Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Biokimia

KARAKTERISASI KARBOHIDRAT











Nama : Itan Yustiani Syaban
NIM : 90513001
Tanggal Percobaan : 26 Maret 2014



Laboratorium Kimia BSC-A
Institut Teknologi Bandung



1. Judul : Karakterisasi Karbohidrat
2. Tujuan Percobaan :
a. Mengamati sifat dari karbohidrat pereduksi dan non pereduksi
b. Mengamati hidrolisis yang terjadi oleh asam dan basa
c. Mengamati hidrolisis yang terjadi oleh asam dan enzim
3. Teori Dasar
Aldosa merupakan gula pereduksi karena mengandung gugus fungsi
aldehid bebas. Aldehid dapat dioksidasi oleh oksidator Cu
2+
yang terdapat pada
reagen Fehling. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Ketosa merupakan gula pereduksi karena memiliki gugus keton yang
bersebelahan dengan alkohol dapat membentuk aldosa dalam kesetimbangan.
Hemiasetal merupakan gula pereduksi karena dalam kesetimbangan
membentuk aldehid bebas
Hidrolisis dilakukan untuk mengonversi disakarida dan polisakarida
menjadi monosakaridanya. Hidrolisis dapat terjadi jika ada katalis, dapat
berupa asam atau basa maupun enzim.












4. Data pengamatan
Langkah kerja Pengamatan
5 tabung reaksi diberi
label
glukosa, fruktosa,
sukrosa, laktosa dan
pati
setiap tabung diisi
dengan 20 tetes fehling
A dan 20 tetes fehling
B
ditambah 10 tetes
larutan gula sesuai
label
dipanaskan di atas air
mendidih selama 5
menit















Glukosa

Terbentuk endapan
merah, dibagian
bawah
masih terdapat
cairan berwarna biru
Fruktosa

Seluruh campuran
menjadi merah,
terbentuk endapan
merah
Sukrosa

Tetap berupa larutan
biru
Laktosa

Terbentuk sedikit
endapan merah,
warna biru pudar
Pati

Tetap berupa larutan
biru


2 tabung reaksi
disiapkan
Diberi label I dan II
Diisi 3 mL sukrosa
Ditambah 3 mL air
Tabung I ditambah 3
tetes H
2
SO
4

Tabung II ditambah 3
tetes NaOH
Dipanaskan pada air
mendidih 5 menit
Didinginkan
Tabung I ditambah 10
tetes NaOH
Ditambah 40 tetes
campuran Fehilng A
dan B pada tiap tabung
Katalis + Fehling
Tabung I H
2
SO
4


Terbentuk
endapan
merah
Tabung
II
NaOH

Larutan tetap
biru

2 tabung reaksi
disiapkan
Diberi label I dan II
Diisi 2 mL larutan
kanji
Ditambah 3 mL air
Tabung I ditambah 2
mL air liur
Tabung II ditambah 2
mL H
2
SO
4

Diinkubasi pada suhu
45 C selama 30 menit
Campuran pada tabung
I dan II diuji dengan
larutan iodium
Katalis + iodium
Tabung
I
Air
liur

Terbentuk
warna
coklat
Tabung
II
H
2
SO
4


Terbentuk
warna
ungu


5 mL kanji dimasukan
pada tabung reaksi
Ditambah 1 mL H
2
SO
4

Dipanaskan
Diuji dengan iodium
Larutan tak berwarna


Tak ada perubahan

Lama pemanasan 5 menit
Terbentuk warna coklat

5. Pengolahan data
a. Penentuan gula pereduksi dan non pereduksi
Analit Uji Fehling Gula
Glukosa ++ Pereduksi
Fruktosa +++ Pereduksi
Sukrosa - Non Pereduksi
Laktosa + Pereduksi
Pati - Non Pereduksi

b. Hidrolisis sukrosa
Katalis Uji Fehling Hidrolisis
Sukrosa H
2
SO
4
+ Ya
Sukrosa NaOH - Tidak

c. Hidrolisis kanji
Katalis Uji Iodium Hidrolisis
kanji Enzim - Ya
kanji H
2
SO
4
+ Tidak

d. Hidrolisis kanji oleh asam pada suhu tinggi selesai dalam waktu 5 menit


6. Pembahasan
Dari lima gula yang diuji dengan pereaksi Fehling hanya glukosa,
fruktosa dan laktosa yang menunjukkan hasil uji positif terhadap Fehling.
Dalam Fehling terdapat oksidator Cu
2+

yang akan membentuk endapan merah
Cu
2
O apabila bereaksi dengan suatu gula pereduksi. Gula pereduksi merupakan
karbohidrat yang dapat memiliki gugus aldehid bebas sehingga dapat
teroksidasi membentuk karboksilat. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.

Glukosa merupakan monosakarida dengan gugus fungsi aldehid yang
membentuk kesetimbangan dengan bentuk hemiasetalnya. Seperti pada reaksi
berikut ini.

Adanya gugus aldehid bebas dapat mereduksi Cu
2+
dalam Fehling membentuk
endapan merah sehingga glukosa termasuk gula pereduksi.
Hasil uji fruktosa dengan pereaksi Fehling menunjukkan hasil yang
positif. Gugus aldehid terbentuk karena dalam larutannya terdapat
kesetimbangan antara bentuk hemiketal dengan keton bebas. Keton bebas dapat
bertautomerisasi membentuk enol dan aldehid. Tautomerisasinya sebagai
berikut:


Adanya aldehid bebas dapat mereduksi Cu
2+
pada Fehling. Oleh karena itu
fruktosa termasuk gula pereduksi.
Laktosa juga merupakan gula pereduksi. Laktosa merupakan disakarida
yang terdiri dari monosakarida, galaktosa dan glukosa. Dengan struktur sebagai
berikut:







Ujung galaktosa merupakan ujung non pereduksi, sedangkan ujung glukosa
merupakan ujung pereduksi karena masih terdapat hemiasetal yang dapat
terbuka membentuk aldehid bebas sehingga mampu mereduksi Cu
2+
pada
Fehling.
Uji Fehling menunjukkan hasil yang negatif pada sukrosa. Sukrosa
merupakan disakarida yang terbentuk dari monomer glukosa dan fruktosa.
Struktur sukrosa sebagai berikut:








Sukrosa tidak memiliki ujung pereduksi karena gugus hemiasetal dari glukosa
dan gugus hemiketal dari fruktosa digunakan untuk membentuk ikatan
glikosidik, sehingga tidak dimungkinkan terbentuknya aldehid bebas. Oleh
karena itu glukosa termasuk gula non pereduksi.
Hasil uji pati dengan Fehling juga menunjukkan hasil yang negatif. Pati
merupakan campuran dari polisakarida amilosa dan amilopektin. Amilosa dan
amilopektin terbentuk dari 250-1000 glukosa. Struktur amilosa dan
amilopektin sebagai berikut.








Amilopektin

Amilosa dan amilopektin memiliki ujung pereduksi, karena glukosa ujung
masih membentuk hemiasetal. Namun jumlahnya sangat kecil dibandingkan
dengan jumlah keseluruhan glukosa pembentuk polisakarida. Meskipun dapat
mereduksi, namun tidak dapat memberikan hasil uji yang positif pada uji
Fehling, dikarenakan jumlah pereduksinya sangat sedikit. Oleh karena itu pati
dapat digolongkan sebagai gula nonpereduksi.
Hidrolisis merupakan proses konversi disakarida atu polisakarida
menjadi momosakarida pembentuknya, melalui pemutusan ikatan glikosidik.
Hidrolisis dapat terjadi dengan adanya katalis asam, basa atau enzim.
Sukrosa merupakan gula non pereduksi yang memberikan hasil negatif
terhadap Fehling. Namun setelah mengalami hidrolisis terbentuk monomernya
yaitu glukosa dan fruktosa yang keduanya merupakan gula pereduksi yang
akan memberikan hasil positif dengan uji Fehling. Oleh karena itu terjadinya
hidrolisis pada sukrosa dapat dicek dengan uji Fehing.
Sukrosa yang telah direaksikan dengan H
2
SO
4
3M pada suhu 100C
selama 5 menit, menunjukkan hasil positif terhadap uji Fehling. Hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi hidrolisis sukrosa oleh asam, membentuk
glukosa dan fruktosa yang dapat mereduksi Cu
2+
dalam Fehling.
Sebaliknya hasil negatif diperoleh dari pengujian sukrosa yang telah
direaksikan dengan NaOH 3M pada suhu 100C selama 5 menit. Artinya
penambahan Basa pada sukrosa tidak mampu menghidrolisis sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa.
Pati yang merupakan campuran dari amilosa dan amilopektin dapat
membentuk komplek dengan iodium menghasilkan larutan berwarna biru
sampai ungu. Proses hidrolisis pati dapat dicek menggunakan larutan iodium,
apabila hidrolisis telah berlangsung lengkap, maka larutannya tidak akan
menghasilkan warna biru atau ungu.
Reaksi pati dengan air liur pada suhu 45C selama 30 menit,
menunjukkan hasil negatif terhadap uji iodium. Larutan tetap berwarna coklat
yang berasal dari warna iodium. Artinya amilosa dan amilopektin pada pati
sudah tidak ada lagi, karena telah terhidrolisis oleh enzim yang terdapat pada
air liur membentuk glukosa. Enzim tersebut dapat bekerja dengan baik pada
suhu inkubasi.
Hasil yang berbeda diperoleh dari pereaksian antara pati dengan H
2
SO
4

3 M pada suhu 45C selama 30 menit. Pengujian dengan iodium menunjukkan
terbentuknya warna ungu. Hal ini mengindikasikan bahwa masih terdapat
polisakarida yang berlum terhidrolisis sehingga membentuk kompleks dengan
iodium. Artinya enzim mampu menghidrolisis pati dengan lebih baik dari pada
oleh asam pada suhu yang relatif rendah.
Namun hidrolisis dengan asam juga dapat berjalan dengan lebih baik
cepat, bila suhu reaksi lebih tinggi. Terlihat dari hasil uji iodium pada pati yang
telah direaksikan dengan asam pada suhu 100C hanya dalam waktu 5 menit,
yang menunjukkan hasil negatif. Pada suhu yang tinggi asam juga dapat
menghidrolisis pati secara lengkap dalam waktu yang relatif singkat.

7. Kesimpulan
a. Glukosa, fruktoda dan laktosa merupakan gula pereduksi
b. Sukrosa dan pati merupakan gula nonpereduksi
c. Sukrosa hanya dapat direduksi dengan katalis asam
d. Enzim dapat menghidrolisis pati lebih baik dari asam pada kondisi yang
sesuai
e. Asam dapat menghidrolisis pati pada suhu yang relatif lebih tinggi dari
suhu hidrolisis dengan enzim

8. Daftar pustaka
Lehninger.(1982).Dasar-dasar Biokimia. Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Poedjiadi, A dan Titin S (2007). Dasar-dasar Biokimia. UI Press
Rachmayanti, Y dkk. (2014). Modul Biokimia Program Magister Pengajaran
Kimia.

Anda mungkin juga menyukai