Anda di halaman 1dari 4

Nama: Ghina Husna Kelas: XII IPA 4

Pertemuan Yang Singkat Namun Berharga



We high~ We right~ We dont stop Penggalan lirik lagu ini terus terngiang-ngiang di
telingaku. Argh Bagaimana bisa konsen ngerjain soal kalau kayak gini nih? Udah semalam ga tidur
karena ngerjain pr TIK, panjang-panjang lagi soal nih ulangan, sekarang itu lagu berputar-putar di
kepalaku. Argh!, keluhku. Aku terjebak di ruangan 9 dimana saat ini sedang ulangan semesteran
pelajaran Bahasa Indonesia. Tentu aku tidak bisa meninggalkan begitu saja soal-soal ulangan ini. Aku
berusaha tetap konsen dan tidak tertidur untuk saat ini walaupun aku tau itu akan sangat sulit.
Sesekali aku lirik jam yang berada di meja pengawas, sehingga aku bisa memperkirakan waktu yang
tersisa dengan jumlah soal yang belum aku jawab. Tiba-tiba, bel sekolah berbunyi tanda waktu ujian
telah habis. Aku liat lembar jawabanku dan masih banyak yang belum aku jawab. Ternyata, jam yang
berada di meja pengawas itu telat 20 menit dan teman-temanku telah mengumpulkan jawabannya
di meja pengawas. Aku pun segera menjawab tanpa melihat soal, hanya itu yang dapat aku lakukan
sekarang. Lalu, aku kumpulkan lembar jawabanku ke meja pengawas.
~~~
Sesampainya di rumah, aku langsung menuju kamarku dan aku rebahkan badanku. Ku
pandangi langit-langit kamarku sambil menyesali perbuatanku tadi. Argh! Bete aku ya, tadi ngerjain
bahasa aku banyak yang asal-asalan, gimana nilaiku nanti nih! Ish keluhku. Aku terus menyesali
perbuatanku tadi. Tanpa aku sadari, aku tertidur.
Ketika aku bangun, jam sudah menunjukan pukul 8 malam. Segera aku mandi dan sholat.
Lalu, aku kembali tidur karena masih lelah.
~~~
Seminggu telah berlalu, ujian semester pun berakhir. Tinggal menunggu hasilnya, apakah
baik atau buruk. Selama class meeting, aku terkapar di rumah karena aku sakit. Aku hanya meminta
salah satu sahabatku, Dita, untuk melihatkan nilai ujianku dan memberitahuku informasi yang aku
butuhkan. Hingga pada suatu hari, dari nomor tidak dikenal mengirim SMS kepadaku.


Eh, siapa ini? Sudah tidak dikenal, isi SMS nya nyolot lagi! Sabar Kanae., benakku dalam hati.




Eh, nilai-nilaimu kok pada anjlok sih? Kau
ga belajar kah, huh? -081234xxxxxx
Ini siapa? -You
Kau ga perlu tau siapa aku.
Kau jawab dulu pertanyaanku
tadi. -081234xxxxxx
Nama: Ghina Husna Kelas: XII IPA 4
Ish Siapa sih ini? Makin nyolot aja SMSnya!, pikirku. Aku urungkan niatku untuk membalas
SMS tidak jelas itu. Aku kembali beristirahat karena kepalaku makin pusing.
Ketika aku bangun dan melihat handphoneku, orang tidak dikenal itu mengirim SMS
kepadaku lagi. Dia mengirimi lebih dari sepuluh SMS! OMG. Orang ini siapa, sih? Pelan-pelan aku
baca pesannya dan salah satunya adalah



WHAT?? Kwangmin?? Anak ini kanidola sekolah Kakak kelas pula. Kenapa dia peduli
sama aku? Anak itu kenapa sihgaje. Palingan dia lagi taruhan makanya SMS gaje gini, benakku.
Aku tinggal handphoneku dan pergi ke dapur untuk mengisi perutku yang lapar. Baru beberapa
suapan sendok, ada seseorang mengetuk pintu rumah. Aku hentikan sejenak makanku dan pergi
menuju pintu depan. Aku buka pintu dan
Halo Kanae. Karena aku pikir kau tidak membalas SMSku jadi aku langsung saja ke
rumahmu. Kata Kwangmin.
Beberapa detik kemudian kami sama-sama hening, lalu dengan cepat aku tutup pintu
rumahku. Yang di depan pintu tadi Kwangmin, kan? Kok bisa? Darimana lagi dia tau rumahku?
Lagian, ngapain dia disini?? pikirku. Aku putar otakku mencari tau semua jawaban yang masih
janggal untukku. Kwangmin mengetuk kembali pintu rumahku.
Tidak bolehkah aku masuk dulu? Di luar sini sangat dingin Sebentar lagi akan turun hujan
jadi biarkanlah aku masuk dulu.
Tidak! Lagian, bagaimana bisa kau tau rumahku? Dan dalam rangka apa kau ke rumahku,
huh? Jawabku sedikit keras.
Di dalam rumah tidak ada siapa-siapa, kan? Jadi tidak ada yang tau kalau aku barusan ke
sini, jadi biarkanlah aku masuk dulu nanti akan aku jawab semua pertanyaanmu. Jawab Kwangmin.
Aku putar kembali otakku. Tidak mungkin aku membiarkannya masuk Anak itu sedikit liar
dan kalau terjadi apa-apa. Argh, apa yang kau pikirkan, Kanae! Langit yang mendung pun
akhirnya menumpahkan isinya. Hujan begitu derasnya turun ke bumi. Kwangmin pun mengetuk-
ngetuk kembali pintu rumahku meminta untuk masuk ke dalam rumah. Karena iba, aku
membiarkannya masuk.
Daritadi dong begini katanya langsung main masuk aja.
Ya.. Tapi aku begini bukan karena kenapa-kenapa, karena aku kasihan aja sama kau tadi.
Kataku sinis.
Yalatuh
Baiklah Aku Kwangmin dari kelas XIIMIA.
Sekarang kau jawab kenapa nilaimu pada
anjlok -081234xxxxxx
Nama: Ghina Husna Kelas: XII IPA 4
BTW, kau ngapain ke sini? Ada urusan apa sama aku, huh? tanyaku sinis.
Ohya hampir lupa! Aku ke sini buat ngasih tau nilai-nilaimu. Semua pada terjun bebas dari
semester kemaren. Kau kenapa memangnya? Tanya Kwangmin yang seperti perduli padaku.
Ngapain kau peduli. Biarkanlah. Aku akan menyelesaikannya sendiri kok.
Mau aku ajarin? Aku mendapat nilai tinggi semua loh~ Gini-gini aku pintar di kelas.
Ga usah! Dibilangin aku bisa sendiri Urusanmu sudah selesai kan? Sudah sana pulang!
Kataku sambil mendorongnya pergi dari rumahku. Namun, Kwangmin menahan tubuhnya sehingga
aku tidak kuat mendorongnya keluar. Jadi, kau maunya apa sekarang?? Tanyaku geram.
Aku ajarin aja ya, sebenarnya semua gampang kok, mungkin kaunya aja yang kurang
memahami. Katanya sambil langsung mengambil tempat duduk di ruang tamu sambil
mengeluarkan beberapa buku untuk di pelajari bersama. Aku masih berdiri tegap dan enggan untuk
belajar bersamanya.
Sudah sini duduk, nanti di ujian semester berikutnya kau bisa memperbaiki nilaimu.
Katanya.
Huh, Baiklah dan kami pun belajar bersama. Aku melupakan makanku dan juga rasa sakit
kepalaku.
~~~
Sudah seminggu lebih Kwangmin selalu ke rumahku untuk mengajariku pelajaran-pelajaran
itu. Terkadang, setelah belajar bereng, kami pergi jalan-jalan ke luar seperti nonton film bareng di
bioskop. Sedikit demi sedikit, ada perasaan cinta dengannya. Deg deg Deg deg Perasaan ku tidak
karuan saat di sampingnya. Namun aku masih sadar diri karena dia idola sekolah dan dia milik semua
orang. Lagipula, dia tidak mungkin punya perasaan yang sama denganku.
Suatu hari, aku sedang pergi ke luar sendiri sambil menghabiskan waktu luangku. Di
seberang jalan, aku melihat Kwangmin bersama perempuan yang kelihatannya sebaya dengannya.
Mereka terlihat akrab dengan tangan yang saling bergandengan erat. Aku pikir itu adalah pacarnya.
Dadaku terasa sakit namun aku sadar aku bukan miliknya.
~~~
Pada ujian semester berikutnya, aku mendapatkan nilai yang tinggi, melebihi target yang aku
perkirakan. Aku menjadi juara kelas! Namun, aku tidak merasa senang sepenuhnya, entah tau
kenapa. Aku ingin menunjukan ini kepada Kwangmin tapi aku merasa tidak pantas berhadapan
dengannya lagi. Langit semakin gelap menandakan akan hujan. Aku urungkan niatku dan langsung
pulang ke rumah sebelum hujan akan deras.
Di tengah perjalanan, di tengah-tengah hujan yang sangat deras, aku melihat kerumuman
orang yang sedang mengerumuni sesuatu. Beberapa kendaraan juga menepi untuk mengetahui
Nama: Ghina Husna Kelas: XII IPA 4
keadaan. Terlihat juga ambulans yang baru datang. Aku pikir terjadi kecelakaan sebelumnya, dan aku
tidak terlalu perduli tentang itu, hingga aku melihat orang yang dibawa oleh ambulans itu adalah
Kwangmin dengan sebuah rangkaian bunga yang tidak indah lagi di tangannya. Segera mungkin aku
memberhentikan taksi dan mengikuti ambulans itu. Aku ikuti kemana arah Kwangmin dibawa dan
langkahku terhenti ketika Kwangmin dibawa ke ruang UGD. Aku terdiam kaku dan tanpa sadar air
mataku mengalir dengan derasnya. Apakah dia mengalami kecelakaan parah? Apa dia akan baik-
baik saja? Dan mengapa aku mengikutinya sampai sini? Mengapa hatiku tidak karuan seperti ini?
Deg deg Deg deg perasaan ini perasaan yang hampir sama saat aku berada di samping
Kwangmin, namun ini berbeda. Banyak yang aku pikirkan hingga kepalaku sedikit sakit.
Beberapa jam kemudian, seorang dokter keluar dari ruangan UGD. Aku menanyakan
bagaimana pasien yang barusan dibawa masuk. Dokter menanyakan siapa namaku dan aku jawab
Kanae. Dokter kembali masuk ke ruangan UGD dan keluar dengan membawa rangkaian bunga yang
aku liat saat Kwangmin pegang tadi. Lalu, dokter itu pergi tanpa memberitahukan aku satu kata pun.
Aku pandangi bunga yang sudah tidak indah itu, dan aku temukan sebuah surat yang juga sudah
usang. Aku membacanya dan air mataku tidak dapat dibendung lagi. Di situ tertulis











Tangisanku pun semakin menjadi sejadi-jadinya. Deg deg Deg deg perasaanku tak karuan
kembali. Sekarang entah ini perasaan senang atau sedih. Aku ingin menjawab pernyataanmu ini,
Kwangmin, namun aku tidak akan pernah lagi melihat sosokmu itu. Aku hanya bisa menangisi
keadaan. Aku genggam erat surat dan aku peluk bingkisan bunga itu. Aku harap kau akan
mendapatkan tempat terbaik di sisinya.
Selamat Kanae atas keberhasilanmu di ujian semester ini! Aku ikut
bahagia denganmu^^. Aku tau kau pasti bisa dan ternyata kau melebihi dugaan
awalku haha. Aku juga punya kabar bahagia untukmu. Aku diterima di
Universitas luar negri yang aku inginkan dan bulan depan aku sudah bisa berada
di Universitas itu. Sebenarnya aku ingin mengajakmu untuk melihat-lihat
sebentar, tapi tahun depan kau akan menghadapi ujian yang lebih sulit lagi.
Hmmkalau kau butuh bantuanku, telepon saja aku, kalau itu pun kau ada pulsa
hahaha becanda. Hubungi saja aku kapan pun kau butuh, oke?^^
Aku juga mau mengatakan sesuatu. Aku sebenarnya sudah tertarik
denganmu sejak pertama kali bertemu denganmu di hari pertama MOS, saat aku
menjadi panita MOS. Hanya saja aku malu untuk mendekatimu. Haha surat ini
memalukan><! Langsung saja, I LOVE YOU!

Anda mungkin juga menyukai

  • Mengapa Cinta Itu Buta
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Dokumen2 halaman
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Patricia Chiaulina Kurniawan
    Patricia Chiaulina Kurniawan
    Dokumen5 halaman
    Patricia Chiaulina Kurniawan
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Nur Hadijah
    Nur Hadijah
    Dokumen4 halaman
    Nur Hadijah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Hukum Avogadro
    Hukum Avogadro
    Dokumen17 halaman
    Hukum Avogadro
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Wahyu Febrianto
    Wahyu Febrianto
    Dokumen4 halaman
    Wahyu Febrianto
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Yoga Bagas Gilang P
    Yoga Bagas Gilang P
    Dokumen6 halaman
    Yoga Bagas Gilang P
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Yuli Rahmawati
    Yuli Rahmawati
    Dokumen4 halaman
    Yuli Rahmawati
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Patrick W
    Patrick W
    Dokumen5 halaman
    Patrick W
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Lufi Ditia Prabandari
    Lufi Ditia Prabandari
    Dokumen4 halaman
    Lufi Ditia Prabandari
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Maudy Angelia
    Maudy Angelia
    Dokumen5 halaman
    Maudy Angelia
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Hendry
    Hendry
    Dokumen3 halaman
    Hendry
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Her Lina
    Her Lina
    Dokumen4 halaman
    Her Lina
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Nurul Fikrah
    Nurul Fikrah
    Dokumen4 halaman
    Nurul Fikrah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Rona Taufiqul
    Rona Taufiqul
    Dokumen4 halaman
    Rona Taufiqul
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Endah Dwi S
    Endah Dwi S
    Dokumen3 halaman
    Endah Dwi S
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Reka Tia Andaresta
    Reka Tia Andaresta
    Dokumen4 halaman
    Reka Tia Andaresta
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Evin Cintiacerpenwan
    Evin Cintiacerpenwan
    Dokumen4 halaman
    Evin Cintiacerpenwan
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Eko Kuswanto
    Eko Kuswanto
    Dokumen4 halaman
    Eko Kuswanto
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Citra Handayani
    Citra Handayani
    Dokumen3 halaman
    Citra Handayani
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Florianus Hendrik
    Florianus Hendrik
    Dokumen3 halaman
    Florianus Hendrik
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Diana Euis Andani
    Diana Euis Andani
    Dokumen5 halaman
    Diana Euis Andani
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Andi Irwanzyah
    Andi Irwanzyah
    Dokumen2 halaman
    Andi Irwanzyah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Ananda Amalia Ahmad
    Ananda Amalia Ahmad
    Dokumen3 halaman
    Ananda Amalia Ahmad
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Mengapa Cinta Itu Buta
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Dokumen2 halaman
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Hukum Membunuh Menurut Islam
    Hukum Membunuh Menurut Islam
    Dokumen13 halaman
    Hukum Membunuh Menurut Islam
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Makalah Sejarah
    Makalah Sejarah
    Dokumen13 halaman
    Makalah Sejarah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Angelia Monica
    Angelia Monica
    Dokumen5 halaman
    Angelia Monica
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Mungkin Bukan Sekarang
    Mungkin Bukan Sekarang
    Dokumen10 halaman
    Mungkin Bukan Sekarang
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Adab Makan
    Adab Makan
    Dokumen8 halaman
    Adab Makan
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat