A. DEFINISI
Ulkus peptikum merupakan defek pada dinding gaster dan duodenum hingga
lap;isan mukosa muskularis (bagian paling akhir dari lapisan mukosa) ke lapisan
lebih dalam dari dinding (submucosa atau muskularis propia). Hal ini dapat terjadi
B. EPIDEMIOLOGI
Insiden di Amerika Serikat sekitar1,8% atau sekitar 500.000 kasus baru per
tahunnya, sebagai tambahan, ada sekitar 4 juta ulkus berulang pertahun. 2 Insiden dari
sementara insiden ulkus gaster menunjukkan sedikit peningkatan hal ini terutama
disebabkann penggunaan NSAID bebas. Ulkus gaster sering terjadi pada laki-laki
terutama usia 55 dan 65 tahun.1 Insiden ulkus pada individu yang terinfeksi H. Pylori
6 hingga 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan individu yang tidak terinfeksi.
setelah dilakukan endoskopi, dari 550 pasien pada beberapan senter di Indonesia,
pada Januari 2003 sampai April 2004 didapatkan 6,5% nya mengalami ulkus gaster.
Sementara data prevalensi infeksi H. Pylori pada pasien ulkus peptikum (tanpa
C. ETIOLOGI
1. Infeksi H. Pylori
Infeksi bakteri ini terlibat dalam 90% kasus ulkus peptic, 80% kasus ulkus
karena destruksi dari sel D yang mensekresi somatostatin. Bakteri ini juga
menyebabkan gastritis.
D. PATOFISIOLOGI
faktor proteksi lapisan mukosa tidak seimbang. Pada individu yang sehat, traktus
yang diproduksi meningkat, pH menurun atau membran mukosa menjadi tipis atau
kering, sehingga asam tersebut merusak jaringan dan terjadi ulserasi. Ulkus gaster
1. Lapisan mukosa
Sel epitel gaster dan duodenum normalnya diproteksi dari asam dan pepsin
oleh lapisan mukosa yang mengandung bikarbonat dalam jumlah besar. Bikarbonat
masuk melalui lapisan air yang tidak dapat digerakkan dengan difusi dari darah.
Aliran darah menyediakan energi dan substrat yang diperlukan untuk mekanisme
permeable karena tebalnya hubungan antar sel epitel. Ketika mekanisme defensive
dari epitel mengalami cedera, defek mukosa superfisial mungkin diperbaiki dengan
migrasi dari sel sehat dari mukosa regio leher yang disebut restitusi segera. Sekresi
2. Infeksi H. Pylori
Saat ini dipercaya 90% ulkus duodenum dan sekitar 75% ulkus gaster
kejadian ulkus berulang akan menjadi jarang. Mekanismenya ada tiga yakni:
ammonia alkali dan karbon dioksida hal ini memungkinkan bakteri melindungi
dirinya dari cedera asam karena tubuhnya dikelilingi oleh material alkalin. Bakteri ini
Bakteri ini dapat menyebabkan gastritis dan ulkus duodenum namun melalui
fragmentasi DNA dan apoptosis, selain itu, bakteri ini juga menstimulasi sekresi dari
beberapa sitokin yang merusak membran mukosa.5 Infeksi bakteri H. Pylori yang
lebih besar terbatas pada antrum gaster. gastritis antral memicu tingginya level gastrin
tersering dari ulkus peptikum. Peningkatan resiko perdarahan dan ulserasi sesuai
dengan dosis harian dari NSAID.2 Pertumbuhan dan pemeliharaan dari mucus
bikarbonat.
fatal traktus digestif yang dikarenakan tumor pancreas. Zollinger and Ellison
Syndrome memiliki trias gejala yaitu penyakit ulkus peptic, hipersekresi asam
E. KLASIFIKASI
Ulkus gaster maligna dibedakan dengan ulkus jinak dan harus dilakukan biopsy.
Lebih lanjut, ulkus gaster cenderung menyerang individu yang lebih tua yang mana
diklasifikasikan dalam 5 kategori seperti yang dipaparkan pada tabel 1. Ulkus gaster
tipe I merupakan yang paling umum dan terjadi pada kurvatura minor pada
penghubung antara mukosa fundus dan antrum, tipe ini sering dikaitkan dengan
tipe II ditemukan pada badan gaster merupakan sambungan dari ulkus duodenum,
sementara tipe III terjadi pada regio prepilori. Ulkus tipe II dan III berhubungan
dengan peningkatan sekresi asam lambung. Ulkus gaster tipe IV hampir sama dengan
tipe I namun lokasi terletak pada area kurvatura minor yang lebih tinggi hampir
Tabel 1. Klasifikasi Ulkus Gaster Berdasarkan Lokasi, Gejala dan Sekresi Asam 3
Tipe Lokasi Gejala Sekresi asam
I Badan gaster pada kurvatura minor Penetrasi Normal atau rendah
Badan gaster dan Ulkus duodenum, obstruksi dan
II Hemoragik Meningkat
perforasi
III Perforasi prepylori Hemoragik Meningkat
IV Pada kurvatura minor yang tinggi Hemoragik Rendah
V Bagian lambung manapun Penggunaan NSAID
2. Ulkus duodenum
Meskipun infeksi H. Pylori merupakan penyebab tersering dari ulkus
duodenum, mekanisme pasti bagaimana bakteri ini dapat menyebabkan ulkus masih
namun hal ini bukan pathogenesis satu satunya. Sepertinya ada ketidakseimbangan
antara asam pada duodem=num, faktor defensive mukosa dan kapasitas penyangga
3. Ulkus stress
merupakan masalah umum sebegai hasil dari stress fisiologis yang berat pada pasien
sakit kritis, dimana 75%-100% pasien menunjukkan adanya kerusakan mukosa dalam
24 jam perawatan di ruang perawatan intensif (ICU). Penurunan aliran darah gaster
mungkin menjadi faktor utama pada lesi mukosa yang berhubungan dengan stress.
Tipe pertama terdapat erosi yang difus dan resiko perdarahan masih
minimal.
Tipe kedua lesinya lebih dalam dan fokal serta menjadi resiko yang besar
F. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri abdominal tipe terbakar merupakan gejala yang paling sering
dikeluhkan, nyeri biasa muncul ketika perut dalam keadaan kosong, sering
membangunkan pasien pada pagi hari. Nyeri biasanya membaik dengan makan,
minum susu atau dengan mengkonsumsi antasida. Nyeri disebabkan karena ulserasi
jaringan yang kemudian menyebabkan serabut saraf tidak terlindungi dan diperparah
1. Ulkus gaster
sulit dibedakan antara ulkus gaster karsinoma dan jinak. Ulkus gaster sering
menyebabkan feses menjadi gelap dan muntah yang terlihat seperti kopi atau merah
segar. Selain nyeri dan muntah, gejala dan tanda ulkus gaster termasuk hilangnya
nafsu makan, berat badan menurun, terbakar pada ulu hati (heartburn), mual.1,2
2. Ulkus duodenum
Nyeri perut dari ulkus duodenum dapat muncul dalam berbagai bentuk.
Yang paling sering adalah nyeri perut pada regio midepigastium, nyeri biasanya dapat
diringankan dengan makanan. Karena hal ini biasanya pasien jarang mencari
pengobatan karena dapat sembuh dengan makanan. Apabila ulkus berlanjut dan
terjadi penetrasi yang lebih dalam dari ulkus maka nyeri akan bersifat menetap dan
terjadi nyeri alih ke punggung. Nyeri pada seluruh perut biasanya tanda dari adanya
perforasi. Perforasi ditandai dengan adanya nyeri perut yang disertai demam,
dalam membedakan antara ulkus gaster atau duodenum. Pada pasien muda dengan
nyeri epigastrium atau dyspepsia, mungkin tepat untuk diberikan terapi empiris ulkus
peptikum tanpa tes konfirmasi. Pemeriksaan serum gastrin harus dilakukan untuk
mengeksklusikan gasrtrinoma.2,6
Semua pasien diatas 45 tahun yang memiliki gejala seperti yang dipaparkan
sebelumnya harus menjalani pemeriksaan upper endoscopy dan semua pasien tanpa
memandang usia jika terdapat salah satu dari gejala “alarm” seperti penurunan berat
badan, muntah berulang, disfagia, perdarahan saluran cerna bagian atas dan anemia.2,6
bakteri H. Pylori juga harus dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita ulkus
peptikum.2
Urease adalah salah satunya, enzim ini membuat bakteri ini mampu memetabolisme
urea menjadi ammonia dan karbamat yang membantu bakteri ini untuk menetralisir
lumen asam. Reaksi ini digunakan untuk mendiagnosis infeksi H. Pylori dan untuk
pernapasan urea yang dilakukan dengan meminta pasien untuk mengingesti 14C atau
13
C kemudian kupulkan napas pasien selama 30-60 menit setelah itu. Hasil tes ini
terbukti berguna dengan sensitivitas dan spesifitas yang lebih dari 95%.3
Selain itu dapat dilakukan deteksi antigen langsung pada feses. Sensitivitas
dan spesifitas poliklonal yakni 94% dan 95%. Antigen tes monoclonal pada feses juga
Tes serologis berguna uintuk diagnosis awal infeksi H.Pylori namun tidak
barium ini akan menyelubungi saluran cerna sehingga membuat ulkus dapat dilihat
pada radiografi (ulkus terlihat seperti konkaf namun dangkal). Tingkat keakuratan
mencapai 80%-90%.1,2,3
3. Endoskopi
dilakukan pada pasien yang dicurigai ulkus peptic. Dengan endoskopi juga dapat
diperoleh sampel jaringan untuk diperiksa histologis apakah ada bakteri H. Pylori
atau untuk biopsy.. Selain itu, karena identifikasi langsung makan lokasi dan derajat
keparahan dari ulkus dapat diperoleh. Jika tidak terdapat ulkus, maka EGD dapat juga
H. PENATALAKSANAAN
1. Terapi medikamentosa
Terapi untuk eradikasi bakteri H. Pylori pilihan terapi lini pertama yakni
dengan triple therapy yakni menggunakan PPI, amoxicillin dan klaritromisin, dengan
dosis PPI yang tinggi juga meningkatkan efektivitas dari terapi ini. PPI yang dapat
20mg/12 jam atau esomeprazole 20mg/12 jam. Untuk amoxicillin 750mg/12 jam dan
klaritromisin 200mg/12 jam terlihat efektif untuk eradikasi. Sementara untuk lini
yang menunjukkan penyembuhan ulkus pada pasien yang mendapat terapi PPI secara
signifikan lebih tinggi dari yang mendapat terpai H2RAs. Sementara jenis obat lain
yang dapat digunakan dan memiliki kemampuan penyembuhan ulkus yang sama
merupakan pencegahan primer yang telah dilaporkan pada banyak penelitian RCT,
bahkan pada pasien yang tidak memiliki riwayat ulkus, jika pasien geriatric atau
2. Terapi pembedahan
intraktibilitas. Intraktibilitas yang dimaksud disini yakni jika ulkus tidak ssembuh
setelah terapi selama 8-12 minggu atau pasien mengalami kekambuhan setelah putus
terapi.5
diantaranya:
a. Gastroenterostomi (gastrojejunostomi)
Tujuan pembedahan ini yakni untuk mengurangi tingkat keasaman lambung
lambung. Karena proses dan prosedur yang sederhana, teknik pembedahan ini
menjadi pilihan pada awal abad ke 20, namun karena memiliki tingkat kekambuhan
yang tinggi maka selanjutnya yang menjadi pilihan yakni subtotal gastrektomi.8
Teknik pembedahan ini mengeliminasi fase sefalik dan gastrik dari sekresi
asam dan selanjutnya menyebabkan penurunan yang cukup besar dari produksi asam
membuang porsi dari sekresi gastrin dari lambung. 5 Pada banyak pasien, pembedahan
ini mengganggu fungsi dari pilorus yang kemudian menyebabkan obstruksi lambung
pada vagotomi.8
Merupakan eleminasi inervasi vagal yang selektif pada sel parietal dan sel
chief pada fundus dan korpus lambung sementara inervasi antrum, pilorus sama
baiknya dengan hepar dan usus halus. Sehingga tidak diperlukan prosedur drainase
karena integritas dari antrum dan pilorus masih terpelihara, namun teknik ini
I. KOMPLIKASI
a. Perforasi
berdasarkan lokasi ulkus. Pasien dengan ulkus di dinding posterior umumnya berupa
perdarahan, sementara pada dinding anterior akan terjadi perforasi. Etiologi terbanyak
b. Perdarahan
Perdarahan saluran cerna bagian atas, secara klinis yakni hematemesis atau
melena. Jika perdarahan massif mungkin terjadi hematokezia. Penanganan awal yakni
dengan resusitasi cairan yang adekuat, jika telah teresusitasi maka dapat dilakukan
c. Obstruksi
dan penurunan berat badan. Mekanisme obstruksi yakni inflamasi, edema atau
spasme otot yang berhubungan dengan ulserasi akut. Mekanisme lainnya yakni
Surgery. Elsevier:2007
3. Norton JA, Barie PS, Bollinger RR, Chang AE, Lowry SF, Mulvihill SJ, et
al. Surgery Basic Science and Clinical Evidence 2nd edition. Springer: 2008. p.
841-53
6. Brunicardi FC, Biliar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE. Schwartz’s
Evidence based clinical practice guide for peptic ulcer disease 2015. J