Anda di halaman 1dari 8

1.

Pendahuluan
Memang pada saat ini, energi adalah sebuah hal atau isu yang krusial.

Mengingat energi sangat dibutuhkan oleh manusia pada saat ini. Baik energi
dalam bentuk listrik atau juga dalam bentuk bahan bakar. Dalam sebuah sistem,
biasanya ada satu atau beberapa bagian yang membuang energi cukup banyak.
Dengan adanya audit energi, bagian yang dianggap kurang efisien dari segi energi
akan diidentifikasi, diteliti, dan diberi rekomendasi apa yang harus dirubah
sehingga sistem tersebut dapat hemat energi. Sistem tersebut biasanya adalah yang
berhubungan dengan energi listrik.
Beberapa tahun yang lalu, audit di bidang energi mungkin belum terlalu
penting. Karena banyak orang belum sadar akan isu kehabisan energi. Energi pun
terbuang dengan percuma. Padahal bisa ditingkatkan optimal kerjanya dengan
banyak cara. Salah satu contoh yang logis adalah dengan memanfaatkan energi
alternatif. Baru setelah itu, orang-orang sadar bahwa energi yang mereka punya
tidak akan ada terus. Akhirnya, orang yang mempunyai kemampuan dalam bidang
mengaudit sebuah sistem energi dipanggil untuk memperbaiki sistem yang ada
agar lebih efisien. Dan jangan main-main. Orang yang mempunyai kemampuan di
bidang tersebut adalah orang yang pintar. Mereka paham seluk-beluk tentang
keseluruhan sistem sehingga dapat menemukan peluang dimana penghematan
yang mungkin dapat dilakukan.
Audit energi pada masa sekarang sedang banyak dibutuhkan oleh banyak
perusahaan. Sedangkan orang yang berkecimpung di bidang tersebut tidak
banyak. Sehingga mereka dibayar cukup mahal untuk mengaudit.
Proses manajemen energi yang efektif haruslah berdasarkan pada tujuan
yang telah ditetapkan dan harus diuraikan secara rinci tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk memberi batasan suatu
program manajemen energi diindustri, perlu ditentukan secara teliti jenis dan
jumlah energi yang digunakan di setiap tingkat proses manufaktur. Oleh karena
itu, diperlukan suatu prosedur pencatatan penggunaan energi secara sistimatis dan
berkesinambungan. Pengumpulan data kemudiandiikuti dengan analisa dan

pendefinisian kegiatan konservasi energi yang akan dilaksanakan. Gabungan


antara pengumpulan data, analisa data dan definisi kegiatan konservasi disebut
sebagai audit energi. Jenis Audit Energi Jangkauan audit energi dimulai dari
survei data sederhana hingga pengujian data yang sudah ada secara rinci,
digabungkan dengan uji coba pabrik secara khusus, yang dirancang untuk
menghasilkan data baru. Lamanya pelaksanaan suatu audit bergantung pada besar
dan jenis fasilitas proses pabrik dan tujuan dariaudit itu sendiri.
2.

Standar Nasional Indonesia

Standar nasional Indonesia atau SNI pada dasarnya dikembangkan sebagai


referensi pasar yang penerapannya bersifat sukarela (voluntary) dengan konteks
tujuan sebagai berikut.
a) meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi perdagangan
di dalam negeri dan dengan dunia internasional, baik antar produsen
maupun antara produsen dan masyarakat;
b) meningkatkan perlindungan bagi konsumen, pelaku usaha, masyarakat,
kelestarian fungsi lingkungan hidup, dan negara;
c) meningkatkan efisiensi produksi, membentuk persaingan usaha yang sehat
dan transparan, memacu kemampuan inovasi, serta meningkatkan
kepastian usaha.
Untuk meningkatkan Program Gedung Hemat Energi ditujukan untuk mendorong
pembangunan gedung hemat energi di Indonesia yang sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI) untuk Gedung Hemat Energi melalui pengembangan
building code hemat energi serta pengembangan software rancangan gedunghemat
energi. SNI yang telah disusun oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan
dan Konservasi Energi (DJEBTKE) adalah
x SK SNI T-14-1993-03

Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi


Pada Bangunan Gedung

x SNI 03-6196-2000

Prosedur Audit Energi pada Bangunan Gedung

x SNI 03-6197-2000

Konservasi

Energi

Sistem

Pencahayaan

pada

Bangunan Gedung
x SNI 03-6389-2000

Konservasi

Energi

Selubung

Bangunan

pada

Bangunan Gedung
x SNI 03-6390-2000

Konservasi

Energi

Sistem

Tata

Udara

pada

Bangunan Gedung
x SNI 04-6958-2003

Label Tingkat Hemat Energi Pemanfaat Tenaga


Listrik untuk Keperluan Rumah Tangga dan
Sejenisnya.

x SNI 03-6572-2001

Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan


Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung

x SNI 03-6575-200

Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan


Pada Bangunan Gedung

x SNI 03-6759-2002

Tata Cara Perancangan Konservasi Energi Pada


Bangunan Gedung.

3.

Tujuan Audit
Tujuan Audit Energi Setelah mendapatkan hasil uji, auditor energy

menganalisa hasil tersebut melalui suatu kalkulasi dengan menggunakan materi


pendukung yang ada (misalnya tabel, bagan). Kemudian hasil uji tersebut
digunakan untuk menyusun neraca energi, dimulai dari setiap peralatan yang diuji
dan selanjutnya instalasi pabrik seluruhnya. Dari neraca energi, dapat ditentukan
efisiensi peralatan dan ada tidaknya peluang penghematan biaya energi. Setelah
itu, dilakukan pengujian lebih rinci terhadap setiap peluang, perkiraan biayanya
dan manfaat dari pilihan-pilihan yang telah ditentukan. Dalam beberapa hal,
auditor energi tidak dapat memberikan rekomendasi mengenai suatu investasi
khusus, mengingat resikonya atau karena total investasinya terlalu besar. Dalam
hal ini, auditor energy akan memberikan suatu rekomendasi mengenai studi
kelayakan (misalnya penggantian boiler, perubahan tungku pembakaran,

penggantian sistem uap air danperubahan proses). Hasil akhir AET akan berupa
laporan terinci yang memuat rekomendasi disertai dengan manfaat dan biaya
terkait serta program pelaksanaannya. Secara umum cukup sulit untuk menyimpul
kanbesarnya penghematan yang dapat di identifikasi melalui audit energi. Namun
begitu, penghematan biasanya mendekati jumlah yang cukup berarti, sekalipun
melalui audit energi yang paling sederhana.
mengidentifikasi penghematan sebesar 10 persen, yang umumnya dapat
dicapai melalui tindakan house keeping pada instalasi pabrik atau tindakan lain
yang memerlukan investasi modal kecil. Audit energi terinci seringkali dapat
mencapai penghematan sebesar 20 persen atau lebih untuk jangka menengah dan
panjang.
4.

Metodologi
Berdasarkan lingkup audit energy yang dilakukan maka audit energi bisa

dibedakan menjadi dua jenis audit energy yaitu audit energi awal (walkthrough
energy audit) dan audit energy detail.
a) Audit Energy Awal
Audit awal dilakukan untuk memperoleh gambaran umum pola
penggunaan energi, melakukan benchmarking dan identifikasi kasar
potensi penghematan serta menyusun rekomendasi awal yang sifatnya
segera dapat dilakukan. Keluaran audit awal juga menentukan lokasi dan
kebutuhan untuk melakukan audit rinci. Audit awal menggunakan datadata sekunder dan questioner sebagai dasar untuk
melakukan evaluasi penggunaan energi secara umum dan cepat.
Pengukuran dibutuhkan untuk verifikasi beberapa angka yang dianggap
kurang rasional. Pengamatan lapangan dan interview dengan operator
dilakukan guna memperkaya dan memperdalam isi audit.Jangka waktu
untuk audit awal di satu lokasi (industri maupun bangunan) sekitar 1-2
minggu mulai dari survei hingga keluar laporan.
b) Audit Energi Detail

Audit rinci dilakukan untuk menginvestigasi lebih lanjutlokasi terjadinya


pemborosan energi danmelakukan analisis besarnyapeluang penghematan
energi yang dapat dilakukansecara lebih spesifik. Dalam audit rinci
dicantumkan lokasi dan besar peluang penghematan serta rekomendasi
tindak lanjut yang dapat dilakukan berdasarkan kriteria: no/low cost,
medium cost dan high cost. Dalam audit rinci dilakukan pengukuranpengukuran lebih rinci, sebagai dasar untuk melakukan evaluasi lebih
lengkap. Untuk menguraikan permasalahan dapatdilakukaninterview
dengan personil/staf bagian yang bertanggung jawab terhadap peralatan
yang sedang diaudit. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk audit rinci
sekitar 1-2 bulan untuk satu lokasi (tergantung dari besar dan karakteristik
lokasi yang diaudit)
Secara umum metodologi audit energi ditunjukkan pada diagram alur berikut ini :

Gambar 1 Metodologi Audit Energi.


Audit energi energy yang dilakukan di industry maupun dibangunan akan
memberikan rekomendasi potensipenghematan energi yang masuk dalam kategori
tanpa biaya, biaya rendah dan biaya tinggi untuk implementasinya. Hasil
rekomendasi tersebut (kategori medium dan high cost) ditindak lanjuti dengan
studi kelayakan untuk implementasi proyek penghematan energi yang telah di
rekomendasikan.

5.

Prosedur Dan Teknis Pelaksanaan


Prosedur Pelaksanaan audit energi merupakan gabungan interaksi antara tim

auditor dan obyek audit. Agar interaksi berjalan dengan baik dan efektif, langkahlangkah yang perlu dilakukan adalah:
- Inisiasi kegiatan audit;
- Penyiapan/preparasi pelaksanaan audit;
- Pelaksanaan audit;
- Evaluasi dan Pelaporan
Tahap 1 dan Tahap 2 merupakan tahapan yangdilakukan oleh calon auditor
sampai pada kesimpulanapakah audit dapat dilakukan secara keseluruhan
atauhanya dilakukan pada beberapa bagian berdasarkanevaluasi awal yang
dilakukan.
Setelah mendapatkan kesimpulan bahwa pelaksanaan audit akan dilakukan,
maka perlu ditentukan berbagai langkah atau prosedur yang akan dilakukan.
Prosedur yang dipakai akan bervariasi menurut ruang lingkup audit yang
diusulkan serta menurut ukuran dan jenis fasilitas. Prosedur berikut inisecara
umum biasa digunakan untuk pelaksanaan/eksekusi audit energy. Langkah 1
Perencanaan keseluruhan kegiatan audit yang akan dilakukan. Tindakan ini
mencakup penentuan tujuan audit, pembagian fasilitas pabrik menjadi bagian
pelaksanaan atau cost center, pemilihan anggota team audit serta pemberian
tanggung jawabnya, dan pemilihan instrumen yang diperlukan. Langkah 2:Inisiasi
pertemuan dan diskusi teknis dengan tim pendamping industri obyek. Langkah 3
Pengamatan singkat lapangan (walk through survey) yang sekaligus dapat
melakukan in house training terhadap tim pendamping industri obyek. Langkah 4
Pengumpulan data pemakaian energi dan data produksi yang diambilkan dari
bagian atau cost center tertentu (form data sheet, data historis, dan lain-lain)
Teknis Pelaksanaan Kegiatan Audit energi merupakan aktivitas /kegiatan
teknis yang sistematis, bertujuan untuk mencari PPE pada suatu fasilitas pengguna

energi (mesin / peralatan yang terdapat di suatu plant). Output audit energi, berupa
laporan peluang penghematan energi pada suatu cost center (pusat-pusat biaya
energi) yang dapat dicapai setelah dilakukan pengamatan, pengukuran, dan analisa
energi (perhitungan & pertimbangan energi). Fokus audit energi mengidentifikasi,
mengukur serta menghitung penyimpangan / anomali dari penggunaan energi,
yang umumnya terjadi apabila energi tersebut berinteraksi dengan mesin
(peralatan yang menggunakan energi), manusia, dan metode yang berada dalam
suatu sistem proses (proses produksi, dll). Dengan demikian fokus operasi Audit
energi mencakup Mesin, melakukan pengukuran dan penilaian kinerja operasi
mesin. Manusia, melakukan pengamatan dan evaluasi karakteristik manusia yang
sedang berinteraksi dalam suatu proses produksi. Metode, melakukan pengamatan
dan evaluasi optimalisasi metode yang digunakan dalam suatu sistem produksi.
Material, melakukan pengamatan dan evaluasi material dalam system produksi
(produktifitas).
6.

Pembangunan Baseline.

Baseline

energi

merupakan

suatu

persamaan

linier

sederhana

yang

menggambarkan hubungan tingkat produksi terhadap energi yang dibutuhkan.


Adanya Perbaikan/improvement dapat berpengaruh pada nilai intercept dan slope
dari garis baseline energi. Apabila industri mengganti peralatan dengan yang lebih
hemat, maka garis intercept akan turun. Apabila industri melakukan pola operasi
yang efisien, maka sudut garis slope akan turun; CHART CONTROL IKE (IMR
METHOD) 3000 y = a + bx 2500 2000 kWh 1500 Slope 1000 Intercept 2500
3000 3500 4000 4500 5000 ton. Sehingga secara agregat garis baseline akan
berubah (lebih turun dan lebih landai), sehingga untuk mendapatkan suatu tingkat
produksi energi yang dibutuhkan, kWh lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Dengan demikian, disini akan terjadi efisiensi energi.
7.

Perangkat Pengukuran Energi.

Beberapa alat pengukuran konsumsi energy yang sering dipergunakan dalam


Power Analyzer pelaksanaan asesmen energi antara lain adalah Secara umum,
analisis daya digunakan untuk menjelaskan fluktuasi beban kVA yang terhubung

Clamp pada Tester Power dengan beban yang sebenarnya. Penjepit pada tester
daya adalah pengukur perangkat listrik untuk menentukan Tegangan, Arus,
Tegangan/arus puncak, efektif/reaktif/daya nyata (satu-fase atau 3-fase), Faktor
Daya, Reaktivitas, sudut fasa, Frekuensi, deteksi Fase (3 - tahap), Tegangan/level
harmonis Lux meter arus (sampai 20). Lux meter digunakan untuk mengukur
tingkat

Pengukuran pencahayaan/tingkat kuat cahaya iluminasi. Kelembaban

Kelembaban meter adalah jenis instrumen audit energi yang digunakan untuk
mengukur tingkat Anemometer kelembaban. Anemometer adalah jenis instrumen
audit energi yang digunakan untuk mengukur kecepatan aliran udara.
Manometer Manometer adalah alat audit energi yang digunakan untuk
mengukur perbedaan tekanan antara dua titik pengukuran. Manometer biasa
digunakan dalam pipa distribusi (udara, air dan gas), peralatan seperti kompresor
dan pompa. Sound meter Sound meter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur tingkat kebisingan dalam desibel (dB). Sound meter digunakan pada
hampir semua peralatan industri, seperti memutar mesin dan pipa distribusi.
Sound meter dapat membantu memberikan diagnosis dini kebocoran dan
menentukan tingkat kesehatan kerja. Pengukuran Putaran Kecepatan pengukuran
yang digunakan untuk mengukur kecepatan rotasi objek dengan rotasi unit per
menit (RPM). Analyzer Gas Buang Audit energi instrumen yang digunakan untuk
mengukur gas buang untuk mendapatkan efisiensi pembakaran bahan bakar.
Meter Aliran Air Instrumen audit energi yang digunakan untuk mengukur aliran
air. Detektor Kebocoran Instrumen audit energi yang digunakan untuk mendeteksi
lokasi kebocoran dari sistem distribusi gas.
8.

Laporan Audit
Seluruh kegiatan audit energi disusun menjadi suatu Laporan Audit Energi

yang berisi seluruh tahapan pelaksanaan kegiatan, hasil pengumpulan dan


pengolahan data, identifikasi peluang penghematan energi (PPE), evaluasi dan
analisis PPE yang dilengkapi dengan kesimpulan dan rekomendasi yang
disampaikan kepada pihak industri obyek. Contoh susunan pelaporan audit
energy.

Anda mungkin juga menyukai