Anda di halaman 1dari 2

Istilah asesmen (assessment) diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai penilaian proses,

kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen diartikan oleh Kumano
(!!1) sebagai " #he process o$ %ollecting data which shows the de&elopment o$ learning'.
(engan demikian dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan istilah )ang tepat untuk
penilaian proses belajar siswa. *amun meskipun proses belajar siswa merupakan hal penting
)ang dinilai dalam asesmen, $aktor hasil belajar juga tetap tidak dikesampingkan. +abel (199,-
,../,9!) mengkategorikan asesmen ke dalam kedua kelompok besar )aitu asesmen tradisional
dan asesmen alternati$.
0sesmen )ang tergolong tradisional adalah tes benar/salah, tes pilihan ganda, tes
melengkapi, dan tes jawaban terbatas. Sementara itu )ang tergolong ke dalam asesmen alternati$
(non/tes) adalah essa)1uraian, penilaian praktek, penilaian pro)ek, kuesioner, in&entori, da$tar
%ek, penilaian oleh teman seba)a1sejawat, penilaian diri (sel$ assessment), porto$olio, obser&asi,
diskusi dan inter&iu (wawancara). 2iggins (19.4) men)atakan bahwa asesmen merupakan
sarana )ang secara kronologis membantu guru dalam memonitor siswa. 3leh karena itu, maka
4opham (1995) men)atakan bahwa asesmen sudah seharusn)a merupakan bagian dari
pembelajaran, bukan merupakan hal )ang terpisahkan. 6esnick (19.5) men)atakan bahwa pada
hakikatn)a asesmen menitikberatkan penilaian pada proses belajar siswa. 7erkaitan dengan hal
tersebut, 8ar9ano et al. (1994) men)atakan bahwa dalam mengungkap penguasaan konsep
siswa, asesmen tidak han)a mengungkap konsep )ang telah dicapai, akan tetapi juga tentang
proses perkembangan bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh. (alam hal ini asesmen tidak
han)a dapat menilai hasil dan proses belajar siswa, akan tetapi juga kemajuan belajarn)a.
0sesmen merupakan suatu proses terintegrasi untuk menentukan ciri dan tingkat belajar
dan perkembangan belajar siswa. 8enurut 8ardapi dalam 6as)id (!!:) bahwa prinsip/prinsip
)ang harus diperhatikan dalam asesmen adalah akurat, ekonomis, dan mendorong peningkatan
kualitas pembelajaran. 3leh karena itu sistem penilaian )ang digunakan di setiap lembaga
pendidikan harus mampu (1) memberi in$ormasi )ang akurat, () mendorong peserta didik
belajar, (,) memoti&asi tenaga pendidik mengajar, (4) meningkatkan kinerja lembaga, dan (5)
meningkatkan kualitas pendidikan.
8enurut ;inn < +ronlund (1995-=/.) dalam >acob (!11), proses asesmen sangat e$ekti$
apabila prinsip/prinsip berikut diperhatikan-
1. 8enentukan secara jelas apa )ang diases memiliki prioritas dalam proses asesmen.
. Suatu prosedur asesmen dapat dipilih karena rele&ansin)a terhadap karakteristik atau
kinerja )ang diukur.
,. 0sesmen komprehensi$ membutuhkan berbagai prosedur.
4. 4enggunaan prosedur asesmen murni membutuhkan suatu kesadaran keterbatasann)a.
5. 0sesmen merupakan suatu makna terakhir, bukan suatu makna terakhir dalam dirin)a/
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai