Anda di halaman 1dari 14

Sejarah dan Perkembangan

Pendidikan Kesehatan di Indonesia dan


Dunia
Oleh
Kelompok 1
Nama
Isman Abri Siregar
Dwi Annisa Afrilanoza
Maysaroh Srg
Ari Arfiani Munthe
Nur Eliza Sari
Arnike Doya
Mely Armaya
Nur Fatimah
Nur Hana Sari
Sri Yunita Butar butar
Rita Setiawati
Arta Suryani Lumbangaol
Putri Arifina

NIM
131101001
131101002
131101003
131101004
131101005
131101006
131101007
131101008
131101009
131101010
131101011
131101012
131101013

Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
T.A. 2014-2015
0

Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan kesehatan untuk kita dapat beraktivitas. Kami dari
kelompok 1 semester 3 stambuk 2013 dengan sangat bersyukur atas selesainya
makalah ini yang berjudul Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Kesehatan di
Indonesia dan Dunia. Dalam dunia pendidikan, kesehatan

memiliki arti yang

berkaitan dengan pendididkan, karena dalam pendidikan salah satu objek penting
yang harus diajarkan adalah kesehatan. Pembahasan di makalah ini mengenai sejarah
serta perkembangan pendidikan kesehatan yang ada di Indonesia serta dunia, namun
sebelumnya kita juga akan mengulas sedikit tentang arti pendidikan kesehatan serta
tujuannya.Dalam makalah ini mungkin masih banyak kekurangannya. Untuk itu kami
berharap saran dan kritik para pembaca dapat membuat makalah ini menjadi lebih
baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Zahara selaku guru
pembimbing serta semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini terwujud.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat menambah wawasan pembaca khususnya
Mahasiswa-mahasiswi

Ilmu

Keperawatan

Sumatera Utara.

Fakultas

Keperawatan

Universitas

Daftar Isi
Kata Pengantar

Daftar Isi

Pendahuluan

A. Defenisi Pendidikan Kesehatan

B. Tujuan Pendidikan Kesehatan

C. Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Kesehatan di

Indonesia
D. Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Kesehatan di

Dunia
Kesimpulan dan Saran

13

Daftar Pustaka

14

Pendahuluan
Dunia pendidikan dan kesehatan tentunya saling berkaitan. Misalnya anakanak dalam belajar memerlukan status kesehatan yang optimal untuk bisa
berkonsentrasi mengikuti pelajaran dengan baik. Keberhasilan anak-anak dalam
belajar didukung oleh kesehatan fisik, emosi, dan mental yang baik. Anak-anak yang
sukses dalam belajar memiliki kesempatan yang lebih besar untuk meraih
keberhasilan akademik di masa depan (Smith, 2003). Masyarakat yang sehat pun
dapat meningkatkan taraf kehidupannya menjadi lebih baik. Oleh karena itu
pendidikan kesehatan bagi anak-anak dan masyarakat sangatlah penting. Sebaliknya,
pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam promosi kesehatan. Melalui
pendidikan kesehatan, siswa mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai
perilaku dan gaya hidup yang bersih dan sehat, sekaligus juga mendapatkan akses
mengenai berbagai masalah kesehatan. Jika mereka mampu mempraktekkannya
dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya mereka memiliki perilaku yang sehat,
melainkan juga diharapkan mereka mampu menjadi agen promosi kesehatan di
lingkungan keluarga dan masyarakat.
Kami beranggapan bahwa pada dasarnya pembelajaran tentang kesehatan itu
sudah ada dari zaman nenek moyang dahulunya, hal ini karena adanya sebagian kecil
stigma stigma orang tua yang benar dalam dunia medis saat ini, seperti jika makan
pantang berbicara. Walaupun tak dapat diabaikan bahwa masih banyak stigma-stigma
tersebut yang tidak baik dan benar. Hal ini tentu sebagai pengaruh dari pendidikan
yang diterima atau yang didapat sejak zaman dahulu.
Untuk itu kita harus mengetahui sudah sejauh mana pendidikan kesehatan itu
berlangsung. Maka mari kita lihat kembali bagaimana sejarah pendidikan kesehatan
tersebut di Indonesia dan di dunia

A. Pengertian Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk membantu
individu, keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuannya untuk
mencapai kesehatan secara optimal (Notoatmodjo, 1993). Semua petugas kesehatan
mengakui bahwa pendidikan kesehatan penting untuk menunjang program kesehatan
lainnya. Stuart (1968) dalam defenisi yang dikemukakan, dikutip oleh staf jurusan
PK-IP FKMUI (1984) mengatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah komponen
program kesehatan dan kedokteran yang terdiri atas upaya terencana untuk mengubah
perilaku individu, keluarga dan masyarkat yang merupakan cara perubahan berfikir,
bersikap dan berbuat dengan tujuan membantu pengobatan, rehabilitasi, pencegahan
penyakit dan promosi hidup sehat (Suhila, 2002).

B.Tujuan Pendidikan Kesehatan


Secara umum tujuan pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku individu
dan masyarakat di bidang kesehatan (Notoatmodjo, 1997). Pendidikan kesehatan
merupakan salah satu metode promosi kesehatan yang lebih baik daripada metode
lainnya (Deutsch, 2000).

World Health Organisation (WHO) pada tahun 1996

menyatakan bahwa pendidikan kesehatan bertujuan to persuade people to adopt and


sustain healthful life practices (memotivasi individu untuk menerapkan dan
mempertahankan perilaku hidup sehat), to use judiciously and wisely the health
services available to them (memanfaatkan secara bijak layanan kesehatan yang telah
disediakan), and to take their own decisions, both individually and collectively, to
improve their health status and environment (bertanggung jawab atas pilihan individu
dan kelompoknya untuk meningkatkan status kesehatan dan kesehatan lingkungan).
Sementara itu, Undang Undang Kesehatan No 23 tahun 1992 telah mengamanatkan
bahwa kesehatan sekolah bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
lingkungan yang sehat sehingga peserta didik memiliki tumbuh kembang yang
optimal untuk mendukung proses belajarnya. Pada akhirnya diharapkan dengan
4

terjaganya kesehatan sekolah dapat terbentuk sumber daya manusia masa depan yang
berkualitas.
sekolah

Mengingat pentingnya tujuan pendidikan kesehatan dan tercapainya

sehat

tersebut,

sekolah

memiliki

peran

yang

penting

dalam

mengorganisasikan pendidikan kesehatan di sekolah, termasuk mengupayakan


bagaimana bentuk model dan pengelolaan pendidikan kesehatan yang tepat dan sesuai
untuk kebutuhan anak didiknya. Penelitian Kartika Ratna Pertiwi di Kabupaten
Sleman, Yogyakarta (2007) tentang Urgensi Pendidikan Kesehatan Reproduksi di
Sekolah mendapatkan bahwa anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah
dan bahwa anak mempercayai sosok Guru sebagai pemberi informasi yang benar dan
akurat dalam berbagai masalah kesehatan.

C.Sejarah Dan Perkembangan Pendidikan


Kesehatan Di Indonesia
Masa Pra Kemerdekaan.
Awalnya

Belanda

membentuk

Jawatan

Kesehatan

Tentara

(Militair

Geneeskundige Dienst) pada tahun 1808 untuk kepentingan mereka sendiri.


Sedangkan upaya kesehatan sipil diadakan pada tahun 1809 dan Peraturan Pemerintah
tentang Jawatan Kesehatan Sipil dikeluarkan pada tahun 1820. Pada tahun 1827 kedua
jawatan digabungkan dan baru pada tahun 1911 ada pemisahan nyata antara kedua
jawatan tersebut. Pada permulaannya, perhatian hanya ditujukan kepada kelompok
masyarakat penjajah (Belanda) sendiri, beserta para anggota tentaranya yang juga
meliputi orang pribumi. Sedangkan usaha untuk mempertinggi kesehatan rakyat
secara keseluruhan baru dinyatakan dengan tegas dengan dibentuknya Jawatan/Dinas
Kesehatan Rakyat pada tahun 1925. Sedangkan pelayanan kesehatan yang mula-mula
dilakukan adalah pengobatan dan perawatan (upaya kuratif), melalui RS Tentara.
Pada waktu itu sebagian besar rakyat di pedesaan masih sangat dipengaruhi
oleh kebiasaan, kepercayaan akan tahayul, sedangkan pengobatan lebih percaya pada
dukun. Ibu-ibu pada waktu melahirkan bayinya juga lebih banyak ditolong oleh
5

dukun. Kondisi hygiene-santasi masih sangat buruk, dan berobat ke dokter masih
menimbulkan rasa takut. Banyak penyakit timbul karena pola hidup yang tidak bersih
dan tidak sehat. Pada waktu itu sering terjadi wabah malaria, kolera, sampar, dan
cacar. Di samping itu juga sering terjadi wabah busung lapar di daerah-daerah
tertentu. Sedangkan penyakit frambusia/patek/puru, kusta dan tuberkulosis merupakan
penyakit rakyat. Usaha preventif pertama yang dilakukan adalah pemberian vaksin
cacar yang hanya dilakukan dalam kelompok terbatas. Usaha lainnya yang sebenarnya
tertua usianya adalah pengasingan para penderita kusta, tetapi itu lebih sebagai usaha
pencegahan penularan semata-mata. Selain itu juga ada kegiatan pengasingan para
penderita sakit jiwa, yang hanya dilakukan terhadap mereka yang berbahaya bagi
masyarakat

sekelilingnya.

Pada tahun 1911 di Batavia dibentuk badan yang diberi nama Hygiene
Commissie karena adanya wabah kolera yang kegiatannya berupa: memberikan
vaksinasi, menyediakan air minum dan menganjurkan memasak air untuk diminum.
Perintis usaha ini adalah Dr. W. Th. De Vogel. Selanjutnya pada tahun 1920 diadakan
jabatan propagandist (juru penyiar berita) yang meletakkan usaha pendidikan
kesehatan kepada rakyat melalui penerbitan, penyebar luasan gambar dinding, dan
pemutaran film kesehatan. Usaha ini karena dihentikan pada tahun 1923 karena
penghematan.
Pada tahun 1933 dimulai organisasi higiene tersendiri, dalam bentuk Percontohan
Dinas Kesehatan Kabupaten di Purwokerto. Dinas ini terpisah dari Dinas Kuratif
tetapi dalam pelaksanaannya bekerjasama erat. Dalam hubungan usaha higiene ini
perlu disebutkan nama Dr.John Lee Hydrick dari Rocckefeller Fundation (Amerika),
yang memimpin pemberantasan cacing tambang mulai tahun 1924 sampai 1939,
dengan menitik beratkan pada Pendidikan Kesehatan kepada masyarakat. Ia
mengangkat

kegiatan

Pendidikan

Kesehatan

Rakyat

(Medisch

Hygienische

Propaganda) dengan mengadakan penelitian operasional tentang lingkup penderita


penyakit cacing tambang di daerah Banyumas. Ia menyelenggarakan kegiatan
Pendidikan Kesehatan tentang Hygiene dan Sanitasi, dengan mencurahkan banyak
informasi tentang penyakit-penyakit yang berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan
lingkungan serta usaha pencegahan dan peningkatan kesehatan (cacing tambang,
malaria, tbc.). Ia mengadakan pendekatan dalam upaya membangkitkan dan
menggerakkan partisipasi masyarakat (pendekatan seperti ini nanti dikenal dengan
6

nama pendekatan edukatif). Yang menonjol pada waktu itu adalah penggunaan
media pendidikan (booklets, poster, film dsb) dan juga kunjungan rumah yang
dilakukan

oleh

petugas

sanitasi

yang

terdidik.

Dalam dunia pengembangan sekolah kesehatan pada tahun 1807 Gubernur


Jendral Daendels melakukan pelatihan praktik persalinan pada para dukun bayi. Pada
tahun 1851 didirikan sekolah dokter Jawa di Batavia yaitu STOVIA. Tahun 1888 di
Bandung didirikan Pusat Laboratorium Kedokteran yang selanjutnya menjadi
Lembaga Eykman sekarang. Pada Tahun 1913 didirikan Sekolah Dokter Belanda
yaitu NIAS di Surabaya. Tahun 1922 terjadi wabah Pes, sehingga tahun 1933-1935
diadakan pemberantasan Pes dengan DDT dan vaksinasi massal.
Hasil penyelidikan Hydric, petugas kesehatan pemerintah waktu itu, penyebab
kesakitan dan kematian yang terjadi di Banyumas adalah kondisi sanitasi, lingkungan
dan perilaku penduduk yang sangat buruk. Hydric kemudian mengembangankan
percontohan dan propaganda kesehatan.
Sebagai pelaksana kegiatan pendidikan kesehatan dalam bidang Hygiene
dan Sanitasi, seorang dokter pribumi bernama Dr. Soemedi, kemudian mendirikan
Sekolah Juru Hygiene di Purwokerto. Usaha ini kemudian dilanjutkan oleh Dr. R.
Mochtar yang kemudian menjabat sebagai Kepala Bagian Pendidikan Kesehatan
Rakyat (Medisch Hygienische Propaganda Dienst).
Masa Era Kemerdekaan.
Setelah Perang Dunia II dan pendudukan Jepang, disorganisasi Usaha
Kesehatan Masyarakat sudah kacau, berlangsung terus dalam periode revolusi fisik
(1945 1949). Banyak fasilitas Kesehatan tidak dapat dipergunakan karena rusak,
bahkan para petugas kesehatan pun banyak yang meninggalkan posnya, bergabung
dalam barisan gerilyawan melawan Belanda, Amerika dan Inggris. Dalam kaitan itu
perlu dicatat bahwa banyak tenaga dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang menjadi
pejuang dan di antaranya ada yang gugur di medan perang, atau menjadi korban
perang.
Dalam periode revolusi fisik itu (Agustus 1945 Desember 1949), masih ada
dua sistem pemeritahan, yaitu Belanda yang berpusat di Jakarta, dan Republik
7

Indonesia yang berpusat di Yogyakarta. Dengan demikian maka selama 8 tahun (1942
1949), Indonesia mengalami masa yang sangat memprihatinkan. Banyak fasilitas
kesehatan yang tidak dapat dipergunakan, karena rusak, ditinggalkan, bahkan para
petugas kesehatanpun meninggalkan posnya untuk turut bergabung dengan para
gerilyawan.

Obat-obatan

didaerah

Republik

juga

sulit.

Baru setelah penyerahan Kedaulatan (27 Desember 1949), Pemerintah


memberikan perhatian pada kesehatan rakyat. Pemerintah (RI) juga memberikan
perhatiannya pada kesehatan masyarakat di desa. Pada waktu itu dikembangkan
Usaha Pembangunan Masyarakat Desa yang antara lain melakukan pendidikan
kesehatan kepada masyarakat. Pada waktu itu ada yang disebut Gerakan Kebersihan,
Pekan Kerja Bakti, dll. Diadakan pula Usaha Kesehatan di sekolah-sekolah, yang
berkaitan dengan kebersihan diri dan lingkungan, perbaikan gizi, dll. Bahkan di masa
masih bergolak (1948) sudah didirikan sekolah untuk penyuluh kesehatan di
Magelang dan dibuat dua daerah percontohan, yaitu di Magelang dan Yogyakarta.
Pada tahun 1975 kata pendidikan kesehatan menjadi Penyuluhan Kesehatan.
Fokus dan cara keduanya sama, tetapi istilah Pendidikan kesehatan itu berubah
menjadi Penyuluhan Kesehatan, karena pada waktu itu istilah pendidikan khusus
dibakukan di lingkungan Departemen Pendidikan. Pada sekitar tahun 1995 istilah
Penyuluhan kesehatan itu berubah lagi menjadi Promosi Kesehatan. Perubahan itu
dilakukan selain karena hembusan perkembangan dunia (Health promotion mulai
dicetuskan di Ottawa pada tahun 1986), juga sejalan dengan paradigma sehat, yang
merupakan arah baru pembangunan kesehatan di Indonesia. Istilah itulah yang
berkembang sampai sekarang, yang antara lain menampakkan wujudnya dalam
bentuk pemasaran atau iklan, yang marak pada era milenium ini.
Bertolak dari prinsip-prinsip yang dapat dipelajari tentang Promosi Kesehatan,
pada pertengahan tahun 1995 dikembangkanlah Strategi atau Upaya Peningkatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (disingkat PHBS), sebagai bentuk operasional atau
setidaknya sebagai embrio promosi kesehatan di Indonesia. Strategi tersebut
dikembangkan melalui serangkaian pertemuan baik internal Pusat Penyuluhan
Kesehatan maupun external secara lintas program dan lintas sektor, termasuk dengan
organisasi profesi, FKM UI dan LSM
Dalam institusi pendidikan di Indonesia pendidikan kesehatan ini bertumpu
pada suatu wadah yang disebut UKS ( Usaha Kesehatan Sekolah ) yang berkembang
8

hingga saat ini yaitu usaha membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku
hidup bersih dan sehat siswa sekolah secara komprehensif dan terpadu. Saat ini, UKS
berada di bawah Kementerian Kesehatan, yang artinya program UKS dikoordinasikan
oleh Dinas Kesehatan melalui Puskesmas setempat. Terdapat tiga program pokok
UKS yang dikenal sebagai Trias UKS, meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan dan pemeliharaan lingkungan sekolah yang sehat. Dari ketiga Trias UKS
tersebut, program yang menjadi unggulan adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
pemeriksaan kesehatan umum dan kesehatan gigi mulut siswa sekolah yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan Puskesmas bersama dengan guru UKS terlatih
serta dokter kecil secara berjenjang.
Saat ini dalam dunia kesehatan telah banyak jurusan kesehatan masyarakat
yang secara khusus berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Mereka beserta tenaga medis juga sangat membantu dalam meningkatkan pendidikan
kesehatan.

D.Sejarah Dan Perkembangan Kesehatan Di Dunia


a. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan (Pre Scientific Period).
Sejarah kebudayaan peradaban masyarakat kuno yang berpusat di Babylonia,
Mesir, Yunani dan Roma (The Pre-Cristion Period). Pada saat itu pemerintah kota
telah melakukan upaya-upaya pemberantasan penyakit. Sebagai bukti ditemukan
dokumen-dokumen tentang peraturan-peraturan tertulis yang mengatur tentang
pembuangan air limbah (drainase), pengaturan air minum, pembuangan sampah, dsb.
(Hanlon, 1964). Dari hasil penemuan arkeologi pada saat itu telah dibangun WC
Umum (Public Latrine) dan sumber air minum sendiri namun untuk alasan estetika,
bukan untuk alasan kesehatan.
Pada kerajaan Romawi Kuno, peraturan-peraturan yang dibuat bedasarakan
alasan kesehatan. Dalam hal itu pegawai-pegawai kerajaan ditugaskan untuk
melakukan supervisi ke lapangan ke tempat-tempat air minum (Public Bar), warung
makan, tempat-tempat prostitusi, dsb. (Notoadmodjo, 2005).
b. Abad Pertama sampai Abad Ketujuh.
9

Pada masa ini berbagai penyakit menyerang penduduk. Di berbagai tempat terjadi
endemik atau wabah penyakit. Bahkan begitu banyaknya penyakit menular dan, oleh
karena itu kesehatan masyarakat makin dirasakan pentingnya (Halon, 1964). Penyakit
kolera menjalar dari Inggriske Afrika, kemudian ke Asia (khususnya Asia Barat dan
Asia Timur) dan akhirnya sampai ke Asia Selatan. Pada Abad ke 7 India menjadi
pusat endemik kolera. Selain kolera penyakit lepra menyebar dari Mesir ke Asia Kecil
dan Eropa melalui emigran. Upaya-upaya yang dilakukan

adalah perbaikan

lingkungan yaitu higiene dan sanitasi, pengusahaan air minum yang bersih,
pembuangan sampah, ventilasi rumah telah menjadi bagian kehidupan masyarakat
waktu itu (Notoadmodjo, 2005).
c. Abad ke-13 sampai abad ke-17.
Pada masa ini kejadian endemik Pes yang paling dasyat terjadi di China dan India,
diperkirkan 13 juta orang meninggal. Catatan lain di India, Mesir dan Gaza 13.000
orang meninggal setiap harinya, atau selamah wabah tersebut jumlah kematian
mencapai 60 juta orang. Pertistiwa tersebut dikenal dengan The Black Death. Pada
abad tersebut Kolera juga menjadi masalah di beberapa tempat. Tahun 1603 terjadi
kematian 1 diantara 6 orang karena penyakit menular. Tahun1965 meningkat menjadi
1 diantara 5 orang. Tahun 1759 tercatat penyakit-penyakit lain yang mewabah
diantaranya Dipteri, Tifus, dan Disentri.
2.

Periode Ilmu Pengetahuan (Scientific Period).

a.

Abad ke-18 sampai permulaan abad ke-19 (kebangkitan Ilmu Pengetahuan).


Pada zaman ini penyakit-penyakit yang muncul bukan saja dilihat sebagai
fenomena biologis yang sempit, tetapi merupakan suatu masalah yang komplek. Pada
masa ini juga ditemukan berbagai macam vaksin dan bahan disinvektans. Vaksin
Cacar oleh Luis Pasteur, Asam Carbolic untuk sterilisasai ruangan operasi ditemukan
oleh Joseph Lister, Ether untuk Anestesi oleh Williem Marton, dsb.
Tahun 1832 di Inggris terjadi epidemic Kolera. Parlemen Inggris menugaskan
Edmin Chadwich, seorang pakar sosial untuk memimpin penyelidikan penyakit
tersebut. Atas laporanya tersebut Parlemen Inggris mengeluarkan UU tentang upaya10

upaya peningkatan kesehatan penduduk, termasuk sanitasi lingkungan dan tempat


kerja, pabrik, dsb. John Simon diangkat oleh pemerintah Inggris untuk menangani
masalah kesehatan.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan
tenaga kesehatan. Tahun 1883 Sekolah Tinggi Kedolteran didirikan oleh John
Hopkins di Baltimore AS, dengan salah satu departemennya adalah Departemen
Kesehatan Masyarakat. Tahun 1908 sekolah kedokteran mulai menyebar di Eropa,
Kanada, dsb. Dari segi pelayanan masyarakat, pada tahun 1855 untuk pertamakalinya
pemerintah AS membentuk Departemen Kesehatan yang merupakan peningkatan dari
Departemen Kesehatahn Kota yang sudah terbentuk sebelumnya. Tahun 1972
dibentuk Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health
Association) (Notoamodjo, 2005).

Menerapkan The Whole School Approach adalah upaya mengembangkan suatu


model pendidikan kesehatan di sekolah, salah satu negara yang menerapkannya
adalah Inggris Raya (United Kingdom) (Brown, 2006). Pemerintah Inggris Raya
menyadari betul pentingnya peran sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan
kesehatan, sehingga, mereka mengembangkan suatu program komprehensif yang
dikenal sebagai National Healthy Schools Programmes (NHSP). Untuk mendapatkan
status sebagai Sekolah Sehat, sekolah wajib mengembangkan, mempertahankan
sekaligus meningkatkan keberlangsungan empat kegiatan pokok Sekolah Sehat yaitu
Pendidikan Individu, Sosial dan Kesehatan (PSHE) termasuk didalamnya pendidikan
seks dan reproduksi (SRE, Sexual and Reproductive Education) dan pendidikan
mengenai obat-obat terlarang, 2) Kebiasaan Makan Sehat, 3) Aktivitas fisik teratur,
dalam hal ini adalah olahraga serta 4) Kesejahteraan dan Kesehatan mental.
Pemerintah menyediakan rambu-rambu, namun pelaksanaannya di lapangan
disarankan menyesuaikan dengan situasi dan kebutuhan sekolah. Sehingga, program
NHSP bervariasi, independen, kreatif dan fleksibel. TIdak seperti di Indonesia, salah
satu syarat mendapatkan pengakuan Sekolah Sehat, adalah terselenggaranya
pendidikan kesehatan sebagai salah satu mata pelajaran di SD di Inggris Raya yang
dikenal sebagai PSHE. PSHE sudah menjadi bagian dari kurikulum nasional Sekolah
Dasar di Inggris Raya selama lebih dari 10 tahun, walaupun saat ini tidak lagi menjadi
11

mata kuliah wajib. PSHE didefinisikan sebagai suatu program terstruktur yang
mencakup pengalaman dan kesempatan belajar yang akan membantu anak-anak dan
generasi muda tumbuh dan berkembang sebagai individu, anggota keluarga, serta
bagian dari komunitas social dan ekonomi (PSHE Education Strategic Partners Group
dalam Thorpe et al., 2006).

Ditilik dari muatannya, PSHE mengajarkan nilai-nilai

moral yang saat ini juga mulai mendapat perhatian di Indonesia. Pendidikan Nasional
sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945 bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan membangun manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, serta memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa.
Kebanyakan orang tua di Inggris Raya menginginkan informasi yang
berkaitan dengan program pendidikan kesehatan yang dilaksanakan di sekolah serta
antusias untuk berpartisipasi dalam penyusunan program termasuk memilih topik
yang sesuai dengan kebutuhan anak mereka (Coggans and McKellar, 2000). Siswa di
Inggris Raya melaporkan bahwa melalui pendidikan kesehatan di sekolah, mereka
bukan hanya mendapatkan bekal pengetahuan untuk berperilaku sehat namun mereka
merasakan peningkatkan kepedulian, toleransi dan pemikiran yang berkaitan dengan
isu-isu kesehatan global, serta keterampilan personal dan interpersonal (Coggans and
McKellar, 2000).
.

Kesimpulan dan Saran


Dari uraian di atas, maka kami menyimpulkan bahwa pada dasarnya
pendidikan kesehatan sudah mulai dari sebelum periode ilmu pengetahuan yang terus
12

berkembang hingga saat ini. Pendidikan kesehatan juga saat ini lebih baik karena
sudah dimulai dari sekolah-sekolah dasar dengan adanya UKS dan juga banyaknya
promosi promosi kesehatan yang digencarkan oleh berbagai pihak, baik dari tenaga
non medis ataupun medis.Semoga bukan hanya pendidikan kesehatan saja yang terus
dikembangkan tetapi juga taraf kesehatan serta prilaku masyarakat yang berubah
menjadi lebih baik lagi.
Demikianlah makalah ini kami buat guna pembelajaran bagi kita semua untuk
lebih meningkatkan lagi perhatian kita dalam memperbaiki kesehatan dan prilaku
masyarakat setelah membaca panjangnya sejarah sampai saat ini terbentuk suatu
pendidikan kesehatan yang terprogram.

Daftar Pustaka

13

Anda mungkin juga menyukai