karena
proses
Farmakokinetik
Absorpsi
Jumlah ampisilin yang diabsorpsi pada pemberian oral dipengaruhi
besarnya dosis dan ada tidaknya makanan dalam saluran cerna.
Dengan dosis lebih kecil persentasi yang diabsorpsi relative lebih
besar.
Absorpsi ampisilin oral tidak lebih baik dari penisilin V atau fenetisilin.
Adanya makanan dalam saluran cerna akan menghambat absorpsi
obat.
Distribusi
Ampisilin didistribusi luas di dalam tubuh dan pengikatannya oleh
protein plasma hanya 20%. Ampisilin yang masuk ke dalam empedu
mengalami sirkulasi enterohepatik, tetapi yang diekskresi bersama
tinja jumlahnya cukup tinggi. Penetrasi ke CSS dapat mencapai kadar
yang efektif pada keadaan peradangan meningen. Pada bronchitis,
atau pneumonia, ampisilin disekresi ke dalam sputum sekitar 10%
kadar serum. Bila diberikan sesaat sebelum persalinan, dalam satu jam
kadar obat dalam darah fetus menyamai kadar obat dalam darah fetus
menyamai kadar obat dalam darah ibunya. Pada bayi premature dan
neonatus, pemberian ampisilin menghasilkan kadar dalam darah yang
lebih tinggi dan bertahan lebih lama dalam darah.
Biotransformasi dan Ekskresi
Biotransformasi
ampisilin
umumnya
dilakukan
oleh
mikroba
berdasarkan pengaruh enzim penisilinase dan amidase. Proses
biotransformasi oleh hospestidak bermakna. Akibat pengaruh
penisilinase terjadi pemecahan cincin betalaktam, dengan kehilangan
Indikasi
Infeksi gram (+) dan gram (-) pada saluran nafas, saluran cerna, saluran
genito-urinarius, THT, kulit; septicemia, piodermi, endokarditis, meningitis,
peritonitis, osteomielitis, infeksi pre dan pasca bedah.
Kontra Indikasi
Hipersensitif, infeksi mononucleosis, infeksi cytomegalovirus, leukemia
limfatik, gangguan GI berat (dengan diare persisten / muntah)
Efek Samping
Reaksi alergi
Daftar pustaka:
Katzung, Bertram G. 1997. Farmakologi dasar dan klinik. Ed.6. Jakarta:EGC.
Farnakologi dan Terapi Edisi 5 (cetakan ke-empat, 2009 dengan perbaikan).
FK-UI