Anda di halaman 1dari 30

44

BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam
Secara geografis wilayah Kabupaten Tabanan terletak antara 114
0
54
52 Bujur Timur dan 8
0
14 30 8
0
3007 Lintang Selatan. Kabupaten Tabanan
adalah sebuah kabupaten di Provinsi Bali, Indonesia, terletak pada posisi yang
sangat strategis, yaitu sekitar 35 km di sebelah barat Kota Denpasar ( dapat dilihat
pada Gambar 4.1)
Gambar 4.1 Peta Pulau Bali
(Dokumen : http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tabanan)
Berdasarkan gambar peta tersebut, diketahui bahwa letak Kabupaten
Tabanan berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di sebelah utara yang dibatasi
oleh deretan pegunungan seperti Gunung Batukaru (2.276 m), Gunung Sanghyang
(2.023 m), Gunung Pohen (2.051 m), Gunung Penggilingan (2.082 m), dan
Gunung Beratan (2.020 m); di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
45
Badung, yang dibatasi oleh Tukad Yeh Sungi, Tukad Yeh Ukun dan Tukad Yeh
Penet; di sebelah selatan dibatasi oleh Samudra Hindia, dengan panjang pantai
selebar 37 km ; di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jembrana yang
dibatasi oleh Tukad Yeh Let. Tabanan dikatakan memiliki posisi yang sangat
strategis karena merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang menghubungkan
antara Pulau Bali dan Pulau Jawa.
4.1.1 Luas wilayah
Luas Kabupaten Tabanan adalah 839,33 km (14,90% dari luas Provinsi
Bali) dan terletak pada ketinggian wilayah 0 2.276 m di atas permukaan air laut.
Kabupaten Tabanan terdiri dari seluruh sepuluh kecamatan, 113 desa, 729 banjar
adat, dan 333 desa adat ( dapat dilihat pada Gambar 4.2 )
Gambar 4.2
Pembagian Wilayah Kabupaten Tabanan
( Dokumen : http://id.Infrastruktur.org/Kabupaten_Tabanan)
Berdasarkan peta di atas diketahui bahwa Pembagian Administratif tiap
kecamatan kabupaten Tabanan adalah seperti dibawah ini.
46
1) Baturiti = 99,17 km
2) Kediri = 53,60 km
3) Kerambitan = 42,39 km
4) Marga = 44,79 km
5) Penebel = 141,98 Km
6) Pupuan = 179,02 km
7) Selemadeg = 57,51 km
8) Selemadeg Barat = 104,25 km
9) Selemadeg Timur = 65,22 km
10) Tabanan = 51,40 km
Dilihat dari data di atas, wilayah terluas adalah Kecamatan Pupuan, yaitu 179,02
km, sedangkan Tabanan yang merupakan pusat pemerintahan seluas 51,40 km
dan di sinilah letak SLB.B N Tabanan.
4.1.2 Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana sangat diperlukan sebagai penunjang kelancaran
pembangunan di Kabupaten Tabanan. Sarana dan prasarana tersebut adalah
sebagai berikut.
1.Transportasi
Jalan adalah prasarana yang mempunyai peranan yang sangat penting
dalam memperlancar mobilitas penduduk dan kegiatan perekonomian suatu
daerah. Semakin tinggi tingkat pembangunan suatu daerah, otomatis akan
menuntut pembangunan jalan untuk mempermudah mobilitas dan memperlancar
arus perdagangan antardaerah. Panjang jalan di seluruh Kabupaten Tabanan
hingga tahun 2010 tercatat sepanjang 1.057,53 km yang 89,68 persen di antaranya
sudah diaspal. Jenis angkutan darat bermotor yang ada di Kabupaten Tabanan,
antara lain bus, mikro bus, station suburband, minitruck, truck, pick up, mikrolet
dan sedan/jeep. Jumlah angkutan bermotor yang ada di Kabupaten Tabanan pada
47
tahun 2010 tercatat sebanyak 6.758 buah yang 71,38 persen di antaranya
merupakan angkutan bermotor berstatus bukan umum.
Dari angkutan bermotor yang ada sebagian besar berjenis pick up, yaitu sebanyak
3.869 buah (57,52 %), sedangkan yang berjenis truk sebanyak 1.765 buah (26,12
%) , dan 16,37 persen sisanya tersebar di jenis angkutan bermotor lainnya.
2. Pendidikan
Salah satu indikator yang menentukan kualitas sumber daya manusia
(SDM) adalah tingkat pendidikan. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi,
diharapkan kualitas SDM-nya juga tinggi. Dalam rangka meningkatkan kualitas
SDM, diperlukan perhatian yang serius di bidang pendidikan. Salah satu bentuk
perhatian di bidang pendidikan adalah dengan menyediakan sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai.
Dewasa ini pendidikan tidak lagi dimulai dari tingkat sekolah dasar (SD),
melainkan sudah dimulai dari tingkat pendidikan taman kanak kanak (TK).
Jumlah sekolah TK di Kabupaten Tabanan pada tahun 2010 terdapat sebanyak
219 buah dengan jumlah murid sebanyak 6.394 orang. Jumlah SD yang ada di
Kabupaten Tabanan pada tahun 2010 adalah sebanyak 339 buah, dengan jumlah
murid dan guru masing-masing sebanyak 35.969 dan 3.383 orang. Dari keadaan
tersebut dapat diketahui bahwa nilai rasio murid terhadap guru untuk sekolah
dasar adalah sebesar 11 orang. Nilai rasio ini berarti setiap 1 orang guru SD harus
mendidik 13 orang murid. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah
murid SLTP di Kabupaten Tabanan pada tahun 2010 mengalami peningkatan
sebesar 1,01 persen. Dari 18.232 murid SLTP, terdapat 1.644 orang guru yang
48
mengajar di tingkat SLTP. Ini berarti bahwa rasio murid terhadap guru untuk
tingkat SLTP adalah sebesar 11. Untuk sekolah menengah atas (SMU dan SMK),
jumlah murid di Kabupaten Tabanan mengalami kenaikan, yaitu dari 12.551
orang pada tahun 2009 menjadi 12.551 orang pada tahun 2010. Jumlah pengajar
yang mengajar di sekolah menengah atas sebanyak 1.517 orang guru. Hal itu
berarti bahwa rasio murid terhadap guru untuk tingkat sekolah menengah atas
adalah sebesar 9.
Di Kabupaten Tabanan terdapat tiga perguruan tinggi, d imana ketiganya
merupakan perguruan tinggi swasta (PTS). Jumlah mahasiswa PTS di Kabupaten
Tabanan pada tahun 2010 meningkat dari 1.913 orang pada tahun 2009 menjadi
2.079 orang pada tahun 2010. Sebaliknya untuk SLB terdapat tiga sekolah, yaitu
SLB Kemala Bhayangkari, SLB.B Negeri Tabanan, dan SLB A Santikatmaka dan
hanya SLB.B Negeri Tabanan yang berstatus negeri, sedangkan yang lainnya
swasta. Ketiga SLB tersebut terletak di Kabupaten Tabanan di bawah naungan
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali.
3. Kesehatan
Penyediaan sarana dan prasarana kesehatan serta tenaga kesehatan
merupakan salah satu cara pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Rumah sakit dan puskesmas merupakan salah satu sarana
kesehatan yang paling vital. Di Kabupaten Tabanan terdapat 20 puskesmas, 78
puskesmas pembantu, dan 30 puskesmas keliling. Rumah sakit negeri yang
terdapat di Kabupaten Tabanan hanya satu buah dengan jumlah tempat tidur
sebanyak 190 buah. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah
49
tenaga kesehatan di RSUD Kabupaten Tabanan pada tahun 2010 mengalami
kenaikan sebesar 1,17 persen. Seiring dengan kenaikan jumlah tenaga medis,
jumlah fasilitas tempat tidur di RSUD Tabanan juga bertambah. Pemeriksaan
kesehatan, pemberian imunisasi, dan vitamin anak-anak di SLB.B N Tabanan
bekerja sama dengan puskesmas pembantu di Kecamatan Tabanan.
4. Hotel dan Pariwisata.
Hotel merupakan salah satu sarana akomodasi yang sangat penting
peranannya dalam menunjang pariwisata suatu daerah. Jumlah Hotel yang ada di
Kabupaten Tabanan berjumlah 77 buah, dua di antaranya merupakan hotel
berbintang. Selama tahun 2010, jumlah wisatawan yang singgah ke objek wisata
di Kabupaten Tabanan tercatat sebanyak 3.331.430 orang, yaitu 34,25 persen di
antaranya merupakan wisatawan mancanegara. Jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata yang berada di
kabupaten Tabanan mengalami peningkatan sebesar 13,84 persen.
5. Tempat Ibadah
Sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945, negara menjamin kehidupan beragama serta menjaga kerukunan antarumat
beragama. Untuk itu, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk
peningkatan pelayanan bagi seluruh umat beragama. Sebagian besar penduduk
Kabupaten Tabanan beragama Hindu. Hal ini tercermin dari jumlah peribadatan
yang terdapat di Kabupaten Tabanan. Pada tahun 2010 di Kabupaten Tabanan
terdapat 1.163 buah tempat peribadatan untuk agama Hindu, 43 buah untuk agama
50
Islam, 6 buah untuk agama Katolik, 3 buah untuk agama Budha, dan 9 buah untuk
agama Protestan.
4.1.3 Topografi
Topografi Kabupaten Tabanan terletak di antara ketinggian 0 2.276 m
dpl, dengan perincian pada ketinggian 0 500 m dpl merupakan wilayah datar
dengan kemiringan 2 15 %, sedangkan pada ketinggian 500 1.000 m dpl
merupakan wilayah datar sampai miring dengan kemiringan 15 40 %. Daerah-
daerah yang mempunyai kemiringan 2 15 % dan 15 40 % merupakan daerah
yang cukup subur tempat para petani melakukan kegiatan pertanian untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Di daerah-daerah yang mempunyai ketinggian di
atas 1.000 m di atas permukaan laut dan dengan kemiringan 40 % ke atas
merupakan daerah berbukit- bukit dan terjal.
Keadaan topografi Kabupaten Tabanan dapat juga digambarkan dengan
adanya dataran tinggi di wilayah Tabanan bagian utara yang merupakan daerah
pegunungan dengan ketinggian maksimal di puncak Gunung Batukaru 2.276
meter dari permukaan laut, sedangkan daerah selatan merupakan daerah pantai
atau dataran rendah. Topografi berpengaruh terhadap suhu di tiap-tiap kecamatan
dan perbedaan suhu berpengaruh pada tingkat curah hujan yang pada gilirannya
berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Curah hujan di suatu tempat
dipengaruhi oleh keadaan iklim, topografi, dan pertemuan arus angin. Dari
topografinya, Kabupaten Tabanan merupakan daerah pegunungan dan pantai. Ini
mengakibatkan perbedaan suhu di tiap-tiap daerah di wilayah Kabupaten
Tabanan. Perbedaan suhu tersebut pada akhirnya dapat memengaruhi tingkat
51
curah hujan. Dari dua stasiun pencatat curah hujan yang aktif di Kabupaten
Tabanan, curah hujan yang tertinggi pada tahun 2010 terjadi pada bulan Januari,
April, dan September hingga Desember. Hal tersebut berarti pada bulan bulan
bersangkutan, frekwensi curah hujannya tinggi.
Sebanyak 23.358 h atau 28,00% dari luas lahan yang ada di Kabupaten
Tabanan merupakan lahan persawahan, sehingga kabupaten Tabanan dikenal
sebagai daerah agraris. Jadi, potensi unggulan Kabupaten Tabanan adalah bidang
pertanian karena sebagian besar mata pencaharian, soko guru perekonomian
daerah, serta penggunaan lahan wilayah Tabanan masih didominasi bidang
pertanian. Berdasarkan potensi dan kondisi masyarakat Kabupaten Tabanan,
asumsi makro ekonomi sebagai landasan kebijakan dalam penyusunan anggaran
adalah tingkat pertumbuhan perekonomian kabupaten Tabanan. Tujuan yang ingin
diwujudkan adalah semakin tumbuh kembangnya industri pedesaan yang berbasis
pertanian sebagai media strategi untuk memacu perekonomian masyarakat desa
(petani). Dengan meningkatkan nilai tambah petani melalui industri penanganan
dan pengolahan pascapanen diaharapkan akan mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Kabupaten Tabanan merupakan salah satu sentral produksi tanaman
pangan di Provinsi Bali. Jumlah produksi tanaman pangan Kabupaten Tabanan
adalah yang terbesar di Provinsi Bali. Dalam pembahasan tanaman pangan,
pertanian tanaman pangan dikelompokan ke dalam empat kelompok, yaitu padi,
palawija, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Pada tahun 2010 luas panen di
Kabupaten Tabanan mengalami peningkatan sebesar 6,36 persen menjadi 43.215
52
h. Namun, jika ditinjau dari sisi jumlah produksinya, jumlah produksi padi sawah
di Kabupaten Tabanan mengalami penurunan sebesar 3,65 persen. Hal ini
disebabkan oleh adanya hama tikus dan saluran irigasi masih diperbaiki sehingga
sawah kekurangan air. Di sisi lain jumlah produksi tanaman palawija pada tahun
2010 nilainya bervariasi. Artinya, sebagian ada yang mengalami peningkatan,
tetapi ada pula yang jumlah produksinya mengalami penurunan.
Tanaman palawija yang jumlah produksinya mengalami peningkatan
antara lain ketela pohon, ubi jalar, dan kacang hijau, sedangkan yang mengalami
penurunan adalah jagung, kacang tanah, dan kedelai. Jumlah produksi sayur-
sayuran di Kabupaten Tabanan pada tahun 2010 adalah sejumlah 772.156 ton.
Secara umum, produksi sayur-sayuran di Kabupaten Tabanan pada tahun 2010
masih didominasi oleh komoditas kubis, yaitu sebesar 197.059 ton (25,52 %).
Produksi buah-buahan di Kabupaten Tabanan pada tahun 2010 berjumlah 103.307
ton. Sebagian besar produksi buah-buahan masih didominasi oleh komoditas
pisang, yaitu sebesar 60.901 ton (58,95 %) dengan nilai produksi sebesar Rp
16.005.287.000,00
Sebagai wilayah yang berbatasan dengan Samudra Indonesia, Kabupaten
Tabanan memiliki garis pantai sepanjang 35 km yang terbentang dari timur ke
barat, mulai di Pantai Nyanyi, Kecamatan Kediri sampai di Pantai Selabih,
Kecamatan Selemadeg Barat. Potensi kelautan dan pantai ini telah dimanfaatkan
melalui usaha penangkapan ikan dan objek wisata. Sebagai daerah agraris mata
pencaharian utama penduduknya adalah sektor pertanian, yaitu sebesar 50,16%,
sedangkan sektor perdagangan, hotel, dan rumah makan merupakan mata
53
pencaharian urutan kedua dengan persentase 15,16%. Selebihnya bergerak di
sektor industri rumah tangga dan pengolahan sebesar 11,27% dan sektor jasa
10,93%. Pencatatan industri formal di Kabupaten Tabanan dikelompokkan ke
dalam kelompok industri logam, mesin, dan eletronik serta kelompok industri
kimia, agro, dan hasil hutan.
Berdasarkan hasil pencatatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Deperindag) Kabupaten Tabanan, tahun 2010 terdapat 302 unit usaha formal,
dari jumlah tersebut dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 3.439 yang tersebar
pada 10 kecamatan di Kabupaten Tabanan. Nilai produksi yang dihasilkan dari
302 unit usaha tersebut sebesar Rp 207.966.860,00. Di mana sebanyak 138 unit
usaha adalah industri logam, mesin, dan elektronik, sedangkan 164 unit usaha
adalah industri kimia, agro, dan hasil hutan.
Dalam penelitian ini keadaan alam yang dimaksud adalah segala sesuatu
yang dapat dimanfaatkan untuk terpenuhinya kebutuhan, menangani
permasalahan, dan peningkatan kondisi kehidupan masyarakat, yang dapat
digunakan untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
termasuk anak tunarungu. Kabupaten Tabanan mempunyai aktivitas ekonomi
yang kuat di bidang pertanian khususnya padi, peternakan, perdagangan, rumah
makan, industri kecil, dan kerajinan rumah tangga dalam menunjang pariwisata.
Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat
dengan meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana yang ditujukan untuk
meningkatkan pertumbuhan barang dan jasa serta pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya.
54
4.1.4 Demografi
Jumlah penduduk di Kabupaten Tabanan pada tahun 2004 tercatat
sejumlah 404.582 jiwa dengan laju pertumbuhan sejak lima tahun terakhir rata-
rata 0,36 persen per tahun. Pada periode 2000--2004, kepadatan penduduk rata-
rata 469,43 jiwa/km. Laju pertumbuhan penduduk lebih terkonsentrasi di Kota
Tabanan dan Kediri yang meliputi Desa Abiantuwung, Kediri, Banjar Anyar,
Delod Peken, Dajan Peken, Dauh Peken, Denbantas, Subamia, dan Bongan akibat
adanya urbanisasi yang tersebar pada kompleks perumahan KPR/BTN dan
pembukaan permukiman penduduk baru. Komposisi penduduk menunjukkan Sex
Ratio 98,27 yang berarti bahwa di antara 100 orang laki-laki terdapat 98--99
penduduk perempuan. Jumlah kepala keluarga (KK) di Kabupaten Tabanan
tercatat sejumlah 98.913 dengan rata-rata jiwa setiap rumah tangga 4,1 orang.
Keberhasilan pengendalian penduduk yang ditandai kecilnya jumlah jiwa
dalam rumah tangga juga disebabkan oleh adanya penundaan usia kawin wanita
yang rata-rata mencapai 24,2 tahun. Suksesnya penanganan kependudukan selain
adanya keberhasilan pengendalian juga karena adanya dukungan sosial, seperti
pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan dalam perekonomian. Hal ini dapat
dilihat dari adanya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan
membaiknya pendapatan per kapita. Dari tahun ke tahun pendapatan per kapita
penduduk Kabupaten Tabanan menunjukkan kecenderungan meningkat, yaitu
seperti di bawah ini.
Tahun 2000 sebesar Rp 3.706.700,52
Tahun 2001 sebesar Rp 4.363.076,62
55
1. Tahun 2002 sebesar Rp 4.829.048,17
2. Tahun 2003 sebesar Rp 5.019.778,00
3. Tahun 2004 sebesar Rp 5.358.758,91
Penduduk merupakan aset pembangunan bila mereka dapat diberdayakan
secara optimal. Di samping itu, penduduk juga dapat menjadi beban pembangunan
apabila kualitas penduduk atau sumber daya manusianya rendah. Berdasarkan
hasil registrasi penduduk tahun 2010, penduduk Kabupaten Tabanan tercatat
berjumlah 431.162 jiwa dengan laju pertumbuhan alaminya sebesar 0,15. Dari
431.162 jiwa, 214.264 (49,69 %) di antaranya merupakan penduduk laki-laki dan
216.898 (50,31 %) merupakan penduduk perempuan. Dilihat dari komposisi
penduduknya, rasio jenis kelamin atau sex ratio penduduk Kabupaten Tabanan
pada tahun 2010 adalah sebesar 98,79. Nilai ini berarti, bahwa setiap 100
penduduk perempuan di Kabupaten Tabanan terdapat 98 penduduk laki laki.
Kabupaten Tabanan dengan luas wilayah sebesar 839 km
2
dan jumlah
penduduk sebanyak 431.162 jiwa, kepadatan penduduknya mencapai 513 jiwa per
km
2
. Apabila dilihat tingkat kepadatan penduduk per kecamatan, persebaran
penduduk di Kabupaten Tabanan tidak merata. Terdapat beberapa kecamatan
yang tingkat kepadatan penduduknya jauh di atas rata-rata, antara lain Kecamatan
Kediri (1.399 jiwa per km
2
), Tabanan (1.235 jiwa per km
2
), Marga (970 jiwa per
km
2
), Kerambitan (930 jiwa per km
2
), Baturiti (515 jiwa per km
2
), sedangkan
lainnya tingkat kepadatan penduduknya 500 jiwa per km
2
ke bawah. Untuk
jumlah anggota rumah tangga per keluarga, di Kabupaten Tabanan, jumlah
anggota rumah tangga per keluarga sebanyak empat orang.
56
Beberapa faktor yang memengaruhi jumlah penduduk suatu daerah, antara
lain kelahiran, kematian, perpindahan keluar, dan perpindahan kedalam. Selama
tahun 2010 di Kabupaten Tabanan telah terjadi kelahiran sebanyak 3.650 jiwa,
kematian 3.012 jiwa, jumlah penduduk yang datang sebanyak 3.816 jiwa, dan
jumlah penduduk yang pindah sebanyak 2.519 jiwa. Pada tahun 2010 di
Kabupaten Tabanan tidak ada keluarga yang mengikuti program transmigrasi.
PENDAPATAN REGIONAL
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
PDRB merupakan total nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha di suatu wilayah dalam periode tertentu. Informasi tersebut
berisi tentang data nilai tambah sektoral, struktur perekonomian, pertumbuhan,
ekonomi, dan pendapatan per kapita. PDRB suatu daerah dapat dihitung melalui
dua pendekatan, yaitu PDRB atas dasar harga konstan, dan PDRB atas dasar harga
berlaku. PDRB Kabupaten Tabanan tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai
5,054,201.81 juta rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan sebesar
2.474.758,71 juta rupiah atau meningkat 132.047,44 juta rupiah dibandingkan
dengan tahun 2009. Ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan PDRB kabupaten
Tabanan pada tahun 2010 sebesar 5,43 persen.
PDRB Menurut Lapangan Usaha
Pendapatan regional Kabupaten Tabanan masih didominasi oleh sektor
tersier. Sektor tersier memberikan sumbangan terhadap pendapatan regional
Kabupaten Tabanan sebesar 55,68 persen, kemudian disusul oleh sektor primer
sebesar 31,89 persen, dan sektor sekunder sebesar 12,43 persen.
57
Jika dilihat dari nilai absolutnya, baik atas harga konstan maupun atas harga
berlaku, pertumbuhan ekonomi sektor primer masih berada di bawah
pertumbuhan sektor sekunder dan tersier. Hal ini mengakibatkan peran sektor
primer dalam pembentukan PDRB mulai mengalami pergeseran ke sektor
sekunder dan tersier.
PDRB per kapita
PDRB per kapita Kabupaten Tabanan atas harga berlaku tahun 2010
adalah sebesar Rp 11.984.989,28. Dapat dikatakan bahwa rata-rata penghasilan
penduduk Kabupaten Tabanan sebesar Rp 998.749,11 setiap bulannya. Ini berarti
bahwa kinerja ekonomi Kabupaten Tabanan sepanjang tahun 2010 tampaknya
mengalami perbaikan seiring dengan semakin pulihnya kondisi keamanan yang
merupakan faktor penting pendukung sektor pariwisata Kabupaten Tabanan.
Ketenagakerjaan
Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) tahun 2010
menunjukkan bahwa angkatan kerja di Kabupaten Tabanan sebanyak 261.534
jiwa. Dari angkatan kerja yang ada 254.402 jiwa (97,27 %) di antaranya adalah
penduduk yang bekerja dan sisanya 7.132 (2,73 %) merupakan pengangguran
terbuka. Penduduk angkatan kerja yang berada di Kabupaten Tabanan,
penduduknya bekerja di sektor pertanian, yaitu sekitar 43,96 persen. Penduduk
angkatan kerja yang bekerja di sektor perdagangan terdapat 44.250 jiwa (17,39
%), di sektor industri sebanyak 35.313 jiwa (13,88 %), dan sisanya tersebar di
keenam sektor lainnya. Jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja di
Kabupaten Tabanan sebanyak 82.354 jiwa, di mana 19.249 jiwa (23,37 %) karena
58
masih bersekolah, 48.697 jiwa (59,13 %) mengurus rumah tangga, dan 14.408
(17,05 %) karena alasan lainnya.
Sumber: Tabanan Dalam Angka; diterbitkan oleh BPS Tabanan.
4.2 Sekolah Luar Biasa Bagian B Negeri Tabanan
Gambar 4.3
Lokasi penelitian/ SLB.B N Tabanan
( Dokumen Sekolah tahun 2013 )
Sekolah Luar Biasa Bagian B Negeri Tabanan terletak di Jl.Pulau Batam
No.40 Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan ke arah barat
Kota Tabanan kurang lebih dua kilometer. Lokasi sekolah sangat strategis karena
dekat dengan terminal Pesiapan dan merupakan jalur lalu lintas menuju ke
Denpasar--Gilamanuk ataupun sebaliknya. Lokasi tersebut memudahkan sarana
transportasi bagi guru dan orang tua siswa. Suasana pembelajaran di sini cukup
bagus, mengingat lokasinya sangat jauh dari hiruk pikuknya kota. Suasana ini
sangat tepat untuk proses belajar mengajar.
59
4.2.1 Sejarah singkat berdirinya Sekolah Luar Biasa bagian B Negeri
Tabanan
Keberadaan sekolah luar biasa berawal dari keprihatinan seorang guru
yang bernama I Made Marger terhadap keadaan anak tunarungu yang pada saat itu
tidak mendapatkan pendidikan karena belum ada sekolah untuk penyandang
disabilitas khususnya anak tunarungu bahkan anak-anak tersebut mengemis di
jalanan. Dengan dukungan Bpk. Sukarmen yang pada saat itu menjabat sebagai
Gubernur Bali maka berdirilah Sekolah Luar Biasa Bagian B Tabanan dengan satu
bangunan ruang kelas dan satu bangunan panti berada di atas lahan seluas 3.000
meter persegi.
Secara resmi Sekolah Luar Biasa Bagian B Tabanan berdiri pada 17 Agustus
1969. Sejak saat itulah ada sekolah untuk anak tunarungu yang merupakan satu-
satunya lembaga pendidikan luar biasa yang berada di Kecamatan Tabanan
dengan jumlah siswa lima orang dan tiga orang guru, yaitu (1) Bpk I Made
Marger sebagai kepala sekolah, (2) Drs. I Wayan Gede Arnawa, dan (3) Bpk
Sukardi dengan status Pegawai Negeri Sipil Daerah ( PNSD ) tingkat II di bawah
naungan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Tabanan.
Sekolah luar biasa ini sudah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak 4 x
periode, yaitu seperti di bawah ini.
Tahun 1969 1998, Bpk. I Made Marger
Tahun 1998 2003, Bpk Sumarata
Tahun 2003 2009/2010, Bpk Gusti Raka Suena
60
Di bawah kepemimpinan Bpk Gusti Raka Suena, tepatnya pada tahun 2007
status guru yang semula berada di bawah naungan Dinas Pendidikan, Pemuda,
dan Olahraga Kabupaten Tabanan dengan sebutan Guru Pegawai Negeri Sipil
Daerah (PNSD) tingkat II beralih menjadi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah
(PNSD) tingkat I di bawah naungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Provinsi Bali. Tahun 2010 hingga sekarang , Bpk. I Made Warsawan.
Pada awalnya status sekolah adalah swasta yang disebut dengan Sekolah Luar
Biasa Bagian B Tabanan sampai pada akhirnya menjadi sekolah negeri dengan
nama Sekolah Luar Biasa Bagian B Negeri Tabanan dengan berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Bali, 15 Januari 2010 Nomor 832/880/BKD tentang
penetapan Kepala Sekolah Luar Biasa di lingkungan pemerintah Provinsi Bali.
Selama 43 tahun berdirinya sekolah luar biasa terus mengalami
perkembangan dan kemajuan khususnya di bidang sarana dan prasarana sehingga
dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan. Hal itu terbukti adanya
pemberdayaan anak tunarungu dengan tujuan mengembangkan potensi siswa
melalui keterampilan kecakapan hidup agar anak tunarungu ini dapat hidup
mandiri di masyarakat, bila kemandirian itu terwujud maka dapat mengangkat
harkat dan martabat anak tunarungu di mata masyarakat.
4.2.2 Profil sekolah
Data yang berisi tentang identitas sekolah terdapat pada profil sekolah.
Berikut ini diuaraikan mengenai profil sekolah pada SLB.B N Tabanan dengan
maksud untuk memperjelas keberadaaan sekolah tersebut.
61
1. Nama Sekolah : SLB. B Negeri Tabanan
2. No. Statistik Sekolah : 104220308
3. N I S N : 50101189
4. Tipe /Jenis Sekolah : B
5. Alamat Sekolah : Jln. Pulau Batam No 40, Pesiapan, Tabanan
Desa : Dauh Peken
Kecamatan : Tabanan
Kabupaten : Tabanan
Provinsi : Bali
Telepon : (0361) 815388
6. Sekolah Dibuka Tahun : 1969
7. Status Sekolah : Swasta
a.SK Terakhir Status Sekolah : No. 832/8804/BKD.
Tgl/Bln/Tahun : 15 Januari 2010
b.Keterangan SK : Perubahan
8. Status Sekolah : Negeri
9. Nilai Akreditasi Sekolah : B
10. Luas Lahan/Tanah : 3.000 m
2
11. Status Kepemilikan : Hak Milik Disdikpora Prov.Bali
12. Nama Kepala Sekolah : I MADE WARSAWAN, S.Pd
13. NIP : 19571231 198303 1 319
14. Tingkat Pendidikan : TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB
15. Visi Sekolah : Pelayanan prima yang khusus dalam
mewujudkan suatu pendidikan.
62
16. Misi Sekolah :
a. Meningkatkan pelayanan prima,
khusus dalam mewujudkan suatu
pendidikan
b. Mengembangkan harkat, bakat, dan
rasa ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Mahaesa untuk tujuan
kemasyarakatan.
c. Meningkatkan potensi siswa untuk
hidup mandiri dan memberi pada
orang lain.
d. Meningkatkan pengetahuan,
kecerdasan, dan sikap dalam tata
pergaulan antarsesama.
Berdasarkan data profil sekolah terlihat bahwa SLB.B N Tabanan yang dibuka
pada tahun 1969 berstatus swasta, kemudian pada tahun 2010 berdasarkan SK
perubahan, status sekolah menjadi negeri.
44
4.2.3 Struktur organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
SLB/B NEGERI TABANAN
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI
12 FEBRUARI 2010
KEPALA SEKOLAH
I Made Warsawan, S.Pd.
PANTI KOMITE
WAKASEK
Herman, S.Pd.
TATA USAHA
Drs. I Wayan Ceger
HUMAS
I Made Yoga
Astawa, S.Pd.
KESISWAAN
Ketut Ari Ayu
Saraswati, S.Psi.
KURIKULUM
Drs. I Ketut
Warsana
Umum/Arsip
Ni Nyoman Ayu
Anita Sari, S.S.
Kepegawaian
I Made Adhi
Yuniarta, S.S.
Keuangan
Sri Minarti,
S.Pd.
Guru TK Wali
Kelas 1
Wali
Kelas 2
Wali
Kelas 3
Wali
Kelas 4
Wali
Kelas 5
Wali
Kelas 6
Koordinator SMPLB
Wali
Kelas 1
Wali
Kelas 2
Wali
Kelas 3
Koordinator SMALB
Wali
Kelas 1
Wali
Kelas 2
Wali
Kelas 3
PESERTA DIDIK
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
6
3
64
4.2.4 Denah SLB B N Tabanan
DENAH SLB B N TABANAN
KONDISI SAAT INI
Keterangan denah
Luas tanah SLB.B N Tabanan adalah 3.000 m
2
terdiri atas ruang kepala
sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, ruang tamu, ruang kantor, ruang
perpustakaan, ruang bina wicara, ruang komputer / sumber daya, ruang
Keterampilan, ruang kelas, dan ruang e-learning dengan status pemilikan hak
milik Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali. Sekolah ini
didirikan pada tahun 1969.
65
4.2.5 Sarana dan Prasarana Sekolah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kelancaran dan kemajuan suatu
kegiatan dalam meningkatkan potensi peserta didik, yang dikedepankan dalam
penelitian ini adalah peserta didik, tenaga pendidik, sarana dan prasarana. Adapun
sarana dan prasarana tersebut dibagi menjadi dua macam, yaitu sarana inti dan
sarana penunjang. Adapun yang termasuk sarana inti adalah (1) sarana pendidikan
dan keterampilan , (2) pendidik dan tenaga kependidikan, dan (3) sarana ibadah,
sedangkan sarana penunjang, yaitu (1) sarana kesehatan, (2) sarana ekonomi, dan
(3) sarana pariwisata. Sarana dan prasarana tersebut dipandang relevan untuk
dikedepankan karena ada kaitannya dengan pemberdayaaan keterampilan
vokasional anak tunarungu. Sarana inti dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Sarana Pendidikan dan Keterampilan
Sarana pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan
pada anak tunarungu. Berdasarkan denah di atas sarana yang ada tidak jauh
berbeda dengan sekolah lainnya, yaitu satu ruang kepala sekolah, satu ruang TU,
satu kantor/ruang guru, dua ruang tamu, satu aula, satu ruang perpustakaan, satu
ruang bina wicara, satu ruang komputer/sumber daya, satu ruang keterampilan,
empat belas ruang kelas, halaman sekolah, gudang, jaringan PDAM, Telepon,
jaringan listrik, jaringan internet, taman dan satu toilet. Peralatan olahraga terdiri
atas empat set bulutangkis, satu set tenis meja, satu bola voli, dua bola sepak,
empat lembing, satu cakram. Selain itu, mesin jahit, computer, dan peralatan
kesenian dari tata rias sampai busana tari panyembrama dan pakaian pengantin
juga tersedia. Peralatan persepsi bunyi dan irama terdiri atas pianika, rebana,
66
harmonika, dan seruling. Keberadaan panti di samping sekolah sangat
mendukung upaya pemberdayaan sekolah. Setelah jam pelajaran berakhir anak-
anak tidak perlu pulang ke rumah untuk sekadar makan, tetapi mereka bisa makan
dan beristirahat di panti sambil menunggu kegiatan keterampilan yang
dilaksanakan dari pukul 14.00 Wita 16.00 Wita. Bukan itu saja bagi siswa yang
rumahnya jauh dari sekolah bisa tinggal di panti tanpa harus memikirkan biaya
makan karena sudah disediakan.
2) Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Saat ini ( tahun 2013 ), SLB.B Negeri Tabanan memiliki 81 siswa, yang
terdiri dari 47 laki-laki dan 39 perempuan dengan perincian per jenjang yaitu (a)
TKLB sebanyak 7 siswa, 4 laki-laki dan 3 perempuan; (b) SDLB sebanyak 54
siswa, 27 laki-laki dan 27 perempuan; (c) SMPLB sebanyak 13 siswa, laki-laki 7
dan perempuan 6; d) SMALB sebanyak 9 siswa, 6 laki-laki dan 3 perempuan,
untuk tenaga pendidik 30 guru dengan perincian 28 guru PNS ( terdiri atas guru
PLB sebanyak 14, sedangkan yang bukan dari PLB sebanyak 14 juga dan 2 guru
pengabdi ( bukan dari PLB) dan 3 pegawai TU (2 perempuan dan 1 laki-laki).
3) Sarana Ibadah /Spiritual Keagamaan
Sekolah ini bersifat majemuk karena terdapat suku, agama, adat, dan budaya
yang berbeda. Hal ini disebabkan, baik siswa maupun guru yang ada, tidak hanya
dari Bali, tetapi juga berasal dari Jawa, tetapi karena mayoritas agama yang dianut
adalah Hindu, maka hanya ada satu tempat ibadah, yaitu padmasana. Di tempat
tersebut dilaksanakan kegiatan persembahyangan keseharian dan hari-hari besar
keagamaan, seperti Saraswati, Pagerwesi, purnama, Galungan, Kuningan, dll.
67
Adapun sarana penunjang dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Sarana kesehatan
Sarana kesehatan bertujuan untuk memberikan layanan pada anak tunarungu
kelas 1 melalui pemberian imunisasi gratis dengan bekerja sama dengan
puskesmas pembantu yang berada di Dauh Peken. Di samping itu, untuk
keseluruhan siswa ada bantuan berupa alat bantu dengar beserta kelengkapannya,
dalam hal ini sekolah bekerja sama dengan Lumina, Denpasar.
2) Sarana ekonomi
Dilihat dari dimensi sosial ekonomi, letak Kecamatan Tabanan sangat
strategis sebab sebagai penghubung lalu lintas darat antara Kabupaten Jembrana,
Buleleng dan Denpasar. Sarana ekonomi yang menunjang kelancaran
pembangunan adalah pasar, kios/warung, industri rumah tangga, garmen, warung
makan, pertanian, perdagangan, dan hotel.
3) Sarana pariwisata
Sesuai dengan kondisi alamnya, Tabanan mengedepankan wisata alam dan
pertanian sebagai potensi unggulannya di bidang pariwisata. Kawasan Tanah Lot,
Penebel, Jati Luwih, Pupuan, Antosari, dan Bedugul adalah tempat-tempat yang
senantiasa dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan wisatawan Nusantara
yang ingin menikmati keindahan alam.
4.3 Kurikulum KTSP (Tahun 2006)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum
operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di tiap-tiap satuan
68
pendidikan atau sekolah. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang
Nomor 20, Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19, Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008
dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22, Tahun 2006
dan Nomor 23, Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI,
tetapi pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan
kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri atas tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi
bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi
merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan
yang memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum
tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan. SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk
seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan
69
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 24, Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan
SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memerhatikan pertimbangan dari
komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan
kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau
Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan
karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan
tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP
maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi, kondisi
lingkungan dan kebutuhan masyarakat. KTSP merupakan kurikulum operasional
yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan memerhatikan karakteristik
dan perbedaan daerah (desentralistik). KTSP 2006 memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual
maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning out comes) dan keberagaman.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode
yang bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, melainkan juga sumber belajar lainnya
yang memenuhi unsur edukatif.
70
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Sebagai kurikulum operasional di tingkat satuan pendidikan, KTSP
memiliki peluang untuk dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan
berpedoman pada prinsip-prinsip:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik, dan lingkungannya.
b. Beragam dan terpadu.
c. Tanggap terhadap perkembangan Iptek .
d. Relevan dengan kebutuhan masa kini dan masa datang.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
f. Belajar sepanjang hayat
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah.
4.3.1 Tujuan pelaksanaan pemberdayaan keterampilan vokasional
Tujuan pelaksanaan pemberdayaan keterampilan vokasional pada SLB/B
Negeri Tabanan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah sebagai berikut.
a. Mendorong dan memotivasi siswa untuk dapat meningkatkan dan
mengembangkan potensi yang dimilikinya semaksimal mungkin agar kelak dapat
berinteraksi dengan masyarakat lingkungannya dengan baik dan mampu
menerapkan serta mengembangkan kompetensi yang didapat di sekolah untuk
kehidupan bermasyarakat.
b. Meningkatkan kualitas siswa agar menjadi sumber daya manuasia yang andal
dan dapat hidup secara mandiri dalam kehidupan bermasyarakat.
71
4.3.2 Sasaran pemberdayaan keterampilan vokasional
Sasaran pemberdayaan keterampilan vokasional adalah sebagai berikut.
a. Terlaksananya proses pembelajaran di bidang keterampilan di SLB B N
Tabanan pada jenjang SMPLB dan SMALB.
b. Mengembangkan kompetensi siswa di bidang keterampilan agar siswa
memiliki life skill yang dapat digunakan sebagai bekal hidup di masyarakat,
tanpa harus tergantung dengan pihak lain.
4.3.3 Programkerja
Kegiatan pelatihan keterampilan vokasional diprogramkan menjadi dua
waktu, yaitu pada saat jam sekolah dengan tenaga pendidik dari intern sekolah dan
ekstrakurikuler selama dua jam, dimulai pada pukul 14.00 Wita dan selesai pukul
16.00 Wita. Kegiatan itu dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan Kamis
yang diikuti oleh peserta didik pada jenjang SMPLB dan SMALB dengan
instruktur dari luar sekolah.
4.3.4 Alokasi dana
Alokasi anggaran untuk pelaksanaan program pemberdayaan keterampilan
vokasional ini, baik mengenai sarana maupun honor instruktur keterampilan
ekstrakurikuler, berasal dari APBD Provinsi Bali dengan cara membuat Rencana
Kerja Anggaran Sekolah yang diajukan melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan
Olahraga Provinsi Bali dalam setiap tahunnya.
72
4.3.5 Penelusuran
Penelusuran bakat dan minat bertujuan untuk menggali potensi yang
dimiliki peserta didik agar program pemberdayaan keterampilan vokasional
berhasil secara optimal. Adapun yang dimaksud dengan berhasil secara optimal
adalah jika peserta didik telah mampu mengerjakan suatu keterampilan/tugas yang
diberikan oleh guru/instruktur berdasarkan kriteria dari guru/instruktur. Bakat
merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir.
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif
pendek dibandingkan orang lain, tetapi hasilnya justru lebih baik.
Contoh seseorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan
lukisnya dibandingkan dengan seseorang yang kurang berbakat.
Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memerhatikan dan
memfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan
rasa puas (Hilgar & Slameto, 1988 : 59). Minat adalah suatu perangkat mental
yang terdiri atas suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka,
rasa takut, atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu
pikiran tertentu (Maprare dan Slameto, 1988: 62). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
minat ialah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh
kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang
diminatinya.
Jenis jenis minat (Guilford, 1956) adalah sebagai berikut.
1. Minat vokasional merujuk pada bidang-bidang pekerjaan.
a. Minat profesional : minat keilmuan, seni, dan kesejahteraan sosial.
73
b. Minat komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan,
akuntansi, kesekretariatan, dan lain- lain.
c. Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain-lain.
2. Minat avokasional, yaitu minat untuk memeroleh kepuasan atau hobi. Misalnya
petualang, hiburan, apresiasi, ketelitian, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai