Anda di halaman 1dari 5

POMPA AIR TENAGA GRAVITASI (3)

Februari 24, 2009 pada 4:20 pm (Eksperimen, Energi, IPTEK)


Tergelitik dengan banyaknya coment pada dua artikel saya sebelumnya yaitu POMPA AIR
TENAGA GRAVITASI dan POMPA AIR TENAGA GRAVITASI (2) , maka saya posting lagi
yang mengupas tentang masalah tersebut lebih lanjut. Bukan untuk memperpanjang lagi diskusi
yang memang sudah panjang dan diwarnai beberapa debat kusir, tapi untuk memperjelas duduk
persoalan yang sebenarnya agar tidak ada salah paham tentang masalah yang sedang
didiskusikan maupun tujuan saya membahas masalah tersebut.
Pertama, saya perlu meluruskan bahwa yang saya maksud dengan istilah Pompa Air Tenaga
Gravitasi adalah pompa air yang yang disain ataupun prinsip kerjanya sama persis atau serupa
dengan gambar dalam posting saya terdahulu. Menurut beberapa pihak, pompa seperti itu
diyakini bisa menaikkan air tanpa listrik dan tidak diperlukan masukan energi apapun kecuali
ketika mengisi drum dan pipa dengan air pertama kali alias gratis-tis. Jadi, pompa yang saya
maksud jelas bukan pompa Hidram (Hydraulic Ram) seperti yang diduga oleh beberapa
comenter, meskipun pompa Hidram juga menggunakan energi potensial gravitasi untuk dapat
beroperasi. Energi pompa hidram diperoleh dari energi mekanik air yang meluncur melalui pipa
pesat yang menyebabkan sebagian (kecil) air naik melalui pipa pengantar ke tempat yang lebih
tinggi. Pada pompa hidram, jumlah energi mekanik yang terkandung dalam air yang masuk lebih
besar dibandingkan jumlah energi mekanik yang terkandung dalam air yang dinaikkan sehingga
tidak melawan hukum alam (hukum kekekalan energi).

Beberapa hari yang lalu ketika saya sedang mencari referensi tentang PLTGL (Pembangkit
Listrik Tenaga Gelombang Laut), tanpa sengaja saya mendapatkan sebuah artikel yang berjudul
SIRKULATOR POMPA GRAVITASI (Tips Menghemat Listrik) yang ditulis oleh saudara
Ading Mulyadi di website LPMP Jawa Barat (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa
Barat). Dalam tulisan tersebut, diuraikan secara detail tentang cara pembuatan dan cara kerja
sirkulator pompa gravitasi yang dilengkapi dengan gambar yang sangat jelas. Pada bagian
terakhir, diruraikan pula keunggulan dan kelemahan alat tersebut. Tanpa mengurangi hormat
saya pada saudara Ading Mulyadi dan tanpa mengurangi penghargaan saya atas usahanya
menulis artikel tersebut, saya berkeyakinan bahwa SIRKULATOR POMPA GRAVITASI yang
dibuat mengikuti petunjuk dalam artikel tersebut tidak akan pernah dapat bekerja sebagaimana
yang diharapkan. Hal itu disebabkan prinsip kerja sirkulator tersebut melawan hukum alam
(hukum kekekalan energi), seperti halnya dengan POMPA AIR TENAGA GRAVITASI yang
telah saya uraikan. Cara kerja SIRKULATOR POMPA GRAVITASi secara prinsip sama persis
dengan cara kerja POMPA AIR TENAGA GRAVITASI, dan keduanya juga diyakini dapat
bekerja tanpa masukan energi dari luar kecuali pada saat pengisian air pertama saja. Jika dicoba,
hasilnya juga akan sama saja yaitu akan keluar air beberapa saat, kemudian berhenti setelah
tercapai keseimbangan tekanan. Jadi, keluarnya air (untuk beberapa saat) tersebut sama sekali

tidak membuktikan bahwa alat tersebut telah berhasil bekerja tapi kemudian macet karena
suatu sebab. Demikian juga pada POMPA AIR TENAGA GRAVITASI, keluarnya air yang
cukup lama dan banyak (bahkan bisa sampai 1 drum) juga tidak membuktikan apapun karena
keseimbangan tekanan akan dicapai setelah semua air dalam drum keluar dan digantikan oleh
udara jika tidak dilengkapi dengan leher angsa atau jika terjadi kebocoran. Jika dilengkapi leher
angsa dan tidak ada kebocoran, keseimbangan tekanan akan tercapai ketika drum telah berhenti
mengempes. Jika ketinggian vertikal kolom air melebihi batas yang mampu ditahan oleh tekanan
atmosfer (sktr 10 meter atau lebih), maka akan tercipta ruang hampa pada pipa dan drum bagian
atas ketika tercapai keseimbangan tekanan.
Pada kesempatan lain, saya juga menemukan sebuah file presentasi powerpoint (.ppt) di blog
sebuah LSM lingkungan hidup Lingkaran Nurani yang ditulis oleh saudara Muhammadun H.
Adam (direktur yang menangani energi dan sumber daya mineral). Presentasi berjudul PILOT
PROJECT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR TERJUN BUATAN (PLT ATB) tersebut
memaparkan masalah kelangkaan energi (listrik), kelemahan-kelemahan sistim pembangkit
listrik yang ada, dan menawarkan sebuah solusi yang dinamakan PLT ATB. Dengan penjelasan
secara verbal (tidak dilengkapi gambar), saudara Muhammadun H. Adam menguraikan
penemuannya yang berlandaskan gabungan hukum bejana berhubungan dan hukum Pascal.
Tanpa mengurangi hormat saya pada saudara Muhammadun H. Adam dan tanpa mengurangi
penghargaan saya atas usahanya menyiapkan presentasi sepanjang 29 slide tersebut, saya
berkeyakinan bahwa PLT ATB tersebut tidak akan pernah dapat bekerja sebagaimana yang
diharapkan. Masalahnya, lagi-lagi adalah karena melawan hukum alam (hukum kekekalan
energi). Selain itu juga terjadi ketidaksesuaian kondisi dalam penggabungan hukum bejana
berhubungan dengan hukum Pascal. Hukum bejana berhubungan berlaku jika tekanan udara
(atau gas) diatas permukaan air (atau zat cair) sama, seperti pada udara terbuka atau di ruang
hampa udara. Sedangkan hukum Pascal yang dimaksud hanya berlaku jika air (atau zat cair)
berada dalam ruangan tertutup seperti yang diterapkan pada sistim hidrolik dan pneumatic.
Dalam ruang terbuka, penambahan tekanan hanya dapat dilakukan dengan menambah ketinggian
vertikal kolom air yang menaikkan tekanan hidrostatik pada bagian dasar bejana. Karena
penjelasan dalam slide tidak dilengkapi gambar/sketsa, maka saya sulit membayangkan seperti
apa desain dari PLT ATB yang diyakini dapat bekerja terus-menerus tanpa memerlukan masukan
energi dari luar.
Secara prinsip, SIRKULATOR POMPA GRAVITASI maupun PLT ATB dapat digolongkan
dalam genre stika abadi atau overunity yang diyakini dapat bekerja terus menerus tanpa masukan
energi dari luar. Beberapa diantaranya bahkan diyakini dapat menghasilkan energi dari ketiadaan
(menciptakan energi) seperti PLT ATB, Parendev Motor, Hummingbird/Sundance Generator,
dan sebagainya. Desain maupun cara kerja alat-alat tersebut ada yang mirip dan adapula yang
berbeda jauh satu sama lain. Adapun tenaga penggerak yang digunakan pada umumnya adalah
salah satu atau kombinasi dari magnet permanen, elektromagnet, gravitasi bumi, tekanan air,
tekanan udara, gaya apung, gaya kapiler, dsb. Beberapa diantara desain tersebut bahkan sudah
dipatenkan oleh penemunya. Yang menarik (atau anehnya), sampai sekarang belum ada satupun
dari alat-alat tersebut yang diproduksi massal atau yang kita temukan di pasaran umum. Jika saja
stika abadi (perpetual engine) yang sudah dicoba untuk dibuat orang sejak ratusan tahun lalu
tersebut dapat bekerja seperti yang sering diklaim oleh para penemunya, maka dunia ini tentu
akan damai sejahtera dan aman sentosa karena tidak akan ada krisis energi dan tidak ada perang

memperebutkan minyak. Namun itu hanya otopia karena bertentangan hukum alam (hukum
kekekalan energi) yang telah berlaku sejak alam raya terbentuk dan masih akan terus berlaku
selama alam raya masih ada, tidak peduli kita percaya entah tidak.
Melakukan eksperimen tentang stika abadi (perpetual engine) apapun jenisnya, bukanlah
merupakan kejahatan dan bahkan dapat memajukan IPTEK. Namun jika digunakan untuk
melakukan pembohongan publik apalagi penipuan, jelas merupakan tindakan yang tidak dapat
dibenarkan. Oleh karena itu, masyarakat mesti bersikap kritis terhadap pihak-pihak yang
mengklaim telah menemukan teknologi yang dapat menghasilkan energi (utamanya listrik) tanpa
masukan energi dari luar sistem atau penemuan bahan bakar jenis baru (apapun namanya) yang
dibuat (disintesa) dari bahan yang tidak mengandung unsur karbon dan hidrogen, ataupun yang
sudah dalam keadaan energi rendah (air, karbon dioksida, dsb). Jika ada para netter yang
mendapatkan informasi tentang klaim seperti itu, dapat menginformasikannya pada forum ini
untuk kita analisa dan kritisi bersama. Kalau temuannya memang masuk akal (tidak bertentangan
dengan hukum-hukum alam) kita adan dukung, dan kalau tidak masuk akal akan kita bedah
bersama bagian mana yang tidak masuk akal. Kalau penemunya tetap ngotot meski dasarnya
lemah, kita musti siap untuk adu argumen. Jika penemunya kalah argumen tapi masih ngeyel
juga, kita bisa undang yang bersangkutan untuk mendemokan alatnya di depan publik. Sebelum
dan sesudah demo alat, tentu saja dilakukan pemeriksaan alat secara seksama untuk mencegah
kemungkinan adanya komponen tersembunyi untuk mensuplay energi. Dengan demikian,
masyarakat tidak lagi menjadi korban pembohongan publik maupun penipuan yang dapat
merugikan masyarakat dan negara. Kita harus belajar dari kasus penipuan oleh Dennis Lee
dengan Hummingbird/Sundance Generator di Amerika dan Canada yang sudah meraup jutaan
dolar. Kita harus belajar dari kasus Djoko Suprapto dengan Pembangkit Listrik Jodipati dan Blue
Energy yang mempermalukan bangsa kita dan meraup milyaran rupiah. Bagaimana dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Mekanik Gravitasi temuan Djoko Pasiro ??? Kita tunggu saja kabar
selanjutnya, semoga saudara M. Mahfud tetap tegar dalam perjuangan menegakkan rasionalitas
keilmuan di tengah masyarakat yang cenderung untuk berfikir/bertindak irasional karena panik
menghadapi krisis energi yang tidak jelas sampai kapan.
Terimakasih dan salam eksperimen.

Pembangkit Listrik Tanpa Tenaga Apapun (PLTAA)


by Teguh Yoga Raksa (2005)
Awal ide ini dimulai ketika saya iseng-iseng belajar membuat tulisan, eh..ternyata aliran listrik seketika
mati, dengan sangat menyesal saya tidak menyimpan file yang sudah saya tulis, oh..alangkah malangnya
saya saat itu saya sudah membuat tulisan hampir dua halaman penuh. Dari kejadian itu kemudian saya
berfikir bagaimana caranya menghasilkan energi listrik secara spontan dan terus menerus, saya teringat
bagaimana aliran listrik timbul. Adanya perubahan fluks magnet dalam sebuah kumparan, hal ini dapat
dijadikan ide dasar dalam membangun pembangkit listrik sederhana bantuan air, uap bahkan nuklir
sekalipun, saya hanya ingin membuat pembangkit listrik yang terus menerus menghasilkan energi listrik
tanpa bantuan apapun kecuali peralatan yang saya rancang. Ok..langkah selanjutnya adalah memikirkan
komponen yang mungkin kita dapat gunakan sebagai miniatur pembangkit listik ini. Tentunya saya harus
menyediakan sebuah magnet permanen dan kumparan kawat untuk menghasilkan medan magnet
induksi. Sampai tahap ini agak membingungkan bagaimana membuat sebuah magnet bergerak terus
menerus agar menghasilkan perubahan fluks magnet dalam kumparan dan menyebabkan arus listrik
induksi. Andaikan punya tiga magnet batang dan yang kedua magnet saya letakan di tengah dan yang
lain saya letakan di kedua kutub dengan membuat kutub yang sejenis behadapan, dengan memberikan
sedikit ayunan pada magnet yang berada di tengah-tengah akan menyebabkan magnet yang berada di
pusat berosilasi, ketika salah satu ujung magnet menyentuh magnet yang lain dengan sedirinya dia akan
terdorong kembali karena kedua kutub medan magnet yang bertemu berlawanan untuk lebih jelasnya
perhatikan rancang bangun pembangkit listrik spontan berikut (gambar1). Modifikasi dari alat ini dapat
dengan memperbanyak lilitan koil sehingga dapat menghasilkan tegangan yang besar, selain itu kita
dapat merancang bagaimananya caranya sehingga gerakan menjadi cepat, atau dapat pula hasil
keluaran alat di buat transformator step up sehingga menghasilkan tegangan yang besar.
Di akhir tulisan ini saya ingin menanyakan pada pembaca foton mungkin nggak peralatan ini dapat buat
? apa kelemahan dari alat ini ? apakah mungkin magnet yang berada di pusat dapat terus-menerus
bergerak ( he..he..mungkin nggak ya.)? Atau mungkin punya ide yang lebih masuk akal dibanding
peralatan ini?

Anda mungkin juga menyukai