Anda di halaman 1dari 25

LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA

(SUPRASTRUKTUR & INFRASTRUKTUR)


SUPRASTRUKTUR:
1. Legislatif (MPR, DPR, & DPD)
2. Eksekutif (Pemerintah, Presiden, Wapres, Kementrian, Lembaga Pemerintah Non Kementrian,
Lembaga Nonstruktural, & Perwakilan Luar Negeri)
3. Yudikatif (MA, MK & KY)
4. Lembaga-Lembaga Negara/Alat-Alat Perlengkapan Negara

1.
2.
3.
4.
5.

INFRASTRUKTUR:
Partai Politik
Golongan Kepentingan (Interest)
Golongan Penekan (Preassure)
Alat Komunikasi Politik (Mass Media)
Tokoh-Tokoh Politik
Kekuasaan Konstitutif: MPR (Sidarto Danusubroto)
Kekuasaan Eksekutif: Presiden (menjalankan) (Susilo Bambang Yudhoyono)
Kekuasaan Legislatif: DPR (membuat) (Marzuki Alie)
Kekuasaan Yudikatif: MA & MK (mengawasi) (Hatta Ali & Muh. Akil Mochtar)
Kekuasaan Auditif: BPK
Kekuasaan Moneter: Bank Indonesia

Infrastruktur dan Suprastruktur Politik di Indonesia


Pada setiap sistem politik Negara-negara dunia, akan selalu dijumpai adanya struktur politik.
Struktur politik di dalam suatu negara adalah pelembagaan hubungan organisasi antara
komponen-komponen yang membentuk bangunan politik. stuktur politik sebagai bagian dari
struktur yang pada umumnya selalu berkenaan dengan alokasi nilai-nilai yang bersifat otoratif,
yaitu yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan.
Permasalahan politik menurut Alfian, dapat dikaji melalui berbagai pendekatan, yaitu didekati
dari sudut kekuasaan, struktur politik, komunikasi politik, konstitusi, pendidikan dan sosialisasi
politik, pemikiran dan kebudayaan politik. Sistem politik yang pada umumnya berlaku di setiap
negara meliputi dua struktur kehidupan politik, yakni, infrastrukur politik dan suprastruktur
politik.
1. Infrastrukur politik
Didalam suatu kehidupan politik rakyat (the sosial political sphere), akan selalu ada keterkaitan
atau keterhubungan dengan kelompok-kelompok lain ke dalam berbagai macam golongan yang
biasanya disebut kekuatan sosial politik masyarakat. Kelompok masyarakat tersebut yang
merupakan kekuatan politik riil didalam masyarakat, disebut infrastruktur politik. Berdasakan
teori politik, infrastruktur politik mencakup 5 (lima) unsur atau komponen sebagai berikut :

a. Partai politik (political party ),


b. kelompok kepentingan (interst group),
c. kelompok penekan (pressure group),
d. media komunikasi politik (political communication media) dan
e. tokoh politik (political figure).
a. Partai politik ( political party ) di Indonesia
Partai politik sebagai institusi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan masyarakat dalam
mengendalikan kekuasaan. Hubungan ini banyak dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat yang
melahirkannya. Kalau kelahiran partai politik dilihat sebagai pengewajantahan dari kedaulatan
rakyat dalam poltik formal, maka semangat kebebasan selalu dikaitkan orang ketika berbicara
tentang partai politik sebagai pengendali kekuasaan. Perjalanan sejarah kehidupan partai poliik di
Indonesia secara garis besarnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

Masa pra kemerdekaan

Organisasi modern pertama di Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap penjajah (tidak
secara fisik) adalah Budi Utomo yang didirikan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908. Pada
awalnya, organisasi ini berkembang di kalangan pelajar dalam bentuk studieclub dan organisasi
pendidikan. Namun dalam perkembangan berikutnya, ia menjadi partai politik yang didukung
kaum terpelajar dan massa buruh tani.

Masa pasca kemerdekaan (tahun 1945-1965)

Tumbuh suburnya partai-partai politik pasca kemerdekaan, didasarkan pada Maklumat


Pemerintah tertanggal 3 November 1945 yang ditandantangani Wakil Presden Moh. Hatta yang
antara lain memuat keinginan pemerintah akan kehadiran partai politik agar masyarakat dapat
menyalurkan aspirasi (aliran pahamnya) secara teratur. Sejak dikeluarkannya Maklumat
Pemerintah tersebut, dapat diklasifikasi sejumlah partai politik yang ada sebagai berikut :
1). Dasar Ketuhanan : a) Partai Masjumi, b) Partai Sjarikat Indonesia, c) Pergerakan Tarbiyan
Islamiah (Perti), d) Partai Kristen Indonesia (Parkindo), e) Nahdlatul Ulama (NU), dan f) Partai
Katolik.
2). Dasar Kebangsaan : Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Indonesia Raya (Parindra
Persatuan Indonesia Raya (PIR), Partai Rakyat Indonesia (PRI), Partai Demokrasi Rakyat
(Banteng), Partai Rakyat Nasional (PRN), Partai Wanita Rakyat (PWR), Partai Kebangsaan
Indonesia (Parki), Partai Kedaulatan Rakyat (PKR), Serikat Kerakyatan Indonesia (SKI), Ikatan
Nasional Indonesia (INI), Partai Rakyat Jelata (PRJ), Partai Tani Indonesia (PTI), Wanita
Demokrasi Indonesia (PTI).

3). Dasar Marxisme : Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Sosialis Indonesia, Partai Murba,
Partai Buruh, Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai).
4). Dasar Nasionalisme: Partai Demokrat Tionghoa (PTDI), Partai Indonesia Nasional(PIN),
Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Masa Orde baru (tahun 1966-1998).
Awal kebangkitan orde baru (1966) dalam melakukan pembelahan institusi politik, tetap
berpandang bahwa jumlah partai politik yang terlalu banyak tidak menjamin stabilitas politik.
Usaha pertama disamping memulihkan partai-partai yang tidak secara resmi dilarang, adalah
menyusun undang-undang tentang pemiluyang dianggap sesuai dengan perkembangan
masyarakat saat itu. Dan pemilu yang direncanakan dilaksanakan dalam waktu dekat, ternyata
baru terlaksana tahun 1971 dengan peserta sebanyak 10 partai politik. (Golkar, Parmusi, NU,
PSII, Partai Islam, Parkindo, Partai Katolik, PNI, Murba, dan IPKI).
Hasil Pemilu 1971 menunjukkan kemenangan Golkar yang diikuti oleh Parmusi, NU dan PNI.
Selanjutnya dengan diberlakukannya UU RI no. 03 tahun 1957, Pemilu tahun 1977 dan 1982
hanya diikuti oleh 3 ( tiga) peserta :
1). PPP dengan ciri ke-islaman dan ideologi islam.
2). Golkar dengan ciri kekayaan dan keadilan sosial.
3). PDI dengan ciri demokrasi, kebangsaan (nasionalisme), dan kedilan
Pada pemilu tahun 1987 dan 1992 dengan diberlakukannya UU NO. 3 tahun 1985, partai politik
dan Golkar ditetapkan hanya mempergunakan satu-satunya asas, yaitu Pancasila dengan tujuan
agar setiap kontestan pemilu lebih berorientasi pada program kerja masing-masing. penerapan
atas tersebut langsung sampai dengan pelaksanaan pemilu 1997. fakta memperlihatkan bahwa
selama pemilu orde baru, golkar selalu dominan. dalam pemilu 1971 golkar meraih (62,8%),
tahun 1997 (62,1%), tahun 1982 (64,3%), tahun 1987 (73,2%) tahun 1992 (68,1%) dan pada
tahun 1997 (70,2%).
Era orde baru mengalami antiklimaks kekuasaan setelah pada akhir tahun 1997 negara Indonesia
mengalami krisis moneter yang selanjutnya berkembang menjadi krisis multidimensi karena
terperangkap hutang luar negeri yang besar dan banyaknya praktik korupsi, kolusi, nepotisme
(KKN) yang melibatkan pejabat birokrasi dan pengusaha.

Masa/Era Repormasi (tahun 1999 s.d.sekarang)

Era reformasi benar-benar merupakan arus angin perubahan menuju demokratisasi dan asas
keadilan. Partai-partai politik diberikan kesempatan untuk hidup kembali dan mengikuti pemilu
dengan multipartai yang terselenggarakan pada tahun 1999 berdasarkan undang-undang No. 3
tahun 1999. sangat mengejutkan bagi semua manusia elemen masyarakat Indonesia ternyata
paska-orde baru pemilu diikuti sebanyak 48 partai politik.
b. Kelompok kepentingan (interest group)

Kelompok kepentingan (interest group), dalam gerak langkahnya akan sangat tergantung pada
sistem kepartaian yang diterapkan dalam suatu negara. Aktivitas kelompok kepentingan
umumnya menyangkut tujuan-tujuan yang lebih terbatas, dengan sasaran-sasaran yang monolitis
dan intensitas usaha yang tidak berlebihan.
Menurut Gabriel A. Almond, kelompok kepentingan dapat diidentifikasikan ke dalam jenis-jenis
kelompok sebagai berikut :

Kelompok Anomik : kelompok yang terbentuk dari unsurunsur masyarakat secara spontan dan
seketika akibat isu kebijakan pemerintah, agama, politik, dsb.
Kelompok non-asosiasional: Kelompok yang berasal dari unsur keluarga dan keturunan atau
etnik, regional, status dan kelas yang menyatakan kepentingannya berdasarkan situasi.
Kelompok insitusional : kelompok yang bersifat formal dan memiliki fungsifungsi politik atau
sosial.
Kelompok asosiasional: Kelompok yang menyatakan kepentinganya secara khusus, memakai
tenaga professional dan memiliki prosedur yang teratur untuk merumuskan kepentingan dan
tuntutan.

Kelompok kepentingan pada negara totaliter (partai tunggal) pada umumnya dianut oleh negara
komunis (Rusia, RRC, Vietnam, Korea Utara, Kuba, dan lain-lain). David Lane, (seorang
analisis politik) mengidentifikasi 5 (lima) kategori kelompok kepentingan di Uni Soviet (Rusia),
yaitu:
a. Elite politik, seperti anggota-anggota politburo
b. Kelompok-kelompok institusional, sepsrti serikat-serikat datang.
c. Kelompok-kelompok pembangkang setia, seperti para dokter dan guru
d. Pengelompokan-pengelompokan sosial yang tidak terorganisir dalam satu kesetian, seperti
petani dan tukang.
e. Kelompok-kelompok yang tidak terorganisir dalam satu kesatuan, yang bukan merupakan
bagian dariaparat Soviet (Rusia), atau yang mempunyai jarak dengan rezim penguasa, seperti
kelompok intelektual yang menentang rezim atau anggota sekte-sekte keagamaan tertentu.
Pada negara yang menerapkan sistem dua partai, disiplin partai baik dalam parlemen maupun
kabinetrelatif lebih ketat dan hal ini merupakan kendala tersendiri terutama untuk mendukung
sepenuhnya program-program kelompok-kelompok tertentu.
Di negara berkembang pada umumnya. dan khususnya di Indonesia masyarakat yang tergabung
dalam kelompok kepentingan biasanya sensitive terhadap isu politik dalam lingkup kelompok
politik yang sempit. Masyarakat masih dibatasi realita politiknya (terutama masa orde baru) oleh
para pemegang kekuasaan negara/pemerintah. Dengan asumsi demi stabilitas politik. Tampak
bahwa pada masa itu pemegang kekuasaan negara/pemerintah cukup tangguh mengendalikan
kehidupan politik supaya terdapat keleluasaanbagi proses pembangunan bidang kehidupan
lainnya.

Namun pasca Orde Baru (tahun 1998) yang disebut dengan era reformasi, masyarakat berperan
aktif dalam menumbuhkan sangkar partisipasi politik demokratisasi setelah selama 32 tahun
dikekang dengan berbagai instrument politik dan peraturan perundangan. Berkembangnya sistem
politik di Indonesia dewasa ini tidak lepas dari peran kelompok kepentingan yang selama Orde
Baru berkuasa berseberangan, terutama dari kalangan akademisi, politikus, lembaga swadaya
masyarakat, pengusaha, dan sebagainya.
c. Kelompok Penekan (pressure group)
Kelompok penekan merupakan salah satu institusi politik yang dapat dipergunakan oleh rakyat
untuk menyalurkan aspirasi dan kebutuhannya dengan sasaran akhir adalah untuk mempengaruhi
atau bahkan membentuk kebijakan pemerintah. Kelompok penekan dapat terhimpun
dalambeberapa asosiasi yang mempunyai kepentingan sama, antara lain :
a. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
b. Organisasi-organisasi sosial keagamaan
c. Organisasikepemudaan
d. Organisasi Lingkungan Kehidupan
e. Organisasi pembela Hukum dan HAM
f. Yayasan atau Badan hukum lainnya, Mereka pada umumnya dapat menjadi kelompok penekan
dengan cara mengatur orientasi tujuan-tujuannya yang secara operasional (melakukan negosiasi)
sehingga dapat mempengaruhi kebijaksanaan umum.
Dalam realitas kehidupan politik, kita mengenal berbagai kelompok penekan baik yang sifatnya
sektoral maupun regional. Tujuan dan target mereka biasanya bagaimana agar keputusan politik
berupa undang-undang atau kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah lebih menguntungkan
kelompoknya (sekurang-kurangnya tidak merugikan).
Kelompok penekan, kadang-kadang muncul lebih dominan dibanding dengan partai politik,
manakala partai politik peranannya tidak bisa lagi diharapkan untuk mengangkat isu sentral yang
mereka perjuangkan. Kondisi inilah yang mendorong kelompok penekan tampil ke depan
sebagai alternative terkemuka.
d. Media komunikasi politik (political communication media)
Media komunikasi politik merupakan salah satu instrument politik yang dapat berfungsi untuk
menyampaikan informasi dan persuasi mengenai politik baik dari pemerintah kepada masyarakat
maupun sebaliknya. Media komunikasi seperti surat kabar, telepon, fax, internet, televise, radio,
film, dan sebagainya dapat memainkan peran penting terhadap penyampaian informasi serta
pembentukan/mengubah pendapat umum dan sikap politik publik.

e. Tokoh Politik (political/figure)


Pengangkatan tokoh-tokoh merupakan proses transformasi seleksi terhadap anggota-anggota
masyarakat dari berbagai sub-kluktur, keagamaan, status sosial, kelas, dan atas dasar isme-isme
kesukuan dan kualifikasi tertentu, yang kemudian memperkenalkan mereka pada peran-peran
khusus dalam sistem politik. Bagi actor-aktor politik itu sendiri, pengangkatan diri mereka selalu
melalui proses, yaitu :

Transformasi dari peranan-peranan non-politis kepada suatu situasi di mana mereka menjadi
cukup berbobot memainkan peranan-peranan politik yang bersifat khusus.

Pengangkatan dan penugasan untuk menjalankan tugas-tugas politik yang selama ini
belum pernah mereka kerjakan, walaupun mereka telah cukup mampu untuk mengemban
tugas seperti itu. Proses pengangkatan itu melibatkan baik persyaratan status maupun
penyerahan posisi khusus pada mereka.

Di dalam benak masyarakat sering timbul pertanyaan apakah pengangkatan tokoh-tokoh politik
akan pengaruh besar terhadap pembangunan dan perubahan? Pada umumnya pengangkatan
tokoh-tokoh politik akan memberikan angin segar dalam memaparkan beberapa komponen
perubahan dalam segala untuk dan menifestasinya.
Pengangkatan tokoh-tokoh politik akan berakibat terjadinya pergeseran di sector infrastruktur
politik, organisasi, asosiasi-asosiasi, kelompok-kelompok kepentingan serta derajat politisasi dan
partisipasi masyarakat.
Menurut Lester G. Seligman , proses pengangkatan tokoh-tokoh politik akan berkaitan dengan
beberapa aspek , yakni :
a. Leditimasi elit politik
b. Masalah kekuasaan
c. Representativitasi elit politik
d. Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh politik dengan perubahan politik.
Di negara-negara demokrasi pada umunya, pengangkatan tokoh-tokoh politik dilakukan melalui
pemilihan umum. Hal ini akan berbeda jika dilaksanakan di negara-negara totaliter, diktator atau
otoriter.
2. Suprastruktur Politik
Suprastruktur politik (elit pemerintah) merupakan mesin politik resmi di suatu negara sebagai
penggerak politik formal. Kehidupan politik pemerintah bersifat kompleks karena akan
bersinggungan dengan lembaga-lembaga negara yang ada, fungsi, dan wewenang/kekuasaan
antara lembaga yang satu dengan yang lainnya. Suasana ini pada umumnya dapat diketahui
didalam konstitusi atau Undang-Undang Dasar dan peraturan perundang-undangan suatu negara.

Dalam perkembangan ketatanegaraan modern, pada umunya elit politik pemerintah dibagi dalam
kekuasaan eksekutif (pelaksana undang-undang), legislative (pembuat undang-undang), dan
yudikatif (yang mengadili pelanggaran undang-undang), dengan sistem pembagian kekuasaaan
atau pemisahan kekuasaan.
Untuk terciptanya dan mantapnya kondisi politik negara, suprastruktur politik harus memperoleh
dukungan dari infrastruktur politik yang mantap pula. Rakyat, baik secara berkelompok berupa
partai politik atau organisasi kemasyarakatan, maupun secara individual dapat ikut berpartisipasi
dalam pemerintahan melalui wakil-wakilnya.
Suprastruktur politik di negara Indonesia sejak bergulirnya gerakan reformasi tahun 1998 sampai
dengan tahun 2006 telah membawa perubahan besar di dalam sistem politik dan ketatanegaraan
Republik Indonesia. Era reformasi disebut juga sebagai Era kebangkitan Demokrasi.
Reformasi di bidang politik dan hukum ketatanegaraan, yaitu dilaksanakannya amandemen
Undang-Undang Dasar 1945 selama 4 (empat kali) dari tahun 1999-2002. Amandemen pertama
disahkan (19 Oktober1999), kedua ( 18 Agustus 2000), ketiga (10 November 2001), dan keempat
(10 Agustus 2002). Amandemen UUD 1945 tersebut telah mengubah struktur suprapolitik di
Indonesia

infrastruktur politik
Infrastruktur Politik Indonesia

1. A.

Pengertian Infrastruktur Politik

Infrastruktur politik yaitu suasana kehidupan politik rakyat yang berhubungan dengan kehidupan
lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam kegiatannya dapat memengaruhi baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadapa kebijakan lembaga-lembaga kenegaraan dalam menjalankan fungsi
serta kekuasaannya masing-masing. Untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingan rakyat dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara.
Infrastruktur politik sering disebut sebagai bangunan bawah, atau mesin politik informal atau mesin politik
masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok yang dibentuk atas dasar kesamaan social, ekonomi,
kesamaan tujuan, serta kesamaan lainnya.
1. B.

Fungsi Infrastruktur Politik

Infrastruktur politik adalah suatu set struktur yang menggabungkan antara satu dengan yang lain, lalu
membentuk satu rangkaian yang membantu berdirinya keseluruhan struktur tertentu.
Fungsi infrastruktur politik ialah :
a. Pendidikan politik, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat dan agar mereka dapat
berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya. Sesuai dengan paham demokrasi atau

kedaulatan rakyat. Rakyat harus mampu menjalankan tugas partisipasi.


b. Mempertemukan kepentingan yang beraneka ragam dan kenyataan hidup dalam masyarakat.
c. Agregasi kepentingan, yaitu menyalurkan segala hasrat, aspirasi, dan pendapat masyarakat kepada
pemegang kekuasaan atau pemegang kekuasaan yang berwenang agar tuntutan atau dukungan menjadi
perhatian dan menjadi bagian dari keputusan politik.
d. Seleksi kepemimpinan, yaitu menyelenggarakan pemilihan pemimpin atau calon pemimpin bagi
masyarakat.
1. C.

Unsur Infrastruktur Politik

Infrastruktur politik mempunyai 6 unsur diantaranya:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Partai Politik
Kelompok Kepentingan
Kelompok Penekan
Media Komunikasi Politik
Organisasi Masyarakat
Tokoh Politik

Dalam infrasruktur politik dibentuk partai-partai politik. Selain partai politik, terdapat juga organisasi
abstrak tidak resmi. Kelompok ini disebut kelompok penekan dan kelompok yang mempunyai
kepentingan Antara bagian-bagian suprastruktur politik dengan unsur-unsur infrastruktur politik terdapat
hubungan saling memengaruhi sehingga menumbuhkan suasana kehidupan politik yang serasi. Unsurunsur infrastruktur politik berfungsi memberikan masukan kepada suprastruktur politik.
1. D.

Pembahasan Peranan Masing-masing Unsur Infrastruktur Politik

1. 1. Partai Politik (Political Party)


2. A. Pengertian
Pengertian partai politik secara mendasar adalah sebuah organisasi atau institusi yang mewakili
beberapa golongan masyarakat yang memiliki tujuan sama, yang kemudian bersama-sama berusaha
untuk mencapai tujuannya tersebut. Oleh karena itu dalam sebuah Negara yang berdemokrasi partai
politik sebagai sebuah lembaga yang memiliki peranan yang penting dalam Negara demokrasi
khususnya pada masa sekarang ini.
1. B.

Fungsi Partai Politik

Prof. Miriam Budiardjo menyatakan bahwa partai politik memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Tugas pokok partai politik adalah menjadi penghubung antara rakyat dan pemerintah
b. Berfungsi mendidik warga negara menjadi manusia sebagai makhluk sosial
c. Berfungsi mengajak warga negara berperan serta dalam melakukan kegiatan-kegiatan kenegaraan
d. Berperan dalam mengatur pertikaian politik yang terjadi dalam masyarakat Negara
1. C.

Peranan

(a) Berpartisipasi dalam sektor pemerintahan, dalam arti mendudukkan orang-orangnya menjadi pejabat
pemerintah, sehingga dapat turut serta mengambil atau menentukan keputusan politik atau out out pada
umumnya.

(b) Berusaha melakukan pengawasan, bahkan bila perlu oposisi terhadap kelakuan, tindakan,
kebijakan para pemegang otoritas (terutama dalam keadaan mayoritas pemerintahan tidak berada di
tangan partai politik yang bersangkutan)
(c) Berperan untuk menyerap tuntutan-tuntutan yang masih mentah, sehingga partai politik bertindak
sebagai penafsir kepentingan dengan mencanangkan isu-isu politik yang dapat dicerna dan dapat
diterima oleh masyarakat secara luas.
2. Kelompok Kepentingan (Interest Group)
A. Pengertian
Kelompok kepentingan merupakan kelompok yang berusaha mempengaruhi kebijakan pemerintah tanpa
berkehendak memperoleh jabatan publik, kelompok ini tidak berusaha menguasai pengelolaan
pemerintahan secara langsung. Masyarakat bergabung untuk kepentingan dan keuntungan warganya.
Kelompok ini tempat menampung saran, kritik, dan tuntutan kepentingan bagi anggota masyarakat, serta
menyampaikannya kepada sistem politik yang ada. Kelompok ini penting bagi anggota masyarakat.
B. Pembagian
Gabriel A. Almond mengidentifikasi kelompok kepentingan ke dalam jenis-jenis kelompok :
(1) Interest Group Asosiasi
Interest group khusus didirikan untuk memeperjuangkan kepentingan-kepentingan tertentu dari
masyarakat atau golongan, namun masih mencakup beberapa yang luas. Yang termasuk kelompok ini
adalah Ormas. misalnya NU, Muhamadiyah, Kadin, SPSI, dll
(2) Interest Group Institusional
Interest group pada umumnya terdiri atas berbagai kelompok manusia berasal dari lembaga yang ada,
dengan tujuan untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan orang-orang yang menjadi anggota
lembaga yang dimaksudkan. Misalnya PGRI, IDI, dan organisasi seprofesinya.
(3) Interest Group Nonasosiasi
Interest group ini didirikan secara khusus dan kegiatannya juga tidak dijalankan secara teratur, tetapi
aktivitasnya kelihatan dari luar apabila masyarakat memerlukan dan dalam keadaan mendesak. Yang
dimaksud dengan masyarakat dalam hal ini, dapat berwujud masyarakat setempat tinggal, masyarakat
seasal pendidikan, masyarakat seketurunan, dll.
(4) Interest Group Anomik
Interest group inidapat terjadi secara mendadak dan tidak bernama. Aktivitas pada umumnya berupa
aksi-aksi demontrasi atau aksi-aksi bersama. Apabila kegiatannya tidak terkendalikan, dapat
menimbulkan keresahan dan kerusuhan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat
secara stabilitas nasional. Untuk mencegah dampak aktivitas buruk kelompok ini, pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang nomor 9 tahun 1998 tentang hak mengeluarkan pendapat dimuka umum.
C. Peranan
Kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah dapat menguntungkan maupun merugikan masyarakat.
Kepentingan dan kebutuhan rakyat dapat dipenuhi namun dapat pula terabaikan dan tidak terpenuhi.
Oleh karena itu rakyat berkepentingan dan perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan yang diputuskan
oleh pemerintahnya. Oleh sebab di atas, mereka dapat mengartikulasikan kepentingan dan kebutuhan
mereka kepada pemerintah melalui kelompok-kelompok yang mereka bentuk bersama atas dasar
kepentingan yang sama.
Kelompok kepentingan ini berbeda dengan partai politik, karena tujuan partai politik adalah menduduki
jabatan publik.
Kelompok kepentingan memberikan input yang digunakan pemerintah untuk memutuskan kebijakan yang
akan diambil terhadap rakyatnya. Input yang mereka berikan bertujuan agar pandangan-pandangan
mereka dipahami oleh para pembuat keputusan dan agar mendapat output yang sesuai dengan tuntutan
mereka. Dalam tulisannya Gabriel A. Almond, mengatakan untuk memberikan input pada pembuat
kebijakan, salueran-saluran yang penting dan biasa digunakan adalah demonstrasi dan tindakan

kekerasan; tindakan ini biasa digunakan untuk menyatukan tuntutan kepada pembuat kebijakan.
Hubungan pribadi; hubungan langsung akan memudahkan dalam pencapaian tujuan, akan lebih mudah
menerima saran teman, keluarga, atau orang lain yang dikenal daripada mendapat tuntutan dari orang
yang tidak dikenal meskipun itu melalui sarana formal. Perwakilan langsung; perwakilan langsung dalam
struktur pembuatan keputusan akan memungkinkan suatu kelompok kepentingan untuk
mengkomunikasikan secara langsung dan kontinyu kepentingan-kepentingannya melalui seorang
anggota aktif struktur tersebut. Saluran formal dan institusional lainnya; media massa merupakan alat
yang cukup efektif untuk menyalurkan tuntutan politik, selain itu adalah partai politik, kemudian adalah
badan legislatif, kabinet, dan birokrasi, dengan menjadi bagian di dalamnya, aktifitas melobi untuk
mencapai tuntutan kelompok kepentingannya akan dapat dilakukan.
Peran dan saluran-saluran yang digunakan kelompok kepentingan ini berbeda di setiap negara, mereka
melakukan peranannya sesuai dengan tujuan yang mereka ingin capai, demikian pula dengan saluransaluran yang mereka gunakan. Satu saluran yang dianggap efektif bagi satu kelompok kepentingan
belum tentu efektif bagi yang lain.
3. Kelompok Penekan (Pressure Group)
1. Pengertian
Yang dimaksud golongan penekan adalah sekelompok manusia yang tergabung menjadi anggota suatu
lembaga kemasyarakatan dengan aktivitas yang tampak dari luar sebagai golongan yang sering
mempunyai kemauan untuk memaksakan kehendaknya kepada pihak penguasa.
2. Peranan
Kelompok ini melontarkan kritikan-kritikan untuk para pelaku politik lain. Dengan tujuan membuat
perpolitikan maju.
Kelompok penekan juga dapat memengaruhi atau bahkan membentuk kebijaksanaan pemerintah melalui
cara-cara persuasi, propaganda, atau cara lain yang lebih efektif.
Mereka antara lain : industriawan dan asosiasi-asosiasi lainnya.
Salah satu institusi politik yang dapat dipergunakan oleh rakyat untuk menyalurkan aspirasi dan
kebutuhannya dengan sasaran akhir adalah untuk mempengaruhi atau bahkan membentuk kebijakan
pemerintah.
Kelompok penekan dapat terhimpun dalam beberapa asosiasi yaitu :
a. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
b. Organisasi-organisasi sosial keagamaan,
c. Organisasi Kepemudaan,
d. Organisasi Lingkungan Hidup,
e. Organisasi Pembela Hukum dan HAM, serta
f. Yayasan atau Badan Hukum lainnya.
4. Media Komunikasi Politik (Political Communication Media)
A. Pengertian
Media komunikasi politik adalah salah satu instrumen politik yang berfungsi menyampaikan informasi dan
persuasi mengenai politik baik dari pemerintah kepada masyarakat maupun sebaliknya. Merupakan
benda mati yang sebagai perantara penyebaran dan pemberitaan (singkat kata alat komunikasi) politik.
Komunikasi politik yaitu menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam masyarakat baik pikiran
intragolongan, institusi, asosiasi ataupun sector kehidupan politik masyarakat dengan sektor pemerintah.
Kelompok infrastruktur politik ini, secara nyata menggerakkan sistem, memberikan input, terlibat dalam
proses politik, memberikan pendidikan politik, melekukan sosialisasi politik, menyeleksi kepemimpinan,
menyelesaikan sengketa politik, yang terjadi diantara berbagai pihak baik di dalam maupun di luar. Serta

mempunyai daya ikat baik secara ke dalam maupun keluar.


Alat komunikasi dapat mendukung terciptanya suasana politik rakyat karena alat komunikasi tersebut
merupakan sarana perhubungan dan pemersatu bagi masing-masing golongan, terutama golongan
politik. Alat komunikasi tersebut berfungsi sebagai alat penyebarluasan konsep-konsep, ajaran-ajaran,
doktrin-doktrin, ideologi-ideologi politik tertentu, dasn program-program kerja golongan kepada seluruh
anggota dan simpatisannya.
B. Posisi
MC Luhan Medium is the extension of man (media adalah sesungguhnya perpanjangan instrument
indra manusia). Media ditempatkan sebagai alat untuk sarana akses informasi apapun dalam
lingkunganmasyarakat, termasuk politik. Medium is the message (media adalah pesan itu sendiri).
Dalam konteks politik yang dapat mempengaruhi khalayak, bukan hanya apa yang dikatakan media,
tetapi media apa yang digunakan juga mempengaruhi keefektifan komunikasi politik.
1. D.

Fungsi

Fungsi Informasi
Media dijadikan sarana diseminasi informasi yang terkait dengan politik dengan kekuasaan, serta
sosialisasi politik.
Fungsi Edukasi
Media dijadikan sebagai sarana pendidikan politik melalui pesan-pesan politik yang disampaikan media.
Fungsi Korelasi
Media dijadikan penghubung antara aktor politik dan khalayak melalui isi media yang berkaitan dengan
aktivitas aktor poltik.
Fungsi Kontrol Sosial
Media sebagai agen kritik atau koreksi terhadap aktor politik atau kegiatan politik.
Fungsi Pembentukan Opini Publik berkaitan dengan Persoalan Politik
F. Peranan
Membantu pembentukan memori publik melalui penyampaian informasi yang menambah pengetahuan
masyarakat.
Membantu menyusun agenda kehidupan yang berhubungan dengan politik dan kepentingan umum.
Membantu berhubungan dengan kelompok diluar dirinya (media menjadi mediasi antara aktor politik
dengan aktor politik lainnya). Media dalam hal ini menjadi fasilitator.
Membantu menyosialisasikan pribadi seseorang, termasuk nilai-nilai yang diajarkan oleh orang tersebut.
Membujuk khalayak untuk menemukan kelebihan dari pesan-pesan politik yang diterima.
5. Organisasi Kemasyarakatan (Ormas)
A. Pengertian
Dalam Pasal 1 UU No. 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan
adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat warga Negara republik Indonesia secara
sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, untuk berperanserta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Organisasi kemasyarakatan dibentuk dengan tujuan-tujuan dalam bidang sosial dan budaya. Organisasi
ini tidak melibatkan diri untuk ikut serta dalam dalam peserta untuk memperoleh kekuasaan dalam
Pemilu.
B. Ciri Khusus
Salah satu ciri penting dalam organisasi kemasyarakatan adalah kesuka-relaan dalam pembentukan dan
keanggotaannya. Anggota masyarakat warga negara republik Indonesia bebas untuk membentuk,

memilih, dan bergabung dalam organisasi kemasyarakatan yang dikehendaki dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Organisasi kemasyarakatan dapat mempunyai satu atau
lebih dari satu sifat kekhususan yaitu kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Organisasi atau perhimpunan yang dibentuk secara sukarela oleh
anggota masyarakat warga Negara republik Indonesia yang keanggotaannya terdiri dari warga negara
republik Indonesia dan warganegara asing, termasuk dalam pengertian organisasi kemasyarakatan.
C. Fungsi
Dalam Pasal 5 UU No. 8 Tahun 1985,
Organisasi Kemasyarakatan berfungsi sebagai :
a. wadah penyalur kegiatan sesuai kepentingan anggotanya;
b. wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya dalam usaha
mewujudkan tujuan organisasi;
c. wadah peranserta dalam usaha menyukseskan pembangunan
nasional;
d. sarana penyalur aspirasi anggota, dan sebagai sarana komunikasi
sosial timbal balik antar anggota dan/atau antar Organisasi
Kemasyarakatan, dan antara Organisasi Kemasyarakatan dengan
organisasi kekuatan sosial politik, Badan Permusyawaratan/Perwakilan
Rakyat, dan Pemerintah.
1. E.

Peranan

Organisasi Kemasyarakatan sebagai sarana untuk menyalurkan pendapat dan pikiran bagi anggota
masyarakat warga negara republik Indonesia, mempunyai peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan keikutsertaan secara aktif seluruh lapisan masyarakat dalam mewujudkan masyarakat
Pancasila berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dalam rangka menjamin pemantapan persatuan dan
kesatuan bangsa, menjamin keberhasilan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, dan
sekaligus menjamin tercapainya tujuan nasional.
6. Tokoh Politik (Political Figure)
A. Pengertian
Tokoh politik adalah rang-orang yang lalu lalang, atau yang bekerja di dunia politik, dan eksis di kalangan
masyarakat, berperang penting dalam mengambil keputusan-keputusan yang berpengaruh dalam suatu
wilayah.
Pengangkatan tokoh politik merupakan proses transformasi seleksi terhadap anggota masyarakat dari
berbagai sub-kultur dan kualifikasi tertentu yang kemudian memperkenalkan mereka pada peranan
khusus dalam sistem politik.
Pengangkatan tokoh politik akan berakibat terjadinya pergeseran sektor infrastruktur politik, organisasi,
asosiasi, kelompok kepentingan serta derajat politisasi dan partisipasi masyarakat.
Menurut Letser G. Seligman, proses pengangkatan tokoh politik akan berkaitan dengan beberapa aspek,
yaitu :
a. Legitimasi elit politik,
b. Masalah kekuasaan,
c. Representativitas elit politik, dan
d. Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh politik dengan perubahan politik.
B. Peranan
Tokoh politik khususnya yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), mempunyai peranan bagi
masyarakat. Peranan itu yaitu menyaurkan aspirasi atau suara rakyat. Anggota DPR harus mengetahui

untuk apa mereka dipilih, yang tidak lain agar suara rakyat dapat tersalurkan dalam rangka
penyelenggaraan negara.

SUPRASTRUKTUR POLITIK & INFRASTRUKTUR


POLITIK
01.06

No comments

SK: Menganalisis sistem politik di Indonesia


KD: 1.Mendeskripsikan supra struktur dan infrastruktur politik di Indonesia.
Indikator:
Menganalisis pengertian sistim politik Indonesia
2. Mendeskripsikan supra struktur politik Indonesia
3. Mendeskripsikan infrastruktur politik
1.

1.

SISTEM POLITIK
Pengertian sistem menurut Prof. Pamudji adalah suatu keseluruhan yang kompleks atau terorganisasi, di
mana di dalamnya terdapat komponen- komponen yang mempunyai fungsi masing-masing, saling berhubungan satu
sama lain dalam rangka mencapai tujuan. Menurut ROBERT politik adalah seni memerintah dan mengatur
masyarakat manusia.

Menurut Robert Dahl, sispol mencakup 2 hal :


1.
2.

Pola yg tetap darpada hubungan antarmanusia


Melibatkan sesuatu yg luas dan berarti tentang kekuasaan aturan-aturan kewenangan.

Menurut Prof Sumantri sistem politik adalah pelembagaan dari hubungan antara manusia yg
berupa hubungan antara supra struktur politik dan infra struktur politik.
2.

STRUKTUR POLITIK
Struktur politik adalah pelembagaan hubungan organisasi antara komponen-komponen yang membentuk
bangunan politik. Struktur politik sebagai bagian dari struktur pada umumnya, selalu berkenaan dengan alokasi nilainilai yang bersifat otoratif, yaitu yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan. Struktur poltik dapat
kita golongkan sebagai berikut:

1.

Infrastruktur politik
Infrastruktur politik di Indonesia meliputi keseluruhan kebutuhan yang di perlukan di bidang politik dalam rangka
pelaksanaan tugas-tugas yang berkenaan dengan asal mula, bentuk, dan proses pemerintahan yang berlevelkan
negara, Hal ini dapat di kaji dengaN melihat berbagai organisasi, sistem dan prosedur kerja. Oleh karena itu ada
organisasi politik yang resmi tampak seperti partai politik, perkempulan buruh, tani , nelayan, pedagang, organisasi
wanita, pemuda, pelajar dln. Tetapi ada pula organisasi abstrak yang tidak resmi namun sangat menguasai keadaan,

sebagai elite power disebut grup penekan (pressure group).Berdasakan teori politik, infrastruktur politik mencakup 5
(lima) unsur atau komponen sebagai berikut :

a. Partai politik (political party ),


b. kelompok kepentingan (interst group),
c. kelompok penekan (pressure group),
d. media komunikasi politik (political communication media) dan
e. tokoh politik (political figure).
2.

Suprastruktur politik
Suprastruktur politik merupakan musim politik resmi di suatu negara, jadi merupakan penggerak poltik formal.
Kehidupan politik pemerintah bersifat kompleks karena akan bersinggungan dengan lembaga-lembaga negara yang
ada, fungsi, dan wewenang/kekuasaan antara lembaga yang satu dengan yang lainnya. Suasana ini pada umumnya
dapat diketahui didalam konstitusi atau Undang-Undang Dasar dan peraturan perundang-undangan suatu negara.
Menurut Montesqueieu pemisahan kekuasaan di bagi menjadi :
1. Legeslatif
3. Yudikatif
2. Eksekutif
Menurut John Locke, pemisahan kekuasaan di bagi menjadi :
1.legeslatif
2.eksekutif
3. Federatif

Deskripsi tentang infrastruktur dan suprastruktur


1
Posted by Salahuddin Al ayyubi Label: Ilmu Pengetahuan Sosial On 16.03

Infra struktur politik adalah lembaga politik atau mesin politik non formal yang berperan
secara tidak langsung dalam pengambilan kebijakan-kebijakan politik yang diambil oleh
suprastruktur politik, guna sebagai penyalur atau penyampai aspirasi dari berbagai kelompok
pada suatu Negara dalam lapisan manapun
1.

C.

Unsur Infrastruktur Politik

Infrastruktur politik mempunyai 6 unsur diantaranya:


1.
2.

Partai Politik
Kelompok Kepentingan

3.
4.
5.
6.

Kelompok Penekan
Media Komunikasi Politik
Organisasi Masyarakat
Tokoh Politik

Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga Negara. Lembagalembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan
Wakil Presiden, MYang termasuk dalam Suprastruktur politik adalah semua lembaga-lembaga
negara yang tersebut di dalam konstitusi negara ( termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan
yudikatif ). ahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial.
Mengklasifikasi macam sistim politik dari beberapa ahli

a.Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam
Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan,
upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala
prioritas
ALMOND & POWELL,MEMBAGI 3 KATEGORI SISTEM POLITIK YAKNI:
*sistem sistem primitif yang bekerja dengan sebentar sebentar istirahat.sistem politik ini sangat
kecil kemungkinanya untuk mengubah perananya menjadi terspesialisasi atau lebih
otonom.sistem ini lebih mencerminkan suatu kebudayaan yang samar samar dan bersifat
keagamaan.
*sistem sistem tradisional dengan struktur struktur bersifat pemerintahan politik yang berbeda
beda dan satu kebudayaan subyek
*sistem sistem modern dimana struktur struktur politik yang berbeda beda berkembang dan
mencerminkan aktivitas budaya politik.
b.ALFIAN,mengklasifikasikan sistem politik terbagi 4 yaitu :
*sistem politik otoriter/totaliter
*sistem politik anarki
*sistem politik demokrasi
*sitem politik demokrasi dalam transisi.

2. Macam-macam Sistem Politik


Macam-macam system politik antara lain:
1. Komunisme;
2. Fasisme
3. Politik liberal
KD-2

12. Struktur Politik di Indonesia Sistem politik demokrasi berdasarkan Pacasila Kedaulatan
rakyat Pelaksanaan kedaulatan melalui sistem perwakilan Didalam lembaa perwakilan selalu
diusahakan permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

Ada beberapa kelebihan dari sistem politik yang di anut Indonesia antara lain:
1.
2.

3.
4.
5.
6.

a. Warga negara bisa terlibat dalam hal-hal tertentu seperti pembuatan keputusankeputusan politik,baik secara langsung maupun melalui wakil-wakil yang mereka pilih.
b. Warga negara memiliki kebebasan atau kemerdekaan menyangkut hak-hak kebebasan
yang telah mencakup dalam hak asasi manusia (seperti hak politik,ekonomi,kesetaraan di
depan hokum dan pemerintahan,ekspresi kebudayaan,dan hak pribadi).
c. Masyarakat yang telah memenuhi syarat tertentu memiliki hak untuk berpartisipasi
dalam pemilihan pemerintahan (pemilu).
p Penduduk memilih secara rahasia tanpa ada unsure paksaan.
e. Pengambilan keputusan di lakukan dengan cara bermusyawarah untuk mencapai
mufakat.
f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.

Kelemahan-kelemahan dari sistem politik yang di anut Indonesia antara lain:


1.

a. Terjadi konflik diantara masyarakat,apabila mereka terlibat dalam hal politik yang sama
dan memiliki pandangan yang berbeda.
2. b. Dengan adanya kebebasan untuk mengemukakan pendapat,maka masyarakat sewenangwenang mengeluarkan isi hatinya,meskipun bersifat negative yang biasanya di tujukan
kepada pemerintah yang kurang di senangi.
3. c. Belum mampu menjamin keadilan distributive,karena hakikat politik yang memberikan
peluang arena bersaing.
4. d. Proses kemajuan ekonomi yang sudah di capai selama ini akan beratakan,karena
pemerintah kewalahan dalam melaksanakan kepemimpinannya karena adanya perbedaan
suku,bahasa,dll.yang menyebabkan prinsip mereka juga berbeda.

1. Sistem politik di Negara yang berpaham Liberal (Amerika Serikat)


Proses politik dan mekanisme politik pada Negara yang berpaham liberal tergantung dari
konstitusi Negara tersebut. Di Amerika Serikat (AS) system politik dijalankan berdasarkan
Konstitusi AS tahun 1787 dengan nama Declaration Of Independence. Dalam ketentuan
konstitusi ini, corak politik yang dianut adalah Demokrasi Liberal. Ketentuan sistem politik
Amerika Serikat antara lain adalah sebagai berikut. a. Amerika Serikat menganut pemisahan
kekuasaan antara legislatif (congress) yang memiliki fungsi perundangan eksekutif (Presiden dan
menterinya) yang memiliki fungsi pemerintahan, dan yudikatif (MA) yang mempunyai fungsi
peradilan. Masing-masing lembaga merupakan lembaga tertinggi di bidangnya. Apabila terjadi
konflik antara lembaga legislatif dan lembaga eksekutif, yang menengahi adalah lembaga
yudikatif. b. Ketiga lembaga itu saling menguji atau membatasi dan mengontrol (check and
balance) sehingga tidak ada yang lebih dominan satu dengan yang lainnya. Contohnya legislatif
mengawasi tindakan pemerintah dan membuat public policy, dua kamar di congress mempunyai
kedudukan yang sama sehingga tidak ada putusan yang hanya disetujui oleh salah satu kamar.
Dalam mengangkat menteri, presiden harus mendapat persetujuan 2/3 anggota senat, undangundang yang dibuat congress harus mendapat persetujuan presiden, presiden dalam mengangkat
jaksa agung harus mendapat persetujuan 2/3 anggota senat, presiden dapat dipecat oleh congress.
c. Legislatif dilaksanakan oleh congress (seperti parlemen di Inggris) congress terdiri dari dua

kamar (bicameral), yaitu senat (utusan negara-negara dan DPR (House of Representative).
Anggota DPR dipilih setiap empat tahun dan mewakili seluruh rakyat Amerika Serikat, bukan
mewakili rakyat satu negara bagian. Sedangkan senat terdiri dari 100 orang yang mewakili
rakyat satu negara bagian, masing-masing dua orang. Besar kecilnya negara bagian tidak
dibedakan. Setiap anggota congress disebut congressman. Congressman yang duduk di House of
Representative disebut Representative, sementara yang duduk di senat disebut senator, masa
jabatan senator adalah 6 tahun. d. Eksekutif sesuai dengan sistem presidensial yang diterapkan,
sehingga Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak
bertanggung jawab kepada congress, dan menteri-menteri dalam kabinet juga tidak bertanggung
jawab kepada congress karena diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden. e. Kekuasaan
yudikatif dijalankan. MA (Supreme of Court) terhadap semua perkara, kecuali soal impeachment
(pemberhentian dari jabatan publik, biasanya ditujukan kepada kepala Negara, karena telah
melakukan perbuatan tidak terpuji, melalui mekanisme sesuai peraturan perundang-undangan .
Asas yang diterapkan adalah persamaan. Selama berkelakuan baik, masa jabatan anggota
Supreme of Court adalah seumur hidup.
2.
Sistem politik di Negara yang berpaham Komunis (RRC/Cina)
RRC merupakan negara kesatuan dengan bentuk pemerintahan Republik. Demokrasi rakyat
adalah bentuk khusus demokrasi yang memenuhi fungsi kediktatoran. Bentuk khusus ini tumbuh
dan berkembang di negara-negara Eropa Timur (sebelum Uni Soviet runtuh tahun 1991) dan
Tiongkok (RRC). Demokrasi rakyat di Republik Rakyat Cina khususnya, merupakan hasil
perkembangan politik yang amat kaku dan penuh ketegangan antara golongan komunis dan
golongan antikomunis. Sistem politik RRC didasarkan dengan ketentuan sebagai berikut: a.
Pembuat keputusan tertinggi dalam sistem politik Cina adalah Partai Komunis Cina (PKC) yang
menentukan semua kebijakan. Pembuat keputusan berasal dari komite-komite partai yang
mengambil keputusan dalam sidang tertutup. Tidak ada proses legislatif secara terbuka.
Keputusan-keputusan banyak berupa pernyataan umum tentang kebijakan atau doktrin. b.
Republik Rakyat Cina pada tahun 1949 setelah menumbangkan Dinasti Ching. Tetapi baru tahun
pada 1954, secara mapan Konstitusi Cina ditetapkan dalam Kongres Rakyat Nasional yang
menyebutkan, antara lain bahwa demokrasi rakyat dipimpin oleh kelas pekerja, dalam hal ini,
dikelola oleh Partai Komunis Cina sebagai inti kepemimpinan pemerintah. Menurut peristilahan
komunis, demokrasi rakyat adalah bentuk khusus demokrasi yang memenuhi fungsi
kediktatoran. Bentuk khusus ini tumbuh dan berkembang di negara-negara Eropa Timur
(sebelum Uni Soviet runtuh tahun 1991), dan Tiongkok (RRC). Republik Rakyat Cina
khususnya, sebagai hasil perkembangari politik yang amat kaku dan penuh ketegangan antara
golongan komunis dan antikomunis. Di negara tersebut hanya diakui satu partai dalam
masyarakat (golongan-golongan lain disingkirkan dengan paksa).
3. Sistim politik di Indonesia Sistem politik indonesia didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur,
dan kelembagaan yang demokratis. Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di
Indonesia adalah : a. Ide kedaulatan rakyat b. Negara berdasarkan atas hukum c. Bentuk
Republik d. Pemerintahan berdasarkan konstitusi e. Pemerintahan yang bertanggung jawab f.
Sistem Perwakilan g. Sistem peemrintahan presidensiil Sistem politik yang ingin di wujudkan
sejak kemerdekaan adalah sistem politik demokrasi. Demokrasi yang hendak dikembangkan
adalah demokrasi berdasarkan Pancasila; sehingga system politik di Indonesia disebut sebagai
sistem politik demokrasi Pancasila.

Prinsip Demokrasi Pancasila


Demokrasi Pancasila adalah kedaulatan rakyat yang dijiwai oleh dan diintegrasikan dengan
keseluruhan sila-sila dalam Pancasila. Ciri khas demokrasi Pancasila adalah musyawarah
mufakat. Corak khas demokrasi Pancasila dapat dikenali dari sisi formal dan material. Dari sisi
formal, demokrasi Pancasila mengandung makna bahwa setiap pengambilan keputusan sedapat
mungkin didasarkan pada prinsip musyawarah untuk mufakat. Dari sisi material, demokrasi
Pancasila menampakkan sifat kegotongroyongan.

Prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :


1) Perlindungan terhadap hak asasi manusia.
2) Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah.
3) Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh
Presiden, BPK, DPR atau lainnya.

4) adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk menyalurkan
aspirasi rakyat.

5) Pelaksanaan Pemilihan Umum.

6) Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar (pasal
1 ayat 2 UUD 1945).

7) Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

8) Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri
sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.

9) Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

10) Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:


Kd 3A. Ciri masyarakat politik Pada umumnya masyarakat politik adalah masyarakat yang
mengembangkan Partipasi politik terhadap sistem politik negaranya dan sangat di pengaruhi
oleh; 1. Pendidikan politik warga negaranya 2. Kesadaran Politik warga negaranya 3. Budaya
Politik yang berkembang di masyarakat 4. Dan cara sosialisasi politik masyarakatnya B.
Menunjukkan perilaku politik yang sesuai aturan Sebelum membahas perilaku politik yang
sesuai aturan, maka terlebih dahulu kita pelajari mengenai bentuk-bentuk partisipasi politik yang
terjadi di berbagai negara yang dapat dibedakan dalam kegiatan politik yang berbentuk
konvensional dan non konvensional, termasuk yang mungkin legal (seperti petisi) maupun illegal
(cara kekerasan atau revolusi). Bentuk-bentuk dan frekuensi partisipasi politik dapat dipakai
sebagai ukuran untuk menilai stabilitas sistem politik, integritas kehidupan politik, kepuasan atau
ketidakpuasan warga negara. Berikut ini adalah bentuk-bentuk partisipasi menurut Almond.
Konvensional Non Konvensional Pemberian suara (Voting) Diskusi Politik Kegiatan
Kampanye Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan Komunikasi individual
dengan pejabat politik / administratif Pengajuan Petisi Berdemonstrasi Konfrontasi
Mogok Tindak kekerasan politik terhadap harta benda perusakan, pemboman, pembakaran
Tindak kekerasan politik terhadap manusia: penculikan, pembunuhan, perang gerilya/revolusi.
Kegiatan politik yang berbentuk konvensional dan non konvensional di atas ada beberapa hal
yang menunjukkan perilaku politik yang sesuai aturan dan yang tidak sesuai aturan; Yang sesuai
aturan seperti ( Pemberian suara/Voting, Diskusi Politik, Kegiatan Kampanye, Pengajuan Petisi,
Berdemonstrasi), dan kegiatan politik yang tidak sesuai aturan seperti ( Tindak kekerasan politik
terhadap harta benda perusakan, pemboman, pembakaran, Tindak kekerasan politik terhadap
manusia: penculikan, pembunuhan) C. Contoh peran serta dalam sistem politik Cara-cara yang
umum yang dilakukan untuk menyampaikan aspirasi atau peran serta dalam melakukan
partisipasi politik adalah: 1. Memberikan suara dalam pemilu 2. Terlibat dalam kampanye 3.
Diskusi Politik 4. Komunikasi individual dengan pejabat politik / administratif 5. Demonstrasi.
Dll
Read more at: http://jenemeks.blogspot.com/2012/10/peran-serta-dalam-sistem-politik-di.html
Copyright http://www.kewarganegaraan-rosi.blogspot.com/ Under Common Share Alike
Atribution

Memahami Sistem Politik Serta


Infrastruktur dan Suprastruktur Politik
di Indonesia (Bagian 2)
Oleh Wongbanyumas

Setelah di tulisan sebelumnya kita membahas mengenai sistim politik kali ini penulis akan
mengulas tentang Infrastruktur politik di Indonesia.Infrastruktur Politik adalah unsur atau bisa
disebut sebagai kekuatan politik eksternal. Infrastruktur politik menempatkan diri berada di
luar kekuasaan. Kita dapat mendefinisikan infrastruktur politik sebagai suasana kehidupan
politik rakyat yang berhubungan dengan kehidupan lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
kegiatannya dapat memengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
kebijakan lembaga-lembaga kenegaraan dalam menjalankan fungsi serta kekuasaannya masingmasing. Untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingan rakyat dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara.

Infrastruktur politik tidak menjalankan pemerintah secara praktikal. Hal ini dikarenakan
posisinya yang berada di luar garis kekuasaan penyelenggara negara utama. Meskipun demikian
kekuatan infrastruktur politik tidak dapat diremehkan. Sejarah mencatat gejolak politik di
Indonesia yang terjadi akibat kekuatan infrastruktur politik yang bergerak menginginkan
perubahan. Infrastruktur politik memiliki peran vital yang memberikan berbagai input kepada
penguasa.

Vagina Terasa KENDOR?


100% guarantee Money Back. Produk terdaftar BPOM

TURUN 3-5 KG dalam SEMINGGU..! Simpelet 3


1 dari 3 orang TURUN 5KG dalam SEMINGGU! 100% HER

PROGRAM SOLUSI EKONOMI!


Membantu menuntaskan 1001 macam Problem Ekonomi!

Prediksi Bola 90% Akurat dan Update !


GRATIS !! Prediksi Pertandingan Liga Sepak Bola

KumpulBlogger.com:Demo Targeted Ads

Infrastruktur politik memiliki fungsi. Fungsi infrastruktur politik tersebut antara lain ialah :
a. Pendidikan politik, memberikan pencerdasan pemahaman mengenai hak-hak yang
dimiliki oleh masyarakat sebagai warganegara. Masyarakat akan mampu memahami
rules of the game dalam menjalankan roda pemerintaha. Sehingga masyarakat mampu
menilai apakah kinerja pemerintahan sudah efektif dan mampu membawa negara
kepada tujuan bersama yakni kesejahteraan umum;
b. Mempertemukan kepentingan yang beraneka ragam dan kenyataan hidup dalam
masyarakat. Infra struktur politik pada dasarnya tidak selalu bersifat homogen. Ada
kalanya berbagai unsur dalam infrastruktur politik terdiri dari berbagai elemen
masyarakat yang memiliki kepentingan masing-masing. Melalui infrastruktur politik
inilah dipertemukan kepentingan antar kelompok. Pertemuan kepentingan ini harus
mencapai sebuah konsensus demi kepentingan bersama yang lebih besar, yakni
kemakmuran dan kesejahteraan;
c. Agregasi kepentingan, menjadi sebuah saluran untuk menyalurkan aspirasi, pendapat,
dan keinginan rakyat selaku pemegang kedaulatan negara kepada pihak pemerintah
sebagai pihak yang mendapatkan mandat menjalankan pemerintahan. Fungsi agregasi
ini menjadi fasilitator bagi rakyat agar apa yang dikehendaki rakyat menjadi bagian dari
otokritik yang mempengaruhi sebuah keputusan politik.
d. Seleksi kepemimpinan, melalui infrastruktur politik inilah masyarakat yang merupakan
pemegang kedaulatan bisa masuk ke dalam lingkaran kekuasaan dan menjalankan
kekuasaan. Tokoh terbaik akan dialirkan menuju pos penting dalam penyelenggaraan
negara. Inilah yang menjadi jembatan bagi para pihak yang berada di luar kekuasaan
untuk berperan serta masuk ke dalam tapal batas kekuasaan.
Apa saja yang menjadi unsur dalam infrastruktur politik? Berikut ini terdapat enam unsur
infrastruktur politik, antara lain:
1. Partai Politik
Mengutip pandangan Miriam Budiarjo yang mendefinisikan partai politik sebagai suatu
kelompok yang terorganisir yang anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita
yang sama. Kelompok ini bertujuan memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan
politik dengan cara konstitusional untuk melaksanakan kebijakan mereka.
Carl Friedrich mendefinisikan partai politik merupakan kumpulan manusia yang terorganisir
yang stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan kekuasaan pemerintahan bagi
pimpinan partai dan berdasarkan peguasaan ini akan memberikan manfaat bagi anggota partai,
baik idealisme maupun kekayaan material serta perkembangan lainnya.
Fungsi Partai Politik
1) Fungsi Artikulasi Kepentingan
Artikulasi kepentingan adalah suatu proses penginputan berbagai kebutuhan, tuntutan, dan
kepentingan melalui wakil-wakil kelompok yang masuk dalam lembaga legislative, agar

kepentingan, tuntutan dan kebutuhan kelompoknya dapat terwakili dan terlindungi dalam
pembuatan kebijakan public. Bentuk artikulasi paling umum disemua system politik adalah
pengajuan, permohonan, secara individual kepada anggota dewan (legislative),atau Kepala
Daerah, Kepala Desa, dan seterusnya.
2) Fungsi Agregasi Kepentingan
Merupakan cara bagaimana tuntutan-tuntutan yang dilancarkan oleh kelompok-kelompok yang
berbeda, digabungkan menjadi alternatif-alternatif pembuatan kebijakan public.
3) Fungsi Sosialisasi Politik
Sosialisasi Politik merupakan suatu cara untuk memperkenalkan nilai-nilai politik, sikap-sikap
dan etika politik yang berlaku atau dianut oleh suatu Negara. Pembentukan sikap-sikap politik
atau untuk membentuk suatu sikap keyakinan politik dibutuhkan waktu yang panjang melalui
proses yang berlangsung tanpa henti.
4) Fungsi Rekrutmen Politik
Rekrutmen Politik adalah suatu proses seleksi atau rekrutmen anggota-anggota kelompok untuk
mewakili kelompoknya dalam jabatan-jabatan administrative maupun politik. Setiap sistem
politik memiliki sistem atau prosedur-prosedur rekrutmen yang berbeda. Pola rekrutmen
anggota partai disesuaikan dengan sistem politik yang dianut.
5) Fungsi Komunikasi Politik
Merupakan salah satu fungsi yang dijalankan oleh partai politik dengan segala struktur yang
tersedia, mengadakan komunikasi informasi, isu dan gagasan politik. Media-media massa
banyak berperan sebagai alat komunikasi politik dan membentuk kebudayaan politik.
2. Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan merupakan kelompok yang berusaha mempengaruhi kebijakan
pemerintah tanpa berkehendak memperoleh jabatan publik, kelompok ini tidak berusaha
menguasai pengelolaan pemerintahan secara langsung. Masyarakat bergabung untuk
kepentingan dan keuntungan warganya. Kelompok ini tempat menampung saran, kritik, dan
tuntutan kepentingan bagi anggota masyarakat, serta menyampaikannya kepada sistem politik
yang ada. Kelompok ini penting bagi anggota masyarakat.
Gabriel A. Almond mengidentifikasi kelompok kepentingan ke dalam jenis-jenis kelompok :
1) Interest Group Asosiasi
Interest group khusus didirikan untuk memeperjuangkan kepentingan-kepentingan tertentu
dari masyarakat atau golongan, namun masih mencakup beberapa yang luas. Yang termasuk
kelompok ini adalah Ormas. misalnya NU, Muhamadiyah, Kadin, SPSI, dll
2)

Interest Group Institusional

Interest group pada umumnya terdiri atas berbagai kelompok manusia berasal dari lembaga
yang ada, dengan tujuan untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan orang-orang yang
menjadi anggota lembaga yang dimaksudkan. Misalnya PGRI, IDI, dan organisasi seprofesinya.
3) Interest Group Nonasosiasi
Interest group ini didirikan secara khusus dan kegiatannya juga tidak dijalankan secara teratur,
tetapi aktivitasnya kelihatan dari luar apabila masyarakat memerlukan dan dalam keadaan
mendesak. Yang dimaksud dengan masyarakat dalam hal ini, dapat berwujud masyarakat
setempat tinggal, masyarakat seasal pendidikan, masyarakat seketurunan, dll.
3. Kelompok Penekan
Yang dimaksud golongan penekan adalah sekelompok manusia yang tergabung menjadi
anggota suatu lembaga kemasyarakatan dengan aktivitas yang tampak dari luar sebagai
golongan yang sering mempunyai kemauan untuk memaksakan kehendaknya kepada pihak
penguasa.
Kelompok penekan dapat terhimpun dalam beberapa asosiasi yaitu :
1) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM);
2) Organisasi-organisasi sosial keagamaan;
3) Organisasi Kepemudaan;
4) Organisasi Lingkungan Hidup;
5) Organisasi Pembela Hukum dan HAM; serta
6) Yayasan atau Badan Hukum lainnya.
Kelompok penekan juga dapat memengaruhi atau bahkan membentuk kebijaksanaan
pemerintah melalui cara-cara persuasi, propaganda, atau cara lain yang lebih efektif. Salah satu
institusi politik yang dapat dipergunakan oleh rakyat untuk menyalurkan aspirasi dan
kebutuhannya dengan sasaran akhir adalah untuk mempengaruhi atau bahkan membentuk
kebijakan pemerintah.
4. Media Komunikasi Politik
Media komunikasi politik adalah salah satu instrumen politik yang berfungsi menyampaikan
informasi dan persuasi mengenai politik baik dari pemerintah kepada masyarakat maupun
sebaliknya. Merupakan benda mati yang sebagai perantara penyebaran dan pemberitaan
(singkat kata alat komunikasi) politik. Komunikasi politik yaitu menghubungkan pikiran politik
yang hidup dalam masyarakat baik pikiran intragolongan, institusi, asosiasi ataupun sector
kehidupan politik masyarakat dengan sektor pemerintah.
1)

Fungsi Informasi

Media dijadikan sarana diseminasi informasi yang terkait dengan politik dengan kekuasaan,
serta sosialisasi politik.
2) Fungsi Edukasi
Media dijadikan sebagai sarana pendidikan politik melalui pesan-pesan politik yang
disampaikan media.
3) Fungsi Korelasi
Media dijadikan penghubung antara aktor politik dan khalayak melalui isi media yang berkaitan
dengan aktivitas aktor poltik.
4) Fungsi Kontrol Sosial
Media sebagai agen kritik atau koreksi terhadap aktor politik atau kegiatan politik.
5) Fungsi Pembentukan Opini Publik berkaitan dengan Persoalan Politik
5. Organisasi Masyarakat
Dalam Pasal 1 UU No. 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan, organisasi
kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat warga Negara
republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperanserta dalam pembangunan dalam
rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila.
Organisasi kemasyarakatan dibentuk dengan tujuan-tujuan dalam bidang sosial dan budaya.
Organisasi ini tidak melibatkan diri untuk ikut serta dalam dalam peserta untuk memperoleh
kekuasaan dalam Pemilu.
Salah satu ciri penting dalam organisasi kemasyarakatan adalah kesuka-relaan dalam
pembentukan dan keanggotaannya. Anggota masyarakat warga negara republik Indonesia bebas
untuk membentuk, memilih, dan bergabung dalam organisasi kemasyarakatan yang
dikehendaki dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara atas dasar kesamaan
kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Organisasi
kemasyarakatan dapat mempunyai satu atau lebih dari satu sifat kekhususan yaitu kesamaan
kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Organisasi
atau perhimpunan yang dibentuk secara sukarela oleh anggota masyarakat warga Negara
republik Indonesia yang keanggotaannya terdiri dari warga negara republik Indonesia dan
warganegara asing, termasuk dalam pengertian organisasi kemasyarakatan.
Dalam Pasal 5 UU No. 8 Tahun 1985, Organisasi Kemasyarakatan berfungsi sebagai :
1. wadah penyalur kegiatan sesuai kepentingan anggotanya;
2.

wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya dalam usaha mewujudkan tujuan


organisasi;

3. wadah peranserta dalam usaha menyukseskan pembangunan nasional;


4.

sarana penyalur aspirasi anggota, dan sebagai sarana komunikasi sosial timbal balik antar
anggota dan/atau antar Organisasi Kemasyarakatan, dan antara Organisasi Kemasyarakatan
dengan organisasi kekuatan sosial politik, Badan Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat, dan
Pemerintah.

6. Tokoh Politik
Tokoh politik adalah orang-orang yang lalu lalang, atau yang bekerja di dunia politik, dan eksis
di kalangan masyarakat, berperang penting dalam mengambil keputusan-keputusan yang
berpengaruh dalam suatu wilayah.
Pengangkatan tokoh politik merupakan proses transformasi seleksi terhadap anggota
masyarakat dari berbagai sub-kultur dan kualifikasi tertentu yang kemudian memperkenalkan
mereka pada peranan khusus dalam sistem politik. Pengangkatan tokoh politik akan berakibat
terjadinya pergeseran sektor infrastruktur politik, organisasi, asosiasi, kelompok kepentingan
serta derajat politisasi dan partisipasi masyarakat.
Menurut Letser G. Seligman, proses pengangkatan tokoh politik akan berkaitan dengan
beberapa aspek, yaitu :
a. Legitimasi elit politik,
b. Masalah kekuasaan,
c. Representativitas elit politik, dan
d. Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh politik dengan perubahan politik.
Jika pembaca mengingat peristiwa reformasi yang mengakhiri 3 dasawarsa rezim orde baru.
Kita akan teringat sosok seorang tokoh politik senior Indonesia. Beliau mampu menggerakkan
mahasiswa untuk menurunka pemerintahan yang sah saat itu. Dialah Amien Rais yang menjadi
tokoh politik penggerak reformasi.
Tokoh politik khususnya yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), mempunyai peranan
bagi masyarakat. Peranan itu yaitu menyalurkan aspirasi atau suara rakyat. Anggota DPR harus
mengetahui untuk apa mereka dipilih, yang tidak lain agar suara rakyat dapat tersalurkan dalam
rangka penyelenggaraan negara.

Anda mungkin juga menyukai