Anda di halaman 1dari 18

1

DINAS/INSTANSI : DINAS KEHUTANAN PROVINSI NTT


PEKERJAAN : PEMBANGUNAN ASRAMA POLISI KEHUTANAN (POLHUT)
LOKASI : KABUPATEN KUPANG
TAHUN ANGGARAN : 2013
KONSULTAN PERENCANA :
PT. MURIA TIROSA DESAIN
Architec And Engineering Consultant
Jl. Fatutuan RT.003, RW.006 Kel. Liliba Telp. (0380) 8552608
KUPANG - NTT
2
SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1
U MU M
1.1. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor wajib memberitahukan kepada Direksi/Pengawas
mengenai jadwal pematokan dan pekerjaan persiapan.
1.2. Kontraktor wajib menyiapkan rencana jadwal pelaksanaan, buku tamu dan buku catatan
harian di lapangan.
1.3. Demi lancar dan baiknya pelaksanaan pekerjaan maka tenaga pelaksana yang diberi tugas
oleh Pemborong di lapangan, harus memiliki kualifikasi dan pengalaman yang cukup di
bidangnya. Apabila Direksi/Pengawas menganggap bahwa Pelaksana kurang mampu,
kurang berkualitas, maka Direksi/ Pengawas berhak menolak petugas menolak petugas
pelaksana tersebut. Dalam hal ini Kontraktor pelaksana tersebut menyediakan seorang
petugas sebagai pengganti pelaksana tersebut dengan personil yang lebih cakap/
berkualifikasi cukup baik, dan diterima oleh Direksi atau Pengawas.
1.4. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan Kontrak, Gambar Rencana, RKS dan Risalah
Aanwijzing serta ketentuan-ketentuan yang dibuat selama pelaksanaan, yang telah
disetujui oleh Direksi (Pemimpin Proyek, Pengelola Teknik Proyek dan Konsultan
Pengawas serta Kontraktor Pelaksana).
1.5. Segala penyimpangan yang dilakukan oleh Pihak Kontraktor, tanpa seijin Direksi, harus
dibongkar dan disesuaikan dengan rencana semula. Segala biaya akibat kelalaian tersebut
adalah menjadi tanggungan Pemborong.
1.6. Setiap perintah Direksi, kepada Pemborong yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan
pada Pasal 1.d. diatas, harus disampaikan secara tertulis dengan sepengetahuan Pemberi
Tugas.
1.7. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan, harus diadakan pekerjaan tambah kurang, hal ini
harus dengan ijin tertulis dari Pemimpin Tugas.
1.8. Selain instalasi listrik dan instalasi air sebagian atau seluruh pekerjaan, tidak boleh
diborongkan kepada Pihak Ketiga (Sub Kontraktor) dengan alasan apapun, kecuali
dengan persetujuan terlebih dahulu dari pemimpin proyek. Semua hasil pekerjaan dari
Pihak Ketiga tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor yang menandatangani Kontrak.
1.9. Selama tidak bertentangan dengan Spesifikasi Teknis ini, peraturan-peraturan lain yang
juga berlaku adalah sebagai berikut :
1. Algemene Vooewarden Voor de Uitvoering bij Aanneming Van Openbare Werken
1941 (AV.41) yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No.
9 tanggal 18 Mei 1941, dan tambahan Lembaran Negara Nomor 14571. Terjemahan
3
AV diatas : Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan bangunan umum yang dilelangkan
atau disingkat dalamBahasa Indonesia : SU.41.
2. Peraturan umum untuk pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan pada penyelenggaraan
bangunan di Indonesia atau disingkat : PUBB 1956 NI. 3.
3. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961 NI. 5.).
4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971.
5. Peraturan UmumInstalasi Listrik Indonesia (PUIL NI. 6).
6. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
7. Peraturan-peraturan lain, yang berlaku berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
8. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis dari
Direksi/Pengawas selama pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah Surat Perintah Kerja ditandatangani/
dikeluarkan, Kontraktor harus sudah mulai dengan kegiatan nyata dilapangan.
2.2. Pemborong Wajib membuat papan nama proyek akan dipasang pada lokasi pekerjaan,
dilengkapi dengan tulisan warna hitam diatas dasar warna putih dan cukup jelas untuk
dibaca, memakai papan tebal 2 cmseperti contoh dibawah ini :
PEKERJAAN : .
LOKASI :..
TAHUN ANGGARAN : .
WAKTU PELAKSANAAN : .
KONTRAKTOR : .
KONSULTAN PERENCANA :
KONSULTAN PENGAWAS :
.
2.3. Los Kerja dan Direksi Keet
2.3.1. Pemborong wajib membangun los kerja termasuk Direksi Keet sebagai berikut :
Satu ruang Direksi ukuran 3,5 x 4,5 M
Satu ruang untuk tempat penyimpanan bahan-bahan bangunan/alat
(gudang)
Sebuah wc darurat untuk para pekerja.
2.3.2. Bangunan Los Kerja dibangun dengan bahan-bahan :
Dindik Gedek/tripleks/bebak/setara
4
Rangka kayu klas II
Atap seng BJLS 0,20
2.3.3. Diruang Direksi Keet dilengkapi dengan :
Satu Meja Tulis berlaci dapat dikunci
Empat buah kursi dan kursi tamu
Panil untuk menempel gambar-gambar kerja
2.3.4. Biaya pembuatan Direksi Keet/Los Kerja ini tidak boleh dimasukan dalam
penawaran
2.3.5. Pemborong harus mengurus dan memelihara bangunan tersebut bersama alat-
alat untuk inventarisnya, serta selalui menyediakan air bersih untuk para
pekerja, juga obat-obatan P3K.
2.3.6. Bangunan yang dibuat harus dijaga sedemikian rupa agar bahan-bahan
bangunan tersebut dapat dipakai dengan baik, serta keamanannya terjamin dan
selalu terhindar dari hujan, angin dan panas matahari secara langsung.
2.3.7. Tempat/letak dari bangunan los kerja dan Direksi Keet tersebut akan ditetapkan
oleg Direksi/Pengawas Lapangan.
Pasal 3
PERSIAPAN LOKASI DAN PEMATOKAN
3.1. Pembersihan lokasi :
1. Pembersihan lokasi termasuk pembersihan tanaman / pemotongan rumput,
menutup lubang dan membuang humus tanah dan tanah yang mengandung bahan
organis (top soil).
2. Pohon-pohon dilokasi pekerjaan yang tidak terkena bangunan atau tidak
mengganggu bangunan nantinya tidak perlu dipotong.
3.2. Pemagaran Sementara :
3.2.1. Pemagaran sementara untuk keliling daerah kerja proyek, apabila dianggap
perlu menghindari segala gangguan terhadap aktivitas pelaksanaan pekerjaan
bagi para pekerja yang terlibat dalampekerjaan ini.
3.2.2. Segala biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pagar sementara, tidak
termasuk dalamanggaran proyek ini.
3.3. Pengukuran :
3.3.1. Pengukuran titik duga (peil 0,00) adalah ditentukan bersama-sama antara
Direksi dan Kontraktor dengan penyesuaian terhadap gambar kerja.
3.3.2. Apabila tidak dinyatakan lain (peil 0,00) adalah 50 cm diatas permukaan tanah
tertinggi dan merupakan titik patok sementara.
5
3.4. Pematokan dan Pemasangan Papan Bouwplank.
3.4.1. Patok-patok dibuat cukup kokoh dari kayu / balok ukuran 5/7 cm, sedangkan
papan bouwplank dibuat dari papan kayu Klas II ukuran 2/20 cm yang pada
bagian atas papan tersebut harus diserut dan diwaterpass.
3.4.2. Jarak patok dengan galian pada as pondasi adalah 1,50 m, sedangkan jarak dari
as ke as patok maksimal 2,00 m.
3.4.3. Semua titik-titik sumbu bangunan harus diabadikan dengan cat menie dan paku
ukuran 7 cmpada papan bouwplank.
3.4.4. Kontraktor berkewajiban menjaga semua patok, tanda-tanda yang penting dan
harus selalu dalam keadaan baik seperti keadaan semula.
3.5. Jalan Sementara (Temporary Road).
Pembuatan jalan sementara untuk keluar masuk kel lokasi pekerjaan dan untuk keluar
masuknya kendaraan pengangkut bahan-bahan, alat-alat ke lokasi pekerjaan disipakan
oleh Kontraktor, biaya pembuatan jalan sementara ini tidak termasuk dalam anggaran
proyek ini.
3.6. Penyaluran air hujan.
Kontraktor/Pemborong harus menyiapkan saluran penyalur air hujan sementara
sehingga air hujan tidak mengganggu aktifitas pelaksanaan pekerjaan. Biaya pembuatan
Saluran air hujan ini tidak termasuk dalam anggaran kegiatan ini.
Pasal 4
PEKERJAAN GALIAN TANAH
4.1. Apabila ada lapisan tanah humus dengan ketebalan minimal 20 cm atau hambatan-
hambatan lainnya harus dikeluarkan dari permukaan tanah yang terkena bangunan.
4.2. Galian Tanah.
4.2.1. Yang termasuk dalampekerjaan galian tanah ini adalah :
Semua kebutuhan yang ada hubungannya dengan pekerjaan membuat lubang
ditanah untuk pondasi, septictank, sumur peresapan, dll.
4.2.2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan tanah :
Sebelum galian tanah dimulai tanah harus diratakan terlebih dahulu dengan
jalan dipotong dan yang diurug dengan tanah bekas galian yang digali.
6
Galian tanah untuk semua lubang pondasi baru boleh dimulai setelah papan
bouwplank dengan tanda dari as ke as selesai diperiksa dan diteliti oleh
Direksi / Pengawas lapangan.
Lubang dasar galian minimal 20 cm lebih lebar dari dasar pasangan pondasi
dan tanah galian dibuang keluar bouwplank.
Kedalaman galian dilakukan sesuai gambar rencana, minimal sampai pada
lapisan tanah yang keras, baik untuk galian pondasi maupun untuk saluran
pembuangan air hujan.
Bila lubang bekas galian didalamnya terdapat banyak air genangan karena
hujan, maka sebelum pasangan pondasi dimulai terlebih dahulu air tersebut
harus disedot/dikuras/dikeringkan dan dibersihkan dari lumpur-lumpur
yang mengendap dalam lubang tersebut.
Bila Pemborong melakukan penggalian yang melebihi dari ukuran yang telah
ditentukan, Pemborong harus menutupi kelebihan dengan urugan pasir yang
dipadatkan dengan disirami air setiap ketinggian 15 cm sampai padat dan
keras.
Pasal 5
PEKERJAAN URUGAN
5.1. Yang termasuk pekerjaan urugan adalah :
Semua kebutuhan pekerjaan penimbunan/urugan, pemadatan dan perataan kembali
baik dengan sirtu maupun dengan pasir atau tanah putih sampai mencapai suatu
permukaan baru yang diinginkan.
5.2. Persyaratan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Urugan tanah peninggian lantai menggunakan sirut yang baik dengan tidak
mengandung bahan organis, dan dipadatkan lapis demi lapis setiap 20 cm atau batu
karang dicapur pasir sampai mencapai ketinggian yang diinginkan.
Urugan pasir dibawah lantai dilakukan lapis demi lapis setiap 20 cm disiram dengan air
sampai padat dan rata.
Dibawah pondasi harus diurug dengan pasir, dengan ketebalan setelah padat minimal 5
cmsesuai dengan gambar kerja.
Urugan pasir dibawah lantai disiram dengan air sampai padat supaya tidak ada lagi
rongga-rongga yang terbuka.
7
Pasal 6
PEKERJAAN PONDASI
6.1. Yang termasuk pekerjaan pondasi adalah : Pondasi menerus dari batu karang/kali.
6.2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan pondasi :
6.2.1. Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan bila galian tanah sudah
diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh Direksi / Pengawas.
6.2.2. Sebelum pekerjaan pemasangan pondasi dimulai, lubang-lubang galian harus
dikeringkan dan bersih dari segala kotoran.
6.2.3. Pondasi Menerus:
Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diurug dengan pasir kemudian
dengan batu kosong/aanstamping dari batu karang/gunung/kali setebal 20
cmlebar disesuaikan dengan gambar detail.
Batu karang/kali/gunung yang dipakai tidak keropos, sebelum dipasang
harus dibersihkan dari kotoran dan tanah yang mengandung bahan organis.
Pasangan pondasi batu karang/kali/gunung ini dibuat dengan adukan speci
1pc: 5psr.
Setinggi 20 cm dibawah sloof pasangan pondasi dibuat dengan adukan
1pc:3psr dan diberi agker double untuk mengikat sloof dengan pondasi
dengan jarak tiap 1,5 m menggunakan besi beton 10 mm dengan panjang
angker 25 30 cm.
Semua bidang permukaan pondasi bagian luar diatas tanah yang kelihatan
harus diplester /diberaben dengan adukan 1pc : 3psr kemudian diaci dengan
saus semen sampai kedalaman minimal 15 cm dibawah permukaan tanah
asli.
Pasir yang dipakai adalah pasir lokal yang memenuhi syarat dan yang telah
disetujui oleh pengawas lapangan.
Pasal 7
PEKERJAAN BETON
7.1. Beton Bertulang
7.1.1. Lingkup Pekerjaan
Melengkapi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari Arsitek dalam uraian
syarat-syarat pelaksanaan.
8
7.1.2. Teknis Pelaksanaan
Dalam melaksanakan pekerjaan beton, kontraktor wajib mentaati segala
petunjuk dari Konsultan Pengawas. Bila terjadi kesalahan yang merugikan
konstruksi karena Kontraktor mengabaikan perintah atau petunjuk dari
Konsultan Pengawas, maka seluruh kesalahan tersebut menjadi
tanggungjawab Kontraktor.
Seluruh pembesian harus terlebih dahuu mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas sebelumdilakukan pengecoran.
Pekerjaan yang salah harus dibongkar dan dilakukan pengecoran ulang
dengan adukan yang memenuhi persyaratan sesuai petunjuk atau Perintah
dari Konsultan Pengawas.
Setiap perubahan harus terlebih dahulu diketahui oleh Konsultan Pengawas
dan disetujui oleh Pemilik Kegiatan.
7.1.3. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pengecoran beton harus dilaporkan oleh Kontraktor secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2 hari sebelum melakukan
pengecoran guna pengecekan tulangan.
Pembukaan perancah (bekesting) dilakukan setelah mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
7.1.4. Persyaratan Bahan
Portland Semen :
Digunakan Portland Semen jenis II menurut BI-82 type I menurut ASTM dan
memenuhi S.400 menurut standar Portland Semen yang digariskan oleh
Assosiasi Semen Indonesia (Semen Kupang) atau Semen Bosowa/Setara.
Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali
dengan persetujuan tertulis dari Pengawas dengan Pertimbangan Pengawas
hanya dapat dilakukan dalam keadaan : Tidak adanya persediaan dipasar
merk tersebut diatas.
Kontraktor memberikan jaminan dengan kata-kata teknis bahwa mutu
semen penggantinya adalah dengan kualitas yang setaraf dengan mutu
semen tersebut diatas.
Agregat :
Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971. Agregat kasar
harus berupa batu pecah-pecah yang mempunyai susunan gradasi yang
9
baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak keropos) kadar lumpur
dari agregat beton tidak boleh melebihi dari 5%berat kering.
Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 3 cm dan tidak
lebih ari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi
yang bersangkutan.
Pasir harus terdiri dari butiran-butrian yang bersih, tajam da bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
Air :
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih tidak mengandung minyak,
asam alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat menurunkan
mutu pekerjaan
Besi Beton :
Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada. Kecuali ditentukan lain pada gambar besi
beton yang digunakan untuk diameter lebih kecil atau sama dengan 12
mmdi pakai U-24.
Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan
untuk mengatur jarak tulang/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan
pada tempatnya.
7.2. Pelaksanaan
7.2.1. Komposisi Campuran Beton
Komposisi Beton yang digunakan adalah mutu beton K225 yang dicapai dalam
pekerjaan beton bertulang adalah campuran 1 pc : 2 Psr : 2.5 Krl.
7.2.2. Pembesian
Pembesian tulang-tulang untuk batang yang lurus atau yang dibengkokan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus
sesuai PBI 1971.
Pengikat besi beton dipakai kawat khusus pengikat beton (beton binddraad)
Pemasangan dan penggunaan tulangan beton, harus disesuaikan dengan
gambar Konstruksi.
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran harus bebas dari papan acuan atau lantai
kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI-
1971.
10
Untuk penyanggah besi beton dibuat beton decking (tahu beton) dengan
campuran 1 Pc: 3Psr ukuran 50x50x25 mm
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
pengawas.
Pasal 8
PEKERJAAN TEMBOK DAN PLESTERAN
8.1, Yang termasuk dalampekerjaan ini adalah :
Tembok pasangan menggunakan batu bataco dengan ukuran 10x20x40 cm.
8.2. Pasangan dinding trasram dengan adukan 1 pc:3psr dipasang pada setiap kaki dinding
mulai dari sloof sampai setinggi 30 cmdiatas permukaan lantai.
8.3. Pasangan batu batako dinding biasa dibuat dari pasangan batako dengan adukan 1 pc : 5
psr.
8.4. Yang termasuk pekerjaan plesteran adalah :
Semua permukaan pasangan batako yang kelihatan, diplester dengan adukan 1pc:5psr
untuk plestean biasa, 1 pc : 3 psr untuk plesteran trastram dan pondasi selanjutnya
diaci dengan saus semen.
8.5. Untuk permukaan pasangan yang akan diplester, permukaannya harus dibuat kasar
terlebih dahulu dan disiramdengan air secukupnya.
8.6. Permukaan pasangan pondasi diatas muka tanah yang kelihatan diplester rapi dengan
tebal minimal 1 cm dan masuk kedalam tanah 15 cm, kemudian diaci dengan saus semen
adukan plesterannya 1pc : 3psr.
8.7. Semua permukaan pasangan tembok yang telah diplester harus diaci dengan adukan
1pc;20 kpr atau saus semen lalu diplamur, kecuali bagian permukaan yang dipasang
porselin/keramik.
8.8. Permukaan pasangan beton bertulang yang kelihatan harus diplester dengan adukan 1pc
: 3psr, kemudian diaci dengan adukan 1pc;20 kpr atau saus semen.
8.9. Semua bahan untuk pasangan tembok dan plesteran seperti batu batako dan pasir yang
akan dipakai harus terlebih dahulu disetujui oleh Direksi/Pengawas. Sebelum dipakai
untuk pasangan batu batako harus direndam terlebih dahulu dalam air bersih sampai
tidak lagi mengeluarkan buih-buih.
8.10. Pasir untuk pasangan tembok harus cukup kasar, keras dan homogen butirannya dan
harus diayak dengan ayakan sesuai dengan kebutuhannya serta harus bersih.
11
pasal 9
PEKERJAAN KAYU KUSEN PINTU DAN JENDELA
9.1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembuatan Kusen, pintu, jendela, ventilasi,
daun jendela, jalusi, pemasangan kaca, serta penyetelan dan pemasangan
perlengkapannya.
9.2. Persyaratan dalampekerjaan ini adalah :
Kayu Kusen pintu dan jendela juga list dan ventilasi dibuat dari kayu klas I (bayam)
kualitas baik kuat, kering, lurus dan tidak pecah-pecah serta lepas mata tersebut
dengan ukuran jadi 5x13.5 cm, sedangkan item pekerjaan lain yang menggunakan
kayu kls I dengan ukuran disesuaikan dengan gambar detail.
Semua pekerjaan kayu yang kelihatan harus diserut rata, licin, siku serta bagian
yang tertanam ketembok dan sambungan-sambgungannya sebelum dipasang harus
dimenie sampai rata terlebih dahulu.
Kusen Pintu dan Jendela harus dilindungi dengan prodil-profil dari belahan bambau
atau kayu ukuran 4x6 cm supaya sudut-sudut tidak rusak karena gesekan pada
waktu pengangkutan dan pemasangannya serta tidak bengkok kembali karena
getaran.
Pemasangan kusen harus vertikal dan siku-siku serta letaknya harus sesuai dengan
gambar kerja.
List-list untuk kaca, jendela dan ventilasi dibuat dari kayu klas I kualitas baik, lurus,
siku ukuran 1 dan 2 cm.
Pada saat pemasangannya diberi dempul dan dipaku sehingga kaca tidak bergetar,
kaca yang dipakai adalah kaca bening tebal 5 mm (sesuai dengan gambar detail
kusen).
Rangka daun pintu panil dibuat dari kayu klas I atau Jati dengan ketebalan jadi 3,5
cmx 12 sesuai gambar.
Semua daun pintu harus dikerjakan dengan baik dan sempurna sehingga siap
dipakai, jarak alas pintu dengan lantai maksimal 1,5 mm.
Hubungan tiang kusen dengan lantai memakai neut dengan angker dok 10 mm
tinggi neut 15 cm.
Untuk daun pintu dan jendela kaca rangka dibuat dari kayu klas I atau jati dengan
bidang kaca ukuran 1.00 cm maka digunakan kaca 3 mm dan bidang kaca yang >
1,00 cmkacanya dipakai kaca polos 5 mm.
Angker kusen dipasang besi angker 10 mm, jarak maksimal 80 cm, untuk tiang
kusen yang menempel ke tembok, ujung angker memakai kait 5 cm dan panjang
besi angker adalah 15 cm.
Untuk pekerjaan daun pintu panil dibuat dari kayu kls I Lokal atau jati dengan
ukuran 3,5 x 10 cm.
12
Untuk daun pintu km/wc menggunakan rangka kayu klas I atau jati ukuran 3 cm
dan penutup bagian dalam menggunakan tripleks aluminium sedangkan bagian
luar menggunakan teakwood atau sesuai gambar kerja.
Semua pintu dan daun jendela harus dilengkapi engsel, grendel dan hak angin.
Jelusi atap, kusen jalusinya dipakai kayu kls II dengan bentuk dan ukuran sesuai
gambar.
Pasal 10
PEKERJAAN ATAP DAN LISPLANK
10.1. Yang termasuk dalampekerjaan ini adalah :
Kuda-kuda, gording dan balok rangka lainnya, listplank, penutup atap dan bubungan
atap.
10.2. Persyaratan pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Konstruksi kuda-kuda kayu, kerangka kap lainnya listplank dibuat dari Kayu
Klas II lokal terbaik dengan gergajian mesin yang rapi, lurus, kualitas baik
dengan ukuran dan pengerjaannya sesuai dengan gambar kerja.
2. Konstruksi kuda-kuda kayu pada setiap pertemuan rangka dengan rangka
menggunakan sistim sambungan lidah alur atau dengan baut mur dia. 16 mm
sesuai dengan gambar kerja dan pada pertemuan tiang nok dengan balok tarik
menggunakan beugel U 4 mm lebar 4 cm dan pertemuan antara balok tarik
dengan kuda-kuda memakai beugel U bulat 16.
3. Bagian kayu yang akan disambung terlebih dahulu harus dimenie dan seluruh
bagian kayu untuk pekerjaan rangka atap, sebelum dinaikkan harus di residu 2x
jalan sampai rata dan baik.
4. Untuk kayu rangka kuda-kuda kayu dipakai kayu klas II dengan ukuran bentuk
sesuai gambar.
5. Kayu yang dipakai adalah kayu klas Ii kualitas baik, tidak banyak cacat dan
keropos. Pada setiap sembungannya dan lubang lidah harus dimenie.
6. Penutup atap memakai seng Gelombang BJLS 0,30.
7. Seng Bubungan memakaki bubungan seng licin tebal 0,30 mm.
8. Listplank kayu dipakai kayu Klas II Lokal Kualitas baik dengan ukuran jadi 30 cm
(tebal 2x2/18 cm) siku-siku, diserut rata dan halus kemudian diamplas,
didempul dan diplamir selanjutnya dicat kilap minimal 3 x cat smpai rata, baik
serta halus.
9. Talang patahan atap dipakai seng plat 0,30 dan pada bagian bawahnya dialas
dengan papan ukuran 2x10 cm dari kayu Klas II kualitas baik.
13
Pasal 11
PEKERJAAN PLAFOND
11.1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah : rangka plafond penutup plafond dari tripleks
3,8 mm/4,00 mm.
11.2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan :
a. Rangka penggantung plafond dibuat dari kayu Klas II berkualitas baik, lurus dan
tidak banyak cacat dengan ukuran jadi 5/7 cm.
b. Balok penggantung induk plafond dipakai kayu Klas II dengan ukuran 5/10 cm,
dipasang pada bentang terpendek sedangkan rangka pembagi dipasang
menggunakan ukuran 5/7 pada sisi yang akan ditempel tripleks harus diserut rata
dan pemasangannya harus lurus dan waterpass.
c. Jarak minimum sumbu rangka plafond 60 x 60 cm ragka plafond harus diseurt
permukaan. Ukuran penutup rangka tripleks 60 x 120 cm tebal 3,8 mm. Sumbu ke
sumbu atau sesuai gmbar kerja.
d. Hubungan antara tripleks dan rangka plafond diperkuat dengan paku tripleks
ukuran 2 cmdengan jarak antar paku minimal 7 cm.
e. List plafond dibuat dari kayu kls II kualitas baik dan diprofil dengan ukuran 2 x 4
cm.
f. List plafond kayu harus diserut rata dan pemasangannya harus lurus dan rapi atau
digunakan list kayu berprofil.
g. Semua permukaan plafond dicat dengan cat tembok sampai rata minimal 3 x jalan
sedangkan dan list plafond dimenie, dipalmur, diamplas baru dicat kilap kayu
minimal 3x cat sampai rata dan baik.
h. Tinggi plafond disesuaikan dengan gambar detail pada kuda-kuda.
i. Rangka plafond seluruhnya harus dimenie.
Pasal 12
PEKERJAAN LANTAI
12.1. Sebelum pekerjaan ini dilaksanakan apabila ada tanah humus dalam bangunan dan
akar-akar tanaman didalamnya harus dikeluarkan / dicabut setebal 30 cm.
12.2. Setelah tanah humus dan kotoran dikeluarkan tanah dasar dipadatkan/trimbis sampai
padat selanjutnya diurug batu karang dicampur sirtu dengan ketinggian sesuai dengan
yang diinginkan.
12.3. Urugan pasir dibawah lantai setebal minimal 20 cm pengurugan dilakukan lapis demi
lapis setiap tebal 10 cm dipadatkan dan disirami air sampai tidak ada rongga/celah
selanjutnya di cor dengan beton cor 1 pc: 3psr : 5krl setebal 5 cm.
14
12.4. Untuk lantai bangunan dipakai keramik 40 x 40 cmdan motif sesuai permintaan pemilik
pekerjaan
12.5. Untuk kamar mandi keramik ukuran keramik 20 x 20 cm sedangkan dinding dan bak
kamar mandi keramik ukuran 20 x 25 cm. Warna keramik ditentukan kemudian oleh
pemilik pekerjaan
Pasal 13
PEKERJAAN CAT DAN LABURAN
13.1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah :
Cat bidang kayu yang kelihatan, bidang tembok dan plafond, tripleks dan plitur daun
pintu.
13.2. Persyaratan cat dan laburan :
Bidang tembok yang akan dicat terlebih dahulu diplamir supaya permukaannya rata
kemudian diamplas dan dicat dengan cat tembok (Matex) sebanyak 3x jalan sampai
rata, halus dan baik.
Bidang kayu kusen, list kaca dan listplank, yang baru sebelum dicat harus dimenie
dahulu, didempul, diplamir dan diamplas sampai rata, halus dan baik baru dicat
dengan cat kilap minimal 3x sampai rata, halus dan mengkilap.
Cat tembok dan plafond memakai cat merk setaraf Matex sedangkan cat kilap
memakai cat merk setaraf Emco cat warna krem(ditentukan oleh Pemilik Pekerjaan).
Bahan-bahan menie, dempul, plamur untuk pekerjaan ini harus dikhususkan untuk
diperuntukannya.
Meresidu kayu kap dilakukan sebelumkerangka kap distel dan dipasangkan/dinaikan.
Untuk daun pintu panil diplitur atau diteakoil minimal 3x jalan sampai rata dan
mengkilap.
Pasal 14
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
14.1. Tiap daun pintu memakai 3 (tiga) buah engsel kuningan merk setaraf Arch sedangkan
untuk daun jendela dipakai 2 (dua) buah engsel dilengkapi dengan kait angin.
Setiap daun pintu memakai 1 (satu) kunci tanam double slag ukuran besar merk setaraf
Omco/Kuda Terbang juga dilengkapi dengan 1 (satu) buah grendel ukuran besar dan
kait angin.
14.2. Untuk setiap 1 (satu) daun pintu diberi 3 (tiga) buah engsel dan untuk 1 (satu) daun
jendela diberi 2 (dua) buah engsel merk setaraf ARCH.
15
Pasal 15
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
15.1. Pemasangan instalasi listrik harus dilakukan oleh instalatur yang memiliki Surat Ijin
Kerja Instalatur (SIKI) dari PLN dan dapat menunjukan bukti pengalaman kerja
dibidangnya.
15.2. Untuk pekerjaan instalasi listrik berlaku Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun
1987 dengan seluruh perubahan yang ada.
15.3. Khususnya untuk pekerjaan pemasangan listrik instalasi listrik dapat diserahkan
kepada pihak ketiga (sub kontraktor) namun kontraktor menandatangani Kontrak
sepenuhnya bertanggungjawab terhadap baik buruknya pekerjaan pihak ketiga
tersebut harus mendapat ijin persetujuan tertulis dari Pengawas/Direksi lapangan.
15.4. Setelah pasangan instalasi listrik selesai, Kontraktor harus menyerahkan gambar
instalasi yang telah disahkan oleh PLN bahwa pemasangan instalasi listrik telah
dikerjakan dengan baik dan memenuhi persyaratan PLN yang berlaku.
15.5. Pekerjan Instalasi listrik yang menjadi kewajiban Kontraktor dalam pekerjaan ini
adalah pemasangan instalasi termasuk meteran dan instalasi dalam saja dan sampai
menyala.
15.6. Semua jaringan listrik yang tertanam dalam tembok dan plat beton bertulang harus
dimasukkan dalampipa PVC dia. 3/8" yang dipasang tertanamke tembok.
15.7. Penempatan titik lampu, saklar, stop kontak, harus disesuaikan dengan gambar kerja.
Saklar dan stop kontak yang dipakai adalah dari merk broco warna putih. Saklar dan
stop kontak yang dipakai dari jenis tanam warna putih dan untuk listrik yang
bertegangan tinggi 220 Volt.
15.8. Kabel yang digunakan adalah NYY, NYA dengan ukuran 4 mm atau 2,5 mm sesuai
kebutuhan kabel dan memenuhi ketentuan PLN ukuran 2,5 mm yang dipakai untuk
sambungan aliran dari saklar kesetiap titik lampu.
15.9. Kabel aliran penyambung arde menggunakan kabel BC 15 dimana ujung arde harus
ditanam sedikitnya 4 m dibawah tanah sampai kedalama yang selalu basah, ujung arde
tersebut dihubungkan dengan elektroda tanah yang terbuat dari batangan tembaga
ukuran 1,5 dengan panjang 1,2 m dan digabungkan dengan pipa galvanis ukuran
1,5.
15.10. Jenis Lampu yang digunakan adalah lampu SL 23 dan 18 watt merk setaraf Philips atau
sesuai RAB lengkap dengan amaturenya pemasangan sesuai gambar detail.
15.11. Untuk setiap masa bangunan dipasang dac standar.
16
15.12. Panel listrik harus dipilih dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tahan terhadap
kerusakan dengan kapasitas sesuai kebutuhan.
15.13. Peralatan dalam panel harus dipasang sedemikian rupa sehingga memudahkan
pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikannya.
Pasal 16
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH/AIR MINUM
16.1. Pekerjaan Instalasi air bersih/air minummencakup pekerjaan sebagai berikut :
Pemasangan instalasi dalam bangunan, dari bak meteran ke setiap titik kran sesuai
gambar kerja.
Pemasangan kran air sesuai gambar kerja
16.2. Standarisasi bahan dan cara pelaksanaan sesuai dengan Peraturan umum Instalasi air
tahun 1984 Nomor : 1006 yang dikeluarkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia berikut
seluruh perubahan yang ada.
16.3. Bahan-bahan pekerjaan instalasi air bersih :
Pipa penyaluran utama (dari meteran ke bangunan) dipakai pipa galvanis dengan
ukuran
Pipa penyalur ke setiap kran air dipakai pipa galvanis dengan ukuran 1/2
Jenis pipa yang dipakai adalah pipa galvanis setaraf medium dengan ukuran sesuai
kebutuhan.
Semua pipa dan sambungannya menggunakan bahan-bahan dari kuningan dengan
lapisan galvanis chroom.
16.4. Cara-cara pemasangan :
Pipa penyalur dan pelayanan utama harus ditanamkan dibawah tanah dengan
kedlaman minimal 40 cm, atau yang dalam kondisi melayang diusahakan untuk
dibuatkan beton alas untuk dudukannya.
Seluruh saluran pipa lainnya didalam bangunan harus tersembunyi/tertanam
dibawah lantai atau dibenamkan kedalamdinding tembok.
Bila pipa air harus menembus atau tertanam dalam pekerjaan beton, maka
pelaksanaan harus dibuat pada saat pekerjaan beton tersebut dikerjakan dan harus
atas persetujuan Direksi/Pengawas.
Pada setiap sambungan pipa harus dilaksanakan dengan menggunakan isolator
khusus dan tidak boleh ada kebocoran/rembesan sedikitpun.
17
Penyambungan instalasi dalam proyek dengan meteran harus mendapat ijin dan
persetujuan dari PDAM(Badan Pengelola Air Minum) setempat.
16.5. Pekerjaan Instalasi air yang menjadi kewajiban Kontraktor dalam pekerjaan ini adalah
memperbaiki seluruh instalasi dalambangunan sampai mengalir.
Pasal 17
PEKERJAAN SANITAIR DAN SALURAN PEMBUANGAN
Yang mencakup pekerjaan ini adalah :
17.1. Pembuatan septictank dan sumur resapan dengan ukuran/bentuk sesuai gambar
detail/gambar kerja.
17.1.1. Pemasangan floor drain
17.1.2. Pemasangan alat-alat kebutuhan WC yaitu :
Water closet merk setaraf INA
17.1.3. Pemasangan pipa-pipa saluran air kotor
17.1.4. Pemasangan saluran air hujan
17.2. Bahan-bahan cara pelaksanaannya
Semua bahan keramik yang dipakai hasil produksi dalam negeri merk setaraf
Diamond
Floor drain adalah model floor grating dengan prangkap udara yang baik dan plat
kuningan yang dapat dibuka untuk dibersihkan, dipasang pada setiap lantai WC/KM
sesuai dengan notasi gambar dan arah pembuangannya juga sesuai dengan gambar
detail dan memakai bahan pipa PVC/Paralon merk Maspion 2.
Pembuangan dari bak control ke septicktank juga dari bahan pipa paralon 4
sesuai gambar detail.
Water closet jongkok dipakai type jongkok dari merk setaraf KIA dan ditentukan
kemudian.
Pipa saluran air dari kamar mandi ke saluran pembuangan memakai pipa paralon
tebal 2.
Septictank dan sumur resapan ukuran dan keterangannya mengikuti gambar
kerja/detail.
Dinding septictank terbuat dari pasangan batu cetak/batako ukuran 10x20x40
dengan beton bertulang sesuai gambar kerja/detail.
Lantai septictank dari pasangan bata kedap tebal 10 cm diberi lubang control
lengkap dengan tutupannya yang terbuat dari plat beton.
Pada plat penutup septictnak diberi pipa hawa dari pipa galvanis 1 1/2 tinggi 2,5
mpada ujung pipa tersebut dari plat beton.
Sumur resapan, dinding bagian dilapisi ijuk dan pada lubangnya diurug sirtu dan
ijuk berselang-selang sampai batas ketinggian yang diinginkan.
18
Pasal 18
PEKERJAAN LAIN - LAIN
18.1. Bagian-bagian bangunan yang rusak akibat dari pekerjaan-pekerjaan bongkar biaya
perbaikannya ditanggung sepenuhnya oleh Kontraktor.
18.2. Kontraktor berkewajiban menanam pohon yang bermanfaat diseluruh lokasi
pekerjaan an membersihkan kembali lokasi pekerjaan.
18.3. Sebelum Kontraktor mengadakan Penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya,
seluruh lokasi disekitar tempat pekerjaan harus sudah bersih dari segala sisa-sisa
bangunan.
18.4. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini, tapi ada didalam
Gambar Rencana dan berita acara aanwijzing diharapkan agar Kontraktor harus
mengerjakannya dan terlebih dahulu berkonsultasi dengan Direksi/Pengawas
Lapangan.
Kupang, Mei 2013
Untuk dan atas nama
Dinas Kehutanan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
RUDI LISMONO, S.Hut
Pembina
NIP. 19680302 1998 03 1 004
Untuk dan atas nama
Penyedia Jasa Konsultansi
PT. MURIA TIROSA DESAIN
HADJI PUADJENDO, S.PdT
Direktur

Anda mungkin juga menyukai