Kata orang janji hanyalah sebuah loyalitas. Ucapan manis yang mengandung kebohongan yang menyakitkan. Tapi aku bukanlah orang yang mudah berjanji bahkan aku tak pernah berjanji kepada siapapun. Namun di hari ini aku akan berjanji untuk Revana. Janji yang akan mengawali cerita ini. Re, aku mau ngomong, ucapku dingin Ngomong aja kali Rey, udah tiga tahun kenal kok ngomong aja susah. aku sayang sama kamu dari awal aku mengenal kamu. aku sendiri nggak tau kenapa aku bisa mengalami perasaan ini. Tapi aku serius Re. aku memang bukan cowok romatis, tapi beginilah aku. Aku pengen jadi orang yang special dalam hidup kamu. Revana hanya diam tak berkutik. Tatapannya kosong, dia seakan hilang dalam hayalnya sendiri. Mungkin aku salah sudah menyatakan perasaanku tapi aku lebih salah jika memendamnya terlalu lama. aku juga sayang sama kamu dari dulu Rey, tapi aku nggak mau nyatain perasaanku duluan karena aku kan cewek. Tapi kamu yakin mau jadi pacar aku? Susah loh jadi pacarku. Harus ngertiin aku, hadapin bawelnya aku bahkan sampe harus nuntasin marah dan btenya aku. Sanggup nggak?. Denger ya, aku berjanji atas nama Tuhan. Aku bakal hadapin apapun yang akan terjadi nanti. Aku akan selalu menjaga kamu, mencintai kamu, menerima kamu selamanya. Bahkan aku janji kamulah orang terakhir yang aku cintai. Oke. Kamu aku terima. Dan aku juga janji bakal mencintai kamu sampai waktu berhenti. Mendengar kata-kata Rere membuatku senang setengah mati. Ku ajak dia berkeliling kota Bandung dengan motor gedeku. Tapi aku tak kuasa mengontrol emosi dan tidak memperdulikan ketakutan Rere hingga akhirnya kami terpental menyambut maut. ***** Sudah satu minggu Rere tidak bangun dari tidurnya. Dan sampai saat ini aku tak berhenti menyalahkan diriku sendiri. Aku telah melanggar satu janji ku, aku tak becus dalam menjaganya. Harusnya aku tak masuk dalam ego ku. Lelaki macam apa aku ini! Rey, saya mau bicara, panggilan dokter Fani menghaburkan khayalanku. ada apa dok? Rere mengalami pendarahan di dalam otaknya. Dia kehilangan sebagian dari memori yang dia punya. Tapi ini masih bisa dipulihkan, namun membutuhkan waktu yang lama dan satu lagi Rere mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya. Lakukan yang terbaik untuk Rere,Dok. Saya menerima apapun yang terjadi nanti, asal Rere bisa sadar. Aku sudah merusak salah satu janji ku dan aku tidak akan pernah merusak janjiku yang lainnya. Karena aku mencintainya, aku menjaganya dalam janjiku. ***** Hari ini aku terlambat ke rumah sakit untuk menjenguk Rere karena ada mata kuliah yang memang tidak bisa ditinggal. Selama Rere di rumah sakit, aku menginap di sana karena aku tidak mau melewatkan sedikitpun waktu sulit yang dia hadapi. Kamu siapa? Aku Reyhan. Kamu sudah sadar Re? Reyhan? Dia Reyhan sahabat kamu sewaktu SMA. Mungkin kamu lupa sayang. Oh tidak! lelaki berengsek itu muncul lagi ke kehidupan Rere. Dia pasti telah melakukan apa-apa sama Rere. Aku bukan sahabat kamu. Aku pacar kamu. Jangan percaya sama dia, Re. Aku fikir Rere akan menyadari semuanya. Tetapi nol. Dia sama sekali tidak mengingatku. Dia hanya mengingat Aldo laki-laki yang sudah menyakiti dia bahkan selingkuh dengan sahabat Rere sendiri. Bahkan Rere mengakui bahwa Aldo lah pacar dia, bukan aku. Berengsek kamu! apa yang sudah kamu masukkan ke dalam otak Rere hah?! Kamu sengaja manfaatin sakit Rere demi ngedapetin kebahagianmu sendiri? bentakku sambil mengangkat kerah baju yang ia gunakan. Stop! Aku nggak pernah punya pacar sekasar kamu. Bagaimana mungkin aku percaya kalau kamu pacar aku. Sekarang kamu pergi dari ruanganku! Aku tidak pernah menyangka Rere melakukanku seperti ini. Yang aku tahu dia mencintaiku, apakah rasa cinta itu juga hilang bersama memorinya? Ini tidak masuk akal. Perasaan dan fikiran tetaplah berbeda. Tapi kenapa semua bersatu untuk menghilang? ***** Aku tidak akan pernah meyerah. Aku akan terus memperjuangkan Rere, walaupun aku harus memulainya dari awal lagi. Setiap hari aku mencoba mendekatinya lagi, Aku mengaku sebagai sahabatnya dan perkataanku kemarin itu hanyalah sebuah kekhilafan. Memang menyakitkan tapi cintaku lebih besar dari rasa sakit. Sampai kapan kamu seperti ini Rey? Menjadi seorang babu yang setia sama Rere, menelan rasa sakit yang terus Rere suapin ke kamu. Sadar Rey! Dia itu udah lupa ingatan, nggak ada kisah yang sempurna bersama orang yang melupakan segalanya. Bahkan tahu siapa kamu saja dia nggak Rey! Dia hilang ingatan dan kehilangan perasaannya!! celoteh Kirana menghamburkan hayalanku. Ini semua salahku! Jangan menyalahkan Rere, andai aku tidak ngebut waktu itu, mungkin semua tidak akan seperti ini. Rere memang lupa ingatan tapi dia tidak lupa akan perasaannya! Aku yakin dia akan kembali, dan aku sendiri yang akan mengembalikannya. Dan kisahku akan sempurna! Haha jangan gila Rey, lihat! Buka mata kamu, dia hanya mengingat Aldo dan hanya Aldo lah yang dia cintai saat ini. Dia selalu sama-sama Aldo, kapan waktu mu bisa mengembalikan dirinya Rey? Saat kamu rela menunggunya di depan gerbang kampus hanya untuk memastikannya pulang? Saat kamu menggendongnya di saat kakinya masih belum bisa berjalan? Saat kamu memberikan buku tugasmu ke Dosen atas nama dia, agar dia tidak dihukum? Dan kamu di skors dari kampus?! Saat kamu merelakannya bersama Aldo?! STOP! Aku melakukannya karena aku mencintainya. Aku nggak peduli apapun yang terjadi,apapun yang aku rasakan. Dia adalah cinta dalam janjiku. Dan aku akan terus mencintainya. Aku mencintainya sampai akhir hembus nafasku dan dia harus bahagia! Aku pergi meninggalkan Kirana yang terus memarahiku dari kemarin-kemarin karena sikapku yang menurutnya keluar batas. Tapi apa aku salah jika terus mencintai Rere? Apa aku salah berkorban demi cintaku? Apa aku salah mengorbkankan perasaanku untuk kebahagiannya?. Tak pernah ada kata putus yang terlontar dari bibirku dan bibirnya. Dan sampai saat ini aku tetap pacar Rere. Kisahku akan sempurna. Bersama khayal dan kata-kata kirana yang selalu terngiang di telingaku, aku melaju dengan kecepatan tinggi. Seiring dengan motor gede yang aku setir, bayangan-bayangan indah bersama Rere dan kecelakaan itu terekap ulangan dalam ingatanku, Aku tidak akan memaafkan dia Rey. Dia sudah membuatku lumpuh dan kehilangan memoriku! kata Rere terngiang jelas di telingaku .Aku kacau, tak dapat lagi rasanya diriku mengendalikan diri. BRAKKK!!! Penglihatanku buram, badanku kaku. Kakiku tak dapat bergerak, kepalaku terasa bocor. Motorku terletak jauh dari tempatku sekarang, Helm pemberian Rere hancur. Dan saat ini aku melihat Rere tepat memangku kepalaku. Rey, maafin aku. Aku nggak sengaja menabrakmu. Kamu harus bertahan, aku akan bawa kamu ke rumah sakit Re, aku yang membuatmu lumpuh, aku yang bersamamu ketika kecelakaan itu terjadi. Maafkan aku,Re Tidak! Kamu? ka..mu..? Aku benci kamu Rey!! Aku mohon,Re. Tetaplah di sini, aku akan menepati janjiku di depan matamu, bahwa dirimulah yang terakhir. Aku mencintaimu sampai akhir. Teruslah di sini,aku tak mengharap lebih,Re. Tolong. Rere perlahan menjauh dari tubuhku yang tergeletak. Dia tidak memperdulikanku, sama sekali tidak. Ingin rasanya aku mendekatinya, tapi aku tak sunggup. Nafasku hilang, semua menjadi hitam. Dia tidak pernah kembali mengingatku, bahkan sampai janji terakhir sudah ku tepati. Aku bertahan untuk dirinya dan aku pergi karena dirinya. Kisahku sempurna. Kamu harus bahagia Re, semoga kepergianku menjadi bagian dari kebahagiaanmu- Reyhan.