ABSTRAK
Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah mempunyai potensi daya dukung untuk pengembangan peternakan,
yaitu sebagai sumber pakan baik pakan hijauan maupun pakan dari limbah pengolahan minyak kelapa sawit. Salah
satu limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak adalah solid. Produksi limbah tersebut di Kabupaten
Kotawaringin Barat mencapai 18−21 t/hari/pabrik. Bila limbah tersebut dimanfaatkan sebagai pakan, jumlah
tersebut dapat menampung + 155.000 ekor sapi/hari. Solid mengandung bahan kering 81,56%, protein kasar
12,63%, serat kasar 9,98%, lemak kasar 7,12%, kalsium 0,03%, fosfor 0,003%, dan energi 154 kal/100 g.
Pemberian solid dalam bentuk segar secara ad libitum kepada sapi PO jantan memberikan pertambahan bobot
badan harian (PBBH) 770 g/ekor/hari. Pada domba, pemberian solid 1% dari bobot badan, baik dalam bentuk segar,
complete feed block (CFB) tanpa fermentasi maupun CFB fermentasi masing-masing memberikan PBBH 45, 64,
dan 83 g/ekor/hari. Permasalahan utama pemanfaatan solid adalah tidak tahan lama disimpan. Masalah tersebut
dapat diatasi dengan menyimpannya dalam kantong plastik dengan kandungan oksigen terbatas atau dibuat pakan
blok. Pemanfaatan solid oleh petani dipengaruhi oleh sistem produksi ternak. Pemeliharaan ternak (sapi) sebagai
usaha sambilan kurang menguntungkan apabila memanfaatkan solid sebagai pakan karena akan menambah biaya
produksi, berupa biaya angkut dari pabrik ke lokasi peternak. Kondisi ini dapat menghambat adopsi teknologi
pemanfaatan solid. Solid akan dimanfaatkan secara luas oleh peternak apabila pemeliharaan ternak bersifat
komersial misalnya penggemukan. Strategi yang dapat ditempuh untuk memaksimumkan pemanfaatan solid
sebagai pakan adalah melalui kemitraan antara petani dan pemerintah daerah ataupun pihak swasta.
Kata kunci: Elaeis guineensis, limbah pengolahan minyak, pakan, ruminansia
ABSTRACT
Oil palm solid waste as source of nutrition for ruminant
Oil palm estate in Central Kalimantan has a great potential to support livestock development by green fodder
availability and oil palm by-products. One of the oil palm by-products that can be used as feed supplement for
livestock is solid waste. Temporary production of solid waste in one of factories in West Kotawaringin Regency
(Central Kalimantan) is around 18−21 tons per day. Solid has nutrient content of dry matter 81.56%, crude protein
12.63%, crude fiber 9.98%, crude fat 7.12%, calcium 0.03%, phosphorus 0.003%, and energy 154 cal/100 g. Bull
cattle of PO fed ad libitum of solid produced average daily gain of 770 g/head/day. Sheep fed with 1% of fresh solid,
1% of solid in complete feed block (CFB) form without fermentation, and 1% of CFB with fermentation produced
average daily gain of 45, 64, and 83 g/head/day, respectively. The main problem related to solid waste utilization
is that it cannot be stored in long time. The problem can be solved by using black plastic bag or other container with
minimum oxygen, or the by-product made in feed block form. Meanwhile, the main problem for farmers is
affected by production system, where they raised livestock (cattle) as subsistence effort for living, saving or
producing offspring not to maximize production. Therefore, if the farmers utilize solid waste directly taken by
themselves from factory, it will add production cost in terms of transportation. The condition has a big impact
toward adopting technology of solid as feed supplement of livestock. Farmers will use solid waste at large quantity
if they raised livestock in commercially, for instance for fattening objective. The strategies which can be applied
to maximize solid waste utilization is through partnership between farmers and factories or local government.
Keywords: Elaeis guineensis, oil mill byproducts, feeds, ruminants
rena ternak yang memakan solid mudah banyak dilaporkan. Kamaruddin (1997) tersebut, lumpur sawit dapat digunakan
menjadi haus, sehingga air harus selalu melaporkan penggunaan solid dalam hingga 8%. Lumpur sawit tengah di-
tersedia. bentuk lumpur (palm oil sludge) untuk kembangkan oleh Balai Penelitian Ternak
Pemberian solid pada domba juga pakan kambing yang pemberiannya sebagai pakan unggas.
memberikan hasil yang baik. Solid dapat dikombinasikan dengan bungkil inti Untuk ternak itik pada fase awal
diberikan dalam bentuk segar atau sawit dan serat perasan buah. Pada pakan pertumbuhan (1−2 minggu), penggunaan
complete feed block (CFB) (Gambar 2),
baik yang difermentasi dengan efective
microorganism (EM4) maupun tanpa di
fermentasi. Pemberian solid meningkatkan
PBBH secara nyata dibandingkan tanpa
pemberian solid. Rata-rata PBBH domba
yang diberi 1% solid dalam bentuk segar,
1% solid dalam bentuk CFB tanpa fer-
mentasi, dan 1% CFB fermentasi selama 3
bulan masing-masing adalah 45, 64, dan
83 g/ekor/hari, sedangkan PBBH domba
yang tidak diberi solid hanya mencapai 25
g/ekor/hari (Tabel 2) (Widjaja et al. 2000a).
CFB dengan kandungan solid 60%
sangat disukai domba dan dapat me-
ningkatkan pertambahan bobot badan
lebih tinggi dibanding bila diberikan
dalam bentuk segar. Selain itu, CFB
tahan disimpan selama 30 hari bahkan
lebih (Widjaja et al. 2000a).
Pemanfaatan solid untuk pakan
ternak ruminansia di Indonesia belum Gambar 2. Complete feed block (CFB) dengan bahan dasar solid.