Anda di halaman 1dari 33

MATERI TARBIYAH

MA’RIFATULLAH

‫َف‬ ‫ْع‬ ‫ُة‬‫َّي‬


‫َهِّم َم ِر ِةِهّٰللا‬‫َأ‬
(URGENSI MENGENAL ALLAH)
SADARI....
SUATU PENDAPAT BILA
BERLAWANAN DENGAN AL-
QUR’AN / AL-HADITS ADALAH
KELIRU
RUMUS UTAMA TAFAKUR :

AKAL TANPA BIMBINGAN


ALQUR’AN TERTIPU,
ALQUR’AN TANPA AKAL
LUMPUH!
WASIAT RASULULLAH SAW :

“Kutinggalkan untuk kamu dua perkara


(pusaka), taklah kamu akan tersesat
selama-lamanya, selama kamu masih
berpegang pada keduanya, yaitu kitabullah
dan sunnah rasul-nya”
TANDA ORANG YANG BERAKAL

190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit


dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal, (QS. Al Imran : 190)
SADARI …..

SELOGIS
APAPUN
ARGUMEN-
TASINYA, BILA
BERLAWANAN
DENGAN
ALQUR’AN/HADITS
SUDAH PASTI
SALAH!
SADARI …..
ORANG YANG
PALING
RUGI ADALAH
ORANG YANG
MERASA
BENAR
PADAHAL
SEBENARNYA
IA KELIRU!
MUTIARA TAUHID
MATERI MA’RIFATULLAH

‫َأَهِّم َّيُة َم ْع ِرَفِةِهّٰللا‬


(URGENSI MENGENAL ALLAH)
TUJUAN MATERI

 Memahami pentingnya ma'rifatullah dalam kehidupan


manusia.
 Memahami bahwa ma'rifatullah dapat menjadikannya
mencapai hasil penambahan iman dan taqwa.
BAGAN MATERI
KEPENTINGGAN MENGENAL ALLAH

Mengetahui, mengenal, dan mempelajari tentang Allah Ta’ala tentu


saja sangat penting bagi kita.
Manusia sangat berkepentingan untuk mengetahui siapa
penciptanya dan untuk apa ia diciptakan.
Definisi yang lain bahwa Ma’rifatullah (mengenal Allah) bukanlah
mengenali dzat Allah, karena hal ini tidak mungkin terjangkau oleh
kapasitas manusia yang terbatas. Sebab bagaimana mungkin manusia
yang terbatas ini mengenali sesuatu yang tidak terbatas ?
ALLAH SANG PENCIPTA ALAM (ALLAH RABBUL
‘ALAMIN)

karena al-maudhu (pembahasan) tentang Allah Ta’ala adalah al-maudhu


(pembahasan) yang sangat agung. Allah Ta’ala adalah Rabbul ‘alamin. Rabb arti
aslinya: “Yang Mempunyai” (pemilik). Di dalamnya terkandung pula arti:
mendidik, yaitu menyampaikan sesuatu kepada keadaannya yang sempurna
dengan berangsur-angsur. ‘Alamin artinya “semesta alam”, yakni semua jenis
alam, yaitu: alam tumbuh-tumbuhan, alam binatang, alam manusia, alam benda,
dan alam makhluk yang bertubuh halus seperti malaikat, jin serta alam yang
lain.
Allah berfirman dalam QS. Al-Jatsiyah, 45:36

“MAKA BAGI ALLAH-LAH SEGALA PUJI, TUHAN LANGIT


DAN TUHAN BUMI, TUHAN SEMESTA ALAM.”
(QS. AL-JATSIYAH, 45: 36)
Pemahaman dan pengetahuan kita tentang
Allah Ta’ala harus didukung quwwatut
dalil (dalil-dalil yang kuat). Dalil-dalil
yang dimaksud adalah :
1. DALIL NAQLI (NASH YANG TERTULIS
DALAM KITAB)
Allah berfirman dalam QS. Al-An’am, 6:19
“Katakanlah: ‘Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?’
Katakanlah: ‘Allah’. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan
Al Quran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku
memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang
sampai Al-Quran (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu
mengakui bahwa ada tuhan-tuhan lain di samping Allah?’
Katakanlah: ‘Aku tidak mengakui.’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya
Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)’”.
(QS. Al-An’am, 6: 19)
Dalam tafsir Al Jalaalain diterangkan, bahwa
ayat ini turun ketika orang-orang kafir berkata kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Bawalah kepada
kami saksi terhadap kenabianmu, karena Ahli Kitab
mengingkarimu.”
Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur’an yang diturunkan
oleh Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi
wa sallam sudah cukup menjadi penjelasan akan kebenaran
risalah yang dibawanya. Tujuan diturunkannya Al-Qur’an
adalah untuk memberikan penjelasan. Ia diturunkan untuk
dibaca dan dipelajari. Nabi diutus untuk membacakannya dan
mengajarkannya kepada kita. Mereka yang sungguh-sungguh
memperhatikan Al-Qur’an pasti akan mendapatkan dalil-dalil
yang kuat tentang Allah, risalah, ibadah, alam semesta,
manusia, dan kehidupan.
2. DALIL AQLI (AKAL/LOGIKA).

Dalil naqli (nash yang tertulis dalam kitab) akan semakin terbukti
kebenarannya dengan dalil aqli (akal/logika) yang diperoleh dari ayat-ayat
kauniyah (alam semesta). Oleh karena itu Allah Ta’ala mendorong kita
untuk memperhatikan dan memikirkan alam semesta yang maha luas ini.
Jika manusia merenungkan apa yang terdapat di alam semesta, pasti
akan menyadari bahwa keharmonisan sistem alam semesta tidak terjadi
secara kebetulan. Pasti ada Yang Maha Mengatur dan Maha Menjaga atas
hal ini, dialah Allah SWT.
Allah berfirman dalam QS. Al Imran 3:109

190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit


dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal, (QS. Al Imran : 190)
3. DALIL FITHRI
(FITRAH/NALURI/SUNNATULLAH)
Jika manusia menggunakan fitrahnya, maka dia pasti akan menyatakan bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Menciptakan alam beserta isinya.
Allah SWT menjelaskannya dalam QS. Al A’raf: 172
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka
menjawab: ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi
saksi’. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengata- kan: ‘Sesungguhnya kami (bani
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)’,” (QS. Al-A’raf, 7: 172)
Ayat ini mengisyaratkan tentang penciptaan manusia di atas
fitrah/naluri untuk tunduk kepada Allah Ta’ala. Jika manusia
menjaga dan mengikuti fitrahnya dengan benar, maka dia
pasti akan menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah,
Yang Maha Menciptakan alam beserta isinya.
Ma’rifatullah (mengetahui, mengenal, dan mempelajari
tentang Allah Ta’ala), akan menumbuhkan ats-tsimar
(buah/hasil/pengaruh) di dalam jiwa, yang
menimbulkan meningkatnya iman dan taqwa).
Keimanan dan ketakwaan itulah yang menjadi jalan
bagi manusia untuk mendapatkan berbagai karunia di
dunia.
1. AL-HURIYYAH (KEMERDEKAAN)

Allah berfirman dalam QS. Al-An’am, 6: 162-163

“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku


hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. iada sekutu bagiNya; dan
demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. (QS. Al-An’am, 6: 162-
163)
2. AT-TUMA’NINAH (KETENANGAN).
Allah berfirman dalam QS. Ar-Ra’du, 13: 28

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi


tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du, 13:
28)
3. AL-BARAKAT (KEBERKAHAN)
Allah berfirman dalam QS. QS. Al-A’raf, 7: 96

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,


pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf, 7: 96)
4. AL-HAYATUT THAYYIBAH (KEHIDUPAN
YANG BAIK)
Allah berfirman dalam QS. An-Nahl, 16: 97

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun


perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami
beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl, 16: 97)
5. DUKHULUL JANNAH
(DIMASUKKAN KE DALAM SYURGA).
Allah berfirman dalam QS. Yunus, 10: 25-26
“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki
orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi
orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga)
dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan
tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni syurga, mereka
kekal di dalamnya.” (QS.Yunus, 10: 25-26)
6. MARDHATILLAH (KERIDHOAN ALLAH
TA’ALA).
Allah berfirman dalam QS. Al-Bayyinah, 98: 8

“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah
ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu
adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS. Al-
Bayyinah, 98: 8)
Ma’rifatullah itu dapat mengantarkan manusia kepada
peningkatan iman dan takwa. Dengan iman dan takwa
itulah mereka akan memperoleh as-sa’adah (kebahagiaan
yang hakiki). Wallahu a’lam.
Doa Akhir Majelis
• ‫ُسْبَح اَنَك الَّلُهَّم َو ِبَح ْم ِد َك‬
SUB_HAANAKALLOHUMMA WABI_HAMDIKA
Maha suci Engkau Ya Alloh dan dengan memujiMu
‫َأْش َهُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال َأْنَت‬

ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLA ANTA
Aku bersaksi bahwa tia-da Tuham selain Engkau.
• ‫َأْس َتْغ ِفُر َك َو َأُتْو ُب ِإَلْيَك‬
ASTAGHFI-RUKA WA ATUUBU ILAIK.
Aku mohon ampunanMu dan aku bertaubat padaMu.
• ‫رواه النسائي والترمذي‬
(HR. An Nasa’i & At-Turmudzy )

Anda mungkin juga menyukai