Anda di halaman 1dari 32

BUDIDAYA IKAN PATIN

(Pangasius hypothalmus / Pangasius sutchi)

Riza Rahman Hakim, S.Pi

Pendahuluan
Secara umum patin yang ada di pasaran saat ini ada
dua jenis: patin lokal (patin jambal) dan patin siam
Patin lokal adalah patin asli Indonesia yang berasal
dari sungai-sungai besar di Sumatera dan Kalimantan
Patin siam merupakan jenis ikan patin yang diintroduksi
dari Thailand
Perkawinan silang antara patin siam betina dan patin
jambal jantan menghasilkan patin pasupati (patin super
harapan pertiwi)
Keunggulan patin pasupati adalah memiliki daging
berwarna putih, kadar lemak rendah, laju pertumbuhan
cepat, dan jumlah telur banyak.

Kandungan gizi ikan patin

Protein
Lemak
Abu
Air

: 68,6%
: 5,8%
: 3,5%
: 59,3%

Dari segi produksi, ada dua hal keunggulan ikan patin

Tergolong ikan yg suka makan,


dipelihara 6 bln pertumbuhannya
dapat mencapai 35-40 cm
Tidak memerlukan pasokan air
mengalir di lokasi pemeliharaannya

Klasifikasi Patin Siam

Phyllum
: Chordata
Kelas
: Pisces
Ordo
: Siluriformes
Subordo
: Siluroidae
Famili
: Pangasiidae
Genus
: Periopthalmus
Species
: Periopthalmus sutchi, atau Pangasius
sutchi, atau Pangasius hypothalmus
Nama Asing
: thai catfish, stripped catfish
: patin bangkok, lele bangkok, jambal
Nama Lokal
siam

Klasifikasi Patin Jambal

Phyllum
: Chordata
Kelas
: Pisces
Ordo
: Siluriformes
Subordo
: Siluroidae
Famili
: Pangasiidae
Genus
: Pangasius
Species
: Pangasius djambal, atau
Pangasius pangasius, atau Pangasius spp.
Nama Asing : schilbeid catfish
Nama Lokal : patin jambal, patin kipar

Patin yang populer dibudidayakan di


Indonesia adalah patin bangkok/siam
yang diintroduksi dari Thailand
Patin tsb memiliki keunggulan
menghasilkan banyak telur
Namun warna dagingnya yg merah
tidak begitu disukai oleh pasar ekspor.

Morfologi
Panjang patin dewasa bisa mencapai
120 cm
Warna dominan putih berkilauan seperti
perak dan di bagian punggungnya
berwarna kebiruan.
Kulit tubuh licin dan tidak bersisik
Memiliki dua pasang kumis

Manajemen Kolam
Kolam
Kawasan perkolaman:
bebas banjir dan bebas
dari pencemaran
Tanah dasar: tanah yang
stabil, memiliki tekstur 5060% lempung, <20% pasir
dan sisanya serbuk bahan
organik
Ukuran: sesuai dgn padat
tebar
Konstruksi: tanah atau
tembok dengan pematang
yg kuat
Kedalaman air: 1,2-1,5 m

Karamba
Kawasan: sungai
Konstruksi: kayu
Ukuran: sesuai dgn
padat tebar

Karamba Jaring Apung


Kawasan: waduk, danau
Kedalaman air: minimal 5 m
dari dasar jaring pada saat
surut terendah
Konstruksi:
bambu/kayu/besi
Ukuran: sesuai dgn padat
tebar

Sumber: SNI 01-6483.1-2000


Induk Ikan Patin Siam (Pangasius hypothalmus) Kelas Induk Pokok (Parent Stock)

Pembenihan dilakukan selama 2-3 minggu


sejak persiapan induk, pemijahan, sampai
menghasilkan benih berukuran 1-2 cm.
Induk dipelihara di kolam khusus dengan
kepadatan 0,25 1 kg/m2

Manajemen Induk
Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap
dipijahkan adalah sebagai berikut :

Jantan

Umur dua tahun.


Ukuran 1,52 kg.
Kulit perut lembek dan tipis.
Bila diurut akankeluar cairan
sperma berwarna putih.
Kelamin membengkak dan
berwarna merah tua.

Betina

Umur tiga tahun.


Ukuran 1,52 kg.
Perut membesar ke arah anus.
Perut terasa empuk dan halus
bila di raba.
Kloaka membengkak dan
berwarna merah tua.
Kulit pada bagian perut lembek
dan tipis.
kalau di sekitar kloaka ditekan
akan keluar beberapa butir telur
yang bentuknya bundar dan
besarnya seragam.

Kriteria Kualitatif Induk Siap Dipijahkan


No

Kriteria

Uraian

Asal

Hasil pembesaran benih sebar yang berasal dari


keturunan pertama induk dasar atau induk penjenis
yg dilakukan secara selektif

Warna

Abu-abu kehitam-hitaman pada bagian punggung


mulai dari daerah kepala sampai bagian ekor dan
putih keperakan pada bagian perut

Kesehatan

Anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh tidak


cacat dan tidak ada kelainan bentuk, alat kelamin
tidak cacat (rusak), tubuh bebas dari jasad patogen.

Tekstur daging

Kenyal, tidak lembek

Gerakan/perilaku

Aktif/lincah, mudah terkejut, sangat respon terhadap


pemberian pakan

Kriteria Kuantitatif Sifat Reproduksi Ikan Patin Siam


Kelas Induk Pokok
No

Parameter

Satuan

Kriteria
Jantan

Betina

Tahun

>1,5

>2,5

Umur pertama siap


pijah

Panjang standar

Cm

40

45

Bobot tubuh pertama


matang gonad

Kg

>2,0

>3,0

Fekunditas

Butir/kg

120.000-200.000

Diameter telur

Mm

1-1,2

Keseragaman telur*

>75

Panggumpalan telur*

<25

Inti telur telah dipinggir*

>75

* : Bila diberi larutan sera

Cara memeriksa kematangan gonad ikan patin

Jantan
Dengan cara pengurutan
perut ikan ke arah anus ikan
jantan yang telah matang
gonad akan mengeluarkan
cairan kental berwarna putih
susu.

Betina
Dengan kanulasi (menyedot
telur). Ikan betina yg telah
matang gonad ditandai dengan
diameter telur sudah mencapai
ukuran 1,0-1,2 mm, seragam
dan tidak menggumpal bila
diberikan larutan sera serta inti
berada di pinggir.

Manajemen pakan

Diberi pakan buatan dengan


kandungan protein 28-35%
Pakan pellet 3% per hari dan
diberikan 3 kali per hari
Untuk mempercepat
pematangan gonad, induk
patin diberi pakan ikan rucah
10% dari bobotnya, dan
diberikan 2 kali seminggu

Manajemen kualitas air

No

Parameter

Satuan

Kisaran

0C

25 30

6,5 7,5

Suhu

Nilai pH

Oksigen terlarut

Mg/l

>4

Amoniak (NH3)

Mg/l

<0,02

Nitrit (NO2)

Mg/l

<1

Kecerahan

Cm

>25

Sumber: SNI 01-6483.3-2000


Produksi Induk Ikan Patin Siam (Pangasius hypothalmus) Kelas Induk Pokok
(Parent Stock)

Manajemen Pembenihan

Pemijahan dilakukan secara buatan, dengan


menyuntikkan hormon perangsang yang berasal dari
kelenjar hypofisa ikan mas (selanjutnya bisa dilihat di
SNI)
Kelenjar hypofisa ikan terdapat di bawah otak sebelah
muka, besarnya seperti butiran merica berwarna putih
agak semburat merah, bentuknya lembut, dan dilapisi
oleh selaput yang tidak keras
Penyuntikan dapat dilakukan secara Intra-musculer
(IM), yaitu pada otot punggung atau batang ekor.
Caranya jarum suntik disisipkan antara sisik, kemudian
ditusukkan ke dalam otot.
Setelah ovulasi maka dilakukan stripping, telur dan
sperma dicampur, kemudian ditambahkan larutan
fisiologis (NaCl 0,9%) serta diaduk menggunakan bulu
ayam selama 1-2 menit.

Pemijahan buatan
a. Kualitas air inkubasi induk
Suhu: 29-310C
Nilai pH: 6,5-8,5
Oksigen terlarut: > 4 mg/l
-

b. Penyuntikan induk
induk-induk yang terpilih diberok dalam hapa penampungan
selama satu hari.
Seleksi induk siap pijah dengan pengecekan kualitas telur
dengan menggunakan kanulator (kateter)
Penyuntikan hormon

SNI : 01-6483.4-2000
Produksi Benih Ikan Patin Siam
(Pangasius hypothalmus / Pangasius sutchi) Kelas Benih Sebar

Jenis dan Dosis Hormon, Interval Waktu Penyuntikan, serta Waktu


Ovulasi dalam Pemijahan Buatan Ikan Patin Siam
No.

Jenis Hormon

Antidopamin

HCG

Kelenjar
hipofisa

Dosis Total

Penyuntikan

Interval Waktu
Penyuntikan

Waktu
Ovulasi

II

0,5 cc/kg

1/3

2/3

6 jam

6-8
jam

3000 iu

1/3

2/3

6 jam

6-8
jam

3-4

1/3

2/3

6 jam

6-8
jam

SNI : 01-6483.4-2000
Produksi Benih Ikan Patin Siam
(Pangasius hypothalmus / Pangasius sutchi) Kelas Benih Sebar

Penetasan Telur
a. Kualitas air media penetasan telur:
suhu: 27 300C
Nilai pH: 6,5 8,5
Oksigen terlarut: >5mg/l
Ketinggian air: 25 30 cm
b. Penetasan telur
Padat penebaran telur: 6 10 butir/cm2
Lama penetasan telur: 20 26 jam
c. Panen larva
Panen larva dilakukan 6 8 jam setelah menetas dengan cara
disipon kemudian ditampung dalam ember.
Sampai umur 5 hari tidak diberi pakan karena masih memiliki
kuning telur
Pakan benih sampai umur 15 hari: Nauplii artemia dan Tubifex sp.
hidup
SNI : 01-6483.4-2000
Produksi Benih Ikan Patin Siam
(Pangasius hypothalmus / Pangasius sutchi) Kelas Benih Sebar

Pendederan I (PI)
Pemeliharaan dari tingkat larva ukuran 0,1-0,2 inci sampai benih
ukuran 0,75 inci

1.
2.
3.
4.

Kualitas air media


Suhu
pH
Oksigen terlarut
Ketinggian air

Teknik pemeliharaan
Wadah yg digunakan berupa akuarium atau
fibreglass
Padat tebar 40 ekor/liter
Pakan : naupli Artemia sp. dan Tubifex sp. yg
hidup

: 27 300C
: 6,5-8,5
: >5 mg/l
: 20-50 cm

SNI : 01-6483.4-2000
Produksi Benih Ikan Patin Siam
(Pangasius hypothalmus / Pangasius sutchi) Kelas Benih Sebar

Pendederan II (PII)

Pemeliharaan benih dari tingkat ukuran 0,75 inci sampai ketingkat


benih ukuran 1-3 inci
No

Parameter

Satuan

Kisaran
P II di akuarium/bak

P II di kolam

0C

27 - 30

25 30

6,5 8,5

6,5 8,5

Oksigen terlarut

Mg/l

>5

>5

Ketinggian air

Cm

20 - 30

80 - 90

Suhu

Nilai pH

3
4

Teknik pemeliharaan
Padat tebar 20 ekor/liter di akuarium, padat tebar di kolam tanah 40
ekor/m2
Dilakukan penyiponan dan penggantian air sebanyak 50-60%
setiap 2 hari di akuarium, sedangkan 20-30% / hari di kolam tanah
SNI : 01-6483.4-2000
Produksi Benih Ikan Patin Siam
(Pangasius hypothalmus / Pangasius sutchi) Kelas Benih Sebar

Proses Produksi Benih Ikan Patin Siam pada Setiap


Tingkat Pemeliharaan
No.

Uraian

Satuan

Pendederan I

Pendederan II
Akuarium atau
bak

Kolam
Tanah

Pupuk organik

g/m2

50 -1000

Pupuk anorganik (urea,


TSP)

g/m2

20-50,
10-25

Kapur

g/m2

25-100

Ukuran benih

inchi

0,1-0,2

0,75

0,75

Padat tebar benih di P I dan


P II

Ekor/l
Ekor/m2

40
-

20
-

40

Jenis pakan

Artemia sp +
Tubifex sp hidup

Tubifex sp
hidup+pakan buatan

pakan

%bobot
biomass

20

Frekuensi pemberian pakan

Kali/hari

Waktu pemeliharaan

hari

15

21

30

10

Sintasan

50

85

80

11

Ukuran panen

inchi

0,75

1-2

2-3

Pembesaran
Pembesaran merupakan lanjutan dari kegiatan
pendederan
Dari hasil pendederan II (5-8 cm), benih patin dipelihara
selama 3-4 bulan dapat menghasilkan ikan ukuran
konsumsi (min 300-450 gram/ekor)
Pakan: pakan alami (plankton) dan pakan buatan (pelet)
Pakan buatan sendiri dapat dibuat dengan komposisi:
tepung ikan 30%, tepung kedelai 25%, bungkil kelapa
25%, dan dedak halus 20% diperkirakan memiliki
kandungan protein 20%

Pakan
- Pakan induk: pakan buatan dengan kandungan protein
28-35%
- Pakan benih sampai umur 15 hari: Nauplii artemia dan
Tubifex sp. hidup
- Pakan benih dari umur 15-16 hari (di akuarium/bak):
Tubifex sp. Hidup dan pakan buatan protein 35%.
- Pakan benih dari umur 15-45 hari (di kolam): pakan
buatan dengan kadar protein min 28% dan pakan alami
(Moina sp dan Daphnia sp yang ditebar pada waktu
persiapan kolam)

Obat-obatan dan bahan kimia yang


diperbolehkan dalam SNI
Antibiotik (jika diperlukan, teramisina dengan dosis 25
mg/kg induk dgn cara penyuntikan)
Kalium permanganat 25 mg/l, dgn cara perendaman 24
jam
Formalin 10-25 ppm, dgn cara perendaman 24 jam

Hasil olahan ikan patin

Anda mungkin juga menyukai