Anda di halaman 1dari 17

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Daun Sirih / Piper betle L.

2.1.1. Klasifikasi Ilmiah


Klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari daun sirih adalah sebagai
berikut :13, 21
Kingdom

: Plantae

Division

: Magnoliophyta

Class

: Magnoliopsida

Ordo

: Piperales

Family

: Piperaceae

Genus

: Piper

Species

: P. Betle

Gambar 1 : Daun sirih

2.1.2. Gambaran Umum


Sirih merupakan tanaman menjalar dan merambat pada batang pokok di
sekelilingnya dengan daunnya yang memiliki bentuk pipih seperti gambar hati,
tangkainya agak panjang, tepi daun rata, ujung daun meruncing, pangkal daun
berlekuk, tulang daun menyirip, dan daging daun yang tipis. Permukaan daunnya
berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek

Universitas Sumatera Utara

atau hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut.
Sirih hidup subur dengan ditanam di atas tanah gembur yang tidak terlalu lembab
dan memerlukan cuaca tropika dengan air yang mencukupi.13, 21 Sirih merupakan
tumbuhan obat yang sangat besar manfaatnya.21, 22 Dalam farmakologi Cina, sirih
dikenal sebagai tanaman yang memiliki sifat hangat dan pedas.13,

22

Di India, daun sirih memegang peranan penting dalam kebudayaan pada


masyarakat Hindu. Semua upacara tradisional menggunakan daun sirih sebagai
komponen dalam upacara tersebut.21 Daun sirih juga sering digunakan dalam
upacara. adat perkawinan di pulau Jawa.22 Dalam beberapa cara adat lain, daun
sirih sering dihidangkan untuk menyambut para tamu. Daun sirih juga dikunyah
oleh sebagian masyarakat, bahkan masyarakat Vietnam mengatakan bahwa "daun
sirih mengawali percakapan" yang mengacu pada kegiatan mengunyah daun
sirih.21

2.1.3

Jenis- Jenis Daun Sirih

Berdasarkan bentuk daun, rasa, dan aromanya, sirih dibedakan menjadi


beberapa jenis yaitu :15

Daun sirih jawa

Daun sirih jawa berwarna hijau tua dan rasanya tidak begitu tajam. Daun sirih ini
merupakan jenis yang sering digunakan masyarakat untuk menyirih.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2 : Daun sirih Jawa

Daun sirih banda

Daun sirih banda berdaun besar, berwarna hijau tua dan kuning di beberapa
bagian, memiliki rasa dan aroma yang sengkak.

Gambar 3 : Daun sirih Banda

Daun sirih cengkeh

Daun sirih cengkeh berdaun kuning, dan rasanya tajam menyerupai rasa cengkeh.

Daun Sirih hitam

Daun sirih hitam rasanya sengkak, biasanya digunakan untuk campuran obat.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4 : Daun sirih Hitam

2.1.4

Nama Asing dan Nama Daerah

Disebabkan manfaatnya yang besar bagi kesehatan, sirih tidak saja dikenal
di kawasan Asia, tetapi juga di Eropa, Afrika, dan Amerika. Hal ini tentunya
membawa konsekuensi logis terhadap nama sirih itu sendiri, yakni masing-masing
wilayah menyebut sirih sesuai dengan bahasanya. Misalnya :15

Arab

tamul atau tanbul

Cina

ju jiang, tu wei teng, wei ze, wei ye, dafeng teng

Inggris

betel, betel pepper, betel vire

Francis

betel, poivrief betel

Jerman

betelpfeffer, betel-pfeffe

Gujarat

paan, tanbolaa

India

pan

Kanada

eleballi, panu, vileyadele

Malaysia

bakik serasa

Universitas Sumatera Utara

Marathi

pan, vidyache pan

Nepal

naagavallii

Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang memiliki
tradisi, budaya, dan bahasa yang berbeda sehingga istilah untuk menyebut sirih
pun bermacam-macam seperti :15

Sumatera

ranub, blo, sereh, purokawo, belo, ibun, cambai,


sireh,

suruh, serasa, ifan, taufao

Jawa

Nusa tenggara :

base, sedah, nahi, kuta, mota, taa, mokeh, malu

Kalimantan

uwit, buyu, sirih, uduh sifat, uruisepa

Sulawesi

gapura, ganjang, baulu, buya, bolu, komba, lalama,

sedah, suruh, seureuh, sere

sangi, dondili

Maluku

mota, ani-ani, papek, raunge, nien, rambika, kamu,


kakina, bido, garmo, amu

Papua

afo, nai wadok, mirtan, freedor, dedami, mera,


wangi, manaw, reman

2.1.5 Kandungan Farmakologi Daun Sirih


Daun sirih memiliki aroma yang khas yaitu rasa pedas, sengak, dan tajam.
Rasa dan aroma yang khas tersebut disebabkan oleh kavikol dan bethelphenol
yang terkandung dalam minyak atsiri. Di samping itu, faktor lain yang

Universitas Sumatera Utara

menentukan aroma dan rasa daun sirih adalah jenis sirih itu sendiri, umur sirih,
jumlah sinar matahari yang sampai ke bagian daun, dan kondisi dedaunan bagian
atas tumbuhan.13, 15
Daun sirih mengandung minyak atsiri di mana komponen utamanya terdiri
atas fenol dan senyawa turunannya seperti kavikol, cavibetol, carvacrol, eugenol,
dan allilpyrocatechol.16,

23, 24

Selain minyak atsiri, daun sirih juga mengandung

karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tannin, gula, pati, dan asam
amino.15 Daun sirih yang sudah dikenal sejak tahun 600 SM ini mengandung zat
antiseptik yang dapat membunuh bakteri sehingga banyak digunakan sebagai
antibakteri dan antijamur.15,

20, 25

Hal ini disebabkan oleh turunan fenol yaitu

kavikol dalam sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif dibandingkan fenol
biasa.16,

22

Selain hasil metabolisme gula, glukan juga merupakan salah satu

komponen dari jamur. Dengan sifat antiseptiknya, sirih sering digunakan untuk
menyembuhkan kaki yang luka dan mengobati pendarahan hidung / mimisan.22
Pada pengobatan tradisional India, daun sirih dikenal sebagai zat aromatik
yang menghangatkan, bersifat antiseptik, dan bahkan meningkatkan gairah
seksual. Kandungan tannin pada daun sirih dipercaya memiliki khasiat
mengurangi sekresi cairan pada vagina, melindungi fungsi hati, dan mencegah
diare.22 Sirih juga mengandung arecoline di seluruh bagian tanaman yang
bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan daya pikir, meningkatkan gerakan
peristaltik, dan meredakan dengkuran. Kandungan eugenol pada daun sirih
mampu membunuh jamur Candida albicans, mencegah ejakulasi dini, dan

Universitas Sumatera Utara

bersifat analgesik. Daun sirih juga sering digunakan oleh masyarakat untuk
menghilangkan bau mulut, mengobati luka, menghentikan gusi berdarah,
sariawan, dan menghilangkan bau badan.17, 22
Daun sirih memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus mutans,
Streptococcus sanguis, Streptococcus viridans, Actinomyces viscosus, dan
Staphylococcus aureus.17, 19

2.1.7

Penelitian Tentang Daun Sirih

Adanya keyakinan

yang

berlangsung

turun

temurun

dari

masyarakat mengenai khasiat daun sirih menarik perhatian para ilmuwan untuk
meneliti khasiat daun sirih secara klinis.16 Adapun penelitian yang pernah
dilakukan adalah sebagai berikut:
Penelitian Dian Agustin pada tahun 2005
Pada penelitian ini, Dian Agustin meneliti perbedaan khasiat antibakteri
bahan irigasi antara hidrogen peroksida 3% dan infusum daun sirih 20% terhadap
berbagai jenis bakteri pada saluran akar. Dari hasil penelitiannya, diperoleh
perbedaan yang bermakna antara besar diameter zona hambatan berbagai jenis
bakteri oleh bahan irigasi hidrogen peroksida 3% dan infusum daun sirih 20%.
Khasiat antibakteri infusum daun sirih 20% lebih baik dari hidrogen peroksida 3%
terhadap berbagai jenis bakteri.20

Universitas Sumatera Utara

2.2

Staphylococcus aureus

Pada tahun 1880 di Aberdeen, Skotlandia ahli ilmu bedah Sir Alexander
Ogston menemukan Staphylococcus aureus di dalam pus sewaktu melakukan
pembedahan abses.26
2.2.1 Klasifikasi Ilmiah
Klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari Staphylococcus aureus (
Rosenbach, 1884 ) adalah sebagai berikut :26
Domain

: Bacteria

Kingdom

: Eubacteria

Devisi

: Firmicutes

Class

: Cocci

Ordo

: Bacillales

Family

: Staphylococcaceae

Genus

: Staphylococcus

Species

: S. aureus

Gambar 5 : MSA diinokulasi


dengan Stafilokokus aureus
menunjukkan fermentasi
mantol (fermentasi kuning)

2.2.2 Morfologi dan Gambaran Umum


Staphylococcus aureus merupakan bakteri kokus gram positif dengan
diameter kira-kira 1 m. Susunannya seperti buah anggur, tetapi ada juga yang
berbentuk sel-sel tunggal atau sel berpasangan terutama ketika diperiksa dari
spesimen patologis (Gambar 6 ).2, 26 - 31 Bakteri ini tidak berspora, nonmotil dan
sebagian mempunyai kapsul.27, 29, 32

Universitas Sumatera Utara

Habitat bakteri ini adalah pada kulit manusia, terutama pada membran
mukosa, nares anterior, dan perineum.27, 28 Staphylococcus aureus berkolonisasi
pada banyak media dan metabolik aktif. Staphylococcus aureus dapat
menfermentasi karbohidrat dan mengeluarkan pigmen yang berbeda putih sampai
dengan kuning gelap. Rate tertinggi pembawa bakteri ini adalah pasien rumah
sakit dan petugas kesehatan. Staphylococcus aureus menyebar melalui udara dan
debu dan senantiasa terdapat di sekitar rumah sakit. Staphylococcus aureus
biasanya menyebar melalui tangan dan hujung jari.27 Staphylococcus aureus
menyerang secara lokal dan mengeluarkan toksik pada kulit.28, 33 Staphylococcus
aureus yang patogen biasanya dapat menghemolisa darah, mengkoagulasi plasma
dan mengeluarkan berbagai ekstraseluler enzim dan toksin.28

Gambar
6:
Pewarnaan
gram
Stafilokokus
menunjukkan karakteristik kokus gram positif dan
susunan
seperti
buah
anggur
(http://en.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus_aureus )

Universitas Sumatera Utara

Spesimen yang ditanam pada lempeng agar darah menunjukkan koloni


yang khas dalam waktu 18 jam pada suhu 37C. Hemolisis dan produksi pigmen
terjadi beberapa hari kemudian secara optimal pada suhu kamar. Pada lempeng
agar darah karakteristik Staphylococcus aureus ditandai dengan koloni yang
opaque, lembut dengan pigmentasi kuning ( Gambar 7 ).31

Gambar 7 : Staphylococcus aureus pada media Blood Agar


menunjukkan koloni opaque, lembut dengan pigmentasi kuning (
Color atlas and textbook of diagnostic microbiology. 2nd ed )

2.3

Denture Stomatitis

Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa mulut


dengan bentuk utamanya atropik dengan lesi erythematous dan hiperplastik5.
Denture Stomatitis merupakan lesi mukosa oral berwarna merah, sakit, dan
bengkak ( Gambar 8 ), kondisi ini terjadi karena kebiasaan jelek dengan pemakai
gigitiruan yang tidak membuka protesa pada malam hari. Selain itu, faktor
sistemik pasien juga mendukung terjadinya Denture Stomatitis ini.34

Universitas Sumatera Utara

Gambar 8. Denture Stomatitis ( http://emedicine.medscape.com/article/1075594-overview )

Staphylococcus aureus telah dijumpai berkoloni pada pasien Denture


Stomatitis ini. Pada penelitian Baena-Monroy dkk. (2005) menunjukkan
kehadiran Staphylococcus aureus sebanyak 52,4% pada penderita Denture
Stomatitis.1

2.4

Obat Kumur

Ada beberapa jenis obat kumur yang ada di pasaran yaitu :35
Obat kumur berflouride
Obat kumur yang mengandung fluoride dapat memperkuat gigi dan mencegah
karies gigi.
Obat kumur antiseptik
Obat kumur antiseptik dapat membunuh bakteri dan juga menghilangkan bau
mulut. Obat kumur antiseptik digunakan sebelum dan sesudah pembedahan untuk
menghilangkan bakteri dan mencegah infeksi.

Universitas Sumatera Utara

Obat kumur kombinasi

Obat kumur kombinasi merupakan kombinasi obat kumur berfluoride dan obat
kumur antiseptik. Obat kumur ini dapat mencegah karies gigi dan menyegarkan
nafas.

2.4.1 Obat Kumur Dengan Kandungan Minyak Essensial


Obat kumur dengan kandungan minyak essensial merupakan obat kumur
antiseptik dengan kandungan aktif yang dapat mencegah atau membunuh bakteri
penyebab halitosis sampai 95% dan menurunkan plak sampai 50%. Adapun
kandungan minyak essensial itu adalah Thymol, Eucaliptol, Menthol dan Methyl
Salicylate. Thymol berperan sebagai antiseptik, Eucaliptol memiliki aroma
menenangkan, Methyl Salycilate peranan sebagai pembersih, dan Menthol sebagai
lokal anestesi.9, 10
Ada beberapa penelitian yang berhubungan dengan obat kumur minyak
essensial yaitu :

Penelitian Gordon dkk. ( 1985 )

Gordon dkk. melakukan penelitian untuk membuktikan pengaruh obat kumur


minyak essensial terhadap pembentukan plak dan gingivitis. Penelitian ini
melibatkan 144 sampel dan selama 6 bulan penggunaan obat kumur diawasi oleh
petugas. Hasil penelitian menunjukkan penurunan skor plak yang bermakna.10

Penelitian Bauroth dkk ( 2003 )

Bauroth dkk. meneliti efisiensi penggunaan obat kumur minyak minyak essensial

Universitas Sumatera Utara

dibandingkan dengan dental floss ( benang gigi ) dalam mengatasi ginggivitis


interproksimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berkumur dua kali sehari
dengan obat kumur essensial sama efisiennya dengan menggunakan benang gigi
satu kali sehari dalam mengurangi gingivitis interproksimal.36

2.5

Kerangka Teori

Denture Stomatitis terjadi oleh karena tekanan gigitiruan pada permukaan


mukosa sehingga terjadi perubahan lingkungan mikroorganisme rongga mulut,
salah satunya Staphylococcus aureus yang membentuk koloni di rongga mulut
pemakai gigitiruan dalam menyebabkan Denture Stomatitis.1
Daun sirih mengandung minyak atsiri di mana komponen utamanya
adalah fenol dan senyawa turunannya itu adalah kavikol yang memiliki daya
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa fenol yang lain.16
Kavikol yang akan menghambat fermentasi karbohidrat, protein, lipid dan
enzim akan menyebabkan protein tidak dapat melakukan fungsinya. Sel terganggu
dan akan menyebabkan sel lisis dan seterusnya mati ( Diagram 1 ).16, 27

Universitas Sumatera Utara

Diagram 1. Kerangka Teori

Daun
Sirih
Denture
Stomatitis

Candida albicans

Streptococcus mutans

Minyak
Atsiri

Staphylococcus
aureus

Kavikol

Membran sel terdiri atas karbohidrat, protein, lipid dan enzim


menghambat

Protein tidak dapat melakukan fungsinya

Gangguan fungsi sel

Sel lisis

Sel mati

Universitas Sumatera Utara

2.6

Kerangka Konsep

Infusum daun sirih dengan konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan daun sirih
komersial ( Pepsodent ) sebagai kontrol positif diujikan keatas Staphylococcus
aureus untuk melihat efek antibakteri. Dengan pengambilan volume yang sama,
ternyata hasil yang terlihat berbeda di antara keempat bahan coba tersebut.
Semakin tinggi konsentrasi infusum daun sirih, maka semakin besar juga
zona hambat yang terlihat karena makin tinggi konsentrasi infusum daun sirih,
maka makin tinggi juga kavikol di dalamnya, dan makin banyak fungsi protein
dihambat yang menyebabkan perluasan zona hambat.
Jadi, dari sini kita dapat melihat adanya perbedaan daya hambat dari
infusum daun sirih dalam berbagai konsentrasi. (Diagram 2 ).

Universitas Sumatera Utara

Diagram 2. Kerangka Konsep

Infusum daun
sirih berbagai
konsentrasi

5%
>

Daun sirih
komersial
(Pepsodent)

10%
>>

20%
>>>

1 cc

Staphylococcus aureus

>> kavikol >> fungsi protein


dihambat >> zona hambat

Ada perbedaan daya hambat dari


infusum daun sirih dalam berbagai
konsentrasi

Universitas Sumatera Utara

2.7

Hipotesis Penelitian

1. Terdapat efek antibakteri infusum daun sirih yang dibuat dengan cara
perebusan terhadap Staphylococcus aureus.
2. Terdapat perbedaan zona hambat infusum daun sirih pada konsentrasi
infusum daun sirih 5%, 10%, dan 20% terhadap Staphylococcus aureus.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai