Anda di halaman 1dari 11

KIAT HIDUP DI JEPANG

Pelajaran 1Yoroshiku onegai shimasu


Bila Anda pernah bekerja atau bergaul dengan orang Jepang, tentunya Anda sering melihat orang Jepang
membungkuk mengucapkan Yoroshiku onegai shimasu. Ungkapan Yoroshiku onegai shimasu tidak hanya
dipergunakan untuk memperkenalkan diri saja, melainkan juga ketika kita hendak meminta tolong kepada orang
lain.

Misalnya, ungkapan Yoroshiku onegai shimasu kadang-kadang dituliskan di akhir surat atau email. Meskipun
tidak ada permintaan tolong secara khusus, tetapi dengan menuliskan Yoroshiku onegai shimasu merupakan
cara mengungkapkan salam secara umum yang mencakup semua isi surat atau email. Boleh dikatakan ini
merupakan ungkapan Jepang yang sangat khas.

Lalu bagaimana kita menjawab seandainya ada orang yang mengucapkan Yoroshiku onegai shimasu kepada
kita? Jawabannya sama: Yoroshiku onegai shimasu!
Pelajaran 2Ko-so-a-do kotoba
Yang dimaksud dengan Ko-so-a-do kotoba adalah kata tunjuk kore, sore, are dan kata tanya dore yang artinya
"yang mana". Kotoba sendiri artinya "kata". Ko-so-a-do kotoba dipergunakan juga untuk menunjukkan tempat.
Koko artinya "di sini", soko artinya "di situ", asoko artinya "di sana" dan doko artinya "mana".

Ko-so-a-do kotoba ini sangat berguna karena kita bisa memakainya tanpa perlu lagi menyebutkan kalimatnya
secara lengkap. Tetapi tentunya kita harus yakin terlebih dahulu bahwa lawan bicara kita mengerti apa yang kita
maksud, karena sering terjadi kesalahpahaman. Misalnya seorang suami mengatakan kepada istrinya,
"Ambilkan itu". Yang dimaksud adalah surat kabar, tapi justru sang istri mengambilkan kacamata.
Lihat pelajaran 2
Pelajaran 3Cara menolak sesuatu
Bangsa Jepang sangat mementingkan keharmonisan hubungan antarmanusia. Untuk itu kita berusaha
menghindari cara penolakan yang tegas karena dapat mempengaruhi hubungan baik selama ini.

Misalnya, ketika ditawari makanan yang tidak kita sukai, maka pertama-tama kita harus memperlihatkan
penghargaan atas tawaran tersebut dengan mengucapkan Arigat gozaimasu yang artinya "terima kasih", lalu
setelah itu barulah kata penolakan yang sifatnya mengelak; Chotto..., artinya "nggg....". Kata chotto ini berguna
sekali karena bisa dipakai untuk memanggil orang, dan juga bisa dipakai untuk menolak. Ungkapan yang tidak
langsung ini sering dipakai dalam dunia bisnis.

Ungkapan-ungkapan halus seringkali digunakan dalam dunia bisnis. Sebuah ungkapan yang sering dipakai
untuk menolak suatu kesepakatan bisnis dengan klien adalah Kent shitemimasu. Meskipun Kent shitemimasu
pada dasarnya berarti "Saya akan pertimbangkan," ungkapan ini bernuansa "Tolong jangan berharap jawaban
positif."
Lihat pelajaran 3
Pelajaran 4Pandangan orang Jepang mengenai waktu
Banyak wisatawan asing yang terkejut ketika mengetahui bahwa jadwal kereta di Jepang semuanya
dioperasikan tepat waktu. Memang kebanyakan orang Jepang lebih suka segala sesuatunya berjalan sesuai
jadwal yang ditentukan. Menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh produsen jam terkemuka, dalam
pertanyaan "berapa menit keterlambatan kereta yang membuat Anda uring-uringan?", sekitar 50% responden
menjawab "maksimal lima menit".

Ketika ada janji untuk bertemu, etikanya adalah tiba lima menit sebelum waktu perjanjian. Tak jarang orang yang
tiba tepat waktu pun, malah menjadi orang terakhir yang tiba di tempat perjanjian. Apalagi dalam urusan
pekerjaan, kita dapat kehilangan kepercayaan apabila kita datang terlambat. Oleh karena itu, apabila ada
kemungkinan terlambat, etikanya adalah segera memberitahukan sebelumnya melalui telepon. Ingatlah,
kebanyakan orang Jepang akan menjadi uring-uringan apabila ada keterlambatan, meski hanya lima menit saja.

Sumber: Citizen
Lihat pelajaran 4
Pelajaran 5Jam kerja kantor
Jam kerja di kebanyakan perusahaan Jepang adalah dari pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore. Walaupun akhir-akhir
ini sistem "waktu fleksibel" mulai meluas, di mana para karyawan dapat mengatur sendiri jam kerjanya dalam
batasan tertentu. Sistem fleksibel ini menjadi populer karena dapat menghindari kepadatan lalu lintas dalam jam
kerja biasa, selain karyawan juga bisa bekerja sesuai gaya hidupnya.

Tetapi banyak juga orang yang merasa risi untuk pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya, karena melihat
atasan dan rekan kerjanya masih bekerja lembur. Nah dalam situasi seperti ini, jangan lupa untuk menenggang
rasa kepada mereka yang masih bekerja, dengan mengucapkan O-saki ni shitsurei shimasu sebelum pulang.
Artinya "Maaf saya permisi dulu".
Lihat pelajaran 5
Pelajaran 6Layanan untuk warga asing
Jumlah orang asing yang tinggal di Jepang semakin meningkat setiap tahun. Sementara, adanya perbedaan
budaya dan kebiasaan, juga membuat masalah dengan orang Jepang semakin mencolok. Pihak pemerintah
daerah berusaha mengatasi masalah-masalah ini. Informasi dalam bahasa asing juga disediakan pemerintah
daerah di kantor atau dalam situs web mereka. Bahasa yang digunakan terutama adalah bahasa Inggris, Cina,
Korea, Portugis dan Tagalog.

Pada laman situs pemerintah daerah terdapat informasi tentang layanan umum dan fasilitas medis yang
memahami bahasa asing. Bahkan juga diterangkan tentang cara dan jadwal pembuangan sampah, misalnya hari
untuk membuang surat kabar dan sampah lainnya. Pemilahan sampah berbeda-beda tergantung daerahnya.
Ada juga informasi tentang berbagai kegiatan daerah serta kelas belajar bahasa Jepang yang diadakan para
relawan.
Pelajaran 7Stempel pribadi
Salah satu budaya Jepang yang sering membuat orang asing terheran-heran adalah penggunaan stempel
pribadi, bahasa Jepangnya hanko atau inkan. Benda ini mempunyai peranan penting dalam berbagai transaksi,
misalnya ketika akan membuka rekening bank, atau ketika hendak menyewa apartemen dsb. Biasanya stempel
ini terbuat dari kayu, batu atau plastik yang diukir dengan nama keluarga pemiliknya. Di beberapa bank besar
juga masih mau menerima tanda tangan sebagai pengganti stempel.

Ada juga stempel tidak resmi yang dipakai untuk keperluan sehari-hari, misalnya ketika menerima barang
kiriman, dsb. Stempel seperti ini dijual bebas dengan nama-nama keluarga Jepang yang umum, seperti Sato,
Suzuki, Takahashi dan sebagainya. Sebagai orang asing, mungkin nama Anda tidak dijual di pasaran, tetapi bila
Anda memesannya, maka Anda juga bisa membuatnya dengan nama lengkap, nama depan saja, atau malah
hanya inisial.
Lihat pelajaran 7
Pelajaran 8Kban
Apabila menemukan dompet atau telepon genggam, kebanyakan orang Jepang berpandangan "harus segera
melaporkannya kepada polisi". Sementara orang yang kehilangan barang pun segera melapor ke polisi tentang
barang yang hilang tersebut, termasuk waktu dan hari kehilangan. Dengan demikian, apabila ada orang yang
menemukan barang tersebut dan melaporkannya kepada polisi, maka pihak polisi akan dapat segera
menghubungi orang yang kehilangan. Itu sebabnya Ibu Yamada mengatakan "Pokoknya, mari kita laporkan
kepada polisi." dalam percakapan hari ini. Jepang mempunyai pos polisi kecil di setiap daerah, yang disebut
kban.

Sistem kban ini dibuat lebih dari 100 tahun yang lalu untuk menjaga keamanan di Tokyo, lalu meluas ke seluruh
negeri. Polisi yang bekerja di kban disebut dengan panggilan akrab o-mawarisan. Tugas utamanya adalah
berpatroli di daerahnya, termasuk segera pergi ke tempat kejadian kecelakaan atau kejahatan, dan membantu
anak yang tersesat serta para pemabuk. Jadi kalau Anda suatu saat tersesat di suatu tempat, ingatlah untuk
segera ke kban untuk menanyakan arah.
Lihat pelajaran 8

Pelajaran 9Penyebutan nama di telepon
Agak sulit untuk menggunakan ungkapan santun yang tepat di telepon. Kuncinya adalah posisi harus jelas
antara "Kita dengan lawan bicara kita", atau "orang dalam dan orang luar". Ketika berbicara dengan orang di
kantor sendiri, kita harus menggunakan ungkapan sederhana untuk merendahkan diri sendiri. Misalnya ketika
ada telepon untuk Presdir Suzuki, meskipun di dalam kantor sendiri kita memanggilnya Suzuki shacho, yang
artinya "Presdir Suzuki", tetapi kepada orang luar, kita akan menanggalkan semua atribut kehormatannya, dan
mengatakan: Suzuki wa gaishutsu shite imasu, artinya "Suzuki sedang keluar".

Di Jepang, nama keluarga yang sering terdengar adalah: Sato, Suzuki dan Takahashi. Tetapi masih banyak
nama keluarga lainnya, sebagian juga terdengar hampir sama. Apabila tidak bisa menangkap nama keluarga
seseorang, jangan segan untuk berkata; M ichido, o-namae o onegaishimasu, yang artinya "Tolong sebutkan
nama Anda sekali lagi".
Lihat pelajaran 9
Pelajaran 10Sapaan di Kantor
Hubungan atau pergaulan yang lancar tanpa masalah, baik dengan atasan maupun dengan rekan sekerja,
tentunya akan semakin memuluskan pekerjaan kita.

Pertama-tama, di pagi hari ucapkanlah salam "Selamat pagi" dengan bersemangat. Bahasa Jepangnya: Ohay
gozaimasu. Tidak sopan bila hanya mengucapkan Ohay saja tanpa gozaimasu kepada rekan sekerja ataupun
kepada bawahan.

Ketika ingin menghargai usaha rekan kita, maka ucapkan O-tsukare sama deshita!

Ketika akan pulang meninggalkan kantor lebih dulu daripada yang lain, ucapkanlah: O-saki ni shitsurei shimasu,
artinya "Maaf, saya pulang duluan."

Ada lagi ungkapan untuk menghargai usaha orang lain, yaitu Go-kuro sama desu! atau "Terima kasih untuk
pekerjaan yang baik." Tetapi ini hanya diucapkan oleh atasan kepada bawahannya. Kita tentu tidak boleh
mengucapkan ungkapan tersebut kepada atasan.
Lihat pelajaran 10
Pelajaran 11Kartu Nama
Kartu nama di Jepang yang disebut meishi terdiri dari 2 jenis, yaitu yang ditulis dari atas ke bawah secara
vertikal, dan yang ditulis dari kiri ke kanan secara horizontal. Tipe vertikal biasanya hanya dipakai untuk menulis
huruf Jepang, sementara yang horizontal dapat dipakai untuk menulis huruf Jepang, Inggris, atau lainnya.
Ukuran standarnya 91mm x 55mm . Akhir-akhir ini sebagian meishi menggunakan kertas daur ulang, ada pula
yang ditambah dengan foto atau ilustrasi, dan sebagainya.

Ketika saling menukar kartu nama, ada beberapa etika yang perlu diperhatikan. Misalnya ketika menerima kartu
nama, kita harus mengucapkan Chdai shimasu, artinya "saya menerimanya dengan senang hati." Harap
diperhatikan bahwa menutup nama orang di kartu nama itu dengan jari kita merupakan tindakan yang tidak
sopan, begitu pula menuliskan sesuatu di kartu nama, di depan orangnya, juga merupakan tindakan yang tidak
santun.
Pelajaran 12Isyarat
Isyarat bukan hanya membantu komunikasi lisan, melainkan juga dapat menyampaikan pesan yang lebih baik
daripada kata-kata. Mari kita lihat beberapa bahasa isyarat yang biasa dipakai oleh orang Jepang dalam
kehidupan sehari-harinya.

Ketika ingin memanggil seseorang agar mendekat, maka dengan telapak tangan menghadap ke atas, gerakkan
jari-jari ke depan dan ke belakang, seolah-olah sedang menarik sesuatu.

Sementara menunjuk hidung sendiri dengan jari telunjuk, artinya "saya".

Untuk menyatakan persetujuan, anggukan kepala ke atas dan ke bawah, sementara kalau tidak setuju,
gelengkan kepala ke kiri dan kanan.

Nah, sekarang bisakah anda menebak apa artinya bila kita meletakkan kedua jari telunjuk menghadap ke atas di
sisi kepala? Itu artinya "marah." Kedua jari itu melambangkan tanduk.
Lihat pelajaran 12
Pelajaran 13Etika saat berada di dalam lift
Ada beberapa etika yang harus diingat ketika berada di dalam lift di tempat kerja.

Pertama, ketika menunggu lift, berdirilah di sisi pintunya agar tidak menghalangi orang yang hendak keluar dari
lift.

Begitu pula posisi berdiri di dalam lift akan tergantung pada siapa yang ada di dalam lift tersebut. Apabila
bersama tamu atau atasan, kita harus berdiri di dekat tombol untuk mengontrol lift tersebut.

Kita tidak akan pernah tahu siapa saja yang berada di dalam lift bersama kita. Bisa jadi tamu atau karyawan dari
departemen lain. Oleh karena itu, kita harus menjaga percakapan untuk menghindari kebocoran informasi
penting.

Hal yang sama juga berlaku saat berada dalam lift di pusat perbelanjaan atau hotel, sebaiknya kita menahan diri
untuk bercakap-cakap. Ini juga merupakan bentuk tenggang rasa bagi orang lain yang sama-sama naik lift
bersama kita.
Pelajaran 14Ucapan Salam
Di Jepang ada beragam bentuk sapaan untuk berbagai situasi. Berikut beberapa diantaranya yang perlu diingat.

Pertama, tadaima (saya sudah pulang) dan o-kaeri nasai (selamat datang kembali).

Saat akan keluar, ucapkanlah itte kimasu, yang artinya sama dengan "sampai jumpa." Orang yang mengantar
Anda keluar akan mengucapkan itterasshai yang artinya sama dengan "sampai ketemu lagi nanti."

Sebelum mulai makan, ucapkanlah itadakimasu, yang artinya "saya akan makan." Saat selesai makan, ucapkan
gochis sama deshita, yang berarti "terima kasih untuk makanannya". "Gochis sama deshita" juga diucapkan
kepada tuan rumah sehabis Anda makan.

Terakhir, ucapkanlah o-yasumi nasai sebelum beranjak tidur. Artinya "Selamat malam." Ucapan balasannya juga
sama: O-yasumi nasai.

Jika Anda dapat menguasai bentuk sapaan yang umum ini, maka jarak antara Anda dan orang Jepang akan jauh
berkurang.
Lihat pelajaran 14
Lihat pelajaran 13Pelajaran 15Pesta Perusahaan
Perusahaan-perusahaan di Jepang sering menggelar pesta untuk para karyawannya. Yang paling umum antara
lain adalah pesta untuk karyawan baru, pesta perpisahan saat ada pergantian karyawan, dan pesta akhir tahun
sebagai bentuk terima kasih atas hasil kerja dan dukungan selama setahun terakhir.

Diantara rekan sekerja juga merupakan hal biasa untuk makan malam bersama seusai kerja, sambil minum
minuman beralkohol atau teh. Jika Anda tidak minum alkohol, tidak ada salahnya menolak, tapi sebaiknya
gunakan kata-kata yang sopan. Cara yang sesuai untuk menolak adalah dengan menyertakan alasan dan
ucapkan Sumimasen, o-sake wa nomenai n desu yang artinya "Maaf, tapi saya tidak dapat minum sake".

Pesta-pesta ini adalah kesempatan baik untuk mengenal semua orang, dan bahkan menemukan sisi lain yang
tak terduga dari rekan sekerja Anda. Jadi datanglah jika Anda diundang.
Lihat pelajaran 15
Pelajaran 16Pasangan Ideal untuk Menikah
Apakah gerangan persyaratan untuk seorang pasangan hidup yang ideal di negeri Anda? Menurut hasil survei
oleh sebuah perusahaan asuransi Jepang terhadap para wanita pekerja berusia 25 44 tahun, ada persyaratan
"3K" yang diharapkan dari calon suami mereka. "3K" ini adalah singkatan dari kachikan, yang artinya
"pandangan hidup", lalu kinsen-kankaku, artinya "materi" dan koy no antei, artinya "pekerjaan yang stabil."

Pada akhir tahun 1980-an, ketika Jepang sedang makmur-makmurnya, "3K" ini juga dikenal tetapi untuk maksud
yang lain, yaitu: k-shinch artinya "tubuh yang tinggi"; k-gakureki artinya "pendidikan akademis yang tinggi";
dan k-shny artinya "penghasilan tinggi."

Ya, seiring berjalannya waktu, persyaratan untuk calon suami yang ideal rupanya juga berubah.

Sumber : AXA Life's Survey
Pelajaran 17Akihabara
Distrik Akihabara di pusat kota Tokyo terkenal sebagai pusat elektronik tingkat internasional. Akhir-akhir ini
tempat itu juga terkenal dengan budaya populer terkini seperti anime dan manga. Pada akhir minggu,
gerombolan anak-anak muda mengunjungi Akihabara untuk mencari boneka anime dan perangkat lunak game.

Akihabara mulai dikenal sebagai kota elektronik sekitar tahun 1950. Selama rekonstruksi pasca perang, toko-
toko yang menangani alat-alat elektronik mulai bermunculan di sekitar stasiun Akihabara, dan jumlahnya
semakin meningkat pesat. Pada zaman itu, toko-toko kecil seluas beberapa meter persegi saling berdempet-
dempetan di situ, sampai sekarang pun apabila kita berjalan ke bagian dalam, kita bisa menjumpai hampir
segala apa saja, mulai dari radio model jaman dulu sampai peralatan elektronik terkini.
Lihat pelajaran 17
Pelajaran 18Pengumuman Kereta
Ketika naik kereta atau kereta bawah tanah di suatu negara yang baru pertama kali dikunjungi, pernahkah Anda
merasa khawatir apakah bisa tiba di tujuan, atau apakah bisa berganti kereta tanpa kesalahan?

Di Tokyo kebanyakan pengumuman di kereta biasa atau kereta bawah tanah akan menyertakan nama stasiun
berikutnya, dan instruksi untuk mengganti kereta dalam bahasa Jepang dan Inggris. Di gerbong kereta yang
baru, biasanya ada layar monitor di atas pintunya yang menyediakan informasi dalam bahasa Inggris dan huruf
Romawi. Bahkan di sebagian jurusan, ada yang menyediakan informasi dalam bahasa lainnya seperti bahasa
China dan Korea. Jadi kita bisa merasa tenang meskipun tidak mengerti bahasa Jepang.

Tetapi, ketika terjadi kecelakaan atau cuaca yang buruk, yang menyebabkan kereta menjadi terlambat atau
terhenti, pengumumannya hanya disampaikan dalam bahasa Jepang.
Lihat pelajaran 18
Pelajaran 19Tempat Pertemuan
Di Shibuya, yaitu sebuah distrik di Tokyo di mana NHK berlokasi, ada sebuah tempat yang sangat populer
sebagai tempat pertemuan, yaitu "Hachiko" di depan stasiun JR Shibuya. Hachiko adalah sebuah patung anjing
terbuat dari perunggu, anjing yang selalu setia menunggu di stasiun selama beberapa tahun setelah tuannya
meninggal dunia.

Kini dengan meluasnya penggunaan telepon seluler, terjadi perubahan besar pula dalam perjanjian orang-orang
ketika mengatur pertemuan.

Sekarang kita bisa menelepon atau mengirim e-mail kepada orang yang punya janji untuk memberitahukan
misalnya kalau kita terlambat datang, atau untuk menanyakan dimana keberadaan mereka ketika tidak ditemui di
tempat pertemuan yang dijanjikan.
Lihat pelajaran 19
Pelajaran 20Tiga Harta Benda Sakral
Sejak dulu di Jepang, lambang kebesaran keluarga kekaisaran adalah pedang, cermin dan batu pertama. Hal ini
juga dikenal dengan "Tiga Harta Benda Sakral".

Pada tahun 1950-an, saat produk-produk elektronik masih jarang ditemui, seperangkat televisi hitam putih,
kulkas dan mesin cuci dikenal sebagai "tiga harta benda sakral" yang selalu diimpikan setiap orang. Ketiga
barang elektronik ini kemudian banyak digunakan dan membawa perubahan besar dalam gaya hidup di Jepang.

Jadi apa saja "tiga harta benda sakral" yang ada pada masa sekarang di saat kehidupan kita sudah dibanjiri
berbagai produk elektronik? Ada yang mengatakan televisi layar datar dan kamera digital . Namun selalu ada
produk baru yang muncul setiap harinya.

Nah, apa yang akan Anda pilih sebagai "Tiga harta benda sakral" di abad ke-21 ini?
Lihat pelajaran 20
Pelajaran 21Homonim
Dalam bahasa Jepang dikenal banyak homonim atau kata yang pengucapannya sama tapi artinya berbeda.
Misalnya kata ken bisa berarti "taman", "perkuliahan", "dukungan" dan sebagainya. Pengucapannya semua
persis sama sehingga kita hanya bisa mengetahui artinya dari konteks kalimat dimana kata itu digunakan.

Ada juga beberapa kata yang cara pengucapannya pada dasarnya sama, tapi artinya berubah tergantung
intonasi. Misalnya kata hashi yang bisa berarti "jembatan", "sumpit", dan "ujung".

Dan terakhir ada sebuah kata yang pengucapannya sering tertukar, tapi menyenangkan untuk dipakai latihan,
yakni dengan menggunakan beberapa arti dari kata niwa:

Ura niwa niwa niwa, niwa niwa niwa niwatori ga iru.

Artinya: "Di halaman belakang ada dua ekor, di halaman ada dua ekor ayam."
Lihat pelajaran 21

Pelajaran 22Layanan Pengantaran Barang ke Rumah
Di kota-kota besar seperti Tokyo, banyak orang yang pergi berbelanja dengan naik kereta atau bis sehingga
kalau mereka membeli barang-barang berukuran besar atau berat, maka sulit untuk dibawa pulang. Karena
itulah banyak toko-toko peralatan elektronik dan pusat-pusat perbelanjaan yang menawarkan layanan
pengantaran barang sampai ke rumah. Ini sangat nyaman karena kita bisa menentukan sendiri tanggal dan
waktu pengirimannya.

Begitu barang diantar, kita cukup menandatangani formulir pengantaran sebelum menerima barang yang kita
kirim itu. Jadi begitu pengantar barang mengatakan hal berikut ini: Sumimasen. Koko ni sain o onegai shimasu
yang berarti "maaf mengganggu, tapi bisakah Anda tanda tangan di sini?", maka bubuhkanlah tanda tangan
Anda di surat pengantaran.
Lihat pelajaran 22
Pelajaran 23Makanan Paling Populer di Jepang
Makanan yang paling disukai orang Jepang pastinya adalah sushi. Dalam sebuah survei tahun 2007 yang
digelar oleh NHK, 73 persen responden menjawab "saya suka sushi" dan pilihan ini ada di peringkat paling atas.
Di tempat kedua adalah "sashimi" sementara "ikan panggang" ada di posisi ke-5 makanan yang paling disukai di
Jepang. Ini menunjukkan betapa orang Jepang sangat menyukai ikan.

Diantara 10 besar jenis makanan kesukaan orang Jepang, ada dua yang sebenarnya adalah makanan dari luar
negeri tapi telah disesuaikan dengan selera orang Jepang, yakni ramen dan kari. Ramen adalah masakan mie
berkuah ala Cina. Sekitar 5 milyar mie instan dimakan setiap tahunnya di seluruh dunia.
Lihat pelajaran 23
Pelajaran 24Membayar Sendiri-sendiri
Di Jepang, saat kita makan dengan teman, ada istilah warikan, yang berarti membagi rata biaya makan. Jika kita
makan dengan para senior, kadang-kadang mereka akan membayari kita atau mengeluarkan uang lebih banyak.
Kalau itu terjadi, kita harus mengungkapkan rasa terimakasih dengan mengatakan Go-chis sama deshita, yang
kurang lebih berarti "Terimakasih untuk traktirannya."

Dan jika kita membayari makan orang lain, ucapkan Ogoru atau Go-chis suru.

Lantas bagaimana kalau kita makan dengan teman laki-laki atau perempuan? Ya biasanya dulu lelaki yang akan
membayari. Tapi karena dalam masyarakat sekarang wanita juga sudah lebih aktif, maka warikan yang berarti
membagi rata biaya makan juga semakin sering diterapkan.
Lihat pelajaran 24
Pelajaran 25Benda yang Selalu Dibawa untuk Kebersihan Diri
Apa benda-benda penting yang dibawa orang di negara Anda untuk menjaga kebersihan dan kerapian diri?

Di Jepang, satu benda yang penting adalah saputangan.

Pada tahun 2010, sebuah perusahaan elektronik menggelar survei tentang saputangan. Pertanyaan yang
diajukan adalah: "Apakah Anda biasa membawa saputangan atau handuk kecil?" Sebanyak 70% responden
menjawab "Ya, saya selalu membawanya." Jika ditambahkan dengan persentase responden yang menjawab
"Tidak selalu, tapi sering," maka ada 85% yang biasanya membawa saputangan.

Saputangan yang dibuat dari berbagai jenis bahan dan warna banyak terpajang di pusat-pusat perbelanjaan atau
di toko pakaian yang besar. Jika anda berkunjung ke Jepang, cobalah mampir di toko yang menjual saputangan.
Lihat pelajaran 25
Pelajaran 26Tempat Wisata Terkenal
Jika pergi ke Jepang, anda mau kemana saja? Pada tahun 2009 Badan Pariwisata Jepang menggelar sebuah
survei di kalangan wisatawan asing untuk mengetahui tempat mana saja yang telah mereka kunjungi di Jepang.
Tempat paling populer adalah Shinjuku di Tokyo yang dikunjungi 34,8 persen wisatawan. Kyoto dan Akihabara
juga masuk dalam daftar-daftar teratas. Tempat-tempat itu populer karena adanya fasilitas akomodasi yang baik,
suasana yang khas dan daya tarik perbelanjaannya.

Bahkan tempat-tempat wisata ini juga ternyata merupakan tujuan populer bagi acara darmawisata sekolah-
sekolah di Jepang. Ini adalah kegiatan dimana para pelajar Jepang bepergian selama beberapa hari untuk
mengunjungi tempat-tempat terkenal dan mempelajari sejarah serta kondisi alamnya. Menurut sebuah survei
yang dilakukan oleh Nihon Shgaku Ryok Kykai atau Asosiasi Darmawisata Sekolah Jepang, tujuan yang
paling populer bagi para siswa sekolah menengah pertama secara berurutan adalah Kyoto, Tokyo, Nara dan
Okinawa. Di tempat-tempat tujuan itu para siswa tidak hanya mengunjungi tempat-tempat yang memiliki
pemandangan indah atau bersejarah, tapi seringkali juga mencoba membuat seni dan kerajinan tradisional
seperti membuat gerabah dan membuat kain celup.
Pelajaran 27Hrenso
Unsur dasar dalam komunikasi di sebuah perusahaan dikenal dengan istilah hrens. Kata hrens dibentuk
oleh suku kata pertama dari tiga kata yaitu hkoku yang artinya "lapor", renraku yang artinya "kontak" dan sdan
yang artinya "konsultasi." Sebenarnya istilah hrenso ini juga merupakan bentuk sindiran karena terdengar sama
dengan hrens yang berarti bayam atau sejenis sayuran.

Jika anda malas dalam melakukan hrens dalam konteks bisnis, maka Anda mungkin akan salah membuat
keputusan atau mengalami masalah bisnis. Jadi pastikan untuk terus melakukannya.

Hkoku atau "melapor" artinya melaporkan kemajuan pekerjaan anda secara rutin agar atasan dan rekan kerja
dapat langsung memberi tanggapan jika terjadi masalah.

Renraku atau "kontak" artinya menghubungi para atasan dan rekan kerja terkait rencana kerja dan jadwal-jadwal
Anda. Anda juga harus selalu memberitahu mereka jika ingin langsung pulang ke rumah setelah membuat janji di
luar atau jika Anda tidak masuk kerja.

Sdan atau "konsultasi" artinya meminta petunjuk dan saran yang diperlukan. Jika Anda masih belum
berpengalaman seperti Kuon, janganlah malu bertanya apapun. Ada sebuah pepatah lama yang berbunyi
"Bertanya hanya akan membuat malu sementara. Tapi tidak bertanya akan membuat malu selamanya." Jadi
jangan sungkan-sungkan untuk selalu bertanya.
Lihat pelajaran 27

Pelajaran 28Menjelaskan Kondisi Kesehatan
Pertama mari kita jelaskan beberapa ungkapan untuk sakit. Saat kita merasakan sakit, ucapkanlah "... ga itai
desu" yang berarti "sakit". Contoh: "Gigi" bahasa Jepangnya adalah ha. Jadi kalau gigi kita sakit, ucapkanlah "ha
ga itai desu" yang artinya "gigi saya sakit". Sementara "kepala" bahasa Jepangnya adalah atama. Jadi "kepala
saya sakit" adalah atama ga itai desu.

Banyak keluarga di Jepang yang memiliki alat pengukur suhu tubuh. Jadi ketika sakit, pertama-tama mereka
akan mengukur suhu tubuh. Dengan memberikan informasi yang akurat mengenai kapan dan seberapa tinggi
kenaikan suhu tubuh, akan membantu dokter dalam memberikan diagnosa yang benar. Jadi mengetahui suhu
tubuh normal anda akan sangat berguna dalam kondisi darurat.
Lihat pelajaran 28
Pelajaran 29Alergi
Dikabarkan bahwa satu dari tiga orang Jepang memiliki semacam alergi seperti seperti alergi serbuk bunga atau
asma. Sementara satu dari empat belas orang punya alergi pada jenis makanan tertentu. Alergi makanan
khususnya meningkat di kalangan anak-anak.

Sekolah-sekolah dasar yang di Jepang yang menyediakan makan siang bagi murid-muridnya saat ini diminta
untuk terus mengambil langkah terhadap alergi. Sebuah SD di Hiroshima misalnya menggunakan peralatan
masak khusus untuk membuat makanan tanpa menggunakan bahan kedelai atau telur yang keduanya bisa
menyebabkan alergi.

Di Hokkaido juga adalah sekolah yang berusaha membuat makanan untuk pengidap alergi yang bentuknya
tampak sama dengan makanan untuk anak-anak lain. Misalnya telur dadar gulung atau tamagoyaki untuk anak
pengidap alergi telur dibuat seperti masakan tamagoyaki asli, namun sebagai pengganti telur mereka
menggunakan daging ikan yang dihancurkan serta labu kuning.

Kabarnya sekitar 20 persen dari penduduk Jepang mengidap alergi serbuk bunga dan kini menjadi penyakit
nasional. Serbuk dari pohon cedar dan tanaman hogweed memunculkan gejala yang tidak nyaman dan
berkelanjutan seperti hidung berair atau bersin-bersin yang menyebabkan orang tidak dapat terfokus pada
pekerjaan atau pelajaran mereka.

Cara paling efektif untuk melawan alergi serbuk bunga adalah mencegah agar jangan sampai serbuk-serbuk itu
memasuki tubuh. Karena itu jika anda berkunjung ke Jepang di musim semi saat serbuk-serbuk itu beterbangan,
maka dimana-mana akan nampak orang-orang mengenakan masker atau kaca mata khusus.
Lihat pelajaran 29
Pelajaran 30Memuji Seseorang di Tempat Kerja
Semangat kerja kita akan semakin meningkat jika mendapat ujian. Ada berbagai ungkapan untuk memuji
seseorang.

Misalnya, sasuga berarti "Persis seperti harapan saya"; ii desu ne berarti "Bagus sekali"; subarashii berarti
"Hebat!" dan o-migoto yang berarti luar biasa.

Tapi berhati-hatilah karena pujian seperti ini mungkin tidak hanya berdampak positif, tapi dapat juga
menyebabkan memburuknya hubungan. Jika Anda secara sembarangan mengulang pujian tersebut, bisa jadi
akan terdengar seperti sindiran ketimbang pujian, atau malah mengisyaratkan bahwa Anda menyalahkan atau
meremehkan orang lain.

Harap ingat pula dua aturan dasar berikut: Saat Anda memuji seseorang, lakukan di depan orang lain dan saat
menegur, lakukan ketika tidak ada orang di sekitar Anda.
Lihat pelajaran 30
Pelajaran 31Kereta Komuter
Bagaimanakah para komuter atau orang yang pulang pergi ke tempat kerja di Jepang mengisi waktu dalam
perjalanan kereta saat pagi dan malam hari?

Menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh sebuah perusahaan riset di tahun 2010, kebanyakan lelaki mengisi
waktu dengan "membaca buku", termasuk manga. Di peringkat kedua adalah "membaca iklan-iklan di kereta"
lalu diikuti oleh "melihat pemandangan" dan "berfikir."

Sementara di kalangan para wanita, tiga kegiatan yang paling banyak dilakukan adalah "membaca sms atau
bermain game di ponsel", lalu "membaca buku" dan "mendengarkan musik."

"Tidur" juga ada di peringkat-peringkat atas untuk baik untuk lelaki maupun wanita.

Hanya ada sedikit orang yang menjawab "berbicara dengan seseorang." Malah jarang sekali kita mendengarkan
suara orang ngobrol di kereta-kereta di Jepang kecuali suara pengumuman. Ini mungkin akan terkesan aneh
bagi mereka yang berasal dari negara dimana seringkali terjadi percakapan di atas kereta bahkan dengan orang
yang tidak dikenal sekalipun. Tentu lebih baik untuk mengikuti kebiasaan setempat. Di kereta yang penuh
misalnya, kalau Anda mulai ngobrol di ponsel, kemungkinan besar anda akan menjadi perhatian penumpang
yang lain.
Pelajaran 32"Bagaimana kalau dirapikan?"
Perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan warga asing memiliki program pelatihan untuk mengajari mereka
tata krama terkait bisnis dan juga penggunaan bahasa. Namun tetap saja ambiguitas yang menjadi ciri khas
bahasa Jepang sering memunculkan masalah yang tidak terduga.

Sebagai contoh: Suatu hari seorang atasan mengatakan Kirei ni shitara? kepada seorang anak buah yang
mejanya berantakan. Namun keesokan harinya meja itu masih belum rapi. Si atasan sebenarnya meminta anak
buahnya itu untuk segera membersihkan mejanya agar nampak rapi saat pelanggan berkunjung ke kantor
mereka. Tapi keinginan ini sama sekali tidak dipahami si anak buah.

Arti harafiah dari Kirei ni shitara? adalah Saya pikir akan lebih baik jika meja Anda dirapikan. Namun si anak
buah menganggap kata-kata atasannya ini hanya sebagai saran dan ia tidak melakukan apapun. Atasan tadi
seharusnya menyuruh anak buahnya untuk membersihkan meja dengan jelas-jelas mengatakan: Jangan
simpan apapun di meja selain komputer Anda.

Satu rahasia bekerja di Jepang adalah memahami arti sebenarnya di balik perintah yang tidak jelas.
Lihat pelajaran 32
Pelajaran 33Ungkapan untuk kelancaran komunikasi
Di Jepang, pemikiran bahwa "keharmonisan adalah hal yang terbaik" masih sangat dipegang teguh dalam dunia
bisnis. Ungkapan khas yang terkait dengan semangat itu adalah o-kage sama de, yang berarti "terimakasih
kepada titik titik atau berkat titik titik." Ungkapan itu digunakan dalam contoh seperti: "Berkat Anda ita bisa
mendapatkan kontrak itu." Walaupun mungkin sebenarnya anda yang melakukan sebagian besar pekerjaan itu,
namun dengan menggunakan ungkapan o-kage sama de untuk mengungkapkan penghargaan atas petunjuk
dan dukungan semua orang, Anda menunjukkan penghargaan yang tinggi terhadap kerjasama mereka.

Di sisi lain, jika Anda mulai dengan mengatakan Zannen nagara... yang berarti "Sayangnya..." maka ini
mengisyaratkan bahwa anda melaporkan sebuah berita buruk.

Ossharu tori desu ga... berarti "Persis seperti yang anda katakan, namun..." Ungkapan ini dipakai ketika anda
memberikan pandangan yang berbeda dan terkesan seperti "Saya memahami sepenuhnya apa yang ingin anda
katakan, tapi..."

Jika anda dapat menggunakan ungkapan-ungkapan tersebut dengan mudah, berarti Anda sudah termasuk
seorang pekerja Jepang!
Lihat pelajaran 33
Pelajaran 34Bergaul dengan tetangga
Setiap negara memiliki kebiasaan yang berbeda juga. Menurut sebuah survei yang dilakukan sebuah provinsi
yang baru-baru ini mengalami peningkatan jumlah penduduk warga asing, ada kenaikan jumlah kasus yang
melibatkan masalah antara warga asing dan warga setempat terkait masalah kebisingan dan pembuangan
sampah.

Soal pemilahan sampah misalnya. Peraturan pemilahan dan jadwal pengambilan sampah itu berbeda antara
satu daerah dengan daerah lain, dan disini sering terjadi masalah, bahkan diantara sesama warga Jepang
sekalipun. Beberapa pemerintah daerah dimana banyak penduduk warga asing, memutuskan untuk menyebar
informasi tentang pemisahan sampah ini dengan bahasa asing dilengkapi denganposter-poster bergambar.

Nah, jadi ketimbang bilang "wah repot sekali ya" atau "ah, ini kan cuma saya sendiri," bukankah lebih baik
mempertahankan pergaulan yang rukun dengan tetangga dengan cara mengeluarkan sampah sesuai peraturan.

Ya itu mungkin itu cuma sampah, tapi tetap penting, kan?
Lihat pelajaran 34
Pelajaran 35Rukun Tetangga
Rukun Tetangga adalah organisasi warga yang tinggal di sebuah kawasan yang sama dan menjalankan
berbagai kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang lebih baik. Di Jepang, rukun
tetangga ini dikenal dengan nama chnai-kai atau jichi-kai.

Salah satu kegiatan utamanya adalah menjaga kebersihan lingkungan seperti yang disebut dalam percakapan di
atas. Kegiatan lain termasuk merencanakan dan menyelenggarakan festival musim panas atau pertunjukan
kembang api agar warga setempat dapat menyatu.

Chnai-kai juga dapat menyelenggarakan latihan-latihan penanggulangan bencana untuk mengantisipasi gempa
bumi besar, serta juga menggelar patroli keliling untuk mencegah tindak kejahatan.
Lihat pelajaran 35

Anda mungkin juga menyukai