Anda di halaman 1dari 1

(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan

sebagian rizki yang kami anugerahkan kepada mereka.


Ayat ketiga ini menyebutkan sifat-sifat orang-orang yang bertakwa:
Pertama, iman/percaya kepada yang ghaib (



)
Ghaib adalah sesuatu yang wujud/ada tetapi tidak dapat dijangkau oleh panca indera.
Banyak sekali hal yang ghaib bagi manusia dan beragam pula tingkat keghaibannya. Sedangkan
yang dimaksud dengan iman kepada yang ghaib pada ayat ini adalah meyakini adanya yang ghaib yang
diinformasikan oleh al-Quran dan as-Sunnah.
Jika sesuatu itu telah dapat dilihat, diraba, atau diketahui hakikatnya, maka sesuatu itu bukan lagi
ghaib. Sebaliknya, jika sesuatu itu tidak diketahui hakikatnya, tidak dapat diraba maupun dilihat dan
diinformasikan di dalam al-Quran atau as-Sunnah, maka itulah yang ghaib yang menjadi objek iman yang
bersifat abstrak yang puncaknya adalah percaya kepada wujud dan keesaan Allah serta meyakini
kebenaran informasi-informasi yang datang daripada-Nya. Oleh karena itu, para ahli tauhid mengatakan,
Iman adalah membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota


badan. (



)


Di dalam surat Yasin [36] ayat 11 Allah Swt. berfirman,



Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti
peringatan dan yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka
berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

Kedua, (
). Sifat orang bertakwa yang memperoleh manfaat dari




kehadiran kitab suci al-Quran adalah MEREKA YANG MELAKSANAKAN SHALAT SECARA
BENAR DAN BERKESINAMBUNGAN.
Firman Allah Swt. surat Fathir [35] ayat 18 :

....................
Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang
takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihatNya 1 dan mereka
mendirikan shalat.

1. Sebagian ahli tafsir menafsirkan bil ghaib dalam ayat ini ialah ketika orang-orang itu sendirian
tanpa melihat orang lain.

Sifat muttaqin yang ketiga adalah menafkahkan/menginfakkan sebagian rizki


yang dianugerahkan oleh Allah kepada mereka.
Rizki dari Allah sangat banyak macam ragamnya, tetapi yang diinfakkan
adalah berupa harta yang lebih dari keperluan.
QS al-Baqarah [2] ayat 219:
.................
Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah:
Yang lebih dari keperluan.
Perintah infak mengandung isyarat bahwa orang yang bertakwa hendaknya
berkarya/bekerja sebaik mungkin agar memperoleh hasil yang melebihi keperluan
sehingga dapat memberi kepada orang lain. Dan berapa saja yang diinfakkannya,
pada hakekatnya itu baru sebagian dari rizki Allah yang telah diperolehnya.
Bukankah rizki yang dianugerahkan oleh Allah itu tanpa batas?
QS al-Baqarah [2] ayat 212:

...............
Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa
batas.

Anda mungkin juga menyukai