Anda di halaman 1dari 27

IMPETIGO KRUSTOSA

Oleh:
Sutiasih
09101059
Pembimbing:
Dr. Imawan Hardiman, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RSUD BANGKINANG
2014

PENDAHULUAN
Impetigo

adalah penyakit kulit


superfisial yang disebabkan infeksi
piogenik oleh bakteri Gram positif.

Impetigo

krustosa merupakan
jenis infeksi piogenik yang paling
banyak ditemukan di dunia (70%
dari kasus impetigo).

Definisi Impetigo krustosa

penyakit infeksi piogenik kulit


superfisial, digambarkan perubahan
vesikel berdinding tipis, diskret, menjadi

pustul dan ruptur serta mengering


membentuk krusta Honey-colored

dengan tepi yang mudah dilepaskan.

SINONIM
Impetigo kontagiosa

impetigo vulgaris
impetigo Tillbury Fox

EPIDEMIOLOGI
umur
Jenis
kelamin

Daerah/
musim

Terutama pada anak-anak


usia 2-5 tahun
Frekuensinya sama pada pria
dan wanita

Lebih sering di daerah tropis


cuaca panas dan lembap

ETIOLOGI
penyebab

impetigo adalah
Staphylococcus aureus dan
Streptococcus B hemolyticus
50-60% kasus impetigo krustosa
penyebabnya adalah Staphylococcus
aureus dan 20-45% kasus merupakan
kombinasi Staphylococcus aureus
dengan Streptococcus pyogenes.

PATOGENESIS
trauma

kecil pada kulit terpapar oleh


kuman Kuman berkembang biak dikulit
menyebabkan lesi dalam 1-2 minggu
Infeksi Primer kuman menyebar dari
hidung ke kulit normal berkembang
menjadi lesi pada kulit wajah (terutama
sekitar lubang hidung) atau ekstremitas
setelah trauma
Infeksi sekunder telah ada penyakit
kulit lain sebelumnya (impetiginisasi)

GEJALA KLINIS
Eritema

2 mm membentuk vesikel,
bula atau pustul berdinding tipis vesikel,
bula atau pustul tersebut ruptur erosi
kemudian eksudat seropurulen mengering
menjadi krusta yang berwarna kuning
keemasan (honey-colored) meluas lebih
dari 2 cm
Kelenjar limfe regional dapat mengalami
pembesaran pada 90% pasien tanpa
pengobatan (terutama pada infeksi
Streptococcus) dan dapat disertai demam.

DIAGNOSIS
Anamnesis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang

DIAGNOSIS BANDING
Ektima

Keluhan berupa gatal, lesi awal berupa


vesikel atau vesikulopustula di atas kulit yang
eritematosa, membesar dan pecah, terbentuk
krusta tebal dan kering yang sukar dilepas dari
dasarnya. Jika krusta dilepas terdapat ulkus
dangkal.
Varisela timbul papula kemerahan yang
kemudian menjadi vesikula. Ukuran lesi lebih
kecil, berbatas tegas, umbilikasi vesikel. Vesikel
biasanya beratap tipis, bentuknya bulat/lonjong
menyerupai setetes air (teardrop vesicle). Disertai
gejala konstitusi, yaitu demam, anoreksia dan
malaise.

PENGOBATAN
Umum
Mengurangi kontak dekat dengan penderita impetigo
Memotong kuku untuk menghindari penggarukan yang
memperberat lesi.
Mencuci pakaian, kain, atau handuk penderita setiap hari dan
tidak menggunakan peralatan harian bersama-sama.

khusus
Terapi sistemik: gol.penisilin (amoksisilin+asam klavulanat),
gol.sefalosporin (sefaleksin, kloksasilin), gol.makrolida
(eritromisin, azitromisin)
Terapi topikal diberikan 2-3 kali sehari selama 7-10 hari:
mupirocin, asam fusidat, bacitracin, retapamulin

PROGNOSIS
Pada

beberapa individu, bila tidak ada


penyakit lain sebelumnya impetigo
krustosa dapat membaik spontan
dalam 2-3 minggu. Namun, bila tidak
diobati impetigo krustosa dapat
bertahan dan menyebabkan lesi pada
tempat baru serta menyebabkan
komplikasi berupa ektima, dan dapat
menjadi erisepelas, selulitis, atau
bakteriemia.

ILUSTRASI KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
JK
Pekerjaan
Alamat
Pendidikan
Agama
Suku
No.RM
Tanggal

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

An. AZ
3 tahun 2 bulan
laki-laki
Jl.kartini
Islam
Melayu
104896
27 Juni 2014

ANAMNESIS
Keluhan utama
Keropeng di wajah, telinga, kulit kepala, leher dan

daerah pusat disertai rasa gatal sejak 2 hari yang lalu.

Riwayat penyakit sekarang


Sejak 2 hari yang lalu timbul beberapa gelembung yang
berisi cairan bening di sekitar dahi. Pasien sering
menggaruknya karena rasa gatal yang sangat
mengganggu. Gelembung ini kemudian pecah dan
mengeluarkan cairan kuning kecoklatan dan mengering
membentuk keropeng kuning keemasan. Gelembung
kemudian mulai bertambah banyak dan menyebar ke
telinga, kulit kepala, leher dan daerah pusat. Ibu pasien
juga mengeluh anaknya demam.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Pasien belum pernah mengalami keluhan
seperti ini sebelumnya. Riwayat alergi
makanan dan obat-obatan di sangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga:


Tidak ada anggota keluarga yang
mengalami keluhan yang sama. Riwayat
alergi keluarga disangkal.

Riwayat Pengobatan:
Pasien sudah pernah berobat ke dokter
umum, diberikan obat minum 2 kali

sehari, keluhan dirasakan berkurang.

PEMERIKSAAN FISIK
Status

Generalisata
Keadaan umum
:
Kesadaran
:
Keadaan gizi
:
Pemeriksaan thorax
:
Pemeriksaan abdomen :

tampak sakit sedang


composmentis cooperatif
baik
dalam batas normal
dalam batas normal

STATUS DERMATOLOGIS
Lokasi

: regio frontalis, oksipital, auricula,


colli, dan umbilikalis
Distribusi : regional, multipel
Bentuk
: teratur bulat
Susunan
: anular, diskret, konfluens
Batas
: sirkumskrip
Ukuran
: miliar, lentikular, numular
Efloresensi : erosi, ekskoriasi, krusta kuning
kecoklatan berlapis-lapis

Kelainan

selaput/mukosa : tidak ditemukan


kelainan
Kelainan mata
: tidak ditemukan
kelainan
Kelainan kuku
: tidak ditemukan
kelainan
Kelainan rambut
: tidak ditemukan
kelainan
Kelainan KGB
: tidak ditemukan
pembesaran KGB
Pemeriksaan laboratorium:
Pewarnaan Gram,
Biakan kuman dan tes resistensi
Tes serologi serta histopatologi

Resume
Seorang anak laki-laki berumur 3,2 tahun datang ke
poliklinik kulit dan kelamin RSUD Bangkinang dengan
keluhan utama adanya keropeng di wajah, telinga,

kulit kepala, leher dan daerah pusat disertai rasa


gatal sejak 2 hari yang lalu. Awalnya timbul beberapa
gelembung yang berisi cairan bening di sekitar dahi.

Pasien sering menggaruknya karena rasa gatal yang


sangat mengganggu. Gelembung ini kemudian pecah
dan mengeluarkan cairan kuning kecoklatan dan
mengering membentuk keropeng kuning keemasan.
Gelembung kemudian mulai bertambah banyak dan
menyebar ke telinga, kulit kepala, leher dan daerah
pusat.

Pasien juga mengalami demam. Pasien sudah


pernah dibawa ke dokter umum dan diberikan
obat minum, keluhan sedikit berkurang. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan status generalis
dalam batas normal. Pada status dermatologis
didapatkan pada regio frontalis, oksipital, auricula,
coli dan umbilikalis adanya erosi atau ekskoriasi,
multipel, diskret atau konfluens dengan krusta
tebal kuning keemasan diatasnya.

Diagnosis:
Impetigo krustosa
Diagnosis banding:
Ektima

varisela

PENATALAKSANAAN
Mengurangi kontak dekat dengan penderita impetigo
Memotong kuku untuk menghindari penggarukan yang

Umum

memperberat lesi.

Mencuci pakaian, kain, atau handuk penderita setiap hari


dan tidak menggunakan peralatan harian bersama-sama.
Terapi sistemik: Amoksisilin + Asam klavulanat, dosis 2 x

250-500 mg/hari (25 mg/kgBB) selama 10 hari.

khusus

Terapi topikal: Salap mupirocin 2% 3 kali sehari, selama 10


hari

PROGNOSIS
Quo

ad
Quo ad
Quo ad
Quo ad

sanam
vitam
fungsionam
kosmetikum

:
:
:
:

bonam
bonam
bonam
bonam

PEMBAHASAN
Diagnosis

impetigo krustosa pada kasus ini


ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pada anamnesis diketahui
bahwa pasien seorang anak berusia 3,2
tahun, terdapat keropeng di wajah, telinga,
kulit kepala, leher dan daerah pusat disertai
rasa gatal sejak 2 hari yang lalu.
Pada kasus ini sesuai dengan epidemiologi
impetigo krustosa dimana penyakit ini sering
mengenai anak-anak yang berusia 2-5
tahun, dan predileksi penyakit ini tersering di
wajah yang dianggap sumber infeksi dari
daerah tersebut.

Dari

pemeriksaan fisik gambaran


dermatologis pada kasus ini sesuai dengan
gambaran khas pada impetigo krustosa,
yaitu krusta berwarna kuning kecoklatan
seperti madu yang berlapis-lapis.

Pada

kasus ini lesi banyak disertai gejala


konstitusi (demam) sehingga diberikan
terapi sistemik amoksisilin + asam
klavulanat, dosis 2 x 250-500 mg/hari
(25 mg/kgBB) selama 10 hari dan topikal
salap mupirocin 2% 3 kali sehari selama
10 hari.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai