Anda di halaman 1dari 31

Batupasir menempati 20-25% dari total batuan sedimen yang ada di bumi (Bogg, Jr 2006).

batupasir ini penting keberadaanya di alam, karena ia telah menyumbangkan air, minyak, gas,
dan bahan tambang (endapan placer). begitu seksinya batupasir ini karena berfungsi sebagai
reservoir konvensional (umum) bagi fluida fluida ekonomis bagi umat manusia menjadi daya
tarik tersendiri untuk dikaji. apa itu pasir? apa itu batupasir? secara kasat mata dan
pengalaman di lapangan semua heolohis pada tahu lah bagaimana rupanya batupasir itu.
Batupasir adalah batuan sedimen dengan komposisi penyusun butiran berupa material
material klastika terigen berukuran dominan rata-rata 1/16-2 mm. ukuran partikel ini adalah
material sedimen pasir dalam skala wentworth, seperti yang telah kita ketahui dari postingan
sebelumnya.
tentu saja dialam pasir ini tidak berdiri sendiri sebagai fragmen kerangka penyusun batupasir,
tapi ada juga matrik dan semen berupa partikel sedimen lain yang berukuran lebih kecil dari
pasir (silt dan mud).
KOMPOSISI
sebagaimana diketahui batupasir ini disusun oleh material ukuran pasir (sebagai fragmen
penyusun utama) kemudian campuran matrik (fragmen sedimen lebih halus dari pasir) dan
semen (sebagai perekat semua fragmen yang ada, biasanya berupa mineral sangat halus
berupa karbonat, silika, dsbnya yang hadir saling mengunci/interlocking akibat reaksi kimia
selama litifikasi terjadi).
secara umum fragmen ukuran pasir ini bisa berupa mineral ataupun fragmen batuan
(seukuran pasir tentunya dapat berasal dari batulanau, batulempung, atau batuan beku
halus/bertekstur afanitik, dan batuan metamorf bertekstur halus). mineral-mineral paling
umum pengisi batupasir adalah kuarsa, feldspar, dan beberapa jumlah minor dari mienral
asesoris. sementara fragmen batuan (rock fragmen or lithic fragmen) disusun oleh fragmen
batuan beku bertekstur halus (andesit, basalt, tuf, dll), batuan metamorf (metakuarsit, sekis,
filit, slate, dan argilit), dan batuan sedimen bertekstur halus (pasir sangat halus, silststone,
shale, dan chert, batugamping juga bisa hadir, dll intinya beruuran halus kalo kasar mah
bukan pasir atuh disebatna sob).
Fragmen Penyusun berupa Mineral
setidaknya ada tiga mineral dominan yang menyusun batupasir, menginngat bahwa pasir
merupakan produk dari hasil transportasi jauh dan mineral mineral yang dijumpai di alam
berukuran pasir haruslah memiliki syarat berupa mineral yang resisten dan jumlahnya
melimpah di alam maka tak heran lagi lagi kuarsa dan feldspar masuk dalam klasifikasi
semua jenis batuan (mau gimana lagi cuma mereka berdua yang paling banyak di alam).
karena kandungan fragmen mineral yang dominan merupakan mineral silikat (deret bowen)
maka batupasir bersama antek2nya yang lain (breksi, konglomerat, lanau, lempung) maka
kelompok ini seringkali dinamakan sebagai batuan silisiklastik.
Kuarsa
hadir karena ini mineral memiliki resistensi tinggi terhadap pelapukan dan jumlahnya
melimpah di alam. karena perilaku fisiknya yang tahan abrasi (skala mohs 7) dan resisten

terhadap reaksi kimia (sukar bereaksi yang mengakibatkan disintegrasi) menjadikan kuarsa
sebagai material tabah tahan banting yang paling survive terhadap multiple recycling. :D
kuarsa ini dapat berasal dari batuan pltuonik, khususnya yang felsik kayak granit (karena
kaya kuarsa), batuan metamorf, dan batupasir yang lebih tua.
Feldspar
ini mineral sebenarnya gak keras keras amat dan mudah terdisintegrasi, apa yang membuat
dia termasuk sebagai mineral yang melimpah dalam batupasir? tanyakan pada textbook,
teman, dosen, dan diri sendiri kenapa di batuan lain selalu saja feldspar (plagioklas) menjadi
komposisi utama dalam parameter klasifikasi? jawabannya adalah dia sebagai yang paling
banyak terdapat dialam. gak percaya? silahkan sayat semua batuan apa saja pasti nemu
plagioklas (meski tidak semua yang tidak ada pasti jarang banget gak termasuk batugamping
dan sedimen kimiawi lainnya ya sob).jumlahnya yang melimpah ini membuat feldspar
(plagioklas dan K-feldspar) sebagai mineral yang juga melimpah di batupasir.
K-feldspar (atau dikenal juga sebagai potasium feldspar) sedikit berbeda dengan kelompok
feldspar lain (plagioklas). memiliki rumus kimia KALSi3O8, memiliki kekerasan cukup oke
(sekitar 6) maka dia jumlahnya juga melimpah di batupasir dan dapat tertransport lebih jauh.
sementara Plagioclase feldspar (anortit-albit) memiliki rumus kimia (Na, Ca) (Al,Si)Si2O8.
memiliki skala mohs 6-6.5 dan jumlahnya yang sangat melimpah di alam bayangin aja dari
sejak olivin kebentuk terus sampai deret mineral felsik habis plagioklas masih aja diproduksi
(deret kontinu di seri bowen). jumlahnya yang melimpah dan kekerasannya yang cukup keras
membuat dua mineral ini merajai semua jenis batuan di muka bumi. :D
Mineral Asesoris
mineral asesoris tidak banyak hanya sekitar 2-3% mengisi komposisi batupasir. mineral
asesoris ini mengacu kepada semua jenis mineral selain dua mineral yang disebutkan tadi,
bisa mineral silikat dalam deret bowen (deret olivin, piroksen, hondblenda, biotit, muskovit)
maupun mineral asesoris berupa mineral berat serpeti zirkon, apatit, turmalin, korundum, atau
intan dan logam ekonomis nativ.
mineral mafic seri bowen hadir mungkin karena sisa-sisa mineral yang survive terhadap
seleksi alam (erosi saat transportasi dan alterasi selama proses diagenesis). sementara mineral
berat karena perilaku fisik mereka yang berat dan keras keras (kayak zircon aja sampe 9 skala
mohsnya) dan karena berat jenis mereka yang berat membuat mereka memiliki settling
velocity (kecepatan jatuh) yang lebih besar dan memungkinkan terendapkan lebih cepat,
sehingga tidak transport jauh (aman dari abrasi lanjut), dan diendapkan bareng material
klastika kasar (pasir) lebih cepat tapi tetep aja jumlah mereka di alam tidak banyak, bila
akumulasinya banyak dalam batuan sedimen (pasir) maka bisa jadi cebakan ekonomis tuh.
Mineral autigenik
mineral ini hadir bukan dibawa oleh transportasi bersama butiran terigen klastik lainnya,
melainkan hadir secara insitu akibat kondisi kimia tertentu pada daerah tersebut. glaukonit,
klorit, zeolit dan mineral mineral lainnya dapat hadir melalui proses diagentik atau proses
tertentu.

Fragmen penyusun berupa Fragmen batuan (fragmen litik)


pecahan batuan sumber purba dapat lapuk tertransportkan berukuran berbagai jenis klastika
sedimen (skala wentworth) bisa bongkah, kerakal, kerikil, dan pasir tentunya. nah ketika
klastika tadi lapuk dan seukuran pasir penyusun batupasir maka disebut litik fragmen.
litik fragmen ini dapat berasal dari semua jenis batuan syaratnya batuan asalnya haruslah
bertekstur halus (loh?), ya harus begitu logikanya kita pengen punya sedimen seukuran pasir
tentu saja ukuran sumber sebelumnya gak boleh dong lebih kasar. lempung, silt, pasir sangat
halus, matrik batuan lain, batuan beku afanitik-porfiritik, batuan metamorf halus dan lain
sebagainya.
Matrik
material butiran yang berukuran lebih halus yang menjadi tempat fragmen pasir tertanam
disebut matrik, ukurannya tentu saja lebih halus dari pasir. ukuran matrik kurang dari 0.03
mm (Boggs, 2006).
mengisi ruang antar butiran. kebanyakan mateiral penyusun matrik adalah lempung seperti
illite
(K2[Si6Al2]Al4O20(OH)4],
smectite
(montmorillonite)
[(Al,
Mg)8(Si4O10)3(OH)10.12H2O], kaolinite (Al2Si2O5(OH)4], dan chlorite [(Mg, Fe)5 (Al,
Fe3+)2Si3O10(OH)8]. montmorilonit merupakan jeis lempung berlayer dua, sebelumnya
perlu diketahui bahwa mineral lempung adalah mineral mineral mika (kayak biotit dan
muskovit tapi bukan originnya hasil kristalisasi magmatik kayak dua mineral itu dihasilkan
dari proses kimia dan diagensis) tapi kita tidak akan bahas detail disini nanti di postingan
kusus tentang lempung, Ok.
Hampir semua mineral lempung dibentuk hasil pelapukan subaerial dan hidrolisis, meskipun
pada kondisi pelapukan subaqueous (dalam air) juga dapat menghasilkan mineral lempung
dan diagenesis akibat burial.
Keberadaan matrik dalam batupasir ini menurut pettijohn, Potter, dan Siever, 1987) dikontrol
oleh tiga faktor: pertama, pelapukan dan erosi dari batuan provenance yang mana matrik
berasal. Dua jenis dari material detrital diketahi mampu menjadi matrik batupasir
ketikalapuk,yaitu kelomok filosilikat-lempung, mika, dan klorit yang secara prmer dapat
menjadi matrik-dan fragmen batuan yang labil, rock fragmen ini secara mudah teralterasi
oleh proses diageneis dan metamorfisme bergrade rendah.
Proses kedua berasal dipengaruhi oleh kombinasi proses kimia pada lingkungan
pengendapan, sebagai contoh, kecepatan arus dan dansitas mengontol jumlah material matrik
berbutir halus yang tertransportasikan dan diendapkan bersama pasir. Sealin itu kontrol
keasaman (pH), potensial Oksidasi (Eh), stabilitas berbagai fase mineral selama dan setelah
pengendapan, stabilitas filosilikat, secara khusus dikontrol oleh kimia dari dasar dan air pori.
Proses ketiga yang mengontrol keberadaan matrik dalam batupasir adalah proses diagensis.
Proses proses rekristalisasi, neokristalisasi, dan deformasi ringan, fragmen batuankaya
lempung semuanya memainkan peranan penting dalam produksi matrik dari butiran detritus
yang telah ada (sedimen pasir yang diendapkan). Feldspar akan teralterasi digantikan oleh
mineral lempung atau mika; klorit baru dan lempung terbentuk dari hasil presipitasi larutan

intergranular (antar butir) dan air laut; mineral lainnya, bahkan kuarsa, dapat digantikan oleh
lempung (W.F. Galloway, 1974; Morad, 1984; Michalopoullus dan Aller, 1995).
Karena kebanyakan pasir mengandung 10-30% matrik tidak berasal dari hasil deposisi
langsung (C.D Hollister dan Heezen, 1964), dan proses diagenetik memiliki peranan penting
penambahan material matrik dalam wacke.
Whetten (1966) dan J.W. Hawkins dan Whetten (1969), pernah melakukan percobaan untuk
mengetahui pengaruh distribusi fragmen batuan dalam proses pembentukan graywacke
melalui mekanisme diagenesis yang menyumbangkan banyak matrik.
Diketahui enam jenis material matrik dan semen yang diketahui dalam batupasir (Dickinson,
1970) yaitu: (1) detrital, mud kaya lempung atau disebut protomatriks (terbawa langsung
saat pengendapan), (2) protomatrix yang terreksritalisasi atau disebut orthomatrix, (3)
deformasi dan reksritaslisasi dari fragmen litik disebut pseudomatrix, (4) kemudian ada juga
polimineralik yang terbentuk dari hasil neokristalisasi saat diagnesis terjadi dan alterasi dari
butiran framework yang menyusun batupasir disebut juga epimatrix, (5) semen filosilikat
homogen, termasuk smektit, klorit, klorit-vermikulit, kaolinit, cheladoniteillite, dan
muscovite, (6) semen nonfilosilikat, menagndung mineral mineral seperti kalsit, uarsa,
dolomit, hematit, mineral mineral fosfat, oksida mangan, dan zeolit. Membedakan berbagai
tipe matrik dan semen dari berbagai jenis batuan mungkin akan cukup sulit. Tapi analisis
tekstural, kimia, dan petrografi yang detil dapat digunakan untuk membedakan mana
kandungan detritus dan non detritus. (Almon, Fullerton, dan Davies, 1976).
Karena matrik merupakan hasi dari pengendapan (protomatrik) dan diageneisis (ortomatrik,
epimatrik, dan pseudomatrik), masalah yang cukup besar terjadi ketika kita ingin
membedakan batuan dengan protomatrik dari batuan dengan matrik diagenetik. Maka, jika
memungkinkan, batuan dengan epimatrik kaolinit berasal dari alterasi diagentik dari feldspar
yang secara tekstural sebenernya arenit, dimana batuan dengan suatu detritus protomatrik
illite+klorit akan dianggap sebagai wacke. Perbedaan ini seringkali sult untuk diamati karena
dalambanyak kasus sulit untuk dibedakan.
Semen
dua kelompok utama material penyusun semen adalah silika dan karbonat. semen silika hadir
dari hasil overgrowth (saling tumbuh). misalnya dua partikel kuarsa yang bersentuhan dan
tumbuh kemudian merekat pada kedua sisinya akibat aktivitas pelarutan oleh air tanah selama
proses diagenesis. atau proses proses lain yang kompleks.
overgrowth yang mempertahankan kontinuitas kristalografi dinamakan syntaxial. berbagai
macam tekstur dapat hadir, seperti tekstur mosaic muncul ketika semen disusun oleh
mikrokristalin kuarsa yang hadi rmngisi urang pori. ketika overgrowth terjadi dapat mudah
dibedakan dengan kristal aslinya sebelum overgrowth pada tepi kristal. adanya pengotor dan
garis batas sebelum kristal ini tumbuh pada permukaan butir. tapi gak semua sandstone
memiliki struktur overgrowth yang bersemen silika umum pada batupasir kaya kuarsa (quartz
arenite sanstone).
semen silika tidak selalu berasal dari kuarsa, hasil larutan mineral mineral silikat yang lain
juga ikut menymbangkan silika pada semen (karena sifatnya yang lebih mudah terdisintegrasi
oleh proses kimia dibandingkan kuarsa yang lebih resisten).

kelompok semen kedua yang banyak dijumpai pada batupasir adalah semen karbonat, seperti
kalsit dan dolomit. tentu saja semen karbonat in berasal dari larutan garam kalsium karbonat
yang kemudian terpresipitasi membentuk semen, yang sebelumnya sempat kita bahas sedikit
disini (bahwa ia juga memiliki tekstur yang khas).
semen semen lain berupa mineral autogenik klorit, zeolit, dan glaukonit juga bisa hadir
sebagai pengganti semen silika dan karbonat pada kondisi tertentu. apapun semennya yang
jelas semua semen ini adalah mineral sekunder yang terbentuk setelah pengendapan terjadi
atau berhubungan dengan proses post-depositional (diagenesis).

komposisi umum mateiral penyusun batupasir

KLASIFIKASI DAN KOMPOSISI KIMIA BATUPASIR


sebenernya komposisi kimia batupasir gak terlalu menjadi perhatian para sedimentologis,
soalnya beda ini sedimen mas sob bukan batuan kristalin yang perlu dipelajari bagaimana
perilaku fase fase mineral dalam diagram fasa. meski demikian, banyak juga yang
menggunakan data kimia ini untuk keperluan lain, seperti analisis provenance dalam aspek
geokimianya.
karena kebanyakan butiran dalam batuan sedimen silisiklastik berasal dari berbagai tipe
batuan yaitu beku, metamorf, dan sedimen, dan mineralogi ditambah dengan komposisi kimia
dari batuan sedimen silisiklastik maka dengan pendekatan pendekatan yang ada bisa dipakai
untuk menentukan source rock yang membawa batupsir tersebut (provenance analysis).
sebagai contoh batupasir yang cenderung kaya akan besi, magnesium, kalsium sodium, dan
potasium maka dapat dibandingkan tipe source rocknya seperti apa (kemungkinan batuan
mafic). sebaliknya ada batupasir yang kaya kuarsa, alkali feldspar, dan mineral felsik lainnya
kemungkinan mungkin adalah batuan induknya adalah pluton granit dan lain sebagainya.

tabel contoh komposisi kimia batupasir diberbagai tempat

berdasarkan analisis kimia silikon yang hadir dalam oksida silika (SiO2) merupakan
komposisi terbanyak yang ada di batupasir. semetnara alumunium (Al2O3) memiliki
kelimpahan sedang dalam batupasir yang mengandung kaya feldspar atau rock fragment serta
batupasir kaya matrik lempung. dan urang banyak dalam batupasir kaya kuarsa, yang
umumnya tidak memiliki matrik.
rata rata besi, magnesium, kalsium, sodium, dan potasium kurang banyak dalam batupasir
dibandingin kandungan alumunium. konsentrasi relatif dari unsur unsur ini sebagai fungsi
darimineralogi butiran ukuran pasir dan tipe lempung dan semen produk diagensis dalam
batuan. sebagai contoh batupasir kaya semen kalsium karbonat atau fosil karbonat yang dapat
secara anomali memberikan pengayaan (menyumbangkan) unsur kalsium dalam analisis
kimia.
untuk klasifikasi batupasir ini secara fundamental dibagi berdasarkan pengamatan tekstural
dan minerlogi, yaitu framework kandungan persentase fragmen penyusunnya (entah mineral,
entah fratmen litik entah feldspar yang merupakan komponen paling dominan dalam
batupasir).
Tekstur
material sedimen silisiklastik yang tidak terkonsolidasi dinamakan gravel (dominan > 2 mm,
pasir (1/16-2 mm) dan mud (<1/16 mm) maka ketika material sedimen ini terlitifikasi akan
membentuk batuan batuan yang secara tekstural disebut konglomerat, batupasir, dan shale
(mudrock). terkadang dilapangan dijumpai percampuran dari material ini, artinya tidak
eksklusif sastu jenis saja, maka dari itu dikenal nomenclature yang dibuat para geologis untuk
menyikapi masalah ini. selanjutnya dikenal lah istilah batupasir lempungan, batupasir
lanauan, batulanau pasiran dan sebagainya. perhatikan skema berikut.

nomenklatur pencapuran sedimen oleh Folk, dan Robinson (dalam Boggs, 2006 hal 129)
klasifikasi tekstural dari gambar diatas merupakan perpaduan pesentase sedimen yang
dijumpai di lapangan (karena bisa saja bikin bingung ini batu apa?? butirannya halus tapi kok
ada yang kasar2nya butiranya?? :p ^^) kurang lebih begitulah sob..
secara ideal kita mungkin berharap seluruh batuan sedimen yang kita jumpai semua
berukuran pasir atau ukurannya seragam. teranyata tidak selalu begitu, untuk klasifikasi A
dan B (gambar diatas) dibuat oleh Folk (1954), untuk A klasifikasi nomenklatur
perbandingan yang lebih kasar, B untuk komposisi tekstur yang lebih halus, sementara C
adalah perbandingan 50% yang dibuat Robinson (1949). ketika ternyata tiap komponen
batuan sedimen yang dominan telah diketahui maka klasifikasi lebih khusus (klasifikasi
mineralogi) dapat dilakukan.
Tekstutur batupasir secara umum adalah epiklastik (istilah umum untuk tekstur batuan
sedimen yang tersusun berupa yang terbentuk di permukaan (epi=surface) dan mengandung
akumulasi butiran (clast) baik dari membundar-menyudut yang terpaketkan bersama. Buran
berasal dari proses normal hasil pelapukan permukaan).
Batupasir memiliki komposisi fragmen utama berupa kuarsa, feldspar, dan fragmen batuan.,
terikat bersama pada batas kontak butir, atau antara kontak butiran dan matrik yang terikat
oleh kristalisasi semen dalam pori batuan; atau kombinasi proses proses ini.
tingkat kematangan secara tekstural telah dijelaskan.
Tingkat kematangan secara mineralogi dan sortasinya juga sudah dijelaskan.

penamaan khas tekstur batupasir Raymond (2002)


Struktur
Struktur dalam batupasir hampir memborong semua jenis struktur sedimen yang telah kita
diskusikan. Struktur ini dapat bersifat mesoskopis sampai makroskopis (raksasa) (pettijohn
dan Potter 1964).
Struktur mesoskopis telah kita bahas sebelumnya yaitu seluruh struktur yang kita jumpai
dilapangan baik secara internal dalam beds maupun pada skala antar bed. Sedangkan sturktur
makroskpis dinsini menunjukan struktur tubuh formasi batupasir secara menyeluruh dan
bentuk fisik persebarannya terhadap formasi lain. Seperti berbentuk tabulra, leniticular,
membaji (Wedge), Shoestring dan lain lian. Struktur mesoskopis yah yang banyak kita
jumpai di lapangan seperti pada tabel di bawah ini.

struktur sedimen yang berkembang pada batupasir (Conybeare dan Crook, 1968 dalam
Raymond, 2002)
Semua jenis strutkur mau yang depositional (bedding, cross, ripple, lamination, dll), yang
erosional (sourr, flute, channel, dll), atau deformational structure (slump or slide, breccias,
covolute lamination, dissh pillar, ball and pillow, load casat dll), atau diagenetic structure
(concretion, syolites, dan lain lain).
Klasifikasi Mineralogi
banyak skema yang menjelaskan penamaan batupasir beradasarkan komposisi mineralogi dan
material penyusunnya. salah satunya toblerone plot dari pettijohn (1975) atau dikenal juga
dengan QFL plot (Quartz, Feldspar, Lithic fragment) dan lain sebagainya. komponen utama
adalah tiga material kerangka penyusun batupasir berukuran pasir yaitu kuarsa, feldspar, dan
fragmen batuan (Fragmen litik). banyak klasifikasi yang diutarakan oleh sedimentologis dan
kesemuanya bervariasi modelnya tapi tetap saja tiga komponen tadi (QFL) merupakan unsur
paling utama dalam klasifikasi manapun, pada toblerone plot nya pettijohn menambahkan
unsur matrik agar klasifikasi lebih sistematis bukan terpaku hanya pada kompenen butiran
kasar penyusun.
dari klasifikasi tersebut (ane yakin udah pada pernahlah yah praktikum di lab petrografi pasti
udah pada tahu yang beginian) lahirlah nama-nama batupasir seperti quartz arenite, quartz
wacke, feldspathic wacke, greywacke, lithic arenite, lithic wacke, dan lain sebagainya.

toblerone plot pettijohn untuk penamaan batupasir


kita review skema klasifikasi toblerone plot QFL diatas, fragmen penyusun utama pasir
dalam klasifikasi ada tiga komponen yaitu kuarsa (Q), Feldspar (k-feldspar dan plagioklas
yaitu F) dan fragmen batuan (lithic fragment L), bidang lateral yang membentuk tobleron
adalah meningkatnya kandungan matrik dalam batuan, bila matrik kurang dari 15% maka
batuan disebut batupasir arenite dan bila matrik barada pada kisaran 15%-75% dinamakan

batupasir wacke (greywacke) bila lebih dari 75% disebut mudstone (bukan pasir lagi udah
gak ada yang kasar. selanjutnya tiga komponen utama ini (QFL) menjadi panamaan bagian
depan yang dipadankan dengan sifat kandungan matriknya tadi (arenite dan wacke) misalnya
quartz arenite, quartz wacke, feldspahtic arente, dan sebagainya. kuarsa menjadi dominasi
dalam penamaan (menjadi quarzt arenite or wacke) bila kandungannya terhadap komposisi
batuan mencapai minimal 95%. kemudian feldpar dikatakan akan menjadi batupasir
feldspathic (arenite atau wacke) bila kandungannya dalam fragmen mencapai minimal 25%
dari total fragmen penyusun, begitu juga dengan fragmen litik (fragmen batuan) minimal
harus 25% dari komposisi total fragmen penyusun. dan perbandingan antara feldspar dan
fragmen litik bila komposisinya melimpah lihat yang dominan dengan batas perbandingan
50%.
istilah arkose sering digunakan geologis untuk penamaan lain dari feldspathic arenite secara
informal (bahasa slank ala heolohis). istilah lainnya adalah greywacke merupakan istilah
informal untuk batupasir feldspathic wacke. umumnya graywacke ini batupasir yang kaya
matrik dengan komposisi apapun yang telah mengalami deep burial (pembebanan dan
tertimbun dalam/sudah mengalami diagenesis), kaya klorit, berwarna abu abu gelap sampai
hijau gelap, sangat kompak, dan sangat padat. meskipun istilah ini masih menjadi kontroversi
(nama juga bahasa slank sob tapi sekali kal gak papa lah) karena lebih baik menggunakan
nama klasifikasi yang formal.
mari kita lihat klasifikasi penamaan lainnya dari Gilbert, (1982)

klasifikasi batupair dari Dott (1964) yang dimodifikasi oleh Guilbert (1982) dan dibajak oleh
gue dari Boggs (2006) :D
skema diatas hampir sama dengan toblerone nya pettijohn (1975) cuma beda kadar
persentase matrik pengisinya saja, di pettijohn matrik sampai 15% batupasirnya masih bisa
dibilang arenite, tapi di Dott (1962 dalam Guilbert 1982) batupasir dikatakan arenite jika
matriknya kurang dari 5%. untuk komposisi komponen QFL nya, kuarsa minimal 90%
artinya yang lain (Feldspar dan Litik) minimal 10% untuk memenangkan nama feldspathic
atau litik di depan.

Dott classification for sandstone (bentuk lain skema klasifikasi dott dalam Raymond, 2002)
selain itu ada juga nih klasifikasi yang populer juga untuk penamaan batupasir dari Folk,
yang ini rada ribet similikiti weleh weleh tapi mudah mudahan bisa kita pelajari.

klasifikasi Folk untuk batupasir (sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Folk_classification)


pada klasifikasi folk kurang lebihada dua kelompok nama arkos dan arenit, dan quartzarenite.
cuma kelemahannya matrik diabaikan di folk, tapi bukan berarti kadar matrik diabaikan
dalam penjelasannya (meski diskema tidak dipake). kadar matrik digunakan untuk
mengetahui kadar kematangan (maturitas) dari batupasir.
pada klasifikasi Folk ini semua yang berhubungan dengan feldspar (kaya feldspar) maka
batuannya akan disebut arkose (masih ingat kan penjelasan nama non formal diatas
sebenernya ini isu yang dibuat sam boggs hal 129-130 :D bukan maksud mengadu domba sob
tapi begitu adanya silahkan baca link wikipedia diatas dan sam boggs halaman segitu V^^).
sedangkan untuk rock fragmen (pengganti lithic fragment sama aja), akan jadi arenite dan
turunannya. kadar persentase kuarsa yang cukup tinggi bila mencapai 75% dan kandungan
fragmen lain (feldspar dan rock fragment) menurun maka batuannya diberi nama jadi sub,
subarkose dan sublitharenite. untuk kadar kuarsa >95% dinamakan quartz arenite (bayangin
sob semuanya namanya arenite wackenya gak ada).
kemudian pemlotan dilakukan fokus pada tiga komponen tersebut jadi komponen lain
diabaikan berapapun jumlahnya, hingga jumlah ketiganya 100% untuk diplot pada diagram.
sementara fragmen lain yang tidak dapat diplot dalam diagram (fosil, mineral berat) hanya
dijadikan paramter pembanding untuk formasi batuan lain.

klasifikasi folk (1974) dan McBride (1963)


tingkat kematangan (maturitas) batuan diukur berdasarkan parameter kandungan matriknya
bila matrik lebih dari 5% dengan tekstur terpilah buruk dan menyudut maka batuan tidak
matang (immature), kemudian submature bila clay <5% dan butiran menyudut tanggungmembundar tanggung dan terpilah buruk, batuan dikatakan mature (matang) bila butiran
bersortasi baik dan butiran tidak menyudut dengan sedikit clay, supermature bila butiran
membundar bersortasi baik dan tidak ada clay sama sekali.
KEMATANGAN BATUPASIR (sandstone maturity)
sudah disinggung pada paragraf diatas, bahwa kematangan pada batupasir bergantung pada
seberapa tabah butiran butiran penyusunnya menalami recycle saat transportasi hingga
terakumulasi dan membentuk batupasir.
pada dasarnya kematangan pada batupasir diketahui berdasarkan dua parameter:
kematangan secara komposisi dan kematangan secara tekstural. kematangan secara
komposisi maksudnya adalah jenis komposisi dari batupasir apakah teridiri dari material

stabil dan tidak stabil, tentunya bila butiran penyusun dominan mineral stabil (kuarsa) maka
batuan dikatakan matang secara komposisi.
adapaun kematangan secara tekstural, sebagaimana dijelaskan diatas adalah tingkat
kelimpahan matrik serta kebundaran dari butiran dan pemilahan ukuran butir. batuan
dikatakan supermature bila butiran membundar, terpilah baik, dan tidak ada clay (matrik).
batuan tidak matang (immature) bila sebaliknya.

diagram maturitas batupasir (R.L Folk, 1951)


JENIS JENIS BATUPASIR
diatas udah disebutin kalau batupasir itu ada yang arenit dan wacke, wacke sejatinya adalah
jenis batupasir yang halus dan sangat kompak menunjukan sifat tidak mature tapi beberapa
sumber menyebutnya hasil produk diagenesis, meskipun banyak juga yang beranggapan
bahwa wacke ini merupakan ciri sedime pada endapan turbidit, dan sedimen pada tepi
continental shelves dan oceanic trench. kita akan diskusikan yang arenite dulu.
Quartz Arenite

batupasir arenit kuarsa memiliki komposisi siliceous grain sampai 90% dari total tiga
komponen penyusun utamanya. dimana butiran ini berasal dari fragmen kuarsa, rijang, dan
batuan quartzose (Boggs, 2006).
warnanya biasanya abu terang terkadang juga kemerahan, pink, kuning, atau coklat karena
ada campuran oksida besi. biasnya terlitifiaski baik dan tersementasi baik oleh silika atau
karbonat; tapi beberapa ada yang porous dan friable (dapat diremas). arenit kuarsa ini secara
khas berasaosiasi dengan batuan yang diendapkan pada linkgungan kraton stabil seperti
aeolian, beach, dan shelf. cenderung berselang seloing dengan karbonat laut dangkal, di
beberapa kasus, dengan batupasir feldsfatik.
kebanyakan arenit kuarsa secara tekstural matur sampai supermature, quartzwacke tidak
umum keterdapatannya. struktur yang umum adalah cross bed (pernah nemu formasi
bagusnya di pantai karang taraje banten selatan coba aja kesana oke banget cuma tempatnya
deket warung remang remang O.O), ada juga struktur ripple mark tapi gak begitu sering
(umum di daerah aeolian).
fosil jarang kelimpahannya, fasies iknofosil skolithos dijumpai melimpah secara lokal di
arenit kuarsa laut dangkal. Pettijohn (1963) memperkirakan bahwa kuarsa arenit ini
menempati 1/3 dari total seluruh batupasir di bumi (berarti banyak juga nih keterdapatan
batupasir jenis ini di bumi).
kuarsa arenit ini bisa mengalami recycling sekali atau bahkan beberapa kali dari batuan
source rocknya. menurut pettijohn et al (sand and sandstone 1984) bahwa first cycle terjadi
pada daerah yang basah dimana pelapukan kimia dan fisika sangat intens dan mienral mineral
tidak stabil tidak ikut terendapkan (karena ter transport atau terurari). sementara multycycle
(tertransport jauh) adalah mekanisme yang paling umum dijumpai pada batupasir kuarsa.

thin section untuk quartz arenite [Q=kuarsa, C= semen kebetulan kalsit tidak ada overgrowth
quartz

handspecimen batupasir kuarsa (no scale included)


Feldspathic Arenite
batupasir dikatakan feldspathic arenite (arkose arenite atau arkose) jika kuarsa persentasenya
kurang dari 90% dan jumlah feldspar lebih banyak dari jumlah rock fragments (Boggs, 2006).
beberapa batupasir feldspatik bewarna pink karena kehadiran potasium feldspar atau oksia
besi, selain itu juga ada yang berwarna abu abu terang sampai keputih putihan. umumnya
disusun oleh medium-coarse grained dan persentase tinggi dari butiran yang su menyudut
sampai menyudut tanggung. kandungan matrik dapat lebih dari 15% (Boggs, 2006). sortasi
dari medium sampai buruk, secara tekstural immature atau submature.

arenti felspatik tidak dicirikan oleh struktur tertentu struktur sedimen yang hadir beragam
sampai structureless. paralel bedding (umum dan biasa) struktur paralel lamiasi atau cross
laminasi juga umum. fosil dapat hadir khususnya pada perlapisan yang terbentuk di laut.
feldspathic arenit umum dijumpai pada lingkungan kraton atau setting paparan stabil (stable
shelf setting), meskipun aa juga sebagian kecil yang terbentuk pada daerah cekungan yang
tidak stabil atau sisanya dapat terbentu pada laut dalam. jika feldspathic arenit ini dipenuhi
matrik maka namanya akan disebut feldspathic graywacke. Pettijohn (1963) menyebutkan
bahwa arkose ini menempati 15% dari total batupasir di nusantara.
beberapa arkos secara esensial hadir insitu ketika granit dan batuan berhubungan
terdisintegrasi menghasilkan sedimen granular disebut grus. sisa material ini kemudian akan
diangkut dalam jarak transportasi pendek ke arah bawah lareng dan diendapkan sebagai fan
atau (bagian) apron dari akumulasi material,secara umum disebut clastic wedge. fan ini
kemudian dapat berkembang lagi (diendpakan terus) hingga ke cekungan dan berinterkalasi
dengan formasi batuan yang tersortasi lebih baik. arenit felspatik lainnya mengalami transport
dan reworking di sungai ata laut sebelum mereka diendapkan. batupasir yang ter rework ni
umumnya mengandung sedikit feldspar seperti pada sisa arkos (sebelum yang tidak
mengalami rework lanjut), lebih tersortasi dengan baik dan butirannya lebih membundar.
(jadi bila feldsparnya membundar baik baik di sayatan tipis kemungkinan ini hasil rework
dari sebelumnya or transport lagi lebih jauh).
kebanyakan batupasir feldspatik berasal dari batuan kristalin bertipe granit, yaitu batuan
batuan seperrti granit atau batuan metasomatik yang aksar dan mengandung banyak potasium
feldspar (Boggs, 2006). untuk feldspatik arenit yang mengandung feldspar secara dominan
plagioklas, maka kemungkinan source rocknya adalah batuan beku yang kaya plagioklas
feldpsar seperti pada batuan beku vulkanik dan plutonik diorit (berkomposisi intermediet).
(Boggs, 2006)
preservasi dari jumlah besar feldspar selama pelapukan menghasilkan felsfatik arenit
kemungkinan dikontrol oleh (1) kondisi eklim yang dingin atau sangat kering, dimana
pelapukan kimia terhambat dengan baik, (2) daerah dengan iklim yang lebih hangat, atau
lebih lembab, yang mencirikan relief uplift secara lokal akibat pengangkatan, memudahkan
erosi feldspar sebelum mereka terdekomposisi (akibat pelapukan kimia).

handspecimen arkose

feldspathic arenite thin section, yang belang belang itu plagioklas (feldspar) yang putih abu
abu itu k-felspar (feldspar) yang koneng koneng (mungkin? karbonat). yang bercak bercak
entah fragmen litik. source dari gugel lupa namanya.
Lithic Arenite

kelompok ini dicirikan oleh dominasi fragmen batuan sebagai komposisi butiran penyusun
pasir. fragmen batuan in dapat berasal dari batuan yang tidak stbil seperti batuan vulkanik
dan klas batuan metamorf. namun, butiran fragmen batuan yang stabil juga ada seperti rijang,
dan mengandung kurang dari 90 % quartzose kemudian jumlah fragmen batuannya tentu saja
lebih banyak dari jumlah feldspar.
warna berada pada kisaran abu abu trang, hingga abu abu gelap.
kebanyakan litharenite memiliki soratasi yang buruk, tapi soratasi ini berkisar mulai dari
sortasi baik hingga sangat buruk. kuarsa membundar tanggung jika hadir. kematangan
kemungkinan submature (lithic wacke) sampai immature. struktur sedimen yang sering
muncul diantaranya evenly bedded (paralel bedding), iregularly bedded, cross stratified
fluvial unit too evenly beded, laterally extensive, gradd, marine turbidite unit. dapat juga
hadir berasosiasi dengan konglomerat fluvial dan endapan fluvial lainnya, atau berasosisi
juga dengan konglomerat laut lebih dalam, pelagic shale, chert, dan submarine basalt.
lithic arenite seca khas menunjukan komposisi immature dan barada pada kondisi deposisi
dimana voulume material yang tidak stabil (feldspar) cukup banyak diproduksi. seca mekanis
karakter yang lemah dari kebanyakan litharenit pada batupasir menunjukan kemungkiannya
berasal dari sumber berelief tinggi (pegunungan, gunung dll). litharenite dapat diendapkan
pada lingkungan non marin seperti pada bagain proksimal alluvial fans atau lingkungan
fluvial lainnya. secara alternatif mereka diendapan pada foreland basin, berdekatan dengan
fold-thrust belt, atau ditransprotasikan oleh sungai yan gbesar menjauhi kontinen ke delta dan
lingkungan laut dangkal. sedimen litik diendapkan pada daerah coastal (pantai) mungkin saja
dapat ter transport kembali ke laut dalam oleh arus trubdiit atau oleh mekansime sediment
gravity flow lainnya. sedimen laut dalam ini secara khas akan mengalami deep burial (karena
tentu saja selama dia masih laut maka sedimentasi akan terus berlangsung ketutup deh yang
udah ngendap duluan otomatis itu..) metamorfisme dapat berkembang selanjutnya (kalo gak
keangkat dan terus terusan tertimbun dan terjadi subsiden) atau bisa saja kebentuk greywacke
bila diagenesis terjadi dengan baik.
menurut Pettijohn (1963) batupasir litik arenit dan greaywacke bersama sama keduanya
menempati setengah dari total seluruh batupasir yang ada di bumi. (O.O).
satu lagi yang menarik ada sitilah batupasir volkaniklastik (pernah dengar?) kita udah
denger istilah endapan piroklastik. nah ini batupasir hasil rombakan dari piroklastik ini.
batupasir in seperti diketahui secara umum komposisinya berisi detritus vulkanik (material
piroklastik) telah tertrasportasi dan mengalami rework, dicirakan secara khas oleh kehadiran
kristal feldspar yang euhedral, fragmen pumice (batuapung), fragmen gelas, dan fragmen
batuan vulkanik, dan secara umum memiliki kandungan karsa yang sangat kecil (Boggs, 1992
dalam boggs 2006).

litharenite thin section (bercak bercak dan fragmen kasar itu adalah fragmen batuan, karena
bentuknya haslus sekali kemungkinan (mungkin ye) ini sedimentary rock origin entah
lamepung, etnah lanau entahlah). semennya itu yang biru biru, tapi entahlah kayaknya udah
keubah dan keganti sama semen kaolinit kata:
http://picasaweb.google.com/lh/photo/kHKEjMEIIRPhPh_RKQIdPw
Kehadiran dan keterjadian Arenite
Arenit terbentuk dari pasir hasil transportasi dan pengendapan oleh agen transportasi yang
memilah sedimen dengan baik, memisahkan lumpur dan lanau menyisakan butiran butiran
pasir (Raymond, 2002). Selama proses ini, sedimen berbutir halus disapu keluar, sementara
sedimen yang kasar tidak ditransportasikan lagi dan diendapkan pada depositional site.
Agen agen yang mampu melakukan hal diatas diantaranya aliran yang memiliki kecepatan
seragam, longshore current, wave, dan angin. Selaini tu, jika sedimen yang ada pada source
terrane merupakan well sorted sand, maka arus fluvial dan trubditi mungkin yang memainkan
peranan dalam mentranspolrtasikan dan mengendapakan arenit ini. Arenit juga dapat
berkembang dimana pelapukan, transportasi,dan diagenesis menghilangkan butiran halus dan
melarutkan komponen sedimen yang mudah larut.

Arenit mungkin mengandung lebih dari 5% matrik. Matrik ini menunjukan (1) kandungan
minor ptorotomatrik yang diindepkan atau terinfiltrasi bersama pasir langsung atau sesaat
ketika pengendapan terjadi. (2) merupakan epimatrik yang berasal dari modifikasi butiran
detritus, khususnya feldspar, dan (3) merupakan ortomatrik ataupun pseudomatrik.
Kebanyakan arenit bertekstur epiklastik, equigranular, atau equigeranular mosaic. Berbagai
jenis material semen dan matrik dapat mengikat butiran, tapi butiran juga dapat saling terikat
melalui mekanisme saling mengunci (interlocking) yang kemudian menghasilkan rekrstalisasi
pada bidang kontak antar butiran selama proses diagenesis terjadi.
Tekstur mosaik ekigranular beberapa diantaranya terbentuk akibat mekanisme overgrowth,
khususnya pada butiran framework kuarsa pada kuarsa lainnya. Tekstur pikilotopik juga
umum dijumpai pada arenit dengan semen karbonat, sementara semen yang mengandung
silika, zeolit, dan filosilikat membentuk tekstur radial fibrous, comb-textured, fibrous drussy,
atau tekstur spherulitic (Hholick, Metarko, dan Potter, 1984).
Hal yan g paling mecolok dari arenit adalah jenis arenit yang murni arenit kuarsa, yangmana
memiliki butiran lain selain kuarsa dengan porsi yang sangat sangat sedikit. Pasir kuarsa
murni ini berkembang dari hasil (1) extensive working dari sedimen pada source terrane yang
mengandung banyak kuarsa, (2) reworking dari material sebelumnya yang tersortasi baik, dan
merupakan mature sand, (3) deep weathering dari batuan kaya kuarsa di wource terrane, atau
(4) kombinasi dari proses proses ini. Biasanya pasir ini umunya berupa dune sands, aeolian
sand sheets, strandline stringer sand, dan blanket sand deposit dari marine shelves dan luat
epikontinental. Secara lokal arenit hadir di estuarin (Archer et al 1993) dan endapan fluvial
(Neef et al 1996). Baik itu di marine maupun kontinen dapat menghadirkan arenit. Arenit
kuarsa juga berkembang dimana pelapukan dan proses penghancuran secara diagenetis terjadi
pada fragmen batuan, feldspar, dan butiranlainnya yang pada akhirnya akan menyisakan
residu kaya kuarsa (D.W Lewis, 1984;McBride, 1984 dalam Chandler, 1988; M.J. Johnsson,
1990). Meski Proses ini kemungkinan terjadi sebelum atau selama transportasi, dibandingkan
selama atau sesudah litifikasi (diagensisinya itu sendiri).
Arenit litik dan feldpatik (arkose) kemungkinan melimpah secara lokal. Sesuai namanya
arenit litik berarti kaya rock fragmen, arenit feldspathic kaya feldspar. Perihal kondisi khusus
bagaimana keterbentukan arenit feldpatik ini masih diperdebatkan, tapi diluar itu detritus
feldpar terbentuk melalui berbagai mekanisme entah erosi, transportasi, dan dan pengendapan
yang belum terabrasi (hancur, rusak) selama transportasi. Kondisi juga kondisi lain yang
diperlukan yaitu butiran feldspar tidak hancur dalam proses diagensis selama litifikasi terjadi.
Dekomposisi tidak intens, dan transportasi singkat, serta sejarah single-cycle transportation
diperlukan untuk mengendapkan butiran feldspar, tapi kehadiran second-cycle juga hadir
pada kondisi iklim tropis (Krynine, 1935) mengindikasikan bahwa kondisi ini tidak
merupakan kondisi satu satunya yang menghasilkan feldspar (dekomposisi di daerah tropis
pelapukan mudah sekali terjadi).
Relief yang tinggi serta ersoi yang cepat juga brkontribusi dalam perservasi feldspar. Maka
Pettijohn, Potter, dan Siever (1987 hal, 155) menyimpulkan bahwa pasir feldspatik dapat
hadir baik melalui kondisi iklim tertentu (rigoroud climate) yang memungkinkan
dekomposisi tidak terjadi, atau melalui percepatan erosi pada area berrelief tinggi. Clear sob?
Hopefully yes.

Lithic arenite menggambarkan suatu provenance berupa batuan sedimen, metamorf, volkanik,
atau kombinasi dari ketiganya yang tersingkap di permukaan. Transport fluvial umumnya
bekerja dalam transportasi dan sortasi butiran, tapi arus trubidit juga dapat menghasilkan
endapan arenit litik. Beberapa batupasir dikelompok Great Valley California merupakan
contoh yang oke buat arenit litik yang dibentuk oleh arus trubditi dan grain flow. (formasi ini
gak akan dibahas belum pernah ke amrik pak dhe).
Graywacke
ciri batupasir ini biasanya sangat kompak (karena umumnya umur tua tua dan telah
mengalami deep burial diagenesis). karakterisitiknya dicirikan oleh kaya matrik (pasir halus,
lanau, dan lempung) sebagai matrik (dalam klasifikasi tobleron antara 15-75%, dalam
guilbert dan dott antara 5-50%) ketika telah sementaasi dan terlitifikasi dengan sangat baik
maka kompak sangatlah dia begitu kurang lebih kawan. :D
secara tekstural batupasir ini tidak matang (immature) karena banyak lempungnya. dan
karena banyak lempung pasti sortasinya buruk (matriknya 50% fragmennya juga 50%).
maka kemungkinan tempat kehadiran batupasir ini di alam sekitar laut dalam (daerah trench),
kontinental shelves (stable continental crust), hingga lingkungan turbidite (laut dalam).
banyak para ahli yang masih mendebatkannya apakah memang begitu ataukah ini pure
produk diagenesis (yah.. kalo banyak mineral autigeniknya mah sob, matrik (lempungnya
insitu) nya he euh atuh si etah produk ti diagenesis tapi mun henteu? kumaha? lain pan
nyak?). paling mungkin dan banyak adalah aktivitas arus turbidit, arus turbidit di laut dalam
(dasar abysal plain setelah dia jatuh dari slope atau sampe continental rise lah yah) akan
menghasilkan arus acak dan mengendapkan struktur struktur yang menunjukan pola sortasi
yang buruk (ex: graded bedding). nah sortasi buruk ini kan pasti ukuran butirnya cemacem
ada lempung, pasir kasar dsbnya, karena doi punya sejarah short distance transport jadilah
dia immature.. yang bikin dia super kompak tadi karena masalah umur dan diagensis saja
(bayangin aja semen ngisi ruang pori kecil batuan kompak edan oling kan yah?? makanya
kalau ada sedimen lebih halus (lempung, or shale, or silt) tersementasi kuat dan telah
terkompaksi+terlitifikasi hmmm. edan oling kerasnya ommm ommm).

feldspathic wacke dari: upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/41/Feldspathicwacke.jpg/371px-Feldspathic-wacke.jpg

lithic wacke dari : upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/41/Feldspathicwacke.jpg/371px-Feldspathic-wacke.jpg


Kehadiran dan keterjadian wacke
Wacke dapat hadir di sikuen kontinental, transisi, dan marin. Pada lingkungan kontinental
dapat terbentuk pada alluvial fan, di fluvial channel dan pada floodplains, dan lacustrine
delta. Lingkungan transisi yang mana wacke ini dapat juga berkembang pada esturarin, delta,
dan pada tidal flat-strandline type beberapa (gak banyak). Pada lingkungan marine, wakce
mungkin dapat terbentuk pada shelf, tapi juga pada slope (laut dalam) melalui arus contourite
dan bassin plain turbidite (endapan turbidit banyak wackenya).
Turbidit dan batuan yang berhubungan

Turbidit (endapan trubditi) terbenk akibat arus turbdiity yang berkembang ketika akumulasi
sedimen menjadi tidak stabil (pada lereng atau atas lereng) kemudianbergerak kebawah
lereng melalui aliran turbidit.
Biar menghemat kata endapan turbidit kita singkat aja jadi turbidit ya om.. :D oke, turbidit ini
dicirikan oleh sikuen kompelt atau parsial dari sikuen Bouma. Udah banyak yang tau lah ya
bagaimana sikuen bouma ini. Sikuen ini menurut refernsi lain dari Mutti dan Ricci-Lucchi
(1972) menyebutkan bahwa endapan kipas laut dalam (submarine fan tempat endapan turbidit
ini mengendap) memiliki setidaknya tiga litofasies (dari sikuen pada submarine fan ala mutti
dan Ricchi-Lucchi) yaitu fasies C, D, dan E (mutti dan Ricci-Lucchi, 1972). Litofasies ini
hadir di channel, fan lobe, interchannel, dan basin plain (Mutti dan Ricci-Lucchi, 1972;
Shanmugam dan Miola, 1985). Tapi juga bisa hair di submarine ramp (Postma, 1981a; Chan
dan Dott, 1983; Heller dan Dikinson, 1985; Surlyk, 1087). Selain endapan lain dengan
mekanisme sand (grain) flow deposits juga dapat hadir pada submarin fan untuk fasies Mutti
dan Ricci-Lucchi A dan B yang bertstruktur massive dan berlapis. Batuan ini terbentuk pada
submarine canyon dan fan channel. Diketahui dari rekaman geologi bahwa baik endapan
turbidit dan sand (grain) flow ini mengandung wacke.
Beberapa basin-floormarine fan hadir dengan stutkur sandy slump dan sandy debris flow
deposit (Shanmugam et al., 1995). Batuan ini tidak banyak mengandung sikuen Bouma,
normal grading, dan gradasi pada bagian atas kontak dari turbidit. Bagaimana hubungan
umum endapan ini pada rekaman stratigrafi belum diketahui.
Kontorit dan shelf wacke
Wacke juga bisa hadir pada lingkungan shelf dan contourite pada lereng. Contourite seperti
telah dijelaskan pada postingan sebelumnya adalah suatu jenis akumulasi batuan sedimen
yang terdiri dari material sedimen yang diendapkan melalui ars yang paralel sepanjang kontur
lereng dan bukan ke arah bawah lereng (seperti pada arus gravitasi yang umum bekerja).
Arus ini bisa disebabkan karena gesekan gempa laut (yang juga disertai dengan likuifaksi dan
arus gravitasional) atau karena rotasi bumi dimana tubuh air laut dapat menggerus tubuh
lereng. Arus ini juga dapat hadir melalui bottom current yang mengalir sejajar dengan lereng
(sejajar lateral) dan mengggerus sediemn yang telah diendapkan sebelumnya (Heezen,
Hollister, dan Rudiman, 1966; Bouma dan Hollister, 1973; Stoker et al., 1998). Kontorit
batupasir dicirikan oleh perlapisan tipis, laminasi silang siur, dan strutktur bioturbasi (Lovell
dan Stow, 1981).
Kontorit dapat berkembang pada berbagai tubuh dari air air yang dalam yang mana bottom
current dapt berkembang. Secara khas, mereka hadir pada sikuen marein, tapi juga dapat
hadir pada endapan danau (T. Johnson, Carlson, dan Evans, 1980).
Pada lingkung shelf, offshore bar mengandung batupasir lempungan yang juga menghasilkan
wacke. Endapan ini terbentuk dari hasil transport sedimen oleh longshore current dan strom
(arus lepas pantai dan badai).
Batupasir lainnya
batupasir yang didiskusikan tadi (lithic arenite) adalah kandungan batupasir yang meruapakan
hasil batuan yang sudah ada sebelunmnya atau hasil aktivitas volkanisme eksplosif (kata
Boggs, 2006). ada jenis batupasir yang kelimpahannya tidak banyak (sedikit) di alam. banyak

terbentuk di cekungan pengendapan oleh proses kimia dan biokimia. batupasir ini disebut
oleh beberapa penulis sebagai hybrid sandstone, termasuk jenis batupasir yang tidak umum
seperti greensands. greensand ini dikenal juga sebagai glauconitic sandstone (batupasir
glaukonit), kemudian ada juga barupasir phospathic (fragmen penyusunnya fosfat),
calcareous sandstone (batupasir karbontan terdiri dari butiran karbonat). dan batupasir bukan
seluruhnya silisiklastik (kelompok arenit sampai wacke seperti dijelasin diatas) ini jenis
batuan sedimen kimia/biokimia yang tentunya memiliki klasifikasi berbeda.

formasi batupasir glaukonit (greensand) yang ijo ijo tebel di gambar lokasinya di texas Amrik

glauconitic sandstone (batupasir glaukonitan) thin section (sayatan tipis)

Anda mungkin juga menyukai