Sebab Allah tidak memandang bulu.- Roma 2:11 Nggak tau nih kenapa sekarang kita jadi minder banget. Kalo liat temen-temen kita yang cantik, kita jadi merasa yang paling jelek. Jadi nggak nyaman bergaul sama mereka, takut dikira dayangnya gitu. Mau bergaul sama cowok cakep? Ih yang bener aja, ntar pasti banyak orang yang bilang Ngaca dulu dong! . Mo gaul sama yang kaya, risih juga sih kalo dipikir nggak tau diri n mo ngambil keuntungan dari mereka. Gaul sama para genius, malu ah, bakalan jadi orang paling tulalit dong. Berhadapan dengan orang yang lebih rohani rasanya juga kaku banget, abisnya kita merasa kalo kita punya dosa yang jauuuuh lebih banyak dibanding dia. Akhirnya kita hanya berani bergaul dengan orang yang kita anggap senasib. Hanya di depan mereka kita bisa merasa pede. Bahkan kalo di depan yang kita anggap lebih buruk, kita bisa jadi sangat pede, merasa punya nilai plus gitu. Oo... there is something wrong here! Tau nggak sebenernya banyak dari mereka yang kita anggap lebih dari diri kita itu nggak menganggap kita lebih rendah, lho! Sebenernya mereka mau bergaul dengan kita, tapi kita yang justru menutup diri. Jangan salahkan mereka kalo akhirnya mereka nggak mau bergaul dengan kita, karena bergaul dengan orang yang minderan itu sama sekali nggak asik. Terang aja, orang minder itu lebih sensitif, gampang tersinggung, nggak bisa apa adanya juga, pokoknya nggak seru banget deh. Orang minder itu juga mudah jadi over pede di tengah- tengah orang yang dianggapnya lebih rendah dari dirinya. Jadi rada-rada sombong gitu deh. Tuhan Yesus udah memberi contoh supaya kita nggak minder sekaligus juga nggak sombong. Dia bisa bergaul dengan para penguasa, dan juga bisa bergaul dengan pengemis, pemungut cukai, bahkan pelacur. Type yang kayak Tuhan Yesus jelas asik banget jadi temen gaul. Kalo Tuhan aja nggak bikin gap dalam pergaulan-Nya, so kenapa kita musti bersikap seperti itu? Justru kalo kita menilai orang hanya berdasarkan penampilan luarnya doank, kita salah banget. Tuhan menciptakan manusia sama nilainya. Seharusnya nggak ada yang perlu merasa minder maupun sombong. Mulai sekarang, belajarlah jadi pribadi yang asik seperti Tuhan kita. Aku Bebas
Bacaan: Yohanes 8:31-36
Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.- Yohanes 8:36 Tau nggak gimana caranya menjinakkan burung kakak tua? Nggak terlalu sulit kok. Ikatkan sebuah rantai di kaki kakak tua lalu biarkan dia bertengger pada sebatang besi. Di bulan- bulan pertama dia akan berusaha untuk terbang. Tapi pasti aja nggak bakalan bisa, soalnya kan kakinya dirantai. Beberapa waktu berikutnya dia nggak akan lagi berusaha untuk terbang. Dia bener-bener udah putus asa karena terlalu sering gagal saat berusaha terbang. Nah, sesudah itu barulah rantainya boleh dilepas. Tapi anehnya, meski udah nggak ada lagi rantai di kakinya, si kakak tua tetep aja nggak akan mencoba untuk terbang kemana-mana. Dia bener-bener udah menganggap dirinya nggak bisa terbang lagi. Iblis juga sering pake trik itu lho untuk menipu kita. Saking lamanya kita dibelenggu dosa, kita bisa tertipu mengira diri kita selamanya nggak akan pernah bisa berubah. Meski Tuhan Yesus udah melepaskan belenggu kita, kita masih bersikap seolah-olah masih terbelenggu. Kita nggak sadar bahwa hidup kita udah dimerdekakan dari ikatan dosa. Kalo demikian caranya, sia-sia aja kita ditebus oleh Kristus. Kemenangan atas dosa nggak pernah kita rasakan. Betapa konyolnya bila kita membiarkan hal itu terjadi. Kita terus hidup jatuh bangun di dalam dosa. Kita seperti nggak berdaya menolak godaan dosa. Padahal sebenernya udah nggak ada lagi yang membelenggu kita. Kita bisa terbang freely! Jangan lagi mau diboongin ama si Iblis. Tipuannya udah terbongkar. Kamu nggak perlu lagi mengira dirimu terbelenggu. Saat kita bertobat dan lahir baru, Tuhan udah membebaskan kita dari belenggu dosa! Iblis nggak bisa mengikat kita lagi. Pakailah senjata Firman Tuhan kalo Iblis mencoba membisikkan tipuannya lagi dalam pikiranmu! Makanya tiap hari isilah hati dan pikiranmu dengan Firman Tuhan. Kalo ketemu godaan dosa, lawanlah dengan kekuatan Roh Kudus maka kamu pasti menang. My Other Half
Bacaan: Yakobus 4:3
Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.- Yakobus 4:3
Dulunya aku yakin banget dengan si doi. Bahkan sebelum memutuskan jalan dengannya pun aku udah minta tanda dari Tuhan. Rasanya aku jadi mantap banget bahwa doilah jodoh yang kunanti-nanti selama ini. Tapi sekarang setelah jalan dengannya aku jadi ragu. Kalo dibandingin ama Rony ketua komsel yang jadi idola semua cewek di gerejaku, rasanya Jo nggak ada apa-apanya. Apalagi kemarin Rony menyatakan cintanya padaku. Duuhhh... kepalaku jadi pusing! Aku jadi semakin ragu, rasanya aku udah mengambil keputusan yang salah waktu menerima cinta Jo dulu. Yang jelas Rony lebih dewasa, lebih rohani pula, penampilannya pun lebih keren. Duh gimana neh! Jodoh. Emang cuma 5 huruf doank, tapi bisa bikin kita jadi kebingungan. Kita pengennya bisa pacaran 1 kali doank untuk selamanya. Perjalanan cinta berjalan mulus, sampai pernikahan nanti. Tapi belum lagi sampai pernikahan, kadang-kadang kita udah jadi ragu n bingung. Padahal sebenernya kalo kita mau mengambil komitmen sungguh-sungguh untuk mencintai seseorang dan menerimanya apa adanya, kita nggak perlu dipusingkan lagi dengan istilah jodoh. Bahkan lebih ekstrimnya lagi, kita nggak perlu minta tanda-tanda segala. Minta tanda emang nggak dilarang, tapi kadang-kadang malah justru bisa bikin kita jadi bingung. Tanda bisa aja kita cocok-cocokin sendiri saat kita lagi falling in love dengan seseorang. Kita udah ngebet pengen banget jalan dengannya. Akibatnya kita jadi memaksakan bahwa tanda kita udah digenapi Tuhan. Nubuat jadi Loe buat-buat deh! Orang yang lebih baik akan selalu bermunculan dalam hidup kita. Godaan untuk meninggalkan yang ada demi mendapatkan yang lebih oke, akan terus muncul. Makanya kalo kita masih blom yakin, nggak usah memutuskan untuk pacaran dulu daripada akhirnya menyakiti kedua belah pihak. Kalo kita udah menemukan orang yang mengasihi Tuhan dengan segenap hati n bisa saling support satu sama lain, nggak usah bingung-bingung lagi deh. Biarin aja cowok-cowok yang lebih keren bersliweran, toh kita nggak bisa mendapatkan mereka semuanya! Pacaran
Bacaan: 2 Korintus 6:14-18
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya... - 2 Korintus 6:14 Pacaran Alkitabiah nggak seh? Seringkali pertanyaan semacam ini muncul di kalangan anak muda. Usut punya usut, ternyata yang namanya pacaran tuh nggak ada dalam Alkitab. Bentuk hubungan pacaran seperti yang kita kenal sekarang ini pun nggak pernah ada dalam jaman Alkitab dulu. Alkitab hanya menyebutkan hubungan pranikah yang ada di kalangan muda waktu itu adalah bentuk hubungan pertunangan. Jaman emang udah berubah. Kita boleh aja mengikuti perkembangan jaman, tapi prinsip- prinsip kebenaran tetap wajib kita pegang. Prinsip pertama, hubungan pacaran/pranikah harus dengan tujuan menuju ke pernikahan. Kalo kita jalan ama cowok sekedar supaya ada gandengan saat malam minggu n ada yang antar jemput tiap saat, kita udah salah dalam prinsip pertama ini. Jadi nggak ada istilahnya TTM or HTS dalam hubungan pacaran anak- anak Tuhan. Kita harus jadi orang yang punya tujuan pasti. Nggak sekedar ngalir n jalani hidup sesukanya. Prinsip kedua, hubungan pacaran harus dengan orang yang seimbang. Cinta nggak kenal perbedaan, begitu kira-kira kata orang. Tapi soal kehidupan rohani nggak bisa begitu. Terang nggak akan pernah bisa bersatu dengan kegelapan. Pernikahan nantinya nggak cuma sekedar hidup enak n menghasilkan anak. Kalo kita memilih untuk menikah dengan orang yang belum lahir baru, berarti kita memilih untuk mengatur rumah tangga kita sendiri tanpa pertolongan Tuhan. Padahal mana mampu kita mengatasi semuanya sendiri. Tanpa Tuhan kita nggak akan bisa saling mengasihi dengan tulus. Pernikahan akan terancam perceraian bahkan perselingkuhan. Nggak ada perdamaian dan ikatan yang mempersatukan. Prinsip ketiga, pacaran harus bisa jaga kekudusan. Biarpun jaman udah berubah, tapi untuk urusan kekudusan nggak bisa ditawar-tawar lagi. Belajar jadi seperti keluarga Nuh yang berani tampil beda di tengah-tengah angkatan yang udah rusak hidupnya. Nah, 3 prinsip udah kita pelajari hari ini. Kalo kamu sedang dalam masa pacaran, lakukan 3 prinsip ini supaya hubunganmu diberkati Tuhan.
Kompetisiku Bacaan: Filipi 1:5-6
...Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. - Filipi 1:6 Sekumpulan kura-kura terperosok ke dalam lubang. Mereka semua berusaha keras untuk keluar dari lubang itu. Kura-kura yang satu menaiki tubuh kura-kura lainnya. Tapi yang dibawah pun nggak rela tubuhnya dijadikan tumpuan oleh kawannya. Akibatnya mereka semua jadi berebut memanjat dan saling menjatuhkan. Bisa ditebak, usaha mereka sama sekali nggak ada hasilnya. Yang ada hanyalah perpindahan posisi di atas dan di bawah, tapi tak seekor pun yang bisa keluar dari sana. Kompetisi. Semua kenal kata yang satu ini. Apalagi hidup di jaman sekarang. Sepertinya nggak ada hal yang bisa diperoleh dengan mudah tanpa harus berkompetisi dulu. Bursa kerja selalu aja dipenuhi ribuan calon pelamar, padahal hanya beberapa puluh orang aja yang akan diterima. Mengikuti ujian SPMB juga hampir sama. Sstt... ngedapetin cowok keren pun juga harus bersaing dulu kan? Rasanya seolah semua hal di dunia ini harus melewati persaingan dulu. Dengan kompetisi yang ketat ini, kadang-kadang kita bisa jadi stress. Gimana nggak, setiap tahun ada penambahan satu juta pengangguran di negara kita. Kita yang masih kuliah bisa jadi ngeri membayangkan sulitnya mendapat pekerjaan kelak. Girls, daripada stress dengan kompetisi yang ada saat ini, mendingan kita melakukan kompetisi dengan diri sendiri. Apa lagi neh? Kompetisi dengan diri sendiri adalah hari ini kita harus menjadi lebih baik dari hari kemarin. Setiap hari kita mengukur kemajuan diri sendiri. Sudahkah aku menjadi lebih sabar dari hari kemarin, lebih berani jujur dari hari kemarin, lebih rajin dari hari kemarin, dan seterusnya. Berkompetisi dengan diri sendiri merupakan tantangan terbesar dalam hidup. Kalo kita bisa berhasil mengalahkan diri kita yang kemarin, hal itu jauh lebih hebat daripada memenangkan kompetisi apapun lainnya. Jadi beranikah kamu melakukannya mulai hari ini? Dunia Belum Berakhir
Bacaan: I Petrus 3:13-14
Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah. - Mazmur 55:23 Rasanya sakiiit banget! Makanan seenak apapun, duit sebanyak apapun, temen sebaik apapun, kayaknya nggak bisa bikin kita melupakan setiap gelak tawa 'n senyum pertama si doi. Setelah kata putus terucap dari bibirnya, rasanya dunia nggak lagi berputar, singkatnya kiamat geto. Dalam keadaan seperti ini kita sering berpikir untuk melakukan hal-hal nekat, misalnya: ngancam mau bunuh diri, bikin surprise katakan cinta kaya di tv, bahkan kalo si doi beda agama kita bela-belain pindah ke agama mantan pacar kita. Semuanya itu kita lakuin dengan harapan supaya si doi mau balik lagi ama kita. Tentu hal seperti ini bisa jadi masalah serius bila kita tidak segera bangkit dari keterpurukan. Sebenarnya punya pacar ato nggak toh langit tetep biru warnanya, bumi masih berputar, 'n nyokap tetep ngasih uang jajan buat kita nongkrong di kantin. Singkatnya, ngejomblo bukanlah dosa, kenapa musti takut? Justru saat kita ngejomblo Tuhan memberi waktu buat kita introspeksi diri sampai waktu yang tepat datangnya cowok yang memang disediakan Tuhan buat kita. Para konselor mengatakan bahwa ada kalanya manusia butuh waktu untuk menyendiri. Pakailah perpisahan sekarang ini menjadi saat bagi kita mengoreksi diri, siapa tahu Tuhan ijinkan semua ini terjadi karena kita memang udah pacaran dengan orang yang salah alias nggak sesuai dengan kemauan Tuhan. Jangan pernah mengira bahwa Tuhan senang melihat kita menderita semuanya ini, semua itu nggak bener! Dia menginginkan yang terbaik terjadi dalam hidup kita. Meski dunia mengajak para korban patah hati untuk melampiaskan semua keruwetan masalahnya dengan hal-hal negatif, stop! Solusi masalah kita sekarang adalah dengan belajar bersikap dewasa dan menerima otoritas Tuhan atas hidup kita, termasuk menentukan siapa pasangan yang cocok dan menurut kehendak hati-Nya. Yang pasti pilihan Tuhan nggak mungkin salah deh, kamu pasti suka. Ok, kini saatnya bangun dari mimpi buruk dan hapus air matamu supaya cowok-cowok bisa melihat senyum manismu lagi. Siapa tahu salah satunya adalah cowok kiriman Tuhan. Berani Bertahan & Hidup Dalam film Eight Below diceritakan tentang delapan anjing penarik kereta salju yang dengan terpaksa ditinggalkan oleh Shepard, sang pemilik, karena badai salju besar menyerang mereka. Anjing-anjing tersebut tidak bisa diangkut oleh pesawat penyelamat karena keterbatasan kapasitas penumpang. Dengan berat hati, Shepard akhirnya meninggalkan mereka dan berjanji untuk kembali mengambil anjing-anjing tersebut. Maka anjing-anjing itu mulai dalam petualangan menghadapi maut dan bahaya dalam kebersamaan, Mereka kompak untuk tetap saling menjaga. Sungguh suatu pelajaran tentang keberanian dan 'survival' menghadapi tantangan dalam bertahan hidup. Setiap orang percaya, boleh jadi saya dan kamu kadang merasa sendirian, ditinggalkan dan mau tidak mau berjuang untuk tetap bertahan. Mungkin rasa sendirian itu karena jauh dari keluarga, banyaknya pekerjaan atau pelayanan dan ditinggalkan oleh pasangan hidup atau sahabat kita. Penulis kitab Roma menegaskan dengan penuh keyakinan bahwa penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya dan kematian, tidak akan memisahkan kita dari kasih Kristus. Meski kita merasa sendirian, namun sebenarnya kita tidak pernah benar-benar sendirian karena Dia selalu menyertai kita. Karena Allah dipihak kita, seharusnya kita berani dan bisa bertahan hidup. Ayat 37 mengatakan, Tetapi dalam semuanya itu kita lebih daripada orang orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Kita lebih dari orang yang menang, berada di atas setiap kuasa dan kekuatan yang akan menghancurkan kita. Yesus adalah gembala yang baik, yang akan tetap mengamankan kita sebagai domba-domba-Nya. Beranilah untuk tetap bertahan dan hidup di dalam iman. Virus Attack
Bacaan: Mazmur 32:1-5
Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.- Mazmur 32:5 Virus komputer bak momok bagi para pengguna komputer. Gara-gara ulah program pengganggu ini, kita bisa kehilangan seluruh data yang tersimpan dalam komputer. Bayangin aja kalo pas dikejar deadline pekerjaan kantor ato skripsi, lalu mendadak seluruh data penting kita lenyap. Huuu... rasanya pengen nangis sambil teriak saking keselnya. Kebanyakan virus yang berbahaya memang merusak secara diam-diam. Kalo program antivirus kita belum bisa mendeteksi jenis virus tertentu, kemungkinan kita nggak akan sadar kalo komputer kita sedang dirusak perlahan-lahan ama tuh virus. Lama-kelamaan setelah kinerja komputer jadi makin lambat, beberapa program nggak bisa berjalan normal ato ada file-file kita yang mulai corrupt, barulah kita mulai ngeh dengan kehadiran virus itu. Ibarat musuh dalam selimut, kita nggak menyadari serangannya hingga tiba-tiba kita dilumpuhkannya. Demikian juga dengan dosa yang tersembunyi dalam hati. Mungkin awalnya kita cuma sebel doank ama seseorang karena suatu kejadian sepele. Tapi kalo kita menyimpan rasa sebel itu terus menerus, lama kelamaan akan berubah jadi kebencian bahkan rasa dendam. Kebencian akan menggerogoti kesehatan fisik dan rohani kita perlahan-lahan. Akibat kebencian, hati kita jadi nggak sejahtera. Tiap kali ketemu dengan orang itu, kita langsung jadi bete. Hubungan kita dengan Tuhan juga jadi menjauh. Doa kita serasa mentok. Soalnya gara-gara kita nggak mau mengampuni, Bapa di Sorga juga nggak bisa mengampuni kesalahan kita, kan? Nggak cuma itu aja, kebencian juga membuat tubuh kita jauh lebih cepat lelah dan lebih mudah sakit. Seperti itulah dosa yang disimpan tersembunyi di dalam hati. Meski kehadirannya nggak kasat mata, tapi kerusakan yang ditimbulkannya sangat banyak dan mematikan. Makanya coba cek diri kita saat ini. Apakah ada dosa yang selama ini kita tutupi dan nggak segera kita bereskan di hadapan Tuhan? Kalo ya, jangan lagi berlama-lama menyimpannya. Semakin lama kita menyembunyikannya, semakin banyak kerugian yang kita derita. Affairs Bacaan: Markus 10:6-12
Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.- Mazmur 26:2 Tuhan, kenapa Engkau mempertemukan aku dengan dia saat dia udah beristri? Kenapa nggak sebelum-sebelumnya? Mey tak henti-hentinya bertanya kepada Tuhan dalam doanya. Seandainya Mey ketemu Gerry saat dia masih single, pasti sekarang hidupnya udah bahagia banget. Nggak kayak sekarang ini. Semuanya serba rahasia n nggak tenang. Mey ketemu Gerry dua tahun yang lalu di sebuah acara seminar. Setelah berkenalan rasanya obrolan mereka selalu klop banget. Gerry orangnya smart, dewasa, macho, n pengertian banget. Tapi sayangnya ternyata dia udah berkeluarga. Sejak perkenalan itu, hidup Mey rasanya berubah banget. Gerry adalah tipe cowok idamannya. Kecocokan mereka berdua membuat keduanya selalu pengen ketemu. Kadang- kadang mereka berdua makan siang bareng saat jam kerja. Gerry sering ngomong kalo Mey enak banget diajak diskusi. Dia nggak mungkin bisa ngomongin soal kantor ke istrinya. Mey emang cewek yang cerdas, energik, supel n cantik. Rasanya mereka berdua bener-bener cocok n jodoh banget. Girls, semua cewek bisa aja terjebak dalam perasaan seperti Mey. Padahal saat kita ngerasa cocok dengan pria yang udah jadi milik orang lain, kita sedang menipu diri kita sendiri. Nggak ada istilah jodoh kalo salah satu ato keduanya udah berkeluarga. Tuhan sangat menghargai lembaga pernikahan, begitu juga seharusnya dengan kita. Meski kita udah cinta mati dan pengen banget bisa hidup dengannya, tapi itu bukanlah kehendak Tuhan. Itu adalah keinginan diri kita sendiri. Kalo kita nggak bisa tegas mengambil langkah menolak hubungan semacam ini, perlahan-lahan kita akan makin terseret masuk ke dalam dosa. Tuhan mempertemukan kita dengannya bukan untuk menyatukan kita dan mencerai beraikan keluarga yang telah terbentuk. Ada kalanya Tuhan justru ingin menguji isi hati kita. Apakah dalam situasi seperti ini, kita lebih menuruti Firman-Nya lebih daripada perasaan kita sendiri. Jadi, apakah kamu akan lulus dalam ujian kali ini? Otoritas Allah
Bacaan: Imamat 27:30
Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN.- Maleakhi 3:8-12 Pernah nggak ngebayangin menjadi Hawa yang tinggal di taman Eden? Betapa enaknya menikmati ribuan jenis buah-buahan yang ada disana. Nggak ada satupun yang jelek dan terserang hama. Semuanya segar, ranum, dan tentu penuh vitamin. Mo bikin rujak tinggal ambil, pengen bikin salad tinggal petik aja. Semua fresh, bebas pestisida, segar tanpa perlu dimasukin kulkas. Pasti kulit Hawa sehat dan segar. Dia bisa menikmati buah apapun yang dia mau. But, wait... ternyata nggak semuanya. Ada satu buah dari pohon yang ditengah taman. Khusus buah itu, Tuhan nggak memberinya ijin untuk memakannya. Hawa boleh makan jutaan buah lainnya, tapi nggak untuk yang satu ini. Kalo dipikir-pikir, ngapain sih Tuhan pake bikin larangan segala? Kenapa Tuhan nggak bebaskan aja semuanya untuk dimakan, kan Tuhan sayang ama manusia? Buah pengetahuan yang baik dan buruk itu sebenarnya merupakan simbol otoritas Allah. Tuhan memberi batasan wewenang bagi umat ciptaan-Nya yang nggak boleh dilanggar. Kalo manusia benar- benar menghormati Allah Penciptanya, manusia tidak akan melanggar perintah itu. Dengan senang hati manusia akan taat dan menghormati otoritas Allah itu. Hal yang sama juga masih berlaku sekarang ini. Coba kita pikirkan sejenak, kenapa dari 100% penghasilan kita, Tuhan menyuruh kita menyisihkan 10%nya untuk persembahan persepuluhan. Kenapa nggak semuanya aja dinikmati manusia? Persepuluhan sebenarnya juga merupakan simbol otoritas Allah atas hidup kita. Apakah kita sungguh-sungguh menghormati Tuhan ato nggak, bisa dibuktikan salah satunya melalui kesetiaan kita memberi persepuluhan. Kalo kita sungguh-sungguh menghormati Tuhan, kita nggak akan berani mengutak-utik 10% penghasilan kita yang telah dikhususkan itu. Kita akan memberikan persepuluhan dengan hati yang dipenuhi rasa hormat terhadap Allah. Mujizat
Bacaan: Nehemia 9:19-25
Empat puluh tahun lamanya Engkau memberikan mereka makan di padang gurun. Mereka tidak berkekurangan, pakaian mereka tidak rusak, dan kaki mereka tidak bengkak.- Nehemia 9:21 Menurut kamu apakah mujizat itu? Hampir semua orang menjawab bahwa mujizat adalah sesuatu yang spektakuler yang dinyatakan Allah dalam hidup kita. Mujizat adalah sesuatu yang nggak wajar, nggak biasanya terjadi sehari-hari. Memang nggak salah kalo kita menjawab demikian sebab nyatanya mujizat memang sesuatu yang extra ordinary. Makanya kalo pas butuh duit, kita membayangkan Tuhan mengirimkan uang pada kita dengan cara yang aneh-aneh, misalnya aja lewat undian berhadiah. Pas lagi bokek, tiba-tiba ada seseorang tak dikenal yang transfer duit di bank ato kirim pulsa. Saat terbaring di rumah sakit, kita berharap Tuhan menjamah kita seketika dan langsung sembuh. Memang Tuhan bisa membuat mujizat dengan cara-cara luar biasa seperti itu. Namun jangan lupa juga bahwa Tuhan pun sanggup memakai tenaga dan pikiran kita untuk menghasilkan uang, obat-obatan dan dokter untuk menyembuhkan kita, ato cara apapun juga untuk menyatakan mujizat-Nya. Tuhan bisa menurunkan hujan manna dan burung puyuh, tetapi Dia juga sanggup menyatakan pemeliharaan-Nya dengan cara yang nampaknya biasa. Tidak semua orang Israel mungkin menyadari bahwa pakaian yang mereka pakai selama 40 tahun di padang gurun ternyata tidak pernah rusak. Mereka mungkin menganggapnya sebagai hal yang biasa. Kalo selama ini kita pernah kecewa karena merasa belum pernah mengalami keajaiban Tuhan, kita keliru besar. Mungkin selama ini kita hanya kurang jeli memperhatikan karya mujizat-Nya melalui kejadian-kejadian kecil yang kita alami setiap hari. Kalo hari ini kita bangun pagi dalam keadaan sehat, itu adalah sebuah mujizat. Kalo hari ini kita berkendara kemana-mana dan terhindar dari celaka, itupun adalah mujizat. Cobalah untuk memperhatikan lebih teliti lagi setiap mujizat kecil yang telah kita lewatkan setiap hari dan kita akan tercengang melihat kejaiban campur tangan Tuhan dalam hidup kita.
Berhenti Masturbasi Selama ini kita mungkin berpikir kalo masturbasi tuh hanya dilakukan oleh para cowok saja. Padahal nggak sedikit juga kaum kita yang juga melakukannya. Bahkan mungkin ada juga di antara kita yang addicted berat ama hal-hal yang nyerempet urusan seks. Kita kecanduan ama hal-hal yang berbau pornografi, mulai dari buku- buku syur sampe blue film segala. Lalu ujung-ujungnya bisa ditebak, kita melakukan masturbasi. Kita tahu banget kalau hal itu salah. Terkadang kita malu, bahkan rasanya jadi jijik banget ama diri kita sendiri. Bisa-bisanya kita ngelakuin masturbasi. Parahnya lagi, hidup kita sepertinya udah terpola dengan hal itu, jadi kita pun nggak yakin ama diri kita sendiri apakah kita bisa bebas dari ikatan dosa ini. Girls, meski banyak orang ngomong kalau kebiasaan masturbasi itu sulit dilepaskan, bukan berarti kamu yang udah terlanjur punya kebiasaan buruk ini tidak bisa lepas dari ikatan masturbasi. Asal punya keinginan yang kuat, kamu pasti bisa! Tips-tips berikut ini mungkin bisa bantu kamu. Dampak Buruk Ruginya seabrek kalau sampe kita punya kebiasaan masturbasi. Sepintar- pintarnya kita menyembunyikan diri, atau bahkan berpura-pura suci, hati kecil kita nggak bisa ditipu. Kita selalu akan merasa bersalah saat ngelakuin hal itu. Lalu kita jadi minder karena merasa diri kita kotor. Selain itu, kita akan jadi malu, jijik dan benci ama diri kita sendiri. Kebiasaan masturbasi akan membuat kita punya cara pandang yang rendah tentang diri kita sendiri, akibatnya kita nggak akan pernah maksimal dalam hidup ini. Kita akan selalu merasa bahwa diri kita nggak berharga. Girls, selama kita belum bisa mengatasi kebiasaan buruk ini, kita akan selalu dikejar-kejar ama rasa bersalah, yang akhirnya bikin hidup kita jadi nggak tenang. Jaga Pikiran dari Fantasi Seksual Semuanya selalu bermula dari pikiran kita. Saat kita mulai mikir yang ngeres-ngeres 'n ngebayangin yang nggak-nggak, kita pun gampang tergoda untuk ngelakuin masturbasi. Meski dunia berpendapat kalau fantasi seksual itu sah-sah aja (selama nggak melakukan ML) tapi bagi kita sebagai orang percaya, tentu hal itu nggak bisa dibenarkan. Saat pikiran mulai mengarah ke hal-hal yang jorok, cepat alihkan pikiran kita. Itu sebabnya carilah banyak kegiatan yang membuat kita nggak sempat mengkhayal dan ngebayangin hal yang jorok dan ngeres. Stop Segala Bentuk Pornografi Masturbasi berkaitan erat ama pornografi. Mereka yang suka melakukan masturbasi biasanya punya kebiasaan nonton film porno, baca buku-buku porno atau surfing ke porn-site. Saat libido memuncak akibat melihat visualisasi yang syur, masturbasi jadi penyalurannya. Jadi kalo pengen berhenti dari masturbasi, kita harus berhenti dulu mengkonsumsi hal-hal yang berbau porno. Stop segala bentuk pornografi, maka kebiasaan masturbasi pun akan lebih mudah dilepaskan! Habiskan banyak waktu bersama orang lain Di masa-masa penyembuhan seperti ini jangan mengurung diri di kamar melulu. Kalau kita menyendiri terus, sangat mungkin kita kembali melihat hal-hal porno lalu bermasturbasi lagi. Isi waktu bersama dengan temen-temen kita. Hidup dijamin lebih asyik dan seru! Selain itu kita bisa juga mengisi waktu bersama keluarga. Ini cara praktis yang diyakini bisa membantu kita lepas dari ikatan masturbasi, sebab kita nggak bakal mengkonsumsi hal-hal yang porno pada saat berada di tengah-tengah mereka, kan? Takut Akan Tuhan Memang nggak akan ada orang yang tahu apa yang kita perbuat di tempat yang tersembunyi. Bahkan, orang-orang yang paling dekat dengan kita pun mungkin nggak pernah menyangka kalau sebenarnya kita suka banget ngeliat hal-hal yang porno, ngebayangin hal-hal yang jorok, bahkan punya kebiasaan masturbasi! Tapi kita harus inget kalau Tuhan selalu tahu apa yang kita lakukan. Dia selalu melihat apa yang kita lakukan bahkan pikirkan. Itu sebabnya kita perlu belajar hidup takut akan Tuhan. Gimana kalo kita ngelakuin masturbasi dan dilihat orang lain? Maluuuu dong... Seperti itu juga kita harus berpikir bahwa Tuhan selalu melihat apa yang kita lakukan. Malu ama Tuhan dong, kalo sampai kita ngelakuin masturbasi. Minta Tolong Pada Orang Lain Carilah orang yang benar-benar kamu bisa percayai dan kamu anggap dekat, lalu ceritakanlah masalahmu kepadanya. Ceritakanlah niatmu untuk mengakhiri kebiasaan masturbasi ini. Seandainya ada orang-orang yang bisa mendukung kamu, tentu saja kamu akan lebih mudah mengatasi keterikatanmu itu. Mereka akan selalu mengingatkanmu dan memotivasi kamu bahwa kamu pasti bisa lepas dari kebiasaan buruk itu. Jangan Merasa Diri Kuat Kalau kamu sudah bisa lepas dari kebiasaan masturbasi. Sebulan, dua bulan, tiga bulan... Jangan merasa diri kuat. Ingatlah bahwa kejatuhan kita di dalam dosa- dosa seksual biasanya karena kita sudah merasa kuat dan merasa nggak bakal jatuh dalam dosa yang sama lagi. Tetaplah bergantung pada Tuhan agar kita tidak kembali pada kebiasaan kita yang lama. Semua ini salah siapa? Astri hanya bisa menangis mengingat perlakuan Evan yang lama-lama udah diluar batas. Di dalam kamarnya yang tertata manis, Astri tersedu-sedu, tak kuasa menata hatinya semanis dia mampu menata kamarnya. Berbagai macam perasaan berkecamuk di dalam hatinya, tapi yang paling jelas adalah perasaan menyesal namun tak berdaya mengubah keadaan itu. Saat itu malam minggu, Evan mengajaknya puter-puter kota dengan motor kebanggaannya. Tiba-tiba Evan meminggirkan motornya di sebuah taman yang sudah tidak terawat. Mulanya mereka ngobrol biasa, tentang hidup, masa depan, dsb. Malam seakan mengantar mereka pada suasana yang belum pernah Astri rasakan. Evan memeluk dan mencium Astri dengan lembut. Namun sesaat kemudian Astri merasakan tangan Evan mulai bergerilya di tubuhnya, namun dia nggak bisa menolak. Astri nggak berani berbohong kalau sebetulnya dia pun menikmati sensasi yang baru pertama kali ini dirasakannya. Beberapa menit kemudian barulah Astri menyadari kesalahannya. Astri buru-buru menepis tangan Evan dan sambil menangis minta diantar pulang. Evan seakan juga tersadar, Mmamaafkan aku, Sayang!! Akuakulupa diri Setelah lama dibujuk, akhirnya Astri memaafkan juga. Astri sadar, itu semua nggak murni kesalahan Evan. Kalau saja Astri tegas menolak, pasti nggak akan berlanjut. Hari berganti hari Evan kembali mengulangi perbuatannya. Dan bodohnya, Astri pun memaafkan setelah Evan dengan meyakinkannya berjanji nggak akan mengulangi perbuatan itu. Kejadian seperti itu nggak sekali-dua kali aja, bahkan sekarang hampir setiap kali mereka bertemu mereka melakukan perbuatan yang nggak sopan itu. Emang sih, nggak sampai ML (Making Love). Awalnya. Sebelum kejadian sore ini terjadi. Saat mereka berdua sedang nonton film romantis di rumah Evan yang kebetulan sedang sepi, akhirnya mereka pun jatuh dalam dosa perzinahan. Mereka menyesal, tapi sayangnya sudah terlambat! Semua ini salah mereka! Cowok nafsunya lebih gede. Mereka pintar merayu, membujuk dan kalau perlu memaksa. Tenaga mereka jauh lebih kuat daripada kita para cewek. Hei...hei...hei... Wait a minute! Apa bener 100% salah mereka? Ternyata kaum kita pun ikut andil kesalahan ini ketika: Kita nggak tegas berkata "tidak" Bagi cowok, selama mereka masih "sedikit" diijinkan mereka akan memanfaatkan sedikit kesempatan itu sebaik-baiknya. Makanya kita harus bisa tegas, say "NO" by doing it! Berkata tidak artinya nggak mau diajak berduaan di tempat sepi, nggak memancing keadaan (misalnya dengan sengaja berbaju seksi), nggak memberi toleransi untuk kesempatan ke2, ke3, ke4, dst... Kalo kita bilang "nggak" tapi tanpa tindakan tegas dan nyata, yah... sama juga boong deh! Kalo emang doi terus memaksa, jangan ragu untuk putus. Nggak akan rugi, kok! Kita terlalu berani mengambil resiko Bermain air basah, bermain api hangus! Cewek yang berani ambil resiko pacaran yang nyerempet bahaya berarti udah siap menanggung resiko terburuknya. Jangan pernah merasa diri kuat, bisa ngerem mendadak, or bisa ngasih tau pacar kamu. Di saat lagi hot, siapa sih yang akan bisa mikir jernih? Kalo pun kamu merasa bisa ngerem mendadak, apa iya si doi juga bisa begitu? Kita terkecoh dengan penampilan luarnya Salah banget kalo kita beranggapan mereka yang udah rajin ke gereja, aktif pelayanan, dsb nggak akan mungkin jatuh dalam dosa yang satu ini. Pacaran seiman masih tetap wajib waspada 'n selalu menjaga diri. Kita mulai ikut menikmatinya Wah, kalo udah begini lebih repot! Dosa emang enak dilakukan, tapi nggak enak ditanggung akibatnya. Jangan biarkan diri kita dikuasai hawa nafsu! Kita harus menyadari dan mengakui bahwa kita telah melakukan hal yang salah dan segeralah bertobat selagi masih ada kesempatan! Mission at Work Mengabarkan Injil enggak selalu harus dengan cara meninggalkan dunia kerja sekuler untuk masuk ke sekolah teologia. Kita tetap bisa menjalankan misi Kristus di tengah- tengah tempat kerja kita saat ini. Mau tau caranya? Simak dan terapkan yang berikut ini: Action Perbuatan berbicara lebih keras dari khotbah apapun juga. Lewat perbuatan kita bisa mengabarkan kasih dan karya Kristus dalam kehidupan kita. Melalui perbuatan jugalah orang bisa tertarik untuk mengenal Kristus. Banyak orang Kristen menggebu- gebu dalam menceritakan tentang Kristus pada rekan-rekan kerjanya, but tanpa perbuatan nyata yang bisa dirasakan orang-orang sekitar, sia-sia aja apa yang dia lakukan. Doi sekedar mendapat merk Kristen fanatik tapi enggak mampu menyentuh hati orang lain. Perbuatan kita memegang peranan penting banget untuk membuat orang lain jadi rindu mengenal Tuhan ato malah males denger soal Tuhan. So, perbuatan seperti apa yang bisa memberi pengaruh bagi orang lain di tempat kita bekerja? Be Honest Bersikap jujur dalam segala hal adalah kunci pertama yang musti kita pegang. Dalam hal sesepele apapun, jadilah orang yang bisa dipercaya. Jaga setiap kata- kata yang keluar dari mulut kita sebagai sumber yang paling bisa dipercaya. Perhatikan apakah setiap tindakan kita selalu berlandaskan kejujuran dan ketulusan. Gimana sikap kita kalo ada supplier yang menawarkan bonus alias fulus pelicin kelancaran bisnis? Apakah kita suka jalan-jalan ke mal pada jam kerja saat kita tugas di luar kantor? Apakah kita sering mencuri jam kantor dengan kegiatan yang enggak ada urusannya sama sekali dengan pekerjaan, misalnya internetan, telpon pribadi, ngobrol enggak ada habisnya ama temen kantor, etc. Apakah kadang-kadang kita memanipulasi biaya operasional kantor untuk kepentingan pribadi? Mencharge biaya taksi, bensin, atau ongkos yang sebenarnya enggak kita keluarkan? Kita harus belajar bersikap jujur dalam hal sekecil apapun supaya saat kita bicara soal Kristus, orang enggak akan ngetawain kita karena record buruk yang udah kita buat. Bila kita bisa dipercaya, orang lain akan lebih mudah mempercayai kesaksian kita tentang karya Kristus. Kasih Enggak bisa disangkal lagi, identitas kekristenan yang paling mencolok adalah dalam hal kasih. Karenanya kalo kita ngakunya orang Kristen, orang lain akan langsung mengharapkan tindakan kita yang penuh kasih. Enggak sombong, enggak kasar, pemaaf, baik hati, suka menolong, dst. Emang sih untuk melakukannya jelas butuh pengorbanan. Tapi, toh kita berbuat kasih bukan untuk mendapatkan pengakuan ato pujian dari orang-orang, kan? Kita berbuat kasih karena hati kita telah dipenuhi oleh kasih Kristus sehingga kasih itu meluap keluar dan memberkati orang lain. Nilai Plus! Kalau ingin memberi kesan lebih, berilah nilai lebih pada diri kita sendiri. Bukan berarti kita harus menjadi orang yang paling keren di tempat kerja. Jadilah orang yang diatas rata-rata dalam perbuatan baik. Sikap kita dalam bekerja, hasil pekerjaan kita, inisiatif kita dalam bekerja, kedisiplinan, kesungguhan dalam bekerja, kerajinan, kerelaan untuk bekerja keras, dll. Yang jelas sebagai anak Tuhan, sudah sepantasnya bila kita berusaha bekerja dengan baik karena kita tahu bahwa pekerjaan yang kita lakukan itu adalah wujud pelayanan kita kepada Tuhan. Ramah & Rendah Hati Sikap ramah dan rendah hati memudahkan kita menarik minat orang lain untuk mengenal kita - termasuk juga mengenal Kristus yang ada dalam hidup kita. Orang bakalan malas ngobrol dengan kita kalo kita selalu menampilkan wajah tegang dan gengsi untuk menyapa orang lain terlebih dulu. Keramahan dan kerendahan hati kita yang tulus pasti akan berbuah manis, percaya deh! No Judgement Jangan pernah menghakimi orang lain, baik dosa-dosanya maupun agama dan kepercayaannya. Memberitakan Injil bukan soal membuat orang lain berpindah agama menjadi Kristen. Menginjili seharusnya tidak dilakukan dengan merendahkan keyakinan orang lain. Bagaimanapun juga hargailah pandangan dan keyakinan orang lain. Kita bisa kok memberitakan Kebenaran tanpa harus menghakimi. Biarkan orang lain yang menimbang dan mengalami sendiri Kebenaran yang kita sampaikan. Kepada orang yang masih hidup dalam dosa, jangan menuding dan menghakiminya. Tetapi jangan pula menolerir dan membenarkan perbuatannya. Nyatakan kebenaran dengan tegas dan penuh kasih. Perhatikan bagaimana Yesus merangkul orang-orang berdosa dan membawa mereka kepada pertobatan. Pesan Terakhir
Bacaan: Kisah Para Rasul 1:8
...dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."- Kisah Para Rasul 1:8 Bagaimana seandainya kita menjadi orang yang menerima pesan-pesan terakhir dari seseorang menjelang kepergiannya? Misalnya dari kakek-nenek ato dari ortu menjelang detik-detik terakhir hidup mereka. Tentu kita akan mengingat pesan- pesan terakhir itu baik- baik dan sedapat mungkin melaksanakannya. Pesan terakhir yang disampaikan biasanya bersifat penting sehingga umumnya jarang sekali diabaikan begitu saja. Sebagai anak-anak Tuhan, tahukah kita apa pesan terakhir yang disampaikan Tuhan Yesus menjelang kenaikan-Nya ke Sorga? "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kis.1:7- 8) Tuhan berfirman bahwa kita akan menerima Roh Kudus serta kuasa-Nya dan menjadi saksi-Nya sampai ke ujung bumi. Tuhan ingin kita menjadi saksi bagi-Nya yang menceritakan perbuatan-Nya kepada setiap orang. So, apakah pesan terakhir itu kita anggap sebagai pesan yang penting? Apakah kita melaksanakan apa yang Dia pesankan kepada kita? Kalo pesan-pesan terakhir yang disampaikan manusia aja bisa kita anggap sebagai hal yang penting, bukankah terlebih lagi seharusnya kita menganggap pesan Tuhan itu sungguh amat penting? Sebagai pengikut Kristus kita punya tugas atau amanat yang harus dilaksanakan. Dimanapun kita berada, apapun yang kita lakukan setiap hari, bagaimanapun kondisi kita, menjadi saksi Kristus adalah kewajiban kita. Intinya dalam market place kita masing-masing, kita tetep wajib melaksanakan the great commission. Setiap orang yang kita jumpai harus merasakan karya Kristus yang nyata dalam perbuatan, perkataan, dan gaya hidup kita. Today, kita diingetin lagi tentang pesan terakhir ini. Marilah kita melaksanakan amanat Tuhan ini sebaik-baiknya.
Detik-detik Akhir Bacaan: Efesus 5:16
dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.- Efesus 5:16 Kalo kamu pernah nonton film Titanic yang sempat booming beberapa taon lalu, tentunya kamu masih ingat kisah detik-detik terakhir menjelang tenggelamnya si raksasa lautan itu. Suasana pesta yang tengah berlangsung dalam kapal megah itu mendadak berubah menjadi suasana histeris dan menakutkan. Semua orang harus secepatnya menyelamatkan nyawa mereka. Dalam hitungan menit bahkan detik, ribuan nyawa lenyap dalam dinginnya lautan beku. Waktu yang sebelumnya dianggap tidak terlalu berharga mendadak berubah menjadi amat sangat penting. Setiap detik sangat menentukan nyawa manusia. Hidup hampir bisa disamakan seperti itu. Kalo kita enggak menyadari bahwa kita hidup di akhir jaman, kita akan menganggap hidup ini biasa aja dan mengisinya dengan bersantai- santai. Kita enggak menyadari bahwa Iblis sedang melipat gandakan usahanya untuk menyesat semakin banyak manusia. Sebagai anak-anak terang yang sebenarnya diutus untuk menyelamatkan orang-orang yang masih terhilang, kita malahan membuang-buang waktu untuk hal-hal yang enggak benar- benar penting dan mendesak. Kita sibuk dengan acara- acara dalam gereja setiap hari tapi melupakan orang-orang yang masih berada di luar gereja, belum mengenal Kristus dan masih terhilang. Kita sibuk dengan urusan pekerjaan setiap hari hingga melupakan Tuhan dan mengabaikan kenyataan bahwa ada banyak urusan rohani juga yang seharusnya kita kerjakan. Girls, surat Efesus yang ditulis oleh rasul Paulus sejak tahun 60M lalu sudah memperingatkan anak-anak Tuhan agar hidup dengan bijaksana. Sudah seharusnya kita tidak menghamburkan waktu yang begitu berharga ini untuk perkara-perkara duniawi semata. Jangan biarkan Iblis menyesatkan teman-teman dan saudara-saudara kita. Kita punya misi khusus untuk membawa mereka kepada Kristus. Selamatkan mereka sekarang, selagi masih sempat! Bukan Religi
Bacaan: Lukas 21:38
Dan pagi-pagi semua orang banyak datang kepada-Nya di dalam Bait Allah untuk mendengarkan Dia.- Lukas 21:38 Kalau kita membaca sejarah kelam gereja di tahun 1208 -1834 pada masa Paus dan Inkuisisi berkuasa, tak bisa dibayangkan betapa mengerikannya dampak buruk dari tindakan orang- orang yang mengatasnamakan agama. Setiap orang yang tidak setuju dengan gereja langsung dianiaya dengan cara yang sangat keji, bahkan dibakar hidup-hidup, serta dirampas seluruh harta bendanya. Tidak ada lagi kasih, kekudusan, belas kasihan, atau kebaikan seperti yang tercermin dalam Firman Tuhan. Sampai hari ini pun kita masih melihat begitu banyak nyawa menjadi korban ketika orang- orang mulai bertikai karena masalah agama. Bukankah sungguh ironis melihat orang-orang yang beragama dan percaya bahwa Allah sungguh ada, justru melakukan serentetan tindakan kekejaman demi agama itu sendiri? Perang antar agama, terorisme, pembantaian, permusuhan dan pertikaian masih berlangsung hingga hari ini. Mungkin kita memang enggak secara langsung terlibat dalam urusan semacam itu. Namun apakah ternyata kita juga turut menyuburkan benih kebencian antar agama dalam kehidupan kita sehari-hari? Apakah kita bersikap sinis terhadap orang yang memeluk agama lain? Apakah kita menghina kepercayaan yang dianut orang lain? Apakah kita menyampaikan berita Injil bukan dengan kasih namun dengan paksaan? Girls, sadarkah kita bahwa misi kelahiran Yesus ke dunia ini bukanlah untuk mendirikan sebuah agama? Kristus datang untuk melakukan penebusan atas dosa manusia, supaya barangsiapa yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Kita menyampaikan Injil bukan untuk memperbesar agama Kristen, melainkan untuk memberitahukan kepada orang bahwa Kristus adalah jalan. Kita tidak perlu memaksa orang untuk percaya kepada Injil. Kita juga tidak perlu membenci mereka yang menolak Injil. Bukankah Kristus juga tidak pernah memaksa orang untuk menjadi pengikut-Nya? Teladanilah Yesus yang bisa menarik orang datang kepada-Nya karena karya kasih-Nya. Volunteer
Bacaan: Kisah 20:35
Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.- Kisah 20:35 Relawan atau orang yang dengan ikhlas dan senang hati melakukan upaya untuk menolong sesama tanpa mengharapkan balasan atau imbalan, biasanya banyak kita jumpai ketika terjadi bencana alam, musibah kecelakaan atau wabah penyakit di suatu daerah. Para relawan mengorbankan waktu, tenaga, dan uang untuk melakukan usahanya menolong sesama. Tak jarang mereka harus meninggalkan pekerjaannya sementara waktu, menempuh perjalanan jauh atas biaya sendiri, mengeluarkan dana yang tak sedikit untuk memberikan sumbangan, melepas kenyamanan sebagai direktur menjadi kuli yang mengangkat karung sembako, galon air, dsb. Pernahkah terbersit dalam benak kita, mengapa mereka mau melakukan semuanya itu? Pernahkah kamu mencoba menjadi seorang relawan? Kalo kamu pernah melakukannya, tentu kamu bisa memahami alasan mereka. Saat kita bisa berbuat sesuatu untuk menolong sesama, ada kebahagiaan tersendiri yang muncul dalam hati kita. Melihat senyum kebahagiaan orang yang ditolong sudah menjadi upah yang lebih dari cukup bagi para relawan. Kalo biasanya kita selalu menerima upah berwujud rupiah dari hasil tenaga dan pikiran kita, cobalah sesekali untuk memberikannya secara gratis kepada orang lain yang membutuhkan. Meskipun menjadi relawan adalah kegiatan yang enggak menguntungkan sama sekali secara finansial, namun manfaatnya bagi orang lain maupun diri kita sendiri sangatlah besar. Pengen nyoba? Enggak harus menunggu bencana alam terjadi kok! Kita bisa melakukan usaha sederhana apa saja untuk memulainya. Membuat gerakan donor darah, membuat kegiatan belajar kelompok untuk anak-anak di kampung, memberi penyuluhan untuk ibu-ibu PKK, menggalang dana bagi panti asuhan, dsb. Yang penting kita melakukannya karena kita ingin berbagi kebahagiaan dengan sesama. Bukankah Kristus sendiri menjadi relawan sepanjang hidup-Nya? Kenapa kita enggak?
Renungan Muda Remaja
Forever Friend Bacaan: Ibrani 13:5
"Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."- Ibrani 13:5 Aaahhh... akhirnya aku lulus juga! Sekarang dibelakang namaku sudah tercantum embel- embel sarjana. Fotoku mengenakan toga dengan wajah tersenyum manis dipasang di ruang keluarga. Betapa senengnya udah lulus n menyelesaikan kuliah dengan tuntas. But, setelah sebulan, dua bulan, tiga bulan berlalu... mulai deh muncul rasa kangen ama sohib-sohib yang dulu. Terbayang masa-masa bisa cekikikan di dalam kelas meski dipelototin ama Pak Dosen. Ngeceng di kantin, jalan-jalan ama geng yang kompak abis, dst. But, now I feel so lonely... hiks. :( Kerjaan blom dapet, temen-temen segeng udah pada jalan sendiri-sendiri, berpencar ke berbagai kota, ada juga yang langsung merit. Sekarang rasanya berjuang seorang diri. Enggak ada sohib yang biasanya nemenin kita kemana-mana. Girls, apakah kamu sedang mengalami masa transisi dari kampus ke dunia kerja? Kamu enggak sendirian kok. Banyak orang-orang lain juga mengalami hal yang sama. Enggak perlu stress dan bete ngadepinnya. Meski kita seolah kehilangan sebagian besar temen kita yang dulu, tapi percayalah bahwa ada satu temen yang setia abis nemenin kita kemanapun dan kapanpun. His name is Jesus. Seiring berjalannya waktu, kadang-kadang teman datang dan pergi dari kehidupan kita. Mereka mungkin enggak bisa selalu ada buat kita. But, enggak perlu sedih mulu donk! Kalo kita ngerasa lonely, sadarkah kita bahwa Tuhan Yesus sedih banget ngeliat kita. Dia selalu ada di samping kita (bahkan di dalam kita!), tapi kita seakan mengabaikan-Nya. Kita enggak pernah curhat dengan-Nya. Kita lebih suka kirim SMS ke temen (meski kadang mereka terlalu sibuk untuk membalasnya), or menelpon sohib malem-malem pas kita lagi bete, daripada kita mengindahkan kehadiran-Nya, duduk mengobrol dengan-Nya, tertawa dan menangis dalam hadirat-Nya. Girls, jangan pernah mengira kita sendiri. Kalau pun teman lamamu pergi, teman barumu akan segera datang, tapi Yesuslah Sahabatmu sepanjang masa.
Pembelajaran
Bacaan: Mazmur 119:73
Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku, berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu.- Mazmur 119:73 Enggak semua orang di dunia ini mau belajar sepanjang hidupnya. Enggak percaya? Coba deh amati sekeliling kita (termasuk diri kita sendiri juga tentunya!) Kebanyakan orang punya 1001 alasan yang menunjukkan dirinya adalah orang yang malas belajar. Duh, kalo gue enggak bisa banget deh serba teratur kaya gitu. Pembawaan gue emang udah begini, serba easy n nyantai aja. Kalimat semacam ini sebenarnya bisa diartikan, Udah deh, gue males belajar rapi-rapian segala. Gini aja udah cukup. Toh gue nyaman dengan keamburadulan gue saat ini. Pembelajaran bukanlah sebuah kata yang terkait dengan ruang kelas dan seragam sekolah. Pembelajaran tak harus selalu berupa ilmu-ilmu baru yang kita peroleh dari buku. Kita bisa belajar dari hidup ini selain dari semua teori yang kita cari. Pembelajaran seharusnya terus terjadi dalam diri kita supaya hidup kita hari ini lebih baik dari hari kemarin. Apakah kita pengen menjadi orang yang tutur katanya lemah lembut dan bijaksana? Pengen jadi orang yang murah hati, suka memberi dan berbagi? Pengen jadi orang yang disiplin dan rajin? Pengen bisa atur waktu dan atur duit dengan bijak? Pengen membuang kebiasaan buruk dan menggantinya dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang baik? Semuanya perlu dipelajari. Kita harus mau bayar harganya untuk belajar. Belajar seringkali enggak langsung berbuah manis. Perlu proses trial and error, jatuh dan bangkit kembali untuk mencoba lagi. Belajar membutuhkan usaha yang pantang menyerah. Belajar berarti menapaki anak tangga yang semakin meningkat, semakin hari semakin tinggi. Apakah setelah membaca tulisan ini, kita jadi teringat pengen memulai pelajaran yang baru dalam hidup ini? Mumpung kita masih muda, manfaatkanlah waktu dan tenaga yang ada ini untuk mempelajari banyak hal yang belum kita kuasai. Bukan Permainan Bacaan: Efesus 5:15
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.- Efesus 5:15 Bagi anak-anak muda yang memuja kemerdekaan, mereka punya slogan bahwa hidup ini hanyalah sebuah permainan. Life is a game, so play it! Apakah bener hidup kita ini cuma sebuah permainan? Kalo hidup ini sekedar permainan, berarti kita bole- bole aja kebut- kebutan di jalan, bermain-main dengan taruhan nyawa kita, mengisi hidup dengan kesenangan-kesenangan diri sendiri. Bukankah hidup ini hanya sekedar permainan yang perlu dimainkan dan dinikmati? But, in fact hidup ini bukanlah sebuah permainan. Kita enggak bisa mempermainkan hidup kita seenak diri sendiri karena kita harus mempertanggung-jawabkan setiap hal yang kita lakukan selama kita menghirup oksigen di bumi ini. Setiap detik yang kita lewatkan harus diperhitungkan di hadapan tahta Allah. Bagaimana bisa kita memperlakukan hidup ini sebagai sebuah permainan? Girls, mentang-mentang masih muda, kita kadangkala mengira bahwa hidup kita boleh diboroskan untuk hal-hal yang kita anggap enggak akan bisa lagi kita lakukan di masa tua kelak. Hidup berhura-hura dalam kesenangan duniawi, gonta- ganti pacar mumpung masih remaja, nyobain hal-hal negatif (misalnya rokok, minuman keras, or even drugs!) yang padahal kita udah ketahui bahwa itu merupakan hal buruk dan merusak. Kita ngejalanin hidup sebagai sebuah permainan yang kita kira bisa kita hentikan suatu saat nanti - ketika kita udah dewasa n enggak bisa main-main lagi. Padahal, siapakah yang bisa tau umur manusia? Kita enggak bakalan tau apakah kelak kita masih punya kesempatan untuk hidup serius n bener-bener. Bukankah itu hal yang aneh? Seharusnya kita menjalani hidup ini dengan sungguh-sungguh serius karena kita enggak akan pernah tau kapan hidup kita berakhir. Mungkin hari ini, mungkin taon depan, mungkin ketika kita udah keriput nanti, who knows? Jadi, pastikan hidup kita bukan sebuah permainan!
Jangan Dirobohkan!
Bacaan: Amsal 14:1
Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.- Amsal 14:1 Tina nyesel udah putus ama Doni. Padahal mereka udah pacaran sejak kuliah tingkat tiga. Doni udah menunjukkan keseriusannya dalam hubungan mereka. Tapi entah kenapa hari itu Tina mengambil keputusan untuk putus. Enggak ada air mata kesedihan waktu dia mengucapkannya di depan Doni. Yang ada hanyalah kemarahan, kejengkelan, kekecewaan terhadap sikap Doni yang akhir-akhir ini dirasakan Tina lebih sering menghabiskan waktu ama temen-temennya dibandingkan ama dirinya. Tina ngerasa udah dikecewakan, enggak dihargai, enggak disayangi lagi, dst. Sebulan udah berlalu sejak kejadian itu, dan sekarang Tina nyesel. Doi nyesel kenapa dulu mengucapkan kata putus. Nyesel karena sekarang Doni udah pindah keluar kota dan sulit dihubungi kembali. Nyesel atas tindakannya yang dibakar emosi dan tidak berpikir panjang dan jernih. Tapi sekarang udah terlambat. Girls, apakah kamu pernah mengalami hal yang hampir sama seperti Tina? Saat pacaran dan terjadi konflik, kita langsung buru-buru mengucapkan kata putus. Dalam hati kecil kita berharap doi bakalan ngemis-ngemis meminta permohonan maaf kita, trus baikan lagi (seperti di film-film romantis geto deh!) Kita enggak menyadari bahwa sikap seperti itu tuh childish n egois banget. Kita enggak berusaha mencari jalan keluar atas masalah yang sedang muncul, tapi lebih memilih untuk lari dari masalah itu. Kita beranggapan bahwa yang salah hanyalah dari pihaknya dan kita enggak perlu introspeksi diri karena kita udah cukup baik kepadanya. Kalo sebelum membangun rumah tangga aja kita udah gampang nyerah, gimana nanti kalo udah menikah? Penulis Amsal yang bijaksana menuliskan,Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri. Jangan sampai kita menjadi gadis bodoh yang meruntuhkan rumah kita sendiri. Berani Mencoba Bacaan: 1 Samuel 17:8
Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu.- 1 Samuel 17:8 Siapa yang bersedia maju ke depan untuk mencoba? pertanyaan semacam ini seringkali kita dengar di sekolah, di ruang kuliah, atau di lokasi training. Guru, dosen ato mentor biasanya mencari sukarelawan yang mau mencoba hal baru yang mereka ajarkan. Anehnya, enggak semua orang antusias untuk mencoba. Kenapa ya? Sebagian besar menjawab enggak pede, takut salah, malu diliat orang, males, dsb. Apakah kamu termasuk salah seorang diantaranya? Berani mencoba sebenarnya merupakan modal untuk meraih keberhasilan. Kalo kita selalu dibayang-bayangi perasaan takut salah, tentu seumur hidup kita enggak akan pernah berani mencoba. Bukankah setiap hal di dunia ini selalu mengandung risiko? Enggak ada satu hal pun yang bisa kita lakukan tanpa risiko gagal. Semua orang, sehebat apapun dirinya, pastilah berisiko untuk gagal. Namun, kegagalan bukanlah untuk ditakuti melainkan diatasi. Orang yang tidak pernah membuat kesalahan justru adalah orang yang tidak pernah mencapai apapun. Saat murid-murid melihat Yesus berjalan di atas air, hanya Petrus yang berani berinisiatif untuk meminta,Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air. Akhirnya hanya Petrus jugalah yang pernah merasakan serunya berjalan di atas lautan. Meskipun akhirnya Petrus cuma sebentar doank berjalan di atas air lalu hampir tenggelam, tapi terbukti Tuhan enggak membiarkannya begitu saja. Tangan Tuhan segera meraih dan menyelamatkannya. Tuhan aja menghargai antusiasme Petrus yang mau mencoba. Yesus bahkan tidak memarahinya dengan omelan panjang, ketika dia menemui kegagalan. Dia hanya menegur Petrus agar percaya. Kita bisa meneladani keberanian Petrus kali ini. Enggak ada lagi alasan takut gagal ato kurang pede karena Tuhan sanggup menyempurnakan kekurangan kita. Jangan lewatkan kesempatan untuk mencoba melakukan hal-hal besar yang bisa membuat kita lebih maju! Selama kita melakukan hal yang benar, percayalah bahwa Tuhan akan memampukan kita melakukannya.
Polisi Tidur
Bacaan: Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.- Roma 8:28 Gimana rasanya kalo ngelewatin jalan yang banyak polisi tidurnya? Duh... sebel deh! Kalo bisa mendingan kita pilih lewat jalan lain. Apalagi kalo kita pas kebetulan naik mobil sedan yang pendek, polisi tidur bagaikan momok perusak. Tapi taukah kita untuk apa polisi tidur itu dibuat? Polisi tidur dibuat untuk memaksa pengemudi kendaraan menurunkan kecepatan kendaraannya demi mencegah terjadinya kecelakaan. Biasanya jalanan yang diberi polisi tidur adalah jalan kompleks perumahan yang tentu saja banyak orang berseliweran disana. Meski membuat para pengendara merasa kurang nyaman, tapi polisi tidur bisa mencegah terjadinya kecelakaan. Saat kita menemui hambatan dalam hidup ini, sadarkah kita bahwa sebenernya beberapa dari hambatan itu bisa merupakan polisi tidur bagi kita. Apa yang nampaknya seperti sebuah penghalang yang memperlambat keberhasilan, ternyata dibuat demi kebaikan kita sendiri. Saat kita putus pacar, saat enggak diterima di univ idaman, saat ekonomi keluarga bangkrut, saat semua nampaknya menghambat cita-cita kita, ternyata enggak sepenuhnya benar. Meski nampaknya menjadi penghalang, polisi tidur ternyata justru membantu kita meraih keberhasilan. Adanya hambatan seringkali membuat pikiran kita menjadi lebih matang. Kita menjadi lebih dewasa dan mandiri. Penghalang juga mengasah kita menjadi lebih kreatif. Kita enggak mundur dan menyerah begitu aja, tapi menciptakan jalan keluar lain yang mungkin enggak terpikirkan sebelumnya. Penghalang pun mampu membuat diri kita jadi lebih bijak dan rendah hati. Kita mengakui bahwa ada kuasa yang lebih besar dari diri kita yakni Tuhan, yang bisa melakukan apa aja dalam hidup kita demi kebaikan kita. So, daripada ngedumel saat menemui polisi tidur dalam hidup kita, mendingan kita bersyukur dan melihat sisi positif dari semuanya itu. Amin itu Iman
Bacaan: Markus 11:24
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.- Markus 11:24 Apa yang biasanya selalu kita ucapkan kalo kita berdoa? Amin. itulah dia jawabannya. Amin biasanya kita ucapkan untuk mengakhiri sebuah doa. Begitu juga waktu pendeta berkhotbah dan kita mengiyakan alias sepakat dengan pernyataan yang dibuatnya, ato saat doa berkat dipanjatkan oleh gembala kita diakhir ibadah. Sebenernya apa sih makna kata amin yang sesungguhnya itu? Amin secara literal berarti pasti benar yang dipakai untuk mengukuhkan dan mengiyakan meterai kebenaran atas suatu pernyataan. Berarti kalo kita mengucapkan kata amin untuk menutup doa kita, seharusnya kita benar-benar yakin bahwa apa yang kita mohon kepada Tuhan dalam doa kita itu pasti akan terjadi. Anehnya banyak orang berkata amin, tapi sedikit dari mereka yang ternyata mempercayai apa yang mereka aminkan itu. Setelah mengucapkan amin, ternyata masih ada keraguan Masa sih Tuhan masih melakukan mujizat? Apa mungkin Tuhan akan membuat masalahku ini bisa terselesaikan? dst. Amin adalah kunci menikmati janji Allah yang besar dalam hidup kita. Bahkan Alkitab juga diakhiri dengan kata Amin yang menandakan bahwa semua yang tertulis di dalamnya adalah benar dan sungguh demikian. Jadi sudah seharusnya ketika kita mengakhiri doa kita dengan berkata amin, dengan mantap kita percaya bahwa yang telah kita ucapkan itu sungguh akan dan bahkan telah terjadi. Meski secara akal mungkin doa kita itu sulit terpenuhi, namun percayalah bahwa enggak ada yang sulit bagi Tuhan. Tuhan hanya mencari iman dalam kata amin yang kita ucapkan itu. Ingatlah apa yang telah terjadi oleh karena iman. Bagaimana dengan orang buta yang dapat melihat kembali? Bagaimana dengan wanita yang disembuhkan dari 12 tahun pendarahan? Bagaimana dengan 5 roti dan 2 ikan? Dia sanggup memberi jalan keluar bagi masalahmu. Amin. Ketika si doi sulit dipercaya... Punya cowok yang sulit dipercaya? Hmm... apa solusinya ya? 1. Talk About It Biarkan dirinya tahu kalau kita punya masalah soal mempercayai dirinya. Ceritakan dengan detail alasan-alasan apa yang membuatmu sulit mempercayai dirinya, dan katakan bahwa kamu sangat mengharapkan kejujurannya dalam hal sekecil apapun. Jangan menyembunyikan kecurigaanmu dan diam-diam memata-matai dirinya apalagi mengecek hapenya setiap hari, membongkar e-mailnya, bahkan sampai menggeledah isi tas dan jaketnya. Emangnya kamu detektif? Yakinlah bahwa diskusi dengan kepala jernih bisa membuat kedua belah pihak mendapatkan solusi terbaik. 2. BeriKepercayaan Meskipun doi sudah pernah membohongimu, berikanlah kesempatan kepadanya untuk berubah. Berikan dorongan dan motivasi untuk memperbaiki kepercayaan satu sama lain. Kalo kita bisa belajar mempercayai dirinya, jangan kaget bila dia justru berubah menjadi semakin bisa diandalkan. Hentikan menelponnya sekedar untuk mengecek dia ada dimana, sama siapa, ngapain aja, bla.. bla.. bla.. Kalo dia bisa merasakan kepercayaan yang kamu berikan, dengan senang hati dia yang akan SMS ato menelponmu untuk memberitahukan kegiatannya dan dengan siapa dia pergi. 3. Keep Cool Memergoki si doi membohongimu? Enggak usah bertingkah seperti orang kebakaran jenggot donk! Memang ngeselin kalo kita menemukan si dia berbohong. But, jangan membesar- besarkannya tanpa ampun. Tunjukkan sikap protes, tapi enggak perlu merembet kemana- mana. Tetap fokus pada masalah dan dengarkan penjelasan yang dia berikan. Hindari pikiran yang enggak-enggak dengan meragukan seluruh pernyataannya dan menganggapnya selama ini boong total terhadapmu. Belum tentu lagee... Kebanyakan cowok berbohong sekedar untuk membuat hati kita tenang. Katakan bahwa kamu lebih menyukai kejujuran daripada apapun juga. Nah, konsekuenlah dengan pernyataanmu itu. Kalau dia sudah berkata jujur, jangan lantas malah mencak-mencak mengharapkan jawaban yang enggak jujur... lho?! 4. Jadilah Teladan Jadilah orang yang bisa dipercaya sebelum menuntut orang lain berbuat sama. Kalau doi juga enggak bisa mempercayai kita, jelas aja dia enggak bakalan bisa menjadi orang yang bisa kita percayai 100%. Hubungan dengan kekasih adalah hubungan saling. Kepercayaan bisa didapat dari sikap saling mempercayai. Satu sama lain harus rela berkorban menjadi figur pasangan yang baik dan bisa diandalkan. Error State! Julia sewot gara-gara managernya mengeluarkan peraturan-peraturan baru dalam kantor. Mulai dari aturan pemakaian fasilitas telepon, peraturan dinas keluar kantor sampai ketentuan soal absensi dsb. Julia ngerasa diperketatnya aturan itu bikin pekerjaannya enggak fun. Gue jadi ngerasa enggak nyaman di kantor. Pokoknya gue enggak setuju dengan adanya peraturan macam-macam itu. Julia mengomel tiada henti sejak dikeluarkannya peraturan-peraturan baru itu. Apa pasalnya Julia jadi uring-uringan? Kenapa dia merasa takut dan terancam dengan adanya aneka aturan baru itu? Jawabnya simple aja, karena doilah yang paling sering melakukan pelanggaran dalam hal-hal yang disebutkan di peraturan baru itu. Julialah yang paling sering absen telat, bahkan nitip absensi ke temen-temen yang bisa datang pagi. Doi juga suka memakai fasilitas kantor untuk keperluan pribadi yang sama sekali enggak mendesak. Pakai telepon buat pacaran, dan sekalian shopping saat jam kerja di luar kantor. Adam dan Hawa juga pernah mengalami hal yang sama kok. Sehabis mereka jatuh dalam dosa, mereka berdua merasa takut dan bersembunyi dari Allah. Ketakutan yang timbul dalam hati mereka bukannya tanpa sebab. Mereka merasa takut karena mereka tahu dirinya telah berbuat salah. Seringkali kita merasa takut ini dan itu, parno terhadap hal-hal tertentu juga karena ada kesalahan yang kita sembunyikan. Bersembunyi agar dapat lari dari tanggung jawab bukanlah tindakan yang positif. Hanya satu cara yang bisa kita lakukan ketika tekanan rasa takut itu mulai muncul, yaitu bereskan masalah itu segera! Kalau memang kita telah melakukan kesalahan, admit it dan belajarlah untuk mempertanggung-jawabkannya. Enggak perlu melarikan diri dari tanggung jawab atau malah menyalahkan orang lain. Remember, tersedia pengampunan bagi kita yang dengan rendah hati mau bertobat. The Wedding Karla menerima undangan yang disodorkan Mimi dengan senyum kecut. Mungkin enggak ada yang memperhatikan perubahan raut wajahnya setiap kali menerima dan membaca wedding invitation dari teman-temannya. Sejak lulus kuliah ampe sekarang ini hampir semua temen-temen ceweknya satu per satu menikah. Dalam hati Karla enggak bisa memungkiri bahwa kekuatiran mulai menghinggapi dirinya. Bayang-bayang bakalan jadi perawan tua seumur hidup, sendirian dan kesepian ampe akhir hayat. Oh God, gue enggak mau ngejomblo begini terus. Terbayang di benak Karla, saat kondangan nanti semua teman akan menanyainya,"Kapan nyusul? Mana pacarmu?..." Mungkin mereka memang perhatian terhadap dirinya, atau mereka sedang menghinanya secara tersamar, seolah menggaris bawahi bahwa being single tuh berarti something wrong. Kesannya ibarat barang enggak laku-laku, tanpa seorang pun yang melirik apalagi tertarik. Apakah kamu juga sedang dihinggapi pikiran seperti Karla? Kuatir dengan status lajang yang enggak jelas kapan berakhirnya. Girls, being single is not a wrong thing! Kita enggak perlu merasa malu dan merasa ada yang kurang ketika kita belum menemukan pasangan hidup. Jangan gara-gara takut dibilang enggak laku maka kita asal-asalan memilih teman hidup. Kalo emang saat ini kita belum bertemu dengan orang yang tepat, belajarlah untuk bersabar. Tuhan tahu kok kebutuhan kita tepat pada waktunya. Menikah adalah keputusan yang sangat penting dalam kehidupan kita. Jangan melakukannya sekedar karena enggak tahan dengan gunjingan masyarakat, kerabat ato bahkan temen-temen kita. Lihatlah dirimu sebagai seorang yang berharga di mata Allah. Tuhan menghendaki kita bersatu dengan orang yang sepadan. Percayalah bahwa soon or later kamu akan bertemu dengan pria yang mengasihi Tuhan dan mengasihimu juga. Just be patient! Bye... bye... worries! Khawatir memang sudah menjadi 'penyakit' langganan semua orang. Kemacetan di jalan, tugas kampus yang menumpuk, pacar uring-uringan, hutang yang belum terbayarkan bahkan penambahan berat badan yang bisa bikin kepala pusing. Berdamai dengan khawatir rasanya enggak mungkin, pengennya dienyahkan saja, tapi gimana caranya? Beberapa hal dibawah ini dapat dijadikan obat bagi rasa khawatir dan stress yang seringkali kita hadapi: 1. Hindari membandingkan dirimu sendiri dengan orang lain. Kamu adalah dirimu sendiri. Yang terpenting lakukan semua hal seoptimal mungkin. 2. Jangan terlalu sibuk menghitung kekuranganmu dan menyalahkan diri sendiri. Sadarilah bahwa tiap orang pasti punya kekurangan dan kelebihan. 3. Carilah sahabat. Kembangkan hubungan yang baik dengan orang lain. 4. Punya hobby? Lakukan kesenanganmu, itu bisa menjadi salah satu sarana untuk melepaskan kekhawatiran. 5. Luangkan waktu dalam sehari untuk dirimu sendiri. 6. Makanlah makanan yang bergizi dan berolahragalah secara teratur untuk menjaga kesehatan. 7. dan yang terpenting, berdoalah! Kamu akan semakin tenang dan mampu mengontrol dirimu sendiri kalo kamu tetap keep in touch dengan Tuhan. Pemazmur dalam pergumulannya tetap memperoleh pengharapan karena kekuatannya berada pada Allah. Kamu bisa katakan, Selamat tinggal khawatir dan selamat datang pengharapan pada hari ini. Karena Tuhanlah yang memegang, menuntun dan mengangkat kita dalam kemuliaan. Bagian kita akan tetap selama lamanya di dalam Allah. Bebas Intimidasi Barisan Filistin menantang pasukan Israel untuk berperang. Kedua pasukan saling berhadapan di atas bukit yang berbeda. Tapi ada perbedaan yang sangat mencolok pada kedua pasukan itu. Yang satu sangat percaya diri sehingga bisa selalu mengolok-olok pasukan musuhnya. Sementara yang lain, berdiri dengan putus asa dihantui rasa takut akan kekalahan besar. Bayangkan bila selama 40 hari kita menjadi salah satu tentara Israel yang mendengarkan ejekan dan tantangan dari manusia raksasa seperti Goliat. Setiap pagi harus bangun bersiap menyorakkan pekik perang namun tanpa nyali untuk maju berperang. Goliat dan pasukan Filistin telah berhasil mematikan nyali umat Israel. Intimidasi yang mereka lontarkan semakin membuat pasukan Israel ketakutan. Seperti itulah yang dilakukan Iblis kepada kita. Meski dia tidak bisa menjamah hidup anak-anak Tuhan, namun dia bisa melontarkan omong kosong, tipuan, hasutan dan intimidasi yang bisa melemahkan iman kita. Iblis tahu ketakutan bisa melumpuhkan manusia. Iblis bisa mengintimidasi kita dengan masa lalu kita yang buruk sebelum diselamatkan Kristus. Dia juga selalu mengatakan bahwa kita enggak akan bisa hidup kudus karena tubuh kita sudah terlanjur tercemar. Dengan intimidasi itu, banyak orang jadi menyerah dan jatuh lagi dalam kehidupan dosa. Faktanya, Kristus telah menebus dan menguduskan hidup kita sehingga kita patut menjaganya dengan sungguh-sungguh. Jangan ijinkan Iblis mengalahkan kita dengan intimidasinya. Jadilah seperti Daud yang melihat tantangan justru sebagai sebuah kesempatan untuk mendemonstrasikan kuasa Allah. Daud bukanlah pemuda gila yang mengantar nyawanya untuk menghadapi raksasa Goliat. Daud maju menghampiri musuh dengan semangat untuk mengalahkannya. Dia maju dengan iman yang kuat bahwa Allah berada di pihaknya. Gimana dengan kita? Jangan ijinkan intimidasi Iblis melemahkan kita hari ini. Jangan Ditutupi Dea punya masalah dengan BB. Meski setiap hari udah mandi 2 kali sehari, tapi beberapa saat setelah mandi dan beraktifitas, selalu datang bau badan yang enggak diharapkan itu. Dea merasa minder tiap kali bau badannya mulai muncul. Masa sih cantik tapi bau... iiih enggak banget! Itulah sebabnya Dea punya ide untuk membeli splash cologne dan parfum untuk mengatasi masalahnya. But, bukannya BB jadi hilang, yang ada justru aroma baru yang menyengat dan memabukkan. Parfum yang wangi bercampur dengan keringat Dea menghasilkan semacam obat bius bagi teman-temannya. Tau kan kenapa bisa begitu? Keringat bau dan berlebih enggak bisa kita tutupi dengan semprotan parfum atau cologne. Yang harus dilakukan Dea seharusnya adalah mengobati masalah BB nya dulu, lalu barulah memakai wewangian. Jangan mencoba menutup bau badan dengan minyak wangi! Begitu juga dengan masalah dalam hidup kita. Jangan pernah menutupi masalah supaya enggak nampak dalam hidup kita. Masalah ada untuk kita hadapi, kita pecahkan dan kita atasi, bukannya kita tutupi atau kita anggap sepi. Kalau kita menutup- nutupi masalah yang kita miliki, cepat ato lambat kita bakalan mencium aroma masalah lain yang lebih menyengat. Curiga ama sang pacar? Enggak sreg dengan kata-kata yang dilontarkan ortu? Ato bermasalah dengan keinginan daging berbuat dosa? Jangan abaikan masalahmu itu. Kalo kita punya ganjalan hati dengan seseorang, segera saja utarakan dengan kepala adem. Kalo kita punya masalah dalam hubungan kita dengan Tuhan, segera duduk dan berdoa minta ampun dan jalan keluar kepada-Nya. Apapun masalah yang muncul dalam hati kita, Tuhan pengen mendengarnya dari mulut kita sendiri dan menolong kita mengatasinya bersama. So, jangan pernah tutupin masalahmu! Harga Bayar Kalo kita pengen mendapatkan hal yang baik, harus ada harga yang harus dibayar. Pengen tampil ke kantor dalam keadaan cantik dan segar? Mau enggak mau kita harus rela bangun pagi untuk ngeblow rambut, bermake-up dan memadu padankan busana kerja yang chic. Pengen betis tampak lebih ramping? Mungkin kita perlu merelakan kaki pegel karena memakai high heels. Pengen berprestasi di kampus? Berapa banyak waktu yang harus kita habiskan di dalam perpustakaan sementara mahasiswa lainnya pada nongkrong di kantin. Pengen bisa beli laptop idaman? Untuk beberapa bulan mungkin kita perlu mengencangkan ikat pinggang demi mengerem pengeluaran dan menabung. Bahkan keselamatan yang kita nikmati dalam Kristus pun punya harga bayar yang teramat mahal, yakni senilai darah Putera Allah sendiri. Semakin tinggi nilai yang ingin kita raih, semakin tinggi pula harga yang harus kita bayar untuk mendapatkannya. Sayangnya, enggak semua manusia menyadari hukum yang simpel ini. Lebih banyak orang mendambakan sesuatu yang indah dan bernilai, tapi enggak mau bersusah payah memperolehnya. Contohnya neh, semua orang pasti pengen punya perut rata. Tapi berapa banyak orang yang mau sit-up setiap bangun pagi demi mendapatkannya? Kita pengennya enggak perlu olah raga ato pun diet, tapi bisa mendapatkan tubuh sehat dan ideal. Kita pengen menerima kenaikan gaji tapi enggak mau kerja ekstra dan memberi kontribusi lebih pada perusahaan. Well girls, berapa banyak keinginan kita enggak seimbang dengan usaha yang kita kerjakan setiap hari? Pepatah bilang bagai pungguk merindukan rembulan. Berapa lama lagi kita masih ingin terus dalam kondisi seperti ini? Ubahlah usaha kita agar impian kita bisa kita raih. Tuhan pasti menolong orang yang sungguh-sungguh berupaya dalam kehendak-Nya. Attention Seeker Kalo elo enggak menelpon gue sekarang juga, jangan pernah hubungi gue lagi! Roger terheran-heran membaca SMS dari Sandy, pacarnya itu. Sudah kesekian kalinya Sandy selalu menggunakan kalimat-kalimat yang eksentrik untuk mengancam atau memaksa Roger melakukan kemauannya. Sebenernya Sandy enggak bener-bener sekejam itu terhadap Roger, dia hanya punya masalah dengan yang namanya mencari perhatian. Seorang pencari perhatian biasanya suka banget menggunakan ancaman, mengucapkan kalimat-kalimat gawat seperti kita putus aja, atau selalu bilang ada hal yang puenting banget yang pengen diutarakan. Si pencari perhatian berharap, kalimat-kalimat istimewa mereka akan mendapatkan perhatian lebih dari orang lain. Coba kita tanya kepada orang-orang yang memberikan pelayanan konseling online, berapa banyak orang-orang yang suka menjadi si pencari perhatian. Yang paling sering adalah mengirimkan SMS di tengah malam berisi ancaman untuk bunuh diri bila tidak mendapatkan balasan SMS sekarang juga. Maksudnya sih bukan untuk bunuh diri beneran, melainkan untuk mendapatkan tanggapan istimewa dan segera. CPD... :( Girls, apakah selama ini kita juga suka melakukan hal yang sama terhadap temen, ortu ato pacar kita? Mencari perhatian dengan cara yang negatif adalah sikap yang sangat egois. Kita mengabaikan perasaan atau kondisi yang sedang dihadapi orang lain dan menuntut orang lain memperhatikan diri kita seorang. Kalau kita ingin mendapatkan perhatian dari orang lain, belajarlah untuk lebih memperhatikan orang lain. Bagikanlah kasih, perhatian, penghiburan, semangat dan kata-kata positif untuk membangun orang lain. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk melakukan yang terbaik kepada sesama sebagaimana kita mengharapkan orang lain bersikap kepada kita. So, behave nicely girls! Awas Karsinogen! Mungkin kamu udah sering baca soal bahaya kanker khususnya bagi para wanita. Di era kita saat ini, kanker menjadi momok yang menakutkan bagi kaum cewek. Kanker payudara dan kanker rahim menduduki rating tertinggi penyebab kematian wanita. Apa sih yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya? Polusi udara, konsumsi makanan tak sehat, dan pola hidup tak sehat seperti rokok, alkohol dan makanan berkarsinogen harus dihindari. Makanan yang mengandung karsinogen contohnya adalah bagian daging yang hangus dibakar (pada sate atau daging bakar). Kemasan makanan dari plastik atau styrofoam juga bisa mengeluarkan karsinogen bila digunakan untuk wadah makanan dan minuman bersuhu panas. Daging asap, ikan asin, makanan yang diawetkan atau yang mengandung sakarin harus sedapat mungkin dihindari. Sebagai gantinya kita bisa mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang telah terbukti sebagai antioksidan yang baik untuk tubuh. Banyak mengkonsumsi kedelai ternyata juga telah terbukti bisa mencegah terjadinya kanker payudara. Ternyata untuk menjaga kesehatan tubuh sebenarnya enggak sulit. Kita hanya perlu menjaga pola hidup kita agar tetap sehat. Menjaga kesehatan rohani juga memerlukan kecermatan serupa. Kita perlu mewaspadai setiap hal yang kita konsumsi. Informasi yang masuk dalam pikiran kita meliputi apa yang kita dengar, apa yang kita baca, apa yang kita tonton, dsb. Kalau kita memasukkan sampah ke dalam pikiran kita, tentu saja itu akan mempengaruhi kesehatan jiwa kita. Apa yang kita pikirkan, ucapkan dan lakukan bahkan juga bisa menghasilkan sampah bagi orang lain. Therefore, jagalah kesehatan jasmani dan rohanimu supaya hidupmu menjadi maksimal. Flirty Fashion Di jaman dulu mungkin semakin banyak kain yang digunakan untuk membuat pakaian, maka semakin mahal pula harganya. But, sekarang ini jangan ditanya kalo harga secuil kain bisa mencapai ratusan ampe jutaan rupiah. Pakaian yang dulunya digunakan sekedar untuk menutupi tubuh dari hawa panas dan dingin, kini sudah beralih fungsi lebih banyak sebagai fashion. Fashion didefinisikan sebagai sesuatu yang menjadi simbol identitas diri. Makanya enggak heran kalo yang namanya perkembangan fashion emang enggak ada matinya. Kalo beberapa tahun lalu model celana cut bray sangat ngetop, sekarang udah sama sekali hilang dari peredaran diganti oleh legging n dress imut. Menjadi cewek modis memang sah-sah aja. Dengan penampilan yang segar dan chic tentunya lebih enak dipandang mata daripada penampilan semrawut dan dekil. But, kita pun musti smart memilih model pakaian yang tepat buat mencerminkan citra diri kita yang positif. Kalo diperhatikan, model fashion masa kini cenderung semakin mempertontonkan bagian tubuh yang seharusnya ditutupi. T-shirt penuh lobang, memperlihatkan tali bra, atau yang penuh tulisan berkonotasi negatif kini paling banyak beredar di pasaran. Apakah kita rela membuang identitas positif kita demi ngikutin trend fashion? Apakah penampilan kita bisa diteladani atau malah justru menjadi batu sandungan bagi orang lain? Girls, menjadi anak-anak terang perlu ketegasan dalam menampilkan terang itu sendiri. Kita perlu bersikap jeli dalam memilih apa yang baik untuk menunjukkan identitas diri kita. Jangan biarkan orang lain justru menangkap kesan negatif dari penampilan dan pembawaan diri kita. Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Bacaan: 1 Tesalonika 5:12-13
Semua anak enggak menggubris kehadiran Pak Amir, guru bahasa Indonesia yang penampilannya udah mirip pensiunan itu. Pak Amir barangkali memang guru tertua di sekolah Karyn. Pak Amir terlalu sabar. Beliau enggak pernah marah dan wajahnya seolah tak berdaya kalo murid-muridnya gaduh di kelas. Itu sebabnya anak-anak makin ngelunjak kalo jam pelajaran bahasa Indonesia. Pernah bahkan ada yang ngerjain guru tua itu sampai beliau meninggalkan kelas tanpa jadi mengajar. Sebagai salah satu muridnya, sebenernya Karyn merasa kasian juga. Tapi apa daya, lama kelamaan rasa itu luntur dengan sendirinya karena semua murid juga bersikap cuek dan membandel. Girls, apakah situasi seperti yang dialami Karyn juga pernah kamu alami? Meremehkan sosok guru ato pengajar seolah sudah menjadi pemandangan biasa, apalagi di sekolah-sekolah yang terkenal punya banyak stok murid bandel. Guru yang seharusnya dihormati malahan menjadi bahan gurauan. Guru yang telah bersusah payah mengajar dan mendidik muridnya bukannya disegani malahan dipandang sebelah mata. Ironis. Apakah Firman Tuhan juga peduli dengan sikap kita kepada guru? Yes, absolutely. Tuhan mengajarkan kepada kita untuk menghormati mereka yang telah bekerja keras di antara kita. Sebutan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa seharusnya membuat kita mengingat jasa dan pengorbanan mereka untuk kita. Barangkali kita berpikir,Ah, toh mereka juga digaji. Tapi coba kita berpikir sebaliknya. Seandainya tidak ada guru yang mau mengajar kita, meski digaji - lalu apa jadinya dunia ini? Bagaimanapun juga kita tidak bisa menilai jasa yang telah diberikan oleh para pendidik kita hanya dengan uang. Bukankah apa yang mereka ajarkan membentuk kehidupan kita, sampai akhir hidup kita? Guru pantas mendapatkan rasa respek kita. Apalagi bagi mereka yang benar-benar berdedikasi tinggi, peduli kepada kita, mau menegur dan mengingatkan bila kita salah, dsb. Kalo saat ini kita masih sering meremehkan kehadiran mereka, belum terlambat untuk berubah. Hargailah pribadi mereka sebagai pengajar dan pendidik yang ikut menaburkan benih yang sangat berguna bagi masa depan kita. Laugh!
Bacaan: Amsal 15:13 Amsal 15:13 Pepatah berkata tertawa itu sehat. Alkitab pun mengatakan hati yang gembira adalah obat. Saat ini sudah ada terapi tertawa yang bertujuan untuk kesehatan tubuh. Secara medis, tertawa adalah kegiatan yang baik untuk kesehatan. Apa penjelasannya? Saat kita tertawa terbahak-bahak, hal itu memacu endorphin, ibarat morfin alami di dalam otak yang akan mengalir ke seluruh tubuh. Tertawa juga menyeimbangkan serotonin dan melatonin sehingga membuat kita bisa tidur nyenyak. Saat kita tertawa terbahak-bahak, perut terguncang seperti dipijat sehingga aliran darah jadi lancar dan wajah memerah alami. Satu menit tertawa bahkan sama dengan 40 menit mengayuh sepeda. Tertawa terbukti bisa menjadi obat alami bagi mereka yang sakit. Juga kalo kita pengen hidup sehat, tertawa secara alami ternyata menyehatkan. Syarat tertawa yang alami tentu saja bukan yang didapat dari menghina/mengolok-olok orang lain, menonton humor porno, dsb. Terapi tertawa mengajarkan orang untuk kembali menjadi seperti bayi, yang tertawa karena bahagia. Tawa yang dihasilkan adalah reaksi kegembiraan dari dalam. Seiring dengan bertambahnya umur kita, tertawa bukannya jadi semakin mudah - malahan makin sulit. Kita sulit merasa bahagia karena banyak faktor. Karena terhimpit kekuatiran hidup, karena merasa enggak pernah puas, karena mendendam, dsb. Jadinya, kita merasa diri enggak bahagia ato kurang bahagia. Ditambah lagi banyaknya tekanan yang kita jumpai setiap hari, membuat kita jadi orang yang makin hari makin pesimis. Hey, girls! Tuhan pengen kita hepi ngejalanin hidup ini. Kita diciptakan bukan untuk menjadi orang-orang yang hidup tersiksa. Tuhan memberikan keselamatan di dalam Yesus. Dia juga memberikan kelegaan dan kemerdekaan sehingga kita bukan saja menjadi orang paling beruntung tapi juga paling berbahagia. Yang membuat hidup ini jadi enggak bahagia adalah dosa. Makanya, sejak kita lahir baru di dalam Kristus, jangan lagi kompromi dengan dosa. Hiduplah dalam ketaatan kepada Firman-Nya setiap hari. Pilihlah untuk mengucap syukur daripada menggerutu. Pilihlah sikap hidup yang positif daripada negatif. Pilihlah untuk hidup bahagia di dalam Tuhan, karena kebahagiaan di dalam Kristus adalah kebahagiaan sejati. Bersama Dia kita bisa tertawa lepas, karena kita percaya segala kebaikan berasal dari pada- Nya. Prepare to Die
Bacaan: Matius 25:1-13
Hush... Gak baek lho ngomong begitu! begitulah komentar sebagian besar orang kalo membicarakan soal kematian. Ngomongin soal kematian dianggap sebagai hal yang tabu dan enggak pantas dan mengerikan. In fact, enggak ada seorang pun yang enggak akan meninggalkan dunia ini. People will die. Sangat aneh kalo kita menghindari persiapan menjelang kematian sedangkan kita kelak pasti akan mati. Girls, persiapan apa yang telah kita lakukan selama ini? Firman Tuhan memberikan contoh tentang 5 orang gadis yang bodoh dan 5 gadis bijaksana. Yang bodoh tidak bersiap-siap, tidak membawa cadangan minyak. Sedangkan 5 yang bijaksana membawa cadangan minyak dan menantikan datangnya sang mempelai. Alkitab tidak menyebutkan kematian manusia sebagai sebuah akhir, melainkan justru sebuah awal kehidupan kekal bagi orang percaya. Kita yang telah percaya akan penebusan Kristus, akan dijemput untuk tinggal bersama Bapa kita di Sorga. Di sana tidak ada lagi kesedihan dan air mata. Yang ada hanyalah kegembiraan, kemuliaan dan kekudusan. Kalo selama ini kita enggak pernah memikirkan tentang kematian, berubahlah. Kalo selama ini kita enggak membawa cadangan minyak alias enggak menantikan kedatangan Tuhan dengan persiapan yang matang, belum terlambat untuk berubah. Pikirkan apa yang harus kita lakukan selama kita hidup di bumi ini. Jangan sampai kita menyesal kemudian setelah ajal tiba. Bila masih ada dendam yang kita simpan, saatnya untuk berdamai sebelum kita menyesal. Bila masih ada dosa yang gemar kita lakukan, sekaranglah saatnya meninggalkannya. Bila kita masih hidup lalai dan malas, saatnya untuk berubah. Bila kita belum mempersembahkan apa-apa yang berarti untuk menyukakan hati Tuhan, inilah saatnya. Intinya, persiapkanlah cadangan minyak dengan hidup sesuai kehendak Tuhan selagi nafas masih ada di hidung kita. Tinggalkanlah nama baik, kehidupan yang berdampak positif bagi bumi ini ketika kita meninggalkannya. Awas Korupsi !
Bacaan: Yohanes 12:1-8
Saat ini Indonesia tengah gencar-gencarnya memberantas korupsi. Tim KPK dengan giat menyeret satu demi satu tikus-tikus pengerat uang negara. Negara kita terlanjur lekat dengan image sarang koruptor. Karena itu, tugas berat bagi tim pemberantas korupsi untuk menyapu mereka satu per satu dari lapisan teratas sampai terbawah. Korupsi sudah bisa dibilang menjadi budaya masyarakat kita, menyedihkan memang - namun inilah aib yang harus kita ubah segera. Saking eratnya masyarakat dengan korupsi, kadang kala kita bahkan secara tak sadar menolerir tindak korupsi. Untuk bayar pajak kendaraan, kita lebih suka lewat jalur cepat dan membayar biaya proses administrasi daripada harus repot mengantre. Begitu pula saat ingin memproses surat menyurat tertentu. Supaya mulus, berikan saja fulus! Begitu aja kok repot... Demikian pikir kita. Tanpa sadar, kita pun mengembangkan budaya korupsi untuk mempermudah diri sendiri. Begitu pula kita menolerir bentuk korupsi yang tidak kentara seperti mencuri jam kerja untuk chatting yang enggak ada hubungannya dengan urusan kantor, menggunakan telepon kantor untuk urusan pribadi, dst. Kita menganggap korupsi sedikit tidak apa, enggak akan bikin perusahaan kita bangkrut. Padahal bukankah Tuhan melarang kita mencuri, entahkah itu bisa bikin bangkrut orang lain atopun tidak. Mencuri tetaplah mencuri. Korupsi tetaplah korupsi. Lalu gimana kita bisa menjadi pribadi anti korupsi bila semua orang rasanya seakan pro korupsi? Be different! Kita harus berani tampil beda, menjadi garam, menjadi terang, menjadi teladan bagi orang lain. Bukan bermaksud jadi orang yang jaim ato mencari pujian yang sia- sia, tapi kita melakukannya karena kita sudah tahu kebenaran. Kalo kita tidak mau kompromi terhadap korupsi, dimulai dari hal-hal sepele terlebih dulu. Awali dari sikap jujur sampai hal sekecil-kecilnya, diliat orang atopun tidak. Kalo anak-anak Tuhan mau mengawali sikap anti korupsi, maka Indonesia bebas korupsi bukanlah impian lagi! Kita bisa mengubah image negeri kita menjadi negeri yang anti korupsi, yang menjunjung kejujuran dan keadilan! Speak Out !
Bacaan: 1 Timotius 4:1-16
Gue enggak berani kasih nasihat, soalnya gue sendiri juga enggak sempurna. So, mendingan gue diem daripada kelak enggak bisa ngejalanin apa yang gue ucapin. Ada orang-orang yang punya prinsip seperti itu, akibatnya dia enggak pernah berani mengutarakan apa yang benar. Kalo prinsip seperti itu dipegang, sayalah orang yang paling enggak berani untuk menulis. Saya enggak akan pernah jadi penulis renungan karena kelak saya akan dituntut kalo gagal melakukan apa yang pernah saya tuliskan. So, kalo semua orang berprinsip seperti itu, kebenaran enggak akan pernah dinyatakan. Girls, saya sendiri sadar bahwa saya bukanlah orang yang sudah sempurna. Saya sendiri juga punya perjuangan dan pergumulan hidup. Tapi kita enggak boleh bungkam membiarkan kesalahan terjadi dan menolerir dosa dalam kehidupan kita. Sama seperti kita juga enggak boleh jadi orang munafik yang cuma pinter ngomong (ato nulis) tapi enggak melakukan apa yang kita sampaikan. Kebenaran harus kita nyatakan. Memang ada kalanya apa yang pernah kita sampaikan / nasihatkan kepada orang lain, akan berbalik menuntut diri kita sendiri. Namun itulah dahsyatnya kekuatan Firman Allah yang mampu menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum, sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. (Ibr. 4:12) Jujur saja bukan sekali dua kali saya sendiri ditegur, diuji, dikuatkan dan diberkati lewat tulisan maupun perkataan yang pernah saya ucapkan sendiri. Jadi, enggak perlu bungkam karena takut diuji. Kita menyampaikan kebenaran Firman Allah bukan agar dipandang rohani, kan? Kita juga tidak menyampaikan kebenaran supaya kita dihormati atau dianggap lebih tahu dari orang lain. Kita menyampaikan kebenaran karena kita mengetahui kebenaran dan hidup kita pun telah dimerdekakannya. Kita menyampaikan kebenaran supaya orang lain tidak tersesat melainkan selamat. Ya, memang kita yang berbicara akan dituntut lebih banyak, namun karunia dan tanggung jawab yang telah Tuhan berikan pun harus kita pertanggung jawabkan. Maka, enggak perlu takut mengucapkan kebenaran! Simbol Keindahan
Bacaan: 1 Timotius 2:9-15
Apabila RUU Anti pornografi dan porno aksi jadi disahkan, banyak orang mengancam akan protes khususnya para aktivis perempuan. Banyak wanita merasa dilecehkan oleh perencanaan undang-undang itu. Soalnya, memang undang-undang itu seakan menempatkan wanita sebagai obyek seksual. So, apa pendapat Alkitab tentang wanita? Harus diakui beberapa ayat dalam Alkitab juga seolah menempatkan wanita sebagai obyek seductive yang harus dijauhi oleh para pria. Wanita seolah adalah gambaran dosa yang mengundang kejatuhan. Girls, Tuhan memang menciptakan wanita dengan keindahan khusus. Ada sesuatu yang menarik tentang wanita sehingga memberi nilai keindahan. Perhatikan saja cover majalah pria maupun wanita tetap menggunakan model wanita. Bukankah seharusnya cover majalah pria itu wanita, dan cover majalan wanita ya pria - supaya seimbang. Tapi ternyata tidak. Gambar wanita dinilai lebih indah dan selalu lebih menarik untuk pembaca pria maupun wanita. Ini membuktikan bahwa wanita memang diberi karunia khusus soal keindahan yang menarik. Lalu, kenapa Alkitab sering memakai perempuan sebagai lambang godaan dosa (khususnya dosa seksual?). Masih ingat kan tentang kejatuhan manusia pertama kali? Adam tergoda makan buah pengetahuan karena Hawa! Thats the fact. Wanita punya pengaruh yang luar biasa dalam kehidupan manusia. Meski Adam pemimpinnya, tapi Hawa bisa mempengaruhinya berbuat dosa. Menyadari kenyataan ini, sudah seharusnya sebagai wanita kita memahami gambar diri kita. Potensi dan karunia keindahan yang Tuhan berikan kepada kita memang bisa disalahgunakan menjadi jerat dosa, namun bisa menjadi alat untuk memuliakan nama-Nya. Banyak gadis cantik rela jadi bintang film porno demi uang. Tidak sedikit juga wanita sengaja menjual keindahan tubuhnya demi popularitas or memakai kecantikannya untuk morotin cowok tajir. Tapi lihatlah teladan wanita-wanita cantik yang bisa menggunakan pesonanya untuk membuat dunia menjadi lebih baik. Teladanilah kecantikan budi Bunda Teresa, keindahan hati Florence Nightingale, atau keteguhan doa Hana. Wanita-wanita cantik bisa menggunakan pesona dan keindahannya untuk mencerahkan dunia. Jadi, tepiskan anggapan bahwa kecantikan kita adalah pengaruh negatif. Mari kita buktikan bahwa kecantikan hati kita bisa menjadi berkat bagi banyak orang. Disc Clean-Up
Bacaan: Mazmur 26:1-7
Bagi para pengguna Windows, beberapa waktu sekali kita disarankan untuk melakukan bersih-bersih sistem komputer. Salah satunya kita bisa memakai disc cleanup yang ada dalam system tools di aksesoris. Fungsi tool ini adalah untuk membersihkan file-file yang dianggap tidak perlu seperti mengosongkan recycle bin, temporary files, juga cache dan cookies. Kegiatan bersih-bersih ini bertujuan untuk meringankan beban memory komputer. Kalo dalam komputer kita terlalu banyak file gak penting dan gak kepake yang enggak pernah dibersihkan, jelas ini membuat kinerja komputer kita jadi berat dan lambat. Dalam hidup ini kita juga harus secara teratur membersihkan diri. Maksudnya bukan cuma mandi 2 kali sehari ato gosok gigi rutin... ini sih juga udah wajib hukumnya. Selain tubuh kita yang harus dijaga kebersihannya, kita juga perlu ngejaga kebersihan hati dan pikiran kita. Coba cek apa aja yang bisa mengotori dan membebani kehidupan kita. Dendam, sakit hati, rasa minder, ketakutan, trauma, iri hati, curiga, cemburu, adalah contoh- contoh file sampah yang membuat hidup kita jadi berat. Ngapain sih kita menyimpan dengki, dendam dan kebencian? Mending kalo orang yang bikin kita keqi ngerasa, mereka malahan tetap enjoy aja tuh dengan hidup mereka. Makanya, rugi banget kita menyimpan kejengkelan kepada orang lain. Udahlah lepasin aja. Ampuni kesalahan mereka dengan tulus hati, ingat mereka juga manusia - bisa salah juga kan? Trus, kalo ada ketakutan akan masa depan, trauma masa lalu, gambar diri yang buruk. dsb. juga harus disingkirkan. Serahkan semuanya itu di tangan Tuhan. Belajar melihat dan mendengar pendapat Tuhan tentang diri kita. Enggak perlu menyesali keadaan diri sendiri sehingga kita jadi minder. Ingatlah bahwa di mata Tuhan kita adalah anak-anak-Nya yang berharga dan dikasihi-Nya. Kalo setiap hari sebelum tidur kita melakukan bersih-bersih hati, dijamin hati kita jadi bersih dan hidup kita pun lebih menyenangkan. Katakan pada Tuhan segala isi hatimu dalam doamu, maka Dia akan meluruskan langkahmu dan membersihkan hatimu. Aborsi
Bacaan: Mazmur 139:13-16
Dina merasa bingung. Beberapa bulan lagi perutnya akan jadi sangat gendut, dan kehamilannya tidak mungkin disembunyikan lebih lama lagi. Padahal Dina masih SMU, tahun ini seharusnya dia akan segera lulus. Tapi gimana sekarang? Kalo sampai pihak sekolah tau, bukan tidak mungkin dia bakalan di DO. Lalu siapa yang akan bertanggung jawab atas bayi ini, Reno juga masih sama-sama sekolah. Mereka berdua juga belum merasa siap jadi orang tua sedini ini. Aborsi! Itulah yang muncul di pikiran Dina. Tapi Dina takut kenapa-napa, Dina juga takut dengan dosa, bukankah aborsi sama dengan membunuh? Tapi sekarang harus gimana?? Girls, beberapa cewek yang mengalami situasi seperti Dina, memilih jalan pintas melalui aborsi. Aborsi dilakukan seolah hanya sebuah tindakan menghilangkan jejak dan bukti. Mereka tidak menyadari apa yang akan terjadi kelak sesudahnya. Orang yang melakukan aborsi seringkali dihantui perasaan bersalah seumur hidup mereka. Belum lagi kalo ternyata sesudah itu Tuhan tidak lagi memberikan anugerah-Nya, yakni anak yang lain untuk dikandung. Aborsi sama sekali bukan jalan keluar. Aborsi adalah dosa pembunuhan yang dilarang Tuhan. Sudah banyak orang yang melakukan aborsi karena kesalahan masa muda mereka. Hidup dalam perzinahan hingga akhirnya menyebabkan kehamilan. Anak yang dikandung sama sekali tidak bersalah. Anak itu sama sekali tidak haram. Hubungan perzinahan itulah yang haram, dan tidak diperkenan Tuhan. Anak yang dihasilkan dari hubungan diluar nikah, tetap berhak untuk hidup karena Tuhan telah memberikan kehidupan untuk mereka. So, kalo kamu ato temen kamu sedang dalam situasi seperti yang dialami Dina, jangan pernah mengambil langkah aborsi! Konsultasikan dengan ortu untuk mengambil langkah yang lebih baik. Bila memang keduanya belum siap menjadi ortu, bayi itu bisa diberikan kepada mereka yang bersedia membesarkannya dengan baik. Mintalah ampun kepada Tuhan atas kesalahan yang pernah terjadi. Pertobatan adalah jalan keluar terbaik yang bisa diambil.
Penatalayan
Bacaan: Matius 25:14-30
Gue udah lama pengen punya tas LV. Enggak aneh donk kalo gue rela menghabiskan seluruh tabungan demi tas keren ini. Kita pengen, kita beli. Itulah prinsip yang kita pegang selama ini. Bukankah kita udah bekerja keras dengan keringat sendiri untuk ngumpulin duit itu? Well, girls... kalo itu yang selama ini kita pikirkan, sekarang saatnya kita ganti mindset yang keliru ini. First of all, segala yang ada di tangan kita bukanlah milik kita. Bumi dan segenap isinya ini adalah milik Tuhan. Itu termasuk gaji yang kita hasilkan, juga termasuk nafas dan denyut jantung kita. Semuanya adalah milik Tuhan. Apalagi sebagai umat percaya, kita bukanlah milik kita lagi - kita milik Kristus yang telah menebus kita dari kematian. Jadi, ingat baik- baik bahwa segala yang kita nikmati saat ini bukanlah milik dan hak kita. Secondly, Alkitab berkata bahwa kita adalah penatalayan alias pengelola dari milik Allah. Kalo kita punya pegawai alias pengelola, dan dia dengan seenak perutnya memakai uang kita sesuai keinginannya - apa yang akan kita lakukan? Tentu saja kita akan pecat dia dan menuntutnya mengembalikan duit yang sudah dipakainya untuk berhura-hura itu. Jadi, kalo kita adalah pengelola - jangan sekali-kali bersikap semau gue dalam mengatur keuangan. Uang yang ada di dompet kita adalah milik Tuhan yang kelak harus dipertanggung jawabkan penggunaannya. Third, orang yang bijak mengatur milik Tuhan akan mendapatkan upah. Upah yang kita terima bukan hanya akan kita dapatkan di sorga kelak. Hasil dari pengelolaan keuangan yang bijaksana juga akan membuat hidup kita merasakan berkat Tuhan yang luar biasa. Bukankah hidup tanpa hutang adalah hidup yang nyaman yang diidamkan semua orang? Kalau keuangan kita sehat, kita bisa memberi dan menolong orang lain, menabung, berinvestasi dan hidup dengan layak. So, belajar mengatur keuangan adalah PR kita bersama. Percayalah bahwa mengatur keuangan, sama mulianya dengan menjaga kekudusan hidup kita. Muliakanlah Tuhan dengan harta benda yang dipercayakan-Nya kepadamu. Okultisme
Bacaan: Ulangan 18:10-12 ; Galatia 5:19-21 Okultisme sudah ada sejak jaman purba hingga hari ini. Praktek sihir, perdukunan, berhubungan dengan arwah orang mati, ramalan nasib, sampai penggunaan kuasa gaib untuk tujuan tertentu. Okultisme dibenci oleh Tuhan. Tuhan melarang umat-Nya untuk terlibat dengan okultisme. Tapi anehnya, okultisme terus tak lekang oleh modernisasi. Saat ini okultisme justru masih banyak dilakukan orang dari kalangan bawah sampai para pejabat tinggi sekalipun. Dan anehnya, orang-orang yang intelektual pun tertarik dengan okultisme. Orang merasa ingin tau tentang masa depan mereka, pengen punya kuasa untuk sukses, pengen berhasil ngegaet orang kaya, dst. Maka mereka melibatkan Iblis untuk bekerja sama meraih cita-cita. Girls, apakah Iblis bisa jadi penolong yang baik? Tidak. Sama sekali tidak. Iblis enggak pernah jadi penolong yang baik karena dia membenci Tuhan dan manusia gambar kemuliaan- Nya. Iblis enggak akan pernah mau menolong kita demi keselamatan kita. Justru dia berusaha memikat kita agar kita celaka. Bukankah Tuhan Yesus pun ketika menjadi manusia dicobainya? Apa yang ditawarkan Iblis? Keinginan daging, keangkuhan hidup, kekayaan dan kuasa. Bukankah hal yang sama terus ditawarkannya kepada kita? Mari kita belajar dari Yesus yang dengan tegas menolak tawaran si Iblis. Yesus tau bahwa yang ditawarkan Iblis adalah hal yang fana sedangkan yang dianugerahkan oleh Bapa adalah hal yang kekal. Sadarkah kita bahwa ketika kita bekerja sama dengan Iblis, berarti kita sedang melawan Allah? Jangan pernah kompromi dengan si Iblis! Bahkan meski dunia saat ini terus menunjukkan betapa enaknya melakukan okultisme, suatu saat mereka pasti akan menyesal mengetahui akibat dari persekongkolan mereka dengan si jahat. Hati-hati dengan pengaruh film, novel ato apapun yang mengelu-elukan praktek okultisme. Jangan sekali-kali terlibat di dalamnya. Kalo kamu pernah melakukannya, bertobatlah dan jangan melakukannya lagi. Hiduplah dalam kebenaran Firman Tuhan setiap hari dan jauhkan diri dari praktek okultisme. Snow Ball
Bacaan: Amsal 28:13-14
Kebohongan selalu menghasilkan kebohongan selanjutnya. Kebohongan seperti spora yang berkembang cepat sekali di tempat lembab. Kebohongan enggak bisa ditutupi dengan apapun juga. Suatu saat ia akan terbongkar dan diketahui orang. Pepatah bilang sepintar-pintarnya kita menyimpan bangkai, baunya bakal tercium juga. Kebusukan enggak akan bisa kita tutupi dengan pewangi sewangi apapun. Raja Daud tergoda saat menatap Batsyeba. Lalu apa yang dilakukannya? Dosa perzinahan terjadi dan dia melanggar kekudusan Tuhan. Apakah dosanya berhenti sampai di situ? Tidak. Justru itu adalah sebuah awal masalah yang lebih besar ibarat bom waktu yang mulai aktif dihidupkan. Ketika didapati bahwa Batsyeba hamil. Daud langsung shock dan mulai putar otak. Pikiran jahat mulai berkembang lebih kreatif. Tarik saja Uria dari medan perang, buat dia mabuk dan suruh dia pulang untuk tidur dengan istrinya. Bila beberapa bulan kemudian dia tahu istrinya hamil,.. berarti selamat... Tet-tot! Ternyata skenario pertama macet. Uria enggak mau pulang karena rasa nasionalisme dan solidaritasnya yang besar terhadap rekan seperjuangannya. Betapa seharusnya ini merupakan tamparan yang keras bagi Daud. Dia mengkhianati kesetiaan prajuritnya sendiri. Tapi karena dosa lebih menguasai hatinya, akhirnya Daud membunuh Uria dengan menempatkannya di barisan terdepan dan meninggalkannya di sana hingga gugur di medan perang. Setelah itu, Batsyeba diambil menjadi istri Daud. Apakah persoalannya selesai? Tidak. Tuhan memberikan hukuman yang harus ditanggung keturunan Daud. Keluarganya tercerai berai dan saling membunuh. Persis seperti bola salju yang menggelinding makin lama makin besar, itulah dosa kebohongan. Bukankah kita juga seringkali melakukannya? Menutupi dosa dengan dosa lainnya dan baru sadar setelah masalah membesar dan meledak. Girls, penyelesaian dari kebohongan adalah mengakui dan bertobat serta menghentikannya. Akhirnya Daud bertobat dari jalannya yang jahat dan mendapatkan pengampunan dari Tuhan. Meski konsekuensi perbuatannya tetap ada, namun kasih karunia Tuhan memampukannya menanggung semuanya itu. Belum terlambat untuk bertobat hari ini. Akui dan tinggalkan kebohongan yang kita buat.
Anti property
Bacaan: 2 Korintus 8:11-15
Bagaimana cara kita memandang kemiskinan saat ini? Ada sebagian orang menganggap kemiskinan adalah kesalahan seseorang yang harus ditanggungnya sendiri. Benarkah hal ini? Tidak sepenuhnya. Memang ada orang yang menjadi miskin karena kesalahannya sendiri misalnya karena judi, alkohol, boros, dsb. Tapi tidak sedikit sebenarnya orang yang menjadi miskin karena keadaan yang tidak memungkinkan. Banyak sekali anak-anak di negeri kita yang hidup dalam kemiskinan, tanpa pendidikan dan masa depan yang baik. Dilahirkan di kawasan kumuh, di tengah keluarga yang amburadul, tanpa kasih sayang dan pendidikan. Apakah itu kesalahan mereka sendiri? Tentu tidak. Kita juga tahu bahwa kapitalisme membuat hal seperti ini terus terjadi. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Alkitab mengajarkan kepada kita untuk memandang orang yang miskin dengan belas kasihan. Tuhan tidak pernah mengajarkan kita untuk menghakimi dan menyalahkan kekurangan dan kemiskinan orang. Justru kita yang diberi kelimpahan ini sebenarnya diberi tugas untuk memberi kepada mereka yang berkekurangan. Pada bulan Desember lalu, begitu banyak orang Kristen tergerak untuk menyumbang di panti-panti asuhan dan yayasan sosial lainnya. Natal dijadikan moment yang tepat untuk memberi. Namun, apakah kita hanya tergerak memberi di moment Natal saja? Tentu tidak. Tuhan Yesus bahkan berkata orang miskin selalu ada padamu, berarti kapanpun juga setiap hari kita bisa menolong mereka yang dalam kekurangan. Jangan mengeraskan hati kita untuk enggak berbelas kasihan kepada mereka. Karena terlalu sering dan terlalu banyak orang yang berkesusahan, kadang kala kita terdorong untuk menganggap pemandangan kesenjangan sosial sebagai sesuatu yang biasa. Bukan barang langka ketika kita jumpai di sebelah jembatan layang nan megah yang selalu dilewati mobil mewah, nampak pemukiman kumuh yang enggak layak dihuni manusia. Karena setiap hari kita melihatnya, hati kita jadi membeku dan acuh tak acuh. Girls, kalo hari ini kita diberkati Tuhan dengan kelimpahan, bersyukurlah - namun jangan lupakan tanggung jawab kita untuk berbagi dengan sesama khususnya mereka yang berkekurangan. Kasih Sejati
Bacaan: 1 Korintus 13:1-10
Apakah dia cocok buatku? Pertanyaan itulah yang sering kita lontarkan kalo mempertimbangkan soal jodoh. Kita menimbang kualitas calon pacar supaya kita enggak kecewa di kelak kemudian hari. Tapi pernahkah kita berpikir,Apakah aku cocok buat dia? Apakah kita mempertimbangkan kualifikasi kita sendiri agar memenuhi kebutuhan pasangan kita? Ternyata pertanyaan seperti itu jarang banget kita pikirkan. Ternyata kita egois banget, yah? Kita beranggapan bahwa diri kita ini udah sempurna, sedangkan cowok kita masih perlu memperbaiki diri. Kita ngakunya sayang, tapi ternyata lebih memperhatikan apa yang kita inginkan daripada apa yang diinginkan kekasih kita. Inikah namanya cinta? Cinta yang sesungguhnya tentu saja enggak seperti itu. Cinta adalah memberikan yang terbaik bagi orang yang kita kasihi, bahkan dengan pengorbanan. Cinta sejati memikirkan kepentingan orang yang kita kasihi. Kita bahkan bersedia mengubah keegoisan kita dengan pengertian dan penerimaan. Kita berupaya menjadi pribadi yang lebih baik, sebagai penolong yang suportif bagi kekasih kita. Kita ingin dapat mengerti dan memahami daripada keinginan untuk dimengerti dan dipahami. Kalo selama ini kita masih banyak berantem karena saling menuntut untuk dimengerti - periksa baik-baik apakah cinta yang kita berikan ataukah keegoisan yang sedang kita banggakan? Daripada berfokus pada apa yang harus diubah oleh pasangan kita, yuk kita belajar mengubah apa yang harus diubah dalam diri kita sendiri dulu. So, kalo kita bener-bener mencintai doi, tentu mulai sekarang kita akan belajar berpikir beda. Berhentilah menuntut dan mulailah berubah. Demikian juga dengan kasih kita kepada Tuhan. Jangan selalu menuntut Tuhan untuk ada bagi kita, tapi renungkanlah juga kapan kita ada bagi Dia. Pikirkan cara untuk menyenangkan hati-Nya, karena Dialah kekasih sejati kita. Apa hal-hal yang harus kita ubah dalam diri kita agar kita membuat-Nya tersenyum? Apakah ada kebiasaan dosa yang harus kita buang, kemalasan yang harus kita singkirkan dan tabiat enggak baik yang bisa melukai hati-Nya? Belajar mencintai dengan cara Allah. Karena kasih itu memberi. Sukses Sejati
Bacaan: Galatia 2:19-20
Sukses, itulah kata yang paling didambakan orang. Kita pengen bisa jadi orang yang sukses. Sukses seperti apa yang kita inginkan? Orang menyebut mereka - yang tinggal di kawasan elite, yang mengendarai mobil mewah dan yang bekerja di perusahaan ternama - sebagai orang sukses. Orang menyebut para selebriti yang berhasil menjadi artis beken dan meraup keuntungan besar dari popularitas mereka, adalah orang sukses. Lalu siapa lagi? Para motivator yang saat ini tengah naik daun, yang sekali bicara bisa mengantongi ratusan juta rupiah? Para eksekutif muda yang karirnya melesat seperti roket? Bukankah mereka-mereka ini yang seringkali kita anggap sebagai orang sukses? Kesuksesan bagi dunia memang erat kaitannya dengan jumlah harta yang dimiliki seseorang. Ini seolah mengesankan jangan harap dianggap sukses kalo hidup kita serba pas-pasan. Tanpa bersikap anti terhadap kekayaan, mari kita tilik kembali apa kata Alkitab tentang kesuksesan. Yesus adalah teladan kesuksesan sejati. Apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus tidak bisa dibilang gagal. Bahkan Bapa memuji dan memberinya kedudukan, nama di atas segala nama dan seluruh bumi harus sujud kepada-Nya. Yesus disebut sukses bukan karena Dia sukses menjadi tukang kayu ternama. Bukan pula karena Dia mengumpulkan harta yang bisa diwariskan sampai tujuh turunan. Keberhasilan- Nya adalah Dia berhasil menuntaskan misi-Nya di dunia, mati di atas kayu salib menebus dosa manusia. Yesus menyelesaikan tugas yang diberikan Bapa-Nya dengan baik. Jadi, kesuksesan manusia yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa menuntaskan apa yang Bapa tugaskan kepada kita. Kesuksesan sejati adalah ketika kita hidup memuliakan Dia. Jadi, kalo hari ini kita berencana nyontek demi mendapatkan nilai bagus, menjatuhkan nama baik rekan sekerja demi memperebutkan posisi, menyerahkan prinsip hidup kita demi kenaikan jabatan, kompromi terhadap dosa demi uang,... gagalkan rencana jahat itu. Kesuksesan kita bukan berdasar apa kata dunia, tapi apa kata Tuhan tentang kita. Jangan sia-siakan hidup ini untuk mengejar hal yang fana. Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu Konselor yang Baik
Bacaan: Ibrani 10:24-25
Apakah kamu termasuk orang yang sering dijadiin tempat curhat oleh teman-temanmu? Bila ya, kamu harus membaca yang berikut ini. Bila enggak, tetap juga harus dibaca. (hehehe maksa...) Menjadi seorang konselor adalah tanggung jawab yang sangat mulia sekaligus juga enggak ringan. Sebagai sahabat yang berfungsi sebagai konselor, setidaknya kita harus punya beberapa karakter berikut ini: 1. Hidup dalam Firman Tuhan. Gimana kita bisa ngasih advice yang tepat kalo kita enggak ngerti dan menghidupi kebenaran Firman Tuhan? Hanya Firman Tuhan yang menjadi prinsip kebenaran yang tak tergoyahkan sekaligus jalan keluar bagi setiap problema manusia. 2. Telinga yang mendengar. Enggak semua orang mau dan mampu menjadi pendengar yang baik. Konselor harus bisa menjadi pendengar yang baik, artinya bisa mendengarkan maksud dan keluhan serta situasi yang dialami orang yang tengah curhat tanpa keinginan untuk menghakimi dan menggurui. Dengarkan aja dan enggak perlu memberi semua jawaban karena pada dasarnya enggak semua dari mereka ingin mendengarkan jawaban. Sebagian cuma pengen didengerin doank, kok. 3. Tahan mulut jangan sampai bocor. Konselor yang baik dan bertanggung jawab tentu saja mereka yang bisa menyimpan rahasia. Kalo pada akhirnya kita cuma menyebarkan cerita hidup orang - mendingan jangan mau mendengar rahasia orang. Mendingan kita bilang kalo kita paling enggak bisa nyimpan rahasia, daripada pura-pura jadi sahabat yang baik tapi menghunus teman dari belakang. Ingat, bahwa rahasia mereka bukan untuk konsumsi publik. Jaga jangan sampai bocor! 4. Bersedia mendoakan. Tentu saja kita harus mau mendoakan mereka yang sedang dalam kesulitan. Bawalah masalah mereka kepada Tuhan dalam doa, bersyafaatlah untuk mereka, karena hanya Tuhan yang sanggup menolong dan memberi jalan keluar terbaik untuk mereka. 5. Hati yang tulus menolong. Beri saran dengan hati yang tulus untuk menolong, bukan karena ada tendensi tertentu untuk mengambil keuntungan dari mereka. Jadilah sahabat sejati yang memberi pertolongan tanpa motivasi terselubung. Selamat jadi konselor yang baik, yah! Tipuan Cinta
Bacaan: Markus 10:1-9
Terlibat cinta segitiga? Pasti kisah cinta segitiga bakalan seru dan menghebohkan. Makanya, enggak sedikit film dan novel mengangkat tema cinta segitiga yang complicated. Itu sih kalo di film... coba kalo kita yang mengalami sendiri - pasti bakalan berderai-derai air mata deh! Enggak ada kebahagiaan dalam cinta yang terbagi alias dalam perselingkuhan. Girls, banyak cewek bersedia dimadu karena banyak alasan. Karena merasa dialah jodoh kita (tapi udah kalah cepet alias keduluan ama ama orang lain). Karena merasa enggak mampu menolak cintanya. Karena merasa udah cinta mati banget, jadinya lebih baik jadi yang kedua daripada enggak dapat sama sekali. Itulah tipuan cinta. Kita tertipu oleh definisi cinta yang keliru. Cinta sama sekali bukan semata soal perasaan kita aja, kan? Tuhan melarang percabulan dan perselingkuhan. Tuhan menghargai lembaga pernikahan sebagai bentuk kesatuan yang enggak boleh diceraikan manusia. Jadi, kalo kita berharap agar seseorang yang kita cintai meninggalkan istrinya untuk menikahi kita - itu sama dengan melawan kehendak Allah. Firman Tuhan dengan jelas mengatakan apa yang telah dipersatukan Allah enggak boleh diceraikan manusia. Kehadiran kita yang mengakibatkan perceraian dalam rumah tangga seseorang berarti di luar kehendak Tuhan. Girls, sebagai cewek yang masih single, kita harus pandai-pandai menempatkan diri. Jangan mau dilibatkan dalam cinta segitiga. Cinta semacam itu hanyalah cinta yang palsu. Cinta yang mengganggu rumah tangga orang lain adalah cinta yang egois dan sangat jahat. Cinta sama sekali bukan seperti itu. Makanya, kalo ada cowok beristri yang rajin curhat ama kita - watch your step! Hindari keterlibatan pribadi dengan rumah tangga orang - khususnya bila kita bukan sahabat si istri. Lebih baik curhat dilakukan oleh teman sejenis untuk menghindari awal perselingkuhan. Kalo dia mulai membanding-bandingkan dirimu dengan istrinya, memujimu dan menjelekkan istrinya - nah itu alamat jelas bahaya sedang mendekat. Segera aja jauhi pria seperti itu sebelum kita nyesel belakangan. Sebagai cewek beriman, pilihlah untuk takut akan Tuhan daripada larut dalam emosi.
Renungan Muda Remaja
The Prayer Helper
Bacaan: Matius 7:7-11
Pernahkah kamu ngalamin situasi seperti ini? Kamu datang dalam doa kepada Tuhan, tapi enggak tau apa yang harus kamu minta. Masalah terasa begitu berat, tapi kamu enggak tau haruskah kamu minta kekuatan untuk menanggung masalah itu atau haruskah kamu minta Tuhan melepaskanmu dari beban masalah itu. Kadang-kadang memang kita bisa merasa enggak tau harus berdoa apa. Tuhan tau banget akan hal itu. Makanya Dia memberikan kepada kita Roh Penolong, yaitu Roh Kudus yang adalah Allah sendiri. Roh Kudus siap menolong kita dalam doa-doa kita. Persoalannya, seringkali kita justru merasa enggan menyerahkan kehendak diri kita sendiri kepada kehendak Roh Kudus. Kita takut kalo pilihan Roh Kudus itu, kurang baik, kurang cocok, ato kurang menyenangkan buat kita. Padahal kalo dipikir-pikir, bukankah Tuhan kita aja lebih memilih menyerahkan kehendak pribadi-Nya kepada kehendak Allah dalam doa- Nya, "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" (Mat. 26:42) Yesus sadar bahwa sebagai manusia, Ia seharusnya menyerahkan kehendak manusiawi-Nya kepada kehendak Bapa. Girls, Roh Kudus adalah Penolong bagi kita yang senantiasa tau yang terbaik buat kita. Kita enggak perlu takut salah dalam berdoa selama kita menjaga hati kita untuk percaya seutuhnya kepada Tuhan. Kalo seorang bapak aja enggak mungkin memberikan ular kepada anaknya yang meminta roti, apalagi Bapa kita yang di Sorga. Tuhan memberikan Roh Kudus untuk menolong kita berdoa, sehingga kita bisa menerima berkat terbaik dari-Nya. Hari ini, kalo kita sedang menghadapi masalah yang membuat kita sulit untuk berdoa, mari mintalah pertolongan Roh Kudus untuk menolong kita berdoa. Dia siap membantu kita dalam kelemahan kita. Kita hanya perlu membuka pintu hati kita untuk percaya bahwa Tuhan mendengarkan doa kita dan telah menyediakan jawaban doa yang terbaik buat kita. Berawal dari Doa
Bacaan: Matius 14:23 ; Lukas 6:12
Alkitab banyak sekali mencatat peristiwa-peristiwa ajaib yang berawal dari doa. Kesembuhan secara mujizat terjadi ketika Abraham berdoa bagi Abimelekh. (Kej. 20:17) Tulah datang dan berhenti ketika Musa menaikkan doa kepada Allah. (Kel. 8:30) Seorang anak dilahirkan dari rahim perempuan yang mandul, saat dia berdoa dan ketika dewasa anaknya menjadi seorang nabi besar Israel. (1Sam.1:10) Daniel dan kawan-kawannya bisa tetap berdiri dalam dapur api saat mereka tetap berdoa. Juga di masa modern inipun, sejarah mencatat berbagai kebangunan rohani besar-besaran terjadi diawali dari doa. Doa adalah sebuah awal terjadinya sesuatu yang besar. Sayangnya, generasi sekarang ini justru cenderung menyepelekan arti penting dan kuasa doa. Kita enggak menyadari betapa dahsyatnya kuasa doa sehingga kita menyia-nyiakan kesempatan untuk berdoa. Maka enggak heran di gereja-gereja, para pendoa syafaat biasanya adalah orang-orang tua dan ibu-ibu rumah tangga yang udah lanjut usia. Anak muda enggak tertarik dengan doa, karena kesannya seperti kegiatan yang membosankan dan kurang tantangan. Kita juga malas berdoa berlama-lama secara pribadi karena kita ngerasa diri sebagai anak muda yang energik dan produktif. Kita mengira berdoa adalah sebuah kegiatan yang kurang produktif. Girls, betapa kelirunya pendapat kita selama ini. Doa adalah awal sebuah mujizat. Doa adalah kegiatan yang sangat produktif karena melalui doa kita mengijinkan Roh Allah yang maha kuasa bekerja secara luar biasa dalam hidup kita. Lihatlah betapa banyaknya kesempatan yang telah terbuang selama ini karena kita malas berdoa. Bayangkan betapa banyaknya mujizat yang sebenarnya bisa terjadi, seandainya kita melibatkan Allah dalam kegiatan kita sehari-hari. Tuhan Yesus sudah memberikan teladan kepada kita akan arti penting doa. Tuhan Yesus aja berdoa setiap hari secara rutin. Sesibuk apapun diri-Nya, Ia tetap memprioritaskan doa setiap hari. Itu sebabnya setiap hari merupakan hari penuh mujizat bagi Yesus. Akankah kita juga rindu merasakan hal seperti itu setiap hari? Awali harimu dengan doa supaya hari- harimu penuh dengan mujizat. Berdoalah! Healthy Growth
Bacaan: Ibrani 5:11-14
Beberapa tahun yang lalu sinetron yang dibintangi aktor terkenal Anjasmara menjadi begitu terkenal karena tokoh yang diperankannya. Seorang pemuda bernama Cecep dengan dandanan khas dan cara bicara yang sempat ngetrend ditirukan orang. Padahal tokoh Cecep adalah seorang pemuda yang menderita keterbelakangan mental. Meski wajahnya lumayan ganteng sekalipun, kalo perilakunya seperti anak umur 3 tahun, mana ada cewek yang mau jalan dengannya. Idiiih amit-amit... begitu barangkali komentar para cewek. Penyakit keterbelakangan mental menunjukkan pertumbuhan yang tidak seimbang. Badan tetap bertumbuh bahkan tetap aja bongsor, tapi pikiran berhenti bertumbuh dan tetap jadi seperti kanak-kanak. Gambaran hidup penderita keterbelakangan mental ibarat kehidupan kita jika kita tidak bertumbuh dalam iman. Pertumbuhan orang Kristen yang sehat seharusnya semakin dewasa jasmani, makin dewasa juga rohaninya. Dulu waktu kita masih kanak-kanak, wajar bila kita berpikir dan bertindak sebagai kanak-kanak. Tapi sekarang, bila sudah begitu lama kita jadi orang Kristen - tapi kita masih tetep aja jadi orang Kristen kanak-kanak... Berarti mirip ama Cecep donk? Idih amit-amit... :) Kehendak Tuhan adalah kita bertumbuh dalam pengenalan akan Dia sehingga hidup kita makin disempurnakan menjadi seperti rupa anak-Nya. Tentu saja Bapa di Sorga enggak pengen punya anak-anak yang terbelakang imannya. Nah, pertanyaannya sekarang sudahkah sebagai orang Kristen kita memiliki pertumbuhan kerohanian yang sehat? Apakah pengenalan kita akan Firman Tuhan semakin hari semakin dalam? Apakah iman percaya kita kepadanya dari waktu ke waktu semakin kuat? Apakah sebagai anak Tuhan, kita masih sibuk mempersoalkan hal-hal yang sifatnya kekanak-kanakan? Menyimpan dendam, tidak mau mengampuni, suka bohong, dll... Intinya tetep aja punya kelakuan yang sama seperti kehidupan kita jaman dulu. Jangan biarkan ini terus terjadi! Berikan makanan rohani bagi pertumbuhan iman kita setiap hari sehingga kita menjadi orang-orang normal yang bertumbuh sehat dan seimbang. Enggak mau kan dipanggil Cecep? Jangan Keraskan Hati!
Bacaan: Mazmur 95:6-11
Ketika sedang mengetik, mata saya selalu memperhatikan setiap karakter yang muncul di layar monitor laptop saya. Kalau ada kesalahan ketik, saya akan segera menghapus dan menggantinya saat itu juga. Ini sudah menjadi kebiasaan sejak dulu sehingga hasil ketikan tidak akan jadi berantakan. Namun, ada juga kebiasaan orang yang berbeda. Saat mengetik, ada orang yang malas memperhatikan apakah ada kesalahan ketik. Akibatnya, hasil ketikannya tidak nyaman dibaca karena banyak kesalahan kecil di sana-sini. Parahnya lagi, bila kebiasaan ini dipelihara terus menerus, orang ini akan menjadi pribadi yang teledor yang suka membiarkan kesalahan yang dianggapnya sepele. Hasil kerjanya adalah asal selesai saja. Ini adalah contoh sepele dari karakter manusia yang terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan yang nampaknya remeh. Orang yang terbiasa menebalkan telinga akan menjadi pribadi yang bebal dan tidak peka terhadap situasi di sekelilingnya. Orang yang terbiasa mengabaikan nasihat akan menjadi keras kepala sampai akhir hayatnya. Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk menjadi orang yang lembut hati, bukan yang keras hati. Orang yang keras hati disebut sebagai orang yang bodoh. Dan menariknya, kita bisa menjadi orang yang keras hati bukan mendadak secara tiba-tiba. Kekerasan hati terbentuk dari proses. Ibarat kerak pada teko air yang dibiarkan menumpuk terus menerus hingga makin tebal dari hari ke hari. Ketika Firman Tuhan menegur kita, jangan suka mengabaikannya. Sekali kita mengabaikannya, dua kali kita membiarkannya, lama-lama kita benar-benar menjadi tuli dan tidak bisa lagi mendengar suara-Nya. Adalah lebih bijaksana bila kita memiliki hati yang lembut, yang mudah menerima teguran dan mengakui kesalahan. Dengan demikian kita bisa memperbaiki kesalahan itu segera sebelum jadi bola salju yang terus membesar. Ketika Firman Tuhan menegur kita, jangan mengabaikannya. Ketika nasihat ortu dilontarkan, jangan mengabaikannya. Jangan menjadikan telinga kita sendiri menjadi tuli. Justru pertajam pendengaranmu menjadi semakin peka dari hari ke hari. Doa Tak Bersyarat
Bacaan: Daniel 3:1-30
Barangkali kita sudah sering mendengar tentang kasih tanpa syarat. Kasih tanpa syarat ditunjukkan oleh orang tua kita kepada kita anak-anaknya. Mereka tetap mengasihi dan merawat kita tidak peduli seperti apa keadaan kita. Kasih tanpa syarat juga ditunjukkan oleh Bapa kita di Sorga. Anugerah keselamatan-Nya diberikan bukan karena kebaikan kita, namun semata-mata karena kemurahan-Nya. Tapi, pernahkah kita mendengar tentang doa tak bersyarat? Itulah doa yang dinaikkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Ketika ancaman dapur api sudah di depan mata, dengan lantang mereka berkata,Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." (Dan. 3:17-18) Bayangkan betapa tersentuhnya hati Tuhan mendengar pengakuan iman seperti itu. Saya membayangkan Sorga langsung gempar! Para malaikat menggeleng-gelengkan kepala dan bersorak sorai, air mata haru Bapa di Sorga menitik di pipi-Nya. Beranikah kita mengucapkan doa seperti yang diucapkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego? Bisakah kita tetap mengucap syukur seandainya jawaban doa Tuhan enggak sesuai dengan harapan kita? Mampukah kita tetap berkata Tuhan itu baik meski kenyataannya pahit bagi kita? Kita patut bersyukur memiliki Bapa yang begitu baik. Tuhan tidak pernah meremehkan iman sebesar biji sesawi sekalipun. Ketika kita sungguh-sungguh berdoa dengan iman, mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati - maka lihatlah Tuhan justru bekerja dengan cara-Nya yang ajaib menolong dan menyelamatkan kita. Di akhir cerita kita tahu Sadrakh dkk. selamat dari dapur api. Terjemahan King James menyebutkan pengakuan Nebukadnezar ,Lo, I see four men loose, walking in the midst of the fire, and they have no hurt; and the form of the fourth is like the Son of God. (Dan.3:25) Orang yang keempat yang dilihat Nebukadnezar dalam perapian itu rupanya seperti Anak Allah. Yesus sendiri hadir menyertai mereka, berjalan di dalam api untuk menyelamatkan mereka. Haleluya! Relax, Gods in Control
Bacaan: Matius 8:23-27
Fakta menyebutkan 90% pasien yang memeriksakan diri ke dokter ternyata dipicu oleh depresi dalam pikiran mereka. Stress membuat orang mudah sakit. Pikiran yang terlalu banyak menanggung beban menyebabkan kondisi fisik orang melemah. Nah, kalo selama ini kamu sering merasa pusing, sering flu, sariawan, konstipasi, dan keluhan-keluhan sejenis... coba cek dulu jangan-jangan kamu lagi menderita stress. Apa sih sebenernya penyebab stress? Penyebab terbesar stress adalah kekuatiran. Kuatir tentang hasil ujian, takut enggak dapat kerjaan setelah lulus nanti, kuatir enggak bisa memenuhi deadline, takut enggak dapat pacar, kuatir dikhianatin pacar, dsb. Yang jelas, kekuatiran menghabiskan energi kita. Ketika pikiran kita tertekan oleh banyaknya kekuatiran, itu membuat kita mengalami banyak banget kerugian. Yang pertama jelas udah disebutkan tadi, bahwa kesehatan kita jadi sering terganggu. Kerugian selanjutnya tentu saja adalah produktivitas kita jadi menurun. Orang yang terlalu banyak kuatir akan menjadi orang yang sikapnya pesimis. Sikap pesimis jelas sikap yang negatif dan membuat orang malas berupaya. Gimana bisa berusaha dengan maksimal kalo dalam pikirannya selalu berkata,Ah, paling-paling ini enggak akan berhasil. Ingatlah sebuah kalimat bijak yang berkata, Sebagian besar ketakutan kita sebenarnya tidak akan pernah terjadi. Jadi kenapa musti mengkuatirkan hal yang enggak bakalan terjadi? Sebagai anak Tuhan, seharusnya kita enggak perlu dicekam stress dan ketakutan. Selama Tuhan pegang kendali, apa sih yang perlu kita kuatirkan? Rasul Paulus aja bersaksi bahwa dia sanggup melakukan segala perkara, di dalam Tuhan yang menguatkan dirinya. Selama Tuhan ada, kita enggak perlu takut tentang apapun juga. Tuhan senantiasa menolong kita melewati segala kesulitan sesulit apapun itu. Tuhan menegur orang yang kuatir sebagai orang yang kurang percaya alias kurang beriman. Karenanya, jangan lagi kita dicekam kekuatiran. Katakan saja seluruh isi hati kita kepada Tuhan dan ijinkan Dia mengatur segala yang ada diluar kesanggupan kita. Konsekuensi
Bacaan: Pengkhotbah 12:13-14
Pada saat saya menuliskan tulisan ini, media massa sedang heboh membahas kasus penganiayaan yang melibatkan artis beken Marcella Zalianty dan pembalap ternama Ananda Mikola dan mungkin juga Moreno Suprapto. Mereka-mereka yang sudah sangat terkenal namanya ini diduga melakukan penganiayaan dengan cara yang sangat keji. Akibatnya, mereka ditangkap oleh pihak kepolisian berdasarkan laporan korban dan harus menjalani penyelidikan bahkan persidangan untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka. Bayangkan konsekuensi yang harus mereka tanggung karena persoalan ini. Bagi si pembalap, ia terancam dicoret sebagai perwakilan Indonesia. Bagi si artis, barangkali pemutusan kontrak iklan, penundaan atau bahkan pembatalan job artis, dan bisa-bisa popularitasnya tenggelam seketika. Setiap perbuatan mengandung konsekuensi. Waktu tidak bisa diputar balik semau kita. Ketika kita menyesali perbuatan kita, seringkali nasi sudah menjadi bubur. Yang bisa kita lakukan adalah menanggung konsekuensi dari setiap perbuatan kita. Kalau benar mereka- mereka yang saya sebutkan di atas tadi benar-benar melakukan kejahatan, maka ancaman hukuman penjara bukan hal mustahil yang harus mereka jalani. Girls, hati-hati dengan setiap tindakan kita. Apa yang kita ucapkan, apa yang kita perbuatan tidak akan bisa kita tarik kembali. Alangkah bodohnya bila kita melakukan hal yang akan kita sesali di kemudian hari. Alangkah konyolnya bila apa yang telah kita perjuangkan ternyata lenyap begitu saja karena kesalahan kita sendiri. Peribahasa mengatakan Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Ingatlah bahwa keluarga dan keturunan Daud harus menanggung akibat perselingkuhannya dengan Batsyeba. Ingatlah bahwa Esau tidak bisa mendapatkan berkat kesulungannya kembali meski ia datang dengan mencucurkan air mata. Kalopun seandainya kita telah melakukan kesalahan fatal pada hari ini, jalanilah konsekuensinya dengan lapang hati. Tuhan akan memberi kita kekuatan untuk menanggung semuanya itu dalam anugerah-Nya. Yang terpenting adalah kita kembali ke jalan Tuhan dan meninggalkan kesalahan yang pernah kita perbuat. Precious Jewelry
Bacaan: Wahyu 21:9-27
Melewati etalase perhiasan di mall selalu bikin mata cewek serasa tak mau berkedip. Perhiasan emas putih yang kemilau, anting kristal yang blink-blink, apalagi diamond yang so pretty n glamorous! Banyak cewek bahkan langsung deh mau menerima cinta cowok kalo udah disodori berlian. Seperti yang dilakukan Monika di hari ultahnya. Deta memang enggak seiman, tapi gimana lagi. Masa, di hari ultah aja dia ngasih anting berlian. Jelas banget dia pasti serius pengen jadi pacar gue. Biar enggak seiman, yang penting doi baik. demikian pikir Monika. Girls, bayangkan betapa sedihnya hati Tuhan ngeliat prioritas dan cara pandang manusia yang terbalik-balik. Kalo cuma untuk sebutir berlian kita melepaskan iman kita, sadarkah kita bahwa di Sorga nanti permata, emas dan mutiara hanyalah seperti kerikil dan trotoar jalanan? Kita menukarkan identitas sebagai anak-anak Allah pemilik Sorga dan bumi, demi pasir dan kerikil di mata Tuhan. Tuhan telah menyediakan yang terbaik, namun kita menukarkannya dengan hal yang tidak bernilai. Girls, kalo kita percaya kepada Kristus, kita pun harus percaya bahwa Surga dan Neraka itu ada. Dan sebagaimana Dia selalu menepati janji-Nya, maka Yesus pasti telah menyiapkan tempat bagi kita dalam Kerajaan-Nya. Tuhan pengen kita menjadi ahli waris kerajaan-Nya. Tuhan pengen kita bisa turut menikmati kebahagiaan kekal bersama dengan-Nya. Jadi kalo kita justru menukarkan semuanya itu dengan cowok, dengan harta, dengan kedudukan, dengan cita-cita kita sendiri... betapa bodohnya diri kita ini. Before its too late, kita masih bisa memperbaiki keadaan saat ini. Kalo saat ini kamu sedang berniat meninggalkan Tuhan untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan, pikirlah baik-baik sebelum membuat keputusan. Janji keselamatan yang Tuhan berikan tidak dapat ditukar dengan harta apapun di dunia ini. Jangan tukarkan keselamatanmu dengan apapun tawaran dunia. Gods Lovingkindness Bacaan: Mazmur 12:7-8
Saat kupikirkan kebaikan-Mu tak pernah ku kekurangan. Dan saat kurenungkan kesetiaan- Mu, esok kan kujelang tanpa keraguan surya kan terus ada... Lagu pujian yang dilantunkan grup band Giving My Best (GMB) ini, membuat saya merenungkan betapa dahsyatnya kesetiaan Tuhan. Janji Tuhan enggak pernah sekalipun lalai ditepati-Nya. Itu sebabnya Tuhan Yesus berkata,Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Kalo terhadap seekor burung aja Tuhan setia memelihara, apalagi kepada kita. Pernahkah di malam hari kita mengkuatirkan jangan-jangan besok pagi matahari tidak akan terbit? Tentu saja kita bahkan tidak pernah meragukan kesetiaan matahari untuk terbit setiap harinya. Kita juga tidak pernah meragukan apakah esok matahari akan terlambat terbit. Kita yakin bahwa matahari pasti terbit tepat pada waktunya. So, kalo terhadap benda mati seperti matahari aja kita bisa percaya, terlebih lagi seharusnya kita terhadap Tuhan. Janji Tuhan dalam hidup kita senantiasa ditepati-Nya. Tuhan tidak pernah lalai, lupa, apalagi mengingkari perkataan-Nya. Jadi, kenapa kita masih aja ragu terhadap Firman Tuhan? Kita seharusnya enggak punya alasan untuk meragukan Tuhan. Persoalannya justru terletak pada diri kita sendiri. Apakah kita mempercayai kuasa Tuhan ataukah kita lebih suka mengandalkan manusia dan kekuatan diri kita sendiri. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa orang yang mengandalkan Tuhan akan senantiasa diberkati. Yang perlu kita lakukan agar janji-janji Tuhan digenapi dalam hidup kita adalah: pahami janji-Nya (makanya kita perlu belajar Firman-Nya setiap hari), lakukan bagian kita (lakukan syarat apa yang harus kita penuhi), percayalah bahwa Dia setia (miliki iman!) dan akhirnya kita akan melihat janji-Nya tidak pernah gagal dalam hidup kita. Saya rindu senantiasa dalam hidup ini melihat janji-Nya digenapi, dan saya yakin saya enggak sendirian. Kamu juga, kan? Pemberi Diberi
Bacaan: Lukas 6:27-36
Prinsip-prinsip Kerajaan Sorga seringkali berkebalikan dengan prinsip-prinsip dunia. Salah satunya adalah soal memberi. Sementara dunia mengajarkan kita untuk bersikap egois, lebih suka mengambil daripada memberi - namun Firman Tuhan mendorong kita untuk memberi. Sebab justru ketika kita rela memberi, maka kita akan diberi. Prinsip hidup diberkati bukanlah dengan cara menggenggam erat apa yang kita miliki, melainkan melepaskan berkat sehingga jatuh ke tanah, bertumbuh dan berbuah lebat. Pernahkah kamu mendonorkan darah? Karena memenuhi persyaratan kesehatan, saya beberapa kali berkesempatan mendonorkan darah. Dalam beberapa menit, darah saya diambil sekitar 250cc sampai 300cc. Tapi tentu saja setelah melakukan donor darah, tubuh saya tidak akan jadi kekurangan darah. Untuk sejenak kadang-kadang memang tubuh terasa lemas atau agak pusing. Namun beberapa saat kemudian, secara otomatis tubuh akan memproduksi darah lagi sehingga kembali sehat dan segar. Inilah prinsip memberi. Orang yang memberi tidak akan pernah berkekurangan. Hambatan kita untuk memberi seringkali adalah ketika kita berpikir diri kita masih kekurangan. Kita merasa belum mampu memberi, sehingga kita tidak perlu memberi. Nanti kalau aku memberi, malah jadi kurang. Biarlah mereka yang berlimpah saja yang memberi. Kalau cara berpikir kita seperti ini, jangan kaget bila kita terus menerus kekurangan sedangkan mereka yang kaya menjadi semakin kaya. Bukankah mereka yang kita anggap kaya, mau memberi dan akhirnya diberi berkat oleh Tuhan? Memberi adalah sebuah kesempatan. Ketika kita melihat ada orang yang perlu kita tolong, itu adalah sebuah kesempatan untuk kita menabur! Jadi, jangan tahan tangan kita untuk memberi. Karena saat memberi hidup kita akan semakin diberkati. Dengan belajar bermurah hati, kita sedang menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk memberkati sesama. Dan buktikanlah bahwa orang yang murah hati tidak akan pernah berkekurangan. Sedia Payung Sebelum Hujan
Bacaan: Kejadian 41
- Waktu kecil, ketika saya pertama kalinya menerima uang saku, senengnya bukan main. Ayah saya memberikan uang saku sekali seminggu. Tentunya beliau ingin mengajarkan kepada anak-anaknya bagaimana mengelola uang meski tidak banyak. Hari Minggu adalah hari yang paling ditunggu karena itulah hari gajian kami. Anak-anak menerima uang jajan untuk dipergunakan di hari Senin sampai Sabtu mendatang. Pertama-tama, karena belum pernah pegang uang sebelumnya, saya membelanjakan uang itu untuk membeli jajanan yang saya inginkan di sekolah. Tak terasa uang sudah habis di hari kedua. Akibatnya, saya harus puasa jajan selama hari Rabu sampai Sabtu. Itulah pelajaran pertama dalam hidup saya, bagaimana pentingnya mengelola keuangan. Hari-hari ini dunia sedang menggeliat kesakitan karena krisis ekonomi. Krisis besar-besaran ini adalah krisis keuangan terbesar sepanjang dunia modern. Resesi global sudah mulai terjadi diawali dari Amerika yang selama ini diyakini sebagai negara terkuat. Bahkan negara- negara yang selama ini dianggap maju dan stabil seperti Singapura dan Inggris telah merasakan dampaknya. Sebagai anak muda yang ngakunya modern ;) jangan sampai kita enggak tau apa-apa soal hal ini. Kalo selama ini kita sudah terbiasa hidup nyaman dalam kelimpahan, sekaranglah waktunya kita menggantinya dengan gaya hidup hemat sebelum terlambat. Girls, kita memang punya Tuhan yang senantiasa sanggup mencukupi kebutuhan kita. Kita punya Allah yang enggak terbatasi resesi untuk memberkati kita. Tapi Tuhan tidak menghendaki kita hidup seperti orang bebal. Kita bisa meneladani Yusuf yang penuh hikmat Allah, mempersiapkan diri menjelang masa kelaparan selama 7 tahun, bahkan menyelamatkan hidup suatu bangsa yang besar. (Kej. 50:20) Mulai sekarang kita harus lebih bijak dalam mengatur keuangan kita. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari gara-gara kebodohan kita sendiri. Hiduplah dengan hemat dan bijaksana. Malam minggu enggak selalu harus jalan-jalan ke mall (yang artinya bakalan bikin kita jadi pengen ini itu). Rutinlah menabung dan rencanakanlah pengeluaran dengan baik (bukan hanya membuat catatan pengeluaran saja). Enggak perlu kuatir akan hari esok, selama kita hidup dalam kehendak Tuhan. Okay, girl... be smart! For His Glory
Bacaan: olose 3:23-24 ; Matius 5:16
- Karissa Schlosser adalah seorang ice-skater yang berbeda dari yang lain. Gadis berumur 16 tahun ini memutuskan untuk memuliakan Tuhan melalui dunianya, ice skating. Saat meluncur di atas es, Karissa melakukannya seolah ia menari untuk Tuhan. Dan ia memang sungguh menari untuk Tuhan. Karissa memilih seorang pelatih Kristen yang memiliki hati yang sama seperti dirinya, untuk membuatkan koreografi tarian yang memuliakan Tuhan. Sejak usia 13 tahun, Karissa bahkan memutuskan untuk menari hanya dengan diiringi lagu rohani. Ketika untuk pertama kalinya ia tampil solo, dipilihnya lagu-lagu rohani seperti I Can Only Imagine, Who Am I?, dan You Raise Me Up. Suasana ruangan mendadak berubah. Semua penonton merasa sangat diberkati dengan performanya. Aku ingin semua orang tahu bahwa tarianku berbicara tentang Tuhan Yesus Girls, kita bisa memuliakan Tuhan dengan berbagai cara. Apa yang menjadi bakat ato talenta kita bisa berbeda-beda, namun kita bisa memakainya untuk tujuan yang sama, to glorify our Lord! Sebagaimana Miriam mengambil rebana untuk menari setelah melewati Laut Merah yang terbelah. Seperti gembala muda Daud dengan umban batunya. Seperti Salomo dengan puisi- puisinya. Seperti Musa dengan tongkatnya. Seperti Lidya dengan hasil dagang kain ungunya. Seperti anak kecil dengan 5 roti dan 2 ikannya. Apapun juga yang kita miliki dan bisa kita lakukan, dapat kita pakai untuk memuliakan nama-Nya. Hari ini adalah sebuah tantangan bagi kamu dan saya. Apa yang bisa kita lakukan untuk memuliakan Tuhan kita? Kita bisa, kalau kita mau. Tuhan menghargai usaha dan niat kita bila kita sungguh rindu memuliakan Dia. Saat Tuhan berkenan dengan persembahan kita, jangan kaget bila Tuhan mengangkat kita untuk dipakai-Nya dengan tanggung jawab yang lebih besar lagi. Biarlah melalui hidup kita yang cuma sekali ini, orang yang melihat apa yang kita kerjakan dapat berkata,Sungguh Tuhan itu ajaib!
Renungan Muda Remaja
Act of Faith
Bacaan: Kejadian 22:1-19
- Sebuah kelompok doa syafaat di Kansas ingin berdoa untuk meminta hujan setelah kemarau berkepanjangan. Menariknya, saat mereka berkumpul bersama untuk berdoa, hanya seorang gadis cilik yang datang dengan membawa payung! Inilah teladan iman. Tuhan Yesus memberitahukan salah satu sikap doa yang berkenan di hadapan Allah adalah dengan percaya bahwa kita telah menerimanya. Kita tidak diperintahkan untuk menipu diri, melainkan percaya. Orang mungkin akan menganggap kita gila. Perbuatan kita mungkin dianggap ekstrem, namun percayalah selama kita melakukannya karena iman kita kepada Tuhan, sesuai perintah-Nya - ...maka hal itu akan diberikan kepadamu. (ay.24b) Bukankah Nuh juga dianggap gila oleh orang-orang sebangsanya? Bayangkan hampir 100 tahun Nuh membangun bahtera sebelum air bah benar-benar dicurahkan oleh Tuhan. Barangkali Abraham akan dianggap gila bila orang lain tahu dia akan mengorbankan anaknya sendiri. Namun apa ucapan Abraham kepada hambanya sebelum dia mendaki Moria? "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu." Dan ketika Ishak menanyakan tentang dimana dombanya, maka jawab Abraham adalah "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Dan tepat seperti perkataan dan harapannya, maka Tuhan melakukannya kepada Abraham. Iman harus disertai tindakan. Kita tidak bisa berkata kepada Tuhan, aku percaya pada-Mu tetapi lakukanlah dulu mujizat itu dalam hidupku - barulah aku bisa percaya. Iman harus kita buktikan lewat sikap dan tindakan kita, mengambil langkah untuk taat meski keadaan nampaknya masih tetap sama. Belajar dari Abraham, Bapa orang beriman yang berani melangkah dalam ketaatan oleh karena iman. Ketika kita berdoa, bersikaplah seakan kita telah menerimanya. Ambillah langkah iman dan perkatakan iman kita setiap hari. Dont Worry
Bacaan: Mazmur 127:1-5, Mazmur 37:25
- Lia bingung memikirkan nasibnya. Usaha yang baru ia rintis sekarang gagal total dan bangkrut. Mitra bisnis yang tadinya menyediakan dana untuk usaha sekarang menjelek- jelekkan dirinya karena kegagalannya. Lia gagal karena kurang berpengalaman dan banyaknya pesaing yang usahanya sama dan sudah terkenal. Dalam kebingungan dan tidak punya uang, Lia memilih bergantung kepada Tuhan. Dua bulan ia menganggur tapi berkat Tuhan senantiasa mengalir. Saat perut lapar dan uang tak ada di dompet, ada saja teman atau tetangga yang secara tak terduga mengirimkan makanan. Saat tak punya uang untuk membeli kebutuhan sehari-hari, ada beberapa teman yang kadang minta tolong kepadanya untuk melakukan sesuatu dan ia mendapat sedikit uang untuk menyambung hidupnya. Dalam masa dua bulan itu, Lia sadar bahwa Tuhan tak pernah membiarkan ia berkekurangan. Tuhan selalu mencukupkan segala kebutuhannya. Kini Lia sudah memiliki pekerjaan dan bisa memenuhi kebutuhannya dengan baik. Situasi seperti Lia mungkin pernah kita alami. Mendadak usaha yang kita tekuni bangkrut, bagi yang karyawan mendadak terkena perampingan karena krisis ekonomi, atau mungkin rumah kita dirampok atau terbakar. Dalam kesulitan yang begitu besar dan mendadak itu, bagaimana kita menanggapinya? Apakah kita memilih menengelamkan diri sendiri dalam kesedihan dan menyalahkan Tuhan, atau kita memilih untuk menyerahkan sepenuhnya hidup kita dalam tangan-Nya yang seperti Lia lakukan? Saat kita memilih untuk terus bersedih, beban kita malah semakin berat dan kita jadi sulit melihat jalan keluar. Orang yang sedang depresi jadi sukar melihat penyertaan-Nya. Tapi, kalau kita memilih untuk berserah kepada Tuhan dan tetap mengucap syukur, maka Ia akan membuka jalan bagi kita untuk menyelesaikan masalah yang ada. Dalam masa kekurangan, Tuhan akan cukupkan segala kebutuhan kita dengan cara-cara yang tidak pernah terpikir oleh kita. Jangan khawatir saat kesulitan datang karena kita punya Allah yang Maha Pengasih. Ia selalu menyediakan berkat-Nya bahkan saat kita tidur. Tak akan pernah kita ditinggalkan berjalan sendiri, Tuhan akan menuntun kita melewati kesulitan dan membuat kita menjadi pemenang atas kesulitan yang ada. Miliki keyakinan bahwa Ia sanggup mencukupkan semua, sesulit apapun keadaan kita. Stop Complaining!
Bacaan: Bilangan 14:1-38
- Barangkali manusia bisa disebut sebagai makhluk tukang komplain. Yang diberi warna rambut hitam pengennya punya rambut pirang. Yang keriting pengen lurus sedangkan yang lurus pengen keriting. Yang gemuk pengen lebih kurus, yang kurus pengen lebih gemuk. Yang miskin pengen kaya raya. Yang bergelimang harta pengen hidup sederhana asal bahagia. Kalo hujan pengen cuaca cerah, kalo lama enggak turun hujan juga mengeluh. Persis seperti gambaran orang Israel yang terus menerus mengeluh selama perjalanannya menuju ke Kanaan. Kalo dipikir-pikir, bukankah seharusnya mereka menjadi bangsa yang paling berbahagia karena bisa melihat penyertaan Tuhan dengan cara yang ajaib setiap hari? Mereka melihat dengan mata kepala sendiri tiang awan dan tiang api memimpin barisan mereka. Mereka melihat laut Teberau terbelah, mencicipi roti dari Sorga, mendapatkan air saat kehausan, makan buah korma saat kelelahan, bahkan makan daging di tengah padang gurun! Tuhan membuat pakaian dan kasut mereka tidak pernah rusak selama perjalanan panjang itu. Berulang kali bahkan Tuhan Allah sendiri menemui mereka di tengah perkemahan atau di atas gunung yang ditunjuk Tuhan. Mereka memiliki Tuhan Sang empunya langit dan bumi, bukankah itu sudah lebih dari cukup? Tapi yang dilakukan mereka adalah persis seperti yang kita lakukan setiap hari. Mengomel, mengeluh, menggerutu ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan kita. Secara mata mereka melihat penyertaan Tuhan, namun tidak mampu melihat kebaikan Tuhan. Girls, sadarkah kita bahwa complaining adalah dosa? Menggerutu, mengeluh, protes dan mengomel adalah bentuk pemberontakan kita atas kehendak Allah. Bilangan 14:11 TB-LAI memakai istilah menista. Terj. NIV menyebutnya provoke, AV = reject, dan BIS = melawan. Berarti di mata Tuhan, ketika kita mengeluh, hal itu sama dengan menghasut, menolak, bahkan melawan Tuhan. Itulah sebabnya, hukuman bagi si tukang complain tidak tanggung-tanggung. Tuhan melakukan kepada mereka tepat seperti apa yang mereka keluhkan. So, masih berani anggap enteng complaining? Pribadi Nyata
Bacaan: Yesaya 50:4-5
Perhatikanlah suara-Ku, hai bangsa-bangsa, dan pasanglah telinga kepada-Ku, hai suku-suku bangsa! Sebab pengajaran akan keluar dari pada-Ku dan hukum-Ku sebagai terang untuk bangsa-bangsa.- Yesaya 51:4 "Bip..bip.." suara dering sms di hape Ririn berbunyi berkali-kali. Bukannya membuka pesan singkat dalam ponselnya itu, Ririn malah membalikkan badan membelakangi hape mungilnya sambil menutup telinganya dengan bantal. Doi lagi bete banget ama cowoknya. Males rasanya selalu menerima pesan singkat yang itu-itu melulu. "Udah makan? Makan yang banyak, ya!" Pesan seperti itu diterimanya setiap hari. Tapi giliran Ririn yang membalas menjawab 'n bertanya cowoknya selalu nggak pernah membalas smsnya. Kalo pas ketemuan Ririn protes, doi cuma bisa jawab tadi pas lagi sibuk 'n buru-buru. Sms balasannya jarang banget mendapatkan respon. Ririn mulai ngerasa semua perhatian dari cowoknya itu cuma basa-basi doank. Nggak ada komunikasi yang timbal balik dalam hubungan mereka. Emang sih, cowoknya nggak pernah absen mengirimkan sms setiap hari. Tapi nggak satupun diantaranya yang mengharapkan jawaban balik darinya. Pernah suatu kali Ririn nggak membalas sms darinya, eeee... bukannya ditanya, doinya tetap cuek aja tuh! Makanya Ririn jadi males bersms lagi. Buat apa terima sms tanpa obrolan. Kayak dapat kiriman dari program komputer aja! Hey, girls! Bukankah hal yang sama juga seringkali kita lakukan kepada Roh Kudus? Kita berdoa tiap hari, tapi nggak pernah mengharapkan Doi bicara kepada kita. Kita memperlakukan Roh Kudus bagaikan mesin aja. Padahal Dia adalah Pribadi lho! Roh Kudus punya perasaan, punya kehendak, bisa berbicara, dll. Betapa rindunya Dia selama ini pengen mengutarakan isi hati-Nya kepada kita. Tanpa sadar kita udah sering melukai perasaan-Nya dengan sikap cuek kita terhadapnya. Makanya, mulai sekarang berikanlah waktu dan perhatian untuk mendengar dan memahami kehendak-Nya dalam hidup kita. Dengarkan karena Dia rindu berbicara kepada kita! In Charge
Bacaan: Efesus 5:18-19
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,- Efesus 5:18 Seorang anak kecil bertanya pada ayahnya,"Papa, seberapa besar sih Tuhan itu?" Ayahnya dengan bijaksana menjawab,"Tergantung seberapa besar kamu menyediakan tempat untuk- Nya, nak." Yup, bener banget! Seberapa besar peranan Allah dalam hidup kita memang sangat tergantung pada seberapa besar kita memberi-Nya bagian untuk berperan. Apakah kuasa Roh Kudus besar ato kecil sangat tergantung pada tempat yang kita sediakan untuk-Nya. Kuasa Roh Kudus bisa bekerja amat dahsyat ketika kita mempersilakan Roh Kudus menguasai kehidupan kita sepenuhnya. Tapi kuasa Roh Kudus juga bisa nampak kecil bahkan seolah-olah nggak ada, kalau kita nggak memberi-Nya tempat untuk berperan dalam hidup kita. Tapi sayangnya memberi wewenang kepada Roh Kudus untuk berkuasa atas hidup ini ternyata nggak mudah. Kita lebih suka mengatur apa-apa sendiri, mengikuti selera, mood, kehendak dan pikiran kita sendiri. Padahal seluruh keinginan kita selalu ingin menjauh dari Allah dan tenggelam dalam dosa. Sementara, kalo kita harus nurutin kata Roh Kudus, seringkali susah karena harus berkorban untuk taat. Saat hati sedang marah dan jengkel, kita harus menguasai diri untuk nggak menyakiti apalagi membalas dendam. Saat kita pengennya nurutin hawa nafsu, tapi harus belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan kesukaan kita. Seandainya kita mau hidup dikuasai sepenuhnya oleh Roh Kudus, tentu hidup kita jadi berubah. Hidup ini akan jadi sangat indah. Kerajaan Allah hadir dalam kehidupan kita dan pekerjaan Tuhan dinyatakan melalui hidup kita. Masalahnya, apakah kita mau memberikan tempat bagi Roh Kudus dalam hidup kita? Tuhan ingin kita dipenuhi Roh Kudus-Nya setiap hari. Maukah kamu memberi-Nya tempat dalam hidupmu mulai hari ini? Pengganti Dosa
Bacaan: Yohanes 16:4b-15
Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;- Yohanes 16:8 Ada seorang pemabuk berat yang bertobat dan selama beberapa minggu sudah bisa menang atas nafsunya. Suatu hari ketika dia sedang melewati kedai minuman, bau menyengat alkohol menggugah kembali selera lamanya untuk minum. Hatinya bergejolak. Kalo mau minum lagi, berarti usahanya selama ini sia-sia, tapi kalo nggak rasanya juga nggak bisa tahan. Lalu dia melihat ada iklan di toko sebelahnya, Semua lemak susu dapat Anda minum, hanya per gelas. Lalu dia segera masuk ke toko itu dan minum sampai 3 gelas. Perutnya jadi sangat kenyang dan dia tidak tergoda lagi ketika lewat di depan kedai minuman itu. D. L Moody memperjelas prinsip ini dalam sebuah demonstrasi. Bagaimana caranya supaya saya bisa mengeluarkan udara dari gelas ini? tanyanya di depan umum. Hisaplah dengan pompa! kata seseorang. Itu akan menimbulkan kehampaan dan menyebabkan gelas ini pecah. jawabnya. Setelah sekian banyak saran yang ternyata kurang tepat, Moody mengambil air dan mengisikannya ke dalam gelas itu. Apakah sekarang udara sudah berpindah? Semua hanya bisa terdiam mengiyakan. Ternyata simpel kan? Begitu juga untuk bisa menggantikan kebiasaan dosa. Tidak ada cara lain kecuali menggantinya dengan kebiasaan yang baru. Kalo kita punya kebiasaan berpikir kotor, untuk bisa menghilangkannya isilah pikiran dengan Firman Tuhan. Kalo kita seringkali melakukan perbuatan yang nyerempet bahaya saat berduaan dengan sang pacar, gantilah dengan kegiatan lain di keramaian sehingga nggak akan terdorong melakukannya lagi. Boleh dibilang kita harus berusaha mengalihkan perhatian kita supaya nggak tertarik lagi dengan dosa lama kita. Girls, mungkin sekarang ini kita lagi terikat banget dengan kehidupan dosa dan sangat ingin terbebas dari hal itu. Mintalah Roh Kudus untuk menguasai hati dan hidup kita. Isilah hari- harimu dengan hal positif yang seturut dengan Firman Tuhan, maka kita akan mempunyai hidup yang baru yang berkenan pada Tuhan.
Renungan Muda Remaja
Sexy Brainy Gal
Bacaan: I Timotius 2:9-10
tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.- I Timotius 2:10 Monika emang cute 'n asik banget. Dimanapun doi selalu jadi pusat perhatian cowok-cowok keren. Padahal wajah 'n body nya bisa dibilang biasa-biasa aja. Dandanannya nggak terlalu trendy tapi selalu enak buat diliat. Banyak cowok suka diskusi dengannya 'n nyaman tiap kali ngobrol dengannya. Beda dengan Mirna yang selalu tampil cling setiap hari. Pakaiannya modis 'n sexy, bahkan bisa dibilang selalu tampil berani menonjolkan bagian-bagian tubuhnya yang emang aduhai itu. Doi emang juga selalu jadi sorotan cowok-cowok juga, tapi dengan mata yang beda. Para cowok lebih cenderung pengen ngelaba tiap kali deket ama Mirna. Habisnya, penampilannya emang selalu menggoda sih... Mereka berdua emang punya cara yang berbeda untuk mendapatkan perhatian cowok. Mirna lebih suka mengekspose penampilan fisiknya yang emang oke banget. Sementara Monika lebih memilih untuk memperlihatkan isi kepalanya dengan humor-humor segarnya, ide-ide cemerlangnya 'n obrolannya yang santai tapi terkesan mendalam. Keduanya bisa dibilang sama-sama tampil sexy, tapi dengan gaya dan pilihan yang berbeda. Sexy fisik sih oke-oke aja karena hal itu juga merupakan anugerah buat kita. Tapi anugerah tetap harus dijaga supaya nggak jadi bumerang yang bisa mencelakai kita, kan? Pakai baju mini justru bisa mengundang bahaya bagi diri sendiri, dan dosa bagi orang lain. (Kasihan juga kan para cowok, masa harus merem terus seh?) Nah, kalo sexy brainy gal, itu baru asik. Cowok bisa melihat keseksian kita bukan dari body kita, tapi dari pikiran kita, tutur kata 'n tingkah laku kita. Cewek dengan wawasan luas, smart, 'n wise pasti bikin cowok terpesona. Daripada jadi cewek cakep yang tulalit, mendingan kita mengasah diri untuk menampilkan inner beauty kita. Se7? My 1st Day! Gugup pertama kali masuk kerja? Nggak perlu lagee! Siapkan diri kamu untuk memasuki dunia yang baru. Dunia yang beda dengan tempat kita kuliah dulu. Disana kita bakalan memasuki suatu petualangan baru yang seru. Nggak ada alasan untuk takut or nervous, sebab kamu bisa praktekin tips berikut ini di hari pertamamu bekerja! Dress Up Pertama kali masuk bekerja tentu bakalan membuat kita jadi pusat perhatian orang sekantor. Makanya persiapkan diri dengan busana yang nyaman n rapi. Beri kesan yang baik dari penampilan kita. Jangan pilih pakaian yang terlalu seksi ato terlalu trendy. Beri kesan yang natural sekaligus sopan supaya penampilan kita nampak elegant. Be on Time Yang ini wajib hukumnya. Datang tepat waktu akan memberikan kesan positif bahwa kita sungguh-sungguh punya semangat dan niat bekerja. Persiapkan segala sesuatunya dengan baik. Carilah rute yang nggak macet dan perhitungkan waktu dengan cermat. Tiba sepuluh sampai lima belas menit lebih awal akan lebih baik. Smile Up Jangan lupa untuk tersenyum donk! Tanpa perlu bersikap sok akrab, senyuman yang kita berikan akan membuat orang lain welcome terhadap kehadiran kita. Meskipun nervous, jangan sampai kita menampakkan wajah muram yang nggak bersahabat. Terbukalah untuk mengenal temen-temen yang baru! Get closer Meskipun kita bakalan kelabakan berusaha mengingat setiap nama orang sekantor, tapi cobalah untuk mengingat setidaknya beberapa dari mereka yang sedivisi dengan kita. Bagaimana pun juga orang akan senang bila namanya diingat oleh orang lain. Tips tambahan: Cobalah juga untuk mendekati salah satu dari mereka sehingga kita bisa melewati jam makan siang bersamanya. Learn Belajar, belajar dan belajar. Tidak ada satupun yang bisa membuat kita berhenti belajar. Mendapatkan pekerjaan baru berarti time to learn new things. Di hari pertama bekerja, jangan membiarkan diri menganggur. Pelajarilah hal-hal yang berhubungan dengan job kita. Banyaklah bertanya pada orang-orang sekitar. Jangan membuang waktu untuk bergosip, lebih baik gunakan kesempatan untuk mempelajari hal-hal penting dan belajar menjadi profesional. Show Yourself Beranilah mengungkapkan pendapat, mengemukakan analisa dan ide-ide baru. Meskipun tidak semua ide kita akan langsung diterima, tetapi antusiasme kita dalam pekerjaan bisa menjadi nilai plus bagi penilaian atasan. Bukannya menjilat ato mencari muka, loh! Tapi tunjukin donk kalo kita semangat dengan pekerjaan yang kita lakukan. Etika & Etiket Always perhatikan etika di kantor dengan baik. Banyak fresh graduate melakukan kesalahan fatal saat pertama kali bekerja. SMSan atau saling menelpon dengan pacar di jam kerja, menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi, menggunakan bahasa yang terlalu nge-slank layaknya di kampus, etc. Jangan pernah mengabaikan etika!Ok, girls enjoy ur first day! Before & After
Bacaan: Roma 12:1-2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu...- Roma 12:2 "Hei, coba liat nih! Asik banget kayanya, ya! Kita musti coba, nih!" seru Mimi si ceriwis sambil menyodorkan selembar brosur kecantikan. Rupanya ada sebuah klinik kecantikan yang baru aja dibuka di dekat kampus kami. Mimi barusan mendapatkan promosinya. Di brosur itu tertera foto "sebelum" dan "sesudah" menjalani terapi kecantikan. Cewek yang semula gemuk jadi langsing. Yang kulitnya bopeng-bopeng jadi mulus. Yang kulitnya hitam jadi putih bersih. Yang botak jadi berambut panjang indah terurai. Pokoknya klinik itu komplit banget fasilitas dan layanannya. Dengan foto "Before" and "After", banyak orang jadi pengen mencoba terapi di klinik itu. Kalo seandainya gambar sebelum dan sesudah sama aja, nggak jauh bedanya, tentu orang nggak akan berminat buat mengikuti terapi kecantikan itu. Buat apa bayar mahal-mahal kalo hasilnya sama aja. Sebenernya hidup kita ini bagaikan brosur kecantikan itu. Kita bisa membuat orang tertarik untuk datang kepada Tuhan kalo hidup kita yang sekarang berbeda dari yang dulu. Sejak kita kenal Tuhan dan lahir baru, sikap hidup, tutur kata, perbuatan dan pemikiran kita jadi lebih indah dan nggak amburadul seperti dulu lagi. Perbedaan itu terpancar jelas dalam kehidupan kita. Tanpa perlu bersikap sok rohani pun, orang akan tau ada kemuliaan Tuhan terpancar dari hidup kita sehari-hari. Tapi kalo hidup kita tetep sama hancurnya, nggak mungkin orang akan tertarik untuk mengenal Kristus. Nah, sekarang coba kita cek hidup kita ini. Sudahkah kita menjadi "brosur" yang berguna mengundang orang datang kepada Tuhan? Kalo belum, masih ada kesempatan untuk mengubahnya. Jadilah pribadi yang berbeda setelah mengenal Kristus. Bukan Musuh
Bacaan: Mazmur 4:1-9
Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku.- Jika saja kita punya sudut pandang yang benar atas setiap masalah yang sedang kita hadapi, tentu kita tak perlu takut, apalagi menjadi alergi dengan masalah. Masalah bukanlah musuh, masalah adalah sahabat. Jika manusia tidak pernah mengenal masalah, saya tak yakin apakah manusia bisa jadi lebih ulet, lebih maju, lebih kreatif dan menjadi lebih baik seperti sekarang ini. Justru karena manusia selalu berhadapan dengan masalah, maka manusia tak lagi statis tapi dinamis, tak lagi pasif tapi aktif, tak lagi konservatif tapi kreatif, tak lagi mandeg tapi terus maju. Who Moved My Cheese, tulisan Spencer Johnson menceritakan tentang dua tikus dan dua kurcaci dalam sebuah labirin yang terdapat keju. Saat keju-keju itu dipindahkan tentu ini jadi masalah besar bagi mereka. Dua kurcaci menjadi marah, frustasi dan stress. Sebaliknya, dua ekor tikus bisa menyikapi masalah dengan cara yang tepat. Masalah tak membuatnya merenungi nasib yang malang, namun justru membuatnya keluar dan mulai mengadakan penyusuran di labirin. Sampai akhirnya penyusuran itu menghantarkan mereka ke sebuah pojok labirin yang penuh dengan keju, bahkan jauh lebih banyak daripada yang dulu. Keju yang dipindahkan adalah masalah tapi itu telah menghantarkan mereka ke tempat keju yang lebih banyak lagi! Demikian juga banyak tokoh-tokoh Alkitab menjadi luar biasa bukan karena keadaan yang biasa-biasa. Mereka menghadapi masalah besar, namun berhasil meresponinya dengan tepat. Seringkali masalah yang kita anggap sebagai musuh sebenarnya adalah pintu menuju kesuksesan. Jika kita memiliki keberanian untuk menghadapi masalah itu dan berusaha untuk membukanya, maka kesuksesan besar sudah menanti. Sebaliknya kalau jiwa kita terlalu kerdil untuk berhadapan dengan masalah itu, maka jalan kesuksesan yang lebih besar juga tak pernah terbuka, tak heran kalau kehidupan kita ya begitu-begitu saja. Padahal seharusnya kehidupan kita terus bergerak maju dan menjadi lebih baik lagi, seperti kata George Knox, "Kalau Anda tidak lagi menjadi lebih baik, Anda tidak lagi baik." Masalah yang kita anggap sebagai musuh sebenarnya adalah pintu menuju kesuksesan. Persaingan
Bacaan: I Korintus 9:24-27
Tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!- Inilah waktu untuk berkompetisi. Di era global ini jarang dan hampir tak ada yang bisa menjadi pemilik pasar. Semua lobang sudah terisi oleh persaingan yang ketat. Jika tak siap dalam dunia bisnis yang makin kompetitif, bisa dipastikan kita akan tereliminasi. Hal yang sama juga berlaku bagi kita sebagai pekerja. Jika potensi kita tak berkembang, atau prestasi kita sangat minim atau produktifitas kerja kita jauh dari kata efisien dan efektif, maka siap- siaplah kita meninggalkan kursi dan sebaliknya mempersilakan orang lain yang akan menempatinya. Namun sungguh bijak seandainya kita tidak membenci situasi yang mengharuskan kita untuk berkompetisi, apalagi harus membenci pesaing kita. Sebab ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan dalam sebuah kompetisi jika kita bisa menyikapi dengan sudut pandang yang positif. Pertama, persaingan bisa menjadi bahan bakar untuk memacu perusahaan kita. Tanpa persaingan mungkin kinerja kita sangat biasa, namun setelah ada ancaman dari kompetitor mau tidak mau kita harus meningkatkan kinerja kita sebaik mungkin. Kalau tidak, kita akan mati! Kedua, persaingan membuat kita tahu posisi kita. Keberhasilan pesaing bisa kita gunakan sebagai barometer atau tolak ukur. Paling tidak kita akan tahu apakah kita jauh tertinggal, ataukah sekarang ini kitalah yang jadi pemimpin pasar. Jika kita menyadari bahwa kita tertinggal, maka kita akan dengan cepat mengejar ketertinggalan itu. Ketiga, persaingan akan membuat kita makin kreatif dan inovatif. Tak ada istilah puas setelah mencapai titik tertentu. Bahkan ketika kita sudah menjadi market leader sekalipun, jika kita tak ingin posisi kita didahului oleh pesaing kita. Mau tidak mau kita akan terus berupaya untuk terus kreatif dan inovatif. Keempat, khusus bagi Anda yang hidup dalam persaingan di antara sesama rekan kerja, yakinlah bahwa dengan adanya persaingan maka Anda bisa memunculkan potensi terbaik yang Anda miliki. Anda akan terus melakukan personal improvement karena sebuah persaingan. Bukankah persaingan itu baik? Tanpa persaingan maka kita akan menjadi statis, dan gagal mencapai yang terbaik dalam diri. Pekerjaan dan Keluarga
Bacaan: I Timotius 3:4-5
Seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.- I Timotius 3:4 Jika tidak hati-hati, pekerjaan kita bisa menghancurkan kehidupan pribadi dan keluarga kita. Semakin pekerjaan kita maju, keluarga kita semakin berantakan. Ini sebenarnya bukan hal yang aneh jika memang kita tidak bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga. Sudah banyak keluarga menjadi korban dari kesuksesan seseorang dalam pekerjaannya, bukankah ini adalah hal yang sangat ironis? Bukankah sudah seharusnya kesuksesan kita dalam pekerjaan diimbangi kesuksesan kita membangun keluarga? Norman Brodsky, CEO Citi Postal mengaku bahwa keluarganya mengalami kegagalan selama bertahun-tahun seiring dengan perusahaannya yang berkembang pesat. Hampir semua waktunya tersita hanya untuk pekerjaan, pekerjaan dan pekerjaan. Bahkan ketika berkumpul di meja makan untuk bercengkerama dengan anak-anak, tidak ada yang dipikirkannya selain pekerjaannya. Meski bisnisnya berkembang pesat, namun apalah artinya itu jika keluarganya menjadi berantakan. Jadilah pemimpin yang hebat di dalam pekerjaan, namun jangan lupa bahwa kita juga harus menjadi pemimpin hebat di dalam keluarga. Jika kita hanya hebat di meja kerja, namun tidak hebat di meja makan saat bersama keluarga, maka kita sebenarnya sedang mengalami kegagalan di dalam hidup. Bagaimanapun juga pekerjaan tidak akan bisa menjadi lebih penting dan lebih berharga daripada keluarga kita. Tidak ada yang bisa menggantikan hal itu, termasuk pekerjaan kita yang sangat sukses sekalipun. Bisnis bisa mengurus dirinya sendiri dengan cukup baik tanpa kehadiran kita untuk jangka waktu yang singkat. Waktu itulah yang akan kita gunakan untuk memberi perhatian kepada keluarga sehingga mereka tahu bahwa mereka jauh lebih penting daripada bisnis kita. Bagaimana dengan pekerjaan dan keluarga kita? Apakah semuanya berjalan dengan cukup seimbang? Ataukah kita lebih banyak merampas waktu keluarga untuk pekerjaan yang sedang kita geluti? Jadilah lebih bijak sehingga antara keluarga dan pekerjaan bisa berjalan seimbang. Tidak ada yang bisa menggantikan keluarga kita, termasuk pekerjaan kita.
Kisah Baut Kecil
Bacaan: Filipi 2:1-11
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; - Filipi 2:3 Sebuah baut kecil bersama ribuan baut seukurannya dipasang untuk menahan lempengan- lempengan baja di lambung sebuah kapal besar. Saat melintasi samudera Hindia yang ganas, baut kecil itu terancam lepas. Hal itu membuat ribuan baut lain terancam lepas pula. Baut- baut kecil lain berteriak menguatkan, "Awas! Berpeganglah erat-erat! Jika kamu lepas kami juga akan lepas!" Teriakan itu didengar oleh lempengan-lempengan baja yang membuat mereka menyerukan hal yang sama. Bahkan seluruh bagian kapal turut memberi dorongan semangat pada satu baut kecil itu untuk bertahan. Mereka mengingatkan bahwa baut kecil itu sangat penting bagi keselamatan kapal. Jika ia menyerah dan melepaskan pegangannya, seluruh isi kapal akan tenggelam. Dukungan itu membuat baut kecil kembali menemukan arti penting dirinya di antara komponen kapal lainnya. Dengan sekuat tenaga, ia pun berusaha tetap bertahan demi keselamatan seisi kapal. Sayang, dunia kerja seringkali berkebalikan dengan ilustrasi di atas. Kita malah cenderung girang melihat rekan sekerja "jatuh", bahkan kita akan merasa bangga apabila kita sendiri yang membuat rekan kerja gagal dalam tanggung jawabnya. Jika itu dibiarkan, artinya perpecahan sedang dimulai dan tanpa sadar kita menggali lubang kubur sendiri. Apa yang disebut gaya hidup seorang Kristen seakan tidak berlaku di tempat kerja. Padahal setiap tindakan yang kita lakukan akan selalu disorot oleh Sang Atasan. Bagaimana sikap kita dengan rekan kerja? Mungkin saat rekan kerja menghadapi masalah, kita menganggap itu risiko yang harus ia hadapi sendiri. Tapi sebagai tim, kegagalan satu orang akan selalu membawa dampak pada keseluruhan. Jadi mengapa kita harus saling menjatuhkan? Bukankah hasilnya tentu jauh lebih baik jika kita saling mendukung dan bekerjasama menghadapi persoalan? Kristus mengajarkan bahwa kita adalah satu tubuh. Jika satu anggota mengalami masalah, yang lainnya harus mendorong dan menguatkannya. Jangan sampai masalah yang dialami rekan kerja malah membuat kita senang. Tapi baiklah kita berseru, "Berpeganglah erat-erat! Tanpa kamu, kami akan tenggelam!" Kegagalan atau kesuksesan rekan sekerja akan selalu mempengaruhi diri kita juga Jangan Cari Kesalahan Orang
Bacaan: Matius 7:1-5
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu ...- Matius 7:3 Sebuah puisi menulis seperti ini : Jangan mencari kesalahan orang yang timpang Atau tersandung-sandung di sepanjang jalan kehidupan, Kecuali engkau sudah mengenakan sepatu yang dipakainya, Atau menanggung beban yang dipikulnya Mungkin ada paku dalam sepatunya yang melukai kakinya, Meski tersembunyi dari pandanganmu, beban yang ditanggungnya, bila kaupikul di punggungmu, mungkin kan membuatmu tersandung pula. Jangan terlalu keras pada orang yang melakukan kesalahan Atau melempari dia dengan kayu atau batu Kecuali engkau yakin, ya, sangat yakin, Bahwa kau sendiri tak punya kesalahan. * Saya memiliki kebiasaan buruk, yang hampir semua dari Anda memilikinya juga. Menilai orang lain dengan poin yang sangat rendah. Dengan mudah kita akan berkata, begitu saja tak bisa, tak becus, dasar oon, bodoh, tolol dan perkataan menyakitkan lainnya. Saat melihat orang lain melakukan kesalahan, dengan mudahnya kita mengetokkan palu layaknya hakim dan menundingnya dengan sinis, tanpa kita pernah mau tahu apa alasannya atau hal-hal apa yang membuat ia melakukan hal itu. Giliran kita mengalami apa yang ia alami. Atau merasakan apa yang ia rasa. Atau melakukan apa yang ia lakukan. Belum tentu kita bisa melakukannya dengan baik, atau jangan-jangan poin kita justru ada dibawahnya. Lihat saja para penonton bola yang bisanya cuma teriak- teriak dan memaki-maki pemain yang sedikit saja melakukan kesalahan. Sesekali turun ke lapangan dong, dan tunjukkan permainan bola Anda!, demikian saya akan menantangnya. Tak perlu menilai orang lain, sebab kita tidak pernah tahu seperti apa kita seandainya berada di posisinya. Belajar memahami orang lain jauh lebih baik daripada kita mengecamnya. Kita bukan manusia yang anti kesalahan, lalu mengapa kita begitu mudah mencaci kesalahan orang? Paling tidak kita harus pernah mengalaminya sendiri lebih dulu, barulah kita boleh berkata-kata. Stop menilai orang lain sebelum kita mengalaminya lebih dulu. Hal Kecil
Bacaan: Amsal 30:24-33
Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan- Amsal 30:24 Benjamin Franklin pernah berkata, Pukulan-pukulan kecil dapat menumbangkan pohon oak yang besar ! Memang mengherankan ketika melihat hal-hal yang penting dan temuan- temuan besar di dunia ini justru lahir dan berasal dari hal-hal yang kecil. Kita selalu punya kecenderungan untuk melihat sesuatu yang besar daripada memperhatikan sesuatu yang kecil. Hal-hal kecil biasanya kita lewatkan begitu saja, padahal melewatkan hal-hal kecil sebenarnya menutup pintu bagi kemungkinan-kemungkinan besar. Siapa peduli dengan sarang laba-laba? Tidak ada yang suka dengan sarang laba-laba, kecuali Spiderman tentunya. Sarang laba-laba identik dengan tempat yang kotor, jorok dan jarang dibersihkan. Melihat sarang laba-laba membuat kita jadi tidak sabar lagi untuk segera mengambil sapu dan menghilangkan sarang laba-laba itu. Sementara banyak orang melewatkan hal-hal yang kecil, seorang yang peduli dengan hal-hal kecil justru terinspirasi dengan sarang laba-laba ini. Inspirasi dari sarang laba-laba inilah yang kemudian melahirkan gagasan untuk membuat jembatan gantung! Siapa peduli dengan suara ketel di atas kompor? Suara itu benar-benar mengganggu dan berisik. Membuat kita tak sabar untuk segera mematikan kompor agar suara ketel itu berhenti. Mempedulikan suara ketel adalah tindakan yang bodoh, tapi justru dari suara ketel itulah mesin uap kemudian diciptakan oleh seorang James Watt.
Telah terbukti bahwa hal-hal besar selalu lahir dari hal-hal kecil. Seringkali kita melewatkan banyak hal kecil terjadi begitu saja. Kita terlanjur punya konsep bahwa hal-hal besar selalu lahir dari pemikiran yang rumit. Itu sebabnya kita selalu disibukkan dengan hal-hal besar dan hal-hal paling rumit, dan tidak pernah mempedulikan hal-hal kecil yang nampaknya terlalu sederhana untuk dipikirkan. Terbukalah dengan hal-hal kecil. Belajar peka dan kritis dengan hal-hal kecil yang terjadi di sekitar kita. Jangan pernah membiarkan hal-hal kecil terlewatkan begitu saja, tanpa kita bisa belajar darinya. Jangan sampai suatu saat kita akan dipermalukan akibat kita selalu meremehkan hal-hal kecil. Semua hal besar selalu berawal dari hal kecil. Find and See
Bacaan: Amsal 22:24-25
Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak.- Amsal 13:20 Pelikan adalah burung penangkap ikan yang ulung. Tetapi di kota Monterey, California hal seperti ini tidak terjadi. Di kota ini, burung-burung pelikan tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan ikan, karena banyak sekali pabrik-pabrik pengalengan ikan. Selama bertahun- tahun mereka berpesta dengan ikan-ikan yang berserakan. Tetapi hal yang menakutkan terjadi ketika ikan di sepanjang pesisir mulai habis, dan pabrik-pabrik pengalengan mulai tutup, burung-burung tersebut mengalami kesulitan. Karena sudah bertahun-tahun tidak menangkap ikan, mereka menjadi gemuk dan malas. Ikan-ikan yang dulu mereka dapatkan dengan mudah sudah tidak ada, sehingga satu persatu dari mereka mulai sekarat dan mati. Para pencinta lingkungan hidup berusaha keras untuk menyelamatkan mereka. Berbagai cara dicoba untuk mencegah populasi burung ini agar tidak punah. Sampai suatu saat terpikirkan oleh mereka untuk mengimport burung-burung pelikan dari daerah lain, yaitu pelikan-pelikan yang berburu ikan setiap hari. Pelikan-pelikan tersebut lalu bergabung bersama pelikan- pelikan setempat. Hasilnya luar biasa. Pelikan-pelikan baru tersebut dengan segera berburu ikan dengan giatnya, perlahan-lahan pelikan-pelikan yang kelaparan tersebut tergerak untuk berburu ikan juga. Akhirnya pelikan-pelikan di daerah tersebut hidup dengan memburu ikan lagi. Les Giblin, seorang pakar hubungan manusia menjelaskan bahwa manusia belajar sesuatu dari panca inderanya. 1% dari rasa, 1 % dari sentuhan, 3 % dari penciuman, 11% dari pendengaran, dan 83% dari pengelihatan. John C Maxwel, seorang pakar kepemimpinan dalam sebuah surveinya membuktikan bahwa, Bagaimana seorang menjadi pemimpin? 5% akibat dari sebuah krisis, 10% adalah karunia alami, dan 85% adalah dikarenakan pengaruh dari pemimpin mereka. Demikian halnya jika Anda ingin semakin maju, maka salah satu cara terbaik adalah dengan bergaul dengan orang-orang yang berprestasi yang bisa anda temui. Perhatikan cara mereka bekerja, lihat hidup mereka, pelajari cara berpikir mereka, lihat bagaimana mereka mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidup mereka. Memang benar kita dapat belajar dari Tuhan langsung atau melalui pimpinan Roh Kudus, tapi kita juga harus terbuka ketika Tuhan menempatkan orang-orang terbaik yang bisa memacu hidup kita. Carilah pergaulan yang dapat membangun kerohanian dan kehidupan And Tiga Tipe Pemberi
Bacaan: Amsal 11:24-26
Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya ...- Amsal 11:24 Kita semua tentu pernah memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan. Hanya saja motivasi kita memberi itu berbeda-beda. Ada yang memberi karena ada pamrih terselubung. Ada juga yang memberi karena terpaksa. Tapi ada juga yang memberi karena ketulusan hati dan ekspresi kasih. Ada tiga macam pemberi. Si batu api, si spon dan si sarang lebah. Untuk mendapatkan si batu api, Anda harus menghantam dia. Walau sudah dihantam, biasanya Anda hanya mendapat sedikit serpihan dan percikan bunga api. Pelit untuk memberi. Kalau pun mau memberi itu selalu dengan pertunjukan besar-besaran. Pemberi macam ini akan selalu menuntut kalau namanya harus diumumkan dan berharap semua orang tahu. Ada si spon. Untuk mendapatkan sesuatu dari si spon, Anda harus memerasnya lebih dulu, kalau perlu dengan aksi mengancam segala. Barulah si spon mau memberi. Memberi karena terpaksa. Memberi bukan dari hati. Yang terakhir adalah pemberi tipe sarang lebah. Sarang lebah senang memberi, tanpa tekanan dan tanpa harus menunggu lebih dulu seseorang merengek-rengek kepadanya. Dia membiarkan madu yang dihasilkan terus mengalir agar orang yang sedang membutuhkannya bisa mendapatkannya. Uniknya, sarang lebah tidak akan pernah kehabisan. Ia akan selalu memberi, memberi dan selalu ada saja madu yang diberikannya, seolah tidak ada habisnya. * Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah kita pemberi macam bunga api yang selalu gembar-gembor ke sana ke mari untuk mengumumkan kedermawanan kita? Apakah kita pemberi macam spon yang menunggu ditekan dan dipaksa dulu? Ataukah kita seperti sarang lebah yang memberi karena ketulusan? Memberi karena ada iman bahwa yang telah mereka berikan akan segera diganti dengan baru. Berharap bahwa kita semua adalah orang Kristen yang suka memberi. Memberi karena ketulusan dan ekspresi kasih. Hal yang paling unik soal memberi adalah kita tidak akan pernah kekurangan di saat kita memberi. Tak pernah ada orang yang jatuh miskin karena ia memberi. Mengapa? Karena Tuhan selalu menggantinya dengan berkat yang selalu baru. Apakah kita sudah menjadi pemberi yang tulus? Macan dengan Nyali Tikus
Bacaan: II Timotius 1:3-1
Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, - II Timotius 1:7 Salah satu alasan mengapa kita tidak bisa mengembangkan senyum lebih lebar adalah karena kita terlampau dicekam oleh ketakutan kita sendiri. Boleh percaya boleh tidak, namun fakta berkata bahwa ketakutan adalah seperti kanker ganas yang menggerogoti sukacita kita. Semakin kita mengijinkan ketakutan mempengaruhi kehidupan kita, maka semakin sulit kita merasakan sukacita. Cerita lama dari India menceritakan tentang tikus yang ketakutan karena melihat seekor kucing. Itu sebabnya tikus tersebut pergi kepada tukang sihir untuk menyulapnya menjadi kucing. Setelah tikus tersebut jadi kucing, kembali lagi ia dicekam rasa takut karena melihat anjing. Maka segera saja ia kembali ke tukang sihir dan minta mengubahnya menjadi anjing. Setelah jadi anjing, lagi-lagi ia takut ketika bertemu dengan macan dan minta kepada tukang sihir untuk mengubahnya menjadi macan. Tetapi ketika ia datang lagi dengan keluhan bahwa ia bertemu dengan pemburu, si tukang sihir menolak membantu lagi, Akan saya ubah kamu jadi tikus lagi, sebab, sekalipun badanmu macan, nyalimu masih tetap nyali tikus. Ketika kita percaya kepada Yesus, kita diubah menjadi manusia baru. Hanya sayang, kita seperti cerita klasik tersebut. Kita mengaku sudah menjadi manusia baru, tapi nyali kita tidak baru. Daripada mengijinkan Kristus menguasai kehidupan kita, kita lebih mengijinkan ketakutan yang menguasai kita. Bukan iman, tapi rasa kuatir. Bukan keberanian, tapi rasa cemas. Tak heran sukacita kita padam. Tak ada senyum. Tak ada keceriaan. Sebaliknya, kegelisahan dan ketakutanlah yang terpancar dari hidup kita. Seandainya kita memiliki nyali Kristus, tentu kita bisa bersukacita dalam segala keadaan. Paulus memiliki nyali Kristus, itu sebabnya penjara tak bisa membendung sukacitanya. Demikian juga situasi dan kondisi yang paling buruk sekalipun tak akan pernah bisa memadamkan sukacita kita, seandainya kita memiliki nyali Kristus. Sungguh ironis kalau kita mengaku sebagai anak Tuhan tetapi tak mampu lagi bersukacita karena situasi dan keadaan yang menantang kita. Bukankah seharusnya kita berani menghadapi setiap tantangan hidup dengan optimisme dan sukacita? Kalau tak bisa tersenyum di tengah tantangan hidup, itu seperti seekor macan dengan nyali tikus. Hadapilah semua tantangan hidup dengan optimisme dan sukacita. Arti Sebuah Ketulusan
Bacaan: Mazmur 73:1, 125:4
Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, ...- Mazmur 73:1 John Blanchard tertarik dengan seorang gadis yang dikenalnya lewat surat menyurat. Ia belum pernah tahu seperti apa wajah dan penampilannya. Yang ia tahu bahwa ia lembut, baik, penuh kasih dan sungguh hatinya manis. Demikianlah kesimpulannya setiap kali membaca surat dari Miss Hollis Maynell, gadis yang dikenal lewat surat menyurat itu. Lebih dari satu tahun Blanchard saling berkirim surat dengan Miss Maynell. Setiap surat merupakan benih yang jatuh dalam hati yang subur. Sebuah kisah cinta mulai bersemi di antara mereka. Blanchard pernah minta dikirimi foto, tapi gadis itu menolaknya. Menurut dia, kalau memang Blanchard benar-benar mencintainya, tidak menjadi soal bagaimana paras mukanya. Setelah satu tahun berlalu mereka memutuskan untuk bertemu di Grand Central Station, New York, dengan tanda bahwa Miss Maynell akan menyelipkan mawar ke bajunya. Waktu yang ditentukan tiba, dan Blanchard dengan hati berdegup mulai mencari-cari gadis dengan bunga mawar. Dalam pencariannya itu, ia bertemu dengan seorang gadis yang luar biasa cantik. Blanchard mulai berjalan beriringan dengannya beberapa waktu lamanya ketika gadis itu bertanya, Anda ke jurusan sama seperti saya? Hanya sayang, gadis itu tidak memakai mawar merah. Dan ketika ia sedikit menoleh ke belakang, ia melihat seorang wanita dengan bunga mawar merah berdiri di belakang gadis itu. Wanita itu jauh diatas 40 tahun. Terlalu gemuk untuk ukuran wanita. Parasnya pun sangat biasa. Sangat berbeda jauh dengan gadis cantik tadi. Blanchard sedikit bimbang. Ia ingin mengikuti gadis cantik tadi, tapi hatinya sudah terlanjur melekat dengan tulisan-tulisan lembut Miss Haynell. Ia lebih memilih hati daripada mencintai paras dan penampilan luar. Akhirnya ia putuskan untuk menyatakan diri kepada wanita gemuk itu. Saya John Blanchard dan Anda pasti Miss Mayneel. Saya sangat senang bertemu dengan Anda dan kalau tidak keberatan saya mengundang Anda untuk makan malam. Wanita itu tersenyum, Saya tidak tahu pasti apa yang sedang terjadi. Tetapi gadis cantik di depan saya tadi membujuk saya untuk memakai bunga mawar ini. Dan katanya, kalau Anda mengundang saya untuk makan malam, saya harus mengatakan kepada Anda bahwa ia sedang menunggu Anda di restoran besar di depan sana. Katanya, ini semacam ujian hati untuk sebuah cinta dan ketulusan! Temukan mutiara rohani dan petiklah kebenaran dari kisah tersebut. John Wesley
Bacaan: Matius 25:31-46
Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan;- Matius 25:42 Pernahkah Anda mendengar nama John Wesley? Ia seorang yang patut kita teladani dalam caranya menggunakan uang. Wesley dibesarkan dalam keluarga pendeta miskin. Saat dewasa ia akhirnya menjadi pendeta juga seperti ayahnya, namun dengan nasib yang berbeda. Sebagai profesor teologia di Oxford, ia menghasilkan uang yang cukup untuk membalas kepahitan masa kecilnya yang serba kekurangan. Dengan penghasilan 30 pounds setahun, saat itu ia bisa hidup berfoya-foya dengan uangnya. Namun ia berubah ketika suatu hari ia melihat pembantunya yang miskin berpakaian tipis di musim dingin. Ia bermaksud menolongnya dengan pemberi uang, tapi ternyata tak ada uang yang tersisa di kantongnya. Padahal dinding rumahnya berhiaskan lukisan mahal dan barang- barang mewah. Sejak saat itu ia berjanji dalam hatinya untuk membatasi penggunaan uangnya dengan bijak agar bisa menolong orang banyak. Dari gajinya yang 30 pounds per tahun ia menyisihkan 2 pounds untuk dibagikan. Tahun berikutnya ketika gajinya naik 2 kali lipat, ia tetap menggunakan 28 ponds untuk dirinya sendiri dan membagikan sisanya 32 pounds kepada orang miskin. Tahun demi tahun ia tetap melakukan hal yang sama sekalipun gajinya telah berlipat ganda. Barulah setelah gajinya mencapai 1400 pounds, ia menaikkan taraf hidupnya menjadi 30 pounds per tahun. Sungguh luar biasa! Tak heran Allah memberikan kepadanya kepercayaan yang besar dalam hal keuangan. Mungkin kita belum pernah mencoba berlaku se"ekstrim" John Wesley. Namun pasti Tuhan ingin anak-anak-Nya bisa belajar menggunakan uang dengan benar. Tak perlu rencana yang terlalu panjang untuk menunggu kita kaya raya dulu. Dengan apa yang ada pada kita hari ini, kita bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain. Cara seperti ini akan menghindarkan kita dari bahaya ketamakan. Belajar dari John Wesley, bahwa yang namanya kepuasaan di dunia itu tidak ada habisnya, itu sebabnya pastikan kita yang mengatur keuangan kita, bukan uang yang mengatur kehidupan kita. Dengan cara ini kiranya akan membuat kita semakin dipercaya oleh Tuhan dan kiranya Tuhan akan memakai tangan kita untuk memberkati semakin banyak orang yang membutuhkan uluran tangan kita. Gunakanlah keuangan kita dengan bijak dan hindarkan diri dari kerserakahan. Kacamata Anda
Bacaan: II Raja-raja 6:8-23
Ya Tuhan :Bukalah kiranya matanya supaya ia melihat ... - II Raja-raja 6:17 Baik atau buruk itu tergantung dari cara kita memandang. Masalah bisa menjadi buruk tapi bisa juga menjadi baik, itu juga tergantung dari cara kita memandang. Lihatlah hal yang baik dengan cara pandang yang buruk, maka hal itu akan terlihat sedemikian negatif. Sebaliknya, lihatlah hal yang buruk dengan cara pandang yang baik, secara mengejutkan kita akan melihat hal-hal yang positif. Dean Black menceritakan dua kisah nyata mengenai hal ini dalam buku Frogship Perspective. Seorang pemain bola basket berbakat, ketika berusia 16 tahun kehilangan kedua kakinya dalam sebuah kecelakaan. Ini hal yang buruk bagi Curt Brinkman, pebasket muda tersebut yang akhirnya menjadi atlet kursi roda terkenal. Ia berkata, Segera sesudah kecelakaan itu saya bangkit. Saya justru tidak tahu seperti apa kalau kaki saya masih ada. Seorang pria setengah baya melihat kembali dari kebutaan matanya semenjak lahir. Lalu seorang psikolog yang menanganinya berkomentar tentang mantan pria buta ini, Waktu buta, dia hebat sekali. Tapi waktu dia sembuh, prestasinya merosot drastis, bahkan seperti orang bodoh. * Bagi kita kehilangan kedua kaki adalah masalah besar, tapi bagi Curt Brinkman justru adalah kunci kesuksesan. Bagi kita mendapat kembali penglihatan adalah hadiah, tapi bagi pria separuh baya tersebut adalah masalah besar. Mengapa bisa demikian? Ini bukan soal masalahnya, tapi soal bagaimana kita melihat sebuah masalah. Perlu saya tekankan sekali lagi, lihatlah hal yang baik dengan cara pandang yang buruk, maka hal itu akan terlihat sedemikian negatif. Sebaliknya, lihatlah hal yang buruk dengan cara pandang yang baik, maka kita akan melihat hal-hal yang positif. Apakah hari ini kita sedang mengalami masalah? Bagaimana cara kita memandang masalah tersebut? Tuhan selalu mengajar agar kita melihat segala masalah dari sudut pandang yang positif. Ini seperti orang yang memakai kacamata. Memakai kacamata hitam akan membuat obyek yang paling terangpun akan terlihat gelap. Jadi jika hari ini hidup Anda terlihat begitu suram dan gelap untuk dijalani, jangan-jangan yang salah adalah kacamata Anda.
Lihatlah setiap masalah yang paling buruk sekalipun dengan kacamata positif. Mata Ganti Mata ?
Bacaan: Amsal 24:23-34
Janganlah berkata: ?Sebagaimana ia memperlakukan aku, demikian kuperlakukan dia. Aku membalas orang menurut perbuatannya."- Amsal 24:29 Ketika saya membaca ulasan yang disampaikan oleh Abe Chehebar, CEO Accessory Network Group & Ghurka, saya tersenyum geli sekaligus mengakui kebenaran di dalam kata- katanya. Ia berkata seperti ini, Hasil akhir dari teori mata ganti mata, gigi ganti gigi adalah dua orang ompong yang buta. Balas dendam adalah hal yang tidak masuk, apalagi jika terjadi dalam dunia bisnis! Dalam dunia kerja kadangkala kita harus berhadapan dengan pihak lain yang sangat menjengkelkan kita. Kita merasa dirugikan. Kita merasa diremehkan, dihina, atau dipandang sebelah mata. Kita merasa dipojokan, dijegal dan dijatuhkan. Itu hal yang sangat menyakitkan. Jika kita seorang karyawan, ada kalanya kita berhadapan dengan rekan kerja yang penuh tipu daya dan intrik demi menjatuhkan kita. Lalu bagaimana reaksi kita menghadapi semuanya itu? Akankah kita membalas setimpal dengan apa yang telah dilakukannya kepada kita? Jika kita melakukan hal itu, kita telah melakukan teori mata ganti mata, gigi ganti gigi. Hasilnya, musuh kita memang jadi buta dan ompong. Namun jangan lupa bahwa kita sendiri pun jadi buta dan ompong! Balas dendam jelas tidak ada habisnya. Mengijinkan kebencian menguasai hati kita hanya akan membuat hilangnya fokus terhadap pekerjaan kita sendiri. Semua waktu kita hanya dihabiskan untuk berpikir bagaimana kita bisa melakukan pembalasan yang setimpal. Meski akhirnya kita berhasil melakukan pembalasan yang setimpal, pekerjaan kita sendiri akhirnya terbengkalai dan kacau. Kita berhasil membuat musuh kita buta dan ompong, namun hal yang sama juga terjadi pada diri kita. Kunci keberhasilan Salomo ialah tidak membalas orang menurut perbuatannya. Dengan cara ini sebenarnya kita telah menghentikan permusuhan yang tidak ada habisnya. Yesus juga meneguhkan hal ini dengan hukum kasih, sehingga kita tidak perlu membalas kejahatan dengan kejahatan, tapi sebaliknya membalas kejahatan dengan kebaikan. Hasil akhir dari teori mata ganti mata, gigi ganti gigi adalah dua orang ompong yang buta! Pengharapan
Bacaan: Amsal 10:28, 11:23
Harapan orang benar akan menjadi sukacita, tetapi harapan orang fasik menjadi sia-sia. - Amsal 10:28 Ketika seorang petani mengolah tanah, menaburkan benih, memberi pupuk, memberikan sistem pengairan yang baik, menjaga ladangnya dari hama, dan merawatnya dengan intensif, petani tersebut memiliki sebuah harapan bahwa apa yang dilakukannya akan menghasilkan hasil panenan yang besar. Tidak ada petani yang tidak mengharapkan hasil apapun atas jerih payahnya. Semuanya dilakukan untuk sebuah pengharapan. Belajar dari ilustrasi tersebut, kitapun harus memiliki pengharapan. Seperti apa pengharapan yang benar itu? Seperti apa pengharapan yang akan membuahkan sukacita? Satu, pengharapan harus memiliki dasar. Mengapa petani mengharapkan panen? Karena petani tersebut telah menanam benih dan percaya bahwa dari benih itu bisa dihasilkan banyak hasil panen. Demikian juga setiap pengharapan kita harus mempunyai dasar, sehingga pengharapan kita bukan berdasarkan untung-untungan. Dua, pengharapan harus disertai dengan tindakan nyata. Petani mengharapkan panen. Itu sebabnya ia mengolah tanah dan membuatnya menjadi gembur, mengairinya dengan baik, diberi pupuk, dijaga dari hama, dsb. Petani tersebut harus lebih dulu bekerja keras sebelum harapannya menjadi kenyataan. Kita pun demikian, jika tanpa mau bekerja maka semua harapan kita hanya sekedar lamunan dan angan-angan belaka. Ketiga, pengharapan harus realistis. Memang Tuhan bisa melakukan banyak cara yang penuh keajaiban, namun hal tersebut hanya bersifat insidentil. Itu sebabnya seorang petani tak mungkin mengharapkan minggu depan sudah bisa panen sementara benihnya baru ditabur hari ini. Atau mengharapkan hasil 1 ton sementara yang ditabur hanya beberapa benih saja. Tanpa kewajaran, pengharapan hanya akan berujung pada kekecewaan. Salomo mengingatkan bahwa kita harus memiliki pengharapan dan mau menanti hasilnya dengan penuh kesabaran dan ketekunan, sebab jika tidak, kita tidak akan pernah melakukan satu pekerjaan dengan baik. Pengharapan yang benar akan berbuah sukacita. Budaya Beribadah
Bacaan: Matius 15:1-20
Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan. - Matius 15:2 Makan itu ada budayanya sendiri. Tiap daerah memiliki budaya yang berbeda. Pergilah ke daratan Cina, Anda harus bersiap-siap menggunakan sumpit sebagai ganti sendok dan jangan kaget atau merasa aneh kalau mereka yang duduk semeja dengan Anda bersendawa dengan bebasnya. Budaya Latin juga berbeda, kalau Anda menghabiskan semua makanan di piring Anda tanpa sisa, itu sama saja memberitahukan kepada tuan rumah bahwa Anda masih lapar. Di Italia, para bangsawan selalu meletakkan pisau dan garpu bersilang setelah selesai makan. Budaya Yahudi berbeda lagi. Ada aturan mutlak yang harus mereka patuhi soal makan, yaitu membasuh tangan lebih dulu sebelum makan. Suatu ketika murid-murid Yesus mengindahkan tata cara makan ala Yahudi ini. Akibatnya, Yesus ditegur habis-habisan oleh orang-orang Farisi dan ahli taurat hanya karena para murid tidak membasuh tangan lebih dulu sebelum makan. Jawaban Yesus sungguh bijak menanggapi pertanyaan Farisi, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang. Saya mau beritahu, tapi jangan kaget. Kita seringkali bertindak seperti para Farisi dan ahli taurat itu. Kekristenan tak lebih dari sekedar tata cara dan aturan, bukan kehidupan. Kening kita mengkerut dan tidak suka kalau tata cara beribadah yang dilakukan tidak seperti aturan baku dalam gereja kita. Kita lebih memusingkan soal bertepuk tangan atau tidak. Kita lebih memusingkan antara memakai musik lengkap ataukah hanya menggunakan organ tua. Bagi yang biasa beribadah dengan tenang akan marah kalau suasana ibadah meriah dan hiruk pikuk. Bagi yang biasa beribadah dengan meriah akan mengecam kalau ibadah itu tidak ada urapan, seandainya dilakukan dengan cara yang tenang. Kekristenan lebih penting hanya dari sekedar tata cara atau budaya saja. Kekristenan bukan hanya sekedar ritual belaka, tapi sungguh merupakan kehidupan nyata. Jadi, bagaimanapun beraneka ragam budaya saat beribadah itu tak terlalu penting, tak perlu dipusingkan, apalagi dipeributkan. Tuhan kita adalah Tuhan diatas segala budaya. Jadi, apakah kita akan memegahkan diri kalau merasa bahwa tata cara ibadah kita lah yang paling berkenan di hadapan Tuhan? Lebih fokus kepada gaya hidup kita sebagai orang Kristen daripada ritual yang kita lakukan.