Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tugas penting dari seorang dokter sebagai klinikus dan ilmuwan adalah
berusaha terus-menerus belajar, memperkaya dan menyegarkan diri dengan ilmu
pengetahuan dari berbagai sumber ilmiah. Misalnya dengan cara mengikuti acara
ilmiah, membaca buku ajar, atau membaca jurnal ilmiah mutakhir. Dalam pendidikan
kedokteran, membaca jurnal ilmuah adalah suatu metode yang sangat efektif untuk
memperoleh pengetahuan yang baru. Tujuan akhir membaca jurnal ilmiah bagi
seorang dokter sebagai pemberi pelayanan kesehatan adalah untuk menerapkan hasil
penelitian kepada pasiennya. Hal ini merupakan suatu pendekatan yang disebut
evidence based medicine.
!gar dalam membaca jurnal ilmiah dokter sebagai klinikus dan dapat
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, setiap dokter harus membekali diri
dengan pemahaman yang memadai tentang metodologi penelitian. "ika seorang
dokter membaca laporan ilmiah tanpa melakukan telaah kritis, berarti ia tidak
mengetahui kelemahan penelitian. Dengan konsekuensi, ia mengadopsi kesimpulan
penelitian yang salah tersebut. Dapat kita bayangkan bila dokter kemudian
menerapkan pengetahuan yang keliru.
Dalam rangka mengaplikasikan cara menelaah jurnal ilmiah, kami memilih
artikel jurnal dengan judul #ola $esistensi #rimer pada #enderita T% #aru &ategori
' di $S(# H.!dam Malik, Medan. &ami menelaah artikel tersebut dari sudut
pandang )*idence based Medicine dan )pidemiologi &linik.
1
1.2 Rumusan Masalah
!pakah artikel jurnal berjudul #ola $esistensi #rimer pada #enderita T%
#aru &ategori ' di $S(# H.!dam Malik, Medan telah memenuhi kriteria
sebagai sumber yang *alid, penting, dan dapat diaplikasikan pada pasien
menurut telaah klinis evidence based medicine+
1.3 Tujuan
Menentukan apakah artikel jurnal berjudul #ola $esistensi #rimer pada
#enderita T% #aru &ategori ' di $S(# H.!dam Malik, Medan telah
memenuhi kriteria sebagai sumber yang *alid, penting, dan dapat diaplikasikan
pada pasien menurut pedoman telaah kritis evidence based medicine dan
epidemiologi klinis.
1. Man!aat
Dengan telaah kritis untuk menentukan *aliditas artikel jurnal yang #ola
$esistensi #rimer pada #enderita T% #aru &ategori ' di $S(# H.!dam Malik,
Medan maka dapat diputuskan layak tidaknya informasi yang terdapat dalam
jurnal tersebut untuk digunakan dalam kegiatan ilmiah atau untuk kepentingan
klinis.
2
BAB II
RE"UME #URNAL
2.1 #u$ul
#ola $esistensi #rimer pada #enderita T% #aru &ategori ' di $S(# H.!dam Malik,
Medan
2.2 Penel%t%
Hendra Sihombing, Hilaluddin Sembiring, ,ainuddin !mir, %intang -.M. Sinaga
Departemen #ulmonologi dan .lmu &edokteran $espirasi, /akultas &edokteran
(ni*ersitas Sumatera (tara, SM/ #aru $S(# Haji !dam Malik, Medan
2.3 Tem&at Penel%t%an
$S(# H.!dam Malik, Medan
2. Pen$ahuluan
Tuberkulosis 0T%1 masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama di
dunia. Setiap tahun terdapat 2 juta kasus baru dan kasus kematian hampir mencapai 3
juta manusia. Di semua negara telah terdapat penyakit ini, yang terbanyak di !frika
04561, !sia 07761, dan untuk 8hina dan .ndia secara tersendiri sebesar 476.
9aporan World Health Organization 0:H;1 0global reports 35'51 pada tahun
3552 angka kejadian T% di seluruh dunia 2,< juta 0=,2 juta hingga 2,2 juta jiwa1 dan
meningkat terus perlahan pada setiap tahunnya dan menurun lambat seiring didapati
peningkatan per kapita. "umlah penderita T% di .ndonesia mengalami penurunan, dari
peringkat ketiga menjadi peringkat kelima di dunia, namun hal ini dikarenakan
jumlah penderita T% di !frika Selatan dan >igeria melebihi dari
jumlah penderita T% di .ndonesia.
)stimasi pre*alens T% di .ndonesia pada semua kasus adalah sebesar ??5.555
estimasi insidensi berjumlah <45.555 kasus baru per tahun. "umlah kematian akibat
T% diperkirakan ?'.555 kematian per tahun. Selain itu, kasus resistensi merupakan
3
tantangan baru dalam program penanggulangan T%. #encegahan meningkatnya kasus
T% yang resisten obat menjadi prioritas penting.
9aporan :H; tahun 355@ menyatakan persentase resistensi primer di seluruh
dunia telah terjadi poliresisten '@,56, monoresisten terdapat '5,46, dan tuberculosis
multidrug resistant 0T%-MD$1 sebesar 3,26. Sedangkan di .ndonesia resistensi
primer jenis MD$ terjadi sebesar 36.<,7 #enelitian "a*aid dkk? tahun 355= di
#akistan didapatkan pre*alens kasus resistensi primer pada satu atau lebih dari satu
obat antituber- kulosis adalah sebesar '',46. $ao dkk' di &arachi #akistan tahun
355=, mendapatkan hasil pola resisten primer, sebagai berikut resisten terhadap
streptomisin sebanyak '4 orang 03?61, isoniaAid = orang 0'?61, etambutol = orang
0'?61, rifampisin < orang 0=61 dan piraAinamid ' 05,361. Tuberkulosis 0T%1-MD$
telah diperoleh sebanyak 3 orang 05,<61 pasien. Sebelum-nya, >amaei dkk( di .ran
pada tahun 3557 meneliti dari'57 isolat yang diperiksa, 24 berasal dari spesimen
paru, selebihnya ekstra paru. Dijumpai %T! positif dengan pewarnaan langsung
@2,?6 spesimen paru dan 756 spesimen ektra paru. Setelah dilakukan pemeriksaan
kultur dan uji resistensi didapatkan resistensi primer pada satu obat sebesar 32,76,
resisten primer lebih dari satu obat sebesar 3,26, sedangkan MD$ primer didapatkan
sebesar '6.
!ngka resistensi 0T%-MD$1 paru dipengaruhi oleh kinerja program
penanggulangan T% paru di kabupaten setempat B kota setempat terutama ketepatan
diagnosis mikroskopik untuk menetapkan kasus dengan %T! 0C1, dan penanganan
kasus termasuk peran pengawas menelan obat 0#M;1 yang dapat berpengaruh pada
tingkat kepatuhan penderita untuk minum obat. /aktor lain yang mempengaruhi
angkaresistensi 0MD$1 adalah ketersediaan obat anti tuberkulosis 0;!T1 yang tidak
memenuhi dari segi jumlah dan kualitas ataupun adanya ;!T yang digunakan untuk
terapi selain T%.
#enelitian T%-MD$ di kota Surakarta oleh >ugroho pada tahun 3554
didapatkan pre*alens T%MD$ primer sebesar ',?6, sedangkan T%-MD$ sekunder
<,'26. $isiko relatif untuk terjadinya T%-MD$ pada penderita DM sebesar 4@,2 kali
4
dibandingkan dengan bukan penderita DM dan ketidakpatuhan berobat sebelumnya
menyebabkan risiko relatif sebesar '7,7 kali dibandingkan yang patuh.
Semakin jelas bahwa kasus resistensi merupakan masalah besar dalam
pengobatan tuberkulosis pada masa sekarang ini. :orld Health ;rganiAation 0:H;1
memperkirakan terdapat 75 juta orang di dunia yang telah terinfeksi oleh
Mycobacterium tuberculosis yang telah resisten terhadap ;!T dan dijumpai 3@4.555
04,'61 dari =,@ juta T% kasus baru pada tahun 3555.
!ditama dkk melakukan penelitian analisis data dari laboratorium
mikrobiologi $S(# #ersahabatan tahun '223, didapatkan resistensi primer isoniasid
0H1 saja sebesar 3,'?6, diikuti streptomisin 0S1 ',346, rifampisin 0$1 5,756,
etionamid 0>1 5,'?6, kanamisin 0&1 5,5=6 dan piraAinamid 0,1 5,5<6 dan tidak
ditemukan resistensi terhadap etambutol 0)1. $esistensi terhadap dua atau lebih ;!T
ber*ariasi antara 5,5=6 sampai dengan 3,@'6.
Munir mengutip hasil penelitian !ditama bahwa pre*alens resistensi primer di
$S(# #ersahabatan pada tahun '22< sebesar ?,=?6. #enelitian Sadarita pada tahun
355? di $S H. !dam Malik Medan mendapatkan hasil bahwa terdapat T%-MD$
#rimer sebanyak 4 orang dari '7 orang pasien yang tidak memiliki riwayat
pengobatan ;!T.
$esistensi obat T% pada kasus baru yaitu terdapatnya galur M. tuberculosis
yang resisten pada pasien baru didiagnosis T% dan sebelumnya tidak pernah diobati
obat antituberkulosis 0;!T1 atau durasi terapi kurang ' bulan. #asien yang terinfeksi
galur M.tuberculosis yang telah resisten obat disebut dengan resistensi primer. Data
ini sering digunakan sebagai e*aluasi terhadap transmisi B penularan terbaru.
2.) Tujuan Penel%t%an
Data penelitian resistensi primer di $S(# H.!dam Malik Medan belum
didapatkan dengan jumlah secara bermakna. ;leh karena itu penulis termoti*asi
untuk meneliti seberapa besar angka resistensi, khususnya pada kejadian resistensi
5
primer pada penderita T% paru kategori . yang berobat ke poli paru dan dirawat di
$S(#H. !dam Malik, Medan.
2.* Met+$e Penel%t%an
#enelitian ini merupakan penelitian potong lintang deskriptif. Data diperoleh
dari data rekam medik dan data laboratorium mikrobilogi $S(#H. !dam
Malik,Medan. Data diambil dengan rentang waktu dari ;ktober 35'5 sampai dengan
"uli 35''.
#opulasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang datang berobat ke
poli paru dan rawat inap $S H. !dam Malik, Medan. Sampel adalah semua penderita
T% paru yang berobat di poli paru dan rawat inap $S(# H. !dam Malik, Medan yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. %erdasarkan perhitungan statistik, jumlah
minimal sampel dalam penelitian ini adalah @2, namun pada penelitian ini didapatkan
=7 sampel.
&riteria inklusi pada penelitian ini adalah semua penderita T% #aru yang
mengalami pertumbuhan kultur sputum %T!, tidak memiliki riwayat pengobatan
;!T sebelumnya. #enderita T% paru yang berobat ke $S H. !dam Malik yang
sedang dalam pengobatan kategori . kurang dari ' 0satu1 bulan, berusia lebih dari '7
tahun.
&riteria eksklusi pada penelitian ini adalah penderita T% #aru yang tidak
lengkap memiliki catatan riwayat mengkonsumsi ;!T atau memiliki riwayat
mengkonsumsi ;!T lebih dari ' 0satu1 bulan, penderita T% kasus gagal pengobatan
0failure1, kasus putus berobat 0default1 dan kasus kambuh 0relaps1.
Data dikumpulkan, diolah dan dianalisis menggunakan program komputer
perangkat lunak S#SS '@. Data dianalisis D ditampilkan dalam bentuk tabel dan
dianalisis secara deskriptif.
6
2.' Has%l Penel%t%an
Hasil penelitian pada distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik dan
demografi pada subjek peneliti an dapat dilihat pada tabel '. #ola resistensi primer
yang ditemukan pada penderita T% paru di $S(# H.!dam Malik, Medan dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel '. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik subjek penelitian
&arakteristik /rekuensi #ersentase
"enis kelamin
#erempuan
9aki-laki
&elompok umur
'7-3< tahun
37-<< tahun
<7-7< tahun
77-?< tahun
E ?7 tahun
Tingkat pendidikan
Tidak sekolah
Tamatan SD
Tamatan S9T#
Tamatan S9T!
Tamatan S'B #T
$iwayat pekerjaan
Tidak bekerja
#elajarBmahasiswa
#>S
:iraswasta
Status perkawinan
&awin
TidakBbelum kawin
$iwayat ;!T
Tidak pernah
F @ hari
= - '< hari
'7 - 3' hari
33 - F 45 hari
&eluhan utama
3?
72
'=
47
'7
'3
7
'
'@
34
<3
3
'@
3
''
77
?=
'@
??
@
7
4
<
45,7=
?2,<3
3','=
<','=
'@,?<
'<,'3
7,==
','=
35,55
3@,5?
<2,<'
3,47
35,55
3,47
'3,2<
?<,@'
=5,55
35,55
@@,?7
=,34
7,==
4,74
<,@'
7
Sesak napas
%atuk berdahak
%atuk kering
>yeri dada
%atuk darah
&elainan radiologi foto toraks
%ercak berawanBinfiltrat
&alsifikasi
%ercak milier
&a*itas
!telektasis
!bses paru
)fusi pleura
#neumotoraks
Hidropneumotoraks
Direct smear sputum %T!
0-1
0-B-1
Scanty %T!
0'C1
0'CB'C1
0'CB'CB'C1
03C1
03CB3CB3C1
03CB'CB3C1
03CB4CB3C1
04C1
04CB4C1
04CB4CB4C1
04CB4CB3C1
Minggu pertumbuhan kultur %T!
..
...
.G
G.
G...
#enyakit komorbid DM D H.G
T% paru 0non DM non H.G
T% paru dengan DM
T% paru dengan H.G
T% paru dengan DM-H.G
3<
73
'
5
=
='
3
4
'7
'
'
''
'
3
'
2
3
'
3
3<
4
'<
'
'
'
'
3<
'
4
3?
<4
=
7
@4
@
7
5
3=,34
?','=
','=
5,55
2,<'
27,32
3,47
4,74
'@,?7
','=
','=
'3,2<
','=
3,37
3,47
','=
'5,7=
','=
3,47
3=,34
4,74
'?,<@
','=
','=
','=
','=
3=,34
','=
4,74
45,72
75,72
2,<'
7,==
=7,==
=,3<
7,==
5,55
8
Tabel 3. #ola resistensi primer 0nH=71
Hasil pemeriksaan dan jenis resistensi /rekuensi #ersentase
Monoresisten primerI
Hanya $
Hanya H
Hanya S
Hanya )
Total monoresisten primer
#oliresisten primerI
$S
$)
HS
H)
$S)
HS)
S)
Total poliresisten primer
T%-MD$ primerI
$H
$H)
$HS
$H)S
Total T%-MD$ primer
"umlah yang resisten
"umlah yang tidak resisten
Total subjek penelitian
'
<
'5
4
'=
3
4
'
'
3
5
<
'4
5
4
5
'
<
47
75
=7
','=
<,@'
'',@?
4,74
3','=
3,47
4,74
','=
','=
3,47
5,55
<,@5
'7,32
5,55
4,74
5,55
','=
<,@'
<','=
7=,=3
'55,55
&eterangan I n H jumlah subjekJ $ H $ifampisin J H H .soniaAid J
) H )tambutol J S H Streptomisin
2.( "aran Penel%t%an
Tidak terdapat saran penelitian
2., -+relas% Is% #urnal
a. Hasil #enelitian pada "urnal
#ada penelitian ini, berdasarkan jenis kelamin dari subjek penelitian yang
terbanyak adalah laki-laki yang berjumlah 72 orang 0?2,<361 dan perempuan
3?orang 045,7=61 dengan rasio 3,3I'. (sia rata-rata 42,@ tahun yang berada pada
9
rentang usia terbanyak antara 33-3< tahun sebanyak 47 orang 0<','=61. Sedangkan
berdasarkan hasil uji resistensi terhadap obat diantara semua subjek penelitian
dijumpai kasus T%-MD$ primer sebanyak < orang 0<,@'61 dengan jenis kelamin
3 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. )mpat kasus T%-MD$ primer yang
ditemukan memiliki kecenderungan pada usia tua, yaitu pada usia <4, 7', 7@, dan ?'
tahun.
%eberapa penelitian epidemiologi menunjukkan penderita tuberkulosis
terbanyak pada usia produktif yang bila penanganan tidak cepat dilakukan maka akan
berdampak pada stabilisasi ekonomi suatu negara. Disamping itu, usia produktif
sangat berbahaya terhadap tingkat penularan karena pasien mudah berinteraksi
dengan orang lain, mobilitas yang tinggi memungkinkan untuk menular ke orang lain
serta lingkungan sekitar tempat tinggal.
Dalam berbagai penelitian T% bahwa jumlah laki-laki lebih banyak
didapatkan dari pada perempuan. Hal ini mungkin dikarenakan laki-laki berpendapat
sebagai tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah, kehidupannya lebih banyak
di luar rumah dibandingkan kaum perempuan. >amun menurut !ditama, peneliti-an
oleh Munir dan penelitian Mitnick mendapatkan angka kejadian tuberkulosis pada
kaum perempuan di negara yang lebih maju memiliki jumlah yang lebih tinggi
daripada kaum laki-laki.
%erdasarkan karakteristik tingkat pendidikan pada subjek penelitian ini
didapatkan bahwa tingkat pendidikan tamatan dari sekolah lanjutan tingkat atas
0S9T!1 merupakan yang terbanyak, sebesar <2,<'6. Diikuti tamat S9T# sebanyak
3@,5?6, sedangkan tingkat pendidikan tamat dari sekolah dasar 0SD1 sebesar 35,56.
Tidak sekolah atau tidak tamat SDsebesar ','=6. Sedangkan subjek penelitian pada
tamatan perguruan tinggi sebesar 3,476. #ada kasus T%-MD$ primer didapati 3
orang tamat S9T# dan tamat SD-S9T! masing - masing ' orang. !lbuKuerKue dkk
dalam penelitiannya pada tahun 355= mendapatkan penderita T% dengan status
pendidikan yang rendah akan lebih banyak mengalami kesulitan dalam menerima
10
informasi yang diberikan petugas kesehatan. Hal ini akan mengakibatkan terhentinya
program melanjutkan pengobatan ;!T yang semestinya dikonsumsi secara teratur.
&arakteristik pekerjaan pada subjek penelitian ini didapatkan bahwa
pekerjaan yang terbanyak adalah wiraswasta sebesar 77 orang 0?<,@'61, yang terdiri
dari pekerja ladang, petani, dan pedagang. (rutan kedua terbanyak adalah tidak
bekerja sebesar '@ orang 035,561, kemudian pegawai negeri sipil sebanyak '' orang
0'3,2<61. Sedangkan pekerjaan sebagai pelajar atau mahasiswa menempati
persentase terkecil pada subjek penelitian ini yaitu 3 orang 3,476. #ada kasus T%-
MD$ primer yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswata sebanyak 4 orang dan '
orang sebagai ibu rumah tangga.
%erdasarkan karakteristik status perkawinan, maka didapatkan bahwa pada
umumnya subjek penelitian telah kawin, sebanyak =5,56. Sedangkan yang tidak atau
belum kawin sebesar 35,56. #ada kasus T%-MD$ primer semuanya telah
berkeluarga. Lusti dalam penelitiannya pada tahun 3555 terhadap =? pasangan suami
istri yang diteliti mengenai kekerapan T% paru diantara pasangan suami-istri
penderita T% paru, ternyata hanya didapati ' orang perempuan 0','?61 dari pasangan
yang menderita T% paru. Tidak terjadinya penularan penyakit atau terinfeksi M.
tuberculosis dalam hal ini berhubungan dengan peranan daya tahan tubuh 0imunitas1
orang tersebut.
#ada subjek penelitian ditinjau dari riwayat mengkonsumsi ;!T bahwa
semua subjek penelitian di bawah dari ' bulan 0< minggu1, sesuai dengan kriteria
inklusi dalam penelitian ini sehubungan dengan mencari kasus resistensi primer.
Sebagian besar dari subjek penelitian ini adalah tidak pernah mengkonsumsi ;!T,
yaitu sebesar ?? orang 0@@,?761. #ada subjek penelitian juga didapatkan riwayat
pengobatan ;!T F@ hari sebanyak @ orang 0=,3461, dibawah 3 minggu 7 orang
07,==61, dibawah 4 minggu sebanyak 4 orang 04,7461 dan dibawah ' bulan
sebanyak < orang 0<,@'61. Sedangkan diantara < kasus T%-MD$ primer yang
ditemukan, tidak satupun yang memiliki riwayat mengkonsumsi ;!T.
11
Secara klinis dalam hal keluhan utama telah didapatkan pada subjek penelitian
ini yang terbanyak adalah keluhan batuk yang disertai dahak, yaitu sebesar 73 orang
0?','=61. Disusul dengan keluhan utama sesak napas, sebesar 3< orang 03=,3461.
&eluhan utama batuk darah berjumlah = orang 02,<'61 serta batuk kering dialami
pada ' orang 0','=61. Sedangkan keluhan utama nyeri dada tidak dijumpai pada
subjek penelitian ini, namun didapati sebagai keluhan tambahan. Sedangkan diantara
kasus T%MD$ primer dijumpai keluhan batuk berdahak sebesar 3 orang dan keluhan
utama sesak napas juga sebesar 3 orang.
#ada kelainan radiologi foto toraks bahwa bentuk bercak berawan 0infiltrat1
dijumpai pada hampir semua subjek penelitian, yaitu sebesar =' orang 027,3261,
disertai dengan gambaran bentuk ka*itas dan efusi pleura didapatkan masing-masing
sebesar '7 orang 0'@,?761 dan '' orang sebesar 0'3,2<61. Lambaran fibrotik
dijumpai pada ? subjek penelitian 0@,5?61. Lambaran hidropneumotoraks dan
kalsifikasi dijumpai sebesar 3 orang 03,4761. Lambaran atelektasis, abses paru dan
pneumo-toraks masing-masing berjumlah ' orang 0','=61. #ada kasus T%-MD$
primer dijumpai gambaran radiologi foto toraks bercak infiltrat dan bayangan
berawan. Dalam penelitian ini satu subjek penelitian kelainan radiologi foto toraks ini
dapat dijumpai lebih dari satu kelainan radiologi. Hal ini sesuai dengan tinjauan
kepustakaan bahwa gambaran radiologi pada penderita tuberkulosis dapat memberi
gambaran berbagai macam bentuk, yang disebut dengan multiform.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium mikrobiologis pewarnaan langsung
(direct smear didapatkan dengan hasil sputum %T! 0'CB'CB'C1 dan %T! 04CB4CB4C1
yaitu masing-masing sebanyak 3< orang 03=,3461. Selanjutnya 03CB3CB3C1 sebanyak
'< orang 0'?,<@1 serta scanty %T! 0C1 didapatkan 3 orang 03,4761. Scanty dijumpai
pada 3 spesimen 03,4761. Sedangkan '5 orang 0'',@@61 subjek penelitian tidak
ditemukan M. tuberculosis 0negatif1 pada pemeriksaan pewarnaan langsung tersebut
namun pada pemeriksaan kultur dijumpai pertumbuhan %T!. Terdapat 2 subjek
dengan satu atau dua sediaan slide pembacaan. Hal ini dikarenakan sesuai dengan
jumlah pot dahak yang diantarBdisampaikan tiba di laboratorium mikrobiologi.
12
Diantara pemeriksaan sputum pada kasus T%-MD$ primer didapati dengan hasil
0'CB'CB'C1 dan 04CB4CB4C1 masing-masing sebanyak 3 orang. Hasil disesuaikan B
dimasukan ke dalam skala .(!T9D dan kriteria #D#..
Hasil pemeriksaan kultur sputum %T! pada =7 subjek penelitian didapatkan
terjadi pertumbuhan %T! yang terbesar di minggu ke .G yaitu sebesar <4 sampel
kultur 075,7261 diikuti pertumbuhan minggu ke ... sebesar 3? sampel kultur
045,7261. Sedangkan 4 sampel kultur 04,7461 mengalami pertumbuhan di minggu ke
.. masa pertumbuhan. %aik negatif maupun positif pada subjek penelitian ditemukan
pertumbuhan terbanyak di minggu ke .G. #ada kasus T%-MD$ primer didapati
pertumbuhan M. tuber!ulosis pada minggu ke .G sebanyak 4 sampel dan ' orang
tumbuh pada media kultur pada minggu ke ....
%erdasarkan hasil pemeriksaan resistensi obat antituberkulosis B drug
susceptibility testing 0DST1 pada =7 subjek penelitian ini didapatkan, maka penderita
T% yang mengalami resistensi jenis monoresisten primer sebanyak '= orang
03','=61, didapatkan resistensi yang terbesar terhadap streptomisin saja, yaitu
sebesar '5 orang 0'',@?61. &emudian urutan kedua terdapat pada resistensi obat
isoniasid < orang 0<,@561. Diurutan ketiga dan keempat resistensi terjadi pada obat
etambutol dan rifampisin sebesar 4 orang 04,7461 dan 'orang 0','@61. #enelitian
tentang monoresisten seringkali dilaporkan terjadi pada obat streptomisin. >amaei
dkk= di .ran tahun 3557 melaporkan bahwa 27 sediaan dari paru dan '3 sediaan
ekstra paru didapatkan angka monoresisten terbesar terdapat pada obat streptomisin
pada kedua sediaan tersebut, yaitu 37,@6 dan '?,@6 diantara semua direct smear
%T!sputum yang positif.=,35 Sedangkan dari penelitian ini telah didapati kasus
poliresisten primer sebanyak '4 orang 0'7,3261 dan diantaranya mengalami
poliresistensi primer yang terbanyak adalah kombinasi obat antara streptomisin
dan etambutol sebanyak < orang 0<,@561.
Dari =7 subjek penelitian ini didapatkan 7 penderita T% paru dengan H.G,
namun hasil pemeriksaan resistensi obat antituberkulosis tidak satupun mengalami
resistensi primer. Disamping itu terdapat @ orang penderita T% dengan DM,
13
diantaranya dijumpai 3 kasus resistensi primer yaitu poliresistensi streptomisin
etambutol dan monoresistensi terhadap isoniasid. Dari
penelitian ini telah didapati kasus T%-MD$ primer sebanyak < orang 0<,@'61. Dari
semua penderita T%MD$ primer tidak seorangpun yang didapati komorbid
penyakit DM dan H.G.
,hang dkk tahun 3552 menyatakan bahwa penderita T% dengan diabetes
mellitus 0DM1 memiliki proporsi yang lebih tinggi secara bermakna akan kejadian
T%-MD$ bila dibandingkan dengan penderita T% yang tidak menderita DM.
Selanjutnya, proporsi yang tinggi ini terdapat kontrol pengobatan diabetes yang
buruk. &ehadiran H.G dengan kondisi sistem pertahanan tubuh yang menurun akan
mempercepat terjadinya infeksi dan memperpanjang periode infeksi T%, yang
berujung pada manifestasi T%-MD$
Hasil pemeriksaan uji kepekaan ;!T yang menunjukkan T%-MD$ sebanyak
< orang 0<,@'61 di $S H. !dam Malik, Medan telah melebihi angka pre*alens
nasional di .ndonesia. Data :H; 3552 bahwa angka nasional kasus resistensi
diantara penderita T% paru kasus baru di .ndonesia berkisar antara ',5-3,26.7,32
;leh karena itu kasus resistensi primer yang dijumpai dalam penelitian ini menjadi
perhatian bagi kita dan semua pihak yang terkait untuk lebih berwaspada dan
melakukan berbagai upaya pencegahan peningkatan kasus resistensi obat anti
tuberkulosis. !ngka resisten primer yang tinggi dapat terjadi karena terdapatnya
kontak dengan pasien mengalami resistensiBT%-MD$, oleh karena itu pemeriksaan
uji kepekaan wajib dilakukan terhadap semua pasien T%.
b. &ondisi $iil &linis atau 9apangan
(paya dalam menegakkan diagnosis resistensi obat T% diawali dengan
mengenali faktor risiko dan mempercepat dilakukannya diagnosis laboratorium.
Deteksi lebih awal dan memulai terapi T%-MD$ merupakan faktor penting mencapai
keberhasilan pengobatan. #emeriksaan dilakukan meliputi sputum %T!, uji kultur M.
tuberculosis dan resistensi obat. &emungkinan resistensi obat T% secara simultan
14
dipertimbangkan dengan pemeriksaan sputum %T! sewaktu menjalani paduan terapi
awal.
(paya lain yang perlu dilakukan dalam rangka penatalaksanaan T%-MD$
adalah dengan melakukan strategi D;TS-plus. Strategi tersebut antara lain komitmen
administratif dan politik 0pemerintah1 yang lebih lama, diagnosis yang akurat dengan
pemeriksaan kultur dan uji resistensi obat yang terjamin, pengobatan yang
berkesinambungan terhadap obat lini pertama dan kedua pemberian obat lini kedua
dilakukan dibawah pengawasan yang ketat, pengawasan obat secara langsung serta
sistem pelaporan dan perekaman data yang memungkinkan untuk pencatatan dan
e*aluasi terhadap tahap akhir.
2.(. Per.an$%ngan Is% #urnal
Terdapat pembahasan yang menjelaskan perbandingan antara isi jurnal
dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada sebelumnya.
15
BAB III
ANALI"I" #URNAL /0RITI0AL APPRAI"AL1
%erikut ini disajikan pembahasan tentang telaah kritis jurnal, ditinjau
daristruktur dan kelengkapan isi makalahnya, yang kami sajikan dalam bentuk tabelI
Critical
Apprasial
Point Critical Appraisal 2a T%$ak -eterangan
"udul
#enelitian
Tidak terlalu panjang atau terlalu
pendek

Tidak menuliskan tahun
penelitian
Menggambarkan isi utama
penelitian

8ukup menarik
Tanpa singkatan selain yang baku
#enulis
!pakah nama penulis
dicantumkan+

!pakah ada institusi penulis
dicantumkan+

!pakah asal institusi penulis sesuai
dengan topik penelitian+

%idang .lmu
!pakah bidang ilmu tercantum
dalam judul penelitian+

%idang ilmu yang terkait adalah
Departemen pulmonologi dan
ilmu kedokteran respirasi
!pakah latar belakang penulis
0institusi tempat bekerja1 sesuai
dengan bidang ilmu topik
penulisan+

!pakah tujuan penelitian


disebutkan+
(ntuk meneliti seberapa besar
angka resistensi, khususnya
pada kejadian resistensi primer
pada penderita T% paru kategori
16
Metode
#eneltian
. yang berobat ke poli paru dan
dirawat di $S(#H. !dam
Malik, Medan.
!pakah desain penelitian sesuai
dengan tujuan penelitian+

%agaimana level of evidence dari


desain penelitian+
9e*el 4
#endapat ahli, penelitian klinik
dasar, studi descripti*e atau
laporan kasus.
%agaimana sampel dalam
penelitian tersebut dipilih+
#otong
lintang
deskriptif
Data diperoleh dari data rekam
medik dan data laboratorium
mikrobilogi $S(# H. !dam
Malik, Medan. Data diambil
dengan rentang waktu dari
;ktober 35'5 sampai dengan
"uli 35''.
Dalam bentuk apa hasil penelitian
disajikan+
Tabel dan
narasi.
Data dianalisis dan ditampilkan
dalam bentuk tabel dan
dianalisis secara deskriptif
!pakah uji statistik yg digunakan+ Studi !asus
Desain penelitiannya adalah
berupapotong lintang dekriptif
Hasil
#enelitian
!pakah hasil penelitian dapat
diimplementasikan di kedokteran+

$ekomendasinya berupa upaya
menegakkan diagnosis resistensi
obat T%.
!pakah ada rekomendasi khusus
terhadap hasil penelitian+

&esimpulan
dan saran
Disertakan kesimpulan utama
penelitian

&esimpulan didasarkan pada data
penelitian

&esimpulan tersebut sahih
17
Disertakan saran penelitian
selanjutnya

Daftar
pustaka
!pakah daftar pustaka yg
digunakan up to date+

Sebagian besar sumber pustaka
up to date, berdasarkan tahun
banyak yang 7 tahun dari tahun
penelitian.
!pakah daftar pustaka yang
digunakan sesuai topik penelitian+

!pakah daftar pustaka yang
digunakan dari sumber yang dapat
dipercaya+

Daftar pustaka disusun sesuai
dengan aturan jurnal

Semua yang tertulis pada daftar
pustaka sesuai sitasi pada naskah
dan sebaliknya

&eseluruhan makalah ditulis
dengan bahasa yang baik dan
benar, lancar, enak dibaca,
informnatif, hemat kata, dan efektif

Makalah ditulis dengan taat aAas


BAB I3
PENUTUP
.1 -es%m&ulan
"urnal dengan judul Hubungan #ola $esistensi #rimer pada #enderita T% #aru
&ategori ' di $S(# H.!dam Malik, Medan. Telah memenuhi persyaratan *aliditas ,
penting, dan rele*an untuk digunakan sebagai sumber ilmiah di klinik.
.2 "aran
!gar sebuah jurnal dapat dijadikan sumber referensi yang memenuhi kriteria
sebagai sumber yang *alid, penting dan bisa diaplikasikan pada pasien menurut
18
pedoman telaah kritis evidence based medicine hendaknya para peneliti lebih
memperhatikan kelengkapan isi jurnal dan memperhatikan syarat-syarat penulisan
dalam jurnal tersebut.
(ntuk jurnal ini disarankan agar mencantumkan tahun penelitian pada judul,
rumus pengambilan sampel yang digunakan, serta saran yang harus diberikan untuk
penelitian selanjutnya, pemerintah dan tenaga kesehatan lainnya.
DA4TAR PU"TA-A
Sihombing, H., Sembiring, H., dkk. 35'3. #ola $esistensi #rimer pada #enderita T%
#aru &ategori . di $S(# H. !dam Malik, Medan. Departemen #ulmonologi dan
.lmu &edokteran $espirasi, /akultas &edokteran Sumatera (tara. 0in
httpIBBjurnalrespirologi.orgBwp-contentBuploadsB35'3B''Bjri-35'3-43-4-'4=-
<7.pdf diakses 5' "uli 35'41.
!nonim. 3552. Description of "evels of #vidence$ %rades and &ecommendations. 0in
httpIBBpccrp.org diakses ' "uli 35'41.
Dahlan, M.S. 3552. %esar Sampel dan 8ara #engambilan Sampel dalam #enelitian
&edokteran dan &esehatan. Salemba Medika, "akarta, .ndonesia.
19
>otoatmodjo, S. 35'5. Metodologi #enelitian &esehatan. $ineka 8ipta, "akarta,
.ndonesia.
Sastroasmoro, S., .smael, S. 355=. Dasar-dasar Metodologi #enelitian &linis 0edisi
ke-41. Sagung Seto, "akarta, .ndonesia, hal. 4'=.
20

Anda mungkin juga menyukai