Anda di halaman 1dari 4

Green Rain

Nurul Fikrah (XII IPA 4)


Lagu apa itu?
Lagu dari Shinee, judulnya Green Rain. Baguskan?
Gak. Biasa aja.
***
Aku duduk sendiri di depan kelas. Seakan menunggu suatu hal yang tak mungkin datang.
Aku merasa akhir-akhir ini selalu mendapat kesialan. Mulai dari handphone hilang, nilai
ulanganku hancur, hingga saat ini, aku sendirian menunggu temanku yang berjanji akan datang,
tapi sampai sekarang ia tak juga datang.
Aku yang merasa kesepian langsung menempelkan headset di kedua telingaku,
mendengarkan lagu yang mungkin akan meringankan sedikit beban berat dalam hidupku. Aku
memutuskan untuk menunggu temanku lagi hingga 15 menit, jika tidak datang, aku akan
meninggalkannya.
Di sela putaran lagu yang hanya terdengar di kedua telingaku, seseorang pria yang sangat
ku kenal lewat di hadapanku. Pria yang dulunya adalah seseorang yang aku kagumi, namun kini
tak pernah berbicara lagi denganku. Dia adalah Tony, teman SMPku dulu.
Ia awalnya hanya menatapku datar dan meneruskan langkahnya menuju kursi depan kelas
XI. Aku sesekali meliriknya dan selalu saja aku ketahuan telah meliriknya. Hingga lagu
Everybody dari Shinee bunyi di handphoneku, menggantikan lagu yang tengah aku dengarkan.
Aku menatap layar handphoneku, ternyata teman yang dari tadi aku tunggu meneleponku. Aku
langsung berdiri dan berjalan maju, menyandar di tiang dekat kursi.
Rea, kamu dimana? Tanyaku langsung tanpa memberi salam terdahulu.
Aku ada di gedung lama. Kamu kesini juga dong? Jawabnya.
Kamu ngapain disana? Tanyaku kembali.
Tidak apa-apa. Nongkrong aja. Jawab Rea dengan santainya.
Sudah deh! Aku mau pulang aja. Ucapku kesal langsung mematikan handphoneku.
Aku berjalan hendak pulang. Aku berjalan melewati Tony yang sedang memainkan
handphonenya. Aku sekilas meliriknya dan ia menampakkan senyumnya kepadaku. Senyum
yang sudah tak pernah ia tunjukkan kepadaku. Tanpa sadar, aku menghentikan langkahku dan
berdiri di sampingnya yang masih duduk di kursi.
Kamu kenapa belum pulang? Tanyanya.
Aku nunggu temanku. Jawabku. Kamu lagi ngapain? Tanyaku kembali.
Aku remedial biologi. Jawabnya dan kembali menatap layar handphonenya.
Ohh, kamu baru mencari materinya? Tanyaku lagi.
Iya, soalnya baru dikasih tau juga kalau remedialnya hari ini. Jawabnya.
Hahahaha Bersabarlah dirimu. Ledekku.
Sudah berapa lama kedekatan seperti ini kembali lagi. Kehangatan suara dan tawanya
secara tidak langsung menenangkan hatiku yang sedang kesal. Kenapa dengan diriku ini?
Kenapa saat ini jantungku berdetak kencang? Tuhan, apakah aku masih mencintainya?
Tanpa sadar, ia menarik headsetku, otomatis lagu yang tengah aku dengar sendirian
langsung terdengar jelas oleh dirinya juga.
Apa sih kamu nih? Bentakku.
Hahahaha Becanda aja kok. Tawanya. Lagu apa itu? Lanjutnya.
Lagu dari Shinee, judulnya Green Rain. Baguskan? Jawabku senang.
Gak. Biasa aja. Cibirnya.
Dasar kamu ini! Lagu Green Rain itu bagus, menceritakan tentang cinta. Jelasku.
Hemm, iyalah. Kamulah segalanya. Jawabnya singkat.
Sesuatu yang tiba-tiba muncul dari otakku, membuatku ingin membicarakannya.
Tony? Panggilku.
Ya? Jawabnya.
Jangan pernah menyalahkanku, karena hatiku yang merasakannya, walau aku telah
berusaha membuangnya.
Belum sempat ia menanggapi ucapanku itu, dua orang temannya berjalan mendekati
kami. Aku spontan pergi meninggalkannya, tanpa berpamitan. Kedua temannya hanya melihatku
sambil tersenyum. Kalau tebakanku benar, mereka berdua pasti sedang menggoda Tony karena
kedekatan kami barusan.
Ah, sudahlah. Aku tidak peduli! Hardikku sendiri.
***
Keesokan harinya.
Selamat ulang tahun!!! Teriak teman-temanku bersamaan.
Aku seketika merasa senang melihat teman-temanku menyanyikan lagu selamat ulang
tahun untukku. Mereka satu per satu menyalamiku sambil mengucapakan selamat kepadaku.
Nita? Traktir dong!! Pinta salah satu temanku, Dina.
Hemm, iya deh. Jawabku.
Hah? Beneran?? Tanyanya tak percaya.
Iya, beneran. Tapi anggota kelompok tari kita aja yah? Kataku.
Yeeeee. Oke oke. Kata Dina bersemangat.
Aku dan ke enam temanku berjalan menuju kantin sekolah. Saat melewati lapangan yang
sarat dengan kaum pria bermain futsal, mataku tertuju kepada Tony. Ia bermain sangat semangat.
Tanpa sengaja, kami saling bertatapan dan membuatku langsung membuang wajahku.
Ini adalah ulang tahunku yang kedua kalinya disaat ia tak mengucapkan selamat padaku.
Dari hati kecilku, aku sangat ingin mendengar ucapan ulang tahunnya kepadaku. Walau tidak
bisa, setidaknya ia mengucapkannya melalui facebook atau twitter. Tapi, hal itu sama sekali
tidak dilakukannya.
Aku mungkin berharap terlalu banyak. Terlebih lagi karena ucapanku kemarin saat
berdua dengannya. Dia pasti akan berpikir dua kali untuk memberikan ucapan kepadaku.
Terkadang aku merindukan sikapnya yang selalu senang saat di hari ulang tahunku. Hanya
karena perasaan bodoh yang muncul di hatiku, ia tak pernah melakukan hal itu lagi.
***
Waktu pulang sekolah.
Ahhh Helmku ketinggalan lagi di kelas! Kesalku sendiri.
Aku terpaksa memasuki sekolah lagi dan berjalan menuju kelasku. Suasana kelas sudah
sangat sepi. Aku berharap agar kelasku belum di kunci. Karena tanpa helm, bagaimana bisa aku
pulang ke rumah.
Dan untunglah, kelasku belum di kunci. Aku memasukinya dan mengambil helmku di
pojok belakang kelas. Saat aku berbalik, aku seketika terdiam. Aku melihat sebuah tulisan besar
di papan tulis kelas.
Happy Birthday, Nita.
Dan tiba-tiba sebuah suara musik terdengar dari handphone. Di susul dengan suara
seorang pria yang sedang bernyanyi mengikuti penyanyi dari musik itu.
Jogeum tteollineum mameun gamchugo
Geunyang ne sonman kkok japgo dallingo sipeora
Mak ssodajineun chorobisoge urin deo singgeureowojyeo
Neul ai gatdeon cheoreopgiman
Haetdeon naega deo koebeorin geon nareul mideojun
Ne nunbit hana, hanbeonui miso
Geugeollo chungbunhartdago
Aku sepeti berada di dalam alam mimpi. Tony, seorang yang sama sekali tidak tertarik
dengan dunia Korea malah menyanyikan lagu itu. Lagu Green Rain, lagu yang baru kemarin dia
jelekkan.
Apa yang kamu lakukan? Tanyaku di sela-sela musik yang masih melantun.
Aku tidak perlu menjawabnya karena kamu pasti sudah tau. Jawabnya sambil
tersenyum.
Aku hanya terdiam, bingung apa yang harus aku lakukan.
Ia mengulurkan tangannya kepadaku dan aku perlahan-lahan menyambutnya. Bagai
waktu yang sedang diam, masih posisi yang sama, kami saling berhadapan dengan jarak
sepanjang lengan kami yang saling berpegangan dan di saat yang sama, kami saling menatap
satu sama lain.
Maafkan aku yang sudah membuatmu menyalahkan hatimu sendiri. Ungkapnya
kepadaku. Salahkanlah hatiku yang tak mampu untuk mencintaimu.
SELESAI


Arti lagu :
Ingin ku sembunyikan hatiku yang sedikit gugup ini,
dan aku ingin menggenggam tanganmu kuat untuk berlari
menjadi begitu segar dibawah rintik hijaunya hujan
dulu aku hanyalah seorang anak kecil, seorang yang belum begitu dewasa
dan alasanku beranjak dewasa adalah karena tatapan matamu yang begitu
percaya padaku, begitu pun dengan satu senyumanmu
semua itu lebih dari cukup bagiku

Anda mungkin juga menyukai

  • Nur Hadijah
    Nur Hadijah
    Dokumen4 halaman
    Nur Hadijah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Hukum Avogadro
    Hukum Avogadro
    Dokumen17 halaman
    Hukum Avogadro
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Wahyu Febrianto
    Wahyu Febrianto
    Dokumen4 halaman
    Wahyu Febrianto
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Mengapa Cinta Itu Buta
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Dokumen2 halaman
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Patricia Chiaulina Kurniawan
    Patricia Chiaulina Kurniawan
    Dokumen5 halaman
    Patricia Chiaulina Kurniawan
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Patrick W
    Patrick W
    Dokumen5 halaman
    Patrick W
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Yuli Rahmawati
    Yuli Rahmawati
    Dokumen4 halaman
    Yuli Rahmawati
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Yoga Bagas Gilang P
    Yoga Bagas Gilang P
    Dokumen6 halaman
    Yoga Bagas Gilang P
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Rona Taufiqul
    Rona Taufiqul
    Dokumen4 halaman
    Rona Taufiqul
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Evin Cintiacerpenwan
    Evin Cintiacerpenwan
    Dokumen4 halaman
    Evin Cintiacerpenwan
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Reka Tia Andaresta
    Reka Tia Andaresta
    Dokumen4 halaman
    Reka Tia Andaresta
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Maudy Angelia
    Maudy Angelia
    Dokumen5 halaman
    Maudy Angelia
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Her Lina
    Her Lina
    Dokumen4 halaman
    Her Lina
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Lufi Ditia Prabandari
    Lufi Ditia Prabandari
    Dokumen4 halaman
    Lufi Ditia Prabandari
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Florianus Hendrik
    Florianus Hendrik
    Dokumen3 halaman
    Florianus Hendrik
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Hendry
    Hendry
    Dokumen3 halaman
    Hendry
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Ghina Husna
    Ghina Husna
    Dokumen4 halaman
    Ghina Husna
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Hukum Membunuh Menurut Islam
    Hukum Membunuh Menurut Islam
    Dokumen13 halaman
    Hukum Membunuh Menurut Islam
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Endah Dwi S
    Endah Dwi S
    Dokumen3 halaman
    Endah Dwi S
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Citra Handayani
    Citra Handayani
    Dokumen3 halaman
    Citra Handayani
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Diana Euis Andani
    Diana Euis Andani
    Dokumen5 halaman
    Diana Euis Andani
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Eko Kuswanto
    Eko Kuswanto
    Dokumen4 halaman
    Eko Kuswanto
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Ananda Amalia Ahmad
    Ananda Amalia Ahmad
    Dokumen3 halaman
    Ananda Amalia Ahmad
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Angelia Monica
    Angelia Monica
    Dokumen5 halaman
    Angelia Monica
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Mengapa Cinta Itu Buta
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Dokumen2 halaman
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Andi Irwanzyah
    Andi Irwanzyah
    Dokumen2 halaman
    Andi Irwanzyah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Makalah Sejarah
    Makalah Sejarah
    Dokumen13 halaman
    Makalah Sejarah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Mungkin Bukan Sekarang
    Mungkin Bukan Sekarang
    Dokumen10 halaman
    Mungkin Bukan Sekarang
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Adab Makan
    Adab Makan
    Dokumen8 halaman
    Adab Makan
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat