Anda di halaman 1dari 26

Presented for Polytechnic

by : Ir. Ali Nurdin,MT


Department of Electrical Engineering
Polytechnic Sriwijaya Palembang

Tegangan Motor DC
Tegangan V yang disupply ke jangkar motor berguna untuk :
(i) mengatasi ggl balik Eb
(ii)menimbulkan jatuh tegangan jangkar IaRa
V = Eb + IaRa (1)
Persamaan ini dikenal sebagai
persamaan tegangan dari motor.
Dengan mengalikan persaman (1) di atas
dengan Ia, diperoleh :

VI a E b I a I a2 Ra

dimana : VIa = daya yang masuk ke jangkar


EbIa = ekivalen elektrik dari daya mekanik
yang dibangkitkan dalam jangkar
Ia2Ra = rugi-rugi Cu dalam jangkar

Kondisi Untuk Daya Maksimum


Gross mechanical power (daya mekanik) yang
dibangkikan oleh motor adalah
Pm = V Ia - Ia2Ra
Pendifferensialan kedua sisi persamaan terhadap
Ia dan menyamakannya dengan nol, memperoleh :

Juga
Maka

dPm/dIa = V 2 IaRa = 0
IaRa
= V/2
V = Eb + IaRa dan Ia Ra = V/2
Eb = V/2

Kondisi Untuk Daya Maksimum


IaRa = V/2
Eb = V/2
Dari persamaan matematis di atas terlihat bahwa daya mekanik
yang dibangkitkan oleh motor adalah maksimum jika ggl balik
(back emf) adalah sama dengan setengah dari tegangan terpakai
(V).
Dalam kenyataannya, kondisi ini sulit dicapai karena arus jangkar
harus melebihi arus beban normal. Lebih dari itu setengah dari
tegangan terpakai (V/2) harus hilang dalam bentuk panas
(mungkin juga dalam bentuk rugi-rugi mekanik dan magnetik),
efisiensi motor akan turun di bawah 50%.

Daya yang masuk ke jangkar sebagian


hilang dalam rugi-rugi I2R
dan sisanya diubah ke dalam
daya mekanik dalam jangkar.

Perlu diingat bahwa efisiensi motor


diberikan oleh rasio dari daya yang
dibangkitkan
oleh
jangkar
terhadap input, yaitu EbIa/VIa =
Eb/V.
Terlihat, bahwa semakin tinggi nilai Eb
dibandingkan dengan nilai V,
semakin tinggi efisiensi motor.

Torsi Jangkar Motor


Bila Ta (N-m) adalah torsi yang dibangkitkan oleh jangkar motor yang
berputar N rps, maka daya yang dibangkitkan adalah
Pa

= Ta x 2 N watt

Pa = EbIa

Dari kedua persamaan di atas, diperoleh Ta x 2 N = EbIa

Karena Eb =

ZN x (P/A)

maka diperoleh

Ta x 2 N =

atau

atau

Ta

1
P
ZI a
2
A

volt,

ZN x (P/A) . Ia
N-m

Ta = 0,159 ZI a x( P / A) N-m

Torsi Poros Motor

Tidak seluruh torsi jangkar yang dianalisa di


atas dapat melakukan kerja yang berguna,
karena karena sebagian dari torsi tersebut
digunakan untuk mensupply rugi-rugi inti
dan gesekan dalam motor. Torsi yang
melakukan kerja yang berguna pada motor
dikenal sebagai torsi poros (shaft torque.Tsh).

Daya output motor diberikan oleh persamaan berikut


Pout Tsh x 2 N watt
dimana Tsh dalam N-m dan N dalam rps.
Maka
output dalam watt
Tsh
N-m; N dalam rps

2N
output dalam watt

N-m; N dalam rpm


2N / 60
60 output
output
N-m

0,955
2 N
N

Selisih (Ta - Tsh) dikenal sebagai torsi yang hilang


(lost torque) dan sehubungan dengan rugi-rugi inti dan
gesekan pada motor.

Kecepatan Motor DC

Kecepatan Motor DC

Dari persamaan tegangan motor sebelumnya, diperoleh

E b V I a Ra
maka diperoleh

Karena V - IaRa = Eb, maka

atau

NK

ZN P

V I a Ra
60 A
V I a Ra 60 A
N
x
rpm

ZP

Eb

atau

E b 60 A
N
x
rpm
ZP

rpm

Ini menunjukkan bahwa kecepatan sebanding dengan ggl balik dan


berbanding terbalik dengan fluks atau

N Eb /

Untuk motor DC seri


Bila N1 = kecepatan
Ia1 = arus jangkar
1 = fluksi per kutub

dalam kasus pertama

dan N2 = kecepatan
Ia2 = arus jangkar
2 = fluksi per kutub

dalam kasus kedua

Maka dengan menggunakan persamaan di atas, diperoleh

N 2 Eb 2 1

x
N1 Eb1 2
sebelum mencapai kejenuhan inti magnetik, persamaan di atas dapat ditulis
sebagai berikut

I a maka

N 2 E b 2 I a1

x
N 1 E b1 I a 2

Untuk motor shunt


Dalam kasus yang sama seperti motor seri di atas,
penggunaan persamaan juga sama, yaitu
N 2 Eb 2 1

x
N1 Eb1 2

Jika

2 1 ,

N 2 Eb 2
maka

N1 Eb1

Dari persamaan di atas, terlihat bahwa semakin cepat putaran motor,


Semakin besar ggl yang terinduksi.

Regulasi Kecepatan

Regulasi kecepatan didefinisikan sebagai perubahan kecepatan ketika beban pada


motor direduksi dari nilai tertentu (rating) ke nol, dinyatakan dalam persen
kecepatan berbeban.

N.L. speed - F.L speed


% regulasi kecepatan
x100
F.L speed

Torsi dan Kecepatan Motor DC


Telah dibuktikan dari analisa matematis di atas bahwa torsi motor
merupakan fungsi fluksi dan arus jangkar, tapi tidak bergantung pada
kecepatan. Dalam kenyataan, putaran bergantung pada torsi tapi tidak
sebaliknya.
NK

V I a Ra

Ta I a

Eb

Motor jenis arus penguatan bebas


Jika arus medan disuplai dari sumber terpisah maka disebut motor DC
sumber daya terpisah/separately excited.

Vt = Eb + IaRa + si
I = Ia

Keterangan :
Vt
Eb
I
Ia
If
Vf
Rf
Ra
R
si

=
=
=
=
=
=
=
=
=
=

tegangan terminal (Volt)


EMF (GGL) lawan (Volt)
Arus jala-jala (Ampere)
Arus jangkar (Ampere)
Arus medan (Ampere)
tegangan penguat (Volt)
resistans medan ()
resistans jangkar ()
resistans pengatur arus ()
rugi tegangan pada sikat (volt)

Motor jenis arus penguatan sendiri

Motor Shunt
Pada motor shunt, gulungan
medan (medan shunt)
disambungkan secara paralel
dengan gulungan dinamo (A)
seperti diperlihatkan dalam
gambar Oleh karena itu total
arus dalam jalur merupakan
penjumlahan arus medan dan
arus dinamo.
Karakteristik Motor DC Shunt

Motor jenis arus penguatan sendiri

Motor Shunt
Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):
Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada
beban (hingga torque tertentu setelah kecepatannya
berkurang, lihat Gambar ) dan oleh karena itu cocok untuk
penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah,
seperti peralatan mesin.
Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang
tahanan dalam susunan seri dengan dinamo (kecepatan
berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus
medan (kecepatan bertambah).

Motor jenis arus penguatan sendiri

Motor Shunt

Vt = Eb + IaRa + si

Keterangan :
Vt = tegangan terminal (Volt)
Eb = EMF (GGL) lawan (Volt)
I

=
Ia =
Ish =
Pi =
si =

Arus jala-jala (Ampere)


Arus jangkar (Ampere)
Arus medan shunt (Ampere)
daya input Vt x I (watt)
rugi tegangan pada sikat (volt)

Motor jenis arus penguatan sendiri

Motor Seri
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan
secara seri dengan gulungan dinamo (A) seperti ditunjukkan dalam
gambar. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.
Berikut tentang kecepatan motor seri
(Rodwell International Corporation, 1997;L.M. Photonics Ltd, 2002):
Harus dihindarkan menjalankan motor
seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali.
Motor-motor seri cocok untuk
penggunaan yang memerlukan torque
penyalaan awal yang tinggi, seperti
derek dan alat pengangkat hoist
Karakteristik Motor Seri DC

Motor jenis arus penguatan sendiri

Motor Seri

Vt = Eb + IaRa + IRs + si

Keterangan :
Vt = tegangan terminal (Volt)
Eb = EMF (GGL) lawan (Volt)
I

=
Ia =
Ra =
Rs =
si =

Arus jala-jala (Ampere)


Arus jangkar (Ampere)
resistans jangkar ()
resistans seri ()
rugi tegangan pada sikat (volt)

Motor jenis arus penguatan sendiri

Motor Kompon
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan
shunt. Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt)
dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dinamo
(A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar . Sehingga, motor
kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan
kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan
(yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara
seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat
ditangani oleh motor ini.
Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok
untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor
kompon yang standar (12%) tidak cocok (myElectrical, 2005).

Motor jenis arus penguatan sendiri

Motor Kompon

Karakteristik Motor Kompon

Motor jenis arus penguatan sendiri

Motor Kompon

Vt = Eb + IaRa + IRs + si

Ia = I Ish

Motor jenis arus penguatan sendiri

Motor Kompon
Keterangan :
Vt = tegangan terminal (Volt)
Eb = EMF (GGL) lawan (Volt)
I = Arus jala-jala (Ampere)
Ia = Arus jangkar (Ampere)
Ish = Arus medan shunt (Ampere)
Ra = resistans jangkar ()
Rs = resistans seri ()
Rsh = resistans shunt ()
si = rugi tegangan pada sikat (volt)
Daya Imput (Pi) = Vt x I (watt)

Pertanyaan:
1.

2.
3.

4.

Suatu jangkar motor arus searah berpenguatan bebas berisi 192 penghantar 70% dari
penghantarnya langsung dibawah permukaan kutub pada setiap saat, jika kerapatan
fluks di bawah kutub sebesar 52000 garis gaya per-inc2 dan diameter jangkar serta
panjangnya 12 in dan 4,5 in.
hitung:
a) arus pada setiap penghantar jangkar untuk torsi 120 lb-ft
b) arus jangkar apa bila garis edar paralelnya 2
c) EMF lawan jika tegangan terminal 220 Volt, resistans jangkar 0,05
ohm dan rugi sikat 2 Volt
Motor shunt 220 volt mempunyai resistan jangkar 0,5 ohm. Jika pada waktu beban
penuh arus jangkar sebesar 20 Amper, hitung EMF jangkar.
Suatu motor arus searah seri 50 kW, 250 Volt, resistan kumparan jangkar 0,1 ohm dan
resistan seri 0,15 ohm, rugi tegangan total pada sikat 2 volt. Hitung EMF lawan jika
bekerja dengan arus jangkar penuh.
Suatu motor arus searah kompon dengan daya input 34,5 Kw, tegangan terminal 230
volt, resistans kumparan medan shunt, medan seri dan jangkar masing-masing 92 ohm,
0,015 ohm dan 0,03 ohm
hitung:
a)Arus jangkar
b)EMF (GGL) lawan yang dibangkitkan jangkar
c)Daya output yang dibangkitkan jangkar

Anda mungkin juga menyukai