Anda di halaman 1dari 4

Renungan Hari Akhir

Kategori: Tazkiyatun Nufus


2 Komentar // 4 April 2012
Iman kepada hari akhir merupakan perkara yang sangat penting dan begitu ditekankan dalam
banyak ayat al-Quran. Allah taala berfirman (yang artinya), Setiap jiwa pasti akan merasakan
mati. Dan sesungguhnya balasan atas kalian akan disempurnakan kelak pada hari kiamat.
Barangsiapa yang diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh dia
telah beruntung. Tidaklah kehidupan dunia itu melainkan kesenangan yang menipu. (QS. Ali
Imran: 185)
Allah taala berfirman (yang artinya), Katakanlah; Sesungguhnya kematian yang kalian
berusaha lari darinya itu pasti akan menemui kalian. Kemudian kalian akan dikembalikan
kepada Yang Maha Mengetahui perkara ghaib maupun perkara yang tampak lalu Allah akan
mengabarkan kepada kalian apa saja yang telah kalian kerjakan -di dunia-. (QS. al-Jumuah:
8)
Allah taala berfirman (yang artinya), Wahai umat manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian,
karena sesungguhnya kegoncangan pada hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat
dahsyat. Pada hari itu kamu akan melihatnya, setiap ibu yang menyusui lalai dari susuannya,
dan setiap ibu yang hamil pun berguguran kandungannya. Dan kamu melihat manusia dalam
keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk. Akan tetapi siksaan Allah yang amat
keras. (QS. al-Hajj: 1-2).
Allah taala berfirman (yang artinya), Pada hari itu setiap orang akan lari meninggalkan
saudaranya, ibu maupun ayahnya, istri dan anak-anaknya. Setiap orang diantara mereka pada
hari itu memiliki urusan yang sangat menyibukkan diri mereka sendiri. (QS. Abasa: 34-37)
Allah taala berfirman (yang artinya), Dan diletakkanlah kitab (catatan amal) itu, maka kamu
lihat orang-orang yang berbuat dosa dirundung ketakutan melihat apa yang tertulis padanya,
dan mereka berkata, Kitab apakah ini; ia tidak meninggalkan perkara yang kecil ataupun yang
besar kecuali ia perhitungkan juga. Mereka dapati segala yang pernah mereka lakukan tertulis
di sana. Dan Rabbmu tidak akan berbuat zalim kepada siapapun. (QS. al-Kahfi: 49)
Allah taala berfirman (yang artinya), Dan Kami letakkan timbangan-timbangan keadilan pada
hari kiamat, maka tidak ada satu jiwa pun yang akan terzalimi sedikit pun. Meskipun kebaikan
itu hanya sekecil biji sawi, maka Kami akan tetap mendatangkannya, dan cukuplah Kami
sebagai penghisabnya. (QS. al-Anbiya: 47)
Allah taala berfirman (yang artinya), Demi Rabbmu, Kami pasti akan menanyai mereka
semuanya tentang segala yang pernah mereka amalkan -di dunia-. (QS. al-Hijr: 92-93)
Allah taala berfirman (yang artinya), Berlomba-lombalah kalian menuju ampunan dari Rabb
kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia dari Allah, Allah memberikannya
kepada siapa pun yang dikehendaki oleh-Nya. Allah adalah pemilik karunia yang sangat
agung. (QS. al-Hadid: 21)
Allah taala berfirman (yang artinya), Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia serta
perhiasannya maka Kami akan sempurnakan bagi mereka balasan atas amal-amal mereka di
dunia itu dalam keadaan mereka tidak dirugikan sama sekali. Mereka itulah orang-orang yang
tidak mendapatkan balasan apa-apa di akherat kecuali neraka, lenyaplah sudah apa yang
dahulu mereka perbuat di sana, dan sia-sia amal yang dahulu mereka lakukan. (QS. Hud: 15)
Allah taala menceritakan ajakan seorang rasul kepada kaumnya (yang artinya), Wahai kaumku,
ikutilah aku niscaya akan kutunjukkan kepada kalian jalan petunjuk. Wahai kaumku,
sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (yang semu), dan sesungguhnya
akherat itulah tempat menetap yang sebenarnya. (QS. Ghafir: 38-39)
Allah taala berfirman (yang artinya), Akan tetapi ternyata kalian lebih mengutamakan
kehidupan dunia, sementara akherat itu lebih baik dan lebih kekal. (QS. al-Ala: 16-17)
Allah taala berfirman (yang artinya), Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
Kami dan menyombongkan diri darinya maka tidak akan dibukakan untuk mereka pintu-pintu
langit dan tidak akan masuk ke dalam surga sampai unta bisa masuk ke dalam lubang jarum.
Demikian itulah Kami akan membalas orang-orang yang berdosa/kafir itu. (QS. al-Araaf: 40)
Allah taala berfirman (yang artinya), Maka penduduk neraka pun memanggil penduduk surga:
Berikanlah kepada kami air minum atau -makanan- apa saja yang diberikan Allah kepada
kalian. Maka mereka menjawab, Sesungguhnya Allah mengharamkan keduanya bagi orang-
orang kafir, yaitu orang-orang yang telah menjadikan agama mereka sebagai bahan senda
gurau dan permainan dan tertipu oleh kehidupan dunia. Maka pada hari ini Kami lupakan
mereka, sebagaimana dulu -ketika di dunia- mereka telah melupakan hari pertemuan mereka ini
dan juga karena dahulu mereka senantiasa menentang ayat-ayat Kami. (QS. al-Araaf: 50-51)
Allah taala berfirman (yang artinya), Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal
salih bagi mereka itu surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Itulah
keberuntungan yang sangat besar (QS. al-Buruj: 11)
Dari Aisyah radhiyallahuanha, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Pada hari
kiamat umat manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum
dikhitan. Maka Aisyah mengatakan, Wahai Rasulullah, perempuan dan laki-laki dikumpulkan
menjadi satu? Tentu saja mereka akan saling melihat satu dengan yang lain. Maka beliau
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Wahai Aisyah, sesungguhnya urusan di waktu itu
lebih dahsyat sehingga untuk saling memperhatikan satu dengan yang lain pun mereka tidak
sempat. (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq [6527] dan Muslim dalam Kitab al-Jannah wa
Shifatu Naimiha wa Ahliha [2859])
Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahuanhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Kelak kematian akan didatangkan dalam bentuk seekor domba putih kehitam-hitaman. Lalu
ada yang berseru, Wahai penduduk surga maka mereka pun mendongakkan kepala seraya
memandanginya. Lalu ditanyakan kepada mereka, Apakah kalian mengenalinya?. Maka
mereka menjawab, Iya. Ini adalah kematian. Dan mereka semua pun telah melihatnya. Lalu
diserukan lagi, Wahai penduduk neraka. maka mereka pun mendongakkan kepalanya seraya
memandanginya. Lalu ditanyakan, Apakah kalian mengenalinya?. Mereka menjawab, Iya. Ini
adalah kematian. Dan mereka semua pun telah ikut melihatnya. Kemudian domba (kematian)
pun disembelih, dan dikatakan, Wahai penduduk surga, kekallah. Tiada lagi kematian, Wahai
penduduk neraka, kekallah. Tiada lagi kematian. Kemudian Nabi membaca ayat (yang artinya),
Dan berikanlah peringatan kepada mereka akan hari penyesalan ketika keputusan itu sudah
ditetapkan sementara mereka tenggelam dalam kelalaian. Mereka memang berada dalam
kelalaian; yaitu para pemuja dunia, dan mereka pun tidak beriman. (QS. Maryam: 39). (HR.
Bukhari dalam Kitab Tafsir al-Quran [4730])
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahuanhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, Apabila para penduduk surga telah memasuki surga dan para penduduk neraka pun
telah memasuki neraka maka didatangkanlah kematian hingga diletakkan di antara surga dan
neraka, kemudian kematian itu disembelih. Lalu ada yang menyeru, Wahai penduduk surga,
kematian sudah tiada. Wahai penduduk neraka, kematian sudah tiada. Maka penduduk surga
pun semakin bertambah gembira sedangkan penduduk neraka semakin bertambah sedih
karenanya. (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq [6544] dan Muslim dalam Kitab al-Jannah wa
Shifatu Naimiha wa Ahliha [2850])
Dari Sahl radhiyallahuanhu, beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, Sungguh, tempat meletakkan cemeti di surga itu jauh lebih baik daripada
dunia dan seisinya. Dan sungguh berangkat di pagi hari atau di sore hari dalam rangka
berjuang di jalan Allah itu jauh lebih baik daripada dunia dan seisinya. (HR. Bukhari dalam
Kitab ar-Riqaq [6415])
Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Barangsiapa yang masuk surga maka dia akan selalu senang dan tidak akan merasa susah.
Pakaiannya tidak akan usang dan kepemudaannya tidak akan habis. (HR. Muslim dalam Kitab
al-Jannah wa Shifatu Naimiha wa Ahliha [2836])
Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ya
Allah, tidak ada kehidupan sejati selain kehidupan akherat. (HR. Bukhari dalam Kitab ar-
Riqaq [6413])
Ali bin Abi Thalib radhiyallahuanhu berkata, Jadilah kalian anak-anak akherat, dan jangan
menjadi anak-anak dunia. Sesungguhnya hari ini adalah amal dan belum ada hisab, sedangkan
besok yang ada adalah hisab dan tidak ada lagi waktu untuk beramal. (HR. Bukhari secara
muallaq dalam Kitab ar-Riqaq, lihat Shahih Bukhari cet. Maktabah al-Iman hal. 1307).
Yahya bin Muadz ar-Razi rahimahullah berkata, Dunia ini adalah khamr setan. Barangsiapa
yang mabuk karenanya niscaya dia tidak akan sadar kecuali di tangan tentara kematian dalam
keadaan menyesal bersama golongan orang-orang yang merugi. (lihat Jami al-Ulum wa al-
Hikam, hal. 482 cet. Dar al-Hadits)
Ada seseorang yang bertanya kepada Muhammad bin Wasi, Bagaimana keadaanmu pagi ini?.
Beliau menjawab, Bagaimanakah menurutmu mengenai seorang yang melampaui tahapan
perjalanan setiap harinya menuju alam akherat? (lihat Jami al-Ulum wa al-Hikam, hal. 482)
Al-Marudzi mengatakan: Aku pernah bertanya kepada [Imam] Ahmad bin Hanbal, Bagaimana
keadaanmu pagi ini?. Maka beliau menjawab, Bagaimanakah keadaan seorang hamba yang
Rabbnya senantiasa menuntutnya untuk menunaikan kewajiban-kewajiban. Nabinya juga
menuntut dirinya untuk mengerjakan Sunnah/tuntunannya. Begitu pula, dua malaikat yang
menuntutnya untuk memperbaiki amalan. Sementara hawa nafsu menuntut dirinya untuk
memperturutkan kemauannya. Iblis mengajaknya untuk melakukan berbagai perbuatan keji.
Malaikat maut juga menunggu-nunggu untuk mencabut nyawanya. Dan di sisi yang lain, anak
dan istrinya pun menuntut untuk diberikan nafkah?! (lihat Aina Nahnu min Akhlaqis Salaf, hal.
19)
Sebagian orang arif berkata, Bagaimana bisa merasakan kegembiraan dengan dunia, orang yang
perjalanan harinya menghancurkan bulannya, dan perjalanan bulan demi bulan menghancurkan
tahun yang dilaluinya, serta perjalanan tahun demi tahun yang menghancurkan seluruh umurnya.
Bagaimana bisa merasa gembira, orang yang umurnya menuntun dirinya menuju ajal, dan masa
hidupnya menggiring dirinya menuju kematian. (lihat Jami al-Ulum wa al-Hikam, hal. 483)
Allahumma innaa nasalukal jannah wa nauudzu bika minan naar. Robbanaa aatinaa fid dunya
hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa adzaaban naar.

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel Muslim.Or.Id

Dari artikel Renungan Hari Akhir Muslim.Or.Id by null

Anda mungkin juga menyukai