Anda di halaman 1dari 5

Seri Materi Penataran TKA-TPA

PANDUAN PENGAJARAN MATERI PENUNJANG


DINUL ISLAM
(OLEH ASKAR YAMAN, S. Pd.)

PENDAHULUAN

Secara umum tujuan pembelajaran di TKA-TPA adalah agar generasi muslim memahami
dan mengamalkan Al-Qur’an sehingga hidupnya benar-benar berarti, dapat hidup
berdampingan secara harmonis didalam masyarakat dan dapat berperan serta dalam
pembangunan Nasional. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam mengelola bahan
pelajaran yang diberikan di TKA-TPA bukan hanya santri mampu membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar tetapi juga mereka harus pula diperkenalkan Sejak dini tentang
Dienul Islam.

Dienul Islam merupakan materi penunjang yang diajarkan secara khusus kepada santri
yang berusia 7-12 tahun pada jenjang TPA, sesuai dengan penjabaran bahan pengajaran
pada Kurikulum TKA-TPA. Walaupun materi Dienul Islam ini juga telah diperkenalkan
secara umum kepada santri pada jenjang sebelumnya

Bahan Pengajaran TK Al-Qur’an (4-7 tahun)


TKA PAKET A (12 BULAN) TKA PAKET B (12 BULAN)
I. Materi Pokok I. Materi Pokok
1. Bacaan Iqra’ 1. Tadarrus Al-Qur’an
2. Hafalan Bacaan Salta 2. Hafalan bacaan salta
3. Hafalan Surat Pendek 3. Hafalan surat Pendek
4. Latihan Praktek Salta 4. Amalan Ibadan Salta
II. Materi Penunjang II. Materi Penunjang
1. Doa dan adab harian 1. Doa dan Adab Harian
2. Tahsinul Kitabah 2. Tahsinul Kitabah
Bahan Pengajaran TP Al-Qur’an (7-12 tahun)
TPA PAKET A (12 BULAN) TPA PAKET B (12 BULAN)
I. Materi Pokok I. Materi Pokok
1. Bacaan Iqra’ 1. Tadarrus Al-Qur’an
2. Hafalan Bacaan Salta 2. Ilmu Tajwid
3. Hafalan Surah Pendek 3. Hafalan Ayat Pilihan
4. Panduan Praktek Salta 4. Amalan Ibadan Salta
II. Materi Penunjang II. Materi Penunjang
1. Doa dan Adab Harian 1. Dienul Islam
2. Tahsinul Kitabah 2. Tahsinul Kitabah
3. Muatan Lokal 3. Muatan Lokal

Perkembangan Anak Usia TPA (7-12 tahun) Serta Implikasinya Dalam Pendidikan.

Pada usia ini, secara biologis pertumbuhan otot-otot besar anak terjadi secara lamban,
tidak terdapat hal-hal yang menggoncangkannya. Sebaliknya pertumbuhan otot-otot halus
sudah terjadi sehigga si anak sudah mampu melakukan gerak rukuk dan sujud secara
mantap. Anak sudah dapat dilatih untuk berwudhu dan shalat, karena kemampuan
anggota wudhunya dan gerakan shalat sudah dapat dilakukan menurut petunjuk yang
diberikan kepadanya. Tepat sekali hadis nabi yang memerintahkan agar orang tua
menyuruh anaknya salat apabila anaknya berumur 7 tahun dan memukulinya pada umur
10 tahun jika anak tidak melaksanakannya.

Seperti halnya perubahan fisik, perubahan psikis juga berkembang dalam diri anak, yaitu
1
Al--Qur’an oleh
Disampaikan pada Pelatihan Nasional Guru dan Pengelola TK/TP Al
LP3Q DPP WI pada Jum’at – Ahad, 24 – 26 Oktober 2008 di Gedung LAN RI
Makassar
Seri Materi Penataran TKA-TPA

1. Perkembangan kecerdasan.
a. Perkembangan yang sangat menonjol adalah perkembangan pikiran, khusunya
kecerdasan. Perkembangan kecerdasan terjadi cepat sekali. Anak sudah mulai
dapat memahami hal yang abstrak. Kecerdasannya untuk berfantasi/berkhayal
sangat besar. Anak sangat suka mendengar cerita, kisah atau dongeng yang
diceritakan oleh orang tua dan guru.
b. Pada umr 8-9 tahun, kemampuan membaca pada anak sudah mulai muncul.
Apabila orangtua dan guru dapat menyediakan bahan bacaan yang sesuai dengan
perkembangan jiwa anak dan mendukung keimanan maka tentu sangat
bermanfaat. Kisah cerita yang disukai anak pada usia ini adalah cerita yang sesuai
dengan keadaan mereka, misalnya tokoh cerita anak yang sebaya dengannya.
Mereka suka mendengar atau membaca cerita tentang hewan yang pernah
dilihatnya, pemandangan alam yang indah memesona.
c. Pada usia 10-12 tahun perkembangan kecerdasan anak berjalan cepat, sehingga
kemampuan memahami hal-hal yang abstrak semakin meningkat ; dan pada usia
12 tahun anak barulah mampu memahami hal-hal yang abstrak. Penjelasan
keimanan secara sederhana sudah dapat diberikan kepada anak usia ini sesuai
dengan perkembangan kecerdasannya.
2. Perkembangan social
a. Kecenderungan anak usia 7-9 tahun untuk bergaul dengan teman sebaya,
membentuk kelompok, dan membuat kesepakatan diantara mereka. Teman-
temannya itu kadang lebih mendapat perhatian dan prioritas daripada orang
tuanya. Mereka mulai menjauh dari orang dewasa, karena mereka ingin
berbincang dan bercerita sesama mereka tanpa diganggu oleh orang dewasa.
Mereka tidak ingin terkucil dari teman-temannya. Apa yang dilakukan temannya,
ia pun melakukannya. Misalnya mode pakaian , cara berbicara, gaya berjalan dan
sebagainya ingin ia tiru seperti teman-teman dalam kelompoknya. Jika teman-
temannya pergi mengaji, ia pun pergi mengaji. Apabila anak pada usia ini tidak
mempunyai teman atau terkucil dari teman sepergaulan maka mereka akan merasa
menderita, akibatnya perkembangan jiwa sosialnya akan tidak sehat.
b. Anak pada usia 10-12 tahun, telah mampu menghubungkan agama dan
masyarakat. Mereka sudah tahu bahwa mencela atau melecehkan agama,
menyakiti pemeluknya, adalah tidak baik. Oleh karena itu kefanatikan dan
kecintaan kepada agamanya semakin nyata bahkan terkadang sikap sebaliknya
terhadap agama lain mulai muncul. Disinilah peran orang tua dan guru untuk
mengarahkan sikap cinta agama dan kefanatikan, agar mereka tidak menjurus
kepada mencela atau memusuhi orang yang tidak seagama dengan dirinya. Harus
pula dijaga jangan sampai terpahami oleh anak bahwa agama itu sama. Jika hal ini
terjadi, kebanggaan dan kecintaan kepada agamanya (Islam) menjadi berkurang.
3. Perkembangan Kepribadian
Anak yang berkembang kepribadiannya pada umur balita baik, akan dapat
meneruskan perkembangan kepribadian yang baik pada masa selanjutnya.
Suasana keluarga yang nyaman,tenang,dan penuh perhatian antara satu sama
lainnya akan menjadikan si anak berkembang dengan ceruia,lincah dan
bersemangat. Masalah yang berat bagi anak pada usia ini adalah apabila sikap
negatif dan perlakuan kasar dari orang tuanya terlalu keras,bersikap otoriter,
selalu memerintah,melarang dan memaksakan disiplin yang kaku kepada anak-
anaknya, anak akan merasa tertekan, sehingga hatinya akan berontak
kepribadiannya menjadi kaku. Ia akan merasa dirinya tidak berharga dan takut
bergaul dengan orang lain. Bahkan sikap benci dan perasaan negatif yang
dialaminya dapat berkembang kepada semua orang. Hal ini dapat berakibat orang
lain sulit untuk menerimanya dan mugkin membencinya karena sikap dan
perilakunya negatif. Oleh karenanya riwayat hidup anak sangat penting diketahui
oleh para pendidik, untuk memudahkan dalam pembinaan kearah yang lebih baik.
4. Perkembangan Keagamaan

2
Al--Qur’an oleh
Disampaikan pada Pelatihan Nasional Guru dan Pengelola TK/TP Al
LP3Q DPP WI pada Jum’at – Ahad, 24 – 26 Oktober 2008 di Gedung LAN RI
Makassar
Seri Materi Penataran TKA-TPA

a. Keberagamaan anak adalah sungguh-sungguh, namun belum dengan pikirannya.


Mereka menangkap dengan emosi karena ia belum mampu berpikir logis. Mereka
ingin melaksanakan apa yang didengarnya. Bahkan tidak jarang mereka berusaha
meniru apa yang dapat ditirunya dari orang tuanya dan dari gurunya.
b. Anak juga akan merasa bangga apabila diikut sertakan dalam kegiatan
keagamaan,misalnya ikut shalat berjamaah,berdiri bershaf-shaf dengan jamaah.
Komentar akan tingkah mereka juga akan membuat ia bangga, misalnya ia
berperilaku baik, rajin shalat, rajin mengaji,baik dengan teman dan lain-lain.

Tujuan Materi Dienul Islam

Materi Dienul Islam adalah berupa pengetahuan dasar tentang ajaran Islam yang terdiri
dari ajaran Aqidah, Ibadah dan Akhlak. Melalui sajian materi diharapkan agar :
1. Anak dapat mengetahui pokok-pokok ajaran Islam secara utuh dan menyeluruh
2. Tumbuhnya keyakinan dan kesadaran serta kebiasaan hidup yang islami berdasarkan
tuntunan Al-Qur’an dan Assunnah.

Materi ini erat kaitannya dengan materi lain yang lebih aplikatif seperti materi amalan
ibadah Shalat, Doa dan Adab Harian dan tadrrus Al-Qur’an. Materi tersebut menjadi
dasar dan contoh kongkrit dalam kaitannya dengan penumbuhan kesadaran dan kebiasaan
hidup yang Islami itu.

Proses Pembelajaran Materi Dinul Islam

Proses Pembelajaran materi Dienul Islam ini dilakukan secara klasikal dan diikuti oleh
kelompok santri TPA Paket B. Metodelogi pengajarannya dapat memilih ragam metode
yang praktis, komunikatif dan bervariasi seperti metode ceramah, tanya jawab, penugasan
dan sebagainya.

Alokasi Waktu

Lama belajar dalam sehari adalah 80 menit dengan alokasi waktu sebagai berikut :
a. 15 menit pertama untuk klasikal I
b. 30 menit untuk privat
c. 20 menit untuk materi Dienul Islam
d. 15 menit terakhir untuk klaskal II
Pengaturan jadwal materi diserahkan kepada masing-masing TPA
Materi pelajaran diajarkan selama 2 semester (± 35 kali pertemuan) dan tiap pertemuan
masing-masing 20 menit.

Materi Dienul Islam

Materi Dienul Islam terdiri dari Aqidah Islam, Akhlak Islam, Ibadah Praktis dan Sirah
Nabawi. Seluruh materi tersebut dapat merujuk pada Buku Paket pegangan guru dan
santri terbitan LPTKA WI.

Metode Pengajaran

Sungguh amat banyak metode pengajaran yang berkembang pada dunia dewasa ini.
Untuk kegiatan belajar mengajar dengan materi Dienul islam di TKA-TPA hanya
sejumlah metode tertentu saja yang mungkin dapat diterapkan mengingat tingkat
perkembangan anak masih dini. Penerapan metode pengajaran itupun harus dilandasi oleh
prinsip ”bermain sambil belajar” atau ”belajar sambil bermain”. Oleh karenanya
penerapan metode tersebut perlu disertai oleh kiat-kiat khusus berdasarkan pengalaman
dan pengamatan guru yang bersangkutan. Dapat pula dengan memadukan sejumlah
metode dalam satu kali pertemuan atau divariasi dengan pendekatan seni tersendiri.
3
Al--Qur’an oleh
Disampaikan pada Pelatihan Nasional Guru dan Pengelola TK/TP Al
LP3Q DPP WI pada Jum’at – Ahad, 24 – 26 Oktober 2008 di Gedung LAN RI
Makassar
Seri Materi Penataran TKA-TPA

A. Metode Ceramah
Metode ini adalah sutau cara penyampaian bahan pengajaran dalam bentuk penuturan
atau penerangan lisan oleh guru terhadap para santri.
Penerapannya adalah sebagai berikut :
1. Dilakukan pada saat KBM klasikal, yaitu klasikal awal, klasikal kelompok privat
atau klasikal akhir.
2. Sebaiknya didukung oleh alat bantu berupa gambar, bagan atau sketsa, alat peraga
dan alat bantu lainnya.
3. Dapat divariasi dengan kemasan BBM (bermain,bercerita dan menyanyi) atau
dipadukan/divariasi dengan metode tanya jawab.
4. Bahan pengajaran yang dapat disajikan dengan metode ceramah umumnya adalah
bahan pengajaran yang menuntut pemahaman dan pembentukan sikap seperti :
materi adab, ilmu tajwid, Dienul Islam, praktek shalat, dsb.
B. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian bahan pengajaran melalui proses
tanya jawab. Siapa yang bertanya dan siapa yang menjawab, hal itu perlu diatur dengan
baik agar KBM berjalan efektif dan efisien.
Penerapannya adalah sebagai berikut :
1. Metode ini dapat diterapkan pada saat privat atau pada saat pendekatan klasikal
kelompok privat. Bisa juga pada klasikal awal atau klasikal akhir, sesuai dengan
situasi dan kondisinya.
2. Pola interaksi tanya jawab dapat dilakukan dengan cara bervariasi :
a. Saat KBM klasikal
- Guru bertanya dan santri menjawabnya secara perorangan, lalu guru
memberi pengarahan atau pengembangan seperlunya, atau
- Santri diransang untuk bertanya atau membuat pertanyaan, lalu
gurunya memberikan jaaban sebelum diberi jawaban final oleh guru
yang bersangkutan.
b. Saat KBM privat
- Guru bertanya, santri menjawab, atau
- Santri dirangsang untuk bertanya dan guru menjawab
3. Metode tanya jawab dapat digunakan untuk semua bahan pengajaran
4. Minat santri untuk berani bertanya dan berani menjawab atau mengemukakan
pendapatnya dapat dirangsang dengan pemberian ”hadiah pujian” bagi anak yang
berani tampil bertanya dan anak yang bisa memberi jawaban dengan benar. Dan
sewaktu-waktu (bila perlu) disediakan hadiah khusus. Hadiah-hadiah spontan
tersebut dilakukan pada waktu KBM klasikal.
C. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara penyampaian bahan pengajaran dalam bentuk
mempertunjukkan gerakan-gerakan untuk disaksikan dan ditiru oleh santri.
Penerapan metode ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat dilakukan dalam KBM klasikal maupun privat.
2. Dapat dipadukan atau disertai metode ceramah (dalam rangka penjelasan lisan),
metode latihan atau metode pemberian tugas.
3. Bahan pengajaran yang sesuai dengan penggunaan metode ini ialah bacaan Iqra’,
bacaan ilmu tajwid, praktek shalat (berikut praktek wudhu), tahsinul kitabah, olah
raga, dsb.
D. Metode Latihan/Drill
Metode latihan/drill adalah suatu cara penyampaian bahan pengajaran dalam bentuk
latihan-latihan khusus dalam rangka mengembangkan keterampilan tertentu dikalangan
para santri.
Penerapan metode ini adalah sebagai berikut :
1. Dilakukan dalam KBM klasikal atau privat.
2. Dapat dipadukan atau disertai metode ceramah, tanya jawab, atau pemberian
tugas.

4
Al--Qur’an oleh
Disampaikan pada Pelatihan Nasional Guru dan Pengelola TK/TP Al
LP3Q DPP WI pada Jum’at – Ahad, 24 – 26 Oktober 2008 di Gedung LAN RI
Makassar
Seri Materi Penataran TKA-TPA

3. Bahan pengajaran yang sesuai dengan metode latihan ini ialah pengajaran Iqra’,
tadarrus, materi hafalan, ilmu tajwid, praktek shalat, tahsinul kitabah, dsb.
E. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah suatu cara penyampaian bahan pengajaran dalam bentuk
pemberian tugas tertentu dalam rangka mempercepat target pencapaian tujuan pengajaran
dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Penerapan metode ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat dilakukan pada saat KBM klasikal kelompok privat. Bagi anak santri TPA
paket B, tugas tersebut sewaktu-waktu dapat berupa pekerjaan rumah (PR). Tugas
ini dilakukan secara individual, terutama bagi santri yang dinilai lambat dalam
memenuhi target pencapaian pengajarannya.
2. Pemberian tugas dapat berupa petunjuk lisan atau petunjuk tertulis, misalnya
berupa soal-soal yang harus dicari sendiri jawabannya, tugas menghafal atau
mempelajari bahan/buku sumber tertentu, tugas menyalin bahan tulisan dan
sebagainya.
3. Metode pemberian tugas berkaiatan erat dengan metode latihan atau metode tanya
jawab. Oleh karenanya dapat dipadukan atau diselaraskan sesuai kebutuhan atau
target yang mau dicapai.
F. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara penyampaian pengajaran dalam bentuk
pembagian tugas secara kelompok.
Penerapan metode ini adalah sebagai berikut :
1. Metode kerja kelompok hampir sama dengan metode pemerian tugas, bedanya
pemberian tugas dikerjakan oleh anak secara perorangan sedangkan kerja
kelompok dikerjakan oleh beberapa anak dalam satu kelompok kerja kelompok
klasikal.
2. Dapat diterapkan dalam KBM klasikal, baik dalam intra kurikuler maupun ekstra
kurikuler misalnya pada waktu karyawisata.
3. Isi kegiatan dapat berupa tugas mengerjakan sol, pembuatan karya kreatifitas
santri, pembahasan materi diskusi kasus dan sebagainya.
4. Metode ini dapat pula dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam mengisi waktu
pada saat guru yang bertugas berhalangan hadir.
G. Metode Karyawisata
Metode karyawisata atau study tour adalah suatu cara pembelajaran dalam rangka
mengembangkan wawasan, pengalaman, dan penghayatan para santri terhadap bahan
pengajaran yang penah mereka terima, dengan jalan mengunjungi obtek wisata tertentu.
Dengan demikian tujuan dan program karyawisata berbeda dengan kunjungan wisata
biasa yang umumnya sekedar hiburan atau rekreasi.
Penerapan metode ini adalah sebagai berikut :
1. Dilaksanakan dalam waktu khusus diluar jam KBM atau pada hari libur tertentu.
Oleh karenanya metode ini dapat dilakukan untuk kegiatan ekstra kurikuler
tertentu, seperti tadabbur alam, ta’aruf minal masjid ilal masjid, pesantern sabtu
ahad, ahad gembira dan sebagainya.
2. Program ini dapat melibatkan seluruh santri, guru dan bahkan orang tua santri
dalam satu unit atau beberapa unit TKA/TPA.
3. Guru-guru dan para petugas lainnya harus mempunyai perencanaan yang matang.
Tidak saja perencanaan mengenai kegiatan dan tugas-tugas yang akan diberikan
kepada para santri, melainkan juga menyangkut pendanaan, transportasi,
akomodasi dan perlengkapan lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk
panitia khusus.
4. Dalam pelksanaannya, metode karyawisata ini ditopang dengan metode lainnya
seperti metode kerja kelompok, pemberian tugas, tanya jawab dan sebagainya.

5
Al--Qur’an oleh
Disampaikan pada Pelatihan Nasional Guru dan Pengelola TK/TP Al
LP3Q DPP WI pada Jum’at – Ahad, 24 – 26 Oktober 2008 di Gedung LAN RI
Makassar

Anda mungkin juga menyukai