Anda di halaman 1dari 5

Pertama Kali ke Luar Negeri

Saat itu aku masih duduk di kelas 4 SD di Sekolah Dasar W. R Poerwadarminta atau yg
sekarang sudah berubah nama menjadi SD Frater Don Bosco. Ujian akhir semester baru saja berlalu
dan liburan pun datang. Banyak teman-temanku memberitahuku apa yang akan mereka lakukan
pada liburan kali ini. Ada yang akan pulang kampung, ada yang akan berangkat ke luar kota untuk
berwisata, ada juga yang akan belajar memainkan alat musik di sebuah lembaga. Wah sepertinya
asik sekali liburan mereka pikirku. Lalu terlintas dipikiranku, apa yang akan aku lakukan pada liburan
kali ini. Tidak mungkin berwisata keluar kotakarena saat itu Papaku sedang sangat sibuk dengan
pekerjaannya. Tidak mungkin juga aku belajar memainkan alat musik di sebuah lembaga karena
minat musikku saat itu sangat minim.
Aku pulang ke rumah dengan pikiran yang kacau karena memikirkan hal apa yang akan ku
lakukan untuk mengisi liburanku kali ini. Haruskah aku bermalas-malasan selama satu bulan ini?
gumamku.Namun kuurungkan niat itu karena waktu liburanku terlalu berharga untuk dihabiskan
dengan hanya bermalas-malasan.Asen!Mamaku memanggilku.Sontak aku kaget dan menjawab
Iya ma tunggu sebentar. Tiba di dapur tempat mamaku memasak, dengan senyumnya yang indah
ia memberikan telfon genggamnya dan berkata Nih ada telfon dari Chiangsim(Istri dari adik terkecil
papa). Aku pun menjawab telfon itu.Halo Chiangsim. Ada apa?, ia menjawab Sen liburan kali ini
ngapain? Sibuk ga? Kalau ga ayo sama-sama Chiangsim, Susuk Alun(Nama adik terkecil papa), Felis
(Nama anak perempuan mereka), dan Lung-Lung (Nama anak laki-laki mereka) ke Kuala Lumpur.
Mau ga? tanyanya. Berbunga-bunga lah hatiku di ajak berlibur ke luar negeri apalagi ini pertama
kalinya aku akan pergi ke Luar Negeri dan kebetulan Papa sedang sibuk jadi ga bisa mengajak
berwisata keluar kota. Dengan senang aku pun menjawabnya Sebentar ya Chiangsim, aku tanya
mama dulu jawabku. Ma, boleh ga aku pergi ke KL (Singkatan dari Kuala Lumpur) sama
Chiangsim?, mamaku pun menjawab sambil menggodaku Nanti kamu hilang disana gimana?. Aku
pun menjawab dengan kesal Ga akan ma. Badan segede ini juga mana mungkin hilang. Mama pun
mengizinkanku pergi ke KL dengan Chiangsim cs. Sini dulu telfonnya biar mama ngomong sama
Chiangsim, Nih! aku memberikan telfon mama kembali dengan senangnya. Mama pun mengobrol
dengan Chiangsim. Aku penasaran dengan apa yang mereka bicarakan jadi aku menguping.
Terdengan mama berkata ga apa-apa nih ngerepotin?Asen nakal loh, banyak makan
lagi.Mendengar itu pun aku jadi sewot sendiri.Kok mama malah jelek-jelekin anak sendiri sih
gumamku kesal.Selesai mengobrol mama memanggilku dan memberitahu bahwa aku akan
berangkat dengan Chiangsim cs lusa. Mendengar kabar itu aku pun semangat menyiapkan barang-
barang yang akan aku bawa ke KL.
Selesai memasak mama memeriksa apa saja yang aku bawa. Kok cuma sedikit bawa
pakaian?Memangnya seminggu cuma mau pake 2 pasang pakaian? tanyanya.Kemudian mama
melanjutkan Malah banyak bawa Komik.Disana kamu jalan-jalan bukan mau baca komik sambil
mengeleng-gelengkan kepalanya.Aku pun menjawab Kan baru pertama kali berangkat ke Luar
Negeri ma. Jadi Excited. Akhirnya tetap mamalah yang menyiapkan keperluanku untuk di KL nanti.
Tibalah hari dimana liburanku ditentukan akan dihabiskan untuk apa. Aku akan berangkat
jam 10 pagi. Mama sudah membangunkanku saat jam menunjukan pukul 8 pagi. Aku pun bergegas
bangun
dan mempersiapkan diri. Ini akan menjadi hari yang menentukan hidupku pikirku seakan liburan
kali ini menentukan nasibku.Pukul 9 pagi Chiangsim cs menjemputku dan kami pun pergi ke
pelabuhan Tengkayu II. Sesampainya disana Susuk Alun masuk ke sebuah kantor kira-kira 10 menit
entah apa yang dilakukannya di dalam sana. Lalu ia keluar dan berkata Oke beres ayo ke kapal.
Kita ke KL naik kapal tanyaku lugu.Susuk alun pun menjawab Kita ke Tawau dulu nginap 1 hari
baru pergi ke KL naik Pesawat sen jawabnya.Ooo aku mengiyakan.Kami pun naik ke kapal dan
mengambil tempat duduk yang strategis agar dapat melihat laut dengan jelas. Susuk Alun
memberitahuku bahwa kami akan menempuh perjalanan selama 3 jam.
Selama perjalanan aku bingung apa yang akan aku lakukan untuk menghabiskan waktu. Aku
pun tertidur.Setelah beberapa menit tiba-tiba Susuk Alun membangunkanku dan mengajakku untuk
naik ke atas kapal.Sampai di atas kapal angina bertiup dengan kencang.Waaaah anginnya
kencang.Asik kataku.Dari pada bosan di bawah mending kita di atas aja enak dingin banyak angin
kata Susuk Alun.Kami pun mengambil tempat duduk yang kosong karena memang banyak orang
yang juga duduk di atas kapal untuk menghabiskan waktu sebelum sampai ke Tawau dengan
bercerita. Susuk Alun pun mulai bercerita masa lalunya saat ia masih kecil. Ia bercerita bahwa dulu
Papa, dia dan paman-pamanku yang lainnya hidup di keluarga yang miskin. Papa yang masih kelas 1
SMP sudah harus bekerja untuk membantu keuangan keluarga. Saat itu Susuk Alun masih kecil jadi
tidak terlalu mengerti penderitaan papa yang sudah bekerja di usia sekolah. Pantas saja sekarang
pun Papa terus bekerja keras. Mungkin mama tidak ingin aku hidup susah seperti dia dulu. Susuk
Alun pun lanjut menceritakan kehidupan mereka panjang lebar.Setelah mendengar ceritanya aku
pun jadi tau masa lalu mereka.Mulai sekarang aku harus mengerti penderitaan orang tua pikirku.
Tak terasa kami hampir sampai di kota Tawau. Sudah terlihat pulau yang kurang lebih
besarnya seperti Tarakan itu.Kami pun turun kembali ke bawah untuk menyiapkan barang bawaan.
Aku membantu Chiangsim menyiapkan barang bawaannya karena ia sibuk mengurusi Felis dan Lung-
Lung yang masih balita. Setelah kapal merapat ke pelabuhan kami turun dengan barang bawaan
kami dan langsung menunjukan paspor kami masing-masing agar dapat keluar dari pelabuhan itu.
Selama perjalanan keluar dari pelabuhan aku melihat sebuah ruangan yang dijeruji.Banyak orang di
dalamnya.Aku bertanya kepada Susuk Alun mengapa orang-orang itu di kurung.Ia pun menjawab
Itu orang-orang yang kesini tapi ga bawa paspor. Nanti mereka kembali di pulangkan ke negara
masing-masing.Oh begitu jawabku. Saat itu aku baru tau apa guna paspor sebenarnya. Setelah
keluar pelabuhan aku cukup terkejut karena ternyata di depan pelabuhan adalah sebuah pasar ikan.
Kami langsung memanggil taksi untuk mengantar kami ke tempat menginap. Aku pikir kami
akan menginap di hotel, ternyata tidak. Kami akan menginap di rumah keluarga Chiangsim yang
tinggal di Tawau. Setelah sampai aku berkenalan dengan keluarga Chiangsim itu.Ia mengantar kami
ke kamar yang akan kami tempati. Disana terdapat banyak anak-anak seusiaku. Ternyata rumahnya
adalah sebuah kos. Semua anak-anak yang ada disana merupakan anak yang berasal dari Tarakan
namun bersekolah di Tawau.Aku pun tidak kesepian selama disana.Aku berkenalan dengan banyak
teman, aku di ajak bermain oleh mereka.
Malamnya Susuk Alun mengajakku untuk jalan-jalan keluar.Ia membawaku ke tempat
jajanan jalanan. Banyak sekali terdapat gorengan, cemilan dll.Ia mentraktirku. Ia membelikan
apapun yang ingin aku makan. Wah ga rugi juga 1 hari di Tawau.Ada tempat beginian pikirku.
Setelah puas jajan kami pun pulang karena kebetulan juga jam sudah menunjukan pukul 10 malam.
Keesokan harinya teman-temanku yang lain pergi bersekolah. Ternyata liburan di Tawau dan
di Tarakan berbeda.Jadi pagi itu aku sendirian.Tiba-tiba Susuk Alun datang menyuruhku mendi dan
bersiap-siap.Ayo kita ke mall ajaknya. Aku yang Excitedpun cepat-cepat bersiap. Kami pergi ke mall
menggunakan taksi.Kira-kira 5 menit kami sampai di mall itu.Ternyata tidak jauh-jauh amat.Susuk
Alun mengajakku untuk membeli pakaian, buah-buahan dll.Setelah puas berbelanja kami pergi ke
sebuah pasar untuk membeli sayur-sayuran.Pasar itu tidak terlalu besar namun sangat bersih.Cukup
berbeda dengan pasar di Tarakan yang berantakan dan kotor.Di pasar itu Susuk Alun membeli Jamur
dll untuk makan siang.Setelah merasa cukup kami pun pulang dan Susuk Alun langsung memasak.
Saat kami pulang ternyata anak-anak yang lain juga sudah pulang sekolah. Aku pun langsung
bermain dengan mereka begitu sampai.Setelah kira-kira 30 menit masakan pun jadi dan kami semua
pun makan.Setelah merasa kenyang kami semua merasa ngantuk jadi kami pun tidur di kamar
masing-masing. Jam menunjukan pukul 6 sore saat aku terbangun dari tidurku. Chiangsim langsung
memanggilku, Sen ayo makan. Nanti jam 10 kita sudah berangkat ke KL. Airportnya agak jauh jadi
kita pergi jam 8. katanya. Aku pun bergegas makan dan mandi, setelah itu mempersiapkan barang
bawaanku.Chiangsim membantuku mempersiapkannya.
Jam menunjukan pukul 8. Taksi pesanan Chiangsim pun sudah datang.Aku pun berpamitan
dengan pemilik rumah itu dan juga teman-temanku sambil berharap kami dapat bertemu
kembali.Kami bergegas ke airport.Sampai di airport kami langsung check in, memberikan barang
bawaanuntuk dimasukan ke bagasi pesawat dan membayar airport tax. Kami akan berangkat ke KL
dengan pesawat AirAs*a. Tak lama kami menunggu dan pesawat pun datang. Setelah mengisi bahan
bakar dan melalukan checkup, kami pun di suruh naik ke pesawat oleh petugas bandara. Perjalanan
ke KL akan memakan waktu 3 jam. Saat itu malam hari dan aku merasa ngantuk. Tanpa memikirkan
apa yang akan kulakukan untung menghabiskan waktu aku tidur.
Sen kita sudah sampai terdengan suara Chiangsim membangunkanku. Cepat sekali rasanya
kami sampai KL.Setelah pesawat terparkir dengan baik kami pun turun dari pesawat.Betapa
terkejutnya aku melihat bandara di KL.Begitu megah, mewah, tak bisa di deskripsikan dengan kata-
kata.Di dalamnnya begitu rapi, bersih dan terasa begitu nyaman di dalam. Banyak penjual-pejual
makanan berjejer dengan rapi karena memang beberapa orang akan merasa lapar setelah
melakukan perjalanan. Aku yang takjub hanya bisa diam saat memasuki bandara sambil melihat
sekelilingku.Sangat jauh berbeda dengan bandara Tarakan.Orang-orang disana berbicara dengan
bahasa Inggris, Melayu, dan Bahasa Mandarin.Aku begitu gembira saat sampai di KL.Bandaranya saja
sudah menakjubkanku seperti ini, padahal bandara ini hanya sebagian kecil dari KL.Kami bergegas
keluar bandara dan menaiki bus. Bus ini akan mengantar kami ke stasisun kereta listrik dan dengan
kereta listrik itu kami akan pergi ke tempat keluarga kami di KL, tempat dimana kami akan menginap
selama berada di KL.Di stasiun kami di jemput oleh sepupuku bernama Waihung.Ia 3 tahun lebih tua
dariku. Lalu ia pun memberi tahu kami untuk membeli tiket kereta di loket.Setiap orang dikenai
biaya 2 ringgit atau 5 ribu rupiah untuk menggunakan kereta itu.Kereta listrik ini sangat nyaman dan
bersih juga sejuk.Walau bergerak dengan kecepatan tinggi namun orang-orang di dalam tetap dapat
berdiri dengan seimbang.Orang-orang di sini pun memberikan tempat duduknya kepada orang yang
lebih tua apabila kereta sudah penuh.Aku dan sepupuku yang masih tergolong anak-anak pun tidak
mendapat tempat duduk dan terpaksa berdiri.Aku pikir perjalanan ini anak memakan waktu paling
tidak 30 menit.Ternyata hanya dengan 5 menit kami sudah sampai di stasiun tujuan kami.Lalu di
stasiun itu kami di jemput oleh tanteku yang merupakan mama dari Waihung.Kami pun pergi
kerumahnya dengan perjalanan yang memakan waktu kira-kira 20 menit.Sampai di rumah tanteku,
kami di sambut oleh sepupuku yang lain. Phu Yue sepupuku yang paling tua yang adalah kakak
perempuan dari Waihung dan A Hon yang merupakan adik laki-laki dari Waihung.Aku merasa begitu
gembira karena aku bertemu mereka lagi setelah 2 tahun.Phu Yue 5 tahun lebih tua dariku dan A
Hon seumuran denganku. Mereka langsung mengantar kami ke kamar tempat kami akan
beristirahat. Phu Yue, Waihung dan A Hon menyuruhku untuk tidur duluan agar besok bisa bangun
pagi. Mereka berkata besok pagi mereka akan mengajakku jalan-jalan. Dengan gembira aku pun
langsung tidur.
Keesokan paginya mereka membangunkanku dan menyuruhku untuk cepat-cepat
bersiap.Aku pun bergegas mandi.Pertama-tama mereka mengajakku untuk pergi sarapan Martabak
India.Kata ini terdengar cukup asing di telingaku karena setauku Martabak itu ada dua, Martabak
Telur dan Martabak Manis.Ternyata dinamakan Martabak India karena martabak ini merupakan
martabak yang berasal dari india dan asli di buat oleh orang India. Martabak India terbuat dari
tepung dan akan di makan dengan kare. Kami pun memesan 4 buah untuk kami berempat.Hmm
very delicious kataku pada sepupuku.Aku terpaksa berkata dengan bahasa Inggris karena mereka
bisa berkata dengan bahasa Inggris, Mandarin dan Korea namun tidak dengan bahasa Indonesia.If
you like it we can go here to breakfast every morning kata Phu Yue.Aku pun menjawab Thanks Jie-
Jie (sebutan untuk kakak perempuan dalam bahasa Mandarin) Phu Yue. Saranghaeyo yeoreobeon
(aku sayang kalian dalam bahasa korea).
Setelah menghabiskan sarapan, kami pulang dan mereka meminta tanteku untuk mengantar
kami ke stasiun kerta.Tanteku pun dengan senang hati mengantar kami ke mall.Sepanjang jalan aku
mengamati jalanan di KL.Ternyata banyak juga mobil di KL namun tidak semacet di Jakarta
pikirku.Sampai di stasiun aku tidak tahu kemana kami anak pergi.Phu Yue membelikan kami tiket
kereta ke suatu tempat dan kami pun melakukan perjalanan selama 5 menit.Sampai di stasiun
tujuan kami memanggil taksi dan Phu Yue memintanya untuk mengantar kami ke sebuah mall.Di
mall ini mereka mengajakku berkeliling dan melihat-lihat makanan.Sampai di sebuah tempat
pembelian makanan, aku cukup terkejut karena banyak orang mencicipi makanan-makanan disana
dengan gratis. Do you want to eat without paying? This is the place you need! kata Waihung.Aku
kaget karena baru pertama kali aku melihat ada tempat yang menyediakan layanan untuk mencicipi
gratis. Disana kami mencicipi banyak makanan, dari nasi ayam, yogurt, tahu yang entah dimasak
seperti apa hingga rasanya menjadi sangat enak, dll. Kami terus berkeliling sampai kami merasa
kenyang. See? You dont need to pay but you can feel full! kata A Hon. Setelah kami merasa
kenyang kami pun pulang dengan kereta dan memanggil taksi saat sampai di stasiun. Sampai di
rumah kami merasa cukup lelah dan kami pun tidur siang.
Saat bangun ternyata jam sudah menunjukan pukul 6 sore. Aku pun melakukan aktifitas sore
yaitu, mandi.Selesai mandi tanteku mengajakku untuk mengantar Waihung ke sebuah lembaga
belajar
tambahan. Setelah mengantarnya kami pun pulang.Aku langsung ke kemar karena saat itu Phu Yue
dan A Hon sedang belajar di kamar masing-masing.Aku merasa sangat lelah karena aktivitas seharian
sehingga aku pun langsung tidur.
Keesokan paginya Susuk Alun membangunkanku dan bertanya apakah aku mau ikut
mengantar Phu Yue, Waihung dan A Hon ke sekolah. Mau dong jawabku dan langsung bersiap-
siap. Selama di jalan mereka bertanya-tanya bagaimana sekolah di Tarakan.Sampai di sekolah
tempat Phu Yue belajar, banyak sekali kulihat siswinya namun aku tidak melihat seorang pun siswa.
Aku pun bertanya kepada Phu Yue Why theres no male student at your school?, ia pun menjawab
This school is only for female student. Oh I see balasku. Ia pun turun dari mobil dan berkata See
you Asen, aku pun membalas See you Jie-Jie. Lalu kami pun lanjut mengantar Waihung dan A Hon
ke sekolah mereka.Ternyata mereka satu sekolah.Setelah mengantar mereka kami pun
pulang.Tetapi ternyata kami tidak turun dari mobil sesampainya di rumah melainkan menunggu
Susuk Alun, Chiangsim dan kedua anak mereka.Kita mau jalan-jalan kata tanteku. Tanteku dapat
berbahasa Indonesia karena ia lahir di Tarakan, Tanteku adalah adik dari Papaku dan kakak
perempuan dari Susuk Alun.
Kami pun jalan ke sebuah stasiun namun bukan stasiun tempat kami biasa pergi ke tempat-
tempat lain, kami pergi ke stasiun kerena MonoRail.Kita mau naik MonoRail.Rel keretanya
melayang dan Roda Keretanya cuma terdapat di bagian tengah kata tanteku.Sampai di stasiun
tanteku langsung membelikan kami tiket untuk menaiki kerena tersebut.Gerbong kereta itu dapat
bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti alur rel kereta, tidak seperti kereta biasa yang kaku.Baru
pertama kali aku naik kereta yang melayang dan gerbongnya bisa bergerak seperti ini. Dari atas kami
dapat melihat sebagian besar kota KL. Mobil-mobil berlalu lalang, gedung-gedung besar dll.Setelah
kereta selesai bekeliling kami pun kembali ke mobil dan pulang.Sampai di rumah kami makan
siang.Selesai makan siang aku merasa ngantuk jadi aku pun tidur siang. Jam menunjukan pukul 2
siang. Tanteku memanggilku banguk dan mengajakku untuk menjemput Phu Yue, Waihung dan A
Hon. Aku pun bangun dan bersiap-siap.Setelah menjemput mereka pulang kami berempat hanya
bermain di rumah.Hari ini kami tidak jalan-jalan keluar.
Hari selanjutnya kami di ajak pergi ke Sunway Lagoon, wahana renang yang pintu masuknya
berupa pyramid seperti yang ada di mesir dan terdapat patung Sphinx kecil di depannya. Di dalam
wahana itu terdapat 5 buah wahana renang dengan berbagai jenis. Ada kolam renang yang
mengitari wahana renang itu, ada kolam menyerupai kapal dan terdapat pistol-pistol air di dalamnya
untuk perang air, ada kolam renang menyerupai laut dengan ombak-ombak yang sama persis seperti
laut, ada tempat seluncuran dengan perahu udara, seluncuran dengan perahu udara namun di di
akhir lintasannya menuju ke atas sehingga kita seperti menuju akan melayang ke atas dengan
kecepatan penuh.
Hari-hari berikutnya juga kami lalui dengan pergi ke salah satu menara tertinggi di dunia
yaitu menara petronas, Genting HighLand, mall mall lainnya. Di menara petronas hari itu sedang
dilakukan pameran mobil F1 milik salah satu tim top F1, Red Bull.
Tiba hari dimana kami akan pulang ke Tarakan. Sebelum ke Tarakan kami harus terlebih
dahulu singgah di Tawau.Begitulah hari-hari liburan ku habiskan di KL.Pengalaman yang tidak ada
pernah kulupakan.Kami berpamitan dengan ketiga sepupuku dan juga tanteku sambil berharap
semoga suatu saat nanti kami bisa kembali berlibur kesini.

Anda mungkin juga menyukai

  • Nur Hadijah
    Nur Hadijah
    Dokumen4 halaman
    Nur Hadijah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Hukum Avogadro
    Hukum Avogadro
    Dokumen17 halaman
    Hukum Avogadro
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Wahyu Febrianto
    Wahyu Febrianto
    Dokumen4 halaman
    Wahyu Febrianto
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Mengapa Cinta Itu Buta
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Dokumen2 halaman
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Patricia Chiaulina Kurniawan
    Patricia Chiaulina Kurniawan
    Dokumen5 halaman
    Patricia Chiaulina Kurniawan
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Rona Taufiqul
    Rona Taufiqul
    Dokumen4 halaman
    Rona Taufiqul
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Yuli Rahmawati
    Yuli Rahmawati
    Dokumen4 halaman
    Yuli Rahmawati
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Yoga Bagas Gilang P
    Yoga Bagas Gilang P
    Dokumen6 halaman
    Yoga Bagas Gilang P
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Nurul Fikrah
    Nurul Fikrah
    Dokumen4 halaman
    Nurul Fikrah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Evin Cintiacerpenwan
    Evin Cintiacerpenwan
    Dokumen4 halaman
    Evin Cintiacerpenwan
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Reka Tia Andaresta
    Reka Tia Andaresta
    Dokumen4 halaman
    Reka Tia Andaresta
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Maudy Angelia
    Maudy Angelia
    Dokumen5 halaman
    Maudy Angelia
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Her Lina
    Her Lina
    Dokumen4 halaman
    Her Lina
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Lufi Ditia Prabandari
    Lufi Ditia Prabandari
    Dokumen4 halaman
    Lufi Ditia Prabandari
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Florianus Hendrik
    Florianus Hendrik
    Dokumen3 halaman
    Florianus Hendrik
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Hendry
    Hendry
    Dokumen3 halaman
    Hendry
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Ghina Husna
    Ghina Husna
    Dokumen4 halaman
    Ghina Husna
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Hukum Membunuh Menurut Islam
    Hukum Membunuh Menurut Islam
    Dokumen13 halaman
    Hukum Membunuh Menurut Islam
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Endah Dwi S
    Endah Dwi S
    Dokumen3 halaman
    Endah Dwi S
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Citra Handayani
    Citra Handayani
    Dokumen3 halaman
    Citra Handayani
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Diana Euis Andani
    Diana Euis Andani
    Dokumen5 halaman
    Diana Euis Andani
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Eko Kuswanto
    Eko Kuswanto
    Dokumen4 halaman
    Eko Kuswanto
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Ananda Amalia Ahmad
    Ananda Amalia Ahmad
    Dokumen3 halaman
    Ananda Amalia Ahmad
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Angelia Monica
    Angelia Monica
    Dokumen5 halaman
    Angelia Monica
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Mengapa Cinta Itu Buta
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Dokumen2 halaman
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Andi Irwanzyah
    Andi Irwanzyah
    Dokumen2 halaman
    Andi Irwanzyah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Makalah Sejarah
    Makalah Sejarah
    Dokumen13 halaman
    Makalah Sejarah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Mungkin Bukan Sekarang
    Mungkin Bukan Sekarang
    Dokumen10 halaman
    Mungkin Bukan Sekarang
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Adab Makan
    Adab Makan
    Dokumen8 halaman
    Adab Makan
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat