Anda di halaman 1dari 114

‫معالم في تعليم مادة حفظ القرآن‬

Rambu-rambu Pengajaran
Tah dzul Qur’an
Pelatihan Para Pengajar Tah dz Yayasan Al Madinah Surakarta
Rabu, 3 Jumadil Akhir 1444H/27 Desember 2022
fi
fi
Apa yang akan kita bahas?
Poin-poin pembahasan daurah
Rambu-rambu pembelajaran Tah dzul Qur’an pada anak di
sekolah dengan fase-fase jenjang dan umurnya.
fi
Pembahasan Daurah
Mengenalkan kaidah-kaidah menghafal secara umum dan yang khusus untuk
anak sesuai dengan umur mereka.

Bagaimana agar hafalan bisa bagus dan kuat.

Bagaimana seorang guru membimbing anak dalam menghafal Al Qur’an sesuai


umur.

Menjaga hafalan anak

Kiat agar istiqamah anak menghafal dan pengajar membimbing sampai selesai

Menampung dan memberdayakan kelebihan anak dalam menghafal.


Solusi Atas Berbagai Masalah Anak
Tidak semangat menghafal Al Qur’an. Waktu yang kurang.

Belum timbul kecintaan Al Qur’an. Tidak ada sistem menghafal yang bagus.

Hafalan kurang bagus. Anak membangkang.

Bacaan Al Qur'an tidak lancar. Anak Tidak fokus dalam menghafal.

Lemah menghafal. Anak tidak bisa mandiri dalam


menghafal.
Pengajar lemah dalam kemampuan
Anak takut dan tidak berani tampil.
mengajar.
Disclaimer
Pelatihan ini tidak membuat sistem baru, hanya menyadarkan
kembali bagaimana seharusnya dalam mengajar tah dz.

Menjadikan anak sebagai penghafal Al Qur'an yang mutqin


bukan perkara instan, tapi butuh kepada usaha serius dan
maksimal dari anak, orang tua dan pengajar.

Tidak ada sistem pembelajaran tah dz yang baku dan berlaku


untuk semua anak. Hanya dipaparkan metode umum dan
metode-metode khusus dalam kondisi tertentu.

Anak berbakat yang ha dz saat usia dini bukan ukuran.


fi
fi
fi
Materi dari daurah ini dari pengalaman pribadi sebagai
penghafal Al Qur’an, pengajar tah dz dan sebagai orang tua.
Dipadukan dengan pengalaman para syaikh guru pemateri,
kitab-kitab tentang pengelolaan halaqah tah dz dan daurah
yang disampaikan para pakar tah dz timur tengah.

fi
fi
fi
‫إنما األعمال بالنيات‬
Niat Dalam Mengajar
Apa niat Anda ketika mengajar tah dz?
fi
Niat yang baik Amal Jariyah
Agar anak menjadi
yang tidak terputus
Ahlul Qur’an
Meraih kemuliaan
Pengajar Tah dz Anak menjadi imam
Mendidik
bagi orang
Anak Shalih
yang bertaqwa
Meraih keberkahan
Anak menjadi orang berilmu dalam rumah tangga
Menyiapkan generasi
dan menyebarkan (umur, rizki, keluarga)
penghafal Qur’an
agama Islam (Da’i)

Anak siap untuk meneruskan Anak menjadi Ha dz Qur’an


belajar ilmu agama dalam profesi apapun
Islam
fi
fi
Hindari niat yang salah:

Berbangga diri Media Sosial


Konten

Pamer kebaikan
Balas Dendam

Dihormati Tenar
Cari Uang
Rambu-rambu Umum
Menghafal Al Qur’an
Berlaku untuk semua umur
Komponen Menghafal Al Qur’an

PENGHAFAL

PENGAJAR

SISTEM
1. Penghafal
Dari anak semenjak dalam kandungan (janin) sampai orang
berusia lanjut.

Umur emas menghafal adalah setelah mumayyiz sampai


sebelum umur 25 tahun.

Perlu metode khusus untuk setiap umur karena perbedaan


keadaan seseorang sesuai dengan umur.
2. Pengajar
Orang yang mengajar dan membimbing menghafal Al
Qur’an.

Idealnya orang yang sudah ha dz Qur’an.

Mempunyai sifat-sifat ideal pengajar Al Qur’an.

Tugas: membimbing, menyimak, memotivasi dan memantau.


fi
3. Sistem Menghafal
Metode yang dipakai dalam proses menghafal dan menjaga ayat-ayat yang
sudah dihafal.

Meliputi:

Perencanaan

Kegiatan menghafal

Pantauan

Evaluasi
1. Penghafal
Fase Penghafal:
janin, bayi, kanak-kanak, tamyiz, baligh
Kapan Mulai Menghafal
Dibiasakan semenjak dari janin dan saat bayi.

Mulai ditalqin umur 2.5 - 3 tahun.

Diajari membaca Al Qur’an dengan pelan.

Serius menghafal pada umur tamyiz.


Fase Janin dan Bayi
Ibu sering membaca Al Qur’an dengan suara yang bisa
didengar dan dengan bacaan yang bagus.

Memperdengarkan kepada bayi meskipun belum faham.

Kebiasaan mendengar dari saat janin dan bayi akan


memudahkan hafalan nanti.
Fase Kanak-Kanak (1)
Karakter kanak-kanak:

Belum bisa fokus

Suka bermain

Tidak bisa duduk tetap dalam waktu lama

Harus ada sesuatu yang dimainkan atau diperhatikan


Fase Kanak-Kanak (2)
Metode:

1.Bacakan Al Qur’an dengan suara keras yang didengar olehnya dan


diulang-ulang.

2.Pilih surat-surat yang pendek.

3.Biarkan bermain dan terus bacakan meskipun tidak memperhatikan


bacaan.

4.Jauhkan dari lagu-lagu dan musik.


Fase Kanak-Kanak (2)
Metode:

4.Jangan memaksa.

5.Bisa dengan memutar rekaman murottal. Lebih baik dengan suara anak.

6.Pilih waktu emas setiap hari: sebelum tidur, setelah bangun tidur dan
setelah tidur siang.

7.Biasakan memutar bacaan murottal di rumah, mobil dan tempat


bermain.
Fase Tamyiz
Fase Tamyiz dibagi menjadi:

Ibtidaiyyah Shughra: SD kelas 1, 2 dan 3.

Ibtidaiyyah Kubra: SD kelas 4, 5 dan 6.

Pasca SD
Fase Tamyiz Ibtidaiyyah Shughra (1)
Segera diajari membaca Al Qur’an menggunakan buku belajar
membaca Al Qur’an (Iqra’ atau semisalnya).

Dilatih untuk fokus dan serius menghafal, duduk berhadapan dengan


pengajar, dengan pakaian bagus, meja dan mushaf.

Gunakan tempat yang tidak ada gangguan dan tidak ada mainan.

Waktu menghafal tidak boleh melakukan akti tas lain.

Jangan lama-lama dan berikan sesuatu yang menyenangkan setelahnya.


fi
Fase Tamyiz Ibtidaiyyah Shughra (2)
Kelas 1:

Latihan membaca Al Qur’an sampai lancar dan bisa


mandiri membaca.

Menghafal surat-surat pendek atau melanjutkan hafalan


dari TK, maksimal juz 30.

Metode talqin
Fase Tamyiz Ibtidaiyyah Shughra (3)
Kelas 2:

Dikenalkan dengan ibadah membaca Al Qur’an dari Mushaf.

Melanjutkan hafalan dengan metode:

Talqin

Tasmi Hafalan

Tasmi’ Muraja’ah
Fase Tamyiz Ibtidaiyyah Shughra (4)
Kelas 3:

Dilatih untuk menghafal mandiri:

Membaca dari mushaf dan ditas-hih bacaannya

Menghafal sendiri ayat yang sudah dibaca di depan pengajar.

Menghafal dengan ditunggu oleh pengajar dan hafalan


disetorkan (tasmi’).
Fase Tamyiz Ibtidaiyyah Kubra (1)
Lebih serius untuk menghafal:

Sudah bisa menghafal mandiri.

Mampu menghafal sendiri dan muraja’ah sendiri.

Tasmi’ hanya hafalan baru (rabt) dan muraja’ah.

Kalau waktu kurang mencukup, tidak ditalqin lagi.


Fase Tamyiz Ibtidaiyyah Kubra (2)
Ada buku pantauan

Ada evaluasi:

Mingguan

Bulanan

Diajarkan tajwid menggunakannya dalam membaca Al Qur’an


dengan tartil.
Fase Tamyiz Ibtidaiyyah Kubra (3)
Dilatih untuk menjadi imam shalat.

Ada ujian menyeluruh semua hafalan.

Diberikan pelajaran tentang kandungan Al Qur’an yang


dihafal.

Dikenalkan ayat-ayat mutasyabihat (mirip).


Fase Pasca SD ~
Mulai menggunakan metode menghafal dewasa.
Pengajar
Pengajar (1)
Harus memiliki ketrampilan dalam metode mengajar tah dz.

Harus mengikuti program yang sudah ditentukan.

Memiliki sifat ideal sebagai pengajar tah dz dan memahami


peranannya dengan baik.

Pengajar dari luar harus berjenis kelamin sama.

Selalu dalam pengawasan dan kalau perlu ada CCTV.


fi
fi
Pengajar (1)
Di rumah:

Orang tua sendiri (ayah/ibu) sebagai pengajar.

Fase janin - kelas 3, ibu lebih dominan.

Fase kelas 4 ~, lebih bagus dihandle oleh ayah.

Apabila orang tua tidak memungkinkan, maka bisa dengan


mengundang pengajar ke rumah, dengan catatan pengajar yang
amanah, tulus dan mempunyai kemampuan.
Sistem
Sistem
Sistem pembelajaran Tah zul Qur’an meliputi:

Perencanaan

Aktivitas menghafal

Pantauan

Evaluasi
fi
Sistem Menghafal
Al Qur’anul Karim
Perencanaan | Aktivitas menghafal | Pantauan | Evaluasi
Perencanaan
Target:

Jumlah hafalan

Kualitas hafalan

Waktu yang dibutuhkan

Karakter anak yang diharapkan


Perencanaan (2)
Dari target jumlah hafalan dan waktu yang disediakan,
dibreakdown:

Per tahun

Per bulan

Per pekan

Diketahui berapa harus menghafal per hari


Perencanaan (3)
Hari menghafal adalah 5 hari dalam sepekan.

Hari ke 6 ujian pekanan harus lancar.

Hari ke 7 libur hafalan tapi tidak libur membaca Al Qur’an.

Ujian bulanan mencakup semua hafalan.

Apabila tidak mampu maka dibuatkan target lebih ringan.


Akti tas Menghafal (1)
Mencakup:

Talqin

Menghafal

Tasmi’ dengan Rabt

Muraja’ah Shughra

Muraja’ah Kubra
fi
1. Talqin (mendikte)
Talqin (1)
Talqin adalah kegiatan pengajar membaca ayat untuk
ditirukan oleh anak.

Apabila sudah bisa mandiri diganti dengan anak membaca


ayat yang akan dihafal dengan benar, kemudian langsung
menghafal sendiri, tanpa didikte.
Talqin (2)
Mengenalkan ayat yang akan dihafal dan mengikat ingatan
dengan hal-hal unik pada ayat-ayat tersebut:

Jumlah ayat yang akan dihafal Blok ayat-ayat sesuai dengan


mind mapping
Nomer halaman
Blok warna
Halaman kanan atau kiri
Ayat-ayat Mutasyabihat
Kandungan ayat (mirip)
2. Menghafal
Menghafal (1)
Yaitu menghafal ayat-ayat baru yang belum hafal.

Kondisikan tempat menghafal:

Kondusif, jauh dari hal-hal yang mengalihkan konsentrasi.

Ruang tertutup.

Anak tidak keluar ruangan.

Berikan waktu yang ditentukan.


Menghafal (2)
Sebelum memulai hafalan baru harus membaca dulu hafalan
sebelumnya dengan tidak melihat kepada mushaf. Tujuannya
agar bersambung dengan hafalan baru yang akan dihafal.

Menggunakan satu mushaf.


Menghafal (3)
Ketika menghafal, mengerahkan semua kemampuan:
Mata: melihat kepada mushaf
Hati: fokus dan konsentrasi
Telinga: mendengar dalam talqin, dengan hafalan yang
serta menghafal dengan suara dibaca.
keras agar telinga ikut mendengar.
Bisa ditambah dengan mendengar Tangan: menulis ayat yang
kepada suara murottal akan dihafal.

Mulut: mengulang hafalan dengan Pakaian: memakai seragam


banyak agar mulut juga hafal. atau pakaian yang rapi.
Menghafal (4)
Jangan bosan dengan banyaknya mengulang. Walaupun
sudah hafal harus tetap mengulang-ulang (minimal 20 kali
dengan keadaan sudah hafal).
Macam-macam hafalan

Hafalan Hati: hafal urutan bacaan dan urutan ayat


serta tempat-tempat dan posisi ayat.

Hafalan Mulut: hafal hanya di dalam mulut tanpa


mengingat tempat-tempat dan posisi ayat.

Dua macam hafalan ini harus dikuatkan karena saling mendukung.


‫أركان الحفظ‬
RUKUN
MENGHAFAL

1 2 3

‫زمن‬ ‫مكان‬ ‫مقدار‬


Waktu Tempat Porsi Hafalan
1. Waktu
“Ya Allah, berikan berkah kepada ummatku di pagi hari mereka”
HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Albani
“Waktu yang paling bagus untuk menghafal adalah pada
waktu sahur, sedang yang paling bagus untuk belajar
adalah waktu pagi, untuk menulis adalah waktu siang
dan untuk muroja’ah (mengulang) serta membaca adalah
malam hari”

- Badruddin Ibnu Jama’ah Al Kinani


‫إذا هممت أن تحفظ شيئا ً فنم وقم عند السحر فأسرج سراجك وانظر فيه‬
‫فإنك ال تنساه بعد إن شاء اهلل‬

“Kalau kamu ingin menghafal sesuatu maka tidurlah dan


bangun pada waku sahur, nyalakan lampumu dan
lihatlah (yang akan dihafal) maka kamu tidak akan lupa
setelahnya in sya Allah”

- Isma’il bin Abi Uwais


“Waktu menghafal adalah waktu khusus yang saat itu
tidak tersibukkan dengan apapun”
2. Tempat
Tempat paling bagus
untuk mempelajari
kitab Allah adalah
masjid
Bagaimana kalau tidak di masjid?
‫ وليس بمحمود‬،‫ وكل موضع بعيد عن امللهيات‬،‫وأجود أماكن الحفظ الغرف‬
، ‫ وضجيج األصوات‬،‫ وقوارع الطرق‬،‫الحفظ بحضرة النبات والخضرة واألنهار‬
ً ‫ألنها تمنع من خلو القلب غالبا‬
“Sebagus-bagus tempat untuk menghafal adalah kamar-
kamar, dan setiap tempat yang jauh dari perkara yang
melalaikan. Bukan termasuk terpuji seseorang menghafal
di depannya ada tanaman-tanaman, pemandangan hijau
dan sungai, di jalan serta tempat yang bising karena ini
biasanya akan mengganggu kosongnya hati.

- Badruddin Ibnu Jama’ah Al Kinani


3. Porsi Hafalan
Menentukan porsi hafalan yang tepat, pelan namun pasti
dan apabila telah kuat semakin ditambah porsinya.
3. Tasmi’ dengan Rabt
3. Tasmi’ dengan Rabt (1)
Tasmi’ artinya menyetorkan hafalan kepada pengajar.

Rabt menggabungkan semua ayat dan surat yang sudah


dihafal. Baik antara ayat-ayat yang sedang dihafal dalam
hafalan baru atau antara hafalan baru dengan hafalan
lama.
3. Tasmi’ dengan Rabt (2)
Metode Rabt ayat baru dengan ayat sebelumnya:

Membaca beberapa kata terakhir ayat yang sudah dihafal,


disambung dengan beberapa kata awal ayat yang baru.

Apabila semua ayat yang baru sudah dihafal maka harus


dibaca semua ayat yang baru dihafal tersebut semuanya
berulangkali sampai dirasa sudah lancar, tidak perlu
berhenti dan ber kir saat berpindah dari ayat ke ayat
berikutnya.
fi
3. Tasmi’ dengan Rabt (3)
Saat murid sudah hafal dengan lancar, materi hafalan yang
disetorkan kepada guru adalah gabungan antara dua hafalan
lama dengan hafalan baru.

Sebelum tasmi’, murid harus hafal betul dan meyakinkan


tidak ada kesalahan atau hafalan yang kurang lancar.

Murid bisa meyakinkan hafalannya sudah bagus dan benar


dengan disimak dulu oleh temannya sebelum disetorkan.
3. Tasmi’ dengan Rabt (4)
Ditanyakan dulu beberapa hal yang disampaikan saat talqin.

Posisi anak saat menyetorkan hafalan harus dalam keadaan


sopan, rapi dan hormat.

Mushaf ditutup.

Pengajar harus dalam keadaan berwibawa.

Pengajar harus fokus mendengarkan bacaan murid, tidak sibuk


dengan apapun selain menyimak bacaan murid.
3. Tasmi’ dengan Rabt (5)
Pengajar mengisi buku pantauan setoran hafalan dan
memberikan nilai untuk:

Kelancaran hafalan

Bacaan

Adab

Penilaian lebih bagus dengan angka skala seratus.


3. Tasmi’ dengan Rabt (6)
Macam-macam penilaian kesalahan dalam setoran:

TANBIH (diperingatkan dengan isyarat), yaitu saat murid


keliru dalam membaca kemudian diperingatkan tanpa
memberitahu kesalahannya apa dan murid bisa
membenarkan sendiri.

KHATHA’ (kesalahan), yaitu murid keliru dalam membaca,


diberikan peringatan dengan isyarat tidak bisa membenarkan
sendiri maka dituntun, atau lupa dan tidak bisa meneruskan.
Dalam tasmi’maksimal tanbih 3 kali dan harus tidak ada
khatha’ sama sekali. Kalau terjadi tanbih sampai 3 kali dan
khatha’ sekali maka anak diperintahkan untuk mengulang
lagi hafalan dan menyetorkan kembali. Diberi kesempatan
setor di majlis saat itu atau majlis berikutnya.
Berikan pujian apabila murid selesai tasmi’ dengan
sempurna dan terus mendoakan serta memberikan motivasi
agar terus semangat dalam menghafal Al Qur’an sampai
selesai.
4. Muraja’ah Shugra
Muraja’ah Shughra
Muraja’ah shughra adalah muraja’ah sepuluh hafalan terakhir
sebelum rabt.

Bilangan “sepuluh” bisa disesuaikan.

Harus disetorkan kepada guru.

Harus minim kesalahan (tidak ada khatha’ dan tidak boleh ada 3
tanbih).

Maju satu hafalan setiap tambah satu hafalan.


15 14 13 12 11 10

Muraja’ah Shughro
(Disetorkan setiap hari) 19 18 17 16

Hafalan baru hari ini

22 21 20 Yang disetorkan hari ini dalam setoran hafalan baru


15 14 13 12 11

Muraja’ah Shughro
19 18 17 16
(Disetorkan setiap hari) 20

Hafalan baru hari ini

23 22 21 Yang disetorkan hari ini dalam setoran hafalan baru


5. Muraja’ah Kubra
Muraja’ah Kubra (1)
Muraja’ah Kubra adalah muraja’ah semua hafalan dari awal sampai
akhir dengan porsi tertentu setiap harinya.

Ditentukan setiap hari berapa porsinya. Idealnya tidak kurang dari 20


porsi hafalan setiap harinya.

Tidak harus disetorkan kepada guru.

Dilakukan setiap hari sampai akhir hayat.

Apabila ada yang kurang lancar bisa diulangi lagi di hari berikutnya.
Muraja’ah Kubra (2)
Contoh: bagi yang sudah menghafal dari surat Al Fatihah sampai beberapa
juz, yang porsi hafalan barunya adalah satu halaman per hari.

Pada hari pertama dia Muraja’ah Kubra dari halaman 1 - 19.

Kalau lancar maka di hari ke dua membaca dari halaman 20 - 39… dst.

Apabila telah sampai halaman terakhir sebelum Muraja’ah Shugra, maka


balik lagi ke halaman 1 - 19 dan seterusnya.

Muraja’ah Kubra dilakukan setiap hari, meskipun sudah selesai menghafal


Qur’an 30 Juz.
Kegiatan Sabtu Ahad Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at

Talqin/Tas-hih

Tasmi’ hafalan
baru dg rabt

Muraja’ah
Shugra

Muraja’ah Kubra

Ujian
Pantauan
Pantauan
Buku pantauan hafalan anak mencakup:

Hari/Tanggal

Target untuk hari tersebut

Bentuk kegiatan setoran: Hafalan Baru (dengan Rabt), Muroja’ah Shughra, Muraja’ah
Kubro, Ujian

Penilaian

Catatan

Tanda tangan
Pantauan

Tujuan Buku Pantauan:

Sebagai acuan dalam menghafal

Ukuran berhasil dan tidaknya menghafal

Catatan apa yang sudah dilakukan siswa

Untuk evaluasi dan perbaikan


Pantauan
Buku pantauan karakter anak mencakup:

Hari/Tanggal

Checklist amalan dan karakter harian

Penilaian

Catatan

Tanda tangan
Pantauan Karakter
Pantauan Karakter Harian

❖ Checklist ibadah harian.

❖ Hal-hal positif yang dilakukan anak.

❖ Pelanggaran yang dilakukan anak.

❖ Penyelesaian masalah saat perkembangan karakter tidak sesuai

❖ Memastikan materi dan ilmu telah tersampaikan dan difahami dengan baik.

❖ Pengarahan kepada anak


Macam-macam penilaian

❖ Penilaian saat tasmi’ di buku panduan.

❖ Ujian pekanan

❖ Ujian kenaikan Juz

❖ Ujian Semester

❖ Ujian Akhir Tahun

❖ Ujian Akhir
Metode Ujian

❖ Ujian dengan tasmi’ semua hafalan sekali duduk.

❖ Ujian dengan pertanyaan.

❖ Ujian dengan munaqasyah.

❖ Ujian tasmi’ dengan disima’ oleh guru dan teman-temannya.

❖ Ujian tertulis.
Kendala Dan Solusi
Berbagai permasalahan yang biasa ditemui dan solusinya
“Anak tidak semangat menghafal”
Gunakan kiat-kiat agar anak cinta Al Qur’an.

Gunakan berbagai metode agar tidak bosan.

Selingi dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan.

Buat kompetisi antar murid.

Buat lomba-lomba dengan hadiah menarik secara materi


ataupun mental.

Terus berikan motivasi, dipancing, disupport dan dihargai.


“Anak hafalannya lemah”
Perbanyak mengulang dan terus disemangati.

Jangan buat target terlalu tinggi

Jangan dibandingkan dengan anak lain baik saudara atau anak


orang lain.

Hati-hati dalam berucap sesuatu yang menjatuhkan semangat.

Kenali hobinya sebagai penyemangat.

Menghafal sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari

Mungkin perlu waktu karena belum terbiasa menghafal


“Bacaan kurang bagus”
Sering-sering membaca dengan melihat mushaf

Diajarkan pelajaran tajwid dan penerapannya

Setor pelan dengan tartil

Perdengarkan bacaan murottal yang bagus agar terbawa

Ditalqin oleh guru yang mempunyai bacaan bagus


“Mudah lupa”
Terapkan porsi menghafal yang seimbang.

Dilatih untuk fokus

Kenali kecenderungan anak: Visual, Auditory, Kinestesi

Kaitkan menghafal dengan hal-hal unik

Perbanyak mengulang

Jangan mudah memberi mushaf

Saat lupa paksa untuk mengingat

Diminta untuk menjadi imam dalam shalat

Membaca dengan suara keras

Setor bukan dengan satu orang

Diingatkan dan dipantau untuk muroja'ah


“Tidak bisa mandiri”
Anak harus lancar membaca Al Qur'an sendiri dengan bagus.

Dilatih untuk mandiri menghafal:

Setor dengan melihat

Menghafal sendiri

Setorkan dengan cara rabt

Berikan mushaf sendiri

Beri waktu

Dibersamai sampai terbiasa

Gunakan buku pantauan


“Anak bacaan Al Qur'an tidak lancar”
Stop menambah hafalan !!!

Baca Al Qur'an dengan mushaf

Ulangi dari Iqra’ apabila perlu

Bimbing tahsin dengan suara lantang

Banyak mendengar murottal


“Orang tua di rumah tidak punya kemampuan membimbing”
Mengikutkan anak pada halaqah di masjid

Mencari tenaga pengajar tah dz

Orang tua juga harus belajar


fi
“Orang tua tidak punya waktu”
Harus meluangkan waktu

Mencarikan pengajar privat

Terus pantau dan cek buku pantauan

Kurangi akti tas demi anak tercinta

Disadarkan bahwa anak adalah investasi terbaik dunia


akhirat

Anak lebih berharga daripada harta


fi
“Anak membangkang”
Cek teman-temannya

Perlihatkan akibat anak membangkang

Carikan komunitas yang baik

Latih untuk cinta Al Qur'an sedini mungkin

Introspeksi pengajar dan orang tua di rumah dalam:

Memberikan perhatian

Memenuhi kebutuhan

Mendengar keluhan

Pendekatan

Teladan yang baik di rumah

Gunakan hobi anak sebagai kontrol


“Kecanduan HP”
HP hanyalah alat.

Tidak dilarang sama sekali tapi dikontrol

Berikan aturan

HP sebagai reward

Berikan tanggung jawab keluarga sedikit demi sedikit


Punishment tidak memakai HP apabila tidak sesuai target.

Berikan HP apabila sesuai target

Yakinlah bahwa dengan menggunakan HP secara terarah


anak tidak akan kecanduan

Berikan permainan yang sifatnya bergerak

Orang tua ikut dalam permainan bergerak

Libatkan anak dalam kegiatan sekolah atau kegiatan orang


tua
Berikan ruang permainan yang ada rivalnya.

Sibukkan HP untuk kegiatan yang positif:

Mengerjakan tugas

Mendengarkan murottal

Cari sumber informasi

Kajian ustadz

Tayangan yang bermanfaat


Pengajar dan orang tua jangan gaptek

Boleh main game dengan syarat:

Tidak memperlihatkan aurat, jelaskan bahaya melihat aurat

Tidak ada syiar kesyirikan, jelaskan bahaya kesyirikan

Tidak ada musik, jelaskan bahaya musik

Tidak melawan penegak hukum

Bukan game online

Diberi waktu

Kenalkan apa arti kesuksesan di masa dewasa, dan saat ini belum waktunya. Saat ini
waktunya mengumpulkan kesuksesan dengan menggunakan waktu sebisa
mungkin.
“Anak takut dan tidak berani tampil”
Berikan pujian dan reward setiap pencapaian

Jangan sekalipun mencela

Jangan membandingkan dengan anak lain

Biasakan anak membaca dengan suara keras

Buat komunitas dengan anak lain yang bisa menghargai,


bukan tukang bully. Tiga atau empat anak, kemudian
masing-masing bisa setor didengarkan yang lain. Sesekali
salah satu sebagai imam, yangg lain sebagai makmum.

Anda mungkin juga menyukai