Infeksi
Edema otak
Epilepsi
E. Diagnosis Banding
Ada 2 macam kejang demam yaitu :
1. Kejang demam sederhana
a. Kejang demam yang memenuhi modifikasi kriteria, livingstone.
b. Umum diantara 6 bulan 4 tahun.
c. Lama kejang kurang dari 15 menit.
d. Kejang bersifat umum.
e. Kejang yang terjadi dalam waktu 16 jam setelah timbulnya demam.
f. Tidak ada kelainan neurologik, baik klinis maupun laboratorium.
g. EEG normal 1 minggu setelah ganglatan kejang.
2. Kejang demam komplikasi
Kejang demam yang tidak memenuhi salah satu kriteria living
stome diatas digolongkan kepada epilepsi yang di provokasi oleh demam,
kejang kelompok ini mempunyai suatu dasar kelainan yang menyebabkan
timbulnya kejang, sedangkan demam hanya merupakan faktor pencetus.
F. Pemerikaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang cairan serebro spiral dilakukan untuk
menyingkirkan kemungkinan meningitis terutama pada pasien kejang demam.
Pada bayi, sering kali gejala meningitis tidak jelas sehingga pungsi lumbal
harus dilakukan pada bayi berumur kurang 6 bulan, dan dianjurkan untuk
yang berumur kurang dari 18 bulan. Elektro Ericephalio Grafi (EEG) yang
ternyata mempunyai prognostik. EEG abnormal tidak dapat digunakan untuk
menduga kemungkinan terjadinya epilepsi atau kejang demam berulang
kemudian hari, saat ini pemeriksaan laboratorium rutin tidak dianjurkan dan
dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi.
G. Penatalaksanaan
Dalam penatalaksanaan ada 3 hal yang perlu dikerjakan antara lain :
1. Pengobatan fase akut
ASUHAN KEPERAWATAN
i.
Pengkajian
2. Pengumpulan Data
1.1. Identitas Klien meliputi
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan orang tua,
pendidikan orang tua, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis.
1.2. Keluhan Utama
Biasanya kx dengan kasus ini, keluarga px mengeluh bahwa anaknya
panas tinggi kemudian kejang.
1.3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya anak / bayi tersebut panasnya tinggi, kejang disertai dengan
sesak nafas yang terjadi secara tiba-tiba atau mendadak.
1.4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya kx mempunyai riwayat penyakit epilepsi.
1.5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kx dengan epilepsi ini biasnya berasal / diturunkan dari anggota
keluarga / orang tuanya, karena kejang demam yang disebabkan oleh
epilepsi tersebut adalah merupakan penyakit menurun / genetik.
1.6. Pemeriksaan Fisik
a. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan
Kx dengan kejang demam, tidak bermasalah dalam pola
persepsi dan tata laksana hidup sehat.
b. Pola nutrisi dan metabolik
Dalam pola ini tidak ada masalah selama kx tidak demam kx
mau makan.
c. Pola eliminasi
Pada pola ini tidak ada masalah.
d. Pola istirahat dan tidur
Kx mengalami gangguan tidur apabila panas tinggi, tetapi
apabila panasnya sudah turun, kx dapat tidur secara normal.
e. Pola aktifitas dan latihan
Biasanya kx dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa
layaknya seorang anak kecil (selama tidak terjadi serangan) dan
apabila serangan tersebut timbul maka kx dapat jatuh atau cedera,
lidah bisa tergigit.
f. Pola persepsi dan konsep diri
j.
Perilaku
dan
stastu
mental,
kemampuan
anak
untuk
Gerakan invalenter.
2. Analisa Data
2.1. - Data mayor : - px sesak nafas
- Data minor : - nafas tersengal-sengal, cepat dangkal, adanya sekret.
- Px terlihat lemas
- Telapak tangan dan kaki serta bibir kebiruan
- Akral dingin
- Nadi 120x/mnt = RR : 34 x/mnt
- Kemungkina penyebab : penumpukan sekret
- Masalah : ketidak efektifan bersihan jalan nafas
2.2. - Data mayor : - px panas
- Data minor : -suhu lebih dari 38C
- Nadi 120x/mnt : RR : 34 x/mnt
- Keluar keringat dingin
- Kemungkinan penyebab : dampak patologis dari penyakitnya
- Masalah : peningkatan suhu tubuh
2.3. - Data mayor : - kejang
- Data minor : - kadang px bisa jatuh atau tidak
- Lidah kadang dapat tergigit atau tidak
- Kemungkinan penyebab : terjadinya kejang
- Masalah : resiko cedera
2.4. - Data mayor : keluarga px mengatakan tidak tahu tentang tata cara
penanganan anaknya apabila serangan kejang timbul
- Data minor : - Kemungkinan penyebab : kurang informasi
-
3. Perencanaan
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya
penumpukan sekret di saluran pernafasan
Tujuan
KH
b.
c.
d.
e.
Observasi TTV kx
R / mengetahui tingkat perkembangan pasien
f.
KH
b.
c.
d.
KH
b.
c.
d.
e.
KH
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, dkk,. Kapita Selekta Kedokteran. jilid 2, Edisi III, Media
Aesculapius, Jakarta. Tahun 2001.
Lynda Juall Carpeniti, Diagnosa Keperawatan, Edisi III, Jakarta, EGC, 1999.
Roya.M. Sacharin, Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi II, Jakarta, EGC, 1993.
ASUHAN KEPERAWATAN
Oleh :
DAIYA
02.110.013
AKADEMI KLEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2005
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan keperawatan keluarga pada An. D dengan kejang demam diruang IRD
Dr. Mohammad Soewandhie Tambak Rejo Surabaya , telah di setujui dan disahkan
sebagai laporan praktek klinik yang dilaksanakan pada tanggal 17 - 29 Januari 2005.
A. Arif .F
02.110.001
Mengetahui
Kepala ruangan sekaligus
Pembimbing IRD Dr. Mohammad
Soewandhie Tambak Rejo Surabaya
Pembimbing Pendidikan
Akper UNMUH Surabaya
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan keperawatan keluarga pada An. A dengan diagnosa DBD di ruang
Anak Dr. Mohammad. Soewandhie Tambak Rejo Surabaya, telah di setujui dan
disahkan sebagai laporan praktek klinik yang dilaksanakan pada tanggal 31 Januari
13 Pebruari 2005.
A. Arif .F
02.110.001
Mengetahui
Kepala ruang Anak
Rejo Surabaya
Rejo Surabaya
Nip :
Pembimbing Pendidikan
Akper UNMUH Surabaya
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. M DENGAN
DIAGNOSA MEDIS KUSTA DI PUSKESMAS DUPAK
SURABAYA
Oleh :
A. ARIF. F
02.110.001
AKADEMI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2005