Unit Filtrasi
Unit Filtrasi
UNIT FILTRASI
Bak filter, merupakan tempat proses filtrasi berlangsung. Jumlah dan ukuran bak
tergantung debit pengolahan (minimum dua bak).
b.
c.
Sistem underdrain. Underdrain merupakan sistem pengaliran air yang telah melewati
proses filtrasi yang terletak di bawah media filter. Underdrain terdiri atas:
Orifice, yaitu lubang pada sepanjang pipa lateral sebagai jalan masuknya air dari
media filter ke dalam pipa.
Manifold, yaitu pipa utama yang menampung air dari lateral dan mengalirkannya ke
bangunan penampung air.
Gutter
Bak filter
Media filter
Media penyangga
Lateral
Manifold
Selama proses filtrasi berlangsung, partikel yang terbawa air akan tersaring di media
filter. Sementara itu, air terus mengalir melewati media pasir dan penyangga, masuk
lubang/orifice, ke pipa lateral, terkumpul di pipa manifold, dan akhirnya air keluar
menuju bak penampung (lihat Gambar 7.2).
2.
Partikel yang tersaring di media lama kelamaan akan menyumbat pori-pori media
sehingga terjadi clogging (penyumbatan). Clogging ini akan meningkatkan headloss
aliran air di media. Peningkatan headloss dapat dilihat dari meningkatnya permukaan air
di atas media atau menurunnya debit filtrasi. Untuk menghilangkan clogging, dilakukan
pencucian media.
3.
Pencucian dilakukan dengan cara memberikan aliran balik pada media (backwash)
dengan tujuan untuk mengurai media dan mengangkat kotoran yang menyumbat poripori media filter. Aliran air dari manifold, ke lateral, keluar orifice, naik ke media
hingga media terangkat, dan air dibuang melewati gutter yang terletak di atas media
(lihat Gambar 7.3).
4.
Filter pasir lambat cukup efektif digunakan untuk menghilangkan kandungan bahan
organik dan organisme patogen pada air baku yang mempunyai kekeruhan relatif rendah. Filter
pasir lambat banyak digunakan untuk pengolahan air dengan kekeruhan air baku di bawah 50 NTU.
Efisiensi filter pasir lambat tergantung pada distribusi ukuran partikel pasir, ratio luas permukaan
filter terhadap kedalaman dan kecepatan filtrasi.
Filter pasir lambat bekerja dengan cara pembentukan lapisan biofilm di beberapa
milimeter bagian atas lapisan pasir halus yang disebut lapisan hypogeal atau schmutzdecke.
Lapisan ini mengandung bakteri, fungi, protozoa, rotifera, dan larva serangga air. Schmutzdecke
adalah lapisan yang melakukan pemurnian efektif dalam pengolahan air minum. Selama air
melewati schmutzdecke, partikel akan terperangkap dan organik terlarut akan teradsorpsi,
diserap dan dicerna oleh bakteri, fungi, dan protozoa. Proses yang terjadi dalam schmutzdecke
sangat kompleks dan bervariasi, tetapi yang utama adalah mechanical straining terhadap
kebanyakan bahan tersuspensi dalam lapisan tipis yang berpori-pori sangat kecil, kurang dari satu
mikron. Ketebalan lapisan ini meningkat terhadap waktu hingga mencapai sekitar 25 mm, yang
menyebabkan aliran mengecil. Ketika kecepatan filtrasi turun sampai tingkat tertentu, filter
harus dicuci dengan mengambil lapisan pasir bagian atas setebal sekitar 25 mm.
Keuntungan filter lambat antara lain:
Tidak diperlukan banyak air untuk pencucian, pencucian tidak menggunakan backwash,
hanya dilakukan di bagian atas media
Kerugian filter pasir lambat adalah besarnya kebutuhan lahan, yaitu sebagai akibat dari
lambatnya kecepatan filtrasi.
Secara umum, filter pasir lambat hampir sama dengan filter pasir cepat. Filter lambat
tersusun oleh bak filter, media pasir, dan sistem underdrain (Gambar 7.4). Perbedaan filter pasir
cepat dan filter pasir lambat dapat dilihat pada Tabel 7.1.
Tabel 7.1 Perbedaan Kriteria Filter Pasir Cepat dan Filter Pasir Lambat
Kriteria
Kecepatan filtrasi
Ukuran bed
Kedalaman bed
4 21 m/jam
Kecil, 40 400 m
Besar, 2000 m2
30 45 cm kerikil, 60 70 cm
pasir, tidak berkurang saat
pencucian
Terstratifikasi
Tidak terstratifikasi
Sistem underdrain
Kehilangan energi
12 72 jam
20 60 hari
Koagulasi-flokulasi-sedimentasi
Biaya konstruksi
Relatif tinggi
Relatif rendah
Biaya operasi
Relatif tinggi
Relatif rendah
Biaya depresiasi
Sumber: Schulz dan Okun (1984)
Relatif tinggi
Relatif rendah
Ukuran pasir
Distribusi ukuran media
Berdasarkan jenis dan jumlah media yang digunakan dalam penyaringan, media filter
dikategorikan menjadi:
1. Single media: Satu jenis media seperti pasir silika, atau dolomit saja. Filter cepat
tradisional biasanya menggunakan pasir kwarsa. Pada sistem ini penyaringan SS terjadi
pada lapisan paling atas sehingga dianggap kurang efektif karena sering dilakukan
pencucian.
2. Dual media: misalnya digunakan pasir silica, dan anthrasit. Filter dual media sering
digunakan filter dengan media pasir kwarsa di lapisan bawah dan antharasit pada lapisan
atas. Keuntungan dual media:
a. Kecepatan filtrasi lebih tinggi (10 15 m/jam)
b. Periode pencucian lebih lama
c. Merupakan peningkatan filter single media (murah)
3. Multi media: misalnya digunakan pasir silica, anthrasit dan garnet atau dolomit. Fungsi
multi media adalah untuk memfungsikan seluruh lapisan filter agar berperan sebagai
penyaring.
Susunan media berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi:
Seragam (uniform), ukuran butiran media filter relatif sama dalam satu bak
Gradasi (stratified), ukuran butiran media tidak sama dan tersusun bertingkat
(7.1)
(7.2)
(7.3)
Keterangan:
Pst10 adalah persentase pasir stok yang memenuhi ES sesuai kriteria yang diminta
Pst60 adalah persentase pasir stok yang memenuhi ES x UC sesuai kriteria yang diminta
Setelah dilakukan pemilihan ukuran butiran pasir stok, maka pasir stok dapat digunakan
sebagai media filter yang memenuhi kriteria.
Tabel 7.2 Kriteria Perencanaan Media Filter untuk Pengolahan Air Minum
Nilai
Karakteristik
rentang
I. Single Media
A. Media pasir:
610 760
Kedalaman (mm)
0,35 0,70
ES (mm)
<1,7
UC
B. Media anthrasit:
610 760
Kedalaman (mm)
0,70
0,75
ES (mm)
<1,75
UC
1,36 3,40
C. Rate Filtrasi (l/det-m2)
II. Dual Media
A. Anthrasit:
Kedalaman (mm)
ES (mm)
UC
B. Pasir
Kedalaman (mm)
ES (mm)
UC
C. Rate Filtrasi (l/det m2)
III. Multi Media
A. Anthrasit:
Kedalaman (mm)
ES (mm)
UC
B. Pasir
Kedalaman (mm)
ES (mm)
UC
C. Garnet
Kedalaman (mm)
ES (mm)
UC
D. Rate Filtrasi (l/det m2)
Sumber: Reynolds dan Richards (1996)
460 610
0,9 1,1
1,6 1,8
150
0,45
1,5
2,04
205
0,55
1,7
5,44
tipikal
685
0,6
<1,7
685
0,75
<1,75
2,72
610
1,0
1,7
150
0,5
1,6
3,4
420 530
0,95 1,0
1,55 1,75
460
1,0
<1,75
150 230
0,45 0,55
1,5 1,65
230
0,50
1,60
75 115
0,20 0,35
1,6 2,0
2,72 6,80
75
0,20
<1,6
4,08
Penyelesaian:
Berdasarkan gambar di atas, d10 adalah 0,29 mm dan d60 adalah 0,70 mm.
ES = 0,29 mm = 0,029 cm
UC = 0,70/0,29 = 2,41
Berdasarkan spesifikasi yang diharapkan, pasir tersebut tidak memenuhi syarat sebagai media
filter. Oleh karena itu harus dilakukan pemilihan ukuran agar memenuhi spesifikasinya. ES yang
diharapkan adalah 0,05 cm dan UC adalah 1,5.
Buatlah garis baru yang menghubungkan (d10, P10) dan (d60, P60) sesuai spesifikasi yang diharapkan.
Tentukan Pst60 dan Pst10. Diperoleh Pst60 = 63% dan Pst10 = 31%.
10
Dengan demikian, 24,6% dari ukuran pasir terkecil, yaitu pasir dengan ukuran lebih kecil dari
0,045 cm harus dihilangkan. Untuk ukuran yang terlalu besar, 11,4% ukuran pasir terbesar yang
harus dibuang atau ukuran pasir di atas 0,105 cm. Jadi pasir stok yang dapat digunakan adalah
pasir yang berukuran 0,045 sampai 0,105 cm.
As =
Q
Vo
(7.4)
dengan Vo adalah kecepatan filtrasi. Berdasarakan luas permukaan bak, ukuran bak (panjang dan
lebar, atau diameter) dapat ditentukan. Ratio lebar terhadap panjang berkisar 1 : 1 hingga 1 : 2.
Tinggi bak filter ditentukan dari tinggi total bahan yang terdapat di bak, meliputi
underdrain, media penyangga, media filter dan air di atas media ditambah dengan tinggi jagaan
(free board). Timggi air di atas media direncanakan sekitar 90 sampai 120 cm.
hL = f
dengan:
hL
f
L
V
Dc
LV 2
Dc 2g
(7.5)
11
Bila persamaan Darcy Weisbach diterapkan pada aliran di media berbutir, maka perlu
ada penyesuaian. Ketebalan atau tinggi media sama dengan panjang pipa dan diameter pori di
antara butiran pasir dianggap identik dengan diameter pipa. Pada pipa, luas penampang saluran
adalah x x Dc2. Jarijari hidrolis (r) pada pipa adalah luas penampang dibagi dengan keliling
basah:
r=
D c 2 D c
=
4D c
4
(7.6)
Jari-jari hidrolis pada media berbutir dapat ditentukan dengan volume rongga dibagi dengan luas
permukaan butiran (Ap):
Vv
Ap
r=
(7.7)
Volume rongga bergantung pada besarnya porositas media. Porositas media dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Vv
Volume rongga media
=
Volume rongga media + Volume butiran media Vv + V p
(7.8)
Vv =
.Vp
1
(7.9)
Vp
r =
1 Ap
(7.10a)
r =
1
(7.10b)
Dc =
2
d
3 1
(7.11)
Kecepatan aliran pada pipa (V) identik dengan pendekatan laju aliran (flow rate, Va =
debit/luas permukaan bak) dibagi dengan porositasnya, maka:
V=
Va
(7.12)
Untuk jenis media yang tidak bulat digunakan faktor bentuk (kebulatan) , sehingga perlu
dikoreksi:
12
Vp
Ap
d
6
(7.13)
hL = f '
L 1 Va
d 3 g
(7.14)
1
f ' = 150
N Re
+ 1,75
(7.15)
Bilangan Reynold, NRe merupakan fungsi diameter dan kecepatan aliran yang diturunkan
dengan rumus:
N Re =
.d .Va
. .d .Va
(7.16)
= berat jenis
dimana:
= viskositas dinamis
= viskositas kinematis
Selain persamaan Carman Kozeny di atas, terdapat persamaan empiris untuk menghitung
kehilangan tekanan saat filter bersih, yaitu Persamaan Rose sebagai berikut:
2
C .L.V
hL = 1,067 D 4a
.d. g
(7.17)
CD adalah koefisien drag yang besarnya tergantung bilangan Reynolds (Persamaan 7.16). Nilai CD
dihitung sebagai berikut:
CD =
24
N Re
(7.18a)
CD =
24
3
+
+ 0,34
N Re
N Re
(7.18b)
CD = 0,4
(7.18c)
Persamaan (7.14) dan persamaan (7.17) digunakan untuk menghitung kehilangan tekanan
akibat aliran pada media berbutir yang seragam. Untuk media terstratifikasi dengan porositas
tidak sama, maka setiap lapisan media dihitung tersendiri sebagai media seragam. Demikian juga
untuk jumlah media lebih dari satu macam media. Untuk media tidak seragam tetapi porositas
seragam, maka persamaan tersebut berubah menjadi:
hL =
L 1 Va
3 g
f'x
d
(7.19)
13
Persamaan Rose:
2
hL = 1,067
L.Va
CD x
4
d
. g
(7.20)
dengan x adalah fraksi berat butiran media dengan ukuran di dan L adalah tebal media total.
Besarnya kehilangan tekanan pada media filter dapat ditentukan dengan menggunakan
percobaan piezometrik dalam skala laboratorium seperti terlihat pada Gambar 7.6. Gambar 7.6(a)
memperlihatkan rangkaian alat yang digunakan untuk mengukur tinggi tekanan air (head) pada
piezometer selama percobaan filtrasi berlangsung. Makin ke bawah lokasi titik sampling, maka
head makin menurun (karena kehilangan tekanan atau headloss bertambah). Selama proses filtrasi
berlangsung, head di setiap piezometer dicatat seperti digambarkan pada Gambar 7.6(b). Dengan
bertambahnya waktu filtrasi, head makin menurun (karena terjadi clogging yang menyebabkan
headloss meningkat), bahkan bisa mencapai head negatif, artinya tinggi muka air di piezometer
berada di bawah dasar media filter.
(a)
(b)
Gambar 7.6 Kehilangan tekanan pada filter, (a) percobaan piezemetrik (b) profil kehilangan
tekanan selama proses filtrasi.
Headloss pada proses filtrasi akan selalu meningkat sejalan dengan waktu operasi filtrasi.
Naiknya headloss ini dapat digunakan untuk menentukan filter run atau siklus filtrasi, yaitu
periode waktu operasi filtrasi di antara dua pencucian media. Filter run ditentukan dengan
melakukan pencatatan kekeruhan pada efluen filter dan headloss yang terjadi selama filter
beroperasi. Gambar 7.7 memperlihatkan hubungan antara headloss dan kekeruhan dengan waktu.
Dengan mengacu pada besarnya kekeruhan maksimum pada efluen, waktu backwash dapat
ditentukan. Waktu backwash juga dapat ditentukan dengan memberi batasan pada nilai headloss
maksimum.
14
p
Sg = 2,6
65
Speccific gravity pasir,
Diam
meter pasir ra
ata-rata, d = 0,45 mm
Fakttor bentuk pa
asir, = 0,82
2
Poro
ositas media pasir, = 0,4
42
Rate
e filtrasi, Va = 10 m/jam
Tem
mperatur air = 28oC
Hitungla
ah headloss yang terjadi akibat
a
aliran melewati
m
med
dia pasir terssebut:
a. deng
gan persamaa
an Carman-Ko
ozeny
b. deng
gan persamaa
an Rose
Penyele
esaian:
1. Perh
hitungan head
dloss menggu
unakan persam
maan Carman
n-Kozeny
Perrsamaan Carm
man-Kozeny:
2
L 1 Va
hL = f '
d 3 g
1
f ' = 150
0
N Re
+ 1,75
7
NRe = ( d Va) /
L
0,82 x 0,045 0,42 3
981
24
3
+
+ 0,34 = 22,71
1,220
1,220
hL =
1,067 22,71
(1000/3600 )2 1
*
* 60 *
= 99,59 cm
0,82
981
0,42 4
0,045
% Berat
0,61
0,55
19
0,40
45
0,27
21
0,18
diameter (mm)
% berat
NRe
CD
CD x/d
0,61
1,655
17,171
22,519
0,55
19
1,492
18,877
65,210
0,4
45
1,085
25,331
284,970
0,27
21
0,733
32,757
254,779
0,18
1,655
17,171
22,519
Jadi:
hL =
CD x
= 627,48/cm
d
1,067 60 (1000/3600 )2
*
*
* 627,48 = 123 ,83 cm
0,82 981
0,42 4
Interfilter
Pompa backwash
Untuk menghitung head pompa pencucian atau tinggi menara, maka harus dihitung
headloss melalui media, dasar filter (under drain), dan sistem perpipaan pada saat awal
backwash. Saat awal backwash, tekanan air backwash harus mampu memecahkan media yang
17
kemungkinan memadat akibat adanya kotoran yang melekat pada permukaan media. Tekanan air
backwash juga harus mampu mengangkat pasir hingga ketinggian tertentu (terfluidasi).
Pada saat terfluidasi, massa butiran pasir tidak berubah. Massa butiran pasir saat operasi
filtrasi sama dengan massa pasir saat terfluidasi. Hal ini dapat ditulis dengan persamaan berikut:
L.A.(1 ) p = Le .A.(1 e ) P
(7.21)
L dan Le masing-masing adalah tinggi media mula-mula saat filtrasi dan tinggi media terekspansi.
dan e adalah porositas saat filtrasi dan saat terekspansi. A merupakan luas permukaan bak filter
dan P adalah massa jenis butiran media.
Tinggi media terekspansi pada saat backwash dapat dituliskan:
(1 )
(1 e )
Le = L
(7.22)
Porositas media terekspansi (e) bergantung pada kecepatan backwash dan kecepatan
pengendapan partikel:
e = (
VB 0, 22
)
Vs
(7.23)
(7.24)
Le = L
(1 )
[1 (VB / Vs ) 0.22 ]
(7.25)
18
Ukuran ayakan
d (m)
14 20
0,0010006
20 28
8,2
0,0007111
28 32
27
0,0005422
32 35
30
0,0004572
35 42
20,5
0,0003834
42 48
7,1
0,0003225
48 60
3,2
0,0002707
60 65
2,1
0,0002274
65 100
0,9
0,0001777
Tentukan:
a. Kecepatan backwash yang diperlukan untuk ekspansi media
b. Debit aliran air yang diperlukan untuk ekspansi media
c. Kehilangan tekanan pada saat awal backwash
d. Tinggi ekspansi media pasir (LE)
Penyelesaian:
Kecepatan aliran backwash untuk mengekspansi media ditentukan dengan mengacu pada
kecepatan pengendapan partikel terbesar. Kecepatan mengendap, Vs dapat dihitung dengan
rumus berikut:
4g
(Ss 1)d
Vs =
3
C
D
1/ 2
CD =
24
3
+
+ 0,34
N Re
N Re
dengan
N Re =
dVs
19
Untuk ayakan dengan ukuran pertama, d = 0,0010006 m atau 0,1 cm, dari Gambar di atas
(hubungan antara ukuran partikel dan kecepatan pengendapan), pada spesifik gravity 2,65
diperoleh kecepatan pengendapan sekitar 15 cm/detik (angka ini hanya untuk pendekatan).
Pada T = 28oC, diperoleh = 0,8363. 10-2 gram/cm-detik dan = 0,9963 gram/cm3.
Nilai NRe adalah:
N Re =
CD =
Transisi
24
3
+
+ 0,34 = 0,751
146,62
146,62
4 9,81m 2,65 1
Vs = X
x
x 0,0010006 m
2
3
0
751
,
det
1/ 2
= 0,170
m
det
Kecepatan pengendapan yang diperoleh ini harus dicek lagi, masukkan nilai ini ke dalam
rumus NRe, CD, dan diperoleh Vs yang baru. Cara ini disebut iterasi (untuk lebih cepat
gunakan Excel). Hasil akhir yang diperoleh adalah:
NRe = 170,08;
CD = 0,711;
Vs = 0,711
20
d. Ketinggian ekspansi dihitung dengan menentukan porositas saat ekspansi sebagai berikut:
Vb
e =
Vs
0 , 22
0,00351
=
0,167
0 , 22
= 0,424
Catatan: Untuk menghitung e, digunakan Vb yang sama untuk semua ukuran, yaitu
0,00351 m/det dan Vs masing-masing ukuran pasir.
Untuk ukuran pasir yang lain dihitung dengan cara yang sama, diperoleh hasil sebagai berikut:
Sieve Size
Berat
partikel (%)
d (m)
NRe
CD
Vs (m/det)
x
1 e
14 20
0,87
0,0010006
170,08
0,711
0,174
0,424
0,015
20 28
8,63
0,0007111
89,61
0,925
0,129
0,453
0,158
28 32
26,30
0,0005422
51,91
1,219
0,098
0,481
0,507
32 35
30,10
0,0004572
36,18
1,502
0,081
0,501
0,604
35 42
20,64
0,0003834
24,34
1,934
0,065
0,526
0,435
42 48
7,09
0,0003225
16,38
2,546
0,052
0,552
0,158
48 60
3,19
0,0002707
10,84
3,465
0,041
0,582
0,076
60 65
2,16
0,0002274
6,89
4,968
0,031
0,618
0,056
65 100
1,02
0,0001777
3,82
8,159
0,022
0,670
0,031
x
= 2,040
1 e
Le = (1 )L
x
= (1 0,424 )(0,60 m)(2,040 ) = 0,710 m
1 e
Ratio ekspansi adalah 71 cm / 60 cm = 1,18 (terjadi ekspansi sebesar 18%). Bila dikehendaki
ekspansi yang lebih besar, maka kecepatan backwash dapat ditambah sampai sebesar 10% dari
kecepatan pengendapan partikel terbesar (ratio Vb/Vs = 0,1).
21
Sistem underdrain adalah sistem pengaliran air di bawah media filter setelah air
melewati proses penyaringan. Persyaratan sistem underdrain adalah:
a. dapat mendukung media di atasnya
b. distribusi merata pada saat pencucian
Kriteria untuk sistem underdrain adalah sebagai berikut:
i.
Dasar filter dapat terdiri dari sistem perpipaan yang tersusun dari lateral dan manifold,
dimana air diterima melalui lubang orifice yang diletakkan pada pipa lateral.
ii. Kecepatan pencucian 36 m/jam (600 l/m2.menit), dengan tinggi ekspansi sebesar 15 cm
sehingga headloss = 25 cm.
iii. Manifold dan lateral ditujukan agar distribusi merata, headloss 1 3 m dengan kriteria sistem
manifold lateral:
a. Perbandingan luas orifice/filter = 0,0015 0,005
b. Perbandingan luas lateral/ orifice = 2 4
c. Perbandingan luas manifold/lateral = 1,5 3
d. Diameter orifice = 0,6 2 cm.
e. Jarak antara orifice = 7,5 30 cm
f.
Gambar 7.8 sampai 7.11 di bawah ini adalah bentuk sistem underdrain dengan model
orifife-lateral-manifold dan bentuk sistem underdrain lainnya.
Manifold
22
23
7.8. Soal-soal
1. Sebuah filter dual media terdiri atas pasir dan antrasit dengan spesifikasi sebagai berikut:
Parameter
Media Pasir:
Ketebalan
Media Antrasit
60 cm
40 cm
0,045 cm
0,1 cm
Specific gravity
2,65
1,20
Faktor bentuk
0,82
0,75
Porositas
0,45
0,55
Diameter partikel
Bila total headloss yang terjadi pada kedua media adalah 55 cm (hL pasir+ hL antrasit = 55 cm),
hitunglah rate filtrasinya pada temperatur 28oC.
2. Gambar berikut adalah potongan memanjang filter dengan dua macam pasir:
40 cm
Ketebalan
Ukuran partikel
Porositas
Faktor bentuk
Pasir I
40 cm
0,45 mm
42 %
0,75
Pasir II
35 cm
0,50 mm
45 %
0,75
12
16
20
24
Kekeruhan efluen
(NTU)
0,5
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,5
2,0
4,0
Porositas (%)
0,48
0,48
0,45
0,42
0,40
0,38
0,34
0,30
0,28
Pertanyaan:
a. Bila kekeruhan efluen maksimum adalah 1 NTU, tentukan filter run
b. Pada headloss berapakah filter harus di-backwash?
(Data media: L= 60 cm, d= 0,045 cm, Sg= 2,65, = 0,82, rate filtrasi= 10 m/jam, T= 27oC)
24
4. Media filter dengan ketebalan bed 60 cm di-backwash dengan rate 1,1 cm/detik. Porositas
media 0,4. Hitunglah tinggi media terekspansi dan headlossnya jika ukuran butiran media
adalah sebagai berikut:
5.
% berat pasir
0,112
0,077
0,050
0,035
0,021
2,25
10,00
30,50
30,25
7,00
Filter cepat beroperasi pada kecepatan 8 m/jam. Jenis filter adalah single media pasir
dengan spesifikasi sebagai berikut:
Densitas media
s = 2.650 kg/m3
Faktor bentuk
= 0,82
Porositas
= 0,4
Tebal media
L = 60 cm
Distribusi media:
Diameter (mm)
Fraksi berat %
0,3
10
0,6
16
0,8
24
1,0
30
1,2
20
a. Proses filtrasi:
Berapa nilai P10, P60, P90
Berapa nilai ES , UC
Berapa headloss filtrasi
Gambarkan kurva headloss filtrasi pada setiap lapis media
b. Proses backwash:
Berapa kecepatan mengendap pasir terbesar (mm/dt)
Berapa nilai porositas ekspansi (e) di setiap ukuran media pasir
Berapa tinggi expansi media pasir (cm)
Berapa headloss akibat backwash
Bagaimana menentukan tinggi menara backwash, gambarkan bagian tekanan
headlossnya
25
1.
Droste, R.L., Theory and Practice of Water and Wastewater Treatment, John Wiley &
Sons, Inc., 1997
2.
Fair, G.M., J.C. Geyer, dan D.A. Okun, Water and Wastewater Engineering, Volume 2:
Water Purification and Wastewater Treatment and Disposal, John Wiley and Sons Inc.
New York, 1981
3.
Huisman, L., Rapid Sand Filtration, Lecture Notes, IHE Delft Netherlands, 1994
4.
Huisman, L., Slow Sand Filtration, Lecture Notes, IHE Delft Netherlands, 1994
5.
Kawamura, S., Integrated Design of Water Treatmrnt Fcilities, John Wiley & Sons,
Inc., 1991
6.
Qasim, S.R., Motley, E.M., dan Zhu, G., Water Work Engineering: Planning, Design &
Operation, Prentice Hall PTR, Texas, 2000
7.
Rich, L.G., Unit Operations of Sanitary Engineering, John Wiley & Sons, Inc., 1974
8.
Reynolds T.D. dan P.A. Richards, Unit Operations and Processes in Environmental
Engineering, PWS Publishing Company,20 Park Plaza, MA 12116, 1996
26