Anda di halaman 1dari 3

93

BAB IX
KESIMPULAN UMUM

1.

Analisa inti batuan adalah merupakan tahapan analisa batuan dari suatu sample
formasi, yang merupakan rangkaian kegiatan pemboran. Sedangkan kegiatan
pengambilan sample tersebut untuk dianalisa sering disebut dengan Coring.
Yang semuanya ini untuk mendapatkan informasi tentang sifat-sifat fisik batuan
formasi selama proses pemboran, untuk mendukung pada proses eksplorasi
maupun eksploitasi Migas.

2.

Dari analisa core dapat diketahui besarnya porositas, untuk menentukan jumlah
fluida yang dapat dikandung oleh batuan. Pada formasi dimana tempat
diambilnya sample tersebut.

3.

Dengan analisa inti batuan dapat diperoleh informasi tentang sifat-sifat fisik
batuan dari contoh formasi yang dibawah permukaan (core).

4.

Besar kecilnya porositas suatu batuan menujunkkan kapasitas fluida reservoir.

5.

Mineral pada batuan juga mempengaruhi porositas pada suatu batuan, yaitu
batuan reservoir terdiri dari batuan pasir dan batuan karbonat jadi batuan
karbonat lebih mudah larut dibandingkan dengan batu pasir, itu sebabnya
porositas batuan karbonat lebih besar dari pada batu pasir.

6.

Dengan melakukan pengukuran saturasi dapat diketahui volume air, gas dan
minyak dalam batuan reservoir sehingga kita dapat mengetahui apa yang akan
diproduksi.

7.

Dalam menentukan besarnya jumlah fluida didalam batuan reservoir,


dinyatakan dengan besaran saturasi. Banyaknya fluida (minyak, air dan gas)
khususnya minyak dan gas yang dikandung dalam batuan reservoir tidak dapat
terambil seluruhnya karena dipengaruhi oleh sifat geologi dan fluida reservoir
tersebut.

8.

Semakin besar harga saturasi fluida maka semakin besar juga harga
permeabilitas relatifnya.

94

9.

Permeabilitas memiliki satuan yaitu darcy, dimana satu darcy berlaku, dengan
viscositas 1 Cp, dengan laju alir 1 cc/dt melalui luas penampang 1 cm2 dan
mengalami penurunan tekanan 1 atm/ cm.

10.

Harga permeabilitas yang ditentukan dalam percobaan ini, merupakan sifat fisik
batuan yang dapat kita ketahui tentang besarnya aliran fluida pada formasi
reservoir tersebut, yang dapat diketahui besarnya aliran produksinya. Besarnya
permeabilitas tergantung pada jumlah macam fluida yang ada dalam reservoir,
maka akan didapat harga permeabilitas relatif atau efektif. Harga permeabilitas
efektif maupun relatif, sangat dipengaruhi oleh besarnya saturasi pada reservoir
tersebut.

11.

Dengan mengetahui tingkat keasaman batuan terhadap asam maka dapat


melakukan stimulasi dengan benar sehingga tidak merusak formasi batuan.

12.

Permebilitas absolut pada suatu formasi dipengaruhi oleh beberapa faktor


antara lain yaitu viskositas, laju alir gas, panjang core, luas penampang core dan
beda tekanan.

13.

Percobaan sieve analysis adalah untuk menentukan keseragaman butir pasir.


Informasi ini bisa digunakan untuk menanggulangi masalah kepasiran dan salah
satu cara menanggulanginya dengan cara gravel pack yang membutuhkan
informasi ukuran butir pasir sehingga dapat ditentukan pemilihan yang tepat
untuk ukuran screen dan travel yang tepat saat mengatasi masalah kepasiran.

14.

Percobaan pada screen liner dan penentuan kadar kelarutan sample formasi
disini, guna mengetahui atau memantau besarnya produksi fluida yang sudah
menurun karena telah memasuki formasi lepas (unconsolidated). Dari sieve
analysis kita dapat mengetahui pemasangan screen agar pasir tidak ikut
terproduksi seminimal mungkin. Dan pada formasi batuan karbonat dapat
distimulasikan asam guna mengoptimalkan kembali laju produksi tersebut.

15.

Harga opening size menetuka rencana pemasangan sand pack atau grfel pack,
atau dapat diambil dari data sorting coefficient. Karena hasil dari distribusi pasir
dapat ditentukan pemilihan ukuran screen dan gravel yang tepat.

16.

Berdasarkan percobaan penentuan kadar laut sampel formasi dalam larutan


asam diatas maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai solubility maka

95

semakin semakin kecil ketahanan batuan tersebut terhadap asam. Sebaliknya,


semakin kecil nilai solubility maka semakin tinggi ketahanan batuan tersebut
terhadap asam.
17.

Dengan mengetahui nilai solubilitynya maka kita akan mengetahui dengan


larutan asam apa yang akan kita injeksikan ke dalam reservoir.

18.

Dengan mengetahui tingkat keasaman batuan terhadap asam maka dapat


melakukan stimulasi dengan benar sehingga tidak merusak formasi batuan.

19.

Kita dapat mengetahui prinsip kerja dari stimulasi yaitu, untuk menaikan harga
permeabilitas dari oil dan menurunkan viskositas dari minyak, minyak menjadi
lebih encer sehingga memudahkan untuk mengalir .

20.

Tekanan Kapiler adalah perbedaan tekanan antara fluida yang membasahi


dengan fluida yang tidak membasahi.

21.

Dan dari penentuan besar tekanan kapiler pada suatu sample formasi dapat
diperkirakan adanya distribusi saturasi dari beberapa fluida dari suatu formasi
itu (secara vertikal). Maka hal ini pun dapat secara langsung dikatakan efisien
dalam penentuan letak kedalaman fluida tertentu pada formasi reservoir yang
ada.

22.

Dalam tekanan kita harus mengetahui hiterisisnya, yaitu perbandingan sudut


kontak antara peristiwa impibisi dan drainage.

23.

Berdasarkan percobaan pengukuran tekanan kapiler diatas dapat dibuat grafik


hubungan antara correct pressure (atm) dengan mercury saturation (%) yang
nilainya berbaning terbalik.

24.

Berdasarkan percobaan pengukuran tekanan kapiler diatas diperoleh data


percobaab pressure volume correction sehingga dapat dibuat grafik hubungan
antara tekanan (atm) dengan volume (cc) yang nilainya berbanding lurus.

25.

Tekanan kapiler mempunyai pengaruh yang penting dalam reservoir minyak


maupun gas salah satunya yaitumengontrol distribusi saturasi didalam reservoir.

Anda mungkin juga menyukai