KAN KUKENANG
Treett trettt. Suara handphone yang berada dekat telingaku membangunkan tidurku yang
lelap semalam. Perlahan kubuka mataku yang terasa amat sangat berat. Ku tatap layar
handphoneku. 1 pesan diterima. Ku tekan tombol open untuk membuka pesan itu dan ternyata
pesan itu dari , Dor, pulang sekolah nanti jangan pulang dulu yah aku mau ajak makan-makan.
Waw Alhamdulillah rejeki datang pagi-pagi begini. Hari itu Yessy ulang tahun yang ke-17 dan untuk
merayakannya dia mengundangku dan teman-temanku yang lain untuk makan-makan.
Setelah membaca pesan dari Yessy, aku pun bergegas untuk siap-siap ke sekolah karena
masih ada Ujian Akhir Semester yang harus kuhadapi. Ku ambil handukku dan langsung masuk ke
WC. Pagi itu Fandi yang akan menjemputku. Iya Fandi, teman spesialku :D. Jam dirumahku sudah
menunjukkan pukul 07.05 dan itu waktu biasanya aku dan Fandi berangkat ke sekolah. Perjalanan ke
sekolah kami tembuh kurang lebih 15 menit.
Akhirnya kami sampai di sekolah, Fandi mengantarku ke ruang kelasku. Aku pun masuk ke
dalam kelas dan langsung menempati tempat dudukku. Tak lama kemudian, Karla datang
menghampiriku.
Jo, tadi dapat sms dari Yessy ? tanyanya penasaran.
Hmm dapat kok, kamu juga dapat kan ?
Hooh aku juga dapat ko, kamu ikutan ?
Hehe iya dong, rejeki nomplok itu jawabku sambil menebarkan senyum lebar.
Haha dasar, oh iya aku belum ngucapin selamat ulang tahun ke Yessy. Ke sebelah yok ajak Karla.
Aku juga belum, yok kataku sambil menarik tangan Karla.
Yessy ada di ruang 20 sedangkan aku dan Karla ada di ruang 19. Kami berdua menghampiri
Yessy diruangannya untuk memberikan selamat kepadanya karena sudah mencampai angka 17
dalam umurnya. Aku dan Karla pun menyanyikan salah satu lagu wajib yang biasa dinyanyikan untuk
orang yang sedang ulang tahun.
Happy birthday Yessy, happy birthday Yessy, happy birthday happy birthday happy birthday too
youuu
Yess, happy birthday yah panjang umur dan sehat selalu semoga selalu dapat lindungan dari Allah
semoga makin cantik, makin baik, makin pintar, makin soleh dan makin makin lainnya ucapku.
ENDAH DWI SEPTIANA | X I I - A 4
Hooh Yess happy birthday yah semoga jadi orang sukses ! amin sambung Karla.
Haha iya iya amin makasih yah guys. Oh iya Joya, Sandra mana ? tanya Yessy.
Hmm Sandra kayanya ada di ruangannya, tau sendiri kan ruangannya jauh dari sini jawabku.
Yess kadonya nyusul yah belum sempat jalan nih kata Karla.
Oh santai aja kelessss jawabnya sambil tertawa.
Setelah mengucapkan selamat ulang tahun pada Yessy, aku dan Karla pun masuk kembali ke
ruangan kami karena ujian sebentar lagi akan dimulai.
Aku, Karla, Yessy, dan Sandra adalah teman satu kelas yang hampir kemana-mana selalu
bersama. Kami memang dekat layaknya saudara kembar. Dan kebetulan pada saat itu Sandra sedang
tidak bersama kami. Dia ada di ruang lain yang sangat jauh dari ruangan kami. Tapi ternyata Sandra
sudah ngucapin selamat ke Yessy.
Pukul 11.30 ujian berakhir. Kami berkemas untuk pulang. Eitsss lebih tepatnya untuk makan-
makan. Ternyata Yessy juga mengajak Desi dan Iin. Kami pun berkumpul di depan ruangan Yessy dan
Sandra juga sudah ada. Setelah Yessy keluar dari ruangan, kami lalu menuju ke salah satu restaurant
yang ada di kota kami. Tapi sebelum pergi, aku menemui Fandi untuk memberitahukannya kalau aku
tidak bisa pulang dengan dia karena ada agenda lain. Syukurlah dia memaklumi.
Sesampainya disana kami masuk dan mengambil tempat duduk yang dekat kaca.
Kalian mau pesan apa ? tanya Yessy.
Kami disamain aja semua pesanannya Yesss kata Iin.
Yakin disamain aja semua ? tanya Yessy untuk memastikan.
Iya yakin kok jawab Sandra.
Oh yah udah, Des temenin aku pesan yok ajak Yessy sambil melihat ke arah Desi.
Yessy dan Desi pun pergi untuk memesan makanan. Sementara mereka memesan makanan
dari balik kaca terlihat aktivitas kendaraan di jalanan yang lalu lalang. Sangat ramai. Tapi saat aku
menoleh ke arah lain, terlihat seorang kakek tua sedang membawa karung yang tak jelas isinya apa
memandangi orang-orang yang sedang asik makan di dalam restaurant. Hatiku terasa terirsi-iris
melihat kakek itu. Kusadarkan teman-temanku yang ternyata belum melihat sosok kakek tua itu.
Desi dan Yessy masih memesan makanan, sedangkan aku, Karla, Iin, dan Sandra berdiskusi
untuk memberi pertolongan ke kakek itu.
ENDAH DWI SEPTIANA | X I I - A 4
Gimana kalo kita beliin makanan aja ? Kesian kakeknya dari tadi liatin orang makan, aku gak tega
lihatnya kataku membuka obrolan.
Hmm boleh juga tuh, atau kita bawa masuk aja kakeknya kesini ? tanya Iin.
Kalo menurutku sih, lebih baik kita kumpul uang gitu terus ntar kita kasih ke kakek itu. Kalo uang
kayanya lebih bermanfaat dan kakek itu jadi bisa beliin anak-anaknya makanan kan ? kata Karla.
Nah Iya, aku setuju sama pendapatnya Karla kata Sandra.
Oke Kalo gitu kita tunggu Yessy dan Desi kembali kataku.
Akhirnya Yessy dan Desi pun kembali setelah antri untuk memesan makanan. Karla pun
memberitahu mereka tentang ide kami. Dan tentu saja mereka setuju.
Kami mengumpulkan uang jajan yang ada di saku kami. Dan Alhamdulillah cukup banyak.
Karla, Iin dan Desi menyuruh aku, Sandra dan Yessy untuk memberikan uang itu ke kakek tersebut.
Aku, Sandra dan Yessy pun keluar dan menghampiri kakek itu. Saat ingin memberikan uang itu,
bibirku terasa bergetar karena tak sanggup untuk menahan tangis. Ku tahan air mataku sebisa
mungkin lalu kuberikan uang itu kepada kakek. Air mata kami tak terbendung saat si kakek
menerima uang itu dengan rasa yang sulit untuk dikatakan. Kakek itu hampir saja mencium
tanganku, mungkin dia tak menyangkan kalau kami akan memberikannya sedikit rejeki. Ku tarik
tanganku, karena tak sepantasnya seorang kakek itu mencium tanganku. Justru akulah yang harus
mencium tangan kakek itu sebagai tanda hormat dan sayangku ke kakek itu.
Ternyata saat aku, Sandra dan Yessy memberikan kakek itu uang, ada beberapa anak kecil
yang sedang menjual koran. Mereka juga ikut menjatuhkan air mata. Setelah memberikan kakek itu
uang, kakek itu terus berdoa untuk kami. Dia mendoakan kami agar bisa lulus nantinya, menjadi
orang yang sukses, selalu dalam lindungan Allah. Kakek itu terus saja mengucap syukur dan tak
henti-hentinya mendoakan kami. Karena air mata kami sudah tak terbendung lagi, aku, Sandra dan
Yessy pun pamit kepada kakek itu dan kami masuk ke dalam restaurant. Ternyata Karla, Iin dan Desi
pun ikut terbawa suasana sehingga membuat mereka meneteskan bulir-bulir air mata.
Pelajaran yang sangat berharga yang aku dapatkan pada hari itu. Dapat menolong orang lain
dengan niat ikhlas dan tanpa pamrih. Memberitahuku bahwa hidup tak semudah yang kita pikirkan.
Dalam hati ku berdoa agar kakek itu selalu diberikan kesehatan dan umur yang panjang dan selalu
dilimpahkan rahmat serta rejeki dari Allah