Anda di halaman 1dari 7

NAMA : INTAN LAXMAWATI

NIM : 2214401004

RESUME KMB
ASKEP PADA KASUS DIABETES MELITUS
Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute
insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin. Diabetes melitus merupakan
suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkankelainan metabolisme karbohidrat, protein
dan lemak dan berkembangnya komplikasimakrovaskular dan neurologis.
Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan defisiensi dari insulin dan kehilangantoleransi terhadap
glukosa. Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia
yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan
menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskuler, dan neuropati.
Menurut Nurarif & Hardhi etiologi diabetes mellitus, yaitu :
1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI) tipe 1
2. Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Gejala Klinis
Menurut Sujono & Sukarmin gejala klinis pada penderita DM, yaitu:
1. Gejala awal pada penderita DM adalah
a. Poliuria (peningkatan volume urine)
b. Polidipsia (peningkatan rasa haus)
c. Polifagia (peningkatan rasa lapar).
d. Rasa lelah dan kelemahan otot
2. Gejala lain yang muncul
a. Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein
b. Kelainan kulit gatal-gatal, bisul.
c. Kelainan ginekologis
d. Kesemutan rasa baal akibat neuropati.
e. Kelemahan tubuh
f. Penurunan energi metabolik/penurunan BB
g. Luka yang lama sembuh energi sel
h. Laki-laki dapat terjadi impotensi, ejakulasi
i. Mata kabur
Diagnosa Keperawatan
a. Resiko gangguan ketidakseimbangan kadar glukosa darah dengan factor
ketidakpatuhan dalam pengobatan.
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
ASKEP PADA KASUS ULKUS PEPTIKUM
Ulkus peptikum adalah keadaan terputusnya kontinuitas mukosa yang meluas di bawah epitel
atau kerusakan pada jaringan mukosa, sub mukosa hingga lapisan otot dari suatu daerah saluran
cerna yang langsung berhubungan dengan cairan lambung asam/pepsin.
Ulkus peptikum merupakan erosi lapisan mukosa dibagian mana saja disaluran gastrointestinal,
tetapi biasanya di lambung atau duodenum
Ulkus peptikum merupakan putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas sampai di
bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut sebagai
erosi, walaupun sering dianggap sebagai ”ulkus” (misalnya ulkus karena stress).
Diagnosa Keperawatan
Pengertian Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan atau diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi
respons klien individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
Kesehatan.
Komponen masalah keperawatan
Diagnosis keperawatan memiliki dua komponen utama yaitu masalah (problem) atau label
diagnosis dan indicator diagnosis. Masing-masing komponen diagnosis diuraikan sebagai
berikut:
a. Masalah (problem)
Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari respons
klien terhadap kondisi kesehatan atau penjelas dan fokus diagnostik.
b. Indikator diagnostic
Indikator diagnostik terdiri atas penyebab, tanda/gejala, dan faktor resiko
Implememtasi Keperawatan
Menurut (Potter & Perry, 2011) dalam buku Konsep & Penulisan Asuhan Keperawatan,
implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan. OIeh karena itu, jika intenvensi keperawatan
yang telah dibuat dalam perencanaan dilaksanakan atau diaplikasikan pada pasien, maka
tindakan tersebut disebut implementasi keperawatan
Komponen yang terdapat pada implementasi adalah :
a. Tindakan observasi
b. Tindakan terapeutik
c. Tindakan edukasi
d. Tindakan kolaborasi
ASKEP DENGAN PENYAKIT COLITIS
Kolitis adalah penyakit inflamasi usus karena penyebab yang diketahui, biasanya mengenal
lapisan mukosa kolon, dapat ringan, kronis atau akut. (Lestari, 2009, hal. 97)
Kolitis adalah gangguan peradangan kronis idiopatik yang terjadi pada usus besar khususnya
bagian kolon desenden sampai rektum. (Muttaqin & Sari, 2013, hal. 546)
Usus besar memiliki berbagai fungsi, yang terpenting adalah absorbsi air dan elektrolit.Ciri khas
dari gerakan usus adalah pengadukan haustral. Gerakan meremas dan tidak progresif ini
menyebabkan isi usus bergerak bolak-balik, sehingga memberikan waktu untuk terjadinya
absorbsi.
Usus besar terbagi menjadi empat bagian utama dengan fungsi yang berbeda- beda. Berikut ini
adalah penjelasan mengenai keempat bagian usus besar beserta fungsinya:
a. Sekum
Sekum adalah bagian usus besar berbentuk seperti kantong yang menghubungkan bagian
akhir usus kecil dengan usus besar. Sisa makanan dari usus kecil yang masuk ke dalam
sekum umumnya masih berbentuk bubur cair . Pada bagian organ usus besar ini, terjadi
penyerapan kembali nutrisi dan sisa air dari chyme.
b. Kolon
Kolon adalah bagian usus besar yang paling panjang dan terbagi atas empat bagian, yaitu
asenden ,transversum, desenden, dan sigmoid. Fungsi utama dari kolon adalah
mencampur chyme dengan enzim pada saluran cerna agar menjadi tinja untuk
dikeluarkan dari tubuh. Kolon harus menyerap kembali air dan elektrolit untuk
membentuk tinja. Inilah penyebabnya, ketika Anda mengalami dehidrasi, Anda bisa
mengalami sembelit.
c. Rektum
Rektum adalah bagian bawah usus besar yang berukuran sekitar 15 cm dan terhubung
dengan kolon sigmoid. Bagian usus besar ini berfungsi untuk menerima dan menyimpan
limbah dari kolon hingga tiba saatnya dikeluarkan oleh tubuh melalui anus.
d. Anus
Anus adalah bagian akhir dari usus besar. Ketika rektum sudah terisi penuh dan tinja siap
dikeluarkan melalui anus, Anda akan merasakan mulas dan muncul dorongan untuk
buang air besar.
Pemeriksaan Diagnostik
 Contoh feses (pemeriksaan dilakukan dalam diagnosa awal dan selama penyakit) :
terutama mengandung mukosa, darah, pus, dan organisme khususnya entomoeba
histolytica.
 Protosigmoi doskopi : memperlihatkan ulkus, edema, hipermia, dan inflamasi ( akibat
infeksi sekunder mukosa dan submukosa) area itu menurun fungsinya dan perdarahan
karena nekrosis dan ulkus terjadi pda 35% bagian ini.
 Sitologi dan biopsy rectal membedakan antara pasien infeksi dan karsinoma. Perubahan
neoplastik dapat dideteksi, juga karakter infiltrat inflamasi yg disebut abses lpisan bawah.
 Enema bartum,dapat dilakukan setelah pemeriksaan visualisasi dilakukan, meskipun
jarang dilakukan selama akut, tahap kambuh, karena dapat membuat kondisi eksasorbasi.
 Kolonoskopi : mengindentifikasi adosi, perubahan lumen dinding, menunjukan obstruksi
usus.
 Kadar besi serum : rendah karena kehilangan darah. Masa protomlain: memanjang pada
kasus berat karena gangguan faktor VII dan X disebabkan kekurangan vitamin K
 ESR: meningkat karena beratnya penyakit trombosit dapat terjadi karena proses penyakir
inflamasi
 Elektrolit : penurunan kalium dan magnesium umum pada penyakit berat
Diagnosa
1. Nyeri b.d. iritasi intestinal, diare,kram abdomen, respons pembedahan.
2. Risiki ketidak seimbangan cairan tubuh b.d. keluar cairan tubuh dari muntah.
3. Aktual/risiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. intake
makanan yg kurang adekuat

ASUHAN KEPERAWATAN HEMORROID

Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena didaerah anus yang berasal
dari plexus hemoroidalis. Hemoroid eksterna adalah pelebaran vena yang berada di bawah kulit
(subkutan) dibawah atau luar lines dentate. Hemoroid interna adalah pelebaran vena yang berada
dibawah mukosa (submokosa) diatas atau dibawah linea dentate.
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal
dari plexus homorrhoidalis. Hemoroid eksterna adalah pelebaran vena yang berada dibawah kulit
(subkutan) di bawah atau luar linea dentate. Hemoroid interna adalah pelebaran vena yang
berada dibawah mukosa (submukosa) diatas atau di dalam linea dentate. (Sudoyo Aru,dkk 2009).
Hemorhoid adalah varikositis akibat pelebaran (dilatasi) pleksus vena hemorrhoidalis interna.
Mekanisme terjadinya hemorhoid belum diketahui secara jelas.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan Colok Dubur
Diperlukan untuk menyingkirkan kemugkinan karsinoma rektum. Pada hemoroid
interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak cukup tinggi dan
biasanya tidak nyeri.
b. Anoskop
Diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol keluar.
c. Proktosigmoidoskopi
Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses
keganasan di tingkat yang lebih tinggi.
Diagnosa Keperawatan
a. Konstipasi berhubungan dengan mengabaikan dorongan untuk defekasi akibat nyeri
selama eliminasi.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.
c. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan

ASKEP PADA KASUS GASTROENTERITIS


Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi
dan Yuliani, 2001 : 83).
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung danusus halus yang di tandai
dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan
dehidrasi dan gejala keseimbangan elektrolit ( cecyly, Betz.2002).
Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular menyerang pada lambung dan usus yang di
tandai berak-berak encer 5 kali atau lebih.Gastroenteritis adalah buang air besar encer lebih dari
3 kali perhari dapat atau tanpa lender dan darah ( Murwani. 2009).
Penyebab utama gastroenteritis adalah adanya bakteri, virus, parasit (jamur, cacing, protozoa).
Gastroenteritis akan di tandai dengan muntahdan diare yang dapat menghilangkan cairan dan
elektrolit terutama natrium dan kalium yang akhirnya menimbulkan asidosis metabolic dapat
juga terjadi cairan atau dehidrasi (Setiati,2009).
Etiologi
Faktor penyebab gastroenteritis adalah:
a. Faktor infeksi
1) Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
gastroenteritis, meliputi infeksi internal sebagai berikut :
 Infeksi bakteri : vibrio, e. coly, salmonella shigella, capylabactor, versinia aoromonas dan
sebagainya.
 Infeksi virus : entero virus ( v.echo, coxsacria, poliomyelitis)
 Infeksi parasit : cacing ( ascaris, tricuris, oxyuris, srongyloidis, protozoa, jamur).
2) Infeksi parenteral : infeksi di luar alat pencernaan, seperti : OMA, tonsilitis,
bronkopneumonia, dan lainnya.
b. Faktor malabsorbsi :
 Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa),
mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa).
 Malabsorbsi lemak
 Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan Makanan basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologi Rasa takut dan cemas (jarang terjadi), (Mansjoer arief, 2000)

Patofisiologi
Berdasarkan Hasan (2005), mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya Gastroenteritis
adalah:
a. Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (missal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare tidak karena peningkatan
isi rongga usus.
b. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat di serap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula
Komplikasi
 Dehidrasi
 Renyatan Hiporomelik
 Kejang
 Bakterikimia
 Malnutrisi
 Hipoglikimia
 Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
Diagnosa Keperawatan.
1. Devisit volume cairan dan elektrolit

Anda mungkin juga menyukai