03.30.0223 Joan Rosunday Widagdo DIFINISI HOTEL
03.30.0223 Joan Rosunday Widagdo DIFINISI HOTEL
SKRIPSI
Disusun oleh :
Joan Rosunday Widagdo
03.30.0223
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2008
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .................................................................................................
ii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .........................................................
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka ....................................................................
10
11
14
2.1.5
14
2.1.6
17
2.1.7
19
24
24
25
27
27
33
33
BAB V
33
34
35
36
39
41
PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................
48
50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Provinsi Jawa Tengah mempunyai banyak tempat wisata baik wisata alam
maupun budaya yang tersebar di berbagai daerah. Wisata budaya seperti di
Semarang dengan Kota Lamanya dan bangunan bersejarah Lawang Sewu, di
Surakarta dengan Keraton dan kerajinan tangan seperti kerajinan perunggu dan
batik kerisnya, di Dieng dengan candi Diengnya dan di Bandungan dengan candi
gedong songo yang merupakan wisata alam yang menawarkan keindahan alam
yang masih sejuk dan merupakan
moyang.
Sektor pariwisata merupakan salah satu dari industri gaya baru yang
mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan
kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain yang
meliputi industri kerajinan tangan dan industri cenderamata serta penginapan dan
transportasi.
Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses berpergian sementara
dari seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempat tinggalnya dengan
dorongan karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan ekonomi, sosial,
kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena
sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun belajar ( Gamal Suwantoro
1997 : 3 ).
merupakan
sebuah
obyek
wisata
pegunungan
yang
merupakan bagian dari daerah Kabupaten Semarang. Obyek wisata ini dapat
ditempuh dengan kendaraan selama satu jam di sebelah selatan Semarang atau
sekitar dua puluh menit dari Ungaran atau sekitar lima belas menit dari
Ambarawa melalui jalur pegunungan.
Setiap minggunya Bandungan dipadati oleh para wisatawan lokal. taman
rekreasi PJKA, pasar sayur dan buah, Tahu Serasi, susu kedelai, jagung rebus,
serta kios-kios tanaman hias menjadi tujuan pada umumnya. Seiring dengan
bertambahnya kunjungan para wisatawan di Bandungan maka perlu adanya
peningkatan fasilitas-fasilitas umum yang memberikan kenyamanan bagi para
wisatawan contohnya area parkir yang luas, kebersihan lingkungan, serta
fasilitas-fasilitas lainnya yang mendukung kenyaman bagi para wisatawan.
Pemilihan lokasi penelitian dihotel Wina Wisata dikarenakan hotel Wina
merupakan hotel tertua di Bandungan dan sampai sekarang masih bertahan
berdasarkan tingkat huniannya. Sebagai hotel berkelas cottage melati tiga, Hotel
Dari hasil pra surve yang dilakukan peneliti dengan menyebarkan pra
kuesioner kepada 30 responden diperoleh data sebagai berikut:
Variabel-variabel yang mempengaruhi
Adanya fasilitas tempat ibadah ( Mushola )
ya
29
tidak
1
29
29
16
1
1
14
19
11
26
25
14
15
20
12
27
6
10
18
3
24
30
20
15
10
15
23
25
18
18
5
29
5
12
12
25
1
berhubungan dengan keputusan konsumen dalam memilih hotel. Oleh karena hal
ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Pemilihan Hotel di Objek Wisata
Bandungan( Studi kasus di Hotel Wina Wisata Bandungan ).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang
masalah
dapat
dirumuskan
sebagai
berikut :
1. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi konsumen memilih hotel Wina
Wisata
2. Faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap keputusan memilih hotel
Wina Wisata
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen memilih hotel
Wina Wisata sebagai tempat penginapan di obyek wisata Bandungan
2. Untuk
mengetahui
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pemasaran Jasa
Menurut Philip Kotler jasa adalah suatu aktifitas yang memberikan
manfaat dan ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak yang lain dalam bentuk
tidak nyata (intangible) dan tidak menimbulkan pemindahan kepemilikan seperti
halnya terjadi pada produk manufaktur.
produk sangat berbeda dengan produk yang bersifat konkret. Ciri-ciri yang
spesifik itu adalah ( Yoeti 2001 : 1 )
a. Jasa tidak bisa diraba atau disentuh karena sifatnya yang tidak nyata
b. Proses produksi dan konsumsi jatuh pada saat yang bersamaan
c. Jasa tidak bisa dipindahkan dan untuk mengkonsumsinya konsumen harus
datang pada produsen
d. Konsumen terlibat dalam proses produksi
e. Jasa tidak bisa ditimbun
f. Jasa tidak memiliki standart atau ukuran yang objektif
g. Jasa tidak dapat dicoba karena itu pelanggan tidak bisa mencicipinya terlebih
dahulu
h. Kualitas hasil produk berupa jasa sangat tergantung pada tenaga manusia dan
sedikit sekali dapat digantikan oleh mesin
i. Permintaan atas produk berupa jasa tidak tetap melainkan sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor non ekonomis
j. Umumnya peranan perantara (middlemen) tidak diperlukan, tapi untuk produk
tertentu perantara diperlukan untuk penggunaan terbatas
Pemasaran adalah usaha untuk menarik pelanggan agar membeli suatu
produk. Proses pemasaran meliputi perencanaan yang dilakukan oleh pihak
manajemen untuk memperhatikanvariabel-variabel yang dijumpai dalam pasar.
Pemasaran yang efektif menghendaki perencanaan yang baik mulai dari
menentukan konsep tentang kualitas, desain, kemasan, harga, cara penyampaian
produk kepada konsumen pada waktu dan jumlah yang tepat, sampai dengan
bagaimana membuat pelanggan tetap loyal terhadap produk yang diciptakan (
Yoeti 2001 : 13 ).
Pemasaran jasa berbeda dengan pemasaran manufaktur, perbedaan
dikarenakan sifat dan karakter produk jasa berbeda dengan produk manufaktur.
Produk jasa memuat bermacam-macam kegiatan yang dilaksanakan dalam
berbagai situasi dan kondisi ( Yoeti 2001 : 7 ). Philip Kotler menerapkan skema
The service Marketing Triangle dalam pemasaran jasa, yang hendak
memperlihatkan tiga pihak yang dapat membuat suatu perusahaan jasa bisa sukses
dalam menjual jasa yaitu perusahaan (Company), karyawan (Employees) dan
pelanggan (Customers) sendiri.
10
11
konsumen. Bentuk komunikasi ini dapat menjadi suatu cara untuk membujuk
konsumen untuk melakukan pembelian
Pada Industri perhotelan, terdapat 5 unsur penting yang saling terkait satu
sama lainnya atau yang sering dikenal dengan istilah Marketing Mix
yaitu :
a. People, meliputi layanan apa saja yang diperlukan oleh konsumen. Kualitas
pelayanan adalah sesuatu yang komplek, oleh James A. Fitzsimmons dan Mona
J. Fitzsimmons dijelaskan bahwa tamu akan menilai kualitas pelayanan melalui
kemampuan untuk memberikan secara tepat dan benar jenis pelayanan yang
telah dijanjikan kepada tamu, kesadaran atau keinginan untuk cepat bertindak
membantu tamu dan memberikan pelayanan yang tepat waktu, kesopan
santunan, penampilan pegawai untuk memberikan pelayanan, dan memberikan
perlindungan hak-hak pribadi dari para tamu ( Agus Sulastiyono1999 : 35 )
b. Product, diartikan sebagai kebutuhan yang diinginkan para tamu yang meliputi
makanan apa saja yang perlu disediakan, fasilitas apa saja yang harus
dibangun, sehingga mereka mau datang dan menginap pada hotel tertentu.
Bentuk fasilitas hotel harus dapat dikenal oleh tamu-tamunya dan dapat
berfungsi seperti yang dimaksudkan dan untuk membantu tamu yang belum
mengetahui cara penggunaannya diberikan satu petunjuk penggunaan yang
berupa tulisan atau tanda-tanda lain yang mudah dikenal sehingga tamu tidak
mengalam kesulitan ( R.G. Soekadijo 1996 : 95 )
c.
12
berupa fasilitas maupun pelayanan menjadi salah satu pertimbangan bagi calon
konsumen dalam memilih hotel tertentu. Harga yang ditetapkan oleh pesaing
dianggap sebagai suatu pertimbangan penting dalam startegi pengembangan
harga, sehingga pada umumnya harga yang ditetapkan kompetitif dengan
klasifikasi hotel yang sama. (Yoeti 2001)
d. Place, diartikan tempat atau lokasi dimana suatu hotel didirikan. Lokasi hotel
dan kemudahan untuk mencapai suatu hotel menjadi pertimbangan bagi calon
tamu yang menginap, mereka menginginkan lokasi suatu hotel mudah dicapai
dengan segala macam kendaraan dan dengan biaya yang ekonomis, selain itu
calon konsumen juga selalu mempertimbangkan lokasi hotel dengan lokasi
tujuan lainnya seperti pusat rekreasi, pusat perbelanjaan dan tempat tujuan
lainya. (Yoeti 2001)
e. Promotion, adalah bagaimana pemilihan media iklan yang efektif, sehingga
dapat menyampaikan pesan kepada calon tamu hotel dengan baik. Ada
bermacam -macam media yang dapat digunakan namun pada dasarnya
penyampaian informasi dilakukan melalui media cetak ( iklan di koran,
majalah, atau pemasangan papan reklame di jalan ), dan penyampaian
informasi secara tidak langsung melalui konsumen yang pernah menginap ke
konsumen lainnya (Yoeti 2001)
13
14
(b) Hotel sedang, hotel yang memiliki lebih dari 25 dan kurang dari 100 kamar
(c) Hotel menengah, hotel dengan jumlah kamar lebih dari 100 dan kurang dari
300 kamar.
(d) Hotel besar, adalah hotel yang memiliki lebih dari 300 kamar
2. Berdasarkan lama tamu yang menginap ada tiga jenis hotel yaitu :
(a) Transit Hotel adalah hotel dimana para tamunya rata-rata menginap 1 atau 2
malam
(b) Semi Resident Hotel adalah hotel dimana para tamunya rata-rata menginap
lebih dari 2 malam
(c) Residential Hotel adalah hotel dimana para tamunya rata-rata menginap
kurang lebih satu minggu
3. Berdasarkan jenis tamu yang menginap ada empat jenis yaitu :
(a) Hotel Keluarga adalah hotel yang dirancang untuk keluarga
(b) Hotel Bisnis adalah hotel yang dirancang untuk para usahawan
(c) Hotel Wisatawan adalah hotel yang dirancang untuk parawisatawan
(d) Hotel Transit adalah hotel yang dirancang untuk orang yang melakukan
persinggahan sementara dalam suatu perjalanan
4. Berdasarkan jenis harga yang ditetapkan ada empat jenis yaitu :
(a) European Plan adalah hotel dimana harga kamar yang telah ditetapkan adalah
harga untuk kamar saja
(b) Continental Plan adalah hotel dimana harga kamar yang telah ditetapkan
terdiri dari harga kamar termasuk makan siang
15
(c) Modified American adalah hotel dimana harga yang telah ditetapkan terdiri
dari harga kamar, dua kali makan ( makan pagi, siang atau makan malam )
(d) Full American Plan adalah hotel dimana harga yang telah ditetapkan terdiri
dari harga kamar, tiga kali makan ( makan pagi, siang dan malam)
Dalam rangka penyempurnaan agar lebih sesuai dengan perkembangan
hotel saat ini, maka telah dikeluarkan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi No. : KM. 94 / HK. 103 / MPPT 87 dan Keputusan Direktur
Jenderal Pariwisata No. : 14 / U / II / 88, tentang ketentuan usaha dan klasifikasi
hotel dengan sistem bintang.
kamar, fasilitas dan peralatan serta mutu pelayanan yang sesuai dengan ketentuan
penggolongan hotel, yaitu :
1. Hotel Bintang Lima
(*****)
(****)
(*** )
(**)
(*)
16
17
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keputusan
konsumen
dalam memilih
hotel di objek
Wisata
Bandungan
18
b.
c.
19
d.
Lokasi hotel mudah dicapai dengan segala macam kendaraan dan dengan
biaya yang ekonomis. Hal ini menjadi pertimbangan bagi calon tamu yang
akan menginap pada hotel tertentu dimana adanya kemudahan untuk
mencapai suatu hotel dan tentunya tidak mengeluarkan biaya tambahan
untuk mencapainya.
e.
f.
g.
Harga yang ditawarkan pihak menajemen hotel sesuai dengan fasilitas yang
ada. Penetapan harga tentunya disesuaikan dengan fasilitas yang diberikan
oleh calon konsumen sehingga menjadi pertimbangan konsumen ketika
mengeluarkan dana sesuai dengan apa yang didapat
h.
20
beberapa hotel menjaga suatu tingkat harga yang stabil merupakan suatu
tujuan, karena harga stabil pada suatu hotel akan membantu kepercayaan
tamu hotel dan dapat mempertahankan agar tamu selalu datang kembali (
Yoeti 2001 : 97 )
i.
j.
k.
l.
21
Petugas layanan hotel bertindak cepat dan tepat dalam menangani keluhan
tamu. Respon yang baik yang dilakukan petugas pelayanan hotel terhadap
permasalahan yang dihadapi tamu dalam penggunaan fasilitas maupun
perlengkapan hotel selama menginap menjadi pertimbangan bagi tamu
meningkatkan kepercayaan kepada hotel dan dapat mempertahankan tamu
datang kembali.
o.
p.
q.
Tata ruang banguan yang baik memberikan kesan luas dan bersih
Hotel Wina ini terdiri dari beberapa banguanan seperti room office, Mushola,
ruang pertemuan, dan kurang lebih ada 15 cottage memerlukan penataan
ruang yang baik dengan tujuan dapat memberikan dampak yang positif bagi
setiap pelanggan untuk memilih hotel Wina ini
22
r.
s.
t.
3. Analisis faktor adalah salah satu metode statistic multivariate yang digunakan
untuk mengurangi kelipatgandaan tes dan pengukuran hingga menjadi jauh lebih
sederhana. Analisis faktor bertujuan untuk mereduksi, mengelompokkan dan
mengekstraksi variabel-variabel dari sekelompok variabel yang besar menjadi
variabel-variabel dengan jumlah yang lebih kecil serta pemberian nama dari
variabel baru.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
3.1.1 Obyek dan Lokasi Penelitian
Obyek dan lokasi yang diambil oleh peneliti adalah konsumen yang menginap
di Hotel Wina Wisata, didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan antara lain :
1. Hotel Wina Wisata merupakan salah satu hotel tertua di Bandungan, sudah berdiri
hampir 42 tahun dan sampai saat ini masih tetap bertahan berdasarkan tingkat
hunian pada bulan Januari-Juli 2007.
2. Bandungan merupakan salah satu Obyek Wisata di Jawa Tengah mempunyai
daya tarik bagi para wisatawan untuk datang setiap minggunya, dan begitu
banyaknya industri perhotelan sehingga saling bersaing untuk menarik konsumen
3. Hotel Wina Wisata membuka kesempatan bagi peneliti untuk mengadakan
penelitian yang diharapkan dapat mebantu memberikan kontribusi yang lebih baik
untuk eksistensi hotel Wina Wisata di masa sekarang dan yang akan datang.
3.1.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang menjadi perhatian
pengamatan dan penyedia data (Burhan Nurgiyantoro, 2000:20). Populasi di dalam
penelitian adalah tamu yang pernah menginap di Hotel Wina Wisata Bandungan.
Sampel merupakan bagian kecil dari populasi (Husein Umar, 1999:49). Dalam
peneltian ini jumlah sampel yang diambil sebesar 100 responden. Teknik sampling
yang digunakan adalah purposive sampling merupakan teknik non probability
24
25
pada saat akan check out diberikan petugas di receptionist, sedangkan untuk
responden yang diberikan kuesioner pada saat check out adalah responden
yang pada saat check in peneliti tidak menjumpainya sehingga pada saat akan
check out peneliti meminta izin kepada responden untuk meluangkan
waktunya untuk melakukan pengisian kuesioner.
responden yang belum dijumpai pada saat melakukan check in maka peneliti
sebelumnya meminta izin kepada petugas untuk melihat data tamu yang
masuk atau check in sehungga pada saat responden check out pada hari,
tanggal dan waktu yang telah ditetapkan peneliti dapat datang dan menjumpai
responden tersebut
2. Untuk responden yang dijumpai pada saat melakukan proses check in,
kuesioner diambil setelah responden tersebut selesai melakukan proses check
out, pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh responden diambil di ruang
receptionist oleh peneliti sesuai yang diiformasikan peneliti ke responden
sebelumnya, Sedangkan untuk responden yang dijumpai peneliti dan
diberikan kuesioner pada saat check out pengambilan kuesioner dapat
langsung diterima peneliti setelah responden selesai mengisi daftar pertanyaan
yang ada dalam kuesioner
. Melalui kuesioner ini data yang diperoleh dari jawaban para responden
diolah untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi tamu dalam
memilih Hotel Wina Wisata.
26
nXY
X.Y
(n(X2 ) ( X )2 ( Y )2 )
Dimana :
n = jumlah responden
X = Score indikator empiris yang diuji
Y = Total score indikator empiris dalam konsep yang sama
27
Jumlah responden 30 didapat r tabel sebesar 0,349, bila r hitung > r tabel maka
dikatakan item pernyataan valid, dan bila r hitung < r tabel maka dikatakan item
pernyataan tidak valid
Tabel 3,1
Hasil Perhitungan Validitas Indikator
Indikatornya
r hit
> / < r tabel Keterangan
Valid
0.349
>
0.518
X1
Valid
0.349
>
0.490
X2
Valid
0.349
>
0.505
X3
Valid
0.349
.>
0.450
X4
Valid
0.349
>
0.634
X5
Valid
0.349
>
0.434
X6
Valid
0.349
>
0.520
X7
Valid
0.349
>
0.488
X8
Valid
0.349
>
0.624
X9
Valid
0.349
>
0.567
X10
Valid
0.349
>
0.520
X11
Valid
0.349
>
0.608
X12
Valid
>
0.349
0.554
X13
0.349
Valid
>
X14
0.501
0.349
Valid
>
0.591
X15
Valid
0.349
0.494
>
X16
Valid
0.349
0.474
>
X17
Valid
0.349
>
0.528
X18
Valid
>
0.349
0.509
X19
Valid
>
0.349
0.700
X20
28
2. Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu lat
pengukur dapat dipercaya untuk dapat diandalkan. Dengan kata lain reliabilitas
menun jukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang
sama. Cara yang digunakan untuk menentukan reliabilitas (konsistensi internal)
adalah teknik koefisien korelasi Alpha Combach (Azwar, 1992:60) dengan rumus
sebagai berikut :
(
K-r
1+(K.1) r
Ket :
1
= bilangan konstanta
r = rata-rata korelasi
= koefisien reliabilitas
K = jumlah item
Apabila uji reabilitas Variabel diatas 0,60 (Burhan Nurgiyantoro) sehingga
keseluruhan variabel benar-benar reliabel
3.1.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalampenelitian ini adalah analisis Faktor.
Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses
untuk meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakannya
sebagai faktor. ( Singgih Santoso 2001 : 248 ). Adapun
Langkah-langkah dalam analisis faktor ini adalah: (Wibisono, 2000; 267-284)
29
30
dengan 1.00 (satu). Nilai eiqenvalue adalah jumlah nilai variansi dari masingmasing variabel.
4. Menentukan Rotasi Faktor
Hasil dari ekstansi faktor yang masih kompleks kadangkala masih sulit untuk
dapat diinterprestasikan, oleh karena itu bila dari matriks faktor mula-mula
ternyata masih sulit diinterprestasikan maka diperlukan rotasi faktor yang
dapat memperjelas dan mempertegas dalam setiap faktor sehingga lebih
mudah untuk diinterprestasikan, Selanjutnya dengan memperhatikan matrik
faktor mula-mula, eiqenvalue, dan persentase varian, kita dapat menentukan
suatu variabel yang
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah Berdiri dan Perkembangan Hotel Wina Wisata
Hotel Wina Wisata Bandungan didirikan pertama kali pada tahun 1966
oleh Bapak Budi Gondo Kusuma. Pada mulanya Hotel Wina hanya mempunyai
15 cottage. Status Hotel Wina pada waktu itu masih merupakan sebuah hotel
melati biasa, kemudian dalam perkembangan untuk melayani kebutuhan para
tamu yang semakin hari semakin bertambah jumlahnya, maka pada tahun
1970an secara pisik Hotel Wina Wisata
Kabupaten Semarang. Lokasi hotel terletak kurang lebih 200 meter dari tempat
pakir umum wisata Bandungan. Hotel Wina Wisata merupakan hotel yang
berbentuk cottage yang dirancang untuk keluarga sehingga bentuk bangunan
tidak berupa kamar-kamar melainkan rumah-rumah yang terdiri dari beberapa
32
kamar, rata-rata jumlah kamar dalam satu rumah berkisar 4 sampai 3 kamar.
Fasilitas setiap rumah terdiri dari televisi,ruang tamu, lemari pakaian, tempat
tidur, kamar mandi ( ada yang didalam dan diluar ),
4.1.2
dipergunakan bagi para tamu yang menginap juga dipergunakan untuk pihakpihak yang berkeinginan untuk menggunakan fasilitas tersebut seperti ruangan
untuk keperluan rapat dan lain-lain.
Fasilitas yang dimiliki Hotel Wina sebagai berikut :
1. Cottage sebanyak 9 jenis bangunan yang mempunyai jumlah kamar yang
berbeda. Cottage paling besar dengan kapasitas 14 orang dengan jumlah
kamar 5 seharga Rp 800.000, dan cottage yang paling kecil dengan memiliki
2 kamar seharga 160.000. Untuk paket ekonomis hotel Wina juga
menyediakan single room dengan harga berkisar Rp 75.000 sampai dengan
Rp 175.000.
2. fasilitas lainnya antara lain :
a. Convention Hall atau ruangan serbaguna, yaitu ruangan yang disediakan
hotel dengan segala macam fasilitasnya untuk keperluan rapat, seminar,
perayaan HUT bahkan bisa juga untuk resepsi perkawinan dalm kapasitas
yang cukup besar.
33
b. Anyelir Coffee Shop, yaitu Toko kecil dalam lingkungan hotel yang
menyediakan keperluan/kebutuhan tamu sehari-hari dan souvenirsouvenir..
c. Laundry service,adalah jasa pelayanan pencucian pakaian tamu, baik
cucian kering maupun basah.
d. Parking Area, adalah tempat yang disediakan hotel untuk keperluan
parkir, baik untuk sepeda motor ataupun mobil.
4.1.3
Struktur Organisasi
Sukanto Reksohadiprodjo, T.Hani Handoko (2001:74) menyatakan
34
General Manager
Front Office
Manager
Receptionist
Waiter
Chasier
Koki
Bill Boy
Dish Waiter
Operator
House Keeping
Manager
Washer
Accounting
Manager
Book Keeper
Houseman
Loundry
Engineer
General
Chasier
Administrasi
Security
35
36
Presentase
19
43
28
10
100 %
37
38
39
STS
Tabel 4.7
Rentang Skala
TS
N
SS
Variabel
f
Mushola
0
fasilitas air panas
1
lokasi dekat
2
lokasi mudah
1
fasilitas televisi
0
makanan
3
harga sesuai fasilitas
23
harga kompetitif
26
air panas berfungsi
2
petugas ramah
3
petunjuk penggunaan
1
tingkat keamanan
2
petugas tepat waktu
0
Petugas bertindak cepat 2
harga sesuai pelayanan
1
area parkir
5
tata ruang bangunan
3
melihat papan reklame
6
Informasi dari teman
6
kebersihan hotel
2
Berdasarkan tabel 4.5
skor f
skor
F skor
0
4
8
33 99
1
0
0
22 66
2
1
2
14 42
1
1
2
25 75
0
3
6
41 123
3
2
4
42 126
23 13
26
30 90
26 14
28
15 45
2
6
12
46 138
3
8
16
23 69
1
10
20
33 99
2
2
4
35 105
0
1
2
16 48
2
3
6
20 60
1
8
16
25 75
5
3
6
27 81
3
3
6
21 63
6
28
56
27 81
6
23
46
22 66
2
2
4
33 99
rentang skala dapat dijelaskan
f
38
46
30
24
35
33
18
17
28
34
31
33
53
43
39
24
22
18
29
40
nilai
Nilai
Skor
skor f skor
152 25 125 384
184 31 155 406
120 53 265 431
96 49 245 419
140 21 105 374
132 20 100 365
72 16 80
291
68 28 140 307
112 18 90
354
136 32 160 384
124 25 125 369
132 28 140 383
212 30 150 412
172 32 160 400
156 27 135 383
96 41 205 393
88 51 255 415
72 21 105 320
116 20 100 334
160 23 115 380
skor tertinggi yaitu
pada variabel lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat perbelanjaan.Hal
ini menunjukkan bahwa pertimbangan yang paling penting konsumen dalam
pemilihan penginapan di obyek wisata Bandungan adalah melihat lokasi
penginapannya, pertimbangan yang lainnya adalah melihat fasilitas yang ada,
kebersihan lingkungan hotel, pelayanan yang diberikan, dan penetapan harga
40
Approx. Chi-Square
df
Sig.
.699
610.805
190
.000
Untuk menentukan apakah analisis faktpr dapat digunakan dalam studi ini
perlu diuji korelasi antar variabel independent dengan didukung oleh uji Barlet dan
KMO. Dari perhitungan diperoleh nilai Barlett sebesar 610,805 serta nilai KMO
sebesar 0,699. Kedua hasil ini menunjukkan tingkat signifikan yang tinggi untuk
meyakinkan bahwa model analisis faktor dapat digunakan dalam studi ini.
Analisis faktor dengan metode PCA (seperti yang telah dijelaskan pada
bab 3) mampu menjelaskan data sebesar 0,64602 artinya variabilitas data yang
mampu dijelaskan dengan metode ini adalah sebesar 64,602 % sedangkan sisanya
35,398 % tidak mampu dijelaskan oleh metode PCA.
41
2. Rotasi Faktor
Rotasi faktor ini bertujuan untuk mempermudah interprestasi dalam
menentukan variabel-variabel mana saja yang tercantum dalam suatu faktor.
Rotasi faktor ini menggunakan metode variamax yang bertujuan untuk merotasi
faktor awal hasil ekstraksi sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi dimana
sekecil mungkin mendekati nol. Hal ini berarti di dalam setiap faktor tercakup
sedikit mungkin variabel.
Tabel 4.8
Matrik Faktor Setelah Rotasi
Rotated Component Matrix
Component
1
2
3
4
5
X1
0.728
0.162 0.154 -0.102 -0.024
X2
0.689 -0.045 0.111 -0.037 -0.283
X3
0.058
0.103 0.046 0.078 -0.084
X4
0.081
0.224 0.018 -0.015
0.115
X5
0.695
0.086 0.063 0.189
0.337
X6
0.589
0.025 0.024 0.474
0.253
X7
0.274 -0.231 0.052 0.295
0.593
X8
-0.057
0.020 0.174 -0.154
0.766
X9
0.464
0.284 0.050 -0.103
0.045
X10
0.094
0.640 0.019 0.293
0.068
X11
0.533
0.206 0.252 -0.094
0.124
X12
0.187
0.153 0.927 0.117
0.093
X13
0.253
0.586 0.123 0.194 -0.120
X14
0.093
0.788 0.169 -0.097
0.010
X15
0.054
0.513 0.119 0.084
0.604
X16 -0.082
0.128 0.049 0.688
0.028
X17 -0.088
0.151 0.206 0.704 -0.121
X18
0.207
0.361 0.042 0.053
0.209
X19
0.140
0.038 0.259 0.456
0.085
X20
0.207
0.136 0.909 0.140
0.178
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax With Kaiser Normalization
6
-0.129
-0.099
-0.097
-0.695
0.086
0.082
0.118
0.071
0.150
-0.102
-0.190
0.039
0.148
0.048
-0.197
0.094
-0.035
0.668
0.506
0.069
7
0.039
0.124
0.844
0.288
-0.032
0.009
0.186
-0.154
0.139
0.078
-0.235
0.023
-0.161
0.132
-0.016
0.219
-0.419
0.090
0.128
0.009
42
43
oleh faktor. Faktor dengan bobot faktor teringgi untuk setiap variabel menunjukkan
tingginya hubungan faktor itu dengan variabelnya
Tabel 4.9
Pengelompokkan Variabel ke Dalam Faktor dan Nilai Loading dari Variabel
Variabel yang membentuk
Nama Faktor
%
Faktor
Varian Loading
Adanya fasilitas tempat ibadah (Mushola)
0,728
Adanya fasilitas air panas
0,689
Adanya fasilitas TV parabola memberikan
fasilitas-fasilitas
0,695
hiburan dalam menonton televisi
hotel
Makanan yang disediakan memiliki menu
22,416 0,589
yang bervariasi
0,533
Fasilitas air panas dilengkapi petunjuk cara
penggunaan memberikan kemudahan
Petugas layanan hotel bersikap ramah, sopan
0,640
dan berpenampilan rapi
Petugas layanan hotel tepat waktu dalam
layanan petugas
0,586
menanggapi permintaan tamu
hotel
9,008
Petugas layanan hotel bertindak cepat dan
0,788
tepat dalam menangani keluhan tamu
Tingkat keamanan dilingkungan hotel terjaga
keamanan dan
8,115
0,927
dengan baik
kebersihan hotel
0.909
Kebersihan lingkungan hotel terjaga dengan
baik
Area parkir yang luas untuk kendaraan roda
0,688
dua maupun roda empat
area parkir dan tata
Tata ruang bangunan yang baik memberikan
ruang bangunan
7,411
0,704
kesan luas dan bersih
Harga yang ditawarkan pihak menajemen
0,593
hotel sesuai dengan fasilitas yang ada
Harga yang ditetapkan kompetitif dengan jenis
hotel cottage lainnya
harga
0,766
Harga yang diberikan pihak manajemen hotel
6,500
sesuai dengan kualitas pelayanan
0,604
Mendapat informasi hotel melihat papan
reklame di jalan dekat pasar
Mendapat informasi hotel dari teman, saudara
yang pernah menginap
Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata
dan pusat perbelanjaan
0,668
informasi hotel
5,952
0,506
lokasi
5,119
0,844
44
45
1. Area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua maupun roda empat
2. Tata ruang bangunan yang baik memberikan kesan luas dan bersih
e. Faktor 5 : harga
Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 5, yaitu :
1. Harga yang ditawarkan pihak menajemen hotel sesuai dengan fasilitas yang ada
2. Harga yang ditetapkan kompetitif dengan jenis hotel cottage lainnya
3. Harga yang diberikan pihak manajemen hotel sesuai dengan kualitas pelayanan
f. Faktor 6 : informasi hotel
Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 6, yaitu :
1. Mendapat informasi hotel melihat papan reklame di jalan dekat pasar
2. Mendapat informasi hotel dari teman, saudara yang pernah menginap
g. Faktor 7 : Lokasi
Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 7, yaitu :
1. Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat perbelanjaan
Lokasi merupakan salah satu pertimbangan yang paling penting bagi konsumen
dalam pemilihan penginapan.
46
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut
1. Analisis faktor dalam penelitian ini mampu meringkas data yang ada dari 20
variabel menjadi 7 (tujuh) faktor, dengan rotasi varimax melalui iterasi
sebanyak 10 kali. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
keputusan menginap pada hotel Wina Wisata Bandungan
a.
b.
47
d.
faktor 4 dinamakan area parkir dan tata ruang bangunan Faktor 4 ini
mempunyai dua variabel yaitu :
1. Area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua maupun roda empat
2. Tata ruang bangunan yang baik memberikan kesan luas dan bersih
e.
f.
48
g.
faktor 7 dinamakan lokasi Faktor 7 ini hanya terdiri dari satu variabel
yaitu : lokasi Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat
perbelanjaan
49
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR KUESIONER
Identitas Responden :
1. Nama
:
2. Alamat
:
3. Usia
:
4. Jenis Kelamin :
5. Pendidikan
terakhir
6. Pekerjaan
Laki-laki
Perempuan
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Wiraswasta
PNS
Swasta
Lain-lain (.. )
7. Tujuan ke Bandungan
Dinas
Wisata
Lain-lain ()
8. Pernahkah menginap di Hotel Wina : Pernah
Belum pernah
Jika Anda pernah menginap sebelumnya lanjutkan pertanyan berikut
9. Berapa kali anda menginap : 1 kali
2 kali
lebih dari 2 kali
10. Berapa malam anda menginap :
1 malam
2 malam
lebih dari 2 malam
11. Datang ke Bandungan dan
menginap di hotel Wina dalam
jangka waktu :
1 minggu sekali
1 bulan sekali
1 Tahun sekali
Lain-lain ( ..)
No
Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat perbelanjaan
Lokasi hotel mudah dicapai dengan segala macam kendaraan dan dengan biaya yang
ekonomis
Harga yang ditawarkan pihak menajemen hotel sesuai dengan fasilitas yang ada
10
11
12
13
14
Petugas layanan hotel bertindak cepat dan tepat dalam menangani keluhan tamu
15
Harga yang diberikan pihak manajemen hotel sesuai dengan kualitas pelayanan
16
Area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua maupun roda empat
17
Tata ruang bangunan yang baik memberikan kesan luas dan bersih
18
19
20
SS
TS
STS