Kelompok 2
Andini Nurillah
Ellen Fanggi
Steffanie M. C. Noach
Yesinta N. Titu Eki
Samuel T. M. Karel
Thomas E. M. Nahak
Wilfridus A. K. Seran
Timothy K. Nangkiawa
Yoseph Klaudius
Maria L. F. P. Kale
1109011008
1109012022
1109012043
1109011014
1109012032
1109011020
1109012047
1109011003
1109011023
1009015047
Marlin C. C. Malelak
Marian Y. Tukan
Jullyana M. Kely
Priska C. Apelaby
Hendro Boimau
Charolina E. L. Tang
Edward Ndappa
Agustina V. Tae
Joel C. Lasibey
1109012035
1109012040
1109011017
1109011010
1109012029
1109011018
1109011026
1109012001
1009015045
3. Asma Bronkial
Etiologi : Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran pernapasan yang
dihubungkan dengan hiperresponsif, keterbatasan aliran udara yang reversibel dan
gejala pernapasan. Asma bronkial adalah salah satu penyakit paru yang termasuk
dalam kelompok penyakit paru alergi dan imunologi yang merupakan suatu penyakit
yang ditandai oleh tanggap reaksi yang meningkat dari trakea dan bronkus terhadap
berbagai macam rangsangan dengan manifestasi berupa kesukaran bernapas yang
disebabkan oleh penyempitan yang menyeluruh dari saluran napas. Penyempitan ini
bersifat dinamis dan derajat penyempitan dapat berubah, baik secara spontan maupun
karena pemberian obat.
Gejala Klinis: Asma didefinisikan menurut ciri-ciri klinis, fisiologis dan patologis.
Ciri-ciri klinis yang dominan adalah sesak napas, terutama pada malam hari yang
sering disertai batuk.. Ciri-ciri utama fisiologis adalah episode obstruksi saluran napas,
yang ditandai oleh keterbatasan arus udara pada ekspirasi. Sedangkan ciri-ciri
patologis yang dominan adalah inflamasi saluran napas yang kadang disertai dengan
perubahan struktur saluran napas. Gejala asma berhubungan dengan inflamasi yang
akan menyebabkan obstruksi dan hiperesponsivitas dari saluran pernapasan yang
bervariasi derajatnya.
4. Distemper
Etiologi : Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang saluran
pernapasan dan system syaraf. Penyakit ini dapat ditularkan melalui udara dan kontak
5. Parainfluenza
6. Pneumonia
Etiologi : Penyakit pneumonia disebabkan oleh beragam virus dari parainfluenza,
bordetela bronchiseptica, micoplasma, canine herpes, reovirus, dan canine adenovirus
tipe II. Virus-virus ini menyerang saluran pernapasan terutama anjing-anjing yang
berusia muda pada saat cuaca dingin dan berangin.
Gejala : keluar cairan dari hidung, batuk, dan sesak napas.
Pencegahan: tidak membiarkan anjing ditempat yang dingin dan berangin. Sediakan
tempat tidur yang hangat, kering, dan tebal. Setelah itu diberikan vaksin untuk masingmasing virus penyebab.
Virus ini masuk kedalam tubuh melalui saluran pernafasan atau perinhalasi. Virus
ini kemudian berreplikasi dalam epitel saluran pernafasan sehingga saluran pernafasan
mengalami nekrosa lokal.pengeluaran virus dari tubuh kucing melalui sekret hidung atau
melalui leleran cairan hidung sehingga kucing sering mengalami bersin.
Laringitis terjadi adanya nekrosa dinding laring yang disebabkan oleh masuknya
virus pada sel epitel dan bereplikasi atau memperbanyak diri, yang merusak sel-sel t
ersebut.Laringitis juga dapat diakibatkan oleh adanya radang lanjutan dari radang paruparu atau radang dari faring.
Pengobatan
Pemberian multivitamin untuk mempertahankan daya tahan tubuh, dan pemberian
antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder, serta pemberian bronkodilatator untuk
membantu dilatasi bronkus untuk membantu pernafasan. Pemberian makanan yang
lunak untuk mempertahankan asupan nutrisi yang cukup untuk kucing.
3. Kolaps trakea
Pneumonia pada kucing
Pneumonia disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur. Menyebabkan kolaps trakea
karena adanya lanjutan peradangan hingga trakea menyebabkan perlunakan pada trakea
sehingga kehilangan kemampuan untuk pergerakan kontraksi dan relaksasi. Akibat tidak
adanya pergerakan trekea kucing mengalami batuk dan kesulitan bernafas.
Kolaps trakea jarang terjadi pada kucing, lebih sering terjadi pada anjing tipe
Terrier kerana bentuk anatomi dari anjing tersebut, trakeanya mudah mengalami
perlunakan.
Pengobatan
Pemberian antibiotik yang bersifat ekspektoransia dan terapi suportif.
Pencegahanya
Hewan yang sakit diisolasi dan ditempatkan pada tempat yang kering dan nyaman
bagi hewan.
4. Faringitis