Anda di halaman 1dari 17

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) dan

Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)


F.2. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

Penyuluhan Posyandu Cuci Tangan Dengan Sabun Kepada Masyarakat Desa Karang
Klesem Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh
Program Dokter Internship
Puskesmas Kutasari Purbalingga





Pendamping:
dr. Dewanto, M. Kes

Oleh:
dr. Putri Fitrania



PUSKESMAS KUTASARI PURBALINGGA
2014
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : dr. Putri Fitrania
Judul Laporan Upaya Kesehatan Lingkungan : Penyuluhan Cuci Tangan Dengan
Sabun
Laporan Penyuluhan Posyandu Cuci Tangan Dengan Sabun telah disetujui
guna melengkapi tugas Dokter Internship dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Primer (PKMP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) di bidang Upaya Kesehatan
Lingkungan.








Kutasari, 2014
Mengetahui
Pendamping Dokter Internship



dr. Dewanto, M. Kes
NIP 19701101.200212.1.003
PRAKATA

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik laporan ini.
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam
menempuh Program Dokter Internship Puskesmas Kutasari Purbalingga.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang kepada:
1. dr. Tanti Yuliastuti, MM selaku Kepala Puskesmas Kutasari Kabupaten Purbalingga.
2. dr. Dewanto, M.Kes. selaku pembimbing di Puskesmas Kutasari Kabupaten Purbalingga.
3. Masyarakat yang Mengikuti Posyandu di Desa Metenggeng Kecamatan Kutasari Kabupaten
Purbalingga.
4. Semua rekan Dokter Internship dan Pegawai Puskesmas Kutasari Kabupaten Purbalingga
periode Mei Agustus 2014 yang telah banyak membantu
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat menjadi bahan
informasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran, khususnya bidang
kesehatan masyarakat.
Wassalam.
\






Purbalingga,
Dokter Internship


dr. Putri Fitrania
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Kesehatan menjadi kata kunci untuk kebahagiaan anak. Hal itu bias dicapai dengan
perilaku hidup yang sehat. Hal penting yang seringkali diabaikan sebagian anak anak
adalah mencuci tangan. Meskipun kebiasaan kecil, jika dilakukan secara benar dan
berlanjutan, hasilnya akan jauh lebih baik. Cuci tangan dengan air saja, ternyata tidak cukup
untuk melindungi seseorang dari kuman penyakit yang menempel di tangan. Penggunaan
sabun pada saat mencuci tangan menjadi penting karena sabun sangat membantu
menghilangkan kuman yang tidak tampak minyak/lemak/kotoran di permukaan kulit serta
meninggalkan bau wangi. Sehingga dapat memperoleh kebersihan yang berpadu dengan bau
wangi dan perasaan segar setelah mencuci tangan dengan sabun, ini tidak akan di dapatkan
jika hanya menggunakan air saja. Kebiasaan baik itu tidak disadari oleh sebagian anak
anak. Anak anak memandang sabun hanya bermanfaat untuk menghilangkan kotor dan bau.
Untuk melakukan program cuci tangan dengan sabun, ketersediaan air dan sabun untuk
mencuci sebenarnya bukan menjadi masalah, tapi yang justru menjadi hambatan adalah
faktor kebiasaan anak - anak. Dari berbagai riset, resiko penularan penyakit dapat berkurang
dengan adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut penelitian Fewtrell l,
Kaufmann RB, et.al, (2005) menjelaskan perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan
gerakan kesehatan yang paling murah dan efektif dibandingkan dengan cara lainnya dalam
mengurangi risiko penularan berbagai penyakit termasuk flu burung, kecacingan dan diare
pada anak - anak. Bahkan hasil riset kesehatan dasar pada 2007 menyatakan penyebab
terbesar meninggalnya balita dan anak di Indonesia adalah diare dan ISPA, yakni sekitar 100
ribu jiwa per tahun (www.sanglahhospitalbali.com). Sedangkan angka kematian anak anak
akibat diare dan ISPA di kota Bandung mencapai 70% per tahun. (www.depkes.go.id).
Menurut kajian yang disusun oleh Curtis and Cairncross (2003) didapatkan hasil bahwa
perilaku cuci tangan dengan sabun khususnya setelah kontak dengan feses ketika anak ke
jamban, dapat menurunkan insiden diare hingga 42-47%. Perilaku cuci tangan dengan sabun
juga dikatakan dapat menurunkan transmisi ISPA hingga lebih dari 30% (h. 48). Di lain
pihak, UNICEF menyatakan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat menurunkan 50%
insiden flu burung. Praktek cuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, dan
mata Beberapa kajian ini menunjukan bahwa cuci tangan dengan sabun dianggap sebagai
pilihan perilaku yang efektif untuk pencegahan berbagai penyakit menular.

















BAB 2
PERMASALAHAN
1. Kurangnya perilaku cuci tangan dengan sabun yang merupakan salah satu perilaku hidup
sehat pada anak - anak.
2. Kurangnya pemahaman anak-anak terhadap penyakit-penyakit yang
ditimbulkan/ditularkan jika mereka tidak menerapkan perilaku cuci tangan dengan sabun.
3. Faktor kebiasaan anak anak yang hanya mencuci tangan dengan air dan tidak disertai
dengan penggunaan sabun. Penggunaan sabun pada saat mencuci tangan menjadi penting
karena sabun sangat membantu menghilangkan kuman dan mencegah penularan
penyakit.
4. Tingginya angka penyakit penyebab terbesar meninggalnya anak - anak di Indonesia,
seperti diare, tifoid, dan flu burung, yang seharusnya bisa di kurangi dengan perilaku
hidup sehat seperti cuci tangan dengan sabun.
TUJUAN
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai cuci tangan dengan sabun, masyarakat
diharapkan dapat :
1. Meningkatkan kesadaran anak - anak akan kesehatan dengan mencuci tangan dengan
sabun.
2. Menjadikan cuci tangan dengan sabun sebagai kebiasaan hidup sehat untuk anak anak.
3. Mengenalkan kepada anak - anak bahwa sabun sangat penting kegunaannya untuk
membunuh kuman penyakit yang menempel di tangan sebab, tangan merupakan bagian
tubuh yang paling sering berkontak dengan debu, kotoran, maupun benda-benda yang
disentuh.
4. Mengurangi tingginya angka penyakit, terutama diare karena di Indonesia, tingkat
kematian anak akibat diare mencapai 100.000 jiwa per tahun



























BAB 3
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dilakukan melalui kegiatan penyuluhan di Posyandu
yang menggunakan metode ceramah dimana sasaran yang akan diberikan penyuluhan adalah
ibu-ibu yang memiliki balita di Desa Karang Klesem Kecamatan Kutasari Purbalingga. Pada
kegiatan tersebut juga dilakukan sesi tanya jawab.
Pada kegiatan penyuluhan tersebut akan dijelaskan mengenai pengertian menjaga
higienitas, mencontohkan cuci tangan dengan sabun yang baik, pencegahan penyakit menular
dengan cara menjaga higienitas diri salah satu nya adalah dengan mencuci tangan dengan sabun.

















BAB 4
PELAKSANAAN
4.1. Kegiatan
Penyuluhan masyarakat
4.2 Sasaran
Ibu yang memiliki balita di Posyandu Desa Karang Klesem Kecamatan Kutasari
Purbalingga
4.3 Lokasi
Posyandu Desa Karang Klesem (Kadus III)
4.4 Waktu
Waktu pelaksanaan : Senin, 14 Juli 2014
Pukul : 09.00 11.00 WIB
4.5 Peserta
Peserta 14 orang.
4.6 Materi
4.6.1 Definisi cuci tangan
Mencuci tangan dengan sabuna dalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk
menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.
Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan
penyakit.Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa
kuman dan menyebabkan pathogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik
dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung( menggunakan permukaan-
permukaan lain seperti handuk,gelas)(Wikipedia,2009).
Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit
kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Kesehatan dan kebersihan tangan
secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit pada kedua
tangan dan lengan serta meminimalisasi kontaminasi silang(Tietjendkk,2004).
4.6.2 Tujuan cuci tangan
Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu untuk :
a. Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan
b. Mencegah infeksi silang (cross infection)
c. Menjaga kondisi steril
d. Melindungi diri dan pasien dari infeksi
e. Memberikan perasaan segar dan bersih.
4.6.3 Indikasi cuci tangan
Indikasi untuk mencuci tangan menurut Depkes RI. (1993) adalah :
a. Sebelum melakukan prosedur invasif misalnya : menyuntik, pemasangan
kateter dan pemasangan alat bantu pernafasan
b. Sebelum melakukan asuhan keperawatan langsung
c. Sebelum dan sesudah merawat setiap jenis luka
d. Setelah tindakan tertentu, tangan diduga tercemar dengan mikroorganisme
khususnya pada tindakan yang memungkinkan kontak dengan darah, selaput
lendir, cairan tubuh, sekresi atau ekresi
e. Setelah menyentuh benda yang kemungkinan terkontaminasi dengan
mikroorganisme virulen atau secara epidemiologis merupakan
mikroorganisme penting. Benda ini termasuk pengukur urin atau alat
penampung sekresi
f. Setelah melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien yang terinfeksi
atau kemungkinan kolonisasi mikroorganisme yang bermakna secara klinis
atau epidemiologis
g. Setiap kontak dengan pasien-pasien di unit resiko tinggi
h. Setelah melakukan asuhan langsung maupun tidak langsung pada pasien yang
tidak infeksius.
4.6.3 Cara Mencuci Tangan dengan Benar
Praktek CTPS (Cara Cuci Tangan Pakai Sabun) yang benar membutuhkan sabun
dan air mengalir. Air mengalir tidak harus dari keran, bisa juga air mengalir dari
sebuah wadah berupa gayung, botol, kaleng ember, gentong atau jerigen. Untuk
penggunaan jenis sabun dapat menggunakan semua jenis sabun karena semua
sebenarnya cukup efektif dalam membunuh kuman penyebab penyakit. Untuk
memperoleh hasil yang maksimal, maka cuci tangan pakai sabun diperlukan cara
yang baik dan benar, langkah-langkah nya adalah sebagai berikut:
a. Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir
b. Tangan yang basah, disabuni, digosok-gosok bagian telapak tangan dan punggung
dengan jari-jari, bawah kuku, minimal selama 20 detik.
c. Bilas kembali dengan air mengalir dan bersih sampai bersih
d. Keringkan dengan kain bersih atau kibas-kibaskan di udara (Sibuea, 2007)
Untuk mendorong cuci tangan kita harus melakukan segala upaya menyediakan
sabun, suplai air bersih terus menerus baik kran atau ember, lap pribadi.
Karena mikroorganisme tumbuh berkembang biak di tempat basah dan di air yang
menggenanga maka bila sabun batang digunakan, sediakan sabun batang yang
berukuran kecil dalam tempat sabun yang kering. Hindari mencuci tangan di Waskom
yang berisi air walau telah ditambahkan anti septic, karena mikroorganisme dapat
bertahan dan berkembang biak pada larutan ini.
Jangan menambahkan sabun cair ke dalam tempatnya bila masih ada isinya,
penambahan dapat menyebabkan kontaminasi kepada sabun yang baru dimasukkan.
Apabila tidak tersedia air mengalir, gunakan ember dengan kran yang dapat
dimatikan sementara menyabuni kedua tangan dan buka kembali untuk membilas.
(Tietjen,2004).
4.6.4 Waktu Penting Cuci Tangan Pakai Sabun
Saat yang penting cuci tangan dengan sabun adalah sebelum dan sesudah makan,
sebelum memegang makanan, sebelum melakukan kegiatan apapun yang
memasukan jari-jari ke dalam mulut dan mata, setelah bermain dan berolah raga,
setelah buang air kecil dan buang air besar, setelah buang ingus, setelah buang
sampah, setelah menyentuh hewan/ unggas termasuk hewan peliharaan, dan sebelum
mengobati luka.
Penggunaan sabun pada saat mencuci tangan menjadi penting karena sabun sangat
membantu menghilangkan kuman yang tidak tampak, minyak atau lemak atau
kotoran di permukaan kulit serta meninggalkan bau wangi. Sehingga dapat
memperoleh kebersihan yang terpadu dengan bau wangi segar setelah mencuci
tangan pakai sabun, ini tidak akan kita dapatkan jika kita hanya menggunakan air
saja. Yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah waktu-waktu kita harus
melakukan perilaku mencuci tangan, di Indonesia diperkenalkan 5 waktu penting
yaitu:
a. Setelah kejamban
b.Setelah menceboki anak
c. Sebelum makan
d.Sebelum menyuapi anak
e. Sebelum menyiapkan makanan (Sibuea,2007)
4.6 Metode dan teknik
Tatap muka, penyuluhan dan diskusi
4.7 Media saluran komunikasi
Pembagian Pamflet
















BAB 5
KESIMPULAN
a. Monitoring
Monitoring dilakukan dengan memberikan sesi tanya jawab dalam penyuluhan. Dari
masyarakat yang hadir
b. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan memberikan umpan balik pertanyaan secara lisan atau
kualitatif pada masyarakat.
c. Kesimpulan
1. Melakukan cuci tangan pakai sabun perlu diperhatikan dan dipraktekan dalam kehidupan
sehari-hari
2. Tindakan cuci tangan dengan sabun dapat mencegah penularan penyakit dan
terjangkitnya penyakit
3. Banyak manfaat yang didapat pada praktek cuci tangan dengan sabun
d. Saran
1. Perlu menjadi tindakan kebiasaan yang dilakukan berupa mencuci tangan dengan
menggunakan sabun
2. Kebiasaan CTPS (cuci tangan dengan sabun) merupakan tindakan yang sederhana dan
mudah dilakukan





DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. Handwashing Ordinance Passed in New Jersey. (on line). Journal of Environmental
HealthDenver:. Vol. 68, Iss. 9; pg, 56, 1 pgd, dari:http://www.proquest.com/pqdauto
(Juli 2014).
Antares, Ati Agustina. 2005. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dengan
Kejadian Diare Pada Tatanan Rumah Tangga Di Jakarta Selatan Tahun 2005. Skripsi.
FKM UI, Depok.
Pembinaan Perilaku Hidup bersih dan Sehat di Berbagai Tatanan. Perilaku Hidup bersih dan
Sehat di Sekolah Pusat Promosi Kesehatan. Depkes RI. Tahun 2007.
PT Unilever Indonesia. Ajak Masyarakat Wariskan Kebiasaan Hidup Yang Sehat, Lifebuoy
Luncurkan Lifebuoy Berbagi Sehat-Kampanye Mencuci Tangan Dengan Sabun.
2005. InfoUli@unilever.com
Susanti, Ika Maya, 2007.Toilet Training Untuk Anak-Cuci Tangan.
Dari:http://ikapunyaberita.wordpress.com/2007/05/27/toilet-training-untuk-anak-cuci-
tangan/-47k (12 Juli 2014).











Pelaksanaan Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun

NO TAHAPAN PENYULUHAN PESERTA
1 Pembukaan
( 10 menit )
1. Mengucapkan salam
2. Perkenalan para penyuluh
3. Mengemukakan tujuan
penyuluhan
1. Membalas salam
2. Memperhatikan
penjelasan

2 Materi
( 20 menit )
1. Menjelaskan tentang Cuci
Tangan Pakai Sabun
2. Membagikan Pamflet
1. Menyimak dan
memperhatikan
penjelasan yang
diberikan

3 Tanya
Jawab
( 50 menit )
1. Menjawab pertanyaan yang
diajukan peserta
2. Memberikan pertanyaan
kepada peserta penyuluhan

1. Mengajukan
pertanyaan tentang
hal-hal yang belum
dimengerti
2. Menjawab
pertanyaan yang
diajukan
4 Penutup
(3 menit )
1. Memberikan kesimpulan dari
yang sudah dijelaskan
2. Mengucapkan salam dan
terima kasih

1. Memperhatikan
penjelasan
2. Membalas salam

5 Kegiatan
Posyandu
1. Melakukan Penimbangan
balita
2. Pencatatan dan evaluasi kartu
KMS
3. Melakukan penyuntikan
imunisasi DPT, BCG, campak,
dan vaksin polio
3. Melakukan
penimbangan
4. Melakukan
imunisasi
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai