Anda di halaman 1dari 11

KEGI ATAN PEMBANGUNAN GEDUNG KESEHATAN

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN RUANG PERAWATAN NI FAS ( 504 m2)
PEMBANGUNAN RUANG PERAWATAN I NSTENSI VE/ NI CU ( 768 m2)
LOKASI :
RSUD PALABUHANRATU
SUMBER DANA
APBN TUGAS PEMBANTUAN ( TP)
TAHUN ANGGARAN 2014
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
Jalan Jend. Ahmad Yani No. 2 Telp. (0266) 432081Fax. (0266) 432082
Palabuhanratu - Sukabumi
KERANGKA ACUAN KERJA / TOR ( TERM OF REFEENCE )
KEGIATAN PEMBANGUNANKESEHATAN
DANA TUGAS PERBANTUAN APBN
TAHUN 2014
Kementerian Negara / Lembaga : Kementerian Kesehatan RI
Satker : RSUD Palabuhanratu
Program : Pembinaan Upaya Kesehatan
Kegiatan : Pengadaan Alat Kesehatan
Keluaran (Output) : Tersedianya Pelayanan Pelayanan Neonatal Intensive Care Unit (NICU)
dan Gedung Perawatan NIFAS
Volume : 2 unit
Alokasi Dana : Rp. 5.000.000.000,
Sumber Dana : APBN Tugas Pembantuan (TP)
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
- Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159 B/ MENKES/ PER/ II/ 1988 tentang Rumah Sakit.
- Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, mengamanatkan pada pasal 7 bahwa
Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi bangunan prasarana, SDM, kefarmasian dan
peralatan dan pasal 16 bahwa persyaratan peralatan meliputi peralatan medis dan non medis
harus memenuhi standart pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai.
Oleh karena itu setiap RSharus memenuhi kriteria persyaratan tersebut.
b. Gambaran Umum Singkat
Tahun 2000 Indonesia turut menandatangani komitmen bersama dari 189 negara di dunia tentang
kesepakatan pembangunan MDGs dengan tujuan mempercepat pembangunan manusia dan
pemberantasan kemiskinan. Dalam MDGs terdapat 8 misi MDGs yang didalamnya kita berperan
serta untuk turut mensukseskan keberhasilannya yaitu menurunkan angka kematian ibu dan bayi
serta menekan angka HIV/ AIDS. Ada 3 sasaran MDGs dalam bidang kesehatan a.l :
1. Penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu
2. Penurunan angka kesakitan HIV/ AIDS
3. Penurunan angka kesakitan TB.
Dalam rangka penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu Rumah sakit melaksanakan
PONEK dengan maksud dan tujuan agar proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem
terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetrik dan Neonatus Komprehensif (PONEK) di rumah sakit dan Pelayanan
Obstetrik dan Neonatus Dasar (PONED) di Puskesmas.
RSUD Palabuhanratu Kab. Sukabumi sebagai salah satu unit layanan kesehatan masyarakat turut mendukung
kebijakan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Dalam hal pelayanan PONEK, RSUD Palabuhanratu
Kab. Sukabumimelaksanakan & menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu &
paripurna, mengembangkan kebijakan & SOP sesuai standar, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu &
bayi termasuk kepedulian terhadap ibu & bayi, meningkatkan kesiapan RSUD Palabuhanratu Kab. Sukabumi
dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetri & neonatus termasuk pelayanan kegawatdaruratan (PONEK) 24
jam, pemberian ASI eksklusif, meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu
& bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lain, meningkatkan fungsi rumah sakit dalam Perawatan Metode
Kangguru (PMK) pada BBLR dan melaksanakan sistem Monev pelaksanaan program Rumah Sakit Sayang Ibu
Bayi (RSSIB) 10 langkah menyusui & peningkatan kesehatan ibu.
Dalam era globalisasi, persaingan antar rumah sakit sebagai organisasi di bidang pelayanan jasa semakin ketat.
Banyaknya jumlah rumah sakit baru akan menimbulkan persaingan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga medis, paramedis, tenaga ahli lainnya, peralatan serta persaingan fasilitas di bidang kesehatan baik
fasilitas medis maupun non medis. Posisi kompetitif rumah sakit akan dapat dipertahankan dalam jangka
panjang, apabila memiliki kemampuan melayani customer dengan lebih baik dan dapat membedakan dirinya
melalui unggulan tertentu dibandingkan pesaingnya.
RSUD Palabuhanratu Kab. Sukabumi merupakan Badan Layanan Umum sesuai dengan Surat Keputusan Bupati
Sukabumi 445/ KEP 527-RSUD PLRATU/ 2011, tentang Penetapan RSUD Palabuhanratu Kab. Sukabumi sebagai
Badan Layanan Umum Daerah. Biaya operasional diperoleh dari Pendapatan Operasional Rumah Sakit dalam
bentuk Rencana Bisnis Anggaran (RBA), Sumber Dana lain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD
Kabupaten Sukabumi) dalam bentuk Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-
SKPD), dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam bentuk Bantuan Keuangan Provinsi dan dari Pemerintah
Pusat (APBN dan DAK).
RSUD Palabuhanratu Kab. Sukabumi merupakan rumah sakit tipe C Pemerintah Kabupaten Sukabumi
berdasarkan SK MENKESRI No. 1372/ MENKES/ SK/ X/ 2008. Dengan semakin meningkatnya kunjungan pasien
IGD dan pelayanan persalinan terutama pasien rawat inap kelas III maka untuk mendukung kegiatan tersebut
diperlukan adanya pengembangan peralatan kedokteran yang lengkap agar pasien dapat dilayani sesuai
standar yang pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesetaraan dan umur harapan hidup masyarakat.
Sebagai Rumah Sakit milik Pemerintah RSUD Palabuhanratu disamping mengemban misi sosial juga misi
ekonomi. Berkaitan dengan misi sosial RSUD Palabuhanratu memerlukan pengembangan sarana pelayanan
berupa penyediaan Gedung Intensif (ICU dan NICU) dan Ruang Rawat NIFASbeserta peralatannya. Hal ini
dikarenakan meningkatnya kunjungan pasien maskin yang saat ini BOR kelas III mencapai 82,40%, sehingga
diperlukan penambahan tempat tidur.
RSUD Palabuhanratu Kab. Sukabumi telah terakreditasi penuh untuk 5 (lima) jenis pelayanan pada tahun
2010.
c. Alasan Kegiatan Dilaksanakan
Dengan meningkatnya jumlah kunjungan pasien pelayanan persalinan serta perawatan bayi, menuntut
RSUD Palabuhanratu Kab. Sukabumi untuk selalu berusaha memenuhi sarana prasarana pelayanan agar dapat
berjalan optimal. RSUD Palabuhanratu belum mempunyai Unit Perawatan Instensif baik ICU Maupun NICU,
sedangkan menangani pasien yang memerlukan perawatan intensif saat ini di RSUD Palabuhanratu
ditempatkan di Ruang Perawatan Perinatologi dan Ruang Perawatan High Care Unit (HCU). Disamping itu, RSUD
Palabuhanratu Kab. Sukabumi juga dituntut akan kelengkapan sarana prasarana pelayanan khususnya
tersedianya peralatan kedokteran yang menunjang program pelayanan persalinan dan perawatan guna
menekan jumlah kematian ibu, bayi dan meningkatkan umur harapan hidup sampai dengan 72 tahun.
Adapun kebutuhan untuk Pembangunan Gedung Perawatan NICU akan diusulkan melalui Dana Tugas
Pembantuan (TP) 2014. Hal ini dikarenakan kegiatan Pelayanan Persalinan dan Perawatan Bayi selalu
meningkat dari tahun ke tahun. Berikut ini hasil kegiatan pelayanan di Ruang Persalinan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 1 Kegiatan Ruang Persalinan Tahun 2010 s/ d 2012
No Jenis Pelayanan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Trend (%)
1 Persalinan Normal 365 443 715 61,40
2
Persalinan dengan
Komplikasi
222 252 237 -32,67
Total Kegiatan 585 659 952 19,75
Dari hasil kegiatan Persalinan diatas menunjukkan bahwa secara total trend Pelayanan Persalinan
mengalami peningkatan sebesar 19,75 % hal ini dari jumlah pelayanan 659 pada tahun 2011 menjadi 952 pada
tahun 2012.
Tabel 2 Kegiatan Ruang Perinatologi Tahun 2010 s/ d 2012
No Jenis Pelayanan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Trend (%)
1 Jumlah Pasien 813 1.039 1324 27,43
2 Pasien Keluar Mati 39 26 43 65,38
3 BOR 108,90 152,56 103,61 - 32,09
Tabel 3 Kegiatan Ruang Kebidanan dan Kandungan Tahun 2010 s/ d 2012
No Jenis Pelayanan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Trend (%)
1 Jumlah Pasien 1.337 1.513 1.788 18,18
2 Jumlah Pasien Gakin 1.006 1.229 1.568 27,58
5 BOR Keseluruhan 91,93 107,85 65,13 39,61
Dari hasil kegiatan Perawatan Kandungan dan Kebidanan diatas menunjukkan bahwa secara total trend
Pelayanan mengalami peningkatan sebesar 18,18 % hal ini dari jumlah pelayanan 1.513 pasien pada tahun
2011 menjadi 1.788 pasien pada tahun 2012. Demikian juga dengan jumlah kunjungan pasien Gakin
mengalami peningkatan sebesar 27,58 % hal ini dari jumlah tahun 1.229 pasien pada tahun 2011 menjadi 1.568
pasien pada tahun 2012. Sedangkan BOR mengalami Penurunan sebesar 39,61 % hari dari BOR Tahun 2011
sebesar 107.85 % menjadi 65,13 % tahun 2012, hal ini terjadi karena adanya Jumlah Tempat Tidur dari 11 TT
pada tahun 2011 menjadi 14 TT pada tahun 2012
Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan Ruang Perawatan Instensive dan Ruang Perawatan NIFAS Tahun
Anggaran 2014 RSUD Palabuhanratu mempunyai fungsi untuk menyusun rencana dan program Kegiatan
Penyediaan Administrasi Pembangunan Ruang Perawatan Instensive dan Ruang Perawatan NIFAS dengan
berpedoman pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, pengaturan teknis operasional serta
melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi pemerintah/ swasta dalam rangka menunjang kelancaran
Kegiatan Pembangunan Ruang Perawatan Instensive dan Ruang Perawatan NIFAS
Bangunan Gedung adalah prioritas utama dalam pelayanan masyarakat dalam pelayanan kesehatan,
dimana salah satu faktor pendukung dari hal tersebut adalah sarana dan prasarana gedung yang memadai.
RSUD Palabuhanratu berupaya meningkatkan sarana dan prasarana bangunan gedung yang berlokasi RSUD
Palabuhanratu.
Agar pembangunan maupun rehabilitasi prasarana bangunan gedung menghasilkan suatu hasil yang
sebaik-baiknya sehingga mampu memenuhi fungsi bangunan yang optimal, andal sebagai bangunan yang layak
dari segi mutu, biaya serta kriteria administrasi bangunan negara diperlukan konsultan perencana dan
pengawas yang profesional dan berkualitas.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud :
Kerangka Acuan Kerja [KAK] ini sebagai petunjuk bagi konsultan perencana/ DED dan pengawas yang
memuat masukan, azas, kriteria dan proses yang harus dipenuhi atau diperhatikan dan
diinterprestasikannya dalam pelaksanaan tugas Perencanaan dan Pengawasan:
Pembangunan Ruang Perawatan NIFAS(504 m2)
Pembangunan Ruang Perawat an Instensive/ NICU ( 768 M2 )
Tujuan :
Tujuan yang hendak dicapai Kegiatan Pembangunan Ruang Perawatan NIFAS (504 M2) dan
Pembangunan Ruang Perawatan Instensive/ NICU ( 768 M2) RSUD Palabuhanratu Jalan Jend. Ahmad
Yani No. 2 Palabuhanratu sesuai dengan fungsi dan kebutuhan pelayanan bidang kesehatan yang
memenuhi syarat teknis serta sesuai peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah
Kabupaten Sukabumi.
III. SASARAN
1. Setiap bangunan harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu memenuhi secara
optimal fungsi bangunannya, andal dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya.
2. Setiap bangunan harus direncanakan, dirancang sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi
kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria administrasi.
3. Pemberi jasa Perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan secara baik dan
menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya Perencanaan teknis bangunan yang
memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja [KAK] untuk pekerjaan Perencanaan perlu disiapkan secara matang
sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya Perencanaan yang sesuai dengan
kepentingan kegiatan.
IV. LOKASI KEGIATAN
RSUD Palabuhanratu Jl. Jend. A. Yani No. 2 Palabuhanratu Sukabumi
V. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2014
VI. DATA DASAR
1. Pengesahan DPA
2. Hasil Survey Lokasi
3. Usulan konsep rencana dari Instansi Terkait
VII. STANDAR TEKNIS
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 43/ PRT/ M/ 2007, tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi.
2. Undang-undang Nomer 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.
3. Undang-undang Jasa Konstuksi Nomer 18 Tahun 1999.
4. Peraturan Pemerintah Tentang Jasa Konstruksi Nomor 28. 29. 30. Tahun 2000.
5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni 2002
6. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) diterbitkan oleh DPBM.
7. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI.5 (PKKI-1961).
8. Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI. 2 (PBI-1981).
9. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-1987).
10. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Beton
Bertulang untuk Gedung 1983 yang diterbitkan oleh DPMB.
11. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung tahun 1983.
12. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1981.
13. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI).
14. Peraturan Umum Instalasi Penanggal Petir untuk Bangunan di Indonesia (PUIPP - 1983).
15. Pedoman Plumbing Indonesia 1974.
16. Standard Industri Indonesia (SII).
17. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum tentang Keselamatan Kerja yang
dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
18. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum tentang Keselamatan Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
19. Normalisasi Teknisyang berlaku (SNI, SKSNI, SKBI dan lain-lain)
20. Peraturan-peraturan Daerah setempat yang berlaku.
Besarnya biaya pekerjaan Perencanaan mengikuti pedoman dalam :
1. Keputusan Gubernur No. : 910/ Kep.1465-Admbang/ 2010, Tanggal 01 Nopember 2010, tentang
Standar Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2011
2. Keputusan Kabupaten Sukabumi Tentang : Penetapan Standar Harga Tertinggi Barang Dan Jasa
Kebutuhan Pemerintah Kabupaten Sukabumi Tahun Anggaran 2011.
VIII. REFERENSI HUKUM
Semua ketentuan dan peraturan serta Standar Nasional Indonesia tentang bangunan gedung
IX. LINGKUP KEGIATAN
1. KONSULTAN PERENCANA
Kegiatan Rehabilitasi Gedung
A. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat
interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan pemerintah daerah
setempat mengenai peraturan daerah/ perijinan bangunan.
B. Penyusunan prarencana seperti pembuatan rencana tapak, prarencana bangunan termasuk
program dan konsep ruang, perkiraan biaya.
C. Menyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat
1. Rencana Arsitektur dan visualisasi yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas.
2. Rencana Struktur
3. Membuat rencana utilitas,
4. Membuat Perkiraan biaya.
D. Penyusunan Rencana Detail antara lain membuat :
1. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai dengan gambar
rencana yang telah disetujui.
2. Rencana kerja dan syarat-syarat [RKS].
3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan [BQ], rencana anggaran biaya [RAB] pekerjaan
konstruksi
4. Laporan akhir Perencanaan.
E. Pengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Panitia didalam membuat dokumen
pelelangan dan menyusun program dan pelaksanaan pelelangan.
F. Membantu Panitia Pengadaan Barang/ Jasa pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan,
termasuk menyusun Berita acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun kembali
dokumen pelelangan, melaksanakan tugas tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
2. KONSULTAN PENGAWAS
A. Persiapan
a. Menyusun program kerja, alokasi tenaga non konsepsi pekerjaan pengawasan.
b. Mengecek selanjutnya diteruskan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk disetujui,
mengenai jadwal waktu pelaksanaan yang diajukan oleh pemborong (Time Schedule / Bar
Chart, SCurve ).
B. Pekerjaan Teknis
a. Melaksanakan pengawasan umum, pengawasan lapangan, koordinasi dan inspeksi kegiatan
kegiatan pelaksanaan agar pelaksanaan teknis maupun administratif teknis yang
dilakukan dapat secara terus menerus, sampai dengan pekerjaan diserahkan untuk yang
kedua kalinya.
b. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau pekerjaan, peralatan
dan perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan dilapangan atau ditempat kerja lain.
c. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat agar
batas waktu serta kondisi seperti yang tercantum dalam dokumen kontrak dipenuhi.
d. Memberikan petunjuk, perintah, penambahan atau pengurangan pekerjaan dan harus
menyampaikan kepada Pelaksana Teknis untuk disarankan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
e. Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan / penambahan biaya
dan waktu serta tidak menyimpang dari kontrak, dapat langsung disampaikan kepada
pemborong dengan pemberitahuan kepada Pelaksana Teknis dan Pejabat Pembuat
Komitmen.
C. Konsultasi
a. Melakukan konsultasi dengan Pelaksana Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen untuk
membicarakan masalah dan persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan
pembangunan.
b. Mengadakan rapat berkala, sedikitnya 2 (Dua) kali dalam sebulan dengan Pelaksana Teknis
dan pemborong dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul
dalam pelaksaaan yang tidak sesuai dengan kontrak, untuk kemudian membuat risalah
rapat dan mengirimkan kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima
paling lambat 1 (Satu) minggu kemudian.
D. Laporan
a. Memberikan laporan dan masukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen melalui Pelaksana
Teknis mengenai volume prosentase dan nilai bobot bagian atau seluruh pekerjaan yang
telah dilaksanakan dan membandingkan dengan apa yang tercantum dalam kontrak
pemborong.
b. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan dan dibandingkan dengan jadwal
yang telah disetujui.
c. Melaporkan bahan bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat alat yang
digunakan.
E. Dokumen
a. Memeriksa gambar gambar kerja tambahan yang dibuat oleh pemborong terutama yang
mengakibatkan tambah atau kurangnya pekerjaan dan juga perhitungan serta gambar
konstruksi yang dibuat oleh pemborong (Shop Drawings).
b. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan
dilapangan serta untuk keperluan pembayaran angsuran.
c. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan serta penambahan atau
pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.
3. KONSTRUKSI FISIK
1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, penyedia Jasa harus membuat Rencana Kerja (Time
Schedulle) yang disetujui oleh Pengawas Lapangan, kemudian diajukan selambat-lambatnya 1
(satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
2. Penyedia Jasa harus mengusahakan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan, sesuai
dengan Rencana Kerja tersebut
3. Sebelum melaksanakan pembangunan/ pekerjaan pihak Penedia Jasa berkewajiban meneliti
semua gambar konstruksi/ struktur dan bila terdapat kekeliruan/ kesalahan yang sekiranya
menurut anggapan Penyedia Jasa akan membahayakan, maka pihak Penedia Jasa harus segera
memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk bahan pertimbangan
penanggulangannya.
4. Pelaksana Lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/ pekerjaan, baik teknis maupun administratif
dan pada Laporan Harian tersebut oleh Penyedia Jasa atau Pelaksana yang mewakilinya harus
ditanda-tangani.
5. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Penyedia Jasa harus memberikan data-data yang
diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
6. Pelaksana Lapangan juga harus membuat Laporan Mingguan dan Bulanan secara rutin.
Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk bahan
monitoring. Semua laporan tersebut diatas, dibuat dalam rangkap 5 (lima) dengan menggunakan format
yang telah ditentukan.
X. KELUARAN
1. KONSULTAN PERENCANA:
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah
lebih lanjut akan diatur dalam Surat Perjanjian, yang minimal meliputi:
A. Laporan Pendahuluan
Tahap Konsep Rencana Teknis
1. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi
team perencanametoda pelaksanaan dan tanggungjawab waktu perencanaan
2. Konsep skematik rencana teknis termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang
dan lain lain.
3. Laporan data dan informasi lapangan termasuk penyelidikan tanah sederhana, dan lain
lain.
4. Koordinasi dan Konsultasi dengan Pengelola dan Pemilik.
B. Laporan Antara
I. Tahap Pra-rencana teknis
1. Gambar-gambar rencana tapak
2. Gambar-gambar Pra-rencana bangunan dan bangunan penunjang
3. Perkiraan biaya pembangunan
4. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat
II. Tahap Pengembangan rencana
1. Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur, utilitas bangunan
2. Uraian konsep rencana dan perhitungan perhitungan yang diperlukan
3. Draf rencana anggaran biaya bangunan
4. Draft rencana kerja dan syarat-syarat
C. Laporan Akhir
I. Rencana Detail
1. Gambar rencana teknis bangunan lengkap
2. Rencana Kerja dan Syarat syarat (RKS)
3. Rencana Kegiatan dan volume pekerjaan (BQ)
4. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
5. Laporan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas lengkap dengan perhitungan
perhitngan yang diperlukan.
II. Tahap Pelelangan
1. Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan
2. Laporan bantuan teknis dan administrasi
D. Tahap Pengawasan Berkala
2. KONSULTAN PENGAWAS:
A. Pengawasan Kelancaran Pekerjaan
Pengawasan kelancaran pekerjaan yang dilaksanakan oleh pemborong yang menyangkut
kualitas, kuantitas, biaya dan waktu ketepatan pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir
bangunan yang sesuai dengan kontrak pelaksanaan dan telah diterima dengan baik oleh
Pejabat Pembuat Komitmen dan kelancaran penyelesaian administrasi yang berhubungan
dengan pekerjaan dilapangan.
B. Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan
(Dokumen Pengawasan)
1. Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pengawasan.
2. Buku harian yang memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk yang penting dari
Konsultan Pengawas / Direksi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
menimbulkan konsekuensi keuangan, kelambatan penyelesaian dan tidak dipenuhinya
syarat teknis.
3. Laporan Harian, berisi ketentuan tentang :
a. Tenaga Kerja
b. Bahan - bahan yang datang, diterima atau ditolak
c. Alat - alat
d. Pekerjaan - pekerjaan yang diselenggarakan
e. Waktu pelaksanaan pekerjaan
4. Laporan mingguan dan bulanan sebagai resume laporan harian (Kemajuan pekerjaan,
tenaga dan hari kerja )
5. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan Untuk Pembayaran Angsuran.
6. Mengusahakan surat perintah perubahan pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksanaan
Pekerjaan tambah / kurang, jika ada / kurang / perubahan pekerjaan.
7. Berita Acara Penyerahan Pekerjaan Ke 1 (Satu).
8. Berita Acara Pemeriksaaan Akhir Pekerjaan.
9. Berita Acara Penyerahan Pekerjaan Ke 2 (Dua).
10. Gambar - gambar situasi dengan pelaksanaan (As built drawings).
11. Laporan rapat dilapangan ( Site Meeting ).
12. Gambar rincian (shop drawings), Barchact, S Curve yang dibuat oleh kontraktor
pelaksana
3. KONSTRUKSI FISIK:
a. Pelaksana Lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/ pekerjaan, baik teknis maupun
administratif dan pada Laporan Harian tersebut oleh Penyedia Jasa atau Pelaksana yang
mewakilinya harus ditanda-tangani.
b. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Penyedia Jasa harus memberikan data-data yang
diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
c. Pelaksana Lapangan juga harus membuat Laporan Mingguan dan Bulanan secara rutin.
d. Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk
bahan monitoring. Semua laporan tersebut diatas, dibuat dalam rangkap 5 (lima) dengan
menggunakan format yang telah ditentukan.
XI. PERALATAN DAN MATERIAL
Pada prinsipnya segala peralatan dan material yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini harus
disediakan oleh rekanan jasa konsultan terpilih, baik peralatan dan material yang sudah dimiliki sendiri
maupun secara sewa (dengan kondisi baik) atau beli (dengan kondisi baik atau baru) yang
keseluruhannya diperhitungkan menjadi beban biaya kegiatan ini atas kesepakatan dengan Pejabat
Pembuat Komitmen (yang bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas) sesuai spesifikasi dan atau
besaran biaya yang tercantum dalam kontrak.
XII. TANGGUNGJAWAB PERENCANAAN
KONSULTAN PERENCANA
A. Konsultan perencana bertanggungjawab secara profesional atas jasa perencanaan yang dilakukan
sesuai ketentuan dan kode laku profesi yang berlaku
B. Secara umum tanggungjawab konsultan adalah minimal sebagai berikut:
1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya
perencanaan yang berlaku.
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan batasan
yang telah diberikan oleh proyek, termasuk melalui KAK ini, seperti terdiri dari segi
pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar dan
pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya
dan yang khusus untuk bangunan gedung negara.
KONSULTAN PENGAWAS
A. Melaksanakan pengawasan umum, pengawasan lapangan, koordinasi dan inspeksi kegiatan
kegiatan pelaksanaan agar pelaksanaan teknis maupun administratif teknis yang dilakukan dapat
secara terus menerus, sampai dengan pekerjaan diserahkan untuk yang kedua kalinya.
B. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau pekerjaan, peralatan dan
perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan dilapangan atau ditempat kerja lain.
C. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat agar batas
waktu serta kondisi seperti yang tercantum dalam dokumen kontrak dipenuhi.
D. Memberikan petunjuk, perintah, penambahan atau pengurangan pekerjaan dan harus
menyampaikan kepada Pelaksana Teknis untuk disarankan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
E. Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan / penambahan biaya dan
waktu serta tidak menyimpang dari kontrak, dapat langsung disampaikan kepada pemborong
dengan pemberitahuan kepada Pelaksana Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen.
XIII. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA
Penyedia jasa mempunyai wewenang untuk menolak ketentuan ketentuan yang tidak tercantum di
dalam kontrak.
XIV. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN
Waktu Perencanaan 30 (Tiga Puluh) Hari Kalender dan Pekerjaan Pengawasan mengikuti pekerjaan
fisik di lapangan.
XV. PERSONIL
Tenaga Ahli dan Pendukung yang diperlukan:
Posisi Kelompok
Tenaga Ahli :
1. Team Leader (Sipil/ Arsitektur)
2. Sipil
3. Arsitek
Ahli Muda
Ahli Muda
Ahli Muda
Teknisi
1. Surveyor
2. M/ E
3. Cost Estimator
Teknisi
Teknisi
Teknisi
Tenaga Teknis:
1. Drafter
2. Administrasi
3. Operator Komputer
Teknisi
Administrasi
Teknisi / Adm.
XVI. JADWALTAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tahap Konsep Rencana Teknis
Koordinasi dengan Pemberi Tugas dan Instansi terkait
Survey Lapangan
Diskusi dengan Tim Teknis
2. Tahap Rencana Detail
Evaluasi Data & Perhitungan Perencanaan Teknis
Gambar Rencana Teknis
Perhitungan Volume Pekerjaan & Biaya
Penyusunan RKS
Diskusi dengan Tim Teknis
Laporan Perencanaan Teknis
3. Tahap Diskusi dan Sosialisasi
XVII. LAPORAN AKHIR
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 120.( Seratus Dua Puluh ) hari Kalender sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 3 (Tiga) buku laporan dan cakram padat (compact disc) (jika diperlukan).
XVIII. PRODUKSI DALAM NEGERI
Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara
Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan
kompetensi dalamnegeri.
XIX. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN
Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:
1. Penyedia jasa harus mencari informasi yang dibutuhkan, yang diberikan oleh Pemilik / Direksi
termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
tugasnya, baik yang berasal dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan maupun yang dicari sendiri.
Kesalahan/ kelalaian pekerjaan perencanaan/ pengawasan sebagai akibat dari kesalahan informasi
dengan menjadi tanggungjawab Konsultan.
Palabuhanratu, .Maret 2013

Anda mungkin juga menyukai