Ventilasi Mekanik
Ventilasi Mekanik
Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan untuk dilakukan ventilasi mekanis. Karena tidak
ada modus ventilasi mekanik yang dapat menyembuhkan penyakit, pasien harus memiliki
masalah mendasar yang dapat diselesaikan dengan bantuan ventilasi mekanis. Intervensi ini tidak
boleh dijalankan tanpa pertimbangan bijaksana karena intubasi dan ventilasi tekanan positif
berpotensi membahayakan.
Ventilasi
mekanik
ditunjukkan
ketika
ventilasi
spontan
pasien
tidak
cukup
untuk
mempertahankan hidup. Selain itu, diindikasikan sebagai alat untuk mengontrol ventilasi pada
pasien kritis dan sebagai profilaksis kolapsnya fungsi fisiologis lainnya. Indikasi fisiologis
termasuk insufisiensi pernapasan atau mekanis dan pertukaran gas tidak efektif.
indikasi umum untuk ventilasi mekanik meliputi:
2)
2)
kurang dari 55 mm Hg
2)
450 mm Hg
Hipotensi
2)
Penyakit neuromuscular
Ventilasi mekanik ditunjukkan ketika pasien spontan ventilasi tidak memadai untuk
mempertahankan hidup. Hal ini juga diindikasikan sebagai profilaksis untuk kolaps fungsi
fisiologis lain, atau pertukaran gas tidak efektif di paru-paru. Karena ventilasi mekanis hanya
berfungsi untuk memberikan bantuan untuk bernafas dan tidak menyembuhkan penyakit, kondisi
yang mendasari pasien harus diperbaiki dan harus menyelesaikan dari waktu ke waktu. Selain
itu, faktor lain harus dipertimbangkan karena ventilasi mekanik bukanlah tanpa komplikasi
indikasi medis umum meliputi:
respiratori asidosis akut dengan tekanan parsial karbon dioksida (PCO 2)> 50 mmHg dan
pH <7,25, yang mungkin karena kelumpuhan diafragma akibat sindrom Guillain-Barre ,
Myasthenia Gravis , saraf tulang belakang cedera, atau efek dari anestesi dan relaksan
otot obat
Hipoksemia dengan tekanan parsial oksigen arteri (PaO 2) dengan tambahan fraksi
oksigen inspirasi (Fio 2) <55 mm Hg
2. Apa yang anda ketahui tentang ventilator mekanik tekanan positif? Dan
jelaskan fase-fase dalam ventilator tekanan positif!
Pembahasan
Ventilator tekanan positif menggunakan sumber tenaga, yang dikenal dengan mekanisme
kemudi. Mekanisme ini memaksa udara untuk masuk ke paru-paru selama insprasi, sedangkan
akspirasi terjadi secara pasif.
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang selama
inspirasi. Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau trakeostomi. Ventilator ini
secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru primer.
Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu :
Siklus tekanan (pressure cycle)
Ventilator bersiklus tekanan (pressure cycle) adalah ventilator tekanan positif
yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai. Dengan kata lain siklus
ventilator hidup, mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang telah
ditetapkan seluruhnya tercapai, dan kemudian siklus mati. Pada titik tekanan ini, katup
inspirasi tertutup dan ekshalasi terjadi dengan pasif. Secara klinis saat paru pasien
menjadi lebih kaku (kurang komplain) volume udara yang diberikan ke pasien kadang
menurun secara drastic. Akibatnya, untuk meyakinkan ventilasi permenit yang adekuat
dan untuk mendeteksi berbagai perubahan pada komplain dan tahanan paru, kita harus
sering memonitor tekanan inspirasi, kecepatan dan Vt ekshalasi. Bila tekanan yang diset
telah tercapai maka fase inspirasi selesai, berubah ke fase ekspirasi. (Anonym, 2007)
Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain paru, maka volume udara
yang diberikan juga berubah. Sehingga pada pasien yang setatus parunya tidak stabil,
penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan.
Ventilator tekanan bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di
ruang pemulihan. (Tanjung, 2007)
Siklus waktu (time cycle)
Ventilator bersiklus waktu adalah ventilator yang mengakhiri atau mengendalikan
inspirasi setelah waktu ditentukan. Volume udara yang diterima klien diatur oleh
kepanjangan inspirasi dan frekuensi aliran udara. Ventilator ini digunakan pada neonatus
dan bayi. (Tanjung, 2007)
Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah cyclusnya berdasarkan waktu ekspirasi
atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan
kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit). Ventilator time-cycled bekerja pada prinsip
dasar bahwa bila waktu praset selesai, inspirasi diakhiri. Waktu ekspirasi (jumlah napas
per menit). Normal ratio I:E (inspirasi:ekspirasi) 1:2. (Hudak and Gallo, 1997). Bila
waktu yang diset telah tercapai maka fase inspirasi selesai, berubah ke fase ekspirasi.
(Anonym, 2007)
Fase Inspirasi
Fase Perubahan inspirasi-ekspirasi
Fase Ekspirasi
Fase Perubahan ekspirasi-inspirasi
1. Fase Inspirasi
Selama fase inspirasi, tekanan positif akan menciptakan gradient tekanan yang
nantinya akan menimbulkan pemompaan paru. Tekanan dalam jalan napas, alveoli dan
ruang intrapleural menjadi positif selama inspirasi. Hal itu berkebalikan dengan yang
teradi saat pernapasan spontan. Tekanan positif ini menyebabkan paru-paru terpompa dan
terjadi ekspansi cavitas toraks. Tekanan positif ini menyebakan banyak komplikasi dalam
mekanisme ventilasi seperti barotrauma dan membahayakan hemodinamik.
2. Fase Perubahan inspirasi-ekspirasi
Ventilator dibedakan oleh mekanisme siklus ventilasi dari fase inspirasi sampai fase
ekspirasi. Banyak ventilator saat ini yang dilengkapi oleh 3 fungsi dari 4 siklus mekanik
yaitu volume, aliran, waktu dan tekanan.
- Siklus ventilasi volume
Pada ventilasi volume alur ventilasi dari akhir inspirasi dan dimuali pada awal
ekspirasi ketika volume yang telah ditetapkan di salurkan ke pasien waktu yang
diperlukan untuk mengirim tekanan flow rate dan tekanan yang mengembang sudah
ditentukan. Pada saat volume yang telah diantisipasi dan kecepatan pernafasan yang
telah ada pada ventilator, flow rate dari pernafasan itu harus disesuaikan sewajarnya
sehingga volume tidal yang dikirim sesuai dengan waktu pernafasan yang diinginkan.
Jumlah dari tekanan yang diinginkan dikirim ke volume tidal yang telah ditentukan,
puncak tekanan inspirasi (PIP) akan berubah tergantung pada pemenuhan dan factor
resisten dan harus dimonitor dengan cermat oleh petugas klinik. Sebagai penurunan
pemenuhan ataw kenaikan resisten, PIP akan meningkat, kerena walaupun dibawah
tekanan ini ventilator tetap melanjutkan pengiriman kepada volume yang dimasukkan
-
yang bervariasi.
Siklus ventilasi tekanan
Dalam siklus ventilasi tekanan inspirasi berakhir dan ekspirasi dimulai ketika
penentuan tekanan maksimal dari pola nafas telah dicapai. Volume terkirim kecapatan
aliran, dan waktu inspiratori semuanya berbeda berdasarkan nafas demi nafas.
Volume dikirim ditetapkan oleh kumpulan dari aliran tekanan, laju aliran, pemenuhan
dari paru pasien, pola nafas, dan perlawanan lintasan menuju ke ventilator. Awal dari
peredaran tkanan dipilih ketika volumen tidal yang dihirup telah dimonitor. Tekanan
kemudian disesuaikan hingga volumen tidal yang diterima telah tercapai, laju aliran
telah disesuaikan ketika kecepatan respiratori telah diambil kepada pertimbangan
untuk mencapai waktu inspiratori yang diinginkan jika karakteristik dari paru pasien
memburuk, volumen tidal akan turun dan waktu inspiratoria akan menjadi lebih
pendek. Peningkatan dari peredaran tekanan adalah mekanisme awal untuk
-
memperbaiki masalah ini. Peningkatan dari laju kecepatan bisa juga membantu.
Siklus ventilasi aliran
Pada siklus ventilasi aliran inspirasi diakhiri dan ekspirasi dimulai ketika laju aliran
terhambat dan diantisipasi dengan presentase dari jumlah puncaknya. Laju aliran
yang kritis ketika peredaran terjadi adalah akhir dari laju aliran. Volume dari paruparu berbeda nafas demi nafas. Volume yang dikirim kepada paru-paru pasien
ditentukan dengan memilih tekanan yang dihasilkan dan dengan memenuhi
perlawanan dari paru-paru pasien. Pada awal dari inspiratori laju aliran berjumlah
maksimum tetapi pada saat paru-paru terisi udara, tekanan dalamnya akan meningkat
dan laju aliran akan menurun (karena perlawanan ke aliran). Ketika kecepatan aliran
akhir telah tercapai, ventilator beredar pada tahap ekspiratori. Tekanan yang
dihasilkan mendukung secara keseluruhan dari tahap inspiratori, tidak seperti
perederan tekanan, dimana itu akan berangsur-angsur meningkat dan mencapai
puncaknya pada akhir dari inspirasi. Peredaran laju cenderung lebih nyaman untuk
pasien daripada peredaran tekanan karena pada peredaran tekanan pasien mempunyai
derajat control yang lebih besar dari peredaran laju respratorik. Sebagai contoh cara
dari ventilasi yang dijalankan oleh asas ini adalah laju aliran, dukungan tekanan
ventilasi. Peredaran aliran ventilator adalah dimulai dengan cara yang sama dengan
peredaran ventilator. Tekanan awal yang dihasilkan dipilih ketika volume tidal yang
dihembuskan telah diawasi. Tekanan lalu disesuaikan sampai volume tidal yang
diterima telah dicapai. Laju aliran disesuaikan ketika laju respiratori diambil dalam
sebuah pertimbangan, sehingga volume tidal dikirim dalam waktu inspiratori yang
nyaman. Jika pemenuhan paru-paru pasien menurun atau perlawanan meningkat,
volume tidal akan menurun dan waktu inspiratori lebih singkat, inilah mengapa
respon dari peredaran tekanan berespon terhadap kondisi ini. Kompensasi dari
-
volume ventilator masih berlangsung tetapi tekanan dibatasi. Contoh lain adalah
dalam sebuah cara dukungan tekanan dari ventilasi, dimana nafas tekanan dibatasi
tetapi alirannya diedarkan. Batasan variabel tidak harus dicampur dengan siklus
variabel. Batas variabel mempunya batas pengaturan maksimal tetapi tidak beredar
ventilator dari inspiratori menuju ketahap ekspiratori.
3. Fase Ekspirasi
Variable yang dikontrol selama waktu ekspirasi dalam ventilator dikenal dengan
sebutan baseline variable. Ini digunakan pase ventilator-ventilaor saat ini., tekanan
adalah variable yang dikontrol selama ekspirasi. Ekspirasi terjadi secara pasif karena
elastisitas recoil paru selama ventilasi mekanis., tetapi ekspirasi pasien secara pasif
dikontrol oleh baseline pressure. Di tekanan akhir ekspirasi mungkin tidak seimbang
dengan tekanan atmosfer atau mungkin di atas tekanan atmosfer, yang dikenal dengan
PEEP. Beberapa tingkatan dari tekanan positif selalu diperhatikan pada pasien dengnan
gangguan paru pada akhir ekspirasinya. PEEP meningkatkan fungsi residual capacity
(FRC) dengan meningkatkan penerimaan dan stabilitas alveoli.
Beberapa system ventilator memperbolehkan penggunaan sebuah perlambatan ekspirasi,
yang meningkatkan tahanan aliran selama ekspirasi. keterlambatan ekspirasi awalnya
dikembangkan untuk meniru pernapasan lewat bibir, yang sering diobservasi pada pasien
Catatan : jika terjadi malfungsi sistem ventilator, dan jika masalah tidak dapat
diidentifikasi dan diperbaiki dengan cepat, maka perawat harus siap untuk
menventilasi pasien dengan bag resusitasi manual sampai masalah teratasi
( Smeltzer & Bare, 2001 : 659)
4. Apa yang dimaksud dengan PEEP? Serta jelaskan indikasi dan kontraindikasi
penggunaan PEEEP!
PEEP merupakan modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis. Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena tekanan yang
tinggi, atelektasis akan dapat dihindari. PEEP digunakan untuk mempertahankan tekanan jalan
nafas pada akhir ekspirasi, sehingga terjadi meningkatkan pertukaran gas didalam alveoli.
Pemakaian PEEP yang dianjurkan adalah 5 - 20 cmH2O.
Tekanan positif biasanya dilakukan pada siklus ventilasi tetapi hal ini digunakan untuk efek
fisiologis pada akhir ekspirasi. Dengan memanfaatkan tekanan positif pada akhir ekspirasi, PEEP
merekrut atelectaksis alveoli, lebih dalam dengan memisahkan alveoli dan melembungkannya
kembali alveoli yang sudah paten, menyeimbangkan alveolar dan penutupan jalan nafas yang
lebih kecil saat ekspirasi, dan mendistribusikan kembali cairan paru. PEEP mendistribusikan
kembali cairan ekstravaskular paru dari alveoli ke ruang perifaskular, dimana dampak dari
kelebihan cairan paru pada pertukaran gas telah dikurangi. Melalui mekanisme ini, PEEP
mengurangi penyaluran intrapulmoner, meningkatkan kapasitas fungsional residual (FRC),
meningkatkan pemenuhan, menurunkan jarak difusi
oksigenasi.
Indikasi pemberian PEEP biasanya pada klien yang menederita ARDS dan gagal jantung
kongestif yang massif dan pneumonia difus. Efek samping dapat menyebabkan venous return
menurun, barotrauma dan penurunman curah jantung. Sementara kontra indikasi dari PEEP
yaitu:
Bronchopleural fistula
Hipovolemia