Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ilmu dan tehnologi saat ini berkembang sangat pesat sehingga
permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan juga semakin kompleks. Salah satu
masalah yang dihadapi saat ini adalah masih rendahnya mutu pendidikan di
Indonesia. Dalam bidang pendidikan dan pemerintah selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai cara seperti mengganti
kurikulum, meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau
melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi dan sebagainya. Pembelajaran
PKn sebenarnya mempunyai peran yang sangat penting. Mata pelajaran PKn
diharapkan akan mampu membentuk siswa yang ideal memiliki mental yang kuat,
sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan dihadapi.
Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dianggap merupakan
masalah utama dalam pembaharuan sistem pendidikan nasional. Salah satu
masalah tersebut adalah proses pendidikan yang belum memiliki kualitas dan
kemampuan yang tinggi dalam mengembangkan potensi diri dan ketrampilan.
Kurangnya pengembangan potensi siswa berawal dari kelemahan belajar di kelas
yaitu siswa mengalami kejenuhan dalam belajar, strategi dan metode yang
digunakan bersifat konvensional serta guru kurang memahami kondisi belajar di
kelas. Sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi monoton dan kurang menarik
perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami mata pelajaran PKn. Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa
tidak seperti yang diharapkan.
Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan yang peneliti
lakukan, ditemukan bahwa siswa SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap
dalam melaksanakan diskusi kelas jarang sekali mengemukakan pendapat,
mengajukan pertanyaan apalagi mengajukan saran. Karena aktivitas siswa yang
rendah itu, hasil belajar yang diperoleh juga menjadi rendah. Hal ini dapat kita
lihat dari nilai rata-rata hasil tes formatif semester 1 kelas XI IA-1 hanya

mencapai 67. Nilai rata-rata itu jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar
yakni sebesar 70 / 70 % dapat dikatakan bahwa nilai tersebut berada di bawah
standar ketuntasan yang diharapkan.
Memperhatikan permasalahan di atas, sudah selayaknya dalam pengajaran
PKn dilakukan suatu inovasi. Jika dalam pembelajaran yang terjadi sebagian
besar dilakukan oleh masing-masing siswa, maka dalam penelitian ini akan
diupayakan peningkatan hasil belajar siswa melalui kooperatif tipe STAD
(Student Team Achievement Division).
Pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pengajaran yang efektif
dalam pencapaian tujuan pendidikan, khususnya dalam ketrampilan interpersonal
siswa (Badeni, 1998). Salah satu pendekatan pembelajaran kooperatif adalah
dengan tipe STAD (Student Team Achievement Division).
Diharapkan melalui pembelajaran kooperaif dengan tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Serta semangat
kebersamaan dan saling membantu dalam menguasai materi PKn. Sehingga siswa
dapat meningkatkan pemahaman yang optimal terhadap mata pelajaran PKn.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah tindakan apa yang dilakukan
guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Banyak
faktor yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadi permasalahan tersebut di atas.
Dengan merefleksi bersama antar guru teridentifikasi akar permasalahan
diduga penyebab masalah tersebut, yaitu penggunaan strategi pembelajaran yang
dilakuakn guru PKn masih konvensional, dominasi guru dalam kelas dominan
(teacher centered strategi).
Oleh karena itu perlu dicari jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut,
sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, aktif, kreatif,
bisa bekejra sama dan membangun daya pikir yang optimal. Untuk itu melalui
penelitian ini akan dicobakan suatu metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan
Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru


kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks.
Dalam pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin
dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. Tipe ini dipandang sebagai
yang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran
kooperatif.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalahmasalah sebagai berikut :
1. Mutu pendidikan di Indonesia masih rendah
2. Metode ceramah yang digunakan selama ini kurang melibatkan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran
3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Jeruklegi
Kabupaten Cilacap masih rendah.
4. Model pembelajaran yang digunakan selama ini tidak memberi kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan
kemampuan siswa.
5. Model pembelajaran yang digunakan selama ini kurang mempertimbangkan
perbedaan individu
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran PKn pada khususnya pada materi keterbukaan dan
keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di kelas XI IPA-1 SMA
Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan dan identifikasi masalah, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah pembelajaran kooperatif tipa STAD dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran PKn ?
2. Bagaimana pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada pembelajaran PKn ?
E. Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka alternatif cara pemecahan
masalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hasil peningkatan siswa dalam pemahaman
mata pelajaran PKn, dengan pendekatan koopearatif tipe STAD dengan
melakukan observasi, lalu merancang evaluasi, sitasi belajar dengan
pembentukan kelompok-kelompok belajar.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa pada mata
pelajaran PKn melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dengan memperbaiki strategi pembelajaran.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk memperbaiki masalah yang timbul dalam
pembelajaran PKn di kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap.
Adapun tujuan secara rinci sebagai berikut :
1. Untuk memperbaiki peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn
dengan mengubah strategi pembelajaran.
2. Untuk melihat hasil dan strategi pembelajaran dengan melakukan observasi.
G. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Melatih siswa untuk bekerjasama, mengungkapkan pendapat, menghargai
kekurangan dan kelebihan siswa lain.

2. Siswa semakin termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran


PKn.
3. Bagi guru dapat terjadi inovasi dalam proses pembelajaran karena guru akan
mengubah paradigma strategi pembelajaran.
4. Memberikan gambaran kepada guru PKn dalam merancang pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) sebagai salah satu model pembelajaran.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Belajar adalah suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah
terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar ini termasuk buku,
guru, atau sesama teman. Yang dimaksud perubahan sikap di sini, apabila
seseorang yang semula tidak disiplin, maka setelah mempelajari sesuatu ia
akan berubah menjadi tahu yang selanjutnya akan terjadi perubahan tingkah
laku. Belajar mengajar adalah hubungan timbal balik antara siswa dengan
guru dan antara siswa dengan siswa dalam proses pembelajaran. Beberapa
unsur yang terdapat pada interaksi belajar mengajar adalah sebagai berikut :
a. Tujuan yang hendak dicapai
b. Siswa dan guru
c. Bahan pelajaran
d. Metode yang digunakan untuk menciptakan situasi belajar mengajar
e. Penelitian yang fungsinya untuk menetapkan seberapa jauh ketercapaian
tujuan.
Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor (Syaiful bahri Djamarah : 2002).
Menurut Nana Sudjana (1996) mendefinisikan belajar sebagai suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan,
kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada
individu yang belajar. Sedangkan mengajar, oleh Nana Sudjana (1996)
diartikan sebagai kegiatan dan mengorganisasikan lingkungan yang ada di

sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan


kegiatan belajar.
Pendidikan

kewarganegaraan merupakan

mata

pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu


melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan olen
Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Dekdiknas (2005) bahwa : Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi
individu warga negara Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap, dan
ketrampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk
berpartisipasi secara cerdas dan bertanggungjawab dalam berbagai kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan pendapat di atas jelas bagi kita bahwa PKn bertujuan
mengembangkan potensi individu warga negara, dengan demikian maka
seorang guru PKn haruslah menjadi guru yang berkualitas dan profesional,
sebab jika guru tidak berkualitas tentu tujuan PKn itu sendiri tidak tercapai.
Secara garis besar mata pelajaran Kewarganegaraan memiliki 3
dimensi, yaitu :
a. Dimensi pengetahuan Kewarganegaraan (Civics Knowledge) yang
mencakup bidang politik, hukum, dan moral.
b. Dimensi

ketrampilan

Kewarganegaraan

(Civics

Skills)

meliputi

ketrampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


c. Dimensi nilai-nilai Kewarganegaraan (Civics Values) mencakup antara
lain percaya diri, penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur
(Depdiknas 2003 : 4).
Berdasarkan uraian di atas peneliti bependapat bahwa mata pelajaran
Kewarganegaraan seorang siswa bukan saja menerima pelajaran berupa
pengetahuan, tetapi pada diri siswa juga harus berkembang sikap,
ketrampilan, dan nilai-nilai. Sesuai dengan Depdiknas (2005 : 33) yang
menyatakan bahwa tujuan PKn untuk setiap jenjang pendidikan yaitu
mengembangkan kecerdasan warga negara yang diwujudkan melalui

pemahaman, ketrampilan sosial dan intelektual, serta berprestasi dalam


memecahkan masalah di lingkungannya.
Untuk mencapai tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tersebut, maka
guru berupaya melalui kualitas pembelajaran yang dikelolanya, upaya ini bisa
dicapai jika siswa mau belajar. Dalam belajar inilah guru berusaha
mengarahkan dan membentuk sikap serta perilaku siswa sebagai mana yang
dikehendaki dalam pembelajaran PKn.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Kooperatif Langsung)
Keberhasilan dari pembelajaran sangat ditentukan oleh pemilihan metode
belajar yang ditentukan oleh guru. Sebab dengan penyajian pembelajaran
secara menarik akan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa,
sebaliknya jika pembelajaran itu disajikan dengan cara yang kurang
menarik,

membuat

motivasi

siswa

rendah.

Untuk

menciptakan

pembelajaran yang menarik, upaya yang harus dilakukan oleh guru adalah
memilih

model

pembelajaran

yang

tepat sesuai dengan materi

pembelajaran. Dengan model pembelajaran yang tepat diharapkan akan


meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sehingga hasil belajar pun
dapat ditingkatkan.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa
adalah

pembelajaran

kooperatif.

Pembelajaran

kooperatif

adalah

pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kecil, siswa belajar dan


bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal baik
pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Esensi pembelajaran
kooperatif itu adalah tanggungjawab individu sekaligus tanggungjawab
kelompok, sehingga dalam diri siswa terdapat sikap ketergantungan positif
yang menjadikan kerja kelompok optimal.
Pada pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif antar
anggota kelompok. Siswa saling bekerja sama untuk mendapatkan hasil
belajar yang lebih baik. Keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuan
tergantung pada kerja sama yang kompak dan serasi dalam kelompok itu.

Dengan memperhatikan pengertian dari pembelajaran kooperatif di atas,


peneliti berpendapat bahwa model pembelajaran ini sangat baik untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa, sebab semua siswa dituntut untuk
bekerja dan bertanggungjawab sehingga di dalam kerja kelompok tidak
ada anggota kelompok yang asal namanya saja tercantum sebagai anggota
kelompok, tetapi semua harus aktif.
b. Unsur-unsur pembelajaran Kooperatif
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok kecil, dimana
Muslim Ibrahim (2006 : 6, dalam Depdiknas 2005 : 45) menguraikan
unsur-unsur pembelajaran kooperatif sebagai berikut :
1) siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka sehidup
sepenanggungan bersama
2) siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya
seperti milik mereka sendiri
3) siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama
4) siswa harus membagi tugas dan tanggungjawab yang sama di antara
anggota kelompoknya
5) siswa akan dikena evaluasi atau hadiah/penghargaan yang juga akan
dikenakan suntuk semua kelompok
6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan ketrampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya
7) siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif
Dengan memperhatikan unsur-unsur pembelajaran kooperatif tersebut,
peneliti berpendapat bahwa dalam pembelajaran kooperatif setiap siswa
yang tergabung dalam kelompok harus betul-betul dapat menjalin
kekompakan. Selain itu, tanggungjawab bukan saja terdapat dalam
kelompok, tetapi juga dituntut tanggungjawab individu.

c. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif


Sebagai seorang guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa tentu
saja ia akan memilih manakah model pembelajaran yang tepat diberikan
untuk materi pembelajaran tertentu. Apabila seorang guru ingin
menggunakan pembelajaran kooperatif, maka haruslah terlebih dahulu
mengerti tentang pembelajaran kooperatif tersebut. Dalam hal ini Muslim
Ibrahim (dalam depdiknas, 2005 : 46) mengemukakan ciri-ciri
pembelajaran kooperatif sebagai berikut :
1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya
2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah
3) bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang berebda
4) penghargaan lebih berorientasi pada individu
Dengan memperhatikan ciri-ciri tersebut, seorang guru hendaklah dapat
membentuk kelompok sesuai dengan ketentuan, sehingga setiap kelompk
dapat bekerja dengan optimal.
d. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif
Pada pembelajaran kooperatif dikenal ada 4 tipe, yaitu : 1) tipe STAD, 2)
tipe Jigsaw, 3) Investigasi kelompok, dan 4) tipe Struktural. Tentang hal
itu dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement
Division) adalah pembelajaran dimana siswa belajar dengan
menggunakan kelompok kecil yang anggotanya heterogen dan
menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran untuk
menuntaskan materi pembelajaran, kemudian saling membantu satu
sama lain untuk memahami bahwa pembelajaran melalui tutorial, kuis
satu sama lain dan atau melakukan diskusi.

10

2) Tipe Jigsaw
Tipe Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dimana
pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa yang bekerja
sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal,
baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Pada
pembelajaran tipe Jigsaw ini setiap siswa menjadi anggota dari 2
kelompok, yaitu anggota kelompok asal dan anggota kelompok ahli.
Anggota kelompok asal terdiri dari 3-5 siswa yang setiap anggotanya
diberi nomor kepala 1-5. Nomor kepala yang sama pada kelompok
asal berkumpul pada suatu kelompok yang disebut kelompok ahli.
3) Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok merupakan pembelajaran kooperatif yang paling
komplek dan paling sulit untuk diterapkan, dimana siswa terlibat
dalam perencanaan pemilihan topik yang dipelajari dan melakukan
pendidikan yang mendalam atas topik yang dipilihnya, selanjutnya
menyiapkan dan mempresentasekan laporannya kepada seluruh kelas.
4) Tipe Struktural
Ada 2 macam pembelajaran kooperatif tipe struktural ini yang
terkenal, yaitu :
a) Think-pair-share,

yaitu

pembelajaran

kooperatif

dengan

menggunakan tahap-tahap pembelajaran sebagai berikut :


-

Tahap Pertama : Thinking (berfikir), dengan mengajukan


pertanyaan, kemudian siswa diminta untuk memfikirkan
jawaban secara mandiri beberapa saat.

Tahap Kedua : siswa diminta secara berpasangan untuk


emndiskusikan apa yang dipikirkannya pada tahap pertama

Tahap Ketiga : meminta kepada pasangan untuk berbagi


kepada seluruh kelas secara bergiliran

b) Numbered head together yaitu pembelajaran kooperatif dengan


langkah-langkah sebagai berikut :

11

Langkah 1 : siswa dibagi per kelompok dengan anggota 3-5


orang, dan setiap anggota diberi nomor 1-5

Langkah 2 : guru mengajukan pertanyaan

Langkah 3 : berfikir bersama menyatukan pendapat

Langkah 4 : nomor tertentu disuruh menjawab pertanyaan


untuk seluruh kelas

Dari keempat tipe pembelajaran kooperatif di atas, peneliti lebih tertarik


melakukan

penelitian

dengan

menggunakan

model

pembelajaran

kooperatif tipe STAD, dimana keunggulan dari metode pembelajaran


kooperatif tide STAD adanya kerjasaman dalam kelompok dan dalam
menentukan keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan individu,
sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada
anggota lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekan pada aktivitas
dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu
dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil yang maksimal
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Hakekat Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk
memahami materi pelakahran PKn, unsur-unsur pembelajaran kooperatif
paling sedikit ada empat macam yakni :
1) Saling ketergantungan positif, artinya dalam pembelajaran kooperatif ,
guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling
membutuhkan antar sesama. Dengan saling membutuhkan antar
sesama, maka mereka merasa saling ketergantungan satu sama lain;
2) Interaksi tatap muka, artinya menuntut para siswa dalam kelompok
dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog,
tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Dengan
interaksi tatap muka, memngkinkan para siswa dapat saling menjadi
sumber belajar, sehingga sumber belajar menjadi variasi. Dengan

12

interaksi ini diharapkan akan memudahkan dan membantu siswa


dalam mempelajari suatu materi.
3) Akuntabilitas individual, artinya meskipun pembelajaran kooperatif
menampilkan wujudnya dalam belajarv kelompok, tetapi penilaian
dalam rangka mengetahui tingkat penugasan siswa terhadap suatu
materi pelajaran dilakukan secara individual. Hasil penilaian secara
individual tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru kepada
kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota
kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok
yang dapat memberikan bantuan
4) Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi, artinya, melalui
pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan ketrampilan menalin
hubungan antar pribadi. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran
kooperatif menekankan aspek-aspek : tenggang rasa, sikap sopan
terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik orangnya,
berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain,
mandiri, dan berbagai sifat positif lainnya.
b. STAD (Student Teams Achievement Divisions)
Ada empat tipe yang bisa digunakan oleh guru dalam model pembelajaran
kooperatif (Abdurrahman dan Bintaro, 2000 dalam Nurhadi, 2003), yakni
salah satunya adalah tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions.
Tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya dari
Universitas John Hopkins. Tipe ini dipandang sebagai yang paling
sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif.
Tipe ini digunakan untuk mengajarkan infomrasi akademik baru kepada
siswa setiap minggu, baik penyajian verbal maupun tertulis.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah :
1) Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, jadi ada
8 kelompok, masing-masing kelompok mempunyai anggota yang
heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya
(prestasinya).

13

2) Guru menyampaikan materi pelajaran


3) Guru membagikan materi yang berebda pada masing-masing
kelompok dengan menggunakan lembar kerja akademik, dan
kemudian saling membantu untuk menguasai materi pelajaran yang
telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota
kelompok.
4) Selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan ke depan
kelas.
5) Selanjutnya tanggapan dari maisng-masing kelompok.
6) Selanjutnya guru memberikan tanggapan dan penegasan dan tiap
kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap materi peljaaran,
dan kepada siswa secara individual atau kelompok yang meraih
prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.
7) Kesimpulan pelaksanaan tipe STAD melalui tahapan sebgaai berikut :
a) Penjelasan materi pembelajaran
b) Diskusi atau kerja kelompok belajar
c) Validasi oleh guru
d) Evaluasi (tes)
e) Menentukan nilai individu dan kelompok
f) Pengharapan individu atau kelompok
4. Hasil Belajar
a. Hasil Belajar
Dalam hasil belajar sering disebut juga prestasi belajar. Kata
prestasi berasal dari Bahasa Belanda prestatie, kemudian di dalam bahasa
Indonesia disebut prestasi, diartikan sebagai hasil usaha. Prestasi banyak
digunakan di dalam berbagai bidang dan diberi pengertian sebagai
kemampuan, ketreampilan, sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu
hal.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, prestasi adalah ahsil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun
secara kelompok.

14

Pendapat ini berarti prestasi tidak akan pernah dihasilkan apabila


seseorang tidak melakukan kegiatan. Hasil belajar atau prestasi belajar
adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan
kegiatan belajar. Oleh karena itu prestasi belajar bukan ukuran, tetapi
dapat diukur setelah melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan seseorang
dalam mengikuti program pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar
seseorang tersebut.
Menurut Gagne, prestasi belajar dapat dikelompokkan ke dalam 5
(lima) kategori yaitu : 1) ketrampilan intelektual, 2) informasi verbal, 3)
strategi kognitif, 4) ketrampilan motorik, 5) sikap.
Pendapat ini diartikan : pertama, ketrampilan (intellectual skills).
Belajar ketrampilan intelektual berarti belajar bagaimana melakukan
sesuatu secara intelektual. Ada enam jenis ketrampilan intelektual, : 1)
diskriminasi-diskriminasi, yaitu kemampuan membuat respons yang
berbeda terhadap stimulus yang berbeda pula, 2) konsep-konsep konkret,
yaitu kemampuan mengidentifikasi ciri-ciri atau atribut-atribut suatu
objek, 3) konsep-konsep terdefinisi, yaitu kemampuan memberikan makna
terhadap sekelompok objek-objek, kejadian-kejadian, atau hubnganhubungan, 4) aturan-aturan, yaitu kemampuan merespons hubunganhubungan antara objek-objek dan kejadian-kejadian, 5) aturan tingkat
tinggi, yaitu kemampuan merespons hubungan-hubungan antara objekobjek dan kejadian-kejadian secara lebih kompleks, 6) memecahkan
masalah , yaitu kemampuan memecahkan masalah yang biasanya
melibatkan aturan-aturan tingkat tinggi. Kedua, strategi-strategi kognitif
(cognitive strategties). Strategi-strategi ini merupakan kemampuan yang
mengarahkan perilaku belajar, mengingat, dan berpikir seseorang. Ada
lima jenis strategi-strategi kognitif : 1) strategi-strategi menghafal, yaitu
strategi belajar yang dilakukan dengan cara menghafak ide-ide dari sebuah
teks, 2) strategi-strategi elaborasi, yaitu strategi belajar dengan cara
mengaitkan materi yang dipelajari dengan materi lain yang relevan, 3)
strategi-strategi pengaturan yaitu strategi belajar yang dilakukan dengan
cara mengelompokkan konsep-konsep agar menjadi kategori-kategori

15

yang bermakna, 4) strategi-strategi pemantauan pemahaman, yaitu


strategis belajar yang dilakukan dengan cara memantau proses-proses
belajar yang sedang dilakukan, 5) strategi-strategi afektif, ayitu strategi
belajar yang dilakukan dengan cara memusatkan dan mempertahankan
perhatian. Ketiga, informasi verbal (verbal information). Belajar informasi
verbal adalah belajar untuk mengetahui apa yang dipelajari baik yang
berbentuk nama-nama obyek, fakta-fakta, maupun pengetahuan yang telah
disusun dengan baik. Keempat, ketrampilan motor (motor skills).
Kemahiran ini merupakan kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu
dengan menggunakan mekanisme otot yang dimiliki. Kelima, sikap
(attitudes). Sikap merupakan kemampuan mereaksi secara positif atau
negatif terhadap orang, sesuatu, dan situasi.
Prestasi belajar gagne di atas hampir sejalan dengan pemikiran
Bloom. Menurut Bloom, prestasi belajar byang dicapai oleh siswa dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kawasan, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Menurut pendapat ini aspek kognitif berkaitan dengan perilaku
berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Ada enam tingkatan
aspek kognitif yang bergerak dari yang sederhana sampai yang kompleks :
1) pengetahuan (knowlegde), yaitu kemampuan mengingat materi
pelajaran

yang

sudah

dipelajari

sebelumnya,

2)

pemahaman

(comprehension, understanding), seperti menafsirkan, menjelaskan, atau


meringkas, 3) penerapan (aplication), yaitu kemampuan menafsirkan atau
menggunakan materi pelajaran yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru
atau konkret, 4) analisis (analysis), yaitu kemampuan menguraikan atau
menjabarkan sesuatu ke dalam komponen-komponen atau bagian-bagian
sehingga susunannya dapat dimengerti, 5) sintesis (synthesis), yaitu
kemampuan menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan, 6)
evaluasi (evaluation), yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan untuk
membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.
Aspek afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes, apresiasi,
dan menyesuaikan perasaan sosial. Aspek ini mempunyai lima tingkatan

16

dari yang sederhana ke yang kompleks : 1) penerimaan (receiving),


merupakan kepekaan menerima rangsangan (stimulus) baik berupa situasi
maupun gejala, 2) penanggapan (responding), berkaitan dengan reaksi
yang diebrikan seseorang terhadap stimulus yang datang, 3) penilaian
(valuating), berkaitan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau
stimulus yang datang, 4) organisasi (organization), yaitu penerimaan
terhadap berbagai nilai yang berebda berdasarkan suatu sistem nilai
tertentu yang lebih tinggi, 5) karakteristik nilai (characterization by a
value complex), merupakan keterpaduan semua system nilai yang telah
dimiliki seseorang, yang memepngaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya.
b. Hakekat Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses
belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang
disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.
Sedangkan S. Nasution berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu
perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan
tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi
individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa
setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa
data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan
suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah
siswa telah menguasai suatu materi atau belum. Penilaian merupakan
upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang
ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta
kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan (Cullen, 2003 dalam fathul Himam, 2004). Hasil belajar dapat
dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah
semester (sub sumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif).
Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap,
pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna
menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan emperoleh manfaat

17

dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa yaitu meningkatnya


jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang
saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. Metode belajar
mengajar yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guur akan mampu
membawa siswa dalam situasi yan lebih kondusif, karena siswa lebih
berperan dan lebih terbuka serta sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.
Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari : pertama, mayoritas
siswa beraktivitas dalam pembelajaran; kedua, aktivitas pembelajaran
didominasi oleh kegiatan siswa; ketiga, mayoritas siswa mampu
mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui pembelajaran koperatif
tipe STAD.
Aspek psikomotor berkaitan dengan ketrampilan yang bersifat
manual dan motorik. Aspek ini meliouti : 1) persepsi (perception),
berkaitan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan; 2),
kesiapan

melakukan

pekerjaan

(set),

berkaitan

dengan

kesiapan

melakukan suatu kegiatan baik secara mental, fisik, maupun emosional; 3)


mekanisme (mechanisme), berkaitan dengan penampilan respons yang
sudah dipelajari; 4) respon terbimbing (guide respons), yaitu mengikuti
atau mengulangi perbuatan yang diperintahkan oleh orang lain; 5)
kemahiran (complex over respons), berkaitan dengan gerakan motorik
yang terampil; 6) adaptasi (adaption), berkaitan dengan ketrampilan yang
sudah berkembang di dalam diri individu sehingga yang bersangkutan
mampu memodifikasi pola gerakannya; 7) keasilan (origination),
merupakan kemampuan menciptakan pola gerakan baru sesuai dengan
situasi yan dihadapi.
Menurut Syaefudin Azwar, prestasi belajar adalah performa
maksimal seseorang dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah
diajarkan atau telah dipelajari.
Jadi berdasarkan beberapa pengertian di atas hasil belajar atau
yang sering disebut prestasi belajar diartikan suatu hasil usaha secara
maksimal bagi seseorang dalam menguasai bahan-bahan yang dipelajari
atau kegiatan yang dilakukan. Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan

18

adalah hasil kegiatan belajar setelah siswa mengikuti pembelajaran secara


optimal.
c. Penilaian Belajar
Dalam membicarakan hasil belajar tidak bisa dipisahkan dari
penilaian sebagai aktivitas di dalam menentukan tinggi rendahnya hasil
belajar. Bila membicarakan penilaian maka tidak terlepas membahas
masalah evaluasi, sebab evaluasi merupakan suatu tindakan untuk
menentukan nilai segala sesuatu di dalam pembelajaran. Untuk
mengetahui prestasi belajar yang telah dicapai perlu diadakan evaluasi
atau tes yang diberikan kepada siswa secara periodik.
Crowl, Sally, Podell mengatakan bahwa : evaluasi mengarah
kepada proses pembuatan keputusan tentang nilai. Hal ini berarti bahwa
evaluasi dapat digunakan sebagai pijakan guru, pendidik atau lembaga
dalam memutuskan seseorang atau sesuatu aktivitas untuk dapat
digolongkan, baik, buruk, gagal atau berhasil. Evaluasi merupakan salah
satu kegiatan dalam pembelajaran yang wajib dilaksanakan oleh guru
setelah proses pembelajaran berakhir. Hasil dari evaluasi belajar tersebut
diharapkan dapat memberikan informasi tentang kemampuan yang telah
dicapai siswa setelah mempelajari suatu mata pelajaran. Dengan demikian
penyusunan strategi evaluasi akan menentukan ketepatan informasi yang
disampaikan kepada guru, pendidik, lembaga maupun siswa itu sendiri.
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan instrumen tes
formatif maupun tes sumatif.
Schriven dalam Maltby menejlaskan bahwa : tes formatif dapat
digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki hasil pembelajaran, dan juga
untuk memperbaiki bahan-bahan pembelajaran atau program kegunaan
sekolah. Dikatakan lebih lanjut, tes sumatif adalah tes yang digunakan
setelah berlangsungnya produksi, program atau kegiatan yang telah
dikembangkan, dimodifikasi, dan digunakan untuk kepentingan audien
secara internal maupun untuk pengambilan keputusan.
Pendapat ini mempertegas dalam pelaksanaan tes formatif maupun
tes sumatif ini dilaksanakan dengan maksud untuk mendapatkan data

19

keberhasilan

pembelajaran

dari

bahan

pembelajaran

yang

telah

dilaksanakan, guna mengetahui pencapaian prestasi belajar siswa, potensi


siswa dan efektivitas proses interaksi pembelajaran. Dengan kata lain
evaluasi belajar dapat memberikan pencapaian prestasi belajar kepada
para siswa, guru dalam rentang waktu tertentu dan sekaligus untuk
mengetahui keberhasilan program pembelajaran yang telah dilaksanakan,
sehingga informasi yang dihasilkan berguna dalam mengambil keputusan
pembelajaran.
Menurut Muhibbinsyah, evaluasi yang berarti pengungkapan dan
pengukuran hasil belajar, pada dasarnya merupakan proses penyusunan
deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Pendapat ini
dalam pelaksanan evaluasi cenderung bersifat kuantitatif, karena
penggunaan simbol angka atau skor untuk menentukan kualitas
keseluruhan kinerja akademik siswa dianggap sangat nisbi.
Walaupun begitu guru yang pandai dan profesional akan berusaha
mencari kiat-kiat evaluasi yang lugas, tuntas, dan meliputi seluruh
kemampuan ranah cipta, rasa, dan karsa siswa. Manfaat evaluasi belajar
dan prestasi belajar adalah sebagai berikut : 1) memberi kepastian kepada
semua siswa untuk dapat membantu belajar terhadap siswa yang lain, 2)
menentukan cara membentuk kelompok belajar secara efektif, efisien, dan
optimal, 3) mempersiapkan siswa dan orang tua untuk memberikan
panduan proses pembelajaran melalui laporan kemajuan belajar, 4)
mengesahkan tingkatan prestasi siswa, dan 5) menyediakan catatan dan
laporan guna membantu para pekerja profesional yang lain terhadap
individu siswa.
Menurut nana sudjana, tujuan penilaian adalah untuk : 1)
mendeskripsikan kecakapan belajar siswa, sehingga dapat diketahui posisi
kemampuannya dibandingkan dengan siswa yang lainnya, 2) mengetahui
proses pendidikan dan pengajaran, dan mengubah tingkah laku siswa ke
arah tujuan yang diharapkan, 3) menentukan tindak lanjut hasil penilaian.
Evaluasi belajar memiliki fungsi sebagai berikut : 1) fungsi
administrasi untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku rapor, 2)

20

fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan, 3) fungsi


diagnostik

untuk

mengidentifikasi

kesulitan

belajar

siswa

dan

merencanakan program remedial teaching (pengajaran, perbaikan), 4)


sumber data bimbingan dan penyuluhan untuk memasok data-data siswa
tertentu yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan (BP), dan 5) bahan
pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang, yang meliputi
pengembangan kurikulum, metode, dan alat-alat untuk proses belajar
mengajar (PBM).
Syaefudin Azwar, pengertian prestasi atau keberhasilan belajar
dpat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor,
indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan, dan lain
sebagainya. Keberhasilan dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor
yang bersumber dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) diri
individu.
Dalam penelitian ini dikemukakan bahwa hasil belajar untuk mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah kepahaman siswa terhadap
materi ini diukur berdasarkan tes hasil belajar pada aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
B. Kerangka Berpikir
Selama ini masih banyak guru yang mendesain siswa untuk menghafal
seperangkat fakta yang diberikan oleh guru, seolah-olah guru sebagai sumber
utama pengetahuan. Umumnya metode yang digunakan adalah metode ceramah,
sehingga proses pembelajaran bersifat monoton dan siswa cenderung pasif. Hal
itu mengakibatkan pada rendahnya prestasi belajar siswa.
Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, guru harus dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan memilih model pembelajaran yang dapat memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan
keinginan dan kemampuan siswa.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, diduga melalui
pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan pemahaman siswa dalam

21

pembelajaran PKn akan meningkat, sehingga akhirnya dapat meningkatkan hasil


belajar siswa.
C. Hipotesis Tindakan
Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
teams Achievement Division) dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
di SMA Negeri 1 Jeruklegi Kabupaten Cilacap hasil belajar siswa dapat
meningkat.

22

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1
Jeruklegi yang terletak di Jalan Raya Jeruklegi nomor 23 Kabupaten Cilacap.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober s.d. Nopember 2008 (semester 1
tahun pelajaran 2007/2008). Kemampuan akademik siswa-siswi di kelas ini
rata-rata cukup. Kondisi lain yang terikat bahwa latar belakang mereka cukup
beragam, mereka terdiri dari beragam suku, agama, sehingga secara
keseluruhan kelas XI IPA-1 relative cukup heterogen.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Jeruklegi
Kabupaten Cilacap, siswa di kelas ini berjumlah 40 orang, terdiri dari 18
orang siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan serta guru yang mengampu
mata pelajaran PKn tersebut.
B. Sumber Data
1. Data primer

: nilai ulangan harian siswa.

2. Data sekunder : hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat.


C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan
pengamatan dan pencatatan pelaksanaan pembelajaran di kelas serta aktivitas
yang ditunjukkan siswa pada saat proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung tanpa mengganggu kegiatan pembelajaran (aspek afektif dan
psikomotorik).

23

2. Metode dokumentasi
Studi dokumen dilakukan dengan cara mengambil foto siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung dan mengumpulkan hasil tes yang telah diberikan.
3. Angket / kuesioner
Angket yang telah dipersiapkan dibagikan kepada semua siswa, kemudian
diisi oleh siswa.
4. Tes / evaluasi
Soal tes yang telah dibuat diberikan kepada siswa kemudian diselesaikan
secara individu, yang digunakan untuk memperoleh data hasil belajar (aspek
kognitif).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Lembar observasi dan catatan lapangan
Untuk menjaring data yang berkaitan dengan peningkatan pemahaman materi
pembelajaran siswa yang diukur dalam penelitian ini meliputi :
a. kerjasama dalam kelompok
b. memberikan sarana, gagasan
c. mengajukan pertanyaan
d. memberi tanggapan terhadap jawaban teman
e. tidak memonopoli pertanyaan
f. tidak memaksakan pendapat
g. kemampuan memahami materi
h. partisipasi dalam kelompok
i. taat terhadap aturan pembelajaran kooperatif tipe STAD
j. kemampuan menarik kesimpulan
Secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2 halaman
2. Angket / kuesioner
Kuesioner siswa merupakan dialog secra tertulis dengan siswa untuk
memperkuat data yang telah diperoleh berdasarkan lembar observasi terutama
mengenai respon siswa terhadap pembelajaran PKn dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dibawakan disenangi atau

24

tidak oleh siswa, ada sepuluh aspek yang ditanyakan. Pada kuesioner ini siswa
diharapkan dapat menjawab jujur dan obyektif dengan jalan memberi ceklis
ya atau tidak pada lajur yang disediakan kepada 40 siswa setelah
berakhirnya siklus ketiga. Aspek yang ditanyakan pada kuesioner tersebut
terlampir (lampiran 5 halaman 56)
3. Tes / evaluasi
Soal tes yang telah dibuat diberikan kepada siswa kemudian diselesaikan
secara individu. Yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan
hasil belajar PKn siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD dalam pembelajaran. Secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 6
halaman 57
E. Teknik Analisis Data
Teknik

analisis

data

adalah

cara/teknik

yang

digunakan

untuk

menganalisis data yang disesuaikan dengan bentuk problematik dan jenis data
(Arikunto 1997 : 44-47). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis deskriptif persentase. Adapun langkah-langkah analisis data adalah
sebagai berikut :
1. Dari data berupa observasi dan angket yang didapat berupa data kualitatif,
agar data tersebut dapat dianalisis maka harus diubah menjadi data kuantitatif
(Arikunto, 1997 : 96). Menguantitatifkan jawaban butir pertanyaan dengan
memberikan tingkat-tingkat skor untuk masing-masing jawaban sebagai
berikut :
Skor 1 : kurang baik
Skor 2 : cukup
Skor 3 : baik
Skor 4 : amat baik
2. Dari hasil perhitungan rumus, akan dihasilkan angka dalam bentuk persentase.
Adapun rumus yang digunakan untuk analisis deskriptif persentase (DP)
adalah :
DP =

n
x100%
N

Keterangan :

25

: Jumlah skor jawaban responden

: Jumlah seluruh skor ideal

DP

: Tingkat keberhasilan yang dicapai

(Ali, 1989 : 184)


3. Analisis data penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga
digunakan analisis persentase. Hasil analisis disajikan dengan kalimat yang
bersifat kualitatif. Langkah-langkah perhitungan :
a. Menentapkan persentase tertinggi =

item x responden x skor nilai tertinggi


x100%
item x responden x skor nilai tertinggi
b. Menetapkan persentase terendah =

item x responden x skor nilai terendah


x100%
item x responden x skor nilai tertinggi
c. Menetapkan interval kelas dengan cara =
Interval kelas

persen tertinggi persen terendah


kelas yang dikehendaki

100% 25%
4

= 18,75%
d. Menetapkan jenjang kriteria. Dalam penelitian ini diterapkan untuk
jenjang kriteria yaitu amat baik, baik, cukup, kurang baik.
e. Dari data di atas, kemudian dibuat tabel interval kelas dan kategori
sebagai berikut :
Tabel 3.1. jenjang Kriteria Hasil Penelitian
No.
Interval (%)
1
81,26 100,00
2
62,51 81,25
3
43,76 62,50
4
25,00 43,75
Sumber : Data Primer Penelitian, 2007

26

Kriteria
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang

Data yang diperoleh dianalisis secara kolaboratif dengan teman sejawat


dan hasilnya dijadikan sebagai bahan penyusunan rencana tindakan berikutnya.
Analisa data dilakukan setiap akhir siklus. Data yang diperoleh dalam penelitian
berupa lembar observasi dihitung kemudian dipersentase. Dengan demikian dapat
diketahui sejauh mana peningkatan yang dicapai dalam pembelajaran. Hasil tes
belajar siswa pada akhir siklus juga dihitung nilai rata-ratanya. Hasil tes pada
akhir siklus I dibandingkan dengan siklus II dan siklus III. Jika mengalami
kenaikkan maka diasumsikan model pembelajaran yang digunakan yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian adalah :
1. Meningkatnya pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn yang dilihat
selama proses pembelajaran berlangsung, maupun peningkatan rata-rata
persentase pada aspek pemahaman materi pembelajaran siswa.
2. meningkatnya rata-rata hasil belajar PKn yang dicapai oleh siswa
G. Rancangan Penelitian
Untuk menerapkan perangkat pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD
digunakan rancangan peneltiian tindakan, selain itu juga memecahkan masalahmasalah praktis, juga untuk memperbaiki strategi pembelajaran. Dalam penelitian
ini tindakan yang dimaksud penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe
STAD, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi.
Penelitian tindakan kelas melalui 4 tahapyaitu : perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi, yang dilaksanakan dalam dua siklus (tiap siklus
dilakukan 2 kali tatap muka).

Prosedur penelitian dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut :

27

Menyusun
rencana dan
skenario

Stretagi
Pembelajar
an

Pengump
ulan data
observasi

Melakukan
tindakan
selanjutnya

Reflek
si

Pada kegiatan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap tersebut.


Rencana tindakan siklus I
1. Perencanaan
-

Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan Standar


kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa
dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe STAD.

Membuat rencana pembelajaran kooperatif tipe STAD dan lembar


observasi.

Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan


kelas / alat bantu / media yang diperlukan.

Membuat alat evaluasi

Secara garis besar tahapan pembelajaran kooperatif tipe STAD :


a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan diantaranya mempersiapkan
materi dan merancang pembelajaran yang mengarah ke kooperatif STAD,
membuat krietria kelompok Heterogen (jenis kelamin, kemampuan serta
agama) dan memeprsiapkan instrumen observasi disertai cara penskoran.
b. Tahap Penyajian Materi
Dalam tahap ini pengajar menyebutkan tujuan pembelajaran memotivasi
rasa ingin tahu, memberikan apersepsi, umpan balik sesering mungkin,
penjelasan yang tepat agar tidak terjadi miskonsepsi, dan beralih pada
konsep lain, jika siswa telah memahami pokok masalahnya.
c. Tahap Kegiatan Kelompok

28

Selanjutnya maisng-maisng kelompok membahas materi yang dibagikan,


siswa mempelajari konsep-konsep materi PKn, dan mempresentasikan di
depan kelas juga digunakan untuk melatih ketrampilan kooperatif siswa
dalam masing-masing kelompok. Jika salah satu siswa belum memahami
materi,

maka

teman

sekelompoknya

bertanggungjawab

untuk

menjelaskan.
d. Tahap selanjutnya, tanggapan dari masing-masing kelompok.
e. Selanjutnya guru memberikan tanggapan dan penegasan tentang materi
yang dibahas.
f. Tahap tes hasil belajar.
Dilakukan tes formatif yang dikerjakan secara individu mandiri. Tes
uraian dikerjakan selama 60 menit. Hasil tes digunakan untuk mengetahui
apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan Skenario
pembelajaran kooperatif tipe STAD yan telah direncanakan.
3. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi.
4. Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Pada
tahap ini, pengajar dapat merefleksikan diri berdasarkan hasil observasi dan
diskusi. Untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Hasil analisis data
yang dilakukan dalam tahapan akan dipergunakan sebagai acuan untuk
merencanakan siklus berikutnya.

Secara Skema dapatlah digambarkan kegiatan penelitian tindakan kelas :

29

Rencana dari Hasil Identifikasi Masalah


Rencana 1
Rencana / strategi pembelajaran
Revisi

Pelaksanaan dan observasi


Evaluasi dan Refleksi
Rencana 2
Rencana / strategi pembelajaran

Revisi

Pelaksanaan dan observasi


Evaluasi dan Refleksi
Rencana 3
Rencana / strategi pembelajaran

Revisi

Pelaksanaan dan observasi


Evaluasi dan Refleksi
Naskah Final
Siklus Rancangan Penelitian Tindakan

a. Tahap Perencanaan

30

Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi awal, merumuskan permasalahan


dan merencanakan tindakan yang meliputi rancangan strategis dalam
penyampaian dan pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada
tahap ini juga dikembangkan strategi pembelajaran, instrumen pengumpul
data berupa lembar pengamatan perangkat tes hasil belajar serta menyusun
rencana pengelolaan data.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan skenario tindakan yang telah
direncanakan serta melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran
berlangsung sesuai dengan jadwal penelitian. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung dilakukan pengamatan oleh tim dengan menggunakan instrumen
pengamatan, serta melakukan evaluasi dan refleksi selama pelaksanaan
tindakan ditujukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran
berikutnya.

31

BAB IV
TINDAKAN, HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tindakan dan Hasil Siklus I


1. Tindakan
Siklus I pada penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 sampai dengan 20
Oktober 2007, dengan materi yang dibahas dampak penyelenggaraan
pemerintahan yang tidak transparan. Tindakan yang dilakukan adalah
pendekatan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dengan langkahlangkah sebagai berikut :
a. Guru menyajikan materi sesuai dengan rencana pembelajaran telah dibuat
sebelumnya.
b. Guru mengelompokkan siswa yang anggota kelompok terdiri dari
berbagai ragam (heterogen).
c. Guru membagikan lembar materi kepada masing-masing kelompok,
dengan materi yang berbeda, agar dipahami oleh kelompok siswa tersebut.
d. Tahap selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan di depan
kelas, guru memberi kesempatan untuk ini sekitar 10 menit.
e. Selanjutnya tanggapan dari berbagai kelompok.
f. Tahap selanjutnya guru memberi tanggapan dan penegasan.
2. Hasil Tindakan
a. Ketika guru membagi anggota kelas dalam kelompok-kelompok kecil, ada
yang bertanya-tanya apa yang akan dilakukan (ketika guru membagikan
lembar materi kepada masing-masing kelompok yang berbeda)
b. Tampak pada awalnya, mereka masih banyak yang diam dengan
pemikirannya masing-masing. Mereka masih ada yang malu, enggan
untuk berbicara dengan teman satu kelompok.
c. Seiring dengan berjalannya waktu, setelah lebih kurang 10 menit tampak
mereka sudah mulai berusaha untuk berinteraksi dengan teman satu
kelompok.

32

d. Kelompok-kelompok siswa mulai melakukan pemahaman materi dengan


selalu berdiskusi sesama satu kelompok. Tetapi masih ada kelompok yang
masih belum serius, sering berbicara masalah lain.
e. Respon dari siswa ternyata lebih baik, terlihat dari sebagian besar
kelompok yang berkata kepada guru untuk siap mempresentasikan ke
depan kelas.
f. Secara umum minat untuk memahami materi cukup baik, hanya ada 2
kelompok yang terlihat kurang serius, kurang berinteraksi dengan teman
selain kelompoknya. Sehingga mereka cenderung lamban dalam
memahami materi.
g. Karena ada beberapa kelompok yang lamban dalam memahami materi,
sehingga masih ada kelompok yang belum siap tampil (presentasi).
h. Dalam rangka mengupayakan peningkatan hasil belajar siswa, yang
dijaring melalui tes harian (formatif) PKn dengan jumlah soal sebanyak 10
butir tes uraian berstruktur. Sedangkan nilai setiap item tes yang benar
adalah 1, sehingga hasil nilai tes menyebar dari nilai terendah 1 sampai
dengan nilai tertinggi 10.
Selebaran data hasil tes formatif dapat diperhatikan pada daftar distribusi
frekuensi di bawah ini :
Tabel 4.1. : Distribusi Frekuensi dan Komulatif.
Nilai Hasil Belajar Bidang Studi PKn 40 Orang Siswa
Nilai
6

f
8

f Komulatif
8

%
20

% Komulatif
20

21

29

52,5

72,5

37

20

92,5

39

97,5

2,5

100

10
1
40
Sumber : Data sekunder penelitian 2007.

Tabel 4.2. : Hasil Tes Formatif Bidang Studi PKn

33

X
6

F
8

f.X
48

147

64

18

10
1
Jumlah
40
Sumber : Hasil penelitian 2007.

x
=

f.x
n
287
7,17
40

10
287

Dari tabel di atas terlihat hasil ulangan harian / formatif rata-rata adalah 7,17.
Hasil Observasi dan Refleksi pada Siklus I :
Observasi yang dilakukan pada kelas XI IPA-1 pada materi pokok
dampak pemerintahan yang tidak transparan. Observasi dilakukan secara terus
menerus selama pelaksanaan pembelajaran materi tersebut, sehingga dapat
diketahui rata-rata skor penilaiannya. Untuk mengetahui kualitas kegiatan
pembelajaran, hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis
deskripsi presentase.
Adapun kriteria presentase yang digunakan untuk menggambarkan
kualitas pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3. : Kriteria Penilaian Hasil Observasi
No.
Interval (%)
1
81,26 100,00
2
62,51 81,25
3
43,76 62,50
4
25,00 43,75
Sumber : Data primer penelitian, 2007

Kriteria
Amat baik
Baik
Cukup
Kurang baik

Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa dalam proses


pembelajaran materi pokok dampak pemerintahan yang tidak transparan
dalam kehidupan kooperatif dengan tipe STAD. Secara keseluruhan hasil
observasi tentang kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut :

34

Tabel 4.4. : Pengolahan Data Lembaran Observasi Kegiatan Pembelajaran


Kooperatif Dengan Tipe STAD.
No.
1

Aktivitas yang diamati


Kerjasama dalam kelompok

Skor
2

Memberikan saran, gagasan

Mengajukan pertanyaan

Memberi tanggapan terhadap jawaban teman

Tidak memonopoli pertanyaan

Tidak memaksakan pendapat

Kemampuan memahami materi

Partisipasi dalam kelompok

Taat terhadap aturan pembelajaran kooperatif dengan

10

tipe STAD

Kemampuan menarik kesimpulan


Jumlah Skor
Persentase
Sumber : Hasil penelitian, 2007

19
47,5 %

Berdasarkan tabel di atas dpaat dilihat hasil observasi dan refleksi pada siklus
I, yang perlu diperhatikan sebagai rencana tindakan siklus berikutnya adalah :
a. Siswa masih ada yang lebih suka untuk berfikir sendiri, kurang tertarik
untuk untuk berbagai ide, gagasan atau pendapat dengan temannya.
b. Sebagian

siswa

belum

terbiasa

dengan

kondisi

belajar

dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, tetapi ada juga yang


lebih senang dan antusias dalam belajar.
c. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar
dengan perolehan skor 19 atau 47,5 % dengan kriteria C (Cukup)
sedangkan skor idealnya adalah 40.
d. Guru perlu memberikan stimulus pada kelompok yang lamban, sehingga
waktu dapat digunakan dengan efektif dan efisien.
e. Aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar masih tergolong rendah
dengan perolehan skor 34 atau 56,6 % dalam kriteria Cukup, sedangkan
skor idealnya 60. Hal ini terjadi karena lebih banyak berdiri di depan kelas

35

dan kurang memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana melakukan


pembelajaran kooperatif tipe STAD.
(lihat lampiran 7 halaman 63)
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang
telah dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat
perencanaan sebagai berikut :
1. Memberikan motivasi kepada kelompok siswa agar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran.
2. Guru lebih sensitif membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
3. memberikan penghargaan kepada siswa (reward).
B. Deskripsi Tindakan dan Hasil Siklus II
1. Tindakan
Siklus kedua dilaksanakan tanggal 27 Oktober 2008 materi yang disajikan
adalah dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan.
Langkah-langkah tindakan pembelajaran yang dilakukan adalah revisi dari
hasil refleksi pada siklus I, yaitu :
a. Guru memberikan motibasi kepada kelompok siswa agar lebih aktif lagi
dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b. Lebih intensif membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan.
c. Memberikan penghargaan atau reward.
2. Hasil Tindakan
a. Pada siklus II terlihat adanya suasana pembelajaran yang sudah mengarah
kepada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siswa dalam satu kelompok
menunjukkan saling membantu untuk memahami materi yang telah
diberikan melalui diskusi, tanya jawab, pokoknya sudah terjadi interaksi.
b. Siswa mulai tidak merasa canggung lagi saling bertukar pendapat,
berbagai ide denga teman.
c. Guru secara aktif memantau kerja kelompok, jika ada hal-hal yang kurang
jelas, diberi kejelasan oleh guru. Terlihat semangat kebersamaan dalam
proses pembelajara.

36

d. Dari 8 kelompok yang ada, terlihat ada dua kelompok yang paling
menonjol, 5 kelompok dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu
yang ditentukan, satu kelompok terlihat masih lamban.
e. Kelompok yang paling lamban menyelesaikan tugas terlihat kurang
berinteraksi dengan satu sama lain, tampak mereka lebih banyak berdiam
diri, sesekali saja berbicara.
f. Tanggapan siswa di kelas cukup baik, wakil kelompok yang tampil cukup
baik dalam menerima masukkan dari temannya.
g. Hasil tes formatif rata-rata adalah 7,57 ada 5 (12,5 %) orang siswa yang
nilainya 6, siswa yang dapat nilai 7 ada 13 orang (32,5 %), yang dapat 8-9
ada 22 orang (55 %)
Selebaran data hasil tes formatif dapat diperhatikan pada daftar distribusi
frekuensi di bawah ini :
Tabel 4.6. : Distribusi Frekuensi dan Komulatif Nilai Hasil Belajar Bidang
Studi PKn 40 Orang Siswa.
Nilai
6

F
5

f. KOmulatif
5

%
12,5

% Komulatif
12,5

13

18

32,5

45

16

34

40

85

15

100

9
6
40
Sumber : Data Sekunder Penelitian, 2007

Tabel 4.7. : Hasil Tes Ulangan Formatif Bidang Studi PKn.


x
6

F
5

f.x
30

13

91

16

128

54

37

x
=

f.x
n
303
7,57
40

Jumlah
40
Sumber : Hasil Penelitian, 2007.

303

Hasil observasi dan refleksi pada siklus II :


Tabel 4.8. : Pengolahan Data Lembaran Observasi Kegiatan Pembelajaran
Kooperatif Dengan Tipe STAD.
No.
1

Aktivitas yang diamati


Kerjasama dalam kelompok

Skor
2

Memberikan saran, gagasan

Mengajukan pertanyaan

Memberi tanggapan terhadap jawaban teman

Tidak memonopoli pertanyaan

Tidak memaksakan pendapat

Kemampuan memahami materi

Partisipasi dalam kelompok

Taat terhadap aturan pembelajaran kooperatif dengan

10

tipe STAD

Kemampuan menarik kesimpulan


Jumlah Skor
Persentase
Sumber : Hasil penelitian, 2007

26
65 %

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil observasi dan refleksi pada siklus
II, yang perlu diperhatikan sebagai rencana tindakan pada siklus berikutnya
adalah :
a. Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar didukung
oleh meningkatnya aktivitas guru meningkatkan suasana pembelajaran
kooperatif tipe STAD, guru secara intensif membimbing siswa saat
mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.
b. Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar meningkat
dari 47,5 % pada siklus pertama menjadi 65 % kriteri B (Baik) pada siklus
kedua.

38

c. Masih ada siswa yang belum optimal terlibat dalam proses interaksi
dengan kelompoknya.
d. Masih ada siswa yang belum menguasai materi dampak pemerintahan
yang tidak transparan.
e. Siswa yang kemampuan akademik lebih tinggi agak lebih mendominasi
aktivitas dalam kelompok.
f. Hasil tes formatif (setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
STAD) mengelami peningkatan, sebelumnya nilai rata-rata 67 setelah
dilakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD menjadi 7,17 siklus I, siklus
II 7,57.
g. Aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengjaar meningkat dari 56,6 %
pada siklus I menjadi 76,6 % dalam kriteria Baik pada siklus II. (lihat
lampiran 7 halaman 65)
C. Deskripsi Tindakan dan Hasil Siklus III
1. Tindakan
Siklus ke III penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 November 2008. Materi
yang diberikan keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Rencana pembelajaran yang disusun berdasarkan hasil dari refleksi
pada siklus II. Pembelajaran yang dilakukan adalah dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Guru memberi motivasi, serta apersepsi. Dengan mengingatkan kembali
konsep sistem hukum nasional dan penggolongan hukum.
b. Guru membagi siswa dalam kelompok yang baru, tetapi masih heterogen,
malahan lebih variatif.
c. Guru membagikan kartu-kartu soal pada materi ini, soal yang diberikan
hanya 5 soal.
d. Siswa diminta untuk memahami terlebih dahulu secara mandiri, kemudian
berdiskusi dengan kelompok masing-masing.
e. Guru minta beberapa waklil kelompok untuk menampilkan pekerjaannya
di depan kelas.
f. Guru memberi penegasan

39

2. Hasil Tindakan
Hasil observasi dan refleksi pada siklus III.
Tabel 4.10 : Pengolahan Data Lembaran Obseravsi Kegiatan Pembelajaran
Kooperatif Dengan Tipe STAD.
No.
1

Aktivitas yang diamati


Kerjasama dalam kelompok

Skor
4

Memberikan saran, gagasan

Mengajukan pertanyaan

Memberi tanggapan terhadap jawaban teman

Tidak memonopoli pertanyaan

Tidak memaksakan pendapat

Kemampuan memahami materi

Partisipasi dalam kelompok

Taat terhadap aturan pembelajaran kooperatif dengan

10

tipe STAD

Kemampuan menarik kesimpulan


Jumlah Skor
Persentase
Sumber : Hasil penelitian, 2007

34
85 %

Berdasarkan tabel di atas dpaat dilihat hasil observasi dan refleksi pada siklus
III sebagai berikut :
a. Pada siklus III terlihat adanya peningkatan minat siswa secara mandiri
tampak lebih tinggi dan dikategorikan baik.
b. Keseriusan kelompok baik sekali karena guru dan peneliti terlihat lebih
fokus dalam memperhatikan aktivitas mereka.
c. Interaksi dengan teman sudah baik, terlihat mereka dari awal sudah
menunjukkan kesungguhan / serius untuk berinteraksi.

40

d. Siswa yang akademiknya tinggi, berusaha untuk berbagi ide dengan


anggota masing-masing, mereka lebih berekspresi dan bekerjasama yang
lebih baik.
e. Dari 8 kelompok yang ada, dapat menyelesaikan tugas, dengan baik dan
hasilnya betul semua serta dengan waktu yang tepat.
f. Ketaatan terhadap aturan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD baik
sekali.
g. Meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran dilihat observasi
aktivitas siswa dari 65 % siklus kedua menjadi 85 % kriteria A (Amat
Baik) pada siklus ketiga.
h. Meningkatnya aktivitas guru dalam pembelajaran dilihat observasi
aktivitas guru dari 76,6 % pada siklus kedua menjadi 91,6 % pada siklus
ketiga. (lihat lampiran 7 halaman 67)
i. Nilai rata-rata tes formatif pada siklus III adalah 8,03 tidak ada siswa yang
mendapat nilai 6.
Selebaran data hasil tes formatif dapat diperhatikan pada daftar distribusi
frekuensi di bawah ini :

Tabel 4.11 : Distribusi Frekuensi dan Komulatif Nilai Hasil Belajar Bidang
Studi PKn 40 Orang Siswa.
Nilai
7

f
13

f. KOmulatif
13

%
32,5

% Komulatif
32,5

16

29

40

72,5

37

20

92,5

7,5

100

10
9
40
Sumber : Data Sekunder Penelitian, 2007

Tabel 4.12 : Hasil tes Ulangan Formatif Bidang Studi PKn.

41

X
7

F
13

f.x
91

16

128

72

10
3
Jumlah
40
Sumber : Hasil Penelitian, 2007.

x
=

30
321

f.x
n
321
8,03
40

Setelah berakhirnya siklus III, diedarkan angket/kuesioner kepada 40


orang siswa. Kuesioner ini dilaksanakan untuk melihat bagaimana tanggapan
siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Juga untuk melihat apakah siswa termotivasi
untuk mengikuti pembelajaran PKn.
Untuk mengetahui hasil dari kuesioner yang telah diedarkan pada siswa, di
bawah ini peneliti paparkan sebagai berikut :

Jawaban
No.
1.

Pertanyaan

Ya

Apakah

model

pembelajaran

Jml

40

100

37

92,5

7,5

40

100

38

95

yang

dibawakan oleh guru anda senangi ?


4.

Apakah tujuan pembelajaran yang hendak


dicapai anda pahami ?

3.

Jml

Menjawab
Jml
%

Apakah anda tahu tentang topik yang anda


pelajari setiap belajar ?

2.

Tidak

Tidak

Apakah cara velajar yang dibawakan oleh


guru mendorong anda untuk belajar ?

42

5.

Apakah informasi yang anda dapat bisa


anda jelaskan pada teman sekelompok
anda ?

6.

16

40

24

60

39

97,5

2,5

32

80

17,5

40

100

39

97,5

2,5

Model pembelajaran yang diterapkan


melatih anda untuk bertanggungjawab ?

10.

45

2,5

2,5

Anda termotivasi untuk menjawab soal


diskusi kelas ?

9.

18

Anda termotivasi bertanya pada saat


diskusi kelas ?

8.

52,5

Anda memahami informasi pelajaran yang


diberikan oleh teman anda ?

7.

21

Model pembelajaran yang diterapkan


meningkatkan hasil belajar dan aktivitas

anda dalam belajar ?


Sumber : Hasil Penelitian, 2007

Dari data kuesioner di atas peneliti melihat bahwa pada umumnya siswa tahu
tentang topik atau kompetensi dasar yang akan dipelajari. Ini terjadi karena setiap
akan memasuki pelajaran, peneliti selalu menginformasikan KD atau Indikator
apa yang akan dicapai. Selanjutnya, data yang menunjukkan memperoleh hasil
yang baik menurut pengakuan siswa, model pembelajaran kooperatif tipe STAD
disenangi oleh siswa. Sehingga membawa dampak positif terhadap yang lain,
seperti dapat melatih siswa untuk bertanggungjawab. Kemudian dampak lain
yang sangat berpengaruh dengan disenanginya model pembelajaran yang
diberikan adalah siswa menjadi termotivasi untuk bertanya, terutama saat
berdiskusi.
Dengan termotivasinya siswa saat berdiskusi, akhirnya aktivitas siswa meningkat,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Data yang menunjukkan
memperoleh hasil yang rendah adalah dalam hal menyampaikan informasi
pelajaran kepada teman, maupun menerima informasi pelajaran dari teman. Hal
ini peneliti sadari bahwa bagi siswa SMA Negeri 1 Jeruklegi kelas XI, memang
masih sulit bagi mereka untuk menerangkan atau menyampaikan informasi
pelajaran maupun menerima keterangan atau informasi pelajaran dari teman. Hal

43

ini terjadi karena tingkat pemahaman yang dimiliki oleh siswa masih rendah.
Dengan melihat data kuesioner siswa yang telah dilaksanakan, peneliti berencana
untuk dapat melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
proses pembelajaran selanjutnya sesuai dengan materi yang cocok.
D. Pembahasan Hasil penelitian
Setelah diamati dan didiskusikan serta dilakukan refleksi selama
pelaksanaan penelitian tindakan di lapangan, maka dapatlah dipaparkan
temuannya sebagai berikut :
1. Kemampuan siswa masih relatif rendah dapat diupayakan dengan melakukan
pembelajaran kooperatif melalui pendekatan tipe STAD. Siswa pada mulanya
terlihat masih bingung dan canggung untuk berinteraksi dengan temannya
sehingga pada siklus I, hasilnya belum memuaskan. Guru tidak memiliki
cukup waktu untuk melaksanakan seluruh skenario tindakan. Baru pada siklus
ke II strategi dirancang ulang, sehingga siswa dikelompokkan dalam
kelompok yang lebih heterogen tadinya dalam siklus I masih ada kelompok
yang lemah. Pada siklus ke II terlihat kecanggungan untuk berinteraksi dan
berbagi ide mulai terlihat lebih baik. Di samping itu guru lebih aktif untuk
mengontrol aktivitas kelompok. Sehingga mereka lebih serius dalam
memikirkan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Pada siklus ke III,
kondisi kelas dan kerja kelompok menunjukkan perubahan yang lebih baik.
Mereka lebih santai, rilek, riang dalam menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan. Meskipun materi yang dihadapi berkaitan.
2. Setiap akhir siklus diakhiri dengan tes berupa ulangan harian. Berikut ini
grafik yang menunjukkan nilai rata-rata ulangan harian tiap siklus. Grafik
menunjukkan bahwa ada kenaikan rata-rata nilai ulangan di setiap siklus.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik perbandingan nilai rata-rata di
bawah
100 ini :
90
8,03

80
70

7,57
7,17

60
50
40
30

44

20
10

Siklus I

Siklus II

Siklus III

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan data, analisis data dan pembahasan tentang upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari Siklus ke Siklus, pada
Siklus I diperoleh 7,17, Siklus II, 7,57, dan menjadi 8,03 pada Siklus III.
2. Dari hasil observasi di kelas, menunjukkan bahwa siswa yang berkemampuan
tinggi terlihat lebih aktif dan antusias, sehingga memunculkan kerjasama serta

45

mau

berinteraksi,

saling

membantu

serta

berbagi

pendapat,

mau

mendengarkan pendapat teman dalam menyelesaikan tugas.


3. Melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa membangun sendiri
pengetahuan, menemukan langkah-langkah dalam mencari penyelesaian dari
suatu materi yang harus dipahami dan dikuasai oleh siswa, baik secara
individu maupun kelompok.
4. Dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran PKn lebih
menyenangkan.
5. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
pemahaman dan aktivitas proses belajar mengajar.
B. Saran
1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan pembelajaran
kooperatif tipe STAD sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran PKn
untuk meningkatkan pemahaman, aktivitas hasil belajar siswa.
2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka
diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam
pelajaran PKn maupun mata pelajaran lainnya.
3. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru harus
benar-benar memahami langkah-langkahnya, dan dapat mengelola waktu
seoptimal mungkin. Peran guru sebagai fasilitator menjadi snagat penting.

46

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Nurhadi, 2003, Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK,


Malang : Universitas Negeri Malang.
Depdikbud, 1999. penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, : Depdikbud.
Depdiknas, 2005. Pendidikan Kewarganegaraan, Strategi dan Metode Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta : Depdiknas.
Suharsini Arikunto, 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasiona, 2003. Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas, 2004. Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA), Jakarta : Depdiknas.
Nana Sujana, 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.

47

Syaiful Bahri Djamarah, 1994, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Jakarta :
Rineka Cipta.
Syaifuddin Azwar, 1998, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Darsono, Max, 2000. Belajar dan Pembelajaran, Semarang : CV. IKIP Semarang.
Mudjiono dan Dimyati, 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Depdiknas 2003. Pendekatan Kontekstual (CTL), Jakarta : Depdiknas.
Ali, Muhamad, 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Jakarta : PT.
Rieka Cipta.
Arikunto, Suharsini, 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :
PT. Rineka Cipta.

Lampiran : 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran

: Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas Semester

: XI / 1

Alokasi Waktu: 6 jam pelajaran


A. Standar Kompetensi
Mendeskripsikan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
B. Kompetensi Dasar
-

Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan.

Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidpan berbangsa dan


bernegara.

48

C. Skenario Pembelajaran
Pertemuan I :
-

Mengelompokkan siswa yang anggota kelompok terdiri dari 5 orang dari


berbagai ragam (heterogen).

Guru membagikan lembar materi kepada masing-masing kelompok, dengan


materi yang berbeda, agar dipahami oleh kelompok siswa tersebut.

Masing-masing kelompok mempresentasikan di depan kelas.

Tanggapan dari berbagai kelompok.

Bersama-sama dengan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil


belajar.

Guru memberi tanggapan dan penegasan.

Post test.

Pertemuan II :
-

Guru memberikan motivasi kepada kelompok siswa agar lebih aktif lagi
dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Lebih intensif membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan.

Post test.

Memberikan penghargaan atau reward.

Pertemuan III :
-

Guru memberikan motivasi, dengan mengingatkan kembali konsep dampak


penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan dan sikap keterbukaan
dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Guru membagikan kartu-kartu soal.

Siswa diminta untuk memahami secara mandiri, kemudian berdiskusi dengan


kelompok masing-masing.

Guru minta beberapa wakil kelompok untuk menampilkan pekerjaannya di


depan kelas.

Guru memberikan penegasan.

Post test.

D. Media / Sumber Pembelajaran


-

Buku PKn SMA Kelas XI, Airlangga.

Media massa.

49

Lembar pengamatan.

Lembar kerja soal.

E. Penilaian
-

Partisipasi siswa dalam kerja kelompok.

Kemampuan siswa mempresentasikan hasilnya.

Ulangan formatif.
Cilacap,

Mengetahui :

Oktober 2007

Guru Mata pelajaran,

Kepala Sekolah,

Drs. SUKARNO SUGIHARTO

Drs. SRI WIDODO, MM.Pd.

NIP 131792278

NIP 132142638

Lampiran : 2
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF DENGAN TIPE STAD
Observasi ke

Mata Pelajaran

Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar
Tanggal

Kelas / Semester

Jumlah Siswa

Kelompok

50

Petunjuk :
Berilah tanda () pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda !
No.

Skor

Pertanyaan

1.

Kerjasama dalam kelompok

2.

Memberikan saran, gagasan

3.

Mengajukan pertanyaan

4.

Memberi tanggapan terhadap jawaban

teman
5.

Tidak memonopoli pertanyaan

6.

Tidak memaksakan pendapat

7.

Kemampuan memahami materi

8.

Partisipasi dalam kelompok

9.

Taat

terhadap

aturan

pembelajaran

kooperatif dengan tipe STAD


10.

Kemampuan menarik kesimpulan

Keterangan :
1 : Kurang Baik
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Amat Baik

Cilacap, ........................
Observer,

___________________

51

Lampiran : 3
LEMBAR OBSERVASI GURU
Observasi ke

Mata Pelajaran

Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar

Tanggal

Kelas / Semester

Jumlah Siswa

Guru Peneliti

Petunjuk :
Berilah tanda () pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda !
No.

Skor

Pertanyaan

52

1.

Pendahuluan :
a. Memotivasi / membangkitkan minat siswa
b. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran

2.

Kegiatan Inti :
a. Memberikan
bagaimana

pengarahan

kepada

melakukan

siswa

pembelajaran

kooperatif tipe STAD


b. Membimbing kelompok siswa agar lebih
aktif lagi dalam pembelajaran.
c. Membimbing

kelompok

siswa

yang

mengalami kesulitan
d. Mengarahkan

siswa

untuk

menemukan

jawaban dan cara menjawab soal dengan


memberi bantuan seperlunya.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya atau menjawab pertanyaan.
f. Menghargai berbagai pendapat.
g. Mengarahkan

siswa

untuk

menarik

kesimpulan.
3.

Penutup :
a. Menegaskan kembali kesimpulan materi.
b. Memberikan tugas pada siswa.

4.

Pengelolaan Waktu

5.

Penampilan guru (Ceria, bersih, rapi)

6.

Suasana kelas :
a. Antusias siswa

b. Antusias guru
Keterangan :
1 : Kurang Baik
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Amat Baik

53

Cilacap, ........................
Pengamat,

___________________

Lampiran 4

KUESIONER
Instruksi :
Berikut ini adalah serangkaian pertanyaan berkaitan dengan berbagai aspek kegiatan
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Isilah dengan tanda () pada skala yang anda anggap tepat untuk masing-masing item
di bawah ini !
Jawaban
No.

Pertanyaan
Ya

1.

Apakah anda tahu tentang topik yang anda


pelajari setiap belajar ?

2.

Apakah tujuan pembelajaran yang hendak


dicapai anda pahami ?

3.

Apakah model pembelajaran yang dibawakan


oleh guru anda senangi ?

4.

Apakah cara belajar yang di bawakan oleh guru

54

Tidak

Tidak
Menjawab

mendorong anda untuk belajar ?


5.

Apakah informasi yang anda dapatkan bisa anda


jelaskan pada teman sekelompok anda ?

6.

Anda memahami informasi pelajaran yang


diberikan oleh teman ?

7.

Anda termotivasi bertanya pada saat diskusi


kelas ?

8.

Anda termotivasi untuk menjawab soal diskusi


kelas

9.

Model pembelajaran yang diserapkan melatih


anda untuk bertanggungjawab.

10.

Model

pembelajaran

yang

diterapkan

meningkatkan minat dan aktivitas anda dalam


belajar ?
Lampiran 5
DATA NILAI ULANGAN FORMATIF SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2007/2008
SMA NEGERI JERUKLEGI
Kelas

: XI IPA-1

Mata Pelajaran: Pendidikan Kewarganegaraan


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Nama
ACHMAD SAFITON
AFIF FATHUL KODIR
AGUSTINA KURNIAWATI
ALDHI NURROKHMAT PRATOMO
ANI SETYOWATI
ARI NUR ISTIYANTO
AYU SUSANTI
BASKORO KUSUMO ADHI
CARUNIA DAYANTI
CICI CAHYANI
DIAN ANGGRAENI
DICKY DWI ANGGORO BP
DIMAS ADI PRAYITNO

55

Nilai
90
90
70
80
60
70
70
80
70
70
70
70
70

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

DWI KURNIATI
DWI SETYORINI
ERNANTI WAHYU UTAMI
FUAD NUR HASAN
GESY WIJIASTUTI
GIANA RIAN YUNITA
HENDAR RAMADHANI
HENY NURAENI
KADEK BAYU IRAWAN
KHAYATUL UMAM
MARLINA FITRI ASIH
MIFTAKHUL RIZKI
NOFI RIYANTI
NORMALIA PRADISKA
OLIVIA FRANTANTI
PUR JULIANTI
RAHMAT HIDAYAT SYAIFUL A.
RICKY ARDITYA JATI
RIDHO ASLI KRISNENDAR
RIFA DWI EKIRIA
SAEFUL AMRI
SEPTIANA BUDIARTI
SIGIT EKO WIBOWO
SUGIARTI
SUMIATI
TRI AISAH
TRI ANIF HANDOKO
Jumlah
Rata-rata

56

80
70
70
80
70
60
70
60
60
70
80
70
70
100
80
70
70
60
60
70
70
80
60
80
70
70
60
2870
71,7

DAFTAR NILAI ULANGAN FORMATIF SEMESTER 1


TAHUN PELAJARAN 2007/2008
SMA NEGERI 1 JERUKLEGI
Kelas

: XI IPA-1

Mata Pelajaran: Pendidikan Kewarganegaraan


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Nama
ACHMAD SAFITON
AFIF FATHUL KODIR
AGUSTINA KURNIAWATI
ALDHI NURROKHMAT PRATOMO
ANI SETYOWATI
ARI NUR ISTIYANTO
AYU SUSANTI
BASKORO KUSUMO ADHI
CARUNIA DAYANTI
CICI CAHYANI
DIAN ANGGRAENI
DICKY DWI ANGGORO BP
DIMAS ADI PRAYITNO
DWI KURNIATI
DWI SETYORINI
ERNANTI WAHYU UTAMI
FUAD NUR HASAN
GESY WIJIASTUTI
GIANA RIAN YUNITA
HENDAR RAMADHANI
HENY NURAENI
KADEK BAYU IRAWAN
KHAYATUL UMAM
MARLINA FITRI ASIH
MIFTAKHUL RIZKI
NOFI RIYANTI
NORMALIA PRADISKA
OLIVIA FRANTANTI
PUR JULIANTI
RAHMAT HIDAYAT SYAIFUL A.
RICKY ARDITYA JATI
RIDHO ASLI KRISNENDAR

57

Nilai
8
9
7
8
6
7
7
9
8
7
7
7
8
8
8
7
8
8
7
7
6
6
8
9
8
8
9
9
6
7
7
7

33
34
35
36
37
38
39
40

RIFA DWI EKIRIA


SAEFUL AMRI
SEPTIANA BUDIARTI
SIGIT EKO WIBOWO
SUGIARTI
SUMIATI
TRI AISAH
TRI ANIF HANDOKO
Jumlah
Rata-rata

8
8
8
7
9
8
8
6
303
7,57

DAFTAR NILAI ULANGAN FORMATIF SEMESTER 1


TAHUN PELAJARAN 2007/2008
SMA NEGERI 1 JERUKLEGI
Kelas

: XI IPA-1

Mata Pelajaran: Pendidikan Kewarganegaraan


No.
1
2
3
4
5
6

Nama
ACHMAD SAFITON
AFIF FATHUL KODIR
AGUSTINA KURNIAWATI
ALDHI NURROKHMAT PRATOMO
ANI SETYOWATI
ARI NUR ISTIYANTO

58

Nilai
9
9
7
8
7
8

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

AYU SUSANTI
BASKORO KUSUMO ADHI
CARUNIA DAYANTI
CICI CAHYANI
DIAN ANGGRAENI
DICKY DWI ANGGORO BP
DIMAS ADI PRAYITNO
DWI KURNIATI
DWI SETYORINI
ERNANTI WAHYU UTAMI
FUAD NUR HASAN
GESY WIJIASTUTI
GIANA RIAN YUNITA
HENDAR RAMADHANI
HENY NURAENI
KADEK BAYU IRAWAN
KHAYATUL UMAM
MARLINA FITRI ASIH
MIFTAKHUL RIZKI
NOFI RIYANTI
NORMALIA PRADISKA
OLIVIA FRANTANTI
PUR JULIANTI
RAHMAT HIDAYAT SYAIFUL A.
RICKY ARDITYA JATI
RIDHO ASLI KRISNENDAR
RIFA DWI EKIRIA
SAEFUL AMRI
SEPTIANA BUDIARTI
SIGIT EKO WIBOWO
SUGIARTI
SUMIATI
TRI AISAH
TRI ANIF HANDOKO
Jumlah
Rata-rata

59

7
10
8
8
7
7
8
8
8
7
9
8
7
8
7
7
8
10
8
8
10
9
7
8
7
7
8
8
8
8
9
8
8
7
318
7,95

Lampiran : 6
PENGOLAHAN DATA LEMBARAN OBSERVASI GURU
Observasi ke

: 1 (satu)

Mata Pelajaran

: Pendidikan Kewarganegaraan

Standar Kompetensi : Menampilkan Sikap Keterbukaan dan Keadilan dalam


Kehidupan
Kompetensi Dasar

: Dampak Penyelenggaraan Pemerintahan yang Tidak


Transparan

Tanggal

: 6 s.d. 20 Oktober 2007

Kelas / Semester

: XI / 1

Jumlah Siswa

: 40 siswa

Guru Peneliti

: Drs. SRI WIDODO, MM.Pd.

Tabel 4.5. Pengolahan Data Lembaran Observasi Kegiatan Guru


No.

Pertanyaan

60

Skor

1.

2.

Pendahuluan :
a. Memotivasi / membangkitkan minat siswa

b. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti :
a. Memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana melakukan
pembelajaran kooperatif tipe STAD

b. Membimbing kelompok siswa agar lebih aktif lagi dalam


pembelajaran.

c. Membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan

d. Mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban dan cara


menjawab soal dengan memberi bantuan seperlunya.

e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau


menjawab pertanyaan.

3.

f. Menghargai berbagai pendapat.

g. Mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan.

Penutup :
a. Menegaskan kembali kesimpulan materi.

b. Memberikan tugas pada siswa.

4.

Pengelolaan Waktu

5.

Penampilan guru (Ceria, bersih, rapi)

6.

Suasana kelas :
a. Antusias siswa

b. Antusias guru
Jumlah Skor
Presentase

2
34
56,6%

Keterangan :
1 : Kurang Baik
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Amat Baik

61

Cilacap,

Oktober 2007

Pengamat,

Dra. NUNUNG HARYANTI


NIGB 113106955

PENGOLAHAN DATA LEMBARAN OBSERVASI GURU


Observasi ke

: 2 (dua)

Mata Pelajaran

: Pendidikan Kewarganegaraan

Standar Kompetensi : Menampilkan Sikap Keterbukaan dan Keadilan dalam


Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Kompetensi Dasar

: Dampak Penyelenggaraan Pemerintahan yang Tidak


Transparan

Tanggal

: 27 Oktober 2007

Kelas / Semester

: XI / 1

Jumlah Siswa

: 40 siswa

Guru Peneliti

: Drs. SRI WIDODO, MM.Pd.

Tabel 4.9. Pengolahan Data Lembaran Observasi Kegiatan Guru


No.

Pertanyaan

62

Skor

1.

2.

Pendahuluan :
a. Memotivasi / membangkitkan minat siswa

b. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti :
a. Memberikan

pengarahan

kepada

siswa

bagaimana

melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD

b. Membimbing kelompok siswa agar lebih aktif lagi dalam


pembelajaran.

c. Membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan

d. Mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban dan cara


menjawab soal dengan memberi bantuan seperlunya.

e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau


menjawab pertanyaan.

3.

f. Menghargai berbagai pendapat.

g. Mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan.

Penutup :
a. Menegaskan kembali kesimpulan materi.

b. Memberikan tugas pada siswa.

4.

Pengelolaan Waktu

5.

Penampilan guru (Ceria, bersih, rapi)

6.

Suasana kelas :
a. Antusias siswa

b. Antusias guru
Jumlah Skor

3
46

Presentase

76,6%

Keterangan :
1 : Kurang Baik
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Amat Baik

63

Cilacap,

Oktober 2007

Pengamat,

Dra. NUNUNG HARYANTI


NIGB 113106955

PENGOLAHAN DATA LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU


Observasi ke

: 3 (tiga)

Mata Pelajaran

: Pendidikan Kewarganegaraan

Standar Kompetensi : Menampilkan Sikap Keterbukaan dan Keadilan dalam


Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Kompetensi Dasar

: Sikap Keterbukaan dan Keadilan dalam Kehidupan


Berbangsa dan Bernegara

Tanggal

: 3 November 2007

Kelas / Semester

: XI / 1

Jumlah Siswa

: 40 siswa

Guru Peneliti

: Drs. SRI WIDODO, MM.Pd.

Tabel 4.13. Pengolahan Data Lembaran Observasi Kegiatan Guru


No.

Pertanyaan

64

Skor

1.

2.

Pendahuluan :
a. Memotivasi / membangkitkan minat siswa

b. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti :
a. Memberikan

pengarahan

kepada

siswa

bagaimana

melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD

b. Membimbing kelompok siswa agar lebih aktif lagi dalam


pembelajaran.

c. Membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan

d. Mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban dan cara


menjawab soal dengan memberi bantuan seperlunya.

e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

3.

atau menjawab pertanyaan.

f. Menghargai berbagai pendapat.

g. Mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan.

Penutup :
a. Menegaskan kembali kesimpulan materi.

b. Memberikan tugas pada siswa.

4.

Pengelolaan Waktu

5.

Penampilan guru (Ceria, bersih, rapi)

6.

Suasana kelas :
a. Antusias siswa

b. Antusias guru
Jumlah Skor
Presentase

4
55
91,6%

Keterangan :
1 : Kurang Baik
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Amat Baik

65

Cilacap,

Oktober 2007

Pengamat,

Dra. NUNUNG HARYANTI


NIGB 113106955

Lampiran 7
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MATA PELAJARAN PKn
SMA NEGERI 1 JERUKLEGI
TAHUN PELAJARAN 2007/2008

No.

Bulan

Uraian kegiatan

Oktober

1.

Menyusun Proposal PTK

2.

Menyusun Instrumen Penelitian

3.

Pengumpulan Data dengan

4.

melakukan tindakan
-

Siklu

sI
5.

V
V

Siklu

Nopember

V
V

s II

V
V

66

6.
7.

Siklu

s III
Analisis Data

Pembahasan / Diskusi
Menyusun laporan hasil
penelitian

67

Anda mungkin juga menyukai