Anda di halaman 1dari 2

SIKLUS LAPORAN KEUANGAN

Audit dilaksanakan dengan membagi laporan keuangan menjadi segmen-segmen atau komponen
yang lebih kecil. Pembagian ini membuat audit lebih mudah dikelola dan membantu pembebanan
tugas kepada setiap anggota tim audit. Sebagai contoh, sebagian besar auditor memperlakukan
aktiva tetap dan wesel bayar sebagai segmen yang berbeda. Setiap segmen diaudit secara terpisah
tetapi bukan atas dasar yang benar-benar independen- (Sebagai contoh, audit atas aktiva tetap
dapat mengungkapkan adanya wesel bayar yang belum tercatat.) Setelah audit atas setiap segmen
ini selesai, termasuk keterkaitannya dengan segmen lain, hasilnya lalu digabungkan. Kemudian
kesimpulan tentang laporan keuangan tersebut secara keseluruhan dapat diperoleh.
Ada berbagai cara dalam mensegmentasi audit. Salah satu pendekatannya yaitu memperlakukan
setiap saldo akun dalam laporan keuangan sebagai segmen yang terpisah. Segmentasi dengan cara
seperti ltu basanya tidak efisien. Hal tersebut dapat mengakibatkan audit yang independen terhadap
akun yang saling terkait erat seperti persediaan dan harga pokok penjualan.
Cara yang umum untuk membagi audit adalah dengan tetap mempertahankan hubungan yang erat
antara jenis (atau kelas) transaksi darr saldo akun dalam segmen yang sama. Cara ini disebut sebagai
pendekatan siklus (cycle approach). Sebagai contoh, penjualan, retur penjualan. penerimaan kas,
dan penyisihan piutang tak tertagih adalah empat kelas transaksi yang menyebabkan piutang usaha
meningkat atau menurun. Karena itu, semua pos tersebut merupakan bagian dari siklus penjualan
dan penagihan. Demikian juga, transaksi penggajian dan gaji akrual merupakan bagian dari sildus
penggajian dan personalia. Logika dari penggunaan pendckatan sildus ini adalah bahwa hal itu
terkait dengan cara transaksi dicatat dalam jurnal dan diikhtisarkan dalam buku besar serta laporan
keuangan. Jika dianggap praktis, pendekatan siklus menggabungkan transaksi yang dicatat dalam
jurnal yang berbeda dengan saldo pada buku besar yang dihasilkan dari transaksi-transaksi tersebut-
Siklus yang digunakan dalam buku ini disajikan di bawah ini dan kemudian dijelaskan secara terinci.
Perhatikan bahwa setiap siklus tersebut begitu pentingnya sehingga satu atau lebih bab nanti akan
membahas audit atas setiap siklus itu:


Siklus penjualan dan penagihan
Siklus akuisisl dan pembayaran
Siklus penggajian dan personalia
Siklus persediaan dan pergudangan
Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali
melakukan pemisahan atas dua siklus itu. Hasil gabungan dari kedua sildus ini adalah persediaan
(siklus persediaan dan pergudangan). Pada titik berikutnya, persediaan tersebut dijual dan
menghasilkan penagihan serta perolehan kas (siklus penjualan dan penagihan). Kas yang dihasilkan
lalu digunakan untuk membayar dividen dan bunga atau membiayai perluasan modal serta memulai
kembali siklus-siklus tersebut. Dalam sebuah perusahaan jasa, siklus-siklus itu saling berkaitan
dengan cara yang hampir sama, di mana terdapat penagihan dan perolehan kas, meskipun tidak ada
persediaan. Siklus transaksi merupakan cara yang penting untuk menata audit- Pada umumnya, para
auditor akan memperlakukan setiap siklus tersebut secara terpisah selama proses audit- Meskipun
auditor harus mempertimbangkan keterkaitan di antara siklus-siklus itu, mereka biasanya
memperlakukan siklns ltu secara independen sampai ke batas praktis dalam rangka mengelola audit
yang rumit secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai