Anda di halaman 1dari 56

SUMMARY

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN


DALAM PEMILIHAN HOTEL di OBJEK WISATA
BANDUNGAN

(Studi kasus di Hotel Wina Wisata Bandungan)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat


Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Disusun oleh :
Joan Rosunday Widagdo
03.30.0223

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2008

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul .................................................................................................

Halaman Pengesahan .....................................................................................

ii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .........................................................

1.2. Perumusan Masalah ...............................................................

1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka ....................................................................

2.1.1. Pemasaran Jasa ..........................................................

2.1.2. Pemasaran Hotel ........................................................

10

2.1.3. Marketing Mix ...........................................................

11

2.1.4. Definisi dan Pengertian Hotel ....................................

14

2.1.5

Klasifikasi Hotel .........................................................

14

2.1.6

Kerangka Pikir Penelitian .........................................

17

2.1.7

Definisi Operasional ..................................................

19

BAB III METODE PENELITIAN


3.1.1 Obyek dan Lokasi Penelitian...............................................

24

3.1.2 Populasi dan Sampel ...........................................................

24

3.1.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data..................................

25

3.1.4 Metode Pengukuran Data ....................................................

27

3.1.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas....................................

27

3.1.6 Teknik Analisis Data ...........................................................

33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian .......................................

33

4.1.1 Sejarah Berdiri dan Perkembangan

BAB V

Hotel Wina Wisata .....................................................

33

4.1.2 Fasilitas dan Harga Cottage Hotel ..............................

34

4.1.3 Struktur Organisasi .....................................................

35

4.2. Identitas Responden ................................................................

36

4.3. Analisa Deskriptif ...................................................................

39

4.4. Analisis Data ...........................................................................

41

PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................

48

5.2. Saran ......................................................................................

50

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Provinsi Jawa Tengah mempunyai banyak tempat wisata baik wisata alam
maupun budaya yang tersebar di berbagai daerah. Wisata budaya seperti di
Semarang dengan Kota Lamanya dan bangunan bersejarah Lawang Sewu, di
Surakarta dengan Keraton dan kerajinan tangan seperti kerajinan perunggu dan
batik kerisnya, di Dieng dengan candi Diengnya dan di Bandungan dengan candi
gedong songo yang merupakan wisata alam yang menawarkan keindahan alam
yang masih sejuk dan merupakan

bentuk peninggalan kebudayaan nenek

moyang.
Sektor pariwisata merupakan salah satu dari industri gaya baru yang
mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan
kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain yang
meliputi industri kerajinan tangan dan industri cenderamata serta penginapan dan
transportasi.
Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses berpergian sementara
dari seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempat tinggalnya dengan
dorongan karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan ekonomi, sosial,
kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena
sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun belajar ( Gamal Suwantoro
1997 : 3 ).

Istilah pariwisata ( Gamal Suwantoro 1997 : 3 ) berhubungan erat dengan


pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal
sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan
untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan
oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan
kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu.
Bandungan

merupakan

sebuah

obyek

wisata

pegunungan

yang

merupakan bagian dari daerah Kabupaten Semarang. Obyek wisata ini dapat
ditempuh dengan kendaraan selama satu jam di sebelah selatan Semarang atau
sekitar dua puluh menit dari Ungaran atau sekitar lima belas menit dari
Ambarawa melalui jalur pegunungan.
Setiap minggunya Bandungan dipadati oleh para wisatawan lokal. taman
rekreasi PJKA, pasar sayur dan buah, Tahu Serasi, susu kedelai, jagung rebus,
serta kios-kios tanaman hias menjadi tujuan pada umumnya. Seiring dengan
bertambahnya kunjungan para wisatawan di Bandungan maka perlu adanya
peningkatan fasilitas-fasilitas umum yang memberikan kenyamanan bagi para
wisatawan contohnya area parkir yang luas, kebersihan lingkungan, serta
fasilitas-fasilitas lainnya yang mendukung kenyaman bagi para wisatawan.
Pemilihan lokasi penelitian dihotel Wina Wisata dikarenakan hotel Wina
merupakan hotel tertua di Bandungan dan sampai sekarang masih bertahan
berdasarkan tingkat huniannya. Sebagai hotel berkelas cottage melati tiga, Hotel

Wina Wisata Bandungan mempunyai suatu standar performansi dan prosedur


operasi yang dilaksanakan secara ketat. Pelaksanaan prosedur operasi antara lain
meliputi prosedur penerimaan pesanan melalui telepon, prosedur penangan
keluhan pelanggan, prosedur penerimaan tamu individu maupun korporat;
standar performansi karyawan hotel, dan lain-lain.
Hotel Wina Wisata berdiri sejak tahun 1966 sampai sekarang masih
bertahan, lokasi hotel terletak kurang lebih 200 meter dari tempat pakir umum
wisata Bandungan. Hotel Wina Wisata merupakan hotel yang berbentuk cottage
yang dirancang untuk keluarga sehingga bentuk bangunan tidak berupa kamarkamar melainkan rumah-rumah yang terdiri dari beberapa kamar, rata-rata
jumlah kamar dalam satu rumah berkisar 4 sampai 3 kamar. Fasilitas setiap
rumah terdiri dari televisi,ruang tamu, lemari pakaian, tempat tidur, kamar mandi
( ada yang didalam dan diluar ),
Bagi Hotel Wina Wisata, riset pemasaran digunakan untuk mengetahui
perilaku konsumen, karena latar belakang yang bermacam-macam, kebiasaan
serta sikap dan keinginan yang berbeda-beda. Hal ini membantu bagi seorang
manajer untuk dapat mengetahui hal-hal yang bermula dari belum terpenuhinya
kebutuhan dan keinginan konsumen sampai dapat menyelaraskan produk yang
dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga pelayanan yang
diberikan oleh hotel sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.
Dengan mengetahui perilaku konsumen Hotel Wina Wisata akan dapat
mengantisipasi kebutuhan dan keinginan konsumen sekarang dan yang akan

datang. Pada umumnya perusahaan mengalami kesulitan dalam memahami dan


menganalisa perilaku konsumen yang cepat dan tepat. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan adanya perbedaan
perilaku untuk masing-masing individu. Sehingga Hotel Wina Wisata dituntut
untuk memantau perilaku-perilaku konsumennya terutama dalam hal ini adalah
untuk mendapatkan pangsa hotel tersendiri karena adanya pesaing-pesaing .
Peneliti memilih melakukan penelitian di Hotel Wina wisata dikarenakan hotel
tersebut saat ini masih tetap bertahan berdasarkan tingkat hunian selama tujuh
bulan pada tahun 2007
Tabel 1.1
Occupancy Rate Tamu yang menginap selama bulan Januari - Juli Tahun 2007
Bulan
Jumlah Tamu
Target yang ingin
% Tingkat
dicapai
Hunian
Januari
580
1000
58%
Febuari
785
1000
78,5%
Maret
878
1000
87,8%
April
602
1000
60.2%
Mei
548
1000
54,8%
Juni
821
1000
82,1%
Juli
824
1000
82,4%
Sumber : Buku Tamu Hotel Wina Wisata Bandungan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah konsumen terbesar pada
bulan Maret dan Juni dimana persentase tingkat hunian mencapai 87%, dan pada
bulan yang lainnya berkisar antara 58% sampai 54%.. Hal ini menjadi perhatian
bagi pihak hotel untuk dapat lebih menarik konsumen sehingga dapat mencapai
target.

Dari hasil pra surve yang dilakukan peneliti dengan menyebarkan pra
kuesioner kepada 30 responden diperoleh data sebagai berikut:
Variabel-variabel yang mempengaruhi
Adanya fasilitas tempat ibadah ( Mushola )

ya
29

tidak
1

Adanya fasilitas air panas


Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat perbelanjaan
Lokasi hotel mudah dicapai dengan segala macam kendaraan dan dengan
biaya yang ekonomis
Adanya fasilitas TV parabola memberikan hiburan dalam menonton
televisi
Makanan yang disediakan memiliki menu yang bervariasi
Harga yang ditawarkan pihak menajemen hotel sesuai dengan fasilitas
yang ada
Harga yang ditetapkan kompetitif dengan jenis hotel cottage lainnya
Fasilitas air panas dapat berfungsi dengan baik
Petugas layanan hotel bersikap ramah, sopan dan berpenampilan rapi
Fasilitas air panas dilengkapi petunjuk cara penggunaan memberikan
kemudahan
Tingkat keamanan dilingkungan hotel terjaga dengan baik

29
29
16

1
1
14

19

11

26
25

14
15

20
12
27
6

10
18
3
24

Petugas layanan hotel tepat waktu dalam menanggapi permintaan tamu


Petugas layanan hotel bertindak cepat dan tepat dalam menangani
keluhan tamu
Harga yang diberikan pihak manajemen hotel sesuai dengan kualitas
pelayanan
Area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua maupun roda empat
Tata ruang bangunan yang baik memberikan kesan luas dan bersih
Mendapat informasi hotel melihat papan reklame di jalan dekat pasar
Mendapat informasi hotel dari teman, saudara yang pernah menginap
Kebersihan lingkungan hotel terjaga dengan baik

30
20
15

10
15

23

25
18
18
5
29

5
12
12
25
1

Melihat begitu pentingnya untuk mengetahui bagaimana keputusan yang


diambil oleh konsumen dalam memilih hotel, maka pihak hotel mencari dan
mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Hal ini dimaksudkan agar
pengusaha hotel dapat mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dan

berhubungan dengan keputusan konsumen dalam memilih hotel. Oleh karena hal
ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Pemilihan Hotel di Objek Wisata
Bandungan( Studi kasus di Hotel Wina Wisata Bandungan ).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar

belakang

masalah

dapat

dirumuskan

sebagai

berikut :
1. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi konsumen memilih hotel Wina
Wisata
2. Faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap keputusan memilih hotel
Wina Wisata
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen memilih hotel
Wina Wisata sebagai tempat penginapan di obyek wisata Bandungan
2. Untuk

mengetahui

faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan

memilih hotel Wina Wiisata.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk membantu pihak
manajemen hotel mencari solusi yang tepat untuk mengembangkan usaha
perhotelannya menjadi lebih baik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pemasaran Jasa
Menurut Philip Kotler jasa adalah suatu aktifitas yang memberikan
manfaat dan ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak yang lain dalam bentuk
tidak nyata (intangible) dan tidak menimbulkan pemindahan kepemilikan seperti
halnya terjadi pada produk manufaktur.

Ciri-ciri khusus jasa sebagai suatu

produk sangat berbeda dengan produk yang bersifat konkret. Ciri-ciri yang
spesifik itu adalah ( Yoeti 2001 : 1 )
a. Jasa tidak bisa diraba atau disentuh karena sifatnya yang tidak nyata
b. Proses produksi dan konsumsi jatuh pada saat yang bersamaan
c. Jasa tidak bisa dipindahkan dan untuk mengkonsumsinya konsumen harus
datang pada produsen
d. Konsumen terlibat dalam proses produksi
e. Jasa tidak bisa ditimbun
f. Jasa tidak memiliki standart atau ukuran yang objektif
g. Jasa tidak dapat dicoba karena itu pelanggan tidak bisa mencicipinya terlebih
dahulu
h. Kualitas hasil produk berupa jasa sangat tergantung pada tenaga manusia dan
sedikit sekali dapat digantikan oleh mesin

i. Permintaan atas produk berupa jasa tidak tetap melainkan sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor non ekonomis
j. Umumnya peranan perantara (middlemen) tidak diperlukan, tapi untuk produk
tertentu perantara diperlukan untuk penggunaan terbatas
Pemasaran adalah usaha untuk menarik pelanggan agar membeli suatu
produk. Proses pemasaran meliputi perencanaan yang dilakukan oleh pihak
manajemen untuk memperhatikanvariabel-variabel yang dijumpai dalam pasar.
Pemasaran yang efektif menghendaki perencanaan yang baik mulai dari
menentukan konsep tentang kualitas, desain, kemasan, harga, cara penyampaian
produk kepada konsumen pada waktu dan jumlah yang tepat, sampai dengan
bagaimana membuat pelanggan tetap loyal terhadap produk yang diciptakan (
Yoeti 2001 : 13 ).
Pemasaran jasa berbeda dengan pemasaran manufaktur, perbedaan
dikarenakan sifat dan karakter produk jasa berbeda dengan produk manufaktur.
Produk jasa memuat bermacam-macam kegiatan yang dilaksanakan dalam
berbagai situasi dan kondisi ( Yoeti 2001 : 7 ). Philip Kotler menerapkan skema
The service Marketing Triangle dalam pemasaran jasa, yang hendak
memperlihatkan tiga pihak yang dapat membuat suatu perusahaan jasa bisa sukses
dalam menjual jasa yaitu perusahaan (Company), karyawan (Employees) dan
pelanggan (Customers) sendiri.

2.1.2 Pemasaran Hotel


Prof Denny G. Ritherford dari Washington State University dalam
bukunya, Hotel Management and Operation memberi definisi tentang pemasaran
hotel adalah aktivitas yang menggunakan strategi dan taktik, yang direncanakan
sedemikian rupa untuk menyampaikan cerita tentang pelayanan yang dapat
diberikan suatu hotel, dengan memberikan rangsangan yang bergairah pada tamu
untuk mau memilih pesan yang disampaikan hotel untuk di bandingkan dengan
pilihan dari hotel pesaing (Yoeti 2001 :9-10).
Philp Kotler memberi batasan tentang pemasaran hotel sebagai berikut
Pemasaran hotel adalah ilmu yang bertujuan untuk menyenangkan tamu dan dari
kegiatan itu hotel memperoleh keuntungan. (Yoeti 2001 : 10).
Neil Wearne and Alison Morrison dalam bukunya Hospitally Marketing
memberi batasan sebagai berikut : dari sudut pandang orang-orang yang bergerak
dalam bidang industri jasa, pemasaran dapat diartikan sebagai usaha mengolah
makanan, minuman dan akomodasi hotel menjadi produk yang diminati orang
dengan memberikan nilai tambah melalui pelayanan dan penyajian. (Yoeti 2001 :
10)
Kesimpulan yang dapat ditarik dari rumusan-rumusan diatas ialah bahwa
pemasaran itu selalu terdiri dari beberapa aktifitas yang bertujuan untuk menarik
calon pelanggan dengan memberi motivasi agar tertarik untuk membeli produk
dan jasa pelayanan hotel.

10

2.1.3 Marketing Mix


Pembauran pemasaran ( marketing mix ) sebagai suatu konsep pertama kali
dipelopori oleh Borden di tahun 1960an (Yoeti 2001:24). Konsep bauran
pemasaran merupakan alat yang dikembangkan dengan baik yang dipakai sebagai
struktur oleh para pemasar. Konsep ini terdiri dari berbagai macam unsur program
pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar berhasil melaksanakan strategi pada
positioning pemasaran dalam pasar-pasar perusahaan tersebut.
Untuk membedakan produk dan pelayanan, (yoeti 2001 :25) MacCarthy
memperkenalkan suatu konsep marketing mix baru bagi industri jasa (hospitality).
Menurut MacCarthy, pembauran yang dimaksudkan terdiri dari tiga sub-mix,
yaitu :
1. The Product Service Mix
Kombinasi antara dan service yang dapat ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan keinginan dan kepuasan konsumen
2. The Presentation Mix
Semua unsur yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
perwujudan dari panduan product dan service dalam persepsi target pasar
pada waktu dan tempat yang tepat.
3. The Communication Mix
Semua bentuk komunikasi yang dilakukan perusahaan untuk mencapai target
pasar yang dapat meningkatkan product dan service sesuai dengan harapan

11

konsumen. Bentuk komunikasi ini dapat menjadi suatu cara untuk membujuk
konsumen untuk melakukan pembelian
Pada Industri perhotelan, terdapat 5 unsur penting yang saling terkait satu
sama lainnya atau yang sering dikenal dengan istilah Marketing Mix

yaitu :

a. People, meliputi layanan apa saja yang diperlukan oleh konsumen. Kualitas
pelayanan adalah sesuatu yang komplek, oleh James A. Fitzsimmons dan Mona
J. Fitzsimmons dijelaskan bahwa tamu akan menilai kualitas pelayanan melalui
kemampuan untuk memberikan secara tepat dan benar jenis pelayanan yang
telah dijanjikan kepada tamu, kesadaran atau keinginan untuk cepat bertindak
membantu tamu dan memberikan pelayanan yang tepat waktu, kesopan
santunan, penampilan pegawai untuk memberikan pelayanan, dan memberikan
perlindungan hak-hak pribadi dari para tamu ( Agus Sulastiyono1999 : 35 )
b. Product, diartikan sebagai kebutuhan yang diinginkan para tamu yang meliputi
makanan apa saja yang perlu disediakan, fasilitas apa saja yang harus
dibangun, sehingga mereka mau datang dan menginap pada hotel tertentu.
Bentuk fasilitas hotel harus dapat dikenal oleh tamu-tamunya dan dapat
berfungsi seperti yang dimaksudkan dan untuk membantu tamu yang belum
mengetahui cara penggunaannya diberikan satu petunjuk penggunaan yang
berupa tulisan atau tanda-tanda lain yang mudah dikenal sehingga tamu tidak
mengalam kesulitan ( R.G. Soekadijo 1996 : 95 )
c.

Price, diartikan apakah tarif/harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas


pelayanan dan fasilitas yang diberikan. Kualitas jasa yang diberikan baik yang

12

berupa fasilitas maupun pelayanan menjadi salah satu pertimbangan bagi calon
konsumen dalam memilih hotel tertentu. Harga yang ditetapkan oleh pesaing
dianggap sebagai suatu pertimbangan penting dalam startegi pengembangan
harga, sehingga pada umumnya harga yang ditetapkan kompetitif dengan
klasifikasi hotel yang sama. (Yoeti 2001)
d. Place, diartikan tempat atau lokasi dimana suatu hotel didirikan. Lokasi hotel
dan kemudahan untuk mencapai suatu hotel menjadi pertimbangan bagi calon
tamu yang menginap, mereka menginginkan lokasi suatu hotel mudah dicapai
dengan segala macam kendaraan dan dengan biaya yang ekonomis, selain itu
calon konsumen juga selalu mempertimbangkan lokasi hotel dengan lokasi
tujuan lainnya seperti pusat rekreasi, pusat perbelanjaan dan tempat tujuan
lainya. (Yoeti 2001)
e. Promotion, adalah bagaimana pemilihan media iklan yang efektif, sehingga
dapat menyampaikan pesan kepada calon tamu hotel dengan baik. Ada
bermacam -macam media yang dapat digunakan namun pada dasarnya
penyampaian informasi dilakukan melalui media cetak ( iklan di koran,
majalah, atau pemasangan papan reklame di jalan ), dan penyampaian
informasi secara tidak langsung melalui konsumen yang pernah menginap ke
konsumen lainnya (Yoeti 2001)

13

2.1.4 Definisi dan Pengertian Hotel


Menurut Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi
No. KM. 94 / HK. 103 / MPPT 87, yang dinamakan hotel adalah sebagai
berikut :
Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian
atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan,
makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara
komersial dan mendapatkan ijin usaha.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hotel mengusahakan jasa
penginapan dan jasa makanan serta minuman sebagai usaha pokoknya, dan dapat
pula dilengkapi dengan fasilitas lainnya yang dianggap sebagai penunjang. Bertitik
tolak dari pengertian ini, maka suatu hotel haruslah memiliki kamar tidur sebagai
persyaratan utamanya, serta fasilitas tempat makan dan minum.
2.1.5 Klasifikasi Hotel
Produk jasa akomodasi perhotelan adalah salah satu sub produk pariwisata
yang akan dapat menentukan produk wisata secara keseluruhan. Dalam usaha
untuk membina akomodasi di Indonesia telah dilakukan melalui klasifikasi, dimana
berfungsi juga sebagai suatu alat untuk mengetahui kualitas hotel sebagai suatu
produk seutuhnya. Secara garis besar kritera yang digunakan untuk penggolongan
hotel didasarkan pada unsur - unsur persyaratan sebagai berikut :
1. Besar atau kecilnya hotel dan banyak atau sedikitnya jumlah kamar tamu
(a) Hotel kecil, hotel dengan 25 kamar atau kurang

14

(b) Hotel sedang, hotel yang memiliki lebih dari 25 dan kurang dari 100 kamar
(c) Hotel menengah, hotel dengan jumlah kamar lebih dari 100 dan kurang dari
300 kamar.
(d) Hotel besar, adalah hotel yang memiliki lebih dari 300 kamar
2. Berdasarkan lama tamu yang menginap ada tiga jenis hotel yaitu :
(a) Transit Hotel adalah hotel dimana para tamunya rata-rata menginap 1 atau 2
malam
(b) Semi Resident Hotel adalah hotel dimana para tamunya rata-rata menginap
lebih dari 2 malam
(c) Residential Hotel adalah hotel dimana para tamunya rata-rata menginap
kurang lebih satu minggu
3. Berdasarkan jenis tamu yang menginap ada empat jenis yaitu :
(a) Hotel Keluarga adalah hotel yang dirancang untuk keluarga
(b) Hotel Bisnis adalah hotel yang dirancang untuk para usahawan
(c) Hotel Wisatawan adalah hotel yang dirancang untuk parawisatawan
(d) Hotel Transit adalah hotel yang dirancang untuk orang yang melakukan
persinggahan sementara dalam suatu perjalanan
4. Berdasarkan jenis harga yang ditetapkan ada empat jenis yaitu :
(a) European Plan adalah hotel dimana harga kamar yang telah ditetapkan adalah
harga untuk kamar saja
(b) Continental Plan adalah hotel dimana harga kamar yang telah ditetapkan
terdiri dari harga kamar termasuk makan siang

15

(c) Modified American adalah hotel dimana harga yang telah ditetapkan terdiri
dari harga kamar, dua kali makan ( makan pagi, siang atau makan malam )
(d) Full American Plan adalah hotel dimana harga yang telah ditetapkan terdiri
dari harga kamar, tiga kali makan ( makan pagi, siang dan malam)
Dalam rangka penyempurnaan agar lebih sesuai dengan perkembangan
hotel saat ini, maka telah dikeluarkan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi No. : KM. 94 / HK. 103 / MPPT 87 dan Keputusan Direktur
Jenderal Pariwisata No. : 14 / U / II / 88, tentang ketentuan usaha dan klasifikasi
hotel dengan sistem bintang.

Hal tersebut didasarkan pada jumlah minimum

kamar, fasilitas dan peralatan serta mutu pelayanan yang sesuai dengan ketentuan
penggolongan hotel, yaitu :
1. Hotel Bintang Lima

(*****)

2. Hotel Bintang Empat

(****)

3. Hotel Bintang Tiga

(*** )

4. Hotel Bintang Dua

(**)

5. Hotel Bintang Satu

(*)

2.1.6 Kerangka Pikir Penelitian


Keberadaan hotel sebagai sarana penunjang bisnis, disamping sarana
penunjang industri pariwisata, membuka peluang bagi para pengusaha untuk
bergerak dalam bisnis perhotelan. Di kawasan objek wisata Bandungan banyak
hotel yang makin menyemarakan kompetisi di bisnis perhotelan.

16

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam


pemilihan hotel sebagai tempat penginapan di objek wisata Bandungan maka
dilakukan analisis faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pembelian atau
permintaan menunjukkan hubungan yang ada antara jumlah barang yang diminta
dengan semua variabel yang mempengaruhinya.
Untuk memudahkan suatu penelitian maka di bawah ini dapat
digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :

17

Adanya fasilitas tempat ibadah ( Mushola )


Adanya fasilitas air panas
Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat perbelanjaan
Lokasi hotel mudah dicapai dengan segala macam kendaraan dan
dengan biaya yang ekonomis
Adanya fasilitas TV parabola memberikan hiburan dalam menonton
televisi
Makanan yang disediakan memiliki menu yang bervariasi
Harga yang ditawarkan pihak menajemen hotel sesuai dengan
fasilitas yang ada
Harga yang ditetapkan kompetitif dengan jenis hotel cottage lainnya
Fasilitas air panas dapat berfungsi dengan baik
Petugas layanan hotel bersikap ramah, sopan dan berpenampilan
rapi
Fasilitas air panas dilengkapi petunjuk cara penggunaan
memberikan kemudahan
Tingkat keamanan dilingkungan hotel terjaga dengan baik
Petugas layanan hotel tepat waktu dalam menanggapi permintaan
tamu
Petugas layanan hotel bertindak cepat dan tepat dalam menangani
keluhan tamu
Harga yang diberikan pihak manajemen hotel sesuai dengan
kualitas pelayanan
Area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua maupun roda
empat
Tata ruang bangunan yang baik memberikan kesan luas dan bersih
Mendapat informasi hotel dari teman, saudara yang pernah
menginap
Mendapat informasi hotel melihat papan reklame di jalan dekat
pasar Bandungan
Kebersihan lingkungan hotel terjaga dengan baik

Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keputusan
konsumen
dalam memilih
hotel di objek
Wisata
Bandungan

2.1.7 Definisi Operasional


Definisi Operasional merupakan penjabaran dari tiap variable di dalam
indikator-indikator yang terperinci. Variabel-variabel dalam penelitian adalah sebagai
berikut :

18

1. Identifikasi faktor adalah mengelompokkan sejumlah besar variabel ke dalam


kelompok variabel homogen atau faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
dalam keputusan memilih hotel sebagai tempat penginapan di Obyek Wisata
Banndungan.
2. faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan memilih hotel
sebagai tempat penginapan di Obyek Wisata Bandungan adalah faktor-faktor
yang menentukan dalam kepuasan seorang konsumen, yang terdiri dari :
a.

Adanya fasilitas tempat ibadah ( mushola )


Konsumen di Indonesia mayoritas beragama islam adanya fasilitas tempat
ibadah khususnya mushola membantu konsumen yang beragama islam untuk
menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim sehingga kebutuhan
konsumen akan tempat ibadah yang bersih dapat terpenuhi

b.

Adanya fasilitas air panas


Bandungan merupakan daerah dataran tinggi kondisi airnya sangat dingin.
Fasilitas air panas ini menjadi pertimbangan konsumen untuk aktifitas mandi
sehingga diharapkan aktifitas mandi tidak terhalang dengan kondisi air yang
dingin

c.

Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata


Calon tamu hotel selalu mempertimbangkan lokasi hotel dengan lokasi
tujuan lainnya dimana mereka dapat melakukan aktifitas lainnya diluar
lingkungan hotel seperti melakukan aktivitas pergi ke taman rekreasi,
berbelanja dipasar sayur dan buah maupun ketempat tujuan wisata lainnya

19

d.

Lokasi hotel mudah dicapai dengan segala macam kendaraan dan dengan
biaya yang ekonomis. Hal ini menjadi pertimbangan bagi calon tamu yang
akan menginap pada hotel tertentu dimana adanya kemudahan untuk
mencapai suatu hotel dan tentunya tidak mengeluarkan biaya tambahan
untuk mencapainya.

e.

Adanya fasilitas TV parabola memberikan hiburan dalam menonton televisi


Di daerah Bandungan pada umumnya sulit menangkap saluran televisi lokal
dengan menggunakan antena, pada umumnya masyarakat menggunakan tv
kabel untuk menangkap saluran televise lokal, dengan adanya tv parabola
calon konsumen dapat terhibur dengan acara-acara televisi baik lokal
maupun internasional

f.

Makanan yang disediakan mempunyai menu yang bervariasi


Makanan yang bervariasi menjadi pilihan para tamu untuk memilih menu
makanan yang disukai sehingga tamu diberikan pilihan untuk lebih
menikmati hidangan yang disediakan hotel

g.

Harga yang ditawarkan pihak menajemen hotel sesuai dengan fasilitas yang
ada. Penetapan harga tentunya disesuaikan dengan fasilitas yang diberikan
oleh calon konsumen sehingga menjadi pertimbangan konsumen ketika
mengeluarkan dana sesuai dengan apa yang didapat

h.

Harga yang ditetapkan kompetitif dengan jenis hotel cottage lainnya


Harga yang kompetitif tidak jauh berbeda dengan harga yang ditetapkan
pada jenis hotel yang sama dengan kata lain adanya kestabilan harga. Pada

20

beberapa hotel menjaga suatu tingkat harga yang stabil merupakan suatu
tujuan, karena harga stabil pada suatu hotel akan membantu kepercayaan
tamu hotel dan dapat mempertahankan agar tamu selalu datang kembali (
Yoeti 2001 : 97 )
i.

Fasilitas air panas dapat berfugsi dengan baik


Fasilitas yang disediakan harus berfungsi seperti yang dimaksudkan, kondisi
air yang dingin didaerah pegunungan fungsi air panas sangat penting bagi
tamu yang menginap sehingga diharapkan tidak mengalami kendala dalam
penggunaannya.

j.

Petugas layanan hotel bersikap ramah, sopan dan berpenampilan rapi


Adanya jaminan dari para petugas layanan hotel untuk menunjukkan
keramahtamahan, kesopan santunan dan tingkat kerapian kepada para
konsumen, yang berpengaruh bagi tumbuhnya rasa percaya para pelanggan
kepada Hotel Wina Wisata

k.

Fasilitas air panas dilengkapi petunjuk cara penggunaan


Petunjuk cara penggunaan fasilitas air panas membantu para tamu dalam
pemakaian fasilitas tersebut sehingga dapat mengatur suhu air dan
menghindari hal yang tidak diinginkan.

l.

Tingkat keamanan dilingkungan hotel terjaga dengan baik


Aman dalam penelitian ini adalah sejauh mana hotel Wina dapat menghargai
hak-hak pribadi dari para konsumennya

m. Petugas layanan hotel tepat waktu dalam melayanai permintan tamu

21

Ketepatan waktu dalam melayani permintaan tamu menjadi pertimbangan


tamu meningkatkan kepercayaan terhadap suatu hotel sehingga petugas
pelayanan hotel dituntut untuk lebih meningkatan kesadarannya memberikan
pelayanan yang tepat waktu
n.

Petugas layanan hotel bertindak cepat dan tepat dalam menangani keluhan
tamu. Respon yang baik yang dilakukan petugas pelayanan hotel terhadap
permasalahan yang dihadapi tamu dalam penggunaan fasilitas maupun
perlengkapan hotel selama menginap menjadi pertimbangan bagi tamu
meningkatkan kepercayaan kepada hotel dan dapat mempertahankan tamu
datang kembali.

o.

Harga yang diberikan pihak manajemen hotel sesuai dengan kualitas


pelayanan. Penetapan harga tentunya juga disesuaikan dengan kualitas
pelayanan yang diberikan konsumen sehingga tidak menimbulkan rasa
kecewa dalam diri konsumen dalam mengeluarkan dana.

p.

Area parkir sangat luas


Tingkat memadai lahan parkir yang disediakan hotel Wina Wisata dalam
melayani konsumen

q.

Tata ruang banguan yang baik memberikan kesan luas dan bersih
Hotel Wina ini terdiri dari beberapa banguanan seperti room office, Mushola,
ruang pertemuan, dan kurang lebih ada 15 cottage memerlukan penataan
ruang yang baik dengan tujuan dapat memberikan dampak yang positif bagi
setiap pelanggan untuk memilih hotel Wina ini

22

r.

Mendapat informasi hotel dari teman, saudara yang pernah menginap


Mengukur efektifitas penyampaian informasi dari konsumen lain dalam hal
ini teman atau saudara terhadap kemampuan Hotel Wina Wisata dalam
menunjukkan eksistensinya terhadap pihak lain.

s.

Mendapat informasi hotel melihat papan reklame di jalan dekat pasar


Bandungan. Mengukur efektivitas penyampaian informasi dari pihak
manajemen hotel mengenai produk yang ditawarkan melalui pemasangan
papan reklame di jalan

t.

Kebersihan lingkungan hotel terjaga dengan baik


Calon konsumen akan mempertimbangkan kebersihan lingkungan hotel
sehingga seberapa jauh pihak manajemen hotel menjaga kebersihan
lingkungannya.

3. Analisis faktor adalah salah satu metode statistic multivariate yang digunakan
untuk mengurangi kelipatgandaan tes dan pengukuran hingga menjadi jauh lebih
sederhana. Analisis faktor bertujuan untuk mereduksi, mengelompokkan dan
mengekstraksi variabel-variabel dari sekelompok variabel yang besar menjadi
variabel-variabel dengan jumlah yang lebih kecil serta pemberian nama dari
variabel baru.

23

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
3.1.1 Obyek dan Lokasi Penelitian
Obyek dan lokasi yang diambil oleh peneliti adalah konsumen yang menginap
di Hotel Wina Wisata, didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan antara lain :
1. Hotel Wina Wisata merupakan salah satu hotel tertua di Bandungan, sudah berdiri
hampir 42 tahun dan sampai saat ini masih tetap bertahan berdasarkan tingkat
hunian pada bulan Januari-Juli 2007.
2. Bandungan merupakan salah satu Obyek Wisata di Jawa Tengah mempunyai
daya tarik bagi para wisatawan untuk datang setiap minggunya, dan begitu
banyaknya industri perhotelan sehingga saling bersaing untuk menarik konsumen
3. Hotel Wina Wisata membuka kesempatan bagi peneliti untuk mengadakan
penelitian yang diharapkan dapat mebantu memberikan kontribusi yang lebih baik
untuk eksistensi hotel Wina Wisata di masa sekarang dan yang akan datang.
3.1.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang menjadi perhatian
pengamatan dan penyedia data (Burhan Nurgiyantoro, 2000:20). Populasi di dalam
penelitian adalah tamu yang pernah menginap di Hotel Wina Wisata Bandungan.
Sampel merupakan bagian kecil dari populasi (Husein Umar, 1999:49). Dalam
peneltian ini jumlah sampel yang diambil sebesar 100 responden. Teknik sampling
yang digunakan adalah purposive sampling merupakan teknik non probability

24

sampling memilih orang-orang yang terseleksi berdasarkan ciri-ciri khusus yang


dimiliki sampel tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan
ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya ( Singgih Santoso,
2001 ), untuk mengetahui konsumen yang memilih hotel Wina Wisata dipilih
konsumen yang berdasarkan atas keputusan konsumen itu sendiri untuk memilih
hotel tersebut sehingga bukan dari pihak lain, dan konsumen yang pernah menginap
3.1.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian jenis data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data
yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti
wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti ( Umar,
2002 : 130 ). Dalam penelitian ini yang termasuk dalam data primer adalah data yang
diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden
Metode pengumpulan data diperoleh dengan cara menyebarkan angket atau
kuesioner, yaitu cara pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang diberikan
oleh peniliti kepada responden untuk diisi. Proses pengumpulan data dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. Pemberian kuesioner dengan dua pilihan cara yang dilakukan yaitu diberikan
pada saat responden melakukan check in atau diberikan pada saat responden
melakukan check out, tergantung responden yang dijumpai peneliti, jika
responden yang dijumpai peneliti di ruang receptionist selesai melakukan
proses check in maka peneliti akan memberikan kuesioner pada saat itu dan
kuesioner akan dibawa oleh responden selama menginap di hotel Wina dan

25

pada saat akan check out diberikan petugas di receptionist, sedangkan untuk
responden yang diberikan kuesioner pada saat check out adalah responden
yang pada saat check in peneliti tidak menjumpainya sehingga pada saat akan
check out peneliti meminta izin kepada responden untuk meluangkan
waktunya untuk melakukan pengisian kuesioner.

Untuk mengetahui data

responden yang belum dijumpai pada saat melakukan check in maka peneliti
sebelumnya meminta izin kepada petugas untuk melihat data tamu yang
masuk atau check in sehungga pada saat responden check out pada hari,
tanggal dan waktu yang telah ditetapkan peneliti dapat datang dan menjumpai
responden tersebut
2. Untuk responden yang dijumpai pada saat melakukan proses check in,
kuesioner diambil setelah responden tersebut selesai melakukan proses check
out, pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh responden diambil di ruang
receptionist oleh peneliti sesuai yang diiformasikan peneliti ke responden
sebelumnya, Sedangkan untuk responden yang dijumpai peneliti dan
diberikan kuesioner pada saat check out pengambilan kuesioner dapat
langsung diterima peneliti setelah responden selesai mengisi daftar pertanyaan
yang ada dalam kuesioner
. Melalui kuesioner ini data yang diperoleh dari jawaban para responden
diolah untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi tamu dalam
memilih Hotel Wina Wisata.

26

3.1.4 Metode Pengukuran Data


Data dalam penelitian ini perlu diuji secara kuantitatif, oleh karena itu
jawaban kualitatif yang didapatkan dari kuesioner perlu dikuantitatifkan terlebih
dahulu dengan menggunakan model-model skala Likert dengan penilaian sebagai
berikut : ( Arikunto, 1998:142)
1. Untuk jawaban Sangat Setuju mendapat skor = 5
2. Untuk jawaban Setuju mendapat skor = 4
3. Untuk jawaban Netral mendapat skor = 3
4. Untuk jawaban Tidak setuju mendapat skor =2
5. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju mendapat skor = 1
3.1.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan
dan keasahihan sesuatu instrument. Instrumen yang valid mempunyai validitas
yang tinggi, serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang akan diteliti secara
tepat (Arikunto, 1998 : 160 ), rumus yang digunakan :
r=

nXY

X.Y

(n(X2 ) ( X )2 ( Y )2 )
Dimana :
n = jumlah responden
X = Score indikator empiris yang diuji
Y = Total score indikator empiris dalam konsep yang sama

27

r = koefisien korelasi Product Moment


Untuk setiap kategori jawaban akan diberi skor sesuai dengan dukungan
terhadap masalah penelitian, koefisien korelasi r hitung harus dibandingkan
dengan nilai r tabel Product Moment dengan

tingkat signifikasi sebesar 5%.

Jumlah responden 30 didapat r tabel sebesar 0,349, bila r hitung > r tabel maka
dikatakan item pernyataan valid, dan bila r hitung < r tabel maka dikatakan item
pernyataan tidak valid
Tabel 3,1
Hasil Perhitungan Validitas Indikator
Indikatornya
r hit
> / < r tabel Keterangan
Valid
0.349
>
0.518
X1
Valid
0.349
>
0.490
X2
Valid
0.349
>
0.505
X3
Valid
0.349
.>
0.450
X4
Valid
0.349
>
0.634
X5
Valid
0.349
>
0.434
X6
Valid
0.349
>
0.520
X7
Valid
0.349
>
0.488
X8
Valid
0.349
>
0.624
X9
Valid
0.349
>
0.567
X10
Valid
0.349
>
0.520
X11
Valid
0.349
>
0.608
X12
Valid
>
0.349
0.554
X13
0.349
Valid
>
X14
0.501
0.349
Valid
>
0.591
X15
Valid
0.349
0.494
>
X16
Valid
0.349
0.474
>
X17
Valid
0.349
>
0.528
X18
Valid
>
0.349
0.509
X19
Valid
>
0.349
0.700
X20

28

2. Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu lat
pengukur dapat dipercaya untuk dapat diandalkan. Dengan kata lain reliabilitas
menun jukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang
sama. Cara yang digunakan untuk menentukan reliabilitas (konsistensi internal)
adalah teknik koefisien korelasi Alpha Combach (Azwar, 1992:60) dengan rumus
sebagai berikut :
(

K-r

1+(K.1) r
Ket :
1

= bilangan konstanta

r = rata-rata korelasi
= koefisien reliabilitas
K = jumlah item
Apabila uji reabilitas Variabel diatas 0,60 (Burhan Nurgiyantoro) sehingga
keseluruhan variabel benar-benar reliabel
3.1.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalampenelitian ini adalah analisis Faktor.
Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses
untuk meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakannya
sebagai faktor. ( Singgih Santoso 2001 : 248 ). Adapun
Langkah-langkah dalam analisis faktor ini adalah: (Wibisono, 2000; 267-284)

29

1. Input data matriks


Langkah pertama adalah menyusun data matriks berdasarkan obyek dan
variable yang diperoleh dari hasil kuesioner. Pada tahap ini data yang
terkumpul diolah dengan bantuan program SPSS 11.
2. Membuat matriks korelasi
Dari input data matriks dapat dibuat matriks korelasi yang menghubungkan
tiap item variabel yang diperoleh. Untuk menguji apakah matriks korelasi ini
merupakan matrik identitas atau bukan, digunakan uji Barlett test of
Sphericty, dan untuk menguji kesesuaian pemakaian analisis faktor digunakan
metode Kaiser Meyer Olkin (KMO). KMO merupakan indeks pembanding
besarnya koefisien korelasi observasi dengan koefisien korelasi parsial.
3. Ekstraksi Faktor
Pada langkah ini akan diketahui sejumlah faktor yang dapat diterima atau
layak mewakili seperangkat variabel yang dianalisis. Dalam studi ini variabelvariabel yang dianalisis dikelompokkan ke dalam satu faktor, namun untuk
analisis dan interprestasi selanjutnya didasarkan pada hasil analisis statistik
dengan teknik PCA, PCA merupakan teknik reduksi data yang bertujuan
untuk membentuk suatu kombinasi linier dari variabel awal dengan
memperhitungkan sebanyak mungkin jumlah variasi variabel
awal. Dimana dasar untuk memilih faktor yang dapat mewakili sekelompok
variabel adalah faktor yang mempunyai nilai eiqenvalue minimal sama

30

dengan 1.00 (satu). Nilai eiqenvalue adalah jumlah nilai variansi dari masingmasing variabel.
4. Menentukan Rotasi Faktor
Hasil dari ekstansi faktor yang masih kompleks kadangkala masih sulit untuk
dapat diinterprestasikan, oleh karena itu bila dari matriks faktor mula-mula
ternyata masih sulit diinterprestasikan maka diperlukan rotasi faktor yang
dapat memperjelas dan mempertegas dalam setiap faktor sehingga lebih
mudah untuk diinterprestasikan, Selanjutnya dengan memperhatikan matrik
faktor mula-mula, eiqenvalue, dan persentase varian, kita dapat menentukan
suatu variabel yang

termasuk dalam faktor mana, sehingga dapat

diidentifikasi dari variabel yang bergabung tadi.


5. Penamaan faktor
Setelah faktor benar-benar sudah terbentuk maka proses dilanjutkan dengan
menamakan faktor yang ada. Penamaan faktor berdasarkan variabel-variabel
dengan bobot lebih tinggi untuk mewakili suatu faktor. Penamaan faktor ini
tergantung pada nama-nama variabel yang menjadi satu kelompok, pada
interpretasi masing-masing analis dan aspek lainnya. Pemberian nama bersifat
subjektif, serta tidak ada ketentuan yang pasti mengenai pemberian nama
tersebut.

31

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah Berdiri dan Perkembangan Hotel Wina Wisata
Hotel Wina Wisata Bandungan didirikan pertama kali pada tahun 1966
oleh Bapak Budi Gondo Kusuma. Pada mulanya Hotel Wina hanya mempunyai
15 cottage. Status Hotel Wina pada waktu itu masih merupakan sebuah hotel
melati biasa, kemudian dalam perkembangan untuk melayani kebutuhan para
tamu yang semakin hari semakin bertambah jumlahnya, maka pada tahun
1970an secara pisik Hotel Wina Wisata

mengembangkan jumlah Cottage

menjadi 29 cottage. Berdasarkan surat perpanjangan izin pendirian hotel pada


tanggal 31 Desember 2001 di Semarang yang ditandatangani oleh Ir Henky
Hermantoro MURP / MPA selaku Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Daerah
Tingkat I Jawa Tengah dengan SK Menteri Pariwisata Dan Telekomunikasi No
KM 69/PW 304/ MPPT -1985 dan No KM 70/PW 304/MPPT -1989 serta
Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah No 1 tahun 1994
status Hotel Wina Wisata merupakan Hotel Cottage Melati III.
Adapun lokasi Hotel Wina Wisata

berada di Jl Raya Bandungan

Kabupaten Semarang. Lokasi hotel terletak kurang lebih 200 meter dari tempat
pakir umum wisata Bandungan. Hotel Wina Wisata merupakan hotel yang
berbentuk cottage yang dirancang untuk keluarga sehingga bentuk bangunan
tidak berupa kamar-kamar melainkan rumah-rumah yang terdiri dari beberapa

32

kamar, rata-rata jumlah kamar dalam satu rumah berkisar 4 sampai 3 kamar.
Fasilitas setiap rumah terdiri dari televisi,ruang tamu, lemari pakaian, tempat
tidur, kamar mandi ( ada yang didalam dan diluar ),
4.1.2

Fasilitas dan Harga Cottage Hotel


Adapun fasilitas yang dimiliki Hotel Wina Wisata Bandungan selain

dipergunakan bagi para tamu yang menginap juga dipergunakan untuk pihakpihak yang berkeinginan untuk menggunakan fasilitas tersebut seperti ruangan
untuk keperluan rapat dan lain-lain.
Fasilitas yang dimiliki Hotel Wina sebagai berikut :
1. Cottage sebanyak 9 jenis bangunan yang mempunyai jumlah kamar yang
berbeda. Cottage paling besar dengan kapasitas 14 orang dengan jumlah
kamar 5 seharga Rp 800.000, dan cottage yang paling kecil dengan memiliki
2 kamar seharga 160.000. Untuk paket ekonomis hotel Wina juga
menyediakan single room dengan harga berkisar Rp 75.000 sampai dengan
Rp 175.000.
2. fasilitas lainnya antara lain :
a. Convention Hall atau ruangan serbaguna, yaitu ruangan yang disediakan
hotel dengan segala macam fasilitasnya untuk keperluan rapat, seminar,
perayaan HUT bahkan bisa juga untuk resepsi perkawinan dalm kapasitas
yang cukup besar.

33

b. Anyelir Coffee Shop, yaitu Toko kecil dalam lingkungan hotel yang
menyediakan keperluan/kebutuhan tamu sehari-hari dan souvenirsouvenir..
c. Laundry service,adalah jasa pelayanan pencucian pakaian tamu, baik
cucian kering maupun basah.
d. Parking Area, adalah tempat yang disediakan hotel untuk keperluan
parkir, baik untuk sepeda motor ataupun mobil.
4.1.3

Struktur Organisasi
Sukanto Reksohadiprodjo, T.Hani Handoko (2001:74) menyatakan

bahwa sruktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan seluruh


kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi, hubungan antara fungsifungsi serta wewenang dan tanggung jawabnya. Struktur organisasi
mencerminkan mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelola. Jadi struktur organisasi merupakan gambaran secara sistematis tentang
hubungan kerjasama

dari organisasi-organisasi yang terdapat didalam

perusahaan dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan adanya struktur organisasi


didalam perusahaan maka karyawan akan mengetahui tugas dan tanggung
jawab masing-masing terhadap pekerjaan sesuai dengan pembagian tugas yang
telah ditetapkan oleh perusahaan, Struktur organisasi yang diterapkan oleh
Hotel Wina Wisata Bandungan adalah Struktur Organisasi Garis, adapun
struktur organisasinya sebagai berikut :

34

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Hotel Wina Wisata


Direktur utama

Wakil direktur utama

General Manager

Front Office
Manager

Food & Beverage


Manager

Receptionist

Waiter

Chasier

Koki

Bill Boy

Dish Waiter

Operator

House Keeping
Manager

Washer

Accounting
Manager

Book Keeper

Houseman

Loundry
Engineer

General
Chasier

Administrasi

Security

Sumber : Hotel Wina Wisata Bandungan


4.2. Identitas Responden
Identitas responden adalah segala sesuatu yang erat hubungannya
dengan diri responden secara individual. Dengan kata lain identitas responden
adalah keadaan, atau ciri-ciri khusus yang dapat memberikan gambaran tentang
responden.

35

1. Identitas responden berdasarkan jenis kelamin


Tabel 4.1
Identitas responden berdasarkan jenis kelamin
No.
Jenis Kelamin
Jumlah
Presentase
1. Laki-laki
86
86
2. Wanita
14
14
Jumlah
100
100 %
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari penelitian terhadap 100
responden menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki
lebih banyak dibandingkan wanita, hal ini dikarenakan responden yang
datang sekeluarga hanya diperkenankan satu orang untuk mengisi kuesioner,
pemberian kuesioner diberikan kepada responden setelah melakukan
pengisian data tamu hotel.dan dalam pelaksanaan penelitian responden yang
datang kereceptionist untuk pengisian data tamu pada umumnya adalah lakilaki,
2. Identitas Responden berdasarkan Pendidikan terakhir
Tabel 4.2
Pendidikan Terakhir Responden
No.
Pendidikan Terakhir
Jumlah
Presentase
1.
SD
2.
SMP
3.
SMA
36
36%
4.
Perguruan Tinggi
64
64%
Jumlah
100
100 %
Dari data diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden
sebagian besar adalah menempuh perguruan tinggi, sehingga jawaban atas
daftar pertanyaan yang ada dalam kuesiner dapat dipertanggung jawabkan

36

3. Identitas Responden berdasarkan umur


Tabel 4.3
Kelompok Umur Responden
No.
Kelompok Umur (tahun)
Jumlah
1.
25 34 tahun
19
2.
35 44 tahun
43
3.
45 54 tahun
28
4.
Lebih dari 55 tahun
10
Jumlah
100
Sumber : Data primer yang diolah

Presentase
19
43
28
10
100 %

Dari data di atas, dapat diterangkan bahwa pada umumnya konsumen


yang sedang menginap di hotel Wina adalah orang yang sudah dewasa.
4. Identitas responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.4
Pekerjaan Responden
No.
Pekerjaan
Jumlah
Presentase
1. Wiraswasta
31
31
2. PNS
15
15
3. Swasta
52
52
4. Lainnya
2
2
Jumlah
100
100%
Sumber : Data primer yang diolah
Jumlah PNS lebih sedikit dibanding swasta dan wiraswasta.
Konsumen yang menginap di hotel wina dengan pekerjaan PNS (pegawai
negeri sipil) pada umumya memilih hotel wina dengan tujuan menjalankan
tugas dari instansi-instansi yang terkait. Dari beberapa PNS diperoleh data
responden dalam jumlah yang sedikit untuk memenuhi ciri-ciri teknik
pengambilan sampel, sedangkan untuk responden dengan pekerjaan swasta
(karyawan dalam perusahaan) dan wiraswasta mempunyai jumlah yang

37

banyak dikarenakan keputusan untuk memilih hotel wina berdasarkan atas


keinginan mereka sendiri.
5. Identitas responden berdasarkan Tujuan ke Bandungan
Tabel 4.5
Tujuan ke Bandungan
No.
Tujuan ke Bandungan
Jumlah
Presentase
1.
Dinas
2.
Wisata
100
100
3.
Lain-lain
Jumlah
100
100 %
Dari data diatas menunjukkan bahwa responden yang dicari oleh
peneliti adalah responden dengan tujuan untuk wisata, sedangkan responden
yang datang ke hotel Wina dalam ikatan dinas atau tugas dari instansi tidak
dimasukkan datanya, hal ini disesuaikan dengan teknik pengambilan sampel
purposive sampling yaitu teknik non probability sampling memilih orangorang yang terseleksi berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel.
6. Identitas responden berdasarkan Pernah menginap di Hotel WIna
Tabel 4.6
Pernah Menginap
Berapa kali menginap Berapa malam menginap
1
2
>2
1
2
>2
26
15
59
10
42
22
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang pernah
menginap di Hotel Wina Wisata diharapkan sudah dapat menikmati dan
menggunakan fasilitas yang disediakan., sehingga dapat memberikan
jawaban berdasarkan pengalaman responden selama menginap di hotel Wina
Wisata.

38

4.3. Analisis Deskriptif


Berdasarkan hasil tanggapan dari 100 responden peneliti akan
mengukur faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kepuasan konsumen
dalam menginap di Hotel Wina Wisata Bandungan, kemudian data
dikelompokkan dalam satu kategori skor dan skala likert. Perhitungan skor
setiap komponen adalah dengan mengalihkan seluruh frekuensi dan dengan
bobotnya. Adapun rentang kendali skala menggunakan rumus sebagai berikut
( Husein Umar 1999 : 170 ) Langkah dan prosesnya :
1. Perhitungan tiap skor menurut kategori adalah dengan cara mengalikan
kriteria dengan jumlah respon yang memilih

2. Menentukan rentang skor terendah dan skor tertinggi dengan cara


mengalikan jumlah responden ( N ) dengan bobot paling rendah dan paling
tinggi.
Nilai rendah = 100 x 1 = 100
Nilai tertinggi = 100 x 5 = 500
3. Skala penilaian tiap kategori
Dari skala a sampai dengan e dapat dketahui rentang masing-masing
golongan dengan menggunakan rumus :
Rs = 100 ( 5 1 ) = 80
5
Dengan demikian dapat dinyatakan penilaian normatif sebagai berikut
a. Rentangan 421 500 berarti sangat tinggi

39

b. Rentangan 341 420 berarti tinggi


c. Rentangan 261 340 berarti cukup tinggi
d. Rentangan 181 260 berarti rendah
e. Rentangan 100 180 berarti sangat rendah

STS

Tabel 4.7
Rentang Skala
TS
N

SS

Variabel
f
Mushola
0
fasilitas air panas
1
lokasi dekat
2
lokasi mudah
1
fasilitas televisi
0
makanan
3
harga sesuai fasilitas
23
harga kompetitif
26
air panas berfungsi
2
petugas ramah
3
petunjuk penggunaan
1
tingkat keamanan
2
petugas tepat waktu
0
Petugas bertindak cepat 2
harga sesuai pelayanan
1
area parkir
5
tata ruang bangunan
3
melihat papan reklame
6
Informasi dari teman
6
kebersihan hotel
2
Berdasarkan tabel 4.5

skor f
skor
F skor
0
4
8
33 99
1
0
0
22 66
2
1
2
14 42
1
1
2
25 75
0
3
6
41 123
3
2
4
42 126
23 13
26
30 90
26 14
28
15 45
2
6
12
46 138
3
8
16
23 69
1
10
20
33 99
2
2
4
35 105
0
1
2
16 48
2
3
6
20 60
1
8
16
25 75
5
3
6
27 81
3
3
6
21 63
6
28
56
27 81
6
23
46
22 66
2
2
4
33 99
rentang skala dapat dijelaskan

f
38
46
30
24
35
33
18
17
28
34
31
33
53
43
39
24
22
18
29
40
nilai

Nilai
Skor

skor f skor
152 25 125 384
184 31 155 406
120 53 265 431
96 49 245 419
140 21 105 374
132 20 100 365
72 16 80
291
68 28 140 307
112 18 90
354
136 32 160 384
124 25 125 369
132 28 140 383
212 30 150 412
172 32 160 400
156 27 135 383
96 41 205 393
88 51 255 415
72 21 105 320
116 20 100 334
160 23 115 380
skor tertinggi yaitu

pada variabel lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat perbelanjaan.Hal
ini menunjukkan bahwa pertimbangan yang paling penting konsumen dalam
pemilihan penginapan di obyek wisata Bandungan adalah melihat lokasi
penginapannya, pertimbangan yang lainnya adalah melihat fasilitas yang ada,
kebersihan lingkungan hotel, pelayanan yang diberikan, dan penetapan harga

40

4.4. Analisis Data


Setelah data dikumpulkan, proses selanjutnya adalah menganalisis data untuk
menjawab permasalahan. Dalam hal ini digunalan analisis faktor dengan
menggunakan program SPSS for Windows Release 11.0. Analisis faktor adalah
analisis untuk mencari kemungkinan variabel-variabel yang telah dikumpulkan, yang
dapat diringkas menjadi sejumlah kecil faktor yang banyaknya belum dapat
ditentukan dengan pasti sebelumnya.
1. Matrik Korelasi
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
Bartlett's Test of
Sphericity

Approx. Chi-Square
df
Sig.

.699
610.805
190
.000

Untuk menentukan apakah analisis faktpr dapat digunakan dalam studi ini
perlu diuji korelasi antar variabel independent dengan didukung oleh uji Barlet dan
KMO. Dari perhitungan diperoleh nilai Barlett sebesar 610,805 serta nilai KMO
sebesar 0,699. Kedua hasil ini menunjukkan tingkat signifikan yang tinggi untuk
meyakinkan bahwa model analisis faktor dapat digunakan dalam studi ini.
Analisis faktor dengan metode PCA (seperti yang telah dijelaskan pada
bab 3) mampu menjelaskan data sebesar 0,64602 artinya variabilitas data yang
mampu dijelaskan dengan metode ini adalah sebesar 64,602 % sedangkan sisanya
35,398 % tidak mampu dijelaskan oleh metode PCA.

41

2. Rotasi Faktor
Rotasi faktor ini bertujuan untuk mempermudah interprestasi dalam
menentukan variabel-variabel mana saja yang tercantum dalam suatu faktor.
Rotasi faktor ini menggunakan metode variamax yang bertujuan untuk merotasi
faktor awal hasil ekstraksi sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi dimana
sekecil mungkin mendekati nol. Hal ini berarti di dalam setiap faktor tercakup
sedikit mungkin variabel.
Tabel 4.8
Matrik Faktor Setelah Rotasi
Rotated Component Matrix
Component
1
2
3
4
5
X1
0.728
0.162 0.154 -0.102 -0.024
X2
0.689 -0.045 0.111 -0.037 -0.283
X3
0.058
0.103 0.046 0.078 -0.084
X4
0.081
0.224 0.018 -0.015
0.115
X5
0.695
0.086 0.063 0.189
0.337
X6
0.589
0.025 0.024 0.474
0.253
X7
0.274 -0.231 0.052 0.295
0.593
X8
-0.057
0.020 0.174 -0.154
0.766
X9
0.464
0.284 0.050 -0.103
0.045
X10
0.094
0.640 0.019 0.293
0.068
X11
0.533
0.206 0.252 -0.094
0.124
X12
0.187
0.153 0.927 0.117
0.093
X13
0.253
0.586 0.123 0.194 -0.120
X14
0.093
0.788 0.169 -0.097
0.010
X15
0.054
0.513 0.119 0.084
0.604
X16 -0.082
0.128 0.049 0.688
0.028
X17 -0.088
0.151 0.206 0.704 -0.121
X18
0.207
0.361 0.042 0.053
0.209
X19
0.140
0.038 0.259 0.456
0.085
X20
0.207
0.136 0.909 0.140
0.178
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax With Kaiser Normalization

6
-0.129
-0.099
-0.097
-0.695
0.086
0.082
0.118
0.071
0.150
-0.102
-0.190
0.039
0.148
0.048
-0.197
0.094
-0.035
0.668
0.506
0.069

7
0.039
0.124
0.844
0.288
-0.032
0.009
0.186
-0.154
0.139
0.078
-0.235
0.023
-0.161
0.132
-0.016
0.219
-0.419
0.090
0.128
0.009

42

Kelanjutan dari rotasi faktor adalah tahap interpretasi faktor berdasarkan


bobot masing-masing variabel dalam setiap faktor terhadap interpretasi:
1. Dimulai dari variabel pada urutan pertama, interpretasi dimulai dengan bergerak
dari faktor paling kiri ke faktor paling kanan pada setiap baris untuk mencari
bilangan yang nilai mutlakna paling besar dalam baris tersebut.
2. Bilangan yang paling besar menunjukkan dalam faktor mana setiap variabel
termasuk. Dengan demikian dapat diketahui variabel-variabel mana yang masuk
dalam suatu faktor.
3. Point 1 dan 2 dilakukan berulang sehingga semua variabel telah tercakup dalam
faktor-faktor hasil ekstraksi.
4. Bila ada variabel yang belum termasuk dalam salah satu faktor (karena bobotnya
kurang dari batas keberatannya) maka terdapat dua pilihan yang dapat dilakukan
a. Menginterprestasikan solusi apa adanya tanpa mengikutkan variabel
yang bobotnya tidak signifikan.
b. Mengevaluasikan variabel yang tidak memiliki bobot signifikan tersebut
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui relevansi variabel dalam
penelitian yang dilakukan
Bobot faktor adalah ukuran yang menyatakan respresentasi suatu variabel oleh
masing-masing faktor. Berdasarkan tabel diatas masih ada variabel-variabel yang
memiliki selisih bobot dibawah 0,5 maka variabel tersebut tidak digunakan. Bobot
faktor menunjukkan bahwa suatu data memiliki karakteristik khusus dipresentasikan

43

oleh faktor. Faktor dengan bobot faktor teringgi untuk setiap variabel menunjukkan
tingginya hubungan faktor itu dengan variabelnya
Tabel 4.9
Pengelompokkan Variabel ke Dalam Faktor dan Nilai Loading dari Variabel
Variabel yang membentuk
Nama Faktor
%
Faktor
Varian Loading
Adanya fasilitas tempat ibadah (Mushola)
0,728
Adanya fasilitas air panas
0,689
Adanya fasilitas TV parabola memberikan
fasilitas-fasilitas
0,695
hiburan dalam menonton televisi
hotel
Makanan yang disediakan memiliki menu
22,416 0,589
yang bervariasi
0,533
Fasilitas air panas dilengkapi petunjuk cara
penggunaan memberikan kemudahan
Petugas layanan hotel bersikap ramah, sopan
0,640
dan berpenampilan rapi
Petugas layanan hotel tepat waktu dalam
layanan petugas
0,586
menanggapi permintaan tamu
hotel
9,008
Petugas layanan hotel bertindak cepat dan
0,788
tepat dalam menangani keluhan tamu
Tingkat keamanan dilingkungan hotel terjaga
keamanan dan
8,115
0,927
dengan baik
kebersihan hotel
0.909
Kebersihan lingkungan hotel terjaga dengan
baik
Area parkir yang luas untuk kendaraan roda
0,688
dua maupun roda empat
area parkir dan tata
Tata ruang bangunan yang baik memberikan
ruang bangunan
7,411
0,704
kesan luas dan bersih
Harga yang ditawarkan pihak menajemen
0,593
hotel sesuai dengan fasilitas yang ada
Harga yang ditetapkan kompetitif dengan jenis
hotel cottage lainnya
harga
0,766
Harga yang diberikan pihak manajemen hotel
6,500
sesuai dengan kualitas pelayanan
0,604
Mendapat informasi hotel melihat papan
reklame di jalan dekat pasar
Mendapat informasi hotel dari teman, saudara
yang pernah menginap
Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata
dan pusat perbelanjaan

0,668
informasi hotel

5,952

0,506

lokasi

5,119

0,844

44

Dari ke 20 variabel yang termasuk dalam 7 faktor diatas dapat diidentifikasi


faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan memilih Hotel Wina
Wisata Bandungan. faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Faktor 1 : fasilitas-fasilitas hotel
Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 1, yaitu :
1. Adanya fasilitas tempat ibadah (Mushola)
2. Adanya fasilitas air panas
3. Adanya fasilitas TV parabola memberikan hiburan dalam menonton televisi
4. Makanan yang disediakan memiliki menu yang bervariasi
5. Fasilitas air panas dilengkapi petunjuk cara penggunaan memberikan
kemudahan.
b. Faktor 2 : layanan petugas hotel
Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 2, yaitu :
1. Petugas layanan hotel bersikap ramah, sopan dan berpenampilan rapi
2. Petugas layanan hotel tepat waktu dalam menanggapi permintaan tamu
3. Petugas layanan hotel bertindak cepat dan tepat dalam menangani keluhan tamu
c. Faktor 3 : keamanan dan kebersihan hotel
Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 3, yaitu :
1. Tingkat keamanan dilingkungan hotel terjaga dengan baik
2. Kebersihan lingkungan hotel terjaga dengan baik
d. Faktor 4 : area parkir dan tata ruang bangunan
Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 4, yaitu :

45

1. Area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua maupun roda empat
2. Tata ruang bangunan yang baik memberikan kesan luas dan bersih
e. Faktor 5 : harga
Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 5, yaitu :
1. Harga yang ditawarkan pihak menajemen hotel sesuai dengan fasilitas yang ada
2. Harga yang ditetapkan kompetitif dengan jenis hotel cottage lainnya
3. Harga yang diberikan pihak manajemen hotel sesuai dengan kualitas pelayanan
f. Faktor 6 : informasi hotel
Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 6, yaitu :
1. Mendapat informasi hotel melihat papan reklame di jalan dekat pasar
2. Mendapat informasi hotel dari teman, saudara yang pernah menginap
g. Faktor 7 : Lokasi
Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 7, yaitu :
1. Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat perbelanjaan
Lokasi merupakan salah satu pertimbangan yang paling penting bagi konsumen
dalam pemilihan penginapan.

46

BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut
1. Analisis faktor dalam penelitian ini mampu meringkas data yang ada dari 20
variabel menjadi 7 (tujuh) faktor, dengan rotasi varimax melalui iterasi
sebanyak 10 kali. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
keputusan menginap pada hotel Wina Wisata Bandungan
a.

faktor 1 dinamakan fasilitas-fasilitas hotel Faktor 1 ini terdiri dari lima


variabel yaitu:
1. Adanya fasilitas tempat ibadah (Mushola)
2. Adanya fasilitas air panas
3. Adanya fasilitas TV parabola memberikan hiburan dalam menonton
televisi
4. Makanan yang disediakan memiliki menu yang bervariasi
5. Fasilitas air panas dilengkapi petunjuk cara penggunaan memberikan
kemudahan.

b.

faktor 2 dinamakan petugas hotel Faktor ini mempunyai tiga variabel


yaitu :
1. Petugas layanan hotel bersikap ramah, sopan dan berpenampilan rapi
2. Petugas layanan hotel
tamu

tepat waktu dalam menanggapi permintaan

47

3. Petugas layanan hotel bertindak cepat dan tepat dalam menangani


keluhan tamu
c.

faktor 3 dinamakan keamanan dan kebersihan hotel Faktor 3 ini


mempunyai dua variabel yaitu :
1. Tingkat keamanan dilingkungan hotel terjaga dengan baik
2. Kebersihan lingkungan hotel terjaga dengan baik

d.

faktor 4 dinamakan area parkir dan tata ruang bangunan Faktor 4 ini
mempunyai dua variabel yaitu :
1. Area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua maupun roda empat
2. Tata ruang bangunan yang baik memberikan kesan luas dan bersih

e.

faktor 5 dinamakan Harga Faktor 5 ini mempunyai tiga variabel yaitu :


1. Harga yang ditawarkan pihak menajemen hotel sesuai dengan fasilitas
yang ada
2. Harga yang ditetapkan kompetitif dengan jenis hotel cottage lainnya
3. Harga yang diberikan pihak manajemen hotel sesuai dengan kualitas
pelayanan

f.

faktor 6 dinamakan Informasi hotel Faktor 6 ini mempunyai dua


variabel yaitu :
1. Mendapat informasi hotel melihat papan reklame di jalan dekat pasar
2. Mendapat informasi hotel dari teman, saudara yang pernah menginap

48

g.

faktor 7 dinamakan lokasi Faktor 7 ini hanya terdiri dari satu variabel
yaitu : lokasi Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat
perbelanjaan

2. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dalam


memilih hotel

wina sebagai tempat penginapan adalah faktor 1 yaitu

tentang fasilitas-fasilitas yang ada


5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan saransaran sebagai berikut :
1. Untuk fasilitas, memberikan pengaruh yang berarti terhadap pilihan
konsumen, namun bukan berarti fasilitas hotel wina sudah sangat baik. Akan
tetapi dengan hasil tersebut menjadikan pihak manajemen untuk terus dapat
tanggap terhadap kebutuhan fasilitas yang akan dibutuhkan oleh para
konsumen.
2. Untuk lokasi, pihak manajemen hotel wina diharapkan dapat menyediakan
sarana transportasi tambahan bagi konsumen yang membutuhkan.
3. Untuk pelayanan, pihak manajemen hotel wina mempertahankan atau bahkan
lebih meningkatkan kembali di bidang pelayanan.
4. Untuk Promosi, pihak manajemen meninjau kembali kegiatan promosi yang
dilakukan, berdasarkan penelitian promosi yang dilakukan kurang efektif hal

49

ini ditunjukkan masih banyak konsumen yang belum mengatahui kegiatan


promosi yang dilakukan pihak manajemen hotel.
5. Untuk harga, perubahan harga untuk setiap tahunnya tidak terlalu jauh dari
harga yang ditetapkan sebelumnya

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sulastyono , 1999, Manajemen Penyelenggara Hotel, Alfabeta, Bandung.


Arikunto Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Rineka Cipta, Jakarta.
Azwar Saifuddin, 1992, Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Darmawan Wibisono, 2000, Riset Bisnis, BPFE, Yogyakarta.
Fandy Tjiptono, Santoso Singgih, 2001, Riset Pemasaran Konsep dengan SPSS,
PT Elex Media Komputindo, Jakarta
Gamal Suwantoro, 1997, Dasar-Dasar Pariwisata, Andi Offset , Yogyakarta.
Husein Umar,1997, Metodologi Penelitian, Aplikasi dalam Pemasaran, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Husein Umar, 2002, Metode Riset Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
RG Soekadijo, 1996, Anatomi Pariwisata, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sukanto Rekso hadiprodjo, T. Hani Handoko, 2001. Organisasi Perusahaan
Teori Struktur dan Perilaku, BPFE, Yogyakarta
Yoeti Oka, 2001, Strategi Pemasaran Hotel, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

DAFTAR KUESIONER
Identitas Responden :
1. Nama
:
2. Alamat
:
3. Usia
:
4. Jenis Kelamin :
5. Pendidikan
terakhir

6. Pekerjaan

Laki-laki
Perempuan
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi

Wiraswasta
PNS
Swasta
Lain-lain (.. )
7. Tujuan ke Bandungan
Dinas
Wisata
Lain-lain ()
8. Pernahkah menginap di Hotel Wina : Pernah
Belum pernah
Jika Anda pernah menginap sebelumnya lanjutkan pertanyan berikut
9. Berapa kali anda menginap : 1 kali
2 kali
lebih dari 2 kali
10. Berapa malam anda menginap :
1 malam
2 malam
lebih dari 2 malam
11. Datang ke Bandungan dan
menginap di hotel Wina dalam
jangka waktu :
1 minggu sekali
1 bulan sekali
1 Tahun sekali
Lain-lain ( ..)

Keterangan : SS ( Sangat Setuju )


S ( Setuju )
N ( Netral )
TS ( Tidak setuju )
STS (sangat tidak setuju )
Mohon diisi dengan tanda ( )
Dalam memilih hotel Wina Wisata sebagai tempat penginapan di Obyek Wisata
Bandungan variabel-variabel apa saja yang menjadi pertimbangan anda :

No

Variabel-variabel yang mempengaruhi

Adanya fasilitas tempat ibadah ( Mushola )

Adanya fasilitas air panas

Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat perbelanjaan

Lokasi hotel mudah dicapai dengan segala macam kendaraan dan dengan biaya yang
ekonomis

Adanya fasilitas TV parabola memberikan hiburan dalam menonton televisi

Makanan yang disediakan memiliki menu yang bervariasi

Harga yang ditawarkan pihak menajemen hotel sesuai dengan fasilitas yang ada

Harga yang ditetapkan kompetitif dengan jenis hotel cottage lainnya

Fasilitas air panas dapat berfungsi dengan baik

10

Petugas layanan hotel bersikap ramah, sopan dan berpenampilan rapi

11

Fasilitas air panas dilengkapi petunjuk cara penggunaan memberikan kemudahan

12

Tingkat keamanan dilingkungan hotel terjaga dengan baik

13

Petugas layanan hotel tepat waktu dalam menanggapi permintaan tamu

14

Petugas layanan hotel bertindak cepat dan tepat dalam menangani keluhan tamu

15

Harga yang diberikan pihak manajemen hotel sesuai dengan kualitas pelayanan

16

Area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua maupun roda empat

17

Tata ruang bangunan yang baik memberikan kesan luas dan bersih

18

Mendapat informasi hotel melihat papan reklame di jalan dekat pasar

19

Mendapat informasi hotel dari teman, saudara yang pernah menginap

20

Kebersihan lingkungan hotel terjaga dengan baik

SS

TS

STS

Anda mungkin juga menyukai