Pendahuluan
Memang pada saat ini, energi adalah sebuah hal atau isu yang krusial.
Mengingat energi sangat dibutuhkan oleh manusia pada saat ini. Baik energi
dalam bentuk listrik atau juga dalam bentuk bahan bakar. Dalam sebuah sistem,
biasanya ada satu atau beberapa bagian yang membuang energi cukup banyak.
Dengan adanya audit energi, bagian yang dianggap kurang efisien dari segi energi
akan diidentifikasi, diteliti, dan diberi rekomendasi apa yang harus dirubah
sehingga sistem tersebut dapat hemat energi. Sistem tersebut biasanya adalah yang
berhubungan dengan energi listrik.
Beberapa tahun yang lalu, audit di bidang energi mungkin belum terlalu
penting. Karena banyak orang belum sadar akan isu kehabisan energi. Energi pun
terbuang dengan percuma. Padahal bisa ditingkatkan optimal kerjanya dengan
banyak cara. Salah satu contoh yang logis adalah dengan memanfaatkan energi
alternatif. Baru setelah itu, orang-orang sadar bahwa energi yang mereka punya
tidak akan ada terus. Akhirnya, orang yang mempunyai kemampuan dalam bidang
mengaudit sebuah sistem energi dipanggil untuk memperbaiki sistem yang ada
agar lebih efisien. Dan jangan main-main. Orang yang mempunyai kemampuan di
bidang tersebut adalah orang yang pintar. Mereka paham seluk-beluk tentang
keseluruhan sistem sehingga dapat menemukan peluang dimana penghematan
yang mungkin dapat dilakukan.
Audit energi pada masa sekarang sedang banyak dibutuhkan oleh banyak
perusahaan. Sedangkan orang yang berkecimpung di bidang tersebut tidak
banyak. Sehingga mereka dibayar cukup mahal untuk mengaudit.
Proses manajemen energi yang efektif haruslah berdasarkan pada tujuan
yang telah ditetapkan dan harus diuraikan secara rinci tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk memberi batasan suatu
program manajemen energi diindustri, perlu ditentukan secara teliti jenis dan
jumlah energi yang digunakan di setiap tingkat proses manufaktur. Oleh karena
itu, diperlukan suatu prosedur pencatatan penggunaan energi secara sistimatis dan
berkesinambungan. Pengumpulan data kemudiandiikuti dengan analisa dan
x SNI 03-6196-2000
x SNI 03-6197-2000
Konservasi
Energi
Sistem
Pencahayaan
pada
Bangunan Gedung
x SNI 03-6389-2000
Konservasi
Energi
Selubung
Bangunan
pada
Bangunan Gedung
x SNI 03-6390-2000
Konservasi
Energi
Sistem
Tata
Udara
pada
Bangunan Gedung
x SNI 04-6958-2003
x SNI 03-6572-2001
x SNI 03-6575-200
x SNI 03-6759-2002
3.
Tujuan Audit
Tujuan Audit Energi Setelah mendapatkan hasil uji, auditor energy
penggantian sistem uap air danperubahan proses). Hasil akhir AET akan berupa
laporan terinci yang memuat rekomendasi disertai dengan manfaat dan biaya
terkait serta program pelaksanaannya. Secara umum cukup sulit untuk menyimpul
kanbesarnya penghematan yang dapat di identifikasi melalui audit energi. Namun
begitu, penghematan biasanya mendekati jumlah yang cukup berarti, sekalipun
melalui audit energi yang paling sederhana.
mengidentifikasi penghematan sebesar 10 persen, yang umumnya dapat
dicapai melalui tindakan house keeping pada instalasi pabrik atau tindakan lain
yang memerlukan investasi modal kecil. Audit energi terinci seringkali dapat
mencapai penghematan sebesar 20 persen atau lebih untuk jangka menengah dan
panjang.
4.
Metodologi
Berdasarkan lingkup audit energy yang dilakukan maka audit energi bisa
dibedakan menjadi dua jenis audit energy yaitu audit energi awal (walkthrough
energy audit) dan audit energy detail.
a) Audit Energy Awal
Audit awal dilakukan untuk memperoleh gambaran umum pola
penggunaan energi, melakukan benchmarking dan identifikasi kasar
potensi penghematan serta menyusun rekomendasi awal yang sifatnya
segera dapat dilakukan. Keluaran audit awal juga menentukan lokasi dan
kebutuhan untuk melakukan audit rinci. Audit awal menggunakan datadata sekunder dan questioner sebagai dasar untuk
melakukan evaluasi penggunaan energi secara umum dan cepat.
Pengukuran dibutuhkan untuk verifikasi beberapa angka yang dianggap
kurang rasional. Pengamatan lapangan dan interview dengan operator
dilakukan guna memperkaya dan memperdalam isi audit.Jangka waktu
untuk audit awal di satu lokasi (industri maupun bangunan) sekitar 1-2
minggu mulai dari survei hingga keluar laporan.
b) Audit Energi Detail
5.
auditor dan obyek audit. Agar interaksi berjalan dengan baik dan efektif, langkahlangkah yang perlu dilakukan adalah:
- Inisiasi kegiatan audit;
- Penyiapan/preparasi pelaksanaan audit;
- Pelaksanaan audit;
- Evaluasi dan Pelaporan
Tahap 1 dan Tahap 2 merupakan tahapan yangdilakukan oleh calon auditor
sampai pada kesimpulanapakah audit dapat dilakukan secara keseluruhan
atauhanya dilakukan pada beberapa bagian berdasarkanevaluasi awal yang
dilakukan.
Setelah mendapatkan kesimpulan bahwa pelaksanaan audit akan dilakukan,
maka perlu ditentukan berbagai langkah atau prosedur yang akan dilakukan.
Prosedur yang dipakai akan bervariasi menurut ruang lingkup audit yang
diusulkan serta menurut ukuran dan jenis fasilitas. Prosedur berikut inisecara
umum biasa digunakan untuk pelaksanaan/eksekusi audit energy. Langkah 1
Perencanaan keseluruhan kegiatan audit yang akan dilakukan. Tindakan ini
mencakup penentuan tujuan audit, pembagian fasilitas pabrik menjadi bagian
pelaksanaan atau cost center, pemilihan anggota team audit serta pemberian
tanggung jawabnya, dan pemilihan instrumen yang diperlukan. Langkah 2:Inisiasi
pertemuan dan diskusi teknis dengan tim pendamping industri obyek. Langkah 3
Pengamatan singkat lapangan (walk through survey) yang sekaligus dapat
melakukan in house training terhadap tim pendamping industri obyek. Langkah 4
Pengumpulan data pemakaian energi dan data produksi yang diambilkan dari
bagian atau cost center tertentu (form data sheet, data historis, dan lain-lain)
Teknis Pelaksanaan Kegiatan Audit energi merupakan aktivitas /kegiatan
teknis yang sistematis, bertujuan untuk mencari PPE pada suatu fasilitas pengguna
energi (mesin / peralatan yang terdapat di suatu plant). Output audit energi, berupa
laporan peluang penghematan energi pada suatu cost center (pusat-pusat biaya
energi) yang dapat dicapai setelah dilakukan pengamatan, pengukuran, dan analisa
energi (perhitungan & pertimbangan energi). Fokus audit energi mengidentifikasi,
mengukur serta menghitung penyimpangan / anomali dari penggunaan energi,
yang umumnya terjadi apabila energi tersebut berinteraksi dengan mesin
(peralatan yang menggunakan energi), manusia, dan metode yang berada dalam
suatu sistem proses (proses produksi, dll). Dengan demikian fokus operasi Audit
energi mencakup Mesin, melakukan pengukuran dan penilaian kinerja operasi
mesin. Manusia, melakukan pengamatan dan evaluasi karakteristik manusia yang
sedang berinteraksi dalam suatu proses produksi. Metode, melakukan pengamatan
dan evaluasi optimalisasi metode yang digunakan dalam suatu sistem produksi.
Material, melakukan pengamatan dan evaluasi material dalam system produksi
(produktifitas).
6.
Pembangunan Baseline.
Baseline
energi
merupakan
suatu
persamaan
linier
sederhana
yang
Clamp pada Tester Power dengan beban yang sebenarnya. Penjepit pada tester
daya adalah pengukur perangkat listrik untuk menentukan Tegangan, Arus,
Tegangan/arus puncak, efektif/reaktif/daya nyata (satu-fase atau 3-fase), Faktor
Daya, Reaktivitas, sudut fasa, Frekuensi, deteksi Fase (3 - tahap), Tegangan/level
harmonis Lux meter arus (sampai 20). Lux meter digunakan untuk mengukur
tingkat
Kelembaban meter adalah jenis instrumen audit energi yang digunakan untuk
mengukur tingkat Anemometer kelembaban. Anemometer adalah jenis instrumen
audit energi yang digunakan untuk mengukur kecepatan aliran udara.
Manometer Manometer adalah alat audit energi yang digunakan untuk
mengukur perbedaan tekanan antara dua titik pengukuran. Manometer biasa
digunakan dalam pipa distribusi (udara, air dan gas), peralatan seperti kompresor
dan pompa. Sound meter Sound meter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur tingkat kebisingan dalam desibel (dB). Sound meter digunakan pada
hampir semua peralatan industri, seperti memutar mesin dan pipa distribusi.
Sound meter dapat membantu memberikan diagnosis dini kebocoran dan
menentukan tingkat kesehatan kerja. Pengukuran Putaran Kecepatan pengukuran
yang digunakan untuk mengukur kecepatan rotasi objek dengan rotasi unit per
menit (RPM). Analyzer Gas Buang Audit energi instrumen yang digunakan untuk
mengukur gas buang untuk mendapatkan efisiensi pembakaran bahan bakar.
Meter Aliran Air Instrumen audit energi yang digunakan untuk mengukur aliran
air. Detektor Kebocoran Instrumen audit energi yang digunakan untuk mendeteksi
lokasi kebocoran dari sistem distribusi gas.
8.
Laporan Audit
Seluruh kegiatan audit energi disusun menjadi suatu Laporan Audit Energi