikatakan )an.sa Amerika Serikatlah yan. per1
tama menuliskan k/nstitusi dalam satu naskah, meski1
pun leluhur mereka di In..ris tidak men.enal naskah
k/nstitusi yan. tertulis dalam satu naskah*
Aleh karena itu, dalam )ahasa In..ris dan Ame1
rika, tidak tersedia kata yan. tepat untuk men..am)ar1
kan per)edaan antara k/nstitusi dan undan.1undan.
dasar se)a.aimana per)edaan antara kedua pen.ertian
ini dalam )ahasa Jerman, Peran(is, 8elanda, dan ne.a1
ra1ne.ara 7r/pa K/ntinental lainnya* >alam )ahasa
Jerman @elas di)edakan antara verfassung dan gerund-
gesetz, atau dalam )ahasa 8elanda antara constitutie
dan grondwet*
0ntuk memahami per)edaan men.enai kedua
pen.ertian k/nstitusi dan undan.1undan. dasar itu, kita
dapat men..unakan antara lain pandan.an +er1
mann +eller se)a.ai ru@ukan* >ari pandan.an +er1
mann +eller ini @elas ter.am)ar )ah=a k/nstitusi itu
meman. mempunyai arti yan. le)ih luas dari pada
undan.1undan. dasar* +erman +eller mem)a.i k/nsti1
tusi itu dalam ti.a 3ase pen.ertian, yaitu:
%?'
%; Pada mulanya, apa yan. dipahami se)a.ai k/nsti1
tusi itu men(erminkan kehidupan p/litik di dalam
masyarakat se)a.ai suatu kenyataan :Die politische
verfassung als gesellschaftliche wirklichkeit; dan ia
)elum merupakan k/nstitusi dalam arti hukum :ein
rechtsverfassung;* >en.an perkataan lain, K/nsti1
tusi itu masih merupakan pen.ertian s/si/l/.is atau
p/litis dan )elum merupakan pen.ertian hukum*
16'
Heller, Op. Cit., hal. $'6 dst.
%#$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
2; Setelah /ran. men(ari unsur1unsur hukumnya dari
k/nstitusi yan. hidup di dalam masyarakat itu un1
tuk di@adikan satu kesatuan kaidah hukum, )arulah
k/nstitusi itu dise)ut se)a.ai rechtverfassung :die
verselbstandigte rechtsverfassung;, yaitu k/nstitusi
dalam arti hukum*
#; Kemudian mun(ul pula ke)utuhan untuk menulis1
kan k/nstitusi itu dalam satu naskah tertentu se1
hin..a /ran. mulai menulisnya dalam suatu naskah
tertulis se)a.ai undan.1undan. yan. tertin..i yan.
)erlaku dalam suatu ne.ara*
%?<
>en.an demikian, apa)ila pen.ertian undan.1un1
dan. dasar itu dihu)un.kan den.an pen.ertian k/nsti1
tusi, maka arti undan.1undan. dasar itu )arulah meru1
pakan se)a.ian dari pen.ertian k/nstitusi yaitu k/nsti1
tusi yan. ditulis :die geschrieben verfassung;* >alam
arti inilah k/nstitusi itu )ersi3at @uridis atau rechtsver-
fassung, yaitu se)a.ai undan.1undan. dasar atau ge-
rundgesetz* Sedan.kan, k/nstitusi dalam arti yan. luas
tidak hanya )ersi3at yuridis semata1mata, akan tetapi
@u.a )ersi3at s/si/l/.is dan p/litis yan. tidak dise)ut
se)a.ai undan.1undan. dasar, namun termasuk dalam
pen.ertian k/nstitusi*
Setiap rechtverfassung harus memenuhi dua sya1
rat, yaitu syarat men.enai )entuknya dan syarat
men.enai isinya* 8entuknya dipersyaratkan harus )e1
rupa naskah tertulis se)a.ai undan.1undan. yan. ter1
tin..i yan. )erlaku dalam suatu ne.ara* Isinya meru1
16+ ()id., hal. $'6, ?Cie Politische Der.assun8 als 8esellscha.tliche
@irklichkeitBE hal. $+6, ?Cie versel)standei8te 5echtsver.assun8BE hal. $;%,
?Cie 8eschrie)ene Der.assun8B.
%#?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
pakan peraturan yan. )ersi3at mendasar atau 3unda1
mental* Artinya, tidak semua masalah yan. pentin. ha1
rus dimuat dalam k/nstitusi, melainkan hal1hal yan.
)ersi3at p/k/k, dasar, atau asas1asasnya sa@a* Menurut
paham k/di3ikasi, semua masalah yan. pentin. harus
dimuat dalam undan.1undan. dasar* -amun kemudian
disadari )ah=a tidak semua hal yan. pentin. merupakan
hal yan. )ersi3at p/k/k atau mendasar, sehin..a tidak
mun.kin seluruh hal yan. dian..ap pentin. harus ditulis
dalam naskah undan.1undan. dasar* Selain dikarenakan
si3at hukum itu sendiri selalu )eru)ah sesuai den.an tun1
tutan perkem)an.an 6aman, isi undan.1undan. dasar itu
hanya meliputi hal1hal yan. )ersi3at .aris )esar sa@a*
Pelaksanaan n/rma1n/rma k/nstitusi itu dapat
diatur le)ih lan@ut dalam peraturan1peraturan yan. le)ih
rendah, sehin..a le)ih mudah diu)ah sesuai den.an ke1
)utuhan* Alasan ke)eratan untuk memuat seluruh masa1
lah yan. pentin. dalam 0ndan.10ndan. >asar @u.a dise1
)a)kan karena serin.nya ter@adi peru)ahan dalam nas1
kah undan.1undan. dasar* Jika naskah undan.1undan.
dasar disusun terlalu rin(i, maka hal itu dapat menye1
)a)kan ke=i)a=aan undan.1undan. dasar men@adi me1
r/s/t* 0ntuk men(e.ah ter@adinya hal demikian, maka
undan.1undan. dasar hanya memuat hal1hal yan.
)ersi3at dasar sa@a*
>en.an perkataan lain, undan.1undan. dasar ada1
lah se)a.ian sa@a dari pen.ertian k/nstitusi* Isinya hanya
)ersi3at .aris1.aris )esar se)a.ai n/rma hukum tertin..i
yan. )erlaku di suatu ne.ara* +anya ada )e)erapa sar1
@ana sa@a yan. men.anut pandan.an yan. men.identik1
kan k/nstitusi den.an undan.1undan. dasar* Penyama1
an pen.ertian kedua hal itu, se)enarnya, sudah dimulai
se@ak Ali!er Cr/m=ell :E/rd Pr/te(t/r Kera@aan In..ris
%6'?1%660; yan. menamakan 0ndan.10ndan. >asar itu
%'0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
se)a.ai instrument of government* 0ndan.10ndan.
>asar Cr/m=ell itu di)uat se)a.ai pe.an.an dalam men1
@alankan tu.as1tu.as pemerintahan, dan di sinilah tim)ul
identi3ikasi atas pen.ertian K/nstitusi dan 0ndan.1
0ndan. >asar* Pen.ertian K/nstitusi menurut E/rd Ali1
!er Cr/m=ell itu kemudian diad/psi /leh Amerika Se1
rikat pada tahun %9$9, dan selan@utnya /leh Ea3ayette di1
kem)an.kan di Peran(is pada tahun %9$?*
Pen.anut paham m/dern yan. @u.a menyamakan
pen.ertian k/nstitusi den.an undan.1undan. dasar, me1
nurut M/h* Kusnardi dan +armaily I)rahim,
%?6
adalah
Easalle*

>alam )ukunya Uber Verfassungswesen,
%?9
Ea1
salle menyatakan )ah=a k/nstitusi yan. sesun..uhnya
men..am)arkan hu)un.an antara kekuasaan yan. ter1
dapat di dalam masyarakat* H/l/n.an1./l/n.an yan. di1
maksud adalah ./l/n.an yan. mempunyai kedudukan
nyata di dalam masyarakat :rieele machtsfactoren;, mi1
salnya Kepala -e.ara, An.katan Peran., Partai1partai
P/litik, kel/mp/k1kel/mp/k penekan :pressure group;,
)uruh, tani, pe.a=ai, dan lain se)a.ainya* >en.an pan1
dan.annya yan. demikian, Easalle men.hendaki a.ar
semua hal yan. pentin. dituliskan dalam naskah k/n1
stitusi :in einer Urkunde auf einem Blatt Papier alle
lnstitutionen und Regierings prinzipien des landes).
>emikian pula halnya den.an Struy(ken yan.
men.anut paham m/dern* Menurut Struy(ken, k/nsti1
tusi adalah undan.1undan. dasar* Menurut Struy(ken,
k/nstitusi itu selalu memuat .aris1.aris )esar dan asas1
167
1usnardi dan ()rahim, Op. Cit.
16;
Heller, "taatslehre, Op. Cit., hal. $'6, ?Don dieser IwirklichenA Der.as*
sun8 die Gu 9eder Gei. 9edes Land 8eha)t hat, sa8t Lasalle in seinem )ekanten
Dortra8 I/)er Der.assun8enswesenA 187$& sind sie nicht die 8eschrie)ene
Der.assun8 oder das :latt Papier, sondern die in einem lande )estehenden
tatsachlichen #achtsverhaltnisseB.
%'%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
asas yan. mendasar tentan. /r.anisasi ne.ara*
%?$
>en.an
demikian, k/nstitusi tidak perlu men(erminkan seluruh
masalah yan. pentin. se(ara len.kap, se)a) k/nstitusi
sema(am itu akan men.alami kesulitan dalam men.ikuti
perkem)an.an masyarakat* Adalah tu.as pem)uat un1
dan.1undan. :legislator; untuk men.khususkan k/nsti1
tusi sesuai den.an perkem)an.an masyarakat*
3. Luwes (Flexible) atau Kaku (Rigid)
-askah k/nstitusi atau undan.1undan. dasar dapat
)ersi3at lu=es :flexible; atau kaku :rigid;* 0kuran yan.
)iasanya dipakai /leh para ahli untuk menentukan apa1
kah suatu undan.1undan. dasar itu )ersi3at lu=es atau kaku
adalah :i; apakah terhadap naskah k/nstitusi itu di1
mun.kinkan dilakukan peru)ahan dan apakah (ara me1
n.u)ahnya (ukup mudah atau sulit, dan :ii; apakah nas1
kah k/nstitusi itu mudah atau tidak mudah men.ikuti
perkem)an.an ke)utuhan 6aman*
0ntuk menentukan apakah suatu naskah k/nstitusi
)ersi3at lu=es atau tidak, maka pertama1tama kita dapat
mempela@ari men.enai kemun.kinannya )eru)ah atau
tidak, dan )a.aimana pula peru)ahan itu dilakukan* Pa1
da umumnya, dalam setiap naskah undan.1undan. da1
sar, selalu diatur tata (ara peru)ahan k/nstitusi itu sen1
diri dalam pasal1pasal atau )a) yan. tersendiri* Peru)a1
han1peru)ahan yan. dilakukan menurut tata (ara yan.
ditentukan sendiri /leh undan.1undan. dasar itu dina1
makan verfassungs-anderung* Ketentuan men.enai pe1
ru)ahan terse)ut selalu ditentukan dalam undan.1un1
dan. dasar itu sendiri, karena =alaupun dimaksudkan
168
Lihat "tru0eken A.A.H., Het staatsrecht won het 1omisikri9k der 3eder*
landen, 161+.
%'2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
untuk @an.ka =aktu yan. lama, teks suatu undan.1un1
dan. dasar selalu (enderun. untuk tertin..al dari per1
kem)an.an masyarakat* Pada saat peru)ahan masya1
rakat sudah sedemikian rupa, selalu mun(ul ke)utuhan
/)@ekti3 untuk men.adakan peru)ahan pula atas teks
undan.1undan. dasar*
-amun demikian, karena k/nstitusi itu pada haki1
katnya merupakan hukum dasar yan. tertin..i dan men1
@adi dasar )a.i )erlakunya peraturan perundan.1unda1
n.an lainnya yan. le)ih rendah, maka para penyusun
atau perumus undan.1undan. dasar selalu men.an..ap
perlu menentukan tata (ara peru)ahan yan. tidak mu1
dah* >en.an pr/sedur yan. tidak mudah, maka men@adi
tidak mudah pula /ran. untuk men.u)ah hukum dasar
ne.aranya, ke(uali apa)ila hal itu meman. sun..uh1
sun..uh di)utuhkan karena pertim)an.an yan. /)@ekti3
dan untuk kepentin.an seluruh rakyat, serta )ukan un1
tuk sekedar memenuhi kein.inan atau kepentin.an se./1
l/n.an /ran. yan. )erkuasa sa@a* Aleh karena itu )iasa1
nya pr/sedur peru)ahan undan.1undan. dasar diatur se1
demikian )erat dan rumit syarat1syaratnya, sehin..a un1
dan.1undan. dasar yan. )ersan.kutan men@adi san.at
rigid atau kaku*
,etapi se)aliknya, ada pula undan.1undan. dasar
yan. mensyaratkan tata (ara peru)ahan yan. tidak ter1
lalu )erat den.an pertim)an.an untuk tidak memper1
sulit peru)ahan, sehin..a undan.1undan. dasar dapat
disesuaikan den.an tuntutan peru)ahan 6aman* K/nsti1
tusi yan. demikian dapat dikatakan se)a.ai k/nstitusi
yan. 3leksi)le atau lu=es* Misalnya, ada undan.1undan.
dasar yan. peru)ahannya tidak memerlukan (ara yan.
istime=a, melainkan (ukup dilakukan /leh lem)a.a
pem)uat undan.1undan. )iasa* Se)aliknya, ada pula
%'#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
K/nstitusi yan. menetapkan syarat peru)ahan den.an (ara
yan. istime=a, misalnya dalam sistem parlemen )i1
kameral, harus disetu@ui le)ih dulu /leh kedua kamar
parlemennya* K/nstitusi yan. demikian dapat dise)ut
)ersi3at rigid*
%??
-e.ara1ne.ara yan. mempunyai K/nstitusi yan.
)ersi3at lu=es (flexible; umpamanya adalah -e= Nealand
dan Kera@aan ln..ris yan. dikenal tidak memiliki k/n1
stitusi yan. tertulis*
200
Sedan.kan, k/nstitusi atau un1
dan.1undan. dasar yan. )ersi3at kaku :rigid;, misalnya,
adalah K/nstitusi Amerika Serikat, Australia, Canada
dan S=iss*
20%
Meman. harus diakui )ah=a untuk menentukan si3at
flexible atau rigid suatu undan.1undan. dasar se1
)enarnya tidaklah (ukup hanya den.an melihat dari se.i (ara
men.u)ahnya* >apat sa@a ter@adi suatu undan.1un1
dan. dikatakan )ersi3at ri.id, tetapi dalam kenyataannya
dapat diu)ah tanpa melalui pr/sedur yan. ditentukan
sendiri /leh undan.1undan. dasarnya :verfassungsan-
derung;, melainkan diu)ah melalui pr/sedur di luar
ketentuan k/nstitusi :verfassungswandlung;, seperti
melalui re!/lusi atau den.an constitutional conven-
tion*
202
0ntuk undan.1undan. dasar yan. ter./l/n. 3lek1
si)el, peru)ahannya kadan.1kadan. (ukup dilakukan
hanya den.an the ordinary legislative process seperti di
166
"tron8, Op. Cit., hal. 1'% dst., dan "ri "oemantri, Prosedur dan "istem
Peru)ahan 1onstitusi, Op Cit., hal. 7%*71.
$%%
()id., hal. 1+$.
$%1
()id.
$%$
2eor8 Jellinek tentan8 Der.assun8swandlun8 dan Der8assun8sanderun8,
peru)ahan konstitusi den8an cara )iasa dan den8an cara 0an8 tidak )iasa,
seperti convention.
%''
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
New Zealand.
20#
Sedan.kan, untuk undan.1undan. da1 laku* Presiden Amerika Serikat dipilih lan.sun. /leh rak1
sar yan. dikenal kaku atau ri.id, pr/sedur peru)ahannya yat melalui electoral college, dari (al/n yan. dipilih /leh
dapat dilakukan:
partai p/litik yan. )ersan.kutan dan ditentukan melalui
a. /leh lem)a.a le.islati3, tetapi den.an pem)atasan1
k/n!ensi partai yan. )ersan.kutan* +al yan. demikian
pem)atasan tertentu&
/leh 8ernard S(h=art6 dise)ut se)a.ai a wholly extra
). /leh rakyat se(ara lan.sun. melalui suatu re3eren1
constitutional manner*
206
dum&
Pada akhirnya yan. menentukan perlu atau tidak1
c. /leh utusan ne.ara1ne.ara )a.ian, khusus di ne.ara1
nya undan.1undan. dasar diu)ah adalah 3akt/r k/n3i.u1
ne.ara serikat& atau
rasi kekuatan p/litik yan. )erkuasa pada suatu =aktu*
d. den.an ke)iasaan ketatane.araan, atau /leh suatu
8etapapun kakunya atau sulitnya suatu naskah undan.1
lem)a.a ne.ara yan. khusus yan. di)entuk hanya
undan. dasar diu)ah, apa)ila k/n3i.urasi kekuatan p/1
untuk keperluan peru)ahan*
20'
litik yan. )erkuasa )erpendapat, men.hendaki, atau me1
nentukan )ah=a undan.1undan. dasar itu harus diu)ah,
Menurut K*C* Gheare, ada ti.a (ara untuk men.u1
maka k/nstitusi itu tentu akan diu)ah* Se)aliknya, =a1
)ah undan.1undan. dasar, yaitu :i; formal amendment
laupun undan.1undan. dasar itu san.at mudah untuk
atau peru)ahan resmi, :ii; constitutional convention atau
diu)ah, tetapi @ika kekuatan p/litik yan. )erkuasa itu
k/n!ensi ketatane.araan, dan :iii; judicial interpretation
)erpendapat tidak perlu diu)ah atau tidak men.hendaki
atau pena3siran pen.adilan*
20<
Aleh karena itu, peru)a1
adanya peru)ahan, tentu k/nstitusi itu tetap tidak akan
han dalam arti penyempurnaan terhadap undan.1
men.alami peru)ahan* Artinya, t/l/k ukurnya 3leksi)i1
undan. dasar tidak selalu harus dilakukan den.an (ara
litas atau ri.iditas, tidaklah dapat ditentukan den.an
formal amandment, tetapi dapat pula dilakukan den.an
pasti hanya karena mudah tidaknya pr/sedur peru)ahan
k/n!ensi ketatane.araan* Misalnya, ada suatu pasal da1
itu dilakukan* Aleh karena, pada p/k/knya, k/nstitusi
lam undan.1undan. dasar yan. resminya masih )erlaku,
itu merupakan pr/duk p/litik, maka 3akt/r kekuatan p/1
tetapi dalam praktik pasal itu sudah tidak dipakai la.i
litiklah yan. @ustru san.at determinan pen.aruhnya da1
dalam ran.ka penyelen..araan ke.iatan kene.araan
lam menentukan apakah k/nstitusi harus )eru)ah atau
sehari1hari* Misalnya, men.enai pemilihan Presiden di
tidak )eru)ah* Jalan pikiran yan. demikian itu pula yan.
Amerika Serikat* Pasal 2 00> Amerika Serikat yan. ter1
dipakai /leh Mah3ud M*>* dalam disertasinya yan.
tulis sekaran. tidak la.i di@alankan dalam praktik, =alau1
mem)ahas pen.aruh k/n3i.urasi p/litik terhadap karak1
pun se(ara resmi )elum pernah dinyatakan tidak )er1
ter suatu k/nstitusi*
209
5akt/r kekuatan p/litik yan.
$%,
1.C. @heare, #odern Constitutions, London! Ox.ord /niversit0, 167%&,
hal. 1$1.
$%7
"chwartG, American Constitutional Law, Op. Cit., hal. 6,.
$%'
"tron8, Op. Cit., hal. 1+,. Lihat 9u8a "oemantri, Op. Cit., hal. 76.
$%;
Lihat #oh. #ah.ud #.C., Perkem)an8an Politik Hukum "tudi -entan8
$%+
@heare, Op. Cit. Lihat 9u8a (smail "un0, ?/ndan8*/ndan8 Casar 16'+ Pen8aruh 1on.i8urasi Politik -erhadap Produk Hukum di (ndonesia&, Ciser*
dan 5e.erendumB, #a9alah Hukum dan Pem)an8unan, <H/(, Jakarta. tasi, Pasca "ar9ana, /2#*4o80akarta, 166,.
%'< %'6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
demikian dise)ut /leh Carl S(hmitt se)a.ai 3akt/r ke1
kuasaan yan. nyata atau de reele machtsfactoren*
Aleh se)a) itu, untuk menentukan si3at 3leksi)ilitas
atau ri.iditas undan.1undan. dasar terse)ut, dapat di1
.unakan ukuran kedua, yaitu apakah undan.1undan.
dasar itu mudah atau tidak mudah men.ikuti perkem)a1
n.an 6amanL Kalau undan.1undan. dasar itu mudah
men.ikuti perkem)an.an 6aman, maka undan.1undan.
dasar itu kita katakan )ersi3at 3leksi)el* Se)aliknya, @ika
undan.1undan. dasar itu tidak mudah men.ikuti per1
kem)an.an 6aman, kita se)ut )ersi3at rigid. Suatu un1
dan.1undan. dasar yan. hanya men.atur hal1hal yan.
p/k/k adalah k/nstitusi yan. mudah dapat men.ikuti
perkem)an.an masyarakat, se)a) n/rma1n/rma pelak1
sanaannya le)ih lan@ut diserahkan kepada )entuk pera1
turan perundan.1undan.an yan. le)ih rendah, sehin..a
le)ih mudah untuk di)uat dan diu)ah*
-amun, )anyak undan.1undan. dasar yan. tidak
hanya memuat hal1hal yan. p/k/k sa@a, melainkan @u.a
hal1hal yan. dian..ap pentin., sehin..a undan.1undan.
dasar itu akan terdiri atas )anyak pasal1pasal* -askah
undan.1undan. dasar yan. dian..ap palin. te)al di du1
nia de=asa ini adalah 0ndan.10ndan. >asar 5ederal
India den.an @umlah pasal se)anyak ''' ketentuan* Pa1
dahal, hal1hal pentin. )elum tentu )ersi3at p/k/k, meski1
pun yan. p/k/k selalu )ersi3at pentin.* >i sampin. itu,
kadan.1kadan., yan. pentin. untuk masa sekaran. da1
pat pula men.alami peru)ahan sehin..a di masa yan.
akan datan. men@adi tidak pentin. la.i* Jika dinamika
sema(am itu serin. ter@adi, maka undan.1undan. dasar
yan. memuat hal1hal yan. pentin. akan men.alami pe1
ru)ahan* Apa)ila suatu ne.ara terlalu serin. men.ada1
kan peru)ahan undan.1undan. dasarnya, nis(aya sistem
%'9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
hukum dan k/nstitusi ne.ara itu akan men@adi tidak sta1
)il, sehin..a dapat menye)a)kan ter@adinya kemer/s/1
tan ke=i)a=aan undan.1undan. dasar itu sendiri*
4. Konstitusi Tertulis dan Tidak Tertulis
Mem)edakan se(ara prinsipil antara k/nstitusi ter1
tulis :written constitution; dan tidak tertulis :unwritten
constitution atau onschreven constitutie; adalah tidak
tepat*
20$
Se)utan K/nstitusi tidak tertulis hanya dipakai
untuk dila=ankan den.an K/nstitusi m/dern yan. la6im1
nya ditulis dalam suatu naskah atau )e)erapa naskah*
,im)ulnya K/nstitusi tertulis dise)a)kan karena pen.a1
ruh aliran k/di3ikasi*
20?
Salah satu ne.ara di dunia yan.
mempunyai K/nstitusi tidak tertulis adalah ne.ara In.1
.ris, namun prinsip1prinsip yan. di(antumkan dalam
K/nstitusi di In..ris di(antumkan dalam 0ndan.10n1
dan. )iasa, seperti 8ill /3 Ri.hts*
>en.an demikian suatu K/nstitusi dise)ut tertulis
apa)ila ia ditulis dalam suatu naskah atau )e)erapa
naskah, sedan.kan suatu K/nstitusi dise)ut tidak tertulis
dikarenakan ketentuan1ketentuan yan. men.atur suatu
pemerintahan tidak tertulis dalam suatu naskah tertentu,
melainkan dalam )anyak hal diatur dalam k/n!ensi1k/n1
!ensi atau undan.1undan. )iasa*
$%8
Lihat @heare, Op. Cit., hal. 16. Ada 9u8a sar9ana 0an8 men8an88ap )ah*
wa pem)edaan written constitution dan unwriten constitution sudah tidak
relevan la8i, sehin88a mereka mem)edakann0a den8an istilah documentar0
constitution dan non*documentar0 constitution.
$%6
:andin8kan den8an "tron8, Op. Cit., hal. 1,7*1,;.
%'$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
D. Tujuan dan Hakikat Konstitusi
>i kalan.an para ahli hukum, pada umumnya
dipahami )ah=a hukum mempunyai ti.a tu@uan p/k/k,
yaitu :i; keadilan :justice;, :ii; kepastian :certainty atau
zekerheid;, dan :iii; ke)er.unaan :utility;* Keadilan itu
sepadan den.an keseim)an.an :balance, mizan; dan
kepatutan :equity;, serta ke=a@aran :proportionality;*
Sedan.kan, kepastian hukum terkait den.an keterti)an
:order; dan ketenteraman* Sementara, ke)er.unaan
diharapkan dapat men@amin )ah=a semua nilai1nilai
terse)ut akan me=u@udkan kedamaian hidup )ersama*
Aleh karena k/nstitusi itu sendiri adalah hukum
yan. dian..ap palin. tin..i tin.katannya, maka tu@uan
k/nstitusi se)a.ai hukum tertin..i itu @u.a untuk men1
(apai dan me=u@udkan tu@uan yan. tertin..i* ,u@uan
yan. dian..ap tertin..i itu adalah: :i; keadilan, :ii;
keterti)an, dan :iii; per=u@udan nilai1nilai ideal seperti
kemerdekaan atau ke)e)asan dan kese@ahteraan atau
kemakmuran )ersama, se)a.aimana dirumuskan se)a.ai
tu@uan )erne.ara /leh para pendiri ne.ara :the founding
fathers and mothers;*
Misalnya, ' :empat; tu@uan )erne.ara Ind/nesia
adalah seperti yan. termaktu) dalam alinea IJ Pem)u1
kaan 00> %?'<* Keempat tu@uan itu adalah :i; melindu1
n.i se.enap )an.sa Ind/nesia dan seluruh tumpah darah
Ind/nesia, :ii; mema@ukan kese@ahteraan umum, :iii;
men(erdaskan kehidupan )an.sa, dan :i!; ikut melaksa1
nakan keterti)an dunia :)erdasarkan kemerdekaan, per1
damaian a)adi, dan keadilan s/sial;*
Sehu)un.an den.an itulah maka )e)erapa sar@ana
merumuskan tu@uan k/nstitusi itu seperti merumuskan
tu@uan ne.ara, yaitu ne.ara k/nstitusi/nal, atau ne.ara
)erk/nstitusi* Menurut J* 8arents, ada # :ti.a; tu@uan ne1
.ara, yaitu :i; untuk memelihara keterti)an dan keten1
teraman, :ii; mempertahankan kekuasaan, dan :iii; me1
%'?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
n.urus hal1hal yan. )erkenaan den.an kepentin.an1ke1
pentin.an umum*
2%0
Sedan.kan, Mauri(e +auri/u me1
nyatakan )ah=a tu@uan k/nstitusi adalah untuk men@a.a
keseim)an.an antara :i; keterti)an :orde;, :ii; kekuasaan
:gezag;, dan :iii; ke)e)asan :vrijheid;*
2%%
Ke)e)asan indi!idu =ar.a ne.ara harus di@amin,
tetapi kekuasaan ne.ara @u.a harus )erdiri te.ak, sehin.1
.a ter(ipta terti) )ermasyarakat dan )erne.ara* Keter1
ti)an itu sendiri ter=u@ud apa)ila dipertahankan /leh ke1
kuasaan yan. e3ekti3 dan ke)e)asan =ar.a ne.ara tetap
tidak ter.an..u* Sementara itu, H*S* >ip/n/l/ merumus1
kan tu@uan k/nstitusi ke dalam lima kate./ri, yaitu :i;
kekuasaan, :ii; perdamaian, keamanan, dan keterti)an,
:iii; kemerdekaan, :i!; keadilan, serta :!; kese@ahteraan
dan ke)aha.iaan*
2%2
$1%
J. :arents, ?Ce @etenschap de Politiek, =en -erreinverkennin8B 16+$&,
ter9emahan L.#. "itorus, (lmu Politika! "uatu Perkenalan Lapan8an, cet. ke*
,, P-. Pem)an8unan, Jakarta, 16+8, hal. ,8.
$11
#aurice Hauriou, Precis de Croit Constitutionnel. Lihat 9u8a A)u Caud
:usro, (lmu 3e8ara, :umi Aksara, Jakarta, 166%, hal. 66.
$1$
2.". Ciponolo, (lmu 3e8ara, Jilid (, :alai Pustaka, Jakarta, 16+1, hal. $,.
%<0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
BAB IV
SUMBER HUKUM TATA NEGARA
A. Sumber Hukum Tata Negara
1. Pengertian Sumber Hukum
Apakah yan. dimaksud den.an Csum)er hukumDL
>alam )ahasa In..ris, sum)er hukum itu dise)ut source
of law* Perkataan Csum)er hukumD itu se)enarnya )er1
)eda dari perkataan Cdasar hukumD, Clandasan hukumD,
ataupun Cpayun. hukumD* >asar hukum ataupun landa1
san hukum adalah legal basis atau legal ground, yaitu
n/rma hukum yan. mendasari suatu tindakan atau
per)uatan hukum tertentu sehin..a dapat dian..ap sah
atau dapat di)enarkan se(ara hukum* Sedan.kan, perka1
taan Csum)er hukumD le)ih menun@uk kepada pen.er1
tian tempat dari mana asal1muasal suatu nilai atau n/r1
ma tertentu )erasal*
>alam Pasal % Ketetapan MPR -/* IIIIMPRI 2000
ditentukan )ah=a:
2%#
:%; Sum)er hukum adalah sum)er
yan. di@adikan )ahan untuk penyusunan peraturan per1
undan.1undan.an& :2; Sum)er hukum terdiri atas sum1
)er hukum tertulis dan sum)er hukum tidak tertulis& :#;
Sum)er hukum dasar nasi/nal adalah :i; Pan(asila se)a1
.aimana yan. tertulis dalam Pem)ukaan 00> %?'<,
yaitu Ketuhanan Fan. Maha 7sa, Kemanusiaan Fan.
Adil dan 8erada), Persatuan Ind/nesia, dan Kerakyatan
yan. dipimpin /leh +ikmat Ke)i@aksanaan dalam per1
musya=aratanIper=akilan, serta den.an me=u@udkan
$1,
1etetapan #P5 3o. (((J#P5J$%%% tentan8 "um)er Hukum dan -ata
/rutan Peraturan Perundan8*undan8an, tan88al 18 A8ustus, $%%%. Lihat
#a9elis Permus0awaratan 5ak0at 5(, Himpunan 1etetapan #P5" dan #P5
-ahun 167% sJd $%%$, "ekretariat Jenderal #P5*5(, Jakarta, $%%$.
%<%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
suatu Keadilan S/sial )a.i seluruh rakyat Ind/nesia, dan :ii;
)atan. tu)uh 0ndan.10ndan. >asar %?'<*
Akan tetapi, dalam pandan.an +ans Kelsen dalam
)ukunya CGeneral Theory of Law and StateD, istilah
sum)er hukum itu :sources of law; dapat men.andun.
)anyak pen.ertian, karena si3atnya yan. figurative and
highly ambiguous*
2%'
Pertama, yan. la6imnya dipahami
se)a.ai sources of law ada 2 :dua; ma(am, yaitu custom
dan statute* Aleh karena itu, sources of law )iasa dipa1
hami se)a.ai a method of creating law, custom, and
legislation, yaitu customary and statutory creation of
law.
Kedua, sources of law @u.a dapat dikaitkan den.an (ara
untuk menilai alasan atau the reason for the validity of law*
Semua n/rma yan. le)ih tin..i merupakan sum1
)er hukum )a.i n/rma hukum yan. le)ih rendah* Aleh
karena itu, pen.ertian sum)er hukum :sources of law; itu
identik den.an hukum itu sendiri :the source of law is always
itself law;*
2%<
Ketiga, sources of law @u.a dipakai untuk hal1hal yan.
)ersi3at n/n1@uridis, seperti n/rma m/ral, etika, prinsip1
prinsip p/litik, ataupun pendapat para ahli, dan se)a.ainya
yan. dapat mempen.aruhi pem)entukan suatu n/rma
hukum, sehin..a dapat pula dise)ut se)a.ai sum)er hukum
atau the sources of the law*
-ilai dan n/rma a.ama dapat pula dikatakan
men@adi sum)er yan. pentin. )a.i ter)entuknya nilai
dan n/rma etika dalam kehidupan )ermasyarakat, se1
mentara nilai1nilai dan n/rma etika itu men@adi sum)er
)a.i pr/ses ter)entuknya n/rma hukum yan. dikukuh1
kan atau dip/siti3kan /leh kekuasaan ne.ara* >alam di1
namika kehidupan )ermasyarakat, keti.a @enis nilai dan
n/rma itu pada p/k/knya sama1sama )er3un.si se)a.ai
$1'
1elsen, Op. Cit., hal. 1,1.
$1+
()id. hal. 1,$.
%<2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
sarana pen.endalian dan sekali.us sistem re3erensi me1
n.enai perilaku ideal dalam setiap tatanan s/sial :social
order;* Se)a), @ika keti.a @enis n/rma terse)ut salin. me1
nun@an., maka keti.a sistem re3erensi perilaku itu dapat
)eker@a se(ara simultan dan salin. mendukun.*
Akan tetapi, @ika keti.anya salin. )ersite.an. atau
salin. )ersain. satu sama lain, nis(aya akan tim)ul k/n1
3lik antar n/rma yan. @ustru tidak sehat )a.i keti.a sis1
tem n/rma itu sendiri* Jika demikian, maka pada .iliran1
nya 3un.si keti.a @enis n/rma itu dalam menuntun ma1
nusia ke arah perilaku ideal tidak akan )eker@a den.an
e3ekti3* Aleh karena itu, keti.anya harus dapat salin.
men.isi satu sama lain se(ara siner.is* -/rma etika da1
pat men@adi sum)er nilai )a.i n/rma hukum, sementara
n/rma a.ama dapat men@adi sum)er )a.i n/rma etika*
>alam k/nteks ini, pen.ertian sum)er dapat dikatakan
se)a.ai tempat dari mana sesuatu nilai atau n/rma
)erasal*
,erkait den.an hal ini, pentin. @u.a untuk
memper)andin.kan men.enai pen..unaan istilah sum1
)er hukum :sources of law; dalam sistem )erpikir fiqh
Islam den.an pen..unaannya menurut pen.ertian ilmu
hukum pada umumnya* +al ini pentin. untuk di.am)ar1
kan karena tradisi yan. dianut dalam sistem fiqh Islam,
perkataan sum)er hukum itu diartikan se(ara )er)eda
sama sekali dari pen.ertian yan. )iasa dipakai dalam
ilmu hukum k/ntemp/rer* >alam fiqh Islam, yan. diarti1
kan se)a.ai sum)er hukum itu, di satu pihak )erarti
Csum)er ru@ukanD, tetapi di lain pihak kadan.1kadan.
dapat diidentikkan den.an pen.ertian met/de penalaran
hukum :legal reasoning;*
Misalnya, yan. dian..ap se)a.ai sum)er hukum
adalah :i; al-Quran, :ii; al1Sunnah, dan :iii; ijtihad atau
in/!asi :innovation; dan in!ensi :invention;* Ada pula
sar@ana yan. merumuskan kate./ri sum)er hukum itu
terdiri atas :i; al-Quran, :ii; al-Hadits, :iii; ijma, dan :i!;
%<#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
qiyas* Ada la.i yan. merumuskan sum)er hukum itu me1
liputi :i; syari4at yan. di=ahyukan :=ahyu;, :ii; sunnah
se)a.ai teladan rasul, dan :iii; akal den.an men..una1
kan met/de )erpikir tertentu*
>alam ka@ian ushul fiqh, se)a.ai (a)an. ilmu 3il1
sa3at hukum Islam, serin. di)edakan pula antara pe1
n.ertian Csum)er hukumD atau mashadir al-ahkam dan
Cdalil1dalil hukumD atau adillat al-ahkam*
2%6
Pen.ertian
mashadir al-ahkam se(ara teknis menun@uk kepada pe1
n.ertian asal n/rma hukum atau ru@ukan hukum :refe-
rence;, tempat ditemukannya kaidah hukum atau se1
suatu yan. menun@uk kepada adanya hukum, yaitu al1
Ouran dan al1Sunnah* Sedan.kan, adillat al-ahkam atau
dalil hukum merupakan sesuatu yan. di@adikan landasan
)erpikir yan. )enar dalam memper/leh atau menemu1
kan, atau mendapatkan hukum*
+al yan. dian..ap se)a.ai adillat al-ahkam itu ada '
:empat;, yaitu al-Quran, al-Sunnah, Ijma, dan Qiyas* 8aik al1
Ouran maupun al1Sunnah sama1sama dapat dise1
)ut se)a.ai adillat al-ahkam dan sekali.us mashadir al-
ahkam*
2%9
Kadan.1kadan., kedua makna sum)er hukum dan
dalil hukum itu di(ampuradukkan /leh para sar@ana, tetapi
ke)anyakan ulama mem)edakan keduanya den.an te.as* Aleh
karena itu, mashadir al-ahkam :sum)er hu1
kum; dapat dipahami dalam arti sum)er hukum materiel
dalam k/nteks ilmu hukum k/ntemp/rer, sedan.kan
adillat al-ahkman :dalil hukum; dapat dise)andin.kan
den.an pen.ertian sum)er hukum 3/rmil*
2%$
$17
3asrul Harun, /shul <iLh, cet. ke*1, 9ilid 1 Jakarta! Lo8os, 1667&, hal.
1+.
$1;
"uparman /sman, Hukum (slam! Asas*Asas dan Pen8antar "tudi Hukum
(slam dalam -ata Hukum (ndonesia, Jakarta! 2a0a #edia Pratama, $%%1&, hal.
,+*,;. Lihat 9u8a Amir "0ari.uddin, ?Pen8ertian dan "um)er Hukum (slamB
dalam Haini Cahlan, dkk, <ilsa.at Hukum (slam, Jakarta! :umi Aksara,
166$&, hal. +,*++.
$18
/sman, Op. Cit., hal. ,$.
%<'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Pen.ertian sum)er hukum yan. demikian itu, @elas
san.at )er)eda dari pen.ertian sum)er hukum yan. ter1
kait den.an pen.ertian yan. )iasa dipakai dalam ilmu
hukum tata ne.ara ataupun ilmu hukum k/ntemp/rer
pada umumnya* >alam hukum tata ne.ara Ind/nesia,
yan. dise)ut se)a.ai sum)er hukum itu misalnya adalah
:i; 0ndan.10ndan. >asar, :ii; 0ndan.1undan. dan Pe1
raturan Pemerintah se)a.ai Pen..anti 0ndan.1undan.,
:iii; Peraturan Pemerintah, :i!; Peraturan Presiden, dan
:!; Peraturan >aerah* Pen.ertian sum)er hukum di sini
@elas dimaksudkan untuk menun@uk kepada pen.ertian
tempat asal ditariknya suatu kaedah hukum yan. )ersi3at
umum untuk dipakai se)a.ai peralatan dalam menilai
suatu peristi=a atau kaidah hukum yan. )ersi3at k/nkrit*
Pen.ertian yan. kedua ini, @ika di)andin.kan
den.an pen.ertian sum)er hukum dalam ilmu 3iqh yan.
memperlakukan qiyas atau anal/.i se)a.ai salah satu
sum)er hukum seperti diuraikan di atas, tentulah @auh
)edanya* Qiyas atau anal/.i adalah met/de )erpikir,
met/de penalaran hukum :legal reasoning; yan. dipakai
untuk mendapatkan kesimpulan atas sesuatu 3akta
k/nkrit :concrete cases) yan. dinilai den.an men..una1
kan standar n/rma hukum yan. )ersi3at umum dan
a)strak :general and abstract norm;*
Eain la.i pen..unaan istilah sources of the
constitution yan. dipakai /leh J/hn Alder dalam )uku1
nya CConstitutional and Administrative LawD :%?$?;*
2%?
>alam )ukunya itu, J/hn Alder sen.a@a mem)erikan
@udul pada 8a) 2 8a.ian I den.an CThe Sources of the
ConstitutionD* Aleh karena J/hn Alder sendiri adalah
sar@ana In..ris yan. menulis tentan. +ukum ,ata -e.a1
ra dan +ukum Administrasi -e.ara dalam k/nteks Kera1
@aan In..ris yan. dikenal tidak memiliki naskah undan.1
undan. dasar yan. tertulis dalam satu naskah yan. ter1
$16
Alder, Op Cit., hal. $$*,8.
%<<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
k/di3ikasi, maka tentu yan. dimaksudkannya itu adalah the
sources of the UK Constitution*
>ikarenakan tidak memiliki undan.1undan. dasar
yan. )ersi3at tertulis, aturan k/nstitusi di In..ris hanya
dikenal karena meman. )erhu)un.an den.an pers/alan
k/nstituti/nal, yaitu hal1hal yan. pentin. men.enai ke1
kuasaan pemerintahan*
>ikatakan /leh Alder:
220
Even in a written constitution, the sources of consti-
tutional law comprise a mixture of strict law and
political principles. The United Kingdom constitution
relies heavily on the latter. Its legal sources are the
same as the sources of law generally.
Menurut J/hn Alder, sum)er1sum)er k/nstitusi
terse)ut dapat di)edakan dalam 9 :tu@uh; ma(am )entuk yan.
masin.1masin. dapat diuraikan la.i se(ara le)ih rin(i satu
persatu, yaitu:
22%
%; The basic principle&
2; General political and moral values&
#; Strict law (i) The laws enforced through the
courts, (ii) The law and custom of Parliament&
'; Conventions of the Constitution&
<; Political practices&
6; The rules of the political parties&
9; International law*
>en.an mem)andin.kan !ersi yan. dia@ukan /leh
J/hn Alder dan para sar@ana lainnya, maka dapat dike1
mukakan )ah=a demikian )anyak !ersi yan. dipakai /leh
para sar@ana men.enai apa yan. diartikan se)a.ai Csum)er
hukumD atau sources of law itu* Aleh karena itulah, Pat/n
He/r.e Ghite(r/ss men.emukakan:
$$%
()id.
$$1
()id., hal. $,*$'.
%<6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
CThe term sources of law has many meanings and its
frequent cause of error unless we scrutines carefully the
particular meaning given to it in any particular textD*
222
Seperti @u.a dikatakan /leh !an Apeld//rn dalam
)ukunya CInleiding tot de Studie van het Nederlands-
rechtD,
22#
kadan.1kadan. perkataan sum)er hukum di1
maksud dipakai dalam k/nteks se@arah, kadan.1kadan.
dalam k/nteks 3ilsa3at, atau kadan.1kadan. dalam k/n1
teks s/sial* Jika kita mem)andin.kan k/nsep sum)er hu1
kum yan. diartikan /leh J/hn Alder terse)ut di atas de1
n.an pen.ertian yan. dipakai dalam ilmu 3iqh, @elas se1
kali )edanya, )ahkan den.an pen.ertian yan. la6im kita
per.unakan sehari1hari*
Aleh se)a) itu, seperti yan. dilakukan /leh 0t1
re(ht,
22'
kita dapat mem)edakan dua ma(am pen.ertian
sum)er hukum :sources of law;, yaitu sum)er hukum
dalam arti 3/rmal atau formele zin :source of law in its
formal sense; dan sum)er hukum dalam arti su)stansial,
material, atau in materiele zin :source of law in its mate-
rial sense). Sum)er hukum dalam arti 3/rmal ialah tem1
pat 3/rmal dalam )entuk tertulis dari mana suatu kaedah
hukum diam)il, sedan.kan sum)er hukum dalam arti
material adalah tempat dari mana n/rma itu )erasal, )a1
ik yan. )er)entuk tertulis ataupun yan. tidak tertulis*
$$$
@hitecross, -ext)ook o. Jurisprudence, op. cit., hal. 1'%. :andin8kan
den8an 1usnardi dan ()rahim, Op. Cit., hal. ''.
$$,
Lihat Apeldoorn, Pen8antar (lmu Hukum, Op. Cit., hal. ;$*;+, 9u8a dalam
1usnardi dan ()rahim, Op. Cit., hal. '+.
$$'
=. /trecht, Pen8antar dalam Hukum (ndonesia, Jakarta! (chtisar, &, hal.
1,,*1,'.
%<9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
2. Sumber Hukum Tata Negara
Seperti dikemukakan di atas, sum)er hukum dapat
di)edakan antara yan. )ersi3at 3/rmal :source of law in
formal sense; dan sum)er hukum dalam arti material
:source of law in material sense;* 8a.i ke)anyakan
sar@ana hukum, )iasanya yan. le)ih diutamakan adalah
sum)er hukum 3/rmal, )aru setelah itu sum)er hukum
material apa)ila hal itu meman. dipandan. perlu* Sum1
)er hukum dalam arti 3/rmal itu adalah sum)er hukum yan.
dikenali dari )entuk 3/rmalnya* >en.an men.u1
tamakan )entuk 3/rmalnya itu, maka sum)er n/rma
hukum itu haruslah mempunyai )entuk hukum tertentu yan.
)ersi3at men.ikat se(ara hukum*
Aleh karena itu, sum)er hukum 3/rmal itu haruslah
mempunyai salah satu )entuk se)a.ai )erikut:
a* )entuk pr/duk le.islasi ataupun pr/duk re.ulasi ter1
tentu :regels;&
)* )entuk per@an@ian atau perikatan tertentu yan. me1
n.ikat antar para pihak :contract, treaty;&
(* )entuk putusan hakim tertentu :vonnis;& atau
d* )entuk1)entuk keputusan administrati3 (beschikking;
tertentu dari peme.an. ke=enan.an administrasi ne1
.ara*
Sudah tentu, setiap )idan. hukum mempunyai
sum)er1sum)er hukumnya sendiri yan. )er)eda1)eda
antara satu den.an yan. lain* >alam )idan. hukum tata
ne.ara :constitutional law;, dapat di)edakan la.i antara
hukum tata ne.ara umum dan hukum tata ne.ara p/siti3*
>i sampin. itu, di masin.1masin. ne.ara, @u.a )erlaku
sistem hukumnya se(ara sendiri1sendiri yan. )er)eda1
)eda pula pen.ertiannya tentan. sum)er hukum itu*
8elum la.i, @ika masin.1masin. ne.ara itu mempunyai
tradisi hukum yan. )er)eda pula satu den.an yan. lain1
nya, maka tentu sum)er hukum yan. diakui @u.a )er1
)eda1)eda* Misalnya, sistem common law le)ih men.u1
%<$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
tamakan asas precedent dan d/ktrin judge-made law,
sehin..a yurisprudensi peradilan le)ih diutamakan, se1
dan.kan dalam sistem civil law, peraturan tertulislah
yan. le)ih pentin. daripada yan. lain*
-amun demikian, di seluruh dunia, keempat )en1
tuk 3/rmal n/rma hukum terse)ut di atas, yaitu pr/duk1
pr/duk yan. )er)entuk regeling, contract atau treaty,
vonnis, dan beschikking diakui se)a.ai sum)er hukum
yan. pentin.* >i sampin. itu, seperti dikemukakan di
atas, ada pula sum)er lain yan. si3atnya tidak tertulis*
Aleh karena itu, dalam )er)a.ai )idan. hukum, selain
keempat )entuk 3/rmal tertulis, dikenal pula adanya
)entuk1)entuk lain yan. )ersi3at tidak tertulis*
Khusus dalam )idan. ilmu hukum tata ne.ara pada
umumnya :verfassungsrechtslehre;, yan. )iasa diakui
se)a.ai sum)er hukum adalah:
%; 0ndan.10ndan. >asar dan peraturan perundan.1
undan.an tertulis&
2; Furisprudensi peradilan&
#; K/n!ensi ketatane.araan atau constitutional conven-
tions&
'; +ukum Internasi/nal tertentu& dan
<; >/ktrin ilmu hukum tata ne.ara tertentu*
>alam kelima sum)er hukum tata ne.ara terse)ut,
ter(akup pula pen.ertian1pen.ertian yan. )erkenaan de1
n.an :i; nilai1nilai dan n/rma hukum yan. hidup se)a.ai
k/nstitusi yan. tidak tertulis, :ii; ke)iasaan1ke)iasaan
yan. )ersi3at n/rmati3 tertentu yan. diakui )aik dalam lalu
lintas hukum yan. la6im, dan :iii; d/ktrin1d/ktrin ilmu
pen.etahuan hukum yan. telah diakui se)a.ai ius
comminis opinio doctorum di kalan.an para ahli yan.
mempunyai /t/ritas yan. diakui umum* >alam setiap
sistem hukum, keti.a hal ini )iasa @u.a dian..ap se)a.ai
sum)er hukum yan. dapat di@adikan re3erensi atau ru@u1
kan dalam mem)uat keputusan hukum*
%<?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
>alam )ukunya An Introduction to the Study of the
Law of the Constitution, Al)ert Jenn >i(ey menyatakan
)ah=a:
CThe rules which make up constitutional law, as the
term is used in England, include two sets of principles
or maxims of a totally distinct characterD*
22<
Pertama, dalam pen.ertiannya yan. )ersi3at strict
adalah hukum atau laws yan. diterapkan /leh pen.adi1
lan* Peraturan dalam kate./ri pertama ini, menurut
>i(ey, men(akup @u.a semua n/rma @enis rules, yan. ter1
tulis atau tidak tertulis :written or unwritten;, yan.
ditetapkan den.an undan.1undan. atau se)a.ai pera1
turan tertulis :enacted by statute; atau hanya lahir dari adat
istiadat yan. umum, tradisi, atau prinsip1prinsip yan.
di(iptakan /leh hakim :derived from the mass of custom,
tradition, or judge-made maxims; yan. dikenal se)a.ai the
common laws*
Semua @enis peraturan dalam kate./ri pertama ini,
sepan@an. dapat dite.akkan /leh pen.adilan dapat dise1
)ut atau ter(akup dalam pen.ertian constitutional law*
Kriteria yan. dipakai /leh >i(ey di sini adalah dapat1
tidaknya n/rma hukum yan. )ersan.kutan diterapkan
/leh hakim di pen.adilan* 0ntuk mene.askan per)edaan
)entuk1)entuk hukum tertulis yan. men.andun. n/rma
hukum k/nstitusi terse)ut den.an )entuk n/rma hukum
k/nstitusi yan. lain, maka hal itu dise)ut /leh >i(ey
se(ara keseluruhannya se)a.ai the law of the constitu-
tion yan. di)edakannya dari pen.ertian the conventions
of the constitution*
Constitutional rules dalam pen.ertian yan. terak1
hir, menurut >i(ey, terdiri atas:
$$+
Lihat A.D. Cice0, An (ntroduction to the "tud0 o. the Law o. the Consti*
tution, 1%th edition, Ox.ord /niversit0 Press, 167+, hal. $,*$'.
%60
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Cconventions, understandings, habits, or practices
which, though they may regulate the conduct of the se-
veral members of the souvereign power, of the Minis-
try, or of other officials, are not in reality laws at all
since they are not enforced by the courts. This portion
of constitutional law may, for the sake of distinction, be
termed the conventions of the constitution, or constitu-
tional morality*
226
Aleh karena itu, dalam pandan.an A*J* >i(ey,
perkataan constitutional law men(akup dua unsur pe1
n.ertian, yaitu :i; the law of the constitution, dan :ii; the
conventions of the constitution. The law of the constitu-
tion merupakan a body of undoubted law, sedan.kan the
conventions of the constitution terdiri atas maxims atau
praktik1praktik yan. meskipun )ersi3at men.atur para
su)@ek hukum tata ne.ara yan. )iasa menurut undan.1
undan. dasar, )ukanlah merupakan hukum dalam arti
yan. se)enarnya*
229
8a.i A*J* >i(ey, meskipun keduanya sama1sama
merupakan constitutional rules dan sama1sama dapat di1
se)ut constitutional law dalam arti luas, tetapi the con-
vention of the constitution itu le)ih merupakan constitu-
tional morality daripada the law of the constitution* Aleh
karena itu, menurut A*J* >i(ey, sum)er hukum tata ne.ara
In..ris terdiri pula atas )e)erapa sum)er yan. dapat
dikel/mp/kkan dalam dua ./l/n.an, yaitu:
%; The Law of the Constitution, men(akup:
a; >/kumen1d/kumen se@arah :historic documents;,
seperti Magna Charta ,ahun %2%< yan. )iasa di1
se)ut @u.a den.an The Great Charter of 1215,
Petition of Right, atau Bill of Rights :%6$?;&
$$7
()id.
$$;
Lihat 9u8a #ichael Allen and :rian -hompson, Cases and #aterials on
Constitutional and Administrative Law, ;th edition, Ox.ord /niversit0
Press, $%%,&, hal. $,6.
%6%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
); 0ndan.1undan. yan. ditetapkan /leh parlemen
:legislative acts, parliamentary statutes)&
(; Judicial decisions :putusan1putusan pen.adilan;
terdahulu&
d; Principles and rules of common law, yaitu prin1
sip1prinsip yan. sudah diterima se)a.ai hukum,
meskipun tidak dituan.kan dalam )entuk un1
dan.1undan. atau peraturan tertulis tertentu, te1
tapi ke)anyakan dikuatkan /leh putusan pen.a1
dilan*
2; The Conventions of the Constitution, yan. men(akup:
a; Ke)iasaan1ke)iasaan :habits;&
); ,radisi1tradisi :traditions)&
(; Adat istiadat :customs;&
d; Praktik1praktik :practices and usages;*
>alam pandan.an J/hn Alder, rin(ian sum)er1
sum)er hukum tata ne.ara In..ris, meliputi 9 :tu@uh; hal,
yaitu :i; Prinsip dasar :The Basic Principle;& :ii;
-ilai1nilai m/ral dan p/litik :General political and mo-
ral values;& :iii; +ukum yan. mutlak :Strict law; yan.
menurutnya meliputi :a; hukum yan. dite.akkan atau
diputuskan /leh pen.adilan :The laws enforced through
the courts;, dan :); hukum yan. ditetapkan /leh parle1
men dan ke)iasaan parlemen :The law and custom of
Parliament;& :i!; K/n!ensi atau ke)iasaan ketatane.ara1
an :Conventions of the Constitution;& :!; Praktik1praktik,
termasuk yan. ter@adi dalam praktik penyelen..araan
ke.iatan p/litik ketatane.araan :Political practices;& :!i;
,ata aturan partai p/litik :The rules of the political par-
ties;& dan :!ii; +ukum internasi/nal :International law;*
>alam hal ini, yan. dimaksud den.an prinsip
dasar, nilai1nilai m/ral dan p/litik, dan )ahkan ke)iasa1
an ketatane.araan, semuanya )ersi3at tidak tertulis* ,e1
tapi men.apa dapat dise)ut se)a.ai sum)er hukum /leh
J/hn AlderL 8a.inya, prinsip dasar yan. diakui umum
%62
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
se@ak dulu sampai sekaran., misalnya, What parliament
says is law,
22$
adalah prinsip dasar yan. melandasi (ara
)erpikir hukum tata ne.ara In..ris, meskipun hal ter1
se)ut tidak tertulis* Akan tetapi, @ustru prinsip1prinsip
dasar sema(am itulah yan. melandasi suatu k/nstitusi,
termasuk k/nstitusi yan. tertulis sekalipun* 8etapapun
@u.a, prinsip1prinsip dasar itulah yan. men.ekspresikan
asumsi1asumsi p/litik yan. palin. dasar yan. )er/perasi
dalam setiap ne.ara :the basic principle expresses the
most fundamental political assumptions operating in a
particular country;*
22?
8ahkan se(ara le)ih mendasar
la.i, apa yan. dise)utnya se)a.ai basic principle ini se1
)enarnya mirip den.an apa yan. dise)ut /leh +ans Kel1
sen den.an gerund norms :n/rma dasar; atau yan. /leh
+ans -a=iasky dise)ut staatsfundamentalnorm*
Aleh J/hn Alder, nilai1nilai m/ral dan p/litik @u.a
dikel/mp/kkan tersendiri:
CIn a wider sense certain general political and moral
values pervade any constitution, and find expression in
the formal rules of the constitution. They are both pol-
itical and legal because they should pervade the entire
system of governmentD*
2#0
Meskipun hal ini dapat di)enarkan, tetapi men.e1
l/mp/kkannya men@adi satu )entuk sum)er hukum yan.
tersendiri, saya kira sudah san.at )erle)ihan* Aleh se)a)
itu, )aik nilai1nilai m/ral dan p/litik, maupun apa yan.
dise)ut J/hn Alder se)a.ai basic principles haruslah dili1
hat se)a.ai satu kesatuan pen.ertian men.enai nilai1
nilai dan n/rma yan. hidup se)a.ai constitutional rules
yan. dian..ap )aik, dan /leh karena itu dapat diakui ter1
masuk ke dalam pen.ertian k/nstitusi yan. tidak tertulis*
$$8
Alder, Op. Cit., hal. $'.
$$6
()id.
$,%
()id.
%6#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
>emikian pula men.enai ke)iasaan1ke)iasaan ke1
tatane.araan, )anyak sekali hal1hal yan. sudah dian..ap
kela6iman k/nstitusi/nal yan. tidak dipers/alkan /ran.
la.i apakah ia tertulis atau tidak* Ke)iasaan1ke)iasaan
itulah yan. dikenal den.an istilah k/n!ensi ketatane1
.araan atau constitutional conventions* Menurut >i(ey
dalam )ukunya CAn Introduction to Study of the Law of
the ConstitutionD,

)anyak prinsip1prinsip pentin. hukum
k/nstitusi yan. men.am)il )entuk k/n!ensi ketata1
ne.araan* Prinsip1prinsip dimaksud termasuk k/n!ensi,
ke)iasaan, dan praktik1praktik yan. meskipun )ersi3at
men.atur, tetapi sama sekali )ukan hukum, karena tidak
ditetapkan /leh parlemen ataupun /leh pen.adilan*
>i dalam praktik ketatane.araan di In..ris,
se)a.ian )esar k/n!ensi ketatane.araan men.atur hu)u1
n.an antar (a)an.1(a)an. kekuasaan pemerintahan pu1
sat :central government;, khususnya men.enai :i; the
relationship between the monarch, ministers, and par-
liament, :ii; the relationship between ministers among
themselves, and :iii; the relationship between ministers
and civil servants*
2#%
Kadan.1kadan. k/n!ensi )er3un.si
se)a.ai devices for adjusting the strict law to meet the
changing demands of politics* >en.an )e.itu, ia )er1
3un.si meli(inkan @alan sehin..a n/rma hukum dapat di1
@alankan den.an kelenturan yan. diperlukan dalam prak1
tik* Aleh karena itu, dapat ditemukan )anyak (/nt/h
k/n!ensi ketatane.araan dalam praktik di In..ris* Misal1
nya, peraturan menentukan )ah=a CThe Queens assent
is required for a valid Act of Parliament, tetapi dalam
praktik hal itu )eru)ah men@adi The Queen must always
assent to a bill* Peraturan menentukan CParliament
must meet at least every three years )eru)ah karena
k/n!ensi men@adi Parliament must meet annually*
2#2
$,1
()id., hal. $7*$;.
$,$
()id. hal. $;*$8.
%6'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Selain itu, dalam ilmu hukum, pendapat para ahli
yan. dikenal luas dan diakui memiliki /t/ritas di )idan.1
nya, la6imnya diterima @u.a se)a.ai sum)er hukum yan.
dise)ut den.an d/ktrin dalam ilmu hukum* >alam sis1
tem hukum fiqh, misalnya, dikenal @u.a pendapat ma61
ha)1ma6ha) yan. diakui men.ikat dan di@adikan re3e1
rensi /leh hakim dalam memutus sesuatu perkara* Inilah
yan. saya namakan se)a.ai the professors law,
2##
yaitu
di@adikan hukum karena pendapat ilmu=an hukum yan.
diakui men.ikat* Se)enarnya, inilah yan. dinamakan
se)a.ai d/ktrin dalam ilmu hukum, yaitu pendapat ahli
yan. sudah diakui /leh para ahli lainnya sehin..a ter1
)entuk suatu pendapat yan. diakui /leh umum :public
opinion; atau dalam istilah latinnya sudah men@adi com-
minis opinio doctorum* >alam ilmu hukum, pendapat
sema(am itu @u.a diakui se)a.ai sum)er hukum yan.
men.ikat*
>en.an perkataan lain, kita dapat @u.a men.a@ukan
@umlah sum)er hukum itu dalam 9 :tu@uh; )entuk*
-amun ketu@uh sum)er hukum yan. kita maksudkan itu
)er)eda dari 9 :tu@uh; sum)er hukum menurut J/hn
Alder yan. telah dikemukakan di atas* Alder menye)ut
adanya unsur1unsur yan. dinamakannya se)a.ai basic
principle, general political and moral values, dan polical
practices se)a.ai sum)er hukum tata ne.ara In..ris*
8ahkan, the rules of the policial parties @u.a dimasuk1
kannya dalam da3tar sum)er hukum*
,erle)ih la.i, custom of the parliament @u.a ia ka1
te./rikan se)a.ai strict law yan. se@a@ar den.an hukum
tertulis serta putusan pen.adilan* Prinsip1prinsip dasar
yan. tidak tertulis serta nilai1nilai m/ral dan p/litik yan.
dian..ap ideal @u.a termasuk ke dalam pen.ertian k/n1
stitusi yan. tidak tertulis, karenanya sudah seharusnya
$,,
Lihat Jiml0 AsshiddiLie, 1onstitusi dan 1onstitusionalisme (ndonesia,
Jakarta! #15(*P"H-3, $%%'&.
%6<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
pula di@adikan se)a.ai sum)er hukum yan. tidak tertulis*
Inilah se)enarnya yan. dise)ut se)a.ai the living consti-
tutional values di ten.ah1ten.ah kehidupan k/lekti3 =ar1
.a ne.ara*
Aleh se)a) itu, 9 :tu@uh; ma(am sum)er hukum ta1
tane.ara yan. kita maksudkan itu adalah:
i& -ilai1nilai k/nstitusi yan. tidak tertulis&
ii& 0ndan.1undan. dasar, )aik pem)ukaannya mau1
pun pasal1pasalnya&
iii& Peraturan perundan.1undan.an tertulis& iv&
Furisprudensi peradilan&
v& K/n!ensi ketatane.araan atau constitutional con-
ventions&
vi& >/ktrin ilmu hukum yan. telah men@adi ius com-
minis opinio doctorum&
vii& +ukum Internasi/nal yan. telah dirati3ikasi atau
telah )erlaku se)a.ai hukum ke)iasaan Internasi/1
nal*
2#'
Ketu@uh ma(am sum)er hukum tata ne.ara itu, da1
pat diuraikan se)a.ai )erikut*
%; K/nstitusi yan. ,idak ,ertulis
K/nstitusi ada yan. tertulis dan ada yan. tidak ter1
tulis* K/nstitusi yan. tertulis dise)ut undan.1undan. da1
sar, grondwet :8elanda;, grondgezets :Jerman;, atau
droit constitutionnel :Peran(is;* Sedan.kan yan. tidak
tertulis tetap dise)ut se)a.ai k/nstitusi yan. tidak tertu1
lis :onschreven constitutie, unwritten constitution; yan.
$,'
1husus men8enai (nternational Law ini, diakui 9u8a men9adi )a8ian dari
sistem hukum nasional (n88ris, tetapi harus melalui rati.ikasi terle)ih dahulu
se)elum men9adi hukum nasional den8an Acts o. Parliament. #enurut Alder,
secara .ormal, hukum internasional )aru men8ikat setelah dirati.ikasi men*
9adi hukum nasional, akan tetapi (nternational Customar0 Law )erdasarkan
9urisprudensi kasus #aclaine*@atson vs Co- 1688& dian88ap lan8sun8
men8ikat secara hukum. Lihat John Alder, ()id., hal. $'.
%66
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
@u.a termasuk pen.ertian gerund-norms atau n/rma >i pihak lain, dalam kehidupan )ermasyarakat dan
dasar atau hukum dasar :basic principles;* >alam uraian )erne.ara, keti.a n/rma k/nstitusi itu sendiri kadan.1
J/hn Alder di atas, antara the basic principle dan gene- kadan. )er@arak antara satu sama lain* Apa yan. ditulis
ral political and moral values di)edakan satu sama lain* di dalam teks k/nstitusi den.an apa yan. men@adi
-amun keduanya )erada dalam dunia yan. sama, yaitu pikiran k/lekti3 =ar.a ne.ara )/leh @adi tidak )erse1
dunia nilai1nilai dan n/rma yan. tidak tertulis dan )erisi suaian satu sama lain* >emikian pula apa yan. ditulis di
prinsip1prinsip yan. diidealkan dalam peri kehidupan dalam teks den.an apa yan. nyatanya dilakukan dalam
)erne.ara* Prinsip1prinsip yan. diidealkan itu dapat )e1 praktik penyelen..araan ke.iatan )erne.ara* 8e.itupun,
rupa sesuatu yan. diidealkan se(ara k/.niti3 :collective ada @u.a yan. dipikirkan den.an apa yan. diker@akan
minds;, dan dapat pula dian..ap ideal karena meman. kadan.1kadan. @u.a tidak (/(/k satu den.an yan. lain*
ter(ermin dalam p/la perilaku nyata :actual behavioral Keadaan ini tentu tidak ideal* Se)a), antara n/rma ideal
realities; dalam kehidupan )ermasyarakat dan )erne1 :ideal norms; den.an tindakan yan. dilakukan dalam
.ara* kenyataan :actual behaviors; tidak sama* 0ntuk men.a1
>en.an demikian, kita dapat mem)edakan antara tasi pers/alan @uran. atau gap dan diskrepansi antar
:i; pen.ertian1pen.ertian n/rma k/nstitusi dalam teks keti.a n/rma aturan k/nstitusi/nal den.an kenyataan
:textually written constitutional rules;, :ii; n/rma k/n1 :the actual realities; itulah diperlukan pendidikan ke1
stitusi dalam pikiran =ar.a ne.ara :cognitively percei- =ar.ane.araan :civic education;, pendidikan p/litik,
ved constitutional rules), dan :iii; n/rma k/nstitusi dal1 serta k/munikasi p/litik yan. men(erahkan*
am perilaku nyata se.enap =ar.a ne.ara :actually wor- 0ndan.1undan. dasar yan. )erisi n/rma1n/rma
king constitutional rules;* Apa yan. dimaksudkan de1 ideal haruslah men@adi living constitution atau k/nstitusi
n.an nilai k/nstitusi yan. tidak tertulis itu adalah yan. yan. hidup dan dekat den.an se.enap =ar.a ne.ara*
kedua dan yan. keti.a, yaitu nilai1nilai dan n/rma hu1 Setiap =ar.a ne.ara haruslah merasa akra) den.an un1
kum tata ne.ara yan. dian..ap ideal tetapi tidak tertulis, dan.1undan. dasar dan merasa dilindun.i hak1haknya
@u.a harus diterima se)a.ai n/rma k/nstitusi yan. me1 se)a.ai =ar.a ne.ara /leh undan.1undan. dasar, serta
n.ikat dalam penyelen..araan ke.iatan )erne.ara* -ilai1 men@adikannya se)a.ai pe.an.an dan re3erensi tertin..i
nilai dan n/rma yan. dimaksud dapat )erupa pikiran1 dalam setiap urusan kene.araan* Se)a.ai satu kesatuan
pikiran k/lekti3 dan dapat pula )erupa kenyataan1kenya1 sistem ru@ukan ketatane.araan, undan.1undan. dasar
taan perilaku yan. hidup dalam masyarakat ne.ara yan. @u.a diper(aya se)a.ai alat pemersatu )an.sa dalam
)ersan.kutan* Aleh se)a) itu, constitutional rules di seti1 ke.iatan )erne.ara* Aleh karena itu, adalah tu.as para
ap ne.ara )er)eda1)eda satu den.an yan. lain* Meski1 .uru dan para pemimpin, )aik 3/rmal maupun in3/rmal,
pun p/la k/nstitusi tertulisnya sama, tetapi karena k/1 untuk mem)an.un keteladanan serta mentrans3/rmasi1
munitas kehidupan =ar.anya )er)eda, maka tentu kan nilai1nilai dan pen.etahuan ketatane.araan men@adi
constitutional rules yan. men@adi sum)er hukum dalam )a.ian dari kesadaran k/.niti3 dan kenyataan perilaku
mem)uat keputusan1keputusan kene.araan harus )er1 se.enap =ar.a ne.ara* ,an..un. @a=a) pendidikan
)eda satu den.an yan. lain* :civic education; sema(am ini sudah seharusnya di1
em)an /leh semua .uru, semua pemimpin, semua insti1
%69 %6$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
tusi kene.araan dan pemerintahan, serta semua pe@a)at
pu)lik dalam sistem kene.araan dimana sa@a mereka
)erada dan )eker@a*
2; 0ndan.10ndan. >asar se)a.ai K/nstitusi ,ertulis
0ndan.10ndan. >asar merupakan naskah k/nsti1
tusi yan. tertulis dalam satu k/di3ikasi :written constitu-
tion, schreven constitutie;* Repu)lik Ind/nesia pernah
mempunyai )e)erapa !ersi naskah yan. )er)eda, yaitu:
:i; 00> %?'< peri/de %: %?'<1%?'?, :ii; K/nstitusi RIS
,ahun %?'?, :iii; 00>S ,ahun %?<0, :i!; 00> %?'<
peri/de 2: tahun %?<?1%???, :!; 00> %?'< peri/de #:
tahun %???12000, :!i; 00> %?'< peri/de ': tahun 20001
200%, :!ii; 00> %?'< peri/de <: tahun 200%12002, dan
:!iii; 00> %?'< peri/de 6: tahun 2002 sampai den.an
sekaran.*
-askah 00> %?'< dalam kedelapan peri/de itu
)er)eda1)eda satu den.an yan. lain dikarenakan ter@adi1
nya peru)ahan1peru)ahan* -askah yan. terakhir setelah
Peru)ahan Keempat tahun 2002 di)eri nama resmi 0n1
dan.10ndan. >asar -e.ara Repu)lik Ind/nesia ,ahun
%?'<* >alam naskah terakhir ini, !ersi resminya adalah
naskah yan. terdiri atas < :lima; d/kumen, yaitu :i;
naskah 00> %?'< !ersi >ekrit Presiden < Juli %?<?, di1
tam)ah ' :empat; naskah lampiran, yaitu :ii; naskah
Peru)ahan Pertama 00> %?'< tahun %???, :iii; naskah
Peru)ahan Kedua 00> %?'< tahun 2000, :i!; naskah
Peru)ahan Keti.a 00> %?'< tahun 200%, dan :!; naskah
Peru)ahan Keempat 00> %?'< tahun 2002* Per)edaan1
per)edaan antar naskah itu dapat di.am)arkan se)a.ai
)erikut:
:i; Peri/de % :%?'<1%?<?;: )erisi naskah asli 00> %?'<
tanpa disertai den.an pen@elasan resmi, karena pada
a=alnya status pen@elasan ini hanya merupakan
%6?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
CPen@elasan ,entan. 00> %?'<D, )ukan dimaksud1
kan se)a.ai CPen@elasan 00> %?'<D&
2#<
:ii; Peri/de 2 :%?<?1%???;: )erisi naskah 00> %?'< di1
tam)ah Pen@elasan 00> %?'<&
2#6
:iii;P eri/de # :%???12000;: )erisi naskah 00> %?'< !ersi
tahun %?<? ditam)ah Peru)ahan Pertama tahun
%???&
2#9
:i!; Peri/de ' :20001200%;: )erisi naskah 00> %?'<
!ersi tahun %?<? ditam)ah Peru)ahan Pertama tahun %???
dan Peru)ahan Kedua tahun 2000&
2#$
$,+
:erita 5epoe)lik (ndonesia -ahun (( 3o. ;, 1+ <e)ruari 16'7. Calam
:erita 5epoe)lik (ndonesia ini, Pen9elasan //C 16'+ tercantum dalam
halaman 0an8 terpisah dari naskah //C 16'+, karena meman8 dimaksudkan
sekedar se)a8ai Pen9elasan -idak 5esmi tentan8 //C 16'+ itu. :ahkan
9uduln0a pada )a8ian terpisah dari naskah //C 16'+ ditulis ?Pend9elasan
-entan8 Oendan8*Oendan8 Casar 3e8ara (ndonesiaB den8an catatan dari
redaksi! ?Oentoek mem)erikan kesempatan le)ih loeas la8i kepada oemoem
men8enali isi Oendan8*Oendan8 Casar Pemerintah 9an8 seoetoehn9a, di )a*
wah ini kita sad9ikan pend9elasan selen8kapn9aB. -etapi setelah keluarn0a
Cekrit Presiden + Juli 16+6, naskah Pen9elasan 0an8 terpisah itu di9adikan
)a8ian 0an8 tidak terpisahkan den8an naskah //C 16'+, sehin88a selan9ut*
n0a dipakai se)a8ai pen9elasan 0an8 )ersi.at resmi dan dian88ap men8ikat
secara hukum.
$,7
Cekrit Presiden tan88al + Juli 16+6 ini san8at terkenal, karena salah satu
isin0a 0aitu menetapkan kem)ali )erlakun0a //C 16'+ setelah se)elumn0a
tidak la8i di)erlakukan secara nasional den8an ter)entukn0a 5epu)lik
(ndonesia "erikat pada tahun 16'6. Ci masa 5(", di)erlakukan 1onstitusi
5(" -ahun 16'6, dan kemudian setelah )entuk ne8ara kita kem)ali ke ne8ara
kesatuan di)erlakukanlah //C" -ahun 16+%, sam)il mempersiapkan
undan8*undan8 dasar )aru. /ntuk itu, sesuai hasil Pemilu 16++, di)entuklah
1onstituante den8an tu8as men0usun naskah //C )aru itu. Oleh karena
1onstituante tidak )erhasil men0elesaikan tu8asn0a, Presiden men8eluarkan
Cekrit kem)ali ke //C 16'+ se9ak tan88al + Juli 16+6.
$,;
Peru)ahan Pertama ditetapkan pada tan88al 16 Okto)er 1666. #a9elis Pe*
rmus0awaratan 5ak0at 5epu)lik (ndonesia, /ndan8*/ndan8 Casar 3e8ara
5epu)lik (ndonesia -ahun 16'+, Jakarta! "ekretariat Jenderal #P5 5(,
1666&.
$,8
Peru)ahan 1edua ditetapkan pada tan88al 18 A8ustus $%%%. #a9elis
Permus0awaratan 5ak0at 5epu)lik (ndonesia, /ndan8*/ndan8 Casar
%90
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
:!; Peri/de < :200%12002;: )erisi naskah 00> %?'< !ersi
tahun %?<? ditam)ah Peru)ahan Pertama tahun
%???, Peru)ahan Kedua tahun 2000, dan Peru)ahan
Keti.a tahun 200%&
2#?
:!i; Peri/de 6 :2002 s*d* sekaran.;: )erisi naskah 00>
%?'< !ersi tahun %?<? ditam)ah Peru)ahan Pertama
tahun %???, Peru)ahan Kedua tahun 2000, Peru)a1
han Keti.a tahun 200%, dan Peru)ahan Keempat
tahun 2002*
2'0
Susunan naskah yan. terakhir inilah yan. dapat
dikatakan naskah resmi se@ak Peru)ahan Keempat tahun
2002, yaitu terdiri atas < :lima; )erkas yaitu :i; naskah
00> %?'< !ersi >ekrit Presiden < Juli %?'?,
2'%
:ii;
naskah Peru)ahan Pertama 00> %?'<, :iii; naskah
Peru)ahan Kedua 00> %?'<, :i!; naskah Peru)ahan
Keti.a 00> %?'<, dan :!; naskah Peru)ahan Keempat
00> %?'<* Kelima naskah ini di(etak dalam )entuk k/n1
s/lidasi /leh Sekretariat Jenderal MPR, di mana setiap
pasal )aru di)eri (atatan kaki den.an k/de )intan. :P;,
:PP;, :PPP;, atau :PPPP; sesuai den.an n/m/r Peru)ahan
00> %?'<1nya* Cara penulisan dan mener)itkan atau
mem)ukukannya @adi satu kesatuan yan. terk/ns/lidasi
3e8ara 5epu)lik (ndonesia -ahun 16'+, Jakarta! "ekretariat Jenderal #P5
5(, $%%%&.
$,6
Peru)ahan 1eti8a ditetapkan pada tan88al 16 3ovem)er $%%1. #a9elis
Permus0awaratan 5ak0at 5epu)lik (ndonesia, /ndan8*/ndan8 Casar
3e8ara 5epu)lik (ndonesia -ahun 16'+, Jakarta! "ekretariat Jenderal #P5
5(, $%%1&.
$'%
Peru)ahan 1eempat ditetapkan pada tan88al 1% A8ustus $%%$. #a9elis
Permus0awaratan 5ak0at 5epu)lik (ndonesia, /ndan8*/ndan8 Casar 3e*
8ara 5epu)lik (ndonesia -ahun 16'+, Jakarta! "ekretariat Jenderal #P5 5(,
$%%$&.
$'1
Cekrit Presiden )eserta lampirann0a )erupa //C 16'+ diundan8kan
dalam Lem)aran 3e8ara 5epu)lik (ndonesia 3o. ;+ -ahun 16+6. Lihat "ri
"oemantri, :un8a 5ampai Hukum -ata 3e8ara (ndonesia, :andun8! Alum*
ni, 166$&, hal. +$*+,.
%9%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
seperti ini, dapat dikatakan merupakan (ara pener)itan
naskah yan. tidak resmi* Pener)itan demikian dilakukan
semata1mata untuk maksud memudahkan pem)a(anya
sesuai usulan yan. saya sendiri )erkali1kali sarankan
a.ar naskah 0ndan.10ndan. >asar %?'< yan. telah em1
pat kali diu)ah itu dik/ns/lidasikan men@adi satu kesatu1
an naskah*
>alam )uku K/ns/lidasi -askah 00> %?'< yan.
saya susun dan saya ter)itkan se)elum Sekretariat Jen1
deral MPR1RI mener)itkan !ersi naskah k/ns/lidasi itu,
saya sendiri pun sudah menyin..un. pentin.nya upaya
menyatukan naskah 00> %?'< yan. telah empat kali me1
n.alami peru)ahan itu*
2'2
Aleh se)a) itulah saya
mener)itkan )uku K/ns/lidasi -askah 00> %?'< ter1
se)ut disertai C3//tn/tesD di setiap rumusan pasal dan
ayat se)a.ai keteran.an yan. )erisi k/mentar dan pen1
dapat saya men.enai setiap )utir ketentuan 00> %?'<
pas(a Peru)ahan itu* Saya sendiri )erpendapat )ah=a
K/misi K/nstitusi
2'#
yan. di)entuk pada tahun 200#, se1
mestinya dimaksudkan untuk dapat menyelesaikan tu.as
k/ns/lidasi yan. demikian itu* Sayan.nya, K/misi K/n1
stitusi malah )eker@a melampaui mandatnya sendiri,
2''
sehin..a hasil ker@anya dia)aikan sama sekali /leh MPR*
Aki)atnya, aspirasi dan ke)utuhan untuk men.adakan
k/ns/lidasi naskah 00> -e.ara Repu)lik Ind/nesia
,ahun %?'< itu tidak )erhasil di(apai*
-amun se)a.ai .antinya, 8adan Peker@a MPR sen1
diri )erhasil men@adikan lima naskah terpisah itu men@a1
$'$
Lihat 1onsolidasi 3askah /ndan8*/ndan8 Casar 16'+ "etelah Peru)a*
han 1eempat, edisi ke*1 oleh P"H-3*<H/(, Jakarta, $%%$, dan =disi ke*$
oleh @atampone Press, $%%,.
$',
1omisi 1onstitusi ini di)entuk )erdasarkan 1etetapan #P5 3omor (J
#P5J$%%$ -ahun $%%$ dan Putusan 5apat Paripurna ke*7 lan9utan& )ertan8*
8al 11 A8ustus $%%$ "idan8 -ahunan #P5*5( -ahun $%%$.
$''
Lihat dalam laporan 1omisi 1onstitusi, "ekretariat Jenderal #P5*5(,
$%%,.
%92
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
di satu kesatuan yan. diter)itkan men@adi naskah tersen1
diri den.an men(/nt/h apa yan. saya ker@akan se)elum1
nya* -amun, naskah k/ns/lidasi itu harus dian..ap )er1
si3at tidak resmi, karena penyatuannya men@adi satu
naskah itu )ukan dilakukan se(ara resmi /leh sidan.
MPR, melainkan hanya /leh kesepakatan intern tim ker@a
Panitia Ad +/( % 8adan Peker@a MPR* ,im itulah yan.
meminta Sekretariat Jenderal MPR untuk mener)itkan
naskah k/ns/lidasi itu dalam satu ran.kaian den.an nas1
kah 00> %?'< selen.kapnya* Maksudnya tiada lain ada1
lah untuk memudahkan para pem)a(a untuk mempela@a1
ri isi 0ndan.10ndan. >asar -e.ara Repu)lik Ind/nesia
,ahun %?'< se(ara utuh dan menyeluruh*
#; Peraturan Perundan.1undan.an ,ertulis
Kelima sum)er hukum, se)a.aimana telah diurai1
kan se)elumnya se(ara rin.kas, se(ara umum diakui )aik
di dunia te/ri maupun praktik di )er)a.ai ne.ara k/n1
stituti/nal :constitutional states;* -amun, di setiap ne.a1
ra dalam arti hukum tata ne.ara p/siti3, pen.aturan
rin(inya tentu )er)eda1)eda satu sama lain, terutama
)erkenaan den.an peraturan perundan.1undan.an yan.
)ersi3at tertulis se)a.ai sum)er hukum pertama dan
utama* >alam sistem hukum Ind/nesia pun dari =aktu
ke =aktu ter@adi peru)ahan demi peru)ahan* ,erakhir,
se)elum diadakan peru)ahan atas 0ndan.10ndan. >a1
sar %?'<, ketentuan men.enai sum)er terti) hukum itu
diatur dalam Ketetapan MPRS -/* KKIMPRSI %?66 ten1
tan. Mem/randum >PR1HR men.enai Sum)er ,erti)
+ukum Repu)lik Ind/nesia dan ,ata 0rutan Peraturan
Perundan.an Repu)lik Ind/nesia yan. kemudian diu)ah
den.an Ketetapan MPR -/* IIIIMPRI2000*
2'<
$'+
"e)elumn0a, 1etetapan #P5" 3o. OOJ#P5"J1677 tentan8 #emoran*
dum CP5*25 men8enai "um)er -erti) Hukum 5epu)lik (ndonesia dan -ata
/rutan Peraturan Perundan8an 5epu)lik (ndonesia ini pernah ditin9au ulan8,
%9#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Sesudah Peru)ahan 00> %?'<, maka pada tahun
200' telah diundan.kan 0ndan.1undan. -/m/r %0
,ahun 200' tentan. Pem)entukan Peraturan Perun1
dan.1undan.an
2'6
yan. kemudian men@adi sum)er ru@u1
kan dalam ran.ka pem)entukan peraturan perundan.1
undan.an* Sum)er1sum)er hukum yan. pertama inilah yan.
dise)ut di atas se)a.ai sum)er hukum 3/rmal, yaitu naskah
undan.1undan. dasar dan peraturan perundan.1
undan.an tertulis lainnya*
Pada umumnya, hukum tertulis itu merupakan pr/1
duk le.islasi /leh parlemen atau pr/duk re.ulasi /leh
peme.an. kekuasaan re.ulasi yan. )iasanya )erada di
tan.an pemerintah atau )adan1)adan yan. mendapat
dele.asi ke=enan.an re.ulasi lainnya* Aleh karena itu,
)entuknya dapat )erupa legislative acts seperti 0ndan.1
0ndan. atau executive acts seperti Peraturan Pemerin1
tah, Peraturan Presiden, atau Peraturan 8ank Ind/nesia,
Peraturan KP0, KPP0, KPI, dan se)a.ainya* >emikian
pula lem)a.a1lem)a.a pelaksana undan.1undan. lain1
nya )iasa di)eri pula ke=enan.an untuk menetapkan
sendiri peraturan1peraturan yan. )ersi3at internal seper1
ti Mahkamah A.un. menetapkan Peraturan Mahkamah
A.un. :P7RMA;,
2'9
Mahkamah K/nstitusi menetapkan
Peraturan Mahkamah K/nstitusi :PMK;,
2'$
8adan
Pemeriksa Keuan.an @u.a demikian, dan lain1lain se)a1
.ainya*
-amun, peraturan1peraturan yan. termasuk pe1
n.ertian executive acts terse)ut, tidak dise)ut se(ara
tetapi pada akhirn0a din0atakan tetap )erlaku oleh 1etetapan #P5 3o.DJ
#P5J16;,.
$'7
(ndonesia, /ndan8*undan8 tentan8 Pem)entukan Peraturan Peundan8*
undan8an, // 3o. 1% -ahun $%%', L3 -ahun $%%' 3o. +,, -L3 3o. ',86.
$';
Lihat Pasal ;6 // 3o. 1' -ahun 168+ tentan8 #ahkamah A8un8 9o. // 3o. +
-ahun $%%' tentan8 Peru)ahan Atas // 3o. 1' -ahun 168+ tentan8
#ahkamah A8un8.
$'8
Lihat Pasal 87 // 3o. $' -ahun $%%, tentan8 #ahkamah 1onstitusi.
%9'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
khusus dalam 0ndan.1undan. -/m/r %0 ,ahun 200'* turan perundan.1undan.an adalah sesuai den.an hierar-
Menurut ketentuan Pasal 9 ayat :%; 0ndan.1undan. -/1 ki se)a.aimana dimaksud pada ayat :%; terse)ut*
m/r %0 ,ahun 200' tentan. Pem)entukan Peraturan
Perundan.1undan.an, @enis dan hierarki peraturan per1 '; Furisprudensi Peradilan
undan.1undan.an Repu)lik Ind/nesia hanya terdiri atas: Sum)er )erikutnya adalah yurisprudensi* >alam
i; 0ndan.10ndan. >asar -e.ara Repu)lik Ind/nesia sistem common law, putusan pen.adilan inilah yan. @us1
,ahun %?'<& tru le)ih utama sesuai den.an asas precedent* Akan teta1
ii; 0ndan.1undan.IPeraturan Pemerintah Pen..anti pi dalam tradisi civil law, putusan pen.adilan tidak di1
0ndan.1undan.& an..ap palin. utama, meskipun tetap di@adikan se)a.ai
iii; Peraturan Pemerintah& salah satu sum)er hukum* ,idak semua putusan pen.a1
i!; Peraturan Presiden& dilan dapat di@adikan re3erensi yan. men.ikat* 0ntuk
!; Peraturan >aerah* dapat men.ikat se)a.ai sum)er hukum, putusan pen.a1
dilan harus le)ih dulu memenuhi syarat sehin..a diakui
Peraturan >aerah :Perda;, se)a.aimana dimaksud se)a.ai yurisprudensi yan. harus pula di)edakan dari
dalam Pasal 9 ayat :2; 00 -/* %0 ,ahun 200' dan se)a1 istilah yan. sama yan. )iasa ditemukan dalam literatur
.ainya, meliputi: common law*
a; Peraturan >aerah pr/!insi di)uat /leh de=an per1 >i In..ris, Amerika, Kanada, dan Australia, istilah
=akilan rakyat daerah pr/!insi )ersama den.an .u1 jurisprudence )erarti ilmu hukum* Se)a) se@ak semula,
)ernur& hukum dalam tradisi An.l/ Sa/nia meman. tum)uh
); Peraturan >aerah ka)upatenIk/ta di)uat /leh de=an dari putusan1putusan pen.adilan* Ilmu hukum dikem1
per=akilan rakyat daerah ka)upatenI k/ta )ersama )an.kan den.an (ara mempela@ari kasus1kasus dan
)upatiI=alik/ta& putusan pen.adilan* Aleh karena itu, lama kelamaan, is1
(; Peraturan >esaIperaturan yan. setin.kat, di)uat tilah jurisprudence di In..ris dan ne.ara1ne.ara )er)a1
/leh )adan per=akilan desa atau nama lainnya )er1 hasa In..ris lainnya yan. dipen.aruhi /leh sistem hu1
sama den.an kepala desa atau nama lainnya* kum An.l/ Sa/n, )erkem)an. dalam pen.ertian ilmu
Ketentuan le)ih lan@ut men.enai tata (ara pem1 hukum*
)uatan Peraturan >esaIperaturan yan. setin.kat, menu1 >alam sistem k/ntinental seperti di Jerman, Peran1
rut Pasal 9 ayat :#;, diatur den.an Peraturan >aerah (is, dan 8elanda, putusan pen.adilan dian..ap se)a.ai
ka)upatenIk/ta yan. )ersan.kutan* Selan@utnya, dalam salah satu sa@a dari n/rma hukum yan. dipela@ari dan di1
Pasal 9 ayat :'; dinyatakan )ah=a @enis peraturan per1 @adikan sum)er hukum* 0ntuk itu, istilah jurisprudentie
undan.1undan.an selain se)a.aimana dimaksud pada di 8elanda menun@uk kepada pen.ertian putusan pen.a1
ayat :%;, diakui ke)eradaannya dan mempunyai kekuatan dilan yan. )ersi3at tetap yan. kemudian di@adikan re3e1
hukum men.ikat sepan@an. diperintahkan /leh peratu1 rensi )a.i hakim lain dalam memeriksa perkara serupa
ran perundan.1undan.an yan. le)ih tin..i* Se)a), seper1 di kemudian hari* Pen.ertian inilah yan. diad/psi ke da1
ti ditentukan dalam ayat :<;1nya, kekuatan hukum pera1 lam sistem hukum Ind/nesia*
%9< %96
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Seperti dikemukakan di atas, tidak semua putusan
pen.adilan dapat men@adi atau dian..ap se)a.ai yuris1
prudensi* >alam sistem hukum Ind/nesia, dipersyarat1
kan )ah=a putusan pen.adilan itu :i; harus sudah meru1
pakan putusan yan. )erkekuatan hukum tetap :inkracht
van gewijs;, :ii; dinilai )aik dalam arti meman. men.1
hasilkan keadilan )a.i pihak1pihak )ersan.kutan, :iii;
putusan yan. harus sudah )erulan. )e)erapa kali atau
dilakukan den.an p/la yan. sama di )e)erapa tempat
terpisah, :i!; n/rma yan. terkandun. di dalamnya me1
man. tidak terdapat dalam peraturan tertulis yan. )er1
laku, atau kalaupun ada tidak )e.itu @elas, dan :!; putu1
san itu dinilai telah memenuhi syarat se)a.ai yurispru1
densi dan direk/mendasikan /leh tim eksaminasi atau
tim penilai tersendiri yan. di)entuk /leh Mahkamah
A.un. atau Mahkamah K/nstitusi untuk men@adi yuris1
prudensi yan. )ersi3at tetap*
0ntuk diakui se)a.ai yurisprudensi yan. )ersi3at
tetap, putusan pen.adilan harus memenuhi kelima per1
syaratan terse)ut se(ara kumulati3*
2'?
-amun demikian,
sekali putusan pen.adilan itu )enar1)enar telah dian.1
.ap se)a.ai yurisprudensi, maka )a.i para hakim di pe1
n.adilan, statusnya dian..ap se)a.ai salah satu sum)er
hukum yan. men.ikat seperti halnya undan.1undan.*
<; K/n!ensi Ketatane.araan
Sum)er selan@utnya adalah k/n!ensi ketatane.ara1
an atau constitutional conventions atau kadan.1kadan.
dise)ut @u.a conventions of the constitution*
2<0
K/n!ensi
$'6
:andin8kan den8an Ahmad 1amil dan #. <auGan, 1aidah*1aidah
4urisprudensi, Jakarta! Prenada #edia, $%%'&, hal.11*1$. :aca 9u8a 4uris*
prudensi dalam Perspekti. Pem)an8unan Hukum Administrasi 3e8ara, Ja*
karta! #ahkamah A8un8, 166+&.
$+%
Hal terse)ut misaln0a dikemukan oleh A.D. Cice0 dan kemudian diikuti
oleh )an0ak sar9ana (n88ris lainn0a, seperti misaln0a John Alder 0an8 me*
n0e)utn0a den8an istilah conventions o. the constitution.
%99
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
tidak identik den.an ke)iasaan* >en.an demikian, k/n1
!ensi ketatane.araan @u.a tidak identik den.an ke)iasa1
an ketatane.araan* Ke)iasaan menuntut adanya perula1
n.an yan. teratur, sedan.kan k/n!ensi tidak selalu harus
didasarkan atas perulan.an* K/n!ensi ketatane.araan
:the conventions of the constitution) dapat )er)entuk
ke)iasaan, dapat pula )er)entuk praktik1praktik :prac-
tices; ataupun constitutional usages* ,erhadap hal ini,
yan. pentin. adalah )ah=a ke)iasaan, kela6iman, dan
praktik yan. harus dilakukan dalam pr/ses penyelen..a1
raan ne.ara, meskipun tidak tertulis, dian..ap )aik dan
)er.una dalam penyelen..araan ne.ara menurut un1
dan.1undan. dasar* Aleh karena itu, meskipun tidak di1
dasarkan atas ketentuan k/nstitusi tertulis, hal itu tetap
dinilai pentin. se(ara k/nstitusi/nal :constitutionally
meaningful;*
Aleh se)a) itu, k/n!ensi ketatane.araan atau
ke)iasaan ketatane.araan sema(am itu dian..ap harus
ditaati se)a.ai k/nstitusi @u.a, yaitu se)a.ai k/nstitusi yan.
tidak tertulis* ,entu, k/n!ensi atau ke)iasaan itu sendiri
dapat sa@a diu)ah* Cara men.u)ahnya tidak sesulit @ika
di)andin.kan den.an k/nstitusi yan. tertulis* K/n!ensi
ketatane.araan ataupun ke)iasaan ketatane1
.araan dapat sa@a diu)ah den.an melakukan penyim1
pan.an yan. dian..ap perlu se)a.ai k/n!ensi )aru yan.
untuk selan@utnya, setelah dilakukan )erulan.1ulan.,
men@adi ke)iasaan yan. )aru pula*
Seperti diuraikan di atas, dalam praktik ketatane1
.araan In..ris, se)a.ian )esar k/n!ensi ketatane.araan
men.atur hu)un.an antar (a)an.1(a)an. kekuasaan pe1
merintahan pusat :central government;, khususnya me1
n.atur :i; the relationship between the monarch, minis-
ters, and parliament, :ii; the relationship between mi-
nisters among themselves, and (iii) the relationship bet-
%9$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
ween ministers and civil servants*
2<%
Kadan.1kadan. the House of Commons - nowadays an elected party
k/n!ensi )er3un.si se)a.ai devices for adjusting the leader, :ii; The Queen must appoint and dismiss the per-
strict law to meet the changing demands of politics* sons nominated by the Prime Minister all of whom must
>en.an )e.itu, ke)iasan1ke)iasaan ketatane.araan itu usually the Members of Parliament and most members
)er3un.si melan(arkan @alan sehin..a n/rma hukum of the House of Commons, dan :iii; The government
dapat di@alankan den.an mulus dalam praktik* must resign if defeated on a vote of confidence in the
>alam pen.alaman di In..ris, seperti (/nt/h yan. House of Commons*
2<2
telah diuraikan se)elumnya, peraturan tertulis te.as >i Ind/nesia @u.a dapat ditemukan )anyak k/n!en1
menentukan )ah=a CThe Queens assent is required for a si ketatane.araan yan. dipraktikkan se@ak dulu sampai
valid Act of ParliamentD* >alam praktik hal itu )eru)ah sekaran.* 0mpamanya, adanya ke)iasaan penyelen.1
dan akhirnya )erkem)an. se)a.ai k/n!ensi yaitu )ah=a .araan ke.iatan Pidat/ Kene.araan Presiden pada Rapat
The Queen must always assent to a bill* Peraturan ter1 Paripurna >PR1RI tan..al %6 A.ustus setiap tahun, )aik
tulis @u.a menentukan CParliament must meet at least yan. )erlaku se@ak a=al masa pemerintahan Presiden
every three yearsD, tetapi kemudian )eru)ah karena S/ehart/ maupun yan. )erlaku sampai den.an sekaran.*
k/n!ensi men@adi Parliament must meet annually* >i masa pemerintahan Presiden S/ekarn/, pidat/ kene1
Peraturan tertulis di In..ris @u.a menentukan .araan sema(am itu dilaksanakan lan.sun. di hadapan
)ah=a CThe Queen constitutes the executive branch of rakyat di depan Istana Merdeka pada setiap tan..al %9
government but cannot make law nor raise taxes except A.ustus, sekali.us dalam ran.ka perayaan hari kemer1
through an Act of ParliamentD* ,etapi dalam praktik, hal dekaan* Pidat/ Presiden S/ekarn/ di depan istana ter1
terse)ut )eru)ah aki)at adanya k/n!ensi sehin..a se)ut )iasanya dise)ut se)a.ai CAmanat %9 A.ustusD*
men@adi )e)erapa n/rma, yaitu: :a; The Queen acts only 8e)erapa sar@ana dan @u.a Presiden S/ekarn/ sendiri
on the advice of Ministers; :); The cabinet is collectively menyatakan )ah=a pidat/nya itu merupakan )entuk per1
responsible to Parliament for the conduct of the govern- tan..un.@a=a)annya se)a.ai Pemimpin 8esar Re!/lusi,
ment, :(; Ministers are individually responsbile to Par- )ukan se)a.ai Presiden*
liament for the conduct of their departments; :d; Legis- -amun, setelah masa Arde 8aru, pidat/ kene.ara1
lation involving taxation and public expenditure can be an terse)ut diu)ah men@adi pidat/ kene.araan di depan
introduced only by ministers; :e; Executive powers are rapat paripurna >PR1RI, dan 3un.sinya dikaitkan de1
exercised through ministers, who are collectively and n.an penyampaian n/ta keuan.an dalam ran.ka ran(a1
individually responsible to Parliament* n.an AP8- /leh Presiden kepada >PR1RI* >en.an demi1
C/nt/h lain la.i adalah )ah=a peraturan tertulis kian, 3un.si Pidat/ Presiden terse)ut )eru)ah men@adi
menentukan CThe Queen appoints and dismisses minis- pidat/ yan. )ersi3at le)ih teknis, dan )ukan la.i se)a.ai
tersD tetapi dalam praktik )eru)ah /leh k/n!ensi men@a1 pidat/ yan. )ersi3at sim)/lik dan sekali.us kerakyatan,
di :i; The Queen must appoint as Prime Minister the sehin..a tepat dise)ut se)a.ai Pidat/ Kene.araan yan.
person who can command the support of a majority of
$+1
Alder, Op. Cit., hal. $7*$;.
$+$
()id. hal. $;*$8.
%9? %$0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
diadakan khusus satu kali dalam setiap tahun dalam
ran.ka perayaan hari kemerdekaan*
+al ini diteruskan sampai sekaran., sehin..a
tim)ul pers/alan men.enai keterli)atan >e=an Per=aki1
lan >aerah setelah ter)entuk se)a.ai lem)a.a ne.ara
yan. tersendiri di sampin. >e=an Per=akilan Rakyat*
-amun, untuk men.atasi hal itu, diadakan pen.aturan
sehin..a Presiden @u.a di@ad=alkan menyampaikan pi1
dat/ kene.araan yan. tersendiri di hadapan >e=an Per1
=akilan >aerah, yaitu pada setiap akhir )ulan A.ustus*
Pidat/ di depan >P> terse)ut @u.a diman3aatkan untuk
menyampaikan keteran.an pemerintah men.enai AP8-,
khususnya yan. )erkaitan den.an kepentin.an daerah1
daerah di seluruh Ind/nesia*
6; >/ktrin Ilmu +ukum :ius comminis opinio docto-
rum;
>/ktrin ilmu pen.etahuan hukum @u.a dapat di@a1
dikan sum)er hukum :the source of law;, karena penda1
pat se/ran. ilmu=an yan. mempunyai /t/ritas dan kre1
di)ilitas dapat di@adikan ru@ukan yan. men.ikat dalam
mem)uat keputusan hukum* 5at=a atau legal opinion
merupakan pendapat hukum yan. tidak men.ikat* Pen1
dapat hukum itu dapat dia@ukan /leh ilmu=an hukum
men.enai sesuatu pers/alan atau /leh lem)a.a ne.ara
resmi, seperti Mahkamah A.un., asalkan pen.aturan
men.enai hal itu meman. tidak terdapat dalam pera1
turan tertulis yan. )erlaku* >alam hal demikian, maka
pendapat hukum :legal opinion; itu dapat di@adikan ru1
@ukan dalam mem)uat keputusan asalkan memenuhi
)e)erapa persyaratan*
Persyaratan dimaksud adalah )ah=a :i; ilmu=an
yan. )ersan.kutan dikenal dan diakui luas se)a.ai ilmu1
=an yan. memiliki /t/ritas di )idan.nya dan mempu1
nyai inte.ritas yan. dapat diper(aya& :ii; terhadap pers/1
alan yan. )ersan.kutan meman. tidak ditemukan dalam
%$%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
peraturan tertulis yan. )erlaku& :iii; pendapat hukum
dimaksud telah diakui keun..ulannya dan diterima /leh
umum, khususnya di kalan.an sesama ilmu=an* >en.an
kata lain, pendapat yan. )ersan.kutan sudah men@adi
ius comminis opinion doctorum atau sudah men@adi
prinsip atau pendapat ilmiah yan. diterima /leh umum
9; +ukum Internasi/nal
+ukum pu)lik internasi/nal se(ara umum dian.1
.ap @u.a men@adi sum)er hukum tata ne.ara* Meskipun
sama1sama men@adikan ne.ara selaku su)@ek hukum se1
)a.ai /)@ek ka@iannya, antara hukum tata ne.ara :consti-
tutional law; den.an hukum internasi/nal pu)lik :Inter-
national public law; @elas dapat di)edakan satu sama
lain* +ukum tata ne.ara melihat ne.ara dari se.i inter1
nalnya, sedan.kan hukum internasi/nal melihat ne.ara
dari hu)un.an eksternalnya den.an su)yek1su)yek ne.a1
ra lain*
3. Contoh Sumber Hukum Tata Negara Inggris
Se)a.ai per)andin.an dapat dikemukakan di sini
pendapat A*G* 8radley dan K*>* 7=in. men.enai sum1
)er hukum tata ne.ara In..ris :the sources of consti-
tutional law in Britain; yan. menurutnya sama sa@a de1
n.an sum)er hukum pada umumnya* Per)andin.an ini
pentin., karena )er)eda den.an ne.ara1ne.ara lain, In.1
.ris dikenal tidak memiliki naskah undan.1undan. dasar yan.
)ersi3at tertulis dalam arti terk/di3ikasi dalam satu naskah*
Menurut kedua sar@ana In..ris ini:
CIn the absence of a written constitution, the two main
sources of constitutional law are the same as those of
law in general, namely: (a) legislation (or enacted
law), and (b) judicial precedent (or case law;*
2<#
$+,
:radle0 and =win8, Op Cit., hal 1$*1,.
%$2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
0ntuk le)ih @elasnya, keduanya dapat diela)/rasi1
kan se)a.ai )erikut:
a* Ee.islati/n :Enacted Law;
Sum)er hukum pertama adalah peraturan perun1
dan.1undan.an tertulis, termasuk acts of Parliament,
peraturan1peraturan tertulis yan. ditetapkan /leh peme1
rintah, dan peraturan1peraturan yan. ditetapkan /leh
lem)a.a1lem)a.a lainnya yan. mendapat dele.asi ke=e1
nan.an re.ulasi dari parlemen* Aleh karena In..ris tidak
memiliki naskah undan.1undan. dasar tertulis yan. ter1
sendiri, maka se@ak dulu sampai sekaran. (ukup )anyak
undan.1undan. yan. disahkan /leh parlemen yan. )er1
hu)un.an den.an sistem penyelen..araan pemerin1
tahan* Men.enai hal ini yan. dian..ap palin. pentin. di
antaranya adalah:
%; Ma.na Charta
Magna Charta dianu.erahkan /leh Ra@a J/hn pada
tahun %2%< di Runnymede kepada the nobles, dan dalam
)er)a.ai )entuknya den.an persetu@uan parlemen In.1
.ris dik/n3irmasi /leh ra@a1ra@a )erikutnya* Magna Char-
ta mun(ul dalam Statute Book yan. dik/n3irmasi /leh
Ra@a 7d=ard I pada tahun %2?9* Pentin.nya pia.am atau
charter ini adalah di dalamnya terdapat statement of
grievances yan. dirumuskan atas nama se)a.ian )esar
k/munitas rakyat which the king undertook to redress*
Pia.am Magna Charta ini @u.a merumuskan hak1hak
)a.i )er)a.ai kelas masyarakat a)ad perten.ahan itu se1
suai den.an ke)utuhan mereka masin.1masin.* Here@a
diharuskan untuk )e)as, E/nd/n dan k/ta1k/ta lainnya
harus menikmati ke)e)asan dan adat ke)iasaannya ma1
sin.1masin., dan para peda.an. tidak )/leh dipaksa un1
tuk mem)ayar pa@ak yan. tidak adil*
%$#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Galaupun peradilan den.an sistem @uri dan den.an
the writ of habeas corpus dipen.aruhi /leh sum)er1sum1
)er tradisi yan. lain, Chapter 2? Ma.na Charta menya1
takan )ah=a Cno man should be punished except by the
judgement of his peers or the law of the land and that to
none should justice be deniedD* Ketentuan ini men(er1
minkan pr/tes mela=an hukuman yan. se=enan.1=e1
nan. dan pem)atasan terhadap peradilan yan. 3air :fair
trial;, serta sistem hukum yan. adil :just legal system;*
Sekaran., )e)erapa ketentuan Magna Charta itu masih
terdapat dalam Statute Book tetapi telah diu)ah den.an
se)utan the nearest approach to an irrepealable funda-
mental statute that England has ever had*
2<'
2; Petition of Right
>/kumen atau naskah lain yan. @u.a diundan.kan
/leh Parlemen In..ris pada era k/n3lik k/nstitusi/nal
)erikutnya adalah Petition of Right pada %62$, yan. di1
tuan.kan dalam Statute Book pada )a.ian # Car % ( %*
2<<
Petisi ini men.andun. pr/tes mela=an ke)i@akan per1
pa@akan yan. diterapkan tanpa didasarkan atas persetu1
@uan parlemen, pemen@araan yan. semena1mena, pene1
rapan keadaan darurat militer di masa damai, dan pe1
maksaan ke)i@akan pen.inapan )a.i tentara di tempat1
tempat sipil :private persons;* ,erhadap pr/tes1pr/tes
itu, Ra@a akhirnya menyerah, meskipun aki)at selan1
@utnya dari k/nsesi yan. di)erikan itu diperlemah la.i
/leh pandan.an Charles I yan. menyatakan )ah=a hak
prer/.ati3nya sendiri masih tetap tidak terhapus*
$+'
Pollock and #aitland, Histor0 o. =n8lish Law, Dol. 1, hal. 1;,E 9u8a
dalam 5 vs. Home (ndustr0, ex Phansopkar, 16;7, F: 7%7E 5 vs. <orei8n
"ecretar0, ex :ancoult, $%%1, F: 1%7;E dan A. -omkins, $%%1, PL. +;1.
$++
Hals)ur0As "tatutes, Dol. 1%, hal. $7. Lihat 9u8a :radle0 and =win8, Op.
Cit., hal.1,, .t. 1%.
%$'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
#; Bill of Right and Claim of Right
Re!/lusi Kemenan.an tahun %6$$ atau The glo-
rious revolution of 1688 menye)a)kan @atuhnya James II
/3 7n.land dan James JII /3 S(/tland dari sin..asana1
nya, dan dipulihkannya kekuasaan m/narki di kedua ke1
ra@aan itu sesuai den.an syarat1syarat yan. ditentukan
/leh masin.1masin. parlemen In..ris dan Sk/tlandia* >i
In..ris, yan. menyetu@ui The Bill of Rights itu adalah
House of Lords dan sisa1sisa an../ta parlemen terakhir
masa Charles II pada tahun %6$? yan. selan@utnya di1
k/n3irmasi /leh parlemen yan. ter)entuk sesudah re!/1
lusi*
2<6
+al inilah yan. selan@utnya men@adi landasan )a.i
k/nstitusi/nalisme m/dern In..ris den.an menin..al1
kan klaim yan. )iasa dikenal den.an the extravagant
claims of the Stuarts to rule by prerogative right*
'; The Acts of Settlement
0ndan.1undan. Pemukiman ,ahun %900 ini diun1
dan.kan /leh parlemen In..ris, tidak sa@a menyediakan
mekanisme suksesi ke sin..asana, tetapi @u.a menam1
)ahkan )er)a.ai ketentuan pentin. yan. )ersi3at k/m1
plementer terhadap naskah Bill of Rights* The Bill of
Rights dan The Acts of Settlement terse)ut menandai
kemenan.an parlemen atas tuntutan atau klaim Ra@a
untuk memerintah menurut prinsip hak prerogatif yan.
)ersi3at mutlak*
2<9
Se)a.ai (/nt/h, dalam Acts of Sett-
lement ini ditentukan )ah=a:
That shosoever shall hereafter come to the possession
of this crown shall join in communion with the Church
of England as by law established. That in case the
crown and imperial dignity of this realm shall hereafter
come to any person, not being a native of this kingdom
of England, this nation be not obliged to engage in any
$+7
()id., hal. 1'.
$+;
()id., hal. 1+.
%$<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
war for the defence of any dominions or territories
which do not belong to the crown of England, without
consent of Parliament. That no person who has an
office or place of profit under the King or receives a
pension from the crown shall be capable of serving as a
member of the House of Commons.
That ... judges commissions be made quamdiu se bene
gesserint [so long as they are of good behaviour], and
their salaries ascertained and established, but upon the
address of both Houses of Parliament it may be lawful
to remove them. That no pardon under the great seal of
England be pleadable to an impeachment by the Com-
mons in Parliament*
2<$
<; Other Statutes of Constitutional Importance
>i sampin. itu, )anyak la.i undan.1undan. lain
yan. dalam sistem ketatane.araan In..ris dian..ap
mempunyai constitutional importance karena diakui se1
)a.ai )a.ian dari pen.ertian hukum tata ne.ara In..ris
dalam arti yan. luas* 0ntuk menye)ut )e)erapa di anta1
ranya yaitu the Act of Union with Scotland tahun %909,
the Act of Union of Ireland, the Parliament Act tahun
%?%% dan tahun %?'?, the Crown Proceedings Act tahun
%?'9, the European Communities Act tahun %?92, the
British Nationality Act tahun %?$%, dan the Public Order
Act tahun %?$6* Selain itu, dalam )e)erapa tahun ter1
akhir ini, terdapat pula )e)erapa undan.1undan. )aru
yan. disahkan antara tahun %??9 sampai den.an tahun
2000* Misalnya, dapat dikemukakan di sini adalah the
Scotland Act tahun %??$, the Human Rights Act tahun
%??$, dan the House of Lords Act tahun %???, serta
undan.1undan. anti1ter/risme atau the Terrorism Act
tahun 2000*
Sekiranya In..ris memiliki naskah undan.1undan.
dasar tertulis, tentulah materi1materi undan.1undan.
$+8
()id., hal. '%.
%$6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
terse)ut di atas seharusnya ter(antum dalam naskah un1
dan.1undan. dasar, sehin..a untuk men.ad/psikannya
memerlukan peru)ahan1peru)ahan naskah undan.1un1
dan. dasar se)a.aimana mestinya* Aleh karena itu,
dikatakan /leh A*G* 8radley dan K*>* 7=in.:
.... in two respects a distinction is sometimes drawn
between constitutional and other legislation. First, the
House of Commons may refer Bills of constitutional
significance for detailed consideration to a committee
of the whole House rather than to a standing committee
of the House, but not all Bills of constitutional signi-
ficance are treated in this way. Second, by the doctrine
of implied repeal, a later Act, however, in the case of
some statutes of special significance, the courts are
sometimes reluctant to hold that they have been over-
riden by a later Act. Under this category might come
such Acts as the Bill of Rights 1689, the Acts of Union
with Scotland and Ireland, the European Communities
Act 1972, and the Human Rights Act 1998D*
2<?
Seperti dikatakan /leh E/rd Gil)er3/r(e, se/ran.
hakim seni/r In..ris:
CIn strict law there may be no difference in status ... as
between one Act of Parliament and another, but I con-
fess to some reluctance in holding that an Act of such
constitutional significance as the Union with Ireland
Act is subject to the doctrine of implied repeal or of
obsolescence.
260
>en.an d/ktrin implied repeal itu )erarti ter@adi
pen.hapusan se(ara diam1diam, sedan.kan den.an d/k1
trin obsolescence )erarti ter@adi pr/ses penataan alamiah
yan. menye)a)kannya tidak terpakai la.i* Apala.i, mes1
kipun tidak dipersyaratkan, ke)iasaan praktik penye1
$+6
()id.
$7%
Lord @il)er.orce, 5eport )0 the Committee o. Privile8es on the Petition
o. the (rish Peers, 1677, HL. +,, hal. 17.
%$9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
len..araan re3erendum apa)ila mun(ul usulan untuk
melakukan peru)ahan ketentuan k/nstitusi/nal tertentu telah
pula dikem)an.kan se@ak tahun %?9#*
)* Judicial Precedent :Case Law;
Sum)er utama lainnya dari rule of law di In..ris
dapat ditemukan dalam )er)a.ai putusan pen.adilan yan.
le)ih tin..i atau pen.adilan terdahulu* Putusan1
putusan pen.adilan dimaksud dapat ditemukan dalam
)entuk lap/ran1lap/ran resmi :law reports; ataupun
)erita1)erita ne.ara se)a.ai tempat penuan.an dan pem1
)eritaan resmi adanya putusan pen.adilan yan. telah
)erkekuatan hukum tetap :in kracht van gewijs;* >i
)a=ah d/ktrin preseden atau stare decisis,
26%
putusan1
putusan terse)ut )ersi3at men.ikat )a.i pen.adilan1pe1
n.adilan di )a=ahnya ataupun )a.i pen.adilan1pen.adi1
lan yan. terkemudian*
262
(* The Common Law
Se(ara har3iah, yan. dimaksud den.an common
law itu adalah hukum ke)iasaan, yaitu terdiri atas the
laws and customs yan. se@ak dahulu kala diakui se)a.ai
hukum /leh para hakim dalam men.adili suatu perkara
tertentu yan. dia@ukan kepada mereka* >alam )er)a.ai
lap/ran resmi men.enai hal ini, dapat ditemukan )er1
)a.ai kasus hukum yan. )erkaitan den.an the preroga-
tives of the Crown, the remedies of the subject against
illegal acts by public authorities and officials, and the
writ of habeas corpus, yan. dalam hukum In..ris melin1
dun.i ke)e)asan =ar.a ne.ara dari tindakan pemasu1
n.an dan pen.ekan.an yan. melan..ar hukum*
$71
Cen8an doktrin stare decisis ini )erarti )ahwa adalah tu8as pen8adilan
untuk men8amati dan memperhatikan kasus*kasus terdahulu 0an8 telah dipu*
tus.
$7$
Cross and Harris, ?Precedent in =n8lish LawB, dalam :radle0 and =win8, Op.
Cit., hal. 17.
%$$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
Se)a.ai (/nt/h, dalam putusan 7nti(k !s Carrin.1 parlemen, )ahkan dapat pula diu)ah se(ara retr/s1
t/n ditentukan )ah=a Secretary of State tidak mempu1 pekti3*
26'
nyai kekuasaan untuk men.eluarkan general warrants
for the arrest and search of those publishing seditious d* Interpretation of the Statute Law
papers, dan pada kasus Burmah Oil Co. vs Lord Advo- Pen.adilan tidak )er=enan. untuk memutus atau
cate yan. menentukan )ah=a kera@aan harus mem)ayar menentukan ke)erlakuan undan.1undan. )uatan parle1
.anti ru.i atas su)@ek kekayaan yan. diam)il dalam men :Acts of Parliament;*
26<
Artinya, hakim di In..ris
ran.ka pelaksanaan ke=enan.an prer/.ati3nya* C/nt/h tidak diperkenankan melakukan pen.u@ian k/nstitusi/1
kasus lainnya yaitu Conway vs Rimmer yan. menen1 nalitas atas undan.1undan. :judicial review;* Pen.a1
tukan )ah=a pen.adilan mempunyai ke=enan.an untuk dilan hanya )er=enan. men.u@i peraturan yan. le)ih
memerintahkan pen.adaan atau pem)uatan d/kumen rendah daripada undan.1undan. :judicial review on the
dalam ran.ka pem)uktian untuk mana hak1hak keu1 legality of regulations;* >i sampin. itu, pen.adilan In.1
tamaan kera@aan diklaim /leh kementerian dalam ne.eri .ris @u.a mempunyai ke=enan.an untuk mena3sirkan
atau Home Secretary. >emikian pula dalam kasus M vs peraturan perundan.1undan.an dalam hal pen.ertian
Home Office yan. menentukan )ah=a Home Secretary dari suatu undan.1undan. yan. )ersan.kutan sedan. di1
telah melakukan tindakan pen.hinaan terhadap pen.adi1 perselisihkan* Pers/alan1pers/alan pentin. men.enai
lan :contempt of court; den.an tidak mematuhi perintah hukum pu)lik dapat tim)ul dari pena3siran terhadap
hakim untuk mem)a=a se/ran. .uru )erke)an.saan undan.1undan. se)a.aimana terlihat dari 2 :dua; putu1
Naire kem)ali ke In..ris* san House Lords )aru1)aru ini*
Semua putusan1putusan dalam kasus1kasus ter1 >alam putusan pertama, House of Lords menen1
se)ut di atas, di)uat /leh para hakim yan. dikenal luas tukan )ah=a menurut 0ndan.1undan. tentan. +ak
ter./l/n. palin. seni/r di In..ris* Putusan1putusan ter1 Asasi Manusia :the Human Rights Act; tahun %??$, se1
se)ut men.andun. n/rma aturan yan. san.at pentin. di se/ran. yan. ter)ukti )ersalah di pen.adilan se)elum
lapan.an hukum pu)lik, yan. tidak mun.kin akan di1 )erlakunya undan.1undan., dan mereka yan. ter)ukti
tetapkan se)a.ai n/rma hukum /leh parlemen* >en.an )ersalah setelah )erlakunya undan.1undan. terse)ut,
tidak adanya naskah undan.1undan. dasar tertulis, tidak dapat men.a@ukan perm/h/nan )ah=a haknya me1
putusan1putusan ini @ustru menyediakan apa yan. dise1 nurut undan.1undan. ini telah dilan..ar*
266
)ut p/ndasi hukum )a.i k/nstitusi/nalisme In..ris :the Sedan.kan dalam putusan yan. kedua, Menteri
legal foundations of British constitutionalism;*
26#
Meski1 Ein.kun.an +idup :the Environment Secretary;, )er1
pun demikian, putusan1putusan terse)ut tidak dapat dasarkan undan.1undan. tahun %?$<, mempunyai ke1
dikatakan men.ikat sepan@an. =aktu, karena putusan1 kuasaan yan. luas untuk melindun.i pen.huni dari ke1
putusan itu @u.a dapat dikesampin.kan atau diu)ah /leh
$7'
Lihat ?-he @ar Cama8e ActB tahun 167+, reversed the :urmah Oil
Cecision seperti terse)ut di atas.
$7,
Lihat Allan, Law, Li)ert0 and Justice, chs 1, hal. '. Lihat 9u8a ". "edle0,
$7+
A.@. :radle0 and 1.C. =win8, Op. Cit., hal. 1;.
dalam 5ichardson and 2enn eds&, Administrative Law and 2overnment
$77
5 vs Lam)ert, $%%1, , All =5 +;;E C.. 5 vs 1ansal 3o. $, $%%$, 1 All
Action, ch $, 166', 11% LF5 $;%. =5, hal. $+;.
%$? %?0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
naikan har.a se=a yan. dihasilkan /leh putusan pen.a1
dilan men.enai se=a& para tuan tanah atau rumah
men.klaim )ah=a kekuasaan hanya dapat di.unakan se1
)a.ai ukuran men.hadapi in3lasi* >alam menaati aturan1
aturan terse)ut, para petin..i hukum mem)ahas pende1
katan pen.adilan dalam memutus makna undan.1un1
dan. tahun %?<$ itu* Seperti dikemukakan /leh E/rd
8in.ham, Cthe overriding aim... must always be to give
effect to the intention of Parliament as expressed in the
words usedD*
269
Menurut E/rd -i(h/lls:
The task of the court is often said to be to ascertain the
intention of Parliament expressed in the language
under consideration. This is correct and may be helpful,
so long as it is remembered that the intention of Parlia-
ment is an objective concept, not subjective. The phrase
is a shorthand reference to the intention which the court
reasonably imputes to Parliament in respect of the lan-
guage used. It is not the subjective intention of the
minister or other persons who promoted the legislation.
Nor is it the subjective intention of the draftsman, or of
individual members or even of a majority of individual
members of either HouseD*
26$
E/rd -i(h/lls meneran.kan )ah=a dalam men(ari
makna kata1kata yan. dipakai /leh Parlemen, pen.adilan
men..unakan prinsip1prinsip )aku dalam pena3siran
se)a.ai ped/man* Jika diperlukan, pen.adilan @u.a akan
men..unakan dukun.an internal :internal aids; yan.
ditemukan dalam )a.ian lainnya dari undan.1undan.
yan. )ersan.kutan ataupun dukun.an eksternal :exter-
nal aids; seperti )ahan1)ahan dari luar undan.1undan.
untuk men.identi3ikasikan penyakit :the mischief; yan.
in.in disem)uhkan atau dipulihkan /leh undan.1un1
$7;
5 vs =nvironment "ecretar0, ex p "path Holme Ltd, $%%1, $ AC ,'6,
,88.
$78
()id., ,67, hal.1;.
%?%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
dan., dan tu@uan yan. hendak di(apai /leh pr/ses le.is1
lasinya*
>ikarenakan se)a.ian )esar kekuasaan pemerin1
tahan )erasal dari peraturan tertulis atau undan.1un1
dan., maka hukum )uatan hakim :judge-made law;
yan. )ersum)er dari pena3siran terhadap peraturan ter1
tulis :interpretation of statutes; men@adi san.at pentin.
dalam hukum administrasi ne.ara* Prinsip1prinsip atau
pra1an..apan (presumptions; dalam pena3siran pera1
turan perundan.1undan.an yan. diterapkan /leh pen.a1
dilan adalah @aran. )ersi3at k/nklusi3, dan malah ka1
dan.1kadan. menun@uk kepada pen.ertian yan. )erke1
)alikan arah*
26?
,u.as pen.adilan dalam menemukan
pen.ertian atau aki)at dari perkataan yan. dipilih /leh
parlemen memerlukan analisis tekstual atas perundan.1
undan.an yan. )ersan.kutan* Akan tetapi, @ika ke)i@akan
atau tu@uan suatu undan.1undan. dapat ditentukan,
san.at mun.kin untuk mem)erikan pena3siran yan.
k/nsisten den.an hal itu*
Se)elumnya, ada aturan yan. melaran. pen.adilan
untuk melihat (atatan atau risalah perde)atan di par1
lemen* Akan tetapi, pada tahun %??2, House of Lords
memper)aiki ketentuan ini* Sekaran., pen.adilan diper1
)/lehkan men..unakan d/kumen1d/kumen yan. dise1
)ut the Hansard itu se)a.ai alat )antu untuk melakukan
k/nstruksi :statutory construction; apa)ila suatu un1
dan.1undan. atau ketentuan dalam undan.1undan.
yan. )ersan.kutan )ersi3at ambiguous atau tidak @elas*
+al terse)ut dilakukan karena d/kumen1d/kumen /ten1
tik yan. terdapat dalam arsip parlemen @ustru )erisi per1
nyataan1pernyataan yan. san.at @elas dari se/ran. men1
$76 Lihat #arshall, Constitutional -heor0, ch. 'E Cross, "tatutor0
(nterpretationE :ennion, "tatutor0 (nterpretation.
%?2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
teri atau para an../ta parlemen yan. men.usun. ide
ran(an.an undan.1undan. yan. )ersan.kutan*
290
>alam pena3siran k/nstitusi dan peraturan perun1
dan.1undan.an, pra1an..apan tertentu mempunyai arti
k/nstitusi/nal yan. san.at pentin. :constitutional im-
portance;* Atas dasar pra1an..apan terse)ut, )anyak
undan.1undan. yan. dapat dikatakan tidak men.ikat
)a.i pemerintah pusat* +al terse)ut dikarenakan )ah=a
mahk/ta kera@aan In..ris diasumsikan tidak terikat /leh
undan.1undan., ke(uali @ika hal itu se(ara eksplisit
dinyatakan )erlaku atau dian..ap perlu di)erlakukan
se(ara diam1diam :necessarily implied;*
4. Sumber Hukum Primer,
Sekunder, dan Tertier
>alam penelitian hukum dikenal pula adanya
istilah sum)er primer, sekunder, dan tertier* Pen.ertian
sum)er di sini le)ih k/nkrit si3atnya, yaitu sum)er 3isik
dari mana suatu n/rma hukum :norm; dikutip atau
diam)il untuk diterapkan dalam menilai sesuatu 3akta
:feit;* Pen.ertian sum)er dalam arti demikian pada
umumnya dian..ap pentin., )aik dalam dunia te/ri
maupun praktik, untuk men@amin )ah=a pen.utipan
n/rma dilakukan den.an )enar* Kuali3ikasi sum)er
hukum itu men@adi pentin. untuk menentukan dera@at
keterper(ayaan atau tin.kat ke)enaran re3erensi atau
peru@ukannya* Aleh se)a) itu, kate./ri sum)ernya di)e1
dakan antara sum)er primer yan. mempunyai nilai
keterper(ayaan palin. tin..i, karena si3atnya yan. lan.1
sun. den.an sum)er sekunder melalui perantara* >emi1
kian pula den.an sum)er yan. tin.kat keterper(aya1
annya palin. rendah, yaitu sum)er tertier den.an le)ih
)anyak perantara*
$;%
Pepper vs <reemans plc, 1686, AC 77. ()id., hal. 18.
%?#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Misalnya, @ika sese/ran. in.in men.utip susuatu
pasal undan.1undan. dalam tulisannya, maka ia dapat
:i; men.utip )unyi pasal terse)ut dari )uku atau tulisan
/ran. lain yan. sudah le)ih dulu men.ulas atau mem1
)ahas pasal undan.1undan. yan. )ersan.kutan& :ii;
men.utip )unyi pasal itu dari )erita k/ran atau ma@alah&
:iii; men.utip )unyi pasal itu dari )uku undan.1undan.
ter)itan pener)it s=asta& :i!; men.utip )unyi pasal itu
dari kumpulan undan.1undan. yan. diter)itkan /leh
lem)a.a ne.ara atau instansi pemerintah yan. )ersan.1
kutan den.an undan.1undan. itu& atau :!; men.utip
)unyi pasal undan.1undan. itu dari ter)itan resmi Eem1
)aran -e.ara Repu)lik Ind/nesia* >ari kelima (ara me1
n.utip terse)ut, yan. )ersi3at resmi dan dapat diper1
tan..un.@a=a)kan se(ara ilmiah adalah yan. terakhir,
yaitu pen.utipan dari ter)itan resmi Eem)aran -e.ara
Repu)lik Ind/nesia*
>i sampin. )ah=a sum)er resmi itulah yan. dinilai
dapat dipertan..un.@a=a)kan ke)enarannya se(ara il1
miah, sum)er resmi itu @u.a merupakan @aminan kea)sa1
han pen.utipan itu se(ara hukum* Artinya, ketentuan
men.enai pen.utipan terse)ut )erlaku tidak sa@a di du1
nia ilmiah, tetapi @u.a haruslah di@adikan standar dalam
praktik penerapan n/rma hukum itu di pen.adilan dan
lem)a.a1lem)a.a pem)uat keputusan hukum lainnya*
Apa)ila pen.utipan suatu n/rma hukum tidak dilakukan
dari sum)er resminya, maka den.an sendirinya hal itu
dapat dian..ap tidak )enar se(ara ilmiah, dan sekali.us
tidak CsahD se(ara hukum* Kita tidak dapat mem)enar1
kan se/ran. hakim mem)uat putusan den.an men.utip
suatu pasal undan.1undan. dari sum)er k/ran atau dari
sum)er )uku ter)itan s=asta yan. tidak dapat dipertan.1
.un.@a=a)kan ketepatan redaksi/nalnya se(ara hukum*
>emikian pula den.an (al/n sar@ana hukum S%, S2, dan
S#, dalam menulis skripsi, tesis, dan disertasi, tidak da1
pat di)enarkan men.utip sesuatu )unyi pasal undan.1
%?'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
undan. atau peraturan perundan.1undan.an lainnya da1 Selain dari sum)er1sum)er yan. )ersi3at resmi ter1
ri sum)er yan. tidak resmi* se)ut, maka sum)er1sum)er lainnya haruslah dinilai
Sum)er resmi itu adalah Eem)aran -e.ara, tidak resmi* Seperti yan. ter.am)ar dalam keempat
,am)ahan Eem)aran -e.ara, dan 8erita -e.ara, serta (/nt/h pen.utipan terse)ut di atas, dapat dikatakan )ah1
,am)ahan 8erita -e.ara, ter.antun. )entuk hukum per1 =a pen.utipan m/del pertama, kedua, keti.a, dan keem1
aturan perundan.1undan.an yan. )ersan.kutan yan. pat sama1sama tidak dapat dipertan..un.@a=a)kan se(a1
ditentukan )erdasarkan peraturan yan. )erlaku* Ada ra hukum dan ilmiah* Apa)ila dinilai dari tin.kat keter1
peraturan yan. pen.undan.annya dilakukan den.an per(ayaannya dan @arak atau @umlah lapisan perantara
pener)itannya dalam Eem)aran -e.ara, ,am)ahan dari media sum)ernya yan. resmi, maka yan. dapat
Eem)aran -e.ara, 8erita -e.ara, atau ,am)ahan 8erita dikatakan palin. dekat adalah pen.utipan dari sum)er
-e.ara* Selain dari keempat sum)er terse)ut, ada pula )uku ter)itan instansi resmi* Misalnya, himpunan pera1
sum)er1sum)er lain seperti risalah1risalah rapat dan turan perundan.1undan.an tentan. partai p/litik dan
sidan. yan. )erkaitan den.an penyusunan, perumusan, pemilihan umum dikumpulkan dan diter)itkan /leh K/1
perde)atan, dan pen.esahan peraturan perundan.1 misi Pemilihan 0mum den.an misalnya men.utipnya
undan.an itu se)a.ai keseluruhan atau )unyi ketentuan1 lan.sun. dari sum)er Eem)aran -e.ara, ,am)ahan
ketentuan hukum tertentu yan. terdapat dalam pera1 Eem)aran -e.ara, 8erita -e.ara, dan ,am)ahan 8erita
turan perundan.1undan.an yan. )ersan.kutan yan. me1 -e.ara* 8uku kumpulan peraturan perundan.1undan.an
man. dipers/alkan* ter)itan K/misi Pemilihan 0mum ini dapat dian..ap
>/kumen1d/kumen terse)ut )ernilai resmi dan se)a.ai sum)er sekunder, karena 3un.sinya se)a.ai pe1
/tentik, serta )erisi 3akta13akta hist/ris yan. dapat di@adi1 rantara satu lapis ke sum)er resminya terse)ut*
kan dasar ru@ukan dalam memahami pen.ertian sesuatu Akan tetapi, teknik pen.utipan m/del pertama dari
n/rma hukum yan. tertulis dalam teks resmi* 5un.sinya )uku atau tulisan /ran. lain, m/del kedua dari )erita
tiada lain untuk men@amin a.ar pr/duk peraturan perun1 k/ran atau ma@alah, dan m/del keti.a dari )uku1)uku
dan.1undan.an yan. )ersan.kutan dapat di@adikan alat undan.1undan. ter)itan pener)itan s=asta, tidak dapat
)ukti :bewijsbaar; dan men@amin stabiliteit sistem hu1 dikate./rikan se)a.ai sum)er sekunder, apala.i sum)er
kum karena adanya kepastian men.enai kesatuan sistem primer* Serin. ter@adi, naskah undan.1undan. yan. di1
re3erensi hukum* Semua d/kumen terse)ut )iasanya ter1 ter)itkan /leh pener)it s=asta terdapat kesalahan ketik
dapat dalam arsip1arsip lem)a.a ne.ara atau lem)a.a atau kesalahan tanda )a(a, ataupun penulisan huru3
pemerintah yan. )ersan.kutan den.an hal itu, dan =a@i) )esar men@adi ke(il dan huru3 ke(il men@adi )esar, yan.
dipelihara dan disimpan den.an se)aik1)aiknya* >en.an dalam hukum semua itu mempunyai arti dan pen.aruh
sistem penyimpanan :filing; atau kearsiapan yan. tepat yan. san.at )esar dalam pena3siran untuk pelaksana1
dan )enar, dimensi availability :ketersediaan;, reliabi- annya* Apala.i pen.utipan yan. dilakukan di )er)a.ai
lity :keterper(ayaan;, dan legality :kea)sahan; dari ar1 media k/ran dan ma@alah, yan. karena =aktu dan ruan.
sip1arsip hukum dimaksud )enar1)enar dapat ter@amin yan. ter)atas, serin.kali salah dalam pen.utipan, sehin.1
den.an se)aik1)aiknya* .a san.atlah )er)ahaya untuk diandalkan se)a.ai sum1
)er ru@ukan n/rmati3*
%?< %?6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Aleh karena itu, menurut saya, # :ti.a; teknik
pen.utipan pertama terse)ut hanya mun.kin dikate./ri1
kan se)a.ai sum)er tertier yan. si3atnya hanya menun1
@an. dan memudahkan /ran. mem)a(a peraturan per1
undan.1undan.an* Akan tetapi, @ika sampai kepada ke1
perluan untuk penulisan yan. )ersi3at resmi, maka
pen.utipannya harus lan.sun. diam)il dari sum)er pri1
mer terse)ut*
29%
Penulisan resmi itu dapat )erupa penu1
lisan ilmiah, yaitu :i; karya ilmiah resmi seperti skripsi,
tesis, dan disertasi, :ii; lap/ran penelitian ilmiah, :iii;
)uku ilmiah yan. )ersi3at standar, :i!; )uku1)uku teks
ilmiah yan. )aku, :!; keputusan administrati3, :!i; kete1
tapan pen.adilan, dan :!ii; putusan pen.adilan*
B. Sumber Hukum Tata Negara Indonesia
1. Sumber Materiel dan Formil
Pandan.an hidup )an.sa Ind/nesia teran.kum
dalam perumusan sila1sila Pan(asila yan. di@adikan 3al1
sa3ah hidup )erne.ara )erdasarkan 00> %?'<* Se)a.ai
pandan.an hidup )an.sa dan 3alsa3ah )erne.ara, Pan(a1
sila itu merupakan sum)er hukum dalam arti materiel
yan. tidak sa@a men@i=ai, tetapi )ahkan harus dilaksana1
kan dan ter(ermin /leh dan dalam setiap peraturan
hukum Ind/nesia* Aleh karena itu, hukum Ind/nesia
haruslah )erketuhanan Fan. Maha 7sa, )erkemanusiaan
yan. adil dan )erada), merupakan 3akt/r pemersatu
)an.sa, )ersi3at kerakyatan, dan men@amin keadilan
s/sial )a.i seluruh rakyat Ind/nesia* Pan(asila merupa1
kan alat pen.u@i untuk setiap peraturan hukum yan. )er1
laku, apakah )ertentan.an atau tidak den.an nilai1nilai
yan. terkandun. di dalamnya* >en.an demikian )erarti
$;1
Lihat dan )andin8kan den8an pendapat "oer9ono "oekanto dalam
Pen8antar Penelitian Hukum, Jakarta! /(*Press, 1687&.
%?9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
)ah=a setiap peraturan hukum yan. )ertentan.an de1
n.an Pan(asila tidak )/leh )erlaku*
>alam )entuk 3/rmilnya, nilai1nilai Pan(asila itu
ter(antum dan dalam perumusan 0ndan.10ndan. >asar
-e.ara Repu)lik Ind/nesia ,ahun %?'< se)a.ai hukum
tertulis yan. tertin..i di Repu)lik Ind/nesia* -amun di
sampin. itu, sum)er hukum 3/rmil itu tidak hanya ter1
)atas kepada yan. tertulis sa@a* 00> -e.ara Repu)lik
Ind/nesia ,ahun %?'< hanyalah salah satu )entuk yan.
tertulis dari n/rma dasar atau hukum dasar yan. )ersi3at
tertin..i itu* >i sampin. hukum dasar yan. tertulis da1
lam naskah 00> %?'<, ada pula hukum dasar atau k/n1
stitusi yan. si3atnya tidak tertulis*
292
Sum)er hukum 3/rmil +ukum ,ata -e.ara Ind/ne1
sia itu dapat dilihat pertama1tama pada 0ndan.10ndan.
>asar %?'<* 0ndan.10ndan. >asar %?'< se)a.ai sum)er
hukum, selain merupakan hukum dasar tertulis yan.
men.atur masalah kene.araan, @u.a merupakan landasan
hukum )a.i ketentuan1ketentuan yan. terdapat dalam
peraturan1peraturan lainnya* Misalnya, Pasal %? ayat :2;
00> %?'< menentukan )ah=a CSusunan >e=an Per=aki1
lan Rakyat :>PR; diatur den.an 0ndan.1undan.D*
Penun@ukan diatur den.an 0ndan.1undan. dalam ayat ini
menye)a)kan 0ndan.10ndan. >asar %?'< men@adi sum1
)er hukum )a.i pem)entukan undan.1undan. yan. akan
men.atur tentan. susunan >e=an Per=akilan Rakyat itu*
>en.an demikian, dari ketentuan 00> %?'< itu men.alir
peraturan1peraturan pelaksanaan yan. merupakan sum1
$;$
Pen9elasan //C 16'+ men0iratkan )ahwa /ndan8*/ndan8 Casar se)a*
8ian dari hukum dasar. /ndan8*/ndan8 Casar suatu 3e8ara ialah han0a
se)a8ian dari hukumn0a dasar 3e8ara. /ndan8*/ndan8 Casar itulah hukum
dasar 0an8 tertulis, sedan8kan di sampin8n0a, )erlaku 9u8a hukum dasar
0an8 tidak tertulis, 0aitu aturan*aturan dasar 0an8 tim)ul dan terpelihara
dalam praktik pen0elen88araan ne8ara meskipun tidak tertulis.
%?$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
)er hukum 3/rmil pula sesuai den.an tin.katan hierarkis1
nya )a.i peraturan1peraturan di )a=ahnya masin.1ma1
sin.*
29#
2. Peraturan Dasar dan Norma Dasar
Seperti dikemukakan /leh A* +//d Phillips, Paul
Ja(ks/n, dan Patri(ia Ee/p/ld dalam CThe constitutional
law of a state is the law relating to the constitution of
that stateD,
29'
maka pentin. sekali untuk memahami hu1
kum, ne.ara, dan k/nstitusi se(ara )ersamaan* +ukum
sendiri diakui tidak mudah untuk dide3inisikan* +*E*A*
+art sendiri menyatakan )ah=a men.enai apa itu
hukum merupakan pertanyaan yan. senantiasa dia@ukan
di sepan@an. se@arah umat manusia* Menurutnya, Cit is a
persistent questionD
29<
yan. selalu dia@ukan dari =aktu ke
=aktu*
-amun demikian, di lapan.an hukum tata ne.ara,
kita memusatkan perhatian hanya kepada hukum dalam
k/nteks kene.araan, yaitu hukum ne.ara :state law;,
hukum k/ta :municipal law;, hukum desa :village law;,
dan se)a.ainya* >alam perspekti3 hukum tata ne.ara,
hukum ne.ara :the law of a state; kita lihat se)a.ai
hukum yan. terdiri atas ped/man perilaku :rules of con-
duct; yan. ditetapkan /leh lem)a.a ne.ara yan. )ertin1
dak se)a.ai le.islat/r atau re.ulat/r dan yan. dite.akkan
/leh lem)a.a pen.adilan yan. di)entuk /leh ne.ara
:duly constituted courts of the state;* ,etapi di pihak lain
@u.a )er3un.si se)a.ai ped/man )a.i /r.an1/r.an ne.ara
$;,
:andin8kan men8enai sum)er hukum tata ne8ara (ndonesia 0an8
dikemukakan oleh )e)erapa sar9ana, seperti misaln0a 3iAmatul Huda, Hukum
-ata 3e8ara (ndonesia, 5a9a2ra.indo Persada, $%%+, Jakarta, hal. ,$*,;E
-itik -riwulan -utik, Pokok*Pokok Hukum -ata 3e8ara, Jakarta! Prestasi
Pustaka, $%%7&, hal. 1,*,+.E dan lain se)a8ain0a.
$;'
Phillips, Jackson, and Leopold, Op. Cit., hal. ,.
$;+
H.L.A. Hart, Op Cit.
%??
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
dalam arti yan. seluas1luasnya untuk men@alankan tu.as dan
ke=enan.annya*
Pada p/k/knya, hukum k/nstitusi itu mendahului
ke)eradaan /r.anisasi ne.ara,
296
seperti apa yan. dikata1
kan /leh ,h/mas Paine )ah=a k/nstitusi le)ih dulu ada
daripada adanya pemerintahan, karena pemerintahan
@ustru di)entuk )erdasarkan ketentuan k/nstitusi* Aleh
karena itu, menurut ,h/mas Paine:
CA constitution is not the act of a government, but of a
people constituting a government, and a government
without a constitution is power without rightD*
299
K/nstitusi )ukanlah peraturan yan. di)uat /leh
pemerintahan, tetapi merupakan peraturan yan. di)uat /leh
rakyat untuk men.atur pemerintahan, dan pemerin1
tahan itu sendiri tanpa k/nstitusi sama den.an kekuasa1
an tanpa ke=enan.an*
29$
K/nstitusi adalah hukum dasar, n/rma dasar, dan
sekali.us palin. tin..i kedudukannya dalam sistem )er1
ne.ara* -amun, se)a.ai hukum, k/nstitusi itu sendiri
tidak selalu )ersi3at tertulis :schreven constitutie atau
written constitution;* K/nstitusi yan. )ersi3at tertulis
)iasa dise)ut undan.1undan. dasar se)a.ai k/nstitusi
dalam arti sempit, sedan.kan yan. tidak tertulis meru1
pakan k/nstitusi dalam arti yan. luas* Menurut +ans
Kelsen, gerund norm atau n/rma dasar itulah yan.
dise)ut k/nstitusi* Gerund norm itu di@a)arkan le)ih
lan@ut men@adi abstract norms yan. selan@utnya di/pera1
si/nalkan den.an general norms yan. untuk seterusnya
$;7
Lihat 3. #acCormick, Fuestionin8 "overei8nt0, 166,, +7 #L5 1, dan
C.#.2. Himsworth, 1667, 7,6.
$;;
?5i8hts o. #an in the Complete @orks o. -homas PaineB, pp. ,%$%
dalam Allen and -hompson, Op Cit., hal. 1.
$;8
Ada 9u8a sar9ana 0an8 )erpendapat )ahwa tidak mun8kin ada suatu
ne8ara tanpa adan0a konstitusi. Lihat, misaln0a, #ax :oli "a)on, <un8si
2anda 1onstitusi, :andun8! P- 2raviti, 1661&, hal. ''.
200
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
dilaksanakan den.an keputusan1keputusan yan. )erisi Maria 5arida Indrati men.enai hal terse)ut*
29?
P/k/k
concrete and individual norms* 8a.i +ans Kelsen, pera1 pikiran yan. melandasi pandan.an demikian tidak lain
turan perundan.1undan.an )erisi general and abstract adalah stuffenbau theorie menurut !ersi +ans -a=iasky
norms yan. tertuan. dalam )entuk 3/rmal, sedan.kan terse)ut di atas, yan. san.at )er)eda dari stuffenbau
gerund norms ter(akup dalam rumusan pen.ertian k/n1 theorie menurut !ersi +ans Kelsen* 8a.i Kelsen, gerund
stitusi dalam arti materiel* K/nstitusi dalam arti materiel norm itulah k/nstitusi, sedan.kan peraturan perundan.1
inilah yan. dise)ut Kelsen den.an the first constitution undan.an )erisi general and abstract norms, sehin..a
yan. mendahului the (second) constitution atau k/nsti1 Pan(asila dan Pem)ukaan 00> %?'< tidak dapat dilihat
tusi dalam )entuknya yan. 3/rmal terse)ut* se)a.ai sesuatu yan. terpisah dari pasal1pasal 00> %?'<
Sementara itu, +ans -a=iasky, salah se/ran. mu1 itu sendiri* Keduanya ter(akup dalam pen.ertian 00>
rid +ans Kelsen, menye)ut gerund norms itu den.an %?'< se)a.ai k/nstitusi yan. tertulis yan. )erisi gerund
istilah staatsfundamentalnorms yan. @u.a di)edakannya norms* ,entu sa@a, di sampin. 00> %?'< se)a.ai k/nsti1
dari k/nstitusi* ,idak semua nilai1nilai yan. terdapat tusi tertulis, ada pula k/nstitusi yan. tidak tertulis yan.
dalam k/nstitusi merupakan staatsfundamental norms* hidup dalam kesadaran hukum dan praktik penyelen.1
-ilai1nilai yan. termasuk staatsfundamentalnorm me1 .araan ne.ara yan. diidealkan se)a.ai )a.ian dari pe1
nurutnya hanya spirit nilai1nilai yan. terkandun. di n.ertian k/nstitusi dalam arti luas dan /leh karena itu
dalam k/nstitusi itu, sedan.kan n/rma1n/rma yan. ter1 adalah @u.a n/rma1n/rma dasar atau gerund norms yan.
tulis di dalam pasal1pasal undan.1undan. dasar terma1 men.ikat se)a.ai )a.ian dari k/nstitusi*
suk kate./ri abstract norms* Aleh karena itu, @ika dikait1
kan den.an sistem k/nstitusi Repu)lik Ind/nesia, dapat 3. Peraturan Perundang-undangan
di)edakan antara Pem)ukaan 00> %?'< den.an pasal1 Peraturan perundan.1undan.an adalah peraturan
pasal 00> %?'<* tertulis yan. )erisi n/rma1n/rma hukum yan. men.ikat
8ahkan, Padm/ Gahy/n/ dan +amid S* Attamimi untuk umum, )aik yan. ditetapkan /leh le.islat/r mau1
menye@a@arkan pen.ertian staatsfundamentalnorm itu pun /leh re.ulat/r atau lem)a.a1lem)a.a pelaksana un1
den.an kedudukan Pan(asila se)a.ai dasar ne.ara, se1 dan.1undan. yan. mendapatkan ke=enan.an dele.asi
dan.kan pasal1pasal 00> %?'< didudukan se)a.ai ab- dari undan.1undan. untuk menetapkan peraturan1pera1
stract norms* Aleh karena itu, dalam hierarki peraturan turan tertentu menurut peraturan yan. )erlaku* Pr/duk
perundan.1undan.an menurut Padm/ Gahy/n/ dan le.islati3 atau pr/duk le.islat/r yan. dimaksud di sini
+amid S* Attamimi, Pan(asila itu harus ditempatkan di adalah peraturan yan. )er)entuk undan.1undan., di1
luar dan di atas 00> %?'<* )entuk /leh >e=an Per=akilan Rakyat :>PR;, dan pem1
Pandan.an yan. demikian, sampai sekaran. terus )ahasannya dilakukan )ersama1sama den.an PresidenI1
dianut /leh murid1murid Padm/ Gahy/n/ dan +amid S* Pemerintah untuk mendapatkan persetu@uan )ersama
Attamimi, seperti ter(ermin, misalnya, dalam pandan.an yan. akhirnya setelah mendapat persetu@uan )ersama
$;6
Lihat #aria <arida, (lmu Perundan8*undan8an! Casar*Casar dan
Pem)entukann0a, Jakarta! 1anisius, 1668&.
20% 202
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
akan disahkan /leh Presiden dan diundan.kan se)a.ai1
mana mestinya atas perintah Presiden* 0ntuk undan.1
undan. tertentu, pem)ahasan )ersama dilakukan de1
n.an meli)atkan pula peranan >e=an Per=akilan >ae1
rah :>P>;*
2$0
Selain peraturan yan. )er)entuk undan.1undan.,
ada pula peraturan yan. disusun dan ditetapkan /leh
lem)a.a eksekuti3 pelaksana undan.1undan.* Setiap
lem)a.a pelaksana undan.1undan. dapat di)eri ke=e1
nan.an re.ulasi /leh undan.1undan. dalam ran.ka men1
@alankan undan.1undan. yan. )ersan.kutan* >i sampin.
itu, pemerintah karena 3un.sinya di)eri ke=enan.an
pula untuk menetapkan sesuatu peraturan tertentu, di
sampin. undan.1undan. itu sendiri dapat pula menen1
tukan adanya lem)a.a re.ulasi yan. )ersi3at tertentu
pula* Semua pr/duk hukum tertulis yan. )erisi n/rma
yan. )ersi3at men.atur :regeling; itu dalam ilmu hukum
kita namakan peraturan perundan.1undan.an*
Menurut ketentuan 0ndan.1undan. -/m/r %0
,ahun 200' tentan. Pem)entukan Peratuan Perundan.1
undan.an, )entuk1)entuk dan tata urut peraturan perun1
dan.1undan.an dimaksud adalah :i; 0ndan.10ndan.
>asar dan Peru)ahan 0ndan.10ndan. >asar& :ii;
0ndan.10ndan. dan Peraturan Pemerintah Pen..anti
0ndan.10ndan.& :iii; Peraturan Pemerintah& :i!; Peratu1
ran Presiden& dan :!; Peraturan >aerah*
2$%
-amun, di
sampin. )entuk1)entuk yan. dise)ut dalam 0ndan.1
undan. -/m/r %0 ,ahun 200' itu, masih ada )entuk
peraturan lainnya yan. sampai sekaran. masih )erlaku
atau masih terus di)uat dalam praktik* Misalnya, )anyak
$8%
Lihat Pasal $$C a0at $& //C 16'+ dan Pasal '$ // 3o. $$ -ahun $%%,
tentan8 "usunan dan 1edudukan #P5, CP5, CPC, dan CP5C.
$81
Lihat kem)ali Pasal ; a0at 1& men8enai 9enis dan hierarki peraturan
perundan8*undan8an dalam // 3o. 1% -ahun $%%' tentan8 Pem)entukan
Peraturan Perundan8*undan8an.
20#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
ketetapan1ketetapan MPRIS yan. masih ada dan yan.
sampai sekaran. masih di)erlakukan )erdasarkan Kete1
tapan :,AP; MPR -/* IIMPRI200#, meskipun MPR
sendiri de=asa ini tidak la.i mempunyai ke=enan.an
menetapkan ketetapan yan. )ersi3at men.atur :rege-
ling;*
Selain itu, dalam praktik, kita @u.a dapat men@um1
pai )anyak sekali )entuk1)entuk peraturan lainnya,
seperti Peraturan Menteri, Peraturan 8ank Ind/nesia
:P8I;, Peraturan Mahkamah A.un. :P7RMA;, Peraturan
Mahkamah K/nstitusi :PMK;, Peraturan atau Keputusan
8adan Pemeriksa Keuan.an :8PK;, dan lain1lain se)a1
.ainya* Keputusan1keputusan para pe@a)at yan. )ersi3at
regeling atau yan. men.andun. re.ulasi @u.a masih
)anyak yan. dituan.kan dalam )entuk keputusan1kepu1
tusan yan. ditetapkan untuk maksud men.ikat untuk
umum* Misalnya, keputusan1keputusan K/misi Pemili1
han 0mum :KP0;, K/misi Pen.a=as Persain.an 0saha
:KPP0;, K/misi Pem)erantasan K/rupsi :KPK;, serta
termasuk Keputusan1Keputusan Menteri, seperti Men1
teri >alam -e.eri, Menteri Euar -e.eri, Menteri Keua1
n.an, Menteri Perindustrian, Menteri A.ama, Menteri
Pendidikan -asi/nal, Menteri Pendaya.unaan Aparatur
-e.ara, Menteri ,ena.a Ker@a, dan se)a.ainya* >emi1
kian pula Keputusan1Keputusan >irektur Jenderal, se1
perti >irektur Jenderal Pa@ak, >irektur Jenderal 8ea dan
Cukai, >irektur Jenderal Pendidikan >asar, dan lain
se)a.ainya*
%; 0ndan.1undan. :00;
Pasal 20 ayat :%; 0ndan.10ndan. >asar %?'<
menyatakan, Dewan Perwakilan Rakyat memegang ke-
20'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
kuasaan membentuk undang-undang*
2$2
0ndan.1un1 media pen.umuman :publication;*
2$#
dan. itu selalu )erisi se.ala sesuatu yan. menyan.kut -amun, tan..al e3ekti3itas ke)erlakuan :effective
ke)i@akan kene.araan untuk melaksanakan amanat un1 validity; suatu undan.1undan. untuk dilaksanakan da1
dan.1undan. dasar di )idan.1)idan. tertentu yan. me1 lam praktik, kadan.1kadan. ditentukan )er)eda =aktu1
merlukan persetu@uan )ersama antara Presiden dan nya dari tan..al pen.undan.an* Misalnya tan..al pe1
>e=an Per=akilan Rakyat* Aleh karena itu, ditentukan n.undan.annya adalah tan..al % Januari 200<, tetapi
/leh Pasal 20 ayat :2; )ah=a DSetiap rancangan un- tan..al )erlakunya ditentukan )aru e3ekti3 mulai tan..al
dang-undang itu dibahas oleh Dewan Perwakilan Rak- % Januari 2006* Masa satu tahun itu disediakan se)a.ai
yat dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersa- =aktu ten..an. yan. dapat dipakai untuk tu@uan s/siali1
maD* Pada ayat :';1nya menentukan, DPresiden menge- sasi undan.1undan. itu se)elum di@alankan se)a.aimana
sahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui mestinya* Aleh karena itu, tan..al pen.undan.an tidak
bersama untuk menjadi undang-undangD* selalu atau tidak mutlak harus ditentukan sama den.an
Pr/duk undan.1undan. ini merupakan )entuk tan..al pem)erlakuan* Misalnya, 0ndan.10ndan. -/1
hukum peraturan yan. palin. tin..i statusnya di )a=ah m/r %6 ,ahun 2002 tentan. Fayasan,
2$'
diundan.kan
undan.1undan. dasar* Jika di)andin.kan den.an sistem pada tahun 2002, tetapi mulai di)erlakukan se(ara
hukum di ne.eri 8elanda, undan.1undan. dapat dise1 e3ekti3 )aru pada tahun 200#* 8ahkan, pelaksanaannya
padankan den.an wet yan. mempunyai kedudukan ter1 pernah ditunda satu tahun sehin..a pelaksanaanya
tin..i di )a=ah grondwet, atau seperti di Amerika Seri1 dimulai pada tahun 200'*
kat den.an act :legislative act; yan. )erada lan.sun. di >i sampin. itu, tan..al pen.esahan undan.1
)a=ah constitution* Se)a.ai pr/duk hukum, undan.1 undan. se(ara 3/rmil dapat pula di)edakan dari tan..al
undan. )aru mulai men.ikat untuk umum se)a.ai alge- pen.esahannya se(ara materiel* Ketentuan Pasal 20 ayat
meene verbindende voorschiften :peraturan yan. :'; 00> %?'< yan. dilaksanakan den.an tindakan pe1
men.ikat untuk umum;, yaitu pada saat diundan.kan* n.undan.an seperti dimaksud di atas, dapat dise)ut
,indakan administrasi pen.undan.an undan.1undan. se)a.ai pen.esahan yan. )ersi3at 3/rmil* Sedan.kan,
dilakukan den.an (ara mener)itkan naskah undan.1 pen.esahan suatu ran(an.an undan.1undan. /leh dan
undan. dimaksud :published; dalam Eem)aran -e.ara dalam rapat paripurna >PR se)a.ai tanda )ah=a suatu
Repu)lik Ind/nesia :E-1RI;* Sedan.kan untuk naskah ran(an.an undan.1undan. telah mendapat persetu@uan
Pen@elasannya dalam ,am)ahan Eem)aran -e.ara Re1 )ersama antara >PR dan Pemerintah dapat dise)ut se)a1
pu)lik Ind/nesia :,E-1RI;* Media Eem)aran -e.ara dan .ai pen.esahan materiel* Se)elum ran(an.an undan.1
,am)ahan Eem)aran -e.ara ini @u.a )er3un.si se)a.ai undan. disahkan dalam rapat paripurna >PR, maka dari
$8,
Lihat 9u8a ?:A: (O! Pen8undan8an dan Pen0e)arluasanB dalam // 3o.
$8$
:andin8kan den8an ketentuan Pasal + //C 16'+ se)elum amandemen, 1% -ahun $%%' tentan8 Pem)entukan Peraturan Perundan8an*undan8an.
0an8 men0atakan, ?Presiden meme8an8 kekuasaan mem)entuk undan8*
$8'
(ndonesia, /ndan8*undan8 tentan8 4a0asan, // 3o. 17 -ahun $%%$, L3
undan8 den8an persetu9uan Cewan Perwakilan 5ak0atB. 3o. 11$ -ahun $%%$, -L3 3o. '1,$.
20< 206
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
pihak Pemerintah sey/.yanya di)eri kesempatan untuk
menyampaikan pendapat akhirnya se)a.ai tanda per1
setu@uan atas ran(an.an suatu undan.1undan. untuk
disahkan* Apa)ila dalam rapat paripurna >PR terse)ut
ran(an.an undan.1undan. telah disahkan se)a.ai tanda
telah di(apainya persetu@uan )ersama, maka pen.esahan
terse)ut sama den.an pen.esahan yan. )ersi3at materiel*
>ikatakan pen.esahan itu )ersi3at materiel, karena
setelah itu terhadap materi ran(an.an undan.1undan.
dimaksud tidak dapat la.i diadakan peru)ahan apapun
@u.a* >alam Pasal 20 ayat :<; 00> %?'< ditentukan:
D>alam hal ran(an.an undan.1undan. yan. telah
disetu@ui )ersama terse)ut tidak disahkan /leh Presiden
dalam =aktu ti.a puluh hari semen@ak ran(an.an
undan.1undan. terse)ut disetu@ui, ran(an.an undan.1
undan. terse)ut sah men@adi undan.1undan. dan =a@i)
diundan.kanD*
2$<
Artinya, meskipun dari se.i )entuknya naskah
ran(an.an undan.1undan. itu masih )erupa ran(an.an
yan. )elum disahkan /leh Presiden dan karena itu )elum
men.ikat se)a.ai hukum, tetapi materinya sudah 3inal*
Ran(an.an yan. sudah disahkan dalam rapat paripurna
>PR itu sudah men@adi wet in materiele zin, meskipun
)elum men@adi undan.1undan. dalam arti yan. resmi
atau wet in formele zin*
>alam ilmu hukum atau rechtswetenschap, me1
man. di)edakan antara pen.ertian wet in formele zin
dan wet in materiele zin* Misalnya, An..aran Penda1
patan dan 8elan@a -e.ara )iasa dituan.kan dalam )en1
tuk atau di)eri )a@u hukum dalam )entuk undan.1
$8+
:andin8kan den8an Pasal $1 //C 16'+ se)elum amandemen 0an8 )er*
)un0i! ?Jika rancan8an itu, meskipun disetu9ui oleh Cewan Perwakilan 5ak*
0at, tidak disahkan oleh Presiden, maka rancan8an tadi tidak )oleh dima9u*
kan la8i dalam persidan8an Cewan Perwakilan 5ak0at masa ituB.
209
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
undan., yaitu se)a.ai pr/duk hukum yan. di)entuk dan
di)ahas )ersama /leh >PR den.an persetu@uan )ersama
den.an Presiden* Akan tetapi, dari se.i isi atau materi1
nya, AP8- itu se)enarnya )ukanlah n/rma hukum yan.
)iasa dikenal den.an pen.ertian undan.1undan.*
Aleh se)a) itu, 00 tentan. AP8- itu )iasa dise)ut
se)a.ai undan.1undan. dalam arti 3/rmil :wet in mate-
riele zin;, )ukan undan.1undan. dalam arti materiel :wet
in materiele zin;*
2$6
Se)enarnya, setiap keputusan tertulis yan. ditetap1
kan /leh pe@a)at yan. )er=enan. di )idan. pen.aturan
:regelendaad; yan. )erisi n/rma hukum :legal norms;
dan men.atur tin.kah laku yan. men.ikat untuk umum
dapat dise)ut se)a.ai peraturan perundan.1undan.an*
0ndan.1undan. hanyalah merupakan salah satu )entuk1
nya,
2$9
yaitu se)a.ai peraturan yan. di)entuk /leh >PR,
di)ahas dan disetu@ui )ersama /leh >PR dan Presiden,
dan disahkan /leh Presiden, serta diundan.kan se)a.ai1
mana mestinya atas perintah Presiden, sehin..a men@adi
n/rma hukum men.ikat untuk umum* >en.an )e.itu,
undan.1undan. )er)eda dari pen.ertian peraturan per1
undan.1undan.an pada umumnya* Peraturan perun1
dan.1undan.an itu adalah se.ala )entuk peraturan ne.a1
ra dari @enis yan. tertin..i di )a=ah undan.1undan.
dasar sampai den.an yan. terendah, yan. dihasilkan dan
ditetapkan se(ara atri)uti3 dari peraturan yan. le)ih
tin..i atau se(ara dele.asi dari peme.an. kekuasaan
pem)entuk undan.1undan. (legislative power, wetge-
$87
:andin8kan den8an pendapat dari Ari.in P. "oeria Atmad9a dalam )e)e*
rapa tulisann0a seperti pada ?#ekanisme Pertan88un89awa)an 1euan8an
3e8ara! "uatu -in9auan 4uridisB 1687& dan ?1euan8an Pu)lik dalam
Perspekti. HukumB $%%+&.
$8;
Lihat :a8ir #anan, Casar*Casar Perundan8*/ndan8an (ndonesia,
Jakarta! (nd*Hill Co., 166$&, hal. '.
20$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
vende macht, atau gesetzgebende gewalt;*
2$$
Maka arti1
nya )ah=a 0ndan.10ndan. >asar tidak termasuk pe1
n.ertian peraturan perundan.1undan.an*
2; Perpu :Peraturan Pemerintah Pen..anti 00;
Peraturan Pemerintah Pen..anti 0ndan.1undan.
se)a.ai sum)er hukum dapat dilihat dalam Pasal < ayat
:2; dan Pasal 22 0ndan.10ndan. >asar %?'<* Pasal <
ayat :2; 00> %?'< menentukan, Presiden menetapkan
peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-
undang sebagaimana mestinya* Sedan.kan, Pasal 22
menentukan:
:%; >alam hal ih=al ke.entin.an yan. memaksa, Presi1
den )erhak menetapkan peraturan pemerintah se)a1
.ai pen..anti undan.1undan.&
:2; Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetu1
@uan >e=an Per=akilan Rakyat dalam persidan.an
yan. )erikut&
:#; Jika tidak mendapat persetu@uan, maka peraturan
pemerintah itu harus di(a)ut*
0ntuk memudahkan, Peraturan Pemerintah
se)a.ai Pen..anti 0ndan.1undan. ini )iasanya disin.kat
DPerpuD* >alam K/nstitusi RIS %?'? dan 00>S %?<0,
Peraturan Pemerintah se)a.ai Pen..anti 0ndan.1
undan. dise)ut den.an istilah Dundan.1undan. daruratD*
Ke(uali terhadap se)utannya yan. )erlainan, tidak ada
per)edaan yan. prinsipil antara Perpu menurut 00>
%?'< dan undan.1undan. darurat menurut K/nstitusi
RIS dan 00>S %?<0 itu*
$88
:andin8kan den8an pendapat H. A)dul Latie. 0an8 men8an88ap )ahwa
istilah peraturan perundan8*undan8an itu 9u8a men8andun8 pen8ertian
se)a8ai proses pem)entukan peraturan dimaksud. Lihat H. A)dul Latie.,
Hukum dan Peraturan 1e)i9aksanaan :eleidsre8el& pada Pemerintahan
Caerah, 4o80akarta! /((*Press, $%%+&, hal. ,8*,6.
20?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
8a.aimanapun, perpu itu sendiri meman. merupa1
kan undan.1undan. yan. di)entuk dalam keadaan yan.
darurat yan. menurut istilah Pasal 22 ayat :%; 00> %?'<
dise)utkan DDalam hal ihwal kegentingan yang memak-
saD* Istilah hal1ih=al ke.entin.an yan. memaksa dan
darurat di sini tentu tidak )/leh dika(aukan atau diiden1
tikkan den.an pen.ertian Dkeadaan )ahayaD menurut ke1
tentuan Pasal %2 00> %?'<* Keadaan darurat atau dalam
hal ih=al ke.entin.an yan. memaksa di sini adalah kea1
daan yan. dita3sirkan se(ara su)@ekti3 dari sudut pan1
dan. PresidenI Pemerintah, di satu pihak karena :i;
Pemerintah san.at mem)utuhkan suatu undan.1undan.
untuk tempat menuan.kan sesuatu ke)i@akan yan.
san.at pentin. dan mendesak )a.i ne.ara, tetapi di lain
pihak :ii; =aktu atau kesempatan yan. tersedia untuk
mendapatkan persetu@uan >e=an Per=akilan Rakyat ti1
dak men(ukupi se)a.aimana mestinya*
Aleh karena itu, dari se.i su)stansinya se)enarnya
@u.a merupakan undan.1undan. dalam arti materiel
:wet in materiele zin;* Se)a), su)stansi n/rma yan. ter1
kandun. di dalamnya adalah materi undan.1undan.
)ukan materi peraturan pemerintah* Materi n/rmati3
terse)ut dituan.kan dalam )entuk peraturan pemerintah
hanya )ersi3at sementara =aktu sa@a, karena itu harus
mendapat persetu@uan >PR dalam persidan.an yan.
)erikut* Jika tidak mendapat persetu@uan >PR, maka
peraturan pemerintah itu harus di(a)ut /leh Presiden*
Jadi, su)stansinya adalah su)stansi undan.1undan.,
tetapi )entuk 3/rmilnya adalah Peraturan Pemerintah*
Aleh karena itu, perpu dian..ap sedera@at kedudukannya
den.an undan.1undan., sehin..a materi muatannya sa1
n.at mun.kin )ertentan.an atau )ersi3at men.u)ah
2%0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
ketentuan undan.1undan. yan. ada se)elumnya*
2$?
#; Ketetapan MPRIS
Istilah ketetapan dalam Ketetapan MPRIS terse)ut
se)enarnya tidak terdapat dalam ketentuan 0ndan.1
0ndan. >asar %?'<* Menurut M/h* Kusnardi dan
+armaily I)rahim, istilah ini mun.kin diam)il /leh
MPRS pada sidan.1sidan.nya yan. pertama dari )unyi
pasal1pasal 0ndan.10ndan. >asar %?'< yan. menye)ut1
kan )ah=a MPR )er=enan. menetapkan 0ndan.1
0ndan. >asar, Haris1.aris )esar daripada haluan ne.ara
:Pasal #;, dan memilih Presiden dan Gakil Presiden :Pa1
sal 6 ayat 2;* -amun, Ketetapan Ma@elis Permusya=ara1
tan Rakyat Sementara :MPRS; itu sendiri sampai den.an
sekaran. masih merupakan sum)er hukum, karena
masih ada )e)erapa Ketetapan Ma@elis Permusya=aratan
Rakyat Sementara yan. dinyatakan tetap )erlaku /leh
Ketetapan MPR -/m/r IIMPRI200#*
Seperti diketahui, setelah Peru)ahan Keempat
00> %?'<, status hukum Ketetapan MPRIS yan. )ersi3at
men.atur :regeling; dian..ap tidak la.i mempunyai
dasar k/nstitusi/nal* MPR menurut Pasal # juncto Pasal $
ayat :#; 00> %?'< hanya memiliki ' :empat; ke=e1
nan.an k/nstitusi/nal sa@a, yaitu :i; men.u)ah dan
menetapkan 00>, :ii; melantik Presiden danIatau Gakil
Presiden, :iii; mem)erhentikan Presiden danIatau Gakil
Presiden dari @a)atannya menurut 00> %?'<, dan :i!;
memilih Presiden danIatau Gakil Presiden untuk men.i1
$86
Lihat dan cermati ketentuan*ketentuan pada /ndan8*undan8 3omor 1%
-ahun $%%' tentan8 Pem)entukan Peraturan Perundan8*undan8an, khusus*
n0a pada )a8ian :a) ((( men8enai #ateri #uatan. :andin8kan 9u8a
pen8ertian men8enai klausa ?hal ikhwal ke8entin8an 0an8 memaksaB dalam
Putusan #ahkamah 1onstitusi dalam perkara Pen8u9ian /ndan8*undan8
3omor 16 -ahun $%%' tentan8 1ehutanan )ertan88al ; Juli $%%+.
2%%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
si l/=/n.an @a)atan* Aleh karena itu, tidak ada la.i Kete1
tapan MPR yan. )ersi3at pen.aturan :regeling; yan. )/leh
di)uat /leh MPR di masa mendatan.*
,erhadap )er)a.ai Ketetapan MPRIS yan. sudah
ada dan di=arisi dari masa lalu, telah diadakan penin@au1
an menyeluruh men.enai materi dan status hukumnya
)erdasarkan Ketetapan MPR -/* IIMPRI,ahun 200#
tentan. Penin@auan ,erhadap Materi dan Status +ukum
Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR1RI ,ahun %?60
Sampai >en.an ,ahun 2002*
2?0
Ada Ketetapan MPRIS
yan. dinyatakan sudah di(a)ut, ada yan. dinyatakan
masih )erlaku sampai ter)entuknya pemerintahan )aru
hasil Pemilu 200', ada pula ketetapan yan. dinyatakan
masih )erlaku sampai materinya diatur den.an undan.1
undan.* -amun demikian, selain itu semua, sampai
sekaran. masih terdapat $ :delapan; Ketetapan MPRIS
yan. dapat dikatakan masih )erlaku se)a.ai peraturan
yan. men.ikat untuk umum*
Kedelapan Ketetapan Ma@elis Permusya=aratan
Rakyat :MPR; atau Ma@elis Permusya=aratan Rakyat
Sementara :MPRS; terse)ut adalah:
:i; Ketetapan MPRS -/m/r KKJIMPRSI%?66 tentan.
Pem)u)aran PKI, Pernyataan Se)a.ai Ar.anisasi
,erlaran. di Seluruh Gilayah -e.ara RI )a.i PKI
dan Earan.an Setiap Ke.iatan untuk Menye)arkan
atau Men.em)an.kan 5aham atau A@aran K/mu1
nisIMarisme1Eeninisme dinyatakan tetap )erlaku,
den.an ketentuan seluruh ketentuan dalam Kete1
tapan MPRS1RI -/m/r KKJIMPRSI%?66 ini, ke
depan di)erlakukan den.an )erkeadilan dan men.1
$6%
Lihat Himpunan 1etetapan #P5" dan 1etetapan #P5*5( :erdasarkan
1etetapan #P5*5( 3o. (J#P5J-ahun $%%, tentan8 Penin9auan -erhadap
#ateri dan "tatus Hukum 1etetapan #P5" dan 1etetapan #P5*5( -ahun
167% sampai den8an -ahun $%%$, Jakarta! "ekretariat Jenderal #P5, $%%,&.
2%2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
h/rmati hukum, prinsip dem/krasi, dan hak asasi sampai terlaksananya seluruh ketentuan dalam
manusia& Ketetapan terse)ut*
:ii; Ketetapan MPR1RI -/m/r KJIIMPRI%??$ tentan.
P/litik 7k/n/mi dalam Ran.ka >em/krasi 7k/n/1 Status hukum kedelapan Ketetapan MPRIS yan.
mi, dinyatakan tetap )erlaku den.an ketentuan, tersisa ini tidak dapat dikate./rikan se)a.ai undan.1
Pemerintah )erke=a@i)an mend/r/n. ke)erpiha1 undan. dasar, karena ketika di)uat materinya meman.
kan p/litik ek/n/mi yan. le)ih mem)erikan kesem1 tidak dimaksudkan se)a.ai n/rma hukum dasar atau
patan dukun.an dan pen.em)an.an ek/n/mi, usa1 k/nstitusi* -amun, karena lem)a.a yan. menetapkannya
ha ke(il menen.ah, dan k/perasi se)a.ai pilar ek/1 adalah MPR, maka dapat sa@a tim)ul pena3siran seakan1
n/mi dalam mem)an.kitkan terlaksananya pem)a1 akan Ketetapan MPRIS itu setin.kat kedudukannya
n.unan nasi/nal dalam ran.ka dem/krasi ek/n/mi den.an undan.1undan. dasar* Akan tetapi, status hukum
sesuai hakikat Pasal ## 00> -e.ara Repu)lik Ketetapan MPRIS yan. tersisa itu dapat pula dita3sirkan
Ind/nesia ,ahun %?'<& setin.kat kedudukannya atau dapat dipersamakan de1
:iii; Ketetapan MPRS -/* KKIKIMPRSI%?66 tentan. n.an undan.1undan.*
Pen.an.katan Pahla=an Ampera tetap )erlaku de1 >ipersamakan itu )erarti tidak harus sama, tetapi
n.an men.har.ai Pahla=an Ampera yan. telah se(ara teknis hukum kedudukannya dapat dian..ap
ditetapkan hin..a ter)entuknya undan.1undan. sama* Se)a), MPR sendiri telah menentukan, ada di
tentan. pem)erian .elar, tanda @asa, dan lain1lain antara ketetapan1ketetapannya itu yan. masih )erlaku
tanda keh/rmatan& sampai materinya diatur den.an undan.1undan.* +al itu
:i!; Ketetapan MPR -/* KIIMPRI%??$ tentan. Penye1 menun@ukkan )ah=a MPR sendiri telah menundukkan
len..ara -e.ara yan. 8ersih dan 8e)as KK- sam1 status hukum ketetapan1ketetapannya itu setin.kat de1
pai terlaksananya seluruh ketentuan dalam keteta1 n.an undan.1undan., karena ketetapan1ketetapan terse1
pan terse)ut* Sekaran. telah ter)entuk 00 tentan. )ut dapat diu)ah den.an undan.1undan.* Meskipun
Pem)erantasan ,indak Pidana K/rupsi, meskipun se(ara 3/rmil )entuknya )ukan undan.1undan. :wet;,
masih ada aspek yan. terkait den.an mantan Presi1 tetapi se(ara materiel Ketetapan1Ketetapan MPRIS ter1
den S/ehart/ yan. )elum terselesaikan& sisa itu adalah @u.a undan.1undan. atau wet in mate-
:!; Ketetapan MPR -/* JIIMPRI200% tentan. 7tika riele zin*
Kehidupan 8er)an.sa&
:!i; Ketetapan MPR -/* JIIIMPRI200% tentan. Jisi '; Peraturan Pemerintah
Ind/nesia Masa >epan& Menurut ketentuan Pasal < ayat :2; 00> %?'<,
:!ii; Ketetapan MPR -/* JIIIIMPRI200% tentan.
Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk men1
Rek/mendasi Arah Ke)i@akan Pem)erantasan dan @alankan undan.1undan. se)a.aimana mestinya* >ikare1
Pen(e.ahan KK- sampai terlaksananya seluruh
nakan Peraturan Pemerintah diadakan untuk melak1
ketentuan dalam ketetapan terse)ut&
sanakan 0ndan.1undan., maka tidak mun.kin )a.i
:!iii; Ketetapan MPR -/* IKIMPRI200% tentan. Pem)a1 Presiden untuk menetapkan Peraturan Pemerintah se)e1
ruan A.raria dan Pen.el/laan Sum)er >aya Alam lum ada undan.1undan.nya* Aleh karena itu, 00 selalu
2%# 2%'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
mendahului Peraturan Pemerintah :PP;, dan Peraturan
Pemerintah dapat di)entuk hanya atas dasar perintah
undan.1undan.* >en.an perkataan lain, Peraturan Pe1
merintah itu merupakan )entuk delegated legislation
atau ke=enan.an yan. didele.asikan /leh principal
legislator atau pem)entuk undan.1undan. kepada Presi1
den selaku kepala pemerintahan yan. akan men@alankan
:eksekutif; undan.1undan. yan. )ersan.kutan*
>alam hu)un.an den.an pendele.asian ke=ena1
n.an itu, kadan.1kadan. tim)ul pers/alan, misalnya, ke1
=enan.an yan. didele.asikan terse)ut disalah.unakan
/leh Pemerintah* Jika ke=enan.an re.ulasi itu disalah1
.unakan, seperti umpamanya, materi yan. diatur dalam
Peraturan Pemerintah itu )erle)ihan sehin..a menam1
)ah1nam)ah atau )ahkan men.u)ah materi yan. diatur
dalam undan.1undan. yan. men@adi dasar )erpi@aknya,
maka tersedia mekanisme untuk men.u@inya ke Mah1
kamah A.un.* Pasal 2'A ayat :%; 00> %?'< menen1
tukan, Mahkamah Agung berwenang ... menguji pera-
turan perundang-undangan di bawah undang-undang
terhadap undang-undang, ...*
2?%
>en.an perkataan lain, @ika di dalam undan.1
undan. tidak ada perintah yan. te.as a.ar Peraturan
Pemerintah ditetapkan /leh Pemerintah, maka Peme1
rintah tidak dapat menetapkan Peraturan Pemerintah
sama sekali* Pen.aturan den.an Peraturan Pemerintah
itu semata1mata untuk maksud men.atur le)ih lan@ut
hal1hal yan. diperintahkan untuk diatur dalam dan
den.an Peraturan Pemerintah* +anya sa@a, dalam
0ndan.1undan. -/m/r %0 ,ahun 200' tentan. Pem1
$61
:andin8kan den8an kewenan8an dari #ahkamah 1onstitusi 0an8
mempun0ai kewenan8an untuk men8u9i undan8*undan8 terhadap /ndan8*
/ndan8 Casar. Lihat Pasal 1, // 3o. 1' -ahun 168' tentan8 #ahkamah
A8un8 dan Pasal 1% // 3o. $' -ahun $%%, tentan8 #ahkamah 1onstitusi.
2%<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
)entukan Peraturan Perundan.1undan.an,
2?2
ditentukan
@u.a )ah=a Peraturan Pemerintah itu dapat di)entuk
atas dasar pendele.asian yan. te.as atau tidak te.as dari
undan.1undan.* Pasal %0 undan.1undan. ini menyata1
kan, Materi muatan Peraturan pemerintah berisi
materi untuk menjalankan undang-undang sebagai-
mana mestinya*
>alam Pen@elasan pasal terse)ut dinyatakan )ah=a
yan. dimaksud den.an Dse)a.aimana mestinyaD adalah
materi muatan yan. diatur dalam Peraturan Pemerintah
tidak )/leh menyimpan. dari materi yan. diatur dalam
undan.1undan. yan. )ersan.kutan* >ari pen@elasan ini
tim)ul pena3siran )ah=a sekiranya tidak diperintahkan
se(ara eksplisit pun /leh undan.1undan., PP tetap dapat
dikeluarkan /leh Pemerintah asalkan materinya tidak
)ertentan.an den.an undan.1undan., dan asalkan hal
itu meman. diperlukan sesuai den.an ke)utuhan yan.
tim)ul dalam praktik untuk maksud ... menjalankan
undang-undang sebagaimana mestinya* Per)edaan
pena3siran atas pr/sedur teknis pelaksanaan pendele.a1
sian yan. tidak te.as itulah yan. nantinya dapat menim1
)ulkan masalah serius di lapan.an*
<; Peraturan Presiden
0ndan.1undan., Peraturan Pemerintah Pen..anti
0ndan.1undan., dan Peraturan Pemerintah adalah )en1
tuk1)entuk peraturan yan. dise)ut /leh 0ndan.10ndan.
>asar %?'<* -amun, tidak demikian halnya den.an Pera1
turan Presiden* Se)elum di)entuknya 00 -/* %0 ,ahun
200', istilah yan. )iasa dipakai untuk ini adalah Keppres
:Keputusan Presiden;* Keputusan Presiden se)a.ai )en1
tuk peraturan, )aru ditetapkan /leh Ketetapan Ma@elis
$6$
(ndonesia, /ndan8*undan8 tentan8 Pem)entukan Peraturan Perundan8*
undan8an, // 3o. 1% -ahun $%%', L3 -ahun $%%' 3o. +,, -L3 3o. ',86.
2%6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Permusya=aratan Rakyat Sementara -/* KKIMPRSI
%?66* >en.an ketetapan MPRS ini, )entuk1)entuk pera1
turan yan. ada se)elumnya, seperti Peraturan Presiden
:Perpres; dan Penetapan Presiden :Penpres; ditiadakan*
Keputusan Presiden dalam Ketetapan MPRS ini dimak1
sud untuk melaksanakan ketentuan 00> %?'< dan kete1
tapan1ketetapan Ma@elis Permusya=aratan Rakyat Se1
mentaraIMa@elis Permusya=aratan Rakyat dalam )idan.
eksekuti3, atau Peraturan Pemerintah*
2?#
-amun, materi Keputusan Presiden ini ada yan.
)ersi3at men.atur :regeling; dan ada pula yan. hanya
)ersi3at penetapan administrati3 :beschikking; dan
)erlaku untuk sekali atau einmalig sa@a* Karena mua1
tannya ter(ampur1aduk antara yan. )ersi3at regeling dan
beschikking, maka dipandan. perlu untuk diadakan
pem)edaan yan. te.as di antara keduanya* >alam )er1
)a.ai makalah yan. kemudian tertuan. dalam )er)a.ai
)uku saya, san.at serin. saya usulkan adanya pem)eda1
an sema(am itu*
Alasan pertama ialah )ah=a pen..unaan n/men1
klatur untuk )entuk hukum yan. )erisi n/rma yan. me1
n.atur haruslah DperaturanD, )ukan DkeputusanD* Se1
dan.kan untuk )entuk hukum yan. )ersi3at penetapan,
tidak )/leh dise)ut DperaturanD karena si3atnya meman.
tidak men.atur :regeling;*
Kedua, adanya pem)edaan terse)ut pentin. dan
memudahkan masyarakat memahami )ah=a keduanya
meman. )er)eda, sehin..a upaya hukum untuk mela1
=annya @u.a )er)eda mekanismenya* 0paya hukum
untuk mela=an pr/duk peraturan dise)ut se)a.ai pen.u1
$6,
1etetapan #P5" OOJ#P5"J1677 )a8ian (( -ata /rutan Peraturan
Perundan8an 5epu)lik (ndonesia menurut //C 16'+.
2%9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
@ian peraturan :judicial review;,
2?'
sedan.kan upaya
hukum untuk mela=an keputusan administrasi ne.ara
:beschikking; adalah melalui .u.atan ke pen.adilan tata
usaha ne.ara :,0-;* >en.an demikian, istilah peraturan
dan keputusan meman. tidak tepat untuk dika(aukan
atau di(ampuradukkan satu sama lain* Aleh karena itu,
)erdasarkan 00 -/* %0 ,ahun 200', istilah Peraturan
Presiden yan. pernah dikenal se)elum masa Arde 8aru,
dihidupkan kem)ali untuk me=adahi ke=enan.an re.u1
lasi yan. dimiliki /leh Presiden di luar )entuk Peraturan
Pemerintah yan. ditentukan dalam 00> %?'<*
Menurut ketentuan Pasal %% 00 -/* %0 ,ahun 200'
di@elaskan, materi muatan Peraturan Presiden berisi
materi yang diperintahkan oleh Undang-Undang atau
materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah*
>alam ketentuan ini dapat tim)ul dua pers/alan* Per-
tama, Pasal %% ini memun.kinkan pem)entuk undan.1
undan. mem)erikan dele.asi ke=enan.an pen.aturan
men.enai materi tertentu lan.sun. kepada Peraturan
Presiden atau kepada Peraturan Pemerintah* Pilihan
men.enai salah satu dari kedua )entuk peraturan ini se1
penuhnya ter.antun. kepada pem)entuk undan.1
undan. sendiri* >en.an l/.ika demikian, )erarti kedua
@enis peraturan ini haruslah )er)eda satu sama lain,
terutama dari se.i kriteria isinya* Se)a), @ika keduanya
tidak )er)eda, untuk apa pem)entuk undan.1undan.
$6'
Calam arti luas, 8u8atan terhadap keputusan pe9a)at administrasi ne8ara,
dalam )ahasa (n88ris :ritish&, )iasa dise)ut den8an istilah 9udicial review
9u8a. -etapi, 9udicial review 0an8 dimaksud di sini sesuai pen8ertian 0an8
)iasa dipahami di (ndonesia, 0akni dalam arti sempit han0a mencakup
pen8ertian pen8u9ian peraturan sa9a. Lihat Jiml0 AsshiddiLie, #odel*#odel
Pen8u9ian 1onstitusional di :er)a8ai 3e8ara, Jakarta! 1onpress, $%%+&E
dan <atmawati, Hak #en8u9i -oetsin8srecht& 0an8 Cimiliki oleh Hakim
dalam "istem Hukum (ndonesia, Jakarta! 5a9a2ra.indo Persada, $%%+&.
2%$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
diharuskan memilih di antara kedua @enis peraturan itu*
8ukankah (ukup PP sa@a yan. )er3un.si se)a.ai pera1
turan pelaksana lan.sun. atas ketentuan undan.1
undan.* Sedan.kan, Peraturan Presiden (ukup di3un.1
sikan se)a.ai pelaksana Peraturan Pemerintah sesuai
den.an tata urutan hierarkisnya* Kedua, dalam Pen@ela1
san Pasal %% itu @u.a ditentukan )ah=a:
CSesuai den.an kedudukan Presiden menurut 00>
-e.ara Repu)lik Ind/nesia ,ahun %?'<, Peraturan
Presiden adalah peraturan yan. di)uat /leh Presiden
dalam menyelen..arakan pemerintahan -e.ara se)a.ai
atri)usi dari Pasal ' ayat :%; 00> -e.ara Repu)lik
Ind/nesia ,ahun %?'<D*
>en.an pen@elasan ini )erarti, Peraturan Presiden
dipahami /leh pem)entuk undan.1undan. se)a.ai
peraturan yan. )ersi3at mandiri yan. dapat terlepas dari
0ndan.1undan. atau apala.i Peraturan Pemerintah* Jika
suatu undan.1undan. tidak menentukan harus diatur
le)ih lan@ut den.an Peraturan Pemerintah, maka untuk
melaksanakan )er)a.ai ketentuan undan.1undan. yan.
)ersan.kutan dapat ditetapkan Peraturan Presiden se)a1
.aimana mestinya*
>emikian pula untuk kepentin.an men@a)arkan
le)ih lan@ut ketentuan Peraturan Pemerintah, maka Pre1
siden dapat le)ih lan@utnya menetapkan Peraturan
Presiden* 8ahkan, meskipun 0ndan.1undan. :00; atau1
pun Peraturan Pemerintah :PP; tidak men.atur, @ika
Presiden men.an..apnya pentin. untuk diatur dalam
ran.ka men@alankan r/da pemerintahan, maka )erdasar1
kan ketentuan Pasal ' ayat :%; 00> %?'<, Presiden
dian..ap dapat mena3sirkan ke=enan.an atri)uti3nya
untuk men.atur hal itu den.an Peraturan Presiden*
>en.an demikian, terdapat dua ma(am Peraturan Presi1
den, yaitu Peraturan Presiden yan. )ersum)er dari
2%?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
dele.asi pen.aturan dari undan.1undan. dan Peraturan
Presiden yan. )erdasarkan ketentuan Pasal ' ayat :%;
00> %?'<* Kedua ma(am Peraturan Presiden terse)ut
dapat menim)ulkan keran(uan seperti halnya kedudu1
kan Keputusan Presiden dalam sistem yan. pernah di1
praktikkan di masa lalu*
2?<
Jika perintah untuk men.atur itu ter(antum se(ara
te.as dalam undan.1undan., maka nis(aya pr/duk pera1
turan yan. harus ditetapkan /leh Presiden itu adalah
dalam )entuk se)a.aimana yan. diperintahkan dalam
undan.1undan. terse)ut* Akan tetapi, apa)ila perintah
men.enai )entuknya tidak dise)ut den.an te.as, atau
)ahkan tidak ada perintah sama sekali untuk men.atur1
nya, maka Presiden dian..ap den.an sendirinya memi1
liki ruan. .erak ke=enan.an diskresi :discretionary
power; )erdasarkan prinsip freies-ermessen atau
beleidsvrijhei untuk )erkreasi* Asalkan hal itu )erada
dalam )atas1)atas ke)utuhan yan. rasi/nal, /)@ekti3, =a1
@ar :reasonable; dan se=a@arnya :pr/p/rsi/nal;, Presiden
dapat )erinisiati3 untuk men.eluarkan Peraturan
Presiden yan. di)utuhkan, ke(uali @ika materi yan. hen1
dak diatur itu termasuk kate./ri materi yan. harus
diatur den.an undan.1undan., tentu Presiden tidak
dapat menuan.kannya dalam )entuk Peraturan Presi1
den*
-amun, )erkenaan den.an hal terse)ut di atas,
dapat tim)ul pers/alan di lapan.an, yaitu )a.aimana
menentukan )atasan yan. =a@ar, sehin..a ke=enan.an
diskresi yan. dimiliki /leh Presiden untuk men.eluarkan
Peraturan Presiden itu tidak dilakukan den.an se=e1
$6+
Lihat pendapat :a8ir #anan men8enai hal ini dalam Anna =rli0ana,
1eputusan Presiden! Analisis 1eppres 5( 168;*1668, Jakarta! <akultas Hu*
kum /niversitas (ndonesia, $%%'&, hal. $,.
220
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
nan.1=enan.* Jika hal itu dilakukan se=enan.1=enan.,
maka pemerintahan akan kem)ali )erkem)an. seperti di
masa Arde 8aru, di mana )anyak sekali tindakan peme1
rintahan yan. dilakukan hanya den.an Keputusan1Kepu1
tusan Presiden, sehin..a saya sendiri pernah menama1
kannya se)a.ai .e@ala Government by Keppres*
2?6
Jika diperhatikan den.an sun..uh1sun..uh, se)e1
narnya, Pen@elasan Pasal %% 00 -/* %0 ,ahun 200' ter1
se)ut, @elas men.andun. su)stansi k/nsep Keputusan
Presiden yan. )ersi3at mandiri yan. pernah dip/puler1
kan /leh Pr/3* >r* +amid S* Attamimi di masa Arde 8aru
yan. )anyak mendapat kritik dari para ahli hukum*
2?9
6; Peraturan >aerah :Perda;
Menurut ketentuan Pasal 9 ayat :2; 00 -/* %0
,ahun 200', Peraturan >aerah :Perda; meliputi:
a* Peraturan >aerah pr/!insi yan. di)uat /leh de=an
per=akilan rakyat daerah pr/!insi )ersama den.an
.u)ernur&
)* Peraturan >aerah ka)upatenIk/ta yan. di)uat /leh
de=an per=akilan rakyat daerah ka)upatenIk/ta
)ersama )upatiI=alik/ta&
(* Peraturan >esaIperaturan yan. setin.kat, yan. di)u1
at /leh )adan per=akilan desa atau nama lainnya
)ersama den.an kepala desa atau nama lainnya*
$67
Lihat Jiml0 AsshiddiLie, 1onstitusi dan 1onstitusionalisme (ndonesia,
1onpress, Jakarta, $%%+. Calam seman8at 0an8 sama, <rans Hendrawinarta
9u8a menulis artikel di Harian 1ompas den8an 9udul, ?1eppres "arana Le8i*
timasi Praktik 113B, $7 Okto)er 1668, hal. 6.
$6;
Lihat Hamid ". Attamimi, Peranan 1eputusan Presiden dalam Pen0elen8*
8araan Pemerintahan 3e8ara! "uatu "tudi Analisis men8enai 1eputusan
Presiden 0an8 )er.un8si Pen8aturan dalam 1urun @aktu Pelita (D,
disertasi, <akultas Hukum /niversitas (ndonesia, 166%. Ci sampin8 Hamid ".
Attamimi, ka9ian ilmiah tentan8 1eputusan Presiden 9u8a dilakukan oleh
Anna =rli0ana dalam disertasin0a pada tahun $%%'.
22%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Men.enai pen.ertian Peraturan >esa :Perdes; ini
dapat tim)ul pers/alan serius di lapan.an* Se)a.ai )en1
tuk peraturan di tin.kat desa, seharusnya Peraturan
>esa dikeluarkan dari pen.ertian Peraturan >aerah yan.
ter(antum resmi se)a.ai )entuk peraturan yan. )erada
dalam p/sisi hierarki kelima dalam susunan peraturan
perundan.1undan.an yan. dimaksud /leh Pasal 9 ayat
:2; 00 -/* %0 ,ahun 200' terse)ut* 0nit pemerintahan
desa, sudah seharusnya di)edakan dari unit pemerin1
tahan daerah pada umumnya* Kehidupan masyarakat
desa merupakan )entuk k/munitas yan. dapat men.urus
dirinya sendiri* Aleh karena itu, masyarakat desa @u.a
)iasa dise)ut se)a.ai self-governing communities :zelf-
bestuur gemeinschap; yan. merupakan unit1unit ke.ia1
tan masyarakat di luar pen.ertian 3/rmal daya @an.kau
/r.anisasi ne.ara* Aleh karena itu, Peraturan >esa tidak
perlu dimasukkan ke dalam kate./ri peraturan perun1
dan.1undan.an ne.ara*
>en.an demikian, )entuk Peraturan >esa itu
se)enarnya tidak perlu dikate./rikan se)a.ai peraturan
perundan.1undan.an yan. )erada di )a=ah undan.1
undan., sehin..a memenuhi kuali3ikasi se)a.ai )entuk
peraturan yan. dapat diu@i /leh Mahkamah A.un.* Jika
peraturan desa dikate./rikan se)a.ai )entuk peraturan
perundan.1undan.an di )a=ah undan.1undan. se)a.ai1
mana dimaksud dalam Pasal 2'A ayat :%; 00> %?'<,
maka )erarti )ah=a peraturan desa itu dapat di@adikan
/)@ek pen.u@ian /leh Mahkamah A.un.* +al demikian
tentulah dapat dian..ap tidak realistis, dan @ustru tidak
sesuai den.an maksud perumusan Pasal 2'A ayat :%;
00> %?'< itu sendiri, karena akan mem)e)ani Mahka1
mah A.un. den.an tu.as1tu.as yan. san.at tidak realis1
tis* Kehidupan masyarakat desa se)a.ai self-governing
communities merupakan unit1unit ke.iatan masyarakat
di luar pen.ertian 3/rmal daya @an.kau /r.anisasi ne.a1
222
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
ra* Meskipun desa merupakan kaki1kaki yan. k/k/h )a.i
/r.anisasi ne.ara dalam arti yan. umum, tetapi daya
@an.kau /r.an1/r.an ne.ara meman. tidak seharusnya
men@an.kau sampai ke tin.kat desa* Aleh se)a) itu,
Peraturan >esa tidak perlu dimasukkan ke dalam kate1
./ri peraturan perundan.1undan.an ne.ara*
-amun demikian, terlepas dari hal itu, se(ara
n/rmati3 pada ayat :#; pasal ini, le)ih lan@ut telah diten1
tukan )ah=a tata (ara pem)uatan Peraturan >esa atau
peraturan yan. setin.kat peraturan desa itu diatur
den.an Peraturan >aerah Ka)upatenIK/ta yan. )er1
san.kutan* Selan@utnya, Pasal 9 ayat :'; menentukan
)ah=a @enis Peraturan Perundan.1undan.an selain yan.
ditentukan pada Pasal 9 ayat :%; 00 -/* %0 ,ahun 200',
diakui ke)eradaannya dan mempunyai kekuatan hukum
men.ikat sepan@an. diperintahkan /leh Peraturan Per1
undan.1undan.an yan. le)ih tin..i*
9; Peraturan Pelaksanaan Eainnya
>i masa a=al Arde 8aru dulu, yan. dimaksud de1
n.an peraturan pelaksanaan lainnya adalah )entuk1)en1
tuk peraturan yan. ada setelah Ketetapan MPRS -/* KKI
MPRSI%?66, dan harus )ersum)er kepada peraturan
perundan.an yan. le)ih tin..i* 0mpamanya, Peraturan
Menteri, Peraturan >aerah, dan se)a.ainya* Sum)er1
sum)er hukum 3/rmil +ukum ,ata -e.ara pada masa itu
adalah se)a.aimana ditentukan dalam Ketetapan Ma@elis
Permusya=aratan Rakyat Sementara -/m/r KKI MPRSI
%?66,
2?$
yan. kemudian /leh Ketetapan Ma@elis Permu1
$68
1etetapan #P5" 3o. OOJ#P5"J1677 tentan8 #emorandum CP5*25
men8enai "um)er -erti) Hukum 5epu)lik (ndonesia dan -ata /rutan
Peraturan Perundan8an 5epu)lik (ndonesia. Pasal 1, menerima )aik isi
memorandum CP5*25 tertan88al 6 Juni 1677, khusus men8enai "um)er
-erti) Hukum 5epu)lik (ndonesia dan -ata /rutan Peraturan Perundan8an
5epu)lik (ndonesia. Pasal $, "um)er -erti) Hukum dan -ata /rutan Pera*
22#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
sya=aratan Rakyat -/m/r JIMPRI %?9# dinyatakan tetap
)erlaku*
2??
Sum)er1sum)er hukum terse)ut meru1
pakan sum)er hukum 3/rmil menurut tin.kat ke=ena1
n.annya :hierarkinya;, sehin..a setiap peraturan hukum yan.
)erlaku senantiasa )ersum)er pada dan dari pera1
turan hukum yan. le)ih tin..i tin.katannya*
Setelah ditetapkannya Ketetapan MPR -/m/r
IIIIMPRI2000 di masa re3/rmasi, )entuk dan @enis1@enis
peraturan perundan.1undan.an disederhanakan sehin.1
.a terdiri atas :i; 0ndan.10ndan. >asar, :ii; Ketetapan
MPRIS, :iii; 0ndan.1undan. :00;, :i!; Peraturan Peme1
rintah Pen..anti 0ndan.1undan. :Perpu;, :!; Peraturan
Pemerintah :PP;, :!i; Keputusan Presiden :Keppres;,
:!ii; Peraturan >aerah :Perda;* Sedan.kan, )entuk1
)entuk lainnya yan. tetap diakui adalah PeraturanI
Keputusan Menteri, lem)a.a1lem)a.a independen lain1
nya, Mahkamah A.un., dan se)a.ainya, yan. dise)ut pe1
raturan atau keputusan yan. )ersi3at men.atur*
Setelah diadakan penin@auan kem)ali men.enai
materi dan status hukum Ketetapan1Ketetapan
MPRIMPRS se@ak tahun %?60 sampai den.an tahun
2002, maka /leh Ketetapan MPR -/* IIMPRI200#
ditentukan )ah=a ,AP MPR -/* IIIIMPRI2000 terse)ut
di atas dinyatakan masih tetap )erlaku sampai
ter)entuknya undan.1undan. yan. men.atur materi
turan Perundan8an 5epu)lik (ndonesia terse)ut pada Pasal 1 )erlaku )a8i
pelaksanaan /ndan8*/ndan8 Casar 16'+ secara murni dan konsekuen.
$66
1etetapan #P5 3o. DJ#P5J16;, tentan8 Penin9auan produk*produk
0an8 )erupa ketetapan*ketetapan #a9elis Permus0awaratan 5ak0at "emen*
tara 5epu)lik (ndonesia. Pasal ,, din0atakan tetap )erlaku dan perlu disem*
purnakan 1etetapan*ketetapan #a9elis Permus0awaratan 5ak0at "ementara!
1& -ap OOJ#P5"J1677 tentan8 #emorandum CP5*25 men8enai "um)er
-erti) Hukum 5epu)lik (ndonesia dan -ata /rutan Peraturan Perundan8an
5epu)lik (ndonesia.
22'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
yan. diatur dalam ketetapan itu* 0ntuk itu, maka
di)entuklah 0ndan.1undan. -/m/r %0 ,ahun 200'
tentan. Pem)entukan Peraturan Perundan.10ndan.an*
>en.an )erlakunya 00 -/* %0 ,ahun 200' ini, maka
se.ala sesuatu yan. )erkenaan den.an )entuk dan
pem)entukan peraturan perundan.1undan.an harus
tunduk kepada ketentuan yan. diatur /leh undan.1
undan. ini* Pasal <' 00 -/* %0 ,ahun 200' men@elaskan
)ah=a:
C,eknik penyusunan danIatau )entuk Keputusan
Presiden, Keputusan Pimpinan Ma@elis Permusya=ara1
tan Rakyat, dan Keputusan Pimpinan >e=an Per=akilan
Rakyat, Keputusan Pimpinan >e=an Per=akilan >ae1
rah, Keputusan Ketua Mahkamah A.un., Keputusan
Ketua Mahkamah K/nstitusi, Keputusan Kepala 8adan
Pemeriksa Keuan.an, Keputusan Hu)ernur 8ank Ind/1
nesia, Keputusan Menteri, Keputusan Kepala 8adan,
Eem)a.a atau K/misi yan. setin.kat, Keputusan Pim1
pinan >e=an Per=akilan Rakyat >aerah Pr/!insi, Kepu1
tusan Hu)ernur, Keputusan Pimpinan >e=an Per=a1
kilan Rakyat >aerah Ka)upatenIK/ta, Keputusan 8upati
IGalik/ta, Keputusan Kepala >esa atau yan. setin.kat,
harus )erped/man pada teknik penyusunan danIatau
)entuk yan. diatur dalam 0ndan.10ndan. iniD*
Sementara itu, dalam Pasal <6 0ndan.1undan. -/1
m/r %0 ,ahun 200' terse)ut dinyatakan pula:
DSemua Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, Ke1
putusan Hu)ernur, Keputusan 8upatiI Galik/ta, atau
keputusan pe@a)at lainnya se)a.aimana dimaksud da1
lam Pasal <' yan. si3atnya men.atur, yan. sudah ada
se)elum 0ndan.1undan. ini )erlaku, harus di)a(a pera-
turan, sepan@an. tidak )ertentan.an den.an 0ndan.1
0ndan. iniD*
Aleh karena itu, semua keputusan lem)a.a1lem)a1
.a seperti yan. dimaksud dalam Pasal <' terse)ut di
22<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
atas, sepan@an. )ersi3at men.atur :regeling; harus di1
)a(a se)a.ai peraturan, dan untuk seterusnya, semua
pr/duk yan. )ersi3at men.atur terse)ut harus dise)ut
den.an nama peraturan yan. pem)entukannya tunduk
kepada ketentuan 00 -/* %0 ,ahun 200' itu*
Peraturan1peraturan dimaksud, misalnya, Peratu1
ran ,ata ,erti) MPR, Peraturan ,ata ,erti) >PR, Peratu1
ran ,ata ,erti) >P>,
#00
Peraturan Mahkamah A.un.
:P7RMA;, Peraturan Mahkamah K/nstitusi :PMK;, Pe1
raturan 8adan Pemeriksa Keuan.an, Peraturan 8ank
Ind/nesia :P8I;, Peraturan Menteri :Permen;, Peraturan
Kepala 8adan, Peraturan Eem)a.a, Peraturan K/misi
Pemilihan 0mum :KP0;,
#0%
Peraturan K/misi Pem)e1
rantasan ,indak Pidana K/rupsi, atau peraturan lem)a.a
yan. setin.kat lainnya* Semua peraturan perundan.1
undan.an terse)ut merupakan )entuk1)entuk peraturan
pelaksanaan undan.1undan. atau )iasa dise)ut subor-
dinate legislations yan. merupakan peraturan yan.
didele.asikan /leh undan.1undan. :delegated legisla-
tions;* Semua itu tetap dapat dise)ut se)a.ai peraturan
perundan.1undan.an yan. termasuk ke dalam kate./ri
allgemeene verbindende voorschriften atau peraturan
yan. men.ikat untuk umum*
8ahkan, dalam )ahasa 8elanda, )entuk1)entuk
pen.aturan yan. ditetapkan /leh para administrat/r
se)a.ai pe@a)at pelaksana 3un.si13un.si administrasi
,%%
Peraturan*peraturan ini )iasan0a ditetapkan dalam )entuk atau den8an
memakai )a9u hukum keputusan, tetapi dinamakan Peraturan -ata -erti)
karena isin0a )ersi.at men8atur.
,%1
"e)elum diundan8kann0a // 3o. 1% -ahun $%%' tentan8 Pem)entukan
Peraturan Perundan8*undan8an, 9enis*9enis peraturan seperti 0an8 dikeluar*
kan oleh 1omisi Pemilihan /mum 1P/& )iasa dise)ut den8an istilah
1eputusan 1etua 1P/. Akan tetapi, )erdasarkan ketentuan Pasal +7 // 3o. 1%
-ahun $%%' terse)ut, semua se)utan 1eputusan 0an8 )erisi norma 0an8
)ersi.at pen8aturan re8elin8& itu harus di)aca se)a8ai peraturan menurut
ketentuan // 3o. 1% -ahun $%%'.
226
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
ne.ara dalam ran.ka melaksanakan ketentuan undan.1
undan. dise)ut @u.a den.an istilah besluit van allge-
meene strekking atau keputusan yan. )erisi ketentuan
yan. )erlaku untuk umum* Aleh se)a) itu, )entuk
hukum pen.aturan seperti itu se)elum di)entuknya 00
-/* %0 ,ahun 200', )iasa dise)ut @u.a den.an istilah
DKeputusanD* Misalnya, Keputusan Menteri, Keputusan
>irektur Jenderal Pa@ak, Keputusan Hu)ernur, Keputu1
san K/misi Pemilihan 0mum, dan se)a.ainya, dise)ut
den.an istilah keputusan, padahal isinya )ersi3at men.a1
tur :regeling;* Ke)iasaan pen..unaan istilah keputusan
itu dise)a)kan /leh karena dalam )ahasa 8elanda,
)entuk1)entuk pen.aturan seperti itu @u.a )iasa dise)ut
den.an istilah besluit van allgemeene strekking*
>i sampin. itu, ada pula )entuk1)entuk atau @enis1
@enis peraturan di tin.kat daerah* 8entuk1)entuk atau
@enis peraturan tin.kat daerah ini se)enarnya dapat sa@a
dise)ut atau tidak dise)ut se)a.ai peraturan perundan.1
undan.an* Misalnya, undan.1undan. dapat menentukan
ada atau tidaknya pem)edaan yan. @elas antara pen.er1
tian peraturan pusat dan peraturan daerah* Akan tetapi,
Pasal 9 ayat :2; dan ayat :%; 0ndan.1undan. -/m/r %0
,ahun 200' telah den.an @elas menentukan )ah=a
Peraturan >aerah yan. men(akup pen.ertian Peraturan
>aerah Pr/!insi, Peraturan >aerah Ka)upatenIK/ta, dan
Peraturan >esa atau yan. setin.kat, termasuk ke dalam
pen.ertian peraturan perundan.1undan.an* Pasal 9 ayat
:%; @elas menentukan )ah=a Peraturan >aerah itu adalah
peraturan perundan.1undan.an yan. )erada dalam uru1
tan hierarkis ke1< setelah 00>, 00IPerpu, PP, dan Per1
pres*
>en.an demikian, peraturan tin.kat daerah )eserta
peraturan pelaksanaannya adalah termasuk @u.a dalam
pen.ertian peraturan perundan.1undan.an* Peraturan1
peraturan tin.kat daerah itu terdiri atas Peraturan
>aerah Pr/!insi, Peraturan Hu)ernur, Peraturan >aerah
229
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Ka)upatenIK/ta, dan Peraturan 8upatiIGalik/ta* +u)u1
n.an antara Perda Pr/!insi den.an Peraturan Kepala
Pemerintah >aerah itu dapat disetarakan den.an hu)u1
n.an antara 0ndan.1undan. den.an Peraturan Pemerin1
tah atau Peraturan Presiden di tin.kat pusat* >emikian
pula )entuk1)entuk peraturan lainnya, dapat pula dis1
e)ut, misalnya Peraturan ,ata ,erti) >PR> Pr/!insi,
dan Peraturan ,ata ,erti) >PR> Ka)upatenIK/ta, mes1
kipun tidak termasuk pen.ertian allgemeine verbin-
dende voorschriften, tetapi tetap dapat dise)ut se)a.ai
peraturan tin.kat daerah*
4. Konvensi Ketatanegaraan
>alam +ukum ,ata -e.ara :constitutional law;,
dikenal pula apa yan. dise)ut k/n!ensi ketatane.araan
:the convention of the constitution;* K/n!ensi ketata1
ne.araan mempunyai kekuatan yan. sama den.an
0ndan.1undan., karena diterima dan di@alankan, mes1
kipun hakim di pen.adilan tidak terikat /lehnya* 8ahkan
serin.kali k/n!ensi ketatane.araan ini men..eser )er1
lakunya suatu peraturan perundan.1undan.an yan.
tertulis*
Se)a.ai (/nt/h, pada a=al kemerdekaan, dapat di1
kemukakan )ah=a menurut Pasal %9 0ndan.10ndan.
>asar %?'<, Menteri -e.ara )ertan..un. @a=a) kepada
Presiden, karena ia adalah pem)antu Presiden* >alam
perkem)an.an ketatane.araan Ind/nesia di tahun %?'<,
ternyata ketentuan yan. menyatakan )ah=a Menteri
-e.ara harus )ertan..un. @a=a) kepada Presiden, kare1
na k/n!ensi ketatane.araan, diu)ah men@adi )ertan.1
.un. @a=a) kepada 8adan Peker@a K/mite -asi/nal In1
d/nesia Pusat :8P1K-IP;* Pada masa itu, 8adan Peker@a
K/mite -asi/nal Ind/nesia Pusat :K-IP; ini )er3un.si
se)a.ai sema(am >e=an Per=akilan Rakyat yan. men@a1
22$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
lankan tu.as1tu.as yan. )ersi3at le.islati3*
+al ini ter@adi karena keluarnya Maklumat Gakil
Presiden -/* K tan..al %6 Akt/)er %?'<, yan. kemudian
diikuti den.an Maklumat Pemerintah tan..al %' -/!em1
)er %?'<, di mana K/mite -asi/nal Ind/nesia Pusat yan.
semula mem)antu Presiden dalam men@alankan =e=e1
nan.nya )erdasarkan Aturan Peralihan Pasal IJ 0n1
dan.10ndan. >asar %?'<, men@adi )adan yan. sedera@at
den.an Presiden, dan se)a.ai tempat Menteri -e.ara
)ertan..un. @a=a)* >en.an demikian, sistem pemerin1
tahan yan. semula men.anut sistem presidentil :presi-
dential system; )eru)ah men@adi sistem pemerintahan
parlementer* +al ini dapat dilihat dalam ka)inet Syahrir
I, II, dan III, serta ka)inet Amir S@ari3udin yan. men.1
.antikannya*
K/n!ensi ketatane.araan dapat di)edakan dari
ke)iasaan ketatane.araan* >alam ke)iasaan terdapat un1
sur yan. menun@ukkan )ah=a suatu per)uatan yan.
sama )erulan.1ulan. dilakukan, yan. kemudian diterima
dan ditaati* Ke)iasaan ketatane.araan akan men@adi
hukum ke)iasaan yan. men.ikat apa)ila ia di)eri atau
dilen.kapi den.an sanksi* Ke)iasaan ketatane.araan
ialah per)uatan dalam kehidupan ketatane.araan yan.
dilakukan )erulan. kali, sehin..a ia diterima dan ditaati
dalam praktik ketatane.araan, =alaupun ia )ukan hu1
kum* >i sinilah letak per)edaannya den.an ketentuan
hukum yan. sudah tidak dira.ukan kea)sahannya*
Ke)iasaan ketatane.araan =alaupun )a.aimana pentin.1
nya tetap merupakan ke)iasaan sa@a*
Se)a.ian ke)iasaan ketatane.araan meman. dapat
dise)ut se)a.ai k/n!ensi ketatane.araan* Akan tetapi,
tidak selalu k/n!ensi ketatane.araan merupakan ke)ia1
saan ketatane.araan, se)a) k/n!ensi dapat tim)ul mes1
kipun sesuatu )elum men@adi ke)iasaan* Misalnya,
22?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
tindak penyimpan.an dari ketentuan k/nstitusi, tetapi
telah mendapatkan kesepakatan )ersama atau di)iarkan
)erlaku /leh semua pihak yan. terkait, maka hal itu
dapat diterima se)a.ai k/n!ensi ketatane.araan, meski1
pun )elum men@adi ke)iasaan yan. dimaksud di atas*
Ke)iasaan mempersyaratkan ter@adinya perulan.an1
perulan.an* ,etapi dalam k/n!ensi tidak harus le)ih
dulu ter@adi perulan.an* 0raian le)ih rin(i )eserta (/n1
t/h1(/nt/h men.enai hal ini akan di)ahas dalam su) )a)
tersendiri*
5. Traktat (Perjanjian)
Sum)er hukum 3/rmil yan. lain dari +ukum ,ata
-e.ara adalah traktat atau per@an@ian, sepan@an. traktat
atau per@an@ian itu menentukan se.i hukum ketata1
ne.araan yan. hidup )a.i ne.ara masin.1masin. yan.
terikat di dalamnya, sekalipun ia termasuk dalam )idan.
+ukum Internasi/nal* 8entuk traktat :treaty; terse)ut
tidak selalu tertulis karena kemun.kinan ter@adi )ah=a
per@an@ian hanya diadakan den.an pertukaran n/ta atau
surat1surat )elaka* >alam kamus +ukum Internasi/nal,
tidak di)edakan antara traktat dan per@an@ian* 8ahkan,
traktat dan per@an@ian serin. dikatakan mempunyai arti
yan. sama sa@a* Akan tetapi, 8elle3r/id )erpendapat
)ah=a kedua hal itu mempunyai arti yan. )er)eda*
,raktat adalah per@an@ian yan. terikat pada )entuk ter1
tentu, sedan.kan per@an@ian tidak selalu terikat pada
)entuk terse)ut*
#02
,raktat atau per@an@ian adalah per@an@ian yan.
diadakan /leh dua ne.ara atau le)ih* Apa)ila per@an@ian
,%$
:elle.roid, #r. J.H., (nleidin8 tot de rechtswetenschap in 3ederland,
/trecht! Cekker > van de De8t. 3.D. 3i9me8en, 16'8&, hal. 1%;, ?Ce stalen
8aan ook overeenkomst aan, waar)0 de tractaatsvorm enkel en alleen door
nota*wisellin8 o. door )rie.wisselin8 8es)oten worden. Al worden die
overeenkomst door8aans niet met de naam tractaten )estempeld toch staatn Gi9,
van 9uridisch standpunt )eschouwd met tractaten op een li9nB.
2#0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
itu diadakan /leh dua ne.ara, ia dise)ut per@an@ian )ila1
teral* Sedan.kan, apa)ila diadakan /leh )anyak ne.ara,
ia dise)ut per@an@ian multilateral* >alam praktik, mana
yan. dise)ut traktat dan mana yan. dapat dise)ut
se)a.ai persetu@uan, tidak mudah untuk di)edakan*
Keduanya sama1sama termasuk ke dalam pen.ertian
per@an@ian yan. serin.kali tidak dapat dipisahkan se(ara
ta@am*
>alam lapan.an +ukum lnternasi/nal, suatu pr/1
ses pem)uatan per@an@ian sampai men.ikat kedua ne.ara
atau le)ih, dilakukan dalam )e)erapa tahap, yaitu:
%; perundin.an atau pem)i(araan diadakan men.enai
hal1hal yan. menyan.kut kepentin.an masin.1
masin. ne.ara* Pem)i(araan atau perundin.an terse1
)ut merupakan tindakan persiapan se)elum ter@adi1
nya suatu traktat&
2; @ika para pihak telah memper/leh kata sepakat, maka
su)stansi p/k/k yan. dihasilkan dari perundin.an itu
dipara3 se)a.ai tanda persetu@uan sementara* >ikata1
kan sementara, karena naskah itu masih memerlukan
persetu@uan le)ih lan@ut dari lem)a.a per=akilan
rakyat atau parlemen masin.1masin. ne.ara&
#; sesudah diper/leh persetu@uan dari masin.1masin.
ne.ara, kemudian disusul den.an pen.uatan :be-
krachtiging; /leh Kepala -e.ara masin.1masin.*
Sesudah keputusan di(apai, tidak mun.kin la.i )a.i
kedua pihak untuk men.adakan peru)ahan, karena
per@an@ian terse)ut sudah men.ikat kedua )elah
pihak&
'; keputusan yan. sudah disetu@ui dan ditandatan.ani
/leh para pihak kemudian diumumkan* Ea6imnya pe1
n.umuman itu dilakukan dalam suatu upa(ara
2#%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
den.an salin. menukarkan pia.am per@an@ian*
#0#
>apat dikatakan )ah=a pada tahap pertama, yaitu
tahap perundin.an, sepenuhnya merupakan ke=enan.an
Presiden* >alam ran.ka hu)un.an den.an luar ne.eri,
Presiden dapat menentukan dalam hal apa sa@a dan
kapan sa@a perlu diadakan per@an@ian antara Repu)lik
Ind/nesia den.an ne.ara lain* >alam hal ini >e=an
Per=akilan Rakyat :>PR; sama sekali tidak perlu ikut
(ampur untuk menentukan se(ara lan.sun.* Akan tetapi,
kadan.1kadan. >PR dapat pula menyatakan pendapat1
nya di muka umum men.enai hal itu* Misalnya, >PR
dapat menyatakan pendapatnya )ah=a hu)un.an antara
Repu)lik Ind/nesia den.an ne.ara lain )elum =aktunya
diadakan per@an@ian* Pendapat yan. demikian itu dapat
mun(ul se)a.ai pendapat per/ran.an an../ta >PR, atau
pun kemudian diad/psi men@adi pendapat >PR se)a.ai
institusi* Jika pendapat seperti itu tim)ul, tentu hal ini
dapat sa@a menim)ulkan aki)at tertentu terhadap Presi1
den, setidak1tidaknya se(ara p/litik*
Jika diukur den.an asas kedaulatan rakyat, se1
)enarnya, tahap kedualah yan. terpentin., yaitu tahap
penentuan kesepakatan materiel men.enai hal1hal yan.
diper@an@ikan itu* Se)a), )a.aimanapun @u.a, sudah se1
harusnya rakyat men.etahui se.ala tindakan, lan.kah
dan ke.iatan Presiden yan. )erhu)un.an den.an ne.ara
lain* Setiap per@an@ian den.an ne.ara lain dapat )eraki1
)at lan.sun. ataupun tidak lan.sun. terhadap kehidu1
,%,
Lihat /trecht, Pen8antar dalam Hukum (ndonesia, Op. Cit, hal 187,
se)a8ai )erikut ! 1. Penetapan, $. Persetu9uan masin8*masin8 Cewan Perwa*
kilan 5ak0at dari pihak 0an8 )ersan8kutan, ,. 5ati.ikasi, atau pen8esahan
oleh masin8*masin8 1epala 3e8ara, '. Pelantikan atau pen8umuman a.kon*
di8in8&.
2#2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
pan rakyat )anyak* Aleh karena itu, =akil1=akil rakyat lan@ut apakah semua per@an@ian seperti halnya den.an
yan. ada di >e=an Per=akilan Rakyat harus men.etahui persetu@uan termasuk pen.ertian per@an@ian antarne.ara
apakah suatu per@an@ian akan men.untun.kan rakyat :international agreement;* Ismail Suny menye)utkan
atau @ustru se)aliknya akan meru.ikan rakyat yan. mere1 )ah=a hal1hal yan. termasuk International Agreement
ka =akili kepentin.annya di lem)a.a per=akilan rakyat* itu tidaklah memerlukan persetu@uan >e=an Per=akilan
>i sampin. itu, perlu di(atat pula )ah=a, selain Rakyat*
#0<
merupakan sum)er hukum materil, per@an@ian @u.a di1 >alam praktek di masa pemerintahan Presiden
akui se)a.ai sum)er hukum 3/rmil dalam +ukum ,ata S/ekarn/, Pasal %% 00> %?'< pernah diartikan men(a1
-e.ara* +al ini merupakan k/nsekuensi l/.is dari ada1 kup pen.ertian per@anian internasi/nal yan. pentin. dan
nya hu)un.an antarne.ara* Se)a.ai (/nt/h, dapat dike1 yan. kuran. pentin.*
#06
+al itu, misalnya ter(ermin
mukakan adanya per@an@ian d=i1ke=ar.ane.araan yan. dalam Surat Presiden kepada Ketua >e=an Per=akilan
dikenal pada masa 0ndan.10ndan. >asar Sementara Rakyat H/t/n. R/y/n. tan..al 22 A.ustus %?60 -/*2$26
%?<0* Per@an@ian yan. men.atur pers/alan d=i1ke=ar.a1 I+KI %?60 yan. mem)edakan dua ma(am per@an@ian
ne.araan terse)ut dulu dian..ap se)a.ai sum)er hukum internasi/nal, yaitu:
3/rmil )a.i +ukum ,ata -e.ara, karena masalah ke=ar1 :i; per@an@ian internasi/nal yan. memuat materi yan.
.ane.araan itu merupakan salah satu )idan. ka@ian yan. pentin. :treaty;&
dian..ap pentin. dalam +ukum ,ata -e.ara* :ii; per@an@ian internasi/nal yan. men.andun. materi
Selain itu, 0ndan.10ndan. >asar %?'< sendiri yan. kuran. pentin. :agreement;*
tidak mem)edakan antara istilah per@an@ian dan traktat*
Pasal %% 00> %?'< hanya menye)ut istilah per@an@ian Per@an@ian internasi/nal yan. dapat dikatakan
den.an ne.ara lain* >alam kepustakaan, =e=enan. yan.
mempunyai kandun.an materi yan. pentin. adalah
tim)ul dalam hu)un.an den.an ne.ara lain ini dise)ut
per@an@ian yan. memuat pers/alan p/litik dan pers/alan1
se)a.ai kekuasaan dipl/matik :diplomatic power) atau pers/alan yan. dapat mempen.aruhi ke)i@akan atau
hu)un.an luar ne.eri :foreign Affairs)*
#0'
>alam Pasal %%
haluan p/litik luar ne.eri ne.ara, seperti per@an@ian per1
0ndan.10ndan. >asar %?'< terse)ut tidak dirin(i le)ih saha)atan, persekutuan, peru)ahan =ilayah atau pene1
tapan tapal )atas, dan se)a.ainya, yan. dari se.i materi1
,%'
C.<. "tron8 memakai istilah diplomatic power, lihat dalam "tron8, Op
nya, )erkenaan den.an:
Cit., hal. $,,E :ernard "chwartG men0e)utn0a .orei8n a..airs, lihat :ernard
:i; perikatan1perikatan yan. sedemikian rupa si3atnya,
"chwartG, American Constitutional Law, Cam)rid8e /niversit0 Press,
16++&, hal. 1%$ dst.E @olho.. memakai istilah ?hu)un8an luar ne8eriB, lihat
dalam Pen8antar Hukum -ata 3e8ara 5epu)lik (ndonesia, Jakarta! -imun
,%+
lsmail "un0, Per8eseran 1ekuasaan =ksekuti., Op. Cit., hal. 8,.
#as, 167%&, hal. 16,E lsmail "un0 men88unakan istilah ?kekuasaan diplo*
,%7
"e)elum Peru)ahan 1eti8a //C 16'+ pada tahun $%%1, pasal ini han0a
maticB, lihat dalam Per8eseran 1ekuasaan =ksekuti., Jakarta! 3ilam, 167+&, )erisi 1 )utir ketentuan, 0aitu ?Presiden den8an persetu9uan CP5 men0ata*
hal. ,', 8, dan 1$+E "ementara itu, @ir9ono Prod9odikoro memakai istilah kan peran8, mem)uat perdamaian, dan per9an9ian den8an 3e8ara lainB.
?hu)un8an luar ne8eriB, lihat dalam AGas*AGas Hukum -ata 3e8ara di 1etentuan terse)ut sekaran8 mempun0ai rumusan Pasal 11 a0at 1& 0an8
(ndonesia, Jakarta! Cian 5ak0at, 16;'&, hal. 7;. )aru den8an ditam)ah a0at $& dan a0at ,&.
2## 2#'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
sehin..a mempen.aruhi haluan p/litik luar ne.eri
ne.ara& dan
:ii; pers/alan1pers/alan yan. menurut 0ndan.10ndan.
>asar %?'< atau menurut sistem peraturan perun1
dan.1undan.an ne.ara kita hanya diatur dapat
den.an 0ndan.1undan., seperti s/al ke=ar.ane.a1
raan*
Apa)ila materi per@an@ian den.an ne.ara lain itu
)erkenaan den.an kedua hal terse)ut, maka per@an@ian
itu dapat dikatakan pentin.* Akan tetapi, @ika per@an@ian
itu )erkenaan den.an hal1hal di luar itu, maka dapat di1
an..ap se)a.ai per@an@ian internasi/nal yan. kuran.
pentin.*
-amun, /leh karena materi dari suatu per@an@ian
internasi/nal :internasional agreement; itu kadan.1
kadan. san.at )erkaitan den.an kepentin.an atau me1
nyan.kut ha@at hidup rakyat )anyak, maka hal1hal yan.
demikian itu dian..ap meman. sudah seharusnya me1
merlukan persetu@uan >PR* Misalnya, persetu@uan inter1
nasi/nal yan. )erkenaan den.an pin@aman luar ne.eri
yan. )er@an.ka pan@an., atau )antuan pin@aman dari
ne.ara kita kepada ne.ara lain atau suatu /r.anisasi di
luar ne.eri* Kedua1duanya menyan.kut keuan.an ne.a1
ra, yan. pada akhirnya mem)e)ani seluruh rakyat* 0n1
tuk itu, hal1hal demikian harus mendapat persetu@uan
dari >PR*
Aleh karena itu, Pasal %% ayat :%; dan ayat :2; 00>
%?'<
#09
menentukan )ah=a DPresiden den.an persetu1
@uan >PR menyatakan peran., mem)uat perdamaian,
dan per@an@ian den.an ne.ara lainD& DPresiden dalam
mem)uat per@an@ian internasi/nal lainnya yan. menim1
,%;
#erupakan hasil amandemen keti8a //C 16'+ pada tahun $%%1.
2#<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
)ulkan aki)at yan. luas dan mendasar )a.i kehidupan
rakyat yan. terkait den.an )e)an keuan.an ne.ara, danI
atau men.haruskan peru)ahan atau pem)entukan un1
dan.1undan. harus den.an persetu@uan >PRD* >alam
Pasal ? ayat :2; 00 -/* 2' ,ahun 2000 tentan. Per@an1
@ian Internasi/nal,
#0$
diatur )ah=a pen.esahan per@an@i1
an internasi/nal /leh Pemerintah dilakukan den.an
undan.1undan. atau den.an keputusan presiden*
#0?
Menurut ketentuan Pasal %0 00 -/* 2' ,ahun
2000, pen.esahan per@an@ian internasi/nal dilakukan
den.an undan.1undan. apa)ila )erkenaan den.an:
a* masalah p/litik, perdamaian, pertahanan, dan ke1
amanan ne.ara&
)* peru)ahan =ilayah atau penetapan )atas =ilayah ne1
.ara Repu)lik Ind/nesia&
(* kedaulatan atau hak )erdaulat ne.ara& d* hak
asasi manusia dan lin.kun.an hidup& e*
pem)entukan kaidah hukum )aru&
3* pin@aman danIatau hi)ah luar ne.eri*
Kemudian, )erdasarkan pada ketentuan Pasal %% 00
-/* 2' ,ahun 2000 terse)ut, pen.esahan per@an@ian
internasi/nal yan. materinya tidak termasuk materi
seperti yan. dimaksud di atas, (ukup dilakukan den.an
keputusan presiden*
C. Konvensi Ketatanegaraan
1. Hakikat Konvensi Ketatanegaraan
Menurut pendapat Al)ert Jenn >i(ey :%$#<1%?22;
dalam )ukunya CIntroduction to the Study of the Law of
,%8
(ndonesia, /ndan8*undan8 -entan8 Per9an9ian (nternasional, // 3o. $'
-ahun $%%%, L3 3o. 18+ -ahun $%%%, -L3 3o. '%1$.
,%6
Pen8esahan den8an undan8*undan8 memerlukan persetu9uan Cewan Per*
wakilan 5ak0at. Pen8esahan den8an 1eputusan Presiden selan9utn0a di)eri*
tahukan kepada Cewan Perwakilan 5ak0at.
2#6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
the ConstitutionD, kita harus mem)edakan antara :i; the
law of the constitution, dan :ii; the conventions of the
constitution,
#%0
yan. keduanya sama1sama se)a.ai dua
maxim yan. pentin. dalam ilmu hukum tata ne.ara*
#%%
,ermasuk ke dalam pen.ertian the laws of the consti-
tution itu adalah se.ala ketentuan peraturan perundan.1
undan.an yan. )erlaku men.ikat, yan. dapat dipaksa1
kan dan diakui )erlakunya /leh )adan1)adan peradilan
:which are enforced or recognized by the court;, yaitu
:a; statutes, atau undan.1undan., :); n/rma1n/rma
yan. )erasal dari custom atau adat ke)iasaan, tradisi
atau prinsip1prinsip yan. di(iptakan /leh hakim :judge-
made maxims; yan. )iasa dikenal se)a.ai common laws*
Sedan.kan, n/rma1n/rma hukum lain selain hal terse)ut
di atas, dikate./rikan /leh A*J* >i(ey se)a.ai the con-
ventions of the constitution atau k/n!ensi ketatane.a1
raan*
K/n!ensi ketatane.araan atau constitutional
convention merupakan peristilahan yan. la6im dise)ut
dalam pem)i(araan men.enai masalah1masalah praktik
ketatane.araan dan dalam ilmu hukum tata ne.ara
:constitutional law;*
#%2
Kadan.1kadan., istilah k/n!ensi
atau k/n!ensi ketatane.araan itu dian..ap identik de1
,1%
Lihat Al)ert Denn Cice0, (ntroduction to the "tud0 o. the Law o. the
Constitution, 1%th edition, London! #acmillan, 16+6&. :uku ini sudah
ter8olon8 )uku klasik classical work o. Cice0&, tetapi sampai sekaran8 tetap
dian88ap se)a8ai )acaan umum di )idan8 hukum tata ne8ara.
,11
:andin8kan den8an #ichael -. #olan 0an8 men88unakan istilah le8al
rules o. the constitution untuk pen8ertian Cice0 men8enai the law o. the
Constitution, dan non*le8al rules o. the constitution untuk istilah the conven*
tions o. the constitution. Lihat #ichael -. #olan, -ext)ook on Constitutional
Law! -he #achiner0 o. 2overnment, '
th
edition, Old :aile0 Prees, $%%,&,
hal. $1*$$.
,1$
Constitutional Convention di dalam Ox.ord Cictionar0 Law diartikan
se)a8ai ?Practices relatin8 to the exercise o. their .unctions )0 the crown,
the 8overnment, Parliament, and the 9udiciar0 that are not le8all0 en.or*
cea)le )ut are commonl0 .ollowed as i. the0 wereB.
2#9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
n.an ke)iasaan atau ke)iasaan ketatane.araan, padahal
se)enarnya )er)eda* Ke)iasaan mempersyaratkan pe1
n.ulan.an, sedan.kan k/n!ensi tidak* >alam praktik,
k/n!ensi @u.a dian..ap se)a.ai salah satu (ara untuk
men.u)ah apa yan. tertulis dalam teks k/nstitusi, sesuai
den.an ke)utuhan yan. )aik untuk memastikan )eker1
@anya n/rma k/nstitusi dalam praktik* K*C* Gheare
dalam )ukunya CModern ConstitutionsD, misalnya, ada1
lah salah se/ran. sar@ana yan. men.an..apnya demi1
kian* Menurut K*C* Gheare:
CMany important changes in the working of a
constitution occur without any alteration in the
rules which regulate a government, whether they
strictly legal or rules of custom and conventionD*
#%#
8anyak peru)ahan yan. ter@adi dalam ran.ka
pelaksanaan undan.1undan. dasar tanpa men.u)ah
se(ara mutlak )unyi teks hukum ketentuan yan. men.a1
tur suatu pemerintahan, melainkan ter@adi )e.itu sa@a
melalui ke)iasaan dan k/n!ensi :rules of custom and
convention;* K*C* Gheare )ahkan men.uraikan le)ih
lan@ut men.enai peru)ahan1peru)ahan k/nstitusi yan.
dapat ter@adi melalui :i; peru)ahan hukum dalam arti
yan. strict, yaitu peru)ahan melalui amandemen 3/rmal&
:ii; peru)ahan melalui pena3siran yudisial atas teks
k/nstitusi, yaitu melalui pr/ses peradilan tata ne.ara
:constitutional adjudication;& dan :iii; peru)ahan mela1
lui ke)iasaan dan k/n!ensi*
#%'
Artinya, k/n!ensi @u.a
dapat dian..ap se)a.ai salah satu met/de peru)ahan
k/nstitusi*
,1,
@heare, Op Cit.,. :andin8kan den8an ter9emahan #uhammad Hardani,
1onstitusi*1onstitusi #odern, "ura)a0a! Pustaka =ureka, $%%,&. Lihat 9u8a
(smail "un0, Per8eseran 1ekuasaan =ksekuti., Jakarta! Aksara :aru, 1687&,
hal. ,1.
,1'
()id.
2#$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
Se(ara umum, k/n!ensi serin. diartikan se)a.ai 0ntuk memahami le)ih tepat men.enai k/n!ensi
unwritten laws, tetapi kadan.1kadan. di)edakan dan itu, kita dapat pula men.hu)un.kannya den.an
)ahkan tidak dian..ap se)a.ai hukum sama sekali* >i pen.ertian yan. )erlaku dalam s/si/l/.i hukum dan
In..ris, unwritten laws )iasa diidentikkan den.an antr/p/l/.i hukum* >alam kaitannya den.an daya ikat
pen.ertian common law* Serin. @u.a unwritten laws itu n/rma, )iasa di)edakan antara pen.ertian :i; (ara :usa-
sendiri diidentikkan pula den.an customs atau adat ges;, :ii; ke)iasaan :folkways;, :iii; tata laku :mores;,
ke)iasaan atau adat istiadat* Semua ini )erp/tensi dan :i!; adat istiadat :customs;*
#%9
>alam k/nteks yan.
menim)ulkan ke)in.un.an @ika dikaitkan den.an pe1 demikian, maka yan. kita maksudkan den.an k/n!ensi
n.ertian hukum ke)iasaan atau customary laws yan. ketatane.araan :the conventions of the constitution; itu
tidak sa@a merupakan hukum dalam pen.ertian yan. sendiri tidak lain adalah praktik1praktik ketatane.araan
mutlak :strict sense; tetapi @u.a memerlukan immemo- yan. )erisi salah satu dari keempat @enis n/rma, yaitu
rial antiquity untuk pem)erlakuannya* Sedan.kan, usages :(ara;, folkways :ke)iasaan;, mores :p/la kelaku1
constitutional convention sama sekali tidak mem)utuh1 an;, atau customs :adat istiadat; terse)ut, yan. teran.1
kan immemorial antiquity sema(am itu*
#%<
kum dalam istilah constitutional usages, dan constitu-
Perkataan convention serin. di.unakan /leh para tional practices, serta constitutional customs atau ke)ia1
ahli hukum tata ne.ara atau constitutional lawyers saan ketatane.araan*
untuk menun@uk kepada pen.ertian rules of political K/n!ensi1k/n!ensi ketatane.araan, tidak sa@a
practice atau n/rma yan. tim)ul dalam praktik p/litik di@umpai di ne.ara1ne.ara yan. tidak men.enal d/ku1
yan. @u.a dian..ap )erlaku men.ikat /leh pihak1pihak men k/nstitusi tertulis, tetapi @u.a di ke)anyakan ne.a1
yan. terkait den.annnya, terutama /leh para penye1 ra1ne.ara den.an k/nstitusi tertulis* >i semua ne.ara
len..ara ne.ara* -amun, n/rma praktik itu sendiri, kare1 an../ta Persemakmuran :Commenwealth; seperti Aus1
na tidak didasarkan atas ketentuan yan. )ersi3at tertulis, tralia,
#%$
Amerika Serikat, dan se)a.ainya* K/n!ensi1
dian..ap tidak men.ikat para hakim, @ika kepada mereka k/n!ensi ketatane.araan itu diakui se)a.ai sum)er
dia@ukan perkara /leh pihak1pihak yan. )erkepentin.an hukum yan. pentin. dalam praktik* Misalnya, tata (ara
yan. men..u.at atau mela=an praktik1praktik p/litik pemilihan presiden dan tata (ara penentuan an../ta
yan. tidak tertulis itu* A* +//d Phillips, Paul Ja(ks/n, ka)inet pemerintahan Amerika Serikat se)a.ian ter)esar
dan Patri(ia Ee/p/ld )erpendapat )ah=a: diatur menurut ke)iasaan ketatane.araan :constitutional
CThe lack of judicial enforcement distinguishes conven-
conventions;, )ukan atas dasar peraturan yan. )ersi3at
tions from laws in the strict sense. This is an important tertulis*
#%?
8e.itu @u.a di Ind/nesia, )anyak sekali usages
formal distinction for the lawyer, though the politician
dan practices dalam penyelen..araan ne.ara yan. tidak
may not be so interested in the distinctionD*
#%6
,1;
"oer9ono "oekanto, "osiolo8i "uatu Pen8antar, Jakarta! 4a0asan
Pener)it /(, 16;+&, hal. ;+.
,18
#en8enai konvensi ketatane8araan di Australia, )aca misaln0a 2eor8e
@interton, -he =xecutive and the 2overnor 2eneral, 168,.
,1+
Phillips, Jackson, and Leopold, Op. Cit., hal. 1,7.
,16
@.:. #unro, -he 2overnment o. the /nited "tates, '
th
edition, 16,7, hal.
,17
()id., hal. $'. 8%*8,.
2#? 2'0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
didasarkan atas aturan tertulis, melainkan hanya di1
dasarkan atas ke)iasaan1ke)iasaan yan. di=arisi dari
masa lalu* Misalnya, adanya Pidat/ Kene.araan Presiden
pada setiap tan..al %6 A.ustus di depan Rapat Paripurna
>PR1RI dapat @u.a dikatakan se)a.ai k/n!ensi ketata1
ne.araan*
Akan tetapi, si3at k/n!ensi yan. tertulis atau tidak
tertulis itu sendiri se)enarnya tidaklah mutlak* Kadan.1
kadan., k/n!ensi ketatane.araan dapat @u.a dituan.kan
dalam )entuk tulisan tertentu, meskipun ia tetap dapat
dise)ut se)a.ai k/n!ensi ketatane.araan atau consti-
tutional convention* Ismail Suny, misalnya, termasuk
.uru )esar hukum tata ne.ara yan. )erpendapat demiki1
an* Menurutnya, Ckonvensi tidak perlu selalu merupa-
kan ketentuan yang tidak tertulis, yang timbul dari
persetujuan (agreement) boleh saja berbentuk tertu-
lisD*
#20
Se)a.ai salah satu (/nt/h, misalnya, @ika Presiden
men.adakan persetu@uan den.an pimpinan parlemen
men.enai sesuatu a.enda persidan.an parlemen, dan
persetu@uan itu dituan.kan se(ara tertulis dalam )entuk
express agreement, maka hal itu dapat men@adi k/n!ensi
dalam )entuk yan. tertulis* Misalnya, persetu@uan antara
Gakil Presiden M/hammad +atta dan 8adan Peker@a
K/mite -asi/nal Ind/nesia Pusat :K-IP; pada tan..al %6
Akt/)er %?'< atas Maklumat Pemerintah )ertan..al %'
-/!em)er %?'< @u.a ditandatan.ani dalam )entuk ter1
tulis*
Aleh karena itu, )anyak sar@ana yan. )erpendapat
)ah=a pen.ertian written versus unwritten atau docu-
mentary versus non-documentary dalam hukum k/nsti1
tusi :constitutional law; se)enarnya tidaklah mutlak
si3atnya*
#2%
>i ne.ara mana sa@a di seluruh dunia, meski1
,$%
(smail "un0, Per8eseran 1ekuasaan =ksekuti., Op Cit., hal. '1.
,$1
Lihat misaln0a 2.". Ciponolo, (lmu 3e8ara, 9ilid $, Jakarta! :alai
Pustaka, 16;+&, hal. 1;,*1;', dan 1usnardi dan "ara8ih, Op Cit.
2'%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
pun k/nstitusinya dikatakan tidak tertulis seperti In..ris
dan Israel, tetap dian..ap memiliki k/nstitusi dan dise1
)ut se)a.ai constitutional state* >emikian pula k/n!ensi
yan. tidak mutlak harus )ersi3at tidak tertulis, sehin..a
per)edaan antara the laws of the constitution dan the
conventions of the constitution tidak dapat di)edakan
dari sekedar si3atnya yan. tertulis atau yan. tidak
tertulis* +al yan. terpentin. adalah )ah=a yan. pertama
dapat dipaksakan dan diakui )erlakunya di pen.adilan
dan /leh pen.adilan, sedan.kan yan. kedua :convention;
tidak dapat dipaksakan di pen.adilan dan /leh
pen.adilan*
#22
-amun, meskipun tidak dapat dipaksakan )erlaku1
nya, peranan the conventions of the constitution dalam
praktik ketatane.araan di semua ne.ara k/nstitusi/nal
:constitutional state; dapat dikatakan san.at pentin.*
>emikian pula di In..ris yan. meman. dikenal tidak
memiliki naskah k/nstitusi yan. tertulis dan men.anut
tradisi common law, n/rma1n/rma hukum ke)iasaan
@ustru le)ih men/n@/l peranannya* 8ahkan, menurut
+//d Phillips, Paul Ja(ks/n, dan Patri(ia Ee/p/ld
dite.askan:
DNot only do the British have no written constitution,
but they have been reluctant to stereotype their rules of
government in the form of statutes. Many important
political developments have been effected since 1688
without recourse to legal forms at allD*
#2#
K/n!ensi ketatane.araanlah yan. mendeskripsikan
dan men@elaskan )a.aimana k/nstitusi di@alankan,
tum)uh, dan )erkem)an.* 5un.si utamanya adalah me1
n.adaptasikan struktur kepada 3un.sinya* >en.an )e.i1
tulah kera@aan In..ris yan. kuat pada tahun %6$$
,$$
:andin8kan den8an 1usnardi dan "ara8ih, Op. Cit..
,$,
Phillips, Jackson, and Leopold, Op. Cit., hal. $+.
2'2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
:strong monarchy; diu)ah men@adi kera@aan yan.
di)atasi :limited monarchy; den.an sistem pemerinta1
han yan. )ertan..un. @a=a) kepada parlemen :respon-
sible parliamentary government;*
Aleh karena itu, studi men.enai k/n!ensi
ketatane.araan san.at pentin. untuk men.etahui )eker1
@anya k/nstitusi yan. tertulis dalam praktik* Meskipun
se@ak lama k/n!ensi ketatane.araan sudah men@adi per1
hatian para ahli se@ak a)ad ke1%?, seperti 7*A* 5reeman
dalam )ukunya CGrowth of the English ConstitutionD
:%$92;,
#2'
tetapi pentin.nya k/n!ensi itu )aik dalam
ran.ka pemahaman terhadap k/nstitusi maupun untuk
penerapan k/nstitusi dalam praktik, dapat dikatakan
)aru )erkem)an. se@ak prakarsa A*J* >i(ey yan. mene1
kankan pentin.nya k/n!ensi ketatane.araan di dalam
)ukunya CAn Introduction to the Study of the Law of the
ConstitutionD yan. pertama kali ter)it pada tahun
%$$<*
#2<
Al)ert Jenn >i(ey, namanya )iasa disin.kat A*J*
>i(ey atau >i(ey, menekan pem)edaan antara hukum
k/nstitusi :laws of the constitution; dan ke)iasaan k/n1
stitusi (the conventions of the constitution;, )ukan untuk
maksud men.eluarkan yan. kedua dari perhatian para
mahasis=a hukum* Se)aliknya, >i(ey mem)edakan
keduanya untuk meyakinkan para mahasis=a a.ar tidak
men.a)aikan pentin.nya penyelidikan men.enai k/n1
,$'
O. Hood Phillips, Constitutional Conventions! Cice0As Predecessors, $6,
#.L.5, 1677, hal. 1,;.
,$+
Cice0, Op Cit.. Lihat 9u8a 5.A. Cas8rove, -he 5ule o. Law, Al)ert Denn
Cice0, Dictorian Jurist, 1681, hal. 8;*6%E "ir (vor Jennin8s, -he Law and the
Constitution, +
th
editionE Ca)inet 2overnment, ,
rd
editionE Parliament, $
nd
editionE 1.C. @heare, #odern Constitutions, 16+1 lihat 9u8a ter9emahann0a
dalam )ahasa (ndonesia oleh #uhammad Hardani, 1onstitusi*1onstitusi
#odern, Pustaka =ureka, "ura)a0a, $%%,&, -he Constitutional "tructure o.
the Commonwealth, 167%E O. Hood Phillips, Constitutional Conventions! A
Conventional 5epl0, 167'E serta 2eo..re0 #arshall, Constitutional
Conventions, 168'.
2'#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
!ensi ketatane.araan atau constitutional convention
dalam studi ilmu hukum tata ne.ara*
Aleh karena k/mpleksitas pen.ertian k/n!ensi
yan. demikian, dalam )ukunya CConstitutional and
Administrative Law, A* +//d Phillips, Paul Ja(ks/n,
dan Patri(ia Ee/p/ld merumuskan de3inisi constitutional
convention se)a.ai rules of political practice which are
regarded as binding by those to whom they apply, but
which are not laws as they are not enforced by the
courts or the Houses of ParliamentD* >en.an rumusan
de3inisi tentan. k/n!ensi yan. demikian, k/n!ensi
ketatane.araan @elas )er)eda den.an ke)iasaan, dari
aturan yan. )erlaku di lin.kun.an parlemen, pr/sedur1
pr/sedur )era(ara di pen.adilan, ataupun den.an n/rma
aturan yan. )ersi3at n/n1hukum, seperti etik, dan lain
se)a.ainya* 0ntuk le)ih @elasnya, k/nsepsi men.enai
k/n!ensi ketatane.araan, dapat di)edakan dari kelima
hal di )a=ah ini, yaitu:
#26
:i; Praktik, penerapan, ke)iasaan, atau 3akta13akta
:mere practice, usage, habit or fact; yan. tidak
dian..ap )ersi3at ke=a@i)an (obligatory;, seperti
ke)eradaan partai p/litik :fakta; atau ke)iasaan1
ke)iasaan seperti ke)iasaan Presiden menerima
tamu umum pada hari Raya Iedul 5itri dan Iedul
Adha, ataupun ke)iasaan ta)ur )un.a dan re1
nun.an su(i pada tan..al %9 A.ustus malam di
makam pahla=an Kali)ata*
:ii; -/rma1n/rma aturan yan. tidak )ersi3at p/litik
:non-political rules;, seperti rules of conduct atau
k/de etik yan. tidak )erkaitan den.an pers/alan
pemerintahan, ataupun hal1hal yan. )erhu)un.an
den.an s/pan santun tata upa(ara kera@aan yan.
tidak memiliki constitutional significance sama
sekali untuk dipermasalahkan*
,$7
Phillips, Jackson, and Leopold, Op. Cit., hal. 1,7*1,8.
2''
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
:iii; Judicial rules of practice seperti ke)iasaan hakim :!; Rules enforced by the Houses of Parliament mela1
dalam memeriksa dan memutus den.an men.ikuti lui para pe@a)atnya, seperti Ketua Parlemen menu1
rules of precedent dari (/nt/h1(/nt/h perkara rut peraturan tata terti) parlemen yan. )ersan.ku1
serupa yan. pernah diputus se)elumnya* >alam tan* Se)a.ian dari the law and custom of Parlia-
praktik di In..ris misalnya, hal ini sama sekali ment dapat dise)ut termasuk ke dalam pen.ertian
tidak ada aturan tertulisnya melainkan tum)uh the common law dalam arti yan. luas* Aleh karena
sendiri dalam praktik* Itu se)a)nya, seperti dalam itu, serin. dipahami se(ara tumpan. tindih den.an
kasus R* !s Knuller Etd :Publishing, Printing and pen.ertian k/n!ensi* Meman. ada @u.a praktik1
Promotions;, House of Lords tidak merasa terikat praktik penyelen..araan ke.iatan parlemen yan.
den.an keputusan yan. di)uatnya sendiri pada men(iptakan k/n!ensi :constitute conventions;,
masa se)elumnya* seperti perlindun.an atau pem)erian kesempatan
:i!; Rules enforced by the courts, yaitu peraturan khusus kepada kel/mp/k min/ritas dalam perde1
perundan.1undan.an yan. diterapkan atau di1 )atan ataupun dalam ran.ka k/mp/sisi penyusu1
te.akkan /leh pen.adilan, )aik dalam )idan. nan an../ta k/misi1k/misi tertentu* Peraturan
perdata, pidana, tata usaha ne.ara, ataupun tata ,ata ,er)it :Standing Orders) kadan.1kadan. @u.a
ne.ara* Sam)il men.akui ada1nya per)edaan dise)ut se)a.ai constitutional conventions, tetapi
3/rmal antara laws dan conventions, Sir I!/r @ika ditelaah le)ih seksama, peraturan tata terti)
Jennis (enderun. pada pendapat )ah=a per)edaan atau Standing Order itu sendiri terdiri atas n/rma
keduanya tidaklah )ersi3at su)stanti3* yan. :i; se)a.ian dapat dise)ut se)a.ai hukum
Per)edaannya itu mun.kin tidak pentin. )a.i (law), :ii; se)a.ian merupakan mere practice, dan
ilmu=an p/litik, tetapi san.at pentin. )a.i ahli :iii; )arulah se)a.ian ke(il lainnya dapat dise)ut
hukum* 8ahkan, pem)edaan itu sendiri dikritik conventions*
/leh Mit(hell, men.in.at there may be laws with
no judicial sanction*
#29
Menurutnya ada @u.a >i sampin. itu, menurut +//d Phillips, Paul
hukum yan. tidak disertai ketentuan men.enai Ja(ks/n, dan Patri(ia Ee/p/ld, CIt is also useful to dis-
sanksi peradilan* Meman. )enar, seperti tinguish conventions from such distinct, if allied con-
dikemukakan /leh Sir I!/r Jennin.s, ada undan.1 cepts as traditions, principles and doctrinesD*
#2?
Ke.u1
undan. misalnya di )idan. pidana yan. tidak dapat naan k/n!ensi dapat dilihat @u.a untuk mem)erikan arti
diterapkan untuk )adan1)adan pemerintahan, kepada tradisi, prinsip1prinsip, atau nilai1nilai* Misalnya,
tetapi dapat diterapkan terhadap /ran. per/ran. Sir J/hn >/nalds/n men.aitkan hu)un.an antara par1
yan. menduduki @a)atan dalam )adan pemerin1 lemen dan pen.adilan den.an istilah k/n!ensi, yaitu
tahan itu*
#2$
den.an menyatakan:
CAlthough the United Kingdom has no written con-
stitution, it is a constituional convention of the highest
,$;
J.C.:. #itchell, Constitutional Law, $nd edition, 1678, hal. ,'*,6.
,$8
5alei8h vs 2oschen, 186,, 1 Ch. ;, dalam Phillips, Jackson, and
Leopold, op. cit., hal. 1,;.
,$6
2eo..re0 #arshall, Constitutional Conventions, 168', hal. ,.
2'< 2'6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
importance that the legislature and the judiciary are
separate and independent of one another, subject to
certain ultimate rights of Parliament over the judica-
tureD*
##0
Independensi peradilan :the independence of the
judiciary; dapat dipandan. se)a.ai a principle of the
Constitution se@ak tahun %66$, yan. ter(ermin dalam
ketentuan undan.1undan. :statutory provisions; yan.
)erisi @aminan atas masa @a)atan para hakim :judicial
security of tenure;*
##%
K/n!ensi itu sendiri, menurut Mi(hael Allen dan
8rian ,h/mps/n, dapat ditemukan dalam semua un1
dan.1undan. dasar yan. di)entuk :established consti-
tutions;, termasuk )ahkan dalam k/nstitusi yan. )aru
ter)entuk sekalipun* Menurut kedua sar@ana ini, pentin.1
nya k/n!ensi itu dise)a)kan /leh kenyataan )ah=a tidak
ada peraturan umum yan. )ersi3at self-applying, me1
lainkan harus diterapkan menurut syarat1syarat aturan
tam)ahan tertentu :no general rules of law is self-
applying, but must be applied according to the terms of
additional rules;*
##2
>ikatakan le)ih lan@ut /leh Allen
dan ,h/mps/n:
CThese additional rules may be concerned with the
interpretation of the general rule, or with the exact cir-
cumstances in which it should apply, about wither of
which uncertainty may exist, and the greater the gene-
rality the greater will the uncertainty tend to be. Many
constitutions include a large number of additional legal
rules to clarify the meaning and application of their
main provisions, but in a changing world it is rarely
possible to eradicate or prevent all doubts on these
points by enactment or even by adjudication. The result
often is to leave a significant degree of discretion to
,,%
Lihat kasus 5. vs H.#. -reasur0, ex p. "medle0, 168+, F.:. 7+;, 777.
,,1
Phillips, Jackson, and Leopold, Op. Cit., hal. 1,8.
,,$
Allen and -hompson, Op. Cit., hal. $'$.
2'9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
those exercising the rights or wielding the powers
legally conferred, defined, or permittedD*
###
,idak ada peraturan, apala.i undan.1undan. dasar
se)a.ai hukum yan. tertin..i yan. )ersi3at .aris )esar,
yan. se(ara mendetil menentukan (ara n/rma1n/rma
dasarnya dilaksanakan dalam praktik* Selalu diperlukan
peraturan pelaksanaan atau n/rma1n/rma lain yan. )er1
si3at tidak tertulis yan. memun.kinkan peraturan yan.
)ersan.kutan di@alankan den.an se)aik1)aiknya* Setiap
tin.katan peraturan yan. le)ih rendah pada p/k/knya
merupakan peraturan yan. )ersi3at le)ih rin(i dalam
ran.ka melaksanakan peraturan yan. le)ih tin..i* Aleh
karena itu, pelaksanaan setiap peraturan umum, memer1
lukan pena3siran yan. men.ela)/rasikan atau merin(i
pen.ertian1pen.ertian n/rmati3nya sehin..a dapat dilak1
sanakan den.an se)aik1)aiknya*
Pr/ses pena3siran sema(am itu dapat dilakukan,
melalui pem)entukan peraturan yan. le)ih rendah, me1
lalui pr/ses peradilan yan. akan menerapkan n/rma1
n/rma hukum yan. )ersi3at umum itu dalam kasus1
kasus perkara hukum yan. k/nkrit, ataupun melalui k/n1
!ensi ketatane.araan tertentu* +al yan. terakhir ini
san.at pentin., karena selain melalui pr/ses pem)entu1
kan peraturan yan. le)ih rendah dan mekanisme pera1
dilan, dalam praktik, selalu terdapat ruan. yan. san.at
luas dan ter)uka untuk mun(ulnya significant degree of
discretion Adanya ruan. )a.i discretionary power ini
tentu sa@a di satu pihak dapat dikatakan san.at )er.una,
tetapi di lain pihak dapat pula disalah.unakan /leh pihak
yan. )erkuasa, semata1mata untuk kepentin.an ke1
kuasaan itu sendiri*
,,,
()id.
2'$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
2. Pengakuan Hakim terhadap Konvensi
(Judicial Recognition)
Seperti dikemukakan di atas, para hakim tidak
terikat atau tidak ada keharusan )a.i pen.adilan untuk
menerapkan k/n!ensi dalam memutus sesuatu perkara*
Se)a), pada p/k/knya, k/n!ensi itu sendiri tidak dapat
dipersamakan atau )ukanlah hukum :law; dalam arti
yan. se)enarnya* Itu se)a)nya, dalam artikelnya )er1
@udul Laws and Conventions DistinguishedD :%?9<;,
C*R* Munr/ menyatakan:
CThe validity of conventions cannot be the subject of the
proceedings in a court of law. Reparation for breach of
such rules will not be effected by any legal sanction.
There are no cases which contradict these propositions.
In fact, the idea of a court enforcing a mere convention
is so strange that the question hardly arisesD*
##'
>alam )ukunya yan. lain, dinyatakan pula /leh
C*R* Munr/, In a legal system, a certain number of
sources are recognized as law-constitutive. So there are rules
specifying what counts as law (or what, by impli-
cation, does not).
##<
>i In..ris, menurutnya:
CThe courts accept as law only legislation made or
authorised by Parliament and the body of rules evolved
by the courts called common law. There are formal
signs, such as the words of enactment used for Acts of
Parliament, denoting that rules have passed a test for
being lawsD*
##6
Pentin. untuk dite.askan di sini, )ukanlah )ah=a
status k/n!ensi itu )erada di luar kate./ri hukum, tetapi
,,'
C.5. #unro, ?Laws and Conventions Cistin8uishedB, 61 Law F 5eview,
$18, 16;+, hal. $$8.
,,+
C.5. #unro, "tudies in Constitutional Law, $
nd
edition, 1666, hal. 76*;1.
,,7
()id.
2'?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
)ah=a k/n!ensi itu tidak memiliki kualitas kuali3ikasi yan.
sama den.an hukum dalam arti yan. se)enarnya*
Kemudian yan. dapat @u.a dipastikan ialah )ah=a
k/n!ensi itu tidak dapat dite.akkan /leh pen.adilan dan
pelan..aran terhadapnya tidak dapat dikenakan sanksi
/leh hakim* Meskipun demikian, tentu tidak )erarti
)ah=a pen.adilan tidak men.akui sama sekali ke)erada1
an k/n!ensi se)a.ai sum)er hukum* Setiap k/n!ensi
tetap dapat di@adikan pe.an.an yan. diper(aya )a.i
hakim se)a.ai alat )antu untuk mena3sirkan peraturan
tertulis yan. )erlaku* K/n!ensi ketatane.araan :constitu-
tional conventions; @u.a dapat di@adikan alat untuk @usti1
3ikasi sikap pen.adilan yan. men.am)il @arak dari ke1
putusan1keputusan tata usaha ne.ara di )idan.1)idan.
yan. pen.adilan sendiri men.an..ap dirinya tidak
terli)at atau tidak )/leh dili)atkan*
>i In..ris, dapat dikemukakan )e)erapa (/nt/h
men.enai adanya pen.akuan pen.adilan terhadap
k/n!ensi ketatane.araan :constitutional conventions;*
Misalnya, House of Lords men@adikan pertan..un.1
@a=a)an Menteri >alam -e.eri kepada parlemen se)a.ai
salah satu alasan untuk memutus dalam perkara
Liversidge vs Anderson :%?'2;*
##9
>emikian pula dalam
perkara Padfield vs Minister of Agriculture, Fisheries
and Food :%?6$;, di mana k/n!ensi men.enai pertan.1
.un.@a=a)an menteri @u.a di@adikan pertim)an.an*
8e.itu pula dalam kasus Air Canada vs Secretary of
State for Trade :%?$#;,
##$
ter(antum )e)erapa k/n!ensi
se)a.ai re3erensi yan. melaran. Menteri yan. )erasal
dari satu partai p/litik untuk mendapatkan akses kepada
d/kumen1d/kumen dari menteri pendahulunya yan.
)erasal dari partai p/litik yan. lain tanpa persetu@uan
,,;
Phillips, Jackson, and Leopold, Op. Cit., hal. 1,6.
,,8
Lihat Lord Hunt o. -anworth, ?Access to A Previous 2overnmentAs
PapersB, P.L. 168$, hal. +1'.
2<0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
dari pe@a)at terdahulu :without the agreement of the
previous administration;*
>i Mahkamah A.un. Kanada, )aik s/al eksistensi
maupun isi k/n!ensi, @u.a pernah men@adi perkara yan.
menye)a)kan Mahkamah A.un. terli)at dalam pem1
)ahasan men.enai the general nature of constitutional
conventions* 8erkenaan den.an hal itu, may/ritas para
hakim Mahkamah A.un. Kanada )erpendirian )ah=a a
constitutional convention cannot crystallise into law*
Menurut mereka:
CNo instance of an explicit recognition of a convention
as having matured into a rule of law was produced. The
very nature of a convention, as political in inception
and as depending on a persistent course of political
recognition by those for whose benefit and to whose
detriment (if any) the convention developed over a
considerable period of time, is inconsistent with its legal
enforcement.... The attempted assimilation of the
growth of a convention to the growth of the common
law is misconceived. The latter is the product of judicial
effort, based on justifiable issues which attained legal
formulation and are subject to modification and even
reversal by the courts which gave them their birth.... No
such parental role is played by the courts with respect
to conventions....
##?
K/n!ensi diakui eksistensinya, tetapi @ika ada
peraturan perundan.1undan.an tertulis, dan terdapat
pertentan.an antara k/n!ensi dimaksud den.an pera1
turan perundan.1undan.an, maka pen.adilan harus
menerapkan peraturan perundan.1undan.an tertulis di
atas k/n!ensi* Aleh karena itu, k/n!ensi tidak dapat di1
terapkan se(ara mandiri, atau )ahkan serin. dikatakan
)ah=a k/n!ensi itu meman. tidak dapat dite.akkan atau
diterapkan /leh pen.adilan* Sanksi k/n!ensi itu )ersi3at
,,6
Phillips, Jackson, and Leopold, Op. Cit., hal. 1'%.
2<%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
p/litik, meskipun pelan..aran terhadap k/n!ensi ketata1
ne.araan dapat @u.a dise)ut se)a.ai sesuatu yan. tidak
k/nstitusi/nal atau ink/nstituti/nal* Mahkamah A.un.
Kanada @u.a menerima kriteria yan. dia@ukan /leh Sir I!/r
Jennin.s tentan. k/n!ensi ketatane.araan :consti-
tutional conventions;*
K/n!ensi diakui tidak sa@a /leh para p/litisi, tetapi @u.a
/leh masyarakat luas pada umumnya* Pada umum1
nya para sar@ana men.akui )ah=a k/n!ensi itu merupa1
kan n/rma aturan yan. men.ikat untuk umum* Seperti
misalnya /leh H* Marshall dikatakan:
Con the obligatory nature of the conventions dis-
tinguishes between positive morality (subjective test)
and critical morality (objective test), preferring the
latter but not stating definitely whose opinion is to be
takenD*
#'0
Aleh karena itu, le.islasi perundan.1undan.an
dapat pula men.akui atau menyerap isinya se)a.aimana
mestinya :Legislation may recognize or presuppose
conventions;* K/n!ensi ketatane.araan dapat di3/rmula1
sikan ke dalam rumusan undan.1undan., atau )ahkan ke
dalam rumusan undan.1undan. dasar*
Misalnya, the Statute of Westminster tahun %?#%
telah dimuat dalam )er)a.ai k/nstitusi ne.ara1ne.ara
an../ta Persemakmuran atau C/mm/n=ealth,
#'%
)aik
den.an e3ek penerapannya di pen.adilan ataupun tidak
:with or without justiciable effect).
#'2
Selain itu, kedudu1
kan k/n!ensi ketatane.araan In..ris @u.a terdapat dalam
,'%
#arshall, Op. Cit., catatan 18, hal. 11*1$.
,'1
/lasan dan rin8kasan atas ?"tatute o. @estminsterB ini dapat di)aca
dalam C.2. Cracknell, CracknellAs "tatutes! Constitutional and Adminis*
trative Law, ,rd edition, London! Old :aile0 Press, $%%,&, hal. 18*16.
,'$
Lihat de "mith, -he 3ew Commonwealth and its Constitution, 167', hal.
+1*+$, dan 88*6%E 9u8a C. "am.ord and C. @ood, ?Codi.ication o. Consti*
tutional Conventions in AustraliaB, 16;8, P.L. $,1.
2<2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
K/nstitusi -i.eria* K/n!ensi dimaksud sama sekali tidak
diad/psi se(ara expresis verbis dalam K/nstitusi* Akan
tetapi, dalam praktik, k/n!ensi ketatane.araan In..ris
)iasa di.unakan dalam ran.ka mem)antu para hakim
mena3sirkan K/nstitusi -i.eria terse)ut*
#'#
+ukum k/nstitusi, )a.aimanapun @u.a, dapat
)erdiri sendiri se)a.ai hukum, meskipun n/rmanya yan.
karena si3atnya yan. statis dapat tertin..al dalam per1
kem)an.an 6aman* Sedan.kan, k/n!ensi dapat )erkem1
)an. dinamis, tetapi akan kehilan.an arti @ika tidak
didukun. /leh legal context* Setiap k/n!ensi ketata1
ne.araan :constitutional conventions; pastilah terkait
erat den.an satu atau )e)erapa n/rma hukum tertentu*
K/n!ensi mem)entuk sistem ka)inet, misalnya, didasar1
kan atas an..apan )ah=a aturan hukum yan. terkait
den.an hal itu se)a.ai kekuasaan prer/.ati3 Ra@a atau
Ratu :the Queens royal prerogative;, ke=enan.an
menteri, k/nstitusi pemerintahan departemen :the con-
stitution of government departments;, dan k/mp/sisi
kean../taan parlemen* Artinya, terdapat )e)erapa lapi1
san peraturan perundan.1undan.an, k/n!ensi, dan
3akta13akta atau praktik p/litik :political practices;
dalam setiap tin.katan /r.anisasi pemerintahan, terma1
suk undan.1undan. yan. men.akui ke)eradaan k/n!en1
si*
Sementara itu, k/n!ensi ketatane.araan itu sendiri
@u.a men.alami pr/ses pertum)uhan dan trans3/rmasi*
Seperti dikatakan /leh 8ald=in:
CThe historian can probably tell you perfectly clearly
what the constitutional practice of the country was at
any given period in the past, but it would be very
difficult for a living writer to tell you at any given
period in his lifetime what the constitution of the coun-
try is in all respects, and for this reason, that at almost
,',
1.J. 1eith, ?-he Courts and the Conventions o. the ConstitutionB, 167;,
17 (.C.L.F. +'$.
2<#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
any given moment of our lifetime, there may be one
pratice called Constitutional which is falling into de-
suetude and the may be another practice which is
creeping into use but which is not yet called con-
stitutional*
#''
3. Fungsi Konvensi Ketatanegaraan
K/n!ensi ketatane.araan :constitutional conven-
tion; merupakan aturan p/litik :rules of political beha-
viour; yan. pentin. untuk kelan(aran )eker@anya k/n1
stitusi* Pentin.nya k/n!ensi ini, tidak sa@a )erlaku di
In..ris, tetapi @u.a di semua ne.ara yan. men.enal
undan.1undan. dasar tertulis* Seperti dikatakan /leh
K*C* Gheare:
#'<
Cin all countries, usage and convention are impor-
tant and... in many countries which have Con-
stitutions usage and convention play as important
a part as they do in EnglandD*
K/n!ensi mem3asilitasi e!/lusi dan peru)ahan
dalam diri k/nstitusi itu sendiri, sementara )entuk
hukumnya tetap tidak )eru)ah :Conventions facilitate
,''
H.C. Ce)., vol. $71, ser. +, col. +1+, 16,$, dalam O. Hood Phillips, Paul
Jackson, and Patricia Leopold, Op. Cit., hal. 1'1.
,'+
1.C. @heare, #odern Constitutions, Ox.ord /niversit0 Press, 1677, hal.
1$$. :andin8kan den8an ter9emahan #uhammad Hardani, 1onstitusi*
1onstitusi #odern, Pustaka =ureka, "ura)a0a, $%%,, hal. $%'. Perkataan
usa8e and convention diter9emahkan secara tidak tepat oleh #uhammad
Hardani den8an ke)iasaan dan tradisi. Convention atau konvensi tidak sama
den8an tradisi 0an8 mempers0aratkan si.at immemorial dan si.at )erulan8*
ulan8. Oleh karena itu, sa0a men8an9urkan se)aikn0a convention itu diter*
9emahkan den8an memakai istilah aslin0a sa9a 0an8 meman8 sudah laGim
dipakai dalam ilmu hukum tata ne8ara, 0aitu konvensi atau le)ih tepatn0a
konvensi ketatane8araan.
2<'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
evolution and change within the constitution while the putusan atas perkara k/nstitusi yan. dia@ukan kepada1
legal form remain unchanged;*
#'6
nya* K/n!ensi dapat dipakai se)a.ai alat penun@an. pe1
>alam praktik, k/n!ensi ketatane.araan dikem1 na3siran terhadap peraturan tertulis atau untuk men1
)an.kan untuk keperluan men.atur ke=enan.an diskresi dukun. keputusan1keputusan hakim :an aid to statutory
yan. )ersi3at ter)uka* Jika ke=enan.an yan. )ersi3at interpretation or to support judicial decisions)*
#'?
ter)uka tidak diatur, ke)i@akan kene.araan :state policy;
akan ditetapkan )erdasarkan discretionary power yan. 4. Beberapa Contoh Konvensi di Indonesia
san.at mun.kin tidak terkendali* +al demikian tentu >alam pelaksanaan undan.1undan. dasar, )anyak
akan ra=an terhadap penyalah.unaan semata1mata peru)ahan yan. ter@adi terhadap n/rma yan. terkandun.
untuk kepentin.an kekuasaan itu sendiri* Aleh karena di dalamnya tanpa melalui pr/ses peru)ahan 3/rmal,
itu, pen.ertian k/n!ensi dapat dikaitkan den.an 3un.si1 melainkan hanya ter@adi )e.itu sa@a melalui ke)iasaan
nya, yaitu untuk mem)atasi pen..unaan diskresi k/n1 ataupun k/n!ensi ketatane.araan* Menurut Pr/3es/r
stitusi/nal :constitutional discretion;* Ismail Suny, peru)ahan yan. ter@adi dalam sistem peme1
>en.an perkataan lain, k/n!ensi merupakan non- rintahan )erdasarkan 00> %?'<, yakni den.an diprak1
legal rules yan. men.atur (ara )a.aimana legal rules tikkannya sistem pertan..un.@a=a)an menteri se)a.ai1
diterapkan dalam praktik*
#'9
+u)un.an antara hukum mana termuat dalam Maklumat Pemerintah tan..al %'
dan k/n!ensi dapat dikatakan san.at pentin. dan -/!em)er %?'<, merupakan salah satu (/nt/h k/n!ensi
mempunyai karakteristik yan. 3undamental dalam sis1 ketatane.araan yan. men.u)ah )unyi teks 00> %?'<
tem dan struktur ketatane.araan* 8ahkan, dalam penye1 men.enai pertan..un.@a=a)an pemerintahan* Seperti
len..araan ne.ara k/nstitusi/nal di seluruh dunia, k/n1 dikemukakan /leh K*C* Gheare:
!ensi ketatane.araan terus tum)uh dan )erkem)an. CMany important changes in the working of a
dalam praktik* >apat dikatakan, tidaklah mun.kin me1 constitution occur without any alteration in the rules
nyelesaikan )er)a.ai perselisihan dan sen.keta k/nsti1
which regulate a government, whether they strictly
tusi/nal dalam praktik penyelen..araan ne.ara den.an
legal or rules of custom and conventionD*
#<0
hanya men.andalkan ru@ukan kepada n/rma hukum :it
Aleh karena itu, k/n!ensi ketatane.araan atau the
is impossible to settle constitutional disputes merely by
conventions of the constitution mempunyai kedudukan
reference to the state of the law;*
#'$
yan. san.at pentin. dalam hukum tata ne.ara, dan
Meskipun pen.adilan tidak dapat menerapkan atau
dian..ap mempunyai kekuatan yan. sama den.an
menentukan sanksi atas pelan..aran terhadap ketentuan undan.1undan., diterima, dan di@alankan seperti halnya
k/n!ensi ketatane.araan, tetapi pen.akuan pen.adilan undan.1undan.* 8ahkan, serin.kali k/n!ensi ketatane1
terhadap adanya k/n!ensi ketatane.araan terse)ut tetap
.araan itu men..eser )erlakunya peraturan perundan.1
mempunyai arti pentin. )a.i hakim dalam men@atuhkan
undan.an tertulis* Meskipun, la6im dipahami )ah=a
hakim di pen.adilan tidak terikat untuk melaksanakan
,'7
Allen and -hompson, Op. Cit., hal. $'1.
,';
()id., hal. $'$.
,'6
()id., hal. $7$.
,'8
()id.
,+%
@heare, Op. Cit., hal. 116.
2<< 2<6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
atau tidak melaksanakan k/n!ensi ketatane.araan ter1
se)ut, tetapi di luar pen.adilan k/n!ensi ketatane.araan
)iasanya ditaati seperti halnya /ran. menaati undan.1
undan.*
Se)a.ai (/nt/h, seperti diuraikan /leh M/h*
Kusnardi dan +armaily I)rahim, dapat dikemukakan di
sini men.enai k/n!ensi yan. )erlaku atas ketentuan
Pasal %9 0ndan.10ndan. >asar %?'<, pada masa1masa
a=al kemerdekaan* Menurut ketentuan Pasal %9 itu,
#<%
Menteri -e.ara adalah pem)antu Presiden, dan karena itu
)ertan..un. @a=a) kepada Presiden* >alam praktik
ketatane.araan pada tahun %?'< ternyata ketentuan
men.enai Menteri -e.ara )ertan..un. @a=a) kepada
Presiden terse)ut, disimpan.i den.an dasar k/n!ensi
ketatane.araan* Ketentuan terse)ut diu)ah, sehin..a
Menteri ditentukan harus )ertan..un. @a=a) kepada
8adan Peker@a K/mite -asi/nal Ind/nesia Pusat :K-IP;
yan. merupakan lem)a.a sema(am >PR pada masa
sekaran.*
#<2
+al itu dilakukan den.an dikeluarkannya Mak1
lumat Gakil Presiden -/m/r K )ertan..al %6 Akt/)er
%?'<, yan. selan@utnya diikuti /leh Maklumat Pemerin1
tah tan..al %' -/pem)er %?'<, di mana K/mite -asi/nal
Ind/nesia Pusat :K-IP; yan. semula mem)antu Pre1
siden dalam men@alankan =e=enan.nya )erdasarkan
Aturan Peralihan Pasal IJ 00> %?'<, men@adi )adan
yan. sedera@at den.an Presiden, tempat ke mana para
Menteri -e.ara diharuskan )ertan..un. @a=a)* Pen.er1
tian demikian ini terus dipraktikkan mulai dari ka)inet
,+1
Pasal 1; //C 16'+ se)elum amandemen men0atakan! 1& Presiden
di)antu oleh menteri*menteri ne8ara, $& #enteri*menteri itu dian8kat dan
diperhentikan oleh Presiden, dan ,& #enteri*menteri itu memimpin depar*
temen pemerintahan.
,+$
1usnardi dan ()rahim, Op.Cit.
2<9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Syahrir I, II, dan III, sampai den.an ka)inet Amir
S@ari3udin yan. men..antikannya*
>alam ran.ka k/n!ensi ketatane.araan itu, @elas
terdapat unsur yan. menun@ukkan )ah=a suatu per)ua1
tan yan. sama )erulan.1ulan. dilakukan, yan. kemudian
diterima dan ditaati* K/n!ensi demikian itu dapat pula
dise)ut se)a.ai ke)iasaan ketatane.araan karena di
dalamnya terkandun. pen.ulan.an1pen.ulan.an yan.
men@adi (iri p/k/k adanya ke)iasaan* Ke)iasaan1ke)ia1
saan itu, termasuk ke)iasaan ketatane.araan, akan )er1
kem)an. men@adi hukum ke)iasaan :customary law;
apa)ila ia di)eri sanksi :legal sanction;* Aleh karena itu,
dapat dikatakan )ah=a ke)iasaan ketatane.araan ialah
praktik dalam kehidupan ketatane.araan yan. dilakukan
)erulan. kali, sehin..a ia diterima dan ditaati dalam ke1
.iatan penyelen..araan ne.ara, =alaupun tidak dian.1
.ap se)a.ai hukum :the laws of the Constitution;*
-amun demikian, unsur perulan.an itu se)enarnya
tidaklah )ersi3at mutlak* 0nsur perulan.an merupakan
salah satu (iri ke)iasaan, tetapi k/n!ensi itu sendiri tidak
identik den.an ke)iasaan* Ketika tindakan yan. )ersi3at
menyimpan. dari n/rma aturan tertulis yan. resmi per1
tama kali dilakukan, )elum ada unsur perulan.an* Akan
tetapi, tindakan yan. )aru pertama kali itu sudah dapat
diterima se)a.ai k/n!ensi ketatane.araan* >en.an demi1
kian, dalam pen.ertian k/n!ensi ketatane.araan ter(a1
kup pen.ertian yan. le)ih luas daripada sekedar ke)iasa1
an ketatane.araan* >i sampin. ke)iasaan, k/n!ensi
men(akup pula pen.ertian tindakan1tindakan :usages;
atau praktik1praktik ketatane.araan :constitutional
practices; yan. diterima dalam praktik penyelen..araan
ne.ara*
-amun harus di(atat )ah=a k/n!ensi ketatane1
.araan itu sendiri pada hakikatnya )ukanlah hukum :the
2<$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
laws of the constitution;* >i sinilah letak per)edaannya Re!/lusi dan )ukan pidat/ pertan..un.@a=a)annya se1
den.an ketentuan hukum :the law of the constitution; )a.ai Presiden*
yan. sudah tidak dira.ukan la.i kea)sahan dan daya Pidat/ lainnya yan. @u.a dian..ap se)a.ai k/n!ensi
ikatnya se(ara hukum* Ke)iasaan ketatane.araan, )a.ai1 ketatane.araan adalah pidat/ yan. diu(apkan se)a.ai
manapun pentin.nya, ia tetap merupakan ke)iasaan sa@a keteran.an Pemerintah tentan. Ran(an.an An..aran
:habbit and custom; yan. tidak men.ikat )a.i para Pendapatan dan 8elan@a -e.ara pada min..u pertama
hakim* >i sampin. itu, ke)iasaan ketatane.araan @u.a )ulan Januari setiap tahunnya* Isinya )erupa hasil1hasil
harus di)edakan dari k/n!ensi ketatane.araan* Ke)iasa1 ke.iatan nasi/nal serta hasil penilaian tahun yan. lalu
an ketatane.araan tidak selalu dapat dise)ut se)a.ai dan ren(ana an..aran pendapatan dan )elan@a ne.ara
k/n!ensi ketatane.araan, se)a) k/n!ensi dapat tim)ul untuk tahun yan. akan datan.* Setelah Arde 8aru, Pida1
meskipun sesuatu )elum men@adi ke)iasaan* Misalnya, t/ Presiden se)a.ai pen.antar n/ta keuan.an RAP8- ini
suatu tindak penyimpan.an dari ketentuan k/nstitusi, selalu di.a)un.kan den.an DAmanat %9 A.ustusD ter1
tetapi disepakati atau di)iarkan )erlaku /leh semua se)ut di atas, sehin..a tim)ul k/n!ensi )aru, yaitu
pihak yan. terkait, maka hal itu dapat diterima se)a.ai Pidat/ tan..al %9 A.ustus ditiadakan dan di.a)un. men1
k/n!ensi ketatane.araan, meskipun )elum men@adi @adi Pidat/ Kene.araan dan Penyampaian -/ta Keu1
ke)iasaan se)a.aimana yan. dimaksud di atas* >en.an an.an RAP8- di depan rapat paripurna >PR pada setiap
demikian, k/n!ensi ketatane.araan le)ih luas (akupan tan..al %6 A.ustus*
pen.ertiannya daripada ke)iasaan ketatane.araan* Sekaran., setelah >e=an Per=akilan >aerah :>P>;
Se)a.ai (/nt/h men.enai k/n!ensi ketatane.araan ter)entuk se)a.ai hasil dari Pemilu 200', tim)ul tun1
yan. telah men@adi ke)iasaan dalam kehidupan ketata1 tutan a.ar >P> @u.a terli)at dalam 3/rum persidan.an
ne.araan Ind/nesia, se)a.aimana telah disin..un. se)e1 >PR tan..al %6 A.ustus itu* -amun, karena Peraturan
lumnya, yaitu )ah=a pada setiap tan..al %6 A.ustus, ,ata ,erti) >PR1RI tidak memun.kinkan hal itu, maka
Presiden selalu men.u(apkan pidat/ kene.araan di aki)atnya, tim)ul per)edaan pendapat antara >PR dan
depan rapat paripurna >e=an Per=akilan Rakyat* Pidat/ >P>* 0ntuk men.atasi hal terse)ut Presiden, Ketua
kene.araan terse)ut pada hakikatnya merupakan le)ih >PR, dan Ketua >P> men.adakan kesepakatan )ah=a
dari suatu lap/ran tahunan yan. )ersi3at in3/rmat/ris untuk >P> diadakan 3/rum tersendiri di >P>, di mana
dari Presiden, karena di dalamnya @u.a dimuat suatu Presiden @u.a akan menyampaikan pidat/ men.enai
ren(ana men.enai ke)i@akan1ke)i@akan yan. akan ditem1 AP8- yan. )erkaitan den.an kepentin.an daerah pada
puh pada tahun yan. akan datan.* Pada masa Presiden tan..al yan. )er)eda, akan tetapi tetap pada )ulan
S/ekarn/, pidat/ sema(am itu disampaikan lan.sun. di A.ustus @u.a* Jika hal ini dian..ap )aik, tentunya akan
hadapan rakyat di depan istana, , pada tiap tan..al %9 terus dipraktikan se)a.ai ke)iasaan ketatane.araan yan.
A.ustus, yan. dise)ut se)a.ai CAmanat %9 A.ustusD* Me1 diterima*
nurut Presiden S/ekarn/, pidat/nya itu merupakan -amun, saya sendiri tidak men.an..ap pentin.
pidat/ pertan..un.@a=a)annya se)a.ai Pemimpin 8esar adanya 3/rum yan. tersendiri itu* Seharusnya, ke)erada1
2<? 260
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
an 3/rum rapat paripurna di >PR itu pun die!aluasi
kem)ali ke.unaannya* Apala.i, siklus an..aran de=asa
ini sudah )eru)ah dari Januari sampai den.an >esem1
)er* Sementara itu, di sampin. >e=an Per=akilan Rak1
yat :>PR; sekaran. ada pula >e=an Per=akilan >aerah
:>P>;* Ma@elis Permusya=aratan Rakyat se)a.ai insti1
tusi @u.a tetap ada* >alam 3/rmat kelem)a.aan dan
k/n3i.urasi 3un.si13un.si ketatane.araan yan. sudah
)eru)ah seperti itu, sudah seharusnya men@elan. peraya1
an +ari Kemerdekaan Repu)lik Ind/nesia setiap tahun,
3/rum tahunan yan. diadakan untuk itu haruslah )enar1
)enar merupakan 3/rum yan. )ersi3at kerakyatan yan.
memiliki makna sim)/lik se)a.ai 3/rum )ersama semua
k/mp/nen )an.sa* Aleh se)a) itu, kepentin.an1kepen1
tin.an yan. )ersi3at teknis an..aran ne.ara haruslah
dipisahkan dari a.enda tahunan perayaan hari kemer1
dekaan Repu)lik Ind/nesia itu*
,erlepas dari keseluruhan hal1hal terse)ut di atas,
satu hal yan. pasti adalah )ah=a k/n!ensi ketata1
ne.araan selalu ada di setiap ne.ara* 8e)erapa (/nt/h
men.enai ke)iasaan ketatane.araan yan. terdapat di
In..ris, misalnya, ditentukan )ah=a se/ran. Menteri ha1
ruslah mempunyai kedudukan se)a.ai se/ran. an../ta
parlemen* Ketika Patri(k H/rd/n Galker yan. )ukan
an../ta parlemen dian.kat /leh Partai 8uruh In..ris
se)a.ai Menteri setelah pemilihan umum pada )ulan Ak1
t/)er %?6', diharuskan memper/leh kean../taan House
of Commons* 0ntuk itu ia ikut dalam pemilihan umum
tam)ahanIsusulan yan. diadakan setelah pemilihan
umum )ulan Akt/)er terse)ut* Sayan.nya, dalam pemi1
lihan umum itu, Patri(k H/rd/n Galker tidak terpilih,
sehin..a aki)atnya ia harus meletakkan @a)atannya se)a1
.ai Menteri Euar -e.eri* Ketentuan seperti ini tim)ul
dari praktik ketatane.araan yan. tidak tertulis di In..ris*
26%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
>i Amerika Serikat, (/nt/h dari ke)iasaan ketata1
ne.araan @u.a (ukup )anyak* Misalnya, se/ran. (al/n
Presiden Amerika Serikat dan Gakilnya dipilih /leh k/n1
!ensi partai p/litik yan. )ersan.kutan, )aru kemudian
dipilih /leh rakyat melalui electoral college*
#<#
C/nt/h
lain adalah men.enai tim)ulnya sistem parlementer di
ne.eri 8elanda se)a.ai aki)at dari perselisihan antara
Pemerintah dan Parlemen pada tahun %$661%$6$ atas
masalah daerah @a@ahan :k/l/ni;* >alam perselisihan itu,
Parlemen memper.unakan hak )ud.etnya untuk men/1
lak ran(an.an an..aran pendapatan dan )elan@a ne.ara
yan. dia@ukan /leh Menteri Keuan.an pada =aktu itu*
Pen/lakan itu terkait den.an perselisihan yan. sedan.
dihadapi* Aki)atnya, ka)inet )erhasil di@atuhkan :ver-
werping van de begrooting om redenen daar buiten
gelegen;*
Se@ak itu ter@adi peru)ahan dalam sistem Pemerin1
tahan di Kera@aan 8elanda* >alam sistem pertan..un.1
@a=a)an menteri yan. dianut semula, pihak Pemerintah
selalu memenan.kan perselisihan yan. ter@adi den.an
parlemen :overwicht van het cabinet;* Setelah @atuhnya
ka)inet karena pen/lakan an..aran pendapatan dan
)elan@a ne.ara itu, maka setiap kali ada perselisihan yan.
tim)ul antara Pemerintah dan Parlemen, Parlemenlah
yan. menan., dan ka)inet harus )erhenti* Sistem ini
tidak diatur dalam Grondwet Kera@aan 8elanda, tapi
tim)ul dan hidup se)a.ai k/n!ensi yan. men..eser
,+,
:arnes > 3o)le, Op.Cit., hal. $6*,%, ?-hrou8h the development o.
political parties, the election o. the President has )een chan8ed .rom the
ori8inal plan o. indirect choice )0 a small 8roup o. elections to a s0stem o.
nomination and election in which the whole countr0 participatesB. Lihat 9u8a
:ernard "chwarts, Op.Cit., hal. 6$*6,, ?-he nominatin8 or8an o. American
parties has )een a convention composed o. representatives o. the mem)er o.
the part0B.
262
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
ketentuan dalam 0ndan.10ndan. >asarnya*
#<'
C/nt/h lain di Kera@aan In..ris ialah )ah=a Ra@a
atau Ratu akan men.an.kat Ketua Partai yan. menan.
dalam pemilihan umum se)a.ai Perdana Menteri*
#<<
K/n!ensi1k/n!ensi ketatane.araan :The Conventions of the
Constitution; di In..ris @umlahnya )anyak sekali, dan
atas pen.aruh pemikiran A*J* >i(ey di)edakan dari hukum
k/nstitusi :The Law of Constitution;, karena k/n!ensi
tidak dapat dipaksakan )erlakunya atau tidak diakui /leh
)adan1)adan peradilan*
#<6
K/n!ensi1k/n!ensi ketatane.araan itu antara lain
adalah ke)iasaan :customs;, praktik1praktik :practices;,
asas1asas :maxims;, atau tata aturan lainnya yan. hidup
dalam praktik* Misalnya, ka)inet yan. sudah tidak men1
dapat dukun.an keper(ayaan dari House of Commons
:ma@elis rendah; akan meletakkan @a)atannya, Ra@a
harus men.esahkan setiap ran(an.an 0ndan.1undan.
:bill;, House of Lords :ma@elis tin..i; tidak akan men.a1
@ukan ran(an.an 0ndan.1undan. Keuan.an :money
bill;* 8etapapun pentin.nya k/n!ensi1k/n!ensi itu )er1
laku dalam kehidupan ketatane.araan, namun /leh
karena ia )ukan hukum :the laws of the constitution;,
,+'
1ranen)ur8, Op.Cit, hal. 17+*17;.
,++
Cice0, Op. Cit., hal. '$. ?-he part0 who .or the time )ein8 command a
ma9orit0 in -he House o. Commons, have in 8eneral& a ri8ht to have their
leader placed in o..ice. -he most in.luential o. these leaders ou8ht 8enerall0
speakin8& to )e the premier, or head o. the Ca)inetB.
,+7
()id., hal. '1;, ?(n an earlier part o. this work stress was laid upon the
essential distinction )etween the law o. the constitution, which consistin8 as it
does& o. rules en.orced and reco8niGed )0 the courts, makes up a )od0 o.
laws in the proper sense consistin8 as the0 do& o. customs, practices,
maxims or precepts which are not en.orced or reco8niGed )0 the courts,
makes up a )od0 not laws )ut o. constitutional or political ethicsB.
"elan9utn0a dalam hal. '$% din0atakan ?A #inistr0 which is outvoted in the
House o. Commons is in man0 cases )ound to retire .rom o..iceB.
26#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
maka pelan..aran yan. ter@adi terhadap k/n!ensi1k/n1
!ensi sama sekali tidak dihiraukan /leh pen.adilan*
K/n!ensi1k/n!ensi ketatane.araan ini sudah
dikenal dalam k/n3erensi1k/n3erensi Kera@aan In..ris
:Imperial Conferences; di masa lalu yan. men.atur
hu)un.an antara Kera@aan In..ris dan =ilayah1=ilayah
>/mini/n* K/n!ensi menetapkan (ara1(ara ker@asama
dan hu)un.an antar sesama an../ta Persemakmuran
:Commonwealth; In..ris, dan menetapkan perundi1
n.an1perundin.an di antara mereka den.an ne.ara1
ne.ara asin.* Men.enai ter)entuknya k/n!ensi1k/n!ensi
itu, Sir I!/r Jennin.s menyatakan, Csome of them, such
as those expressed in resolutions of the imperial Confe-
rences, are definite and clearly establishedD* >en.an
perkataan lain, tim)ulnya k/n!ensi ketatane.araan tidak
perlu atau tidak mutlak didasarkan atas the gradual
crystalisation of practice*
#<9
K/n!ensi dapat tim)ul
kapan sa@a, tidak mutlak harus )ersi3at )erulan.1ulan.
seperti dalam pen.ertian ke)iasaan* K/n!ensi ketata1
ne.araan tidak dapat diidentikkan den.an ke)iasaan
ketatane.araan* Ke)iasaan ketatane.araan dapat terma1
suk pen.ertian k/n!ensi ketatane.araan, tetapi k/n!ensi
ketatane.araan tidak hanya )er)entuk ke)iasaan ketata1
ne.araan* K/n!ensi dapat @u.a ter)entuk se(ara ti)a1ti)a
tanpa preseden yan. mendahuluinya*
K/n!ensi @u.a tidak selalu merupakan ketentuan
yan. tidak tertulis, yan. tim)ul dari persetu@uan :agree-
ment), tapi dapat sa@a )er)entuk tertulis* K/n!ensi itu
mun.kin sa@a merupakan persetu@uan yan. ditanda1
tan.ani pemimpin1pemimpin ne.ara seperti antara
Gakil Presiden Repu)lik Ind/nesia dan 8adan Peker@a
,+;
(smail "un0, Per8eseran 1ekuasaan =ksekuti., Op Cit., hal. $6E Lihat
9u8a pendapat Jennin8s dalam Law and the Constitution, Op Cit., hal. 1,,.
26'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
pada tan..al %6 Akt/)er %?'< atau suatu mem/randum
yan. dikeluarkan setelah pem)i(araan antara menteri1
menteri seperti Maklumat Pemerintah pada tan..al %'
-/pem)er %?'<* C/nt/h1(/nt/h seperti ini dalam k/nsti1
tusi In..ris adalah persetu@uan yan. dinyatakan )ah=a
suatu peru)ahan dalam hukum yan. )erkenaan den.an
pen..antian mahk/ta :succession; atau .elar Ra@a
memerlukan pen.esahan Parlemen dari semua >/mi1
ni/n* >emikian pula men.enai pen.esahan dari Parle1
men Kera@aan In..ris sendiri @u.a diperlukan* K/n!ensi1
k/n!ensi itu )ahkan telah men(apai )entuk yan. le)ih
3/rmil dalam un.kapan )ah=a k/n!ensi1k/n!ensi itu
ter(antum dalam )a.ian kedua Pendahuluan :preamble)
Statute of Westminster* Aleh karena pream)le menurut
hukum tata ne.ara In..ris tidak mempunyai aki)at
hukum, maka keadaan itu hanya dian..ap se)a.ai 3akt/r
yan. memperkuat )erlakunya k/n!ensi*
Seperti telah dikemukakan di atas, peru)ahan
sistem pemerintahan di mana menurut 00> %?'<
Menteri )ertan..un. @a=a) kepada Presiden diu)ah
men@adi pertan..un.@a=a)an Menteri kepada K/mite
-asi/nal Pusat pada )ulan -/!em)er %?'<* Peru)ahan
itu adalah peru)ahan )erdasarkan k/n!ensi ketatane1
.araan* Menurut pendapat A*H* Prin../di.d/, peru1
)ahan men@adi sistem pertan..un.@a=a)an para menteri
kepada K/mite -asi/nal Ind/nesia Pusat :K-IP; itu dila1
kukan den.an men.u)ah 0ndan.10ndan. >asar*
Pendapat ini @elas tidak dapat di)enarkan* >alam ran.ka
mem)erikan pem)enaran k/nseptual terhadap ke)i@akan
men.u)ah k/nsep pertan..un.@a=a)an terse)ut, A*H*
Prin../di.d/ @u.a )erpendapat )ah=a peru)ahan itu se1
/lah didasarkan atas aturan yan. te.as @u.a tidak )er1
dasar* Peru)ahan itu semata1mata didasarkan pada k/n1
!ensi ketatane.araan (the Convention of the Constitu-
26<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
tion) yan. )ersi3at melen.kapi hukum k/nstitusi :the Law
of the Constitution;*
,idak ada ketentuan di dalam naskah 0ndan.1
0ndan. >asar %?'< yan. te.as atau yan. se(ara eksplisit
men.haruskan pertan..un.@a=a)an eksekuti3 :pemerin1
tah; kepada lem)a.a per=akilan rakyat* -amun demi1
kian, 00> %?'< @u.a tidak melaran. dilakukannya prak1
tik sema(am itu*
#<$
+al ini dapat dihu)un.kan den.an
pendapat He/r.e Jellinek yan. mem)edakan pen.ertian
Verfassungsanderung den.an pen.ertian Verfassungs-
wandlung* Peru)ahan 0ndan.10ndan. >asar yan.
den.an sen.a@a dilakukan menurut tata (ara yan. diatur
sendiri /leh 0ndan.10ndan. >asar dise)utnya se)a.ai
Verfassungsanderung, sedan.kan Verfassungswand-
lung merupakan peru)ahan 0ndan.10ndan. >asar
den.an (ara1(ara di luar yan. diatur sendiri dalam 0n1
dan.10ndan. >asar itu, yaitu (ara1(ara yan. istime=a
seperti re!/lusi, coup detat, k/n!ensi, dan se)a.ainya*
Sehu)un.an den.an hal itu, peru)ahan ke arah sistem
parlementer terse)ut merupakan peru)ahan yan. dilaku1
kan )ukan menurut tata (ara yan. diatur dalam 0ndan.1
0ndan. >asar, melainkan menurut tata (ara selain itu,
yaitu )erdasarkan k/n!ensi ketatane.araan :the conven-
tion of the constitution)*
#<?
K/n!ensi ketatane.araan tidak hanya terdapat atau
diterapkan di lin.kun.an ne.ara1ne.ara yan. mem1
punyai k/nstitusi tidak tertulis, tetapi @u.a di ne.ara11
ne.ara yan. mempunyai naskah undan.1undan. dasar
atau k/nstitusi tertulis :written constitution;* 8ahkan,
mun.kin sa@a k/n!ensi1k/n!ensi ketatane.araan di
,+8
Lihat (smail "un0, Op. Cit, hal. $6, 9u8a A.1. Prin88odi8do, Peru)ahan
1a)inet, Op Cit., hal. 76.
,+6
()id.
266
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
ne.ara1ne.ara yan. terakhir ini @ustru meme.an. pera1
nan yan. @auh le)ih pentin.* Menurut 8ernard S(h=art6,
k/n!ensi ketatane.araan :constitutional conventions;
telah )erkem)an. sedemikian rupa dalam praktik ketata1
ne.araan Amerika Serikat yan. artinya serin. kali sama
atau tidak dapat di)edakan dari ketentuan pasal1pasal
yan. resmi dalam naskah undan.1undan. dasar atau
k/nstitusi yan. tertulis*
#60
Ketika se/ran. Presiden Amerika Serikat men.an.1
kat an../ta ka)inetnya, maka praktis menurut hukum, ia
mempunyai kekuasaan untuk menetapkan siapa sa@a
yan. ia sukai untuk masuk atau tidak masuk dalam ka)i1
netnya* Akan tetapi, aki)at dari k/n!ensi ketatane.ara1
an, Presiden diharuskan men@amin )ah=a pelaksanaan
ke=enan.an yan. dimilikinya itu tidak akan men.an.kat
/ran.1/ran. dari ne.ara )a.ian se)elah 0tara sa@a atau
se)elah Selatan sa@a* Presiden harus )erusaha mem1
)i(arakan penun@ukan itu sedemikian rupa, sehin..a
daerah1daerah utama yan. dian..ap mempunyai arti
p/litis yan. pentin. dapat dipastikan akan ter=akili
dalam susunan ka)inetnya* >emikian pula misalnya, di
Ind/nesia, sulit untuk mem)ayan.kan )ah=a semua
an../ta ka)inet hanya terdiri atas t/k/h1t/k/h dari suku
Ja=a sa@a atau Sunda sa@a tanpa mempertim)an.kan
kera.aman suku )an.sa di tanah air kita*
Se(ara psik/l/.is1p/litis, meman. harus diakui,
tidaklah mudah untuk menyatakan hal itu se(ara eks1
plisit den.an istilah yan. )iasa dikenal se)a.ai suatu
ketentuan atau formal rule* Aleh karena itu, menurut
,7%
(smail "un0, Op. Cit., hal. $6E 2eor8 Jellinek, Der.assu8sanderun8 und
Der.assun8swandlun8, =ine staatsrechtlich politische A.handlun8, :erlin!
Dersla8 von O. Harin8, 16%7&, hal. ,E 9u8a A.A.H. "tru0cken dalam pidato
9a)atann0a mem)edakan antara ?normale en a)normale rechtsvormin8.B
Lihat Positie.recht 5ede uit 8esproken )0 de aanvaardin8 van het Hoo8lee*
raarsam)t aan de /niversiteit van Amsterdam, op de 1+e Okto)er 16%7,
Amsterdam! "cheltema > HolkemaAs :oekhandel, 16%7&, hal. $%*$1.
269
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
M/h* Kusnardi dan +armaily I)rahim, mun.kin tepat
untuk menye)ut hal ini se)a.ai k/n!ensi ketatane.araan,
di mana se/ran. Presiden dalam melaksanakan ke=e1
nan.annya untuk menyusun ka)inet, diharuskan untuk
)erusaha men.ak/m/dasikan unsur1unsur yan. luas
dalam kema@emukan masyarakat Ind/nesia* 8e.itu @u.a
Presiden Amerika Serikat, menurut k/n!ensi, dipastikan
selalu akan men.ak/m/dasikan )e)erapa unsur ne.ara
)a.ian atau pertim)an.an utara dan selatan ke dalam
susunan ka)inetnya*
#6%
Suatu k/n!ensi mun.kin akan menye)a)kan salah
satu pasal dari 0ndan.10ndan. >asar :k/nstitusi; tidak
)erlaku* >alam hal ini, sesun..uhnya k/n!ensi tidak
men.u)ah 0ndan.10ndan. >asar :K/nstitusi; terse)ut,
hanya sa@a menye)a)kan pasal tertentu tidak dipakai
dalam praktik ketatane.araan*
#62
Se)a.ai (/nt/h, dapat
dilihat dalam peru)ahan sistem pemerintahan presiden1
til men@adi pemerintahan parlementer dalam pen.ala1
man praktik di Ind/nesia pada tahun %?'<* Seperti telah
di@elaskan di atas, peru)ahan ini pada p/k/knya )ersi3at
men.esampin.kan ketentuan Pasal %9 0ndan.10ndan.
>asar %?'<* >emikian pula pada masa pemerintahan
Arde Eama, melalui Ketetapan MPRS -/m/r
IIIIMPRSI%?6# ditetapkan )ah=a Presiden S/ekarn/
dian.kat men@adi Presiden seumur hidup* Ketetapan
Ma@elis Permusya=aratan Rakyat Sementara ini dapatlah
di./l/n.kan kepada k/n!ensi yan. ter@adi karena
diterima se(ara umum atas dasar persetu@uan )ersama*
Aki)at dari ketetapan terse)ut, Pasal %9 0ndan.10ndan.
>asar %?'< men@adi tidak )erlaku* Ketetapan terse)ut
,71
(smail "un0, dalam kuliahn0a tahun 16;%. "elan9utn0a men8enai
convention ini dapat di)aca dalam @ade and Phillips, Constitutional Law,
16;+, pada :a) ?Convention o. the ConstitutionB, hal. ;6*67.
,7$
1usnardi dan ()rahim, Op.Cit.
26$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
se)enarnya tidak men.u)ah 0ndan.10ndan. >asar %?'< dasar*
#6#
Jika ditelusuri se(ara seksama den.an melihat
se(ara 3/rmal, tetapi telah menye)a)kan pasal terse)ut kem)ali the original framers intent atas ketentuan Pasal
tidak )erlaku dalam praktik* Ketetapan terse)ut #9 ayat :%; dan :2;, @elas )ah=a yan. dimaksud adalah
kemudian di(a)ut /leh Ketetapan Ma@elis Per1
peru)ahan den.an (ara penyusunan teks )aru sama
musya=aratan Rakyat Sementara -/m/r
sekali* Peru)ahan dan usaha penyusunan naskah )aru
KJIIIIMPRSI%?66*
itu pun )ahkan sudah )erkali1kali dilakukan, seperti
,entu sa@a dapat diperde)atkan per)edaan antara
den.an pen..antian 00> %?'< den.an K/nstitusi RIS
tindakan yan. )ertentan.an atau pelan..aran terhadap
,ahun %?'?, kemudian den.an 00>S ,ahun %?<0, usaha
k/nstitusi den.an k/n!ensi k/nstitusi* Apakah semua
penyusunan K/nstitusi tetap /leh K/nstituante, lalu
)entuk pelan..aran 00> @u.a dapat dikate./rikan
pem)erlakuan kem)ali naskah 00> %?'< )eserta Pen@e1
se)a.ai k/n!ensi ketatane.araan* Kun(i @a=a)an atas
lasannya pada tahun %?<?*
masalah itu terletak pada persetu@uan )ersama dan pene1
Semua usaha terse)ut di atas, men..am)arkan
rimaan /leh umum :public support; atas tindakan ke1
@alan pikiran yan. terkandun. dalam ketentuan 8a) KJI
tatane.araan yan. diam)il* +anya sa@a sekaran. tin..al
Pasal #9 ayat :%; dan ayat :2; 00> %?'< meman.
la.i yan. men@adi masalah ialah )a.aimana men.ukur
men.hendaki peru)ahan melalui pen..antian* >en.an
ada1tidaknya atau memenuhi syarat atau tidaknya public
perkataan lain, )a.aimana )entuk peru)ahan itu tidak
support yan. si3atnya san.at relati3 itu* Pada mulanya,
ditentukan den.an @elas* Akan tetapi, karena sistem
tindakan itu dapat dian..ap se)a.ai pelan..aran
hukum Ind/nesia )anyak dipen.aruhi /leh tradisi 7r/pa
terhadap k/nstitusi* Akan tetapi, @ika peru)ahan itu dite1
K/ntinental, maka tentunya tradisi peru)ahan k/nstitusi
tapkan )erdasarkan kesepakatan )ersama di antara
m/del 7r/pa 8arat pulalah yan. le)ih dekat den.an
semua pihak yan. terkait dan selan@utnya hal itu dian.1
maksud penyusun 00> %?'<, yaitu melalui met/de
.ap sudah men@adi kenyataan yan. diterima /leh umum
peru)ahan atau penyempurnaan dalam teks*
se)a.ai praktik yan. )aik dan )er.una, maka atas dasar
-amun, se@ak Peru)ahan Pertama 00> %?'< pada
itulah )entuk pelan..aran k/nstitusi terse)ut dapat
tahun %???, dilan@utkan den.an Peru)ahan Kedua
dise)ut se)a.ai k/n!ensi ketatane.araan :the convention
:2000;, Peru)ahan Keti.a :200%;, dan Peru)ahan Ke1
of the constitution; yan. dian..ap men.ikat dalam prak1
empat :2002;, peru)ahan1peru)ahan itu dilakukan me1
tik, meskipun tetap tidak men.ikat )a.i para hakim di
nurut tradisi Amerika Serikat, yaitu den.an naskah
pen.adilan*
lampiran :appendix;* Pada saat dimulainya penerapan
>emikian pula k/n!ensi ketatane.araan yan.
met/de lampiran ini pada tahun %???, pilihan ini dapat
dilakukan )erkenaan den.an peru)ahan 00> %?'<* 8a)
dikatakan se)a.ai penyimpan.an dari maksud Pasal #9
KJI Pasal #9 ayat :%; dan :2; 00> %?'< sama sekali tidak
00> %?'<, tetapi diterima den.an )aik /leh semua pihak
menentukan )ah=a undan.1undan. dasar dapat atau
se)a.ai (ara yan. dian..ap k/nstitusi/nal*
harus diu)ah den.an (ara tertentu yan. )iasa dilakukan
menurut tradisi Amerika Serikat, yaitu melalui naskah
amandemen yan. terpisah dari teks asli undan.1undan.
,7,
Lihat pada :A: OD( men8enai Peru)ahan /ndan8*/ndan8 Casar dalam
//C 3e8ara 5( -ahun 16'+.
26? 290
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
Selan@utnya, setelah met/de peru)ahan ini dilaku1
kan )erulan.1ulan., (ara ini pun )erkem)an. men@adi
ke)iasaan :constitutional custom; yan. )aik dalam prak1
tik ketatane.araan Ind/nesia )erdasarkan 00> %?'<*
8aik keputusan pertama untuk menerapkan met/de ini
maupun keputusan1keputusan selan@utnya, setelah hal
itu men@adi ke)iasaan karena telah ter@adi )erulan.1
ulan., sama1sama dikenal den.an se)utan yan. diistilah1
kan /leh A*J* >i(ey yaitu the conventions of the constitu-
tion, )ukan the laws of the constitution*
29% 292
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
BAB V
PENAFSIRAN DALAM HUKUM TATA NEGARA
A. Penafsiran dan Anatomi Metode Tafsir
Pena3siran merupakan ke.iatan yan. san.at pen1
tin. dalam hukum dan ilmu hukum* Pena3siran merupa1
kan met/de untuk memahami makna yan. terkandun.
dalam teks1teks hukum untuk dipakai dalam menyelesai1
kan kasus1kasus atau men.am)il keputusan atas hal1hal
yan. dihadapi se(ara k/nkrit* >i sampin. itu, dalam
)idan. hukum tata ne.ara, pena3siran dalam hal ini
judicial interpretation :pena3siran /leh hakim;, @u.a
dapat )er3un.si se)a.ai met/de peru)ahan k/nstitusi
dalam arti menam)ah, men.uran.i, atau memper)aiki
makna yan. terdapat dalam suatu teks undan.1undan.
dasar* Seperti dikemukakan /leh K*C* Gheare, undan.1
undan. dasar dapat diu)ah melalui :i; formal amand-
ment, :ii; judicial interpretation, dan :iii; constitutional
usage and conventions*
#6'
>ikarenakan pentin.nya hal terse)ut di atas, maka
dalam setiap )uku teks ilmu hukum la6im diuraikan ada1
nya )er)a.ai met/de pena3siran* 8anyak sar@ana hukum
yan. mem)a.i met/de pena3siran ke dalam < :lima;
ma(am met/de pena3siran, dan # :ti.a; ma(am met/de
k/nstruksi* >alam hal ini, met/de k/nstruksi dian..ap
tidak termasuk ke dalam pen.ertian pena3siran* ,etapi,
ada pula sar@ana yan. men.an..ap met/de k/nstruksi
itu tiada lain merupakan !arian sa@a atau termasuk )en1
tuk lain dari met/de pena3siran @u.a, sehin..a ma(am
,7'
@heare, Op. Cit.
29#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
dan @enis met/de pena3siran itupun dikel/mp/kkan
se(ara )er)eda dari sar@ana lainnya*
#6<
Saya sendiri, dalam )uku terdahulu, telah men.u1
raikan adanya ? :sem)ilan; te/ri pena3siran yan. )er1
)eda pen..am)arannya dari apa yan. dikemukakan /leh
Arie3 Sidharta* Kesem)ilan te/ri pena3siran terse)ut
adalah:
#66
%; ,e/ri pena3siran letterlijk atau har3iah :what does the
word meanL;
Pena3siran yan. menekankan pada arti atau makna
kata1kata yan. tertulis* Misalnya, kata servants dalam
K/nstitusi Jepan. Art* %< :2;, CAll public officials are
servants of the whole community and not of any group
thereof* C/nt/h yan. lain men.enai kata a natural
association dalam Art* 2? ayat :%; dan kata the moral
dalam ayat :2; K/nstitusi Italia yan. menyatakan:
C(1) The Republic recognizes the rights of the family as a
natural association founded on marriage& :2; Marriage
is based on the moral and legal equality of the spouses,
within the limits laid down by law to safeguard the
unity of the family*
C/nt/h )erikutnya la.i, misalnya terlihat pada kata
inconsistent dalam ayat :%; Arti(le %# K/nstitusi India,
yaitu:
CAll laws in force in the territory of India immediately
before the commencement of this Constitution, in so far
,7+
Lihat dan )andin8kan pendapat sar9ana 0an8 memasukkan metode
intepretasi pena.siran& se)a8ai salah satu metode dalam penemuan hukum
0an8 dilakukan den8an cara (nterpretasi 2ramatikal ke)ahasaan&, "istematis
lo8is&, Historis, dan -eleolo8is sosiolo8is&. Lihat, misaln0a, :am)an8
"uti0oso dan "ri Hastuti, Aspek*Aspek Perkem)an8an 1ekuasaan
1ehakiman di (ndonesia, 4o80akarta! /(( Press, $%%+&, hal. 1,1*1,'.
,77
Jiml0
AsshiddiLie, -eori > Aliran Pena.siran Hukum -ata 3e8ara, cet. (, Jakarta! (nd.
Hill Co., 166;&, hal. 1;*18.
29'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
as they are inconsistent with the provisions of this Part,
shall, to the extent of such inconsistency, be void*
2; ,e/ri pena3siran .ramatikal atau interpretasi )ahasa
:what does it linguistically meanL;
Pena3siran yan. menekankan pada makna teks
yan. di dalamnya kaidah hukum dinyatakan* Perna3siran
den.an (ara demikian )ert/lak dari makna menurut
pemakaian )ahasa sehari1hari atau makna teknis1yuridis
yan. la6im atau dian..ap sudah )aku*
#69
Menurut
Jisser4t +/3t di ne.ara1ne.ara yan. men.anut terti)
hukum k/di3ikasi, maka teks har3iah undan.1undan.
san.at pentin.* -amun, pena3siran .ramatikal sa@a di1
an..ap tidak men(ukupi, apala.i @ika men.enai n/rma
yan. hendak dita3sirkan itu sudah men@adi perde)atan*
#6$
#; ,e/ri pena3siran hist/ris :what is historical
background of the formulation of a text;
Pena3siran hist/ris men(akup dua pen.ertian: :i;
pena3siran se@arah perumusan undan.1undan.& dan :ii;
pena3siran se@arah hukum* Pena3siran yan. pertama,
mem3/kuskan diri pada latar )elakan. se@arah perumu1
san naskah* 8a.aimana perde)atan yan. ter@adi ketika
naskah itu hendak dirumuskan* Aleh karena itu yan. di1
)utuhkan adalah ka@ian mendalam tentan. n/tulen1
,7;
Ph. DisserAt Ho.t, Penemuan Hukum, 9udul asli 5echtsvindin8, diter9e*
mahkan oleh :. Arie. "idharta, :andun8! La)oratorium Hukum <H /niv.
Parahia0an8an, $%%1&, hal. $+.
,78
()id., hal. $7. #isaln0a, )asis sistem ekonomi sosialis Cina, seperti dalam
Art. 7 a0at 1& 1onstitusi Cina! 1& ?-he )asis o. the socialist economic
s0stem o. the PeopleKs 5epu)lic o. China is socialist pu)lic ownership o. the
means o. production, namel0, ownership )0 the whole people and collective
ownership )0 the workin8 peopleBE dan makna dari sistem kepemilikan
pu)lik, seperti dalam Art 7 a0at $& ?-he s0stem o. socialist pu)lic ownership
supersedes the s0stem o. exploitation o. man )0 manE it applies the principle
o. .rom each accordin8 to his a)ilit0, to each accordin8 to his workB.
29<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
n/tulen rapat, (atatan1(atatan pri)adi peserta rapat,
tulisan1tulisan peserta rapat yan. tersedia )aik dalam
)entuk tulisan ilmiah maupun k/mentar tertulis yan.
pernah di)uat, /t/)i/.ra3i yan. )ersan.kutan, hasil
=a=an(ara yan. di)uat /leh =arta=an den.an yan.
)ersan.kutan, atau =a=an(ara khusus yan. sen.a@a
dilakukan untuk keperluan menelaah peristi=a yan.
)ersan.kutan* Pena3siran kedua, men(ari makna yan.
dikaitkan den.an k/nteks kemasyarakatan masa lampau*
>alam pen(arian makna terse)ut @u.a kita meru@uk
pendapat1pendapat pakar dari masa lampau, termasuk
pula meru@uk kepada n/rma1n/rma hukum masa lalu
yan. masih rele!an*
#6?
'; ,e/ri pena3siran s/si/l/.is :what does social context
of the event to be legally judged;
K/nteks s/sial ketika suatu naskah dirumuskan
dapat di@adikan perhatian untuk mena3sirkan naskah
yan. )ersan.kutan* Peristi=a yan. ter@adi dalam masya1
rakat a(apkali mempen.aruhi le.islat/r ketika naskah
hukum itu dirumuskan* Misalnya, pada kalimat Cdipilih
se(ara dem/kratisD dalam Pasal %$ ayat :'; 0ndan.1
0ndan. >asar %?'< yan. menyatakan, Gubernur,
Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala
pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota di-
pilih secara demokratis.
<; ,e/ri pena3siran s/si/1hist/ris :asbabunnuzul dan
asbabulwurud, what does the social context behind the
formulation of the text;
8er)eda den.an pena3siran s/si/l/.is, pena3siran
s/si/1hist/ris mem3/kuskan pada k/nteks se@arah ma1
syarakat yan. mempen.aruhi rumusan naskah hukum*
Misalnya, ide persamaan dalam teks k/nstitusi Repu)lik
,76
()id., hal. $6.
296
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
J Peran(is,
#90
ide ek/n/mi kekeluar.aan dalam Pasal ##
00> %?'<, dan ide -e.ara Kekaisaran Jepan.*
#9%
6; ,e/ri pena3siran 3il/s/3is :what is philosophical
thought behind the ideas formulated in the text;
Pena3siran den.an 3/kus perhatian pada aspek 3il/1
s/3is* Misalnya, ide ne.ara hukum dalam k/nstitusi
Repu)lik J Peran(is Arti(le 66: CNo person may be
detained arbitrarily* Ide ne.ara hukum dalam Pasal % ayat
:#; 0ndan.10ndan. >asar -e.ara Repu)lik Ind/1
nesia ,ahun %?'< yan. menyatakan )ah=a ne.ara
Ind/nesia adalah ne.ara hukum* C/nt/h lain la.i adalah
rumusan ide dem/krasi terpusat :centralized demo-
cracy; dalam K/nstitusi Cina*
#92
,;%
Constitution o. -he <i.th <rench 5epu)lic, 16+8, Article $, ?<rance is an
indivisi)le, secular, democratic and social 5epu)lic. (t shall insure eLualit0
)e.ore the law .or all citiGens without distinction o. ori8in, race, or reli8ion. (t
shall respect all )elie.sPB
,;1
Art. 1 Q"0m)ol o. "tateR! ?-he =mperor shall )e the s0m)ol o. the "tate
and o. the unit0 o. the people, derivin8 his position .rom the will o. the
people with whom resides soverei8n powerB. Article $ QC0nastic -hroneR!
?-he (mperial -hrone shall )e d0nastic and succeeded to in accordance with
the (mperial House Law passed )0 the CietB.
,;$
1onstitusi Cina, Article , QCemocratic CentralismR! ?1& -he state or8ans o.
the PeopleKs 5epu)lic o. China appl0 the principle o. democratic
centralism. $& -he 3ational PeopleKs Con8ress and the local peopleKs
con8resses at di..erent levels are instituted throu8h democratic election.
-he0 are responsi)le to the people and su)9ect to their supervision. ,& All
administrative, 9udicial and procuratorial or8ans o. the state are created )0
the peopleKs con8resses to which the0 are responsi)le and under whose
supervision the0 operate. '& -he division o. .unctions and powers )etween
the central and local state or8ans is 8uided )0 the principle o. 8ivin8 .ull
pla0 to the initiative and enthusiasm o. the local authorities under the uni.ied
leadership o. the central authorities.B
299
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
9; ,e/ri pena3siran tele/l/.is :what does the articles
would like to achieve by the formulated text;*
Pena3siran ini di3/kuskan pada pen.uraian atau
3/rmulasi kaidah1kaidah hukum menurut tu@uan dan
@an.kauannya* ,ekanan ta3siran pada 3akta )ah=a pada
kaidah hukum terkandun. tu@uan atau asas se)a.ai lan1
dasan dan )ah=a tu@uan dan atau asas terse)ut mempe1
n.aruhi interpretasi* >alam pena3siran demikian @u.a
diperhitun.kan k/nteks kenyataan kemasyarakatan yan.
aktual*
#9#
$; ,e/ri pena3siran h/listik*
Pena3siran ini men.aitkan suatu naskah hukum
den.an k/nteks keseluruhan @i=a dari naskah terse)ut*
Misalnya, The individual economy
#9'
dalam Arti(le %% ayat
:%; K/nstitusi Cina:
(1) The individual economy of urban and rural
working people, operated within the limits prescribed
by law, is a complement to the sociallist public
economy. The state protects the lawful rights and
interests of the individual economy; (2) The state
guides, helps, and supervises the individual economy by
exercising administrative control; (3) The State
permits the private sector of the economy to exist and
develop within the limits prescribed by law. The private
sector of the economy is a complement to the socialist
public economy. The State protects the lawful rights
and interests of the private sector of the economy, and
,;,
DisserAt Ho.t, Op. Cit., hal. ,%.
,;'
(stilah the individual econom0 dalam konteks ne8ara sosialis 0an8 dianut
Cina men9adi 9iwa dari sistem sosialis, seperti 0an8 din0atakan dalam konsti*
tusi Cina, Article 1& ?-he PeopleKs 5epu)lic o. China is a socialist state
under the peopleKs democratic dictatorship led )0 the workin8 class and
)ased on the alliance o. workers and peasantsBE $& ?-he socialist s0stem is the
)asic s0stem o. the PeopleKs 5epu)lic o. China. "a)ota8e o. the socialist
s0stem )0 an0 or8aniGation or individual is prohi)itedB.
29$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
exercises guidance, supervision and control over the
private sector of the economyD*
?; ,e/ri pena3siran h/listik tematis1sistematis :what is
the theme of the articles formulated, or how to un-
destand the articles systematically according to the
grouping of the formulation;
>alam hal ini, misalnya, regular election dalam
Arti(le 6$ dan 6? K/nstitusi Amerika Serikat:
DRegular elections to the National Assembly shall be
held within sixty days prior to the expiration of the
term of the current Asembly. Procedures for elections to
the National Assembly shall be prescribed by law. The
date of elections shall be fixed by Presidential decree.
The first session of a newly elected National Assembly
shall convene on the second Thursday following the
election of at least two thirds of the total number of
Deputies. Until the election of the President of the
National Assembly, its meetings shall be chaired by the
Deputy who is most senior in age.
The regular sessions of the National Assembly shall
convene twice per year from the second Monday of
September to the second Wednesday of December and
from the first Monday of February to the second
Wednesday of June. The sittings of the National
Assembly shall be open to the public. Closed door
sittings may be convened by a resolution of the Natio-
nal Assembly*D
>i sampin. itu, dalam perkem)an.an pemikiran
dan praktik pena3siran hukum di dunia akhir1akhir ini,
telah )erkem)an. pula )er)a.ai (/rak dan tipe )aru
dalam pena3siran hukum dan k/nstitusi di )er)a.ai
ne.ara* Aleh karena itu, pendapat1pendapat yan. )iasa
kita diskusikan di )er)a.ai 3akultas hukum di tanah air
@u.a perlu memperhatikan dinamika perkem)an.an di
dunia ilmu hukum pada umumnya* Aleh se)a) itu, )er1
29?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
)a.ai pandan.an para sar@ana men.enai ra.am met/de
pena3siran itu, perlu kita himpun dan kita sarikan se)a1
.aimana mestinya*
Selain ke1? te/ri pena3siran terse)ut di atas, dapat pula
dikemukakan adanya pendapat 0tre(ht men.enai met/de
pena3siran undan.1undan.:
%; Pena3sirkan menurut arti kata atau istilah :taalkun-
dige interpretasi;
+akim =a@i) men(ari arti kata dalam undan.1
undan. den.an (ara mem)uka kamus )ahasa atau me1
minta keteran.an ahli )ahasa* Kalaupun )elum (ukup*
hakim harus mempela@ari kata terse)ut dalam susunan
kata1kata kalimat atau hu)un.annya den.an peraturan1
peraturan lainnya* Cara pena3siran ini, menurut 0tre(ht,
yan. pertama ditempuh atau usaha permulaan untuk
mena3sirkan*
#9<
2; Pena3siran hist/ris :historische interpretatie;
Cara pena3siran hist/ris ini, menurut 0tre(ht,
#96
dilakukan den.an :i; mena3sirkan menurut se@arah
hukum :rechtshistorische interpretatie;, dan& :ii; mena31
sirkan menurut se@arah penetapan suatu ketentuan
:wetshistorische interpretatie;* Pena3siran menurut se@a1
rah, menurut 0tre(ht, merupakan pena3siran luas atau
men(akup pena3siran menurut se@arah penetapan* Kalau
pena3siran menurut se@arah penetapan dilakukan den.an
(ara men(ermati lap/ran1lap/ran perde)atan dalam pe1
rumusannnya, surat1surat yan. dikirim )erkaitan den.an
ke.iatan perumusan, dan lain1lain, sedan.kan pena3siran
,;+
/trecht, Pen8antar Calam Hukum (ndonesia, disadur dan direvisi oleh
#oh. "aleh C9indan8, cet. O(, P-. Jakarta! (chtiar :aru, 168,&, hal. $%8.
,;7

Pendapat /trecht ini san8at mirip den8an pendapat DisserBt Ho.t 0an8 pada
nantin0a akan diuraikan secara tersendiri.
2$0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
menurut se@arah hukum dilakukan menyelidiki asal
naskah dari sistem hukum yan. pernah di)erlakukan, '; Pena3siran s/si/l/.is
termasuk pula meneliti asal naskah dari sistem hukum Menurut 0tre(ht, setiap pena3siran undan.1un1
lain yan. masih di)erlakukan di ne.ara lain*
#99
dan. harus diakhiri den.an pena3siran s/si/l/.is a.ar
8a.i hakim, menurut S(h/lten, makna pena3siran keputusan hakim di)uat se(ara sun..uh1sun..uh sesuai
hist/ris )erdasarkan ke)utuhan praktik* Pada umumnya den.an keadaan yan. ada dalam masyarakat* 0tre(ht
yan. pentin. )a.i hakim ialah men.etahui maksud men.atakan )ah=a hukum merupakan .e@ala s/sial,
pem)uat naskah hukum pada =aktu ditetapkan* +ukum maka setiap peraturan memiliki tu.as s/sial, yaitu ke1
)ersi3at dinamis dan perkem)an.an hukum men.ikuti pastian hukum dalam masyarakat* ,u@uan s/sial suatu
perkem)an.an masyarakat* Aleh karena itu, makna yan. peraturan tidak senantiasa dapat dipahami dari kata1
dapat di)erikan kepada suatu kata dalam naskah hukum kata yan. dirumuskan* Aleh karena itu, hakim harus
p/siti3 sekaran. )er)eda den.an maknanya pada =aktu men(arinya* Pena3siran s/si/l/.is merupakan @aminan
ditetapkan* Aleh se)a) itu pula, pena3siran menurut kesun..uhan hakim dalam mem)uat keputusan, /leh
se@arah hakikatnya hanya merupakan ped/man sa@a*
#9$
karena keputusannya dapat me=u@udkan hukum dalam
Akan tetapi, pena3siran hist/ris tidak hanya menelaah suasana yan. senyatanya dalam masyarakat*
#$0
risalah se)a.ai story perumusan naskah, tetapi @u.a me1
nelaah se@arah s/sial, p/litik, ek/n/mi dan social event <; Pena3siran /tentik atau resmi :authentieke atau offi-
lainnya ketika rumusan naskah terse)ut di)ahas* ciele interpretatie;
Pena3siran /tentik ini sesuai den.an ta3sir yan.
#; Pena3siran sistematis dinyatakan /leh pem)uat undan.1udan. :legislator;
Pena3siran sistematis merupakan pena3siran me1 dalam undan.1undan. itu sendiri*
#$%
Misalnya, arti kata
nurut sistem yan. ada dalam rumusan hukum itu sendiri yan. di@elaskan dalam pasal atau dalam pen@elasannya*
:systematische interpretatie). Pena3siran demikian dila1 Jikalau in.in men.etahui apa yan. dimaksud dalam
kukan den.an memperhatikan ketentuan1ketentuan lain suatu pasal, maka lan.kah pertama adalah lihat pen@e1
dalam naskah hukum yan. )ersan.kutan* Pena3siran lasan pasal itu* Aleh se)a) itu, pen@elasan undan.1
sistematis @u.a dapat ter@adi @ika naskah hukum yan. undan. selalu diter)itkan tersendiri, yaitu dalam ,am)a1
satu dan naskah hukum yan. lain, di mana keduanya me1 han Eem)aran -e.ara, sedan.kan naskah undan.1
n.atur hal yan. sama, dihu)un.kan dan di)andin.kan undan.nya diter)itkan dalam Eem)aran -e.ara*
satu sama lain* Jika misalnya yan. dita3sirkan itu adalah
pasal dari suatu undan.1undan., maka ketentuan1 Sementara itu, Jisser4t +/3t men.emukakan 9
ketentuan yan. sama, apala.i satu asas dalam peraturan :tu@uh; m/del pena3siran hukum, yaitu:
#$2
lainnya, harus di@adikan a(uan*
#9?
,;;
/trecht, Op. Cit., hal. $%6
,8%
()id., hal. $17.
,;8
()id., hal. $1%*$11.
,81
()id., hal. $1;.
,;6
()id., hal. $1$*$1,.
,8$
Ph. DisserAt Ho.t, Op. Cit.
2$% 2$2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
kaitan den.an pendapat penulis1penulis, atau k/nteks
%; Pena3siran Hramatikal atau Interpretasi 8ahasa kemasyarakatan masa lalu*
>alam m/del ini, pena3siran .ramatikal yan. di1
maksud mempunyai pen.ertian yan. sama se)a.aimana <; Pena3siran ,ele/l/.is
telah dikemukakan se)elumnya* Maksudnya yaitu mena3sirkan den.an (ara men.a1
(u kepada 3/rmulasi n/rma hukum menurut tu@uan dan
2; Pena3siran Sistematis @an.kauannya* 5/kus perhatian dalam mena3sirkan ada1
Makna 3/rmulasi se)uah kaidah hukum atau mak1 lah 3akta )ah=a pada n/rma hukum men.andun. tu@uan
na dari se)uah istilah yan. ada di dalamnya ditetapkan atau asas yan. men@adi dasar sekali.us mempen.aruhi
le)ih @auh den.an men.a(u pada hukum se)a.ai sistem* interpretasi* 8isa @adi suatu n/rma men.andun. 3un.si
Ean.kah yan. dilakukan yaitu den.an men(ari makna atau maksud untuk melindun.i kepentin.an tertentu,
kata1kata yan. terdapat di dalam suatu peraturan yan. sehin..a ketika ketentuan terse)ut diterapkan, maksud
ada kaitannya dan melihat pula pada kaidah1kaidah lain1 terse)ut harus dipenuhi* >alam melakukan pena3siran
nya* Menurut Jisser4t, dalam se)uah sistem hukum yan. tele/l/.is, @u.a memperhitun.kan terhadap k/nteks 3ak1
menitik)eratkan pada k/di3ikasi, maka meru@uk pada ta kemasyarakatan aktual* Cara ini tidak terlalu diarah1
sistem undan.1undan. atau kita) undan.1undan. meru1 kan untuk menemukan pertautan pada kehendak dari
pakan hal yan. )iasa* Perundan.1undan.an adalah se1 pem)entuk undan.1undan. pada =aktu perumusannya*
)uah sistem* Ketentuan1ketentuan yan. ada di dalamnya Maksudnya le)ih diarahkan kepada makna aktual atau
salin. )erhu)un.an dan sekali.us keterhu)un.anan ter1 makna /)yekti3 n/rma yan. dita3sirkan* 8iasanya akan
se)ut dapat menentukan suatu makna* Akan tetapi, da1 se.era dikenali )ah=a hakim men..unakan ta3sir tele/1
lam tatanan hukum yan. tidak terk/di3ikasi, meru@uk l/.is @ika dalam pertim)an.annya ditemukan kata1kata
pada sistem dimun.kinkan sepan@an. karakter sistematis CQketentuan1ketentuan )ertu@uanQD atau CQ@an.kauan
dapat diasumsikan atau diandaikan* dariQD*
#; Pena3siran Se@arah 0ndan.1undan. 6; Pena3siran Antisipati3
Pena3siran den.an (ara meru@uk pada se@arah pe1 Menurut Jisser4t, met/de pena3siran ini dilakukan
nyusunannya, mem)a(a risalah, (atatan pem)ahasan den.an (ara meru@uk R00 yan. sudah disiapkan untuk
/leh k/misi1k/misi dan naskah1naskah lain yan. )erhu1 di)ahas atau sedan. di)ahas dalam parlemen* >en.an
)un.an den.an pem)ahasan termasuk surat1menyurat (ara ini se)enarnya hakim melihat ke masa yan. akan
yan. )erhu)un.an den.an penyusunan suatu undan.* datan. :forward looking;* >en.an perkataan lain, hakim
dapat sa@a )erpendirian )ah=a pena3siran terhadap n/r1
'; Pena3siran Se@arah +ukum ma hukum yan. dilakukannya didasarkan atas penela1
Pena3siran den.an (ara menentukan arti suatu ru1 haan dari sudut pandan. hukum )aru*
musan n/rma hukum dapat memperhitun.kan se@arah
isi n/rma atau pen.ertian hukum den.an men(ari keter1 9; Pena3siran 7!/luti31>inamis
2$# 2$'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Pena3siran ini dilakukan karena ada peru)ahan
pandan.an masyarakat dan situasi kemasyarakatan*
Makna yan. di)erikan kepada suatu n/rma )ersi3at men1
d/)rak perkem)an.an setelah di)elakukannya hukum
tertentu* Salah satu (iri pentin. pena3siran ini ialah pe1
n.a)aian maksud pem)entuk undan.1undan.* Makna
/)yekti3 atau aktual maupun su)yekti3 dari suatu n/rma
sama sekali tidak )erperan la.i*
Ja6im +amidi, den.an men.utip pendapat Sudikn/
Mert/kusum/, A* Pitl/, A(hmad Ali, dan Fudha 8hakti,
men(atat se)elas ma(am met/de pena3siran hukum,
yaitu:
#$#
%; Interpretasi Haramatikal, mena3sirkan kata1kata da1
lam undan.1undan. sesuai kaidah )ahasa dan kaidah
hukum tata )ahasa&
2; Interpretasi +ist/ris, yaitu pena3siran se@arah un1
dan.1undan. dan se@arah hukum&
#; Interpretasi Sistematis, mena3sirkan undan.1undan.
se)a.ai )a.ian dari keseluruhan sistem perundan.1
undan.an&
'; Interpretasi S/si/l/.is atau ,ele/l/.is, makna un1
dan.1undan. dilihat )erdasarkan tu@uan kemasyara1
katannya, sehin..a pena3siran dapat men.uran.i ke1
sen@an.an antara si3at p/siti3 hukum den.an kenya1
taan hukum&
<; Interpretasi K/mparati3, mena3sirkan den.an (ara
mem)andin.kan )er)a.ai sistem hukum&
6; Interpretasi 5uturistik, mena3sirkan undan.1undan.
den.an (ara melihat pula R00 yan. sedan. dalam
pr/ses pem)ahasan&
9; Interpretasi Restrikti3, mem)atasi pena3siran )erda1
sarkan kata yan. maknanya sudah tertentu&
,8,
JaGim Hamidi, Hermeneutika Hukum, cet. (, 4o80akarta! /(( Press
$%%+&, hal. +,*+;.
2$<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
$; Interpretasi 7kstensi3, mena3sirkan den.n mele)ihi
)atas hasil pena3siran .ramatikal&
?; Interpretasi Atentik, pena3siran yan. hanya )/leh di1
lakukan )erdasarkan makna yan. sudah @elas dalam
undan.1undan.&
%0; Interpretasi Interdisipliner, men..unakan l/.ika pe1
na3siran le)ih dari satu (a)an. ilmu hukum&
%%; Interpretasi Multidisipliner, mena3sirkan den.an
men..unakan ta3sir ilmu lain di luar ilmu hukum*
R/nald >=/rkin mempunyai pendapat yan. )er1
)eda la.i men.enai s/al ini* >=/rkin men.identi3ikasi1
kan adanya ada 6 :enam; m/del interpretasi dalam ilmu
hukum,
#$'
yaitu:
1) Creative interpretation
Menurut >=/rkin, interpretasi kreati3 hanya ter1
hadap kasus khusus dari interpretasi conversational*
#$<
Pena3siran ini dimaksudkan untuk men.un.kap maksud
penyusun atau maksud1maksud dalam tulisan* Misalnya,
n/!el atau tradisi tertentu masyarakat yan. )iasanya di1
un.kapkan masyarakat dalam per(akapan sehari1hari*
8ah=a interpretasi kreati3 hanya untuk kasus khusus
pena3siran lisan*
#$6
Interpretasi kreati3 )ukanlah sekedar
menan.kap makna dalam per(akapan melainkan men.1
k/nstruksikan atau menyusun makna*
#$9
Pena3siran
,8'
5onald Cworkin, LawAs =mpire, Cam)rid8e, #assachusetts, London,
=n8land! -he :elknap Press o. Harvard /niversit0 Press, 1687&.
,8+
()id., hal. +1.
,87
()id., BCreative interpretation aims to decipher the authorsA purposes or
intentions in writin8 particular novel or maintainin8 a particular social
tradition, 9ust as we aim in conversation to 8rasp a .riendAs intentions in
speakin8 as he does. P that creative interpretation is onl0 a special case o.
conversational interpretaionB.
,8;
()id., hal. +$, ?Pthat creative interpretation is not conversational )ut
constructiveB
2$6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
kreati3 dalam pandan.an k/nstrukti3 adalah interaksi
antara maksud dan tu@uan*
#$$
2) Artistic interpretation
Menemukan maksud penulis )ukanlah pers/alan
yan. mudah, se)a) kita harus )erupaya memahami
maksud melalui pemaknaan un.kapan kesadaran men1
tal* Pena3siran artistik tidak selalu )ermaksud men.iden1
ti3ikasikan )e)erapa @enis kesadaran pikiran dalam
men..unakan pen.aruhnya terhadap pikiran penyusun
ketika dia men.atakan, menulis, atau melakukan se1
suatu*
#$?
Maksud :intention; selalu le)ih k/mpleks dan
pr/)lematikal :complex and problematical matter;*
3) Social interpretation
Pena3siran praktik s/sial dan ker@a seni se(ara
esensialitas le)ih menekankan pada maksud daripada
penye)a)* Pena3siran praktik s/sial tidak dimaksudkan
menemukan apa yan. dilakukan =ar.a masyarakat, me1
lainkan ada )er)a.ai 3akt/r )aik ek/n/mi atau psik/l/.i
dari suatu per)uatan den.an 3/kus pen.amatan pada
suatu lin.kun.an yan. dekat den.an apa yan. mereka
lakukan*
#?0
4) Constructive interpretation
Pertama, tahap pra1pena3siran di mana aturan1atu1
ran dan )atasan1)atasan yan. di.unakan untuk mem)e1
rikan isi tentati3 dari praktik yan. diperkenalkan* Kedua,
,88
()id., ?Creative interpretation, on the constructive view, is a matter o.
interaction )etween purpose and o)9ectB.
,86
()id., hal. ++.
,6%
()id., hal. +1, ?<or the interpretation o. social practices and works o. art
is essentiall0 concerned with purposes rather than mere causes. -he citi*
Gens o. courtes0 do not aim to .ind, when the0 interpret their practice, the
various economic or ps0cholo8ical or phs0colo8ical determinants o. their
corver8ent )ehavior.B
2$9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
tahap diinterpretasikan, yaitu pena3sir men@usti3ikasi un1
sur1unsur p/k/k praktik* Justi3ikasi tidak perlu semua
harus sesuai )a.i pena3sir* -amun yan. terpentin. pe1
na3sir mampu melihat dirinya sendiri se)a.ai pena3sir
praktis, dan menemukan suatu yan. )aru* Keti.a, setelah
tahap pena3siran, pena3sir menyesuaikan pendirian1nya
tentan. praktik se)enarnya atau menyelesaikan*
#?%
5) Literal interpretation
Pendapat )er)eda diperde)atkan )a.i te/ri le.islasi
yan. le)ih dikenal de=asa ini* +al ini kadan.1kadan. di1
se)ut se)a.ai te/ri pena3siran literal, =alaupun tidak se1
(ara khusus men@elaskan .am)ar* Pena3siran literal )er1
tu@uan )ah=a kata1kata dalam 00 di)erikan apa)ila kita
menye)utnya makna yan. tidak sesuai den.an k/nteks1
nya* Artinya, makna kita )erikan kalau kita tidak memi1
liki in3/rmasi khusus tentan. k/nteks yan. mereka .una1
kan atau maksud1maksud dari penulis* Met/de inter1
pretasi ini mensyaratkan )ah=a tidak ada keter.antu1
n.an k/nteks dan kuali3ikasi1kuali3ikasi tersem)unyi di1
)uat terhadap )ahasa umum*
#?2
,61
()id., hal. 77, ?"econd, there must )e an interpretive sta8e at which the
interpreter settles on some 8eneral 9usti.ication .or the main elements o. the
practice identi.ied at the preinterpretive sta8e.P-he 9usti.ication need not
.it ever0 aspect or .eature o. the standin8 practice, )ut it must .it enou8h
.or the interpreter to )e a)le to see himsel. as interpretin8 that practice, not
inventin8 a new one. <inall0, there must )e a postinterpretive or re.ormin8
sta8e, at which he ad9usts his sense o. what the practice Ireall0A reLuires
so as )etter to serve the 9usti.ication he accepts at the interpretive sta8e.B
,6$
()id , hal. 1;*18, ?-he dissentin8 opinion, written )0 Jud8e 2ra0, ar8ued
.or a theor0 o. le8islation more popular then than it is now. -his is some*
times called a theor0 o. IliteralA interpretation, thou8h that is not a parti*
cularl0 illuminatin8 description. (t proposes that the words o. a statute )e
8iven what we mi8ht )etter call their acontextual meanin8, that is, the
meanin8 we would assi8n them i. we had no special in.ormation a)out the
context o. their use or the intentions o. their author. -his method o. inter*
pretation reLuires that no context*dependent and unexpressed Lualications
2$$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
6) Conversational interpretation
Met/de ini adalah met/de yan. tidak la6im atau
a.ak )er)eda dari (ara1(ara yan. )iasa di.unakan* Pe1
na3siran ini )ukan dimaksudkan untuk men@elaskan sua1
ra sese/ran.* Pena3siran ini menandai makna dalam
men@elaskan m/ti31m/ti3 dan maksud1maksud makna
yan. dirasakan pem)i(ara, dan menyimpulkan se)a.ai
pernyataan tentan. maksud pem)i(ara dalam men.a1
takan apa yan. dia per)uat*

>alam teknik pena3siran ini,
pena3sir hendak menemukan maksud atau makna yan.
diu(apkan /ran. lain dalam )er)a.ai peristi=a yan. se1
(ara tepat untuk makna dalam masyarakat, seperti misal1
nya s/pan1santun*
#?#
Se)a), maksud demikian adalah
esensi )a.i struktur yan. mena3sirkan pelaksanaan per1
@an@ian se)a.ai hal yan. )er)eda dari pemahaman pihak
lain dalam mena3sirkan sesuai pernyataan yan. mereka
)uat dalam penerapannya* +al itu )erlan@ut )ah=a pakar
s/sial harus )erpartisipasi dalam praktik s/sial @ikalau
dia men.harapkan untuk memahaminya, se)a.aimana
di)edakan dari pemahaman an../ta1an../ta lainnya*
#?'
)e made to 8eneral lan88ua8e, so Jud8e 2ra0 insisted that the real statute,
constructed in the proper wa0, contained no exceptions .or murderers.B
,6,
()id., hal. +%, ?Pis puposive rather than causal in some more mechanical
wa0. (t does not aim to explain the sounds someone makes the wa0 a
)iolo8ist explains a .ro8As croak. (t assi8ns meanin8 in the li8ht o. the
motives and purposes and concerns it supposes the speaker to have, and it
reports its conclusions as statements a)out his IintentionA in sa0in8 what he
didB.
,6'
()id., hal. +'*++, ?Pthat the techniLues o. ordinar0 conversational
interpretation, in which the interpreter aims to discover the intentions or
meanin8s o. another person, would in man0 event )e in appropriate ketepa*
tanJtepat& .or the interpretation o. a social practice like courtes0 kesopa*
nanJke)aikanJrasa hormat& )ecause it is essential to the structure o. such a
practice that interpretin8 the practice )e treated pakta& as di..erent .rom
understandin8 what other participants mean )0 the statements the0 make in
its operation. (t .ollows that a social scientist must participate in a social
2$?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Pr/3es/r Sutandy/ dalam salah satu tulisannya yan.
memper)in(an.kan semi/tika, men.emukakan tentan. the
semiotic jurisprudence* Semi/tika men.ka@i tentan. tanda1
tanda ke)ahasaan yan. tidak lain dari hasil k/n1
septualisasi /leh su)@ek1su)@ek atau intersu)@ek*
>ari )er)a.ai pendapat para sar@ana yan. di.am1
)arkan di atas, pada .aris )esarnya dapat di)edakan ke
dalam 2# :dua puluh ti.a; met/de pena3siran, yaitu:
%; Met/de Pena3siran Literlijk atau Eiteral
Met/de ini dapat diartikan se)a.ai pena3siran let-
terlijk atau har3iah :what does the word meanL; yan.
mem3/kuskan pada arti atau makna kata :word;* 0tre(ht
mem)eri pen@elasan tentan. pena3siran menurut arti kata
atau istilah :taalkundige interpretasi; ini, yaitu
ke=a@i)an )a.i hakim men(ari arti kata dalam undan.1
undan. den.an (ara mem)uka kamus )ahasa atau me1
minta keteran.an ahli )ahasa* Kalaupun )elum (ukup
hakim harus mempela@ari kata terse)ut dalam susunan
kata1kata kalimat atau hu)un.annya den.an peraturan1
peraturan lainnya* Cara pena3siran ini, menurut 0tre(ht,
merupakan pena3siran yan. pertama ditempuh atau usa1
ha permulaan untuk mena3sirkan*
#?<
2; Met/de Pena3siran Hramatikal :)ahasa;
Met/de pena3siran .ramatikal atau interpretasi )a1
hasa :what does it linguistically meanL;* Pena3siran yan.
menekankan pada makna teks yan. di dalamnya kaidah
hukum dinyatakan* Perna3siran den.an (ara demikian
)ert/lak dari makna menurut pemakaian )ahasa sehari1
practice i. he hopes to understand it, as distin8uished .rom understandin8 its
mem)ersB.
,6+
/trecht, Op. Cit., hal. $%8.
2?0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
hari atau makna teknis1yuridis yan. sudah dila6imkan*
#?6
<; Met/de Pena3siran Atentik
Menurut Jisser4t +/3t, di ne.ara1ne.ara yan. men.anut Pena3siran /tentik atau resmi :authentieke atau
terti) hukum k/di3ikasi, teks har3iah undan.1undan. di1 officiele interpretatie;, menurut 0tre(ht, merupakan pe1
nilai san.at pentin.* -amun, pena3siran .ramatikal sa@a na3siran sesuai den.an ta3sir yan. dinyatakan /leh pem1
tidak (ukup @ika tentan. hal yan. dita3sirkan itu sudah )uat undan.1undan. :legislator; dalam undan.1undan.
men@adi perde)atan*
#?9
itu sendiri*
'00
Misalnya, arti kata yan. di@elaskan dalam
pasal atau dalam pen@elasannya* Menurut Sudikn/ dan
#; Met/de Pena3siran Restrikti3 Pitl/, pena3siran yan. demikian hanya )/leh dilakukan
Pitl/ dan Sudikn/ men.artikan pena3siran ini se)a1 )erdasarkan makna yan. sudah @elas dalam undan.1
.ai ke.iatan mena3sirkan den.an (ara mem)atasi pena31 undan.*
siran sesuai den.an kata yan. maknanya sudah tertentu*
Jika suatu n/rma hukum yan. sederhana sudah diru1 6; Met/de Pena3siran Sistematik
muskan se(ara @elas atau expresis verbis, maka tidak di1 Met/de ini mena3sirkan menurut sistem yan. ada
perlukan la.i untuk menerapkan met/de1met/de pena31 dalam hukum :systematische interpretatie, dogmatische
siran yan. )ersi3at k/mpleks* Cukuplah kiranya hal ter1 interpretatie; itu sendiri* Artinya, mena3sirkan den.an
se)ut dipahami den.an maknanya yan. sudah @elas memperhatikan naskah1naskah hukum lain* Jika yan.
itu*
#?$
dita3sirkan adalah pasal dari suatu undan.1undan., ma1
ka ketentuan1ketentuan yan. sama apala.i satu asas da1
'; Met/de Pena3siran 7kstensi3 lam peraturan lainnya @u.a harus di@adikan a(uan*
'0%
Menurut Pitl/ dan Sudikn/, hasil pena3siran ini >alam pena3siran ini, se)a.aimana telah diuraikan se)e1
mele)ihi hasil pena3siran .ramatikal* Penalaran yan. di1 lumnya, makna 3/rmulasi se)uah kaidah hukum atau
.unakan dalam met/de ekstensi3 ini merupakan ke)ali1 makna dari se)uah istilah yan. ada di dalamnya ditetap1
kan dari penalaran dalam met/de restrikti3* Pena3siran kan le)ih @auh den.an men.a(u pada hukum se)a.ai
restrikti3 )ersi3at mem)atasi, sedan.kan pena3siran eks1 sistem* Ean.kah yan. dilakukan yaitu den.an men(ari
tensi3 )ersi3at memperluas, sehin..a pena3siran dilaku1 makna kata1kata yan. terdapat di dalam suatu peraturan
kan tidak hanya ter)atas kepada makna teknis dan .ra1 yan. ada kaitannya dan melihat pula pada kaidah1kaidah
matikal kata1kata yan. terkandun. dalam suatu rumusan lainnya* Menurut Jisser4t, dalam se)uah sistem hukum
n/rma hukum yan. )ersan.kutan*
#??
yan. menitik)eratkan pada k/di3ikasi, maka meru@uk
pada sistem undan.1undan. atau kita) undan.1undan.
merupakan hal )iasa* Perundan.1undan.an adalah se1
)uah sistem* Ketentuan1ketentuan yan. ada di dalamnya
salin. )erhu)un.an sekali.us salin. )erhu)un.an ter1
se)ut menentukan makna* Akan tetapi dalam tatanan
,67
DisserAt Ho.t, Op. Cit., hal. $+.
,6;
()id., hal. $7.
,68
Hamidi, Op. Cit.
'%%
/trecht, Op. Cit., hal. $1;.
,66
()id.
'%1
()id., hal. $1$*$1,.
2?% 2?2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
hukum yan. tidak terk/di3ikasi, meru@uk pada sistem di1 masuk surat1menyurat yan. )erhu)un.an den.an pe1
mun.kinkan sepan@an. karakter sistematis dapat di1 nyusunan suatu undan.*
'0'
asumsikan :diandaikan;*
'02
$; Met/de Pena3siran +ist/ris dalam arti Euas
9; Met/de Pena3siran Se@arah 0ndan.1undan. Met/de pena3siran den.an se@arah hukum, menu1
Met/de ini mendasarkan diri pada makna hist/ris rut pendapat 0tre(ht, men(akup dua pen.ertian, yaitu :i;
yan. terkandun. dalam perumusan undan.1undan. itu pena3siran se@arah perumusan undan.1undan. seperti
sendiri :what is historical background of the formula- yan. sudah diuraikan di atas& dan :ii; pena3siran se@arah
tion of a text;* Pena3siran Se@arah 0ndan.1undan. ini hukum itu sendiri, yaitu melalui pena3siran se@arah hu1
salah satu met/de pena3siran se@arah dalam arti sempit, kum yan. )ertu@uan men(ari makna yan. dikaitkan
yaitu pena3siran den.an meru@uk pada se@arah penyusu1 den.an k/nteks kemasyarakatan masa lampau*
'0<
>alam
nannya, mem)a(a risalah, (atatan pem)ahasan /leh arti sempit, yaitu met/de pena3siran se@arah undan.1
k/misi1k/misi, dan naskah1nakah lain yan. )erhu)u1 undan. sudah diuraikan di atas* Sedan.kan pada )a.ian
n.an den.an pem)ahasan termasuk surat1menyurat ini diuraikan men.enai met/de pena3siran hist/ris dalam
yan. )erkaitan den.an penyusunan suatu undan.* arti luas*
Menurut 0tre(ht, pena3siran se@arah undan.1undan. >alam hal ini, untuk men(ari dan menemukan
mem3/kuskan diri pada latar )elakan. se@arah peru1 makna hist/ris suatu pen.ertian n/rmati3 dalam undan.1
musan naskah, dan )a.aimana perede)atan yan. ter@adi undan., pena3sir @u.a harus meru@uk pendapat1pendapat
ketika naskah itu hendak dirumuskan*
'0#
pakar dari masa lampau* ,ermasuk pula meru@uk kepada
Aleh karena itu, yan. di)utuhkan adalah ka@ian hukum1hukum masa lalu yan. rele!an* Menurut 0tre(ht,
mendalam tentan. n/tulen1n/tulen rapat, (atatan1(ata1 pena3siran den.an (ara demikian dilakukan den.an me1
tan pri)adi peserta rapat, tulisan1tulisan peserta rapat na3sirkan suatu naskah menurut se@arah hukum :rechts-
yan. tersedia )aik dalam )entuk tulisan ilmiah maupun historische interpretatie;* Pena3siran hist/ris demikian
k/mentar tertulis yan. pernah di)uat, /t/)i/.ra3i yan. itu dilakukan pula den.an menyelidiki asal usul naskah
)ersan.kutan, hasil =a=an(ara yan. di)uat /leh =arta1 dari sistem hukum yan. pernah di)erlakukan, termasuk
=an den.an yan. )ersan.kutan, atau =a=an(ara khusus pula meneliti asal naskah dari sistem hukum lain yan.
yan. sen.a@a dilakukan untuk keperluan menelaah pe1 masih di)erlakukan di ne.ara lain*
'06
8a.i hakim,
risti=a yan. )ersan.kutan* Menurut +/3t, pena3siran menurut S(h/lten, makna pena3siran hist/ris )erdasar1
se@arah undan.1undan. merupakan pena3siran den.an kan ke)utuhan praktik* Pada umumnya yan. terpentin.
meru@uk pada se@arah penyusunannya, mem)a(a risalah, )a.i hakim ialah men.etahui maksud pem)uat naskah
(atatan pem)ahasan /leh k/misi1k/misi, dan naskah1 hukum pada =aktu ditetapkan* +ukum )ersi3at dinamis,
naskah lain yan. )erhu)un.an den.an pem)ahasan ter1 dan perkem)an.an hukum men.ikuti perkem)an.an
'%'
Ph. DisserAt Ho.t, Op.Cit.
'%$
Ph. DiserAt Ho.t, Op.Cit.
'%+
/trecht, Op.Cit.
'%,
/trecht, Op.Cit.
'%7
()id., hal. $%6.
2?# 2?'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
masyarakat* Aleh karena itu, makna yan. dapat ?; Met/de Pena3siran S/si/1+ist/ris
di)erikan kepada suatu kata dalam naskah hukum p/si1 Met/de ini menyan.kut pena3siran s/si/1hist/ris
ti3 sekaran. )er)eda den.an maknanya pada =aktu dite1 :asbab al-nuzul dan asbab al-wurud), yaitu )erkenaan
tapkan* Aleh se)a) itu pula pena3siran menurut se@arah den.an pers/alan what does the social context behind
hakikatnya hanya merupakan ped/man sa@a*
'09
the formulation of the text* 8er)eda dari pena3siran
Akan tetapi, pena3siran hist/ris tidak hanya hist/ris, dalam pena3siran s/si/1hist/ris ini, dipertim1
menelaah risalah se)a.ai story perumusan naskah, tetapi )an.kan pula )er)a.ai k/nteks perkem)an.an masya1
@u.a menelaah se@arah s/sial, p/litik, ek/n/mi dan social rakat yan. melahirkan n/rma yan. hendak dita3sirkan
event lainnya ketika rumusan naskah terse)ut di)ahas* itu den.an seksama* >i pihak lain, )er)eda pula den.an
Artinya, pena3siran hist/ris )isa meram)ah ke pena3sian pena3siran s/si/l/.is, pena3siran s/si/1hist/ris ini le)ih
s/si/1hist/ris )aik dari aspek s/sial, ek/n/mi, p/litik, memusatkan perhatian pada k/nteks se@arah masyarakat
dan ke@adian1ke@adian pentin. yan. mem)eri nuansa ke1 yan. mempen.aruhi rumusan naskah ketika n/rma hu1
pada se)uah naskah hukum* Misalnya, ketika Pasal ## kum yan. )ersan.kutan ter)entuk di masa lalu*
00> %?'< dirumuskan, suasana anti k/l/nialisme se1
dan. marak, sehin..a pen/lakan terhadap yan. )erlatar %0; Met/de Pena3siran S/si/l/.is
)elakan. li)eralisme dan kapitalisme san.at kuat dan Met/de pena3siran s/si/l/.is :sociological inter-
san.at l/.is ter@adi ketika itu* pretation; ini mendasarkan diri pada pena3siran yan.
Eatar )elakan. yan. sama @u.a dapat men@adi )ersi3at s/si/l/.is :what does social context of the event
se)a) men.apa hak asasi manusia san.at kuran. dirin(i to be legally judged;* K/nteks s/sial ketika suatu naskah
dalam rumusan 00> %?'< !ersi aslinya* Meman. )enar dirumuskan dapat di@adikan perhatian untuk mena3sir1
)ah=a hak asasi manusia ada kaitannya den.an indi1 kan naskah* Peristi=a yan. ter@adi dalam masyarakat
!idualisme yan. men@adi )asis paham li)eralisme ek/n/1 a(apkali mempen.aruhi le.islat/r ketika se)uah naskah
mi, p/litik, dan kapitalisme dalam )idan. ek/n/mi* Akan hukum dirumuskan*
tetapi, ketika Pasal ## dita3sirkan pada tahun 200< atau
<0 tahun kemudian apakah k/nteks s/si/1hist/ris tahun %%; Met/de Pena3siran ,ele/l/.is
%?'< harus ditan..alkanL Sepan@an. kekuatan ar.umen1 Met/de pena3siran tele/l/.is memusatkan perha1
tasi dapat menun@ukkan )ah=a li)eralisme meman. tian pada pers/alan, apa tu@uan yan. hendak di(apai /leh
ter)ukti )enar1)enar men.an(am sistem ek/n/mi nasi/1 n/rma hukum yan. ditentukan dalam teks :what does
nal dalam sistem ek/n/mi .l/)al, maka apapun alasan1 the articles would like to achieve)* Pena3siran ini di1
nya li)eralisme ekstrim harus dit/lak dan prinsip pe1 3/kuskan pada pen.uraian atau 3/rmulasi kaidah1kaidah
n.uasaan ne.ara harus dipertahankan den.an penye1 hukum menurut tu@uan dan @an.kauannya* ,ekanan ta31
suaian di sana1sini* siran pada 3akta )ah=a pada kaidah hukum terkandun.
tu@uan atau asas se)a.ai landasan dan )ah=a tu@uan dan
atau asas terse)ut mempen.aruhi interpretasi* >alam
'%;
()id., hal. $1%*$11.
2?< 2?6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
pena3siran yan. demikian ini @u.a diperhitun.kan k/n1
teks kenyataan kemasyarakatan aktual*
'0$
0tre(ht tidak men.enal pena3siran tele/l/.is, se1
dan.kan menurut +/3t, pena3siran seperti ini dilakukan
den.an (ara men.a(u kepada 3/rmulasi n/rma hukum
menurut tu@uan dan @an.kauannya* >alam mena3sirkan
se(ara tele/l/.is, 3/kus perhatian adalah 3akta )ah=a
pada n/rma hukum men.adun. tu@uan yan. men@adi da1
sar atau asas sekali.us mempen.aruhi interpretasi* 8isa
@adi suatu n/rma men.andun. 3un.si atau men.andun.
maksud untuk melindun.i kepentin.an tertentu, se1
hin..a ketika ketentuan terse)ut diterapkan, maksud
terse)ut harus dipenuhi* Pena3siran tele/l/.is @u.a mem1
perhitun.kan k/nteks 3akta kemasyarakatan aktual* Cara
ini tidak terlalu diarahkan untuk menemukan pertautan
pada kehendak dari pem)entuk undan.1undan. pada
=aktu perumusannya* Maksudnya, le)ih diarahkan ke1
pada makna aktual atau makna /)yekti3 n/rma yan. di1
ta3sirkan, se)a.aimana telah disin..un. se)elumnya*
%2; Met/de Pena3siran +/listik
Met/de pena3siran h/listik men.umakan aspek ke1
seluruhan unsur yan. terkait* ,e/ri pena3siran h/listik
men.aitkan pena3siran suatu naskah hukum den.an
k/nteks keseluruhan @i=a dari naskah hukum terse)ut*
Ide yan. terkandun. di dalam met/de ini men.andaikan
)ah=a setiap naskah hukum seperti undan.1undan.
ataupun undan.1undan. dasar haruslah dilihat se)a.ai
satu kesatuan sistem n/rma hukum yan. men.ikat untuk
umum :integral and integrated constitution or legis-
lation;, sehin..a kandun.an makna yan. diatur di
dalamnya tidak dapat dipahami pasal demi pasalnya,
melain harus dimen.erti se)a.ai satu kesatuan yan.
menyeluruh :h/listik;*
'%8
DisserAt Ho.t, Op. Cit., hal. ,%.
2?9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
%#; Met/de Pena3siran ,ematis1Sistematis
>i sini yan. men@adi pusat perhatian adalah per1
s/alan what be the substantive theme of the articles for-
mulated, or how to understand the substantive theme of
the articles systematically according to the grouping of
the formulation* Misalnya, ketentuan men.enai pemili1
han umum )erkala dalam Arti(le 6$ K/nstitusi Amerika
Serikat menentukan )ah=a pemilihan umum )erkala di1
selen..arakan dalam =aktu selam)at1lam)atnya #0 hari
se)elum masa @a)atan an../ta -asi/nal Assem)ly
)erakhir* Pemilihan umum an../ta -ati/nal Assem)ly
dimaksud diselen..arakan menurut tata (ara yan. diatur
den.an undan.1undan.* Selan@utnya ditentukan pula
)ah=a tan..al penyelen..araan pemilihan umum itu di1
tetapkan den.an keputusan :Presidential decree; den.an
ketentuan )ah=a sidan. pertama para an../ta -ati/nal
Assem)ly yan. )aru terpilih harus sudah diadakan pada
hari Kamis kedua sesudah terpilih sekuran.1kuran.nya
2I# @umlah seluruh an../ta -ati/nal Assem)ly :on the
second Thursday following the election of at least two
thirds of the total number of Deputies;* Se)elum terpilih
se/ran. Ketua -ati/nal Assem)ly :President of the
National Assembly;, persidan.an dipimpin /leh 2 :dua;
/ran. an../ta yan. tertua usianya*
'0?
Jika diperhatikan,
'%6
Article 78 //C Amerika "erikat itu )er)un0i, B5e8ular elections to the
3ational Assem)l0 shall )e held within sixt0 da0s prior to the expiration o.
the term o. the current Assem)l0. Procedures .or elections to the 3ational
Assem)l0 shall )e prescri)ed )0 law. -he date o. elections shall )e .ixed )0
Presidential decree. -he .irst session o. a newl0 elected 3ational Assem)l0
shall convene on the second -hursda0 .ollowin8 the election o. at least two
thirds o. the total num)er o. Ceputies. /ntil the election o. the President o.
the 3ational Assem)l0, its meetin8s shall )e chaired )0 the Ceput0 who is
the most senior in a8eB.
2?$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
@elas sekali )ah=a Arti(le 6$ K/nstitusi Amerika Serikat yan. harus di)erikan kepada n/rma hukum yan. dita31
men.atur men.enai tema yan. )erkenaan den.an pr/1 sirkan haruslah )ersi3at mend/)rak perkem)an.an se1
sedur penyelen..araan pemilihan umum* telah di)elakukannya suatu n/rma hukum tertentu* Sa1
lah satu (iri pentin. met/de pena3siran ini ialah dia)ai1
%'; Met/de Pena3siran Antisipati3 atau 5uturistik kannya maksud asli pem)entuk undan.1undan. :the
Met/de pena3siran ini dilakukan den.an (ara me1 original intent; dari keharusan untuk di@adikan re3e1
ru@uk suatu ran(an.an undan.1undan. yan. sudah rensi* Makna /)yekti3 atau aktual maupun su)yekti3 dari
mendapat persetu@uan )ersama, tetapi )elum disahkan suatu n/rma sama sekali tidak dian..ap )erperan la.i*
se(ara 3/rmil* Kemun.kinan lain @u.a dapat ter@adi, mi1 Semua itu dian..ap tidak la.i rele!an den.an ke)utuhan
salnya, suatu ran(an.an undan.1undan. sudah disiap1 nyata untuk mene.akkan keadilan di lapan.an*
kan untuk di)ahas atau sedan. di)ahas dalam parlemen,
tetapi diperkirakan ada materi1materi tertentu yan. di1 %6; Met/de Pena3siran K/mparati3
nilai sudah pasti l/l/s untuk pada saatnya disahkan men1 Pitl/ dan Sudikn/ men.artikan pena3siran ini se1
@adi n/rma hukum yan. men.ikat* Jika hakim di )a.ai ke.iatan mena3sirkan den.an (ara mem)andin.1
pen.adilan melihat ke depan :forward looking) atau kan den.an )er)a.ai sistem hukum* Per)andin.an dapat
antisipati3 dan 3uturistik, ia dapat menerapkan n/rma1 dilakukan untuk maksud memahami hukum sendiri atau
n/rma hukum yan. )elum )erlaku se(ara 3/rmil itu dapat pula dimaksudkan untuk menemukan prinsip1
dalam memeriksa dan memutus sesuatu kasus yan. prinsip yan. )erlaku umum dari /)@ek1/)@ek yan. diper1
untuk tu@uan me=u@udkan keadilan yan. nyata mem1 )andin.kan* >en.an demikian, per)andin.an dapat di1
)utuhkan re3erensi yan. )ersi3at 3uturistik terse)ut* lakukan antar dua /)@ek atau antar )anyak /)@ek* >i
>en.an (ara demikian, maka para hakim dapat melihat sampin. itu, per)andin.an dapat dilakukan den.an (ara
nilai1nilai keadilan den.an ka(amata yan. memandan. mem)andin.kan unsur1unsur yan. sama danIatau
@auh ke masa yan. akan datan.* >en.an kata lain, hakim unsur1unsur yan. )erlainan dari /)@ek1/)@ek yan. diper1
dapat menilai dan menerapkan suatu n/rma hukum yan. )andin.kan satu sama lain* +asil dari pr/ses per)an1
ada den.an mena3sirkannya dari sudut pandan. hukum din.an itu pada akhirnya adalah untuk diterapkan dalam
)aru* menyelesaikan suatu kasus atau permasalahan hukum
den.an seadil1adilnya dan setepat1tepatnya*
'%%
%<; Met/de Pena3siran 7!/luti31>inamis
Istilah pena3siran yan. demikian di.unakan /leh %9; ,e/ri Pena3siran 5il/s/3is
Jisser4t +/3t dikarenakan )ah=a met/de pena3siran e!/1 Pena3siran 3il/s/3is memusatkan perhatian pada
luti31dinamis ini dilakukan karena adanya peru)ahan se.i what is the underlying philosophical thought yan.
pandan.an dalam dinamika kehidupan masyarakat*
'%0
terkandun. dalam perumusan teks hukum yan. dita31
Situasi dan k/ndisi kemasyarakatan se(ara luas men.ala1 sirkan* Pena3siran ini mempunyai 3/kus perhatian pada
mi peru)ahan yan. mendasar* Aleh karena itu, makna aspek 3il/s/3is yan. terkandun. dalam n/rma hukum
'1%
DisserAt Ho.t, Op.Cit.
'11
JaGim Hamidi, Op. Cit.
2?? #00
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
yan. hendak dita3sirkan* Misalnya, ide ne.ara hukum kasus1kasus yan. tidak memerlukan pendekatan interdi1
dalam K/nstitusi Repu)lik J Peran(is Art* 66: CNo per- siplin yan. menyeluruh, melainkan (ukup den.an men.1
son may be detained arbitrarily* ,idak se/ran.pun .unakan )antuan pena3siran menurut suatu (a)an. ilmu
yan. dapat ditahan hanya didasarkan atas ke)i@aksanaan di luar ilmu hukum* Misalnya, suatu pem)uktian untuk
pen.uasa* >emikian pula ide ne.ara hukum dalam Pasal menentukan sese/ran. )ersalah atau tidak yan. semata1
% ayat :#; 00> %?'< yan. menyatakan, C-e.ara Ind/ne1 mata ter.antun. kepada pena3siran yan. terdapat dalam
sia adalah -e.ara +ukumD, ide dem/krasi terpusat ilmu ked/kteran* 0ntuk menerapkan suatu n/rma hu1
dalam K/nstitusi Cina :democratic centralism;, dan lain kum terhadap kasus yan. k/nkrit ter.antun. kepada
se)a.ainya* Ide1ide yan. dirumuskan itu tidak dapat di1 pena3siran menurut ilmu ked/kteran, sehin..a pena31
pahami hanya den.an pendekatan )iasa, melainkan siran terse)ut dapat dikatakan dilakukan den.an men.1
harus dimen.erti se(ara mendalam, yaitu pada latar )e1 .unakan ta3sir ilmu lain di luar ilmu hukum* Met/de
lakan. 3il/s/3is tum)uhnya ide ne.ara hukum itu sendiri pena3siran yan. demikian inilah yan. dise)ut se)a.ai
dalam se@arah perkem)an.an umat manusia, )aik yan. pena3siran multidisiplin, )ukan interdisiplin seperti yan.
terkait den.an k/nsep rule of law maupun den.an k/n1 sudah diuraikan di atas*
sep rechtsstaat*
20; Met/de Pena3siran Kreati3 :Creative Interpretation;
%$; Met/de Pena3siran Interdisipliner Menurut >=/rkin, interpretasi kreati3 :creative
Menurut Pitl/ dan Sudikn/, men..unakan l/.ika interpretation; dapat di.unakan, tetapi hanya terhadap
pena3siran den.an men.unakan )antuan )anyak (a)an. kasus khusus dari interpretasi conversational* Pena3si1
ilmu pen.etahuan, )anyak (a)an. ilmu hukum sendiri, ran ini dimaksudkan untuk men.un.kap maksud penyu1
ataupun dari )anyak met/de pena3siran, @u.a dian@urkan* sun atau maksud1maksud dalam tulisan* Misalnya, n/!el
Met/de ini dian..ap pentin., karena )anyak kasus yan. atau tradisi tertentu masyarakat yan. )iasanya diun.1
k/mpleks yan. tidak dapat dipe(ahkan @ika kita hanya kapkan masyarakat dalam per(akapan sehari1hari* 8ah1
mendekatinya dari satu sudut pandan. sa@a* Apala.i, =a interpretasi kreati3 hanya untuk kasus khusus pe1
untuk tu@uan me=u@udkan keadilan, kadan.1kadan. per1 na3siran lisan* Interpretasi kreati3 )ukanlah sekedar me1
masalahan yan. dihadapi san.at k/mpleks si3atnya dan nan.kap makna dalam per(akapan melainkan men.1
memerlukan pendekatan1pendekatan yan. interdisiplin* k/nstruksikan atau menyusun makna* Pena3siran kreati3
Aleh karena itu, met/de pena3siran demikian dise)ut se1 dalam pandan.an k/nstrukti3 adalah interaksi antara
)a.ai met/de pena3siran interdisipliner*
'%2
maksud dan tu@uan*
'%#
%?; Met/de Pena3siran Multidisipliner 2%; Met/de Pena3siran Artistik
Met/de pena3siran multidisiplin ini )er)eda dan Se)a.aimana dikemukakan /leh >=/rkin, melaku1
di)edakan dari pena3siran interdisiplin, se)a.aimana kan ke.iatan pena3siran den.an (ara menemukan mak1
yan. sudah dikemukakan di atas* Kadan.1kadan. ada sud penulis )ukanlah pers/alan yan. mudah dan seder1
'1$
()id.
'1,
Cworkin, Op. Cit.
#0% #02
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
hana* Aleh karena itu, )erupaya untuk memahami suatu makna yan. diu(apkan /leh /ran. lain dalam )er)a.ai
maksud, dilakukan melalui pemaknaan un.kapan kesa1 peristi=a yan. se(ara tepat untuk makna dalam masyara1
daran mental* Pena3siran artistik tidak selalu )ermaksud kat, misalnya s/pan1santun* Sutandy/ dalam salah satu
men.identi3ikansikan )e)erapa @enis kesadaran pikiran tulisannya semi/tika, men.emukakan tentan. the semio-
dalam men..unakan pen.aruhnya terhadap pikiran pe1 tic jurisprudence* Semi/tika men.ka@i tentan. tanda1
nyusun ketika dia men.atakan, menulis, atau melakukan tanda ke)ahasaan yan. tidak lain dari hasil k/nsep1
sesuatu* >alam hal ini, maksud selalu le)ih k/mpleks tualisasi /leh su)@ek1su)@ek atau intersu)@ek*
dan pr/)lematikal*
'%'
>alam hu)un.annya den.an pena3siran, dapat
22; Met/de Pena3siran K/nstrukti3 dikemukakan pula pendapat Jer6y Gr/)le=ski yan. me1
Met/de pena3siran k/nstrukti3 ini, menurut >=/r1 n.em)an.kan meta1te/ri rasi/nalistik dan relati!istik
kin, dapat dilakukan den.an ti.a tahap* Pertama, tahap men.enai pena3siran dan implementasi undan.1undan.
pra1pena3siran dimana aturan1aturan dan )atasan1)ata1 :legal statutes;, yaitu te/ri tentan. interpretasi atau te/ri
san yan. di.unakan untuk mem)erikan isi tentati3 me1 tentan. ide/l/.i1ide/l/.i pena3siran undan.1undan.*
'%<
n.enai praktik yan. diperkenalkan* Kedua, adalah tahap >alam pena3siran dikenal pula adanya tipe1tipe
interpretasi sendiri, di mana pena3sir men@usti3ikasi ar.umen1ar.umen yan. di.unakan, :Ma(C/rmi(k and
unsur1unsur p/k/k yan. tim)ul dari praktik* Justi3ikasi Summers, %??%;, yaitu:
'%6
tidak perlu semua harus sesuai )a.i pena3sir* Men@adi sa1 %; The argument from ordinary meaning, atau men.1
n.at pentin. dalam hal ini, )ah=a mampu melihat diri1 .unakan ar.umen makna umum yan. )erlaku dalam
nya sendiri se)a.ai pena3sir praktis dan menemukan masyrakat&
suatu yan. )aru* Keti.a, setelah tahap pena3siran, pena31 2; The argument from technical meaning, atau men.1
sir menyesuaikan pendiriannya tentan. praktik se)enar1 .unakan ar.umen teknis yan. dipakai dalam istilah1
nya atau menyelesaikan* istilah teknis&
#; The argument from contextual-harmonization&
2#; Met/de Pena3siran K/n!ersasi/nal* '; The argument from precedent&
Met/de ini se)enarnya a.ak )erada di luar ke)iasa1 <; The argument from analogy&
an pena3siran yan. )iasa di.unakan* Pena3siran k/n!er1 6; The argument from relevant principles of law&
sasi/nal :conversational interpretation; ini )ukan di1 9; The argument from history&
maksudkan untuk men@elaskan suara sese/ran.* Pena31 $; The argument from purpose&
siran ini menandai makna dalam men@elaskan m/ti31 ?; Substantive reasons&
m/ti3 dan maksud1maksud men.enai makna yan. dira1 %0; The argument from intention*
sakan pem)i(ara, dan menyimpulkan se)a.ai pernyataan
tentan. maksud pem)i(ara dalam men.atakan apa yan.
dia per)uat* Pena3sir hendak menemukan maksud atau
'1+
JerG0 @ro)lewsk0, dalam Aleksander PecGenik, ?1inds o. -heor0 o.
Le8al Ar8umentationB, http!JJwww. ivr$%%,.netJPecGenikSAr8umenta*
tion.htm.
'1'
()id.
'17
Aleksander PecGenik, Op. Cit.
#0# #0'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Gilliam 7skri.e dalam )ukunya men.em)an.kan
te/ri dinamika pena3siran undan.1undan. :dynamic
theory of statutory interpretation; den.an menyatakan,
Cthat statutory interpretation changes in response to
new political aligments, new interpreters, and new ideo-
logies* Sementara Aulis Aarni/ men.atakan, tu.as
d/.matik hukum adalah men.interpretasikan dan men1
sistematisasi n/rma1n/ma hukum :The tasks of legal
dogmatic are interpretation and systematization of
legal norms;* >ua ke)utuhan p/k/k dalam pena3siran
hukum, menurutnya, adalah rasi/nalitas dan aksepta1
)ilitas* Sistematisasi )ermaksud melakukan re3/rmulasi
n/rma1n/rma hukum dalam pen.un.kapan a)strak da1
lam hu)un.annya terhadap k/nsep1k/nsep dasar*
Sistematisasi adalah pem)a=a tradisi hukum*
>ikatakan /leh Aulis Aarni/, interpretasi adalah akti!itas
hermenutik yan. men@usti3ikasi dalam hu)un.annya
terhadap audien hukum, yan. dikarakterisasikan se)a.ai
esensia se(ara relati!istik dalam pen.ertian men.akui
kemun.kinan perselisihan tentan. e!aluasi* >=/rkin
men.atakan:
CThe adjudicative principle of integrity instructs judges
to identify legal rights and duties, so far as possible, on
the assumption that they were all created by a single
author the community personified - expressing a
coherent conception of justice and fairness. [] Accor-
ding to law as integrity, propositions of law are true if
they figure in or follow from the priciples of justice,
fairness, and procedural due process that provide the
best contructive interpretation of the communitys legal
practiceD*
Selan@utnya >=/rkin men.atakan pula:
CLaw as integrity [] holds that people have as legal
rights whatever rights are sponsored by the priciples
that provide the best justification of legal practice as a
whole. Dworkin claims that the true theory of legal
#0<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
practice is the theory that puts legal practice in its best
light. By best light Dworkin means a measure of de
desirability or goodness: the true theory of legal prac-
tice, says Dworkin, potrays the practice at its most
desireable. Now why would that be the case? Whats
between the desirability of a theory and its truth?.
,erlepas dari se.ala ma(am met/de atau te/ri
pena3siran di atas, suatu hal yan. perlu men@adi per1
hatian serius adalah )ah=a hukum, )aik yan. tertulis
maupun tidak tertulis, adalah k/nsep yan. )erasal dari
kata1kata yan. dahulunya diu(apkan /leh satu, dua, atau
le)ih )anyak /ran. yan. kemudian disusun dalam kali1
mat* ,iap1tiap perkataan itu di dalamnya men.andun.
)e)erapa atau )ahkan )anyak makna, sehin..a hukum
dalam k/nteks n/rma sesun..uhnya adalah sim)/l1
sim)/l atau tanda1tanda yan. disusun sedemikian rupa
dalam )entuk pasal yan. dituan.kan dalam rumusan
undan.1undan. dasar, undan.1undan., atau peraturan1
peraturan tertulis lainnya*
+ukum yan. tertulis dalam )atas1)atas tertentu
dapat ditelusuri maksudnya, meskipun adakalanya keti1
ka harus diterapkan pada suatu kasus dalam )anyak
situasi dan k/ndisi s/sial ternyata tidak mudah* K/rupsi,
misalnya, adalah kata yan. memerlukan ke(ermatan
dalam penerapannya meskipun sudah @elas rumusannya*
>emikian pula kata C@asaD dalam k/nteks hukum, apakah
/ran. yan. menerima im)alan atas @asanya mem)antu
memperkenalkan kepada panitera kepala di pen.adilan
dapat dian..ap terli)at dalam ke@ahatan, @ikalau ternyata
/ran. diperkenalkan itu kemudian menyuap penitera
terse)ut*
>alam penerapan hukum selain pena3siran, seperti
telah diuraikan se)elumnya, dikenal pula ke.iatan pe1
nemuan hukum atau met/de k/nstruksi* Met/de ini
di.unakan ketika @uris :hakim, penuntut umum, dan
#06
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
pakar hukum; men.hadapi ketiadaan atau kek/s/n.an
aturan untuk menyelesaikan pers/alan k/nkrit* Pene1
muan hukum se(ara le)ih umum pada prinsipnya adalah
reaksi terhadap situasi1situasi pr/)lematikal yan. dipa1
parkan dalam peristilahan hukum* ,u@uannya adalah
mem)eri @a=a)an terhadap pers/alan1pers/alan dan
men(ari penyelesaian sen.keta k/nkret*
'%9
,entan. pene1
muan hukum ini se)a.ian pakar memisahkannya dari
pena3siran hukum, se)a.ian la.i men.an..apnya ter1
masuk met/de pena3siran hukum*
K/nstruksi hukum menurut te/ri dan praktik dapat
dilakukan den.an ' :empat; met/de, yaitu:
%; Anal/.i atau Met/de argumentum per analogium*
Cara ker@anya, met/de ini dia=ali den.an pen(arian
esensi umum suatu peristi=a hukum yan. ada dalam
undan.1undan.* 7sensi yan. diper/leh kemudian di1
(/)a terhadap peristi=a yan. dihadapi* Apakah peris1
ti=a itu memiliki kesamaan prinsip den.an prinsip
yan. terdapat dalam esensi umum tadi* 0mpamanya
apakah se/ran. yan. Cmeman(in. )elutD dapat di)eri
sanksi, sementara laran.an yan. tertera di sudut
k/lam )er)unyi Cdilaran. meman(in. ikanD&
2; Met/de Argumentum a Contrario* Ini di.unakan @ika
ada ketentuan undan.1undan. yan. men.atur hal
tertentu untuk peristi=a tertentu, sehin..a untuk hal
lain yan. se)aliknya dapat dita3sirkan se)aliknya&
#; Met/de penyempitan hukum* Misalnya Cper)uatan
mela=an hukumD dapat dipersempit artinya untuk
peristi=a tertentu yan. termasuk per)uatan mela=an
hukum, sehin..a terdapat peristi=a yan. dapat di1
kate./rikan per)uatan mela=an hukum&
'; 5iksi +ukum*
'1;
J.A.Pointer, Op.Cit.
#09
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
B. Hermeneutika Hukum
Mena3sirkan atau men.interpretasi, menurut Arie3
Sidharta, intinya adalah ke.iatan men.erti atau mema1
hami*
'%$
+akikat memahami sesuatu adalah yan. dise)ut
3ilsa3at hermeneutik* +ermeneutika atau met/de me1
mahami atau met/de interpretasi dilakukan terhadap
teks se(ara h/listik dalam )in.kai keterkaitan antara
teks, k/nteks, dan k/ntekstualisasi*
'%?
Memahami se1
suatu adalah men.interpretasi sesuatu a.ar mema1
haminya* >alam hu)un.an ini Hadamer men.atakan, se1
perti dikutip /leh Arie3 Sidharta,
'20
Ilmu +ukum adalah
se)uah eksamplar +ermeneutik in optima forma, yan.
diaplikasikan pada aspek kehidupan )ermasyarakat*
Se)a), dalam menerapkan Ilmu +ukum ketika men.ha1
dapi kasus hukum, maka ke.iatan interpretasi tidak
hanya dilakukan terhadap teks yuridis, tetapi @u.a ter1
hadap kenyataan yan. menye)a)kan mun(ulnya masa1
lah hukum itu sendiri*
>alam melakukan interpretasi tentu sa@a antara
pena3sir dan teks yan. hendak dita3sirkan terdapat per1
)edaan =aktu )ertahun1tahun )ahkan puluhan atau
ratusan tahun* Aleh karena itu, ketika melakukan inter1
pretasi a(apkali mun(ul dua sudut pandan. yan. )er1
)eda antara teks yan. hendak dita3sirkan den.an pan1
dan.an pena3sir sendiri* Kedua pandan.an itu kemudian
diramu den.an )er)a.ai aspek yan. diped/mani /leh
pena3sir, yaitu keadilan, kepastian hukum, predikta)i1
litas, dan keman3aatan*
,itik t/lak hermeneutika adalah kehidupan manu1
sia=i dan pr/duk )udayanya, termasuk teks1teks hukum
yan. dihasilkan /lehnya*
'2%
Hre./ry Eeyh men.atakan,
'18
:. Are. "idharta, dalam kata Pen8antar, JaGim Hamidi, Op Cit., hal. xi*xv.
'16
Hamidi, Op. Cit., hal. '+.
'$%
()id., hal. xiii.
'$1
()id., hal. ,6.
#0$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
hermeneutika hukum adalah merek/nstruksikan kem)ali
dari seluruh pr/)lema hermeneutika dan kemudian
mem)entuk kem)ali kesatuan hermeneutika se(ara utuh, di
mana ahli hukum dan te/l/.i )ertemu den.an para ahli
humani/ra*
'22
,u@uan hermeneutika hukum itu ada1
lah untuk menempatkan perde)atan k/ntemp/rer ten1
tan. pena3siran atau interpretasi hukum di dalam ke1
ran.ka hermeneutika pada umumnya*
'2#
>alam hu)un.an den.an pena3siran atau inter1
pretasi, Aleander Pee6eni(k menyatakan, ...statements
are partly a result of the authors philosophical back-
ground, partly a useful tool for political debateD*
'2'
Pan1
dan.an k/n!esi/nal dalam pena3siran undan.1undan.
men.an..ap )ah=a pen.adilan harus )erupaya me1
nemukan tu@uan atau maksud dari pem)uat undan.1
undan. :the framers intent;* Pena3siran demikian se1
@alan den.an pandan.an )ah=a pr/ses pem)entukan
undan.1undan. did/minasi /leh kesepakatan nilai1nilai
di antara )er)a.ai kel/mp/k kepentin.an* 8a.i pem)en1
tuk undan.1undan., kesepakatan adalah pr/duk ta=ar
mena=ar :political bargain;*
Met/de serupa @u.a di.unakan dalam pena3siran
per@an@ian1per@an@ian perdata* Pr/ses penemuan maksud
pem)entuk undan.1undan., )a.aimanapun, le)ih sulit
ketim)an. menemukan maksud yan. melatar)elakan.i
k/ntrak1k/ntrak perdata, se)a) )adan pem)uat undan.
memiliki (iri kema@emukan*
'2<
Pernyataan1pernyataan
'$$
()id., hal. '$.
'$,
()id., hal. '+.
'$'
PecGenik, Op. Cit.
'$+
Posner, Op. Cit., hal. +;7*+;;. -he conventional view o. statutor0
interpretation is that the court endeavors men8usahakan& to discover
menemukan& and e..ect to the itentions o. the enactin8 le8islature. -his is
consisten with viewin8 the le8islative process as one dominated )0 deals
kesepakatan& amon8 intrest 8roupsE in this view le8islative enacment is a
)ar8ained sale and the same methods used in the interpretation o. ordinar0
#0?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
pri)adi an../ta )adan pem)entuk undan.1undan., tidak
)isa /t/matis dian..ap pen.un.kapan pandan.an may/1
ritas yan. palin. mempen.aruhi suatu undan.1undan.*
Pendukun. kel/mp/k1kel/mp/k kepentin.an )/leh @adi
menyem)unyikan tu@uan yan. se)enarnya dari le.islasi*
Pena3siran k/nstitusi, di Jerman misalnya, menu1
rut Eei)h/l6, Mahkamah K/nstitusi Jerman adalah
mahkamah yan. )e)as, mem)antu den.an mem)erikan
@aminan ke)e)asan )a.i pen.adilan dan men@alankan
3un.si administrasi hukum dalam pen.ertian materil*
'26
Putusan1putusan Mahkamah K/nstitusi Jerman dise)ut
hukum yan. sesun..uhnya :real law;* Keputusan1kepu1
tusannya merupakan putusan yan. murni )ersi3at
hukum, di mana hakim1hakim tidak melakukan pene1
muan1penemuan di luar )atas su)stansi hukum dasar,
melainkan men.un.kapkan makna esensi hukum se)a1
.ai suatu pendirian atau sikap* +ukum k/nstitusi tertulis
@u.a tunduk pada peru)ahan, dan Mahkamah K/nstitusi
private contracts are appropriate tepat&. -he process o. dicoverin8 le8isla*
tive intent, however, is more di..icult than that o. discoverin8 the intent
)ehind an ordinar0 contract )ecause o. the plural nature o. enactin8 )od0.
-he statements o. individual le8islators, even o. le8islative commitees, can*
not automaticall0 )e assumed to express the views o. the Isilent ma9orit0A
that is necessar0 .or enacment. <urthermore, the proponents pendukun8& o.
interest 8roups le8islation ma0 conceal the true o)9ective o. the le8islation in
order to increase the in.ormation cost o. opponents. 4et to some extent at
least, this reticense is sel.*de.eatin8. @hat is concealed .rom the pu)lic is
likel0 to )e cocealed .rom the 9ud8es, leadin8 the construct a pu)lic interest
rationale that ma0 )lunt the redistri)utive thrust o. the le8islation )ut
sometimes exa88erate it*whenT&.
'$7
2. Lei)holG , Politics and Law, Leiden! A.@. "0tho.., 167+&, hal. $;1*
$;7. ?-he <ederal Constitutional Court is called upon to realiGe lawE its
decisions are,.., 8enuine 9udicial decisions, where the 9ud8es do not in their
.indin8s 8o )e0ond the limits o. the content o. the :asic Law, )ut express in
their .indin8s the essential meanin8 o. that law, as it alread0 stands.
@ritten constitutional law too is su)9ect to chan8es, and the <ederal Consti*
tutional Court is called upon in a special de8ree to participate in these
chan8es throu8ht he exercise o. its 9udicial .unctionsB.
#%0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
dise)ut pada tahap tertentu )erperan dalam peru)ahan1 hukum Islam dalam te/ri dan praktik sampai sekaran.*
peru)ahan melalui pelaksanaan 3un.si13un.si yudisial1 Aleh karena itu, patut dipertanyakan, men.apa sudah
nya* )era)ad1a)ad lamanya, ilmu hukum m/dern )elum @u.a
Apa perlunya kita mempers/alkan men.enai pena31 men.em)an.kan (a)an. ilmu yan. tersendiri di )idan.
siran k/nstitusi dan hermeneutika hukum di siniL Saya pena3siran hukum* Padahal, (a)an. dan su)1(a)an. atau
sendiri )erpendapat )ah=a ilmu hukum k/ntemp/rer se1 )ahkan rantin. ilmu pen.etahuan yan. tim)ul atau tum1
)enarnya telah mem)a=a dalam dirinya sendiri kele1 )uh dari ilmu hukum sudah san.at )anyak @umlahnya*
mahan1kelemahaan yan. )ersi3at )a=aan* Ke.iatan in1 Misalnya, di )idan. hukum pidana, telah se@ak la1
terpretasi atau pena3siran, merupakan akiti!itas yan. ma mun(ul (a)an. ilmu yan. se(ara khusus men.ka@i ke1
inheren terdapat dalam keseluruhan sistem )eker@anya @ahatan :crime; se)a.ai 3en/mena ilmiah yan. tersendiri,
hukum dan ilmu hukum itu sendiri* Akan tetapi, dalam yaitu dise)ut Criminology* >ari Criminology ini )ahkan
perkem)an.annya se@ak 6aman dahulu sampai sekaran., )erkem)an. pula (a)an. ilmu yan. se(ara khusus men.1
ilmu hukum )elum @u.a )erusaha mem)erikan tempat ka@i k/r)an ke@ahatan, yaitu dise)ut Victimology se)a.ai
yan. khusus kepada ke.iatan interpretasi itu se)a.ai (a)an. ilmu penun@an. :hulpwetenschap;* Akan tetapi,
pusat perhatian yan. utama* 8a.aimanapun @u.a, ilmu sampai sekaran., )elum @u.a )erkem)an. adanya (a)an.
hukum itu )erkaitan den.an s/al kata1kata, sehin..a ilmu yan. khusus men.ka@i met/de1met/de pena3siran
akti!itas ta3sir1mena3sir men@adi sesuatu yan. san.at hukum dan k/nstitusi*
sentral di dalamnya* Syukurlah )ah=a se@ak )e)erapa dasa=arsa terak1
Jika )ela@ar dari pen.alaman tradisi sistem hukum hir a)ad ke120, dunia ilmu pen.etahuan mulai memper1
Islam, akan didapati )ah=a dalam ran.ka perkem)an.an kem)an.kan hermeneutics se)a.ai salah satu (a)an. 3il1
ilmu fiqh dalam pen.ertian ilmu hukum :Islam;, telah sa3at yan. memusatkan perhatian men.enai ke.iatan
)erkem)an. luas den.an adanya ilmu ushul fiqh :3ilsa3at pena3siran* Aleh para ahli hukum, hermeneutics itu di1
hukum Islam;* -amun )ersamaan den.an hal itu, (/)a untuk diterapkan di dunia ilmu hukum* Saya sen1
)erkem)an. pula ke.iatan pena3siran terhadap al1Ouran diri menyam)ut )aik perkem)an.an ini den.an harapan
dan al1+adits, sehin..a mem)entuk suatu (a)an. ilmu hendaknya ilmu hukum dapat men.em)an.kan kreati3i1
pen.etahuan yan. tersendiri, di sampin. ilmu )ahasa tasnya dalam )idan. met/d/l/.i pena3siran* Ke.iatan
yan. didukun. /leh ilmu manti :ilmu l/.ika;, maani, interpretasi atau pena3siran hukum tentu dapat me1
bayan, dan se)a.ainya* Ilmu ,a3sir itu terkait erat n.em)an.kan epistim/l/.inya sendiri untuk tum)uh
den.an akti!itas pena3siran terhadap al1Ouran se)a.ai se)a.ai suatu (a)an. ilmu pen.etahuan hukum yan.
ilmu penun@an. )a.i ke.iatan ilmiah di )idan. pe1 tersendiri* >i dalamnya, )ahkan dapat pula dikem1
na3siran hukum* 8ahkan, terkait den.an hal ini )erkem1 )an.kan suatu rantin. ilmu yan. tersendiri, yaitu ilmu
)an. pula ilmu hadits yan. khusus disertai /leh Cilmu pena3siran k/nstitusi atau the science of constitutional
musth/lah al1haditsD yan. mempela@ari latar )elakan. interpretation*
hadits1hadits -a)i Muhammad SAG* >en.an )erkem)an.nya ilmu ta3sir hukum dan
>alam se@arah, ilmu ta3sir itu telah mem)erikan k/nstitusi yan. tersendiri, para sar@ana hukum dapat di1
sum)an.an yan. san.at )esar )a.i perkem)an.an sistem len.kapi den.an pen.etahuan dan keterampilan yan.
#%% #%2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
dapat diandalkan dalam )idan. pena3siran hukum dan
k/nstitusi* Ke.iatan pena3siran hukum dan interpretasi
k/nstitusi mun.kin sa@a )eraneka ra.am met/de dan
p/la ker@anya, ter.antun. ma6ha) pemikiran yan. men1
@adi paradi.ma k/nseptual yan. melandasinya atau ka1
sus1kasus k/nkrit yan. dihadapinya* -amun, )er)a.ai
ra.am met/de pena3siran terse)ut akan menyediakan
)anyak alternati3 yan. rasi/nal dan /)@ekti3 untuk dipilih
dalam meme(ahkan suatu kasus k/nkrit yan. dihadapi,
sehin..a per)edaan pena3siran tidak didasarkan hanya
atas per)edaan kepentin.an dari para pena3sir yan. ter1
li)at*
Jikalau di antara satu sar@ana hukum den.an
sar@ana hukum yan. lain )er)eda pendapat dalam me1
mahami sesuatu n/rma hukum, adalah )ukan karena
per)edaan kepentin.an di antara mereka, melainkan
karena per)edaan ma6ha) atau aliran pemikiran dan
met/d/l/.i pena3siran yan. dianut* Aleh karena itu,
tidak perlu la.i adanya ada.ium yan. )ersi3at men1
(em//h se/lah1/lah, @ika terdapat 2 :dua; /ran. sar@ana
hukum )erde)at, maka akan men.hasilkan # :ti.a;
pendapat* Se/lah1/lah para sar@ana hukum itu sendiri
meman. tidak memiliki met/d/l/.i yan. @elas dalam
memahami dan mena3sirkan sesuatu peraturan hukum
yan. dikaitkan den.an kasus k/nkrit yan. dihadapi*
Aleh karena itulah, maka saya men.usulkan a.ar
para ahli hukum dan ahli hukum tata ne.ara dapat
menyum)an. ide dan .a.asan )a.i upaya men.em)an.1
kan (a)an. ilmu yan. tersendiri di )idan. pena3siran
hukum dan k/nstitusi di masa yan. akan datan. se)a.ai
salah (a)an. ilmu yan. )ersi3at penun@an. :hulpweten-
shap;* Se)a.ai (a)an. ilmu penun@an., ilmu pena3siran
hukum itu akan san.at mem)antu semakin )erkem)an.1
nya ilmu hukum pada umumnya, dan ilmu hukum tata
ne.ara pada khususnya, )aik di Ind/nesia sendiri mau1
pun di dunia ilmu hukum pada umumnya*
#%# #%'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
BAB VI
PRAKTIK HUKUM TATA NEGARA
A. Pergeseran Orientasi Politis ke Teknis
Selama le)ih dari <0 tahun se@ak Ind/nesia mer1
deka, atau tepatnya dari tahun %?'< sampai tahun %??$
ketika ter@adinya re3/rmasi nasi/nal :<# tahun se@ak
kemerdekaan;, )idan. ilmu hukum tata ne.ara atau con-
stitutional law a.ak kuran. mendapat pasaran di kala1
n.an mahasis=a di Ind/nesia* Penye)a)nya ialah )ah=a
selama kurun =aktu terse)ut, /rientasi )idan. studi hu1
kum tata ne.ara ini san.at dekat den.an p/litik, sehin.1
.a siapa sa@a yan. )erminat men..elutinya se)a.ai
)idan. ka@ian yan. rasi/nal, kritis, dan /)@ekti3, di1
hadapkan pada resik/ p/litik dari pihak pen.uasa yan.
(enderun. san.at /t/ritarian* Selama masa pemerin1
tahan Presiden S/ekarn/ dan Presiden S/ehart/, siklus
kekuasaan men.alami sta.nasi, sehin..a dinamika de1
m/krasi tidak dapat tum)uh den.an se=a@arnya yan.
memun.kinkan )erkem)an.nya pandan.an1pandan.an
kritis men.enai pers/alan1pers/alan p/litik ketatane.a1
raan* Aki)atnya, men@adi sar@ana hukum tata ne.ara
)ukanlah (ita1(ita yan. tepat )a.i ke)anyakan .enerasi
muda*
Resik/ kedua adalah )ah=a )idan. ka@ian hukum
tata ne.ara ini dian..ap se)a.ai lahan yan. kerin., tidak
)e.itu @elas lapan.an ker@a yan. dapat dimasuki* Itulah
se)a)nya setelah kurikulum 3akultas hukum menyedia1
kan pr/.ram studi hukum ek/n/mi, rata1rata mahasis=a
3akultas hukum di seluruh Ind/nesia (enderun. memilih
pr/.ram studi hukum ek/n/mi atau hukum perdata
umum daripada pr/.ram studi hukum tata ne.ara* >i
sampin. kedua resik/ terse)ut, para d/sen dan .uru1
#%<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
.uru di )idan. ini di tin.kat sek/lah menen.ah @u.a
kuran. )erhasil mem)an.un daya tarik keilmuan yan.
tersendiri, )aik karena pen.uasaan mereka terhadap
masalah yan. meman. kuran. atau karena ketidakmam1
puan ilmu hukum tata ne.ara sendiri untuk meyakinkan
men.enai daya tarik ilmiah dan ke)er.unaan praktisnya,
maka studi hukum tata ne.ara di mana1mana men@adi
kuran. diminati*
Aleh karena itu, pada )a.ian terakhir )uku ini,
perlu di.am)arkan se(ara selintas men.enai dimensi dan
lahan praktik )a.i ilmu +ukum ,ata -e.ara itu se)enar1
nya* Se)elum men.uraikan hal itu, perlu diketahui pula
men.enai peru)ahan /rientasi yan. ter@adi dalam (/rak
keilmuan )idan. hukum tata ne.ara dalam perkem)a1
n.annya di Ind/nesia* Se@ak se)elum kemerdekaan sam1
pai den.an kurun =aktu le)ih dari <0 tahun se@ak kemer1
dekaan, )idan. ka@ian hukum tata ne.ara telah )erkem1
)an. sedemikian rupa sehin..a men@adi san.at dipe1
n.aruhi /leh suasana p/litik yan. melin.kari akti!itas
keilmuannya* 8arulah setelah masa re3/rmasi, /rientasi
yan. demikian itu dapat dikatakan se(ara perlahan mulai
men.alami peru)ahan yan. si.ni3ikan* Men.apa demi1
kianL
Seperti sudah diuraikan di atas, +ukum ,ata -e.a1
ra dapat pula dise)ut den.an istilah +ukum K/nstitusi
se)a.ai ter@emahan dari istilah Constitutional Law da1
lam )ahasa In..ris* Aleh se)a) itu, )idan. ke.iatannya
selalu )erkaitan den.an k/nstitusi* -amun dalam prak1
tiknya selama ini, )entuk k/nkrit akti!itas +ukum ,ata
-e.ara atau +ukum K/nstitusi itu )iasanya selalu )er1
hu)un.an den.an ke.iatan1ke.iatan p/litik di sekitar
Ma@elis Permusya=aratan Rakyat atau di sekitar pem1
)entukan undan.1undan. atau ke.iatan le.islasi yan.
dilakukan /leh >e=an Per=akilan Rakyat )ersama1sama
den.an Presiden* +ukum ,ata -e.ara pada umumnya
mem)ahas pers/alan1pers/alan akademis yan. )erkaitan
#%6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
den.an undan.1undan. dasar, yan. dalam praktiknya
)erhu)un.an erat den.an 3un.si13un.si le.islati3 di >PR
atau 3un.si13un.si k/nstituti3 di lem)a.a MPR* Aki)at1
nya, dunia +ukum ,ata -e.ara itu se/lah selalu )er1
hu)un.an den.an ke.iatan1ke.iatan yan. )ersan.kut1
paut den.an dinamika p/litik ketatane.araan*
,e/ri dan pemikiran akademis di per.uruan tin..i
)ermuara hanya kepada akiti!itas p/litik di >PR dan
MPR, dan san.at @aran. )erhu)un.an den.an praktik di
pen.adilan* Aleh karena itu, si3at1si3at yan. )erkem)an.
dalam perkem)an.an ilmu hukum tata ne.ara men@adi
san.at p/litis, karena meman. selalu )erhu)un.an
den.an akti!itas di lem)a.a1lem)a.a p/litik* Para sar1
@ana hukum tata ne.ara :constitutional lawyers; @u.a
ke)anyakan dipen.aruhi pula /leh (ara )erpikir p/litis*
-/rma hukum (enderun. dilihat dari ka(amata seharus1
nya, )ukan yan. nyatanya men.atur kasus1kasus k/nkrit
yan. dihadapi* Setiap kali /ran. mem)a(a dan me1
na3sirkan undan.1undan., maka yan. mun(ul di pikiran1
nya adalah apa yan. seharusnya ada atau apa yan. ia
in.inkan ada dalam undan.1undan. itu* Aki)atnya, para
sar@ana hukum tata ne.ara tak u)ahnya )a.aikan para
p/litisi hukum yan. (enderun. men.am)il p/sisi se)a.ai
/ran. yan. memper@uan.kan nilai1nilai hukum daripada
)erpikir se)a.ai jurist yan. memahami dan men(/)a
untuk menerapkannya apa adanya terhadap kasus k/n1
krit yan. dihadapi*
Ke(enderun.an yan. demikian itu ter@adi, karena
)idan. hukum tata ne.ara tidak memiliki lahan praktik
selain di lin.kun.an lem)a.a p/litik* P/k/k pers/alan
yan. men@adi /)@ek perhatiannya hanya terkait den.an
MPR, >PR, :dan sekaran. ada pula >P>;, 3un.si peme1
rintahan pusat dan daerah, Partai P/litik dan Pemilihan
0mum, pers/alan ke=ar.ane.araan, dan aspek1aspek
ke.iatan p/litik ketatane.araan lainnya* Sedan.kan, akti1
#%9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
!itas hukum tata ne.ara di )idan. peradilan kuran.
mendapat perhatian yan. utama*
Keadaan yan. demikian san.at )er)eda dari )idan.
+ukum Administrasi -e.ara yan. relati3 le)ih )erkem1
)an. dinamis sesuai den.an hakikatnya se)a.ai )idan.
hukum yan. melihat ne.ara dalam keadaan )er.erak
:staat in beweging;* >i )idan. hukum administrasi,
se@ak lama telah ada sistem peradilan tata usaha ne.ara*
Sehin..a, lahan untuk praktik )a.i para sar@ana hukum
administrasi ne.ara itu relati3 tersedia* Meskipun, per1
kem)an.an hukum administrasi ne.ara itu sendiri se1
)a.ai )idan. ilmu @u.a tidak men..em)irakan den.an
adanya pen.adilan tata usaha ne.ara, tetapi setidak1
tidaknya, lahan praktik untuk ilmu hukum administrasi
ne.ara itu tersedia den.an )aik* >en.an demikian,
aspek1aspek te/ri dan praktik hukum administrasi ne.a1
ra itu dapat dikem)an.kan se(ara )ersamaan*
Sekaran., setelah masa re3/rmasi, sistem ketata1
ne.araan yan. kita anut )erdasarkan 0ndan.10ndan.
>asar -e.ara Repu)lik Ind/nesia ,ahun %?'< telah me1
n.alami peru)ahan yan. 3undamental* Mahkamah K/n1
stitusi telah resmi ter)entuk se@ak A.ustus 200#*
'29
>en.an adanya Mahkamah K/nstitusi ini )erarti tersedia pula
lahan praktik di )idan. yudisial )a.i )idan. +ukum ,ata
-e.ara di Ind/nesia* Saatnya sekaran., para sar@ana dan para
(al/n sar@ana )idan. hukum tata ne.ara untuk
men.em)an.kan tradisi pemikiran )aru yan. le)ih )er1
si3at juristik* >en.an demikian, pen.aruh p/litik dalam
ka@ian +ukum ,ata -e.ara dapat diim)an.i /leh pe1
n.aruh (ara )erpikir yan. le)ih juristik itu*
>alam semua =ilayah kehidupan kita, )aik dalam
ranah ne.ara :state; maupun dalam ranah masyarakat
'$;
Pem)entukan terse)ut setelah disahkann0a // 3o. $' -ahun $%%, ten*
tan8 #ahkamah 1onstitusi, 0an8 tepatn0a 9atuh pada tan88al 1, A8ustus
$%%,.
#%$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
madani :civil society;, dan )ahkan dalam dinamika pasar yan. khusus, sehin..a mana yan. k/nstitusi/nal dan
:market;, di)utuhkan dukun.an )anyak sar@ana hukum mana yan. ink/nstituti/nal tidak dapat ditentukan se1
tata ne.ara yan. dapat men.a=al aspek1aspek k/nstitu1 (ara adil, ke(uali hanya ditentukan se(ara sepihak sa@a
si/nalitasnya* Mereka itu dapat diharapkan mem)antu /leh peme.an. kekuasaan pemerintahan* Sekaran., ke1
men@a=a) )a.aimana partai p/litik dan /r.anisasi ke1 empat )idan. ke.iatan itu dapat diselen..arakan se(ara
masyarakatan dapat )erperan dalam mem)an.un )u1 simultan dan seim)an.*
daya ke=ar.ane.araan yan. sadar k/nstitusi, dan )a.ai1 0paya pem)entukan hukum k/nstitusi )ersi3at
mana di dalam kehidupan internal /r.anisasi1/r.anisasi evolving, terus tum)uh dan )erkem)an.* 0ndan.1
itu sendiri dapat pula tum)uh )udaya k/nstitusi seperti 0ndan. >asar %?'< telah men.alami ' :empat; kali pe1
An..aran >asar se)a.ai k/nstitusi /r.anisasi dapat ru)ahan, dan tetap ter)uka untuk terus men.alami peru1
)enar1)enar men@adi pe.an.an dalam ke.iatan )er/r.a1 )ahan la.i di =aktu1=aktu yan. akan datan., ter.antun.
nisasi* Semua )idan.1)idan. ini memerlukan dukun.an ke)utuhan dan kemun.kinan* >en.an memin@am istilah
expertise dari kalan.an yan. )er.elut den.an aspek1 yan. di.unakan /leh K*C* Gheare, upaya penyempurna1
aspek hukum k/nstitusi dalam arti yan. luas* an atas kekuran.an1kekuran.an yan. terdapat di dalam
>i sampin. itu, ke.iatan hukum tata ne.ara itu 00> %?'< terse)ut, @u.a dapat terus dilakukan, )aik me1
sendiri dalam arti yan. le)ih spesi3ik, dapat pula le)ih lalui formal amendment, constitutional convention,
)erkem)an. se(ara seim)an. di )idan.1)idan. :i; ataupun melalui judicial interpretation* >i sampin. itu,
pem)entukan hukum k/nstitusi, :ii; penyadaran hukum pr/ses pem)entukan undan.1undan. dan peraturan per1
k/nstitusi, :iii; penerapan hukum k/nstitusi, dan :iii; pe1 undan.1undan.an lainnya menurut pr/sedur yan. di1
radilan hukum k/nstitusi* Selama masa Arde 8aru yan. tentukan /leh 00> %?'< @u.a terus dilakukan, sehin..a
lalu, )idan. ke.iatan yan. diutamakan hanya yan. ke1 den.an demikian, pr/ses pem)entukan hukum k/nsti1
dua, yaitu penyadaran hukum k/nstitusi, yaitu melalui tusi itu terus )erkem)an. dinamis dalam ran.ka penata1
ke.iatan penataran Ped/man, Pen.hayatan, dan Pen.a1 an sistem ketatane.araan Ind/nesia yan. le)ih )aik di
malan Pan(asila :P';* Sedan.kan ke.iatan pertama, yaitu masa yan. akan datan.*
pem)entukan n/rma1n/rma hukum k/nstitusi, meski1 -amun, )ersamaan den.an itu, pem)entukan
pun terus menerus dilakukan melalui pem)entukan n/rma hukum itu di atas kertas tentu tidaklah (ukup*
undan.1undan. dan peraturan perundan.1undan.an Pem)entukan n/rma hukum di atas kertas itu harus di1
lainnya, tetapi ide pem)entukan hukum itu hanya ter1 len.kapi den.an upaya penyadaran yan. luas, sehin..a
)atas kepada undan.1undan. ke )a=ah* Sedan.kan, ide apa yan. tertulis akan dipahami den.an persepsi yan.
peru)ahan terhadap undan.1undan. dasar sama sekali sama /leh semua su)@ek hukum tata ne.ara yan. ada*
dita)ukan* Setiap =ar.a ne.ara perlu disadarkan akan hak dan ke1
Ke.iatan penerapan hukum k/nstitusi @u.a san.at =a@i)an asasinya masin.1masin. se)a.ai =ar.a ne.ara,
ter)atas, karena semuanya diukur dari kehendak Pre1 yaitu se)a.ai su)@ek dalam hukum tata ne.ara Ind/nesia
siden se)a.ai peme.an. kekuasaan pemerintahan )erdasarkan 00> %?'<* 8ahkan, menurut saya, pr/ses
ne.ara* Ee)ih1le)ih dalam upaya pene.akan hukum k/n1 pem)entukan hukum k/nstitusi yan. )aik adalah apa)ila
stitusi itu sendiri tidak tersedia mekanisme peradilan n/rma hukum yan. tertulis se(ara tekstual di atas kertas
#%? #20
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
undan.1undan. dasar itu sudah men@adi )a.ian dari
kesadaran umum =ar.a ne.ara tentan. n/rma1n/rma
yan. tertuan. dalam k/nstitusi tertulis itu sendiri*
Se)aliknya, )a.i se/ran. ahli hukum k/nstitusi
yan. )aik, n/rma hukum yan. terkandun. dalam k/n1
stitusi yan. tertulis itu haruslah di)a(a se)a.ai )a.ian
dari persepsi dan kesadaran umum se.enap =ar.a ne1
.ara tentan. n/rma hukum yan. terkandun. dalam k/n1
stitusi itu* Aleh karena itu, ke.iatan pertama dan kedua
haruslah dilihat se)a.ai dua ke.iatan yan. simultan
dalam pr/ses ter)entuknya n/rma hukum k/nstitusi*
>en.an perkataan lain, hal itulah yan. saya namakan
se)a.ai pr/ses the making of the constitutional law*
>i sampin. itu, ke.iatan penerapan n/rma hukum
k/nstitusi itu @u.a dapat terus dilakukan menurut stan1
dar yan. @elas dan terukur* 0ntuk itu, ke.iatan penera1
pan hukum k/nstitusi terkait pula den.an ke.iatan pera1
dilan hukum k/nstitusi* Apa tindakan yan. dapat dise)ut
k/nstitusi/nal dan apa yan. ink/nstitusi/nal dapat di1
ukur se(ara @elas, dan ditentukan /leh lem)a.a indepen1
den dan imparsial )erupa pen.adilan, yaitu Mahkamah
K/nstitusi*
Se)enarnya, 3un.si peradilan k/nstitusi itu sendiri
tidaklah identik den.an 3un.si Mahkamah K/nstitusi*
Peradilan k/nstitusi atau constitutional adjudication ter1
se)ut dapat dilakukan @u.a /leh lem)a.a peradilan )iasa
:ordinary court; atau lem)a.a peradilan yan. se(ara
khusus di)eri nama Mahkamah K/nstitusi atau Consti-
tutional Court (Verfassungsgerichtshof;* >i sampin. itu,
meskipun 3un.si peradilan k/nstitusi :constitutional
adjudication; itu tidak identik den.an Mahkamah K/n1
stitusi, namun di semua ne.ara kehadiran lem)a.a Mah1
kamah K/nstitusi ini menye)a)kan ter@adinya l/mpatan
dalam se@arah perkem)an.an ketatane.araan di ne.ara1
ne.ara yan. )ersan.kutan*
#2%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
8ahkan, dapat dikatakan, se@ak umat manusia )er1
kenalan den.an .a.asan Mahkamah K/nstitusi pada ta1
hun %?201an, luas sekali pen.aruhnya terhadap perkem1
)an.an te/ri dan praktik dalam hukum tata ne.ara di
seluruh dunia* Pelem)a.aan ide peradilan k/nstitusi ini
melan@utkan apa yan. telah dirintis /leh Ketua Mah1
kamah A.un. Amerika Serikat, J/hn Marshall, den.an
ide pen.u@ian k/nstitusi/nalitas undan.1undan. yan. ia
putuskan dalam kasus yan. san.at terkenal, yaitu Mar-
bury versus Madison pada tahun %$0#* 5un.si pen.u@ian
undan.1undan. itulah yan. )iasa dise)ut den.an istilah
judicial review yan. di@adikan ke=enan.an tam)ahan
)a.i Mahkamah A.un. Amerika Serikat dalam men.a=al
dan men@a.a a.ar 0ndan.10ndan. >asar )enar1)enar
dite.akkan :the guardian of the constitution;*
Aleh karena itu, peradilan tata ne.ara atau consti-
tutional adjudication dapat dilakukan melalui lem)a.a
Mahkamah A.un. atau lem)a.a tersendiri yan. dinama1
kan Mahkamah K/nstitusi* 8ahkan, dalam sistem yan.
)erlaku di Peran(is, lem)a.a serupa ini dise)ut se)a.ai
>e=an K/nstitusi, )ukan Mahkamah K/nstitusi* Artinya, si3at
ker@anya )ukan se)a.ai pen.adilan, dan para an.1
./tanya tidak dise)ut se)a.ai hakim seperti dalam sis1
tem Austria, Jerman, dan Ind/nesia*
'2$
-amun, 3un.si1
3un.si yan. dilakukannya merupakan )entuk1)entuk
praktik dari hukum tata ne.ara, setidak1tidaknya se)a.ai
3un.si quasi1peradilan tata ne.ara*
>en.an adanya perluasan lahan praktik ini, hukum
tata ne.ara :constitutional law; dapat diharapkan )er1
.eser ke arah /rientasi yan. le)ih praktis dan terhindar
dari ke(enderun.an yan. terlalu )er/rientasi p/litik*
Setidak1tidaknya, ke(enderun.an studi hukum tata ne.a1
ra yan. san.at )er/rientasi p/litik dapat diim)an.i /leh
'$8
Lihat Jiml0 AsshiddiLie, #odel*#odel Pen8u9ian 1onstitusional di
:er)a8ai 3e8ara, Op.Cit.
#22
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
/rientasi yan. le)ih teknis1yuridis* >en.an demikian,
hukum tata ne.ara se)a.ai (a)an. ilmu hukum dapat
)erkem)an. sesuai den.an k/mpleksitas penemuan1
penemuan hukum dalam praktik* Semakin kaya pen.a1
laman empiris suatu (a)an. ilmu pen.etahuan, semakin
ter)uka luas pula p/tensinya untuk terus )erkem)an.
den.an te/ri1te/ri ilmiah )aru*
B. Lahan Praktik Hukum Tata Negara
Se)enarnya, lahan praktik )a.i ilmu hukum tata
ne.ara dapat dikatakan (ukup luas, )anyak, dan ter)uka*
8idan.1)idan. yan. terkait den.an hukum tata ne.ara
san.at luas, termasuk hukum administrasi, dan men1
(akup ke.iatan1ke.iatan yan. san.at luas aspeknya* Ke1
.iatan1ke.iatan kene.araan dan pemerintahan yan.
ter(akup dalam )idan. hukum tata ne.ara dan tata usa1
ha ne.ara atau administrasi ne.ara itu men(akup ke.ia1
tan1ke.iatan:
%; le.islasi dan pem)entukan peraturan perundan.1
undan.an&
2; administrasi yan. )erkenaan den.an ke.iatan pen.e1
l/laan in3/rmasi dan penye)arluasan in3/rmasi hu1
kum&
#; pendidikan hukum dan pem)inaan pr/3esi hukum&
'; penyelen..araan hukum atau pelaksanaan dalam arti
penerapan hukum /leh pelaksana yan. ditentukan
/leh hukum terse)ut :the administration of law;&
<; aspek hukum ke.iatan penyelen..araan administrasi
pemerintahan ne.ara&
6; ke.iatan pene.akan hukum yan. dimulai dari
penyidikan dan penuntutan hukum&
9; penyelen..araan peradilan sampai ke pen.am)ilan
putusan hakim yan. )ersi3at tetap&
$; pelaksanaan putusan pen.adilan dan pemasyaraka1
tan terpidana&
#2#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
?; pendidikan dan pem)inaan kesadaran hukum masya1
rakat*
Kesem)ilan )idan. ke.iatan terse)ut, terutama
)erkenaan den.an aspek1aspek pelem)a.aannya :instel-
lingen;, pen.aturan :regelendaad;, dan pen.am)ilan ke1
putusan :besslissing; lainnya, menyediakan lahan yan.
san.at luas untuk ke.iatan praktik hukum tata ne.ara*
Ketu@uh ke.iatan itu @u.a menyan.kut tu.as1tu.as
)anyak lem)a.a hukum dan pemerintahan, tempat
hukum tata ne.ara dipraktikkan, yaitu:
a& lem)a.a parlemen seperti MPR, >PR, >P>, >PR>
Pr/!insi, dan >PR> Ka)upatenIK/ta di seluruh
Ind/nesia* >PR> Ka)upatenIK/ta di seluruh Ind/1
nesia ter(atat )er@umlah ''0 >PR>&
)& lem)a.a administrasi pemerintahan eksekuti3 se(ara
!ertikal mulai dari tin.kat pusat sampai ke daerah
pr/!insi, dan ka)upatenIk/ta, dan se(ara h/ri6/ntal
mulai dari departemen pemerintahan, lem)a.a pe1
merintahan n/n1departemen, de=an1de=an, k/misi1
k/misi dan )adan1)adan eksekuti3 yan. )ersi3at inde1
penden, semuanya memerlukan dukun.an expertise
di )idan. hukum tata ne.ara&
c& lem)a.a1lem)a.a pene.ak hukum mulai dari Pe@a)at
Penyidik Pe.a=ai -e.eri Sipil :PP-S;, Kep/lisian,
Ke@aksaan, Ad!/kat, dan )adan1)adan peradilan ser1
ta quasi1peradilan )aik se(ara !ertikal maupun se1
(ara h/ri6/ntal di seluruh Ind/nesia&
'2?
Semua lem)a.a1lem)a.a ne.ara dan )adan1)adan
pemerintahan terse)ut di atas mem)utuhkan dukun.an
'$6
Calam hal ini, 0an8 dimaksud den8an )adan*)adan peradilan secara ver*
tikal adalah peradilan tin8kat pertama, kedua )andin8&, dan kasasi. "edan8*
kan, )adan peradilan secara horiGontal adalah hu)un8an horGiontal antara
pen8adilan ne8eri, pen8adilan a8ama, dan pen8adilan tata usaha ne8ara.
#2'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
keahlian dari para sar@ana hukum tata ne.ara* Misalnya,
di )idan. legislature sa@a, di tin.kat pusat, kita memiliki
# :ti.a; lem)a.a, yaitu >PR :>e=an Per=akilan Rakyat;,
>P> :>e=an Per=akilan >aerah;, dan MPR :Ma@elis
Permusya=aratan Rakyat;* An../ta keti.a lem)a.a ini
)er@umlah le)ih dari 9<0 /ran.*
'#0
Sedan.kan di tin.kat
pr/!insi terdapat ## >e=an Per=akilan Rakyat >aerah
:>PR>;, dan di tin.kat Ka)upatenIK/ta ''0 >PR>* Jika
rata1rata setiap an../ta lem)a.a per=akilan ini, )aik di
tin.kat Ka)upatenIK/ta dan pr/!insi di seluruh Ind/1
nesia )er@umlah #0 /ran. sa@a, ditam)ah den.an @umlah
an../ta >PR dan >P> di tin.kat pusat, maka )erarti
an../ta parlemen kita di seluruh Ind/nesia )er@umlah
le)ih dari %<*000 /ran.* Idealnya, setiap an../ta par1
lemen l/kal maupun nasi/nal didampin.i /leh sekuran.1
kuran.nya )e)erapa /ran. legal advisor se)a.ai sta3 ahli
di )idan. hukum tata ne.ara* Jika dihitun. den.an
ke)utuhan minimal sa@a, misalnya, satu /ran. sta3 ahli,
maka @umlah sar@ana hukum tata ne.ara yan. dapat di1
)utuhkan @u.a sekuran.1kuran.nya %<*000 /ran.*
8ahkan, seperti terlihat di )er)a.ai parlemen ne.a1
ra1ne.ara yan. sudah ma@u, apa yan. )iasa diker@akan
/leh an../ta >PR dan >PR> di Ind/nesia di )idan.
le.islasi, (ukup diker@akan /leh sta3 ahli yan. terdiri atas
para ahli hukum* Misalnya, diskusi dan perumusan kata1
kata redaksi/nal undan.1undan. dan peraturan daerah,
tidak perlu diker@akan /leh an../ta >PR dan >PR>*
Para p/litisi (ukup memikirkan dan memutuskan hal1hal
yan. menyan.kut prinsip ke)i@akannya sa@a* Sedan.kan,
)a.aimana hal itu harus dirumuskan dalam redaksi pe1
',%
:andin8kan komposisi dan 9umlah an88ota dari keti8a Lem)a8a 3e8ara
terse)ut se)elum dan sesudah amandemen //C 16'+. "e)elum amandemen,
#P5 terdiri dari CP5 +%% oran8&, /tusan Caerah 1,+ oran8 0an8 )erasal
masin8*masin8 + oran8 dari $; provinsi&, dan /tusan 2olon8an 7+ oran8&.
"edan8kan, setelah amandemen, #P5 terdiri dari CP5 ++% oran8& dan CPC
1$8 oran8, 0an8 )erasal masin8*masin8 ' oran8 dari ,$ provinsi&.
#2<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
raturan (ukup diserahkan kepada sta3 ahli sa@a* >en.an
demikian, peranan sta3 ahli yan. terdiri atas para ahli
hukum se)a.ai legal dafter men@adi san.at pentin., dan lama
kelamaan ter)entuk men@adi suatu pr/3esi ter1
sendiri yan. meman. perlu dipersiapkan dalam @umlah dan
mutu yan. memadai*
>i pihak lain, den.an keterli)atan para p/litisi an.1
./ta >PR dan >PR> itu dalam urusan1urusan redak1
si/nal, akan menye)a)kan mereka keha)isan =aktu*
Padahal, para p/litisi an../ta >PR dan >PR> tidaklah
dipersiapkan untuk maksud men@adi legal drafter*
Sementara itu, lahan praktik )a.i para ahli hukum, ter1
utama sar@ana hukum tata ne.ara men@adi tidak )er1
kem)an., karena @ustru diam)il /leh para p/litisi yan.
seharusnya memikirkan ke)i@akan1ke)i@akan yan. le)ih
su)stanti3 untuk kepentin.an rakyat yan. di=akilinya*
>en.an perkataan lain, di masa depan, p/tensi lahan
praktik )a.i sar@ana hukum tata ne.ara akan ter)uka se1
makin le)ar )ersamaan den.an kesadaran /ran. akan
peran dan 3un.si tena.a ahli atau sta3 ahli :expertise; di
lin.kun.an lem)a.a per=akilan rakyat*
>emikian pula 3un.si13un.si hukum di lin.kun.an
(a)an. kekuasaan eksekuti3, @u.a mem)utuhkan du1
kun.an keahlian dari para sar@ana hukum tata ne.ara* >i
semua @a@aran instansi pemerintahan, selalu di)utuhkan
adanya direkt/rat hukum, )ir/ hukum, )a.ian hukum,
di!isi hukum, ataupun seksi hukum* >i semua unit ker@a
demikian itu, diperlukan pula )anyak sar@ana hukum tata
ne.ara dan sar@ana hukum administrasi ne.ara dalam
@umlah dan mutu keahlian yan. memadai dan dapat
diandalkan* 8elum la.i aparat di lin.kun.an paradilan
tata usaha ne.ara, para ad!/kat, dan k/nsultan hukum
@u.a mem)utuhkan )anyak sar@ana hukum di )idan. ini*
Para an../ta >PR dan >P> di tin.kat pusat pun
se)enarnya masin.1masin. harus pula dilihat se)a.ai
institusi1institusi yan. tersendiri* Aleh karena itu, setiap
#26
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
an../ta >PR dan >P> itu sudah seharusnya dilen.kapi dan )adan pemerintahan selalu mem)utuhkan direkt/rat
den.an se@umlah sta3 ahli, di mana salah satu di antara1 hukum, )ir/ hukum, )a.ian hukum, di!isi hukum, atau
nya harus dipastikan )erlatar )elakan. sar@ana hukum petu.as1petu.as di )idan. hukum* Meskipun si3atnya
tata ne.ara* An../ta >PR dan an../ta >P> adalah san.at relati3, tetapi dapat dikatakan )ah=a yan. tepat
@a)atan resmi kene.araan* Menurut te/ri +ans Kelsen, untuk memimpin pelaksanaan tu.as1tu.as di )idan.
dalam masin.1masin. @a)atan ne.ara itu terdapat law hukum itu adalah para sar@ana hukum tata ne.ara, )ukan
creating function dan law applying function, sehin..a )idan. hukum yan. lain*
dapat dise)ut se(ara sendiri1sendiri se)a.ai /r.an ne.ara Apala.i @ika di lin.kun.an instansi yan. )ersan.1
atau state organ :staatsorgan;* Aleh se)a) itu, adalah kutan terdapat pula 3un.si PP-S atau Pe@a)at Penyidik
=a@ar @ika setiap /r.an @a)atan itu dipandan. se)a.ai Pe.a=ai -e.eri Sipil yan. sekaran. ini @umlahnya le)ih
suatu institusi yan. tersendiri yan. tentunya harus dari <2 ma(am yan. terse)ar di )er)a.ai sekt/r dan
dilen.kapi se(ara memadai den.an se@umlah sta3, per1 instansi pemerintahan* Misalnya, petu.as1petu.as pa@ak,
len.kapan kant/r, dan peran.kat penun@an. lain yan. )ea (ukai, imi.rasi, mete/r/l/.i, lalu lintas @alan raya,
diperlukan* p/lisi hutan, hak kekayaan intelektual, pen.a=as /)at
>i ne.ara ma@u seperti Amerika Serikat, misalnya, dan makanan, dan lain1lain se)a.ainya di)eri tu.as pula
se/ran. Senat/r )iasa mempunyai sta3 antara 2<1#< di )idan. penyidikan* 5un.si penyidikan /leh petu.as1
/ran. yan. seluruhnya di)ayar dan di)eri h/n/r dari petu.as terse)ut di(iptakan atau di)erikan )erdasarkan
an..aran ne.ara, meskipun sistem ker@anya )erdasarkan peraturan perundan.1undan.an atau )ahkan /leh un1
k/ntrak selama masa @a)atan Senat/r yan. di)antunya dan.1undan. yan. kadan.1kadan. san.at )er/rientasi
itu menduduki @a)atannya* >en.an demikian, tu.as dan kepada su)stansi 3un.si dari sekt/r masin.1masin. sede1
3un.si se/ran. an../ta lem)a.a per=akilan rakyat dapat mikian rupa, sehin..a a.ak men.a)aikan aspek hukum1
e3ekti3 dalam menyalurkan dan memper@uan.kan ke1 nya* Padahal, se)a.ai pe@a)at penyidik PP-S, 3un.sinya
pentin.an rakyat yan. di=akilinya* >alam kaitan itu, sta3 @elas termasuk ranah pro-justisia yan. memerlukan
ahli di )idan. hukum, khususnya hukum tata ne.ara keahlian di )idan. hukum* Meskipun tidak mutlak, se1
merupakan kenis(ayaan* Aleh karena itu, dapat dikata1 harusnya )idan. ini @u.a ditan.ani /leh sar@ana hukum
kan )ah=a di masa1masa mendatan., ke)utuhan ne.ara tata ne.ara, khususnya para sar@ana hukum administrasi
kita akan tena.a ahli hukum tata ne.ara ini, se)a.ai1 ne.ara*
mana @u.a dialami /leh semua ne.ara1ne.ara ma@u, akan >i )idan. tu.as ke@aksaan, keahlian yan. diutama1
terus menin.kat seirin. den.an tin.kat perkem)an.an kan adalah di )idan. hukum pidana* -amun, keahlian di
kese@ahteraan masyarakat dan kematan.an sistem de1 )idan. hukum pidana itu adalah menyan.kut aspek
m/krasi yan. dikem)an.kan dalam praktik* materiel atau su)stansi dari 3un.si ke@aksaan itu, se1
>i )idan. administrasi ne.ara di lin.kun.an dan.kan aspek 3/rmil atau aspek keran.ka dari 3un.si
lem)a.a1lem)a.a ne.ara dan )adan1)adan pemerinta1 ke@aksaan itu tetaplah merupakan )idan. hukum tata
han lainnya, @u.a selalu diperlukan peranan para sar@ana ne.ara* Misalnya, pen.ka@ian men.enai pers/alan inde1
hukum tata ne.ara dalam arti luas, yaitu termasuk sar1 pendensi struktural lem)a.a ke@aksaan dan mekanisme
@ana hukum administrasi ne.ara* Setiap lem)a.a ne.ara hu)un.an antara ke@aksaan den.an lem)a.a ne.ara yan.
#29 #2$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
lain, seperti kep/lisian,
'#%
K/misi Pem)erantasan ,indak
Pidana K/rupsi :KPK;,
'#2
K/misi -asi/nal +AM,
'##
dan
se)a.ainya, sepenuhnya merupakan aspek1aspek yan.
)erkaitan den.an hukum tata ne.ara, )ukan hukum
pidana* Apala.i di lin.kun.an ke@aksaan @u.a terdapat
3un.si13un.si yan. menan.ani pers/alan perdata dan
tata usaha ne.ara yan. dipimpin /leh se/ran. Jaksa
A.un. Muda )idan. Perdata dan ,ata 0saha -e.ara*
Aleh karena itu, di lin.kun.an ke@aksaan, di)utuhkan
)anyak sar@ana hukum tata ne.ara dan hukum admi1
nistrasi ne.ara, di sampin. para sar@ana hukum pidana*
-amun demikian, di antara semua 3un.si dan
lem)a.a1lem)a.a terse)ut di atas, yan. palin. )erpe1
n.aruh terhadap peru)ahan /rientasi ilmu hukum tata
ne.ara adalah pem)entukan lem)a.a peradilan k/n1
stitusi, yaitu Mahkamah K/nstitusi* >en.an telah ter)en1
tuknya Mahkamah K/nstitusi )erdasarkan ketentuan
Pasal 2'C ayat :%; 00> %?'<, sesudah re3/rmasi, maka
tersedialah lahan praktik )era(ara di pen.adilan )a.i
ilmu hukum tata ne.ara*
'#'
8idan. ka@ian yan. semula
hanya )ersi3at te/ritis1p/litis )erkem)an. men@adi
)idan. ka@ian yan. dapat dipraktikkan di pen.adilan de1
',1
Le)ih lan9ut lihat (ndonesia, /ndan8*undan8 tentan8 1epolisian 5epu)lik
(ndonesia, // 3o. $ -ahun $%%$, L3 3o. $, -L3 3o. '178.
',$
Le)ih lan9ut lihat (ndonesia, /ndan8*undan8 tentan8 1omisi Pem)e*
rantasan -indak Pidana 1orupsi, // 3o. ,% -ahun $%%$, L3 3o. 1,;, -L3
3o. '$+%.
',,
Le)ih lan9ut lihat Presiden 5epu)lik (ndonesia, 1eputusan Presiden
5epu)lik (ndonesia tentan8 1omisi 3asional Hak Asasi #anusia, 1eputusan
Presiden 5epu)lik (ndonesia )ertan88al ; Juli 166,.
','
Citin9au dari aspek waktu, (ndonesia tercatat se)a8ai ne8ara ke*;8 0an8
mem)entuk #ahkamah 1onstitusi, sekali8us merupakan ne8ara pertama di
dunia pada a)ad ke*$1 0an8 mem)entuk lem)a8a ini. Pem)entukan #1
merupakan salah satu wu9ud 8a8asan*8a8asan hukum kene8araan 0an8 )aru
dan modern dalam upa0a memperkuat usaha mem)an8un hu)un8an*hu)u*
n8an 0an8 salin8 men8endalikan antar ca)an8*ca)an8 kekuasaan ne8ara
checks and )alances&.
#2?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
n.an /rietansi juristik* >en.an adanya lem)a.a ini, yan. pada
hakikatnya )er3un.si se)a.ai pen.a=al dem/krasi dan
k/nstitusi, maka san.at dirasakan perlunya )anyak ahli
hukum tata ne.ara di seluruh tanah air*
Se)a.ai aki)at adanya mekanisme peradilan k/n1
stitusi den.an )er)a.ai putusan1putusannya yan. )er1
si3at 3inal dan men.ikat untuk umum itu, maka tersedia
pula )ahan1)ahan hukum yan. tim)ul dari pen.alaman
praktik yan. )ersi3at empiris dalam )an.sa kita* Apala.i
/leh Mahkamah K/nstitusi, putusan1putusannya itu di1
edarkan se(ara luas dan dapat pula diakses se(ara mudah
melalui internet, sehin..a se(ara mudah dapat di@adikan
)ahan )a.i para mahasis=a dan para peneliti dalam
melakukan pen.ka@ian hukum tata ne.ara* +al ini dapat
mend/r/n. pen.ka@ian yan. dilakukan di per.uruan
tin..i dan lem)a.a1lem)a.a pendidikan lainnya tidak
la.i terpaku pada teks1teks undan.1undan. dasar dan
peraturan perundan.1undan.an yan. )erlaku di )idan.
hukum tata ne.ara, tetapi @u.a diperkaya /leh kasus1
kasus yan. ter(ermin dalam putusan1putusan Mah1
kamah K/nstitusi*
'#<
>en.an demikian, /rientasi pen.ka@ian dapat )er1
kem)an. men@adi le)ih praktis dan dinamis, termasuk
den.an mempertim)an.kan pen..unaan met/de studi
kasus atau case study seperti yan. dipraktikkan dalam
sistem pendidikan hukum di ne.ara1ne.ara yan. men.a1
nut tradisi case-law atau common law* Para d/sen dan
mahasis=a dapat men@adikan perkara1perkara k/nstitusi
yan. telah diselesaikan melalui putusan :vonnis; yan.
telah )erkekuatan hukum tetap :in kracht van gewijs;
/leh Mahkamah K/nstitusi se)a.ai )ahan ka@ian* >emi1
kian pula, para peneliti dan pakar hukum tata ne.ara
dapat )erperan akti3 men.adakan penin@auan hukum
atau law review melalui @urnal1@urnal hukum yan. ada,
',+
Lihat pada http!JJwww.mahkamahkonstitusi.8o.idJputusanSsidan8.php.
##0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
sehin..a den.an )e.itu, ke.iatan akademis di )idan. hu1
kum tata ne.ara di tanah air kita dapat terus tum)uh dan
)erkem)an. se(ara akti3 di masa1masa yan. akan da1
tan.*
>en.an perkataan lain, den.an adanya Mahkamah
K/nstitusi, hukum tata ne.ara atau constitutional law
dapat terus )erkem)an., )aik di dunia te/ri maupun
praktik den.an didukun. /leh para sar@ana hukum tata
ne.ara yan. (ukup )anyak dan )ermutu* Ke)utuhan
akan )anyaknya sar@ana hukum tata ne.ara itu tentu
tidak sa@a dimaksudkan untuk keperluan praktis )era(a1
ra di Mahkamah K/nstitusi, untuk men@adi (al/n1(al/n
hakim k/nstitusi, atau pun untuk maksud )eker@a di
Mahkamah K/nstitusi* +akim k/nstitusi kita hanya
)er@umlah ? :sem)ilan; /ran., dan @umlah pe.a=ainya
pun tidak terlalu )anyak*
Aleh se)a) itu, ke)utuhan akan )anyaknya tena.a
ahli yan. )ermutu itu adalah untuk kepentin.an yan.
le)ih luas, yaitu se)a.ai mitra )a.i Mahkamah K/nstitusi
dalam men@alankan 3un.sinya se)a.ai pen.a=al de1
m/krasi dan k/nstitusi :the Guardian of democracy and
the constitution; ataupun se)a.ai pen@a.a atau pelindun.
hak k/nstitusi/nal =ar.ane.ara :the Protector of the
constitutional rights;* 0ntuk men.a=al pr/ses dem/k1
ratisasi di tin.kat nasi/nal dan dinamika dem/krasi l/kal
di seluruh Ind/nesia, diperlukan san.at )anyak sar@ana
hukum yan. men..eluti )idan. hukum tata ne.ara dan
hukum administrasi ne.ara untuk )eker@a di )ir/1)ir/
hukum, )a.ian1)a.ian, ataupun di!isi1di!isi hukum, )aik
di sekt/r 3/rmal maupun di sekt/r in3/rmal, )aik di sek1
t/r ne.ara, di sekt/r masyarakat madani :civil society;,
ataupun di sekt/r dunia usaha :market;*
##%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
C. Praktik Peradilan Tata Negara
1. Peradilan Tata Negara
Seperti telah dikemukakan se)elumnya, den.an
ter)entuknya Mahkamah K/nstitusi, )idan. ka@ian hu1
kum tata ne.ara mendapatkan lahan praktik yan. san.at
e3ekti3 dan )erarti* Jika hukum tata ne.ara dilihat se(ara
luas men(akup )idan. hukum administrasi ne.ara, maka
se)enarnya lahan praktik peradilan tata ne.ara itu
men(akup peradilan tata ne.ara di Mahkamah K/nstitu1
si dan peradilan tata usaha ne.ara di Mahkamah A.un.
serta )adan1)adan peradilan tata usaha ne.ara yan. ada
di )a=ahnya* -amun, apa)ila peradilan tata ne.ara itu
kita persempit maknanya den.an tidak men(akup pera1
dilan tata usaha ne.ara yan. dilem)a.akan se(ara ter1
sendiri di dalam lin.kun.an Mahkamah A.un., maka pe1
radilan tata ne.ara dimaksud dapat kita kaitkan den.an
3un.si Mahkamah K/nstitusi dan 3un.si tertentu dari
Mahkamah A.un.*
Aleh se)a) itu, peradilan tata ne.ara itu sendiri
dapat kita )edakan dalam ti.a pen.ertian, yaitu :i; pe1
radilan tata ne.ara dalam arti yan. palin. luas di mana
men(akup peradilan tata ne.ara :constitutional adjudi-
cation; yan. dilakukan /leh Mahkamah K/nstitusi dan
peradilan tata usaha ne.ara :administrative adjudica-
tion; yan. dilakukan /leh Mahkamah A.un. serta )adan1
)adan peradilan tata usaha ne.ara& :ii; peradilan tata ne1
.ara dalam arti yan. le)ih sempit tetapi masih tetap luas
adalah peradilan tata ne.ara :constitutional adjudica-
tion; yan. dilakukan /leh Mahkamah K/nstitusi ditam1
)ah peradilan pen.u@ian peraturan perundan.1undan.an
di)a=ah undan.1undan. yan. dilakukan /leh Mahka1
mah A.un. menurut Pasal 2'A ayat :%; 00> %?'<*
'#6
',7
Pasal $'A a0at 1& //C 16'+ ini )er)un0i, ?#ahkamah A8un8 )er*
wenan8 men8adili pada tin8kat kasasi, men8u9i peraturan perundan8*unda*
##2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
Pen.u@ian peraturan perundan.1undan.an itu @u.a ter1 hukum pidana, akan tetapi hal1hal yan. )erkenaan
masuk lin.kup peradilan tata ne.ara dalam arti luas& :iii; den.an aspek kelem)a.aan dan 3un.si13un.si kekuasaan
peradilan tata ne.ara dalam arti yan. palin. sempit, ya1 yan. terkait di dalamnya adalah pers/alan hukum tata
itu peradilan yan. dilakukan di dan /leh Mahkamah ne.ara* 8ahkan, hukum a(ara pidana dan demikian pula
K/nstitusi menurut ketentuan Pasal 2'C ayat :%; dan hukum a(ara perdata, pada hakikatnya )erkaitan den.an
Pasal 98 khususnya ayat :'; 00> %?'<*
'#9
aspek administrasi dari hukum pidana dan hukum per1
>alam ran.ka peradilan tata ne.ara dalam pen.er1 data itu sendiri* Aleh karena itu, terdapat daerah kela)u
tian yan. kedua, maka pr/ses pen.u@ian peraturan per1 yan. men.hu)un.kan antara disiplin ilmu hukum tata
undan.1undan.an di )a=ah undan.1undan. terhadap ne.ara, khususnya hukum tata usaha ne.ara atau hukum
undan.1undan. dapat dikate./rikan se)a.ai )entuk pe1 administrasi ne.ara, den.an hukum a(ara pidana dan
radilan tata ne.ara @u.a* >emikian pula dalam pen.er1 hukum a(ara perdata*
tian yan. pertama, peradilan tata usaha ne.ara @u.a ter1 >en.an perkataan lain, lahan praktik )a.i ilmu
masuk ke dalam pen.ertian peradilan tata ne.ara* >e1 hukum tata ne.ara itu ter)uka san.at le)ar yan. terkait
n.an demikian, peradilan tata ne.ara itu tidak hanya den.an kedudukan dan 3un.si lem)a.a1lem)a.a peradi1
)erkaitan den.an Mahkamah K/nstitusi* Artinya, pr/ses lan pada umumnya* +anya sa@a, dalam pen.ertiannya
peradilan tata usaha ne.ara, pr/ses pen.u@ian peraturan yan. le)ih khusus dan spesi3ik, lahan praktik yan. khas
perundan.1undan.an, dan pr/ses peradilan di Mahka1 terkait den.an )idan. ka@ian hukum tata ne.ara :con-
mah K/nstitusi sama1sama merupakan lahan praktik stitutional law; dalam arti yan. sempit adalah peradilan
)a.i ka@ian ilmu hukum tata ne.ara* 8ahkan, keseluru1 yan. dilakukan di dan /leh Mahkamah K/nstitusi se)a1
han )an.unan struktural dan 3un.si/nal kelem)a.aan .ai lem)a.a pen.adilan k/nstitusi* >alam 00> %?'< dan
peradilan di dalam lin.kun.an Mahkamah A.un. serta 00 -/* 2' ,ahun 200# tentan. Mahkamah K/nstitusi,
aparatur pene.akan hukum se)a.ai keseluruhan, @u.a ke=enan.an men.adili yan. dikaitkan den.an mah1
termasuk /)@ek ka@ian hukum tata ne.ara se)a.ai ilmu* kamah ini ada < :lima;, yaitu :i; perkara pen.u@ian k/n1
Misalnya, mekanisme hu)un.an antara kep/lisian stitusi/nalitas undan.1undan., :ii; perkara sen.keta ke1
se)a.ai lem)a.a penyidik den.an ke@aksaan se)a.ai =enan.an k/nstitusi/nal lem)a.a ne.ara, :iii; perkara
lem)a.a penuntut atau mekanisme hu)un.an antara perselisihan atas hasil pemilihan umum, :i!; perkara
Mahkamah A.un. dan K/misi Fudisial, @u.a termasuk ke pem)u)aran partai p/litik, dan :!; perkara dak=a1an
dalam lin.kup ka@ian hukum tata ne.ara* Su)stansi pe1 pem)erhentian atau pemak6ulan Presiden danIatau Ga1
nyidikan dan penuntutan meman. merupakan pers/alan kil Presiden*
'#$
n8an di )awah undan8*undan8 terhadap undan8*undan8, dan mempun0ai
wewenan8 lainn0a 0an8 di)erikan oleh undan8*undan8B.
',;
Pasal ;: a0at '& //C 16'+ ini )er)un0i, ?#ahkamah 1onstitusi wa9i)
memeriksa, men8adili, dan memutus den8an seadil*adiln0a terhadap penda*
pat Cewan Perwakilan 5ak0at terse)ut palin8 lama sem)ilan puluh hari
',8
#en8enai kewenan8an dari #ahkamah 1onstitusi lihat dalam Pasal $'C
setelah permintaan Cewan Perwakilan 5ak0at itu diterima oleh #ahkamah //C 16'+ dan Pasal 1% // 3o. $' -ahun $%%, tentan8 #ahkamah 1on*
1onstitusiB. stitusi.
### ##'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
2. Pengujian Konstitutionalitas Undang-Undang
Pihak yan. )erhak men.a@ukan perm/h/nan pe1
n.u@ian undan.1undan. adalah :i; per/ran.an atau ke1
l/mp/k =ar.a ne.ara, :ii; kesatuan masyarakat hukum
adat yan. masih hidup, sesuai den.an perkem)an.an
dan prinsip ne.ara kesatuan Repu)lik Ind/nesia, yan.
diatur dalam undan.1undan., :iii; )adan hukum pri!aat
atau )adan hukum pu)lik, atau :i!; lem)a.a ne.ara*
'#?
Syarat1syarat yan. harus dipenuhi menurut 00 -/* 2'
,ahun 200# tentan. Mahkamah K/nstitusi adalah )ah1
=a keempat su)@ek hukum terse)ut dapat mem)uktikan
dirinya mempunyai hak atau ke=enan.an k/nstitusi/nal
yan. diru.ikan /leh )erlakunya suatu undan.1undan.
atau ketentuan undan.1undan. yan. )ersan.kutan, se1
hin..a ia mem/h/n a.ar undan.1undan. atau )a.ian
dari ketentuan undan.1undan. dimaksud dinyatakan
tidak men.ikat untuk umum*
''0
0ndan.1undan. merupakan pr/duk dem/krasi
atau pr/duk kehendak /ran. )anyak* Jika undan.1un1
dan. telah di)ahas dan disetu@ui )ersama /leh >PR dan
Presiden, lalu kemudian disahkan /leh Presiden se)a1
',6
-erhadap le8al standin8 Pemohon )erserta s0arat permohonann0a, lihat
dalam Pasal +1 // 3o. $' -ahun $%%, tentan8 #ahkamah 1onstitusi dan
Pasal , sJd Pasal + Peraturan #ahkamah 1onstitusi 3omor %7JP#1J$%%+
tentan8 Pedoman :eracara dalam Perkara Pen8u9ian /ndan8*undan8.
''%
:erdasarkan 9urisprudensi #ahkamah 1onstitusi, keru8ian konstitusional
0an8 tim)ul karena )erlakun0a suatu undan8*undan8 harus memenuhi +
lima& s0arat, 0aitu 1& adan0a hak konstitusional Pemohon 0an8 di)erikan
oleh //C 16'+, ii& )ahwa hak konstitusional terse)ut dian88ap oleh
Pemohon telah diru8ikan oleh suatu undan8*undan8 0an8 diu9i, iii& )ahwa
keru8ian konstitusional Pemohon 0an8 dimaksud )ersi.at spesi.ik khusus&
dan aktual atau setidak*tidakn0a )ersi.at potensial 0an8 menurut penalaran
0an8 wa9ar dapat dipastikan akan ter9adi, iv& adan0a hu)un8an se)a) aki)at
causal ver)and& antara keru8ian dan )erlakun0a undan8*undan8 0an8 dimo*
honkan untuk diu9i, dan v& adan0a kemun8kinan )ahwa den8an dika)ulkan*
n0a permohonan maka keru8ian konstitusional 0an8 didalilkan tidak akan
atau tidak la8i ter9adi.
##<
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
.aimana mestinya, maka )erarti undan.1undan. yan.
)ersan.kutan telah men(erminkan kehendak p/litik
may/ritas rakyat yan. di=akili /leh >PR dan aspirasi
rakyat pemilih Presiden yan. mendapatkan dukun.an
may/ritas suara rakyat melalui pemilihan umum* -amun
demikian, suara may/ritas rakyat yan. ter(ermin dalam
undan.1undan. tidaklah identik den.an suara seluruh
rakyat yan. ter(ermin dalam undan.1undan. dasar* Sua1
ra may/ritas rakyat tidak selalu identik den.an suara
keadilan dan ke)enaran k/nstitusi*
Aleh se)a) itu, @ika undan.1undan. )ertentan.an
den.an undan.1undan. dasar, maka undan.1undan. itu
)aik se)a.ian materinya atau seluruhnya dapat dinyata1
kan tidak men.ikat untuk umum, meskipun yan. me1
nyatakannya hanya terdiri atas < dari ? /ran. hakim pa1
da Mahkamah K/nstitusi* >en.an (ara demikian, mela1
lui pr/ses peradilan tata ne.ara yan. fair, independen,
imparsial, dan ter)uka, Mahkamah K/nstitusi dapat
men@alankan 3un.sinya se)a.ai pen.im)an. atau pe1
nyeim)an. :countervailing power; dan sekali.us me1
n.a=al dinamika pr/ses dem/krasi )erdasarkan k/nsti1
tusi :the guardian of the constitutional democracy;*
Melalui peradilan k/nstitusi ini dite.askan pula )ah=a
undan.1undan. dasar se)a.ai de hoogste wet, the sup-
reme law, dapat )enar1)enar dite.akkan dalam praktik
penyelen..araan ne.ara*
''%
3. Sengketa Kewenangan Konstitusional
Lembaga Negara
Ke=enan.an k/nstitusi/nal lem)a.a ne.ara adalah
ke=enan.an1ke=enan.an yan. ditentukan /leh atau da1
''1
/ntuk le)ih memahami tentan8 Pen8u9ian 1onstitusionalitas /ndan8*
undan8 ini, lihat dan pela9ari )uku sa0a 0an8 )er9udul 1onstitusi dan
1onstitusionalisme (ndonesia $%%+& dan Hukum Acara Pen8u9ian /ndan8*
undan8 $%%+&.
##6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
lam undan.1undan. dasar )erkenaan den.an su)@ek1
su)@ek kelem)a.a1an ne.ara yan. diatur dalam 00>
%?'<* Apa)ila dipandan. dari sudut ke=enan.an atau1
pun 3un.si13un.si kekuasaan yan. diatur dalam 00>
%?'<, akan nampak @elas )ah=a /r.an1/r.an yan. me1
nyandan. 3un.si dan ke=enan.an k/nstitusi/nal di1
maksud san.at )eraneka ra.am* State institutions atau
staatsorgan dapat di)edakan dari /r.anisasi civil society
atau )adan1)adan usaha dan )adan hukum lainnya yan.
)ersi3at perdata* Ar.an yan. )er.erak di lapan.an civil
society )iasa dise)ut /r.anisasi n/n1pemerintah :Ar1
n/p;, lem)a.a s=adaya masyarakat :ESM;, atau /r.ani1
sasi kemasyarakatan :Armas;* Sedan.kan, )adan1)adan
usaha s=asta dan k/perasi merupakan /r.anisasi yan.
)er.erak di lapan.an dunia usaha atau market*
Aleh karena itu, institusi, /r.an, atau /r.anisasi
lain yan. )erada di luar kate./ri /r.anisasi civil society
dan /r.anisasi yan. )er.erak di lin.kun.an dunia usaha
terse)ut, dapat kita se)ut se)a.ai /r.an ne.ara dalam
arti yan. luas* Artinya, pen.ertian lem)a.a ne.ara itu
tidak seperti yan. dipahami se(ara keliru /leh )anyak
sar@ana hukum selama ini, san.at luas (akupan makna1
nya* Eem)a.a ne.ara itu tidak hanya terkait den.an
3un.si13un.si le.islati3, eksekuti3, dan @udikati3 seperti
yan. pada umumnya dipahami selama ini* Institusi apa
sa@a yan. di)entuk /leh ne.ara, di)iayai /leh ne.ara,
dikel/la /leh ne.ara, atau di)entuk karena ke)utuhan
ne.ara se)a.ai pema.an. /t/ritas pu)lik dapat dikaitkan
den.an pen.ertian /r.an ne.ara atau lem)a.a ne.ara
dalam arti luas*
+al yan. mem)edakan /r.an atau lem)a.a1lem1
)a.a ne.ara dalam pen.ertian yan. luas terse)ut satu
sama lainnya, hanyalah kate./ri 3un.sinya apa)ila di1
kaitkan den.an 3un.si13un.si kekuasaan ne.ara atau
kate./ri sum)er le.alitas ke=enan.an yan. dimilikinya
apakah )ersum)er dari undan.1undan. dasar, dari un1
##9
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
dan.1undan., atau dari ketentuan peraturan yan. le)ih
rendah kedudukannya daripada undan.1undan.* Jika
ke=enan.annya )ersum)er dari undan.1undan. dasar,
)erarti lem)a.a ne.ara terse)ut mempunyai ke=enan.an
k/nstitusi/nal yan. ditentukan dalam atau /leh undan.1
undan. dasar*
''2
Eem)a.a ne.ara dalam kate./ri yan.
terakhir inilah yan. terkait den.an ke=enan.an Mah1
kamah K/nstitusi untuk men.adilinya apa)ila dalam
pelaksanaan ke=enan.an k/nstitusi/nal lem)a.a ne.ara
yan. )ersan.kutan tim)ul persen.ketaan den.an lem)a1
.a ne.ara yan. lain* Inilah yan. dimaksud den.an sen.1
keta ke=enan.an k/nstitusi/nal lem)a.a ne.ara yan.
termasuk lin.kup ke=enan.an Mahkamah K/nstitusi un1
tuk men.adilinya*
4. Pembubaran Partai Politik
Partai p/litik :parp/l; dan pemilihan umum :pe1
milu; merupakan pilar atau tian. utama dem/krasi*
Rumah dan )an.unan dem/krasi akan runtuh apa)ila
partai p/litik dan pemilu tidak sehat dan kuat* Partai
p/litik :parp/l; @u.a merupakan (ermin kemerdekaan
)erserikat :freedom of association; dan )erkumpul :free-
dom of assembly; se)a.ai per=u@udan adanya kemer1
dekaan )erpikir dan )erpendapat :freedom of thought; serta
ke)e)asan )erekspresi :freedom of expression;*
Aleh karena itu, kemerdekaan )erserikat dalam )entuk
partai p/litik san.at dilindun.i /leh setiap undan.1
undan. dasar ne.ara dem/krasi k/nstitusi/nal :consti-
''$
/ntuk memahami le)ih lan9ut men8enai konsepsi terhadap ?Lem)a8a
3e8araB, pela9ari 9u8a )uku sa0a 0an8 )er9udul "en8keta 1ewenan8an An*
tarlem)a8a 3e8ara $%%+& dan Perkem)an8an dan 1onsolidasi Lem)a8a
3e8ara Pasca 5e.ormasi $%%7&.
##$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
tutional democracy; atau ne.ara hukum yan. dem/k1
ratis :democratische rechtsstaat;*
''#
Aleh karena itu, maka partai p/litik tidak )/leh
di)u)arkan se(ara semena1mena /leh pen.uasa* Se/ran.
pen.uasa yan. menduduki @a)atan karena peranan par1
tai p/litik tidak )/leh di)eri peluan. untuk mem)u)ar1
kan partai p/litik lain yan. merupakan la=an p/litiknya*
Se)a), @ika hal demikian ter@adi, maka kemerdekaan )er1
serikat dapat ter.an..u /leh =atak kekuasaan para
pen.uasa yan. (enderun. tidak men.hendaki adanya
persain.an p/litik yan. sehat* Jika ditemukan kenyataan
adanya partai p/litik yan. se(ara /)@ekti3 meman. men.1
haruskan tindakan pem)u)aran dari luar partai p/litik
itu sendiri, maka pem)u)aran sema(am itu hanya dapat
dilakukan melalui suatu pr/ses peradilan k/nstitusi/nal
yan. )ersi3at /)@ekti3, independen, imparsial, dan ter1
)uka*
Aleh karena si3at peradilan atas perkara sema(am
ini terkait erat den.an pers/alan k/nstitusi/nalitas, ma1
ka 00> %?'< menentukannya se)a.ai ke=enan.an Mah1
kamah K/nstitusi, )ukan ke=enan.an Mahkamah
A.un.* >en.an demikian, Mahkamah K/nstitusi )enar1
)enar di3un.sikan untuk maksud men.a=al a.ar 00>
%?'< )enar1)enar dilaksanakan dan dite.akkan se)a.ai1
mana mestinya* Artinya, 00> %?'< itu tidak di)iarkan
hanya )erada di atas kertas, melainkan sun..uh1sun..uh
diterapkan dalam kenyataan praktik*
5. Perselisihan Hasil Pemilu
+asil pemilihan umum merupakan hasil dari suatu
k/mpetisi p/litik antar peserta pemilihan umum* Kua1
litas dem/krasi san.at ter.antun. kepada kualitas hasil
'',
Lihat Jiml0 AsshiddiLie, 1emerdekaan :erserikat, Pem)u)aran Partai
Politik, dan #ahkamah 1onstitusi, cetakan ke*$, "ekretariat Jenderal dan
1epaniteraan #ahkamah 1onstitusi 5(, Jakarta, $%%7.
##?
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
pemilihan umum, dan kualitas hasilnya ter.antun. pula
pada kualitas pr/ses penyelen..araan pemilihan umum
itu sendiri* Aleh se)a) itu, Pasal 227 ayat :%; 00> %?'<
menentukan, Pemilihan umum dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap
lima tahun sekali* Jika se)elum asas pemilihan umum
hanya ditentukan harus lan.sun., umum, )e)as, dan ra1
hasia :lu)er;, maka sekaran. ditam)ah den.an dua asas
la.i, yaitu @u@ur dan adil*
Jika dalam penyelen..araan pen.hitun.an suara
hasil pemilihan umum itu tim)ul perselisihan pendapat
di antara peserta pemilu den.an penyelen..ara pemilu,
maka perselisihan sema(am itu apa)ila tidak dapat la.i
diatasi melalui upaya1upaya yan. )ersi3at administrati3,
akan diselesaikan melalui perkara di Mahkamah K/nsti1
tusi*
'''
Mahkamah K/nstitusi harus menyediakan @alan
k/nstitusi atau mekanisme hukum untuk menyelesaikan
perselisihan men.enai hasil pemilu itu, sehin..a per1
selisihan itu tidak )erkem)an. men@adi k/n3lik p/litik
atau apala.i )eru)ah men@adi k/n3lik s/sial*
''<
Pada p/k/knya, perkara perselisihan hasil pemilu
itu merupakan perkara perselisihan antar dua pihak, ya1
itu pihak peserta pemilu !ersus pihak penyelen..ara pe1
milu, yaitu K/misi Pemilihan 0mum* Peserta pemilu
untuk pemilu (al/n an../ta >PR :>e=an Per=akilan
Rakyat; dan >PR> :>e=an Per=akilan Rakyat >aerah;
adalah partai p/litik yan. )ersan.kutan, sedan.kan pe1
serta pemilu untuk pemilu (al/n an../ta >P> :>e=an
'''
Lihat "oedarsono, #ahkamah 1onstitusi "e)a8ai Pen8awal Cemokrasi!
Pen0elesaian "en8keta Hasil Pemilu $%%' oleh #ahkamah 1onstitusi,
"ekretariat Jenderal dan 1epaniteraan #ahkamah 1onstitusi 5(, Jakarta,
$%%+.
''+
#en8enai tata cara dan proses persidan8an dalam perkara perselisihan
hasil pemilu di #ahkamah 1onstitusi, lihat dalam Pedoman #ahkamah
1onstitusi 3omor %'JP#1J$%%' tentan8 Pedoman :eracara dalam Perseli*
sihan Hasil Pemilihan /mum.
#'0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Per=akilan >aerah; adalah per/ran.an yan. telah me1
menuhi kuali3ikasi persyaratan* Sementara itu, peserta
pemilu untuk pemilu Presiden adalah pasan.an (al/n
Presiden dan (al/n Gakil Presiden yan. )ersan.kutan*
K/misi Pemilihan 0mum se)a.ai institusi penyelen..ara
pemilihan umum dipandan. se)a.ai satu kesatuan insti1
tusi penyelen..ara pemilu* Artinya, KP0> di daerah
dian..ap hanya se)a.ai )a.ian dari KP0 tin.kat pusat*
>emikian pula partai p/litik se)a.ai peserta pemilu
dipandan. se)a.ai satu kesatuan institusi )adan hukum*
Aleh karena itu, Pen.urus Gilayah Partai P/litik yan.
)ersan.kutan tidak dapat tampil tersendiri di luar
kesatuan unit kelem)a.aannya den.an kepen.urusan di
tin.kat pusat*
6. Pemakzulan Presiden dan/atau
Wakil Presiden
Ke=enan.an lain yan. dimiliki /leh Mahkamah
K/nstitusi adalah peradilan atas tuntutan pem)erhentian
atau pemak6ulan Presiden danI atau Gakil Presiden*
Menurut ketentuan Pasal 9A 00> %?'< yaitu:
CPresiden danIatau Gakil Presiden dapat di)erhentikan
dalam masa @a)atannya /leh Ma@elis Permusya=aratan
Rakyat atas usul >e=an Per=akilan Rakyat, )aik apa)ila
ter)ukti telah melakukan pelan..aran hukum )erupa
pen.khianatan terhadap ne.ara, k/rupsi, penyuapan,
tindak pidana )erat lainnya, atau per)uatan ter(ela
maupun apa)ila ter)ukti tidak la.i memenuhi syarat
se)a.ai Presiden danIatau Gakil PresidenD*
>alam hal demikian, maka menurut Pasal 98 ayat
:%; 00> %?'<, usul pem)erhentian Presiden danIatau
Gakil Presiden dapat dia@ukan /leh >PR kepada MPR
hanya den.an terle)ih dahulu men.a@ukan permintaan
kepada Mahkamah K/nstitusi untuk memeriksa, men.a1
dili, dan memutus pendapat >PR )ah=a Presiden danI
#'%
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
atau Gakil Presiden telah melakukan pelan..aran hu1
kum )erupa pen.khianatan terhadap ne.ara, k/rupsi,
penyuapan, tindak pidana )erat lainnya, atau per)uatan
ter(ela& danIatau pendapat )ah=a Presiden danIatau
Gakil Presiden tidak la.i memenuhi syarat se)a.ai Pre1
siden danIatau Gakil Presiden* Pendapat >PR terse)ut,
menurut ayat :2; pasal ini, adalah dalam ran.ka pelaksa1
naan 3un.si pen.a=asan >e=an Per=akilan Rakyat*
Menurut Pasal 98 ayat :#;, pen.a@uan permintaan >PR
kepada MK hanya dapat dilakukan den.an duku1
n.an sekuran.1kuran.nya 2I# dari @umlah an../ta >PR
yan. hadir dalam sidan. paripurna yan. dihadiri /leh
sekuran.1kuran.nya 2I# dari @umlah an../ta >PR* Se1
lan@utnya, Pasal 98 ayat :'; menentukan:
CMahkamah K/nstitusi =a@i) memeriksa, men.adili, dan
memutus den.an seadil1adilnya terhadap pendapat
>e=an Per=akilan Rakyat terse)ut palin. lama sem1
)ilan puluh hari setelah permintaan >e=an Per=akilan
Rakyat itu diterima /leh Mahkamah K/nstitusiD*
Kemudian, menurut ayat :<;1nya, apa)ila MK
memutus )ah=a Presiden danIatau Gakil Presiden ter1
)ukti )ersalah danIatau ter)ukti )ah=a Presiden danI
atau Gakil Presiden tidak la.i memenuhi syarat se)a.ai
Presiden danIatau Gakil Presiden, >PR menyelen.1
.arakan sidan. paripurna untuk meneruskan usul pem1
)erhentian Presiden danIatau Gakil Presiden kepada
MPR*
7. Kebutuhan akan Sarjana Hukum Tata Negara
>alam keseluruhan aspek peradilan di kelima )i1
dan. perkara terse)ut di atas, (ukup )anyak pihak yan.
terli)at dan harus dili)atkan* Meman. @umlah hakim
k/nstitusi hanyalah sem)ilan /ran.* Akan tetapi, di
sampin. para hakim, @u.a di)utuhkan pula )anyak te1
#'2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
na.a ahli yan. )ersi3at pendukun.* Ea.i pula, karena
peri/desasi masa ker@a hakim k/nstitusi )ersi3at ter1
)atas, yaitu lima tahunan, maka ter)uka peluan. untuk
ter@adinya per.antian hakim pada setiap lima tahun
sekali*
''6
Artinya, perlu dipersiapkan (al/n1(al/n hakim
k/nstitusi yan. mumpuni dari =aktu ke =aktu sesuai
den.an perkem)an.an ne.ara dan masalah1masalah ke1
tatane.araan yan. tim)ul dalam praktik*
>alam penyelesaian perkara k/nstitusi di Mah1
kamah K/nstitusi, )anyak pihak yan. terli)at* Misalnya,
yan. dapat terli)at atau dili)atkan adalah :i; ad!/kat, :ii;
para ahli hukum tata ne.ara, :iii; para ahli dari semua
)idan. keilmuan, )aik ilmu hukum maupun ilmu yan.
)erkenaan den.an su)stansi ke)i@akan yan. diatur /leh
suatu undan.1undan. yan. )ersan.kutan, :i!; para saksi
3akta, :!; para p/litisi =akil rakyat atau (al/n =akil rak1
yat, :!i; para pe@a)at pemerintah pusat dan pe@a)at
pemerintah daerah, :!ii; para an../ta >PR, :!iii; para
an../ta >P>, :i; para pe@a)at tin..i ne.ara atau an.1
./ta lem)a.a tin..i ne.ara, :; )ir/1)ir/ dan di!isi1di!isi
hukum )adan1)adan hukum pu)lik dan pri!at, :i; ka1
lan.an per.uruan tin..i, khususnya 3akultas13akultas hu1
kum dan pusat1pusat ka@ian k/nstitusi di seluruh Ind/1
nesia, :ii; kalan.an t/k/h1t/k/h akti!ist lem)a.a s=a1
daya masyarakat di )idan. hukum dan hak asasi manu1
sia, :iii; dan lain se)a.ainya* Se)a.ai (/nt/h, para ad!/1
kat yan. )eker@a di )idan. liti.asi serin.kali men.hadapi
pers/alan dalam )era(ara di Mahkamah K/nstitusi, kare1
na si3at a(aranya yan. sama sekali )er)eda den.an pe1
n.adilan )iasa*
Kepentin.an yan. dipertaruhkan dalam persi1
dan.an di Mahkamah K/nstitusi )ukanlah kepentin.an
''7
"esuai den8an Pasal $$ // 3o. $' tahun $%%, tentan8 #ahkamah
1onstitusi, masa 9a)atan hakim konstitusi selama + lima& tahun dan dapat
dipilih kem)ali han0a untuk 1 satu& kali masa 9a)atan )erikutn0a.
#'#
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
pri)adi /ran. per/ran. seperti dalam peradilan )iasa,
melainkan kepentin.an umum :public interest; dan ke1
pentin.an ketatane.araan )erdasarkan 0ndan.10ndan.
>asar -e.ara Repu)lik Ind/nesia ,ahun %?'<*
''9
Aleh
karena itu, diperlukan pen.ertian men.enai constitutio-
nal lawyers yan. tersendiri, di sampin. para ad!/kat
pada umumnya* 0ntuk itu diperlukan pr/.ram1pr/.ram
pendidikan dan serti3ikasi ad!/kat k/nstitusi yan. ter1
sendiri pula*
>i sampin. itu, para saksi, para ahli, para pe@a)at
pemerintah, an../ta >PR, an../ta >P>, dan lem)a.a1
lem)a.a ne.ara lainnya, )anyak yan. terli)at dalam pr/1
ses pemeriksaan sesuatu perkara k/nstitusi di Mahka1
mah K/nstitusi* Masih )anyak /ran. yan. )elum me1
n.erti den.an tepat men.enai seluk1)eluk )erperakara di
Mahkamah K/nstitusi* Aleh se)a) itu, diperlukan )a1
nyak tena.a ahli di seluruh Ind/nesia men.enai seluk
)eluk Mahkamah K/nstitusi dan teknik1teknik )era(ara di
Mahkamah K/nstitusi*
''$
Selain itu, dapat dikatakan )ah=a pada dasarnya
Mahkamah K/nstitusi itu dapat dise)ut se)a.ai lem)a.a
pen.a=al k/nstitusi, pena3sir k/nstitusi, pelindun. hak
asasi manusia, dan )ahkan se)a.ai lem)a.a pen.a=al
serta pen.im)an. dem/krasi* 0ntuk men@alankan 3un.si
3/rmalnya itu se(ara kelem)a.aan diperlukan pula duku1
n.an @arin.an ekspertise /leh t/k/h1t/k/h ilmu=an dan
akti!ist di lapan.an* >em/krasi dan pr/ses dem/krati1
sasi tidaklah sekali.us @adi* Pr/ses pertum)uhan dan
kema@uannya perlu di)ina se(ara tahap demi tahap, )aik
'';
Perkara*perkara di #ahkamah 1onstitusi, khususn0a dalam perkara
pen8u9ian undan8*undan8, tidaklah )ersi.at contentious 0an8 )erkenaan
den8an pihak*pihak 0an8 salin8 )erta)rakan kepentin8an satu sama lain,
akan tetapi men0an8kut kepentin8an kolekti. semua oran8 dalam kehidupan
)ersama se)a8ai )an8sa.
''8
Lihat #aruarar "iahaan, Hukum Acara #ahkamah 1onstitusi, Jakarta!
1onstitusi Press, $%%+&.
#''
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
di tin.kat nasi/nal maupun di tin.kat l/kal* Aleh karena )er.erak tanpa dukun.an hukum, dan hukum yan. di1
itu, Mahkamah K/nstitusi @u.a mem)an.un @arin.an perlukan untuk itu adalah hukum tata ne.ara* >em/krasi
ker@asama den.an per.uruan tin..i ne.eri dan s=asta di hanya dapat tum)uh apa)ila didukun. /leh para dem/k1
seluruh tanah air se)a.ai @arin.an amicus curiae atau rat, dan sese/ran. tidak mun.kin men@adi dem/krat @ika
friends of the court dalam arti luas* tidak memahami den.an tepat )eraneka sistem aturan
Mahkamah K/nstitusi men./ntr/l dan men.im1 )erne.ara )erdasarkan hukum dan k/nstitusi yan. men1
)an.i peranan dem/krasi dan mend/r/n. pr/ses dem/k1 @adi )idan. keahlian para sar@ana hukum tata ne.ara*
ratisasi di tin.kat nasi/nal dan l/kal di seluruh Ind/nesia Aleh se)a) itu, )anyak sekali sar@ana hukum tata
melalui peranan constitutional expertises yan. diharap1 ne.ara yan. di)utuhkan /leh suatu )an.sa dan ne.ara
kan tum)uh dan )erkem)an. dari kalan.an per.uruan yan. sedan. )er.erak ke arah dem/krasi* -e.ara kita
tin..i di seluruh tanah air* Misalnya, setiap an../ta par1 telah memilih @alan dem/krasi dan k/nstitusi untuk terus
lemen pusat dan l/kal di seluruh Ind/nesia pada saatnya )erkem)an. di masa depan* Aleh karena itu, tidak ada
haruslah dapat didampin.i /leh legal advisor dari @alan lain )a.i para sar@ana hukum Ind/nesia untuk se1
kalan.an sar@ana hukum tata ne.ara* Seperti sudah di1 (ara intensi3 mempersiapkan diri den.an )eraneka keah1
un.kapkan pada )a.ian se)elumnya , @umlah an../ta lian di )idan. hukum tata ne.ara* Itulah se)a)nya, ma1
>PR> kita di seluruh tanah air ter(atat le)ih dari hasis=a Ind/nesia yan. ter(erahkan pikirannya akan
%<*0001an /ran.* Jumlah ka)upatenIk/ta di seluruh In1 )erusaha mempela@ari dan mendalami )idan. ka@ian
d/nesia ada ''0* +anya 2 :dua; daerah di antaranya hukum tata ne.ara di sampin. )idan.1)idan. hukum
yan. )elum ter)entuk >PR> yan. tersendiri* Artinya, yan. lain atau )idan.1)idan. ka@ian ilmu pen.etahuan
@umlah >PR> di seluruh Ind/nesia de=asa ini ter(atat lain pada umumnya*
'#$ )uah yan. terdiri atas #<2 >PR> Ka)upaten dan $6 Pendek kata, di semua instansi dan institusi, diper1
>PR> K/ta* Sedan.kan >PR> Pr/!insi )er@umlah ## lukan sar@ana hukum tata ne.ara yan. mahir dan dapat
)uah, sehin..a seluruh >PR> ter(atat '6% )uah den.an diandalkan keahliannya dalam upaya penataan kelem1
@umlah an../ta )erkisar antara 2< /ran. sampai den.an )a.aan ne.ara* Ee)ih1le)ih di masa pan(ar/)a sekaran.
'< /ran.* Semuanya mem)utuhkan legal advisor di ini, di mana ne.ara kita sedan. memerlukan penataan di
)idan. hukum tata ne.ara* se.ala )idan., terutama di )idan. kelem)a.aan )erne1
>emikian pula di lin.kun.an )ir/krasi pemerin1 .ara* Sekaran. dan di masa datan., san.at )anyak sar1
tahan di semua instansi, )aik pusat maupun daerah, @ana hukum tata ne.ara yan. diperlukan /leh ne.ara
terutama yan. )eker@a di )idan., )a.ian, )ir/, atau di!isi kita* >emikian pula @ika dikaitkan den.an ke)utuhan
hukum, @u.a mem)utuhkan )anyak tena.a ahli )idan. untuk memperkuat sekt/r civil society atau masyarakat
hukum tata ne.ara* Para akti!ist lem)a.a s=adaya ma1 madani, ke)utuhan akan keahlian di )idan. ini san.at
syarakat, para pe@a)at ne.ara di lem)a.a1lem)a.a inde1 luas, )anyak, dan )era.am* Para peker@a hak asasi manu1
penden dan lem)a.a1lem)a.a ne.ara di luar peme1 sia, para akti!is pem)aruan hukum, para pe@uan. de1
rintahan semuanya memerlukan dukun.an legal exper- m/krasi, semuanya memerlukan keahlian di )idan.
tise di )idan. hukum tata ne.ara* 8ahkan dapat di1 hukum tata ne.ara* >em/krasi tidak dapat tum)uh tan1
katakan )ah=a pada p/k/knya, dem/krasi tidak dapat pa disertai dan dika=al /leh keahlian di )idan. hukum,
#'< #'6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
dan )idan. hukum yan. dimaksud adalah hukum tata
ne.ara*
Aleh karena itu, melalui )uku ini, saya in.in me1
n.a@ak kalan.an .enerasi muda, khususnya para maha1
sis=a hukum untuk tidak ra.u1ra.u memilih )idan.
hukum tata ne.ara* Ind/nesia di masa kini dan apala.i di
masa depan san.at mem)utuhkan peranan sar@ana hu1
kum tata ne.ara untuk menata kehidupan kene.araan
kita men@adi le)ih )aik dari =aktu ke =aktu* ,entu sa@a,
untuk @an.ka pendek sekaran., karena ke)utuhannya
san.at luas, )anyak, dan san.at mendesak, sementara
@umlah sar@ana hukum tata ne.ara yan. ada ter)ilan.
san.at sedikit @umlah, persain.an yan. ada )elumlah
ketat )enar* -amun, di masa depan, )idan. hukum tata
ne.ara ini (enderun. )erkem)an. semakin p/puler dan
)anyak diminati* Aleh se)a) itu, yan. diperlukan /leh
ne.ara kita di masa depan, di sampin. @umlahnya yan.
)anyak @u.a mutunya yan. harus tin..i* 0ntuk itu, hen1
daklah para mahasis=a )erl/m)a1l/m)a men@adi sar@ana
hukum tata ne.ara yan. keahliannya dapat diandalkan
dalam arena persain.an yan. makin ketat di masa depan*
#'9 #'$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
DAFTAR PUSTAKA RRRRRRRRRRRR* Perkembangan dan Konsolidasi Lem-
baga Negara Pasca Reformasi. Jakarta: Sekreta1
riat Jenderal dan Kepaniteraan MKRI, 2006*
RRRRRRRRRRRR* Sengketa Kewenangan Antarlembaga
Buku-Buku: Negara. Jakarta: K/nstitusi Press, 200<*
RRRRRRRRRRRR* Teori & Aliran Penafsiran Hukum
Ahmad, Nainal A)idin* Piagam Nabi Muhammad SAW: Tata Negara* (et* I* Jakarta: Ind +ill C/*, %??9*
Konstitusi Negara Tertulis yang Pertama di Du- Attamimi, +amid S* Peranan Keputusan Presiden dalam
nia* Jakarta: 8ulan 8intan., %?9#* Penyelenggaraan Pemerintahan Negara: Suatu
Alder, J/hn and Peter 7n.lish* Constitutional and Admi- Studi Ananlisis mengenai Keputusan Presiden
nistrative Law* E/nd/n: Ma(millan, %?$?* yang berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu
Alen, A* Handboek van het Belgisch Staatsrecht. Pelita IV, disertasi, 5akultas +ukum 0ni!ersitas
Ant=erpen: Klu=er Re(hts=ettens(happen, %??<* Ind/nesia, %??0*
Allen, Mi(hael and 8rian ,h/mps/n* Cases and Mate- Atmad@a, Ari3in S/eria* Mekanisme Pertanggungjawa-
rials on Constitutional and Admnistrative Law. 9
th
ban Keuangan Negara: Suatu Tinjauan Yuridis.
editi/n* E/nd/n1-e= F/rk: A3/rd 0ni!ersity Jakarta: Hramedia, %?$6*
Press, 200#* A6hary, ,ahir* Negara Hukum: Suatu Studi tentang
Appad/rai, A* The Substance of Politics, A3/rd 0ni!er1 Prinsip-prinsipnya Dilihat dari Segi Hukum Islam,
sity Press* A3/rd India Paper)a(ks, 200<* Implementasinya pada Periode Negara Madinah
Asshiddiqie, Jimly* Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam dan Masa Kini. (et* Kedua* Jakarta: Ken(ana,
Konstitusi dan Pelaksanaannya di Indonesia. Ja1 200'*
karta: I(htiar 8aru1!an +/e!e, %??'* 8ahar, Sae3r/edin dkk* :7d*;* Risalah Sidang BPUPKI-
RRRRRRRRRRRRR* Hukum Acara Pengujian Undang- PPKI. Jakarta: Sekretariat -e.ara Repu)lik Ind/1
undang* Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepani1 nesia, %??2*
teraan Mahkamah K/nstitusi RI, 200<* 8arents* De Wetenshap der Politiek, een terrein!erken1
RRRRRRRRRRRRR* Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar nin., derde durk, :Hra!enha.e: A*A*M* St/ls4s,
Demokrasi. (et* Kedua* Jakarta: K/nstitusi Press, %?<2;*
200<* 8asu, >ur.a >as* Introduction to the Constitution of
RRRRRRRRRRRR* Kemerdekaan Berserikat, Pembubar- India. %$
th
editi/n* -a.pur: Gadh=a S C/mpany,
an Partai Politik, dan Mahkamah Konstitusi. 2000*
Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan 8elle3r/id, J*+* Inleiding tot de rechtswetenschap in
Mahkamah K/nstitusi RI, 2006* Nederland. 0tre(ht: >ekker S !an de Je.t* -*J*
RRRRRRRRRRRR* Konstitusi dan Konstitusionalisme -i@me.en, %?'$*
Indonesia* Jakarta: K/npress, 200<* 8enedek, G/l3.an. and Minna -ik/l/!a :eds*;* Under-
RRRRRRRRRRRR* Pergumulan Peran Pemerintah dan standing Human Rights: Manual on Human
Parlemen dalam Sejarah. Jakarta: 0I1Press, %??6* Rights Education* 7ur/pean ,rainin. and Resear(h
#'? #<0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
Center 3/r +uman Ri.hts and >em/(ar(y :7,C;, dan Pelaksanaan. 8andun.: Citra Aditya 8akti,
Hra6* Austria, 200#* 200#*
8ennis, Garren H* The Coming Death of Bureaucracy* >ekker, I -y/man* Hukum Tata Negara Republik Indo-
,hink, %?66* nesia, Suatu Pengantar. Malan.: IKIP Malan.,
8erki, R*-* The History of Political Thought: A Short %??#*
Introduction* E/nd/n: 7!eryman4s 0ni!ersity Ei)1 >i(ey, A*J* An Introduction to Study of the Law of the
rary, %?$$* Constitution. %0th editi/n* E/nd/n: 7n.lish Ean.u1
8/(ken, +* and G* >e 8/ndt :eds*;* Introduction to Bel- a.e 8//k S/(iety and Ma(millan, %?6$*
gian Law. 8russel:8ruylant, 200%* >ip/n/l/, H*S* Ilmu Negara* Jakarta: 8alai Pustaka,
8/.dan/r, Jern/n :ed*; Blackwells Encyclopaedia of %?9<*
Political Science* A3/rd: 8la(k=ell, %?$9* >@/k/s/et/n/* Ilmu Negara. +impunan /leh +arun
8radley, A*G* and K*>* 7=in.* Constitutional and Admi- Alrasid* Jakarta: Ind +ill C/*, 2006*
nistrative Law. %#
th
editi/n* Pears/n 7du(ati/n RRRRRRRRRR* Hukum Tata Negara. +impunan /leh
Etd*, 200#* +arun Alrasid* Jakarta: Hhalia Ind/nesia, %?$2*
8ry(e, J* Studies in History and Jurisprudence* !/l* %* >u.uit, Ee/n* LEtat, Le Droit Objectif et la Loi Positive,
A3/rd: Clarend/n Press, %?0%* %?0%*
8udiard@/, Miriam* Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: 7rliyana, Anna* Keputusan Presiden: Analisis Keppres
Hramedia Pustaka 0tama, %??2* RI 1987-1998. Jakarta: 5akultas +ukum 0ni!er1
8usr/h, A)u >aud* Ilmu Negara. Jakarta: 8umi Aksara, sitas Ind/nesia, 200'*
%??0* 5arida, Maria* Ilmu Perundang-undangan: Dasar-Da-
8ushr/h, A)u >aud dan A)u 8akar 8usr/h, Azas-Azas sar dan Pembentukannya. Jakarta: Kanisius, %??$*
Hukum Tata Negara. Jakarta: Hhalia Ind/nesia, 5atma=ati* Hak Menguji (Toetsingsrecht) yang Dimiliki
%??%* oleh Hakim dalam Sistem Hukum Indonesia* Ja1
Chand, +ari* Modern Jurisprudence* Kuala Eumpur: karta: Ra@aHra3ind/ Persada, 200<*
Internati/nal Ea= 8//k Ser!i(es, %??'* 5eith, +er)ert and Ean(e Castles :eds*;* Indonesian
Chemerinsky, 7r=in* Constitutional Law: Principles and Political thinking 1945 - 1965. Itha(a and E/nd/n:
Policies* -e= F/rk: Aspen Ea= S 8usiness, %??9* C/rnell 0ni!ersity Press, %?90*
Cra(knell, >*H* Cracknells Statutes: Constitutional and 5iner, S*7*, Jern/n 8/.dan/r, and 8ernard Rudden*
Administrative Law. #rd editi/n* E/nd/n: Ald Comparing Constitutions E/nd/n: A3/rd 0ni!er1
8ailey Press, 200#* sity Press, %??<*
>ahlan, Naini dkk* Filsafat Hukum Islam. Jakarta: 8umi 5lynn, -* and S* Eea(h* Joint Boards and Joint Commit-
Aksara, %??2* tees: An Evaluation. 0ni!ersity /3 8irmin.ham:
>ahl, R/)ert A* Preface to Democratic Theory, %?<6* Institute /3 E/(al H/!ernment Studies, %?$'*
>arumurti, Krishna >* >an 0m)u Rauta* Otonomi 5riedri(h, C*J* Man and His Government* -e= F/rk:
Daerah: Perkembangan Pemikiran, Pengaturan M(Hra=1+ill, %?6#*
#<% #<2
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
Harner, 8ryan A* :ed*;* Blacks Law Dictionary. 7i.ht +/3t, Ph* Jisser4t* Penemuan Hukum* diter@emahkan
7diti/n* St* Paul: Gest Hr/up, 200'* /leh 8* Arie3 Sidharta* 8andun.: Ea)/rat/rium
Hlyn, G*8* The Meaning of the Separation of Powers* +ukum 5+ 0ni!* Parahiayan.an, 200%*
%?6<* I!er, Ma(* Negara Modern. Jakarta: Aksara 8aru, %?$$*
H/lds=/rthy, >a!id J* :7d*;* Development and Social Jellinek, He/r.e* Verfassungsanderung und Verfassung-
Change in Asia: Introductory Essays* Radi/ Aus1 swandlung, Eine staatsrechtlich politische
tralia1M/na(h >e!el/pment Studies Centre, %??%* Afhandlung* 8erlin: Jersla. !/n A* +arin., %?06*
H/u.h, Ian* The Political Economy of the Welfare State* Jennin.s, Sir I!/r* The Law and The Constitution. 3i3th
E/nd/n and 8asin.st/ke: ,he Ma(millan Press, editi/n* E/nd/n: +/dder and St/u.ht/n, %?9?*
%?9?* Jha!eri, Satya!ati S* The Presidency in Indonesia, Dilem-
Hri33ith* The Politics of the Judiciary, %?$<* mas of Democracy. >isertasi* 8/m)ay: P/puler
H,N* Pegangan Memahami Desentralisasi: Beberapa Prakashan Pri!ate Eimited, %?9<*
Pengertian Tentang Desentralisasi* ter@emahan Kamil, Ahmad dan M* 5au6an* Kaidah-Kaidah Yuris-
Decentralization: A Samplin. /3 >e3initi/ns* (et* prudensi* Jakarta: Prenada Media, 200'*
Kesatu* F/.yakarta: Pem)aharuan, 200'* Kartasap/etra, R*H* Sistematika Hukum Tata Negara.
+ad@/n, Phillipus M* >kk* Pengantar Hukum Adminis- Jakarta: 8ina Aksara, %?$9*
trasi Indonesia (Introduction to the Indonesian Kelsen, +ans* General Theory of Law and State* -e=
Administrative Law). (et* ke1?* F/.yakarta: Had@ah F/rk: Russel and Russel, %?6%*
Mada 0ni!ersity Press, 200<* Khadduri, Ma@id* War and Peace in the Law of Islam*
+ailsham, E/rd* The Dilemma of Democracy, %?9$* 8altim/re: ,he J/hn +/pkins Press, %?<<*
+amidi, Ja6im* Hermeneutika Hukum* Cet* I* F/.ya1 K/es/emaatmad@a, >@enal +/esen* Pokok-Pokok Hukum
karta: 0II Press 200<* Tata Usaha Negara* 8andun.: Alumni, %?9?*
+ans/n, A*+* and M* Galles* Governing Britain. '
th
Kranen)ur.* Het Nederlandsch Staatsrecht, eeerste deel
editi/n* 5/ntana, %?$<* 6esde durk* +aarlem: +*>* ,@eenk Gillink S N//n,
+ardani, Muhammad* Konstitusi-Konstitusi Modern. %?'9*
Sura)aya: Pustaka 7ureka, 200#* Kusnardi, M/h* dan 8intan R* Sara.ih* Ilmu Negara.
+arl/=, C* and R* Ra=lin.s* Law and Administration. edisi re!isi* Jakarta: Haya Media Pratama, 2000*
2nd editi/n* E/nd/n: 8utter=/rths, %??9* Kusnardi, M/h* dan +armaily I)rahim* Pengantar
+art, +*E*A* The Concept of Law* 2
nd
editi/n, %??'* Hukum Tata Negara Indonesia. Cet1kelima* Jakar1
+arun, -asrul* Ushul Fiqh. Jakarta: E/./s, %??6* ta: Pusat Studi +ukum ,ata -e.ara, 5akultas
+itti, Philips K* Capital Cities of Arab Islam. Minnes/ta: +ukum 0ni!ersitas Ind/nesia, %?$#*
0ni!ersity /3 Minnes/ta Press, %?9#* Kusuma, RM* A*8* Lahirnya Undang-Undang Dasar
+/d.es, >/nald C* The Bureaucratization of Socialism. 1945* Jakarta: 8adan Pener)it 5akultas +ukum
,he 0ni!ersity /3 Massa(hussetts Press, %?$%* 0ni!ersitas Ind/nesia, 200'*
+/.an, James* Election and Representation, C/rk
0ni!ersity Press*
#<# #<'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
Eatie3, A)dul* Hukum dan Peraturan Kebijaksanaan MPRS dan Ketetapan MPR-RI Tahun 1960 sampai
(Beleidsregel) pada Pemerintahan Daerah* F/.ya1 dengan Tahun 2002. Jakarta: Sekretariat Jenderal
karta: 0II1Press, 200<* MPR, 200#*
Ee(a, J* and M* Hra=it6 :eds*;* Traite de Science RRRRRRRRRR* Laporan Komisi Konstitusi* Jakarta:
Politique. Paris: P05, %?$<* Sekretariat Jenderal MPR1RI, 200#*
Eei)h/l6 , H* Politics and Law. A*G* Eeiden: Syth/33, Manan, 8a.ir* Dasar-Dasar Perundang-Undangan
%?6<* Indonesia. Jakarta: Ind1+ill C/*, %??2*
Eeyland, Peter and ,erry G//ds* Textbook on Adminis- RRRRR, Perkembangan UUD 1945, 5+10II Press,
trative Law* '
th
editi/n* -e= >elhi: A3/rd 0ni!er1 F/.yakarta, 200'*
sity Press, 200#* RRRRR, Pertumbuhan dan Perkembangan Konstitusi
Eins(/tt, R/)ert -* :eds*;* Man and the state: The Poli- Suatu Negara, CJ* Mandar Ma@u, 8andun., %??<*
tical Philosophers* M/dern li)rary, Rand/m +/use, Marshall, He/33rey* Constitutional Conventions, %?$'*
%?<#* Martin, 7li6a)eth A* :ed*;* Oxford Dictionary of Law.
E/.emann, J*+*A* Over de Theorie van Eeen Stellig 5i3th 7diti/n* A3/rd 0ni!ersity Press, 2/0#*
Staatsrecht :%?'$;* Jakarta: I(htiar 8aru1Jan Mast, A*, J*>@uardin, M*!an >amme and J* Jande
+/e!e, %?9<* Ean/tte, Overzicht van het Belgisch Administra-
Mahkamah A.un. Repu)lik Ind/nesia* Yurisprudensi tiefsrecht. Ant=erpen: Klu=er1Re(hts=etens1
dalam Perspektif Pembangunan Hukum Adminis- (happen, %???*
trasi Negara* Jakarta: MA1RI, %??<* Maurer, +* Allgemeines Verwaltungsrecht* %#
th
editi/n*
Mah3ud M*>*, M/h* Perkembangan Politik Hukum Muni(h: 8e(k, 2000*
(Studi Tentang Pengaruh Konfigurasi Politik Ter- M(Il=ain, Charles +/=ard* Constitutionalism: Ancient
hadap Produk Hukum di Indonesia), >isertasi, and Modern* Itha(a, -e= F/rk: C/rnell 0ni!ersity
Pas(a Sar@ana, 0HM1F/.yakarta, %??#* Press, %?66*
Mahmassani, Su)hi Ra@a)* Konsep Dasar Hak-Hak Meny, F!es and Andre= Knapp* Government and
Asasi Manusia: Studi Perbandingan dalam Sya- Politics in Western Europe: Britain, France, Italy,
riat Islam dan Perundang-Undangan Modern. Germany* #rd editi/n* A3/rd 0ni!ersity Press,
ter@emahan +asanuddin dari Arkan al-Huquq al- %??$*
Insan* (et* Kesatu* Jakarta: ,intamas, %??#* Mit(hell, J*>*8* Constitutional Law. se(/nd editi/n*
Ma@elis Permusya=aratan Rakyat Repu)lik Ind/nesia* %?6$*
Himpunan Ketetapan MPRS dan MPR Tahun 1960 Mi(hels, R/)ert* Partai Politik: Kecenderungan Oligar-
sampai dengan 2002* Jakarta: Sekretariat Jenderal kis dalam Birokrasi. Jakarta: Pener)it Ra@a=ali,
MPR1RI, 2002* %?$'*
RRRRRRRRRR* Himpunan Ketetapan MPRS dan M/lan, Mi(hael ,* Textbook Constitutional and Adminis-
Ketetapan MPR-RI Berdasarkan Ketetapan MPR- trative Law: The Machinery of Government. '
th
RI No. I/MPR/Tahun 2003 Tentang Peninjauan editi/n* E/nd/n: Ald 8ailey Press, 200#*
Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan
#<< #<6
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
M/ntesquieu, C*E* The Spirit of Laws. +a3ner* 2nd Rh/des, R* Beyond Westminster and Whitehall: The
editi/n* %?'?* Sub-Central Government of Britain* E/nd/n: Allen
Munr/, C*R* Studies in Constitutional Law. 2
nd
editi/n* S 0n=in, %?$$*
%???* Sa)/n, Ma 8/li* Fungsi Ganda Konstitusi. 8andun.: P,
Munr/, G*8* The Government of the United States. '
th
Hra!iti, %??%*
editi/n, %?#6* Saleh, Ismail* Demokrasi, Konstitusi, dan Hukum. Ja1
Muslimin, Amrah* Beberapa Azas-Azas dan Pengertian- karta: >epartemen Kehakiman Repu)lik Ind/nesia,
Pengertian Pokok Tentang Administrasi dan Hu- %?$$*
kum Administrasi. 8andun.: Alumni, %?$0* S(hmitt, Carl* Verfassungslehre. >un(ker S +um)/lt,
-i(h/ls/n, R*A* A Literacy History of the Arabs. -e= %?<9*
F/rk: Cam)rid.e 0ni!ersity Press, %?6?* S(h=art6, 8ernard* American Constitutional Law. -e=
Ali!er, >a=n Constitutional Reform in the UK* A3/rd F/rk: Cam)rid.e 0ni!ersity Press, %?<<*
0ni!ersity Press, 200#* Seerden, Rene dan 5rits Str/ink :eds*;* Administrative
Appenheims )undel J* Nederlandsch Administratief- Law of the European Union, Its Member States
recht, %?2%* and the United States. Hr/nin.en: Intersentia
As)/rne, >a!id and Peter Plastrik* Banishing Bureau- 0it.e!ers Ant=erpen, 2002*
cracy: The Five Strategies for Reinventing Siahaan, Maruarar* Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Government. A Plume 8//k, %??9* RI* Jakarta: K/nstitusi Press, 200'*
As)/rne, >a!id and ,ed Hae)ler* Reinventing Govern- Si/n., H/u= Hi/k* Hukum Perdata Internasional
ment. Gilliam 8rid.es and Ass/(iaties, Addis/n Indonesia. @ilid 2 :8a.ian I;* Jakarta: Kinta, %?62*
Gesley E/n.man, %??2* _____, Warga Negara dan Orang Asing* (et* ke12*
Phillips, A* +//d Paul Ja(ks/n, and Patri(ia Ee/p/ld* Jakarta: Ken.p/, %?60*
Constitutional and Administrative Law* $th edi1 Sit/rus, E*M* Ilmu Politika: Suatu Perkenalan Lapa-
ti/n* E/nd/n: S=eet and Ma=ell, 200%* ngan* (et* ke1#* Jakarta: P,* Pem)an.unan, %?<$*
P/esp/n/t/, S/e)akti* Asas dan Susunan Hukum Adat. S/edars/n/* Mahkamah Konstitusi Sebagai Pengawal
Jakarta: Pradnya Paramita, %?$6* Demokrasi : Penyelesaian Sengketa Hasil Pemilu
Pr/d@/dik/r/, Gir@/n/* Asas-Asas Hukum Tata Negara 2004 oleh Mahkamah Konstitusi. Jakarta : Sekre1
di Indonesia* (et* Keenam* Jakarta: >ian Rakyat, tariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah K/n1
%?$?* stitusi RI, 200<*
Pud@/se=/@/, Kusumadi* Pedoman Pelajaran Tata Hu- S/ehin/* Ilmu Negara. F/.yakarta: Ei)erty, %??$*
kum Indonesia* (et* ke1%0* Jakarta: Sinar Hra3ika, S/ekant/, S/er@/n/* Pengantar Penelitian Hukum.
200'* Jakarta: 0I1Press, %?$6*
Pur)/pran/t/, K/nt@/r/* Beberapa Catatan Hukum Tata RRRRRRRRRRRRRRR* Sosiologi: Suatu Pengantar.
Pemerintahan dan Peradilan Administrasi Nega- Jakarta: Fayasan Pener)it 0I, %?9<*
ra* 8andun.: Alumni, %?9$*
#<9 #<$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
S/ekant/, S/er@/n/ dan Purnadi Pur)a(araka* Sendi- Sutiy/s/, 8am)an. dan Sri +astuti* Aspek-Aspek
Sendi Ilmu Hukum dan Tata Hukum. 8andun.: Perkembangan Kekuasaan Kehakiman di Indo-
Citra Aditya 8akti, %??#* nesia. F/.yakarta: 0II Press, 200<*
S/emantri, Sri* Bunga Rampai Hukum Tata Negara Su=andi* Hak-Hak Dasar Dalam Konstitusi, Konstitusi
Indonesia. 8andun.: Alumni, %??2* Demokrasi Modern. >@akarta: Pem)an.unan, %?<9*
RRRRRRRR* Susunan Ketatanegaraan Menurut UUD ,hai), >ahlan dkk* Teori Konstitusi dan Hukum
1945 dalam Ketatanegaraan Indonesia Dalam Konstitusi. Cet* Kelima* Jakarta: Ra@aHra3ind/
Kehidupan Politik Indonesia. Jakarta: Sinar +ara1 Persada, 200<*
pan, %??#* ,h/l/san/, Auth/re >* Petr/ Hre./ri/* De Republica
RRRRRRRR* Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi* Libri Sex et Viginti* Eu.duni, %60?*
8andun.: Alumni, %?$9* ,h/mps/n, 8rian* Textbook on Constitutional and Admi-
RRRRRRRR* Sistem Dua Partai* Jakarta: 8ina ,@ipta, nistrative Law. edisi ke1#* E/nd/n: 8la(kst/ne
%?6$* Press Etd*, %??9*
S/emantri, Sri dkk* Ketatanegaraan Indonesia Dalam 0sman, Suparman* Hukum Islam: Asas-Asas dan Pe-
Kehidupan Politik Indonesia: 30 Tahun Kembali ngantar Studi Hukum Islam dalam Tata Hukum
ke Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta: Pustaka Indonesia* Jakarta: Haya Media Pratama, 200%*
Sinar +arapan, %??#* 0tre(ht, 7* Pengantar Dalam Hukum Indonesia. Jakar1
S/em/dired@/, S/e./nd/* Sistem Pemilihan Umum. ta: I(htisar*
Jakarta : -asi/nal, %?<2* Jan der P/t, C*G* Nederlandsche Staatsrecht, %?<0*
Str/n., C*5* Modern Political Constitutions: An Intro- Jile, M*J*C* Constitutionalism and the Separation of
duction to the Comparative Study of Their History Powers. %?69*
and Existing Forms. E/nd/n: Sid.=i(k S Ja(ks/n, J/llenh/!en, Christian !an* H.D. Tjeenk Willink & Zoon.
%?9#* +aarlem: Martinus -yh//3 S Hra!enha.e, %?#'*
St/ker, Herry* The Politics of Local Government. 2nd Jyshinsky, Andrei F* The Law of Soviet State. ,ranslated
editi/n* E/nd/n: ,he Ma(millan Press, %??%* 3r/m the Russian )y Ru.h G* 8a))* -e= F/rk: ,he
Struyeken A*A*+* Het staatsrecht won het Komisikrijk Ma(millan C/mpany, %?6%*
der Nederlanden, %?%<* Gade and Philips, H* H/d3rey* Constitutional Law: An
Sukard@a, Ahmad* Piagam Madinah dan Undang- Outline of The Law and Practice of The Constitu-
Undang Dasar 1945: Kajian Perbandingan Ten- tion, Including Central and Local Government, The
tang Dasar Hidup Bersama dalam Masyarakat Citizen and The State and Administrative Law.
Majemuk. Jakarta: 0I1Press, %??<* Se!enth editi/n* E/nd/n: E/n.mans, %?6<*
Suny, Ismail* Pergeseran Kekuasaan Eksekutif* Jakarta: Gah@/n/, Padm/* Ilmu Negara. Jakarta: Ind/ +ill C/*,
Aksara 8aru, %?$6* %???*
RRRRRRRRR* Sistem Pemilihan Umum yang Menjamin Gerner, 5rit6* Deutsches Verwaltungsblatt, %?<?*
Hak-hak Demokrasi Warga Negara* >ihimpun Ghite(r/ss, Pat/n He/r.e* Textbook of Jurisprudence.
/leh +armaily I)rahim, %?90* A3/rd: ,he Clarend/n Press, %?<%*
#<? #60
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
Gil)er3/r(e, E/rd* Report by the Committee of Privileges Munr/, C*R* CEa=s and C/n!enti/ns >istin.uishedD, ?%
on the Petition of the Irish Peers, %?66* Ea= O Re!ie=, 2%$, %?9<*
Gintert/n, He/r.e* The Executive and the Governor Phillips, A* +//d Constitutional Conventions: Diceys
General, %?$#* Predecessors, 2?, M*E*R, %?66*
G/lh/33, H*J* Pengantar Hukum Tata Negara Republik Sam3/rd, C* and >* G//d, CC/di3i(ati/n /3 C/nstituti/nal
Indonesia* Jakarta: ,imun Mas, %?60* C/n!enti/ns in AustraliaD, %?9$, P*E* 2#%*
G//d)ine, He/r.e 7* :ed*;* Glanvill De Legibus et ,/mkins, A* 200%, PE* <9%*
Consuetudinibus Angiluae. -e= +a!en, %?#2* Je.tin., G*H* Plaats en aard van het Adminiatra-
Famin, Muhamad* Naskah Persiapan Undang-Undang tiefsrecht, pidat/ ina.urasi, Amsterdam, %?'6*
Dasar 1945* d@ilid I* >@akarta: Prapant@a, %?<?* Jin/.rad/33, Sir Paul* CAutlines /3 +ist/ri(al Juris1
RRRRRRRRRRRRR* Proklamasi dan Konstitusi Republik pruden(eD, J/l* II, ,he Jurispruden(e /3 the Hreek
Indonesia* >@akarta: >@am)atan, %?<?* City, S* Sedley, dalam Ri(hards/n and Henn :eds;,
RRRRRRRRRRRR* Masalah Ketatanegaraan Indonesia Administrative Law and Government Action, (h 2,
Dewasa ini* Jakarta: Hhalia Ind/nesia, %?$'* %??', %%0 EOR 290*
Kasus-Kasus:
Makalah dan Artikel:
Central C/ntr/l 8/ard !s Cann/n 8re=ery C/*, %?%?, AC
Asshiddiqie, Jimly* The Role of Constitutional Court in 9'', 9<2*
Guaranteeing Access to Justice in a New Transi- C3* R !s Kansal, -/* 2, 2002, % All 7R*
tional State, Keyn/te Address at Cthe C/n3eren(e /3 Chester !s 8ates/n, %?20, % K8 $2?*
C/mparin. A((ess t/ Justi(e in Asian and 7ur/pean Ma(laine1Gats/n !s >/, , %?$$*
,ransiti/nal C/untriesD, 8/./r, Ind/nesia, 2912$ Mar)ury !s Madis/n :%$0#; <10S, % Cran(h, %#9*
June 200<* M(H/nnell !s 0nited Kin.d/m :2000;, #0 7*+*R*R* 2'%*
RRRRR, Undang-Undang Dasar 1945: Konstitusi Nega- Pepper !s 5reemans pl(, %?$?, AC 66*
ra Kesejahteraan dan Realitas Masa Depan, Ralei.h !s H/s(hen, %$?#, % Ch*9#*
pidat/ pen.ukuhan Ja)atan Huru 8esar 5akultas R* !s 7n!ir/nment Se(retary, e p Spath +/lme Etd,
+ukum 0ni!ersitas Ind/nesia, Jakarta, %??$* 200%, 2 AC #'?, #$$*
Cas.r/!e, R*A* The Rule of Law, Al)ert Jenn >i(ey, R* !s 5/rei.n Se(retary, e 8an(/ult, 200%, O8 %069*
Ji(t/rian Jurist, %?$%* R* !s Eam)ert, 200%, # All 7R*
+unt /3 ,an=/rth, E/rd* CA((ess t/ A Pre!i/us H/!ern1 R* !s E/rd Chan(ell/r, e p Githam, %??$, O8 <9<*
ment4s PapersD, P*E* %?$2* R* !s +*M* ,reasury, e p* Smedley, %?$<, O*8* 6<9, 666*
Keith, K*J* C,he C/urts and the C/n!enti/ns /3 the R* !s +/me Industry, e Phans/pkar, %?96, O8 606*
C/nstituti/nD, %?69, %6 I*C*E*O* <'2* R *!s +/me Se(retary, e p Piers/n, %??$, AC <#?*
Ma(C/rmi(k, -* Questioning Sovereignty, %??#, <6 MER R* !s +/me Se(retary, e p Simms, 2000, 2 AC %%<*
%*
#6% #62
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
Perundang-undangan: RRRRR, Undang-undang Tentang Mahkamah Konsti-
Ind/nesia, Konstitusi Republik Indonesia Serikat. tusi, 00 -/* 2' ,ahun 200#, E- -/* ?$ ,ahun
RRRRR, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indo- 200#, ,E- -/m/r '#%6*
nesia Tahun 1945. RRRRR, Undang-undang Tentang Otonomi Khusus Bagi
RRRRR, Undang-Undang Dasar Sementara Republik Provinsi Daerah Istimewa Aceh Sebagai Provinsi
Indonesia* Naggroe Aceh Darussalam, 00 -/* %$ ,ahun
RRRRR, Undang-undang Tentang Hak Asasi Manusia, 200%, E- -/* %%' ,ahun 200%, ,E- '%'#*
00 -/* #? ,ahun %???, E- -/* %6< ,ahun %???, RRRRR, Undang-undang Tentang Otonomi Khusus Bagi
,E- -/* #$$6* Provinsi Papua, 00 -/* 2% ,ahun 200%, E- -/*
RRRRR, Undang-undang Tentang Kekuasaan Keha- %#< ,ahun 200%, ,E- -/* '%<%*
kiman, 00 -/* ' ,ahun 200', E- -/* $ ,ahun RRRRR, Undang-undang Tentang Partai Politik, 00
200', ,E- -/* '#<$* -/m/r #% ,ahun 2002, E- -/m/r %#$ ,ahun
RRRRR, Undang-undang Tentang Kepailitan dan Pe- 2002, ,E- -/m/r '2<%*
nundaan Kewajiban Pembayaran Utang, 00 -/* RRRRR, Undang-undang Tentang Pembentukan Peratu-
#9 ,ahun 200', E- -/* %#% ,ahun 200', ,E- -/* ran Perundang-undangan, 00 -/* %0 ,ahun
'''#* 200', E- -/* <# ,ahun 200', ,E- -/* '#$?*
RRRRR, Undang-undang Tentang Kepolisian Republik RRRRR, Undang-undang Tentang Pemerintahan
Indonesia, 00 -/* 2 ,ahun 2002, E- -/* 2 ,ahun Daerah, 00 -/* 22 ,ahun %???, E- -/* 60 ,ahun
2002, ,E- -/* '%6$* %???, ,E- -/* #$#?*
RRRRRR, Undang-undang Tentang Ketentuan-Keten- RRRRR, Undang-undang Tentang Pemerintahan Dae-
tuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, 00 -/* %' rah, 00 -/m/r #2 ,ahun 200', E- -/m/r %2<
,ahun %?90, E- -/* 9' ,ahun %?90, ,E- -/* 2?<%* ,ahun 200', ,E- -/m/r ''#9*
RRRRR, Undang-undang Tentang Kewarganegaraan RRRRR, Undang-undang Tentang Pemilihan Umum
Republik Indonesia, 00 -/m/r 62 ,ahun %?<$, E- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Per-
-/* %%# ,ahun %?<$, ,E- -/* %6'9* wakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
RRRRR, Undang-undang Tentang Komisi Pemberanta- Daerah, 00 -/* %2 ,ahun 200#, E-* -/* #9 ,ahun
san Tindak Pidana Korupsi, 00 -/* #0 ,ahun 200#, ,E- -/* '299*
2002, E- -/* %#9, ,E- -/* '2<0* RRRRR, Undang-undang Tentang Pemilihan Umum
RRRRR, Undang-undang Tentang Komisi Yudisial, 00 Presiden dan Wakil Presiden, 00 -/* 2# ,ahun
-/* 22 ,ahun 200', E- -/* $? ,ahun 200', ,E- 200#, E- -/*?# ,ahun 200#, ,E- -/* '#%%*
-/* ''%<* RRRRR, Undang-undang Tentang Penetapan Peraturan
RRRRR, Undang-Undang Tentang Mahkamah Agung, Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
00 -/* %' ,ahun %?$<, E- -/* 9# ,ahun %?$<, Tahun 2005 Tentang Penangguhan Mulai Ber-
,E- -/* ##%6* lakunya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004
Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial Menjadi Undang-Undang, 00 -/* 2
#6# #6'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
,ahun 200<, E- -/* 9# ,ahun 200<, ,E- -/* RRRRR, Undang-undang Tentang Perubahan Atas
'<2#* Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang
RRRRR, Undang-undang Tentang Pengadilan Anak, 00 Pokok-Pokok Kepegawaian, 00 -/* '# ,ahun
-/* # ,ahun %??9, E- -/* # ,ahun %??9, ,E- %???, E- -/* %6? ,ahun %???, ,E- -/* #$?0*
#66$* RRRRR, Undang-undang Tentang Pokok-Pokok Kepega-
RRRRR, Undang-undang Tentang Pengadilan Pajak, waian, 00 -/* $ ,ahun %?9', E- -/* << ,ahun
00 -/* %' ,ahun 2002, E- -/* 29 ,ahun 2002, %?9', ,E- -/* #0'%*
,E- -/* '%$?* RRRRR, Undang-undang Tentang Susunan dan
RRRRR, Undang-undang Tentang Penyelesaian Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Perselisihan Hubungan Industrial, 00 -/* 2 Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
,ahun 200', E- -/* 6 ,ahun 200', ,E- -/* '#<6* Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
RRRRR, Undang-Undang Tentang Peradilan Tata 00 -/* 22 ,ahun 200#, E- -/* ?2 ,ahun 200#,
Usaha Negara, 00 -/* < ,ahun %?$6* E- -/* 99 ,E- -/m/r '#%0*
,ahun %?$6, ,E- -/* ##''* RRRRR, Undang-undang Tentang Tindak Pidana
RRRRR, Undang-undang Tentang Peradilan Umum, 00 Korupsi, 00 -/* #% ,ahun %???, E- -/* %'0 ,ahun
-/* 2 ,ahun %?$6, E- -/* 20 ,ahun %?$6, ,E- -/* %???, ,E- -/* %'0*
##29* RRRRR, Undang-undang Tentang Yayasan, 00 -/* %6
RRRRR, Undang-undang Tentang Perjanjian Inter- ,ahun 2002, E- ,ahun 2002 -/* %%2, ,E- -/*
nasional, 00 -/* 2' ,ahun 2000, E- -/* %$< '%#2*
,ahun 2000, ,E- -/* '0%2* Mahkamah K/nstitusi Repu)lik Ind/nesia, Peraturan
RRRRR, Undang-undang Tentang Pernyataan Tidak Mahkamah Konstitusi Tentang Kode Etik dan
Berlakunya Undang-undang No. 2 Tahun 1958 Pedoman Tingkah Laku Hakim Konstitusi, Pera1
Tentang Persetujuan Perjanjian Antara Republik turan Mahkamah K/nstitusi -/* 02IPMKI200#
Indonesia dan RRT Mengenai Soal Dwikewarga- )ertan..al 2' Septem)er 200#*
negaraan, 00 -/m/r ' ,ahun %?6?* RRRRR, Peraturan Mahkamah Konstitusi Tentang
RRRRR, Undang-undang Tentang Perikanan, 00 -/* #% Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil
,ahun 200', E- -/* %%$ ,ahun 200', ,E- -/* Pemilihan Umum, Peraturan Mahkamah K/nstitusi
''##* -/* 0'IPMKI200' )ertan..al ' Maret 200'*
RRRRR, Undang-Undang Tentang Perubahan Atas RRRRR, Peraturan Mahkamah Konstitusi Tentang Pem-
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang berlakuan Deklarasi Kode Etik dan Perilaku
Mahkamah Agung, 00 -/* < ,ahun 200', E- -/* Hakim Konstitusi, Peraturan Mahkamah K/nstitusi
? ,ahun 200', ,E- -/* '#<?* -/* 09IPMKI200< )ertan..al %$ Akt/)er 200<*
RRRRR, Undang-undang Tentang Perubahan Pasal 18 RRRRR, Putusan Tentang Pengujian Undang-undang
Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 Tentang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Kewarganegaraan Republik Indonesia, 00 -/m/r Daerah terhadap Undang-Undang Dasar 1945,
# ,ahun %?96, E- 20, ,E- #099*
#6< #66
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
Putusan Mahkamah K/nstitusi -/m/r 0921 RRRRR, Keputusan Presiden Republik Indonesia
09#IP001III200' )ertan..al 22 Maret 200<* Tentang Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan
RRRRR, Putusan Tentang Pengujian Undang-undang Mahkamah Konstitusi, Keputusan Presiden
Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan ter- -/m/r <% ,ahun 200' )ertan..al 22 Juni 200'*
hadap Undang-Undang Dasar, Putusan Mahka1 RRRRR, Peraturan Pemerintah Tentang Larangan
mah K/nstitusi -/m/r 00#IP001IIII200< Pegawai Negeri Menjadi Anggota Partai Politik,
)ertan..al 9 Juli 200<* Peraturan Presiden Repu)lik Ind/nesia -/m/r #9
Ma@elis Permusya=aratan Rakyat Sementara, Ketetapan ,ahun 200' )ertan..al %6 Akt/)er 200'*
Tentang Memorandum DPR-GR mengenai Sum-
ber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata
Urutan Peraturan Perundangan Republik Indone- Internet:
sia, Ketetapan -/* KKIMPRSI%?66 )ertan..al <
Juli %?6<* http:II===*(/urses*unt*eduI(handlerISEIS<6'9IslidesI
RRRRR, Ketetapan Tentang Pembentukan Komisi (s'02adminiRe.Isld00$*html*
Konstitusi, Ketetapan -/* IIMPRI2002 )ertan..al http:II===* i!r200#*netIPe(6enikRAr.umentati/n*htm*
%% A.ustus ,ahun 2002* http:II===*mahkamahk/nstitusi*./*idIputusanRsidan.*
RRRRR, Ketetapan Tentang Peninjauan Produk-Produk php*
yang Berupa Ketetapan-Ketetapan Majelis Per- http:II===*mina.ri(*.rIenIa.r/p/lIA7C>17-1#%0$0'*
musyawaratan Rakyat Sementara Republik Indo- html*
nesia, Ketetapan -/* JIMPRI%?9# )ertan..al 22 http:II===*mpr*./*idIinde*phpLse(ti/n1ketetapan*
Maret %?9#* http:II===*/e(d*/r.Istatp/rtalI0,26#?,enR2$2<R2?#<6
RRRRR, Ketetapan MPR Tentang Sumber Hukum dan 'R%R%R%R%R%,00*html*
Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan, http:II===*h/ldIdata(enterIdmsIde3ault*asp*
Ketetapan -/* IIIIMPRI2000 )ertan..al %$
A.ustus, 2000*
Presiden Repu)lik Ind/nesia, Keputusan Presiden
Republik Indonesia Tentang Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia, Keputusan Presiden Repu)lik
Ind/nesia -/m/r <0 ,ahun 200# )ertan..al 9 Juli
%??#*
RRRRR, Keputusan Presiden Tentang Penetapan Uni-
versitas Pendidikan Indonesia Sebagai Badan
Hukum Milik Negara, Keputusan Presiden Repu)1
lik Ind/nesia -/m/r 6 ,ahun 200' )ertan..al #0
Januari 200'*
#69 #6$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
DAFTAR INDEKS
C
C*R* Munr/, 2'?
D
>ekrit, #, %6?, %90, %9%
A
A*H* Prin../di.d/, 26<
A*J* >i(ey, 2?, #0, %60,
%6%, %99, 2#9, 2'#,
26#, 29%
A*G* 8radley and K*>*
7=in., ##, <', 9%, %?0
A*G* 8radley dan K*>*
7=in., #2, 92, 9?, %$2,
%$9
A)u)akar, %%0
al-ahkam, %<'
Al)ert Jenn, %60, 2#6,
2#9, 2'#, #6%
Alder, 9%, 9$, %<<, %<6,
%6#, %6<, %66, %9?, #'?
Aleander Pee6eni(k,
#0?
al-Hadits, %<#, #%%
Ali i)n A)i ,hali), %%0
al-Quran, %0?, %<#, %<',
#%%
al1Sunnah, %<#, %<'
Amir S@ari3udin, 22?,
2<$
antr/p/l/.i, '<, 2'0
AP8-, %$0, %$%, 20$,
260
Arie3 Sidharta, 29', 29<,
#0$, #<'
Arist/teles, ?0, ?<, ?6,
?9, ?$, ??, %00, %0%
Article, 9%, 29', 299,
29$, 29?, 2?$
Au.uste C/mte, %2%
Australia, %'', %96, 2'0,
2<2, #<#, #62
Austria, '#, 69, #22, #<%
)ahasa Eatin, $?, ?',
%0#, %%?
B
8ald=in, 2<#
8eauma1n/ir, ?2
8elanda, %6, 20, 2%, 22,
2#, '6, <0, %%', %%?,
%#9, %#$, %66, %96,
20<, 226, 262
8ernard S(h=art6, %'6,
2##, 269
besslissing, #2'
8+M-, %%'
8ill /3 Ri.hts, %'$, %6%,
%$<, %$9
body politic, %#
8PK, 20'
8ra(t/n, ?2
8rian J/nes, $%, $2
8rian ,h/mps/n, %?, 90,
%%#, %%<, %6%, 2'9, #'?
8ry(e, %%$, #<%
80M>, %%'
80M-, %%'
#6?
Cal!inis, %%%, %%2
Carl S(hmitt, %6, %26,
%29, %2$, %2?, %#0,
%##, %#', %'9
Carl S(mitt, %##
Carrin.t/n, %$?
Charles +/=ard
M(Il=ain, $?, ?0, ?',
%0%, %02
Charles I, %$'
Christian !an
J/llenh/!en, 2', 2<,
#9, <<
Ci(er/, ?#, %00, %0%, %02,
%0#, %0'
Cina, 29<, 299, 29$, #0%
civic behavioral
realities, #<
Clarke, %', %<
collective minds, #<, #6,
%69
common law, 2', %00,
%<$, %62, %96, %$$,
2#?, 2'2, 2'6, 2'?,
2<%, ##0
constitutie, 2%, '', %%?,
%#2, %#6, %#$, %'$,
%66, %6?, 200
constitutio, '', 96, $?,
?0, ?%, ?2, ?#, ?', %%?,
%#<, %60, %6%, %6?,
2#9, 2'6, 26#, 29%
Cr/m=ell, %'0
>e=an 7ksekuti3, 6$
>i(ey, #0, %60, %6%, %6',
2#6, 2#9, 2'#, 26#,
#<2, #6%, #62
>@/k/s/et/n/, %$, #9,
'?, %20, %2%, #<2
>PR1HR, %9#, 22#, 22',
#69
>PR1RI, %$0, 2'%, 260
>=/rkin, 2$6, #02, #0#,
#0<
E
7*A* 5reeman, 2'#
ek/n/mi, 6, %', 2#, '<,
'9, 6?, 2%#, 29<, 299,
2$%, 2$9, 2?<, #%<
7n.land, #0, %60, %$',
%$<, %$6, 2<', 2$6
7nti(k, %$?
Executive, 9%, 92, 9', 9<,
%9?, 2'0, #6%
F
5ederal, %?, <%, 9', 9<,
%'9, #%0
5erdinand Eassalle, %2#,
%29
3il/s/3, ?0, ?<, ?$, %00,
%02, %0#
#90
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
3ilsa3at, %00, %<', %<9, +erman +eller, %?, %2#, In..ris, %%<, %'0 Justi3ikasi, 2$$, #0#
#0$, #%%, #%2 %#$ inhoud, #9, #$, #?
formeele, #9 +ermann +eller, %6, Islam, %06, %09, %0?, %%0,
K
%2', %2<, %#$ %%2, %%#, %<#, %<', #%%,
G +india 8elanda, 22 #%2, #<0, #<%, #<#,
K*C* Gheare, %'<, 2#$,
+/3t, 29<, 2$0, 2?%, 2?#, #<', #<<, #60
2'#, 2<', 2<6, 29#,
H* Marshall, 2<2
2?9, #<' Ismail Suny, %26, %'<,
#20
H*S* >ip/n/l/, %<0, 2'%
+ukum >a.an.*, 6# 2#', 2#$, 2'%, 2<6,
Kanada, %96, 2<%, 2<2
Hadamer, #0$
+ukum 7r/pa, 6? 26', 266, 269, 26$
Karl E/e=enstein, %#<
He/r. Jelline(k, '2
+ukum Here@a, ?0 Italia, %9, 22, %%?, 29'
Katharine, $%, $2
He/r.e Jellinek, 266
+ukum Internasi/nal, ius constituendum, <
Kemal Ataturk, %%#
Here@a, %$#
'6, 6<, 66, 6$, %<?, ius constitutum, <
Kera@aan In..ris, %%2,
gerundgestz, 2%
%66, %$2, 2#0 I!/ >* >u(ha(ek, %%6
%<<, 26#, 26', 26<
Hi@s)ert Karel !an +ukum Pa@ak, $< Khali3atu al1Rasyidin,
+/.end/rp, 22, %20
+ukum Perdata, <2, 6#, J %%0
Hlan!ill, ?%, ?2, #6%
#<$
K-IP, 22$, 2'%, 2<9, 26<
Hre./ire, ?2
+ukum ,ata 0saha, '2,
J*+*A* E/.emann, 26, K/nstitusi Geimar, %##
Hre./ry Eeyh, #0$
<#, <$, $<, #<'
#9, 60, 90 KPI, %9'
human creation, %#
James II, %$< KPK, 20', #2?
H
+uman Ri.hts, 9%, %$6,
James JII, %$< KPP0, %9', 20'
%$9, %?0, #<0
Jerman, %6, %9, 2%, '6, KP0, %9', 20', 226, #'%
+*E*A* +art, #2, %??
<%, 6?, %%', %%?, %##, KP0>, #'%
+amid S* Attamimi, 20%,
I %#9, %#$, %66, %96, Kranen)ur., !an der
22%
ijma, %<# #%0, #22 P/t, 6#
+ans Kelsen, %2, %?, 62,
ijtihad, %<# Jer6y Gr/)le=ski, #0' Kristen, %%2
%2%, %22, %2?, %#0, %<2,
ilmu 3iqh, %<<, %<9, #%% J/hn Alder, <#, <', 9%, K1,0-, $9
%6#, 200, 20%, 202,
Ilmu +ukum, 9, %<, 29, 96, 99, %<<, %<6, %<9,
#29
#6, #?, '%, '2, '', '6, %62, %6#, %6<, %66,
L
+arl/=, $#, $', #<#
9<, %<9, %$%, #0$, #<? %69, %99
+armaily I)rahim, ?, %6,
Ilmu P/litik, %', %9, '',
Judicial Precedent, %$$
E*J* !an Apeld//rn, 2%
##, #', <', <<, 9', %%%,
#<% Judi(iary, 9%, 92, 96, #<#
legal fiction theory, 20
%'%, 2%%, 2<9, 26$,
ilmu s/sial, %', '<, '6 @uridis, 20, 29, %2#, %2',
Ee/n >u.uit, %2%, %22
#<', #<?
Ilmu S/sial, '', '6 %#?, %<2
lex, ?%, %02
+arun Alrasid, %6, '?,
IlmuD +ukum ,ata
jurisprudence, %96, 2?0,
Literlijk, 2?0
%20, #<2
-e.ara, '9 #0'
llmu -e.ara, <0
Independen(e, 9% jurist, ', <, '$, #%9
#9% #92
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
E/rd 8in.ham, %?% Mi(hael Allen, %?, 90, P Pierre Hre./ire
E/rd -i(h/lls, %?% %6%, 2'9 ,h/l/san/, ?2
E/rd Gil)er3/r(e, %$9 Michael J. Allen, 90
Padm/ Gahy/n/, %26,
Pitl/, 2$<, 2?%, 2?2,
ESM, ##9 Mi(hael ,* M/lan, #0,
%#<, 20%
#00, #0%
#%, 9%, 2#9 Pahla=an Ampera, 2%# Plat/, ?<, ?9, ?$
M M/h* Kusnardi, ?, %6,
Pan(asila, %#0, %<%, %?9,
PMK, %9', 20', 226,
##, #', #9, <', <<, 9',
%?$, 20%, 202, #%?
##<, #'0, #66
M*H* Clarke, %'
%%%, %#<, %'%, 2%%, 2<9,
Pat/n He/r.e
Politea, ?%
Ma( I!er, 29 26$ Ghite(r/ss, 2?, %<6 politeia, $?, ?#, ?', ?<
Ma(C/rmi(k, 200, #0', M/nt./mery Gatt, %09 Patri(ia Ee/p/ld, %%, #%, PP-S, #2', #2$
#6%
Muha@irin, %0$
9%, %??, 2#?, 2'2, 2'',
Pr/3* >r* >@/k/s/et/n/,
Madinah, %06, %09, %0$,
Mukminin, %0$
2'6, 2<', #<9
%6, %$
%0?, #<0 Muslimin, <$, %0$, #<9 Patri(k H/rd/n Galker, Pr/3* >r* Jahnel Ilmar,
Magna Charta, ?2, %6%, 26% 69, 6$
%$#, %$' N Paul Ja(ks/n, %%, #%, 9%, P,0-, $9
Mah3ud M*>, %'6, #<< %??, 2#?, 2'2, 2'',
Mahkamah A.un., $9,
-a)i Muhammad SAG,
2'6, 2<' Q
%%$, %%?, %9', %99, %$%, #%% Paul S(h/lten, 2<, 26
20', 2%<, 222, 22', -asi/nal Assem)ly, 2?$ penyelidikan hukum, <? qiyas, %<', %<<
22<, 226, 2<%, 2<2, -i(h/ls/n, %09 Peran(is, %<, %9, 20, 2%, Ouraisy, %0$
#22, ##2, ###, ##?,
normwissenschaft, '9
#0, <#, ?2, %%?, %2%,
#<<, #6#, #6< %#<, %#$, %'%, %66, %96,
R
Mahkamah K/nstitusi,
O
299, #0%, #22
%9', 2%<, #%0, #%$, Peraturan Pemerintah
Raja Dyonisius II, ?$
#2%, #22, #2?, ##0,
A* +//d Phillips, %%, #%,
:PP;, 2%<, 2%?, 22'
Ra@a 7d=ard, %$#
##%, ##2, ###, ##',
9%, 92, %??, 2#?, 2'#,
P7RMA, %9', 20', 226
Ra=lin.s, $#, $', #<#
##<, ##6, ##$, ##?,
2'', 2<'
Peter Eeyland, $#, $'
Recht, %?, #', #9, '$, <%,
#'0, #'2, #'#, #'',
obsolete*, $
Phillips, %%, 2?, #2, 92,
<#
#'<, #'?, #<$, #66,
Appenheim, 2<, <%, <#,
%09, %%<, %??, 2#?,
regelendaad, 20$, #2'
#69, #6$
<<, <6
2'2, 2'', 2'<, 2'6,
Ren.ers +/ra Si((ama,
Ma@id Khadduri, %09
Arde 8aru, %$0, 2%$,
2'9, 2<0, 2<%, #<9,
'$, '?
materieele, #9
22%, 22#, 260, #%?
#62
R/ma=i, ?0, ?#, %00,
Mauri(e >u!er.er, #0
ordinary law, 29, 2$,
Pia.am Madinah, %06,
%0%, %02, %0#, %0', %0<
Mauri(e +auri/u, %<0
%%$
%09, %0$, %0?, %%%, %%2,
R00, %%', 2$', 2$<
Meinhard S(hr/der, <% #<?
Mekkah, %06, %0$
#9# #9'
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
S
Sa)ien Eust, $0
S(h/lten, 2<, 26, 2$%,
2?'
S(/tland, %$<, %$6, %$9
Sir I!/r Jennin.s, 2'#,
2'<, 2<2, 26'
Sir J/hn >/nalds/n, 2'6
Sk/tlandia, %$<
society, %%, %2, %#, %', $',
%00, #%?, ##%, ##9,
#'6
S/ehart/, %$0, 2%#, #%<
S/ekarn/, %$0, 2#', 2<?,
26$, #%<
Sri S/emantri, %9, 22,
%%?, %20, %26, %#<, %'',
%9%
staat in beweging, #<,
'%, <%, <6, #%$
staat in rust, #<, '%, <%,
<<, <6
staatslehre, %?, '2, '#
Staatsrecht, %6, 2<, 26,
#9, 60, 62, 6', 90, $0,
%2', #'?, #<', #<<,
#60
Staatswissenschaft, '#
status quo, ??
Statute Law, %?0
Stellin.a, 6%, 62, 6#
stelselmatigheid, #9
St/i(, %0#
struktural, 66, #2$, ###
Struy(ken, %'%, 269
Sudikn/, 2$<, 2?%, 2?2,
#00, #0%
Summers, #0'
Sutandy/, 2?0, #0'
Syahrir, 22?, 2<$
syari4at, %<'
T
,AP, 20', 22'
,erry G//ds, $#, $',
#<<
The Common Law, %$$
the law of torts, #%
theorie, %?, '2, '$, <?,
60, 62, 6#, 202
,h/mas Paine, %?, ?',
200
,imur ,en.ah, %06
,E-1RI, 20<
,uhan, 66, %0%, %0'
,urki 0smani, %%#
U
0lpian, %02
0mar i)n Khatta), %%0
0ndan.10ndan.
Mert/n, ?2
0ni 7r/pa, 6, 6$, 6?, 9?
0ni S/!iet, 20
0ni!ersitas Sal6)ur., 69,
6$
0ni!ersitas Jienna, 69,
6$
#9<
0tre(ht, %<9, 2#0, 2#2,
2$0, 2$%, 2$2, 2?0,
2?2, 2?#, 2?', 2?9,
#<0, #60
0tsman i)n A33an, %%0
V
!an Apeld//rn, 29, %<9
!an der P/t, 26
Jan der P/t, #60
!an J/llenh/!en, 2', 2<,
#9, <<, <6
Je.tin., 6#, 6', 6<, #62
Je.tin.* Kranen)ur., 6#
verfassung, %9, %?, 2%,
%%?, %2', %26, %29, %#',
%#9, %#$, %#?
verfassungslehre, %6, #<
Verfassungslehre, %6,
%$, %2', %26, %2$, #<$
verfassungsrecht, %6, %?,
29, #<, '#, '', '9, $6
Verfassungsrecht, %6, %9,
%$, '%, <%, 6$
Verwaltungsrechtlehre,
'2
Jisser4t, 29<, 29$, 2$2,
2$#, 2$', 2?%, 2?2,
2?', 2?9, 2??, #<'
Jisser4t +/3t, 29<, 29$,
2$2, 2?%, 2?', 2?9,
2??
vorm, #9, #?, %26, %2$
W
G*E* -e=man, ?<
Gade, 2$, 26$, #60
Gade and Phillips, 2$,
26$
Wet, #'
Gilliam 7skri.e, #0<
wilsovereen-stemming,
#$
Gir@/n/ Pr/d@/dik/r/,
%<, 2$, '<, <2, 2##
Y
Fahudi, %0$
Fastri), %06
Funani, $?, ?0, ?%, ?',
?$, %00, %0%, %02, %0#,
%0<
Z
Nainal A)idin Ahmad,
%09
Naire, %$?
#96
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
TENTANG PENULIS
Nama : Pr/3* >r* Jimly Asshiddiqie, S*+*
Lengkap
Alamat : Jl* Gidya Chandra III -/* 9,
Rumah Jakarta Selatan*
,elp*: 02%1<229?2<*
+P : 0$%%1%00%20*
7mail : @imly2%2h/tmail*(/m
Alamat : Mahkamah K/nstitusi Repu)lik
Kantor Ind/nesia
Jl* Medan Merdeka 8arat -/* 61
9, Jakarta Pusat*
,elpI5aks*: 02%1#<220$9*
7mail :
@imly2mahkamahk/nstitusi*./*id
Pendidikan:
%* 5akultas +ukum 0ni!ersitas Ind/nesia, Jakarta,
%?$2 :Sar@ana +ukum;*
2* 5akultas Pas(a Sar@ana 0ni!ersitas Ind/nesia, Jakar1
ta, %?$' :Ma.ister +ukum;*
#99
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I
#* 5akultas Pas(a Sar@ana 0ni!ersitas Ind/nesia Jakar1
ta :%?$61%??0;, dan Jan J/llenh/!en Institute, serta
Re(hts13a(ulteit, 0ni!ersiteit Eeiden, pr/.ram doctor
by research dalam ilmu hukum :%??0;*
'* P/st1Hraduate Summer Re3reshment C/urse /n Ee1
.al ,he/ries, +ar!ard Ea= S(h//l, Cam)rid.e,
Massa(hussett, %??'*
<* >an )er)a.ai short courses lain di dalam dan luar
ne.eri*
Pengabdian dalam Tugas Pemerintahan dan Jabatan
Publik lainnya:
%* Pen.a@ar 5akultas +ukum 0ni!ersitas Ind/nesia se1
@ak tahun %?$% sampai sekaran.* Se@ak tahun %??$
dian.kat se)a.ai Huru 8esar +ukum ,ata -e.ara,
dan se@ak %6 A.ustus 200# )erhenti sementara se)a1
.ai Pe.a=ai -e.eri Sipil :P-S; selama menduduki
@a)atan +akim K/nstitusi, sehin..a )eru)ah status
men@adi Huru 8esar Euar 8iasa*
2* An../ta ,im Ahli >e=an Per=akilan Rakyat Repu1
)lik Ind/nesia, %?$$1%??#*
#* An../ta Kel/mp/k Ker@a >e=an Pertahanan dan Ke1
amanan -asi/nal :Ganhankamnas;, %?$<1%??<* '*
Sekretaris >e=an Pene.akan Keamanan dan Sistem
+ukum :>PKS+;, %???*
<* Ketua 8idan. +ukum ,im -asi/nal Re3/rmasi -asi1
/nal Menu@u Masyarakat Madani, %??$1%???, dan
Penan..un.@a=a) Panel Ahli Re3/rmasi K/nstitusi
:)ersama Pr/3* >r* 8a.ir Manan, S+;, Sekretariat
-e.ara RI, Jakarta, %??$1%???*
6* An../ta ,im -asi/nal Ind/nesia Men.hadapi ,an1
tan.an Hl/)alisasi, %??61%??$*
9* An../ta ,im Ahli Panitia Ad +/( I :PA+ I;, 8adan
Peker@a Ma@elis Permusya=aratan Rakyat Repu)lik
Ind/nesia dalam ran.ka Peru)ahan 0ndan.10ndan.
>asar %?'< :200%;*
#9$
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
$* Seni/r S(ientist )idan. +ukum 8PP ,ekn/l/.i, Ja1 20* Huru 8esar ,idak ,etap pada 5akultas +ukum )er1
karta, %??01%??9* )a.ai 0ni!ersitas -e.eri dan S=asta di Jakarta,
?* Sta3 Ahli Menteri Pendidikan dan Ke)udayaan Repu1 F/.yakarta, Sura)aya, dan Palem)an.*
)lik Ind/nesia, Jakarta, %??#1%??$*
%0* An../ta ,im Pen.ka@ian Re3/rmasi Ke)i@akan Pen1 Publikasi Ilmiah:
didikan -asi/nal >epartemen Pendidikan dan Ke1 %* Gagasan Kedaulatan dalam Konstitusi dan Pelak-
)udayaan, Jakarta, %??'1%??9*
sanaannya di Indonesia, Jakarta: I(htiar 8aru1!an
%%* Asisten Gakil Presiden Repu)lik Ind/nesia )idan.
+/e!e, %??'*
Kese@ahteraan Rakyat dan Pen.entasan Kemiskinan, 2* Pembaruan Hukum Pidana di Indonesia, 8andun.:
%??$1%??? :Asisten Gakil Presiden 8*J* +a)i)ie
An.kasa, %??<*
yan. kemudian men@adi Presiden RI se@ak Presiden
#* Pergumulan Peran Pemerintah dan Parlemen da-
S/ehart/ men.undurkan diri pada )ulan Mei %??$;*
lam Sejarah, Jakarta: 0I1Press, %??6*
%2* >ian.kat dalam @a)atan akademis Huru 8esar dalam
'* Agenda Pembangunan Hukum di Abad Globalisasi,
Ilmu +ukum ,ata -e.ara 5akultas +ukum 0ni!er1 Jakarta: 8alai Pustaka, %??9*
sitas Ind/nesia, Jakarta, %??$* <* Undang-Undang Dasar 1945: Konstitusi Negara
%#* K//rdinat/r dan Penan..un.@a=a) Pr/.ram Pas(a
Kesejahteraan dan Realitas Masa Depan, Jakarta:
Sar@ana 8idan. Ilmu +ukum dan Masalah Kene.ara1
0ni!ersitas Ind/nesia, %??$*
an, 5akultas +ukum 0ni!ersitas Ind/nesia, Jakarta, 6* Reformasi B.J. Habibie: Aspek Sosial, Budaya dan
20001200'* Hukum, 8andun.: An.kasa, %???* 7disi )ahasa In.1
%'* An../ta Senat Akademik 0ni!ersitas Ind/nesia,
.eris Habibies Reform: Socio-Cultural Aspect and
200%1sekaran.*
the Legal System, 8andun.: An.kasa, %???*
%<* Penasehat Ahli Sekretariat Jenderal MPR1RI, 20021 9* Islam dan Kedaulatan Rakyat, Jakarta: Hema
200#* Insani Press, %??9*
%6* Penasehat Ahli Menteri Perindustrian dan Perda1
$* Teori dan Aliran Penafsiran dalam Hukum Tata
.an.an Repu)lik Ind/nesia, 20021200#*
Negara, Jakarta: In+il(/, %??$*
%9* An../ta tim ahli )er)a.ai ran(an.an undan.1 ?* Pengantar Pemikiran Perubahan Undang-Undang
undan. di )idan. hukum dan p/litik, >epartemen Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun
>alam -e.eri, >epartemen Kehakiman dan +AM,
1945, Jakarta: ,he +a)i)ie Center, 200%*
serta >epartemen Perindustrian dan Perda.an.an,
%0* Konsolidasi Naskah UUD 1945 Pasca Perubahan
se@ak tahun %??91200#* Keempat, Jakarta: PS+,- 5+0I, 2002*
%$* Pen.a@ar pada )er)a.ai >iklatpim ,in.kat I dan %%* Mahkamah Konstitusi: Kompilasi Ketentuan UUD,
,in.kat II Eem)a.a Administrasi -e.ara :EA-;
UU, dan Peraturan tentang Mahkamah Konstitusi
se@ak tahun %??91sekaran.*
di 78 Negara, Jakarta: PS+,-15+10I, 200#*
%?* Pen.a@ar pada kursus KSA dan KRA E7M+A--AS %2* Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Ke-
:Eem)a.a Pertahanan dan Keamanan -asi/nal; se1 kuasaan dalam UUD 1945, F/.yakarta: 5+10II1
@ak 20021sekaran.*
Press, 200'*
#9? #$0
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Jilid I Jilid I
%#* Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakar1 2<* Teori Hans Kelsen Tentang Hukum, Jakarta: K/ns1
ta: MKRI1PS+,- 5+0I, 200'* titusi Press :)eker@asama den.an P, Syaamil Cipta
%'* Memorabilia Dewan Pertimbangan Agung Repu- Media, 8andun.;, 2006*
blik Indonesia, Jakarta: K/nstitusi Press, 200<* 26* Ratusan makalah yan. disampaikan dalam )er)a.ai
%<* Hukum Tata Negara dan Pilar-pilar Demokrasi, 3/rum seminar, l/kakarya dan (eramah serta yan.
Jakarta: K/nstitusi Press, :(etakan pertama 200', dimuat dalam )er)a.ai ma@alah dan @urnal ilmiah,
(etakan kedua 200<;* ataupun dimuat dalam )uku /nt/l/.i /leh penulis
%6* Model-model Pengujian Konstitusional di Berbagai lain )erkenaan den.an )er)a.ai t/pik*
Negara, Jakarta: K/nstitusi Press :(etakan pertama
April 200<, (etakan kedua Mei 200<;*
%9* Kemerdekaan Berserikat, Pembubaran Partai
Politik, dan Mahkamah Konstitusi, Jakarta: K/nsti1
tusi Press :(etakan pertama Juli 200<;*
%$* Kemerdekaan Berserikat, Pembubaran Partai Poli-
tik, dan Mahkamah Konstitusi, Jakarta: Set@en dan
Kepaniteraan MKRI :(etakan pertama -/!em)er
200<;*
%?* Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakar1
ta: K/nstitusi Press :(etakan pertama Juli 200<;*
20* Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakar1
ta: Set@en dan Kepaniteraan MKRI :(etakan pertama
-/!em)er 200<;*
2%* Hukum Acara Pengujian Undang-Undang, Jakarta:
Farsi3 Gatamp/ne :(etakan pertama -/!em)er
200<;*
22* Hukum Acara Pengujian Undang-Undang, Jakarta:
Set@en dan Kepaniteraan MKRI :(etakan pertama
-/!em)er 200<;*
2#* Sengketa Kewenangan Antarlembaga Negara, Ja1
karta: K/nstitusi Press :(etakan pertama Akt/)er
200<;*
2'* Sengketa Kewenangan Antarlembaga Negara, Ja1
karta: K/nstitusi Press :(etakan kedua 5e)ruari
2006;*
#$% #$2

Anda mungkin juga menyukai