Anda di halaman 1dari 9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Angular Cheilitis
Angular cheilitis merupakan suatu inflamasi pada satu atau kedua sisi sudut mulut.
8,13,14

Angular cheilitis mempunyai nama lain perleche, angular cheilosis dan angular stomatitis.
12,15

Dapat terjadi pada anakanak dan orang dewasa baik lakilaki maupun perempuan dan bersifat
kambuhan atau sering berulang.
8


2.1.1 Etiologi Angular Cheilitis
Beberapa literatur menyatakan bahwa angular cheilitis pada anak dapat tejadi karena
berbagai penyebab, diantaranya defisiensi nutrisi, hipovitaminosis (khususnya vitamin B) dan
kebiasaan menjilat bibir yang konstan.
5,8
Sedangkan jamur seperti Candida albicans dan bakteri
seperti Streptococcus aureus termasuk B-haemolytic streptococci merupakan penyebab sekunder
yang keberadaannya dipicu oleh kebiasaan menjilat bibir yang konstan.
5,15
Defisiensi nutrisi
dapat karena kekurangan vitamin B12, riboflavin, vitamin B6, piridoksin, zat besi, asam folat
dan biotin. Kekurangan vitamin B kompleks lebih sering daripada hanya vitamin B saja.
Defisiensi vitamin B pada angular cheilitis biasanya dibarengi dengan status gizi buruk pada
anak.
5






2.1.2 Patogenesis Angularis Cheilitis
Faktor diet memiliki peran yang besar dalam pemeliharaan kesehatan kulit, serta
mempunyai pengaruh dalam etiologi dan terapi penyakit kulit tertentu. Perubahan pasokan
nutrisi yang menurun, walaupun hanya sedikit, dapat memberikan efek pada kulit.
16
Keadaan
defisiensi nutrisi menyebabkan keutuhan jaringan epitel berkurang. Mukokutan junction
merupakan daerah peralihan antara kulit dan mukosa mulut dengan epitel mukosa yang lebih
tipis dibanding epitel kulit sehingga menyebabkan area ini rentan terhadap terjadinya infeksi atau
angular cheilitis.
17,18

Proses terjadi angular cheilitis pada awalnya, jaringan mukokutan di sudut - sudut mulut
menjadi merah, lunak dan berulserasi. Selanjutnya, fisura fisura eritematosa menjadi dalam dan
melebar beberapa cm dari sudut mulut ke kulit sekitar bibir atau berulserasi dan mengenai
mukosa bibir dan pipi dalam bentuk abrasi linear. Infeksi keadaan kronis ditandai dengan adanya
nanah dan jaringan granulasi. Ulkus sering kali menimbulkan keropeng yang terbelah dan
berulserasi kembali selama fungsi mulut yang normal. Akhirnya dapat timbul nodula nodula
granulomatosa kecil berwarna kuning coklat.
19


2.1.3 Gambaran Klinis Angular Cheilitis
Pada angular cheilitis yang berhubungan dengan defisiensi nutrisi, lesi terjadi bilateral
yang biasanya meluas beberapa mm dari sudut mulut pada mukosa pipi dan ke lateral pada kulit
sirkum oral 1 10 mm. Dasar lesi lembab, adanya fisur yang tajam, vertikal dari tepi vermillion
bibir dan area kulit yang berdekatan. Secara klinis, epitel pada komisura terlihat mengerut dan
sedikit luka. Pada waktu mengerut, menjadi lebih jelas terlihat, membentuk satu atau beberapa
fisur yang dalam, berulserasi tetapi tidak cenderung berdarah. Walaupun dapat terbentuk krusta
yang bernanah pada permukaan, fisur ini tidak melibatkan permukaan mukosa pada komisura di
dalam mulut, tetapi berhenti pada mukokutan junction.
5


2.1.4 Perawatan Angular Cheilitis
Perawatan terhadap angular cheilitis adalah dengan menghilangkan faktor etiologinya.
Angular cheilitis yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B perawatannya dengan memberikan
suplemen vitamin B kompleks atau multivitamin yang mengandung vitamin B.
8,20
Akan tetapi,
defisiensi satu jenis vitamin biasanya diikuti dengan gejala defsiensi nutrisi,
5,9
maka dalam
perawatannya pemberian multivitamin lebih efektif daripada pemberian vitamin B kompleks
saja.
20
Dilaporkan bahwa pengobatan penyakit akibat defisiensi vitamin B
12
dengan terapi
vitamin dapat sembuh dalam waktu 3 minggu.
1
Pemberian antimikroba pada penderita angular cheilitis yang disebabkan defisiensi
nutrisi hanya berfungsi untuk menyingkatkan waktu penyembuhan. Oleh karena sebagian infeksi
yang terjadi dapat sembuh dengan sendiri, tanpa memerlukan antimikroba, maka sistem
pertahanan tubuh yang perlu dipertahankan atau ditingkatkan dengan pemberian vitamin
tambahan atau multivitamin.
21

2.1.5 Penyembuhan Angular Cheilitis
Masukan dan absorbsi vitamin dan mineral tertentu yang cukup juga diperlukan untuk
penyembuhan yang optimal. Malnutrisi merupakan penyebab yang sangat penting dari
kelambatan penyembuhan luka. Secara umum, proses fisiologis penyembuhan luka dapat dibagi
ke dalam 4 fase utama. Pertama, respons inflamasi akut terhadap cedera mencakup hemostasis,
pelepasan histamine dan mediator lain dari sel sel yang rusak, dan migrasi sel darah putih
(leukosit polimorfonuklear dan makrofag) ke tempat yang rusak tersebut. Kedua, fase destruktif
yaitu pembersihan jaringan yang mati dan yang mengalami devitalisasi oleh leukosit
polimorfonuklear dan makrofag. Ketiga, fase proliferatif yaitu pada saat pembuluh darah baru,
yang diperkuat oleh jaringan ikat, menginfiltrasi luka sehingga memerlukan pasokan nutrisi yang
cukup. Faktor sistemik yang dapat memperlambat penyembuhan pada stadium ini termasuk
defisiensi vitamin C, defisiensi besi, hipoproteinemia, serta hipoksia. Durasi penyembuhan pada
fase proliferatif adalah 3 24 hari. Keempat, Fase maturasi mencakup re-epitelisasi, kontraksi
luka dan reorganisasi jaringan ikat.
11

Pada angular cheilitis terdapat sedikit jaringan yang hilang, maka penyembuhan terjadi
secara intens primer, yaitu dengan menyatukan kedua tepi luka berdekatan dan saling
berhadapan. Jaringan granulasi yang dihasilkan sangat sedikit. Dalam waktu 10 14 hari,
reepitelisasi secara normal sudah sempurna dan biasanya hanya menyisakan jaringan parut tipis,
yang dengan cepat dapat memudar dari warna merah muda menjadi putih.
11





a b
Gambar 1. (a) Angular cheilitis, (b) sembuh dari Angular cheilitis
31

2.2 Defisiensi Nutrisi
Defisiensi nutrisi (malnutrisi) memiliki potensi untuk membuat keadaan suatu penyakit
menjadi lebih buruk. Dimulai saat rusaknya sistem imun membuka jalan masuknya penyakit,
kemudian penyakit merusak asimilasi makanan dan status nutrisi menjadi buruk. Pemberian
suplemen vitamin sangat dianjurkan untuk mempertahankan sistem imun yang baik.
22

2.2.1 Etiologi Defisiensi Nutrisi
Defisiensi nutrisi disebabkan oleh faktor primer atau sekunder. Faktor primer adalah bila
susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas dan atau kualitas yang disebabkan oleh
kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan,
kebiasaan makan yang salah, dan sebagainya. Faktor sekunder meliputi semua faktor yang
menyebabkan zat zat gizi tidak sampai di sel sel tubuh setelah makanan dikonsumsi.
Misalnya faktor faktor yang menyebabkan terganggunya pencernaan, seperti gigi-geligi yang
tidak baik, kelainan struktur saluran cerna dan kekurangan enzim.
3,9,23,24

2.2.2 Gambaran Klinis Defisiensi Nutrisi
Gambaran klinis penderita defisiensi nutrisi dapat berupa pengurangan jaringan subkutan
pada daerah lengan atas, kaki, bokong dan wajah sehingga tubuh kelihatan kurus. Perubahan
yang terjadi pada kulit adalah kulit menjadi kering dan kasar karena kehilangan kelembaban. Jika
terjadi luka atau trauma terjadi hyperpigmentasi pada kulit tersebut. Kuku menjadi rapuh dan
mudah retak. Rambut akan kelihatan tipis, sedikit, mudah rontok dan berwarna coklat kemerah
merahan. Pada rongga mulut terdapat perubahan seperti Cheilosis, Angular stomatitis.
25,26

2.3 Mikronutrien
Yang termasuk mikronutrien adalah kelompok vitamin dan mineral. Mikronutrien
dibutuhkan untuk penggunaan makronutrien secara tepat dan terlibat dalam fungsi-fungsi
fisiologis yang bervariasi luas. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan mikronutrien
meliputi kehilangan melalui gastrointestinal (misalnya: diare, muntah, keluaran fistula yang
tinggi, hipermetabolisme), fungsi ginjal (terutama natrium, kalium, magnesium, dan fosfor), dan
sindrom refeeding (elektrolit).
27

Tabel 1. VITAMIN DAN MINERAL YANG UMUM TERKANDUNG DALAM
MULTIVITAMIN ANAK
3,22,27
Vitamin Sumber Akibat kekurangan
A Susu, keju, kuning telur, hati dan
berbagai ikan yang tinggi
kandungan lemaknya, dan wortel
Kulit kering dan pecah
pecah,gangguan penglihatan, dan
memperparah penyakit infeksi
D Sinar matahari, kuning telur, hati,
mentega dan minyak hati ikan
Ricketsia, tetani, osteomalasia,
gangguan penyerapan kalsium dan
fosfor pada saluran pencernaan dan
gangguan mineralisasi sruktur
tulang dan gigi
E Minyak nabati, kecambah, sayuran
hijau dan kacang kacangan
Kerusakan sel darah merah, anemia
dan sindroma neurologi
K Hati, kacang kedelai, minyak
nabati, gandum dan sayur sayuran
hijau
Perdarahan
C Buah sitrus, sayuran dan buah-
buahan terutama buah-buahan
segar, cabe hijau dan kubis
Scurvy, perdarahan di bawah kulit,
mudah kena infeksi, kulit kasar,
luka sukar sembuh
B kompleks:
-B1(Tiamin)
Serelia tumbuk/setengah giling,
kacang-kacangan, daging tanpa
lemak, kuning telur, unggas dan
ikan
Beri beri, lemah, tidak ada nafsu
makan
-B2
(Riboflavin)
Susu, keju, daging dan sayuran
berwarna hijau
Angular cheilitis, atrofi papil lidah,
penyembuhan luka memburuk, red
conjunctivae
-B3 (Asam
nikotinat)
Daging ayam, ikan, hati, ginjal, dan
kacang tanah
Angular cheilitis, atrofi papil lidah
dan pellagra
-Asam
Pantotenat
Hati, ginjal, kuning telur, khamir,
daging, ikan, unggas, serealia utuh,
dan kacang-kacangan
Gangguan saluran cerna, insomnia
dan lelah
-B6
(Piridoksin)
Khamir, kecambah, gandum, hati,
ginjal, serealia tumbuk, kacang-
kacangan, kentang, dan pisang
Angular cheilitis, atrofi papil lidah,
anemia mikrositik, depresi,
peripheral neurophathy dan
Dermatitis
-B12
(Kobalalamin)
Hati, ginjal, jantung, daging,
ikan,unggas, kerang, susu dan hasil
olahannya, telur
Angular cheilitis, anemia
pernisiosa, anemia makrositik,
atrofi papil lidah dan peripheral
paresthesia
Kalium (K) Pisang, jeruk, kentang, tomat, biji
bunga matahari, sayuran hijau
Otot lemah dan muntah muntah
Natrium (Na) Wortel, telur, susu, sayuran hijau,
garam dapur
Oedema
Kalsium (Ca) Keju, susu, tepung, tulang, kacang
kedelai
Gangguan pertumbuhan pada anak
anak
Magnesium
(Mg)
Sayuran hijau, serealia tumbuk, biji
bijian, kacang, daging, susu
Lemah, sukar menelan, gangguan
pertumbuhan pada anak
Klorida (Cl) Garam dapur Muntah
Besi (Fe) Kuning telur, jantung dan hati,
ginjal sapi, kerang, asparagus,
kacang
Anemia defisiensi besi, kekebalan
menurun, kemampuan belajar
menurun, gatal, luka sukar sembuh
Seng (Zn) Telur, susu kering, daging sapi dan
kambing, biji semangka
Menurunkan absorbsi tembaga
Iodium (I) Bawang, ikan laut Gondok, hambatan pertumbuhan
pada anak
Selenium
(Se)
Tomat, bawang, brokoli, ikan tuna Resiko penyakit jantung
Tembaga
(Cu)
Hati sapi, kacang kacangan, ikan
laut, udang
Anemia, mengganggu pertumbuhan
dan metabolisme
Mangan
(Mn)
Kacang, sayuran hijau, kuning
telur, sereali
Jarang ditemui
Fluor (F) Ikan laut, gelatin, daun teh Fluorosis, diare, muntah, gatal
Khrom (Cr) Tomat, bawang, brokoli, ikan tuna Jarang ditemui
Molidben
(Mo)
Sayuran hijau, kacang kacangan Gangguan enzim

Sedangkan kandungan vitamin B kompleks adalah Thiamin (B1), Riboflavin (B2),
Piridoksin (B6), Calcium Pantothenate dan Nicotinamide.

2.4 Penilaian Status Gizi
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah
asupan zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti
pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan mengatur proses
tubuh.
3,22,26

2.4.1 Pengukuran antropometri
Pengertian istilah nutritional anthropometry didefinisikan oleh Jelliffe (1966) sebagai
pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia
dan derajat nutrisi yang berbeda.
30
Tujuan yang hendak dicapai dalam pemeriksaan
antropometris adalah besaran komposisi tubuh yang dapat dijadikan isyarat dini perubahan status
gizi.
26
Lingkar lengan bagian tengah atas merupakan ukuran dari jaringan subkutan dan otot
rangka.
27
Lingkar lengan atas juga dapat menunjukkan gizi kurang pada anak yang diukur
menggunakan pita plastik.
23,26
Lengan yang diukur adalah lengan kiri. Pita plastik harus ditekan
sedemikian rupa hingga menempel pada kulit, namun tidak sampai mengerutkan kulit, dan tidak
pula longgar.
26

Jelliffe dan Jelliffe menyusun klasifikasi berdasarkan besar lingkar lengan atas, usia dan
jenis kelamin termasuk penggunaan buku acuan Caucasian untuk membedakan KKP ringan
(80% baku), sedang (70% baku) dan berat (60% baku).
26,28



KERANGKA TEORI













Angular cheilitis
Defisiensi nutrisi
Penyembuhan
Angular
cheilitis
Mikronutrien
Multivitamin:
Vitamin:
-Vitamin Larut Lemak (A,D,E,K)
-Vitamin larut air (C&B kompleks)
Mineral:
-Makro (Na, Cl, K, Mg, Ca)
-Mikro (Fe, Zn, I, Se, Cu, Mn, F, Cr,
Mo)
Vitamin B kompleks:
-Thiamin(B1)
-Riboflavin B2)
-Asam Nikotinat
-Asam pantotenat
-Piridoksin(B6)

Anda mungkin juga menyukai