Anda di halaman 1dari 5

AMPISILIN

Ampisilin merupakan kelompok golongan aminopenisilin dan merupakan


kelompok antibiotic betalaktam. Dan ampisilin relative stabil terhadap asam
lambung dan cocok untuk pemberian per oral.
Resistensi

Bakteri tertentu (misalnya kebanyakan Staphylococcus aureus,


beberapa Haemophilus influenza dan gonokokus, kebanyakan batang
enteric gram (-)) menghasilkan beta laktamase yang menginaktifkan
beberapa penisilin dengan memecah beta laktamase. Kontrol genetic
pada pembentukan beta laktamase (terdapat kira-kira 50 enzim
berbeda) satu sama lain terletak pada plasmid yang dapat
dipindahkan. Pada umumnya bakteri gram (+) mensekresikan beta
laktamase ekstraselular dalam jumlah relative besar. Bakteri gram (-)
hanya sedikit mensekresi keluar betalaktamase tetapi tempatnya
strategis, yaitu di rongga periplasmik di antara membrane sitoplasma
dan dinding sel bakteri.

Bakteri lain tidak membentuk betalaktamase, tetapi resisten terhadap


kerja penisilin karena kurang mempunyai reseptor spesifik atau
kurangnya permeabilitas lapisan luar, sehingga obat tersebut tidak
mencapai reseptor.

Beberapa bakteri mungkin tidak rentan terhadap kerja penisilin yang


mematikan karena enzim autolitik di dalam sel tidak aktif. Organisme
yang toleran tersebut (misalnya stafilokokus tertentu, Streptokokus,
Listeria) dihambat tetapi tidak dibunuh.

Organisme tanpa dinding sel (bentuk Mycoplasma) yang secara


metabolic tidak aktif bersifat tidak rentan terhadap penisilin dan
penghambat dinding sel lainnya karena mereka tidak mensintesis
peptidoglikan.

Beberapa bakteri (misalnya Stafilokokus) mungkin resisten terhadap


kerja penisilin yang resisten terhadap kerja penisilin yang resisten
terhadap betalaktamase seperti metisilin. Mekanisme resisten ini
tampaknya bergantung pada defisiensi atau tidak dapat mencapai
reseptor Penicilin binding Proteins (PBPs).

Aktivitas dan Mekanisme Kerja

1. Obat bergabung dengan Penicilin binding Proteins (PBPs) pada


bakteri.
2. Terjadi hambatan sintesis dinding sel bakteri
transpeptidasi antar rantai peptidoglikan terganggu.

karena

proses

3. Kemudian terjadi aktivasi enzim proteolitik di dalam dinding sel yang


kemudian menghasilkan kerusakan sehingga akibatnya bakteri mati.
Kelompok ampisilin walaupun berspektrum luas, tetapi aktivitas terhadap
mikroba gram (+) tidak sekuat penisilin G, tetapi efektif terhadap
beberapa mikroba gram (-) dan tahan asam, sehingga dapat diberikan per
oral.

Farmakokinetik

Absorpsi
Jumlah ampisilin yang diabsorpsi pada pemberian oral dipengaruhi
besarnya dosis dan ada tidaknya makanan dalam saluran cerna.
Dengan dosis lebih kecil persentasi yang diabsorpsi relative lebih
besar.
Absorpsi ampisilin oral tidak lebih baik dari penisilin V atau fenetisilin.
Adanya makanan dalam saluran cerna akan menghambat absorpsi
obat.
Distribusi
Ampisilin didistribusi luas di dalam tubuh dan pengikatannya oleh
protein plasma hanya 20%. Ampisilin yang masuk ke dalam empedu
mengalami sirkulasi enterohepatik, tetapi yang diekskresi bersama
tinja jumlahnya cukup tinggi. Penetrasi ke CSS dapat mencapai kadar
yang efektif pada keadaan peradangan meningen. Pada bronchitis,
atau pneumonia, ampisilin disekresi ke dalam sputum sekitar 10%
kadar serum. Bila diberikan sesaat sebelum persalinan, dalam satu jam
kadar obat dalam darah fetus menyamai kadar obat dalam darah fetus
menyamai kadar obat dalam darah ibunya. Pada bayi premature dan
neonatus, pemberian ampisilin menghasilkan kadar dalam darah yang
lebih tinggi dan bertahan lebih lama dalam darah.
Biotransformasi dan Ekskresi
Biotransformasi
ampisilin
umumnya
dilakukan
oleh
mikroba
berdasarkan pengaruh enzim penisilinase dan amidase. Proses
biotransformasi oleh hospestidak bermakna. Akibat pengaruh
penisilinase terjadi pemecahan cincin betalaktam, dengan kehilangan

seluruh aktivitas antimikroba. Amidase memecah rantai samping,


dengan akibat penurunan potensi antimikroba.
Ampisilin diekskresi melalui proses sekresi di tubuli ginjal yang dapat
dihambat oleh probenesid. Masa paruh eliminasi ampisilin dalam darah
menjadi 2-3 kali lebih lama. Kegagalan fungsi ginjal sangat
memperlambat
ekskresi ampisilin. Sebagai contoh, masa paruh
eliminasi karbenisilin yang pada ginjal sehat sekitar satu jam dapat
memanjang menjadi 15 jam. Akumulasi umumnya tidak terjadi karena
peningkatan biotransformasi di hepar.
Profil Farmakokinetik Ampisilin

Cara pemberian : Oral, IM, IV


Absorpsi oral
: 40 %
Ikatan protein
: 17-20 %
Metabolisme
: 10%
T
: 1 jam
Vd
: 0.17-0.31 L/kg

Indikasi
Infeksi gram (+) dan gram (-) pada saluran nafas, saluran cerna, saluran
genito-urinarius, THT, kulit; septicemia, piodermi, endokarditis, meningitis,
peritonitis, osteomielitis, infeksi pre dan pasca bedah.
Kontra Indikasi
Hipersensitif, infeksi mononucleosis, infeksi cytomegalovirus, leukemia
limfatik, gangguan GI berat (dengan diare persisten / muntah)
Efek Samping

Reaksi alergi

Reaksi toksik dan iritasi lokal


o Kemerahan pada kulit. Pemberian ampisilin harus dihentikan.
Kemerahan pada kulit bersifat difus, tidak gatal, berbentuk
makulo popular dan bersifat non-urtikarial.
o Suntikan IM dapat menyebabkan rasa nyeri dan peradangan
steril ditempat suntikan.
o Suntikan IV dapat menyebabkan flebitis atau trombpflebitis.

o Iritasi saluran cerna yang terjadi pada orang tertentu dapat


menyebabkan mual, muntah, dan diare.
o Suntikan
intratekal/intrasisternal
dapat
menyebabkan
araknoiditis ataupun ensefalitis berat sampai fatal.
Sediaan dan Posologi

Untuk pemberian oral:


tablet / kapsul sebagai ampisilin
trihidrat/ampisilin anhidrat 125 mg, 250 mg, 500 mg dan 1000 mg;
bubuk suspensi sirup mengandung 125 mg atau 500 mg/5mL.

Dalam bentuk suntikan 0.1, 0.25, 0.5 dan 1 g per vial.

Dosis ampisilin tergantung beratnya penyakit ringan-sedang diberikan 2-4


g sehari, dibagi untuk 4 kali pemberian; untuk penyakit berat diberikan
preparat parenteral sebanyak 4-8 g sehari; pada meningitis bahkan
dibutuhkan dosis lebih tinggi lagi.
Untuk anak dengan BB <20 kg diberikan per oral: 50-100 mg/kgBB sehari
yang dibagi dalam 4 dosis, bayi berumur <7 hari diberi 75 mg/kgBB
sehari dibagi dalam 3 dosis; secara IV 4x250-500 mg sehari. Untuk
meningitis, diberikan 150-250 mg/kgBB sehari dibagi dalam 6-8 dosis.
Penggunaan Klinik

Infeksi batang gram negative


o Salmonella dan Shigella: pada gastroenteritis yang tidak berat
oleh basil yang sensitive terhadap ampisilin, terpai dosis oral
ampisilin 0.5-1.0 g 4x sehari cukup efektif; untuk penyakit yang
lebih berat (bakterimia, demam ikterik oleh salmonella)
diperlukan terapi parenteral. Dosis yang dianjurkan untuk
ampisilin 1 g setiap 6 jam sehari selama 14 hari.
o Haemophilus influenza: faringitis, otitis media, selulitis, dan
osteomielitis oleh kuman ini cukup responsive diobati dengan
ampisilin; dan bila infeksinya ringan cukup diberikan terapi per
oral sehari, dibagi 4 dosis selama 1-2 minggu.
o Ampisilin juga bermanfaat terhadap infeksi bakteri gram (-)
lainnya yang sensitive terhadap obat ini (misalnya infeksi saluran
kemih oleh E. coli dan P. mirabilis, serta infeksi uleh H. vaginalis.

Daftar pustaka:
Katzung, Bertram G. 1997. Farmakologi dasar dan klinik. Ed.6. Jakarta:EGC.
Farnakologi dan Terapi Edisi 5 (cetakan ke-empat, 2009 dengan perbaikan).
FK-UI

Anda mungkin juga menyukai