Anda di halaman 1dari 25

NUTRISI PADA INFLAMMATORY BOWEL DISEASE Inflammatory bowel disease adalah penyakit peradangan kronis yang mengenai kolon

dan usus kecil dengan etiologi dan patologi yang belum diketahui secara pasti sampai sekarang. Inflammatory bowel disease merupakan istilah yang dipakai untuk menggabungkan 2 jenis penyakit yaitu colitis ulseratif dan chrons disease. Hal ini secara praktia membedakannya dengan penyakit inflamasi usus lain yang telah diketahui penyebabnya seperti infeksi, iskemia, dan radiasi. Pada beberapa keadaan colitis ulseratif dan chrons disease mempunyai gambaran yang tumpang tindih sehingga tidak jarang sulit dibedakan. Dalam beberapa kepustakaan, selain kedua penyakit tersebut juga dimasukkan echets syndrome, acute terminalis ileitis, lymphoid hyperplasia of the terminal ileum dan primary non!specific ulcer. EPIDEMIOLOGI Dalam dekade terakhir kejadian "hrons disease cenderung meningkat. I D cenderung terjadi pada usia muda #2$!%&tahun' dan tidak terdapat perbedaan bermakna antara wanita dengan laki!laki. Dari segi ras tampaknya I D banyak terdapat pada orang yahudi. I D lebih cenderung terjadi pada kelompok sosial ekonomi tinggi, bukan perokok, pemakai kontrasepsi oral dan diet rendah serat. elum ada data pre(alensi dan insidensi I D di Indonesia. ila bertitik tolak pada data di )akarta, diperoleh gambaran bahwa terdapat lebih kurang 2& kasus "olitis *lseratif dan +& kasus "hrons disease. Data di masyarakat mungkin lebih tinggi daripada data yang ada di rumah sakit. ,-I./.0I ,tiologi inflammatory bowel disease sampai saat ini belum diketahui maupun penjelasan yang memadai untuk menerangkan fenomen populasi ataupun data geografis penyakit ini. -idak dapat disangkal bahwa faktor genetik memainkan peran penting dengan adanya kejadian yang tinggi pada anak kembar dan adanya keterkaitan familial. -eori adanya peningkatan permeabilitas epitel usus, tepatnya anti neutrophil cytoplasmic autoantibodies, peran nitrit o1ide dan riwayat infeksi #terutama 2ycobacterium paratuberculosis' banyak dikemukakan. 3ang tetap menjadi masalah adalah hal apa yang mencetuskan keadaan tersebut. Defek imunologisnya kompleks, antara interaksi antigen eksogen, kemudahan masuk antigen #termasuk permeabilitas epitel usus' dan kemungkinan disregulasi mekanisme imun. Pada penderita I D juga ditemukan penekanan sekret Ig4, kompleks 4ntigen!antibodi. 5elain itu mekanisme pertahanan selular diduga juga ikut terlibat pada terjadinya I D, terutama terjadi pada penyakit "hron dan hubungannya dengan peradangan granulomatosa. Pada penderita I D juga didapatkan peningkatan kadar prostaglandin ,2. Prostaglandin merupakan mediator dari respon inflamasi.

PATOFISIOLOGI Fisiologi 5alah satu fungsi utama dari saluran pencernaan adalah mencerna makanan yang masuk kedalam tubuh. Pada makalah ini yang akan dibahas adalah fungsi saluran cerna pada usus halus dan usus besar. .leh karena I D #"hrons disease dan "olitis *lceratif' banyak mengenai saluran cerna bagian tersebut. 6ungsi dari usus halus adalah berperan pada pencernaan karbohidrat, protein dan lemak dengan cara memecahnya menjadi molekul yang lebih kecil yang memudahkan usus untuk menyerap makronutrient tersebut. *ntuk mendukung fungsi tersebut usus halus juga mensekresi beberapa en7im! en7im percernaan. 5elain untuk pencernaan 7at!7at gi7i tersebut, usus halus juga berfungsi untuk mengabsorbsi micronutrient, air dan elektrolit. 5elain usus halus, organ yang terkena pada I D dominan adalah usus besar. 6ungsi utama usus besar antara lain untuk mensekresikan mucus, mucus ini melindungi usus dari ekskoriasi dan memekatkan feses. Pada usus besar terdapat juga fungsi absorbsi dan sekresi air dan elektrolit. PATOGENESIS Chrons disease8 banyak ditemukan pada daerah iliosekal, dimana dinding ileum tampak hiperemis, edema dan batas bagian yang sakit dan sehat tampak jelas. ila kelainan menjadi kronis maka akan terjadi pengerasan dinding usus diikuti dengan cairan bebas di rongga peritoneum. 5ecara gross bila penyakit berlanjut, maka tampak adanya penebalan dinding mesenterium dan pembesaran kelenjar mesenterium disekitar kolon. eberapa kelenjar mesenterium yang membesar dan mengeras dapat bersatu membentuk massa yang ireguler. Diantara kolon yang mengalami peradangan tampak bagian kolon yang sehat dengan batas tegas dan tiba!tiba, dimana gambaran ini disebut skip area. *lkus yang menebal dan kaku biasanya hanya mengenai salah satu sisi saja, sedangkan sisi yang bersebrangan masih normal. Penebalan dan kekakuan dinding kolon akan menyebabkan penyempitan lumen yang memberikan gambaran seperti pipa dan disebut dengan house pipe. Pada keadaan lebih lanjut tampak struktur mukosa berubah disebabkan lesi noduler diselingi ulkus yang letaknya memanjang yang disebut cobblestone. ila peradangan mengenai lapisan serosa dan mesenterium akan menyebabkan haustra dari kolon, sehingga memudahkan terjadinya pembentukkan fistula. 6istula ini dapat terjadi secara internal atau eksternal yang menembus kulit. Coli is !lsera i"8 peradangan dimulai dari rektum yang terbatas pada mukosa dan submukosa, meluas kearah pro1imal dan dapat mengenai seluruh kolon tanpa skip areas, lapisan muskularis dan serosa tidak ikut terkena. Peradangan dapat meluas sampai beberapa sentimeter dari ileum terminalis yang disebut backwash ileitis. Hal ini terjadi akibat atoni usus sehingga lubang katup ileosekal melebar sehingga menyebabkan aliran balik dari kolon ke ileum.

Peradangan yang terjadi terus menerus mengakibatkan usus cenderung memendek karena adanya retraksi otot!otot longitudinal dan bukan karena fibrosis. -erjadi spasme dan hipertrofi muskularis mukosa yang menyebabkan haustra menghilang dengan lumen menyempit. Proses peradangan pada rektum menyebabkan pelebaran ruang presakral kurang lebih + sentimeter. 0ambaran peradangan biasanya khas, uniform dan tanpa diselingi mukosa normal. -erjadi hubungan antara ulkus diselingi penebalan mukosa yang menonjol ke lumen akibat edema mukosa. 5ecara mikroskopis tampak gambaran radang kronis aktif dengan pembentukan kapiler baru pada seluruh permukaan kolon yang terkena. 9elainan didahului dengan lesi pada glandula kripta, kemudian menjadi abses kripta dimana pus terkumpul didalamnya dengan lapisan mukosa diatasnya masih utuh. )ika pecah terlihat ulkus dengan sekresi yang purulen. 4danya reaksi radang kronis dengan ulkus yang dalam akan mempermudah terjadinya perdarahan. STRESS METABOLI# Proses inflamasi yang kronik menyebabkan peningkatan resting energy e1penditure pada pasien!pasien I D, yang nantinya keadaan ini merupakan factor resiko penurunan berat badan dan malnutrisi. Demam, sepsis, dan operasi meningkatkan kebutuhan pasien akan lemak, karbohidrat dan protein dalm menyembuhkan luka. :esting energi e1penditure meningkat pada sepsis, dan setiap kenaikan +celcius sebesar +%;. Peningkatan turno(er sel colon dan pemakaian kortikosteroid menginduksi keadaan katabolic yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan metabolik pada pasien I D. Penelitian lebih jauh menyatakan bahwa peningkatan akti(itas penyakit, energy e1penditure turun. Hal ini bertujuan mempertahankan le(el konstan dari :,,. 9ebutuhan metabolic pada pasien I D memainkan peranan terhadap perkembangan malnutrisi. 2etabolisme kelainan tulang juga berkaitan dengan penyakit "hrons. hal ini berhubungan dengan le(el serum (itamin D yang berkaitan dengan akti(itas penyakitnya. Pada pasien anak!anak, kebutuhan akan energi meningkat untuk memenuhi kebutuhan normal pertumbuhan dan perkembangan. <alaupun begitu, biasa asupan nutrisi inade=uate menyebabkan terjadinya keterlambatan pertumbuhan. GANGGUAN METABOLI# Ener$i Peningkatan :,, karena terjadinya proses inflamasi. 5elain itu kerusakan sel!sel usus menyebabkan turno(er dari sel!sel enterosit dan colonosit yang akan menyebabkan kebutuhan akan energi menjadi meningkat. 9arbohidrat Adan%a &ala'sor'si la( osa)

Pro ein Proses inflamasi menyebabkan transit nutrisi pada usus menjadi lebih cepat, penurunan area absorpti(e, hilangnya brush!border kolonosit menyebabkan turunnya kemampuan absorbsi dari usus Peningkatan sekresi mucus intestinal dan proses inflamasi yang menginduksi perdarahan mengeksaserbasi kehilangan protein dan mineral!mineral. 5elain itu bacterial o(ergrowth juga dapat menurunkan fungsi sel!sel

epitel usus. Hal!hal tersebut dapat menyebabkan protein losing enteropathy. 9ehilangan protein ini dapat mencapai >&!?& g@hari. 9eadaan ini akan mengakibatkan Protein ,nergy 2alnutrition. 5emua penyebab malnutrisi tersebut malalui mekanisme A dasar, yaitu B +. Penurunan asupan nutrisi 2. 2alabsorbsi nutrisi %. Peningkatan kehilangan protein usus A. Peningkatan metabolisme

-abel +. ,tiologi 2ekanisme 2alnutrisi pada I D Berkaitan dengan penyakitnya Penurunan asupan makanan 4noreksia, (omiting Pembatasan diet karena diare .bstruksi usus Perubahan cita rasa makanan #defisiensi 7inc' Peningkatan kehilangan nutrisi di usus Perubahan permeabilitas mukosa usus #inflamasi' *lserasi mukosa Drainase limfatic sulit .nset dan e(olusi 4kut B cepat berkembang menjadi malnutrisi -ersembunyi B perlahan!lahan menyebabkan malnutrisi yang berat /okasi penyakit dan pola penyakit "olon B kehilangan nutrisi, peningkatan kebutuhan nutrisi Perluasan penyakit ke usus halus atau reseksi B malabsorbsi Inflamasi pada usus halus@colon B o 9ehilangan nutrisi meningkat o 9ebutuhan nutrisi meningkat 5tenosis pada usus halus B o(ergrowth bakteri 6istula pada usus halus B peningkatan kehilangan nutrisi dan kebutuhan nutrisi 9omplikasi sepsis B peningkatan kebutuhan Berkaitan dengan terapi Pembatasan makanan karena diare C-heurapetic fasting .bat yang menginduksi tukak lambung 5teroid Le&a( Pemburukan resiklus dari asam empedu oleh ileum terminalis menyebabkan statorrhea dan penurunan absorbsi lipid dan (itamin yang larut dalam lemak. *i a&in Deficiensi (itamin 4, ,, 6, +, ", ribofla(in, dan folat ditemukan pada pasien "hrons disease. 5elain (itamin!(itamin yang larut dalam air tersebut, terjadi juga defisiensi dari (itamin!(itamin yang larut dalam lemak terutama (itamin D. Hal ini

kemungkinan terjadi karena pemakaian stroid dan proses inflamasinya sendiri. Deficiensi (itamin secara umum dieksaserbasi pemakaian sulfasala7ine dan corticosteroid. Mineral Deplesi penyimpanan sodium dan potassium oleh karena diare dan malabsorbsi. Defisiensi besi umum terjadi, berkaitan dengan kehilangan sel!sel usus dan intake yang inade=uat. Hal tersebut dapat dinilai dari serum ferritin yang rendah pada penderita I D yang menandakan penurunan penyimpanan besi. 2ineral lain yang mengalami defisiensi adalah 7inc, serum le(el 7inc rendah. 4kan tetapi hal ini lebih berhubungan dengan keadaan hipoproteinemi dibanding penyimpanan 7inc yang rendah. 5elain mineral!mineral yang disebutkan diatas juga terdapat defisiensi tembaga, chromium, molybdenum, selenium, dan mangan. Air + Ele( roli Diare menghasilkan ketidakseimbangan air dan elektrolit. -abel 2. Deficiensi Dutrisi pada I D Pre(alensi #;' Deficiensi "D *" <eight loss E$!F$ +>!$2 Hypoalbuminemi 2$!>& 2$!E& 9ehilangan protein usus F$ Dd 9eseimbangan neg nitrogen E? Dd 4nemia 2$!>$ EE 6e rendah %? >+ +2 rendah A> $ 4s.folat rendah EF %&!A& 9alsium rendah +% Dd 2agnesium rendah +A!%% Dd Potassium rendah $!2& Dd 4 rendah ++ Dr " rendah Dd %$ D rendah F$ Dr 9 rendah Dd Dd Ginc rendah $& "opper rendah Dd Dd #Dot described', Dr #Dot reported' 4D42D,54 *2*2 "hrons disease, onse n%a erse&'!n%i den$an n%eri -er! %an$ er!s. &ener!s/ anore(sia/ diare/ -en!r!nan 'era 'adan dan "a i$!e Diare tidak berdarah -erkadang nyeri akut kanan bawah disertai demam yang mirip dengan appendicitis 5akit perut yang rekuren, demam, diare selama beberapa tahun I D sering disertai dengan irritable bowel syndrome yang dapat menyebabkan kram perut, kebiasaan buang air besar yang tidak teratur, serta pasase mucus tanpa darah dan pus

Penurunan berat badan karena malabsorbsi yang berkaitan dengan short bowel disease, selain itu pasien juga berusaha untuk mengurangi asupan makanannya untuk mengurangi gejala!gejala yang timbul

Coli is Ul0era i"8 pasien biasanya mengeluh diare berdarah. 4kan tetapi tinja masih berbentuk. Disertai gejala kram perut juga nyeri perut. DIETARY HISTORY Dietary history diambil berdasarkan dietary recall dan dietary record. 9egunaan dietary history ini untuk mengetahui asupan sehari!hari preillness yang berhubungan dengan patogenesis penyakit. eberapa penelitian menyebutkan bahwa mungkin terdapat hubungan yang lineara antara makanan yang dikonsumsi dengan terjadinya penyakit I D. eberapa contoh makanan telah disebutkan di beberapa penelitian diantaranya adalah refined sugar, cereal, serat, dan produk!produk susu. Peningkatan konsumsi refined sugar sebelum berkembangnya gejala!gejala I D. eberapa pasien I D yang diteliti mempunyai antibody yang bersirkulasi terhadap protein susu. Peningkatan konsumsi sehari!hari protein hewani, lemak total, dan lemak hewani terutama omega!E berkorelasi dengan meningkatnya insidensi I D. P,2,:I9544D 6I5I9 -erjadinya demam, takhikardia, dehidrasi, dan toksisitas. 9ulit pucat merefleksikan terjadinya anemia. esarnya gejala!gejala ini berkaitan dengan beratnya penyakit 2enge(aluasi tanda!tanda peritonitis yang terlokalisasi, abdominal tenderness sering terjadi. Pasien dengan toksik megakolon tampak sepsis #demam tinggi, lethargy, menggigil, takhikardia, meningkatnya nyeri perut, tenderness dan distensi Pasien dengan "hrons disease terdapat massa pada kuadran kanan bawah Pemeriksaan rectal sering menunjukkan diare berdarah baik secara kasar ataupun melalui pemeriksaan hemoccult 9omplikasi #fissura atau fistula perianal, abses, prolapsus rekti' harus dobser(asi pada ?&; mengenai pasien "D -ermasuk dalam pemeriksaan adalah manifestasi ekstraintestinal, seperti iritis, epischleritis, artrhitis, dan keterlibatan kulit. P,2,:I9544D /4 .:4-.:I*2 "omplete blood cell dengan differensial o 4nemia merupakan hasil dari kehilangan darah akut atau kronik atau karena malabsorbsi #(itamin +2, folat, besi' atau bisa juga merefleksikan keadaan kronis dari penyakit o /eukositosis, trombositosis umum terjadi pada pasien I D. Peningkatan < " terjadi pada keadaan aktif dari penyakit 5edimentasi eritrosit8 angka sedimentasi eritrosit meningkat. Pemeriksaan ini bisa untuk memonitor akti(itas penyakit

Pemeriksaan kimia o Hipokalemia mencerminkan beratnya diare o -es fungsi hati yang abnormal menunjukkan adanya pericholangitis atau sceloris cholangitis o Hypoalbuminemia8 sebagai hasil dari protein losing enteropathy. -anda colitis yang semakin meluas o Penurunan serum calcium, 7inc yang mencerminkan penurunan protein o 5erum 6e, total iron binding capacity, ferritin o 5erum (it 4,D,,, +2, folat o 5erum P, 2g Pemeriksaan tinja untuk pemeriksaan o(a, parasit, bakteri, kultur,titer "lostridium difficle o Pemeriksaan acute terminal ileitis karena sebanyak $&!>&; penderita yang disebabkan 3ersinia enterocolitis memberi gambaran pseudoappendicitis. 3ersiniosis menyebabkan manifestasi sekunder seperti eritema nodosum dan monoarticular arthritis yang hampir sama dengan I D 9ultur darah8 kultur mungkin positif bila ada peritonitis atau colitis fulminan -es serologis terbaru membantu menegakkan diagnosa I D dan membedakan antara "D dan *". Perinuclear antineutrophil cytoplasmic antibodies #p4D"4' diidentifikasi pada pasien dengan *". 4nti!saccharomyces cere(ian antibodies #a5"4' diidentifikasi pada pasien "D. 4kan tetapi tes serologis ini kurang sensitif

P,2,:I9544D P,D*D)4D0 /4ID :adiologi8 teknik pemeriksaan radiologi kontras merupakan pemeriksaan diagnostik pada I D yang saling melengkapi dengan endoskopi. arium kontras ganda dapat memperlihatkan striktur, fistulasi, mukosa yang irreguler, gambaran ulkus dan polip, ataupun perubahan distensibilitas lumen kolon berupa penebalan dinding usus dan hilangnya haustrae. Interpretasi radiologis tidak berkorelasi dengan akti(itas penyakit. 6oto polos abdomen sederhana dapat mendeteksi adanya dilatasi toksik yaitu tampak lumen usus yang melebar tanpa material feses di dalamnya. *ntuk menilai keterlibatan usus halus dapat dipakai metoda enteroclysis yaitu pemasangan kanal nasogastrik sampai melewati ligamentum treit7 sehingga barium dapat dialirkan secara kontinyu tanpa terganggu oleh kontraksi pilorus. Pemeriksaan dengan "-!5can dan *50 lebih banyak ditujukan pada "hrons disease dalam mendeteksi adanya abses ataupun fistula. ,ndoskopi8 endoskopi mempunyai peran penting dalam diagnosis maupun penatalaksanaan kasus I D. 4dapun gambaran endoskopik "D dan *cyang karakteristik dapat dilihat pada tabel2. pada dasarnya *" merupakan penyakit yang melibatkan mukosa kolon secara difus dan kontinu, dimulai dari rektum dan menyebar ke pro1imal. 5edangkan "D bersifat transmural, segmental, dan dapat terjadi di saluran cerna bagian atas, usus halus, ataupun kolon. -abel %. 0ambaran /esi Inflamasi I D 5ecara ,ndoskopik UC /esi inflamasi #edema, eritema, erosi, dll' B CD

ersifat kontinu HHH H 4danya skip area & HHH 9eterlibatan rectum HHH H /esi mudah berdarah HHH H 2ukosa granular HHH H "obblestoned appearance@pseudopolip H HHH 5ifat ulkus B -erdapat pada mukosa yang inflamasi HHH H 9eterlibatan ileum & HHHH /esi ulkus yang bersifat diskrit H HHH entuk ulkus B Diameter I+ cm H HHH Dalam H HH entuk linear #longitudinal' H HHH 4phtoid & HHHH 042 4:4D 9/IDI5 Chrons disease8 -anda dan gejala chrons disease atau enteritis regional sangat tergantung pada apakah penyakitnya dini atau sudah lanjut, dan sesuai dengan bagian saluran cerna yang terserang. Diare intermitten ringan, nyeri kolik pada abdomen bagian bawah, dan malaise makin bertambah setelah periode bertahun!tahun, dan merupakan gejala yang sering ditemukan. 9adang!kadang terdapat darah dalam feses. eberapa penderita mengalami steatore, penurunan berat badan, anemia dan manifestasi malabsorbsi lainnya. )uga sering didapatkan demam ringan. eberapa komplikasi bersifat khas untuk enteritis regional. -imbulnya stenosis dapat menyebabkan gejala!gejala muntah dan tanda!tanda obstruksi usus lainnya. /esi bertukak dapat mengalami perforasi melalui dinding usus dan menyebabkan peritonitis. /ebih sering, perforasi adalah tertutup, dan terbentuk fistula antara lengkung!lengkung usu, atau melibatkan kandung kemih dan (agina. -ukak, abses, dan fistula sering terjadi pada daerah perianal dan perirektal. 6istula eksterna pada dinding anterior abdomen juga dapat terjadi. Demam tinggi biasanya dihubungkan dengan peradangan luas atau komplikasi seperti fistula dan abses. Coli is !lsera i1e8 -eradapat tiga tipe klinis colitis ulserati(e yang sering terjadi, yang dikaitkan dengan seringnya gejala. "olitis ulserati(e akut fulminan ditandai oleh awitan mendadak disertai diare berdarah, nausea, muntah!muntah yang hebat, dan demam yang menyebabkan pengurangan cairan dan elektrolit dengan cepat. 5eluruh kolon mungkin terserang disertai pembentukkan terowongan dan pengelupasan mukosa, menyebabkan kehilangan banyak darah dan mucus. 5ebagian besar penderita colitis ulserati(e merupakan jenis kronik intermitten rekuran. -imbulnya cenderung pelan!pelan selama berbulan!bulan sampai bertahun!tahun. entuk ringan penyakit ditandai oleh serangan singkat yang terjadi dengan inter(al bertahun!tahun dan berlangsung +!% bulan. 2ungkin hanya terdapat sedikit atau tidak ada demam atau gejala!gejala konstitusional, dan biasanya hanya kolon bagian distal yang terserang. Demam dan gejala!gejala sistemik dapat timbul pada bentuk yang lebih berat dan serangan dapat berlangsung % atau Abulan, kadang!kadang digolongkan sebagai tipe kronik kontinyu.

Pada tipe kronik kontinyu, penyakit terus menerus diare setelah serangan permulaan. Dibandingkan dengan tipe intermitten, kolon yang terserang cenderung lebih luas, dan lebih sering terjadi komplikasi. Pada colitis ulserati(e ringan, diare mungkin ringan dengan perdarahan ringan dan intermitten. Pada penyakit yang berat, defekasi dapat lebih dari enam kali sehari disertai banyak darah dan mucus. 9ehilangan darah dan mucus yang kronik dapat mengakibatkan anemia dan hipoproteinemia. Dyeri kolik hebat ditemukan pada abdomen bagian bawah dan sedikit mereda bila defekasi. 5angat sedikit kematian yang langsung disebabkan penyakit ini, namun dapat menimbulkan cacat ringan atau berat. Diagnosa colitis ulserati(e biasanya jelas. -erdapat diare disertai darah, dan sigmoidoskopi menunjukkan rapuh dan sangat meradang disertai eksudat. 9asus terbanyak terjadi pada kolon rektosigmoid.serangan dapat meluas dari daerah ini, tetapi selalu bersifat kontinyu, berbeda dengan chrons disease yang cenderung melompat! lompat. Pemeriksaan radiogram dengan barium pada kolon membantu menentukan luas perubahan pada kolon yang lebih pro1imal, tetapi sebaiknya tidak dilakukan pada waktu terjadi serangan akut, karena dapat mempercepat terjadinya megakolon toksik dan perforasi. 9olonoskopi dan biopsi seringkali dapat membedakan colitis ulserati(e dari colitis granulomatosa. -abel A. Perbedaan klinis "olitis *lserati(e dan "hrons disease "olitis *lserati(e "hrons Disease 0ejala dan tandaB Diare kronik HH HH Perdarahan per anum HH H Dyeri perut H HH 4danya massa & HH intraabdomen -erjadinya fistula H@! HH -imbul striktur@stenosis H HH usus 9eterlibatan usus halus H@! HH 9eterlibatan rectum ?$; $&; 2anifestasi H H ekstraintestinal 9omplikasi megakolon H H@! toksik Patologi B /esi bersifat segmental & HH ersifat transmural H@! HH #seluruh dinding usus' Didapatkan granuloma & $&; -erjadi proses fibrosis H HH -erjadi fistula H@! HH 9eterangan B #HH' sering, #H' kadang!kadang, #H@!' jarang, #&' tidak ada

NUTRITIONAL ASSESSMENT Penting sekali untuk semua pasien I D melakukan nutritional assessment. Parameter!parameter biokimia dan klinik telah dikemukakan untuk mendiagnosa malnutrisi secara tepat. Dutritional assessment yang tepat untuk pasien I D termasuk riwayat penyakit, pemeriksaan fisik yang komprehensif, dan beberapa tes laboratorium. 9omponen!komponen nutritional assessment termasuk didalamnyaB +. 4nalisis komposisi tubuh8 walaupun teknologi ini menampilkan pengukuran akurat pada seluruh komponen tubuh. 4kan tetapi teknik ini tidak dapat memprediksikan pasien tersebut malnutrisi atau tidak. 2. Indeks massa tubuh8 berat badan dan kehilangan berat badan dapat dinilai dengan menilai berat badan ideal pasien dibandingkan dengan berat badan biasanya atau dengan menentukkan I2- #berat badan #kg' @ tinggi badan #m' persegi'. %. 4nthropometry8 massa otot dan indeks lemak tubuh ditentukan dengan mengukur mid arm muscle circumference #242"' dan tebal lipatan kulit pada triceps.

A. 5erum albumin8 walaupun le(el serum albumin turun pada proses penyakit kronik dan berhubungan dengan meningkatnya komplikasi medis, akan tetapi tidak cukup tepat sebagai indicator malnutrisi protein akut. 2alnutrisi protein mensupresi sintesis albumin di hepar, tetapi karena albumin half!lifenya panjang dan memiliki pool circulating yang besar, albumin tidak berubah secara signifikan pada pasien malnutrisi protein akut. 5ubject global assessment rele(an dengan riwayat medis pasien dan pemeriksaan fisik. 2etode ini menggunakan indeks composite status nutrisi. Penilaian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pasien yang mempunyai faktor resiko komplikasi dan akan mendapat perbaikan klinik dari terapi nutrisi. 3ang dianalisis adalah riwayat media pasien, kehilangan berat badan, asupan makanan, gejala!gejala gastrointestinal, kapasitas fungsi dan type penyakit dan efek katabolik. Pemeriksaan fisik terfokus pada bentuk tubuh dan komposisi tubuh B hilangnya lemak subcutaneous pada triceps dan area garis mid!a1illar, hilangnya otot deltoid, temporalis, =uadriceps, edema, lesi mukosa dan kutaneous. Pengukuran ini dibagi kedalam normal, ringan, sedang, berat. erdasarkan data yang didapat pada riwayat medis dan pemeriksaan fisik status nutrisi pasien bisa dikategorikan baik, malnutrisi sedang, malnutrisi berat. 5etelah deficiensi nutrisi ditentukan dan status nutrisi pasien I D dinilai. Penting untuk menentukan kebutuhan energi dan protein pasien. 9ebutuhan energi dihitung dari , - , umur dan jenis kelamin pasien. Dasar untuk melakukan penghitungan ini adalah rumus Harris! enedict untuk menentukan resting metabolic e1penditure :2, pria #kcal@hr' J EE H #+%.F 1 <' H #$ 1 H' K #E.> 1 4'

:2, wanita #kcal@hr' J E$$ H #?.E 1 <' H #+.F 1 H' K #A.F 1 4' Dimana :2, adalah resting metabolic e1penditure, < adalah tinggi badan #cm', 4 adalah umur dalam tahun. #kg', H adalah

5etelah penentuan :2,, -,, dapat dihitung tergantung penyakit pasien dan status klinik. Indirect calorimetry lebih akurat dan rumit serta metode yang mahal untuk menentukan -,,. Persamaan Harris! enedict digunakan untuk menghitung kebutuhan energi pada pasien I D tanpa adanya Penurunan yang signifikan dan tanpa adanya sepsis. Dan untuk pasien dengan yang stabil kebutuhan energi adalah +.$ kali ,,. 4kan tetapi apabila pada keadaan stress factor yang multiple yang kombinasi dengan perubahan akut pada status nutrisi, teknik pengukuran yang paling tepat digunakan adalah Indirect calorimetry.

-abel $. :ekomendasi Dutritional 4ssessment pada pasien I D Penilaian subjektif Dietary history Pemeriksaan fisik yang lengkap #staging pubertal' Dietary e(aluation #%!day diary' Anthropometry , 9ecepatan pertumbuhan - @*mur #;', @*mur #;' 2idarm muscle circumference -ebal lipatan kulit triceps Laboratorium "omplete blood count, morfologi : " 4lbumin serum 4s. 6olat, (itamin +2 6e serum, total iron!binding capacity, ferritin "alcium, 2agnesium, alkali fosfatase *mur tulang Tes tambahan bila terdapat gagal tumbuh dan malnutrisi yang signifikan Litamin 4, D, , Prothrombin time, partial prothrombin time Ginc

fosfor

TERAPI OBAT -erapi untuk chrons disease kurang efektif dibandingkan dengan terapi untuk colitis ulseratif. "yclosporine IL digunakan untuk pengobatan colitis ulseratif yang refrakter. Tera-i o(si$en 2i-er'ari( -erapi oksigen hiperbaric membantu pengobatan I D yang tidak responsi(e terhadap pengobatan lainnya. ,fek terapetik muncul sebagai hasil penurunan prostaglandin ,2. 9erjanya dengan mengikat prostaglandin ,2 mukosa yang dapat menyebabkan kerusakan usus. Tera-i &edi(a&en osa .bat!obatan yang digunakan untuk terapi simtomatik termasuk loperamide, dan kobinasi dipheno1ilate dengan atropin digunakan pada penyakit yang ringan untuk mengurangi pergerakan usus. "holestyramin berguna untuk mengurangi diare pada "D yang telah mengalami reseksi ileum. 4ntikolinergik untuk mengobati spasme usus. 4ntikolinergik dan antidiare jangan diberikan pada serangan penyakit akut yang berat karena dapat menyebabkan to1ic megakolon. 9ategori obatB Antidiarrheal agents K obat ini menghambat peristaltic 0I tract. /operamide #Imodium' K bekerja pada oto!otot usus untuk menghambat peristaltic dan untuk memperlambat motilitas usus. 2emperpanjang pergerakan air dan elektrolit8 meningkatkan (iskositas Dosis awalB A mg P. 2aintenanceB 2 mg P. setelah diare8 tidak lebih dari +E mg@d 2!E tahunB + mg P. dosis awal8 diikuti dgn &.+ mg@kg P. setelah diare8 tidak lebih dari + mg E!> tahunB 2 mg P. dosis awal8 diikuti dgn &.+ mg@kg P. setelah diare8 setelah diare 2 mg >!+2 yearsB 2 mg P. dosis awal8 diikuti dgn &.+ mg@kg P. setelah diare8 tidak lebih dari 2 mg I+2 yearsB pemberian sama seperti pada dewasa diare kronikB &.&>!&.2A mg@kg@d P. dibagi bid@tid8 tidak lebih dari 2 mg@dose Hypersensitifitas8 diare pseudomembranous Phenothia7ines, -"4, and karena "D5 infeksi8 depressants colitis bisa

Na&a o'a

Dosis de3asa

Dosis ana(.ana(

#on raindi(asi In era(si

meningkatkan toksisitas #eha&ilan Pen0e$ahan .bat ini aman untuk wanita hamil )angan gunakan bila tidak ada perbaikan medis dalam A>jam8 karena di metabolisme di li(er, toksisitas pada "D5 tjd pada insufisensi hepar. )angan gunakan pada demam tinggi atau diare berdarah Dipheno1ylate and 4tropine #/omotil' K 2enghambat propulsi dan motilitas 0I yang berlebihan +$!2& mg@d P. tid@=id8 diikuti dengan $!+$ mg@d M2 tahunB tidak direkomendasikan I2 tahunB &.%!&.A mg@kg@d P. =id 2!$ tahunB 2 mg P. tid $!> tahunB 2 mg P. =id >!+2 tahunB 2 mg P. $ kali@hr I+2 tahunB pemberian seperti pada dewasa Hypersensiti(itas, glaucoma sudut sempit8 insufisiensi hepar "D5 depressants, 24.Is, obat antimuskarinic 9eamanan obat pada wanita hamil belum diketahui Dehidrasi bisa terjadi pada anak!anak. Perhatian pada pasien *"8 penurunan motilitas usus memburuk pada pasien diare yang disebabkan oleh salmonella, shigella, e.coli. "holestyramine #Nuestran' K berguna untuk mengobati diare yang berkaitan dengan colitis pseudomembranous. 2enghambat reuptake dari garam empedu usus dengan membentuk kompleks yang tidak dapat diabsorbsi. A g P. =d@bid8 tidak melebihi 2A g@d atau E doses@d 2A& mg@kg@d P. dibagi tid Hipersensiti(itas 2enghambat absorbsi beberapa obat termasuk warfarin, hormon thyroid, amiodarone, D54IDs, methotre1ate, digitalis glycosides, glipi7ide, phenytoin, imipramine, niacin, methyldopa, tetracyclines, clofibrate, hydrocortisone, dan penicillin 0 9emananan bagi wanita hamil belum diketahui. Perhatian adanya konstipasi dan P9*

Na&a o'a Dosis de3asa

Dosis ana(.ana(

#on raindi(asi In era(si (eha&ilan Pen0e$ahan

Na&a o'a Dosis de3asa Dosis ana(.ana( #on raindi(asi

In era(si

#eha&ilan Pen0e$ahan

9ategori obatB Antispasmodic agents K obat!obat ini digunakan untuk memperbaiki gangguan motilitas usus

Na&a o'a Dosis de3asa Dosis ana(.ana( #on raindi(asi

Dicyclomine # entyl' K berguna mengobati gangguan motilitas usus8 menghambat kerja acetylcholine pada kelenjar!kelanjar sekretori, otot!otot polos, dan "D5. >& mg@d P. dibagi =id awalnya, lalu ditingkatkan sampai +E& mg@d +& mg@dose P. tid@=id hipersensiti(itas8 myasthenia gra(is8 glaucoma sudut sempit ,feknya melemah saat diberikan dengan anti parkinson, haloperidol, dan phenothia7ines8 to1isitas meningkat bila diberikan bersamaan dengan amantadine, antihistamines, type I antiarrhythmics, phenothia7ines, -"4s atau narkotik analgesic 4man bagi wanita hamil Perhatian diberikan pada pasien insuficiensi hati atau renal, penyakit cardio(ascular, obstruksi traktus urinarius, *", obstruksi 0I, hyperthyroidism atau hypertension

In era(si

#eha&ilan Pen0e$ahan

9ategori obatB Aminosalicylates K obat!obat ini efektif untuk mengobati *" akut dan untuk mempertahankan remisinya8 juga menguntungkan untuk "D yang aktif ringan! sedang saat colon terlibat. 5ulfasala7ine tidak mempunyai efek yang jelas terhadap remisi "D. Preparat aminosalisilat lebih baru tanpa sulfapyridine #eg, $!aminosalicylic acid O$!454P' dikembangkan karena toleransi terhadap sulfasala7ine telah dibatasi oleh obat yang mengandung sulfa. 9arena $!454 diabsorbsi secara cepat dari traktus 0I pro1imal, sekarang telah dikembangkan formulasi baru. .lsala7ine terdiri dar dua molekul $!454 berikatan bersama dengan ikatan a7o. akteri usus memecah ikatan tersebut, memungkinkan olsala7ine bekerja, terutama di colon. 6ormula tambahan $!454 #mesalamine' adalah 4sacol, Pentasa, :owasa, and alsala7ide. 4sacol adalah $!454 dilapisi pH!dependent acrylic resin, menyebabkan pelepasan lambat dari $!454 pada distal ileum dan colon kanan. Pentasa terdiri dari $! 454 encapsulated menjadi microgranules ethylcellulose dan pelepasannya berkelanjutan melalui 0I tract. .leh karena itu, obat ini berguna bagi pasien "D yang melibatkan usus kecil dan colon. :owasa mangandung $!454 sebagai formula suppository atau enema, yang berguna untuk mengobati dan mempertahankan remisi ulcerati(e proctitis dan proctosigmoiditis. alsala7ide adalah mesalamine berikatan dengan molekul inert carrier. Pada colon, bakteri memecah ikatan dan melepaskan mesalamine bebas. 9arena oral aminosalicylates mengganggu absorbsi folat, supplementasi as. folat #+ mg@d' harus diberikan. Na&a o'a 5ulfasala7ine #47ulfidine' !! kombinasi $!454 atau

mesalamine dan sulfapyridine. Diberikan P., sisanya lengkap hingga ileum terminal dan colon. 9erjanya menghambat sintesis prostaglandin8 sulfa diabsorbsi dan menimbulkan reaksi negatif. 4bdominal discomfort. Deficiensi folat hasil dari kompetisi antara folat dengan sulfasala7ine untuk diabsorbsi. Dosis de3asa Dosis ana(.ana( #on raindi(asi In era(si #eha&ilan Pen0e$ahan %!A g P. =d dibagi doses M2 tahunB tidak diketahui I2 tahunB %& mg@kg P. dibagi =id Hipersensiti(itas, obstruksi 0i dan 0* 2enurunkan efek dari iron, digo1in, dan folic acid8 meningkatkan efek dari P. anticoagulants, obat P. hypoglycemic, dan methotre1ate 4man untuk ibu hamil 9ehamilan kategori D pada trimester akhir kehamilan8 perhatian pada pasien dengan insufisiensi hati dan ginjal, blood dyscrasias, atau obstruksi 0* .lsala7ine #Dipentum' K alternatif pengobatan untuk yang tidak toleran terhadap sulfasala7ine. erguna untuk mempertahankan remisi *" $&& mg P. bid -idak diketahui hipersensiti(itas -idak dilaporkan 9eamanan bagi wanita hamil tidak diketahui. Insidensi tinggi diare, dosis disesuaikan 2esalamine #4sacol, Pentasa, :owasa, "anasa' K mengobati aktif *" ringan ! sedang. terapi diberikan selama %!E mg. "apB + g -abB >&& mg :ectal suppB Insert + P: bid -idak diketahui hipersensiti(itas 2anurunkan efek dari iron, digo1in dan folic acid8 mesalamine meningkatkan efek P. anticoagulants, methotre1ate dan P. hypoglycemic agents 4man bagi wanita hamil Perhatian pada yang insufisiensi ginjal dan hati P. P. =id tid

Na&a o'a Dosis de3asa Dosis ana(.ana( #on raindi(asi In era(si (eha&ilan Pen0e$ahan Na&a o'a

Dosis de3asa Dosis ana(.ana( #on raindi(asi In era(si #eha&ilan Pen0e$ahan

9ategori obat B Corticosteroids K obat!obat ini adalah pengobatan pilihan untuk serangan akut I D8 pemberian IL pada penyakit berat. Diberikan dosis tinggi atau dosis stress pada pasien yang telah mendapat pengobatan steroid. )angan mempertahankan steroid dalam mempertahankan remisi karena menyebabkan kurangnya efikasi dan komplikasi, termasuk nekrosis a(askular, osteoporosis, katarak, emosi yang labil, hypertensi, diabetes mellitus, penampakan cushingoid, acne, dan rambut muka. "ortenema, "ortifoam, dan suppositoria 4nusol!H" berguna untuk mengobati penyakit distal #proctitis and proctosigmoiditis'. 5ekarang ini, budesonide #,ntocort ,"', kortikosteroid sintetik, telah diberikan pada pasien "D dengan keterlibatan ileal dan ileocekal. Hal ini diindikasikan untuk pengobatan P. untuk menginduksi remisi serangan ringan sampai sedang yang melibatkan ileum dan colon ascendens. .bat tsb mengandung granul budesonide pada matri1 ethylcellulose yang dibungkus dengan polimer asam methacrylic. Pembungkusan yang membutuhkan pH $.$ untuk dipecah mencegah pelepasan obat pada lambung. 2atri1 ethylcellulose memperlambat pelepasan lebih jauh hingga obat mencapai ileum colon ascenden. Prednisone #Deltasone' K digunakan sebagai imunosupresant untuk mengobati gangguan autoimun8 mensupresi akti(itas P2D $!E& mg@d P. =d atau dibagi bid@=id A!$ mg@m2@d P.8 alternatif, +!2 mg@kg P. =d8 tidak melebihi E& mg@d8 hipersensiti(itas8 infeksi (irus, jamur dan tubercular kulit ,strogens menurunkan clearance8 bersama digo1in menyebabkan toksisitas digitalis sekunder krn hipokalemi8 phenobarbital, phenytoin, dan rifampin meningkatkan metabolisme8 monitor untuk hipokalemia bila diberikan dengan diuretic 4man untuk wanita hamil Penghentian pemakaian yang tiba!tiba menyebabkan krisis adrenal8 hyperglycemia, edema, osteonecrosis, myopathy, peptic ulcer, hypokalemia, osteoporosis, euphoria, psychosis, myasthenia gra(is, supresi pertumbuhan, dan infeksi

Na&a o'a Dosis de3asa Dosis ana(.ana( #on raindi(asi

In era(si

#eha&ilan

Pen0e$ahan

Na&a o'a

2ethylprednisolone #4dlone, 2edrol, 5olu!2edrol' K menurunkan inflamasi dengan menghambat migrasi dari

P2D dan meningkatkan permeabilitas kapiler Dosis de3asa Dosis ana(.ana( #on raindi(asi In era(si #eha&ilan -en0e$ahan Na&a o'a Dosis de3asa Dosis ana(.ana( #on raindi(asi In era(si #eha&ilan -en0e$ahan +2$!2$& mg IL, diikuti dengan mempertahankan dosis &.$! + mg@kg@dose IL =Ej sampai $ h 2 mg@kg IL, diikuti dengan mempertahankan dosis &.$!+ mg@kg@dose IL =Ej sampai $ h Hipersensitifitas, infeksi (irus, jamur dan tubercular kulit Pemberian bersama digo1in meningkatkan toksisitas digitalis8 estrogens meningkatkan le(el8 phenobarbital, phenytoin, dan menurunkan le(el8 monitor pasien hipokalemi pada pemberian dengan diuretik 9eamanan selama kehamilan belum diketahui. Hyperglycemia, edema, osteonecrosis, peptic ulcer, hypokalemia, osteoporosis, euphoria, psychosis, supresi pertumbuhan, myopathy, dan infeksi Hydrocortisone #4nusol!H", 4nuprep H"' !! +&!+&& mg P: =d@bid untuk 2!% mg -idak diketahui sda sda sda. hyperthyroidisme, osteoporosis, peptic ulcer, cirrhosis, nonspecific *", diabetes mellitus dan myasthenia gra(is

9ategori obatB Immunosuppressants K obat!obat ini berguna untuk mengobati fistula, atau ketika pasien mempunyai kontraindikasi pembedahan yang serius. Digunakan pada pasien yang refrakter dan tidak toleran terhadap steroid. eberapa obat termasuk a7athioprine dan metabolitnya E!mercaptopurine, digunakan untuk pengobatan komplikasi "D8 respon ber(ariasi sampai E bulan. 47athioprine #Imuran' K menghambat mitosis dan metabolisme selular dengan mengantagonis metabolisme purine dan menghambat sintesis DD4, :D4, dan protein8 efek ini menurunkan proliferasi sel!sel imun dan menghasilkan akti(itas autoimun + mg@kg@d P. untuk E!> mg8 ditingkatkan &.$ mg@kg P. =Awk sampai ada respon8 tidak lebih dari 2.$ mg@kg@d Dosis awalB 2!$ mg@kg@d Dosis maintenanceB +!2 mg@kg@d P. Hipersensiti(itas P.@IL

Na&a o'a

Dosis de3asa Dosis ana(.ana( #on raindi(asi

In era(si (eha&ilan Perha ian

4llopurinol meningkatkan to1isitas8 4", inhibitors menginduksi leukopenia8 menurunkan efek anticoagulants, neuromuscular blockers, dan cyclosporine 9eamanan selama kehamilan tidak diketahui 2eningkatkan resiko neoplasia8 perhatian pada insufisiensi ginjal dan hati

9ategori obatB Antibiotics K antibiotik aktif bekerja melawan coliform dan bakteri anaerob untuk penyakit fulminan, termasuk to1ic megacolon. .bat!obatan termasuk metronida7ole atau ampicillin atau cephalosporin dan aminoglycoside. 2etronida7ole #6lagyl' K mengobati penyakit fulminant berhasil mengobati "D dengan komplikasi ulkus perianal, abses perirektal dan fistula 2& mg@kg@d P. dibagi beberapa dosis -idak diketahui hipersensiti(itas 2eningkatkan toksisitas anticoagulants, lithium, phenytoin8 cimetidine meningkatkan toksisitas8 4man bagi wanita hamil ,fek samping termasuk peripheral neuropathy, carcinogenesis, danmutagenesis8 penyesuaian dosis pada penyakit hepar8 monitor terjadinya kejang dan

Na&a o'a Dosis de3asa Dosis ana(.ana( #on raindi(asi In era(si #eha&ilan Pen0e$ahan

9ategori obatB Monoclonal antibodies dilaporkan pasien dengan "D sedang sampai berat mengalami remisi setelah menerima infus tunggal monoclonal antibodies terhadap -D6!alpha. 2engobati mukosa. /ebih jauh lagi mengobati fistula perianal dan enterocutaneous. Na&a o'a Dosis de3asa Dosis ana(.ana( #on raindi(asi In era(si #eha&ilan Pen0e$ahan Infli1imab #:emicade' !! Deutrali7es cytokine -D6!alpha dan mencegah berikatan dengan -D6!alpha receptor. $ mg@kg IL sebagai infus tunggal -idak diketahui hipersensiti(itas -idak dilaporkan 9emanan bagi wanita hamil belum diketahui. -D6!alpha memodulasi respon imun selular8 terapi anti! -D6, seperti infli1imab mempunyai efek samping respon

imun normal dan menyebabkan perkembangan superinfeksi. 9ategori obatB Miscellaneous !! ,tanercept #,nbrel' adalah tumor necrosis factor #-D6' receptor fusi protein yang berikatan dengan -D6!alpha and -D6!beta, menghambat interaksinya dengan reseptor -D6. <ealaupun dipakai untuk mengobati sedang sampai berat rheumatoid arthritis, juga digunakan untuk "D. ,tanercept bisa menyebabkan resiko infeksi. -,:4PI P,2 ,D4H4D Chrons disease, indikasi tindakan bedah pada penyakit ini adalahB eksaserbasi yang tidak dapat diatasi dengan kortikosteroid komplikasi8 abses, perforasi, perdarahan tanda lama yang mengganggu8 nyeri perut@obstruksi, kelainan anal@perianal, keadaan yang memburuk fistula yang memberikan keluhan #perianal, intraabdomen' Coli is Ulsera i", pembedahan kadang diperlukan baik pada keadaan akut atau kronik. Pada colitis ulseratif akut, laparotomi dilakukan pada perforasi, perforasi mengancam dan dilatasi kolon akut. Pada megakolon toksik yang tidak baik setelah diberikan pengobatan, harus dilakukan kolektomi. Hal ini juga berlaku pada perdarahan hebat dan kolitis fulminan. 9olitis ulseratif fulminan dapat membaik dalam kurang dari lima hari kalau diberikan pengobatan yang memadai. Pada penyakit kronik tindakan bedah dilakukan pada penyakit yang membandel, misalnyatidak ada perubahan pada terapi optimal malahan terjadi malnutrisi, kelelahan menetap, tak dapat bekerja atau menikmati hubungan sosial, gangguan tumbuh kembang, gangguan sistemik, dan ancaman karsinoma kolon. Pada kolitis ulserosa umumnya dianjurkan dengan kolektomi total dengan anastomosis ileoanal dengan kantong ileal.

TERAPI NUTRISI 5upport nutrisi adalah komponen (ital dalam manajemen pasien I D. -erjadinya defisiensi makronutrien menyebabkan perubahan imunitas dengan meningkatkan resiko infeksi, perbaikan yang lama dari jaringan yang mengalami inflamasi, memperlambat penyembuhan luka, hilangnya fungsi oto skelet dan pada anak!anak mengalami keterlambatan pertumbuhan. -ujuan dari manajemen ini harus termasuk koreksi dan pencegahan defisit nutrisi sebiak pada kontrol. Hampir semua pasien I D diberi diet liberal protein, dengan kalori yang cukup untuk mempertahankan atau memperbaiki atau untuk mendukung pertumbuhan pada anak!anak dan pubertas. Input kalori yang diberikan sebesar %$!A& kcal@kg ideal per hari dan +!+.$ g@kg ideal per hari akan mencukupi kebutuhan protein dan energi pada hampir semua pasien dengan I D. *ntukanak!anak rekomendasi tergantung dari - , umur, dan kebutuhan untuk mencukupi pertumbuhan.

-erdapat tiga indikasi untuk melakukan support nutrisi yang intensi(e pada pasien I D. -erapi tambahan pertama untuk mengkoreksi atau menghindari malnutrisi dan menfasilitasi pertumbuhan. -erapi tambahan kedua sebagai terapi primer dari inflamasi intestinal aktif pada "D tapi tidak pada *". 9etiga termasuk proporsi kecil untuk pasien "D yang memerlukan support nutrisi jangka panjang karena short bowel syndrome dan perluasan penyakit aktif. -erapi nutrisi pada bahasan ini dipenuhi dengan nutrisi enteral menggunakan formula makanan atau melalui nutrisi parenteral menggunakan katheter IL sentral. Dutrisi enteral lebih disukai dan lebih sering digunakan karena komplikasinya rendah, lebih mudah, harganya lebih murah. Tera-i N! risi Ta&'ahan -ambahan terhadap terapi obat8 support nutrisi yang intensif akan memperbaiki status nutrisi pada pasien anoreksia dan malnutrisi. Pemberian -PD akan mencegah kehilangan protein tubuh lebih jauh dan memperbaiki fungsi otot perifer dan pernafasan. 5upport nutrisi preoperatif 8 pemberian nutrisi yang intensif sebelum operasi dapat mempercepat penyembuhan luka, meningkatkan sistem imun dengan demikian menurunkan resiko infeksi post operasi. 3ang nantinya menurunkan angka morbiditas post operasi. -erapi nutrisi pada retardasi pertumbuhan8 diantara anak!anak dan masa pubertas, asupan nutrisi yang ade=uate harus tersedia. aik enteral maupun parenteral, yang bertujuan memperbaiki pertumbuhan Tera-i N! risi Pri&er -ada Pen%a(i A( i" N! risi En eral, ---,D sebagai alternatif sebagai support nutrisi yang artificial. Penggunaan -,D lebih awal pada pasien I D predigested, secara kimia didefinisikan diet elemental yang menyediakan nitrogen dalam bentuk /!asam amino bebas. 4lasan menggunakan nya berdasarkan antigenisiti yang rendah pada asam amino bebas dibandingkan dengan protein. 5ebagai tambahan asam amino tidak memerlukan digesti, sehingga dapat dengan baik diabsorbsi pada segmen atas dari usus halus. ,lemental diet mengandung hanya sedikit lemak, sering dalam bentuk medium! chain!triglyseride. 3ang memerlukan relatif kecil lipolisis di usus dan solubelisasi micellar sebelum diabsorbsi. Dutrisi enteral diberikan sebagai makanan supplemen sebagai sumber utama nutrisi. -,D dipertimbangkan sebagai nutrisi pada penyakit berat, akan tetapi diet enteral seharusnya diinfuskan melalui tube feeding yang tepat dengan jalur yang tepat sepanjang hari dengan tambahan pompa peristaltic. 9ontraindikasi absolut -,D pada pasien I D adalah perdarahan massif , perforasi usus, obstruksi intestin lengkap, megakolon toksik dan adanya fistula mid!jejunal yang mana nutrisi tidak dapat diinfuskan distal dari asalnya. Pada colitis ulseratif support nutrisi yang artificial disarankan sebagai tambahan terhadap terapi steroid yang biasanya malnutrisi sedang sampai berat. Hal ini dapat menurunkan resiko pembedahan.

Pasien dengan "hrons disease sering mengalami komplikasi. 5ebagai tambahan terhadap pengobatan, pembatasan diet spesific seperti rendah serat, atau diet rendah lemak yang akan menghasilkan asupan energi yang suboptimal. Pada kasus ini -,D bertujuan untuk mengkoreksi supply energi. Pada "D nutrisi artificial sering diberikan dalam jangka waktu lama dibanding pada pasien *". Hal ini lah yang mendasari pemberian -,D lebih baik pada pasien "D dibanding dengan -PD. Percuteneous endoscopic gastrotomy memfasilitasi keadaan ini. N! risi Paren eral, terdapat tiga indikasi untuk menggunakan -PD sebagai terapi nutrisi pada pasien I D adalah nutrisi perioperatif, pengganti nutrisi dan sebagai terapi primer. Penggunaan -PD untuk pengganti nutrisi pada I D tidak berbeda dengan penggunaannya pada penyakit lainnya. 3ang harus diperhatikan pada kasus I D adalah adanya Deficit nutrisi spesific. Dan juga harus diperhatikan adanya sepsis, dimana kebutuhan energi meningkat dar normal. Indikasi lain untuk menggunakan -PD, adalah sebagai terapi primer yaitu ketika terapi kon(ensional medis gagal. 4lternatif lainnya adalah agar pasien memulai bowel rest. 5ecara rasional terapi bowel rest sebagai manu(er terapetik untuk menghindari asupan oral karena adanya gejala!gejala obstruksi usus atau berharap adanya perbaikan gejala sebagai hasil dari penurunan akti(itas mekanis, fisik dan kimia dari usus. 4kan tetapi -PD mempunyai efek samping yaitu penurunan permukaan area absorbtif usus dan menurunkan akti(itas en7imatik usus. /ebih jauh lagi ternyata bowel rest dapat menyebabkan translokasi bakteri, transmigrasi endotoksin, terutama pada kondisi seperti I D, dimana terjadi disrupsi epitel usus. Dutrisi parenteral pad "D dengan indikasi gagal diet enteral, rute enteral tidak dapat dilakukan, obstruksi intestinal, short bowel syndrome, fistula dan malnutrisi berat yang tidak dapat dikoreksi dengan diet enteral. "olitis useratif adalah penyakit yang terbatas hanya pada colon dengan minimal keterlibatan usus halus. Hal ini menjelaskan responnya kecil terhadap bowel rest. Pasien dengan *" cenderung mengalami deficit nutrisi yang tidak begitu berat. Penambahan -PD tidak mengurangi inflamasi pada *".

#ONSE#UENSI NUTRISI PADA INFLAMMATORY BOWEL DISEASE Malnutrisi 2alnutrisi dapat terjadi pada I D yang ditandai oleh penurunan berat badan dan.... 2&! F$; pasien dewasa mengalami penurunan berat badan yang disertai eksaserbasi. esarnya penurunan tersebut dipengaruhi oleh tingkat keparahan penyakit. Penurunan berat badan tersebut terjadi pada >$; pasien pediatrik dengan "D dan E&; pasien *".

Etiologi Malnutrisi Penurunan 4supan Dutrisi B isease ! "elated Anore#ia 6aktor Iatrogenik #:estriksi Diet yang tidak tepat'

2alabsorpsi B Penurunan area permukaan serap #penyakit, fistula, reseksi' 2ultiplikasi bakteri Defisiensi garam empedu

Peningkatan kebocoran *sus B Protein! Losing Enteropathy ,lektrolit, mineral, trace metal #diare dan fistula' Pendarahan

Peningkatan kebutuhan nutrisi B 5epsis, demam Peningkatan cell turn o$er

Growth Impairment Pada umumya, I D terjadi pada masa pubertas. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pada status nutrisi dan pertumbuhan. Damun, gangguan pertumbuhan tersebut lebih banyak terjadi pada "D daripada *", karena gejala pada "D lebih tidak dikenali.

6aktor! faktor yang berperan dalam abnormalitas pertumbuhan pada anak!anak dengan "rohns Disease B 6aktor 4lasan

%uboptimal intake %tool losses

Perasaan takut terhadap gejala 0I dan anoreksia 9erusakan mukosa atau reseksi yang menyebabkan protein losing enteropathy steatorrhea Demam, deficit kronis Inhibisi I06+ Pengaruh langsung sitokin inflamasi yang beredar di dalam sirkulasi dalam menginhibisi pertumbuhan linier

Peningkatan kebutuhan nutrisi -erapi kortikosteroid 4kti(itas penyakit

De"isiensi N! risi S-esi"i( Litamin /arut 4ir Defisiensi dari (itamin +2 dan 6olat cukup sering terjadi bila dibandingkan dengan (itamin larut air lainnya. Litamin /arut /emak Defisiensi (itamin D merupakan defisiensi (itamin larut lemak yang paling sering terjadi. <alaupun osteomalasia dapat terjadi pada "D, terutama setelah reseksi ileum, masalah yang sering terjadi pada osteopeni dan osteoporosis berhubungan dengan efek langsung dari inflamasi pada deposit tulang. 2ineral dan -race ,lement Defisiensi 7at besi sering terjadi dan berhubungan dengan kebocoran usus serta asupan yang tidak adekuat. 9emampuan absorpsi biasanya tetap terjaga. 9adar serum feritin yang rendah merupakan indikator yang paling nyata dalam penurunan simpanan 7at besi. 4nemia pada ID sering disebabkan oleh dampak dari penyakit yang kronis daripada defisiensi 7at besi. 5elain itu defisiensi yang sering terjadi akibat rendahnya asupan dan kehilangan akibat diare. :endahnya kadar 7inc dalam serum terutama disebabkan hiproteinemia, bukan karena deplesi cadangan 7inc. Defisiensi kalsium terjadi akibat efek terapi kortikosteroid terhadap absorpsi kalsium serta diet rendah produk susu. agaimanapun, hipokalsemia juga dipengaruhi oleh hipoalbuminemia.

-abel Perbaikan Defisiensi Dutrisi Chrons disease, penyulit anorektal berupa abses perianal, fistula perianal, fissura anus dan striktur rectum. Perdarahan dan dilatasi toksik sering ditemukan. Coli is Ulsera i", 2anifestasi di luar saluran cerna misalnya arteritis, u(eitis, dan lesi!lesi kulit lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan colitis ulserati(e. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, sifat perubahan pada radiogram dan perubahan pada biopsi yang menunjukkan lesi!lesi granulomatosa. 9omplikasi colitis ulserati(e dapat bersifat lokal atau sistemik. 6istula, fissura dan abses rektal tidak sesering seperti pada colitis granulomatosa. 9adang!kadang terbentuk fistula rekto(agina. eberapa penderita dapat mengalami penyempitan lumen usus akibat fibrosis, yang umumnya ringan dibandingkan denga chron. 5alah satu komplikasi yang lebih berat adalah dilatasi toksik atau megakolon, dimana terjadi paralisis fungsi motorik kolon trans(ersum disertai dilatasi cepat segmen usus tersebut. 2egakolon toksik sering menyertai pankolitis dan perforasi usus sering terjadi. Pengobatan untuk komplikasi ini adalah kolektomi darurat. Perdarahan masif merupakan komplikasi lain. 9omplikasi lain yang cukup bermakna adalah karsinoma kolon, dimana frekuensinya semakin meningkat pasien yang telah menderita penyakit lebih dari +& tahun. 9omplikasi sistemik sangat beragam, dan sukar dihubungkan secara kausal dengan penyakit kolon. 9omplikasi ini berupa pioderma gangrenosa, episkleritis, u(eitis, arthritis, dan spondilitis ankilosan. 0angguan fungsi hati sering terjadi pada colitis ulserati(e, dan sirhosis hati merupakan komplikasi yang sudah diterima. 4danya komplikasi sistemik berat dapat menjadi indikasi untuk pembedahan pada colitis, bahkan bila gejala!gejala kolon ringan. P:.0D.5I5 Chrons disease Prognosis tergantung tempat dan perluasan penyakit 2empunyai ciri periode remisi dan eksaserbasi

4ngka rekurensi 2$!$&; dalam + tahun pada pasien yang responsif terhadap obat!obatan. 4ngka ini akan semakin tinggi pada pasien yang mendapat tindakan bedah 9ualitas hidup pada "D biasanya lebih rendah dibanding pada *". 9ematian biasanya terjadi sebagai konsekuensi dari pembedahan, emboli paru dan sepsis "D dalam jangka panjang dapat menyebabkan "arcinoma

Colitis Ulseratif Pasien dapat mengalami serangan tunggal dan tidak ada kekambuhan. 2empunyai cirri periode remisi dan eksaserbasi 2enderita penyakit jangka panjang, dapat terjadi komplikasi dari pengobatan. -erutama penggunaan steroid jangka panjang

Anda mungkin juga menyukai