Anda di halaman 1dari 1

Kufur (bagian 2)

Kufur Karena Ragu-Ragu Terhadap Kebenaran



Salah satu diantara sekian banyak pintu tempat Syaitan masuk untuk merusak keyakinan seseorang adalah
Ragu-ragu. Jika seseorang telah berada dalam keragu-raguan berarti ia telah mulai berada diwilayah yang dikuasai oleh
Syaitan. Ragu-ragu terhadap suatu kebenaran yang telah datang kepadanya adalah suatu dosa dan kesalahan. Seperti
ragu-ragu terhadap ke-Maha Kuasaan Allah dalam menciptakan dan mengatur alam semesta ini, ragu akan terjadinya
hari kiamat, ragu terhadap adanya hari kebangkitan yakni ragu akan adanya hidup setelah mati. Allah berfirman dalam
QS; 18 (al-Kahfi), ayat 32-38 :

) )
32. dan berikanlah kepada mereka sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang
kafir) dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami
buatkan ladang.
33. kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun, dan Kami alirkan sungai di celah-
celah kedua kebun itu,
34. dan Dia mempunyai kekayaan besar, Maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia:
"Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat"
35. dan Dia memasuki kebunnya sedang Dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-
lamanya,
36. dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika Sekiranya aku kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan
mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu".
37. kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya - sedang Dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (tuhan)
yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?
38. tetapi aku (percaya bahwa): Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku.

Banyak manusia yang meragukan bahwa Allah sebagain Dzat Yang Maha Esa, yang wajib disembah, serta tidak
ada suatu pun yang serupa denganNya. Tetapi yang lebih banyak lagi adalah yang meragukan bahwa Allah sebagai Dzat
Yang Maha Tahu terhadap segala sesuatu, Maha Pemberi Rizki terhadap semua makhlukNya, Yang Maha mengatur
terhadap apa yang telah diciptakanNya, termasuk mengatur makhluk yang bernama manusia. Indikasi akan adanya
keraguan ini dapat dilihat dari ketidak mauan manusia menjadikan Ketetapan Allah melalui wahyuNya untuk dijadikan
sebagai pedoman hidup bagi manusia dalam menata kehidupan mereka.
Sering terdengar ungkapan-ungkapan yang ragu terhadap kebenaran dan kemampuan al-Quran dan as-Sunnah
dalam menyelesaikan banyak persoalan yang sedang dihadapi oleh bangsa ini. Ada yang mengatakan jika hukum Islam
diterapkan akan terjadi Dis-Integrasi bangsa, atau terjadi perpecahan bahkan pertumpahan darah. Anehnya justru
keraguan ini datang nya dari yang selama ini dianggap sebagai Tokoh Masyarakat dan Cendekiawan Muslim.
Sebenarnya keraguan ini bisa dihilangkan jika mereka meyakini dan dapat memahami Islam sebagai Dinul Haq (Agama
yang benar) yang diturunkan dari Dzat Yang Maha Mengetahui terhadap segala apa yang dibutuhkan oleh manusia.

Anda mungkin juga menyukai