PANDU GELOMBANG
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
TAHUN AJARAN
2014 2015
PANDU GELOMBANG
I.
Pandu Gelombang
Pandu gelombang adalah sebuah medium yang digunakan untuk
memandu gelombang, seperti gelombang elektromagnetik atau gelombang suara.
Pandu gelombang yang digunakan berbeda-beda disesuaikan dengan jenis
gelombang yang akan dipandu. Pandu gelombang memiliki bentuk geometri yang
berbeda-beda yang dapat menahan energy dalam satu dimensi seperti pandu
gelombang yang berbentuk lempeng (slab waveguide) maupun dalam dua dimensi
seperti dalam fiber atau channel waveguide. Selain itu, pandu gelombang yang
berbeda digunakan untuk memandu gelombang dengan frekuensi yang berbeda-beda
sebagai contoh fiber optik digunakan untuk memandu cahaya (frekuensi tinggi)
dan tidak memandu gelombang micro yang memiliki frekuensi yang lebih rendah
dibandingkan dengan cahaya tampak. Bahan yang sering digunakan sebagai bahan
pandu gelombang adalah serat/fiber optic Dalam perkembangannya, serat optik
tidak hanya digunakan sebagai sarana telekomunikasi tapi juga sebagai sensor.
Kelebihan dari serat optik sebagai sensor ini adalah tidak terpengaruh dari radiasi
EM, memiliki ketelitian tinggi (dalam orde mikro), penempatan lebih mudah,
dan dapat menampung banyak informasi dalam satu serat. Cahaya sebagai carier
dari informasi yang memiliki rentang panjang gelombang dan frekuensi tentunya
memberikan ukuran bandwith tersendiri tergantung sifat cahaya sumber yang
digunakan.
Pada penjalaran gelombang dalam pandu gelombang, gelombang
elektromagnetik yang dipropagasikan sepanjang sumbu pandu gelombang dapat
dijelaskan melalui persamaan gelombang yang diturunkan dari persamaan
Maxwell, dan dimana panjang gelombangnya bergantung terhadap struktur dari
pandu gelombang, dan material yang berada di dalamnya (udara, plastik, vakumdll),
dan juga frekuensi dari gelombangnya.
Pada prinsipnya cara kerja pandu gelombang optik didasarkan pada sifat
cahaya ketika mengenai permukaan zat dengan indeks bias yang berbeda seperti yang
diberikan oleh hukum snellius. Hukum snellius I yang berbunyi :
Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat cair, maka garis semula
tersebut adalah garis sesudah sinar itu membias dan garis normal dititik biasnya,
ketiga garistersebut terletak dalam satu bidang datar.
Dan hukum snellius II yang berbunyi :
Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias selalu konstan. Nilai
konstanta dinamakan indeks bias(n).
sin i n2
.................................................................................... (1.1)
sin r n1
atau
sin i ' n1
.....................................................................................(1.2)
sin r ' n2
Jika pada persamaan (1.2) dilambil suatu kondisi dimana r= 90 0, maka i pada saat itu
disebut sebagai sudut kritis. Yaitu sudut dimana tidak ada cahaya yang dibiaskan.
Sehingga apabila dalam suatu medium yang kontinu dimana sudut datang suatu
cahaya lebih kecil dari pada sudut kritisnya, maka cahaya tersebut bisa terpandu.
a) Pandu Gelombang pada fiber optik
Fiber optic atau serat optik plastik terdiri dari teras (core), selongsong
(cladding), dan jaket pelindung. Teras dan selongsong dibuat berbeda indeks
bias, agar bisa terjadi pemantulan internal total. Pemantulan internal total
inilah yang menyebabkan cahaya tetap berada dalam serat optik. Sementara
jaket digunakan untuk melindungi serat optik dari kondisi lingkungan
yang merusak.
gambar 1.3 (b) berdasarkan persamaan (1.3) , maka nilai sudut kritis diberikan
oleh :
.. (1.4)
Dan gambar 1.3( c ) menunjukkan bahwa sudut datang i1 lebih besar daripada
sudut kritis sehingga sinar mengalami pemantulan internal total. Pandu
gelombang dalam fiber optic dapat terjadi apabila indeks bias cladding harus
lebih kecil daripada indeks bias core.
x y z
E jH ....... (1.5)
x y z
Ex Ey Ez
Atau
E y
E z
jH x ..
y
z
(1.6)
E x E z
jH y ..
z
x
(1.7)
E y
x
E x
jH y ..
y
(1.8)
Akan tetapi karena perubahan medan listrik pada komponen z diketahui
sebagai berikut :
e jz
j e jz ..
z
(1.9)
(1.10)
E z
jH y
x
j E x
(1.11)
Kemudian jika persamaan 1.9, 1.10, dan 1.11 disubtitusikan, maka akan
didapatkan persamaan berikut ini :
Hx
kc
Hy
Ex
Ey
E z
H z
y
x
.. (1.12)
E z
H z
.. (1.13)
2
x
y
kc
j
2
kc
j
2
kc
E z
H
z .. (1.14)
x
y
E z
H
z
y
x
.. (1.15)
Dengan
k c k 2 2 .. (1.16)
k 2 2 ..... (1.17)
k c , mn
, m,n=1,2,3,...
.. (1.18)
1
2
, m,n=1,2,3,...
(1.20)
3. Mode TEM
Pada mode ini Hz = Ez = 0. Dan konsekuensinya adalah
f c 0 ..... (1.21)
DAFTAR PUSTAKA
[1] Endang
Susilo,
Ali
Yunus,
dan
Gatut Yudoyono. 2003. OPTIKA
(diktat).Surabaya:Yanasika ITS.
[2] F. T. S. Yu and S. Yin.2002. Fiber Optik Sensors. New York: Marcel Dekker Inc.
[3] Wibowo Rudi, Rubiyanto Agus. 2012. Desain Sensor Konsentrasi Larutan NaCl
Menggunakan Serat Optik Moda Jamak dengan Model W-System. JURNAL SAINS DAN
SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X.