0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan10 halaman
Paru-paru merupakan reaktor alam yang berperan sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida antara udara dengan darah. Paru-paru terdiri atas alveoli yang memiliki luas permukaan besar untuk memfasilitasi proses difusi gas. Sistem pernapasan manusia bekerja secara otomatis untuk mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan karbon dioksida melalui proses inspirasi dan ekspirasi.
Paru-paru merupakan reaktor alam yang berperan sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida antara udara dengan darah. Paru-paru terdiri atas alveoli yang memiliki luas permukaan besar untuk memfasilitasi proses difusi gas. Sistem pernapasan manusia bekerja secara otomatis untuk mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan karbon dioksida melalui proses inspirasi dan ekspirasi.
Paru-paru merupakan reaktor alam yang berperan sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida antara udara dengan darah. Paru-paru terdiri atas alveoli yang memiliki luas permukaan besar untuk memfasilitasi proses difusi gas. Sistem pernapasan manusia bekerja secara otomatis untuk mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan karbon dioksida melalui proses inspirasi dan ekspirasi.
Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindung Lingkungan (K3LL).
Andre Derici, 12210001
Aditya Eka Wirawan, 12210004
Reaktor Alam Paru-Paru Sistem Respirasi pada Manusia Teknik Reaksi Kimia - Reaktor
Reaktor adalah suatu wadah tempat terjadinya reaksi kimia dari reaktan tertentu menjadi produk tertentu pada kondisi tertentu. Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbondioksida dari darah. Prosesnya disebut pernapasan eksternal atau bernapas.
Paper ANDRE DERICI, ALVIAN MAULANA, FADLIANOR, DAN M. FADHIL. Sekolah Tinggi Teknologi Indocement Paper Teknik Reaksi Kimia Reaktor Reaktor Alam Paru-Paru Andre Derici, 12210001 Aditya Eka Wirawan, 12210004
REAKTOR ALAM PARU-PARU (Sistem Respirasi) Andre Derici, 12210001 Alvian Maulana, 12210009 Fadlianor, 12210017 Muhammad Fadhil, 12210027 Jurusan Teknik Kimia, Sekolah Tinggi Teknologi Indocement
PENDAHULUAN Reaktor adalah suatu wadah tempat terjadinya reaksi kimia dari reaktan tertentu menjadi produk tertentu pada kondisi operasi tertentu. Reaktor (dalam wikipedia) adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Dengan terjadinya reaksi inilah suatu bahan berubah ke bentuk bahan lainnya, perubahannya ada yang terjadi secara spontan alias terjadi dengan sendirinya atau bisa juga butuh bantuan energi seperti panas (contoh energi yang paling umum). Perubahan yang dimaksud adalah perubahan kimia, jadi terjadi perubahan bahan bukan fase misalnya dari air menjadi uap yang merupakan reaksi fisika. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan Prosesnya 1. Reaktor Batch Biasanya untuk reaksi fase cair Digunakan pada kapasitas produksi yang kecil Keuntungan reactor batch: - Lebih murah dibanding reactor alir - Lebih mudah pengoperasiannya - Lebih mudah dikontrol Kerugian reactor batch: - Tidak begitu baik untuk reaksi fase gas (mudah terjadi kebocoran pada lubang pengaduk) Teknik Reaksi Kimia Reaktor Reaktor Alam Paru-Paru Andre Derici, 12210001 Aditya Eka Wirawan, 12210004
- Waktu yang dibutuhkan lama, tidak produktif (untuk pengisian, pemanasan zat pereaksi, pendinginan zat hasil, pembersihan reactor, waktu reaksi) 2. Reaktor Alir (Continous Flow) Ada 2 jenis: a. RATB (Reaktor Alir Tangki Berpengaduk) Keuntungan: Suhu dan komposisi campuran dalam rerraktor sama Volume reactor besar, maka waktu tinggal juga besar, berarti zat pereaksi lebih lama bereaksi di reactor. Kerugian: Tidak effisien untuk reaksi fase gas dan reaksi yang bertekanan tinggi. Kecepatan perpindahan panas lebih rendah dibanding RAP Untuk menghasilkan konversi yang sama, volume yang dibutuhkan RATB lebih besar dari RAP. b. RAP
Dikatakan ideal jika zat pereaksi dan hasil reaksi mengalir dengan kecepatan yang sama diseluruh penampang pipa. Keuntungan : Memberikan volume yang lebih kecil daripada RATB, untuk konversi yang sama Kerugian: 1. Harga alat dan biaya instalasi tinggi. 2. Memerlukan waktu untuk mencapai kondisi steady state. 3. Untuk reaksi eksotermis kadang-kadang terjadi Hot Spot (bagian yang suhunya sangat tinggi) pada tempat pemasukan . Dapat menyebabkan kerusakan pada dinding reaktor. Teknik Reaksi Kimia Reaktor Reaktor Alam Paru-Paru Andre Derici, 12210001 Aditya Eka Wirawan, 12210004
3. Reaktor semi batch Biasanya berbentuk tangki berpengaduk
PEMBAHASAN PARU-PARU A. Pengenalan Paru-Paru Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas.
Gambar.1a. Paru-paru Istilah medis yang sering digunakan dan berhubungan dengan paru-paru adalah pulmo yang berasal dari bahasa latin pulmonarius yang berarti tentang paru-paru. Paruparu memiliki tekstur yang spongy (berongga seperti busa). Paru-paru terdiri atas dua bagian, paruparu kanan terdiri atas tiga bagian sedang paru-paru kiri ada dua bagian. Paru-paru kiri lebih besar dibandingkan bagian kanan. Bagian dalam paru-paru terdiri atas kumpulan alveolar yang berfungsi memberikan area permukaan untuk pertukaran udara. Adanya alveolar menyebabkan permukaan paru- Teknik Reaksi Kimia Reaktor Reaktor Alam Paru-Paru Andre Derici, 12210001 Aditya Eka Wirawan, 12210004
paru internal lebih luas dibandingkan permukaan eksternal. Pada permukaan membran alveolar terdapat jaringan pembuluh darah kapiler. Oksigen dalam alveolar akan berdifusi ke dalam pembuluh kapiler, dan sebaliknya karbon dioksida dalam pembuluh kapiler akan berdifusi ke dalam alveolar. Selain fungsi respirasi, paru-paru juga memiliki fungsi non respirasi yaitu menjadi lapisan lunak yang melindungi jantung dan mengubah konsentrasi zat zat biologis aktif dan obat-obatan dalam pembuluh darah arteri. B. Paru-Paru dan Sistem Respirasi Pada Manusia Proses produksi energi dalam tubuh memerlukan oksigen dan menghasilkan karbon dioksida. Karena itu makhluk hidup pasti memerlukan sistem untuk mengantarkan oksigen ke seluruh sel tubuh dan mengambil karbon dioksida sisa metabolisme. Terjadilah proses respirasi. Secara garis besar respirasi didefinisikan sebagai pertukaran zat antar jaringan / organ hidup. Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan syaraf otonom. Fungsi utama dari sistem respirasi adalah untuk memberikan oksigen ke seluruh sel tubuh dan membuang gas karbon dioksida hasil metabolisme sel ke luar tubuh, serta menjaga derajat keasaman darah. Proses respirasi dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka respirasi dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu: respirasi internal dan respirasi ekternal. Respirasi internal adalah pertukaran gas antara aliran darah (pembuluh darah kapiler) dan sel tubuh di dekatnya. Selama respirasi ini darah akan memberikan 5 - 7 % volume oksigen yang dikandungnya dan mengambil 4 - 6 % volume karbon dioksida dari sel tubuh. Semakin tinggi suhu tubuh, jumlah oksigen yang dilepas ke dalam sel tubuh semakin besar. Di dalam darah oksigen berkombinasi dengan hemoglobin membentuk oxyhemoglobin dalam sel darah merah, dan berfungsi dalam proses metabolisme tubuh. Karbon dioksida sebagai sisa metabolisme akan bereaksi dengan air (H 2 O) di dalam tubuh untuk membentuk asam karbon (H 2 CO 3 ), yang kemudian terurai menjadi H + dan bikarbonat (HCO -3 ) dan diangkut sel darah merah menuju paru-paru. Di dalam paru - paru, H + dan HCO -3 bercampur lagi membentuk air (H 2 O) dan CO 2 . Proses ini Teknik Reaksi Kimia Reaktor Reaktor Alam Paru-Paru Andre Derici, 12210001 Aditya Eka Wirawan, 12210004
ditunjukkan dalam gambar berikut.
Gambar 6.1. Reaksi kimia dalam proses respirasi
Sedang respirasi eksternal adalah pertukaran gas antara paru - paru dengan aliran darah. Respirasi ini terjadi karena pengaruh kimiawi pada aktifitas syaraf tidak sadar. Ada dua macam otot mekanis yang mempengaruhi proses respirasi yaitu musculomembranous diaphragma yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut (bergerak atas - bawah) dan otot intercostal (mengelilingi rongga dada) yang menyebabkan dada mengembang - mengempis. Aktifitas syaraf tadi akan menimbulkan kontraksi otot yang mengubah volume rongga dada. Aktifitas syaraf sadar juga mungkin menyebabkan respirasi meskipun hanya terjadi kadang-kadang, dan dibatasi oleh internal body homeostasis. Ada dua macam respirasi eksternal yaitu inspirasi ( memasukkan udara luar ke dalam paru - paru), dalam kondisi normal terdiri atas 79% nitrogen, 20.96% oksigen, 0.04% karbondioksida), dan ekspirasi (mengeluarkan udara dari paru - paru), dalam kondisi normal terdiri atas 79% nitrogen, 17% oksigen, 4% karbondioksida). Pusat respirasi ada dalam medulla and pons pada batang otak. Sel pada otak akan memberikan impuls yang akan menstimulasi otot diaphragma dan otot intercostal untuk berkontraksi. Terjadilah inspirasi. Membesarnya rongga dada menyebabkan tekanan dalam dada berkurang (-3 mm Hg), udara dari luar akan masuk ke dalam paru-paru. Karena paru-paru merupakan organ pasif (tanpa otot), maka paru-paru akan mengembang menurut rongga dada. Pusat pneumotaxic dalam pons menerima impuls dari pusat inspiratori dalam medulla bahwa inspirasi telah mencapai puncak. Informasi ini diteruskan ke pusat Teknik Reaksi Kimia Reaktor Reaktor Alam Paru-Paru Andre Derici, 12210001 Aditya Eka Wirawan, 12210004
ekspiratori (dalam medulla), dan kemudian segera mengirim impuls untuk mengakhiri inspirasi. Otot inspirasi (diaphragma dan intercostal) mengalami relaksasi, proses ekspirasi mulai berlangsung. Tekanan dalam rongga dada meningkat (+ 3 mm Hg) sehingga udara akan didorong keluar, dan paru - paru akan menyempit. Kecepatan dan kedalaman respirasi selain dikontrol oleh sistem syaraf dan konsentrasi oksigen dan karbon dioksida dalam darah., juga dipengaruhi proses kimia dan suhu darah yang melewati otak. Selama kondisi normal, respirasi dilakukan dengan tenang (eupnea), rata - rata kecepatan respirasi (respiratory rate = RR) sekitar 12-14 siklus per menit. Bertambahnya konsentrasi CO 2 (penurunan konsentrasi O 2 ) dalam darah akan meningkatkan kecepatan respirasi yang artinya permintaan udara segar yang kaya oksigen semakin meningkat. Keseimbangan asam basa darah (pH 7.4) akan meningkat karena adanya reaksi kimia antara air dalam plasma darah dengan CO 2 hasil metabolisme. Sehingga kecepatan respirasi akan meningkat. Jika CO 2 sudah dilepaskan, konsentrasi akan berkurang dalam darah. Terjadi negatif feedback loop dan pH darah kembali normal. Bagaimana pertukaran O2 dan CO2 bisa berlangsung? Saat kita menghirup udara, O 2 akan bergerak menembus alveolus paru-paru, lalu diikat dan diangkut oleh darah menuju ke seluruh jaringan tubuh. Sekitar 97% oksigen yang masuk ke dalam darah akan diangkut oleh hemoglobin/eritrosit, sedangkan yang 2-3 % lagi akan larut dan diangkut oleh plasma darah. Oksigen yang terikat dalam Hb dikenal dengan oksihemoglobin (HbO 2 ). Persamaan reaksi oksigen dengan hemoglobin adalah sebagai berikut: Hb + O 2 -> HbO 2 (pengikatan oksigen oleh darah di alveolus paru-paru) HbO 2 > Hb + O 2 (pelepasan oksigen oleh darah, selanjutnya oksigen diambil oleh sel- sel tubuh) Perpindahan oksigen dari atmosfer ke alveolus paru-paru, lalu ke darah, dan selanjutnya ke dalam jaringan tubuh dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen. Tekanan udara adalah satu atmosfer atau 760 mmHg, sedangkan tekanan parsial oksigennya adalah 150 mmHg. Tekanan parsial oksigen pada kapiler darah adalah 100 mmHg, sedangkan tekanan parsial oksigen dalam jaringan tubuh antara 0 sampai 40 Teknik Reaksi Kimia Reaktor Reaktor Alam Paru-Paru Andre Derici, 12210001 Aditya Eka Wirawan, 12210004
mmHg. Keadaan inilah yang memungkinkan oksigen berdifusi dari luar ke darah lalu ke jaringan. Hal yang berkebalikan terjadi pada perpindahan CO 2 . Tekanan parsial CO 2 yang tertinggi adalah jaringan tubuh. Berturut-turut semakin rendah pada darah dan di luar tubuh. Dengan cara yang sama CO 2 dapat berpindah secara difusi dari jaringan hingga keluar tubuh. Proses pengangkutan CO2 Proses oksidasi biologi di dalam sel dan jaringan akan menghasilkan zat-zat sisa seperti CO 2 dan H 2 O. Zat-zat ini harus segera dikeluarkan dari dalam tubuh. CO 2 yang dihasilkan oleh jaringan akan keluar dari sel dan masuk ke dalam darah untuk beredar bersama darah. Di dalam darah CO 2 akan diangkut ke paru-paru dalam tiga bentuk, yaitu: a. Diangkut dalam bentuk HCO - 3 (bikarbonat) oleh plasma darah (60%-70%) CO 2 bereaksi dengan H 2 O plasma (cairan sel) dari eritrosit dengan bantuan enzim karbonat anhidrase menyebabkan terbentuknya asam karbonat (H 2 CO 3 ). H 2 CO 3 lalu terurai menjadi ion H + dan HCO - 3 (bikarbonat). Karena ion H + dapat menyebabkan perubahan pH (keasaman), oleh sebab itu segera diikat oleh Hb menjadi HHb (asam hemoglobin). Sedangkan ion HCO - 3 akan segera meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah. Kedudukan ion HCO - 3 di dalam eritrosit diganti oleh ion klor (Cl). Inilah yang disebut dengan pertukaran klorida. Di dalam paru-paru reaksi yang berkebalikan terjadi. HCO - 3 yang telarut dalam plasma darah akan bergabung kembali dengan H + yang semula diikat Hb membentuk H 2 CO 3 kembali, juga dengan bantuan karbonat anhidrase. H 2 CO 3 lalu terurai kembali menjadi CO 2 dan H 2 O, kemudian akan dikeluarkan dari dalam paru-paru. Sementara itu Hb yang telah melepaskan H + akan mengikat kembali O 2 di alveolus. b. CO 2 akan diikat oleh Hb membentuk karbominohemoglobin (25%) CO2 + Hb > HbCO 2
c. CO 2 diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa asam karbonat/H 2 CO 3 (6-10%) Teknik Reaksi Kimia Reaktor Reaktor Alam Paru-Paru Andre Derici, 12210001 Aditya Eka Wirawan, 12210004
PENUTUP Kesimpulan - Paru-paru dapat dinyatakan reaktor alam karena pada paru-paru tersebut terjadi proses sistem respirasi atau yang biasa disebut pernapasan eksternal atau bernapas. Sesuai fungsinya, pada paru-paru dan pada proses bernapas terjadi reaksi pertukaran antar O 2
dan CO 2 dimana singkat prosesnya adalah sebagai berikut : Saat kita bernapas menghirup udara, O 2 akan bergerak menembus alveolus paru-paru, lalu diikat dan diangkut oleh darah menuju ke seluruh jaringan tubuh. Sekitar 97% oksigen yang masuk ke dalam darah akan diangkut oleh hemoglobin/eritrosit, sedangkan yang 2-3 % lagi akan larut dan diangkut oleh plasma darah. Oksigen yang terikat dalam Hb dikenal dengan oksihemoglobin (HbO 2 ). Persamaan reaksi oksigen dengan hemoglobin adalah sebagai berikut: Hb + O 2 -> HbO 2 (pengikatan oksigen oleh darah di alveolus paru-paru) HbO 2 > Hb + O 2 (pelepasan oksigen oleh darah, selanjutnya oksigen diambil oleh sel- sel tubuh) Proses oksidasi biologi di dalam sel dan jaringan akan menghasilkan zat-zat sisa seperti CO 2 dan H 2 O. Zat-zat ini harus segera dikeluarkan dari dalam tubuh. CO 2 yang dihasilkan oleh jaringan akan keluar dari sel dan masuk ke dalam darah untuk beredar bersama darah. Di dalam darah CO 2 akan diangkut ke paru-paru dalam tiga bentuk, yaitu: a. Diangkut dalam bentuk HCO - 3 (bikarbonat) oleh plasma darah (60%-70%) CO 2 bereaksi dengan H 2 O plasma (cairan sel) dari eritrosit dengan bantuan enzim karbonat anhidrase menyebabkan terbentuknya asam karbonat (H 2 CO 3 ). H 2 CO 3 lalu terurai menjadi ion H + dan HCO - 3 (bikarbonat). Karena ion H + dapat menyebabkan perubahan pH (keasaman), oleh sebab itu segera diikat oleh Hb menjadi HHb (asam hemoglobin). Sedangkan ion HCO - 3 akan segera meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah. Kedudukan ion HCO - 3 di dalam eritrosit diganti oleh ion klor (Cl). Inilah yang disebut dengan pertukaran klorida. Di dalam paru-paru reaksi yang berkebalikan terjadi. HCO - 3 yang telarut dalam plasma darah akan bergabung kembali dengan H + yang semula diikat Hb membentuk H 2 CO 3 Teknik Reaksi Kimia Reaktor Reaktor Alam Paru-Paru Andre Derici, 12210001 Aditya Eka Wirawan, 12210004
kembali, juga dengan bantuan karbonat anhidrase. H 2 CO 3 lalu terurai kembali menjadi CO 2 dan H 2 O, kemudian akan dikeluarkan dari dalam paru-paru. Sementara itu Hb yang telah melepaskan H + akan mengikat kembali O 2 di alveolus. - Berdasarkan klasifikasi reaktor menurut prosesnya, reaktor alam paru-paru pada proses respirasi dapat dikategorikan sebagai Reaktor Alir (Continous Flow)
DAFTAR PUSTAKA http://biologimediacentre.com/sistem-respirasi-3-respirasi-pada-manusia/ http://id.wikipedia.org/wiki/Paru-paru http://id.wikipedia.org/wiki/Reaktor