We high~ We right~ We dont stop Penggalan lirik lagu ini terus terngiang-ngiang di telingaku. Argh Bagaimana bisa konsen ngerjain soal kalau kayak gini nih? Udah semalam ga tidur karena ngerjain pr TIK, panjang-panjang lagi soal nih ulangan, sekarang itu lagu berputar-putar di kepalaku. Argh!, keluhku. Aku terjebak di ruangan 9 dimana saat ini sedang ulangan semesteran pelajaran Bahasa Indonesia. Tentu aku tidak bisa meninggalkan begitu saja soal-soal ulangan ini. Aku berusaha tetap konsen dan tidak tertidur untuk saat ini walaupun aku tau itu akan sangat sulit. Sesekali aku lirik jam yang berada di meja pengawas, sehingga aku bisa memperkirakan waktu yang tersisa dengan jumlah soal yang belum aku jawab. Tiba-tiba, bel sekolah berbunyi tanda waktu ujian telah habis. Aku liat lembar jawabanku dan masih banyak yang belum aku jawab. Ternyata, jam yang berada di meja pengawas itu telat 20 menit dan teman-temanku telah mengumpulkan jawabannya di meja pengawas. Aku pun segera menjawab tanpa melihat soal, hanya itu yang dapat aku lakukan sekarang. Lalu, aku kumpulkan lembar jawabanku ke meja pengawas. ~~~ Sesampainya di rumah, aku langsung menuju kamarku dan aku rebahkan badanku. Ku pandangi langit-langit kamarku sambil menyesali perbuatanku tadi. Argh! Bete aku ya, tadi ngerjain bahasa aku banyak yang asal-asalan, gimana nilaiku nanti nih! Ish keluhku. Aku terus menyesali perbuatanku tadi. Tanpa aku sadari, aku tertidur. Ketika aku bangun, jam sudah menunjukan pukul 8 malam. Segera aku mandi dan sholat. Lalu, aku kembali tidur karena masih lelah. ~~~ Seminggu telah berlalu, ujian semester pun berakhir. Tinggal menunggu hasilnya, apakah baik atau buruk. Selama class meeting, aku terkapar di rumah karena aku sakit. Aku hanya meminta salah satu sahabatku, Dita, untuk melihatkan nilai ujianku dan memberitahuku informasi yang aku butuhkan. Hingga pada suatu hari, dari nomor tidak dikenal mengirim SMS kepadaku.
Eh, siapa ini? Sudah tidak dikenal, isi SMS nya nyolot lagi! Sabar Kanae., benakku dalam hati.
Eh, nilai-nilaimu kok pada anjlok sih? Kau ga belajar kah, huh? -081234xxxxxx Ini siapa? -You Kau ga perlu tau siapa aku. Kau jawab dulu pertanyaanku tadi. -081234xxxxxx Nama: Ghina Husna Kelas: XII IPA 4 Ish Siapa sih ini? Makin nyolot aja SMSnya!, pikirku. Aku urungkan niatku untuk membalas SMS tidak jelas itu. Aku kembali beristirahat karena kepalaku makin pusing. Ketika aku bangun dan melihat handphoneku, orang tidak dikenal itu mengirim SMS kepadaku lagi. Dia mengirimi lebih dari sepuluh SMS! OMG. Orang ini siapa, sih? Pelan-pelan aku baca pesannya dan salah satunya adalah
WHAT?? Kwangmin?? Anak ini kanidola sekolah Kakak kelas pula. Kenapa dia peduli sama aku? Anak itu kenapa sihgaje. Palingan dia lagi taruhan makanya SMS gaje gini, benakku. Aku tinggal handphoneku dan pergi ke dapur untuk mengisi perutku yang lapar. Baru beberapa suapan sendok, ada seseorang mengetuk pintu rumah. Aku hentikan sejenak makanku dan pergi menuju pintu depan. Aku buka pintu dan Halo Kanae. Karena aku pikir kau tidak membalas SMSku jadi aku langsung saja ke rumahmu. Kata Kwangmin. Beberapa detik kemudian kami sama-sama hening, lalu dengan cepat aku tutup pintu rumahku. Yang di depan pintu tadi Kwangmin, kan? Kok bisa? Darimana lagi dia tau rumahku? Lagian, ngapain dia disini?? pikirku. Aku putar otakku mencari tau semua jawaban yang masih janggal untukku. Kwangmin mengetuk kembali pintu rumahku. Tidak bolehkah aku masuk dulu? Di luar sini sangat dingin Sebentar lagi akan turun hujan jadi biarkanlah aku masuk dulu. Tidak! Lagian, bagaimana bisa kau tau rumahku? Dan dalam rangka apa kau ke rumahku, huh? Jawabku sedikit keras. Di dalam rumah tidak ada siapa-siapa, kan? Jadi tidak ada yang tau kalau aku barusan ke sini, jadi biarkanlah aku masuk dulu nanti akan aku jawab semua pertanyaanmu. Jawab Kwangmin. Aku putar kembali otakku. Tidak mungkin aku membiarkannya masuk Anak itu sedikit liar dan kalau terjadi apa-apa. Argh, apa yang kau pikirkan, Kanae! Langit yang mendung pun akhirnya menumpahkan isinya. Hujan begitu derasnya turun ke bumi. Kwangmin pun mengetuk- ngetuk kembali pintu rumahku meminta untuk masuk ke dalam rumah. Karena iba, aku membiarkannya masuk. Daritadi dong begini katanya langsung main masuk aja. Ya.. Tapi aku begini bukan karena kenapa-kenapa, karena aku kasihan aja sama kau tadi. Kataku sinis. Yalatuh Baiklah Aku Kwangmin dari kelas XIIMIA. Sekarang kau jawab kenapa nilaimu pada anjlok -081234xxxxxx Nama: Ghina Husna Kelas: XII IPA 4 BTW, kau ngapain ke sini? Ada urusan apa sama aku, huh? tanyaku sinis. Ohya hampir lupa! Aku ke sini buat ngasih tau nilai-nilaimu. Semua pada terjun bebas dari semester kemaren. Kau kenapa memangnya? Tanya Kwangmin yang seperti perduli padaku. Ngapain kau peduli. Biarkanlah. Aku akan menyelesaikannya sendiri kok. Mau aku ajarin? Aku mendapat nilai tinggi semua loh~ Gini-gini aku pintar di kelas. Ga usah! Dibilangin aku bisa sendiri Urusanmu sudah selesai kan? Sudah sana pulang! Kataku sambil mendorongnya pergi dari rumahku. Namun, Kwangmin menahan tubuhnya sehingga aku tidak kuat mendorongnya keluar. Jadi, kau maunya apa sekarang?? Tanyaku geram. Aku ajarin aja ya, sebenarnya semua gampang kok, mungkin kaunya aja yang kurang memahami. Katanya sambil langsung mengambil tempat duduk di ruang tamu sambil mengeluarkan beberapa buku untuk di pelajari bersama. Aku masih berdiri tegap dan enggan untuk belajar bersamanya. Sudah sini duduk, nanti di ujian semester berikutnya kau bisa memperbaiki nilaimu. Katanya. Huh, Baiklah dan kami pun belajar bersama. Aku melupakan makanku dan juga rasa sakit kepalaku. ~~~ Sudah seminggu lebih Kwangmin selalu ke rumahku untuk mengajariku pelajaran-pelajaran itu. Terkadang, setelah belajar bereng, kami pergi jalan-jalan ke luar seperti nonton film bareng di bioskop. Sedikit demi sedikit, ada perasaan cinta dengannya. Deg deg Deg deg Perasaan ku tidak karuan saat di sampingnya. Namun aku masih sadar diri karena dia idola sekolah dan dia milik semua orang. Lagipula, dia tidak mungkin punya perasaan yang sama denganku. Suatu hari, aku sedang pergi ke luar sendiri sambil menghabiskan waktu luangku. Di seberang jalan, aku melihat Kwangmin bersama perempuan yang kelihatannya sebaya dengannya. Mereka terlihat akrab dengan tangan yang saling bergandengan erat. Aku pikir itu adalah pacarnya. Dadaku terasa sakit namun aku sadar aku bukan miliknya. ~~~ Pada ujian semester berikutnya, aku mendapatkan nilai yang tinggi, melebihi target yang aku perkirakan. Aku menjadi juara kelas! Namun, aku tidak merasa senang sepenuhnya, entah tau kenapa. Aku ingin menunjukan ini kepada Kwangmin tapi aku merasa tidak pantas berhadapan dengannya lagi. Langit semakin gelap menandakan akan hujan. Aku urungkan niatku dan langsung pulang ke rumah sebelum hujan akan deras. Di tengah perjalanan, di tengah-tengah hujan yang sangat deras, aku melihat kerumuman orang yang sedang mengerumuni sesuatu. Beberapa kendaraan juga menepi untuk mengetahui Nama: Ghina Husna Kelas: XII IPA 4 keadaan. Terlihat juga ambulans yang baru datang. Aku pikir terjadi kecelakaan sebelumnya, dan aku tidak terlalu perduli tentang itu, hingga aku melihat orang yang dibawa oleh ambulans itu adalah Kwangmin dengan sebuah rangkaian bunga yang tidak indah lagi di tangannya. Segera mungkin aku memberhentikan taksi dan mengikuti ambulans itu. Aku ikuti kemana arah Kwangmin dibawa dan langkahku terhenti ketika Kwangmin dibawa ke ruang UGD. Aku terdiam kaku dan tanpa sadar air mataku mengalir dengan derasnya. Apakah dia mengalami kecelakaan parah? Apa dia akan baik- baik saja? Dan mengapa aku mengikutinya sampai sini? Mengapa hatiku tidak karuan seperti ini? Deg deg Deg deg perasaan ini perasaan yang hampir sama saat aku berada di samping Kwangmin, namun ini berbeda. Banyak yang aku pikirkan hingga kepalaku sedikit sakit. Beberapa jam kemudian, seorang dokter keluar dari ruangan UGD. Aku menanyakan bagaimana pasien yang barusan dibawa masuk. Dokter menanyakan siapa namaku dan aku jawab Kanae. Dokter kembali masuk ke ruangan UGD dan keluar dengan membawa rangkaian bunga yang aku liat saat Kwangmin pegang tadi. Lalu, dokter itu pergi tanpa memberitahukan aku satu kata pun. Aku pandangi bunga yang sudah tidak indah itu, dan aku temukan sebuah surat yang juga sudah usang. Aku membacanya dan air mataku tidak dapat dibendung lagi. Di situ tertulis
Tangisanku pun semakin menjadi sejadi-jadinya. Deg deg Deg deg perasaanku tak karuan kembali. Sekarang entah ini perasaan senang atau sedih. Aku ingin menjawab pernyataanmu ini, Kwangmin, namun aku tidak akan pernah lagi melihat sosokmu itu. Aku hanya bisa menangisi keadaan. Aku genggam erat surat dan aku peluk bingkisan bunga itu. Aku harap kau akan mendapatkan tempat terbaik di sisinya. Selamat Kanae atas keberhasilanmu di ujian semester ini! Aku ikut bahagia denganmu^^. Aku tau kau pasti bisa dan ternyata kau melebihi dugaan awalku haha. Aku juga punya kabar bahagia untukmu. Aku diterima di Universitas luar negri yang aku inginkan dan bulan depan aku sudah bisa berada di Universitas itu. Sebenarnya aku ingin mengajakmu untuk melihat-lihat sebentar, tapi tahun depan kau akan menghadapi ujian yang lebih sulit lagi. Hmmkalau kau butuh bantuanku, telepon saja aku, kalau itu pun kau ada pulsa hahaha becanda. Hubungi saja aku kapan pun kau butuh, oke?^^ Aku juga mau mengatakan sesuatu. Aku sebenarnya sudah tertarik denganmu sejak pertama kali bertemu denganmu di hari pertama MOS, saat aku menjadi panita MOS. Hanya saja aku malu untuk mendekatimu. Haha surat ini memalukan><! Langsung saja, I LOVE YOU!