Anda di halaman 1dari 5

PENGUASAAN PEMBICARAAN

Dalam menjalankan tugas sehai-hari seseorang tentu ada kalanya harus berbicara di muka umum
atau forum tertentu atau di depan hadirin tertentu seperti :
A. Berbicara untuk melaporkan.
Berbicara un tuk melaporkan untuk memeliharan informasi dilaksanakan kalau seseorang
berkeinginan ;
a. Memberi atau menanamkan pengetahuan
b. Menetapkan atau menentukan hubungan antar benda-benda
c. Menerangkan atau menjelaskan sesuatu proses
d. Menginterpretasikan atau menafsirkan sesuatu persetujuan ataupun menguraikan
sesuatu tulisan
Berbicara untuk melaporkan, untuk memberikan informasi, atau dalam bahasa Inggris
disebut informative speaking
Pembicaraan-pembicaran yang bersifat informatif menyadarkan diri pula pada
lima sumber utama, yaitu:
1. Pengalaman-pengalaman yang harus dihubung-hubungkan seperti perjalanan,
petualangan, dan cerita roman/novel.
2. Proses-proses yang dijelaskan, seperti pembuatan sebuah buku, mencampur
sebuah pigmen-pigmen untuk membuat warna-warna, merekam, serta memotret
bunyi.
3. Tulisan-tulisan yang harus dijelaskan/dipahami, seperti arti/ makan konstitusi dan
palsafah Plato.
4. Ide-ide atau gagasan-gagasan yang harus disingkapkan, seperti makan estetika.
5. Instruksi-instruksi atau pengajaran-pengajaran yang harus digambarkan dan
diragakan, seperti: bagaimana bermain catur, dan bagaimana cara membuat kapal.


Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai dalam sutau pembicaraan terlebih dahulu
perlu adanya suatu rencana. Dalam perencanaan suatu pembicaraan ikuti I langkah-
langkah berikut ini :

a) Memiliki pokok pembicaraan yang menarik hati kita.
Kalau pokok pembicaraan yang hendak disampaikan memang menarik hati
kita sebagai pembicara, maka hampir-hampir dapat dipastikan akan menarik
perhatian para pendengarnya juga. Kebanyakan orang lebih cenderung
mendengar suatu pembicaraan yang lebih bvaik mengenai suatu pokok atau
judul yang disenangi yang sang pembicara ketimbang suatu pembicaraan yang
membosankan mengenai sesuatu pokok yang sedikit diketgahgui oleh
pembicaraan.
b) Membatasi pokok pembicara.
Dengan jalan membatasi pokok pembicaraan akan memungkinkan kita dapat
mengcakup suatu bidang tertentu secara baik dan menarik. Kalau kita coba
mempelajari terlalu luas dan dangkal atau terlalu banyak hal, maka dapat
membuat pembicaraan kita menjadi terlalu umum dan akan meninggalkan
kesan yang samar-samar pada para pendengar.
c) Mengumpulkan bahan-bahan.
Andaikata kita telah biasa dengan pokok pembicaraan yang disampaikan
maka yang menjadi masalah adalah mencari bahan yang lebih banyak yang
diperlukan. Akan tetapi bila kita membutuhkan bahan tambahan, maka kita
dapat mengumpulkan dari berbagai sumber, misalnya dari buku-buku,
ensiklopedia, majalah, makalah dan lain-lain. Dan kalau kebetulan ada orang-
orang ahli dalam bidang itu yang dapat kita hubungi, maka kita dapat
mengadakan wawancara dengan mereka.
d) Menyusun bahan.
pembicaraan yang hendak disampaikan hendaknya(dan biasanya) terdiri atas
tiga bagian yaitu :
1) Pendahuluan : tujuan dari pada pendahuluan ini adalah untuk memberikan
penjelasan singkat kepada pendengar mengenai apa yang akan diuraikan
dan bagaimana cara menguraikannya. Pendahuluan ini harus ringkas ( to
the point) dan tidak boleh terlalu resmi sifatnya. Dengan pendahuluan ini
dimaksudkan agar pembicara mendapatkan hubungan pengertian dengan
pendengar dan sekaligus menarik perhatian mereka.

2) Isi : pada bagian ini kita harus membuat suatu bagan butir-butir penting
yang akan ditelusuri. Rencanakanlah mempergunakan kata-kata peralihan
yang akan memudahkan para pendengar mengikuti gagasan-gagasan yang
disajikan.
3) Kesimpulan : bagian ini merupakan menutup dari pada penyajian dimana
dikemukakkan ringkasan (resume) dari inti yang telah duraikan terdahulu.
Yang harus diingat di sini, dalam bagian ini tidak boleh timbul persoalan
baru.

B. Berbicara secar kekeluargaan.
Pembicaraan secara kekeluargaan biasanya berisi perasaan persahabatan, melalui
pembicaraan-pembicaraan hiburan. Sasaran diarahkan kepada peristiwa-peristiwa
kemanusiaan yang penuh kelucuan dan kegelian yang sederhana. Nada dari seluruh
pembicaraan hendaknya mengembirakan hati dan menyenangkan. Kesempatan-
kesempatan bagi pembicara yang bersifat kekeluargaan atau persahabatan antara lain :
a. Pidato sambutan selamat datang.
b. Pidato perpisahan.
c. Pidato perkenalan.
d. Pidato pada saat peringatan hari jadi, hari ulang tahun.
e. Sambutan atau kata-kata pujian tentang seseorang yang telah meninggal.

Tidak ada kegiatan manusia yang lebih menyenangkan yang telah ditemukan selain
hiburan atau petunjuk kelompok. Di dalamnya terdapat sesuatu yang menggembirakan
yang dapat dinikmati bersama, yang dapat meninggalkan kesenangan pribadi.
Pengalaman-pengalaman manusia diperkuat serta ditingkatkan dengan jalan
menceritakannya kepada orang lain. Tidak ada wadah lain yang lebih sesuai dengan
maksud-maksud seperti ini selain dalam situasi-situasi persahabatan dan kekeluargaan.
Para partisipan menginginkan seseorang pembicara untuk melambangkan serta
memperagakan dalam suasana hati, keadaan jiwa, pikiran, dan tindakan yang menarik
dan seuai dengan perasaan-perasaan kelompok tersebut. Bagi sang pembicara, tantangan
ini jelas menentukan sikapnya, bahannya, dan penyampiannya. Ketiga hal ini hendaknya

dapat menggemakan keramah-tamahan dan mempertinggi perasaan-perasaan bersama
dari kelompok itu. Keramahtamahan hendaknya menjadi inti pokok, dan kegembiraan
yang dapat dinikmati bersama hendaknya merupakan tujuan khusus.

C. Berbicara untuk meyakinkan.
Aristoteles mengatakan hal ini adalah persuasi.persuasi(bujukan, desakan,keyakinan)
adalah seni penanaman alas an-alasan atau motif-motif yang menentukan ke arah
tindakan bebas yang konsekuen. Persuasi adalah merupakan tujuan kalau kita
menginginkan tindakan atau saksi. Pembicaraan yang bersifat persuasif disampaikan
kepada para pendengar bila kita menginginkan penampilan suatu tindakan. Tindakan-
tindakan serupa itu mungkin merupakan penerimaan suatu pendirian, seperangkat prinsip
atau pelaksanaan tugas. Daya tarik lebih bersifat intelektual, lebih ccenderung
meyakinkan ketimbang mendesak untuk memaksa. Metode sederhana dan lansung dan
berusaha keras membuka rahasia segala fakta-fakta yang tersedia dan mungkin juga
kemungkinan-kemungkinan yang ada. Kepastian pendirian bergerak maju dari
penyediaan alasan-alasan yang cukup banyak menuju ke akal pikiran. Meyakinkan pada
dasarnya membuat sadar akan sesuatu kebenaran.
Meyakinkan menuntut beberapa unsur antara lain :
a. Kejelasan, kemurnian, kecerahan.
b. Ketertiban, kerapian, keteraturan.
c. Fakta-fakta, bukti-bukti, petunjuk-petunjuk.
d. Alas an-alasan, penjelaan-penjelasan, argument-argumen.
e. Pemikiran yang jujur dan terus terang.

D. Berbicara untuk merundingkan
Berbicara untuk merundingkan pada dasarnya bertujuan untuk membuat
sejumlah keputusan dan rencana. Keputusan itu dapat menyangkut sifat hakikat,
tindakan-tindakan masa lalu atau sifat dan hakikat tindakan-tindakan mendatang. Oleh
sebab itu, menyakinkan menuntut beberapa unsure, antara lain:
a. Kejelasan, kemurnian, kecerahan ( clarity )
b. Ketertiban,kerapian, atau keteraturan ( orderliness )

c. Fakta-fakta, bukti-bukti, atau petunjuk-petunjuk ( evidence )
d. Alas an-alasan, bantahan-bantahan, penjelasan-penjelasan, atau argument-argumen
(strainght thingking).

Karena itu maka para partisipan bukan saja harus bergumul dalam fakta-fakta tetapi
harus juga mempertimbangkan kemungkinan. Dalam menentukan sifat tindakan yang
telah lalu, fakta-fakta dicari dalam tindakan yang akan datang justru sesuatu yang
mungkin paling baiklah yang dicari. Yang terakhir ini memang bukan merupakan tugas
yang mudah, mungkin dapat terbukti dari upaya administrasi masa kini dalam
merupakan suatu rencana.

Anda mungkin juga menyukai