Beberapa hari yang lalu ketika saya sedang mencari referensi tentang PLTGL (Pembangkit
Listrik Tenaga Gelombang Laut), tanpa sengaja saya mendapatkan sebuah artikel yang berjudul
SIRKULATOR POMPA GRAVITASI (Tips Menghemat Listrik) yang ditulis oleh saudara
Ading Mulyadi di website LPMP Jawa Barat (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa
Barat). Dalam tulisan tersebut, diuraikan secara detail tentang cara pembuatan dan cara kerja
sirkulator pompa gravitasi yang dilengkapi dengan gambar yang sangat jelas. Pada bagian
terakhir, diruraikan pula keunggulan dan kelemahan alat tersebut. Tanpa mengurangi hormat
saya pada saudara Ading Mulyadi dan tanpa mengurangi penghargaan saya atas usahanya
menulis artikel tersebut, saya berkeyakinan bahwa SIRKULATOR POMPA GRAVITASI yang
dibuat mengikuti petunjuk dalam artikel tersebut tidak akan pernah dapat bekerja sebagaimana
yang diharapkan. Hal itu disebabkan prinsip kerja sirkulator tersebut melawan hukum alam
(hukum kekekalan energi), seperti halnya dengan POMPA AIR TENAGA GRAVITASI yang
telah saya uraikan. Cara kerja SIRKULATOR POMPA GRAVITASi secara prinsip sama persis
dengan cara kerja POMPA AIR TENAGA GRAVITASI, dan keduanya juga diyakini dapat
bekerja tanpa masukan energi dari luar kecuali pada saat pengisian air pertama saja. Jika dicoba,
hasilnya juga akan sama saja yaitu akan keluar air beberapa saat, kemudian berhenti setelah
tercapai keseimbangan tekanan. Jadi, keluarnya air (untuk beberapa saat) tersebut sama sekali
tidak membuktikan bahwa alat tersebut telah berhasil bekerja tapi kemudian macet karena
suatu sebab. Demikian juga pada POMPA AIR TENAGA GRAVITASI, keluarnya air yang
cukup lama dan banyak (bahkan bisa sampai 1 drum) juga tidak membuktikan apapun karena
keseimbangan tekanan akan dicapai setelah semua air dalam drum keluar dan digantikan oleh
udara jika tidak dilengkapi dengan leher angsa atau jika terjadi kebocoran. Jika dilengkapi leher
angsa dan tidak ada kebocoran, keseimbangan tekanan akan tercapai ketika drum telah berhenti
mengempes. Jika ketinggian vertikal kolom air melebihi batas yang mampu ditahan oleh tekanan
atmosfer (sktr 10 meter atau lebih), maka akan tercipta ruang hampa pada pipa dan drum bagian
atas ketika tercapai keseimbangan tekanan.
Pada kesempatan lain, saya juga menemukan sebuah file presentasi powerpoint (.ppt) di blog
sebuah LSM lingkungan hidup Lingkaran Nurani yang ditulis oleh saudara Muhammadun H.
Adam (direktur yang menangani energi dan sumber daya mineral). Presentasi berjudul PILOT
PROJECT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR TERJUN BUATAN (PLT ATB) tersebut
memaparkan masalah kelangkaan energi (listrik), kelemahan-kelemahan sistim pembangkit
listrik yang ada, dan menawarkan sebuah solusi yang dinamakan PLT ATB. Dengan penjelasan
secara verbal (tidak dilengkapi gambar), saudara Muhammadun H. Adam menguraikan
penemuannya yang berlandaskan gabungan hukum bejana berhubungan dan hukum Pascal.
Tanpa mengurangi hormat saya pada saudara Muhammadun H. Adam dan tanpa mengurangi
penghargaan saya atas usahanya menyiapkan presentasi sepanjang 29 slide tersebut, saya
berkeyakinan bahwa PLT ATB tersebut tidak akan pernah dapat bekerja sebagaimana yang
diharapkan. Masalahnya, lagi-lagi adalah karena melawan hukum alam (hukum kekekalan
energi). Selain itu juga terjadi ketidaksesuaian kondisi dalam penggabungan hukum bejana
berhubungan dengan hukum Pascal. Hukum bejana berhubungan berlaku jika tekanan udara
(atau gas) diatas permukaan air (atau zat cair) sama, seperti pada udara terbuka atau di ruang
hampa udara. Sedangkan hukum Pascal yang dimaksud hanya berlaku jika air (atau zat cair)
berada dalam ruangan tertutup seperti yang diterapkan pada sistim hidrolik dan pneumatic.
Dalam ruang terbuka, penambahan tekanan hanya dapat dilakukan dengan menambah ketinggian
vertikal kolom air yang menaikkan tekanan hidrostatik pada bagian dasar bejana. Karena
penjelasan dalam slide tidak dilengkapi gambar/sketsa, maka saya sulit membayangkan seperti
apa desain dari PLT ATB yang diyakini dapat bekerja terus-menerus tanpa memerlukan masukan
energi dari luar.
Secara prinsip, SIRKULATOR POMPA GRAVITASI maupun PLT ATB dapat digolongkan
dalam genre stika abadi atau overunity yang diyakini dapat bekerja terus menerus tanpa masukan
energi dari luar. Beberapa diantaranya bahkan diyakini dapat menghasilkan energi dari ketiadaan
(menciptakan energi) seperti PLT ATB, Parendev Motor, Hummingbird/Sundance Generator,
dan sebagainya. Desain maupun cara kerja alat-alat tersebut ada yang mirip dan adapula yang
berbeda jauh satu sama lain. Adapun tenaga penggerak yang digunakan pada umumnya adalah
salah satu atau kombinasi dari magnet permanen, elektromagnet, gravitasi bumi, tekanan air,
tekanan udara, gaya apung, gaya kapiler, dsb. Beberapa diantara desain tersebut bahkan sudah
dipatenkan oleh penemunya. Yang menarik (atau anehnya), sampai sekarang belum ada satupun
dari alat-alat tersebut yang diproduksi massal atau yang kita temukan di pasaran umum. Jika saja
stika abadi (perpetual engine) yang sudah dicoba untuk dibuat orang sejak ratusan tahun lalu
tersebut dapat bekerja seperti yang sering diklaim oleh para penemunya, maka dunia ini tentu
akan damai sejahtera dan aman sentosa karena tidak akan ada krisis energi dan tidak ada perang
memperebutkan minyak. Namun itu hanya otopia karena bertentangan hukum alam (hukum
kekekalan energi) yang telah berlaku sejak alam raya terbentuk dan masih akan terus berlaku
selama alam raya masih ada, tidak peduli kita percaya entah tidak.
Melakukan eksperimen tentang stika abadi (perpetual engine) apapun jenisnya, bukanlah
merupakan kejahatan dan bahkan dapat memajukan IPTEK. Namun jika digunakan untuk
melakukan pembohongan publik apalagi penipuan, jelas merupakan tindakan yang tidak dapat
dibenarkan. Oleh karena itu, masyarakat mesti bersikap kritis terhadap pihak-pihak yang
mengklaim telah menemukan teknologi yang dapat menghasilkan energi (utamanya listrik) tanpa
masukan energi dari luar sistem atau penemuan bahan bakar jenis baru (apapun namanya) yang
dibuat (disintesa) dari bahan yang tidak mengandung unsur karbon dan hidrogen, ataupun yang
sudah dalam keadaan energi rendah (air, karbon dioksida, dsb). Jika ada para netter yang
mendapatkan informasi tentang klaim seperti itu, dapat menginformasikannya pada forum ini
untuk kita analisa dan kritisi bersama. Kalau temuannya memang masuk akal (tidak bertentangan
dengan hukum-hukum alam) kita adan dukung, dan kalau tidak masuk akal akan kita bedah
bersama bagian mana yang tidak masuk akal. Kalau penemunya tetap ngotot meski dasarnya
lemah, kita musti siap untuk adu argumen. Jika penemunya kalah argumen tapi masih ngeyel
juga, kita bisa undang yang bersangkutan untuk mendemokan alatnya di depan publik. Sebelum
dan sesudah demo alat, tentu saja dilakukan pemeriksaan alat secara seksama untuk mencegah
kemungkinan adanya komponen tersembunyi untuk mensuplay energi. Dengan demikian,
masyarakat tidak lagi menjadi korban pembohongan publik maupun penipuan yang dapat
merugikan masyarakat dan negara. Kita harus belajar dari kasus penipuan oleh Dennis Lee
dengan Hummingbird/Sundance Generator di Amerika dan Canada yang sudah meraup jutaan
dolar. Kita harus belajar dari kasus Djoko Suprapto dengan Pembangkit Listrik Jodipati dan Blue
Energy yang mempermalukan bangsa kita dan meraup milyaran rupiah. Bagaimana dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Mekanik Gravitasi temuan Djoko Pasiro ??? Kita tunggu saja kabar
selanjutnya, semoga saudara M. Mahfud tetap tegar dalam perjuangan menegakkan rasionalitas
keilmuan di tengah masyarakat yang cenderung untuk berfikir/bertindak irasional karena panik
menghadapi krisis energi yang tidak jelas sampai kapan.
Terimakasih dan salam eksperimen.