Anda di halaman 1dari 5

PROSES MOULD LOFT (PEMBUATAN MAL/GAMBAR

KAPAL)
SHIP MOULD LOFT
Dalam pembuatan suatu barang, diperlukan beberapa macam proses produksi yang yang
saling berhubungan untuk mengolah barang mentah menjadi menjadi barang jadi yang siap
untuk digunakan. Sebagai contoh di dalam pembangunan sebuah kapal di galangan ada
beberapa tahapan proses produksi yang harus dilakukan diantaranya :
1.
Persiapan produksi
: Perancangan dan persiapan gambar kerja,
penyimpanan dan pemeriksaan material, persiapan tenaga dan lain-lain
2.
Mould loft
: Pembuatan mal dan gambar produksi
3.
Fabrikasi
: Identifikasi material, parking, cutting dan forming
4.
Subassmbly/assembly : Fitting dan welding komponen dasar dari panel/blok
5.
Erection
: Penggabungan panel/blok menjadi kapal
Mould loft adalah proses menterjemahkan atau mengembangkan gambar dasar
dengan skala 1:50, 1:100 atau 1:200 menjadi gambar produksi dan rambu-rambu atau mal
dalam ukuran sebenarnya (skala 1:1). Mould loft ini sangat dibutuhkan dalam pembangunan
sebuah kapal, karena dapat membuat bagian-bagian kapal yang rumit seperti bagian buritan
dan haluanDi galangan kapal fungsi Mould Loft sangat penting sekali karena merupakan
sarana yang menghubungkan antara kegiatan perencanaan dan kegiatan produksi.
Adapun fungsi dari mould loft sendiri adalah :
Mengolah dan memecahkan permasalahan gambar dengan skala tertentu menjadi skala 1:1
serta membuat gambar yang berasal dari production drawing menjadi gambar sebenarnya
Membuat rambu atau mal
Membuat gambar kerja
Mengadakan survei bila teerjadi permasalahan pada bengkel produksi
Pada mould loft dibutuhkan gambar-gambar kerja (information drawing), diantaranya:
1. Basic design dan detil design, berupa : Lines Plan, body plan, midship section, shell
section,general arrangement,dll.
2. Working plan, berupa : Working drawing, material list, dan lain-lain
Contoh yang dihasilkan:
1. Gambar block dan sambungan kapal
2. Gambar konstruksi
3. Gambar detail outfitting : konstruksi di mainhole,pipeholeanchor,bolland,pondasi,towing bracket.
4. Gambar detail erection : sliding way,keel laying

Tahapan Proses Mould Loft :


Tahapan pekerjaan yang dilakukan di Mould Loft :
Struktural Body Plan
Yaitu membuat ulang gambar body plan dengan skala 1:1 di atas lantai gambar (shop
floor), dengan tujuan untuk memudahkan pekerjaan moulding yang lain seperti pembuatan
rambu atau mal.
Data yang dibutuhkan dalam adalah :

Lines plan dan body plan


Offset table berisi half breadth plan
Peralatan yang digunakan antara lain : Kayu struklat, pemberat struklat, penggaris, jangka,
benang sipatan, alat tulis, rol meteran, mal kapal ukuran 1:1 dari plat strip
Bentuk diagram aliran kerja dari proses pekerjaan di atas adalah sebagai berikut :

Proses pengerjaan struktural body plan pada lantai gambar :


1.
Membuat garis tegak lurus, yakni vertikal dan horizontal
2.
Pembacaan half breadth plan berdasarkan offset table
3.
Kemudian menggambar body plan dengan skala 1:1
4.
Menggambar sheer plan, jika luas lantai gambarnya terbatas maka hanya
digambar haluan dan buritannya saja

Marking List
Adalah tabel yang berisi tentang daftar gambar komponen-komponen konstruksi untuk
kemudian diserahkan di bagian fabrikasi.
Data yang dibutuhkan untuk membuat marking list :
1.
Working drawing
2.
Material list
3.
Lines plan dan body plan
Peralatan yang digunakan, antara lain : penggaris, pensil dan penghapus
Bentuk diagram aliran kerja dari proses pekerjaan di atas adalah sebagai berikut :

Proses pembuatan marking list adalah :


1.
Pemberian tanda ukuran komponen yang teratur pada working drawing
2.
Pengecekan hasil 1. disesuaikan dengan keadaan body plan yang ada di lantai
gambar
3.
Menggambar ulang komponen-komponen konstruksi tersebut pada kertas
marking list, disertai dengan pemberian informasi berupa jenis material, nama
komponen, ukuran-ukuran, posisi bagian dan lain-lain.
4.
Pengecekan ulang

Rambu Bending Kayu


Adalah bentuk yang digunakan sebagai patokan dalam membuat lengkungan, bisanya
berasal dari kayu meranti (dengan ukuran 6 mm x 60 mm x 4000 mm).
Data yang dibutuhkan adalah :

Working drawing

Marking list

Lines plan dan body plan


Peralatan yang digunakan antara lain : kayu meranti ukuran 6mm x 60mm x 4000mm,
Struklat dan pemberatnya, mal kapal ukuran 1:1, paku, palu, alat tulis, film polyster,
penggaris.
Proses pembuatan rambu kayu adalah
1.
Menggambar ulang body plan yang akan dibuat rambu bending ke film
polyster
2.
Dari film polyster kemudian dipindahkan ke kayu dengan cara dimal dan
diberi marking diatas kayu
3.
Pemotongan kayu tersebut sesuai dengan tanda marking
4.
Hasil potongan dihaluskan dan dirakit menjadi satu sehingga membentuk
rambu kayu
5.
Memberikan tanda marking yang meliputi coding, posisi, nama bagian, ukuran
material, jenid material, straight line dan lain-lain
6.
Merakit rambu kayu-rambu kayu dengan posisi berurutan, sesuai letak frame
dan garis straight line harus lurus
7.
Pengecekan ulang

Adalah pembuatan gambar rinci/detail, shell dan nesting dengan bantuan komputer
sehingga dihasilkan gambar rencana potong plat untuk mesin CNC (mesin potong otomatis.
Tahap pengerjaan dalam membuat cutting plan, adalah :
1.
Pembuatan gambar rinci (detail drawing), shell dan profile sesuai dengan
working drawing
2.
Melakukan nesting secara optimal agar diperoleh rencana potong optimal
dengan sisa plat yang sedikit
3.
Membuat program pemotongan dengan NC
4.
Pengecekan melalui replay dan simultan drawing
5.
Mengcopy ke disket, paper tape dan table curve
6.
Mengeplot gambar rencana potongan

FABRIKASI GALANGAN
FABRIKASI
a. PENGERTIAN
Fabrikasi adalah suatu rangkaian pekerjaan dari beberapa komponen material dirangkai
menjadi satu dengan pelaksanaan setahap demi setahap sampai menjadi suatu bentuk salah
satu dari tipe-tipe konstruksi sehingga dapat dipasang menjadi sebuah bentuk bangunan
hingga selesai.
Fabrikasi terbagi menjadi empat proses kerja, yaitu:
a. Marking
Merupakan proses penandaan pada permukaan material yang akan mengalami pekerjaan dan
ditempat mana harus dilakukan pekerjaan serta pada bagian mana pada material ini yang
harus dipasang.Peralatan yang digunakan penitik,penggaris,penggores,,dll.Kemudian di cek
oleh QC.
b. Cutting
Merupakan proses pemotongan material sesuai dengan marking yang telah dilakukan.Pada
proses ini terdapat 3 macam pemotongan pelat yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Cutting Manual
Proses cutting manual adalah proses pemotongan pelat dengan cara menggunakan mesin
brander. Biasanya mesin brander ini juga digunakan secara langsung di lapangan sebagai alat
untuk firing dan cutting sisa pelat saat joining block. Hasil sisi pemotongan dengan cara
cutting manual ini sangat dipengaruhi oleh teknik dan keahlian dari tukang yang
melakukannya karena arah dan laju pemotongan pelat terhadap pelat sepenuhnya dilakukan
dengan tangan.
2. Cutting Semi Automatic
3. Cutting Mesin CNC (Computer Numerical Control)
Proses cutting pelat dengan menggunakan mesin CNC merupakan teknologi pemotongan
pelat yang paling canggih yang dimiliki oleh PT. Dok dan Perkapalan Surabaya. Proses
cutting pelat menggunakan mesin CNC adalah menggunakan system file gambar yang berupa
kode hasil output dari software tribon dari rancang bangun. Mesin CNC adalah suatu mesin
yang dikontrol oleh komputer dengan menggunakan bahasa numerik (data perintah dengan
kode angka, huruf dan simbol) sesuai standart ISO. Sistem kerja teknologi CNC ini akan
lebih sinkron antara komputer dan mekanik, sehingga bila dibandingkan dengan mesin
perkakas yang sejenis, maka mesin perkakas CNC lebih teliti, lebih tepat, lebih fleksibel dan
cocok untuk produksi masal.

Gambar. Pemotongan pelat dengan CNC


Mesin CNC ini biasanya melakukan pengerjaan pemotongan untuk braket-braket dan blokblok, dll. Jadi dalam pengoperasiannya, mesin ini cukup dijalankan oleh satu operator yang
bertugas menginputkan file gambar ke dalam mesin pemrogram CNC dan mengatur letak dan
posisi nozzle pengapian agar hasil potongan pelat sempurna. Selain dengan menginputkan
gambar yang sudah jadi, juga dapat dilakukan penggambaran langsung menggunakan
computer pada mesin CNC. Biasanya penggambaran langsung ini dilakukan untuk
menggambar bentuk yang gampang seperti pelat untuk mengangkat blok. Setelah proses
cutting ditandai dengan penomoran identitas (posisi gading,no. Pembangunan kapal,no
block,dan tabal plat).
c. Proses Bending/Forming
Merupakan proses pembentukan pelat menjadi bentuk-bentuk yang ditentukan dengan
menggunakan beberapa rambu yang telah dibuat sebelumnya baik rambu garis ataupun
rambu bending yang telah dibuat di Mould Loft.
Berdasarkan pembahasan diatas, berikut merupakan beberapa contoh pekerjaan pada proses
fabrikasi seperti pemotongan pelat dengan menggunakan CNC dan proses bending pelat datar
menjadi pelat sikudan menggunakan mesin bending.
SUB ASSEMBLY
A. PENGERTIAN
Tugas dari bagian sub assembly adalah menggabungkan beberapa komponen kecil menjadi
komponen block antara lain:
- Pemasangan stiffener pada pelat sekat.
- Pembuatan Wrang.
- Penyambungan dua lembar pelat atau lebih.
- Membantu tugas bagian assembly.
-Pemasangan sekat,deck beam,main frame.
Sub Assembly/Assembly
Fitting : Penyetelan bagian-bagian yang akan disambung hingga sesuai dengan tanda yang
telah ada sebelum dilaksanakan pengelasan.
Welding : Proses penyambungan material baik 2 atau lebih secara manual, semi otomatis dan
otomatis.

Anda mungkin juga menyukai