Anda di halaman 1dari 6

RAWON SETAN

Oleh:yoga bagas
Ajeeeng,bantu bapak menyiapkan susu buat kakakmu! teriak bapak. iya pak
jawabku sambil turun kedapur. Aku pun membuatkannya secangkir susu cokelatdan
membuat secangkir susu rasa madu untukku sendiri.
Aku memberikan susu cokelat itu kepada kakakku yang sedang asyik memainkan
gamenya. Aku sebenarnya selalu penasaran. Apa lagi yang akan dilakukan oleh kakaku yang
usil itu. Kemarin, dia baru saja mencoret-coret buku gambarku. Oh iya, nama kakakku itu
Yoga Bagas Gilang Pratama, dan panggilannya banyak. Bisa Yoga, Bagas, dan Gilang hehehe.
Kak , ini minum susumu capek-capek aku buatinnya. Bapak juga bilang,kita akan
pergi, ucapku .
ih kau jeng sok manis betul sih..... enggak kelihatan manis-manisnya,kok ejek
kakaku.
Biarin! Siapa juga yang bilang kau kelihatan ganteng ? kelihatan usilnya aja
huuuuuu!balasku ketus. Kakakku hanya cengengesan saja, dia sudah biasa begitu
Yogaaaa , Ajeeeeng , ayo kemobil! teriak ibu. Kami pun buru-buru menghabiskan
minuman dan segera masuk kemobil van milik bapak.
Pak , kita mau kemana ? tanya kakakku.
kita jalan-jalan, makan rawon setan. Jawab bapak.
Aku membuka tas bergambar beruang milikku dan mengeluarkan camilan yg kubuat
sendiri dan telah kupersiapkan.
Aaaaaaaaa.....! jeritku cukup nyaring.
Aduh! Teriakan nenek sihir bikin telinga mau sobek aja! keluh kakakku.
Justru kau yang enggak mau diam dan anteng! Kau memasukkan cecak kekotak
camilanku! Aku jadi enggak bisa engemil! Ini pasti ulah mu lagi! bentakku
Kalau iya kenapa ? terus kalau enggak kenapa ? tanya kakakku dengan enteng.
Grrrrrr .....! Kakak usil! Dua hari yang lalu, kau memasukkan ular karet kekotak
makan siangku. Tiga hari yang lalu kau mengganti jawaban PR matematikaku . Empat hari
yang lalu, kau mengambil uang jajanku. Lima hari yang lalu kau mencorat-coret buku
gambarku. Dan sekarang , kau memasukkan cecak dikotak cemilanku! KAKAK USIL AJA
TAUNYA! teriakku.
Jeng kau tadi ngomongnya nda kaya manusia , menurutku lebih mirip rocker yang
lagi konser sambil ngeluarin suara scream.... ucap kakaku santai. Dia itu bikin kesel terus!
Kapan sadarnya sih.
Kami hanya jalan-jalan sebentar di Taman safari , lalu shalat zuhur dan makan di
Rawon Setan. Jarak dari Taman Safari ke Rawon Setan cukup jauh. Sampai-sampai aku
tertidur dimobil saking lelahnya. Kakakku berbuat ulah lagi , aku merasa ada yang
memegang tanganku , tapi sangat lengket. Aku membuka mataku , ada laba-laba sedang
membuat jaring disela-sela tanganku.
kakaaaaaak! Kau kapan sadrnya sih ? aku sudah mencoba sabar ,tahu! bentakku
tapi tetap tenang.
Sabar ? sebentar, aku bepikir dulu. Menurutku , gaya bicaramu tidak
memperlihatkan kalau kau sabar tuh. Ucap kakakku sambil mengernyitkan dahinya.
Kak! I dont like this! bentakku dengann kasar.
Imut enggak , manis enggak, cantik enggak..... menurutku malah mirip NENEK
SIHIR! ejek kakakku.
Aku mencubit lengannya kakaku dengan keras. Kakakku hanya menatap wajahku
dengan kesal sambil terus memegangi lengannya yang merah gara-gara aku cubit. Apa lagi
yang akan dia lakukan selain ini ? sepertinya, dia akan membalasku dengan jitakannya yang
keras dengan keusilan yang lain. Pikirku dalam hati. Aku terus membuang muka.
anak Ibu kok cemberut semua sih ? tanya ibu dingin.
dia yang usil duluan! seruku keras.
Kau yang mencubit aku dengan keras! seru kakakku tak kalah keras.
Yoga! Ajeng! Kalian itu sama-sama pemarah! Jangan dilanjutkan marahannya, bisa
di-paused gak? sahut bapak.
pak! Memangnya game bisa di-paused? ujarku ketus.
kirain gitu, ucapa bapak.
bapak sama saja! seruku.
Daripada bertengkar , aku pun menuiskan nama lengkapku , Ajeng Dwi Ningtyas, di
buku tulisku yang baru sambil mendengarkan lagu baru di handphoneku.
nanana .... baby baby baby oooohhh.. baby baby baby ooohhh ...., nyanyiku.
Ajeeeeeeng! Berisiik tahu! Mana suaranya ancur lagi! teriak kakaku yang sedang
asyik membaca novel kesukaannya.
kenapa?! Terganggu ? enggak la yau ucapku.
ajeeeeng! ujar kakakku seraya dia melepas earphone-ku dan melempanya
kebawah.
Kak! Kau kira gampang apa ngumpulin uang untuk membeli earphone itu? tanyaku
kesal.
gampang! Cuma lima ribu atau tiga ribu aja kan ? jawab kakakku dengan muka usil.
siapa yang bilang begitu , tukang usil! ejekku.
yoga! Ajeng! Kalian sama-sama tukang usil , enggak usah saling ejek seru mama.
sama-sama pemarah juga kan ? tambah bapak.
enggak apa-apa aku pemarah, tapi mesih terlhat cantik,imut,manis ... pokoknya gitu
deh! ucapku.
kalau pemarah , nanti jadi nenek-nenek yang mukanya selalu merengut looohh,
nasihat kakak nakal.
kalau pemarah , nanti jadi kakek-kakek yang ubanan juga looohh nasihatku nakal.
aku masih terlihata ganteng! teriak kakakku yang suaranya serak karena terusa
berteriak.
enggak! Kamu mirip kakek-kakek ubanan! Aku dong .. mukaku masih cantik jelita
seperti Selena Gomez! pujiku kepada diri sendiri.
jerawat lima juta ajaaa hahahaha .... cocok, enggak mirip Selena Gomez, tapi mirip
nenek ....
pasti mau bilang nenek sihir kan! tebakku kesal.
yeaaah! Thats right ! kau tahu , berarti ngaku kalau memamg mirip nenek sihir!
jawab kakakku mantap.
anak-anak , sudah sampai , makan yuuuk ajak bapak. Kami pun turun dan memilih
dduk dimea pojok.
ajeng mau rawon setan ? minumnya apa ? tanya ibuku dengan lembut.
iya bu , minumnya jus jambu aja jawabku npenuh kasih sayang.
Bapak memesan jus apel, ibu memesan jus buah naga , dan yoga kakakku yang paling
usil nyebelin itu memesan jus jeruk. Pesanan kami datang, pertama-tama aku menyeruput
jus jambuku. Tapi kok, jusnya panasya ? Lidahku hampir meledak.
bu, kok jusnya panas sih ? tanyaku.
panas ? Cuma khayalanmu kali jawab ibu. Aku mengangguk dan mengambil rawon
setanku. Rawon ini, pasti terasa enaknya.
uueeeek! Apaaan ni ? kok ada kikilnya ... dan kuahnya dingin banget! Ketukar kali
ya! seruku.
Jeng , kalau makan jangan sambil ngomong dong! keluh kakakku.
Ajeng , cepat habiskan makananmu!perintah bapak.
tapi paaak ......
enggak ada tapi-tapian , makan saja! ujar bapak , aku menunduk. Kok, jus jambu
panas , dan rawon setan dingin ? enggak masuk akal!
kaak kau berulah lagi ya ? tanyaku sedikit keras.
enggak kok ... memangnya aku dari tadi dekat-dekat sama kau apa? jawab
kakakku.
Kalau bukan si kakak ... ah, aku terpakasa menghabiskan semuannya.
Ajeng , nambah lagi ya ? bapak dapat voucher untuk hari ini kata bapak.
tapi pak ....!jawabku setengah jadi setengah tak jadi.
sudah deh ... nambah lagi ya? Mau ganti menu?
enggak yang ini saja lagi! Tapi , kalau bisa yang enak doong
pasti , tadi saja habis kan?
iya jawabku, padahal rasanya aneh! Kok bapak , ibu , dan kakak seneng banget ya?
Pelayan pun mengantarkan pesanan kami lagi. Dan ... sama seperti tadi, keanehan
kembali terjadi. Apa yang harus kulakukan? Kalau enggak kumakan, nanti dimarahin. Kalau
dihabiskan, aku bisa muntah-muntah.
jeng, cepetan makannya dong ... katanya, bisa menghabiskan tiga piring. Sekarang,
baru dua piring saja udah terloiat kenyang? tanya kakakku curiga.
enggak kok jawabku singkat.
Aku menyendok rawon setan ke mulutku dengan penuh rasa bingung.
Ajeng, kamu jangan melamun terus, nanti kesambet loh! nasihat ibu. Aku tidak
mengatakan apa-apa.
Kulihat bapak juga memesan kentang goreng. Aku lebih memilih kentang goreng
saja, semoga saja lebih enak daripada rawon setan dan jusnya.
sssshhhhhh ....! ucapku mengeluh
kenapaa ? tanya ibuku.
pedes banget, bu .... ladanya berapa bungkus sih? tanyaku bingung.
punyamu sepuluh bungkus dan punya kami semua hanya dua bungkus jawab ibu.
haaaah! Dua saja udah pedes apalagi sepuluh kaya gini ?! teriakku hingga hampir
membuat semua orang menengok.
uuuuuuppppsss ....! ucapku pelan.
makan saja! perintah bapak keras. Aku menunduk.
kak mau kentangnya? tanyaku sok imut.
enggak ah .. aku sudah bilang , kau enggak usah sok imut dan sok manis sama aku
deh. Tetap saja , cantik dan putihnya enggak kelihatan tahu! jawab kakakku. Aku
memasukkan dua sendok makan kuah rawon setan yang dingin di mangkok kakak.
jeng! Nanti, ku masukin laba-laba beneran loh!
biarin! Nih coba jus jambu campur jus jeruk!
aku cobain duli ya! kata kakaku sambil mencicipi rawon setan kemulutnya. Dia juga
meminum jusnya.
mmmm ... enak, tuangin lagi dong! seru kakakku.
enak? Kan panas?
terserah kau lah jeng jusku kan banyak esnya jadi gak terasa panasnya jelas
kakakku.
ajeng, kita keatas yuk! Kita lihat ada apa disana! ajak bapak.
Kami pun naik keatas. Tiba-tiba, lampu dimatikan! Aku enggak tahu bapak, ibu,
kakakku ada dimana.
pak! Bu! Kak! Dimana kalian? teriakku.
happy birthday to you ... happy birthday to you ... happy birthday happy birthday to
you ...! terdengar suara kakakku bernyanyi. Aku baru ingat kalau hari ini adalah hari ulang
tahunku, tepatnya tanggal 26 Januari.
kakak, terima kasih ... kau kakakku yang paling baik deh ucapku.
selamat ya .... semoga panjang umur! seru ibu.
ini hadiah untukmu kata kakakku.
Kakak memberikan sekotak hadiah. Aku membukannya , hadiahnya adalah baju lucu
dan sepatu yang sudah lama kuinginkan.
kakak, terima kasih. Tapi, soal rawon setan dan jus itu? tanyaku bingung.
itu sengaja jeng! jawab kakakku.
uuuuhhh! Tapi cukup ampuh ya, gimana kalau namanya diganti rawon setan super
super nakal ujarku.
gitu dong berantemnya game over sahut bapak.
pak, enggak akan game over kalau si kakak tetap usil. Janji dulu enggak akan nakal
lagi ujarku.
enggak, iya, enggak .... iya, untuk over this day ucap kakakku.
my brother this is over! ucapku.
baiklah semuanya berakhir ujar kakakku mengalah. Kami pun bercanda bersama.
Kue tar kami lempari kemuka kami satu sama lain. Saling balas membalas.
pak, aku mau makan rawon setan dan jusnya lagi dong, tapi yang enak seruku.
sudah disiapin tuh tinggal dihabisin aja semuanya hahahaha jawab bapak sembari
tertawa.
Kali ini makan rawon setannya terasa lebih seru dan lebih gokil. Dan yang paling
penting, sekarang rasanya sudah enak kembali. Dan aku bisa berkumpul bersama keluarga
yang kusayangi ini.

Anda mungkin juga menyukai

  • Mengapa Cinta Itu Buta
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Dokumen2 halaman
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Patricia Chiaulina Kurniawan
    Patricia Chiaulina Kurniawan
    Dokumen5 halaman
    Patricia Chiaulina Kurniawan
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Nurul Fikrah
    Nurul Fikrah
    Dokumen4 halaman
    Nurul Fikrah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Hukum Avogadro
    Hukum Avogadro
    Dokumen17 halaman
    Hukum Avogadro
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Wahyu Febrianto
    Wahyu Febrianto
    Dokumen4 halaman
    Wahyu Febrianto
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Yuli Rahmawati
    Yuli Rahmawati
    Dokumen4 halaman
    Yuli Rahmawati
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Nur Hadijah
    Nur Hadijah
    Dokumen4 halaman
    Nur Hadijah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Reka Tia Andaresta
    Reka Tia Andaresta
    Dokumen4 halaman
    Reka Tia Andaresta
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Hendry
    Hendry
    Dokumen3 halaman
    Hendry
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Her Lina
    Her Lina
    Dokumen4 halaman
    Her Lina
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Florianus Hendrik
    Florianus Hendrik
    Dokumen3 halaman
    Florianus Hendrik
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Lufi Ditia Prabandari
    Lufi Ditia Prabandari
    Dokumen4 halaman
    Lufi Ditia Prabandari
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Rona Taufiqul
    Rona Taufiqul
    Dokumen4 halaman
    Rona Taufiqul
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Patrick W
    Patrick W
    Dokumen5 halaman
    Patrick W
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Endah Dwi S
    Endah Dwi S
    Dokumen3 halaman
    Endah Dwi S
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Maudy Angelia
    Maudy Angelia
    Dokumen5 halaman
    Maudy Angelia
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Evin Cintiacerpenwan
    Evin Cintiacerpenwan
    Dokumen4 halaman
    Evin Cintiacerpenwan
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Eko Kuswanto
    Eko Kuswanto
    Dokumen4 halaman
    Eko Kuswanto
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Citra Handayani
    Citra Handayani
    Dokumen3 halaman
    Citra Handayani
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Ghina Husna
    Ghina Husna
    Dokumen4 halaman
    Ghina Husna
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Diana Euis Andani
    Diana Euis Andani
    Dokumen5 halaman
    Diana Euis Andani
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Andi Irwanzyah
    Andi Irwanzyah
    Dokumen2 halaman
    Andi Irwanzyah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Ananda Amalia Ahmad
    Ananda Amalia Ahmad
    Dokumen3 halaman
    Ananda Amalia Ahmad
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Mengapa Cinta Itu Buta
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Dokumen2 halaman
    Mengapa Cinta Itu Buta
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Hukum Membunuh Menurut Islam
    Hukum Membunuh Menurut Islam
    Dokumen13 halaman
    Hukum Membunuh Menurut Islam
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Makalah Sejarah
    Makalah Sejarah
    Dokumen13 halaman
    Makalah Sejarah
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Angelia Monica
    Angelia Monica
    Dokumen5 halaman
    Angelia Monica
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Mungkin Bukan Sekarang
    Mungkin Bukan Sekarang
    Dokumen10 halaman
    Mungkin Bukan Sekarang
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat
  • Adab Makan
    Adab Makan
    Dokumen8 halaman
    Adab Makan
    Rona Taufiqul Rachmanita
    Belum ada peringkat