Anda di halaman 1dari 4

Nama : Wahyu Febryanto

Kelas : XII IPA 4



EMOSI MEMBAWA BENCANA
Dwi adalah seorang siswa kelas 8 yang bersekolah di sebuah sekolah ternama di
kotanya. Setiap hari dia pergi sekolah diantar oleh ayahnya. Pada suatu hari di sekolahnya
sebelum bel masuk berbunyi, dia sempat duduk-duduk di teras depan sekolahnya sambil
berbincang-bincang dengan teman-temannya.
Bel masuk kemudian berbunyi, seluruh siswa langsung masuk ke ruangan kelasnya
masing-masing termasuk si Dwi. Karena sekolah tersebut menerapkan sistem moving class
maka si Dwi pun langsung pergi menuju ke kelas matematika. Karena pada saat itu guru yang
mengajar sedang berangkat ke luar kota, maka seluruh kelas langsung senang dan suasana
kelas menjadi gaduh. Banyak temannya yang berlari-lari, duduk diluar kelas, dan masih
banyak lagi. Namun, Dwi tidak mau seperti teman-teman yang lainnya. Teman-temannya
mengajaknya main namun dia hanya duduk diam di bangkunya. Perasaannya mulai tidak
nyaman. Tiba-tiba orangtuanya mengirim SMS kepadanya yang berisikan untuk berhati-hati
karena perasaan kedua orangtuanya juga tidak nyaman sama seperti dirinya. Sejenak dia
merenung dan berpikir apakah akan ada sebuah bahaya ? tiba-tiba datang seorang
temannya bernama Wawan. Wawan adalah seorang temannya yang sangat baik dan selalu
mendengar cerita Dwi dan memberi nasehat kepadanya. Wawan kemudian menghampirinya
dan berbincang-bincang dengannya. Banyak sekali yang mereka perbincangkan mulai dari
masalah sekolah, pelajaran, kehidupan sehari-hari, hingga masalah perasaannya yang tidak
nyaman itu. Temannya kemudian memberi saran agar menuruti kata-kata orangtuanya untuk
berhati-hati dalam melakukan apapun.
Tiba-tiba bel pergantian pelajaran pun berbunyi seluruh siswa di kelasnya termasuk
dirinya pergi ke kelas bahasa Indonesia. Di kelas ini tentu ada guru yang mengajar mereka.
Pada saat belajar perasaan Dwi masih saja tidak tenang dan gelisah sehingga sangat
menggangu dirinya saat belajar. Saat pelajaran bahasa Indonesia ini, tidak ada penjelasan
guru yang dimengerti oleh Dwi karena pikirannya sedang dalam keadaan kacau balau.
Ditambah lagi temannya yang menggangu dia dari kanan dan kirinya yang membuat dia
semakin terganggu. Dia sempat marah kepada teman disampingnya itu namun, temannya itu
tetap saja tidak mempedulikannya dan tetap saja menggangunya. Tanpa disangka-sangka
tiba-tiba guru memanggilnya dan bertanya kepadanya tentang apa yang ia jelaskan karena
sang guru tersebut melihat bahwa Dwi ini, saat ia menjelaskan hanya melamun entah
memikirkan apa. Namun Dwi yang sudah membaca bukunya tadi malam, dapat menjawab
pertanyaan guru tersebut dan dengan iringan tepuk tangan teman-temannya dia duduk
Nama : Wahyu Febryanto
Kelas : XII IPA 4

kembali ke bangkunya. Nah, gitu anak-anak kayak si Dwi kata guru yang sedang mengajar
itu. Teman-teman disampingnya kemudian berhenti menggangunya dan langsung mencatat
apa yang dijelaskan oleh guru tersebut. Tiba-tiba ada pengumuman oleh kepala sekolah yang
disampaikan melalui speaker bahwa seluruh siswa kelas 8 akan melaksanakan bimbingan
belajar atau yang lebih dikenal bimbel setelah pulang sekolah nanti.
Kemudian bel pergantian pelajaran berbunyi lagi, seluruh siswa langsung pergi ke
ruang pelajaran PPKN. Guru yang mengajar menjanjikan untuk menontonkan film
perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang berjudul Merah Putih seluruh siswa sangat
senang menonton film ini termasuk si Dwi. Perasaannya yang tadinya tidak tenang kini mulai
menghilang, walaupun tidak menghilang seluruhnya. Selama kira-kira 1 jam 45 menit mereka
menonton film itu. Setelah film itu berakhir barulah guru itu menjelaskan amanat yang
terkandung didalam film itu. Sang guru kemudian menceritakan pengalaman sedihnya saat
ditinggal oleh ibunya dimana diceritakan dia tidak mau menurut pada ibunya dan saat ibunya
itu menyuruhnya membeli gula dia menolak kemudian saat ia melihat ibunya kedapur, ibunya
sudah tidak bisa bergerak lagi. Seluruh siswa dikelas tersebut langsung meneteskan air mata.
Namun siswa-siswa laki-laki menahan air mata mereka agar tidak menetes termasuk si Dwi
karena malu dilihat oleh teman-teman yang lain. Namun tetap saja ada yang berlinang air
mata.
Kemudian bel pergantian pelajaran terakhir berbunyi, sebelum siswa keluar kelas
sang guru berpesan untuk menghapus air mata mereka sebelum keluar dari ruangan. Mereka
pun keluar ruangan tersebut dengan perasaan terharu. Tiba-tiba perasaan Dwi ini kembali
tidak nyaman. Sepertinya ada sesuatu yang akan terjadi padanya. Pikirannya mulai menjalar
kemana-mana.mulai dari musibah, kecelakaan, dll. Dia kemudian langsung menuju kelas
bahasa inggris bersama teman-temannya. Dengan perasaan seperti itu, dia berjalan dengan
lemas dan kaku. Sesampainya di kelas bahasa inggris, ternyata gurunya juga sedang tidak ada
ditempat dan guru tersebut memberikan tugas. Namun tugas tersebut sangat sedikit sehingga
hanya dalam beberapa menit seluruhnya selesai. Setelah Dwi selesai mengerjakan tugas itu,
tiba-tiba perasaan tidak nyaman itu menghilang. Dia kemudian pergi ke wc untuk buang air
kecil. Namun saat dia kembali, pintu ditutup dan ditahan oleh seorang temannya. Setelah dia
berhasil masuk, dia kemudian mengejar temannya tersebut dengan maksud memberinya
pelajaran. Namun temannya tersebut sangat cepat dalam berlari. Namun temannya tersebut
berlari sambil menghambur-hamburkan meja dengan maksud menghalangi Dwi. Namun, tak
disangka-sangka, tiba-tiba tepat didepan lemari Dwi tersandung oleh meja dan dia langsung
mengepalkan tangan dengan maksud untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Namun,
Nama : Wahyu Febryanto
Kelas : XII IPA 4

tangannya itu malah mengarah ke arah kaca yang hanya dalam hitungan satu detik kaca itu
pecah. Tangan si Dwi pun terluka mulai dari bagian lengan atas, lengan bawah, dan jari-jari
tangannya.
Teman-temannya langsung kaget dan langsung menolongnya untuk ke UKS. Namun,
darahnya tetap tidak berhenti mengalir. Seluruh siswa kelas lain yang juga mendengar suara
itu langsung keluar kelas untuk melihat apa yang sedang terjadi. Sesampainya di UKS teman-
temannya mengikat pergelangan tangannya dengan maksud untuk menghentikan darah yang
masih mengalir. Namun cara itu tetap tidak ada gunanya darahnya tetap mengalir. Guru-guru
lalu berdatangan untuk melihatnya dan menolongnya.
Guru-guru kemudian menyarankan untuk membawanya ke rumah sakit umum yang
jaraknya tidak jauh. Kemudian Ibu Maya, walikelas Dwi menelepon orangtua Dwi untuk
menceritakan kejadian ini. Ayah Dwi pun langsung datang. Sempat terbayang di benak Dwi
hal-hal yang tidak menyenangkan seperti Bagaimana kalau aku akan cacat ?, Mungkinkah
ini akhir hidupku ? banyak pertanyaan yang muncul.
Sesampainya Ayah Dwi, Dwi langsung dibawa kerumah sakit umum menggunakan
mobil milik seorang guru. Didalam mobil Dwi sempat bercerita dengan para guru dan
ayahnya tentang kronologi kejadian tersebut. Mereka pun memakluminya.
Sesampainya dirumah sakit, Dwi langsung dibawah ke ruang UGD atau Unit Gawat
Darurat. Disana luka di lengan dan jari Dwi dibersihkan lalu dokter menyarankan untuk
menjahit luka di lengan atas. Namun, Ayah Dwi tidak menyetujuinya karena lukanya tidak
terlalu dalam. Akhirnya Dwi hanya diberi vaksin dan akhirnya diijinkan pulang hanya dengan
ditutup oleh perban dengan obat betadine.
Kemudian Dwi dibawa kembali ke sekolah dan ayahnya pulang untuk mengambil
mobil sehingga dapat membawa Dwi pulang kerumah. Kemudian Dwi mendengar beberapa
guru berbicara tentang ayahnya. Guru-guru tersebut berkata bahwa ayah Dwi itu sangat baik
karena pada saat datang kesekolah tidak langsung memarahi anaknya. Dwi pun bangga
dengan ayahnya itu. Tiba-tiba tettt., suara klakson mobil ayahnya berbunyi. Ternyata
ayahnya telah sampai untuk menjemputnya. Ayahnya pun datang dan merangkulnya menuju
mobil dan langsung pulang. Sesampainya dirumah ibunya langsung membuka perban dan
mengolesi luka tersebut dengan salep kemudian ditutupi oleh kain kasa.
Keesokan harinya Dwi langsung bisa bersekolah. Seluruh teman-temannya kaget bisa
langsung sehat seperti itu. Guru-guru yang menemuinya juga kaget. Kemudian Dwi pun
bersekolah seperti biasa dan melakukan aktivitas seperti biasa walaupun tidak terlalu leluasa
karena takut jika banyak gerak, lukanya akan sulit sembuh. Kemudian Ayah Dwi datang ke
Nama : Wahyu Febryanto
Kelas : XII IPA 4

sekolah dengan maksud meminta maaf kepada kepala sekolah dan mau membayar ganti rugi.
Namun, terjadi salah paham antara guru dan kepala sekolah dengan ayah Dwi. Mereka
mengira bahwa ayah Dwi ini akan marah kepada pihak sekolah mengenai kejadian kemarin
itu. Sehingga kepala sekolah terlebih dahulu meminta maaf kepadanya. Namun, ayah Dwi
menjelaskan semuanya, dia lah yang ingin meminta maaf kepada pihak sekolah terkait hal
tersebut. Kepala sekolah kaget dan dengan ikhlas memaafkan dan tidak membebankan biaya
apapun kepada Dwi dan ayahnya.
Setelah kira-kira 2 minggu luka di lengan Dwi sembuh dan Dwi dapat kembali
melakukan seluruh aktifitasnya seperti biasa tanpa ada kendala apapun walau masih
menyisakan bekas luka. Hingga sekarang, bekas luka itu menjadi pelajaran bagi Dwi untuk
berhati-hati setiap melakukan sesuatu.

Anda mungkin juga menyukai

  • Mengapa Cinta Itu Buta
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Dokumen2 halaman
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Yoga Bagas Gilang P
    Yoga Bagas Gilang P
    Dokumen6 halaman
    Yoga Bagas Gilang P
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Nurul Fikrah
    Nurul Fikrah
    Dokumen4 halaman
    Nurul Fikrah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Hukum Avogadro
    Hukum Avogadro
    Dokumen17 halaman
    Hukum Avogadro
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Patricia Chiaulina Kurniawan
    Patricia Chiaulina Kurniawan
    Dokumen5 halaman
    Patricia Chiaulina Kurniawan
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Yuli Rahmawati
    Yuli Rahmawati
    Dokumen4 halaman
    Yuli Rahmawati
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Nur Hadijah
    Nur Hadijah
    Dokumen4 halaman
    Nur Hadijah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Reka Tia Andaresta
    Reka Tia Andaresta
    Dokumen4 halaman
    Reka Tia Andaresta
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Hendry
    Hendry
    Dokumen3 halaman
    Hendry
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Her Lina
    Her Lina
    Dokumen4 halaman
    Her Lina
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Florianus Hendrik
    Florianus Hendrik
    Dokumen3 halaman
    Florianus Hendrik
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Lufi Ditia Prabandari
    Lufi Ditia Prabandari
    Dokumen4 halaman
    Lufi Ditia Prabandari
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Rona Taufiqul
    Rona Taufiqul
    Dokumen4 halaman
    Rona Taufiqul
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Patrick W
    Patrick W
    Dokumen5 halaman
    Patrick W
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Endah Dwi S
    Endah Dwi S
    Dokumen3 halaman
    Endah Dwi S
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Maudy Angelia
    Maudy Angelia
    Dokumen5 halaman
    Maudy Angelia
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Evin Cintiacerpenwan
    Evin Cintiacerpenwan
    Dokumen4 halaman
    Evin Cintiacerpenwan
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Eko Kuswanto
    Eko Kuswanto
    Dokumen4 halaman
    Eko Kuswanto
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Citra Handayani
    Citra Handayani
    Dokumen3 halaman
    Citra Handayani
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Ghina Husna
    Ghina Husna
    Dokumen4 halaman
    Ghina Husna
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Diana Euis Andani
    Diana Euis Andani
    Dokumen5 halaman
    Diana Euis Andani
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Andi Irwanzyah
    Andi Irwanzyah
    Dokumen2 halaman
    Andi Irwanzyah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Ananda Amalia Ahmad
    Ananda Amalia Ahmad
    Dokumen3 halaman
    Ananda Amalia Ahmad
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Mengapa Cinta Itu Buta
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Dokumen2 halaman
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Hukum Membunuh Menurut Islam
    Hukum Membunuh Menurut Islam
    Dokumen13 halaman
    Hukum Membunuh Menurut Islam
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Makalah Sejarah
    Makalah Sejarah
    Dokumen13 halaman
    Makalah Sejarah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Angelia Monica
    Angelia Monica
    Dokumen5 halaman
    Angelia Monica
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Mungkin Bukan Sekarang
    Mungkin Bukan Sekarang
    Dokumen10 halaman
    Mungkin Bukan Sekarang
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Adab Makan
    Adab Makan
    Dokumen8 halaman
    Adab Makan
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat